• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROPOSAL PENGAJUAN PEMBIAYAAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PROPOSAL PENGAJUAN PEMBIAYAAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

CABANG SALATIGA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya

Oleh

ROBI’ATUL AWALIYAH

NIM: 201 10 012

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

JURUSAN TARBIYAH

(2)

SEKOLAH

H TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

ntara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 5072 ttp//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatig

peroleh berbagai pengarahan, bimbingan, koreks khir di bawah ini:

obi’atul Awaliyah

201 10 012

nalisis Proposal Pengajuan Pembiayaan Implan Pa ndiri Cabang Salatiga

eksi dan perbaikan,

(3)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 50721 Salatiga http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatiga.ac.id

TUGAS AKHIR

ANALISIS PROPOSAL PENGAJUAN PEMBIAYAAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA

DISUSUN OLEH

ROBI’ATUL AWALIYAH

201 10 012

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Dewan Penguji Tugas Akhir Jurusan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 29 Agustus 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna

(4)

SEKOLAH

Jl. Tenta http//

KEMENTERIAN AGAMA

H TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

ntara Pelajar 02 Telp. 32706 Fax. 323433 Kode pos. 5072 ttp//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatig

IN) SALATIGA

(5)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Dalam segala proses hidup serta proses penyelesaian Tugas Akhir penyusun memperoleh dukungan dan doa dari berbagai pihak. Sebagai bentuk apresiasi, saya persembahkan Tugas Akhir ini kepada:

1. Kedua orangtua, Bapak Suadi dan Ibu Suyat Mini, serta adikku Salma Sabilla. Keluarga besar Alm. Bapak Sukiman dan Alm. Bapak Ridwan.

2. Saudara, sahabat, serta motivator terhebat, kawan-kawan STAIN Music Club (SMC). Khususnya teman-teman angkatan Zealous (Nanda, Inas, Irsa, Laela, Wini, Anis, Tika, Ika, Andre, Ageng, Lukas, Dongong, Rizal). Teman-teman LET’S PLAY, LADIES NOISE

(Maya, Marsel, Nana, Ella), kakak-kakakku (Tuba, Zulfi, Ari, Udin, White, Pakjo, Danang, Teguh), dan cewek-cewek VOICE ALTO yang tak henti memberi pengertian, semangat, motivasi, dan hiburan. Precious One, Syaiful Azhar atas bantuan dan doa yang saling terpanjatkan.

3. Sahabatku yang selalu membuatku tersenyum dan selalu menagih traktiran atas wisudaku. My Lovely Best Friends, Harnum, Diva, Gee, Imam, Hell, Uhad, Upik, Pepi, Fitri, Yuni, Qjul, Tenggek, Panjul, Gejrod, Eek, Tiwi.

(6)

MOTTO

TIDAK PERLU BELI MOBIL UNTUK BISA MENYETIR,

NAMUN JANGAN MENYETIR

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penyusun haturkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan

tugas akhir yang berjudul “Analisis Proposal Pembiayaan Implan Pada Bank

Syariah Mandiri Cabang Salatiga ”.

Shalawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw yang

senantiasa kita harapkan syafaatnya kelak dihari kiamat. Terselesaikannya tugas

akhir ini merupakan sebuah apresiasi bagi berbagai pihak yang selama ini turut

membimbing penyusun dalam perkuliahan hingga penyelesaian tugas akhir.

Penyusun menyadari bahwa proses pembuatan tugas akhir ini tidaklah

mudah dan memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan tugas akhir ini

sangatlah jauh dari kesempurnaan dan tak luput dari kekurangan-kekurangan.

Dengan rendah hati, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dan memperbaiki karya ilmiah ini sehingga menjadi lebih baik dalam

penyusunan di masa mendatang.

Banyak bimbingan serta arahan yang diperoleh dari beberapa pihak demi

terwujudnya tugas akhir ini sebagai syarat lulus dari Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga. Untuk itu, penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini

(8)

1. Bapak Dr. Imam Sutomo,M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri Salatiga.

2. Bapak Drs. H. Mubasirun, M.Ag selaku Ketua Jurusan Syariah

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

3. Bapak Abdul Aziz N.P, S.Ag, M.M selaku Ketua Program Studi

Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Salatiga.

4. Bapak Anton Bawono, S.E, M.Si selaku Pembimbing Akademik,

terima kasih atas saran, koreksi, arahan, dan motivasinya.

5. Bapak/Ibu Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga yang

telah memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas.

6. Bapak Sri Wijono Aji Nugroho, S.E selaku Kepala Cabang, bapak

Wisudoto Patria, selaku Acoount Officer dan juga kepada segenap Staf

Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

7. Ayahanda dan Ibunda (Suadi dan Suyat Mini) beserta adik serta

keluarga terdekat yang penuh kasih sayang telah berusaha memberikan

motivasi, doa serta dalam menempuh kehidupan khususnya

perkuliahan ini. Semoga Allah memberi rahmat dan hidayahnya

kepada mereka. Amin.

8. Teman-teman Progdi Perbankan Syariah, teman-teman STAIN Musik

Club, terima kasih telah memberikan motivasi serta kesan yang tidak

akan pernah terlupakan dalam hidup penyusun yaitu kekompakan,

(9)

9. Semua pihak yang penyusun tidak bisa disebutkan satu persatu yang

selama ini telah membantu penyusun, semoga amal ibadah mereka

dijadikan sebagai amal kebajikan oleh Allah SWT. Amin.

Akhir kata, penyusun harap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi

penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga segala bantuan,

do’a dan motivasi dari berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian tugas

akhir ini mendapat ridha dari Allah SWT. Amin.

Salatiga, 4 September 2013

Penyusun

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

LEMBAR PERSEMBAHAN ... v

M O T T O ... ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... ... xvi

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Penelitian Terdahulu ... 8

E. Jenis dan Metode Penelitian... 10

F. Manfaat Penelitian ... 13

G. Batasan Masalah... 14

(11)

BAB II: Landasan Teori

A. Telaah pustaka ... 16

1. Perbankan Syariah... 16

2. Analisis Pembiayaan ... 18

3. Jenis-jenis Pembiayaan Bank Syariah... 21

4. Pembiayaan BSM Implan ... 23

5. Teori Penghitungan Plafond Pembiayaan Implan ... 34

6. Analisis 5C dan 7A ... 37

7. Prosedur Pembiayaan ... 45

B. Kerangka Teoritik... 49

BAB III LAPORAN OBJEK A. Lokasi Penelitian ... 50

B. Paparan data Hasil Penelitian ... 50

1. Sejarah Bank Syariah Mandiri (BSM) ... 50

2. Profil Perusahaan... 53

3. Visi dan Misi ... 54

4. Struktur Organisasi... 56

BAB IV ANALISIS DATA A. Tahapan Pelaksanaan Pembiayaan Implan... 57

(12)

C. Analisis Proposal Pembiayaan Implan ... 61

1. Analisis 7A ... 61

2. Analisis 5C ... 70

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR KATA

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : BSM PKPA ... 25

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi BSM Cabang Salatiga ... 56

Gambar 4.1 : Proses Pembiayaan Implan ... 57

Gambar 4.2 : Skema Pembiayaan Implan ... 58

Gambar 4.3 : Analisis 5C ... 70

Gambar 4.4 : BI Checking 1 ... 71

Gambar 4.5 : BI Checking 2 ... 72

Gambar 4.6 : BI Checking 3 ... 73

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Perbedaan BSM Implan dan BSM PKPA... 25

Tabel 2.2 : Tujuan BSM Implan ... 27

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Formulir Permohonan Pembiayaan

Lampiran 2: Nota Analisa Pembiayaan

Lampiran 3: Nota Analisa Pembiayaan PolaChanneling Lampiran 4: Surat Edaran Pembiayaan

Lampiran 5: Nota Pembimbing

(16)

ABSTRAK

Robi’atul Awaliyah. 2013. TUGAS AKHIR. Judul: ANALISIS PROPOSAL PENGAJUAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SALATIGA

Pembimbing : Anton Bawono,S.E,M.Si

Kata Kunci : Bank Syariah, Pembiayaan Implan

Pembiayaan merupakan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank kepada nasabah kekurangan dana. Sebelum bank menentukan sebuah pembiayaan, terlebih dahulu calon nasabah harus memenuhi ketentuan yang dimiliki oleh bank. Setelah beberapa persyaratan dipenuhi, maka pihak bank akan melakukan penganalisaan terhadap proposal yang diajukan. Beberapa model analisis data seperti Analisis 7A DAN 5C direkomdasikan untuk mengetahui keadaan calon nasabah. Sehingga resiko yang mungkin dihadapi oleh bank dapat terakomodir.

Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan aplikasi 7A dan 5C pada proposal pembiayaan yang diajukan calon nasabah. Selain itu metode ini membantu peneliti untuk memperoleh berbagai informasi tentang ketentuan dan persyaratan yang harus dipenuhi pada proposal pembiayaan. Dengan metode kuantitatif yang digunakan secara bersamaan, membantu penyusun untuk melakukan analisa terhadap aspek keuangan yang dimiliki oleh calon nasabah.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perbankan sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana

memiliki berbagai jenis jasa yang menawarkan berbagai kemudahan pada

manusia untuk memenuhi kebutuhan akan modal kerja, kebutuhan

konsumtif, tabungan masa depan, maupun sekedar memenuhi kebutuhan

hiburan semata. Banyak harapan yang ditujukan pada lembaga ini.Baik

dari masyarakat umum, investor, wirausahawan, maupun pemerintah.

Yang dimaksud dengan Perbankan adalah segala sesuatu yang

menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan

proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank adalah

salah satu badan usaha finansial yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup masyarakat banyak. (Darmawi, 2011 : 1)

Bank merupakan salah satu faktor yang dapat membantu

tergeraknya perekonomian di negara kita. Seperti kita ketahui kebutuhan

akan sandang dan pangan sangatlah tinggi, sedangkan tingkat keinginan

(18)

perkembangan teknologi. Semakin tinggi gaji yang diperoleh bukan

menjadikan semakin terjaminnya kehidupan masyarakat namun justru

memicu tingginya tingkat konsumerisme yang menuju titik dimana gaji

yang diterima masih belum cukup untuk memenuhi keinginan tersebut.

Kenyataan ini diperoleh setelah melihat fenomena pada beberapa

bank, dimana para pegawai pemerintahan masih mengharap dana

tambahan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif maupun wirausaha.

Dapat dilihat bahwa rincian gaji yang diterima seorang pegawai

pemerintahan pun ternyata masih belum dapat memenuhi seluruh

kebutuhan pegawainya.Maka dari itu pihak bank perlu meneliti secara

lebih lanjut penggunaan pembiayaan yang diajukan oleh pegawai.

Sebagai lembaga penggerak perekonomian negara, tidaklah mudah

untuk mempertahankan konsistensi dan kedisiplinan administratif demi

kelancaran kegiatan dan tentunya mengurangi tingkat kesalahan akan

keputusan pemberian pembiayaan. Bank sebagai lembaga penyalur dana

perlu mengetahui motivasi serta tujuan penggunaan dana.

Pemberian pembiayaan yang kurang mendapat informasi yang

akurat dapat menjadikan pembiayaan tersebut gagal.Pembiayaan dapat

dikatakan gagal apabila pembiayaan tersebut mengalami macet, atau yang

kita pahami sebagai tagihan yang menunggak.Maka dari itu perlu adanya

prosedur yang digunakan dalam sebuah perbankan.Hal ini dimaksudkan

(19)

terjadi akibat pemberian pembiayaan.Seluruh pembiayaan memiliki

tingkat resiko tertentu yang dapat diantisipasi bank melalui seleksi

administratif yang ketat dan konsisten demi mengurangi resiko tersebut.

Perusahaan atau organisasi yang bergerak di bidang jasa

peminjaman dana atau yang kita sebut dengan pembiayaan pasti memiliki

prosedur pembiayaan untuk menghindari kesalahan pengambilan

keputusan. Salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam hal ini

adalah analisis proposal pengajuan pembiayaan.

Proposal pengajuan pembiayaan diharapkan mengandung beberapa

unsur yang nantinya dapat membantu bank untuk memperoleh informasi

mengenai calon debitur. Ketiga unsur pokok tersebut adalah

(Darmawi,2011:106):

1. Untuk apa dana kredit itu akan dipergunakan oleh peminjam.

2. Sumber dana yang primer untuk melunasi kredit itu.

3. Sumber dana sekunder yang akan dipakai untuk membayar

kembali kredit.

Jika salah satu dari ketiga hal tersebut tidak memenuhi kriteria

yang diinginkan oleh bank, maka tidak akan dilakukan pencairan atas

proposal tersebut. Namun dalam penilaiannya, sebuah bank tidak akan

berhenti sampai disitu, namun banyak faktor lain yang dipertimbangkan.

(20)

Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan managemen yang mengatur

berjalannya suatu bank.

Beberapa faktor lainnya dapat diperoleh dari wawancara maupun

penelitian lapangan oleh pihak bank. Dari wawancara dan penelitian

lapangan tersebut harus memenuhi beberapa poin (Darmawi,2011:108)

sebagai berikut:

1. Karakter si pemohon kredit.

2. Kewenangan (kapasitas) si pemohon untuk melakukan pinjaman.

3. Kapital yang sudah dimiliki.

4. Kemampuan perusahaan untuk mengeluarkan laba.

5. Kualitas manajemen perusahaan yang bersangkutan.

6. Kolateral yang dapat dikuasai oleh bank.

7. Kondisi perekonomian.

Ketujuh poin diatas dianggap sangat penting bagi kelanjutan

pembiayaan yang diberikan. Seorang nasabah yang memiliki karakter yang

baik, dalam artian ia jujur, bertanggungjawab, serta memiliki komitmen

tentu saja sangat mempermudah pelunasan suatu pembiayaan. Namun

karakter yang baik tidaklah menjadi acuan utama.Berbagai poin yang

tercantum saling terkait satu dengan lainnya.Seluruh poin yang telah

disebutkan diatas haruslah dapat terpenuhi supaya mampu mencapai

(21)

Selain poin diatas, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan untuk

dapat memberikan kelancaran serta kenyamanan dalam proses pembiayaan

yaitu fasilitas kredit. Adapun unsur yang terkadung dalam fasilitas kredit

adalah kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa

(Kasmir, 2002: 103-104).

Lalu bagaimana penerapan teori-teori diatas ke dalam praktek

perbankan?Perlu kajian yang lebih dalam untuk mengetahui jawaban atas

pertanyaan tersebut.Dalam kesempatan ini penyusun mengkaji

pembiayaan implan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.Produk

implan merupakan sebuah produk yang cukup mendapat respon baik dari

sebagian besar nasabah pembiayaan bank tersebut.Pembiayaan implan

adalah sebuah produk pembiayaan yang ditujukan kepada pegawai instansi

Negara maupun swasta.Dimana calon nasabah menjaminkan Surat

Keterangan Pegawai untuk memperoleh pembiayaan tersebut.

Dengan melihat secara sederhana akan terlihat bahwa pembiayaan

ini dirasa tidak memiliki resiko yang cukup tinggi mengingat nasabah

merupakan pegawai yang memiliki penghasilan tetap. Namun tidak ada

pembiayaan yang tidak memiliki resiko.Terdapat banyak hal yang harus

terpenuhi untuk menunjukkan potensi pembiayaan.

