CABANG SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya
Oleh
ROBI’ATUL AWALIYAH
NIM: 201 10 012
PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH
H TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
ntara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 5072 ttp//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatig
peroleh berbagai pengarahan, bimbingan, koreks khir di bawah ini:
obi’atul Awaliyah
201 10 012
nalisis Proposal Pengajuan Pembiayaan Implan Pa ndiri Cabang Salatiga
eksi dan perbaikan,
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 50721 Salatiga http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatiga.ac.id
TUGAS AKHIR
ANALISIS PROPOSAL PENGAJUAN PEMBIAYAAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA
DISUSUN OLEH
ROBI’ATUL AWALIYAH
201 10 012
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
SEKOLAH
Jl. Tenta http//
KEMENTERIAN AGAMA
H TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
ntara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 5072 ttp//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatig
IN) SALATIGA
LEMBAR PERSEMBAHAN
Dalam segala proses hidup serta proses penyelesaian Tugas Akhir penyusun memperoleh dukungan dan doa dari berbagai pihak. Sebagai bentuk apresiasi, saya persembahkan Tugas Akhir ini kepada:
1. Kedua orangtua, Bapak Suadi dan Ibu Suyat Mini, serta adikku Salma Sabilla. Keluarga besar Alm. Bapak Sukiman dan Alm. Bapak Ridwan.
2. Saudara, sahabat, serta motivator terhebat, kawan-kawan STAIN Music Club (SMC). Khususnya teman-teman angkatan Zealous (Nanda, Inas, Irsa, Laela, Wini, Anis, Tika, Ika, Andre, Ageng, Lukas, Dongong, Rizal). Teman-teman LET’S PLAY, LADIES NOISE
(Maya, Marsel, Nana, Ella), kakak-kakakku (Tuba, Zulfi, Ari, Udin, White, Pakjo, Danang, Teguh), dan cewek-cewek VOICE ALTO yang tak henti memberi pengertian, semangat, motivasi, dan hiburan. Precious One, Syaiful Azhar atas bantuan dan doa yang saling terpanjatkan.
3. Sahabatku yang selalu membuatku tersenyum dan selalu menagih traktiran atas wisudaku. My Lovely Best Friends, Harnum, Diva, Gee, Imam, Hell, Uhad, Upik, Pepi, Fitri, Yuni, Qjul, Tenggek, Panjul, Gejrod, Eek, Tiwi.
MOTTO
TIDAK PERLU BELI MOBIL UNTUK BISA MENYETIR,
NAMUN JANGAN MENYETIR
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun haturkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
tugas akhir yang berjudul “Analisis Proposal Pembiayaan Implan Pada Bank
Syariah Mandiri Cabang Salatiga ”.
Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang
senantiasa kita harapkan syafaatnya kelak dihari kiamat. Terselesaikannya tugas
akhir ini merupakan sebuah apresiasi bagi berbagai pihak yang selama ini turut
membimbing penyusun dalam perkuliahan hingga penyelesaian tugas akhir.
Penyusun menyadari bahwa proses pembuatan tugas akhir ini tidaklah
mudah dan memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan tugas akhir ini
sangatlah jauh dari kesempurnaan dan tak luput dari kekurangan-kekurangan.
Dengan rendah hati, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik dalam
penyusunan di masa mendatang.
Banyak bimbingan serta arahan yang diperoleh dari beberapa pihak demi
terwujudnya tugas akhir ini sebagai syarat lulus dari Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga. Untuk itu, penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini
1. Bapak Dr. Imam Sutomo,M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga.
2. Bapak Drs. H. Mubasirun, M.Ag selaku Ketua Jurusan Syariah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
3. Bapak Abdul Aziz N.P, S.Ag, M.M selaku Ketua Program Studi
Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga.
4. Bapak Anton Bawono, S.E, M.Si selaku Pembimbing Akademik,
terima kasih atas saran, koreksi, arahan, dan motivasinya.
5. Bapak/Ibu Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang
telah memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas.
6. Bapak Sri Wijono Aji Nugroho, S.E selaku Kepala Cabang, bapak
Wisudoto Patria, selaku Acoount Officer dan juga kepada segenap Staf
Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.
7. Ayahanda dan Ibunda (Suadi dan Suyat Mini) beserta adik serta
keluarga terdekat yang penuh kasih sayang telah berusaha memberikan
motivasi, doa serta dalam menempuh kehidupan khususnya
perkuliahan ini. Semoga Allah memberi rahmat dan hidayahnya
kepada mereka. Amin.
8. Teman-teman Progdi Perbankan Syariah, teman-teman STAIN Musik
Club, terima kasih telah memberikan motivasi serta kesan yang tidak
akan pernah terlupakan dalam hidup penyusun yaitu kekompakan,
9. Semua pihak yang penyusun tidak bisa disebutkan satu persatu yang
selama ini telah membantu penyusun, semoga amal ibadah mereka
dijadikan sebagai amal kebajikan oleh Allah SWT. Amin.
Akhir kata, penyusun harap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga segala bantuan,
do’a dan motivasi dari berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian tugas
akhir ini mendapat ridha dari Allah SWT. Amin.
Salatiga, 4 September 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ... v
M O T T O ... ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
ABSTRAK ... ... xvi
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Penelitian Terdahulu ... 8
E. Jenis dan Metode Penelitian... 10
F. Manfaat Penelitian ... 13
G. Batasan Masalah... 14
BAB II: Landasan Teori
A. Telaah pustaka ... 16
1. Perbankan Syariah... 16
2. Analisis Pembiayaan ... 18
3. Jenis-jenis Pembiayaan Bank Syariah... 21
4. Pembiayaan BSM Implan ... 23
5. Teori Penghitungan Plafond Pembiayaan Implan ... 34
6. Analisis 5C dan 7A ... 37
7. Prosedur Pembiayaan ... 45
B. Kerangka Teoritik... 49
BAB III LAPORAN OBJEK A. Lokasi Penelitian ... 50
B. Paparan data Hasil Penelitian ... 50
1. Sejarah Bank Syariah Mandiri (BSM) ... 50
2. Profil Perusahaan... 53
3. Visi dan Misi ... 54
4. Struktur Organisasi... 56
BAB IV ANALISIS DATA A. Tahapan Pelaksanaan Pembiayaan Implan... 57
C. Analisis Proposal Pembiayaan Implan ... 61
1. Analisis 7A ... 61
2. Analisis 5C ... 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 83
B. Saran ... 84
DAFTAR KATA
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : BSM PKPA ... 25
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi BSM Cabang Salatiga ... 56
Gambar 4.1 : Proses Pembiayaan Implan ... 57
Gambar 4.2 : Skema Pembiayaan Implan ... 58
Gambar 4.3 : Analisis 5C ... 70
Gambar 4.4 : BI Checking 1 ... 71
Gambar 4.5 : BI Checking 2 ... 72
Gambar 4.6 : BI Checking 3 ... 73
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Perbedaan BSM Implan dan BSM PKPA... 25
Tabel 2.2 : Tujuan BSM Implan ... 27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Formulir Permohonan Pembiayaan
Lampiran 2: Nota Analisa Pembiayaan
Lampiran 3: Nota Analisa Pembiayaan PolaChanneling Lampiran 4: Surat Edaran Pembiayaan
Lampiran 5: Nota Pembimbing
ABSTRAK
Robi’atul Awaliyah. 2013. TUGAS AKHIR. Judul: ANALISIS PROPOSAL PENGAJUAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA
Pembimbing : Anton Bawono,S.E,M.Si
Kata Kunci : Bank Syariah, Pembiayaan Implan
Pembiayaan merupakan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank kepada nasabah kekurangan dana. Sebelum bank menentukan sebuah pembiayaan, terlebih dahulu calon nasabah harus memenuhi ketentuan yang dimiliki oleh bank. Setelah beberapa persyaratan dipenuhi, maka pihak bank akan melakukan penganalisaan terhadap proposal yang diajukan. Beberapa model analisis data seperti Analisis 7A DAN 5C direkomdasikan untuk mengetahui keadaan calon nasabah. Sehingga resiko yang mungkin dihadapi oleh bank dapat terakomodir.
