• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, AND EXPLANATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, AND EXPLANATION"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, AND EXPLANATION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM

MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DI KELAS X SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI

KARYA ILMIAH

OLEH:

DESI HARDIYANTI A1C110029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, AND EXPLANATION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM

MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT DI KELAS X SMA NEGERI 10 KOTA JAMBI

Oleh: Desi Hardiyanti1), M. Dwi Wiwik Ernawati2), Fuldiaratman3) 1) Mahasiswa pendidikan kimia

2) Dosen pendidikan kimia 3) Dosen pendidikan kimia

Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas jambi

E-mail: deeshyenoagraha@yahoo.com ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya motivasi belajar, siswa terlihat kurang bersemangat dalam belajar. Selain itu, proses pembelajaran yang berlangsung cenderung didominasi oleh guru, dengan model pembelajaran penyampaian informasi atau diskusi kelas. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hasil belajar melalui penerapan model Predict,Observe and

Explanation(POE) pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit kelas X SMAN 10 Kota Jambi. Sebagai penelitian eksperimen, ada dua kelas sampel yang digunakan yaitu kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X2 sebagai kelas

kontrol. Metode yang digunakan adalah Quasi Eksperiment. Tehnik pengambilan

sampel dilakukan dengan tehnik Cluster Random Sampling. Instrumen penelitian

berupa tes soal objektif, yaitu tes awal (pretest) untuk melihat kemampuan awal siswa dan tes akhir (posttest) untuk melihat hasil belajar kedua kelas sampel yang dianalisis dengan uji-t. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa selisih rata-rata nilai pretest dan posttest kelas kontrol sebesar 49,76 dan kelas eksperimen sebesar 54,78. Pada uji hipotesis diperoleh hasil analisis thitung=

2,34 dan ttabel = 1,661 atau thit>ttab. Maka hipotesis penelitian (H1) diterima atau

disetujui. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model Predict, Observe and

Explanation (POE) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar kimia siswa pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit kelas X SMAN 10 Kota Jambi.

(3)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu

kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, administrator, masyarakat, dan orang tua peserta didik. Agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat didalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu, kelompok, maupun sosial sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif dan efisien dalam proses pendidikan.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2010). Dalam hal ini guru mempunyai peran yang sangat penting untuk menciptakan proses belajar yang dapat mengembangkan pengetahuan siswa. Berbagai faktor dipandang dapat mempengaruhi hasil belajar/pemahaman konsep siswa. Salah satu faktor penting

adalah model pembelajaran yang

diterapkan guru. Pembelajaran hingga

dewasa ini masih memberikan dominasi

guru, dimana pembelajaran masih

didominasi oleh pembelajaran dengan pemprosesan informasi pada pembelajaran

ini suasana kelas cenderung teacher

centered sehingga siswa menjadi pasif (Trianto, 2007).

Ilmu kimia adalah ilmu yang

mempelajari tentang strukur, susunan, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertainya. Sebagai bagian dari ilmu sains, kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini sulit untuk

dipahami baik konsep maupun

penerapannya.

Materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit merupakan materi kimia

yang diajarkan pada kelas X semester

genap. Pada larutan elektrolit dan

nonelektrolit terdapat konsep yang

memerlukan pengamatan siswa sehingga diharapkan siswa dapat mengamati gejala-gejala, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, dan menarik kesimpulan.

Hasil survei yang dilakukan di SMAN 10 Kota Jambi berdasarkan dari wawancara guru kimia kelas X didapatkan berbagai permasalahan dalam pembelajaran kimia. Hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu kurangnya motivasi belajar, siswa terlihat kurang bersemangat dalam belajar, yaitu dilihat dari rasa ingin tahu yang rendah dan kurang kritis terhadap

pelajaran IPA. Selain itu, proses

pembelajaran yang berlangsung cenderung didominasi oleh guru, dengan model pembelajaran penyampaian informasi atau diskusi kelas. Hanya sebagian siswa yang aktif sehingga tidak ada interaksi antara guru dan siswa, serta siswa dan siswa secara merata. Hal ini berdampak pada rendahnya hasil belajar untuk sebagian siswa khususnya pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dimana rata-rata hasil belajar siswa tahun ajaran 2012/2013

pada materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit yaitu 60,71. Nilai tersebut

masih dibawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM), dimana KKM yang ditetapkan oleh guru kimia kelas X SMA N 10 Kota Jambi pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yaitu 70.