Bank syariah mandiri sangat menyadari akan pentingnya

penganalisaan terhadap calon nasabah pembiayaan. Pemberlakuan

(22)

menghasilkan pembiayaan yang berkualitas.Selain prosedur yang harus

dilaksanakan sesuai komitmen, analisis terhadap calon nasabah sangat

menentukan kualitas pembiayaan bank.Gagalnya suatu

analisismenyebabkan kesalahan presepsi bank terhadap nasabah maupun

sebaliknya.

Analisis yang dilaksanakan terhadap produk Implan tidak jauh

berbeda dengan produk pembiayaan lainnya. Dirasa bank tidak akan

menemui kesulitan yang berlebih pada produk ini. Namun, prinsip

kehati-hatian perlu tetap dijunjung tinggi untuk mengurangi kemungkinan merugi

pada bank.

Standar yang diinginkan untuk memenuhi sebuah pembiayaan

yang berkualitas, perlu diketahui oleh pihak bank dan nasabah. Hal ini

dimaksudkan supaya terdapat persamaan presepsi atas suatu pembiayaan

sehingga dapat mempermudah jalannya pembiayaan pada waktu

mendatang. Sebuah solusi untuk mempermudah hal tersebut adalah

dengan mengkaji sebuah proses penganalisaan suatu proposal pembiayaan.

Melalui penelitian tersebut, dimaksudkan bank mampu

mendeskripsikan syarat dan ketentuan produk pembiayaan

Implan.Sehingga lebih mudah bagi calon nasabah untuk dapat memenuhi

dan memahami maksud dan tujuan dari penganalisaan pembiayaan.

Masih banyak pihak yang kurang mengetahui untuk apa

(23)

memaksakan diri untuk memperoleh produk pembiayaan tanpa

mengetahui bagaimana kelanjutan bagi dirinya sendiri maupun bank.Maka

dari itu, penelitian atas produk pembiayaan, dalam hal ini produk Implan,

dirasa sangat menarik untuk dilakukan.

Berdasarkan berbagai latar belakang yang telah disebutkan diatas,

penyusun tertarik untuk mengambil judul “ANALISIS PROPOSAL

PENGAJUAN PEMBIAYAAN IMPLAN PADA BANK SYARIAH

MANDIRI CABANG SALATIGA”.

Sebuah pembiayaan terwujud atas kesepakatan antara pihak bank

maupun nasabah.Sehingga sangat diharuskan adanya sebuah kesepakatan

mengenai keuntungan yang diperoleh dari masing-masing

pihak.Penyusunberharap, melalui penelitian yang dilakukan mampu

memberi keuntungan bagi banyak pihak.

B. Rumusan Masalah

Dari berbagai latar belakang yang telah penyusun sampaikan diatas

maka muncul beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tahapan pelaksanaan pembiayaan Implan pada Bank

Syariah Mandiri Cabang Salatiga?

2. Bagaimana proses analisis yang dilakukan terhadap sebuah

(24)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Mengetahui tahapan pengajuan pembiayaan Implan pada Bank

Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

2. Menganalisis sebuah proposal pengajuan pembiayaan Implan.

D. Penelitian Terdahulu

Dari hasil analisis yang dilakukan oleh Nurul melalui skripsinya

yang berjudul “APLIKASI 6CDALAM ANALISIS PEMBIAYAAN

MURABAHAH DI BANK SYARIAH MANDIRI (BSM) CABANG

MALANG”, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Adapun analisis 6C yang ada di BSM Cabang Malang, yakni

Caracter, Capital,Capacity, Collateral,Condition of Economicdan

Constraint. Analisis 6C yang diterapkan oleh BSM Cabang Malang dalam menganalisis pembiayaan murabbahah benar-benar

diterapkan dan analisis ini dalam prakteknya untuk lebih

memfalidkan data, maka dikembangkan lagi dan ditambah dengan

adanya analisis 7A. Adapun analisis 7A tersebut meliputi: Aspek

hukum/ legalitas, Aspek Manajemen, Aspek Tekhnik atau Produksi,

Aspek Pemasaran, Aspek Keuangan, Aspek Jaminan, dan Aspek

Sosial Ekonomi-AMDAL.

(25)

AccountOfficer juga akan menilai dengan apa adanya sesuai apa yang ada dilapangan (obyektif). Sifat kehati-hatian merupakan

prinsip yang dianut oleh petugas lapangan (AO) BSM Cabang

Malang. Adapun masalah yang timbul pada aplikasi 6C dalam

analisis pembiayaan murabahah di BSM Cabang Malang, masih ada permasalahan dalam aplikasi 6C-nya, salah satu masalah yang

terjadi adalah pada jaminan atau collateral. Adapun kebijakan dari

BSM Cabang Malang untuk menyelesaikan permasalahan tersebut

adalah: 1) Membaca permasalahan yang terjadi pada nasabah

tersebut, apakah masih ada I tikat/ kemauan untuk membayar. 2)

Adapun untuk penyelesaian masalah tersebut pihak BSM

mempunyai model-model penyelamatan dan penyelesaian

pembiayaan bermasalah. Seperti: Penyehatan pembiayaan melalui

Rescheduling dan Restruring, Penyelamatan pembiayaan melalui

Reconditioning, dan yang terakhir adalah dengan cara penyelesaian pembiayaan melalui saluran hukum.

Dalam penelitian yang cukup terkait yang dilakukan oleh Lika Nur

Ahtofareni (2010) melaui skirpsinya yang berjudul “Analisis Pelaksanaan

Pembiayaan Implan PadaBank Syariah Mandiri(Studi Pada PT. Bank

Syariah Mandiri Kantor CabangPembantu Pasuruan)” menghasilkan

kesimpulan “Bahwa analisis pelaksanaan pembiayaan implan pada Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Pasuruan adalah dengan

(26)

Kantor Cabang Pembantu Pasuruan yang meliputi komposisi dan kualitas

SDM. Pelaksanaan pembiayaan implan pada BSM KCP Pasuruan

menggunakan pola chaneling, yaitu pihak BSM KCP Pasuruan hanya

sebagai penyalur saja, dan yang bertanggung jawab adalah

perusahaan/instansi tempat karyawan itu bekerja. Hal diatas dilaksanakan

dengan mudah, karena persyaratannya juga mudah, sehingga pelaksanaan

pembiayaan implan ini membawa kemudahan bagi nasabah. Dengan

menitikberatkan pada kemudahan bagi nasabah, pembiayaan implan

konsumtif tanpa agunan ini membawa kontribusi terhadap pendapatan

sebesar 38,25%”.

E. Jenis Dan Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, menurut Hasan

(2000:13-14) penelitian deskriptif adalah penelitian yang mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam

masyarakat serta situasi-situasi termasuk tentang hubungan-hubungan,

kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses

yang sedang berlangsung dan pengaruhpengaruh suatu fenomena.

Sedangkan penelitian kuantitatif menurut Wikipedia bahasa

Indonesia adalah adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap

bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian

kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model

(27)

alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian

kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara

pengamatanempiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan

kuantitatif.

2. Metode Pengumpulan Data

Agar dapat diperoleh data-data yang dapat diuji kebenarannya,

relevan dan lengkap, maka peneliti menggunakan instrumen sebagai

berikut:

a. Studi Kepustakaan, yaitu dengan membaca beberapa literatur

buku yang ada kaitannya dengan tema dan judul penelitian.

Dalam hal ini peneliti menggunakan teori untuk membahas

permasalahan yang ada, misalnya teori bank syariah, penerapan

pembiayaan implan dan lain sebagainya.

b. Studi Lapangan

1) Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, atau karya-karya

monumental dari seseorang. (Sugiono,2008:240). Peneliti

menggunakan teknik dokumentasi sebagai sarana untuk

mendapatkan data tentang pembiayaan Implan, analisis

pembiayaan Implan, serta data-data lainnya yang

(28)

Sedangkan menurut Arikunto (2002:206)

dokumentasi adalah metode yang dipakai untuk mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, baku, surat kabar, agenda dan lain sebagainya.