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan aplikasi 7A dan 5C pada proposal pembiayaan yang diajukan calon nasabah. Selain itu metode ini membantu peneliti untuk memperoleh berbagai informasi tentang ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi pada proposal pembiayaan. Dengan metode kuantitatif yang digunakan secara bersamaan, membantu penyusun untuk melakukan analisa terhadap aspek keuangan yang dimiliki oleh calon nasabah.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana
memiliki berbagai jenis jasa yang menawarkan berbagai kemudahan pada
manusia untuk memenuhi kebutuhan akan modal kerja, kebutuhan
konsumtif, tabungan masa depan, maupun sekedar memenuhi kebutuhan
hiburan semata. Banyak harapan yang ditujukan pada lembaga ini.Baik
dari masyarakat umum, investor, wirausahawan, maupun pemerintah.
Yang dimaksud dengan Perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah
salah satu badan usaha finansial yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup masyarakat banyak. (Darmawi, 2011 : 1)
Bank merupakan salah satu faktor yang dapat membantu
tergeraknya perekonomian di negara kita. Seperti kita ketahui kebutuhan
akan sandang dan pangan sangatlah tinggi, sedangkan tingkat keinginan
perkembangan teknologi. Semakin tinggi gaji yang diperoleh bukan
menjadikan semakin terjaminnya kehidupan masyarakat namun justru
memicu tingginya tingkat konsumerisme yang menuju titik dimana gaji
yang diterima masih belum cukup untuk memenuhi keinginan tersebut.
Kenyataan ini diperoleh setelah melihat fenomena pada beberapa
bank, dimana para pegawai pemerintahan masih mengharap dana
tambahan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif maupun wirausaha.
Dapat dilihat bahwa rincian gaji yang diterima seorang pegawai
pemerintahan pun ternyata masih belum dapat memenuhi seluruh
kebutuhan pegawainya.Maka dari itu pihak bank perlu meneliti secara
lebih lanjut penggunaan pembiayaan yang diajukan oleh pegawai.
Sebagai lembaga penggerak perekonomian negara, tidaklah mudah
untuk mempertahankan konsistensi dan kedisiplinan administratif demi
kelancaran kegiatan dan tentunya mengurangi tingkat kesalahan akan
keputusan pemberian pembiayaan. Bank sebagai lembaga penyalur dana
perlu mengetahui motivasi serta tujuan penggunaan dana.
Pemberian pembiayaan yang kurang mendapat informasi yang
akurat dapat menjadikan pembiayaan tersebut gagal.Pembiayaan dapat
dikatakan gagal apabila pembiayaan tersebut mengalami macet, atau yang
kita pahami sebagai tagihan yang menunggak.Maka dari itu perlu adanya
prosedur yang digunakan dalam sebuah perbankan.Hal ini dimaksudkan
terjadi akibat pemberian pembiayaan.Seluruh pembiayaan memiliki
tingkat resiko tertentu yang dapat diantisipasi bank melalui seleksi
administratif yang ketat dan konsisten demi mengurangi resiko tersebut.
Perusahaan atau organisasi yang bergerak di bidang jasa
peminjaman dana atau yang kita sebut dengan pembiayaan pasti memiliki
prosedur pembiayaan untuk menghindari kesalahan pengambilan
keputusan. Salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam hal ini
adalah analisis proposal pengajuan pembiayaan.
Proposal pengajuan pembiayaan diharapkan mengandung beberapa
unsur yang nantinya dapat membantu bank untuk memperoleh informasi
mengenai calon debitur. Ketiga unsur pokok tersebut adalah
(Darmawi,2011:106):
1. Untuk apa dana kredit itu akan dipergunakan oleh peminjam.
2. Sumber dana yang primer untuk melunasi kredit itu.
3. Sumber dana sekunder yang akan dipakai untuk membayar
kembali kredit.
Jika salah satu dari ketiga hal tersebut tidak memenuhi kriteria
yang diinginkan oleh bank, maka tidak akan dilakukan pencairan atas
proposal tersebut. Namun dalam penilaiannya, sebuah bank tidak akan
berhenti sampai disitu, namun banyak faktor lain yang dipertimbangkan.
Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan managemen yang mengatur
berjalannya suatu bank.
Beberapa faktor lainnya dapat diperoleh dari wawancara maupun
penelitian lapangan oleh pihak bank. Dari wawancara dan penelitian
lapangan tersebut harus memenuhi beberapa poin (Darmawi,2011:108)
sebagai berikut:
1. Karakter si pemohon kredit.
2. Kewenangan (kapasitas) si pemohon untuk melakukan pinjaman.
3. Kapital yang sudah dimiliki.
4. Kemampuan perusahaan untuk mengeluarkan laba.
5. Kualitas manajemen perusahaan yang bersangkutan.
6. Kolateral yang dapat dikuasai oleh bank.
7. Kondisi perekonomian.
Ketujuh poin diatas dianggap sangat penting bagi kelanjutan
pembiayaan yang diberikan. Seorang nasabah yang memiliki karakter yang
baik, dalam artian ia jujur, bertanggungjawab, serta memiliki komitmen
tentu saja sangat mempermudah pelunasan suatu pembiayaan. Namun
karakter yang baik tidaklah menjadi acuan utama.Berbagai poin yang
tercantum saling terkait satu dengan lainnya.Seluruh poin yang telah
disebutkan diatas haruslah dapat terpenuhi supaya mampu mencapai
Selain poin diatas, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
dapat memberikan kelancaran serta kenyamanan dalam proses pembiayaan
yaitu fasilitas kredit. Adapun unsur yang terkadung dalam fasilitas kredit
adalah kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa
(Kasmir, 2002: 103-104).
Lalu bagaimana penerapan teori-teori diatas ke dalam praktek
perbankan?Perlu kajian yang lebih dalam untuk mengetahui jawaban atas
pertanyaan tersebut.Dalam kesempatan ini penyusun mengkaji
pembiayaan implan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.Produk
implan merupakan sebuah produk yang cukup mendapat respon baik dari
sebagian besar nasabah pembiayaan bank tersebut.Pembiayaan implan
adalah sebuah produk pembiayaan yang ditujukan kepada pegawai instansi
Negara maupun swasta.Dimana calon nasabah menjaminkan Surat
Keterangan Pegawai untuk memperoleh pembiayaan tersebut.
Dengan melihat secara sederhana akan terlihat bahwa pembiayaan
ini dirasa tidak memiliki resiko yang cukup tinggi mengingat nasabah
merupakan pegawai yang memiliki penghasilan tetap. Namun tidak ada
pembiayaan yang tidak memiliki resiko.Terdapat banyak hal yang harus
terpenuhi untuk menunjukkan potensi pembiayaan.
