• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKUTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

AKUTANSI

PERPAJAKAN

Akuntansi Pajak atas Piutang

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi Magister Akuntansi

04

Kode MK Dr. Suhirman Madjid, SE,MSi,Ak, CA

Abstract

Kompetensi

Akuntansi Pajak atas Piutang a.Akuntansi Piutang Berbasis PSAK b.Akuntansi Piutang Berbasis

Undang-undang Pajak

c.Kasus

Mampu memahami dan menjelaskan Akuntansi Pajak atas Piutang

(2)

Pembahasan

PIUTANG

Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Untuk perusahaan dagang dan manufaktur jenis piutang yang muncul adalah piutang dagang dan piutang lainnya. Entitas menyebutkan piutang terkait dengan pendapatan sebagai piutang usaha. Untuk entitas perbankan, piutang adalah kredit yang disalurkan kepada pihak lain, dalam laporan posisi keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan.

Bentuk klaim pada pihak lain dapat didasarkan perjanjian utang piutang secara tertulis, namun dapat juga didasarkan pada perjanjian atau komitmen tidak tertulis. Klaim yang didasarkan pada perjanjian tertulis disebut wesel tagih (promissory notes) atau sering disebut sebagai notes receivable. Piutang dapat juga didasarkan pada faktur (invoice)dari transaksi penjualan, disebut piutang dagang atau account receivable atau trade receivable. Piutang dagang dalam penyajiannya diklasifikasikan sebagai piutang dari pihak berelasi dan piutang dari pihak ketiga. Kriteria pihak berelasi mengikuti PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi. Piutang dagang dapat juga dibagi lagi menurut karakteristiknya sehingga ada beberapa sub komponen piutang dagang.

Piutang yang tidak terkait dengan penjualan atau pendapatan disebut piutang lainnya atau disebut nontrade receivable. Piutang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun atau satu siklus operasi diklasifikasikan sebagai aset lancar. Piutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar, disajikan setelah aset tetap. Biasanya perusahaan memisahkan piutang berdasarkan piutang dengan piutang lain. Untuk perusahaan perbankan semua pinjaman yang diberikan diklasifikasikan dalam kredit yang disalurkan.

Kriteria LR adalah aset keuangan nonderivatif yang pembayarannya telah ditentukan dan tidak memiliki kuotasi di pasar aktif. Obligasi atau wesel yang memiliki kuota pasar aktif tidak masuk dalam kategori LR tetapi masuk kategori surat berharga atau investasi jangka pendek yang tujuannya untuk dijual dalam waktu dekat. Untuk obligasi yang tujuannya untuk dipegang hingga jatuh tempo diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM).

Wesel Tagih

Wesel tagih (promissoty notes atau notes receivable) merupakan klaim perusahaan

(3)

tertentu.Wesel merupakan janji tertulis yang tidak bersyarat,dibuat oleh pihak yang satu untuk pihak yg lain, ditandatangani oleh pihak pembuatnya, untuk membayar sejumlah uang atas permintaan atau pada suatu tanggal yang ditetapkan pada masa yg akan datang kepada pihak yg memerintahkan atau membawanya. Penerbit wesel disebut wesel bayar (notes payable) karena penerbit berjanji untuk membayar. Sedangkan, penerima wesel disebut wesel tagih (notes receivable)karena penerima memiliki hak klaim untuk menagih. Wesel tagih biasanya bunga, walaupun ada beberapa wesel wesel tagih yg tidak

berbunga.Wesel tagih yang tidak berbunga biasanya dijual dengan diskon(lebih rendah dari nilai nominal)dan pihak penerbit akan menerima uang yang lebih kecil dari jumlah yang aka dibayarkan di masa depan. Diskon merupakan bentuk bunga yang diterima di muka. Wesel Tagih dapat dijual oleh pemegangnya sebelum jatuh tempo.

