Aspek Keteknikan Pertanian Pada Pengolahan
Teh Hitam
Orthodoks
di PTP Nusantara VIII
Kebun Malabar, Bandung
Oleh Juan Maragia
F14103062
Dibawah bimbingan
LATAR BELAKANG
• Teh merupakan komoditi non-Migas yang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi
• PT Perkebunan Nusantara VIII melakukan
proses produksi dari mulai proses budidaya
sampai pengemasan teh siap minum
• Dalam proses pengolahan ini banyak diterapkan
ilmu-ilmu keteknikan pertanian
PENGOLAHAN TEH
Orthodoks
CTC
•
Rasa kurang
•
Warna kurang
•
Aroma kuat
•
Rasa kuat
•
Warna pekat
•
Aroma kurang
•
Proses
penggilingannya
dilakukan
tahap
demi tahap
•
Pelayuan dilakukan
sampai kadar air
51%-58%
•
Proses
penggilingannya
dilakukan dalam I
tahap
(robek
potong, gulung)
•
Pelayuan dilakukan
sampai kadar air
62%-68%
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
• Kegiatan praktek lapang ini dilaksanakan di PT
Perkebunan Nusantara VIII kebun Malabar,
Desa Banjasari, Kecamatan Pangalengan,
Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat
• Dengan waktu praktek lapangan selama 45
hari kerja efektif, terhitung sejak tanggal 3
Juli 2006 sampai 22 Agustus 2006
pelayuan
Penggilingan
Oksidasi Enzimatis
Pengeringan
Sortasi
Pengepakan
PROSES PELAYUAN
Heat Exchanger
kondisi lingkungan tidak
menunjang untuk pelayuan
Selisih termometer bola basah
dan bola kering <2 derajat C
Kadar air 79%-81%
Kadar air 51%-58%
• Bahan bakar
:
industrial diesel oil
PROSES PELAYUAN
• Pembeberan
• Analisa petik dan
analisa Pucuk
• Masa Layu
• Turun Layu
PROSES penggilingan
Kadar air pucuk 51%-58%
Turun layu
Penggilingan
Penggilingan bertujuan untuk mengeluarkan sari-sari sel
agar enzim yang ada dapat bereaksi dengan udara luar
sehingga terjadi oksidasi enzimatis awal
PROSES penggilingan
Cairan sel keluar
Dinding sel rusak
Penggulungan
Pememaran
Gesekan
PROSES penggilingan
•
Penggilingan tahap I dengan
Open Top Roller
•
Penggilingan tahap II
dengan
Press Cup Roller
•
Pengigilingan tahap III dengan
Rotorvane I
•
Penggilingan tahap IV dengan
Rotorvane II
Proses penggilingan dibagi menjadi 4 tahap :
OPEN TOP ROLLER
Berfungsi untuk Menggulung
pucuk yang telah layu
Dinding sel rusak
OKSIDASI ENZIMATIS
Kelembaban ruang giling
OTR
DOUBLE INDIAN BREAKER NETSORTIDER
DIBN
SORTASI BASAH
PENGUMPALAN
PUCUK
KENAIKAN SUHU
PRESS CUP ROLLER
MEKANISME TEKAN
OPEN TOP ROLLER
PENGGILINGAN DILAKUKAN
SELAMA 30 MENIT DENGAN WAKTU
GENCET 10 MENIT DAN
WAKTU KIRAB 5 MENIT
rotorvane
Berbentuk silinder dengan
diameter 0.381 meter
Auger
Resistor
End Plate
•
Berbentuk spiral
•
Pendorong bubuk teh
•
Penghancur
•
Terletak di kulit bagian
dalam silinder
•
Penahan bubuk
Oksidasi enzimatis
Proses oksidasi enzimatis
Kondisi bubuk teh yang optimum
pengeringan
PENGERINGAN
Fluidized Bed Dryer
Two Stage Dryer
mesin pengering bubuk dengan
metoda penghembusan udara
panas secara langsung pada
bubuk teh
melakukan
pengeringan
dengan
empat
tingkat
dengan menggunakan dua
buah jalur
PROSES SORTASI
BUBUK TEH YANG BELUM SERAGAM DALAM JENIS DAN MUTU
Proses sortasi
PENGERINGAN
PROSES SORTASI
Beberapa mesin yang digunakan
•
Pemisah berdasarkan ukuran partikel
•
Pemisah
berdasarkan
kandungan
tulang dan serat
•
Pemisah berdasarkan berat jenis
•
Pemisah berdasarkan warna
•
Memperkecil ukuran
Java Sorter
Mini Sifter
Midleton
Vibrek
Winnower
Senvec
Cutter
Druck Roll
PROSES pengepakan
•
Memperpanjang umur simpan
•
Memudahkan penyimpanan
•
Memudahkan pengangkutan
PROSES pengepakan
Sortasi
Peti Miring
Tea Bulker
Tea Packer
Tea Sack Vibrator
PROSES pengepakan
Bubuk teh yang dihasilkan
:
Mutu I, antara lain
• Orange Peko (OP)
• Broken Orange Peko (BOP)
• Broken Orange Peko I Spesial (BOP I SP) • Broken Orange Peko I (BOP I)
• Broken Tea (BT) • Broken Peko (BP)
• Broken Peko Fanning (BP Fanning) • Peko Fanning (PF)
• Orange Peko Spesial (OPS)
• Broken Orange Peko Fanning (BOP F) • dust
Mutu II, antara lain
• BP II • BT II • PF II • Dust II • Dust III
• Broken Tea II Australia Mixed Grade (BT II AMG)
• Broken Peko II Singapura Mixed Grade
(BP II SMG) • Fanning.