Bank syariah mandiri sangat menyadari akan pentingnya
penganalisaan terhadap calon nasabah pembiayaan. Pemberlakuan
menghasilkan pembiayaan yang berkualitas.Selain prosedur yang harus
dilaksanakan sesuai komitmen, analisis terhadap calon nasabah sangat
menentukan kualitas pembiayaan bank.Gagalnya suatu
analisismenyebabkan kesalahan presepsi bank terhadap nasabah maupun
sebaliknya.
Analisis yang dilaksanakan terhadap produk Implan tidak jauh
berbeda dengan produk pembiayaan lainnya. Dirasa bank tidak akan
menemui kesulitan yang berlebih pada produk ini. Namun, prinsip
kehati-hatian perlu tetap dijunjung tinggi untuk mengurangi kemungkinan merugi
pada bank.
Standar yang diinginkan untuk memenuhi sebuah pembiayaan
yang berkualitas, perlu diketahui oleh pihak bank dan nasabah. Hal ini
dimaksudkan supaya terdapat persamaan presepsi atas suatu pembiayaan
sehingga dapat mempermudah jalannya pembiayaan pada waktu
mendatang. Sebuah solusi untuk mempermudah hal tersebut adalah
dengan mengkaji sebuah proses penganalisaan suatu proposal pembiayaan.
Melalui penelitian tersebut, dimaksudkan bank mampu
mendeskripsikan syarat dan ketentuan produk pembiayaan
Implan.Sehingga lebih mudah bagi calon nasabah untuk dapat memenuhi
dan memahami maksud dan tujuan dari penganalisaan pembiayaan.
Masih banyak pihak yang kurang mengetahui untuk apa
memaksakan diri untuk memperoleh produk pembiayaan tanpa
mengetahui bagaimana kelanjutan bagi dirinya sendiri maupun bank.Maka
dari itu, penelitian atas produk pembiayaan, dalam hal ini produk Implan,
dirasa sangat menarik untuk dilakukan.
Berdasarkan berbagai latar belakang yang telah disebutkan diatas,
penyusun tertarik untuk mengambil judul “ANALISIS PROPOSAL
PENGAJUAN PEMBIAYAAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH
MANDIRI CABANG SALATIGA”.
Sebuah pembiayaan terwujud atas kesepakatan antara pihak bank
maupun nasabah.Sehingga sangat diharuskan adanya sebuah kesepakatan
mengenai keuntungan yang diperoleh dari masing-masing
pihak.Penyusunberharap, melalui penelitian yang dilakukan mampu
memberi keuntungan bagi banyak pihak.
B. Rumusan Masalah
Dari berbagai latar belakang yang telah penyusun sampaikan diatas
maka muncul beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tahapan pelaksanaan pembiayaan Implan pada Bank
Syariah Mandiri Cabang Salatiga?
2. Bagaimana proses analisis yang dilakukan terhadap sebuah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
1. Mengetahui tahapan pengajuan pembiayaan Implan pada Bank
Syariah Mandiri Cabang Salatiga.
2. Menganalisis sebuah proposal pengajuan pembiayaan Implan.
D. Penelitian Terdahulu
Dari hasil analisis yang dilakukan oleh Nurul melalui skripsinya
yang berjudul “APLIKASI 6CDALAM ANALISIS PEMBIAYAAN
MURABAHAH DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG
MALANG”, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Adapun analisis 6C yang ada di BSM Cabang Malang, yakni
Caracter, Capital,Capacity, Collateral,Condition of Economicdan
Constraint. Analisis 6C yang diterapkan oleh BSM Cabang Malang dalam menganalisis pembiayaan murabbahah benar-benar
diterapkan dan analisis ini dalam prakteknya untuk lebih
memfalidkan data, maka dikembangkan lagi dan ditambah dengan
adanya analisis 7A. Adapun analisis 7A tersebut meliputi: Aspek
hukum/ legalitas, Aspek Manajemen, Aspek Tekhnik atau Produksi,
Aspek Pemasaran, Aspek Keuangan, Aspek Jaminan, dan Aspek
Sosial Ekonomi-AMDAL.
AccountOfficer juga akan menilai dengan apa adanya sesuai apa yang ada dilapangan (obyektif). Sifat kehati-hatian merupakan
prinsip yang dianut oleh petugas lapangan (AO) BSM Cabang
Malang. Adapun masalah yang timbul pada aplikasi 6C dalam
analisis pembiayaan murabahah di BSM Cabang Malang, masih ada permasalahan dalam aplikasi 6C-nya, salah satu masalah yang
terjadi adalah pada jaminan atau collateral. Adapun kebijakan dari
BSM Cabang Malang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut
adalah: 1) Membaca permasalahan yang terjadi pada nasabah
tersebut, apakah masih ada I tikat/ kemauan untuk membayar. 2)
Adapun untuk penyelesaian masalah tersebut pihak BSM
mempunyai model-model penyelamatan dan penyelesaian
pembiayaan bermasalah. Seperti: Penyehatan pembiayaan melalui
Rescheduling dan Restruring, Penyelamatan pembiayaan melalui
Reconditioning, dan yang terakhir adalah dengan cara penyelesaian pembiayaan melalui saluran hukum.
Dalam penelitian yang cukup terkait yang dilakukan oleh Lika Nur
Ahtofareni (2010) melaui skirpsinya yang berjudul “Analisis Pelaksanaan
Pembiayaan Implan PadaBank Syariah Mandiri(Studi Pada PT. Bank
Syariah Mandiri Kantor CabangPembantu Pasuruan)” menghasilkan
kesimpulan “Bahwa analisis pelaksanaan pembiayaan implan pada Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Pasuruan adalah dengan
Kantor Cabang Pembantu Pasuruan yang meliputi komposisi dan kualitas
SDM. Pelaksanaan pembiayaan implan pada BSM KCP Pasuruan
menggunakan pola chaneling, yaitu pihak BSM KCP Pasuruan hanya
sebagai penyalur saja, dan yang bertanggung jawab adalah
perusahaan/instansi tempat karyawan itu bekerja. Hal diatas dilaksanakan
dengan mudah, karena persyaratannya juga mudah, sehingga pelaksanaan
pembiayaan implan ini membawa kemudahan bagi nasabah. Dengan
menitikberatkan pada kemudahan bagi nasabah, pembiayaan implan
konsumtif tanpa agunan ini membawa kontribusi terhadap pendapatan
sebesar 38,25%”.
E. Jenis Dan Metode Penelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, menurut Hasan
(2000:13-14) penelitian deskriptif adalah penelitian yang mempelajari
masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam
masyarakat serta situasi-situasi termasuk tentang hubungan-hubungan,
kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses
yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruh suatu fenomena.
Sedangkan penelitian kuantitatif menurut Wikipedia bahasa
Indonesia adalah adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian
kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model
alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian
kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara
pengamatanempiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan
kuantitatif.
2. Metode Pengumpulan Data
Agar dapat diperoleh data-data yang dapat diuji kebenarannya,
relevan dan lengkap, maka peneliti menggunakan instrumen sebagai
berikut:
a. Studi Kepustakaan, yaitu dengan membaca beberapa literatur
buku yang ada kaitannya dengan tema dan judul penelitian.
