i PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH DENGAN METAMATERIAL CRLH PADA FREKUENSI 110-130 MHz SEBAGAI
RECEIVER GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DALAM SISTEM KOMUNIKASI PESAWAT TERBANG
BIDANG KEGIATAN : PKM PENELITIAN
Diusulkan oleh :
Aloysius Niko (1112100018) Angkatan 2012 Puspita Fahmi Ariani (1112100025) Angkatan 2012 Rachmad Januar (1112100024) Angkatan 2012 Irasani Rahayu (1113100026) Angkatan 2013
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
iii
JUDUL PROGRAM ... i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN EKSATA ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... iv RINGKASAN ... v BAB 1. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 2 1.3 Tujuan ... 2
1.4 Luaran yang Diharapkan ... 2
1.5 Manfaat Program ... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 3
2.1 Antena ... 3
2.2 Antena Mikrostrip ... 3
2.3 Metamaterial ... 5
2.4 CRLH MTM (Composite Right/Left Handed Metamaterial) ... 6
2.5 Sistem Komunikasi dan Navigasi Pesawat Terbang ... 6
BAB 3. METODE PENELITIAN... 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 9
4.1 Anggaran Biaya ... 9
4.2 Jadwal Kegiatan ... 9
iv Tabel 2. Jadwal Kegiatan ... 9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Antena Mikrostrip ... 4 Gambar 2.2 Jenis Patch Antena Mikrostrip ... 4 Gambar 2.3 Fundamental dari CRLH (a) prototype unit sel TL (b) Diagram
disperse ... 6 Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian... 8
v CFIT (Controlled Flight Into Terrainn), seringkali terjadi dikarenakan adanya keterlambatan informasi antara pilot dengan pihak bandara yang mengirimkan data terkait air traffic condition sehingga seringkali terjadi miskomunikasi yang berujung pada kecelakaan. Untuk mengatasinya, diperlukan antena wi-fi yang mampu meredam gelombang lain sehingga hanya menerima gelombang dari pihak ATC bandara. Jenis antena ini dinamakan dengan antena metamaterial. Pada antena ini akan menggunakan Composite Right/Left Handed (CRLH) metamaterial yaitu tipe mushroom structure. Teknik CRLH memiliki kelebihan yaitu mudah dalam perancangannya karena tidak membutuhkan banyak parameter pada proses iterasi, proses fabrikasi mudah dilakukan, dan biaya fabrikasi yang murah. Kemudian, penggunaan elemen metamaterial CRLH pada antena memiliki beberapa keuntungan, yaitu dapat meminiaturisasi antena, melebarkan bandwidth, dan meningkatkan gain sehingga mampu mendapatkan gelombang elektromagnetik dengan baik. Sebelum diaplikasikan secara penuh ke dalam pesawat, maka diperlukan untuk diadakan penelitian dan fabrikasi terkait rancang bangun antena metamaterial dalam rentang frekuensi kerja 110-130 Mhz untuk menjadi gambaran serta menjadi inovasi dalam pengembangan teknologi antena metamaterial..
Proses pembuatan antena CRLH dilakukan dengan beberapa tahapan. Dimulai dari studi literatur mengenai antena dan metamaterial, kemudian menentukan dimensi antena, dan selanjutnya merancang dan melakukan simulasi antena dengan software CST. Tahap simulasi ini dilakukan untuk mendapatkan rentang frekuensi yang diinginkan yaitu 2,4 – 2,6GHz. Setelah didapatkan antena dengan rentang frekuensi tersebut, selanjutnya dilakukan tahapan fabrikasi. Tahapan fabrikasi adalah tahap pembuatan antena CRLH dan antena konvensional. Setelah proses fabrikasi selesai dilakukan, kemudian dilakukan pengukuran dengan Anechoic chamber room dan network analyzer. Proses selanjutnya adalah menentukan frekuensi yang diinginkan agar sesuai dengan fungsi kerja antena yaitu 110-130 MHz, kemudian dilakukan proses pengambilan dan pengolahan data. Setelah proses pengolahan data selesai dilakukan, dilakukan perbandingan melalui data yang telah diolah, antara karakteristik antena konvensional dengan antena metamaterial CRLH. Kemudian dapat diambil kesimpulan dari hasil perbandingan tersebut.