Data ini berupa: faktur, jurnal, surat-surat, notulen hasil

rapat, menu atau dalam bentuk laporan program. Dari

dokumen-dokumen yang ada peneliti akan memperoleh

data tentang sejarah berdirinya BSM, struktur organisasi,

jobdiscription, visi dan misi, kegiatan operasionalnya, serta

penerapan analisis pembiayaan yang digunakan oleh Bank

Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

2) Wawancara

Wawancara adalah cara memperoleh data dengan

tanya jawab secara langsung kepada pihak Bank Syariah

Mandiri Cabang Salatiga tentang pembiayaan Implan yang

terkait dengan prosedur pelaksanaan, prinsip-prinsip

pembiayaan, analisis data, dan data-data terkait lainnya.

Dalam hal ini, penyusun memperoleh narasumber dari

marketing pembiayaan terkait, danAccount Officer(AO).

3) Observasi

Observasi atau pengamatan menurut Bungin

(2002:134) adalah metode pengumpulan data yang

(29)

penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti

bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan

penelitian dengan menggunakan panca indra. Peneliti

melakukan pengamatan langsung dalam kegiatan penerapan

pelaksanaan pembiayaan Implan di Bank Syari ah Mandiri

Cabang Salatiga.

F. Manfaat Penelitian

Diharap melalui penelitian dan penyusunan tugas akhir ini dapat

memberikan manfaat bagi penyusun pada khususnya, serta bagi akademisi

dan masyarakat pada umumnya mengenai produk pembiayaan implan.

1. Bagi Penyusun

Penelitian diharap mampu mengembangkan dan

mempraktekan teori yang telah diterima pada bangku

perkuliahan.Serta menambah kemampuan baru dalam menganalisa

sebuah proposal pengajuan pembiayaaan pada Bank Syariah

(30)

2. Bagi Akademisi

Penelitian diharap dapat memberikan informasi bagi

akademisi mengenai produk pembiayaan pada Bank Syariah

Mandiri dan praktik penganalisaannya dalam hal ini produk

pembiayaan implan.Sekaligus sebagai sumber pembanding antara

teori yang dipelajari dengan praktek yang dijalankan.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian diharap mampu memperkenalkan produk

pembiayaan implant kepada masyarakat luas sehingga menjadi

sebuah referensi baru dalam dunia perbankan.

G. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penyusun mencoba meneliti mengenai

analisis proposal pembiayaan implan yang diajukan oleh calon nasabah

Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.Perlu adanya batasan masalah

untuk lebih mempermudah penelitian ini untuk lebih efektif dan efisien.

Pembatasan penelitian pada tugas akhir ini yaitu pada syarat

pengajuan pembiayaan implan bagi institusi dan perorangan, serta analisis

(31)

H. Sistematika Penulisan

Penyusunmembatasi penyusunan ini kedalam lima bab. Bab

pertama adalah Bab Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan tentang Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan

Penelitian, Metode Penelitian, Kerangka Pemikiran, Batasan Masalah,

Objek Penelitian, Sistematika Penulisan.

Bab selanjutnya adalah Landasan Teori. Dalam bab ini diuraikan

tentang Pengertian Bank, Pengertian Pembiayaan, Jenis-Jenis

Pembiayaan, dan Jenis Pembiayaan Implan.

Bab ketiga adalah Laporan Objek. Dalam bab ini diuraikan tentang

Sejarah Objek Penelitian dan Susunan Organisasi.

Bab keempat adalah Analisis Data. Dalam bab ini membahas

mengenai Tinjauan Umum terhadap Produk Pembiayaan Implan Bank

Syariah Mandiri, Pengolahan dan Analisis Data, Pembahasan.

Bab terakhir adalah Penutup. Dalam bab ini penyusun menyajikan

kesimpulan dan saran. Kesimpulan diambil berdasarkan pada penelitian

(32)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

1. Perbankan Syariah

a. Pengertian Bank Syariah

Bank Syariah adalah Bank Umum yang melaksanakan

kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

(UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun

1992 tentang Perbankan).

Menurut Ascarya (2007:2) secara umum bank syariah

dapat didefinisikan sebagai bank dengan pola bagi hasil yang

merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik

dalam produk pendanaan, pembiayaan, maupun dalam produk

lainnya.

Dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang

perubahan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang

Perbankan. Bank yang berprinsip syariah adalah bank umum

yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian

berdasarkan syariat islam antara bank dan pihak lain untuk

(33)

lainnya yang sesuai dengan syariat. Usaha bank syariah adalah

pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),

pembiayaan berdasarkan usaha patungan (musyarakah), jual beli barang dengan memperoleh keuntungan(murabahah),atau

pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa(ijarah). Dari beberapa pengertian diatas, kegiatan perekonomian

dianjurkan menggunakan prinsip bagi hasil, prinsip jual beli,

maupun sewa. Prinsip lain yang dianggap merugikan, seperti

bunga, tidak diperkenankan dalam kegiatan bank syariah.

Diharapkan dengan berjalannya sistem syariah, mampu

mengurangi eksploitasi dana oleh pihak bank secara berlebih

sehingga memberatkan nasabah.

b. Fungsi Pokok Bank Syari ah

Perbankan Syariah merupakan lembaga yang

melaksanakan tiga fungsi utama selayaknya Bank umum lain,

yaitu menerima simpanan dana, menyalurkan dana dan

memberikan jasa pengiriman uang.

Dalam Pasal 3 dan 4 Undang -Undang Perbankan

menyebutkan fungsi dan tujuan Perbankan Indonesia, yaitu:

1) Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai

penghimpun dan penyalur dana masyarakat.

2) Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan

(34)

pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas

nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat

banyak.

Di dalam sejarah perekonomian umat Islam,

pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah

telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak zaman

Rasulullah SAW.Bentuk akad seperti menerima titipan,

meminjamkan uang dan pembiayaan usaha, serta melakukan

berbagai akad terkait dengan jasa keuangan sudah merupakan

bagian dari kehidupan muamalat saat itu.Dengan demikian,

fungsi utama perbankan modern seperti menerima deposit,

memberikan kredit dan melakukan jasa transfer keuangan, dan

lain-lain merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan umat Islam.

2. Analisis Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

tentang Perbankan BAB I Pasal 1 Nomor12,yang dimaksud

pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan

(35)

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Dalam buku yang ditulis oleh Muhammad (2005:17)

pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan

oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi

yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun

lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang

dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan.

b. Unsur Pembiayaan

Menurut Kasmir (2001:74) adapun unsur-unsur

pembiayaan yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas

pembiayaan adalah sebagai berikut:

1) Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi

kredit/pembiayaan (bank) bahwa pembiayaan yang

diberikan bank berupa uang, barang atau jasa akan

benarbenar diterima kembali dimasa tertentu di masa

datang.

2) Kesepakatan

Antara si pemberi dengan penerima pembiayaan

(36)

dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.

3) Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki

jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa

pengembalian kredit yang telah disepakati.

4) Resiko

Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal

yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja

tidak mau membayar kreditnya pada hal mampu dan

resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak

senagaja.Semakin panjang jangka waktu suatu kredit

semakin besar resiko tidak tertagih, demikian pula

sebaliknya.

5) Balas Jasa

Balas jasa atas kredit pada bank konvensional

dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta

biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan

bank.Sedangkan bagi bank syariah atas pembiayaan

yang diberikan balas jasanya ditentukan dengan bagi

(37)

3. Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syari ah

Pada prinsipnya jenis pembiayaan hanya terdapat satu saja,

yaitu pemberian pinjaman dana yang diberikan oleh bank kepada

nasabah yang akan dikembalikan kembali pada suatu waktu yang

telah diperjanjikan sebelumnya. Akan tetapi, perkembangan

penggunaan dana bank mulai variatif serta variabel yang

mendorong peminjaman dana pun juga makin beraneka macam.