Mutu III, antara lain
• Broken Mixed (BM), dan • Pluff
.
kesimpulan
•
Proses pengolahan teh hitam
Orthodoks
dimulai dari pelayuan,
penggilingan, oksidasi enzimatis, pengeringan, sortasi, dan
pengepakan.
•
Alat dan mesin yang beroperasi di pabrik adalah
Monorail
,
Withering
Trough
(WT),
Heat Exchanger
(HE),
Open Top Roller
(OTR),
Press
Cup Roller
(PCR),
Rotor Vane
(RV),
Double Indian Breaker
Netsortideer
(DIBN),
Humidifier
,
Conveyor,
Heat Exchanger
(HE),
Fluidized Bed Dryer
(FBD),
Two Stage Dryer
(TSD),
Midleton,
Vibrex, Java Sortir, Druck Roll, Tea Cutter, Senvec, Winnower, Mini
Sifter, Lift, Tea Bin/
Peti Miring,
Tea Bulker, Tea Packer, Tea Sack
kesimpulan
• Jenis bubuk teh yang dihasilkan antara lain :
Orange Peko
(OP),
Broken Orange Peko
(BOP),
Broken Orange Peko
I
Spesial
(BOP I SP),
Broken Orange Peko
I (BOP I),
Broken Tea
(BT),
Broken Peko
(BP),
Broken Peko Fanning
(BP Fanning),
Peko Fanning (PF), Dust, Orange
Peko Spesial (OPS), Broken
Orange Peko Fanning
(BOP F), BP II, BT
II, PF II,
Dust
II,
Dust
III,
Broken Tea
II
Australia Mixed Grade
(BT II AMG),
Broken Peko
II
Singapura Mixed
Grade (BP II SMG),
SARAN
•
Untuk meningkatkan kualitas diperlukan pengontrolan
yang baik terhadap kinerja tenaga kerja, terutama
pada saat proses pelayuan.
•
Memfungsikan lagi beberapa peralatan dan fasilitas
penunjang untuk memaksimalkan proses produksi.
