• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT SIFAT BANGUN RUANG DENGAN METODE PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF KUMPULREJO 02 ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI SIFAT SIFAT BANGUN RUANG DENGAN METODE PROJECT BASED LEARNING PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF KUMPULREJO 02 ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI SIFAT SIFAT BANGUN RUANG DENGAN

METODE PROJECT BASED LEARNING PADA

SISWA KELAS V MI MA’ARIF KUMPULREJO

02

ARGOMULYO KOTA SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Nelvi Indriana 11513025

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Jangan mengulangi kesalahan yang sama karena masih banyak pengalaman yang

belum di coba.

Jangan patah semangat menghadapi suatu masalah karena kamu belum tahu

hikmah yang akan datang.

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Ayah (Wiyono Wagimin) dan Ibu (Sri Suratmi), tercinta yang senantiasa

memberikan dukungan moral, spiritual dan material sehingga peneliti dapat

menyelesaikan studi di Progdi S1 PGMI FTIK IAIN.

2. Suami (Eko Listianto) sekeluarga yang selalu menemani dan memberi

dukungan dan motivasi untuk selalu semangat tanpa mengeluh dalam

menyelesaikan Progdi S1.

3. Kakek, Nenek beserta keluarga besar Wiro Sairin dan Pradita sekeluarga

yang memberi bantuan media serta doa sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi.

4. Sahabatku (Faridatun Nisa’, Siti Sholechah, Sumarsih, Nur Hayati, Nurmala Hasanah, Siti Muslikah, Aini Wahyuningsih) dan teman-teman seperjuangan

jurusan PGMI angkatan 2013 yang selalu memberikan semangat.

5. Kakak Arif Santosa sekeluarga (Puji Rahayu, Risda Melasanti, Ika Fitriani

dan Daryati) yang senantiasa mendukung dan memberi motivasi sehingga

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena

oleh pertolongan-Nya penulis dapat melewati masa-masa yang sulit dalam

menghadapi perkuliahan, hingga akhirnya dapat sampai pada tahap ini yaitu

penulisan tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi,M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi,M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(FTIK) IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.

4. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd, selaku pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terseleseikan dengan baik.

5. Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah

mendampingi selama perkuliahan.

6. Seluruh dosen S-1 dan staff Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri yang

telah banyak membekali ilmu pengetahuan.

7. Istiqah R.N, S.Pd, Selaku kepala Sekolah MI yang telah memberikan ijin

(7)

8. Darno, S.Pd.I, selaku wali kelas V yang telah berkenan ikut partisipasi

dalam pelaksanaan penelitian.

9. Siswa kelas V MI Ma’arif yang telah bekerjasama dan membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.

10.Semua pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah membantu dan memberikan dukungan moral maupun material.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan yang peneliti miliki. Semoga karya tulisan ini dapat berguna bagi

pembaca dan pihak-pihak yang terkait.

Salatiga,...Agustus 2017

(8)

ABSTRAK

Indriana, Nelvi. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat Sifat Bangun Ruang Dengan Metode Pembelajaran Project Based Learning pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Program Studi S1 PGMI Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra.Siti Farikhah, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Matematika, Metode Pembelajaran Project Based Learning.

Penelitian ini dilakukan karena adanya permasalahan di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo kota Salatiga. Hasil belajar siswa dibawah nilai kkm yang disebabkan karena penggunaan metode pembelajaran yang kurang kreatif, sehingga peserta didik tidak berantusias mengikuti pembelajaran, yang pada akhirnya menyebabkan hasil belajar menjadi tidak tuntas.

Subjek penelitian adalah siswa kelas V Mi Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo kota Salatiga yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan . Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus dan masing masing siklus terdiri dari1 kali pertemuan sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan tes evaluasi pada akhir masing-masing siklus dan observasi.

(9)

DAFTAR ISI

LOGO ...

Halaman Judul ...

Lembar Persetujuan Pembimbing ...i

Pernyataan Keaslian Tulisan ...ii

Lembar Pengesahan Naskah skripsi...iii

Motto & Persembahan...iv

Kata Pengantar ...v

Abstrak ...vii

Daftar Isi ...viii

Daftar Tabel & Gambar...x

Daftar Lampiran ...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ...4

D. Hipotesis Tindakan...4

E. Indikator Keberhasilan...5

F. Manfaat Penelitian ...5

G. Definisi Operasional ...6

H. Metodologi Penelitian ...10

(10)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar ...15

B. Matematika... 24

C. Bangun Ruang... 27

D. Project Based Learning...39

E. Kaitan Pembelajaran Matematika Dengan Metode PjBL...46

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian ...48

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 54

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per-Siklus ... 71

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA...79

(11)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

1. Gambar 2.1 Gambar Kubus...32

2. Gambar 2.2 Gambar Balok...33

3. Gambar 2.3 Gambar Prisma Segi 3...35

4. Gambar 2.4 Gambar Limas Segi 4...36

5. Gambar 2.5 Gambar Tabung...37

6. Gambar 2.6 Gambar Kerucut...38

7. Tabel 3.1 Identitas Sekolah MI Kumpulrejo 02...48

8. Tabel 3.2 Daftar Fasilitas Sarana Prasarana MI Kumpulrejo 02...49

9. Tabel 3.3 Daftar Guru dan Staff MI Kumpulrejo 02... 50

10. Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V Kumpulrejo 02...51

11. Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di MI Kumpulrejo 02...54

12. Tabel 4.1 Daftar Hasil Tes Formatif Siswa Siklus I Kelas V...71

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 82

Lampiran 2 : Lembar Soal Siklus I ...97

Lampiran 3 : Lembar Pengamatan Guru Siklus I ... 100

Lampiran 4 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ... 104

Lampiran 5 : Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 107

Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 109

Lampiran 7 : Lembar Soal Siklus II ... 127

Lampiran 8 : Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 130

Lampiran 9 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ...134

Lampiran 10 : Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 137

Lampiran 11 : Foto Pelaksanaan Pembelajaran ... ..139

Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup ... ...142

Lampiran 13 : Daftar Nilai SKK ... 143

Lampiran 14 : Surat Ijin Penelitian ...146

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada didalam

semua jenjang pendidikan, dimulai dari sekolah dasar hingga perguruan

tinggi. Bahkan juga diajarkan pada taman kanak-kanak. Oleh sebab itu

pada jenjang sekolah dasar guru perlu merancang pembelajaran yang dapat

membuat peserta didik mengingat apa yang telah dipelajari. Sebagaimana

yang kita ketahui bahwa pada jenjang sekolah dasar merupakan jenjang

awal dimana peserta didik mempelajari suatu mata pelajaran. Karena hal

itu, perlu metode pembelajaran dimana peserta didik dapat melakukan

suatu kegiatan sehingga dapat memahami materi yang disampaikan tanpa

harus mendengarkan ceramah dari guru saja namun dapat menerapkan

pembelajaran yang aktif dan inovatif dari pengalaman apa yang sedang

mereka pelajari, dengan bimbingan guru sehingga peserta didik

termotivasi dan dapat meningkatkan hasil belajar.

