PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI SIFAT SIFAT BANGUN RUANG DENGAN
METODE PROJECT BASED LEARNING PADA
SISWA KELAS V MI MA’ARIF KUMPULREJO
02
ARGOMULYO KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nelvi Indriana 11513025
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Jangan mengulangi kesalahan yang sama karena masih banyak pengalaman yang
belum di coba.
Jangan patah semangat menghadapi suatu masalah karena kamu belum tahu
hikmah yang akan datang.
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Ayah (Wiyono Wagimin) dan Ibu (Sri Suratmi), tercinta yang senantiasa
memberikan dukungan moral, spiritual dan material sehingga peneliti dapat
menyelesaikan studi di Progdi S1 PGMI FTIK IAIN.
2. Suami (Eko Listianto) sekeluarga yang selalu menemani dan memberi
dukungan dan motivasi untuk selalu semangat tanpa mengeluh dalam
menyelesaikan Progdi S1.
3. Kakek, Nenek beserta keluarga besar Wiro Sairin dan Pradita sekeluarga
yang memberi bantuan media serta doa sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi.
4. Sahabatku (Faridatun Nisa’, Siti Sholechah, Sumarsih, Nur Hayati, Nurmala Hasanah, Siti Muslikah, Aini Wahyuningsih) dan teman-teman seperjuangan
jurusan PGMI angkatan 2013 yang selalu memberikan semangat.
5. Kakak Arif Santosa sekeluarga (Puji Rahayu, Risda Melasanti, Ika Fitriani
dan Daryati) yang senantiasa mendukung dan memberi motivasi sehingga
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, karena
oleh pertolongan-Nya penulis dapat melewati masa-masa yang sulit dalam
menghadapi perkuliahan, hingga akhirnya dapat sampai pada tahap ini yaitu
penulisan tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi,M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi,M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.
4. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd, selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terseleseikan dengan baik.
5. Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
mendampingi selama perkuliahan.
6. Seluruh dosen S-1 dan staff Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri yang
telah banyak membekali ilmu pengetahuan.
7. Istiqah R.N, S.Pd, Selaku kepala Sekolah MI yang telah memberikan ijin
8. Darno, S.Pd.I, selaku wali kelas V yang telah berkenan ikut partisipasi
dalam pelaksanaan penelitian.
9. Siswa kelas V MI Ma’arif yang telah bekerjasama dan membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.
10.Semua pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu dan memberikan dukungan moral maupun material.
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang peneliti miliki. Semoga karya tulisan ini dapat berguna bagi
pembaca dan pihak-pihak yang terkait.
Salatiga,...Agustus 2017
ABSTRAK
Indriana, Nelvi. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat Sifat Bangun Ruang Dengan Metode Pembelajaran Project Based Learning pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo Kota Salatiga tahun pelajaran 2017/2018. Program Studi S1 PGMI Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra.Siti Farikhah, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Matematika, Metode Pembelajaran Project Based Learning.
Penelitian ini dilakukan karena adanya permasalahan di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo kota Salatiga. Hasil belajar siswa dibawah nilai kkm yang disebabkan karena penggunaan metode pembelajaran yang kurang kreatif, sehingga peserta didik tidak berantusias mengikuti pembelajaran, yang pada akhirnya menyebabkan hasil belajar menjadi tidak tuntas.
Subjek penelitian adalah siswa kelas V Mi Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo kota Salatiga yang berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan . Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus dan masing masing siklus terdiri dari1 kali pertemuan sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan tes evaluasi pada akhir masing-masing siklus dan observasi.
DAFTAR ISI
LOGO ...
Halaman Judul ...
Lembar Persetujuan Pembimbing ...i
Pernyataan Keaslian Tulisan ...ii
Lembar Pengesahan Naskah skripsi...iii
Motto & Persembahan...iv
Kata Pengantar ...v
Abstrak ...vii
Daftar Isi ...viii
Daftar Tabel & Gambar...x
Daftar Lampiran ...xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ...4
D. Hipotesis Tindakan...4
E. Indikator Keberhasilan...5
F. Manfaat Penelitian ...5
G. Definisi Operasional ...6
H. Metodologi Penelitian ...10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ...15
B. Matematika... 24
C. Bangun Ruang... 27
D. Project Based Learning...39
E. Kaitan Pembelajaran Matematika Dengan Metode PjBL...46
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subyek Penelitian ...48
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 54
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per-Siklus ... 71
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 76
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA...79
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
1. Gambar 2.1 Gambar Kubus...32
2. Gambar 2.2 Gambar Balok...33
3. Gambar 2.3 Gambar Prisma Segi 3...35
4. Gambar 2.4 Gambar Limas Segi 4...36
5. Gambar 2.5 Gambar Tabung...37
6. Gambar 2.6 Gambar Kerucut...38
7. Tabel 3.1 Identitas Sekolah MI Kumpulrejo 02...48
8. Tabel 3.2 Daftar Fasilitas Sarana Prasarana MI Kumpulrejo 02...49
9. Tabel 3.3 Daftar Guru dan Staff MI Kumpulrejo 02... 50
10. Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V Kumpulrejo 02...51
11. Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di MI Kumpulrejo 02...54
12. Tabel 4.1 Daftar Hasil Tes Formatif Siswa Siklus I Kelas V...71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 82
Lampiran 2 : Lembar Soal Siklus I ...97
Lampiran 3 : Lembar Pengamatan Guru Siklus I ... 100
Lampiran 4 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ... 104
Lampiran 5 : Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 107
Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 109
Lampiran 7 : Lembar Soal Siklus II ... 127
Lampiran 8 : Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 130
Lampiran 9 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus I ...134
Lampiran 10 : Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 137
Lampiran 11 : Foto Pelaksanaan Pembelajaran ... ..139
Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup ... ...142
Lampiran 13 : Daftar Nilai SKK ... 143
Lampiran 14 : Surat Ijin Penelitian ...146
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang ada didalam
semua jenjang pendidikan, dimulai dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi. Bahkan juga diajarkan pada taman kanak-kanak. Oleh sebab itu
pada jenjang sekolah dasar guru perlu merancang pembelajaran yang dapat
membuat peserta didik mengingat apa yang telah dipelajari. Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa pada jenjang sekolah dasar merupakan jenjang
awal dimana peserta didik mempelajari suatu mata pelajaran. Karena hal
itu, perlu metode pembelajaran dimana peserta didik dapat melakukan
suatu kegiatan sehingga dapat memahami materi yang disampaikan tanpa
harus mendengarkan ceramah dari guru saja namun dapat menerapkan
pembelajaran yang aktif dan inovatif dari pengalaman apa yang sedang
mereka pelajari, dengan bimbingan guru sehingga peserta didik
termotivasi dan dapat meningkatkan hasil belajar.
