• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lidah buaya (Aloevera) merupakan tanaman asli Afrika dan salah satu dari banyak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA. Lidah buaya (Aloevera) merupakan tanaman asli Afrika dan salah satu dari banyak"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Lidah Buaya

Lidah buaya (Aloevera) merupakan tanaman asli Afrika dan salah satu dari banyak jenis tanaman di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industri (Atherton, 1998). Tanaman lidah buaya tergolong keluarga Liliaceae, mempunyai potensi yang cukup besar juga sebagai bahan baku makanan ,minuman dan obat-obatan. Lidah buaya merupakan tumbuhan sejenis kaktus, berdaun tebal, berair dengan rasa pahit, berbentuk pedang, panjang daun sampai 50 cm dan berduri. Lidah buaya memiliki pori-pori sangat rapat yang berfungsi mencegah hilangnya kadar air di dalamnya. Tanaman lidah buaya dapat tumbuh di daerah kering, seperti Afrika, Asia dan Amerika. Hal ini disebabkan bagian stomata daun lidah buaya dapat tertutup rapat pada musim kemarau karena untuk menghindari hilangnya air daun. Lidah buaya juga dapat tumbuh di daerah yang beriklim dingin. Lidah buaya termasuk tanaman yang efisien dalam penggunaan air, karena dari segi fisiologi tumbuhan, tanaman ini termasuk tanaman yang tahan kekeringan (Furnawanthi, 2002).

Klasifikasi Aloevera menurut Sudarto (1997) terbagi dalam 240 suku dan 12 genus, penggolongan klasifikasi tanaman sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)

Subdivisi : Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) Kelas : Monocotyledoneae

(2)

Suku : Liliaceae Genus : Aloe Species : Aloevera

Tanaman lidah buaya dapat tumbuh di daerah panas dan berhawa kering, seperti Afrika, serta di daerah beriklim dingin. Suhu optimum untuk pertumbuhannya berkisar 16• -330•C, curah hujan 1.000-3.000 mm/tahun dan musim kering agak panjang. Ketinggian tempat tumbuh yang baik sekitar 0-1.500 meter di atas permukaan laut pada jenis tanah latosol, podsolik, andosol, atau regosol dengan drainse yang cukup baik. Keasaman (pH) tanah yang diinginkan adalah 5,5-6. Tanah yang terlalu asam bisa mengakibatkan lidah buaya keracunan logam berat, sehingga ujung daunnya terbakar, pertumbuhan terhambat, dan jumlah anaknya berkurang. Pada umumnya tanaman lidah buaya berbatang pendek, batangnya dikelilingi pelepah tebal berbentuk roset dengan ujung-ujung runcing mengarah ke atas. Permukaan daun lidah buaya dilapisi lilin dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang pelepah dapat mencapai 50-80 cm dengan berat 0,5-1 kg, dan pelepah melingkar (Wahjono dan Koesnandar, 2002).

2.2 Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik ini adalah mampu mengatasi defisiensi hara secara cepat, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan juga mampu menyediakan hara secara cepat. Jika dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk organik cair umumnya

(3)

tidak merusak tanah dan tanaman meskipun sudah digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. (Hadisuwito,2012).

Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat di antaranya adalah (Nur Fitri, Erlina Ambarwati, dan Nasih Widya, 2007):

1) dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara.

2) dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit.

3) merangsang pertumbuhan cabang produksi.

4) meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta 5) mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah.

Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan

(4)

dosis yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman Oleh karena itu, pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para peneliti maupun petani dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian di lapangan (Abdul Rahmi Dan Jumiati,2007).

2.3Analisis Kelayakan Usaha

Studi kelayakan proyek/bisnis adalah suatu analisa yang sistematis dan mendalam atas setiap faktor yang ada pengaruhnya terhadap kemungkinan proyek mencapai sukses. Pada umumnya studi kelayakan menyangkut tiga manfaat yaitu: 1) Manfaat ekonomi proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (finansial) yang berarti apakah proyek itu dipandang menguntungkan apabila dibandingkan dengan resiko proyek tersebut. 2) Manfaat ekonomi proyek tersebut bagi Negara tempat proyek itu dilaksanakan (manfaat ekonomi nasional), yang menunjukkan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu negara, 3) Manfaat sosial proyek tersebut bagi masyarakat sekitar proyek ( Husnan dan Suwarsono, 1994).