Perbedaan obligasi dengan wesel tagih terletak pada keberadaan pasar. Walaupun wesel tagih dapat diperjualbelikan namun tidak ada pasar seperti halnya jual beli obligasi,

sehingga tidak ada harga pasar kuotasi untuk wesel tagih. Obligasi biasanya diterbitkan dalam jumlah yg besar. Sementara untuk wesel tagih tidak ada regulasi khusus karena dasarnya lebih pada perikatan perjanjian antara pihak penerbit, penerima, dan pembayar. Wesel tagih dapat diterbitkan untuk membayar penjualan, piutang, yang telah jatuh tempo. Untuk wesel yg berbunga, pencatatan akan dilakukuan pada saat penerimaan wesel, pengakuan bunga, dan pelunasan wesel.

Wesel tagih dapat diterima setelah tanggal penerbitan, sehingga untuk wesel tagih berbunga harus diperhitungkan pendapatan bunga yg seharusnya diterima. Pendapatan bunga tersebut akan diperhitubgkan menambah kas yg harus dibayar pihak penerima. Pada saat pembayaran bunga, pihak penerima akan menerima pendapatan bunga penuh sesuai jangka waktu wesel tagih.

Pengakuan awal

Piutang diakui pada laporan posisi keuangan jika entitas tersebut menjadi bagian dalam kontrak piutang tersebut. Sesuai dengan PSAK 55, piutang diakui oleh entitas sebesar nilai wajar. Nilai wajar merupakan harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedua belah pihak pada tanggal transaksi. Nilai pertukaran ini dapat dipengaruhi oleh adanya hubungan relasi, karenanya piutang dari pihak berelasi perlu diungkapkan secara khusus.

Untuk piutang dagang atau piutang usaha yg secara jelas akan dilunasi dalam jangka panjang. Jika piutang tersebut tidak berbunga, maka akan dihitung dengan menggunakan tingkat suku bunga pasar pada saat pendapatan tersebut diterima. Akibatnya piutang tidak dicatat sebesar nilai faktur (invoice), tetapi ada diskon yang diperhitungkan. Diskon ini akan diamortisasi sampai dengan piutang tersebut dilunasi.

(4)

bunga yang berlaku untuk piutang serupa di pasar. Dalam praktiknya, sering juga digunakan tingkat suku bunga risk free ditambah risk premium. Kadangkala menggunakan tingkat bunga jika entitas berutang untuk menambah modal kerja (incremental borrowing cost). Alasanya jika piutang tersebut dilunasi, maka entitas tidak perlu menambah utang untuk modal kerja entitas.

Biaya Transaksi

Biaya transaksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memeperoleh piutang. Untuk

perolehan piutang dagang maka biaya transaksi untuk perolehan piutang tidak ada, karena transaksi terkait dengan penjualan penjualan atau pendapatan yg diperoleh perusahaan. Namun untuk piutang dalam bentuk kredit yg disalurkan perbankan atau lembaga

keuangan, akan muncul biaya transaksi untuk perolehan piutang ini. Nilai biaya transaksi ini dacatat menambah perolehan piutang dan mempengaruhi tingkat suku bunga efektif yang akan dikenalkan.

Diskon Penjualan

Untuk transaksi penjualan, perusahaan seringkali memberikan diskon atau potongan baik potongan harga maupun kuantitas. Potongan kuantitas diberikan dengan memberikan bonus barang pada saat pelanggan membeli dalam jumlah tertentu.

Diskon penjualan yg dikaitkan dengan pembayaran dapat dicatat dengan menggunakan dua metode yaitu piutang neto(net method) dan metode piutang bruto(gross methods). Jika sebagian besar atau seluruh pelanggan mengambil diskon, maka pencatatan dengan menggunakan metode neto lebih mudah dalam proses pencatatan.

Untuk pencatatan dengan metode bruto, piutang dagang pada saat penjualan sebesar nilai penjualan sebelum diskon. Jika pelanggan membayar pada periode diskon akan dicatat nilai diskonnya. Untuk pelanggan yang membayar diluar periode diskon tidak akan ada pencatatan diskon.