Dengan metode pembelajaran berbasis proyek, peserta didik
merancang, melakukan pemecahan masalah, melaksanakan pengambilan
keputusan, dan kegiatan penyelidikan sendiri serta menerapkan situasi
dalam kehidupan nyata dengan cara membuat sebuah proyek untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar berbentuk proyek berupa
manusia). Dengan menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalaman dalam kegiatan secara nyata. Dalam hal ini guru hanya
sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran sedangkan peserta didik
yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Permasalahan yang sering terjadi pada kegiatan pembelajaran
matematika adalah metode pembelajaran guru yang kurang menarik dalam
menyampaikan materi, sebagian guru menyampaikan mata pelajaran
matematika dengan cara konvensional. Yaitu peserta didik menyimak
penjelasan yang disampaikan oleh gurunya dalam memberikan contoh dan
mengerjakan soal-soal di papan tulis, kemudian meminta peserta didik
untuk mengerjakan soal-soal dalam buku ataupun lembar kerja siswa
(LKS). Hal tersebut tidak membangkitkan semangat dan juga tidak dapat
membuat peserta didik ikut aktif dalam pembelajaran serta menyebabkan
hasil belajar menjadi rendah/dibawah nilai kkm.
Menurut teori kognitif Piaget dalam Susanto (2013:184) pada usia
siswa sekolah dasar (7-8 tahun hingga 12-13 tahun) termasuk pada tahap
operasional konkret. Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka anak
pada usia sekolah dasar pada umumnya mengalami kesulitan dalam
memahami matematika yang bersifat abstrak, karena keabstrakannya
tersebut matematika relatif tidak mudah untuk dipahami oleh peserta didik
Pengamatan yang dilakukan di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo kota Salatiga ditemukan beberapa permasalahan yang
menyebabkan hasil belajar matematika rendah karena dibawah nilai kkm,
yaitu peserta didik yang mendapatkan nilai tuntas adalah 8 siswa dan yang
belum tuntas ada 13 siswa, sedangkan nilai kkm saat ini 60. Peserta didik
cenderung pasif dengan metode pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Hal itu menyebabkan antusias peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran sangat rendah. Permasalahan yang terdapat di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 maka metode pembelajaran berbasis proyek (Project
Based Learning) dapat digunakan pada proses pembelajaran di
kelas/diluar kelas, karena dengan pembelajaran berbasis proyek peserta
didik dapat terlibat langsung dan dapat menyelesaikan masalah dari materi
yang mereka pelajari sehingga materi yang mereka pelajari dapat digali
dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi peserta didik dan
dapat melakukan eksperimen secara kolaboratif di dunia nyata. Selain itu
peserta didik terlibat langsung maka mereka akan lebih lama mengingat
apa yang telah dipelajari serta dapat menghasilkan produk dari
pengalaman tersebut.
Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika materi
Sifat Sifat Bangun Ruang Dengan Metode Pembelajaran Project Based
Learning Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, apakah metode
pembelajaran project based learning dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi sifat sifat bangun ruang kelas V MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo kota Salatiga tahun pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui metode
pembelajaran Project Based Learning terhadap hasil belajar matematika
materi sifat sifat bangun ruang pada siswa kelas V MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah “jawaban sementara atau dugaan sementara
terhadap pertanyaan penelitian” (Hatibe, 2012:15).
Jadi hipotesis tindakan adalah suatu jawaban sementara yang
mungkin benar atau salah yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu
yang dalam penelitian berbentuk siklus kegiatan. Dalam penelitian
tindakan kelas ini, hipotesis tindakan yang diajukan adalah “Project Based Learning” dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat sifat
bangun ruang pada siswa kelas V MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo
E. Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode pembelajaran Project Based Learning
dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.
Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah:
a. Tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang
disampaikan ≥85%.
b. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) per
siklus.
c. Siswa kelas V memenuhi kriteria ketuntasan minimal 60 dalam
pembelajaran matematika jika sudah mendapat nilai kkm maka
dianggap tuntas.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan dengan menggunakan
metode pembelajaran Project Based Learning dapat memberikan
pemahaman konsep dan pengetahuan pada pembelajaran di MI
Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo kota Salatiga.
2. Manfaat Praktis
Dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran matematika.
b. Bagi Guru
Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengalaman guru dalam mengembangkan metode
pembelajaran dan meningkatkan kreatifitas mengajar di
kelas dengan semenarik mungkin.
c. Bagi Sekolah
Diharapkan penelitian ini menambah referensi
sekolah untuk dapat melakukan pembinaan bagi guru untuk
menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek.
G. Definisi Operasional
Untuk menjelaskan judul penelitian ini, maka akan kami berikan
penjelasan beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini. Istilah-istilah
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Hasil Belajar
Menurut Suprijono Agus (2009:05,07) hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan. Juga menyebutkan hasil
bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Menurut Bloom dalam buku Suprijono Agus, hasil belajar
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein
atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari”
sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde
atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran
(Dekdipnas, 2001:7).
Sedangkan menurut Ahmad Susanto (2013:185)
Matematika merupakan salah satu displin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi,
memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari
dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Corey dalam bukunya Ahmad Susanto
(2013:186), pembelajaran adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap
situasi tertentu. Atau dalam arti lain pembelajaran yaitu upaya
sehingga memungkinkan peserta didik untuk berubah tingkah
lakunya.
Adapun menurut Dimyati dalam buku Ahmad Susanto
(2013:186), pembelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat peserta
didik belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar.
Jadi pembelajaran matematika adalah suatu proses
pembelajaran yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan
kreatifitas berpikir peserta didik yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir serta kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan
terhadap materi matematika.
c. Bangun Ruang
Dalam Ensiklopedia Matematika (2003:20)
menyebutkan jika suatu bangun tidak seluruhnya terletak dalam
bidang, maka bangun itu disebut bangun ruang. Bangun ruang
dibentuk oleh daerah segi banyak yang disebut sisi.
Bangun ruang adalah bangun matematika yang
mempunyai isi atau volume. Bangun ruang sering disebut juga
dengan bangun 3 dimensi karena memiliki 3 komponen utama
d. Metode pembelajaran Project Based Learning
Metode pembelajaran berbasis proyek adalah cara
penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah,
kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan
sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
Metode pembelajaran juga merupakan salah satu cara
pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan peserta
didik dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan
secara bersama (Djamarah,2006:83).