Studi kelayakan (feasibility study) telah banyak dikenal oleh masyarakat terutama yang bergerak dalam bidang dunia usaha.Bermacam-macam peluang dan kesempatan yang ada dalam dunia usaha telah menuntut untuk menilai sejauh mana peluang tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) apabila dilaksanakan.Kegiatan sejauh mana manfaat yang diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha disebut dengan studi kelayakan bisnis.Tujuan dilaksanakannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keberlanjuran

(5)

penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Pengeluaran modal memiliki arti yang sangat penting karena:

1) pengeluaran modal mempunyai konsekuensi jangka panjang;

2) pengeluaran modal umumnya menyangkut jumlah yang sangat besar; 3) komitmen pengeluaran modal tidak mudah untuk diubah.

Pasar untuk barang modal bekas, mungkin tidak ada terutama untuk barang-barang modal yang sangat khusus sifatnya. Karena itu sulit untuk mengubah keputusan pengeluaran modal (Husnan dan Suwarsono,1994).

2.4Aspek-aspek studi kelayakan

Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang benar-benar tepat dan jelas alasan, tujuan, kegunaan dan sasaran, metode, dasar perhitungan dan perhitungannya.Perencanaan juga memiliki data dan informasi yang lengkap dan benar, serta efektif agar proyek dapat dijalankan dengan lancar.Tahap persiapan suatu industri dapat dilihat sebagai suatu rangkaian kegiatan yang pada akhirnya harus ditunjang dengan sejumlah studi dan dokumen-dokumen untuk memungkinkan mengambil keputusan suatu rencana investasi.Pendirian suatu industri memiliki beberapa prioritas aspek-aspek yang perlu deiperhatikan yakni finansial, pasar dan pemasaran, sosial. Tiap aspek tersebut dianalisis dan dirangkum, kemudian dibuat rekomendasi kelayakannya (Husnan dan Suwarsono,1994).

(6)

Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan perseorangan atau kelompok, memperoleh apa saja yang diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Pasar dan pemasaran terjadi karena adanya kebutuhan manusia yang menimbulkan permintaan, yakni keinginan akan produk spesifik yang didukung dengan kemampuan dan ketersediaan untuk membeli (Sutojo, 2000).

Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang/jasa. Aspek pasar bertujuan antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market share dari produk bersangkutan. Bagaimana kondisi persaingan antar produsen yang dilihat dari siklus permintaan dan penawaran produk juga penting untuk dianalisis.

Evaluasi parameter pemasaran meliputi :

1) Lingkungan pemasaran, seperti pasar, konsumen, kesan, pesaing, kecenderungan ekonomi.

2) Kegiatan pemasaran, seperti produk, harga, saluran distribusi, iklan, penjualan tatap muka, publisitas, dan promosi.

3) Manajemen pemasaran, seperti tujuan, organisasi, pengendalian, dan program.

4) Bauran pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni :

a) Product (produk) adalah barang atau jasa yang dapat diperjual belikan. Dalam marketing, produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah

(7)

pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai merchandise.

b) Price (harga) adalah suatu nilai tukar yang bisa di samakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. c) Place (tempat, termasuk juga distribusi) adalah tempat kegiatan perusahaan

untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, dan transport. Produk tidak banyak artinya bagi pelanggan apabila tidak tersedia pada saat dan tempat ia diinginkan.

d) Promotion (promosi) adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya (Rangkuti,1997).

2.4.2 Aspek Manajemen

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012) aspek manajemen dan organisasi merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha, karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan.

Baik menyangkut masalah SDM maupun menyangkut rencana perusahaan secara secara keseluruhan haruslah disusun sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi kaidah-kaidah atau tahapan dalam proses

(8)

manajemen. Proses manajemen atau kaidah ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen.

Masing-masing fungsi tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara berkesinambungan, karena kaitan antara satu fungsi dan fungsi lainnya sangat erat. Apabila salah satu fungsi tidak dapat dijalankan secara baik, maka jangan diharapkan tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu di analisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan diterapkan secara benar. Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan seperti berikut :

1. Perencanaan (Planning) merupakan proses menentukan arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Pengorganisasian (Organizing) merupakan proses pengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit.