Dalam hal ini peneliti menggunakan teori untuk membahas
permasalahan yang ada, misalnya teori bank syariah, penerapan
pembiayaan implan dan lain sebagainya.
b. Studi Lapangan
1) Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, atau karya-karya
monumental dari seseorang. (Sugiono,2008:240). Peneliti
menggunakan teknik dokumentasi sebagai sarana untuk
mendapatkan data tentang pembiayaan Implan, analisis
pembiayaan Implan, serta data-data lainnya yang
Sedangkan menurut Arikunto (2002:206)
dokumentasi adalah metode yang dipakai untuk mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, baku, surat kabar, agenda dan lain sebagainya.
Data ini berupa: faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil
rapat, menu atau dalam bentuk laporan program. Dari
dokumen-dokumen yang ada peneliti akan memperoleh
data tentang sejarah berdirinya BSM, struktur organisasi,
jobdiscription, visi dan misi, kegiatan operasionalnya, serta
penerapan analisis pembiayaan yang digunakan oleh Bank
Syariah Mandiri Cabang Salatiga.
2) Wawancara
Wawancara adalah cara memperoleh data dengan
tanya jawab secara langsung kepada pihak Bank Syariah
Mandiri Cabang Salatiga tentang pembiayaan Implan yang
terkait dengan prosedur pelaksanaan, prinsip-prinsip
pembiayaan, analisis data, dan data-data terkait lainnya.
Dalam hal ini, penyusun memperoleh narasumber dari
marketing pembiayaan terkait, danAccount Officer(AO).
3) Observasi
Observasi atau pengamatan menurut Bungin
(2002:134) adalah metode pengumpulan data yang
penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti
bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan
penelitian dengan menggunakan panca indra. Peneliti
melakukan pengamatan langsung dalam kegiatan penerapan
pelaksanaan pembiayaan Implan di Bank Syari ah Mandiri
Cabang Salatiga.
F. Manfaat Penelitian
Diharap melalui penelitian dan penyusunan tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi penyusun pada khususnya, serta bagi akademisi
dan masyarakat pada umumnya mengenai produk pembiayaan implan.
1. Bagi Penyusun
Penelitian diharap mampu mengembangkan dan
mempraktekan teori yang telah diterima pada bangku
perkuliahan.Serta menambah kemampuan baru dalam menganalisa
sebuah proposal pengajuan pembiayaaan pada Bank Syariah
2. Bagi Akademisi
Penelitian diharap dapat memberikan informasi bagi
akademisi mengenai produk pembiayaan pada Bank Syariah
Mandiri dan praktik penganalisaannya dalam hal ini produk
pembiayaan implan.Sekaligus sebagai sumber pembanding antara
teori yang dipelajari dengan praktek yang dijalankan.
3. Bagi Masyarakat
Penelitian diharap mampu memperkenalkan produk
pembiayaan implant kepada masyarakat luas sehingga menjadi
sebuah referensi baru dalam dunia perbankan.
G. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penyusun mencoba meneliti mengenai
analisis proposal pembiayaan implan yang diajukan oleh calon nasabah
Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.Perlu adanya batasan masalah
untuk lebih mempermudah penelitian ini untuk lebih efektif dan efisien.
Pembatasan penelitian pada tugas akhir ini yaitu pada syarat
pengajuan pembiayaan implan bagi institusi dan perorangan, serta analisis
H. Sistematika Penulisan
Penyusunmembatasi penyusunan ini kedalam lima bab. Bab
pertama adalah Bab Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan tentang Latar
Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan
Penelitian, Metode Penelitian, Kerangka Pemikiran, Batasan Masalah,
Objek Penelitian, Sistematika Penulisan.
Bab selanjutnya adalah Landasan Teori. Dalam bab ini diuraikan
tentang Pengertian Bank, Pengertian Pembiayaan, Jenis-Jenis
Pembiayaan, dan Jenis Pembiayaan Implan.
Bab ketiga adalah Laporan Objek. Dalam bab ini diuraikan tentang
Sejarah Objek Penelitian dan Susunan Organisasi.
Bab keempat adalah Analisis Data. Dalam bab ini membahas
mengenai Tinjauan Umum terhadap Produk Pembiayaan Implan Bank
Syariah Mandiri, Pengolahan dan Analisis Data, Pembahasan.
Bab terakhir adalah Penutup. Dalam bab ini penyusun menyajikan
kesimpulan dan saran. Kesimpulan diambil berdasarkan pada penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
1. Perbankan Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Bank Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
(UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun
1992 tentang Perbankan).
Menurut Ascarya (2007:2) secara umum bank syariah
dapat didefinisikan sebagai bank dengan pola bagi hasil yang
merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik
dalam produk pendanaan, pembiayaan, maupun dalam produk
lainnya.
Dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang
perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang
Perbankan. Bank yang berprinsip syariah adalah bank umum
yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan syariat islam antara bank dan pihak lain untuk
lainnya yang sesuai dengan syariat. Usaha bank syariah adalah
pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),
pembiayaan berdasarkan usaha patungan (musyarakah), jual beli barang dengan memperoleh keuntungan(murabahah),atau
pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa(ijarah). Dari beberapa pengertian diatas, kegiatan perekonomian
dianjurkan menggunakan prinsip bagi hasil, prinsip jual beli,
maupun sewa. Prinsip lain yang dianggap merugikan, seperti
bunga, tidak diperkenankan dalam kegiatan bank syariah.
Diharapkan dengan berjalannya sistem syariah, mampu
mengurangi eksploitasi dana oleh pihak bank secara berlebih
sehingga memberatkan nasabah.
b. Fungsi Pokok Bank Syari ah
Perbankan Syariah merupakan lembaga yang
melaksanakan tiga fungsi utama selayaknya Bank umum lain,
yaitu menerima simpanan dana, menyalurkan dana dan
memberikan jasa pengiriman uang.
Dalam Pasal 3 dan 4 Undang -Undang Perbankan
menyebutkan fungsi dan tujuan Perbankan Indonesia, yaitu:
1) Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
2) Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan
pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas
nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat
banyak.
Di dalam sejarah perekonomian umat Islam,
pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah
telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman
Rasulullah SAW.Bentuk akad seperti menerima titipan,
meminjamkan uang dan pembiayaan usaha, serta melakukan
berbagai akad terkait dengan jasa keuangan sudah merupakan
bagian dari kehidupan muamalat saat itu.Dengan demikian,
fungsi utama perbankan modern seperti menerima deposit,
memberikan kredit dan melakukan jasa transfer keuangan, dan
lain-lain merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan umat Islam.
2. Analisis Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
tentang Perbankan BAB I Pasal 1 Nomor12,yang dimaksud
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Dalam buku yang ditulis oleh Muhammad (2005:17)
pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan.
b. Unsur Pembiayaan
Menurut Kasmir (2001:74) adapun unsur-unsur
pembiayaan yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas
pembiayaan adalah sebagai berikut:
1) Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi
kredit/pembiayaan (bank) bahwa pembiayaan yang
diberikan bank berupa uang, barang atau jasa akan
benarbenar diterima kembali dimasa tertentu di masa
datang.
2) Kesepakatan
Antara si pemberi dengan penerima pembiayaan
dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.
3) Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki
jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa
pengembalian kredit yang telah disepakati.
4) Resiko
Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal
yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja
tidak mau membayar kreditnya pada hal mampu dan
resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak
senagaja.Semakin panjang jangka waktu suatu kredit
semakin besar resiko tidak tertagih, demikian pula
sebaliknya.