Jadi yang dimaksud dengan judul penelitian di depan
adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik displin ilmu untuk pengembangan
kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dalam dunia
nyata, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam penguasaan materi pada mata
pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang dengan
menggunakan metode pembelajaran project based learning
dengan menciptakan produk bangun ruang yang dibuat oleh
peserta didik dari hasil kegiatan yang dilakukan oleh peserta
didik kelas V di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Argomulyo Kota
I. Metodologi Penelitian
1. Subjek Tindakan Kelas
a. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di MI Ma’arif Kumpulrejo 02
Argomulyo kota Salatiga.
b. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2017/2018 (selama melaksanakan penelitian) dengan prosedur
sebagai berikut:
1) Persiapan.
2) Pelaksanaan Penelitian.
3) Penyusunan Laporan.
4) Mengumpulkan dan menilai hasil tes.
5) Menganalisis hasil penelitian.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah peserta didik
kelas V MI MA’ARIF KUMPULREJO 02 ARGOMULYO KOTA
SALATIGA yang berjumlah 21 peserta didik terdiri dari 10 laki-laki
dan 11 perempuan.
3. Metode Pengumpulan Data
Data penelitian ini dikumpulkan melalui observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
a. Observasi dipergunakan untuk mengamati kegiatan selama proses
pembelajaran.
b. Tes digunakan untuk mengukur hasil akhir belajar siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran.
c. Dokumentasi digunakan sebagai pelengkap untuk memperoleh
gambar mengenai kegiatan peserta didik kelas V selama proses
pembelajaran berlangsung. Dokumentasi berupa silabus, RPP,
jumlah guru dan peserta didik, alat atau media yang digunakan,
nilai peserta didik sebelum siklus dan sesudah siklus penelitian,
4. Analisis Data
Berdasarkan dengan rancangan penelitian yang digunakan maka
analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Hasil penelitian pemahaman materi sifat sifat bangun ruang pada
mata pelajaran matematika.
c. Mengumpulkan hasil pengamatan dan tes.
d. Menentukan kriteria nilai (60-100 tuntas dan 0-59 tidak tuntas)
e. Hasil belajar dianalisis dengan membandingkan tes antar siklus.
Nilai per tes untuk mengetahui peningkatan yang diperoleh dalam
penggunaan metode pembelajaran Project Based Learning pada
mata pelajaran matematika materi sifat sifat bangun ruang.
Adapun cara untuk mengolah nilai dari hasil penelitian:
1. Data kuantitatif
a. Untuk menilai rata-rata dengan tes formatif digunakan
perhitungan nilai dengan rumus: (Djamarah,2005:302)
M=Ʃx / N
Keterangan:
M : nilai rata-rata
N : jumlah peserta didik
b. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik
digunakan rumus sebagai berikut: (Djamarah,2005:264-265).
100% = P
Keterangan :
F = Frekuensi
N = Jumlah kegiatan keseluruhan
P = Jumlah nilai dalam persen (Djamarah,
2005:264-265)
c. Persentase nilai ketuntasan peserta didik secara klasikal
mendapatkan 85% mendapatkan nilai KKM.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer
untuk mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk
menetapkan keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu:
a. Silabus
b. RPP
c. Soal
H. Sistematika Penulisan
BAB I Berisi pendahuluan.menggambarkan secara global
tentang bab-bab berikutnya yang meliputi: Latar Belakang,
Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Hipotesis Tindakan, Indikator Keberhasilan, Manfaat
Penelitian, Definisi Operasional, Metodologi Penelitian,
dan Sistematika Penulisan.
BAB II Kajian Pustaka. Mencakup penjelasan tentang Hasil
Belajar, Matematika, Sifat Sifat Bangun Ruang, Metode
pembelajaran Project Based Learning, Kaitan pembelajaran
matematika dengan Metode Pembelajaran Project Based
Learning.
BAB III Pelaksanaan Penelitian. Meliputi subjek penelitian yang
berisi tentang tempat dan waktu penelitian, deskripsi per
siklus.
BAB IV Pembahasan, yang meliputi hasil penelitian dan
perkembangan per siklus.
BAB II
Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara
etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu”.Definisi ini memiliki pengertian bahwa
belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau
ilmu,(Slameto,2003:1).
2) Menurut Istilah
a) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Slameto, 2003: 2).
b) Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru
dan lain sebagainya (Sardiman, 2009: 20).
c) Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa
untuk mendapatkan perubahan (Djamarah, 2011: 13).
Sedangkan Menurut R. Gagne (Susanto 2013:1),
belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana
suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dua
konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana
terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik, serta
peserta didik dengan peserta didik lain saat pembelajaran
berlangsung.
Adapun menurut Burton (Susanto, 2013:3) belajar
dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi individu dan individu lain,
individu dengan lingkungannya. Perubahan yang dimaksud
mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku dan
perubahan ini dapat diperoleh melalui latihan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Belajar merupakan
sebuah proses yang memiliki tujuan yang jelas dari
perubahan tingkah laku yang diharapkan dengan
dirumuskan dalam suatu tujuan pembelajaran. Jadi dalam
penting adalah tujuan belajar, karena proses belajar tidak
akan pernah lepas dari tujuan pembelajaran.
b. Ciri-ciri Belajar
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Ini
berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari
tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi
terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita
tidak akan dapat mengetahui ada tidaknya hasil belajar;
2) Perubahan perilaku relatif permanent. Ini berarti, bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk
waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi,
perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang
seumur hidup;
3) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati
pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan
tingkah laku tersebut bersifat potensial;
4) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau
pengalaman;
5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan.
Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat
atau dorongan untuk mengubah tingkah laku (Baharuddin,
c. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut S. Nasution dalam Kastolani (2014: 71),
prinsip-prinsip belajar meliputi:
1) Agar seseorang (siswa) benar-benar belajar, maka ia harus
mempunyai tujuan;
2) Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan
kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang
lain;
3) Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam
kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan
yang berharga baginya;
4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya;
5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya pula
hasil-hasil sambilan atau sampingan. Misalnya ia tidak hanya
bertambah terampil membuat soal-soal ilmu yang lebih besar
untuk bidang studi itu;
6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan
(learning by doing);
7) Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan, tidak dengan
otaknya atau secara intelektual saja tetapi juga secara sosial,
emosional, etis dan sebaginya;
8) Dalam hal belajar, seseorang (siswa) memerlukan bantuan dan
9) Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus
benar-benar dipahami;
10)Di samping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya seseorang
(siswa) sering mengejar tujuan-tujuan lain;
11)Belajar lebih berhasil apabila usaha itu memberi sukses yang
menyenangkan;
12)Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk
belajar.