•
Perlu adanya pengkajian ulang terhadap bentuk,
IF YOU ARE TOO HEATED
TEA WILL COOL YOU
IF YOU ARE TOO COLD
TEA WILL WARM YOU
IF YOU ARE TOO DEPRESSED
TEA WILL CHEER YOU
IF YOU ARE EXCITED
IT WILL CALM YOU
Pengolahan Teh
pelayuan
sortasi
pengeringan
penggilingan
pengepakan
•
fungsi :
mesin pelayuan pucuk basah
dengan cara penghembusan udara
(dingin, panas)
•
kapasitas :
1300
–
1700 kg pucuk
basah
•
udara dihembuskan :
18000
–
30000
cfm
•
sumber tenaga :
motor listrik 5.5 kW,
7.5 kW
•
bagian utama :
main fan
, bak
pelayuan
•
bak pelayuan :
25000 x 1800 x 950
mm, 25440 x 1930 x 900 mm
•
pintu kontrol :
900 x 600 mm
•
main fan
:
ø
1100 mm 6 sudu,
ø
1200
mm 10 sudu
•
jumlah yang beroperasi :
42 unit
•
suku cadang :
steel wire mesh
lubang
50 mm,
nylon net
, plat
eyzer
,
bearing
6207,
bearing
6208,
bearing
6209,
bearing
6310, motor 5.5 kW dan
motor 7.5 kW,
thermis
o/l mitsubishi
12
–
25 a & kabel
fungsi : mesin penggulung pucuk layu dan
hasil gilingannya berupa bubuk i dan badag I
kapasitas : 350 kg pucuk layu
sumber tenaga : motor listrik 11 kW, 1460 RPM
Sistem transmisi : sabuk – v tipe c – 67 & puli
putaran jubung : 40 rpm
tipe mesin : double action (jubung & alas
giling berputar horizontal bersamaan, tidak beriringan)
jumlah yang beroperasi : 42 unit
suku cadang : motor listrik 15 kW 960 rpm,
gearbox, plat stainless tebal 3 mm untuk
jubung (leaf container), thermis o/l mitsubishi 30 - 60 a, kabel nym 3 x 2 ½,
sabuk-v mitsubishi c-67, dan strip stainless 30 x 5 mm
OPEN TOP ROLLER
gangguan – gangguan mesin :
• sabuk - v kendur atau putus akibat jumlah/tipe sabuk-v yang tidak sesuai
• rpm jubung (leaf container) dan alas giling yang tidak standar akibat ausnya engkol • jarak antara jubung (leaf container) dan
alas giling tidak sesuai standar akibatnya pucuk/bubuk tercecer keluar mesin
Kegiatan Perawatan
Jam Kerja Mesin/ Hari
Kriteria Perawatan
Pemeriksaan Zekering/Pengaman 12 jam 1 x 500 jam Penggantian Sabuk - V / Drive Belt 12 jam 1 x 6000 jam
Penggantian Bearing 12 jam 1 x 3500 jam Pelumasan Motor 12 jam 1 x 1500 jam Penggantian Contactor 12 jam 1 x 6000 jam Penggantian Oli Gearbox 12 jam 1 x 2500 jam Pembersihan Rutin 12 jam Setiap Hari
ROTOR VANE
fungsi : mesin pemotong bubuk sisa hasil
pengayakan (badag ii) dan hasil gilingannya berupa bubuk iii dan badag iii
kapasitas : 1500 kg bubuk basah
sumber tenaga : motor listrik 20 kW, 960
rpm
Sistem transmisi : sabuk – v tipe c – 67 &
puli
putaran poros utama : 60 rpm jumlah vane : 11 buah
jumlah yang beroperasi : 4 unit
suku cadang : motor listrik 15 kW 960 RPM,
baud stainless Ø 5/8 ” x 2 ”, gear z = 59, besi poros Ø 3 ”, puli 6 alur tipe C Ø 250,
bronz pejal Ø 2 ”, contactor A. E. G LS 57, dan kabel NYM 5 phasa
gangguan – gangguan mesin :
• vane macet akibat pengisian bubuk yang berlebihan
• resistor mengalami keausan akibat terkikis bubuk dan getah
• barrel (tabung) bergetar akibat mur pengencang barrel lepas atau longgar.
Kegiatan Perawatan Mesin/HariJam Kerja Kriteria Perawatan
Pemeriksaan Zekering/
Pengaman 12 jam 1 x 500 jam Penggantian
Sabuk-V/Drive Belt 12 jam 1 x 3000 jam Pelumasan Motor 12 jam 1 x 1500 jam Penggantian Contactor 12 jam 1 x 6000 jam Penggantian Oli Gearbo
x 12 jam 1 x 2500 jam Pembersihan Rutin 12 jam Setiap Hari
standar perawatan :
Inlet
Batang Penahan
Barrel
Barrel Penahan (Baud-Baud)Resistor
Kemudi Penggerak