Saat menggunakan metode bruto, nilai penjualan akan disajikan sebesar nilai penjualan bruto dikurangi dengan nilai diskon penjualan yang terealisasi. Sementara dengan metode neto, penjualan akan disajikan sebesar nilai setelah diskon baik yang terealisasi maupun tidak, sedangkan diskon yg hangus akan dilaporkan sebagai pendapatan lain-lain. Metode neto secara teori lebih tepat karena menyajikan piutang sebesar nilai yg dapat ditagih di masa depan.

Pengukuran Setelah Perolehan

Menurut PSAK 55 (revisi 2011), LR diukur brdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.

(5)

Untuk bentuk pinjaman yang diberikan, pengukuran setelah tanggal perolehan

membutuhkan perhitungan amortasi diskon dan premium setiap tanggal pelaporan. Amortasi tersebut akan menyesuaikan nilai tercatat piutang, sehingga nilai piutang akan menunjukan biaya perolehan yg diamortisasi.

Penurunan Nilai

Konsep Umum Penurunan Nilai

Piutang pada setiap tanggal pelaporan harus dievaluasi apakah terdapat bukti objektif mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian

penurunan nilai. Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah pengakuan awal yg merugikan dan berdampak pada arus kas masa depan. Peristiwa yang

menyebabkan penurunan nilai meliputi data dan informasi yang dapat diobservasi yg menjadi perhatian pemegang aset. Contoh peristiwa yg menyebabkan penurunan nilai adalah :

1. Piutang tidak dilunasi pada saat jatuh tempo.

2. Bunga dan pokok tertunggak dalam beberapa kali termin pembayaran.

3. Pihak pemberi pinjaman memberikan kelonggaran akibat kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam. Kelonggaran diberikan dalam bentuk perpanjangan jangka waktu pelunasan atau penurunan tingkat suku bunga.

4. Peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan.

5. Memburuknya kondisi ekonomi yg menyebabkan kemampuan membayar pihak peminjam akan menurun.

Untuk piutang dagang, bukti objektif yg dapat diobservasi diantaranya kesulitan signifikan pelanggan dan tertundanya pembayaran dalam jangka waktu melebihi yang disepakati. Untuk piutang dari pelanggan yg terbukti tidak dapat membayar piutang karena pelanggan tersebut dipailitkan maka entitas harus menghapuskan semua piutang tersebut karena estimasi arus kan sama dengan nol, kecuali memiliki hak untuk mendapatkan pembayaran saat likuidasi. Tetapi jika ada jaminan atas piutang tersebut, maka kerugian hanya diakui sebesar piutang yg tidak ada jaminanya.

Penghitungan Penurunan Nilai

Jumlah penurunanilai adalah seluruh nilai piutang tercatat nilai jaminan yang dikuasai oleh perusahaan. Jika tidak ada jaminan maka semua piutang tersebut dihapuskan dan akan diakui oleh perusahaan sebagai beban.

Tingkat perunan nilai kolektif dihitung berdasarkan data historis beberapa tahun sebelumnya (3-5 tahun). Ada beberapa teknik untuk menghitung tingkat penurunan nilai dengan menggunakan analisis statistik, diantaranya adalah metode pembebanan rata-rata

(6)

(average charge method) dan metode roll rate.

Metode roll rate menghitung probabilitas piutang pada periode saat ini akan tetap menjadi piutang pada periode berikutnya.

Nilai roll rate rata-rata per tahun digunakan untuk menentukan nilai piutang tidak tertagih untuk masing-masing umur piutang. Caranya dengan mengalihkan presentase tidak tertagih pada periode tersebut dan setelahnya.

Teknik penurunan piutang menurut PSAK 55(revisi 2011) berbeda dengan PSAK sebelumnya maupun US-GAAP yg mendasarkan pada estimasi piutang tidak tertagih. Konsep penyisihan piutang dilakukan karena perusahaan dalam laporan keuangan

harus menyajikan piutang sebesar jumlah yg dapat direalisasi. Ada dua metode estimasi yg digunakan yaitu estimasi yg didasarkan pada nilai piutang dan nilai penjualan.