Guru ikut menentukan keberhasilan belajar siswa, dalam hal ini guru dituntut

untuk menguasai materi yang akan

disampaikan kepada siswa, menentukan

pendekatan proses belajar mengajar,

memilih model yang sesuai dengan konsep yang diberikan, mengelola kelas dengan baik, memilih media yang mendukung proses belajar mengajar serta membuat alat

(4)

khususnya dalam materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Berkaitan dengan hal di atas, perlu diupayakan suatu bentuk pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dan penyajian materi kimia yang lebih menarik, sehingga dapat membantu siswa mengatasi

kesulitan belajar dan menghilangkan

persepsi buruk siswa terhadap pelajaran kimia. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit adalah Predict, Observe and Explanation(POE).

Dengan model pembelajaran POE siswa diarahkan dan diajak menemukan

sendiri konsep pengetahuan dari

pengamatan melalui metode demonstrasi

maupun eksperimen di laboratorium

(White dan Gunstone (dalam

Keeratichamroen, 2007)).

Model POE juga dapat membantu siswa mengatasi salah pengertian karena

kemampuan POE dapat menyelidiki

gagasan siswa dan cara mereka dalam menerapkan pengetahuan pada keadaan yang sebenarnya (praktikum), dan untuk menyelidikinya, diperlukan soal-soal yang dapat menggali ketiga kemampuan ini, yaitu soal-soal prediksi, observasi, dan

eksplanasi atau penjelasan. Menurut

Hintzman (1978) dalam psikologi

pendidikan, belajar yang efektif adalah

melalui pengalaman. Dalam proses

pembelajaran, seseorang berinteraksi

langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat indranya. Melaui POE ini juga dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa karena mereka akan menjadi lebih kritis dan menjadi ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga dapat

membuktikan sendiri keadaan yang

sebenarnya.

Berdasarkan uraian diatas penulis menyusun skripsi dengan judul: “Pengaruh

Model Pembelajaran Predict, Observe,

and Explanation (POE) terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit di Kelas X SMAN 10 Kota Jambi “

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

Belajar menurut Slameto (2010) secara psikologis adalah”Suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya atau belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan

perubahan dalam dirinya melalui

pelatihan-pelatihan atau

pengalaman-pengalaman (Baharudin dan Esa, 2010). Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami (Hamalik, 2011). Menurut Chaplin (1972), belajar sebagai proses di mana tingkah

laku ditimbulkan atau diubah melalui

latihan atau pengalaman. Tidak jauh berbeda dengan definisi diatas, Hintzman

(1978) dalam Education Psychology

menjelaskan belajar yang efektif adalah melalui pengalaman. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat indranya.

B. Model Pembelajaran

Model pembelajaran menurut Joice dan Weil (dalam Isjoni, 2009) adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan member petunjuk kepada pengajar di kelasnya. Dalam penerapannya model pembelajaran ini harus sesuai dengan kebutuhan siswa.

Menurut Rooijakkers (dalam Sagala, 2013) menjelaskan bahwa keberhasilan seorang pengajar akan terjamin, jika pengajar itu dapat mengajak para muridnya mengerti suatu masalah melalui semua tahap proses belajar, karena dengan cara

(5)

begitu murid akan memahami hal yang akan diajarkan. Dengan begitu dalam proses pembelajaran pengajar harus dapat

menggunakan model-model dan

pendekatan mengajar yang dapat menjamin

pembelajaran berhasil sesuai yang

direncanakan. Model mengajar dan proses belajar dalam pembelajaran merupakan masalah yang kompleks, karena itu bagi para guru dan tenaga kependidikan lainnya perlu memperkaya pemahamannya yang berkaitan dengan model mengajar.

