• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PSIKOLOGI SOSIAL 1 MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 07"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

PSIKOLOGI

SOSIAL 1

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Psikologi Psikologi

07

MK10230 Irfan Aulia, M.Psi. Psi

Abstract

Kompetensi

Atribusi Sosial Pengertian atribusi sosial, teori-teori atribusi, kesalahan dalam atribusi

(2)

Atribusi Sosial

Pendahuluan

Dalam memahami realitas sosial ada satu prinsip menarik dalam memandang realitas sosial yaitu manusia tidak memberikan respon terhadap realitas sebagaimana adanya tetapi realitias sebagaimana yang telah dibangun. Robert Jarvis (1985) memberikan penjelasan mengenai situasi realias sosial dalam kalimat yang berbunyi

“ begitu ada memiliki keyakinan terhadap sesuatu, maka hal itu mempengaruhi cara anda memaknakan semua informasi yang lainnya”

Hal ini menjelaskan bahwa manusia memiliki pandangan mengenai realitas tergantung dari cara ia membangun realitas ini.

Priming

Priming adalah mengaktifkan asosiasi tertentu dalam memori. Sistem memori manusia adalah suatu jaringan asosiasi. Manusia mengingat simbol dalam memaknakan fenomena tertentu. Salah satu contoh adalah penelitian dari John Bargh (1996) ketika sekelompok orang diberikan kalimat seperti tua, bijaksana, pensiun, kelompok yang diberikan kalimat ini tanpa sadar menjadi lebih lambat dan pelan dalam berjalan ke lift dibandingkan yang tidak menggunakan kalimat ini.

Hal ini menjelaskan efek dari sebagian besar cara manusia melakukan proses informasi berlangsung tanpa sadar dan otomatis. Untuk mengujinya coba anda bayangkan kelas, maka akan ada serangkaian informasi yang muncul dalam pikiran anda, lalu masukkan pikiran kelas yang menyenangkan, maka akan anda informasi dan bayangan tertentu yang menggambarkan kelas yang menyenangkan, lalu coba lihat gerakan tubuh anda, akan anda pergerakan tertentu dalam tubuh anda yang merespon bayangan tersebut.

Atribusi

Atribusi adalah upaya untuk memahami penyebab terjadinya tingkah laku pada orang lain. Sebagai pendahuluan untuk mampu memahami orang lain maka kita harus mampu memahami cara berpikir dan cara merasa, namun bila kita ingin lebih memahami dan memprediksi tingkah laku orang tersebut di masa yang akan datang maka kita harus masuk lebih dalam kepada kondisi watak orang tersebut. Watak dalam istilah psikologi disebut

dispositions- karakteristik yang menetap dari seseorang seperti sifat kepribadian, sikap, dan

kemampuan. Di dalam proses atribusi maka kondisi menetap yang disebut sebagai watak ini menjadi salah satu proses penting dalam penyebab tingkah laku sosial.

Proses atribusi adalah upaya untuk memahami orang lain dari agar kita bisa mengelola kehidupan sosial. upaya untuk memahami orang lain didapatkan dari melakukan pengamatan, analisa, dan penjelasan mengenai tingkah laku orang. Proses ini disebut sebagai atribusi.

Hal ini disebabkan setiap orang selalu berusaha untuk mencari tahu dan mengerti tingkah laku orang lain dengan mengumpulkan dan memadukan potongan potongan informasi sehingga mereka tiba pada penjelasan masuk akal tentang sebab sebab orang lain

(3)

bertingkah laku tertentu. Itu sebabnya atribusi tidak bicara mengenai penyebab sebenarnya dari tingkah laku orang tersebut tetapi dari proses orang menyimpulkan penyebab tingkah laku orang lain.

Dalam menyimpulkan atribusi ini heider memberikan kerangka kerja konseptual bahwa orang mempunyai kerangka tertentu untuk menyimpulkan penyebab terjadinya tingkah laku tertentu. Dalam kerangka kerja heider orang mempunyai maksud atau intensi (keyakinan, niat, hasrat dan tujuan) dalam mencapai sesuatu.