Barrel
End Plate Penahan
End Plate Vane Outlet Gearbox Motor Penggerak Sistem Transmisi Rangka Pelindung Sistem Transmisi Poros Penggerak Utama
ROTORVANE
Jenis Teh Berat Jenis (cc/100 gram)
Jenis Teh Berat Jenis (cc/100 gram)
OP 475 – 480 BT 410 – 420
BS 390 – 395 BP 245 – 250
FOP 400 – 440 PF II 280 – 290
TG FOP 370 – 400 DUST II 240 – 250 F BOP 365 – 370 DUST III 225 – 230
FF 365 – 370 BT II 340 – 350 BOP I Sp 365 – 370 BT II S 330 – 345 G BOP 340 – 350 BT II AMG 320 – 335 TG BOP 340 – 350 BP II 250 – 260 BOP I 340 – 350 BP II S 280 – 290 FB 500 – 505 BP II SMG 300 – 320 BOP 340 – 350 FANN II 240 – 250 BOP F 330 – 335 BM 300 – 325 PF 290 – 295 PLUFF 320 - 325 DUST 250 – 255
STANDAR BERAT JENIS TEH HITAM
ORTHODOKS
JENIS ISIAN PER SACK JUMLAH BESAR CHOP KECIL OP 40 - 20 FOP/FP 40 - 20 FBOP/ BOP I SP 40 - 20 BOP I 43 - 20 FB 25 - 20 BOP 50 - 20 BOP F 51 40 20 PF 54 40 20 DUST 60 40 20 BT 42 40 20 BP 63 40 20 PF II 55 40 20 DUST II 60 40 20 BT II 50 40 20 BP II 57 40 20 DUST III 65 40 20 BT II AMG 50 40 - BP II SMG 57 40 - FANNING II 50 40 - BM 50 40 - PLUFF 35 40 30
(Sumber: Perkebunan Malabar)
NO JENIS BUBUK BERAT 1 PAPER SACK (KG)
BERAT 1 CHOP (KG)
1 Orage peko 40 800
2 Broken Orange Peko 1 Spesial 43 1720
3 Broken Orange Peko 1 44 1760
4 Broken Orange Peko 50 2000
5 Broken Orange Peko Fanning 51 2040
6 Peko Fanning 54 2160 7 Dust 60 2400 8 Broken Tea 42 1680 9 Broken Peko 63 2520 10 Peko Fanning II 55 2200 11 Dust II 60 2400 12 Broken Tea II 50 2000 13 Broken Peko II 57 2280 14 Dust III 65 2600 15 BM 50 2000 16 Fanning II 50 2000 17 Pluff 35 1400
Oksidasi Enzimatis
•
Bubuk I selama 110-225 menit dimulai
sejak masuk OTR
•
Bubuk II selama 110-135 menit dimulai
sejak masuk OTR
•
Bubuk III selama 130-155 menit dimulai
sejak masuk OTR
•
Bubuk IV selama 140-155 menit dimulai
sejak masuk OTR
•
Badag
selama 150-165 menit dimulai sejak
Orthodoks Vs CTC
Sistem Orthodox
Sistem CTC
1. Derajat pucuk layu 44
–
46 %
2. Ada sortasi bubuk basah
3. Tangkai/ Tulang terpisah
disebut badag
4. Diperlukan pengeringan TSD
5. Cita rasa air seduhan kuat
6. Banyak tenaga Kerja
7. Tenaga listrik tinggi
8. Sortasi kering kurang
sederhana
9. fermentasi bubuk basah
selam 105
–
120 menit
10.Proses pengolahan lebih dari
20 jam
1. derajat pucuk layu 32
–
35%
2. Tidak ada sortasi bubuk
basah
3. Ukuran bubuk basah hampir
sama
4. Pengeringan cukup FBD
5. Cita rasa air seduhan kurang
kuat. Air seduhan cepat
merah
6. Sedikit tenaga kerja
7. Tenaga listrik sedikit
8. Sortasi kering sederhana
9. Fermentasi bubuk basah
selam 80
–
85 menit
10.Proses pengolaha kurang
dari 20 jam
TSD Vs FBD
Uraian TSD FBD
1. Udara Tidak memerlukan tekanan Memerlukan tekanan
udara tinggi udara yang tinggi
2. Suhu/temperatur :
Inlet 82o-C – 99oC 121oC – 126oC
Outlet 49oC – 54oC 93oC – 98oC
3. Gerak bubuk Diam (dibawa oleh tray) Bergerak (oleh hem-
busan udara mengam- bang di alas plat ber- lubang.
4. Pengisian/penggunaan Dapat digunakan untuk Digunakan hanya
bubuk badag, tidak ber- untuk bubuk, berkesi- kesinambungan, tiap jenis nambungan, tiap jenis bubuk dapat dipisahkan bubuk dapat dipisah
5. Lama pengeringan 20-25 menit 15-20 menit
6. Kapasitas Rendah, ditentukan oleh Tinggi, tidak ditentu-
panjang mesin kan panjangnya mesin
7. Teh yang dihasilkan Masih panas Sudah dingin
8. Tipe Ditentukan oleh banyaknya Ditentukan banyaknya