Dengan metode pembelajaran berbasis proyek, peserta didik

merancang, melakukan pemecahan masalah, melaksanakan pengambilan

keputusan, dan kegiatan penyelidikan sendiri serta menerapkan situasi

dalam kehidupan nyata dengan cara membuat sebuah proyek untuk

menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar berbentuk proyek berupa

(14)

manusia). Dengan menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam

mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan

pengalaman dalam kegiatan secara nyata. Dalam hal ini guru hanya

sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran sedangkan peserta didik

yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Permasalahan yang sering terjadi pada kegiatan pembelajaran

matematika adalah metode pembelajaran guru yang kurang menarik dalam

menyampaikan materi, sebagian guru menyampaikan mata pelajaran

matematika dengan cara konvensional. Yaitu peserta didik menyimak

penjelasan yang disampaikan oleh gurunya dalam memberikan contoh dan

mengerjakan soal-soal di papan tulis, kemudian meminta peserta didik

untuk mengerjakan soal-soal dalam buku ataupun lembar kerja siswa

(LKS). Hal tersebut tidak membangkitkan semangat dan juga tidak dapat

membuat peserta didik ikut aktif dalam pembelajaran serta menyebabkan

hasil belajar menjadi rendah/dibawah nilai kkm.

Menurut teori kognitif Piaget dalam Susanto (2013:184) pada usia

siswa sekolah dasar (7-8 tahun hingga 12-13 tahun) termasuk pada tahap

operasional konkret. Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka anak

pada usia sekolah dasar pada umumnya mengalami kesulitan dalam

memahami matematika yang bersifat abstrak, karena keabstrakannya

tersebut matematika relatif tidak mudah untuk dipahami oleh peserta didik

(15)

Pengamatan yang dilakukan di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo kota Salatiga ditemukan beberapa permasalahan yang

menyebabkan hasil belajar matematika rendah karena dibawah nilai kkm,

yaitu peserta didik yang mendapatkan nilai tuntas adalah 8 siswa dan yang

belum tuntas ada 13 siswa, sedangkan nilai kkm saat ini 60. Peserta didik

cenderung pasif dengan metode pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Hal itu menyebabkan antusias peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran sangat rendah. Permasalahan yang terdapat di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 maka metode pembelajaran berbasis proyek (Project

Based Learning) dapat digunakan pada proses pembelajaran di

kelas/diluar kelas, karena dengan pembelajaran berbasis proyek peserta

didik dapat terlibat langsung dan dapat menyelesaikan masalah dari materi

yang mereka pelajari sehingga materi yang mereka pelajari dapat digali

dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi peserta didik dan

dapat melakukan eksperimen secara kolaboratif di dunia nyata. Selain itu

peserta didik terlibat langsung maka mereka akan lebih lama mengingat

apa yang telah dipelajari serta dapat menghasilkan produk dari

pengalaman tersebut.

Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika materi

Sifat Sifat Bangun Ruang Dengan Metode Pembelajaran Project Based

Learning Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo

(16)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, apakah metode

pembelajaran project based learning dapat meningkatkan hasil belajar

matematika materi sifat sifat bangun ruang kelas V MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo kota Salatiga tahun pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui metode

pembelajaran Project Based Learning terhadap hasil belajar matematika

materi sifat sifat bangun ruang pada siswa kelas V MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah “jawaban sementara atau dugaan sementara

terhadap pertanyaan penelitian” (Hatibe, 2012:15).

Jadi hipotesis tindakan adalah suatu jawaban sementara yang

mungkin benar atau salah yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu

yang dalam penelitian berbentuk siklus kegiatan. Dalam penelitian

tindakan kelas ini, hipotesis tindakan yang diajukan adalah “Project Based Learning” dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat sifat

bangun ruang pada siswa kelas V MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo

(17)

E. Indikator Keberhasilan

Penggunaan metode pembelajaran Project Based Learning

dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.

Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah:

a. Tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang

disampaikan ≥85%.

b. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) per

siklus.

c. Siswa kelas V memenuhi kriteria ketuntasan minimal 60 dalam

pembelajaran matematika jika sudah mendapat nilai kkm maka

dianggap tuntas.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Melalui penelitian ini diharapkan dengan menggunakan

metode pembelajaran Project Based Learning dapat memberikan

pemahaman konsep dan pengetahuan pada pembelajaran di MI

Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo kota Salatiga.

2. Manfaat Praktis

(18)

Dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran matematika.

b. Bagi Guru

Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengalaman guru dalam mengembangkan metode

pembelajaran dan meningkatkan kreatifitas mengajar di

kelas dengan semenarik mungkin.

c. Bagi Sekolah

Diharapkan penelitian ini menambah referensi

sekolah untuk dapat melakukan pembinaan bagi guru untuk

menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek.

G. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan judul penelitian ini, maka akan kami berikan

penjelasan beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini. Istilah-istilah

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Hasil Belajar

Menurut Suprijono Agus (2009:05,07) hasil belajar adalah

pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Juga menyebutkan hasil

(19)

bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.

Menurut Bloom dalam buku Suprijono Agus, hasil belajar

mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Matematika

Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein

atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”

sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde

atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran

(Dekdipnas, 2001:7).

Sedangkan menurut Ahmad Susanto (2013:185)

Matematika merupakan salah satu displin ilmu yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi,

memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari

dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Corey dalam bukunya Ahmad Susanto

(2013:186), pembelajaran adalah suatu proses dimana

lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam

kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap

situasi tertentu. Atau dalam arti lain pembelajaran yaitu upaya

(20)

sehingga memungkinkan peserta didik untuk berubah tingkah

lakunya.

Adapun menurut Dimyati dalam buku Ahmad Susanto

(2013:186), pembelajaran adalah kegiatan guru secara

terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat peserta

didik belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar.

Jadi pembelajaran matematika adalah suatu proses

pembelajaran yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan

kreatifitas berpikir peserta didik yang dapat meningkatkan

kemampuan berpikir serta kemampuan mengkonstruksi

pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan

terhadap materi matematika.

c. Bangun Ruang

Dalam Ensiklopedia Matematika (2003:20)

menyebutkan jika suatu bangun tidak seluruhnya terletak dalam

bidang, maka bangun itu disebut bangun ruang. Bangun ruang

dibentuk oleh daerah segi banyak yang disebut sisi.

Bangun ruang adalah bangun matematika yang

mempunyai isi atau volume. Bangun ruang sering disebut juga

dengan bangun 3 dimensi karena memiliki 3 komponen utama

(21)

d. Metode pembelajaran Project Based Learning

Metode pembelajaran berbasis proyek adalah cara

penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah,

kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan

sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.