C. Model Pembelajaran Predict, Observe, and Explanation (POE)

POE adalah singkatan dari

Predict-Obiserve-Explain. POE ini sering juga

disebut sebagai strategi pembelajaran

dimana guru menggali pemahaman peserta didik dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan tiga tugas utama yaitu

prediksi, observasi dan memberikan

penjelasan. (Haryono, 2013).

POE pertama kali diperkenalkan oleh white dan gustone pada tahun 1995 dalam bukunya martini (2010). POE dinyatakan

sebagai strategi yang efisien untuk

memperoleh dan meningkatkan konsepsi

sains peserta didik. Strategi ini

mensyaratkan prediksi peserta didik

melakukan eksperimen untukmencari tahu

kecocokan prediksinya, dan akhirnya

peserta didik menjelaskan kecocokan atau

ketidak kecocokan antara hasil dan

prediksinya.

Menurut Haryono (2013) langkah-langkah model pembelajaran POE, yaitu:

a. Predict

Membuat prediksi atau membuat

dugaan sementara terhadap suatu topik pembelajaran. Dalam membuat dugaan, peserta didik diminta memikirkan alasan mengapa ia membuat dugaan seperti itu.

b. Observe

Melakukan penelitian, peserta didik melakukan eksperimen berkaitan dengan

pemasalahan yang diberikan dan

mengamati apa yang terjadi

c. Explain

Memberi penjelasan, yaitu penjelasan

terutama tentang kesesuaian antara

dugaan (prediksi) yang dibuat peserta didik dengan apa yang dihasilkan pada saat pengamatan.

D. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan

perilaku yang relative menetap dalam diri

seseorang sebagai akibat interaksi

seseorang dengan lingkungannya. Hasil belajar memiliki beberapa ranah atau kategori dan secara umum merujuk kepada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar siswa yang tampak dalam sejumlah kemampuan atau kompetensi setelah melewati kegiatan belajar mengajar sering hanya dinilai dari aspek kognitif saja. Padahal dalam kenyataannya siswa yang belajar pengetahuan tertentu sebenarnya tidak hanya memperoleh keterampilan kognitif saja, tetapi pada saat yang sama juga memperoleh keterampilan lain seperti keterampilan psikomotorik. Jadi, tampak bahwa antara ranah kognitif dan ranah psikomotorik sebenarnya saling melengkapi, bahkan disertai oleh hasil belajar dalam

ranah afektif (sikap). Begitu juga

sebaliknya, siswa yang belajar keterampilan

psikomotorik sebenarnya juga belajar

secara kognitif dan pembentukkan sikap (Uno, 2007: 213).

E. Larutan Elektrolit dan

Nonelektrolit

1. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.Larutan elektrolit dapat berupaasam, basamaupun

garam.Contoh : HCl, H2SO4, NaOH, NaCl.

Larutan elektrolit dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Larutan elektrolit kuat =ditandai

dengan lampu yang menyala terang.

b. Larutan elektrolit lemah=ditandai

dengan lampu yang menyala redup atau lampu yang tidak menyala

(6)

gelembung gas (contoh:larutan amonia, asam cuka).

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.Contoh : larutan gula, larutan urea, larutan alkohol.

a b c

Gambar 2.5 larutan teh (a) susu (b) dan minyak sayur (c) merupakan larutan

nonelektrolit. Jadi tidak dapat menghantarkan arus listrik.

2. Sifat Hantar Larutan

Elektrolit dan Nonelektrolit

a. Proses Terjadinya Hantaran

Listrik Contoh :

 Hantaran listrik melalui larutan HCl.