Oleh karena itu jenis pembiayaan kini mulai dipilah-pilah menurut

penggunaan, jangka waktu dan keperluan.Jenis pembiayaan

menurut Kasmir (2001:74) dibagi ke dalam 3 kriteria, yaitu

menurut penggunaan, jangka waktu dan keperluan.Akan

didiskripsikan pada penjelasan di bawah ini.

Jenis Pembiayaan menurut penggunaan antara lain:

a. Pembiayaan konsumtif

Pembiayaan ini digunakan nasabah untuk keperluan

konsumsi, dengan arti dana pembiayaan yang diberikan

bank, akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan

nasabah. Misalnya untuk pembelian barang rumah tangga,

peralatan rumah tangga, dan lain sebagainya.

b. Pembiayaan produktif

Dengan pembiayaan ini kegunaan atas dana

(38)

karena pembiayaan ini digunakan untuk penggunaan usaha

produksi, perdagangan maupun investasi.

Jenis Pembiayaan menurut jangka waktu antara lain:

a. Pembiayaan Jangka Pendek, yaitu pembiayaan dengan

jangka waktu maksimal 1 tahun.

b. Pembiayaan Jangka Menengah yaitu pembiayaan dengan

jangka waktu antara 1-10 tahun.

c. Pembiayaan Jangka Panjang yaitu pembiayaan dengan

jangka waktu lebih dari10 tahun.

Jenis Pembiayaan menurut keperluannya antara lain:

a. Pembiayaan produksi

Pembiayaan ini diberikan kepada perusahaan atau

lembaga yang bermaksud untuk meningkatkan hasil

produksi perusahaan baik dalam hal kualitas maupun

kuantitas. Bantuan ini kebanyakan digunakan untuk

menutupi biaya-biaya perusahaan secara luas, seperti biaya

bahan baku, bahan pembantu dan biaya produksi lainnya.

b. Pembiayaan perdagangan

Pelaksanaan pemberian pembiayaan perdagangan

dimaksudkan untuk membantu lancarnya perdagangan antar

(39)

c. Pembiayaan investasi

Pembiayaan ini sering disamakan dengan

pembiayaan produksi, padahal pada dasarnya memiliki

maksud yang berbeda.Pembiayaan perdagangan ini

dimaksudkan untuk keperluan investasi bagi para

pengusaha. Maka terdapat beberapa ciri yang membedakan

pembiayaan itu, antara lain: (1) digunakan untuk

penanaman modal, (2) mempunyai perencanaan yang

terarah dan matang, dan (3) waktu penyelesaian

pembiayaan berjangka menengah dan panjang.

Dengan melihat berbagai ciri yang telah disebutkan di atas,

dapat dilihat bahwa penggunaan pembiayaan ini adalah untuk

keperluan menambahan barang modal, perbaikan barang modal

beserta fasilitas lain yang berkaitan dengan hal tersebut.

4. Pembiayaan BSM Implan

Implan merupakan kata serapan dari Bahasa Inggris

Implant” secara bahasa berarti menanamkan atau memasukkan.

Sedangkan dalam kamus ekonomi, Implant berarti menanamkan atauinvest.

Menurut keterangan yang berhasil diperoleh dari web milik Bank Syariah Mandiri, pengertian dari produkBSM Implan adalah

pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh

(40)

dilakukan secara massal (kelompok).BSM Implan dapat

mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan

perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut tidak memiliki

koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman

dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah

karyawan terbatas.

Produk Implan merupakan sebuah produk pembiayaan yang

menjadi sub bagian dari produk konsumtif massal. Dimana

terdapat 2 produk jasa yaitu BSM PKPA dan BSM Implan.BSM

PKPA sendiri memiliki diartikan sebagai pembiayaan kepada

Koperasi Karyawan untuk Para Anggotanya (PKPA) adalah

penyaluran pembiayaan melalui koperasi karyawan untuk

pemenuhan kebutuhan konsumer para anggotanya (kolektif) yang

mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan. Pola

penyaluran yang dipergunakan adalah executing (koperasi karyawan sebagai nasabah), sedangkan proses pembiayaan dari

koperasi karyawan kepada anggotanya dilakukan dan menjadi

tanggung jawab penuh koperasi karyawan.

Produk BSM Implan merupakan pembiayaan konsumer

dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan

tetap perusahaan/koperasi karyawan yang pengajuannya dilakukan

secara massal (kelompok).BSM Implan dapat mengakomodir

(41)

karyawan perusahaan, misalnya dalam hal perusahaan tersebut

tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum

berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan

dengan jumlah karyawan terbatas.

Sumber: Data Terolah

Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa produk pembiayaan

PKPA sangat berkaitan erat dengan produk Implan ini

sendiri.Namun tentu terdapat perbedaan dan persamaan diantara

kedua produk ini.

BSM PKPA BSM Implan

Persamaan

Pendaftaran dilakukan secara

massal melalui instansi terkait. INSTANSI

BANK SYARIAH MANDIRI

Karyawan

Executing (PKPA)

Karyawan Karyawan Chaneling (Implan)

Gambar 2.1 BSM PKPA

Tabel 2.1

(42)

Bersifat konsumtif multiguna

Perbedaan

Debitur adalah Instansi Debitur adalah perorangan

Penandatanganan akad

dilakukan oleh Instansi

Penandatanganan akad

dilakukan oleh Calon Debitur

Tanpa penandatanganan

perjanjian kerja sama karena

telah tercantum pada akad yang

sebelumnya ditandatangani

Menandatangani perjanjian

kerja sama untuk bersedia

dipotong gaji melalui instansi

Sumber : Data Terolah

BSM Implan memberikan fasilitas pembiayaan

konsumer kepada sejumlah karyawan (kolektif) dengan

rekomendasi perusahaan/instansi (approve company), di mana pembayaran angsurannya dikoordinasi oleh perusahaan/instansi

melalui pemotongan gaji langsung. Hal ini memiliki banyak

keuntungan bagi pihak bank dan meminimalisir rawannya

kredit macet karena menggunakan sistem potong gaji pada

setiap tanggal yang disetujui pada perjanjian kerja sama.

Produk BSM Implan memiliki tujuan. Antara lain:

a. Mempercepat pertumbuhan portofolio pembiayaan

retail.

(43)

perusahaan/instansi dengan cara pemotongan gaji

langsung.

c. Meningkatkan jumlah customer based (number of account)pembiayaan, sehingga terjadispreading risk.

Dari beberapa tujuan diatas akan memunculkan

keuntungan bagi bank instansi maupun anggota.

Sumber: Data Terolah

Pembiayaan Implan terdiri atas dua komponen yang

masing-masing memiliki kriteria yang harus dimiliki supaya

pembiayaan ini dapat terealisasikan.Komponen tersebut adalah

instansi/perusahaan dan perorangan/indifidu yang dalam hal ini

adalah karyawan instansi terkait.Menurut Surat Edaran

pembiayaan terdapat beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh

instansi yang akan berkerja sama dalam pembiayaan ini antara

lain:

Instansi Anggota Instansi

Salah satu bentuk penghargaan

kepada karyawan.

Kesempatan dan kemudahan

memperoleh fasilitas pembiayaan.

Outsourcing sumber dana dan administrasi pinjaman.

(44)

a. Lembaga pemerintahan, BUMN/BUMD, perusahaan

multinasional, perusahaan besar yang telah masuk

bursa/go publik, atau perusahaan swasta yang bonafide yang telah berjalan minimal 5 tahun dan tidak dalam

proses hukum.

b. Lembaga Koperasi sesuai dengan SE No. 8/032/PEM

tanggal 13 Juli 2006 tentang Rating Sektor Ekonomi

untuk Pembiayaan).

c. Memiliki legalitas usaha seperti Akte Pendirian

Usaha/Anggaran Dasar, SIUP, NPWP, TDP dan telah

memiliki organisasi.

Kriteria yang telah disebutkan di atas merupakan objek

bagi produk pembiayaan Implan ini. Supaya saling

berkesinambungan, terdapat beberapa kriteria yang diharap

dimiliki oleh indifidu calon debitur yang akan memperoleh

pembiayaan ini, antara lain:

a. Nasabah Cakap Hukum sesuai dengan pasal 1330

KUHP

b. Usia minimal 21 tahun dan pada saat jatuh tempo

fasilitas maksimal 55 tahun dan belum pensiun

c. Keanggotaan sebagai anggota koperasi dan karyawan

tetap minimal 2 tahun dan memiliki penghasilan THP di

(45)

d. PNS/CPNS, mengisi dan menandatangani formulir

permohonan pembiayaan, kartu identitas suam/istri,

KK, akte nikah/cerai, surat persetujuan suami/istri,

NPWP, slip gaji/surat keterangan penghasilan terakhir,

SK pengangkatan, surat pernyataan persetujuan SKPG.

Untuk dapat mempermudah analisis terhadap calon

debitur terlebih dahulu kita harus memahami kententuan umum

yang dimiliki oleh produk pembiayaan ini. Karena calon

debitur yang tidak memenuhi kententuan umum yang telah

ditetapkan, maka tidak akan tercapainya dana pembiayaan yang

ia harapkan. Penyusuntelah mencari informasi mengenai

ketentuan produk pembiayaan Implan kepada karyawan

terkait.Beberapa kententuan tersebut dapat dilihat melalui tabel

dibawah ini.

Ketentuan Umum

1 Akad, terdiri dari:

a. PKPA

Channeling/

BSM Implan

Wakalah wal Murabahah/ijarah

b. PKPA

Executing

Mudharabah wal Murabahah/ijarah Tabel 2.3

(46)

2 Tujuan

Pembiayaan

Pembiayaan konsumer untuk anggota

koperasi

3 Plafond maksimal

pembiayaan

a. Maksimal Rp50 juta untuk per

anggota pegawai swasta

b. Maksimal Rp35 juta untuk CPNS

c. Maksimal Rp100 juta per anggota

untuk PNS, BUMN, TNI/POLRI

4 Jangka Waktu a. 1 s.d. 8 tahun untuk PNS,

BUMN/BUMD, TNI/POLRI

b. Renovasi dan pembangunan rumah,

jangka waktu maksimal15 tahun

c. Perusahaan Swasta/PTdengan aset

< Rp25 miliar jangka waktu 1

sampai dengan 3 tahun dan jangka

waktu 1 sampai dengan 5 tahun

untuk Perusahaan Swasta/PT

dengan aset≥ Rp25 miliar

d. 1 sampai dengan 10 tahun untuk

nasabah BSM Implan

5 Pendapatan Bank Bagi Hasil

6 Debt to Service

Ratio(DSR)

Untuk PNS/CPNS/BUMN/TNI POLRI

(47)

a. 33% untuk penghasilan 2,5 kali

UMP

b. 40% untuk penghasilan 2,5 kali

UMP

s.d. Rp10 juta

c. 50% untuk penghasilan > Rp10 juta

Untuk Swasta dan yayasan (vide SENo.

10/017/PEM, tanggal 10 Juni 2008)

a. 33% untuk penghasilan 2,5 kali

UMP

b. 40% untuk penghasilan 2,5 kali

UMP s.d. Rp15 juta

c. 50% untuk penghasilan > Rp15 juta

7 Asuransi a. Asuransi jiwa & pembiayaan

b. PNS,BUMN, TNI/POLRI cukup

di-coverasuransi jiwa

c. Pegawai swasta dan CPNS di-cover asuransi penjaminan/jiwa dan

perluasan PHK

8 Biaya-biaya a. Biaya Administrasi 1%

b. Biaya Premi Asuransi,

c. Biaya Notaris

(48)

9 Pemberian

Fasilitas

Pembiayaan

Non revolving

10 Jaminan Bagi Instansi:

a. Jaminan kelancaran pembayaran

angsuran

b. Anggota koperasi/ karyawan adalah

pegawai tetap

c. Kebenaran dan keabsahan data

anggota koperasi/ karyawan

d. Jaminan tidak adanyasidestreaming

Bagi Anggota Instansi:

a. SKPG kepada bendahara

b. Sesuai bentuk agunan, hak

tanggungan/fiducia untuk

pembiayaan dengan agunan

c. Menyerahkan dokumen pembiayaan

11 Price PNS, TNI/POLRI, BUMN/BUMD

antara lain:

1 tahun 12,25%

2 tahun 12,75%

3 tahun 13,25%

(49)

Sumber : BSM Cabang Salatiga

Setiap calon debitur yang menginginkan produk

pembiayaan ini haruslah mampu memenuhi ketentuan yang

telah menjadi standar. Melalui proses wawancara, analisa dan

komite yang dilakukan oleh bagian terkait dapat diperoleh

sebuah keputusan pembiayaan.

5. Teori Penghitungan Plafond Pembiayaan Implan pada Bank

Syariah Mandiri

Setiap bank memiliki standar penghitungan yang

berbeda-beda pada tiap produk pembiayaan yang dimiliki.Pembiayaan

Implan pada Bank Syariah Mandiri menggunakan beberapa rumus 5 tahun 14,00%

6 tahun 14,50%

7 tahun 15,00%

8 tahun 15,50%

9 tahun 16,00%

10 tahun 16,50%

Untuk Pegawai Swasta antara lain:

1 tahun 12,50%

2 tahun 13,00%

3 tahun 13,50%

4 tahun 14,00%

(50)

pengembangan untuk memperoleh perhitungan kapasitas yang

dimiliki oleh calon nasabah.Dalam penelitian kali ini, peneliti

memperoleh berbagai rumus pengembangan yang telah dibuat oleh

karyawan BSM Cabang Salatiga.Rumus pengembangan ini

dianggap penting, mengingat banyak karyawan yang bekerja secara

instan menggunakan formula pada program yang telah disediakan.

Dengan mengetahui rumus pengembangan ini, perhitungan

akan terlihat lebih sederhana sehingga karyawan akan mudah

memahami dasar dari perhitungan tersebut. Rumus pengembangan

tersebut terlihat pada tabel di bawah ini:

Keterangan:

DSR :Potensi Awal Pembiayaan

40% :diibaratkan pendapatan nasabah 100% (60%

keperluan pribadi dan 40% sisa dana)

90% :diibatarkan total pegawai pada lembaga

adalah 100% (90% mengambil pembiayaan

dan 10% tidak)

Pendapatan :Jumlah pendapatan yang diterima oleh

(51)

Kapasitas keuangan harus dihitung paling awal untuk

mengetahui seberapa potensi keuangan yang dimiliki oleh calon

nasabah.Setelah mengetahui kapasitas nasabah, selanjutnya dapat

diketahui potensi yang dimiliki oleh calon nasabah dengan

menggunakan rumus yang telah tersedia pada Nota Analisa

Pembiayaan. Jika dituliskan menggunakan formula, maka akan

tampak seperti tabel di bawah ini.