3. Pelaksanaan (Actuating) merupakan proses untuk menjalankan kegiatan atau pekerjaab dalam organisasi

4. Pengawasan (Controling) merupakan proses untuk mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai rencana, jika dalam proses tersebut terjadi penyimpangan, maka akan segera dikendalikan.

2.4.3 Aspek Teknis dan Teknologi

Menurut (Umar,2009) Manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, stuffing, koordinasi, pengarahan dan

(9)

pengawasan terhadap operasi perusahaan. Ada tiga masalah pokok yang dihadapi perusahaan yaitu masalah penentuan posisi perusahaan, masalah desain dan masalah operasional. Proses pemilihan teknologi untuk produksi, penentuan kapasitas produksi yang optimal, letak pabrik dan layout-nya dan letak usaha. Rencana pengendalian persedian bahan baku dan barang jadi. Pengawasan kualitas produk, baik dalam bentuk barang ataupun jasa.

Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian kelayakan terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan. Penentuan kelayakan teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan teknis atau operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalanannya dikemudian hari.

2.4.4 Aspek finansial

Industri membutuhkan dana untuk dapat berproduksi. Alokasi penggunaan dana merupakan faktor penting dalam investasi. Keseluruhan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan, menggunakan dan mengalokasi dana disebut dengan pembelanjaan perusahaan (Riyanto, 1989). Modal adalah segala kekayaan dalam bentuk uang dan harta kepemilikan yang dapat digunakan untuk menghasilkan kekayaan yang lebih banyak. Modal dapat dibedakan menjadi:

1) Modal aktif, yang terdiri dari aktiva lancar dan tetap

2) Modal pasif, yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing.

Elemen dari modal aktif akan selalu berubah, sedangkan nilai dari modal pasif dalam jangka waktu tertentu relatif permanen (Riyanto, 1989). Biaya tetap adalah biaya

(10)

yang tidak dipengaruhi oleh perubahan kegiatan produksi sesuai kapasitas yang tersedia, seperti pajak fasilitas dan bunga pinjaman. Biaya variabel adalah biaya yang berubah selama produksi mengikuti tingkat produksi, seperti biaya bahan baku. Pada evaluasi financial dihitung kriteria invetasi. Kriteria investasi adalah keputusan rasional, karena berdasarkan atas pertimbangan rasional. Namun dalam prakteknya dapat digunakan beberapa alat bantu atau kriteria-kriteria tertentu untuk memutuskan diterima atau ditolaknya rencana investasi. kriteria investasi yang umum digunakan dalam praktek antara lain yaitu Payback Period, Benefit- Cost Ratio (B/C Ratio), Net Present Value (NPV), Internal of Return (IRR), dan analisis Sensitivitas.

Kriteria penilaian investasi ini dengan kriteria investasi undiscounted

(tidak memperhitungkan suku bunga yang berlaku) dan kriteria investasi discounted (memperhitungkan suku bunga).

1. Penilaian Kriteria Investasi dengan undisconted mempergunakan analisisis

Payback Period.Payback period suatu investasi adalah menunjukkan seberapa lama waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat kemBali untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang dibutuhkan semakin pendek, proposal investasi dianggap makin baik.Dengan demikianpayback period juga merupakan ratio antara initial investment dengan net cash inflow.

Kriteria keputusan :

a) Apabila payback period dari suatu investasi uang diusulkan lebih pendek dari pada periode payback yang telah ditentukan, maka usulan investasi tersebut dapat diterima.