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Tranportasi udara merupakan salah satu pilihan masyrakat dalam melakukan perjalanan keluar daerah, baik dalam domestik maupun ke luar negeri. Dengan menggunakan transportasi udara, selain nyaman juga mampu mempersingkat waktu tempuh perjalanan, dibandingkan dengan menggunakan tranposrtasi lain seperti darat dan laut. Namun, sayangnya, jumlah angka kecelakaan yang terjadi dalam tranportasi udara cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh jumlah kecelakaan yang terjadi di Asia pada tahun 2006, Indonesia mencapai 20% dari jumlah 5 kecelakaan yang terjadi, Penyebab umum terjadinya kecelakaan ini dikarenakan adanya CFIT (Controlled Flight Into Terrainn), atau dapat dikatakan hilangnya kendali pesawat atau adanya tabrakan dengan medium lain, misal pegungungan. (“aviation-security,” 2007).
CFIT seringkali terjadi dikarenakan adanya keterlambatan informasi antara pilot dengan pihak bandara yang mengirimkan data terkait air traffic condition
sehingga seringkali terjadi miskomunikasi yang berujung pada kecelakaan. Hal ini karena terjadi resonansi akibat gelombang radio lain tumpang tindih dengan gelombang yang dibutuhkan pesawat.
Resonansi frekuensi ini dapat terjadi dikarenakan karena antena Patch di dalam pesawat menangkap frekuensi gelombang radio komunikasi pesawat yang hanya antara 110-130 MHz, dan ini termasuk dalam jarak yang rendah. Akibatnya, seringkali gelombang radio lain ikut tertangkap oleh antena, sehingga hal ini menyebabkan informasi yang ditangkap pilot pesawat akan bertrabakan dengan informasi lain.
Oleh karena itu, diperlukan antena yang mampu meredam gelombang lain sehingga hanya menerima gelombang dari pihak ATC bandara. Selain itu, juga untuk pilot mendapatkan gambaran real time kondisi geografis wilayah yang di jalur penerbangan sehingga mampu menganalisa dan mengambil keputusan secara cepat dan tepat apabila mengalami masalah ataupun gangguan. Dengan antenna yang baik, pesawat akan memiliki sistem komunikasi yang baik.
Salah satu bahan penyerap gelombang yang baik saaat ini adalah metamaterial. Metamaterial adalah suatu bahan buatan yang secara khusus dibuat untuk memberikan sifat bahan tertentu pada bahan jenis lain. Keunggulan dari metamaterial adalah mampu menyerap gelombang elektromagnetik secara utuh tanpa ada efek hamburan atau pantulan dari hasil transmisi. Saat ini, perkembangan metamaterial digunakan pada antena untuk membuat antena dapat mentransmisi dan menerima gelombang elektromagnetik dengan baik (Yuswardi, 2011).
Dengan menggabungkan metamaterial pada antena, di mana dalam penelitian ini menggunakan Composite Right/Left Handed (CRLH) metamaterial yaitu tipe mushroom structure. Pemilihan teknik CRLH dikarenakan mudah
dalam perancangannya, tidak membutuhkan banyak parameter pada proses iterasi untuk mendapatkan karakteristik antena yang diinginkan, proses fabrikasi mudah dilakukan di Indonesia, selain itu biaya fabrikasinya juga murah. Kemudian, penggunaan elemen metamaterial CRLH pada antena memiliki beberapa keuntungan, yaitu dapat meminiaturisasi antena, melebarkan
bandwidth, dan meningkatkan gain sehingga mampu mendapatkan gelombang elektromagnetik dengan baik.
Sebelum diaplikasikan secara penuh ke dalam pesawat, maka diperlukan untuk diadakan penelitian terkait rancang bangun antena mikrostrip Patch
metamaterial untuk sistem komunikasi pesawat dalam rentang frekuensi 110-130 Mhz untuk menjadi gambaran serta menjadi inovasi dalam pengembangan teknologi antena metamaterial.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana rancangan sebuah antena mikrostrip patch dengan menambahkan elemen metamaterial CRLH (Composite Right/Left Handed)?