Keterangan:

Pendapatan :Jumlah pendapatan yang diterima oleh

seluruh pegawai pada lembaga

DSR :Potensi Awal Pembiayaan

Kewajiban pada Bank Lain:Kewajiban yang dikeluarkan

oleh pegawai ke Bank selain BSM

Perhitungan Potensi Pembiayaan

Pendapatan = x

Potensi Awal Pembiayaan (DSR) = x

Kewajiban Karyawan pada Bank Lain = x

Kewajiban Instansi pada Bank Lain = x

(52)

Kewajiban Instansi pada Bank Lain:Kewajiban yang

dikeluarkan oleh instansi ke Bank selain

BSM

Dari penghitungan di atas dapat diketahui potensi yang

dimiliki oleh calon nasabah. Jika masih terdapat sisa potensi yang

tersedia, maka bank akan meneruskan analisis pada tahap

selanjutnya. Perhitungan dilakukan sesuai dengan tahapan

perhitungan pada Nota Analisa Pembiayaan.Dengan menggunakan

rumus yang telah tertera pada Nota Analisa Pembiayaan seperti

pada tabel di bawah ini:

Keterangan:

Potensi Pembiayaan :DSR

Rate of Return :Pricingyang ditentukan oleh bank Jangka Waktu :Jangka Waktu Pembiayaan yang

diinginkan

Perhitungan Plafond = Potensi Pembiayaan x Rate of Return

(53)

6. Analisis 5C, dan 7A

a. Analisis 5C

Analisis 5C dianggap sebagai analisis yang cukup

efektif digunakan pada Perbankan karena analisis ini

terbukti telah cukup mendiskripsikan keadaan nasabah

pembiayaan. Analisa ini dapat dijabarkan ke dalam

poin-poin di bawah ini:

1) Character

Characterdisini adalah watak atau sifat

calon debitur.Tujuannya adalah untuk memberikan

keyakinan kepada bank syariah bahwa sifat atau

watak dari debitur benar-benar dapat

dipercaya.Keyakinan ini tercermin dari tercermin

dari latar belakang calon debitur baik pekerjaannya

maupun kepribadiannya.Menurut Kasmir (2000:

104), Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah untuk membayar pembiayaan.

Orang yang memiliki karakter baik, akan berusaha

semaksimal mungkin untuk membayar

pembiayaannya. Untuk menilai karakter ini memang

sulit, karena masing-masing manusia mempunyai

sifat atau watak yang berbeda satu sama lainnya.

(54)

harus menguasai praktek untuk dapat mengetahui

sifat atau watak dari pada calon debiturnya dan

harus mempunyai pengalaman yang cukup dalam

menilai karakter seseorang sehingga dapat

mengambil kesimpulan tentang karakter calon

debitur dengan benar. Unsur-unsur character: (1) dapat dipercaya, (2) akhlaknya baik dan (3)

kemauan untuk membayar.

Untuk mendapatkan gambaran tentang

karakter, pihak bank dapat menempuh dengan

berbagai cara yaitu, sebagai berikut: meneliti dari

daftar riwayat hidupnya, meminta informasi tentang

debitur dari lingkungan sekitarnya, sebagaimana

sikap kesehariannya dan lain-lainnya.

2) Capacity

Untuk menilai kemampuan calon debitur

dalam membayar pembiayaannya, dapat

dihubungkan dengan kemampuannya mengelola

bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga

pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam

mengembalikan pembiayaan. Semakin banyak

sumber pendapatan seseoarang, maka semakin besar

(55)

diperolehnya.Menurut Kasmir (2000: 104) terdapat

beberapa unsur Capacity, yaitu: (1) kemampuan

dalam berbisnis dan (2) kemampuan dalam mencari

keuntungan.

Pada buku yang ditulis oleh Kasmir (2000:

104) pengukuran kapasitas dari calon debitur dapat

diperoleh melalui beberapa pendekatan, yaitu

Pendekatan Historis dan Pendekatan Finansial.

Pendekatan Historis, yaitu menilai nasabah dari

sejarah usaha nasabah yang bersangkutan, apakah usahanya banyak mengalami kegagalan atau

mengalami perkembangan yang semakin maju dari

waktu kewaktu. Sedangkan Pendekatan Finansial

adalah dengan menilai posisi neraca dan laporan

perhitungan laba rugi untuk beberapa periode

terakhir untuk mengetahui seberapa besar

keuntungan atau kerugian serta resiko usahanya.

3) Collateral

Menurut Kasmir (2000: 104),

Collateraldapat diartikan sebagai jaminan yang diberikan calon debitur baik yang berupa fisik

(barang) maupun non fisik (surat berharga).

(56)

terjadi suatumasalah yang menyalai kesepakatan awal, jaminan yang dititipkan akan dapat dicairkan

secepat mungkin.

Unsur-unsur collateral dapat dijelaskan ke

dalam beberapa poin, antara lain:(1) mempunyai

nilai lebih tinggi dari pada jumlahpembiayaan yang

akan dianjurkan (2) harus dilihat keabsahan

barangnya (3) memiliki nilai ekonomis, yakni jika

dijual, laku dipasarandan produktif.

4) Capital

Capitaldipergunakan untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki debitur

terhadap usaha yang akan dibiayai. Calon debitur

wajib memiliki sejumlah dana guna dapat

memperoleh pembiayaan yang ia inginkan.

Penilaian terhadap permodalan sangat erat

hubungannya dengan nilai modal yang dimiliki

calon nasabah guna membiayai proyek yang akan

dijalankan.

Besarnya kemampuan modal calon nasabah

dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan

yang dimiliki.Semakin besar perusahaan yang

(57)

sendiri.Tapi untuk usaha kecil biasanya tidak tidak

mempunyai laporan keuangan maka pihak bank

harus melakukan wawancara, dan kunjungan ke

calon nasabah untuk menyusun sendiri perkiraan

laporan keuangan sehingga diperoleh informasi

tentang modal sendiri.

Beberapa unsur-unsur capital, antara lain:

(1) mempunyai sumber modal yang jelas dan tetap

dan (2) penggunaan modal yang efektif. Jika kedua

unsur tersebut tidak dapat terpenuhi oleh calon

debutir, maka tidak akan terperoleh pembiayaan

yang diinginkan.

5) Condition of economic

Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga

menilai bagaimana kondisi ekonomi sekarang dan

dimasa yang akan datang sesuai dengan sektor

masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang

kurang stabil sebaiknya pembiayaan untuk sektor

tertentu jangan diberikan terlebih dahulu, harus

melihat bagaimana prospek usaha tersebut dimasa

yang akan datang. Penilaian terhadap kondisi ini

untuk mengetahui sejauh mana kondisi-kondisi

(58)

sehingga dapat memberikan dampak, baik bersifat

positif maupun negatif terhadap perusahaan yang

akan dibiayai. Unsur-unsurconditionantara lain: (1) usahanya lancar, (2) mempunyai prospek kedepan

yang baik dan (3) kondisi perekonomian.

b. Analisis 7A

Untuk menganalisa sebuah proposal pembiayaan,

baik dalam bank konvensional maupun bank syariah,

tidaklah cukup menggunakan sebuah sistem analisis seperti

yang dibahas sebelumnya. Dalam prakteknya, penggunaan

sistem 5C selalu diimbangi dengan penggunaan sistem 7A,

yang meliputi 7 aspek penilaian kredit, atau dalam hal ini

kita sebut sebagai pembiayaan. Penilaian dengan 7 aspek

ini sering disebut sebagai studi kelayakan usaha.

a) Aspek Yuridis/Hukum

Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah

legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki

perusahaan yang mengajukan kredit.Menurut Kasmir

(2004:120) penilaian dimulai dengan meneliti

keabsahan dan kesempurnaan akte pendirian

perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa

pemiliknya dan besarnya modal masing-masing

(59)

dokumen atau surat-surat penting lainnya seperti: Surat

Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Izin Usaha

Industri (SIUI), Tanda Daftar Perusahaan (TDP),

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan lain

sebagainnya.

b) Aspek Pasar dan Pemasaran

Dalam aspek ini yang kita nilai adalah besar

kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan

sekarang ini dan di masa yang akan datang, sehingga

diketahui prospek pemasaran produk tersebut. Menurut

Kasmir (2004:120) yang perlu diteliti dalam aspek ini

adalah hasil penjualan atau produksi minimal 3 bulan

yang lalu, rencana penjualan dan produksi minimal 3

tahun yang akan datang, peta kekuatan pesaing yang

ada, seperti market share yang dikuasai, dan prospek

produk secara keseluruhan.

c) Aspek Keuangan

Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana

yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan

bagaimana penggunaan dana tersebut. Di samping itu

(60)

sehingga dapat dinilai layak atau tidak usaha tersebut,

termasuk keuntungan yang diharapkan.

d) Aspek Teknis/Operasi

Merupakan aspek yang membahas masalah yang

berkaitan dengan produksi, lokasi dan lay out, seperti kapasitas mesin yang digunakan. Masalah lokasi usaha

seperti kantor pusat, cabang atau pergudangan.