Dalam larutan, molekul HCl terurai menjadi ion H+dan Cl-:

HCl (aq)H+(aq) + Cl

-(aq)

Gambar. 2.2 proses hantaran listrik

 Ion-ion H+ akan bergerak menuju

Katode (elektrode negatif / kutub negatif), mengambil elektron dan berubah menjadi gas hidrogen.

2H+(aq) + 2eH 2(g)

 Ion-ion Cl- bergerak menuju

Anode (elektrode positif / kutub positif), melepas elektron dan berubah menjadi gas klorin.

2Cl-(aq)Cl

2(g) + 2e

 Jadi : arus listrik menguraikan

HCl menjadi H2 dan Cl2 (disebut

reaksi elektrolisis).

2H+(aq) + 2Cl-(aq)H2(g) + Cl2(g) METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan

adalah Quasi-Eksperimental yaitu

penelitian yang mempunyai kelompok

kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol

variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design.

Pengambilan sampel dilakukan

dengan cara Cluster Random Sampling.

Pada penelitian ini digunakan 2 kelas sampel, X1 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran

Predict, Observe, and Explanation (POE) dan kelas X2 sebagai kelas kontrol dengan

menggunakan model pembelajaran Direct

Instruction(Penyampaian Langsung). Adapun instrumen yang digunakan adalah tes objektif. Data diuji kenormalan dengan uji Liliefors dan diuji homogenitas dengan uji Fischer kemudian menguji hipotesis menggunakan uji kesamaan dua rata-rata, uji satu pihak yaitu uji pihak kanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses pembelajaran dalam penelitian ini memberikan perlakuan yang berbeda

pada kedua kelas sampel. Sebelum

diberikan perlakuan kepada kelas

eksperimen dan kelas kontrol, maka

masing-masing kelas terlebih dahulu

diberikan pretest untuk mengetahui

kemampuan awal siswa. Selanjutnya proses pembelajaran kelas eksperimen diberikan

perlakuan dengan menerapkan model

pembelajaran Predict, Observe And

Explanation, sedangkan pada kelas kontrol dengan pembelajaranDirect Instruction.

(7)

Setelah diberikanposttest, hasil belajar kedua sampel dianalisis dengan uji-t untuk menjawab hipotesis penelitian. Pegujian hipotesis ini dilakukan setelah uji prasyarat dengan uji normalitas dan uji homogenitas yang menunjukkan kedua kelas sampel berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen

Berdasarkan analisis statistik

diketahui bahwa uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masingLhitung<Ltabel, yaitu 0,08<0,148 dan

0,10<0,16 maka dapat disimpulkan kedua kelas sampel berdistribusi normal. Untuk hasil uji homogenitas didapat hasil Fhitung<Ftabel (1,55<1,79) dari hasil tersebut

disimpulkan bahwa kedua kelas sampel

memiliki varian yang homogen.

Kemudian dilakukan analisis uji-t untuk hasil nilai posttest didapat hasil thitung

sebesar 2,34 dengan ttabel pada taraf

signifikan α=0,05 dan derajat kebebasan 67 adalah 1,661. Maka dapat disimpulkan bahwa thitung>ttabel (2.34>1,661) sehingga

H1 diterima. Dengan demikian ini dapat

menguji kebenaran hipotesis,yaitu

terdapat pengaruh penerapan model

pembelajaran Predict, Observe And

Explanation terhadap hasil belajar siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit di kelas X SMAN 10 kota jambi. Pembelajaran yang berpusat pada siswa ini menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran

Direct instruction. Tingginya hasil belajar siswa disebabkan adanya kesempatan yang

diberikan kepada siswa untuk

mengeksplorasikan dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.

Belajar dikatakan menjadi bermakna (meaningful learning) seperti yang dikemukakan oleh Ausubel adalah bila informasi yang akan dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa itu sehingga siswa itu mampu mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya (Trianto: 2007: 25).