2. Bagaimana agar antena mampu bekerja pada rentang frekuensi 110-130 Mhz?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Merancang sebuah antena mikrostrip dengan menambahkan elemen metamaterial CRLH (Composite Right/Left Handed)
2. Antena mikrostrip patch mampu bekerja pada rentang frekuensi 110-130 Mhz
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah Hasil Penelitian yang mampu diterbikan atau dipublikasikan baik secara nasional dan internasional, khususnya di IEEE serta mampu dipublikasi dalam bentuk seminar dan konferensi baik dalam dan luar negeri pula. Kemudian, diharapkan mampu menjadi paten penulis dan menjadi referensi bagi penelitian di dunia untuk mengembangkan lebih lanjut hingga nantinya penelitian diaplikasikan secara utuh.
1.5 Manfaat Program
Manfaat dari penelitian ini bagi masyrakat adalah adanya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang komunikasi, memberikan stimulasi bagi peneliti muda di Indonesia untuk mampu mengembangkan penelitian ini demi keamanan dunia penerbangan di masa mendatang, dan mampu memberikan rasa kepercayaan masyrakat kepada peneliti muda di Indonesia dan turut serta membantu pengembangan dan penelitian tersebut.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antena
Antena adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara ke media kabel. Karena merupakan perangkat perantara antara media kabel dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan media kabel pencatunya. Prinsip ini telah diterangkan dalam saluran transmisi (Dwivedi et al., 2010).
Dalam perancangan suatu antena, baberapa hal yang harus diperhatikan adalah : 1. bentuk dan arah radiasi yang diinginkan
2. polarisasi yang dimiliki 3. frekuensi kerja,
4. lebar band (bandwidth), dan 5. impedansi input yang dimiliki. Jenis – jenis antena:
1. Antena kabel (wire antenna); seperti monopole, dipole, loop dan lain – lainnya.
2. Antena celah (aperture antenna); seperti sectoral horn, piramidal horn, slot
dan lain – lainnya.
3. Antena pantul (reflector antenna); seperti parabolic dish, corner reflector, dan lain – lainnnya.
4. Antena lensa 5. Antena microstrip
6. Antena susun (array antenna).
(Balanis, 1982) 2.2 Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip adalah suatu konduktor metal yang menempel diatas
ground plane yang diantaranya terdapat bahan dielektrik seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Antena microstrip merupakan antena yang memiliki massa ringan, mudah difabrikasi, dengan sifatnya yang konformal sehingga dapat ditempatkan pada hampir semua jenis permukaan dan ukurannya kecil jika dibandingkan dengan antena jenis lain. Karena sifat yang dimilikinya, antena
microstrip sangat sesuai dengan kebutuhan saat ini sehingga dapat diintegrasikan dengan peralatan telekomunikasi lain yang berukuran kecil, akan tetapi antena
microstrip juga memiliki beberapa kekurangan yaitu: bandwidth yang sempit,
Gambar 2.1 Struktur Antena Mikrostrip (James, 1989)
Antena mikrostrip terdiri dari tiga lapisan. Lapisan tersebut adalah
Conducting patch, substrat dielektrik, dan ground plane. Masing – masing lapisan ini memiliki fungsi yang berbeda
a. Conducting Patch
Plat konduktor ini umumnya terbuat dari tembaga. Fungsinya adalah untuk meradiasikan gelombang elektromagnetik ke udara. Plat ini terletak paling atas dari keseluruhan sistem antena. Patch terbuat dari bahan rectangular, segitiga, ataupun bentuk circular ring. Bentuk patch tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.2.
b. Substrat dielektrik.
Substrat dielektrik berfungsi sebagi media penyalur GEM dari catuan. Karakteristik substrat sangat berpengaruh pada besar parameter-parameter antena. Pada antena mikrostrip, semakin tinggi besar permitivitas relatif, ukuran conducting patch akan semakin kecil dan sebagai akibatnya memperkecil daerah radiasi. Pengaruh ketebalan substrat dielektrik terhadap parameter antena adalah pada bandwidth. Penambahan ketebalan substrat akan memperbesar bandwidth. tetapi berpengaruh terhadap timbulnya gelombang permukaan (surface wave)
c. Ground plane.
Ground plane antena mikrostrip bisa terbuat dari bahan konduktor, yang berfungsi sebagai reflector dari gelombang elektromagnetik.