Metode pembelajaran juga merupakan salah satu cara

pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan peserta

didik dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan

secara bersama (Djamarah,2006:83).

Jadi yang dimaksud dengan judul penelitian di depan

adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik displin ilmu untuk pengembangan

kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan

kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dalam dunia

nyata, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam penguasaan materi pada mata

pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang dengan

menggunakan metode pembelajaran project based learning

dengan menciptakan produk bangun ruang yang dibuat oleh

peserta didik dari hasil kegiatan yang dilakukan oleh peserta

didik kelas V di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo Kota

(22)

I. Metodologi Penelitian

1. Subjek Tindakan Kelas

a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di MI Ma’arif Kumpulrejo 02

Argomulyo kota Salatiga.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran

2017/2018 (selama melaksanakan penelitian) dengan prosedur

sebagai berikut:

1) Persiapan.

2) Pelaksanaan Penelitian.

3) Penyusunan Laporan.

4) Mengumpulkan dan menilai hasil tes.

5) Menganalisis hasil penelitian.

(23)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah peserta didik

kelas V MI MA’ARIF KUMPULREJO 02 ARGOMULYO KOTA

SALATIGA yang berjumlah 21 peserta didik terdiri dari 10 laki-laki

dan 11 perempuan.

3. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan melalui observasi, wawancara,

dan dokumentasi.

a. Observasi dipergunakan untuk mengamati kegiatan selama proses

pembelajaran.

b. Tes digunakan untuk mengukur hasil akhir belajar siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran.

c. Dokumentasi digunakan sebagai pelengkap untuk memperoleh

gambar mengenai kegiatan peserta didik kelas V selama proses

pembelajaran berlangsung. Dokumentasi berupa silabus, RPP,

jumlah guru dan peserta didik, alat atau media yang digunakan,

nilai peserta didik sebelum siklus dan sesudah siklus penelitian,

(24)

4. Analisis Data

Berdasarkan dengan rancangan penelitian yang digunakan maka

analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

b. Hasil penelitian pemahaman materi sifat sifat bangun ruang pada

mata pelajaran matematika.

c. Mengumpulkan hasil pengamatan dan tes.

d. Menentukan kriteria nilai (60-100 tuntas dan 0-59 tidak tuntas)

e. Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus.

Nilai per tes untuk mengetahui peningkatan yang diperoleh dalam

penggunaan metode pembelajaran Project Based Learning pada

mata pelajaran matematika materi sifat sifat bangun ruang.

Adapun cara untuk mengolah nilai dari hasil penelitian:

1. Data kuantitatif

a. Untuk menilai rata-rata dengan tes formatif digunakan

perhitungan nilai dengan rumus: (Djamarah,2005:302)

M=Ʃx / N

Keterangan:

M : nilai rata-rata

(25)

N : jumlah peserta didik

b. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik

digunakan rumus sebagai berikut: (Djamarah,2005:264-265).

100% = P

Keterangan :

F = Frekuensi

N = Jumlah kegiatan keseluruhan

P = Jumlah nilai dalam persen (Djamarah,

2005:264-265)

c. Persentase nilai ketuntasan peserta didik secara klasikal

mendapatkan 85% mendapatkan nilai KKM.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer

untuk mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk

menetapkan keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan.

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu:

a. Silabus

b. RPP

c. Soal

(26)

H. Sistematika Penulisan

BAB I Berisi pendahuluan.menggambarkan secara global

tentang bab-bab berikutnya yang meliputi: Latar Belakang,

Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Hipotesis Tindakan, Indikator Keberhasilan, Manfaat

Penelitian, Definisi Operasional, Metodologi Penelitian,

dan Sistematika Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka. Mencakup penjelasan tentang Hasil

Belajar, Matematika, Sifat Sifat Bangun Ruang, Metode

pembelajaran Project Based Learning, Kaitan pembelajaran

matematika dengan Metode Pembelajaran Project Based

Learning.

BAB III Pelaksanaan Penelitian. Meliputi subjek penelitian yang

berisi tentang tempat dan waktu penelitian, deskripsi per

siklus.

BAB IV Pembahasan, yang meliputi hasil penelitian dan

perkembangan per siklus.

(27)

BAB II

Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara

etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh

kepandaian atau ilmu”.Definisi ini memiliki pengertian bahwa

belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau

ilmu,(Slameto,2003:1).

2) Menurut Istilah

a) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya (Slameto, 2003: 2).

b) Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau

penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya

dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru

dan lain sebagainya (Sardiman, 2009: 20).

c) Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan

(28)

yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa

untuk mendapatkan perubahan (Djamarah, 2011: 13).

Sedangkan Menurut R. Gagne (Susanto 2013:1),

belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana

suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep

yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dua

konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana

terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik, serta

peserta didik dengan peserta didik lain saat pembelajaran

berlangsung.

Adapun menurut Burton (Susanto, 2013:3) belajar

dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi individu dan individu lain,

individu dengan lingkungannya. Perubahan yang dimaksud

mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku dan

perubahan ini dapat diperoleh melalui latihan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Belajar merupakan

sebuah proses yang memiliki tujuan yang jelas dari

perubahan tingkah laku yang diharapkan dengan

dirumuskan dalam suatu tujuan pembelajaran. Jadi dalam

(29)

penting adalah tujuan belajar, karena proses belajar tidak

akan pernah lepas dari tujuan pembelajaran.

b. Ciri-ciri Belajar

1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Ini

berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari

tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari

tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi

terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita

tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar;

2) Perubahan perilaku relatif permanent. Ini berarti, bahwa

perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk

waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi,

perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang

seumur hidup;

3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati

pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan

tingkah laku tersebut bersifat potensial;

4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau

pengalaman;

5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.

Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat

atau dorongan untuk mengubah tingkah laku (Baharuddin,

(30)

c. Prinsip-prinsip Belajar

Menurut S. Nasution dalam Kastolani (2014: 71),

prinsip-prinsip belajar meliputi:

1) Agar seseorang (siswa) benar-benar belajar, maka ia harus

mempunyai tujuan;

2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan

kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang

lain;

3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam

kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan

yang berharga baginya;

4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya;

5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula

hasil-hasil sambilan atau sampingan. Misalnya ia tidak hanya

bertambah terampil membuat soal-soal ilmu yang lebih besar

untuk bidang studi itu;

6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan

(learning by doing);

7) Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan

otaknya atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial,

emosional, etis dan sebaginya;

8) Dalam hal belajar, seseorang (siswa) memerlukan bantuan dan

(31)

9) Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus

benar-benar dipahami;

10)Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya seseorang

(siswa) sering mengejar tujuan-tujuan lain;

11)Belajar lebih berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang

menyenangkan;

12)Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk

belajar.