5) Balas Jasa
Balas jasa atas kredit pada bank konvensional
dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta
biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan
bank.Sedangkan bagi bank syariah atas pembiayaan
yang diberikan balas jasanya ditentukan dengan bagi
3. Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syari ah
Pada prinsipnya jenis pembiayaan hanya terdapat satu saja,
yaitu pemberian pinjaman dana yang diberikan oleh bank kepada
nasabah yang akan dikembalikan kembali pada suatu waktu yang
telah diperjanjikan sebelumnya. Akan tetapi, perkembangan
penggunaan dana bank mulai variatif serta variabel yang
mendorong peminjaman dana pun juga makin beraneka macam.
Oleh karena itu jenis pembiayaan kini mulai dipilah-pilah menurut
penggunaan, jangka waktu dan keperluan.Jenis pembiayaan
menurut Kasmir (2001:74) dibagi ke dalam 3 kriteria, yaitu
menurut penggunaan, jangka waktu dan keperluan.Akan
didiskripsikan pada penjelasan di bawah ini.
Jenis Pembiayaan menurut penggunaan antara lain:
a. Pembiayaan konsumtif
Pembiayaan ini digunakan nasabah untuk keperluan
konsumsi, dengan arti dana pembiayaan yang diberikan
bank, akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan
nasabah. Misalnya untuk pembelian barang rumah tangga,
peralatan rumah tangga, dan lain sebagainya.
b. Pembiayaan produktif
Dengan pembiayaan ini kegunaan atas dana
karena pembiayaan ini digunakan untuk penggunaan usaha
produksi, perdagangan maupun investasi.
Jenis Pembiayaan menurut jangka waktu antara lain:
a. Pembiayaan Jangka Pendek, yaitu pembiayaan dengan
jangka waktu maksimal 1 tahun.
b. Pembiayaan Jangka Menengah yaitu pembiayaan dengan
jangka waktu antara 1-10 tahun.
c. Pembiayaan Jangka Panjang yaitu pembiayaan dengan
jangka waktu lebih dari10 tahun.
Jenis Pembiayaan menurut keperluannya antara lain:
a. Pembiayaan produksi
Pembiayaan ini diberikan kepada perusahaan atau
lembaga yang bermaksud untuk meningkatkan hasil
produksi perusahaan baik dalam hal kualitas maupun
kuantitas. Bantuan ini kebanyakan digunakan untuk
menutupi biaya-biaya perusahaan secara luas, seperti biaya
bahan baku, bahan pembantu dan biaya produksi lainnya.
b. Pembiayaan perdagangan
Pelaksanaan pemberian pembiayaan perdagangan
dimaksudkan untuk membantu lancarnya perdagangan antar
c. Pembiayaan investasi
Pembiayaan ini sering disamakan dengan
pembiayaan produksi, padahal pada dasarnya memiliki
maksud yang berbeda.Pembiayaan perdagangan ini
dimaksudkan untuk keperluan investasi bagi para
pengusaha. Maka terdapat beberapa ciri yang membedakan
pembiayaan itu, antara lain: (1) digunakan untuk
penanaman modal, (2) mempunyai perencanaan yang
terarah dan matang, dan (3) waktu penyelesaian
pembiayaan berjangka menengah dan panjang.
Dengan melihat berbagai ciri yang telah disebutkan di atas,
dapat dilihat bahwa penggunaan pembiayaan ini adalah untuk
keperluan menambahan barang modal, perbaikan barang modal
beserta fasilitas lain yang berkaitan dengan hal tersebut.
4. Pembiayaan BSM Implan
Implan merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris
“Implant” secara bahasa berarti menanamkan atau memasukkan.
Sedangkan dalam kamus ekonomi, Implant berarti menanamkan atauinvest.
Menurut keterangan yang berhasil diperoleh dari web milik Bank Syariah Mandiri, pengertian dari produkBSM Implan adalah
pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh
dilakukan secara massal (kelompok).BSM Implan dapat
mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan
perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki
koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman
dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah
karyawan terbatas.
Produk Implan merupakan sebuah produk pembiayaan yang
menjadi sub bagian dari produk konsumtif massal. Dimana
terdapat 2 produk jasa yaitu BSM PKPA dan BSM Implan.BSM
PKPA sendiri memiliki diartikan sebagai pembiayaan kepada
Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya (PKPA) adalah
penyaluran pembiayaan melalui koperasi karyawan untuk
pemenuhan kebutuhan konsumer para anggotanya (kolektif) yang
mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan. Pola
penyaluran yang dipergunakan adalah executing (koperasi karyawan sebagai nasabah), sedangkan proses pembiayaan dari
koperasi karyawan kepada anggotanya dilakukan dan menjadi
tanggung jawab penuh koperasi karyawan.
Produk BSM Implan merupakan pembiayaan konsumer
dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan
tetap perusahaan/koperasi karyawan yang pengajuannya dilakukan
secara massal (kelompok).BSM Implan dapat mengakomodir
karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut
tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum
berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan
dengan jumlah karyawan terbatas.
Sumber: Data Terolah
Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa produk pembiayaan
PKPA sangat berkaitan erat dengan produk Implan ini
sendiri.Namun tentu terdapat perbedaan dan persamaan diantara
kedua produk ini.
BSM PKPA BSM Implan
Persamaan
Pendaftaran dilakukan secara
massal melalui instansi terkait. INSTANSI
BANK SYARIAH MANDIRI
Karyawan
Executing (PKPA)
Karyawan Karyawan Chaneling (Implan)
Gambar 2.1 BSM PKPA
Tabel 2.1
Bersifat konsumtif multiguna
Perbedaan
Debitur adalah Instansi Debitur adalah perorangan
Penandatanganan akad
dilakukan oleh Instansi
Penandatanganan akad
dilakukan oleh Calon Debitur
Tanpa penandatanganan
perjanjian kerja sama karena
telah tercantum pada akad yang
sebelumnya ditandatangani
Menandatangani perjanjian
kerja sama untuk bersedia
dipotong gaji melalui instansi
Sumber : Data Terolah
BSM Implan memberikan fasilitas pembiayaan
konsumer kepada sejumlah karyawan (kolektif) dengan
rekomendasi perusahaan/instansi (approve company), di mana pembayaran angsurannya dikoordinasi oleh perusahaan/instansi
melalui pemotongan gaji langsung. Hal ini memiliki banyak
keuntungan bagi pihak bank dan meminimalisir rawannya
kredit macet karena menggunakan sistem potong gaji pada
setiap tanggal yang disetujui pada perjanjian kerja sama.
Produk BSM Implan memiliki tujuan. Antara lain:
a. Mempercepat pertumbuhan portofolio pembiayaan
retail.
perusahaan/instansi dengan cara pemotongan gaji
langsung.
c. Meningkatkan jumlah customer based (number of account)pembiayaan, sehingga terjadispreading risk.
Dari beberapa tujuan diatas akan memunculkan
keuntungan bagi bank instansi maupun anggota.
Sumber: Data Terolah
Pembiayaan Implan terdiri atas dua komponen yang
masing-masing memiliki kriteria yang harus dimiliki supaya
pembiayaan ini dapat terealisasikan.Komponen tersebut adalah
instansi/perusahaan dan perorangan/indifidu yang dalam hal ini
adalah karyawan instansi terkait.Menurut Surat Edaran
pembiayaan terdapat beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh
instansi yang akan berkerja sama dalam pembiayaan ini antara
lain:
Instansi Anggota Instansi
Salah satu bentuk penghargaan
kepada karyawan.
Kesempatan dan kemudahan
memperoleh fasilitas pembiayaan.