Antena Mikrostrip sering digunakan karena kelebihannya sebagai berikut : 1.) Mudah difabrikasi
2.) Selaras dengan permukaan nonplanar
3.) Biaya yang relative murah karena menggunakan papan sirkuit
4.) Flexibel sehingga mampu menghasilkan pola dan polarisasi yang berbeda
5.) Strukturnya kuat
(James, 1989) 2.3 Metamaterial
Metamaterial merupakan material buatan yang tidak dapat ditemukan dialam. Metamaterial memiliki permitivitas dan permeabilitas negatif, dimana dua hal ini menunjukan bagaimana sebuah material berinteraksi dengan radiasi elektromagnetik termasuk, microwave, radiowave, x-rays dan gelombang elektromagnetik lainnya. Ketika suatu bahan memiliki permitivitas dan permeabilitas bernilai negatif, maka bahan tersebut memiliki indeks bias negatif atau juga disebut material left-handed. (Xiong et al., 2013)
Indeks bias didefinisikan oleh:
(2.1)
dengan v adalah kecepatan penjalaran gelombang elektromagnetik pada medium. Sedangkan indeks bias menurut persamaan Maxwell adalah:
(2.2)
dengan ε adalah dielectric relative (permitivitas), dan µ adalah permeabilitas
magnetic relative dari medium. Pada material biasa, ε dan µ bernilai positif, maka indeks bias pada material tersebut adalah:
(2.3)
walaupun indeks bias dapat memiliki bagian kompleks, namun tiada seorang pun yang mempertanyakan kemungkinan adanya indeks bias yang bernilai negatif hingga pada tahun 1967. Pada tahun itu, Vaselago melihat bahwa adanya kemungkinan indeks bias suatu material bernilai negatif, seperti ditunjukan oleh[:
(2.4)
Vaselago juga mengungkapkan bahwa penjalaran gelombang elektromagnetik pada medium indeks bias negatif akan memilki properti yang berbeda dibandingkan dengan penjalaran gelombang elektromagnetik pada medium berindeks bias positif. (Yuswardi, 2011)
2.4 CRLH MTM (Composite Right/Left Handed Metamaterial) Penelitian metamaterial berdasarkan unit cell periodik untuk aplikasi gelombang mikro telah berkembang pesat dengan verifikasi dari LH MTM (lefthanded metamaterial). Secara khusus, pendekatan saluran transmisi LH
metamaterial menyebabkan terealisasinya saluran transmisi TL(Transmission Line) CRLH (composite right/left handed) yang mencakup elemen RH (right handed) dan LH (left handed). Saluran transmisi CRLH memiliki sifat unik seperti mendukung gelombang mundur (backward wave) dan konstanta propagasi nol (β = 0) dengan kecepatan grup 0 atau tidak 0 pada frekuensi diskrit. Sifat gelombang mundur pada CRLH TL telah digunakan untuk mengenali karakteristik antena resonansi setengah gelombang yang baru. Sifat panjang gelombang tak hingga (infinite wavelength) dari CRLH TL telah digunakan untuk merealisasikan struktur resonan yang tidak bergantung pada ukurannya seperti zeroth order resonator dan pembagi (divider) seri panjang gelombang tak hingga (infinite wavelength) (Yuswardi, 2011)
Gambar 2.3 Fundamental dari CRLH (a) prototype unit sel TL (b) Diagram disperse (Jelinek, 2007)
2.5 Sistem Komunikasi dan Navigasi Pesawat Terbang
Sistem komunikasi yang dipergunakan untuk melakukan komunikasi di dalam dan sekitar pesawat, antara air crew dengan penumpang, terdiri atas sistem; Public Address (PA) dan Intercommunication (Intercomm). Sistem navigasi berfungsi memudahkan para crew penerbangan dalam menentukan lokasi pesawat, arah terbang, posisi, ketinggian pesawat, serta menuntun pesawat pada jalur penerbangan yang benar. Peralatan navigasi penerbangan bertugas memberi segala informasi yang diperlukan ketika pesawat sedang terbang guna
mengarahkan pesawat menuju tempat tujuan yang telah ditentukan, dengan memperhatikan faktor posisi, arah, kecepatan, dan waktu agar dapat sampai dengan selamat ditempat tujuan (Mauliyani, 2012)
BAB 3. METODE PENELITIAN
Ada beberapa tahapan dalam perancangan antena ini, diantaranya adalah menentukan spesifikasi substrat yang akan digunakan, menentukan dimensi substrat, membuat antena konventional, menghitung dimensi antena
konventional, membuat antena CRLH, menentukan menentukan jarak antar elemen, menentukan ukuran via, menentukan panjang dan lebar pencatu, membandingkan antena konventional dengan antena CRLH, menghitung reduksi dimensi antena. Setelah menentukan perancangan tersebut, kemudian antena disimulasikan dengan mengganti perangkat lunak (software) CST Microwave Studio 2014. Tujuan disimulasikan ini adalah untuk melihat bagaimana karakteristik atau kinerja antena, dimana nantinya pada saat direalisasikan atau difabrikasi bisa sesuai dengan yang diinginkan.