Demikian pula dengan masalah lay out gedung dan ruangan.

e) Aspek Manajemen

Aspek ini digunakan untuk menilai struktur

organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang

dimiliki serta latar belakang pendidikan dan

pengalaman sumber daya manusianya. Pengalaman

perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada

juga menjadi pertimbangan lain.

f) Aspek Sosial Ekonomi

Aspek sosial ekonomi adalah menganalisis

dampaknya yang timbul akibat adanya proyek terhadap

perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat secara

umum, seperti meningkatnya ekspor barang atau

sebaliknya mengurangi ketergantungan terhadap impor,

(61)

masyarakat, tersedianya sarana dan prasarana, dan

membuka isolasi daerah tertentu.

g) Aspek Amdal

Amdal atau analisis dampak lingkungan

merupakan analisis terhadap lingkungan baik darat, air

atau udara, termasuk kesehatan manusia apabila proyek

tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara

mendalam sebelum kredit tersebut disalurkan, sehingga

proyek yang dibiayai tidak akan mengalami

pencemaran lingkungan di sekitarnya.

7. Prosedur pembiayaan

Secara umum prosedur pemberian pembiayaan oleh badan

hukum menurut pendapat Kasmir (2010:110) adalah sebagai

berikut:

a. Pengajuan Berkas-Berkas

Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan

permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu

proposal.Kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya

yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya

yang berisi antara lain alatr belakang, maksud dan tujuan,

besarnya kredit dan jangka waktu, cara pemohon

(62)

neraca dan laporan laba rugi, bukti diri dari pinjaman

perusahaa, fotokopi sertifikat jaminan dan nomor rekening.

Latar belakang perusahaan berisi hal-hal seperti

riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha,

identitas perusahaan, nama pengurus berikut pegetahuan

dan pendidikanya, perkembangan perusahaan serta

relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta.

Sedangkan maksud dan tujuan ialah apakah untuk

memperbesar omset penjualan atau peningkatan kapasitas

produksi atau mendirikan pabrik (perluasan) serta tujuan

lainnya

Cara pemohon mengembalikan kredit, dijelaskan

secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan

kreditnya apakah dari hasil penjualan atau cara lainnya. Hal

yang tak kalah penting adalah jaminan kredit.Hal ini

merupakan jaminan untuk menutupi setengah resiko

terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada

unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian terhadap jaminan

ini harus teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu atau

sebagainya

b. Penyelidikan Berkas Pinjaman

Tujuanya adalah untuk mengetahui apakah berkas

(63)

benar.Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau

cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya

dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup

melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya

permohonan kredit dibatalkan saja.

c. Wawancara Pertama

Merupakan penyedikan kepada calon peminjam

dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam,

untuk meyakinkan apakah berkas-berkas tersebut sesuai

dan lengkap seperti dengan bank yang inginkan.Wawancara

ini juga ingin mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah

yang sebenarnya. Hendaknya dalam wawancara ini dibuat

serileks mungkin sehingga diharapkan hasil wawancara

akan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

d. On the sport

Merupakan kegiatan pemeriksaan lapangan dengan

meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau

jaminan. Kemungkinan hasilnya dicocokkan dengan hasil

wawancara.Pada saat hendak melakukan on the spot

hendaknya jangan diberi tahu pada nasabah. Sehingga

apayang kita lihat dilapangan sesuai dengan kondisi

yangsebenarnya.

(64)

Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin

ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan

onthespot di lapangan.Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara satu dicocokkan dengan pada saat

on thespot apakah ada kesesuaian dan mengandung unsur kebenaran.

f. Keputusan kredit

Keputusan kredit dalam hal ini menentukan apakah

kredit akan diberikan atau ditolak, jika aditerima maka kan

dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit

yang akan mencakup jumlah uang yang diterima, jangka

waktu kredit dan biaya yang harus dibayar. Keputusan ini

biasanya merupakan keputusan team. Begitu juga dengan

kredit yang ditolak, maka hendaknya dikirim surat

penolakan sesuai dengan alasan masing-masing.

g. Penandatanganan akad kredit/ perjanjian lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari

diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan

terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit

tersebut, mengikat jaminan dengan hipotik dan surat

perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.

Penandatanganan dilaksanakan antara bank derngan debitur

(65)

h. Realisasi kredit

Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan

surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro

atau tabungan di bank yang bersangkutan.

i. Penyaluran dan penarikan dana

Adalah pencairan atau pengambilan uang dari

rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat

diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu sekaligus

atau secara bertahap.

B. Kerangka Teoritik

Jenis Pembiayaan

BSM IMPLAN

Penerapan Analisis 7A

Analisis Proposal Pembiayaan

Penerapan Analisis 5C

Kesesuaian

(66)

BABIII

LAPORAN OBJEK

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga,

yang berlokasi di Ruko Diponegoro No.A6-A7 Jalan Diponegoro No.77

ASalatiga.

B. Paparan Data Hasil Penelitian

1. Sejarah Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga

Dari informasi yang telah tersedia pada web Bank Syariah Mandiri, penyusun menemukaan bahwa perusahaan Perbankan ini

memiliki nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi

kemanusiaan dan integritas telah tertanam kuat pada segenap insan

Bank Syariah Mandiri (BSM) sejak awal pendiriannya.Kehadiran

BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah

sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.

Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli

1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di

panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak

negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan

masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.Dalam kondisi tersebut,

industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank

(67)

mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi

sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB)

yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT

Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena

dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan

melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta

mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan

(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT

Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999.Kebijakan

penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT

Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusanmerger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan

Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk

mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok

perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya

UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk

melayani transaksi syariah(dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

(68)

untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank

konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim

Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem

dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari

bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan

prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri

sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23

tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum

syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK

Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999.

Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior

Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui

perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul

pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah

Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25

Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

Pada tahun-tahun selanjutnya mulai didirikan Kantor

Cabang Pembantu di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya

berada di kawasan Salatiga yaitu Bank Syariah Mandiri Cabang

Salatiga yang mulai beroperasi pada tanggal 10 Januari 2011.Bank

Syariah ini berada pada Ruko Diponegoro A6-A7, Jalan

Gambar

Gambar 2.1BSM PKPA
Tabel 2.2Tujuan BSM Implan
Tabel 2.3Ketentuan Umum BSM Implan
Gambar 3.1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Namun apakah pameran dagang yang sering diikuti selama ini telah menunjukkan kinerja yang efektif bagi pemasaran industri tersebut dan juga sejauh mana kinerja pameran dagang

Penelitian yang dilakukan oleh Sudrajat pada tahun 2014 di Cirebon menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan, sedangkan hasil

 Pasien diisolasi (terutama bayi) selama 4 minggu, diutamakan sampai 5-7 hari selesai  pemberian antibiotik. Gejala batuk paroksismal setelah terapi antibiotik tidak

Terutama masalah biaya, dalam kenyataannya sampai saat ini sering terjadi bahwa biaya yang harus dialokasikan untuk suatu proses reparasi kapal tidak sesuai dengan

Tujuan dari tulisan ini tidak lain untuk memperkaya nuansa ilmu hukum ekonomi dalam memahami perilaku monopoli dan dampaknya baik positif maupun negatif serta

Analisis data mencakup kerapatan jenis, kerapatan jenis relatif, frekuensi jenis, frekuensi jenis relatif, penutupan jenis, penutupan jenis relatif serta indeks

Dari penelitian ini menghasilkan aplikasi sistem kontrol imunisasi, yang dimana diharapkan aplikasi ini dapat digunakan untuk mengontrol imunisasi dengan menyimpan semua

Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model PBL ini dapat digunakan untuk membantu mengatasi