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal.Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam

proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

1) Faktor Internal

Faktor Internal merupakan faktor-faktor yang berasal

dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar

individu.Faktor-faktor internal meliputi fisiologi dan

psikologi.Faktor –faktor fisiologis adalah faktor- faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik indivudu. Sedangkan

faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang

dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis

(32)

siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat (Baharuddin, 2008:

19-20).

2) Faktor Eksternal

Faktor Eksternal merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah

(Baharuddin, 2008: 26) menjelaskan faktor-faktor eksternal

dalam proses belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor

lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

Melalui belajar dapat diperoleh hasil yang lebih

baik.Belajar berarti mengubah tingkah laku. Belajar akan

membantu terjadinya suatu perubahan pada diri individu yang

belajar. Perubahan itu tidak hanya dikaitkan dengan perubahan

ilmu pengetahuan melainkan juga berbentuk percakapan,

ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan

penyesuaian diri. Belajar menyangkut segala aspek organisme

dan tingkah laku pribadi seseorang.

Sedangkan menurut (Sardiman, 2009: 39), faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam)

diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan

dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan,

ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap,

(33)

fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan

memberikan andil yang cukup penting.

Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan

landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar

secara optimal. Thomas F. Staton dalam (Sardiman, 2009:

39-40) menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu (1)

motivasi, (2) konsentrasi, (3) reaksi, (4) organisasi, (5)

pemahaman, (6) ulangan. Dari beberapa pendapat para ahli di

atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa

antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi

yang disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain

strategi pembelajaran yang digunakan guru di dalam proses

belajar mengajar.

2. Hasil Belajar

Sedangkan menurut para ahli definisi dari hasil belar dapat dilihat

sebagai berikut. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh

anak setelah mengikuti pembelajaran, karena belajar itu sendiri

merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk

memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

Anak-anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai

(34)

Menurut Purwanto (2011:44) hasil belajar dapat dijelaskan dengan

memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”,

pegertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat

dilakukan suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan perubahan

input. Dalam kegiatan pembelajaran, setelah mengalami belajar peserta

didik berubah perilakunya dari sebelumnya.

Winkel dalam Purwanto (2011:45) hasil belajar adalah perubahan

yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah

lakunya. Jika menurut Bloom yang dikutip oleh Susanto (2013:5) hasil

belajar diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi

atau bahan yang dipelajari.

Pernyataan beberapa ahli tersebut dapat diketahui bahwa

perubahan tingkah laku yang dialami oleh peserta didik adalah sebagai

bukti dari hasil belajar yang telah dilakukan. Hasil belajar merupakan

alat ukur keberhasilan dalam proses belajar, ketika peserta didik

memiliki hasil belajar yang tinggi maka proses pembelajaran dapat

dikatakan berhasil, namun apabila hasil belajar masih rendah maka

proses pembelajaran perlu dilakukan perbaikan sesuai dengan

kebutuhan pesera didik. Oleh karena itu keberhasilan dalam

pembelajaran merupakan tanggung jawab guru dan ditentukan oleh

guru, karena gurulah yang merancang proses pembelajaran, guru yang

menentukan metode pembelajaran dan gurulah yang mengerti

(35)

Jadi dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan tingkah laku yang dialami oleh peserta didik setelah

melakukan suatu proses yang memiliki tujuan yang jelas (belajar) dan

kemampuan menyerap materi yang diperoleh oleh peserta didik setelah

proses belajar berlangsung. Perubahan tingkahlaku yang dimaksud

disini adalah, perubahan peserta didik dari yang sebelumnya yang

tidak mengetahui menjadi tahu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar:

Menurut Wasliman didalam Susanto (2013:12-13), hasil

belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi

antara berbagai faktor yang memengaruhui, baik faktor internal

maupun eksternal. Secara terperinci, uraian mengenai faktor

internal dan eksternal, sebagai berikut:

a. Faktor internal: faktor internal merupakan faktor yang

bersumber dari dalam diri peserta didik, yang

mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini

meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi

fisik dan kesehatan.

b.Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar peserta didik

yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah

dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap

hasil belajar. Keluarga yang tidak stabil keadaan

(36)

yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari

berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam

kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh pada hasil

belajar peserta didik.

Dikemukakakan juga oleh Wasliman (2007:159)

bahwa, sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut

menentukan hasil belajar peserta didik. Semakin tinggi

kemampuan belajar dan kualitas pengajaran disekolah, maka

semakin tinggi pula hasil belajarnya. Jadi selain faktor guru

sebagai pengajar, guru juga merupakan salah satu faktor

penting yang mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh

dalam proses pembelajaran.

B. Matematika

a. Pembelajaran Matematika

Susanto (2013:184) mengatakan bahwa matematika

merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan

kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi

dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja

serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Sedangkan menurut Maryana dan Soedarinah (2001:65)

(37)

tersusun dalam urutan tertentu, bermula dari urutan sederhana

kemudian menuju hal yang rumit, dari hal yang kongkrit menuju

ke hal yang abstrak. Dari pendapat para ahli tersebut dapat

disimpulkan bahwa matematika adalah disiplin ilmu yang dapat

meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, hal

tersebut diakibatkan karena matematika berawal dari hal yang

kongkret menuju ke hal yang bersifat abstrak. Hal yang bersifat

abstrak selalu membutuhkan argumen untuk menjelaskannya, dan

dalam memberikan argumen kemampuan berfikir peserta didik

meningkat karena harus kritis pada saat berargumen.

Pembelajaran matematika yang dikemukakan oleh Susanto

(2013:186) adalah, suatu proses pembelajaran yang dibangun oleh

guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, serta

meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru

sebagai upaya peningkatan penguasaan yang baik terhadap materi

matematika. Hal itu berarti pembelajaran matematika berperan juga

dalam mengasah kreativitas dan kemampuan berpikir yang dimiliki

oleh peserta didik,.

Muhsetyo (2008:1) mengatakan bahwa pembelajaran

matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada

(38)

sehingga peserta didik memperoleh kemampuan tentang bahan

matematika yang dipelajari.

Pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang

terencana yang disusun secara khusus untuk menyampaikan materi

matematika yang dapat melatih kreativitas, kemampuan berpikir

yang dimiliki oleh peserta didik.

b. Tujuan Matematika

Secara umum tujuan pembelajaran matematika di sekolah

dasar adalah agar peserta didik mampu dan terampil menggunakan

matematika, selain itu juga dapat memberikan tekanan penataran

nalar dalam penerapan matematika, (Susanto:2013:189)

Sesuai yang disajikan Depdiknas dalam buku Susanto

(2013:190) tujuan pembelajaran matematika disekolah dasar adalah

sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan

keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan

konsep atau algoritme.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

melakukan manipulasi matematika dalam

generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

(39)

matematika, menyelesaikan model, dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan symbol,

tabel, diagram, atau media lain untuk

menjelaskan keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai penggunaan

matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi tujuan pada pembelajaran matematika yaitu peserta didik

mampu dan terampil dalam memahami konsep, menggunakan penalaran,

dan dapat mengomunikasikan gagasan serta dapat memecahkan masalah

matematika sehari-hari.