Sebelum merancang antena mikrostrip CRLH metamaterial, yang dilakukan pertama kali adalah study literatur mengenai antena, termasuku parameter – parameternya, seperti, bandwidth, pola radiasi, return loss, gain, VSWR.Setelah itu merancang antena konventional terlebih dahulu. Proses ini ditujukan agar kedua antena bisa dibandingkan, sehingga diketahui berapa persen antena direduksi.
Perangkat keras yang digunakan dalam perancangan antena mikrostrip antara lain:
1. Substrat dielektrik Taconic TLY-3, sebagai bahan antena. 2. Network Analyzer Agilent 5230 C
Alat ini dapat digunakan untuk pengukuran port tunggal (mengukur VSWR, frekuensi resonansi, impedansi masukan,
return loss, dan bandwidth) dan port ganda (mengukur pola radiasi dan gain).
3. Connector SMA 50 ohm. 4. Kabel Coaxial 50 ohm. 5. Solder
6. Anechoic Chamber
Ruang yang dipakai untuk mengukur gain dan pola radiasi Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan yaitu:
1. CST Microwave Studio 2014
Perangkat lunak ini digunakan untuk merancang dan mensimulasikan antena yang akan dibuat. Setelah disimulasi akan diperoleh beberapa karakteristik antena seperti frekuensi kerja, bandwidth, impedansi masukan, return loss, VSWR, dan pola radiasi.
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian
Tahapan perancangan antena pertama kali adalah menentukan karakteristik antena yang diingkan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Karakteristik antena yang dimaksud yaitu, frekuensi kerja, return loss, VSWR, dan gain. Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan karakteristik hasil yang diinginkan yaitu: 1. Frekuensi Kerja : 110 MHz (110-130 GHz) Start Study Literatur - Antena - Metamaterial Menentukan Dimensi Antena Merancang dan Simulasi Antena dengan Software CST -1 3 0 Fabrikasi Pengukuran - Menggunakan Anechoic Chamber Room dan Network Analyzer Mengambil dan Mengolah data Perbandingan dan Kesimpulan End Ya Tidak Ya Tidak Frekuensi 110 – 130 Mhz? Frekuensi 110 – 130 Mhz?
2. Impedansi terminal : 50 Ω koaksial konektor SMA 3. VSWR : ≤ 2
4. Bandwidth : 100 MHz
Setiap substrat memiliki parameter yang berbeda – beda. Oleh karena itu, perlu ditentukan terlebih dahulu jenis substrat yang akan digunakan sebagai antena mikrostrip. Jenis substrat yang digunakan adalah Taconic TLY 3 dengan konstanta dielektrik 2.2 dan tebal substrat 1.6 mm.
Ketebalan substrat akan mempengaruhi bandwidth dan gelombang permukaaan
(surface wave). Semakin kecil tebal substrat maka efek gelombang permukaan semakin kecil. Dengan mengecilnya gelombang permukaan diharapkan dapat meningkatkan kinerja antena seperti: gain, efisiensi dan bandwidth. Konstanta dielektrik relatif (εr) akan mempengaruhi terjadinya gelombang permukaan.
Namun dengan semakin kecilnya konstanta dielektrik, maka ukuran patch dan saluran pencatu mikrostrip yang dibutuhkan akan semakin luas, karena ukuran
patch dan saluran mikrostrip berbanding terbalik dengan konstanta dielektrik. 11915 >> kr 170rb
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya
Tabel 1. Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya
1 Bahan habis pakai Rp4,295,000
2 Peralatan penunjang Rp3,070,000
3 Transportasi Rp3,070,000
4 Lain-lain Rp1.850,000
Total Rp12,285,000
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 2. Jadwal Kegiatan n o JENIS KEGIATAN BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Studi Literatur 2 Merancang dan simulasi antena dengan software CST2014 3 Fabrikasi Antena Metamaterial 4 Pengujian Hasil Fabrikasi 5 Pengambilan Data
6 Analisis dan pembahasan 7 Penulisan Laporan 8 Publikasi di Konferensi Internasional DAFTAR PUSTAKA
Balanis, C. A. (1982). Antenna Theory : Analysis and Design. New York: Harper & Row Publisher Inc.