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam
proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
1) Faktor Internal
Faktor Internal merupakan faktor-faktor yang berasal
dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar
individu.Faktor-faktor internal meliputi fisiologi dan
psikologi.Faktor –faktor fisiologis adalah faktor- faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik indivudu. Sedangkan
faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang
dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis
siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat (Baharuddin, 2008:
19-20).
2) Faktor Eksternal
Faktor Eksternal merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah
(Baharuddin, 2008: 26) menjelaskan faktor-faktor eksternal
dalam proses belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.
Melalui belajar dapat diperoleh hasil yang lebih
baik.Belajar berarti mengubah tingkah laku. Belajar akan
membantu terjadinya suatu perubahan pada diri individu yang
belajar. Perubahan itu tidak hanya dikaitkan dengan perubahan
ilmu pengetahuan melainkan juga berbentuk percakapan,
ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan
penyesuaian diri. Belajar menyangkut segala aspek organisme
dan tingkah laku pribadi seseorang.
Sedangkan menurut (Sardiman, 2009: 39), faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam)
diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan
dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan,
ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap,
fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan
memberikan andil yang cukup penting.
Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan
landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar
secara optimal. Thomas F. Staton dalam (Sardiman, 2009:
39-40) menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu (1)
motivasi, (2) konsentrasi, (3) reaksi, (4) organisasi, (5)
pemahaman, (6) ulangan. Dari beberapa pendapat para ahli di
atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa
antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi
yang disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain
strategi pembelajaran yang digunakan guru di dalam proses
belajar mengajar.
2. Hasil Belajar
Sedangkan menurut para ahli definisi dari hasil belar dapat dilihat
sebagai berikut. Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah mengikuti pembelajaran, karena belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Anak-anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai
Menurut Purwanto (2011:44) hasil belajar dapat dijelaskan dengan
memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”,
pegertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat
dilakukan suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan perubahan
input. Dalam kegiatan pembelajaran, setelah mengalami belajar peserta
didik berubah perilakunya dari sebelumnya.
Winkel dalam Purwanto (2011:45) hasil belajar adalah perubahan
yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah
lakunya. Jika menurut Bloom yang dikutip oleh Susanto (2013:5) hasil
belajar diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi
atau bahan yang dipelajari.
Pernyataan beberapa ahli tersebut dapat diketahui bahwa
perubahan tingkah laku yang dialami oleh peserta didik adalah sebagai
bukti dari hasil belajar yang telah dilakukan. Hasil belajar merupakan
alat ukur keberhasilan dalam proses belajar, ketika peserta didik
memiliki hasil belajar yang tinggi maka proses pembelajaran dapat
dikatakan berhasil, namun apabila hasil belajar masih rendah maka
proses pembelajaran perlu dilakukan perbaikan sesuai dengan
kebutuhan pesera didik. Oleh karena itu keberhasilan dalam
pembelajaran merupakan tanggung jawab guru dan ditentukan oleh
guru, karena gurulah yang merancang proses pembelajaran, guru yang
menentukan metode pembelajaran dan gurulah yang mengerti
Jadi dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan tingkah laku yang dialami oleh peserta didik setelah
melakukan suatu proses yang memiliki tujuan yang jelas (belajar) dan
kemampuan menyerap materi yang diperoleh oleh peserta didik setelah
proses belajar berlangsung. Perubahan tingkahlaku yang dimaksud
disini adalah, perubahan peserta didik dari yang sebelumnya yang
tidak mengetahui menjadi tahu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar:
Menurut Wasliman didalam Susanto (2013:12-13), hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang memengaruhui, baik faktor internal
maupun eksternal. Secara terperinci, uraian mengenai faktor
internal dan eksternal, sebagai berikut:
a. Faktor internal: faktor internal merupakan faktor yang
bersumber dari dalam diri peserta didik, yang
mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini
meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi
fisik dan kesehatan.
b.Faktor eksternal: faktor yang berasal dari luar peserta didik
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah
dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap
hasil belajar. Keluarga yang tidak stabil keadaan
yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari
berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam
kehidupan sehari-hari sangat berpengaruh pada hasil
belajar peserta didik.
Dikemukakakan juga oleh Wasliman (2007:159)
bahwa, sekolah merupakan salah satu faktor yang ikut
menentukan hasil belajar peserta didik. Semakin tinggi
kemampuan belajar dan kualitas pengajaran disekolah, maka
semakin tinggi pula hasil belajarnya. Jadi selain faktor guru
sebagai pengajar, guru juga merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh
dalam proses pembelajaran.
B. Matematika
a. Pembelajaran Matematika
Susanto (2013:184) mengatakan bahwa matematika
merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan
kemampuan berfikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi
dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja
serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sedangkan menurut Maryana dan Soedarinah (2001:65)
tersusun dalam urutan tertentu, bermula dari urutan sederhana
kemudian menuju hal yang rumit, dari hal yang kongkrit menuju
ke hal yang abstrak. Dari pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa matematika adalah disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi, hal
tersebut diakibatkan karena matematika berawal dari hal yang
kongkret menuju ke hal yang bersifat abstrak. Hal yang bersifat
abstrak selalu membutuhkan argumen untuk menjelaskannya, dan
dalam memberikan argumen kemampuan berfikir peserta didik
meningkat karena harus kritis pada saat berargumen.
Pembelajaran matematika yang dikemukakan oleh Susanto
(2013:186) adalah, suatu proses pembelajaran yang dibangun oleh
guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, serta
meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru
sebagai upaya peningkatan penguasaan yang baik terhadap materi
matematika. Hal itu berarti pembelajaran matematika berperan juga
dalam mengasah kreativitas dan kemampuan berpikir yang dimiliki
oleh peserta didik,.
Muhsetyo (2008:1) mengatakan bahwa pembelajaran
matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada
sehingga peserta didik memperoleh kemampuan tentang bahan
matematika yang dipelajari.
Pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang
terencana yang disusun secara khusus untuk menyampaikan materi
matematika yang dapat melatih kreativitas, kemampuan berpikir
yang dimiliki oleh peserta didik.
b. Tujuan Matematika
Secara umum tujuan pembelajaran matematika di sekolah
dasar adalah agar peserta didik mampu dan terampil menggunakan
matematika, selain itu juga dapat memberikan tekanan penataran
nalar dalam penerapan matematika, (Susanto:2013:189)
Sesuai yang disajikan Depdiknas dalam buku Susanto
(2013:190) tujuan pembelajaran matematika disekolah dasar adalah
sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan
konsep atau algoritme.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam
generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
matematika, menyelesaikan model, dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan symbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk
menjelaskan keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai penggunaan
matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi tujuan pada pembelajaran matematika yaitu peserta didik
mampu dan terampil dalam memahami konsep, menggunakan penalaran,
dan dapat mengomunikasikan gagasan serta dapat memecahkan masalah
matematika sehari-hari.