C. Sifat sifat bangun ruang

Dalam Ensiklopedia Matematika (2003:20) menyebutkan jika

suatu bangun tidak seluruhnya terletak dalam bidang, maka bangun itu

disebut bangun ruang. Bangun ruang dibentuk oleh daerah segi banyak

yang disebut sisi.

Menurut Agus Suharjana (2008:5) bangun ruang adalah bagian

ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh

permukaan bangun tersebut. Permukaan bangun itu disebut sisi.

Dalam Tim Matematika (2007: 133) unsur-unsur bangun ruang

terdiri dari sisi, rusuk, dan titik sudut.

 Sisi yaitu bidang yang berbentuk suatu bangun ruang bisa berupa

(40)

 Rusuk yaitu garis yang merupakan peretemuan antara 2 buah sisi.

Garis tersebut bisa berupa garis lurus/garis lengkung.

 Titik sudut yaitu titik yang merupakan pertemuan 2 buah rusuk

atau lebih.

Sedangkan menurut Agus Suharjana(2008:6) pengertian sisi, rusuk

dan titik sudut adalah sebagai berikut:

 Sisi adalah daerah atau bidang yang membatasi bangun ruang.

 Rusuk adalah sisi-sisi bangun ruang yang bertemu pada satu

garis.

 Titik sudut adalah tiga atu lebih rusuk suatu bangun ruang yang

bertemu pada satu titik.

Jadi yang dimaksud dengan bangun ruang adalah bangun tiga

dimensi yang memiliki ruang. Pada bangun ruang memiliki sifat-sifat

tertentu, sifat-sifat ini merupakan ciri-ciri dari bangun ruang tersebut.

Disamping itu, dengan sifat-sifat ini kita dapat menemukan nama

bangun ruang.

a. Sifat bangun ruang

Dalam kehidupan sehari-hari banyak benda yang

berbentuk kerucut , prisma, limas dan tabung.

Bangun ruang juga memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

(41)

pada bangun ruang.

Rusuk : garis perpotongan 2 sisi

pada bangun ruang.

Titik sudut : pertemuan 3 rusuk atau

lebih pada bangun ruang.

Ciri khusus : ciri bangun yang hanya dimiliki

oleh bangun ruang itu sendiri.

Macam-macam bangun ruang dan definisinya:

a. Balok

Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah

bidang sisi yang masing-masing berbentuk persegi

panjang yang berhadapan dan sejajar ukurannya sama

panjang.

b. Kubus

Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah

sisi berbentuk persegi dengan ukuran yang sama.

c. Prisma

Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 2 buah

(42)

beberapa buah bidang lain yang saling berpotongan

menurut garis-garis yang sejajar. Jika rusuk tegak atau

sisi samping sebuah prisma tegak lurus membentuk

sudut siku-siku terhadap bidang alas, maka prisma

tersebut dinamakan prisma tegak.(Tim matematika

2007:132).

d. Limas

Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah

daerah segi banyak (segi n) dan beberapa (n) daerah

segitiga yang mempunyai satu titik persekutuan. Daerah

segi banyak menjadi alasnya dan segitiga-segitiga

menjadi segi tegaknya,sedangkan kaki-kaki segitiga itu

membentuk rusuk tegaknya. Semua rusuk tegak

bertemu di titik sudut yang disebut pula titik puncak

karena proyeksi dari titik tersebut tegak lurus dengan

alas. Limas dinamai sesuai dengan bentuk bidang

alasnya.

(43)

Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua

buah lingkaran yang sejajar dan sama ukurannya serta

sebuah bidang lengkung.

f. Kerucut

Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh

sebuah lingkaran dan sebuah bidang lengkung. Kerucut

merupakan limas yang alasnya berbentuk lingkaran.

Macam-macam bangun ruang dan sifatnya:

1. Prisma

Prisma tegak merupakan sebuah bangun

yang terdiri dari sisi alas, sisi tegak dan sisi

tutup/atas. Sisi tegak berbentuk persegi/

persegi panjang sisi alas sama dan sebangun

dengan sisi atas.

Prisma tegak segi empat adalah bangun

ruang yang bagian atas dan bagian

bawahnya sama dan sebangun berbentuk

segi empat.

Perbedaan antara prisma segi empat

dengan prisma segi lainnya terletak pada sisi

(44)

a. Prisma tegak segi empat

Prisma tegak segi empat ada kubus dan

balok, yang memiliki sifat-sifat sebagai

berikut:

1. Kubus

Kubus adalah sebuah benda

ruang yang dibatasi oleh enam buah

persegi yang berukuran sama.

Adapun sifat-sifat dari kubus yaitu:

gambar 2.1

a) Memiliki 6 buah sisi yaitu: Sisi

ABCD, sisi ABFE, sisi ADHE ,

sisi EFGH , sisi DCGH dan sisi

BCGH.

b) Memiliki 12 rusuk yaitu: Rusuk

AB, rusuk EF, rusuk HG , rusuk

(45)

EH , rusuk AD, rusuk AE, rusuk

BF, rusuk CG, rusuk DH.

c) Memiliki 8 titik sudut yaitu: titik

sudut A, titik sudut B, titik sudut

C , titik sudut D, titik sudut E,

titik sudut F, titik sudut G, titik

sudut H.

d) Bentuk sisinya persegi.

2. Balok

Balok dalah sebuah bangun

ruang yang dibatasi oleh tiga pasang

persegi panjang dimana setiap

pasang persegi panjang saling sejajar

dan sama panjang.

Gambar 2.2

(46)

a) Memiliki 6 buah sisi yaitu: Sisi

ABCD, sisi ABFE, sisi ADHE ,

sisi EFGH , sisi DCGH dan sisi

BCGH.

b) Memiliki 12 rusuk yaitu: Rusuk

AB, rusuk EF, rusuk HG , rusuk

DC , rusuk BC, rusuk FG, rusuk

EH , rusuk AD, rusuk AE, rusuk

BF, rusuk CG, rusuk DH.

c) Memiliki 8 titik sudut yaitu: titik

sudut A, titik sudut B, titik sudut

C , titik sudut D, titik sudut E,

titik sudut F, titik sudut G, titik

sudut H.

d) Bentuk sisinya persegi panjang

(47)

gambar 2.3

Prisma segi tiga adalah bangun ruang

yang sisi alas dan sisi atas berbentuk

segitiga. Sifat-sifatnya yaitu:

1. Memiliki 5 buah sisi yaitu 1 sisi alas, 1

sisi atas dan 3 sisi tegak.

2. Sisi alas dan sisi atas sama dan sebangun

dan berbentuk segitiga.

3. Sisi tegak berbentuk persegi/persegi

panjang.