James, J. &. (1989). Handbook of Microstrip Antennas. London: Peter Peregrinus Publisher Ltd.
Jelinek, M. M. ( 2007). Metamaterials – A Challenge for Contemporary Advances Technology. Metamaterials CRLH, 1(1).
Mauliyani, D. K. (2012). ANALISIS SISTEM KERJA DAN TROUBLESHOOTING VHF OMNI-DIRECTIONAL RANGE. Seminar Kerja Praktek, 2-3.
Xiong, H., Hong, J.-S., Tan, M.-T., Li, B., 2013. Compact microstrip antenna with metamaterial for wideband applications. Turk. J. Electr. Eng. Comput. Sci. 21, 2233–2238. doi:10.3906/elk-1204-6
Yuswardi, W. (2011). RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP DENGAN METAMATERIAL CRLH PADA FREKUENSI 3.3 -3.4 GHz. Depok: UI PRESS.
aviation-security.pdf, n.d (diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 20.55 WIB).
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Timbangan digital Untuk mengukur massa 1 buah 340.000 340.000 Gelas beker Tempat untuk mencampur bahan 6 buah 45.000 270.000 Ayakan mesh 200 Menghaluskan substrat 2 buah 200.000 400.000 Spatula Besi Sebagai pengaduk 2 buah 70.000 140.000 Spatula kaca Sebagai pengaduk 2 buah 30.000 60.000
Solder
Sebagai penyusun komponen elektronika
2 buah 25.000 50.000
Mortar Untuk menggerus
bahan 2 buah 35.000 70.000
Lisensi
software CST 2014
Mensimulasi
parameter antena 1 buah 450.000 1.500.000 Peminjaman
anechoic chamber
Untuk mengukur
gain antena 1 buah 240.000 240.000
SUB TOTAL (Rp) 3.070.000
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan(Rp) Jumlah (Rp) PCB Sebagai ground
plate antena 2 buah 30.000 60.000
Kabel connector SMA 50 ohm Sebagai kabel penghubung di network analyzer 4 buah 50.000 200.000 Kabel Koaksial 50 ohm Sebagai kabel pendukung 2 m 17.500 35.000 Network Analyzer Agilent 5230C Sebagai peralatan karakterisasi parameter 1 buah 2.000.000 2.000.000
antena Substrat Silikon Taconic TLY-3 Sebagai substrat metamaterial 4 lembar 500.000 2.000.000 SUB TOTAL (Rp) 4.295.000 3. Perjalanan Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Perjalanan dalam kota surabaya Pembelian alat dan perlengkapan karakterisasi antena 4 orang 125.000 500.000 Perjalanan luar
kota surabaya Pembelian bahan 4 orang 187.500 750.000 Impor bahan
Silikon Taconic TLY-3
Pengiriman bahan
dari Korea 4 lembar 180.000 720.000 Perjalanan untuk seminar internasional Biaya transport / akomodasi di Belgia 1 paket 1.100.000 1.100.000 SUB TOTAL (Rp) 3.070.000 4. Lain - lain Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Administrasi Printing dan
pembukuan 150 lembar 1.000 150.000 Pembuatan
Proposal
Printing dan
Pendaftaran Konferensi Internasional (SPIE Photonics Europe 2016) Biaya registrasi mengikuti Konferensi di Belgia 1 Paper 1.500.000 1.500.000 Pembuatan poster Poster untuk
Publikasi penelitian 2 buah 25000 50.000 SUB TOTAL (Rp) 1.850.000 Total (Keseluruhan) 12.285.000
Lampiran 3. Sususan Organisasi Tim Peneliti Dan Pembagian Tugas
No Nama/NRP Program Studi Bidang Ilmu Alokasi Waktu(Jam/ Minggu) Uraian Tugas 1 Aloysius Niko S1 Fisika Optik dan Antena 12 Koordinasi dan perancangan antenna 2 Puspita Fahmi Ariani S1 Fisika Optik dan Fiber optic 10 Administrasi dan keuangan 3 Rachmad Januar
S1 Fisika Optik 12 Perancangan antena 4 Irasani
Rahayu
S1 Fisika Bahan 10 Pengembangan