C. Sifat sifat bangun ruang
Dalam Ensiklopedia Matematika (2003:20) menyebutkan jika
suatu bangun tidak seluruhnya terletak dalam bidang, maka bangun itu
disebut bangun ruang. Bangun ruang dibentuk oleh daerah segi banyak
yang disebut sisi.
Menurut Agus Suharjana (2008:5) bangun ruang adalah bagian
ruang yang dibatasi oleh himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh
permukaan bangun tersebut. Permukaan bangun itu disebut sisi.
Dalam Tim Matematika (2007: 133) unsur-unsur bangun ruang
terdiri dari sisi, rusuk, dan titik sudut.
Sisi yaitu bidang yang berbentuk suatu bangun ruang bisa berupa
Rusuk yaitu garis yang merupakan peretemuan antara 2 buah sisi.
Garis tersebut bisa berupa garis lurus/garis lengkung.
Titik sudut yaitu titik yang merupakan pertemuan 2 buah rusuk
atau lebih.
Sedangkan menurut Agus Suharjana(2008:6) pengertian sisi, rusuk
dan titik sudut adalah sebagai berikut:
Sisi adalah daerah atau bidang yang membatasi bangun ruang.
Rusuk adalah sisi-sisi bangun ruang yang bertemu pada satu
garis.
Titik sudut adalah tiga atu lebih rusuk suatu bangun ruang yang
bertemu pada satu titik.
Jadi yang dimaksud dengan bangun ruang adalah bangun tiga
dimensi yang memiliki ruang. Pada bangun ruang memiliki sifat-sifat
tertentu, sifat-sifat ini merupakan ciri-ciri dari bangun ruang tersebut.
Disamping itu, dengan sifat-sifat ini kita dapat menemukan nama
bangun ruang.
a. Sifat bangun ruang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak benda yang
berbentuk kerucut , prisma, limas dan tabung.
Bangun ruang juga memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
pada bangun ruang.
Rusuk : garis perpotongan 2 sisi
pada bangun ruang.
Titik sudut : pertemuan 3 rusuk atau
lebih pada bangun ruang.
Ciri khusus : ciri bangun yang hanya dimiliki
oleh bangun ruang itu sendiri.
Macam-macam bangun ruang dan definisinya:
a. Balok
Balok adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah
bidang sisi yang masing-masing berbentuk persegi
panjang yang berhadapan dan sejajar ukurannya sama
panjang.
b. Kubus
Kubus adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 6 buah
sisi berbentuk persegi dengan ukuran yang sama.
c. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 2 buah
beberapa buah bidang lain yang saling berpotongan
menurut garis-garis yang sejajar. Jika rusuk tegak atau
sisi samping sebuah prisma tegak lurus membentuk
sudut siku-siku terhadap bidang alas, maka prisma
tersebut dinamakan prisma tegak.(Tim matematika
2007:132).
d. Limas
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah
daerah segi banyak (segi n) dan beberapa (n) daerah
segitiga yang mempunyai satu titik persekutuan. Daerah
segi banyak menjadi alasnya dan segitiga-segitiga
menjadi segi tegaknya,sedangkan kaki-kaki segitiga itu
membentuk rusuk tegaknya. Semua rusuk tegak
bertemu di titik sudut yang disebut pula titik puncak
karena proyeksi dari titik tersebut tegak lurus dengan
alas. Limas dinamai sesuai dengan bentuk bidang
alasnya.
Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua
buah lingkaran yang sejajar dan sama ukurannya serta
sebuah bidang lengkung.
f. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh
sebuah lingkaran dan sebuah bidang lengkung. Kerucut
merupakan limas yang alasnya berbentuk lingkaran.
Macam-macam bangun ruang dan sifatnya:
1. Prisma
Prisma tegak merupakan sebuah bangun
yang terdiri dari sisi alas, sisi tegak dan sisi
tutup/atas. Sisi tegak berbentuk persegi/
persegi panjang sisi alas sama dan sebangun
dengan sisi atas.
Prisma tegak segi empat adalah bangun
ruang yang bagian atas dan bagian
bawahnya sama dan sebangun berbentuk
segi empat.
Perbedaan antara prisma segi empat
dengan prisma segi lainnya terletak pada sisi
a. Prisma tegak segi empat
Prisma tegak segi empat ada kubus dan
balok, yang memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
1. Kubus
Kubus adalah sebuah benda
ruang yang dibatasi oleh enam buah
persegi yang berukuran sama.
Adapun sifat-sifat dari kubus yaitu:
gambar 2.1
a) Memiliki 6 buah sisi yaitu: Sisi
ABCD, sisi ABFE, sisi ADHE ,
sisi EFGH , sisi DCGH dan sisi
BCGH.
b) Memiliki 12 rusuk yaitu: Rusuk
AB, rusuk EF, rusuk HG , rusuk
EH , rusuk AD, rusuk AE, rusuk
BF, rusuk CG, rusuk DH.
c) Memiliki 8 titik sudut yaitu: titik
sudut A, titik sudut B, titik sudut
C , titik sudut D, titik sudut E,
titik sudut F, titik sudut G, titik
sudut H.
d) Bentuk sisinya persegi.
2. Balok
Balok dalah sebuah bangun
ruang yang dibatasi oleh tiga pasang
persegi panjang dimana setiap
pasang persegi panjang saling sejajar
dan sama panjang.
Gambar 2.2
a) Memiliki 6 buah sisi yaitu: Sisi
ABCD, sisi ABFE, sisi ADHE ,
sisi EFGH , sisi DCGH dan sisi
BCGH.
b) Memiliki 12 rusuk yaitu: Rusuk
AB, rusuk EF, rusuk HG , rusuk
DC , rusuk BC, rusuk FG, rusuk
EH , rusuk AD, rusuk AE, rusuk
BF, rusuk CG, rusuk DH.
c) Memiliki 8 titik sudut yaitu: titik
sudut A, titik sudut B, titik sudut
C , titik sudut D, titik sudut E,
titik sudut F, titik sudut G, titik
sudut H.
d) Bentuk sisinya persegi panjang
gambar 2.3
Prisma segi tiga adalah bangun ruang
yang sisi alas dan sisi atas berbentuk
segitiga. Sifat-sifatnya yaitu:
1. Memiliki 5 buah sisi yaitu 1 sisi alas, 1
sisi atas dan 3 sisi tegak.