Fritz Heider (1958) memberikan dua hal yang bisa kita amati, analisa sebagai penyebab tingkah laku seseorang, yaitu atribusi personal dan atribusi situasional. Atribusi personal adalah hal hal yang ada di dalam orang tersebut seperti watak pemarah, agresif, dan ambisus. Atribusi situasional adalah persepsi terhadap situasi yang dialami orang tersebut seperti persepsi situasi kompetitif yang menekan, persepsi situasi dalam tekanan pekerjaan, dan sebagainya.

Teori inferensi terkait

Teori ini mencari tahu cara orang menyimpulkan penyebab tingkah laku dengan melakukan korespondensi antara tingkah laku seseorang dengan karakteristik personal orang tersebut yang mereka lihat. Teori ini berasumsi bahwa seseorang mengobservasi perilaku seseorang atau orang lain dan kemudian menarik kesimpulan terhadap watak kepribadian orang tersebut. Dengan arti yang lain teori ini membicarakan tentang bagaimana orang lain menarik kesimpulan tentang sifat watak kepribadian orang lain melalui observasi terhadap perilaku orang tersebut.

Menurut Jones dan Davies ada beberapa faktor yang dapat dijadikan faktor untuk menarik kesimpulan tentang apakah suatu perbuatan disebabkan oleh sifat kepribadian atau disebabkan oleh tekanan situasi.

1. Tindakan yang tidak umum (non common effect) 2. Tindakan atas pilihan sendiri (freely chosen act)

3. Tindakan yang menyimpang dari kebiasaan (low socia desirability)

Tindakan yang tidak umum contohnya adalah tindakan yang tidak umum dilakukan oleh

norma tetapi dilakukan oleh orang tersebut. Sebagai contoh tindakan memukul untuk mendapatkan kesenangan seksual, tindakan ini tidak umum dilakukan tetapi bisa dilakukan dan ini mencerminkan watak orang tersebut.

Tindakan atas pilihan sendiri contohnya adalah anak ini diterima di fakultas kedokteran di

sebuah perguruan tinggi ternama namun ia lebih memilih menjadi fotografer. Hal ini tindakan atas pilihan sendiri dan tidak ditekan oleh lingkungannya. Hal ini bisa disimpulkan bahwa orang ini lebih mencintai profesi fotografi dibandingkan berkuliah di fakultas kedokteran

Tindakan yang tidak umum atau menyimpang dari kebiasaan. Contohnya adalah orang

yang berbahagia dan tertawa di dalam kondisi berduka atau ada seseorang yang meninggal. Normalnya dalam keadaan berduka cita orang akan memberikan mimik muka yang bersedih, namun ia tertawa. Dari observasi terhadap tingkah laku orang tersebut kita bisa memberikan atribusi mengenai orang tersebut mengalami watak gangguan tertentu.

(4)

Teori ini menyetujui bahwa orang melakukan penarikan kesimpulan dari tingkah laku seseorang berawal dari proses persepsi dan bahwa sumber atribusi ini bisa berwujud kepada personal (internal di dalam diri orang tersebut) atau eksternal (diluar orang tersebut). Kelly memakai prinsip kovarian, prinsip ini mengatakan bahwa saat tingkah laku ini ada, maka akan terjadi reaksi tertentu dan saat tingkah laku ini tidak ada, maka tidak akan ada reaksi tersebut. Oleh karena itu kelly mengajukan tiga faktor dasar yang digunakan orang untuk menyimpulkan penyebab tingkah laku:

1. Kekhususan (distinctiveness)

Konsep ini menjelaskan bahwa ada derajat perbedaan reaksi orang terhadap stimulus atau peristiwa yang berbeda. Bila orang tersebut menunjukkan reaksi yang sama terhadap stimulus yang berbeda, maka dapat disimpulkan orang tersebut memiliki kekhususan yang rendah.

Sebagai contoh orang tertawa saat menonton cerita humor. Maka kita perlu melihat apakah ia akan tertawa di seluruh cerita humor atau ia tertawa pada satu cerita humor tertentu. Dengan melihat ini kita akan mengetahui derajat kekhususan penyebab tingkah laku individu.

2. Konsistensi

Konsistensi adalah derajat kesamaan reaksi seseorang terhadap satu stimulus atau peristiwa yang sama pada waktu yang berbeda. Saat pelaku melakukan hal yang sama dengan reaksi yang sama pada waktu masa lalu dan hari ini, maka pelaku memiliki derajat konsistensi yang tinggi.