4. Memiliki 9 rusuk.

5. Memiliki 6 titik sudut.

(48)

Gambar 2.4

Limas merupakan sebuah

bangun yang terdiri dari sisi alas dan sisi

miring, sisi miring yang berbentuk segitiga

dan sisi alas berbentuk segitiga, segi empat,

segi lima dan seterusnya.

Sifat-sifat Limas Segi empat:

1. Limas segi empat memiliki 5 bidang/sisi

yaitu 4 sisi miring dan 1 sisi alas.

2. Sisi miring/tegak berbentuk segitiga dan

sisi alas berbentuk persegi/persegi

panjang.

3. Memiliki 8 rusuk dan 5 titik sudut.

4. Jumlah rusuknya ada 8.

(49)

Gambar 2.5

Bangun ruang tabung mempunyai 3 buah

sisi, yaitu sisi lengkung/selimut, sisi

atas/tutup, dan sisi bawah/alas.

Sifat-sifat:

1. Memiliki 3 buah sisi

2. Tabung mempunyai 2 buah rusuk, tetapi

tidak mempunyai titik sudut.

3. Sisi alas dan sisi tutup berbentuk

lingkaran.

4. Sisi tegak berbentuk persegi panjang.

Jadi Tabung adalah prisma segi n

dengan n tak hingga dan segi alas dan tutup

tabung berbentuk lingkaran.

(50)

Gambar 2.6

Kerucut merupakan sebuah bangun

yang memiliki dua bidang/ sisi, yaitu sisi

alas dan sisi lengkung. Kerucut memiliki

satu rusuk yang berbentuk lingkaran.

Kerucut memiliki satu titik sudut yang

disebut dengan titik puncak kerucut.

Sifat-sifat:

1. Memiliki 2 sisi/bidang yaitu sisi alas

dan selimut kerucut.

2. Memiliki 1 rusuk berbentuk

lingkaran

3. Sisi alas berbentuk Lingkaran (Agus

Suharjana (2008: 14-27).

(51)

Metode pembelajaran berbasis proyek adalah cara penyajian

pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari

berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara

keseluruhan dan bermakna. Metode pembelajaran juga merupakan salah

satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan peserta

didik dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara bersama

(Djamarah,2006:83).

Metode pembelajaran proyek didefinisikan sebagai suatu

pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah

kehidupan sehari-hari yang akrab dengan peserta didik atau dengan suatu

proyek sekolah.

Sementara menurut Bransfor dan Stein dalam buku Warsono

(2014: 153) mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek sebagai metode

pengajaran yang komprehensif yang melibatkan siswa dalam kegiatan

penyelidikan yang kooperatif dan berkelanjutan.

Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009:30) metode

pembelajaran Project Based Learning adalah metode pembelajaran yang

menekankan peserta didik untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruksi

pembelajarannya dan mengakumulasikan dalam produk nyata.

Sedangkan menurut Trianto (2014:42) Project Based Learning

adalah sebuah metode pembelajaran yang inovatif, yang menekankan

(52)

Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011:33) metode proyek adalah

suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan anak didik untuk

menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya,

sehingga peserta didik tertarik untuk belajar.

Menurut Made Wena (2014:144) metode pembelajaran Project

Based Learning adalah metode pembelajaran yang memberikan

kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan

melibatkan kerja proyek. Kerja proyek merupakan suatu bentuk kerja yang

memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan

permasalahan yang sangat menantang dan menuntun peserta didik untuk

merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan

kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik untuk

bekerja secara mandiri.

Adapun menurut Seungyeon Han dan Kakali Bhattacharya, dalam

buku Warsono(2014:156) mengemukakan ada tujuh komponen kunci

PjBL yang dapat digunakan dalam merencanakan, menggambarkan, dan

menilai proyek, yaitu:

a. Lingkungan yang menunjang timbulnya pembelajaran

berbasis pebelajar (learner).

b. Kolaborasi

c. Tugas-tugas otentik, kaitan tugas proyek dengan dunia

nyata atau profesi nyata yang ada di sekeliling atau di luar

(53)

d. Menggunakan modus ekspresi majemuk yaitu kebebasan

peserta didik dalam menggunakan berbagai teknologi

sebagai perangkat untuk merencanakan, mengembangkan,

atau mempresentasikan proyeknya.

e. Manajemen waktu yaitu peserta didik diberi kesempatan

untuk merencanakan, melakukan revisi, dan merefleksi

pembelajarannya.

f. Asesmen inovatif, semacam penilaian oleh guru, oleh

teman sebaya, oleh peserta didik sendiri dan refleksi.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran Project Based Learning merupakan metode pembelajaran

inovatif yang melibatkan kerja proyek dimana peserta didik bekerja secara

mandiri dalam mengkonstruksi pembelajaran dan mengaplikasikan dalam

produk nyata yang berbentuk suatu artefak.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

berbasis proyek atau Project Based Learning merupakan salah satu bentuk

kegiatan dalam pemecahan masalah yang bernilai praktis dan cocok untuk

perkembangan dimensi kognitif, sosial, motorik, kreatif dan emosional

bagi peserta didik.

Langkah-langkah Project Based Learning (PjBL):

Menurut Warsono (2014:158) langkah-langkah PjBL adalah

adalah sebagai berikut:

(54)

2. Merencanakan Proyek sebagai alternatif pemecahan masalah.

3. Pembentukan tim pembelajaran kolaboratif/kooperatif untuk

menyeleseikan masalah/proyek.

4. Pelaksanaan proyek

5. Penilaian terhadap produk yang dihasilkan dengan

mempublikasikan hasil proyek yang berupa artefak.

Adapun menurut Warsono (2014:157) langkah-langkah

pembelajaran dalam melaksanakan PjBL ada 3 fase pokok yaitu:

1. Fase pertama yaitu perencanaan dalam memilih topik,

mencari sumber-sumber terkait informasi yang relevan,

dan mengorganisasikansumber-sumber menjadi sebuah

bentuk yang berguna.

2. Fase kedua yaitu implementasi atau penciptaan yaitu

peserta didik mengembangkan gagasan terkait proyek,

menggabungkan dan menyinergikan seluruh kontribusi

dari anggota kelompok dan mewujudkan proyeknya.

3. Fase ketiga yaitu fase pemrosesan, proyek hasil karya

mereka didiskusikan dengan prinsip saling berbagi

dengan kelompok lain sehingga diperoleh umpan balik.