Outsourcing sumber dana dan administrasi pinjaman.
a. Lembaga pemerintahan, BUMN/BUMD, perusahaan
multinasional, perusahaan besar yang telah masuk
bursa/go publik, atau perusahaan swasta yang bonafide yang telah berjalan minimal 5 tahun dan tidak dalam
proses hukum.
b. Lembaga Koperasi sesuai dengan SE No. 8/032/PEM
tanggal 13 Juli 2006 tentang Rating Sektor Ekonomi
untuk Pembiayaan).
c. Memiliki legalitas usaha seperti Akte Pendirian
Usaha/Anggaran Dasar, SIUP, NPWP, TDP dan telah
memiliki organisasi.
Kriteria yang telah disebutkan di atas merupakan objek
bagi produk pembiayaan Implan ini. Supaya saling
berkesinambungan, terdapat beberapa kriteria yang diharap
dimiliki oleh indifidu calon debitur yang akan memperoleh
pembiayaan ini, antara lain:
a. Nasabah Cakap Hukum sesuai dengan pasal 1330
KUHP
b. Usia minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo
fasilitas maksimal 55 tahun dan belum pensiun
c. Keanggotaan sebagai anggota koperasi dan karyawan
tetap minimal 2 tahun dan memiliki penghasilan THP di
d. PNS/CPNS, mengisi dan menandatangani formulir
permohonan pembiayaan, kartu identitas suam/istri,
KK, akte nikah/cerai, surat persetujuan suami/istri,
NPWP, slip gaji/surat keterangan penghasilan terakhir,
SK pengangkatan, surat pernyataan persetujuan SKPG.
Untuk dapat mempermudah analisis terhadap calon
debitur terlebih dahulu kita harus memahami kententuan umum
yang dimiliki oleh produk pembiayaan ini. Karena calon
debitur yang tidak memenuhi kententuan umum yang telah
ditetapkan, maka tidak akan tercapainya dana pembiayaan yang
ia harapkan. Penyusuntelah mencari informasi mengenai
ketentuan produk pembiayaan Implan kepada karyawan
terkait.Beberapa kententuan tersebut dapat dilihat melalui tabel
dibawah ini.
Ketentuan Umum
1 Akad, terdiri dari:
a. PKPA
Channeling/
BSM Implan
Wakalah wal Murabahah/ijarah
b. PKPA
Executing
Mudharabah wal Murabahah/ijarah Tabel 2.3
2 Tujuan
Pembiayaan
Pembiayaan konsumer untuk anggota
koperasi
3 Plafond maksimal
pembiayaan
a. Maksimal Rp50 juta untuk per
anggota pegawai swasta
b. Maksimal Rp35 juta untuk CPNS
c. Maksimal Rp100 juta per anggota
untuk PNS, BUMN, TNI/POLRI
4 Jangka Waktu a. 1 s.d. 8 tahun untuk PNS,
BUMN/BUMD, TNI/POLRI
b. Renovasi dan pembangunan rumah,
jangka waktu maksimal15 tahun
c. Perusahaan Swasta/PTdengan aset
< Rp25 miliar jangka waktu 1
sampai dengan 3 tahun dan jangka
waktu 1 sampai dengan 5 tahun
untuk Perusahaan Swasta/PT
dengan aset≥ Rp25 miliar
d. 1 sampai dengan 10 tahun untuk
nasabah BSM Implan
5 Pendapatan Bank Bagi Hasil
6 Debt to Service
Ratio(DSR)
Untuk PNS/CPNS/BUMN/TNI POLRI
a. 33% untuk penghasilan 2,5 kali
UMP
b. 40% untuk penghasilan 2,5 kali
UMP
s.d. Rp10 juta
c. 50% untuk penghasilan > Rp10 juta
Untuk Swasta dan yayasan (vide SENo.
10/017/PEM, tanggal 10 Juni 2008)
a. 33% untuk penghasilan 2,5 kali
UMP
b. 40% untuk penghasilan 2,5 kali
UMP s.d. Rp15 juta
c. 50% untuk penghasilan > Rp15 juta
7 Asuransi a. Asuransi jiwa & pembiayaan
b. PNS,BUMN, TNI/POLRI cukup
di-coverasuransi jiwa
c. Pegawai swasta dan CPNS di-cover asuransi penjaminan/jiwa dan
perluasan PHK
8 Biaya-biaya a. Biaya Administrasi 1%
b. Biaya Premi Asuransi,
c. Biaya Notaris
9 Pemberian
Fasilitas
Pembiayaan
Non revolving
10 Jaminan Bagi Instansi:
a. Jaminan kelancaran pembayaran
angsuran
b. Anggota koperasi/ karyawan adalah
pegawai tetap
c. Kebenaran dan keabsahan data
anggota koperasi/ karyawan
d. Jaminan tidak adanyasidestreaming
Bagi Anggota Instansi:
a. SKPG kepada bendahara
b. Sesuai bentuk agunan, hak
tanggungan/fiducia untuk
pembiayaan dengan agunan
c. Menyerahkan dokumen pembiayaan
11 Price PNS, TNI/POLRI, BUMN/BUMD
antara lain:
1 tahun 12,25%
2 tahun 12,75%
3 tahun 13,25%
Sumber : BSM Cabang Salatiga
Setiap calon debitur yang menginginkan produk
pembiayaan ini haruslah mampu memenuhi ketentuan yang
telah menjadi standar. Melalui proses wawancara, analisa dan
komite yang dilakukan oleh bagian terkait dapat diperoleh
sebuah keputusan pembiayaan.
5. Teori Penghitungan Plafond Pembiayaan Implan pada Bank
Syariah Mandiri
Setiap bank memiliki standar penghitungan yang
berbeda-beda pada tiap produk pembiayaan yang dimiliki.Pembiayaan
Implan pada Bank Syariah Mandiri menggunakan beberapa rumus 5 tahun 14,00%
6 tahun 14,50%
7 tahun 15,00%
8 tahun 15,50%
9 tahun 16,00%
10 tahun 16,50%
Untuk Pegawai Swasta antara lain:
1 tahun 12,50%
2 tahun 13,00%
3 tahun 13,50%
4 tahun 14,00%
pengembangan untuk memperoleh perhitungan kapasitas yang
dimiliki oleh calon nasabah.Dalam penelitian kali ini, peneliti
memperoleh berbagai rumus pengembangan yang telah dibuat oleh
karyawan BSM Cabang Salatiga.Rumus pengembangan ini
dianggap penting, mengingat banyak karyawan yang bekerja secara
instan menggunakan formula pada program yang telah disediakan.
Dengan mengetahui rumus pengembangan ini, perhitungan
akan terlihat lebih sederhana sehingga karyawan akan mudah
memahami dasar dari perhitungan tersebut. Rumus pengembangan
tersebut terlihat pada tabel di bawah ini:
Keterangan:
DSR :Potensi Awal Pembiayaan
40% :diibaratkan pendapatan nasabah 100% (60%
keperluan pribadi dan 40% sisa dana)
90% :diibatarkan total pegawai pada lembaga
adalah 100% (90% mengambil pembiayaan
dan 10% tidak)
Pendapatan :Jumlah pendapatan yang diterima oleh
Kapasitas keuangan harus dihitung paling awal untuk
mengetahui seberapa potensi keuangan yang dimiliki oleh calon
nasabah.Setelah mengetahui kapasitas nasabah, selanjutnya dapat
diketahui potensi yang dimiliki oleh calon nasabah dengan
menggunakan rumus yang telah tersedia pada Nota Analisa
Pembiayaan. Jika dituliskan menggunakan formula, maka akan
tampak seperti tabel di bawah ini.