Metode berdasarkan nilai piutang menggunakan pendekatan neraca(balance sheet approach) karena perhitungan menggunakan nilai piutang dan jumlah yg dihitung adalah nilai penyisihan piutang pada akhir periode. Metode ini menghitung berapa jumlah penyisihan dari saldo piutang akhir periode, beban penyisihan akan ditambahkan atau dikurangkan untuk mendapatkan saldo penyisihan piutang yg diinginkan. Piutang

diklasifikasikan berdasarkan jangka waktu, untuk masing-masing kelompok diestimasi nilai penyisihannya untuk mendapatkan total penyisihan piutang.

Kedua metode tersebut tidak diperkenankan lagi menurut PSAK 55 (revisi 2011). Untuk metode perhitungan berdasarkan piutang, sebenarnya secara konsep teknik menghitung dapat tetap digunakan terutama untuk menghitung penurunan nilai piutang secara kolektif. Hanya dasar untuk menentukan presentase tidak tertagih harus didasarkan pada data historis karena PSAK menggunakan incurred model bukan estimated model.

Jurnal Penurunan Nilai

Penurunan Nilai akan dicatat mengurangi nilai piutang atau pinjaman. Ada dua metode untuk mencatat jurnal penurunan niai yaitu metode penghapusan langsung dan metode pencadangan. Untuk metode penghapusan langsung, piutang yg diturunkan nilainya langsung dihapuskan tanpa dibuat akun cadangan penurunan nilai. Standar menyebutkan kedua metode tersebut dapat digunakan oleh entitas.

Penghentian Pengakuan

Penghentian pengakuan akan menyebabkan nilai piutang dan pinjaman tidak lagi dicatat dalam laporan keuangan. Secara sederhana, penghentian pengakuan akan terjadiketika kontrak tersebut berakhir dan dipenuhi. Kontrak piutang terkait dengan memberikan kas di masa mendatang, ketika kas tersebut telah dipenuhi seluruhnya maka klaim terhadap pihak lain menjadi tidak ada lagi.

(7)

PSAK 55 secara spesifik menyebutkan, entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika :

1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir atau, 2. Entitas mentransfer aset keuangan yg memenuhi kriteria penghentian pengakuan Transfer aset keuangan adalah transfer hak kontraktual penerimaan kas dari aset keuangan atau tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima tetapi memiliki kewajiban untuk membayar arus kas yg diterima tersebut kepada pihak lain.Jika transfer risiko dan manfaat sulit untuk diidentifikasi, maka transfer terjadi jika pengendalian atas aset keuangan tersebut telah berpindah kepada pihak lain dengan alasan :

1. Perusahaan ingin memperoleh kas lebih cepar dari jangka waktu pelunasan.

2. Perusahaan tidak mau mengurusi penagihan piutang sehingga meminta pihak lain yang mengelola piutangnya, perusahaan ingin tetap melakukan penjualan secara kredit untuk mengingkatkan penjualannya, namun tidak mau mengelola piutangnya.

3. Penagihan piutang sulit dilakukan, sehingga perlu usaha khusus untuk melakukannya. Kegiatan ini sering dilakukan oleh beberapa perusahaan pengelola piutang bermasalah (debt collector).

Piutang selain dapat ditransfer untuk mendapatkan kas lebih cepat dari tanggal jatuh tempo, dapat juga digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman.Bentuk

pinjaman piutang untuk memperoleh pinjaman dapat berbentuk pengikatan jaminan secara formal ataupun tidak. Bentuk penjaminan piutang ini disebut sebagai utang dengan jaminan (secured borrowing).

Piutang yg ditransfer kepada pihak lain untuk tujuan mendapatkan kas lebih cepat, diistilahkan sebagai anjak piutang atau factprong Melalui transaksi anjak piutang, pihak pemilik piutang dapat memperoleh kas lebih dahulu, perusahaan anjak piutang akan membebankan biaya bunga atau komisi atas penjualan ini.