3. Konsesus

Konsesus merupakan derajat kesamaan reaksi seseorang terhadap stimulus atau peristiwa tertentu. Apakah peristiwa tertentu mempunyai efek yang sama pada banyak orang, semakin banyak orang yang memiliki efek tertentu pada peristiwa tertentu maka semakin tinggi nilai konsesus yang diperoleh.

Contoh peristiwa konsesus di tanah air, adalah peristiwa jatuhnya air asia yang menyebabkan banyak orang berduka. Peristiwa ini memiliki efek duka yang terjadi pada banyak orang Indonesia.

(5)

Gambar 1.2 contoh skema dari teori kovarian kelly Kesalahan atribusi

Pemberian atribusi dapat salah. Hal ini disebabkan beberapa hal: 1. Kesalahan pengenalan tanda

Manusia cenderung berpikir heuristik yaitu cenderung berpikir bahwa sebuah tanda dapat menyimpulkan sesuatu. Menurut Daniel Kahneman manusia seringkali menyimpulkan terlalu cepat satu fenomena sosial berdasarkan tanda tanda tertentu. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya bias pada atribusi.

2. Kesalahan atribusi mendasar

Yaitu kecenderungan untuk terlalu berlebihan dalam memperhitungkan faktor watak pada perilaku seeorang. Padahal ada kalanya faktor eksternal seperti lingkungan dapat mempengaruhi perilaku seseorang.

3. Efek pengamat

Hal ini adalah kenderungan untuk melakukan atribusi eksternal terhadap penyebab perilaku kita dan melakukan atribusi internal terhadap penyebab perilaku orang lain. Misalnya jika ada orang mendapat nilai yang kurang baik maka disebutkanlah penyebabnya adalah orang itu sendiri, sedangkan saat diri sendiri yang mendapatkan nilai yang kurang baik disebutkanlah bahwa penyebabnya karena kesibukan yang dibebankan atasan terhadap kita.

Daftar Pustaka

Aronson, Elliot., Timothy D. Wilson, Robin M. Akert. (2010). Social Psychology 7th edition. Prentice Hall

(6)

Bronfenbrenner, U. (1994). Ecological Models of Human Development. In international Encyclopedia of Education, Vol. 3, 2nd. Ed. Oxford: Elseveir. Reprintedi in: Gauvain, M.& Cole, M (Eds.),

Readings on the development of childern, 2nd Ed. (1993, hal. 37-43). NY : Freeman

Myers, David. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Humanika Salemba

Shaffer, David R. (2009). Social and Personality Development 6th edition. Wadhsworth: Cangage Learning.

Gambar

Gambar 1.2 contoh skema dari teori kovarian kelly  Kesalahan atribusi

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, Peran Istri buruh tani disini dalam upaya peningkatan prestasi belajar anak adalah dilihat dari banyaknya ibu yang memberikan motivasi kepada anaknya

Pelaksanaan kegiatan yang mendukung outcome 14 IKU tersebut berasal dari program peningkatan pelayanan Badan Layanan Umum Daerah di RSUD Dr.. Soetomo tahun 2015, maka dapat

Aplikasi yang dirancang ini dapat digunakan untuk memberikan kemudahan kepada dokter untuk mendeteksi dan mengetahi suatu gejala penyakit epilepsi yang dialami

Representasi stereotip perempuan dalam roman Papua Isinga karya Dorothea Rosa Herliany termanifestasikan melalui nasihat-nasihat orang-orang tua baik di perkampungan Aitubu

Allianz tidak menanggung risiko yang terjadi atas diri Tertanggung akibat penyakit, perawatan dan pengobatan, serta biaya yang dikecualikan dalam program Asuransi

4..2 Jumlah Sekolah Dasar dan Ruang Kelas Menurut Status Sekolah Dirinci per Kelurahan di Kecamatan Kota Baru , 2013……… Number of Elementary School and Classroom by Status of

Medernisasi dan Globalisasi merupakan suatu bentuk pengaruh perkembangan zaman yang berkembang dengan pesat pada zaman sekarang ini, di mana pada perkembangan dunia sekarang

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) yaitu Investment Account Holders