Keterangan:
Pendapatan :Jumlah pendapatan yang diterima oleh
seluruh pegawai pada lembaga
DSR :Potensi Awal Pembiayaan
Kewajiban pada Bank Lain:Kewajiban yang dikeluarkan
oleh pegawai ke Bank selain BSM
Perhitungan Potensi Pembiayaan
Pendapatan = x
Potensi Awal Pembiayaan (DSR) = x
Kewajiban Karyawan pada Bank Lain = x
Kewajiban Instansi pada Bank Lain = x
Kewajiban Instansi pada Bank Lain:Kewajiban yang
dikeluarkan oleh instansi ke Bank selain
BSM
Dari penghitungan di atas dapat diketahui potensi yang
dimiliki oleh calon nasabah. Jika masih terdapat sisa potensi yang
tersedia, maka bank akan meneruskan analisis pada tahap
selanjutnya. Perhitungan dilakukan sesuai dengan tahapan
perhitungan pada Nota Analisa Pembiayaan.Dengan menggunakan
rumus yang telah tertera pada Nota Analisa Pembiayaan seperti
pada tabel di bawah ini:
Keterangan:
Potensi Pembiayaan :DSR
Rate of Return :Pricingyang ditentukan oleh bank Jangka Waktu :Jangka Waktu Pembiayaan yang
diinginkan
Perhitungan Plafond = Potensi Pembiayaan x Rate of Return
6. Analisis 5C, dan 7A
a. Analisis 5C
Analisis 5C dianggap sebagai analisis yang cukup
efektif digunakan pada Perbankan karena analisis ini
terbukti telah cukup mendiskripsikan keadaan nasabah
pembiayaan. Analisa ini dapat dijabarkan ke dalam
poin-poin di bawah ini:
1) Character
Characterdisini adalah watak atau sifat
calon debitur.Tujuannya adalah untuk memberikan
keyakinan kepada bank syariah bahwa sifat atau
watak dari debitur benar-benar dapat
dipercaya.Keyakinan ini tercermin dari tercermin
dari latar belakang calon debitur baik pekerjaannya
maupun kepribadiannya.Menurut Kasmir (2000:
104), Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah untuk membayar pembiayaan.
Orang yang memiliki karakter baik, akan berusaha
semaksimal mungkin untuk membayar
pembiayaannya. Untuk menilai karakter ini memang
sulit, karena masing-masing manusia mempunyai
sifat atau watak yang berbeda satu sama lainnya.
harus menguasai praktek untuk dapat mengetahui
sifat atau watak dari pada calon debiturnya dan
harus mempunyai pengalaman yang cukup dalam
menilai karakter seseorang sehingga dapat
mengambil kesimpulan tentang karakter calon
debitur dengan benar. Unsur-unsur character: (1) dapat dipercaya, (2) akhlaknya baik dan (3)
kemauan untuk membayar.
Untuk mendapatkan gambaran tentang
karakter, pihak bank dapat menempuh dengan
berbagai cara yaitu, sebagai berikut: meneliti dari
daftar riwayat hidupnya, meminta informasi tentang
debitur dari lingkungan sekitarnya, sebagaimana
sikap kesehariannya dan lain-lainnya.
2) Capacity
Untuk menilai kemampuan calon debitur
dalam membayar pembiayaannya, dapat
dihubungkan dengan kemampuannya mengelola
bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga
pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam
mengembalikan pembiayaan. Semakin banyak
sumber pendapatan seseoarang, maka semakin besar
diperolehnya.Menurut Kasmir (2000: 104) terdapat
beberapa unsur Capacity, yaitu: (1) kemampuan
dalam berbisnis dan (2) kemampuan dalam mencari
keuntungan.
Pada buku yang ditulis oleh Kasmir (2000:
104) pengukuran kapasitas dari calon debitur dapat
diperoleh melalui beberapa pendekatan, yaitu
Pendekatan Historis dan Pendekatan Finansial.
Pendekatan Historis, yaitu menilai nasabah dari
sejarah usaha nasabah yang bersangkutan, apakah usahanya banyak mengalami kegagalan atau
mengalami perkembangan yang semakin maju dari
waktu kewaktu. Sedangkan Pendekatan Finansial
adalah dengan menilai posisi neraca dan laporan
perhitungan laba rugi untuk beberapa periode
terakhir untuk mengetahui seberapa besar
keuntungan atau kerugian serta resiko usahanya.
3) Collateral
Menurut Kasmir (2000: 104),
Collateraldapat diartikan sebagai jaminan yang diberikan calon debitur baik yang berupa fisik
(barang) maupun non fisik (surat berharga).
terjadi suatumasalah yang menyalai kesepakatan awal, jaminan yang dititipkan akan dapat dicairkan
secepat mungkin.
Unsur-unsur collateral dapat dijelaskan ke
dalam beberapa poin, antara lain:(1) mempunyai
nilai lebih tinggi dari pada jumlahpembiayaan yang
akan dianjurkan (2) harus dilihat keabsahan
barangnya (3) memiliki nilai ekonomis, yakni jika
dijual, laku dipasarandan produktif.
4) Capital
Capitaldipergunakan untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki debitur
terhadap usaha yang akan dibiayai. Calon debitur
wajib memiliki sejumlah dana guna dapat
memperoleh pembiayaan yang ia inginkan.
Penilaian terhadap permodalan sangat erat
hubungannya dengan nilai modal yang dimiliki
calon nasabah guna membiayai proyek yang akan
dijalankan.
Besarnya kemampuan modal calon nasabah
dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan
yang dimiliki.Semakin besar perusahaan yang
sendiri.Tapi untuk usaha kecil biasanya tidak tidak
mempunyai laporan keuangan maka pihak bank
harus melakukan wawancara, dan kunjungan ke
calon nasabah untuk menyusun sendiri perkiraan
laporan keuangan sehingga diperoleh informasi
tentang modal sendiri.
Beberapa unsur-unsur capital, antara lain:
(1) mempunyai sumber modal yang jelas dan tetap
dan (2) penggunaan modal yang efektif. Jika kedua
unsur tersebut tidak dapat terpenuhi oleh calon
debutir, maka tidak akan terperoleh pembiayaan
yang diinginkan.