Sedangkan menurut Kemendikbud (2013:5)

langkah-langkah PjBL adalah sebagai berikut:

1. Penentuan pertanyaan mendasar

(55)

3. Menyusun jadwal

4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek

5. Menguji hasil proyek

6. Mengevaluasi pengalaman

Adapun kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran

PjBL Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011:33) adalah

sebagai berikut:

1. Kelebihan :

a. Dapat merombak pola pikir peserta didik, dari yang sempit

menjadi lebih luas dan menyeluruh, saat memandang dan

memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

b. Peserta didik dibina dengan membiasakan menerapkan

pengetahuan, sikap dan ketrampilan dengan terpadu, yang

diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Kekurangan

a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini , baik secara

vertikal maupun horisontal , belum menunjang pelaksanaan

metode ini.

b. Organisasi dalam pelajaran , perencanaan, dan pelaksanaan

metode ini sukar dan memerlukan keahian khusus dari

(56)

c. Banyak guru yang belum menguasai metode PjBL

Sedangkan menurut pendapat dari Kemendikbud(2013:4)

keuntungan dan kelemahan dari PjBL adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan

a) Meningkatkan motivasi belajar peserta didikuntuk belajar,

mendorong kemampuan mereka untuk melakukan

pekerjaan penting dan mereka perlu untuk dihargai.

b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan

kerja sama dalam kelompok

c) Meningkatkan kolaborasi

d) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan

mempraktikkan ketrampilan komunikasi

e) Meningkatkan ketrampilan mengelola sumber

f) Memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam

mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan

sumber-sumber lain untuk menyeleseikan tugas.

g) Mengembangkan etos kerja, etos waktu, dan etos

lingkungan.

h) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta

didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang

(57)

i) Membuat suasana belajar yang menyenangkan, sehingga

peserta didik maupun pendidik menikmati proses

pembelajaran.

3. Kekurangan:

a) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.

b) Memerlukan biaya yang cukup banyak

c) Banyak peralatan yang harus disediakan

d) Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional,

di mana guru memegang peran utama di kelas.

e) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan

dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.

f) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam

kerja kelompok.

g). Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing

kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa

(58)

E. Kaitan Pembelajaran Matematika dengan Metode Pembelajaran

Project Based Learning.

Kaitan pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran

Project Based Learning adalah bahwa suatu proses pembelajaran yang

dibangun oleh guru dalam proses pemberian pengalaman belajar dengan

pola metode yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran di kelas maupun tutorial untuk mengembangkan kreativitas

berpikir peserta didik, serta dalam meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi dan mengakumulasikan dalam produk nyata dari

pengetahuan baru yang didapat sebagai upaya peningkatan penguasaan

yang baik terhadap materi matematika yang di ajarkan melalui serangkaian

kegiatan proyek yang terencana sehingga peserta didik memperoleh

kemampuan untuk memecahkan masalah matematika yang dipelajari

dengan melibatkan kerja proyek dimana peserta didik bekereja secara

mandiri untuk perkembangan dimensi kognitif, social, motorik, kreatif,

dan emosional bagi peserta didik.

Letak pentingnya Project Based Learning dalam pembelajaran

matematika yaitu:

Menurut papert dalam buku (Warsono,2014:153) berasumsi bahwa

pembelajaran project based learning akan berlangsung efektif jika peserta

didik aktif dalam membuat atau memproduksi suatu karya fisik yang dapat

(59)

dalam pembelajaran matematikapun dapat membuat artefak sebagai bukti

produk belajar dari kelompoknya.

Sedangkan menurut Brown dan Campione (Warsono,2014:155)

menyatakan letak pentingnya PjBL ada dua komponen pokok yaitu:

a. Ada masalah menantang yang mendorong peserta didik

mengorganisasikan dan melaksanakan suatu kegiatan, yang

secara keseluruhan mengarahkan peserta didik terhadap suatu

proyek yang bermakna dan harus diselesikan sendiri sebagai

tim.

b. Karya akhir berupa suatu artefak atau serangkaian penyelesaian

tugas berkelanjutan yang bermakna bagi pengembangan

pengetahuan dan ketrampilan mereka.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pentingnya Project Based

Learning dalam pembelajaran matematika yaitu dengan menggunakan

metode PjBL dapat membuat susana kelas menjadi aktif dan

menyenangkan serta dapat mempermudah peserta didik memahami dan

menguasai konsep matematika pada materi sifat-sifat bangun ruang yang

mereka pelajari, selain itu peserta didik juga dituntut untuk bisa

memecahkan masalah dengan tugas proyek yang telah dibuatnya secara

kelompok dengan dibuktikan melalui suatu karya fisik dalam dunia nyata

dalam bentuk artefak. Selanjutnya peserta didik dapat mempublikasikan

(60)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan

Argomulyo Kota Salatiga. Pada bagian ini, penulis akan memaparkan

lokasi pelaksanaan penelitian, karakteristik siswa serta kompetensi tenaga

pendidik yang dimiliki yang nantinya informasi tersebut akan memberikan

penguatan pada analisis data yang akan dilakukan. Secara garis besar

informasi mengenai subjek penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Identitas Madrasah

Tabel 3.1. Identitas Sekolah

No. Identitas Keterangan

1. Nama MI Kumpulrejo 02

Provinsi Jawa Tengah

Kode Pos 50733

(61)

2. Fasilitas Sarana dan Prasarana

Fasilitas sarana dan prasarana MI Kumpulrejo 02 Kecamatan

Argomulyo Kota Salatiga dapat ditampilkan pada tabel 3.2.

Tabel 3.2.Dafar Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Kumpulrejo 02

(62)

15 LCD/Proyektor 1 Baik

Argomulyo Kota Salatiga dapat ditampilkan pada tabel 3.3.

Tabel 3.3.Daftar Guru dan Staff MI Ma’arif Kumpulrejo 02

No. Nama Jabatan

1. Istiqah R.N, S.Pd Kepala Madrasah

2. Arif Tabi’in, S.Pd.I Kesiswaan

3. Darno, S.Pd.I Kurikulum

4. Aeny Qodriyah, S.Pd.I Sekretaris

5. Natiqotul Fitriana, S.Pd.I Bend. Infaq

6. Kholifatul M., S.Pd.I Bend. BOS

7. Siti Yatmiatun, S.Pd.SD Bend. BSM

8. Marfuastuti, S.Ag Guru/ Koperasi

(63)

Sambungan ....

4. Karakteristik Siswa Kelas V

Siswa kelas V MI Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota

Salatiga Tahun 2017 berjumlah 21 siswa dengan keterangan 10 siswa

laki-laki dan 11 siswa perempuan. Nama siswa kelas V MI

Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga dapat

ditampilkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4.Daftar Siswa Kelas V MI Kumpulrejo 02 Salatiga

No Nama Jenis Kelamin :

1. Erika Natasya Perempuan

2. Farisa Amil Z Perempuan

3. Shahnada Firly H Perempuan

(64)

Sambungan ....

4. Faisal Bekti A Laki-laki

5. Ahmad Nadzib Laki-laki

6. M. Danu A Laki-laki

7. Nadia AD Perempuan

8. Ari Wulandari Perempuan

9. Suci Aida Perempuan

10. Yusuf Aldianto Laki-laki

11. Rahma Nurbaiti Perempuan

12. Najma Syalatul Ilmi Perempuan

13. Umiyatun Perempuan

14. M. Chabib. A Laki-laki

15. Arza Faric D Laki-laki

16. M. Risky H Laki-laki

17. Bagus Isdianto Laki-laki

(65)

Sambungan ....