2. Sisi alas dan sisi atas sama dan sebangun
dan berbentuk segitiga.
3. Sisi tegak berbentuk persegi/persegi
panjang.
4. Memiliki 9 rusuk.
5. Memiliki 6 titik sudut.
Gambar 2.4
Limas merupakan sebuah
bangun yang terdiri dari sisi alas dan sisi
miring, sisi miring yang berbentuk segitiga
dan sisi alas berbentuk segitiga, segi empat,
segi lima dan seterusnya.
Sifat-sifat Limas Segi empat:
1. Limas segi empat memiliki 5 bidang/sisi
yaitu 4 sisi miring dan 1 sisi alas.
2. Sisi miring/tegak berbentuk segitiga dan
sisi alas berbentuk persegi/persegi
panjang.
3. Memiliki 8 rusuk dan 5 titik sudut.
4. Jumlah rusuknya ada 8.
Gambar 2.5
Bangun ruang tabung mempunyai 3 buah
sisi, yaitu sisi lengkung/selimut, sisi
atas/tutup, dan sisi bawah/alas.
Sifat-sifat:
1. Memiliki 3 buah sisi
2. Tabung mempunyai 2 buah rusuk, tetapi
tidak mempunyai titik sudut.
3. Sisi alas dan sisi tutup berbentuk
lingkaran.
4. Sisi tegak berbentuk persegi panjang.
Jadi Tabung adalah prisma segi n
dengan n tak hingga dan segi alas dan tutup
tabung berbentuk lingkaran.
Gambar 2.6
Kerucut merupakan sebuah bangun
yang memiliki dua bidang/ sisi, yaitu sisi
alas dan sisi lengkung. Kerucut memiliki
satu rusuk yang berbentuk lingkaran.
Kerucut memiliki satu titik sudut yang
disebut dengan titik puncak kerucut.
Sifat-sifat:
1. Memiliki 2 sisi/bidang yaitu sisi alas
dan selimut kerucut.
2. Memiliki 1 rusuk berbentuk
lingkaran
3. Sisi alas berbentuk Lingkaran (Agus
Suharjana (2008: 14-27).
Metode pembelajaran berbasis proyek adalah cara penyajian
pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari
berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara
keseluruhan dan bermakna. Metode pembelajaran juga merupakan salah
satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan peserta
didik dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara bersama
(Djamarah,2006:83).
Metode pembelajaran proyek didefinisikan sebagai suatu
pengajaran yang mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah
kehidupan sehari-hari yang akrab dengan peserta didik atau dengan suatu
proyek sekolah.
Sementara menurut Bransfor dan Stein dalam buku Warsono
(2014: 153) mendefinisikan pembelajaran berbasis proyek sebagai metode
pengajaran yang komprehensif yang melibatkan siswa dalam kegiatan
penyelidikan yang kooperatif dan berkelanjutan.
Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009:30) metode
pembelajaran Project Based Learning adalah metode pembelajaran yang
menekankan peserta didik untuk bekerja mandiri dalam mengkonstruksi
pembelajarannya dan mengakumulasikan dalam produk nyata.
Sedangkan menurut Trianto (2014:42) Project Based Learning
adalah sebuah metode pembelajaran yang inovatif, yang menekankan
Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011:33) metode proyek adalah
suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan anak didik untuk
menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya,
sehingga peserta didik tertarik untuk belajar.
Menurut Made Wena (2014:144) metode pembelajaran Project
Based Learning adalah metode pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan
melibatkan kerja proyek. Kerja proyek merupakan suatu bentuk kerja yang
memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan
permasalahan yang sangat menantang dan menuntun peserta didik untuk
merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan
kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik untuk
bekerja secara mandiri.
Adapun menurut Seungyeon Han dan Kakali Bhattacharya, dalam
buku Warsono(2014:156) mengemukakan ada tujuh komponen kunci
PjBL yang dapat digunakan dalam merencanakan, menggambarkan, dan
menilai proyek, yaitu:
a. Lingkungan yang menunjang timbulnya pembelajaran
berbasis pebelajar (learner).
b. Kolaborasi
c. Tugas-tugas otentik, kaitan tugas proyek dengan dunia
nyata atau profesi nyata yang ada di sekeliling atau di luar
d. Menggunakan modus ekspresi majemuk yaitu kebebasan
peserta didik dalam menggunakan berbagai teknologi
sebagai perangkat untuk merencanakan, mengembangkan,
atau mempresentasikan proyeknya.
e. Manajemen waktu yaitu peserta didik diberi kesempatan
untuk merencanakan, melakukan revisi, dan merefleksi
pembelajarannya.
f. Asesmen inovatif, semacam penilaian oleh guru, oleh
teman sebaya, oleh peserta didik sendiri dan refleksi.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran Project Based Learning merupakan metode pembelajaran
inovatif yang melibatkan kerja proyek dimana peserta didik bekerja secara
mandiri dalam mengkonstruksi pembelajaran dan mengaplikasikan dalam
produk nyata yang berbentuk suatu artefak.
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
berbasis proyek atau Project Based Learning merupakan salah satu bentuk
kegiatan dalam pemecahan masalah yang bernilai praktis dan cocok untuk
perkembangan dimensi kognitif, sosial, motorik, kreatif dan emosional
bagi peserta didik.
Langkah-langkah Project Based Learning (PjBL):
Menurut Warsono (2014:158) langkah-langkah PjBL adalah
adalah sebagai berikut:
2. Merencanakan Proyek sebagai alternatif pemecahan masalah.
3. Pembentukan tim pembelajaran kolaboratif/kooperatif untuk
menyeleseikan masalah/proyek.
4. Pelaksanaan proyek
5. Penilaian terhadap produk yang dihasilkan dengan
mempublikasikan hasil proyek yang berupa artefak.
Adapun menurut Warsono (2014:157) langkah-langkah
pembelajaran dalam melaksanakan PjBL ada 3 fase pokok yaitu:
1. Fase pertama yaitu perencanaan dalam memilih topik,
mencari sumber-sumber terkait informasi yang relevan,
dan mengorganisasikansumber-sumber menjadi sebuah
bentuk yang berguna.
2. Fase kedua yaitu implementasi atau penciptaan yaitu
peserta didik mengembangkan gagasan terkait proyek,
menggabungkan dan menyinergikan seluruh kontribusi
dari anggota kelompok dan mewujudkan proyeknya.