(11)

b) SeBaliknya jika payback period lebih panjang daripada periode payback yang telah ditentukan, maka usulan investasi tersebut ditolak (Husnan dan Suwarsono,1994). 2. Penilaian kriteria investasi dengan discounted

Menggunakan analisis NPV, Net B-C Ratio, IRR, dan analisis sensitivitas. a. Net Preset Value dari Arus Benefit dan Arus Cost (NPV)

Keuntungan bersih suatu usaha adalah pendapatan atau penerimaan dikurangi jumlah biaya. NPV usulan investasi adalah selisih PV arus penerimaan dengan PV arus biaya. Kriteria kelayakan berdasarkan metode NPV yaitu :

NPV>0, maka proyek dikatakan bermanfaat dan layak untuk dilaksanakan

1) NPV=0, proyek yang bersangkutan mampu mengemBalikan persis sebesar sosial opportunity cost faktor produksi modal. Proyek dikatakan tidak untung dan tidak rugi; 2) NPV<0, proyek tidak menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan atau proyek tidak

layak untuk dilaksanakan (Husnan dan Suwarsono, 1994).

b. Net Benefit-Cost Ratio ( Net B/C)

Dalam perhitungan Net B/C, pembilang adalah aliran kas bersih/netcash flow biaya, berarti usulan investasi relatif semakin menguntungkan. yang di discount positif dan penyebut adalah aliran kas bersih/net cash flow yang di discount negative.

1) Jika Net B/C≥ 1, berarti usulan investasi layak dilaksanakan, karena arus benefit yang diperoleh lebih besar dari pada arus biaya.

2) Jika Net B/C< 1, berarti usulan investasi tidak layak dilaksanakan, karena arus benefit yang diperoleh lebih kecil dari pada arus biaya (Husnan dan Suwarsono,1994).

(12)

c. Internal Rate of Return (IRR)

Internal rate of return (IRR) sama dengan rate of return atau tingkat rendemen atas investasi bersih, yakni discount rate yang membuat NPV proyek sama dengan nol. Ada beberapa cara menghitung IRR, dan salah satu cara yang lazim digunakan adalah sistem coba-coba, yaitu menghitung discount rate baru berdasarkan kedua perhitungan i1 dan i2 yang nilainya dicoba-coba satu diambil nilai positif dan satu lagi nilai negatif. Kebenaran prosedur ini ditujukan oleh kenyataan bahwa sebuah garis lurus yang menggabungkan dua pasangan nilai : (i1, NPV1) dan (i2, NPV2) pada suatu grafik melewati dekat dengan titik i = IRR, NPV = 0, asal salah satu nilai percobaan i tidak terlalu jauh dari IRR yang benar.

Jika IRR ≥ discount rate, berarti usulan investasi dilaksanakan, karena NPV usulan investasi lebih besar dari nol. Jika IRR <discount rate, berarti usulan investasi tidak layak dilaksanakan, karena NPV usulan investasi lebih kecil dari pada nol (Husnan dan Suwarsono,1994).

d. Analisa sensitivitas.

Analisis sensitivitas dimasudkan untuk memperkirakan resiko yang dialami oleh suatu usaha akibat adanya perubahan faktor eksternal, seperti perubahan harga input dan output. Dengan adanya perubahan faktor eksternal seperti yang diasumsikan, maka akan berpengaruh terhadap kinerja kriteria kelayakan investasi suatu usaha (Sudana, 2013). 2.5Kerangka Pemikiran

Pembangunan di sektor pertanian membuat peluang pengembangan agribisnis yang cukup besar, karena bertumpu di atas landasan keunggulan komparatif dalam memproduksi

(13)

berbagai bahan mentah berupa komoditas perkebunan, hortikultura, peternakan dan perikanan serta peluang pasar baik dalam maupun luar negeri. Agribisnis merupakan penjumlahan total dari seluruh kegiatan yang menyangkut manufaktur dan distribusi dari sarana produksi pertanian, kegiatan yang dilakukan usahatani, penyimpanan, pengolahan, dan distribusi dari produk pertanian dan produk-produk lain yang dihasilkan dari produk pertanian (Krisnamurthi, 2001).

Lidah buaya (Aloevera) merupakan salah satu dari 10 jenis tanaman di dunia yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat dan bahan baku industry (Wahjono dan Koesnandar, 2002). Tanaman ini dapat dijumpai di seluruh Indonesia dan umumnya dibudidayakan sebagai tanaman obat keluarga sekaligus tanaman hias pot atau pekarangan.

Sebagai salah satu daerah penghasil lidah buaya di Bali, Kabupaten Gianyar terdapat pabrik pengolahan lidah buaya berlokasi di Desa Bonbiyu Blahbatuh yang bernama PT. Alove Bali. Di desa ini paling banyak petani membudidayakannya di sawah maupun tanah tegalan yang pemasarannya dibeli pabrik. Dengan demikian, petani mendapatkan harga yang lebih tinggi dibanding harus menjualnya kepada pengepul maupun pengusaha lainnya.