Peneliti menggunakan model

pembelajaran Predict,Observe and Explain

pada proses pembelajaran dengan langkah awal, guru dapat mengkondisikan siswa

terlebih dahulu , baik memberikan

apersepsi pada pembelajaran, motivasi atau membagi kelompok agar dapat berdiskusi dengan yang lain dan bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan yang diberi guru.dalam proses pembelajaran ini guru hanya sebagai fasilitator dan mediator, hal ini tentunya akan mendorong siswa dalam pembelajaran yang mandiri.

Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari siswa pada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pada materi pokok larutan elektrolit dan nonelketrolit, proses pembelajaran yang

dilakukan dengan model Predict,Observe

and Explain akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Ini dikarenakan pada kelas dengan model

pembelajaran Predict,Observe and Explain

memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengobservasi secara langsung dan nyata terhadap materi yang sedang

dipelajari sehinggga siswa dapat

berpartisipasi dengan aktif. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Khantavy dan Yuenyong (2009: 11) dalam jurnalnya yang berjudul ”The Grade 1 Student’s Mental Model Of Force and Motion Through Predict-Observe-Explain (Predict, Observe And Explanation) Strategi” yang menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran Predict,Observe and Explain merupakan strategi yang dapat memberikan pengetahuan baru kepada

siswa secara nyata serta dapat

meningkatkan partisipasi siswa agar lebih

aktif dan kreatif sehingga mampu

meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.

Menurut Kearney e. Al (2001: 590) dalam Desi Nuranisa, untuk menciptakan proses pembelajaran yang memenuhi model

pembelajaran Predict,Observe and Explain

harus didukung dengan observasi oleh siswa secara langsung. Observasi yang biaasa dilakukan ialah melalui kegiatan

(8)

Predict,Observe and Explain adalah pembelajaran yang berusaha membewa peserta didik agar memiliki pemahaman yang cukup sehingga dapat meminimalkan miskonsepsi pada materi yang sedang

dipelajari. Keberhasilan model Predict,

Observe and Explaintidak terlepas dari tiga

hal penting yang ada dalam Predict,

Observe And Explanation ini sendiri, yaitu prediksi, observasi dan penjelasan. Tahapan prediksi memberikan kesempatan siswa untuk menduga masalah yang diberikan dan memikirkan alasan mengapa memiliki dugaan seperti itu. Pada langkah observasi siswa diberikan kebebasan untuk menguji dugaannya melalui kegiatan praktikum atau observasi lain untuk mengamati apakah

hasil dugaan sesuai dengan hasil

observasinya dan siswa dapat

menyimpulkan apakah hasilnya sesuai atau tidak atau untuk membangun pemahaman siswa agar materi yang dipelajari tidak bersifat abstrak. Tahap ketiga adalah penjelasan untuk memberikan pembenaran apabila dugaan dan hasil observasi siswa berbeda. Dengan ketiga tahap tersebut memungkunkan pemahan lebih baik lagi

dan hasiil belajar siswa juga akan

meningkat.

Selain dari model pembelajaran

terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, Menurut

slameto (2003) bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil dan prestasi belajar, yaitu :

a. Faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri,

b. Faktor-faktor yang ada pada

lingkunga keluarga

c. Faktor-faktor yang ada di lingkungan sekolah

d. Faktor-faktor pada lingkungan sosial dan lebih besar

Pencapaian hasil belajar yang

optimal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :  Kesiapan belajar  Motivasi  Keaktifan siswa  Mengalami sendiri  Pengulangan

 Balikan dan penguatan

Pembelajaran Predict, Observe And

Explanation dikembangkan untuk

membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir, pemecahan masalah

dengan pengamatan langsung dan

keterampilan intelektual. Belajar berbagai peran orang dewasa melalui perlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan pembelajaran yang mandiri.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

Hasil pengujian hipotesis

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan penerapan model

pembelajaran Predict, Observe and

Explanation dalam materi larutan elektrolit dan nonelektrolit terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA N 10 Kota Jambi, yang ditunjukkan dengan thitung> ttabel.