Anjak piutang dapat dipisahkan menjadi disclosed dan undisclosed factoring. Disclosed factoring adalah penyerahan piutang kepada perusahaan anjak piutang dengan

sepengetahuan debitur, sedangkan Undisclosed factoring adalah penyerahan piutang kepada perusahaan anjak piutang tanpa sepengetahuan debitur atau notifikasi kepada pelanggan.

Penyajian

Piutang dalam laporan posisi keuangan disajikan dalam kelompok aset lancar. Nilai piutang disajikan di laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang biasanya disajikan dalam satu baris, tetapi dapat juga disajikan secara detail subkomponennya. Penyajian subkomponen yg biasa muncul diantaranya adalah piutang pihak berelasi, piutang pihak ketiga, dan cadangan kerugian piutang yg

(8)

ditampilkan dalam baris tersendiri. Pengungkapan

Pengungkapan terbagi dalam tiga bagian, yaitu pengungkapan kebijakan akuntansi, pengungkapan rincian piutang yg menjelaskan angka dalam laporan keuangan pokok, serta penjelasan lain yang material dan signifikan. Secara khusus pengungkapan piutang

mengikuti ketentuan dalam PSAK 50

Instrumen Keuangan : Penyajian dan PSAK 60 Instrumen Keuangan : Pengungkapan. Pengungkapan kebijakan akuntansi piutang diletakkan bersamaan dengan

pengungkapan instrumen keuangan. Kebijakan akuntansi yg dijelaskan dalam kebijakan akuntansi piutang di antaranya adalah:

1. Metode pengakuan awal,

2. Metode pengukuran setelah perolehan, 3. Metode untuk menghitung penurunan nilai, 4. Penjelasan mengenai penghapusan piutang,

Catatan atas laporan keuangan dalam rincian laporan keuangan dan penjelasan penting tentang piutang meliputi:

1. Jenis piutang yg dimiliki, misalnya menurut mata uang dan sifat piutang, 2. Rincian piutang yg dilakukan kepada pelanggan dengan jumlah signifikan, 3. Identifikasi piutang yg diklasifikasikan sebagai aset lancar dan aset tidak lancar, 4. Penurunan nilai piutang dan penjelasan penurunan nilai yg dilakukan secara kolektif maupun individu,

5. Piutang yg digunakan sebagai jaminan,

6. Informasi terkait dengan risiko, yg menjelaskan :

- Piutang yg telah jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai

- Nialai terbawa dari piutang yg mengalami penurunan nilai yg telah dinegosiasikan, - Analisis umur piutang atas piutang yg telah jatuh tempo

7. Nilai wajar piutang

8. Semua konsentrasi risiko kredit atas piutang

Analisis Piutang

Dalam melakukan analisis, pertama harus dicermati kebijakan akuntansi yg dilakukan dalam mengukur serta menilai piutang dan cadangan penurunan nilai. Analisis harus mempertimbangkan apakah penurunan nilai yg dilakukan telah cukup. Dalam analisis akuntansi, seorang analis dapat melakukan penyesuaian sebelum melakukan perhitungan rasio-rasio keuangan terkait piutang.

Analisis piutang dilakukan dengan melihat perputaran piutang dan umur piutang. Perputaran piutang dihitung dari penjualan dalam satu periode dibagi piutang rata-rata

(9)

dalam satu tahun. Piutang rata-rata dihitung dari piutang awal ditambah piutang akhir periode dibagi dua.

Akuntansi Pajak atas Piutang

Piutang Usaha terjadi karena adanya pemberian kredit pada transaksi penjualan dari penjual pada konsumen. Piutang dapat dicatat jika barang telah diserahkan. Terhadap piutang yang diragukan tingkat kolektabilitasnya, perusahaan dapat menghapuskan dan

membebankannya pada cadangan dimaksud. Meskipun demikian, ketentuan pajak tidak memperkenankan pada cadangan penghapusan tersebut. Ketentuan pajak lebih melihat

realitas dan memberlakukan metode penghapusan langsung (direct written off).