18. Febi Sri U Perempuan

19. Riko Gilang P Laki-laki

20. Adit Irfan O Laki-laki

21. Putri Kusuma Perempuan

(Sumber: Administrasi Sekolah)

5. Kolaborator Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis penelitian

kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses

pembelajaran dan peneliti sebagai kolaboratornya. Peneliti

membantu guru dalam menyiapkan media dan peraga pembelajaran

serta melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan

guru dan siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas dengan

menggunakan metode pembelajaran Project based Learning.

6. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 siklus) di

MI Kumpulrejo 02 Salatiga. Waktu pelaksanaan penelitian dapat

(66)

Tabel 3.5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

No. Siklus Pelaksanaan Penelitian

1. Siklus I Senin 21 Agustus 2017

2. Siklus II Selasa 22 Agustus 2017

(Sumber: Data Primer)

7. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua

siklus,masing-masing siklus terdiri dari empat tahap

penelitian.Keempat tahap tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan, kegiatan yang dilaksanakan

peneliti adalah sebagai berikut:

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata

pelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun ruang dengan

metode pembelajaran Project Based Learning.

b. Menyiapkan soal tes evaluasi;

c. Menyiapkan media pembelajaran berupa lembar materi

siswa,mind map,dan peraga benda tiruan bangun ruang dari

karton .

(67)

e. Menyiapkan lembar observasi siswa.

2. Pelaksanaan

Siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin 21 Agustus 2017,

pada jam 12.10wib di ruang Kelas V MI Kumpulrejo 02

Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Penelitian ini berlangsung

selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan

pada tahap ini adalah sifat-sifat bangun ruang. Berikut adalah

langkah-langkah pelaksanaan siklus I:

Secara garis besar pelakasanaan penelitian dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap ini materi yang disipakan oleh peneliti adalah

materi pokok sifat-sifat bangun ruang. Kegiatan yang dilakukan

pada tahap ini ialah:

1). Mendiskusikan permasalahan yang muncul dengan

teman sebaya dan pembimbing untuk mencari jalan keluar.

2). Pembuatan RPP siklus I

3). Mempersiapkan media dan peraga pembelajaran,

(68)

b. Pelaksanaan

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti bertindak sebagai

pengamat. Adapun proses pembelajaran mengacu pada RPP yang

telah disiapkan. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mengambil

materi pokok sifat-sifat bangun ruang Prisma segi 3, limas segi

empat dan kerucut. Langkah-langkah pelaksanaan meliputi:

1). Kegiatan awal

a). Salam, berdoa bersama untuk mengawali

pembelajaran.

b). Mengabsen kehadiran peserta didik.

c). Apersepsi dan motivasi yaitu dengan menanya dan

mengaitkan materi lalu dengan materi yang baru.

2). Kegiatan Inti

a). Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

b). Mengenalkan dengan materi baru serta penjelasannya

mengenai sifat-sifat prisma segi tiga, Limas dan Kerucut

dengan media mind map.

(69)

d). Guru membagi menjadi 3 kelompok dalam satu

kelas untuk mencari sifat-sifat bangun ruang yang telah

ditentukan serta membuatnya dari kertas karton.

e). Guru mempersilahkan untuk berkumpul pada

kelompoknya masing-masing untuk melakukan diskusi

bersama.

f). Guru meminta perwakilan dari kelompok masing-

masing untuk mempersentasikan hasil diskusinya.

g). Guru meminta peserta didik untuk mencatat semua hasil

belajar yang telah dipelajari dibuku masing masing.

h). Guru memberikan soal tes untuk mengukur sejauh

mana tingkat pemahaman peserta didik dalam menerima

pelajaran dengan system close book.

3). Kegiatan akhir/penutup

a). Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan dan

meluruskan dari hasil belajar.

b). guru memberi evaluasi dan motivasi kepada peserta

didik.

(70)

3. Observasi

Yang menjadi pengamat adalah peneliti, pengamatannya

adalah:

a. Proses pembelajaran dalam penggunaan media oleh guru untuk

mengawali pembelajaran sebelum pelaksanaan metode Project

based learning.

b. Temuan masalah yang muncul ketika aktivitas guru dan peserta

didik berlangsung.

c. Aspek-aspek yang diamati oleh peneliti adalah:

1. Guru, yaitu:

a. Pra Pembelajaran:

1). Guru mempersiapkan alat dan bahan yang

digunakan selama proses pembelajaran

b. Kegiatan awal pembelajaran

1). Guru membuka pelajaran dengan memberi

salam dan menanyakan kabar peserta didik

2).Guru mengajak berdoa sebelum pembelajaran

dimulai

3). Guru mengabsen kehadiran peserta didik

4). Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi

(71)

5). Guru menyampaikan tujuan dan penilaian dalam

pembelajaran

c. Kegiatan Inti Pembelajaran

1). Guru mengenalkan materi baru diawali dengan

metode ceramah dan Tanya jawab

2).Guru memperkenalkan metode Project Based

learning

3). Guru memberi tugas dengan membagi kelompok

dengan baik serta membimbing pelaksanaan

kegiatan diskusi untuk mencari sifat sifat bangun

ruang yang sudah ditentukan perkelompok

4). Guru mengajak interaksi antar peserta didik

dengan peserta didik yang lain.

5). Guru memuji peserta didik yang giat dalam

melaksanakan kegiatan proyek.

6). Guru Memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan

Gambar

gambar 2.1
 Gambar 2.2       Adapun sifat-sifat balok yaitu
gambar 2.3 Prisma segi tiga adalah bangun ruang
Gambar 2.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nama Obyek : Nama objek dari Skripsi Studio Desain Komunikasi Visual ini adalah “Desain Komunikasi Visual Sebagai Media Sosialisasi Air Terjun Blemantung di Pujungan” yang

Sedangkan bagi karyawan yang memiliki resiko keamanan saat bekerja cenderung akan menurunkan rasa kepuasan kerja mereka, dan banyak dari mereka akan cenderung

Adapun teori yang digunakan yaitu teori tentang bahasa, fungsi bahasa, komponen bahasa, psikolingusitik yang menjelaskan tentang aspek neurologi bahasa, gangguan

Perlakuan dosis pupuk organik pertroganik (P) menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap variabel berat kering oven 1000 biji, hasil biji kering oven ha -1 ;

Peraturan pelaksanaan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non

Indikator asam basa merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang mempunyai warna yang berbeda pada keadaan terdisosiasi maupun tidak.Karena digunakan dalam

Hasil evaluasi satu-satu didapatkan dari guru PJOK adalah sebesar 80% sehingga produk dikategorikan layak, selanjutnya produk sudah dikatakan layak maka dilanjtkan dengan uji

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media video dapat meningkatkan