PT. Alove Bali merupakan agroindustri lidah buaya yang memiliki banyak sekali tanaman Aloevera dengan kualitas super dan ketebalan yang diatas tanaman lidah buaya pada umumnya. Pola pengembangan perkebunan ini dilakukan dengan cara sistem plasma antara PT. Alove Bali dengan para petani di sekitar lokasi perkebunan tersebut. Produksi

(14)

pupuk organik cair oleh PT. Alove Bali ini belum pernah dilakukan analisis terhadap kelayakan setiap aspek dalam usahanya. Studi kelayakan bisnis membahas mengenai kelayakan dari berbagai segi aspek kelayakan bisnis yaitu, aspek teknis, aspek manajemen, aspek pasar dan pemasaran, serta aspek finansial atau keuangan. Studi kelayakan bisnis dapat memberikan masukan mengenai target atau pencapaian yang harus diwujudkan untuk mempertahankan kegiatan usaha yang didirikan agar tetap berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan ini dapat dilakukan melalui Pendekatan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio ( Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Analisa sensitivitas. Adapun harapan yang diharapkan dari dibuatnya sebuah analisis tentang kelayakan usaha pada pendirian produksi pupuk organik cair adalah agar dapat menimbulkan rasa optimis dan rencana pengembangan usahanya kedepan, strategi yang akan dilakukan untuk memajukan usaha produksi pupuk organik cair ini dimasa yang akan mendatang dan bermanfaat sebagai pedoman bagi PT. Alove Bali untuk memperbaiki usahanya ke depan, sehingga dapat memberikan kontribusi positif dengan terciptanya usaha pupuk organik cair dalam memenuhi permintaan produknya di pasaran. Kerangka pemikiran dalam penelitia ini dapat dilihat pada Gambar 1.

(15)

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Penelitian Ananlisis Kelayakan Usaha Pupuk Cair Organik Berbahan Dasar Lidah Buaya PT. Alove Bali di Desa Saba,

Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar.

Rekomendasi Pengembangan Usaha

Layak Tidak Layak

Discounted Undiscounted

Aspek Teknis

Aspek Non Finansial Aspek Finansial

Pupuk Cair Organik Berbahan Dasar Lidah Buaya PT. Alove Bali di Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar

Kelayakan Usaha Analisis  Payback Period  NPV  Net B/C Ratio  IRR  Analisis sensitivitas Aspek Pasar dan

Gambar

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran Penelitian Ananlisis Kelayakan Usaha Pupuk Cair   Organik Berbahan Dasar Lidah Buaya PT

Referensi

Dokumen terkait

Ayam Kampung memiliki keunggulan terutama pada sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit, ayam kampung dikenal mempunyai kualitas daging dan telur yang cukup baik, jika

Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan yaitu: (1) menganalisis kelayakan usaha pengolahan jambu biji dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek

Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 oleh pemungut pajak badan usaha yang bergerak di bidang industri farmasi, wajib disetor oleh pemungut ke kas negara melalui

Definisi tersebut menjelaskan bahwa loyalitas konsumen adalah suatu komitmen dari konsumen untuk bertahan secara mendalam agar mengkonsumsi kembali atau melakukan pembelian ulang

Menurut Jumingan (2014:10-14), ada 3 (tiga) tahap dalam studi kelayakan proyek bisnis antara lain: kegiatan menentukan ide/gagasan usaha, mempertimbangkan alternatif usaha,

Untuk meminimalkan pengaruh negatif dari lingkungan ekonomi dunia yang tidak stabil, pemerintah melakukan campur tangan dalam mengendalikan kondisi pasar domestik bagi input

Sedangkan menurut Kasmir &amp; Jakfar (2009:4) Studi Kelayakan Bisnis merupakan suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis

Menurut Sadjad 1994, viabilitas suboptimum atau vigor merupakan suatu kemampuan benih untuk tumbuh menjadi tanaman yang berproduksi normal dalam keadaan lingkungan yang subobtimum