5) Condition of economic
Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga
menilai bagaimana kondisi ekonomi sekarang dan
dimasa yang akan datang sesuai dengan sektor
masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang
kurang stabil sebaiknya pembiayaan untuk sektor
tertentu jangan diberikan terlebih dahulu, harus
melihat bagaimana prospek usaha tersebut dimasa
yang akan datang. Penilaian terhadap kondisi ini
untuk mengetahui sejauh mana kondisi-kondisi
sehingga dapat memberikan dampak, baik bersifat
positif maupun negatif terhadap perusahaan yang
akan dibiayai. Unsur-unsurconditionantara lain: (1) usahanya lancar, (2) mempunyai prospek kedepan
yang baik dan (3) kondisi perekonomian.
b. Analisis 7A
Untuk menganalisa sebuah proposal pembiayaan,
baik dalam bank konvensional maupun bank syariah,
tidaklah cukup menggunakan sebuah sistem analisis seperti
yang dibahas sebelumnya. Dalam prakteknya, penggunaan
sistem 5C selalu diimbangi dengan penggunaan sistem 7A,
yang meliputi 7 aspek penilaian kredit, atau dalam hal ini
kita sebut sebagai pembiayaan. Penilaian dengan 7 aspek
ini sering disebut sebagai studi kelayakan usaha.
a) Aspek Yuridis/Hukum
Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah
legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki
perusahaan yang mengajukan kredit.Menurut Kasmir
(2004:120) penilaian dimulai dengan meneliti
keabsahan dan kesempurnaan akte pendirian
perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa
pemiliknya dan besarnya modal masing-masing
dokumen atau surat-surat penting lainnya seperti: Surat
Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Usaha
Industri (SIUI), Tanda Daftar Perusahaan (TDP),
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan lain
sebagainnya.
b) Aspek Pasar dan Pemasaran
Dalam aspek ini yang kita nilai adalah besar
kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan
sekarang ini dan di masa yang akan datang, sehingga
diketahui prospek pemasaran produk tersebut. Menurut
Kasmir (2004:120) yang perlu diteliti dalam aspek ini
adalah hasil penjualan atau produksi minimal 3 bulan
yang lalu, rencana penjualan dan produksi minimal 3
tahun yang akan datang, peta kekuatan pesaing yang
ada, seperti market share yang dikuasai, dan prospek
produk secara keseluruhan.
c) Aspek Keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana
yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan
bagaimana penggunaan dana tersebut. Di samping itu
sehingga dapat dinilai layak atau tidak usaha tersebut,
termasuk keuntungan yang diharapkan.
d) Aspek Teknis/Operasi
Merupakan aspek yang membahas masalah yang
berkaitan dengan produksi, lokasi dan lay out, seperti kapasitas mesin yang digunakan. Masalah lokasi usaha
seperti kantor pusat, cabang atau pergudangan.
Demikian pula dengan masalah lay out gedung dan ruangan.
e) Aspek Manajemen
Aspek ini digunakan untuk menilai struktur
organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang
dimiliki serta latar belakang pendidikan dan
pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman
perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada
juga menjadi pertimbangan lain.
f) Aspek Sosial Ekonomi
Aspek sosial ekonomi adalah menganalisis
dampaknya yang timbul akibat adanya proyek terhadap
perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat secara
umum, seperti meningkatnya ekspor barang atau
sebaliknya mengurangi ketergantungan terhadap impor,
masyarakat, tersedianya sarana dan prasarana, dan
membuka isolasi daerah tertentu.
g) Aspek Amdal
Amdal atau analisis dampak lingkungan
merupakan analisis terhadap lingkungan baik darat, air
atau udara, termasuk kesehatan manusia apabila proyek
tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara
mendalam sebelum kredit tersebut disalurkan, sehingga
proyek yang dibiayai tidak akan mengalami
pencemaran lingkungan di sekitarnya.
7. Prosedur pembiayaan
Secara umum prosedur pemberian pembiayaan oleh badan
hukum menurut pendapat Kasmir (2010:110) adalah sebagai
berikut:
a. Pengajuan Berkas-Berkas
Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan
permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu
proposal.Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya
yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya
yang berisi antara lain alatr belakang, maksud dan tujuan,
besarnya kredit dan jangka waktu, cara pemohon
neraca dan laporan laba rugi, bukti diri dari pinjaman
perusahaa, fotokopi sertifikat jaminan dan nomor rekening.
Latar belakang perusahaan berisi hal-hal seperti
riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha,
identitas perusahaan, nama pengurus berikut pegetahuan
dan pendidikanya, perkembangan perusahaan serta
relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta.
Sedangkan maksud dan tujuan ialah apakah untuk
memperbesar omset penjualan atau peningkatan kapasitas
produksi atau mendirikan pabrik (perluasan) serta tujuan
lainnya
Cara pemohon mengembalikan kredit, dijelaskan
secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan
kreditnya apakah dari hasil penjualan atau cara lainnya. Hal
yang tak kalah penting adalah jaminan kredit.Hal ini
merupakan jaminan untuk menutupi setengah resiko
terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada
unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian terhadap jaminan
ini harus teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu atau
sebagainya
b. Penyelidikan Berkas Pinjaman
Tujuanya adalah untuk mengetahui apakah berkas
benar.Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau
cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya
dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup
melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya
permohonan kredit dibatalkan saja.
c. Wawancara Pertama
Merupakan penyedikan kepada calon peminjam
dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam,
untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai
dan lengkap seperti dengan bank yang inginkan.Wawancara
ini juga ingin mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah
yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat
serileks mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara
akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
d. On the sport
Merupakan kegiatan pemeriksaan lapangan dengan
meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau
jaminan. Kemungkinan hasilnya dicocokkan dengan hasil
wawancara.Pada saat hendak melakukan on the spot
hendaknya jangan diberi tahu pada nasabah. Sehingga
apayang kita lihat dilapangan sesuai dengan kondisi
yangsebenarnya.
Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin
ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan
onthespot di lapangan.Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara satu dicocokkan dengan pada saat
on thespot apakah ada kesesuaian dan mengandung unsur kebenaran.
f. Keputusan kredit
Keputusan kredit dalam hal ini menentukan apakah
kredit akan diberikan atau ditolak, jika aditerima maka kan
dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit
yang akan mencakup jumlah uang yang diterima, jangka
waktu kredit dan biaya yang harus dibayar. Keputusan ini
biasanya merupakan keputusan team. Begitu juga dengan
kredit yang ditolak, maka hendaknya dikirim surat
penolakan sesuai dengan alasan masing-masing.
g. Penandatanganan akad kredit/ perjanjian lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari
diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan
terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit
tersebut, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat
perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.
Penandatanganan dilaksanakan antara bank derngan debitur
h. Realisasi kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan
surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro
atau tabungan di bank yang bersangkutan.
i. Penyaluran dan penarikan dana
Adalah pencairan atau pengambilan uang dari
rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat
diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu sekaligus
atau secara bertahap.
B. Kerangka Teoritik
Jenis Pembiayaan
BSM IMPLAN
Penerapan Analisis 7A
Analisis Proposal Pembiayaan
Penerapan Analisis 5C
Kesesuaian
BABIII
LAPORAN OBJEK
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga,
yang berlokasi di Ruko Diponegoro No.A6-A7 Jalan Diponegoro No.77
ASalatiga.
B. Paparan Data Hasil Penelitian
1. Sejarah Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga
Dari informasi yang telah tersedia pada web Bank Syariah Mandiri, penyusun menemukaan bahwa perusahaan Perbankan ini
memiliki nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi
kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan
Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.Kehadiran
BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.
Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli
1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di
panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak
negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.Dalam kondisi tersebut,
industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank
mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi
sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB)
yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT
Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena
dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan
melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan
(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT
Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.Kebijakan
penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusanmerger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan
Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok
perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya
UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk
melayani transaksi syariah(dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank
konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim
Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem
dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari
bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan
prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri
sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23
tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum
syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK
Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999.
Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui
perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul
pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah
Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25
Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
Pada tahun-tahun selanjutnya mulai didirikan Kantor
Cabang Pembantu di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya
berada di kawasan Salatiga yaitu Bank Syariah Mandiri Cabang
Salatiga yang mulai beroperasi pada tanggal 10 Januari 2011.Bank
Syariah ini berada pada Ruko Diponegoro A6-A7, Jalan