3. Fase ketiga yaitu fase pemrosesan, proyek hasil karya
mereka didiskusikan dengan prinsip saling berbagi
dengan kelompok lain sehingga diperoleh umpan balik.
Sedangkan menurut Kemendikbud (2013:5)
langkah-langkah PjBL adalah sebagai berikut:
1. Penentuan pertanyaan mendasar
3. Menyusun jadwal
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek
5. Menguji hasil proyek
6. Mengevaluasi pengalaman
Adapun kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran
PjBL Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011:33) adalah
sebagai berikut:
1. Kelebihan :
a. Dapat merombak pola pikir peserta didik, dari yang sempit
menjadi lebih luas dan menyeluruh, saat memandang dan
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
b. Peserta didik dibina dengan membiasakan menerapkan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan dengan terpadu, yang
diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Kekurangan
a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini , baik secara
vertikal maupun horisontal , belum menunjang pelaksanaan
metode ini.
b. Organisasi dalam pelajaran , perencanaan, dan pelaksanaan
metode ini sukar dan memerlukan keahian khusus dari
c. Banyak guru yang belum menguasai metode PjBL
Sedangkan menurut pendapat dari Kemendikbud(2013:4)
keuntungan dan kelemahan dari PjBL adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a) Meningkatkan motivasi belajar peserta didikuntuk belajar,
mendorong kemampuan mereka untuk melakukan
pekerjaan penting dan mereka perlu untuk dihargai.
b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dengan
kerja sama dalam kelompok
c) Meningkatkan kolaborasi
d) Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan ketrampilan komunikasi
e) Meningkatkan ketrampilan mengelola sumber
f) Memberikan pengalaman kepada peserta didik dalam
mengorganisasi proyek dan membuat alokasi waktu dan
sumber-sumber lain untuk menyeleseikan tugas.
g) Mengembangkan etos kerja, etos waktu, dan etos
lingkungan.
h) Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta
didik secara kompleks dan dirancang untuk berkembang
i) Membuat suasana belajar yang menyenangkan, sehingga
peserta didik maupun pendidik menikmati proses
pembelajaran.
3. Kekurangan:
a) Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
b) Memerlukan biaya yang cukup banyak
c) Banyak peralatan yang harus disediakan
d) Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional,
di mana guru memegang peran utama di kelas.
e) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan
dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
f) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam
kerja kelompok.
g). Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing
kelompok berbeda, dikhawatirkan peserta didik tidak bisa
E. Kaitan Pembelajaran Matematika dengan Metode Pembelajaran
Project Based Learning.
Kaitan pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran
Project Based Learning adalah bahwa suatu proses pembelajaran yang
dibangun oleh guru dalam proses pemberian pengalaman belajar dengan
pola metode yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas maupun tutorial untuk mengembangkan kreativitas
berpikir peserta didik, serta dalam meningkatkan kemampuan
mengkonstruksi dan mengakumulasikan dalam produk nyata dari
pengetahuan baru yang didapat sebagai upaya peningkatan penguasaan
yang baik terhadap materi matematika yang di ajarkan melalui serangkaian
kegiatan proyek yang terencana sehingga peserta didik memperoleh
kemampuan untuk memecahkan masalah matematika yang dipelajari
dengan melibatkan kerja proyek dimana peserta didik bekereja secara
mandiri untuk perkembangan dimensi kognitif, social, motorik, kreatif,
dan emosional bagi peserta didik.
Letak pentingnya Project Based Learning dalam pembelajaran
matematika yaitu:
Menurut papert dalam buku (Warsono,2014:153) berasumsi bahwa
pembelajaran project based learning akan berlangsung efektif jika peserta
didik aktif dalam membuat atau memproduksi suatu karya fisik yang dapat
dalam pembelajaran matematikapun dapat membuat artefak sebagai bukti
produk belajar dari kelompoknya.
Sedangkan menurut Brown dan Campione (Warsono,2014:155)
menyatakan letak pentingnya PjBL ada dua komponen pokok yaitu:
a. Ada masalah menantang yang mendorong peserta didik
mengorganisasikan dan melaksanakan suatu kegiatan, yang
secara keseluruhan mengarahkan peserta didik terhadap suatu
proyek yang bermakna dan harus diselesikan sendiri sebagai
tim.
b. Karya akhir berupa suatu artefak atau serangkaian penyelesaian
tugas berkelanjutan yang bermakna bagi pengembangan
pengetahuan dan ketrampilan mereka.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pentingnya Project Based
Learning dalam pembelajaran matematika yaitu dengan menggunakan
metode PjBL dapat membuat susana kelas menjadi aktif dan
menyenangkan serta dapat mempermudah peserta didik memahami dan
menguasai konsep matematika pada materi sifat-sifat bangun ruang yang
mereka pelajari, selain itu peserta didik juga dituntut untuk bisa
memecahkan masalah dengan tugas proyek yang telah dibuatnya secara
kelompok dengan dibuktikan melalui suatu karya fisik dalam dunia nyata
dalam bentuk artefak. Selanjutnya peserta didik dapat mempublikasikan
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’arif Kumpulrejo 02 Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga. Pada bagian ini, penulis akan memaparkan
lokasi pelaksanaan penelitian, karakteristik siswa serta kompetensi tenaga
pendidik yang dimiliki yang nantinya informasi tersebut akan memberikan
penguatan pada analisis data yang akan dilakukan. Secara garis besar
informasi mengenai subjek penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Identitas Madrasah
Tabel 3.1. Identitas Sekolah
No. Identitas Keterangan
1. Nama MI Kumpulrejo 02
Provinsi Jawa Tengah
Kode Pos 50733
2. Fasilitas Sarana dan Prasarana
Fasilitas sarana dan prasarana MI Kumpulrejo 02 Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga dapat ditampilkan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2.Dafar Fasilitas Sarana dan Prasarana MI Kumpulrejo 02
15 LCD/Proyektor 1 Baik
Argomulyo Kota Salatiga dapat ditampilkan pada tabel 3.3.
Tabel 3.3.Daftar Guru dan Staff MI Ma’arif Kumpulrejo 02
No. Nama Jabatan
1. Istiqah R.N, S.Pd Kepala Madrasah
2. Arif Tabi’in, S.Pd.I Kesiswaan
3. Darno, S.Pd.I Kurikulum
4. Aeny Qodriyah, S.Pd.I Sekretaris
5. Natiqotul Fitriana, S.Pd.I Bend. Infaq
6. Kholifatul M., S.Pd.I Bend. BOS
7. Siti Yatmiatun, S.Pd.SD Bend. BSM
8. Marfuastuti, S.Ag Guru/ Koperasi
Sambungan ....