Adapun syarat-syarat penghapusan piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih menurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf (h) adalah sebagai berikut

(h.) piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:

1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;

2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada

Direktorat Jenderal Pajak; dan

3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi

pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis

mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;

4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan

piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;

yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;

Akan tetapi pembentukan cadangan/pemupukan dana cadangan untuk jenis usaha tertentu, diperkenankan membentu penyisihan (cadangan) sesuai dengan PMK-81/PMK.03/2009 dan ketentuan perpajakan UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 9 ayat (1) huruf (c) yang

berbunyi sebagai berikut;

(10)

1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;

2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;

3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan; 4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan;

5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan

6. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri,

Metode penghapusan piutang uang yang digunakan :

1. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-off Method)

Pada periode dimana terdapat piutang yang tidak dapat ditagih, maka ada saat itu dilakukan pencatatan.

Jurnal :

Biaya piutang yang tidak tertagih xxx

Piutang Dagang xxx

1. Metode Penyisihan/Pencadangan (Allowance Method)

Piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih dicatat melalui ayat jurnal.

Jurnal :

Biaya piutang yang tidak tertagih xxx

Penyisihan piutang tidak tertagih xxx

Piutang di Luar Usaha

Piutang juga dapat timbul karena pemberian pinjaman kepada pihak ketiga dan pegawai, klaim asuransi, restitusi pajak, royalty, dan lain-lain.

(11)

Piutang dalam Hubungan Istimewa

Piutang dalam hubungan istimewa merupakan saldo tagihan dari transaksi yang dilakukan dengan pihak dimana perusahaan mempunyai hubungan istimewa. Piutang dalam

hubungan istimewa dapat timbul karena terjadinya transaksi seperti ;

1. Pengeluaran atau pembebanan yang dilakukan oleh WP kepada pihak lain dalam hubungan istimewa untuk biaya suatu usaha, seperti sewa kantor, asuransi, listrik, dan lain-lain; penjualan harta tetap seperti mesin di mana pengeluaran atau pembebanan tersebut akan ditagih lagi kepada pihak tersebut

2. Peminjaman dana

3. Transaksi penyerahan barang atau penyerahan jas

Menurut UU PPh Nomor 36 tahun 2008 pasal 18 ayat 4,

(4) Hubungan istimewa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sampai dengan ayat (3d), Pasal 9 ayat (1) huruf f, dan Pasal 10 ayat (1) dianggap ada apabila:

1. Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih; atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir;

2. Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau 3. terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan

lurus dan/atau ke samping satu derajat.

(12)

Daftar Pustaka

1. UU No. 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, berikut peraturan pelaksanaannya

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan 3. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa dan Pajak atas Penjualan Barang Mewah

4. Waluyo, Perpajakan Indonesia, 2014, Perpajakan Indonesia, Penerbit Salemba Empat

5. Mardiasmo, Perpajakan, Edisi revisi 2011, Yogjakarta, Penerbit ANDI 6. IAI. 2013. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat

Referensi

Dokumen terkait

Berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, maka terhadap pelaporan yang menyangkut Kinerja Instansi

Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang, piutang bunga, piutang lain-lain yang diklasifikasikan

Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut.  Perubahan-perubahan degeneratif

Pelaporan hasil tes yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan level pencapaian kompetensi siswa terdiri dari dua bagian, yaitu: (1) laporan kepada sekolah yang meliputi:

Berdasarkan hal di atas, maka sekolah khusus guru bimbingan konseling memiliki peran penting dalam kebiasaan mengikuti gerakan pramuka dan pelaksanaan layanan

Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa setelah menerapkan model PBL, sesuai dengan indikator berpikir kritis (1) kemampuan mengidentifikasi asumsi yang

Indikator pada standar berpikir kritis yang dipenuhi hanya satu dari tiga indikator pada standar clarity yaitu menuliskan hal yang ditanya pada soal dan indikator yang

Kevalidan tergambar dari hasil penelitian validator dimana semua validator menyatakan produk soal ujian sekolah bentuk pilihan ganda tipe open-ended yang dibuat sudah