DAFTAR RUJUKAN

Anderson, L.W., dan Krathwohl, D.R.

2010. Kerangka Landasan Untuk

Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen.Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta

Asep, J dan Haris, A. 2008. Evaluasi

Pembelajaran. Jakarta: Multi Pressindo

Baharudin dan Wahyuni E.N. 2010. Teori

Belajar dan Pembelajaran.

Darmadi, H. 2011. Metode Penelitian

Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan

Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta

Hamalik, O. 2011. Proses Belajar

(9)

Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan. Yogyakarta: Amara book

http://www.recsam.edu.my/cosmed/cosme d09/AbstractsFullPapers2009/Abstrac t/Science%20Parallel%20PDF/Full% 20Paper/10.pdf

Indrawati dan Wanwan S. 2009.

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan untuk Guru SD. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan Ilmu Pengetahuan

Alam (PPPTK IPA).

Isjoni. 2009. Cooperative Learning.

Bandung: Alfabeta

Joyce, Bruce ;Weil , Marsha, and Showers,

Bweverly.1992. Models of Teaching.

Fourth Edition. Boston: Allyn and Bacon.

Joyce, C. 2006. “Predict, Observe,

Explain (POE).” Tersedia pada http://arb.nzcer.org.nz/strategies/p oe.php

Keeratichamroen, W. 2007. Using the

Predict–Observe–Explain (POE) to Promote students’ learning of tapioca bomb And chemical reactions

http://repository.upi.edu/operator/upload/t _fis_0706337_chapter.pdf.

Purba, M. 2007.Kimia SMA Untuk Kelas

X Semester 2. Jakarta: Erlangga

Qoryana, D. 2012. Upaya Peningkatan

Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model Predict, Observe, and Eksplanation pada Materi Gerak Lurus di kelas X SMAN 8 Batanghari.Skripsi. Jambi: Universitas Jambi

Sagala, S. 2013. Konsep dan Makna

Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D). Bandung: Alfabeta.

Syah, M. 2012.Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Trianto, 2007. Model-model

Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka

Uno, H.B. 2007. Model Pembelajaran.

Jakarta: Bumi Aksara

Wah Liew, C. & Treagust, D. 2004. The Effectiveness Predict – Observe – Explain (POE) Technique in Diagnosing Studen’s Understanding of Science and Identifying Their Level of Achievement.

Yamin, M. 2007. Desain Pembelajaran

Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada

Gambar

Gambar 2.5 larutan teh (a) susu (b) dan minyak sayur (c) merupakan larutan

Referensi

Dokumen terkait

2 Excavator memuat pasir beton hasil galian ke dalam dump truck 3 Dump truck mengangkut batu kali ke lokasi pekerjaan2. I

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah agar masyarakat Desa Kasunyatan memiliki penghasilan tambahan sehingga dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga yang pada

konsentrasi pemberian larutan pada tekanan-2 bar pada pengamatan persentase kecambah normal telah menunjukkan batas toleran kekeringan yang cukup, sebaliknya

Metode uji cepat untuk skrining genotipe padi gogo cekaman Al pada fase perkecambahan dapat dilakukan dengan menggunakan metode uji di permukaan larutan (UPL)

kelompok lain. Untuk analisis kuantitatif berdasarkan tes siklus. Setelah melaksanakan 4 kali pertemuan, selanjutnya diberikan tes sebagai penutup siklus I. Berdasarkan

Atas rahmat Allah, akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul ”ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH

Hasil penelitian permainan anak yaitu sebagai beriku: pertama , deskripsi mengenai permainan anak di Desa Tanjungwangi Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung yang

Sedangkan menggunakan bilah dan ban bekas dapat digunakan untuk memperbaiki teknik jingkat (hop). Sehingga siswa dapat lebih terkontrol gerakan yang diharapkan dapat