4. Karakteristik Siswa Kelas V
Siswa kelas V MI Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga Tahun 2017 berjumlah 21 siswa dengan keterangan 10 siswa
laki-laki dan 11 siswa perempuan. Nama siswa kelas V MI
Kumpulrejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga dapat
ditampilkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4.Daftar Siswa Kelas V MI Kumpulrejo 02 Salatiga
No Nama Jenis Kelamin :
1. Erika Natasya Perempuan
2. Farisa Amil Z Perempuan
3. Shahnada Firly H Perempuan
Sambungan ....
4. Faisal Bekti A Laki-laki
5. Ahmad Nadzib Laki-laki
6. M. Danu A Laki-laki
7. Nadia AD Perempuan
8. Ari Wulandari Perempuan
9. Suci Aida Perempuan
10. Yusuf Aldianto Laki-laki
11. Rahma Nurbaiti Perempuan
12. Najma Syalatul Ilmi Perempuan
13. Umiyatun Perempuan
14. M. Chabib. A Laki-laki
15. Arza Faric D Laki-laki
16. M. Risky H Laki-laki
17. Bagus Isdianto Laki-laki
Sambungan ....
18. Febi Sri U Perempuan
19. Riko Gilang P Laki-laki
20. Adit Irfan O Laki-laki
21. Putri Kusuma Perempuan
(Sumber: Administrasi Sekolah)
5. Kolaborator Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses
pembelajaran dan peneliti sebagai kolaboratornya. Peneliti
membantu guru dalam menyiapkan media dan peraga pembelajaran
serta melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan
guru dan siswa selama proses pembelajaran di dalam kelas dengan
menggunakan metode pembelajaran Project based Learning.
6. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 siklus) di
MI Kumpulrejo 02 Salatiga. Waktu pelaksanaan penelitian dapat
Tabel 3.5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No. Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I Senin 21 Agustus 2017
2. Siklus II Selasa 22 Agustus 2017
(Sumber: Data Primer)
7. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua
siklus,masing-masing siklus terdiri dari empat tahap
penelitian.Keempat tahap tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tindakan, kegiatan yang dilaksanakan
peneliti adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun ruang dengan
metode pembelajaran Project Based Learning.
b. Menyiapkan soal tes evaluasi;
c. Menyiapkan media pembelajaran berupa lembar materi
siswa,mind map,dan peraga benda tiruan bangun ruang dari
karton .
e. Menyiapkan lembar observasi siswa.
2. Pelaksanaan
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin 21 Agustus 2017,
pada jam 12.10wib di ruang Kelas V MI Kumpulrejo 02
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Penelitian ini berlangsung
selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan
pada tahap ini adalah sifat-sifat bangun ruang. Berikut adalah
langkah-langkah pelaksanaan siklus I:
Secara garis besar pelakasanaan penelitian dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap ini materi yang disipakan oleh peneliti adalah
materi pokok sifat-sifat bangun ruang. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini ialah:
1). Mendiskusikan permasalahan yang muncul dengan
teman sebaya dan pembimbing untuk mencari jalan keluar.
2). Pembuatan RPP siklus I
3). Mempersiapkan media dan peraga pembelajaran,
b. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti bertindak sebagai
pengamat. Adapun proses pembelajaran mengacu pada RPP yang
telah disiapkan. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mengambil
materi pokok sifat-sifat bangun ruang Prisma segi 3, limas segi
empat dan kerucut. Langkah-langkah pelaksanaan meliputi:
1). Kegiatan awal
a). Salam, berdoa bersama untuk mengawali
pembelajaran.
b). Mengabsen kehadiran peserta didik.
c). Apersepsi dan motivasi yaitu dengan menanya dan
mengaitkan materi lalu dengan materi yang baru.
2). Kegiatan Inti
a). Menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
b). Mengenalkan dengan materi baru serta penjelasannya
mengenai sifat-sifat prisma segi tiga, Limas dan Kerucut
dengan media mind map.
d). Guru membagi menjadi 3 kelompok dalam satu
kelas untuk mencari sifat-sifat bangun ruang yang telah
ditentukan serta membuatnya dari kertas karton.
e). Guru mempersilahkan untuk berkumpul pada
kelompoknya masing-masing untuk melakukan diskusi
bersama.
f). Guru meminta perwakilan dari kelompok masing-
masing untuk mempersentasikan hasil diskusinya.
g). Guru meminta peserta didik untuk mencatat semua hasil
belajar yang telah dipelajari dibuku masing masing.
h). Guru memberikan soal tes untuk mengukur sejauh
mana tingkat pemahaman peserta didik dalam menerima
pelajaran dengan system close book.
3). Kegiatan akhir/penutup
a). Guru bersama-sama peserta didik menyimpulkan dan
meluruskan dari hasil belajar.
b). guru memberi evaluasi dan motivasi kepada peserta
didik.
3. Observasi
Yang menjadi pengamat adalah peneliti, pengamatannya
adalah:
a. Proses pembelajaran dalam penggunaan media oleh guru untuk
mengawali pembelajaran sebelum pelaksanaan metode Project
based learning.
b. Temuan masalah yang muncul ketika aktivitas guru dan peserta
didik berlangsung.
c. Aspek-aspek yang diamati oleh peneliti adalah:
1. Guru, yaitu:
a. Pra Pembelajaran:
1). Guru mempersiapkan alat dan bahan yang
digunakan selama proses pembelajaran
b. Kegiatan awal pembelajaran
1). Guru membuka pelajaran dengan memberi
salam dan menanyakan kabar peserta didik
2).Guru mengajak berdoa sebelum pembelajaran
dimulai
3). Guru mengabsen kehadiran peserta didik
4). Guru melakukan apersepsi sesuai dengan materi
5). Guru menyampaikan tujuan dan penilaian dalam
pembelajaran
c. Kegiatan Inti Pembelajaran
1). Guru mengenalkan materi baru diawali dengan
metode ceramah dan Tanya jawab
2).Guru memperkenalkan metode Project Based
learning
3). Guru memberi tugas dengan membagi kelompok
dengan baik serta membimbing pelaksanaan
kegiatan diskusi untuk mencari sifat sifat bangun
ruang yang sudah ditentukan perkelompok
4). Guru mengajak interaksi antar peserta didik
dengan peserta didik yang lain.
5). Guru memuji peserta didik yang giat dalam
melaksanakan kegiatan proyek.
6). Guru Memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan