• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MANBA’UL’ULUM SILEBU KECAMATAN PANCALANG KABUPATEN KUNINGAN - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MANBA’UL’ULUM SILEBU KECAMATAN PANCALANG KABUPATEN KUNINGAN - IAIN Syekh Nurjati Cirebon"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon

Oleh:

Ii Muinun NIM: 58410305

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)

Oleh: Ii Muinun NIM: 58410305

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(3)

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MANBA’UL’ULUM

SILEBU KECAMATAN PANCALANG KABUPATEN KUNINGAN

Oleh: Ii Muinun NIM: 58410305

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Yusuf Saefullah, M.Ag Iwan, M.Ag

NIP. 19491116 197608 1 001 NIP. 19710903 199903 1 006

Mengetahui, Ketua Jurusan PAI

Drs. H. Suteja, M.Ag

(4)

Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan

Penelitian ini bertolak dari perolehan data wawancara bahwa kreativitas guru mata pelajaran fiqih kelas VII MTs Manba’ul’ulum dalam proses pembelajaran dinilai cukup baik namun sebagian besar siswa masih terlihat kurangnya minat siswa untuk belajar khususnya pada mata pelajaran fiqih. siswa sendiri merasa tidak begitu tertarik dengan mata pelajaran fiqih seakan-akan hanya untuk memenuhi paket mata pelajaran yang harus dipenuhi, siswa tidak mengerti dan menyadari mengenai pentingnya mempelajari fiqih... Jadi masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh kreativitas guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran fiqih terhadap minat belajar siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Manba’ul’ulum Silebu

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kreativitas guru dalam proses pembelajaran serta untuk mengetahui minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih dan seberapa besar pengaruh kreativitas guru dalam proses pembelajaran terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VII Madrasah Tsanawiyah Manba’ul’ulum Silebu.

Dalam kerangka pemikiran, Kreativitas guru dalam proses pembelajaran sangat diperlukan karena Para guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui kondisi belajar dan permasalahan belajar yang dihadapi oleh para siswanya karena hampir setiap hari berhadapan dengan mereka. Seorang guru dituntut untuk menjadi guru yang kreatif dalam suatu proses pembelajaran sehingga dengan adanya kerativitas dari seorang guru akan menumbuhkan minat belajar siswa yang tinggi.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah malalui pendekatan empirik dengan malakukan studi lapangan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tekhnik wawancara, observasi, studi dokumentasi dan penyebaran angket kepada siswa yang dijadikan sampel sebanyak 20% dari jumlah seluruh siswa kelas VII yaitu 122 siswa dengan menggunakan teknik sampel random. Kemudian data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus prosentase dan untuk mengetahui pengaruh antara variabel X dan variabel Y, maka digunakan rumus korelasi product moment.

(5)

Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati di

Cirebon

Assalamu’alaikum Wr. Wb..

Setelah melakukan bimbingan, telaahan, arahan dan koreksi terhadap penulisan skripsi dari Ii Muinun, NIM : 58410305, yang berjudul “ Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Manba’ul’ulum Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan”.

Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut di atas sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon untuk dimunaqasahkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb..

Cirebon, Januari 2013

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Yusuf Saefullah, M.Ag Iwan, M.Ag

(6)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Pada Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Manba’ul’ulum Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan”, beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi apapun yang dijatuhkan kepada saya sesuai dengan peraturan yang berlaku,apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim terhadap keaslian karya saya.

Cirebon, 22 Januari 2013

Yang membuat pernyataan

(7)

Pembelajaran Terhadap Minat Belajar pada Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Manba’ul’ulum Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan”, oleh Ii Muinun NIM. 58410305, telah diujikan dalam siding munaqasah Jurusan Pendidikan Agama Islam pada hari Kamis, 31 Januari 2013 dihadapan dewan penguji dan dinyatakan lulus.

Skripsi ini telah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Tanggal Tanda Tangan Ketua Jurusan,

Drs. H. Suteja, M.Ag

NIP. 19630305 199903 1 001 Sekertaris Jurusan,

Akhmad Afandi, M.Ag NIP. 19721214 200312 1 003 Penguji I,

Drs. H. Suteja, M.Ag

NIP. 19630305 199903 1 001 Penguji II,

Mahbub Nuryadien, M.Ag NIP. 19670109 200312 1 001 Pembimbing I,

Dr.H.Yusuf Saefullah M, M.Ag NIP. 19491116 197608 1 001 Pembimbing II,

Iwan, M.Ag

NIP. 19710903 199903 1 006

Mengetahui, Dekan Fakultas Tarbiyah

(8)

Desa Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Terlahir dari pasangan ibunda tercinta Chomisah dan ayahanda tersayang Muhammad Amin. Penulis merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara.

Pendidikan yang pernah penulis tempuh adalah:

1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Manba’ul’ulum Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan, lulus tahun 1999/berijazah

2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Manba’ul’ulum Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan, lulus tahun 2002/berijazah

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Manba’ul’ulum Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan, lulus tahun 2005/berijazah

(9)

yang kita jalani” (Al Hasanah Bi Tibari Al Masyaqot).

 Senyum adalah kunci dari kebahagiaan

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

 Ibunda (Chomisah) dan Ayahanda (M. Amin) yang tercinta dan

tersayang yang telah memberikan kasih sayang dan kesabaran

yang luar biasa serta selalu memberikan motivasi dan do’a

sepanjang hidupku.

 Kakak-kakaku Tercinta, (A iing mustain, A Aan Mu’tasian, Teh

Iin Siti Muinah, Teh Mumu Siti Musta’anah, A Aen Aenun) dan

Adikku (Iis Siti Istianah), yang selalu mendo’akan dan

mensuport serta mendengarkan keluh kesahku.

 Sahabat-sahabatku and teman-temanku yang selalu memberikan

motivasi, masukan dan saran untukku.

 Keluarga besarku yang selalu menantikan kelulusan kuliahku dan

(10)

semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan shahabatnya.

Puji bersyukur kepada Allah SWT karena dengan rahmat dan petunjukNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Manba’ul’ulum Silebu

Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah membantu. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Maksum, MA, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon. 2. Bapak Dr. Saefudin Zuhri, M. Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh

Nurjati Cirebon.

3. Bapak Drs. H. Suteja, M. Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

4. Bapak Akhmad Affandi, M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

5. Dosen Pembimbing I, Bapak Dr. H. Yusuf Saefullah. M, M. Ag. dan Dosen Pembimbing II, Bapak Iwan, M. Ag.

6. Bapak Drs. Eyus Yunus, MA Kepala MTs Manba’ul’ulum Silebu

(11)

8. Bapak H. Solihin, S.Ag Guru Mata pelajaran Fiqih 9. Citivas akademik IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

10. Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan masukan dan saran untuk penulis.

11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu baik langsung maupun tidak langsung sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari keterbatasan dan kemungkinan terdapatnya kesalahan dan kekurangan pada skripsi ini, oleh karena itu semua kesalahan dan kekurangan yang terdapat pada skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya dan khususnya bagi penulis sendiri dan hanya kepada Allah SWT juga tempat kita memohon Maghfiroh atas segala kesalahan dan memohon keridhoan-Nya atas segala kebenaran yang terkutip.

Cirebon, Januari 2013

Penulis

(12)

KATA PENGANTAR ………... i

DAFTAR ISI ………... iii

DAFTAR TABEL ………... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Perumusan Masalah ………... 5

C. Tujuan Penelitian ………... 6

D. Kerangka Pemikiran ………... 6

E.Langkah-Langkah Penelitian ………... 12

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG KREATIVITAS GURU DAN MINAT BELAJAR A.Kreativitas Guru ………... 17

1. Pengertian Kreativitas ………. 17

2. Ciri-ciri Guru Kreatif ……….. 20 3. Indikator Guru Kreatif ……… 22

B.Minat Belajar ……… 23

1. Pengertian Minat ………. 23

2. Pengertian Belajar ………... 24

3. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar ………. 30

4. Indikator Minat Belajar ………... 34

C.Hubungan Kreativitas Guru dengan Minat Belajar Siswa ... 35

(13)

A.Letak Geografis dan Sejarah Berdirinya Madrsah Tsanawiyah Manba’ul’ulum Silebu ……….. 39

B. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa ……… 43 C.Sarana dan Prasarana ……….. 46 D.Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih di

Madrasah Tsanawiyah Manba’ul’ulum Silebu... 47 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A.Kreativitas Guru Mata Pelajaran Fiqih dalam Proses Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Manba’ul’ulum Silebu Kecamatan

Pancalang Kabupaten Kuningan ..………... 51

B.Minat Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Fiqih

Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Manba’ul’ulum Silebu

Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan ……… 58

C.Pengaruh Kreativitas Guru dalam Proses Pembelajaran Terhadap Minat Belajar pada Mata Pelajaran Fiqih

Siswa Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Manba’ul’ulum Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan ………... ... 67

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan ……….. 73 B.Saran-saran ...……… 74 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN- LAMPIRAN

(14)

1.

Data Guru MTs Manba’ul’ulum Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan

Data Karyawan MTs Manba’ul’ulum Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan Data Siswa MTs Manba’ul’ulum Silebu 3 Tahun Terakhir

Sarana dan Prasarana MTs Manba’ul’ulum Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan Guru fiqih menggunakan media pembelajaran Guru fiqih menyampaikan sebagian besar isi pembelajaran yang akan dibahas

Guru fiqih menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

Guru fiqih memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

Guru fiqih tanggap dalam menyikapi pertanyaan siswa

Guru fiqih dalam menyampaikan materi diselingi dengan humor yang secukupnya

Guru fiqih memberikan tugas pekerjaan rumah (PR)

Guru fiqih menyimpulkan materi yang telah diajarkan diakhir pembelajaran

Guru fiqih melakukan pre test

Guru fiqih melaksanakan evaluasi/penilaian

(15)

19.

Siswa membaca dan mempelajari kembali pelajaran fiqih sesampainya di rumah

Siswa mencatat hal-hal yang kurang dipahami dalam bertanya kepada guru

Siswa menyukai cara atau metode yang diberikan oleh guru

Siswa tepat waktu datang ke sekolah

Siswa belajar di rumah baik itu akan ada ulangan maupun tidak ada ulangan

Siswa memperhatikan ketika guru menjelaskan materi

Siswa menyimak dengan baik ketika guru menyampaikan materi

Reapitulasi perhitungan rata-rata prosentase minat belajar siswa

Rekapitulasi korelasi kreativitas guru dalam proses pembelajaran

Rekapitulasi korelasi minat belajar siswa terhadap mata pelajaran fiqih

Perhitungan korelasi kreativitas guru dalam pembelajaran dengan minat belajar siswa

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah sebuah pekerjaan yang berhubungan dengan mencetak kepribadian manusia. Guru menjadi sumber utama informasi dan ilmu pengetahuan bagi para anak didiknya. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen, yang menyatakan bahwa:

“Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan system pendidikan nasional yang mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.”

Undang-undang tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional akan terwujud jika para pendidik mampu memberikan pengajaran secara professional sehingga potensi peserta didik dapat berkembang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk mencapai hasil yang diinginkan, tentu harus memiliki usaha yang maksimal supaya apa yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tentu tidak terlepas dari peran guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik dalam suatu proses pembelajaran. Dalam suatu proses pembelajaran diperlukan adanya kreativitas seorang guru dalam menyampaikan materi baik itu pemilihan

(17)

metode maupun pengelolaan kelas sehingga siswa menjadi aktif dalam pembelajaran dan dapat mempengaruhi terhadap minat balajar siswa.

Menurut Sumiati Asra (2009:239) “Tingkat pencapaian, kemampuan dan keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh minat siswa terhadap mata pelajaran. Siswa yang mempunyai minat belajar dapat diharapkan akan mencapai prestasi belajar yang optimal”. Minat siswa mempelajari suatu

materi pembelajaran secara umum memang berbeda-beda antara satu dengan yang lain, ada siswa lebih tinggi minatnya dalam mempelajari suatu bidang tertentu, sementara siswa lain lebih berminat terhadap bidang lain, karena suatu materi pembelajaran itu pada umumnya dipelajari secara bersamaan, yang berarti tidak didasarkan atas minat masing-masing siswa. Oleh karena itu tugas guru adalah membangkitkan minat siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkannya.

Peran minat sangat besar jika dikaitkan dalam pelaksanaan pembelajaran, karena dengan adanya minat siswa untuk belajar, proses pembelajaran akan dapat berjalan efektif, karena apabila murid telah berminat dalam kegiatan belajar mengajar, maka hampir dapat dipastikan proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan hasil belajar juga akan optimal.

(18)

Untuk menumbuhkan minat belajar siswa tidak hanya tergantung pada siswa melainkan terletak pula pada kemampuan seorang guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Untuk itu diperlukan kreativitas seorang guru dalam pembelajaran ataupun dalam mengelola kelas terutama dalam memilih metode pembelajaran. Menurut Ahmad Munjin (2009:31) keberhasilan atau kegagalan guru dalam menjalankan proses belajar mengajar banyak ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan metode mengajar. Seorang guru dituntut untuk bisa kreatif dalam proses pembelajaran terutama dalam penyampaian materi Pendidikan Agama Islam yang selama ini dinilai kurang adanya minat dari siswa dikarenakan kurangnya kreativitas guru Pendidikan Agama Islam dalam menyampaikan materi kepada siswa.

Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta menjadi pribadi yang aktif, kreatif, dan mandiri. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam sangat penting diajarkan disekolah khususnya mata pelajaran Fiqih.

(19)

mempelajari tentang hukum-hukum islam dan tata cara beribadah dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap siswa pasti memiliki kecenderungan yang berbeda dalam perhatiannya terhadap suatu mata pelajaran tertentu yang akan diajarkan dikelas. Biasanya sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Mengenai mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan, banyak siswa yang merasa tidak begitu tertarik dengan pelajaran ini seakan-akan hanya untuk memenuhi persyaratan paket mata pelajaran yang harus dipelajari. Mereka belum begitu mengerti dan menyadari mengenai pentingnya mempelajari mata pelajaran fiqih.

Ada yang mengatakan bahwa mata pelajaran fiqih adalah mata pelajaran yang susah karena banyak ayat al qur‟an, hadits dan do‟a-do‟a yang

harus mereka hapal dan pahami. Ada juga anggapan pelajaran fiqih adalah pelajaran yang membosankan dan membuat ngantuk saat materi disampaikan. Keadaan ini tentu akan sangat besar dampaknya terhadap minat dan prestasi para siswa terhadap mata pelajaran fiqih.

(20)

pembelajaran dan pengaruhnya terhadap minat belajar siswa khususnya pada mata pelajaran fiqih.

Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan didapatkan kenyataan bahwa kreativitas guru mata pelajaran fiqih dalam proses pembelajaran dinilai cukup baik namun sebagian besar siswa masih terlihat kurangnya minat siswa untuk belajar.

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti berkeinginan untuk mengadakan penelitian mengenai kreativitas seorang guru dalam proses pembelajaran serta bagaimana pengaruhnya terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum Silebu

Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan tersebut.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Identifikasi Masalah

a. Wilayah penelitian

Wilayah penelitian dalam penelitian ini adalah ilmu Pendidikan Agama Islam.

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan empirik.

c. Jenis Masalah

(21)

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti membatasi masalahnya tentang kreativitas guru dalam menyampaikan materi dan siswa sebagai penerima materi sehingga akan terjadi proses pembelajaran yang kondusif, minat belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keinginan yang timbul dari seorang siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru. 3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka dapat disusun beberapa pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Bagaimana kreatifitas guru mata pelajaran fiqih dalam proses pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum Silebu

Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan?

2. Bagaimanakah minat belajar siswa terhadap mata pelajaran fiqih? 3. Bagaimanakah pengaruh kreativitas guru dalam proses pembelajaran

terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh data tentang kreativitas guru mata pelajaran fiqih dalam proses pemebelajaran di Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum

Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan.

(22)

3. Untuk memperoleh data tentang pengaruh kreativitas guru dalam proses pembelajaran terhadap minat belajar siswa pada mata palajaran fiqih.

D. Kerangka Pemikiran

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Kegiatan pengajaran tersebut diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dam jenjang pendidikan tinggi (Muhibbin, 1995 : 2).

Dalam Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab I pasal I dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Abdul Latief, 2009:7)

(23)

Diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai oleh seorang guru adalah menguasai materi yang akan disampaikan dan metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Maka untuk itu diperlukan kreativitas seorang guru baik dalam penggunaan metode maupun dalam pengelolaan kelas sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan dapat menumbuhkan minat belajar siswa sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Kreativitas guru tidak hanya tergantung pada penggunaan metode tetapi juga pada cara pengelolan kelas. Seorang guru harus kreatif dalam pengelolaan kelas dalam pembelajaran. Allah SWT berfirman dalam Al Qur‟an surat Al Mulk ayat 3:



Artinya : “yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu

sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu

yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu melihat

sesuatu yang tidak seimbang”. (Depag RI, 2005:563)

(24)

seimbang dalam pengaturan waktu, volume, beban dan lain sebagainya. (Abuddin Nata, 2011:284)

Keberhasilan mengelola kelas pada dasarnya kembali kepada kreativitas para guru, setiap guru yang hangat dan akrab kepada siswa, selalu mencari tantangan baru mengembangkan variasi dalam metode, teknik, gaya, pendekatan, media, alat pengajaran dan sebagainya adalah merupakan kreativita guru, karena seorang guru yang memiliki motivasi mengajar yang tinggi, komitmen yang kuat pada tugasnya, seta menganggap pengajara sebagai panggilan imannya dalam rangka mengabdi kepada agama, nusa dan bangsa adalah merupakan modal dasar yang dapat mendorong timbulnya kreativitas guru dalam suatu proses pembelajaran.

Para guru dipandang sebagai orang yang paling mengetahui kondisi belajar dan permasalahan belajar yang dihadapi oleh para siswanya karena hampir setiap hari berhadapan dengan mereka. Seorang guru dituntut untuk menjadi guru yang kreatif dalam suatu proses pembelajaran sehingga dengan adanya kerativitas dari seorang guru akan menumbuhkan minat belajar siswa yang tinggi.

Menurut Lukmanul Hakim (2009:255) “Guru kreatif selalu mencari

(25)

Guru yang kreatif yaitu guru yang mampu membuat perkiraan-perkiraan untuk kemajuan pendidikan, guru yang kreatif memiliki kemapuan berpikir praktis dalam menciptakan dan bergantung kepada dasar pengetahuan yang diterima. Kreativitas yang demikian, memungkinkan guru yang bersangkutan menemukan bentuk-bentuk mengajar yang sesuai terutama dalam memberi bimbingan, rangsangan, dorongan dan arahan agar siswa dapat belajar secara efektif dan dapat menumbuhkan minat belajar siswa.

Minat selama ini hanya dikenal dengan sebuah keinginan yang dimiliki oleh seseorang, sehingga antara satu dengan yang lain mempunyai perbedaan dalam keinginannya. Menurut Oemar Hamalik (2008:33) “minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi terhadap sesuatu, belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih daripada belajar tanpa minat”. Karena dengan minat siswa akan berusaha mengerti dan memahami

bahkan menguasai yang diminatinya.

Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh lebih baik.

(26)

adalah kunci tercapainya visi dan misi sekolah. Menurut Harun Rasyid (2009:17) hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki identitas tinggi.

Minat belajar siswa tidak hanya tergantung pada siswa saja tetapi juga pada seorang guru. Ketika seorang guru didalam proses pembelajaran hanya mengunakan metode yang konvensional saja seperti ceramah didepan para siswa dan siswa hanya duduk diam mendengarkan guru menjelaskan materi, tidak ada sama sekali kreativitas seorang dalam proses pembelajaran maka hal inilah yang membuat siswa merasa jenuh dan kurangnya minat belajar pada siswa.

Gaya guru yang monoton akan menimbulkan kebosanan bagi peserta didik, baik berupa ucapan ketika menerangkan pelajaran ataupun tindakan. Ucapan guru dapat mempengaruhi motivasi siswa . Misalnya setiap guru menggunakan metode ceramah dalam mengajarnya, suaranya terdengar datar, lemah, dan tidak diiringi dengan gerak motorik atau mimik. Hal inilah yang dapat mengakibatkan kebosanan dalam pembelajaran.

Terbatasnya kreativitas guru dalam proses pembelajaran sudah barang tentu akan mengahambat perwujudan pengelolaan kelas dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kreativitas guru dalam proses pembelajaran sangat diperlukan agar tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan berdampak pada peningkatan minat belajar siswa.

(27)

Ketika seorang guru memiliki kreativitas dalam proses pembalajarannya maka akan menimbulkan dan meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran fiqih sehingga akan tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

E. Langakah-Langkah Penelitian 1. Sumber data

a. Sumber data empirik, sumber data yang diambil berdasarkan penelitian dan pengamatan langsung dari Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan.

b. Sumber data teoritis, peneliti meneliti berdasarkan teori-teori yang berhubungan dengan penulisan skripsi dari kepustakaan yang relevan dengan judul dan permasalahan yang diteliti.

2. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Madrasah Tsanawiayah Manba‟ul‟ulum Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten

Kuningan yang terdiri dari 3 kelas yaitu kelas VII A= 41 siswa,

(28)

kelas VII B= 41 siswa dan kelas VII C= 40 siswa sehingga jumlah keseluruhannya adalah 122 siswa.

b. Sampel

Peneliti mengambil sampel hanya 20% dari jumlah populasi, hal ini sesuai dengan pendapatnya Suharsimi Arikunto (1992:107) “apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih sesuai dengan kemampuan peneliti”. Untuk itu jumlah sampelnya

adalah 122 x 20% = 24,4 dibulatkan menjadi 24 siswa yang diambil dari masing-masing kelas yaitu: kelas VII A = 8 siswa, kelas VII B = 8 siswa dan kelas VII C = 8 siswa.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung ke objek penelitian untuk memperoleh data tentang Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum Silebu Kecamatan Pancalang

Kabupaten Kuningan. 2. Wawancara

(29)

3. Angket

Teknik angket ini dilakukan dengan membagikan daftar pertanyaan yang jawabannya sudah tersedia kepada 24 siswa sebagai responden. 4. Studi Dokumentasi

Untuk memperoleh data dalam melakukan studi dokumen peneliti mencatat data tentang sejarah berdiri dan perkembangan Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum Silebu, keadaan guru dan siswa, sarana

dan prasarana, serta kegiatan proses pembelajaran di Madrasah Tsanawiayah Manba‟ul‟ulum Silebu.

d. Teknik Analisis Data a. Analisis Data Kualitatif

Didalam teknik ini peneliti akan menganalisis data kualitatif berdasarkan kondisi obyektif Madrasah, kepala sekolah, guru, siswa dan kondisi real dalam proses pembelajaran di Madrasah tersebut. Data-data tersebut dianalisis dari hasil observasi dan wawancara. b. Analisis Data Kuantitatif

Untuk mengetahui data kuantitatif peneliti menggunakan pendekatan skala prosentase sebagai berikut:

Keterangan :

P = Hasil yang dicapai terakhir

(30)

N = Jumlah responden seluruhnya 100% = Bilangan tetap

(Anas Sudijono, 2010:43)

Pengolahan data dari hasil prosentase berdasarkan pada prosentase sebagai berikut:

100% : Seluruhnya

90%-99% : Hampir seluruhnya 60%-89% : Sebagian besar

51%-59% : Lebih dari setengahnya 50% : Setengahnya

40%-49% : Hampir setengahnya 10%-39% : Sebagian kecil 1%-9% : Sedikit sekali

0% : Tidak ada (Wahyudin Syah, 1987: 54)

Adapun untuk mengetahui korelasinya maka digunakan rumus angka indeks korelasi “r” product moment, yaitu:

Keterangan:

r

xy = Indeks korelasi „r‟ product moment antara variable X dan Y

N = Jumlah Responden

(31)

∑y = Jumlah seluruh sekor variabel Y ( minat Belajar Siswa)

Untuk menafsirkan korelasi hubungan sebab akibat antara variable X dan Y peneliti menggunakan standar pengukuran Sebabai berikut:

0,800 – 1,000 = Sangat Tinggi 0,600 – 0,800 = Tinggi

0,400 – 0,600 = Cukup 0,200 – 0,400 = Rendah

0,000 – 0,200 = Sangat Rendah (tidak berkorelasi) (Suharsimi Arikunto: 2010:319)

Kemudian analisis korelasi dilanjutkan dengan menghitung koefisien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koefisien yang ditemukan, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Determinasi

rxy = Nilai Koefisien Korelasi “r” product moment (Riduwan, 2007:139)

(32)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG

KREATIVITAS GURU DAN MINAT BELAJAR

A. Kreativitas Guru

1. Pengertian Kreativitas

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2009:382) kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau daya cipta. Menurut Nana Syaodih (2003:104) kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. Menurut Barron (dalam Muhammad Ali 2010:41) kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, sesuatu yang baru disini bukan berarti sama sekali baru tetapi dapat juga sebagi kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.

Sedangkan menurut Supriadi (dalam Rachmawati 2010:14) menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Menurut Syamsu Yusuf L.N (2009:246) kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru atau kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menciptakannya dalam pemecahan masalah.

Dari devinisi tentang kraetivitas tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru meskipun sesuatu yang baru tersebut bukan

(33)

berarti sesuatu hal yang benar-benar baru melainkan sesuatu yang sudah ada tetapi dirancang atau dimodifikasi kedalam hal yang baru yang sebelumnya belum ada.

Menurut David Campbell (dalam Nana Syaodih 2003:104) bahwa kreatifitas adalah sesuatu kemampuan menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelumnya, menarik aneh dan berguna bagi masyarakat. Torrance (dalam Asrori 2009:64) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan dalam hidupnya, merumuskan hipotesis-hipotesis baru dan mengomunikasikan hasil-hasilnya dan memodifikasi hipotesis yang telah dirumuskan.

Menurut Junita (2005:25) kreativitas adalah mentransformasikan gagasan lama kedalam bentuk baru, gagasan yang lama merupakan dasar dari yang baru. Hal ini berarti bahwa jika seseorang ingin kreatif mereka memerlukan pengetahuan yang diterima sebelum mereka dapat menggunakannya dengan cara yang baru.

Sedangkan menurut Elizabeth Hurlock (dalam Junita 2005:25) kreativitas adalah adanya sesuatu yang baru baik dalam bentuk gagasan atau suatu hasil karya. Dalam kreativitas yang diciptakan adalah sesuatu yang baru dan berbeda dari yang telah ada dan sifatnya unik.

(34)

karya nyata, baik dalam bentuk yang baru ataupun modifikasi dari yang lama menjadi sesuatu yang baru atau kombinasi dengan sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru.

Dari berbagai definisi kreativitas yang ada, kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang benar-benar baru sama sekali, maupun berupa modifikasi atau perubahan dengan menggabungkan hal-hal yang sudah ada. Jika konsep ini dikaitkan dengan kreativitas guru, guru yang bersangkutan mungkin menciptakan suatu metode pembelajaran yang benar-benar baru dan orisinil (asli ciptaan sendiri) atau dapat saja merupakan modifikasi dari berbagai metode pembelajaran yang ada sehingga menghasilkan produk baru

Kreativitas secara umum kemunculannya dipengaruhi dengan adanya berbagai kemampuan yang dimiliki, sikap dan minat yang positif tinggi pada bidang pekerjaan yang ditekuni serta kecakapan melaksanakan tugas-tugas. Menurut Lukmanul Hakim (2009:256) Tumbuhnya kreativitas dikalangan guru-guru dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya:

1. Iklim kerja yang memungkinkan para guru dapat meningkatkan pengetahuan dan kecakapan dalam melaksanakan tugas.

2. Kerja sama antara berbagi personil pendidikan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi dengan cukup baik.

3. Pemberian penghargaan dan dorongan semangat terhadap setiap upaya yang bersifat positif dari para guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Perbadaan status diantara personil sekolah tidak terlalu tajam, sehingga memungkinkan terjalinnya hubungan manusiawi yang lebih harmonis.

(35)

6. Melimpahkan kewenangan yang cukup besar kepada para guru dalam melaksanakan tugas dan memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas.

7. Memberi kesempatan kepada para guru untuk mengambil bagian dalam merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan di sekolah yang bersangkutan, khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar.

Dengan demikian tumbuhnya kreativitas dikalangan para guru memungkinkan terwujudnya ide perubahan dan upaya peningkatan secara terus menerus dan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan masyarakat dimana sekolah berada. Disamping itu pula tuntutan untuk meningkatkan kemampuan profesional pun muncul dari dalam diri guru itu sendiri.

2. Ciri-Ciri Guru Kreatif

Sebelum membahas tentang ciri-ciri guru kreatif terlebih dahulu kita mengetahui tentang ciri-ciri kreativitas. Menurut Supriadi (dalam Rachmawati 2010:16) ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokan dalam dua kategori, kognitif dan non kognitif. Ciri kognitif, yaitu:

1) Fluency (kelancaran) adalah kemampuan menghasilkan banyak gagasan

2) Keluwesan (flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah. 3) Keaslian (originalitas) adalah kemampuan untuk melahirkan

gagasan-gagasan asli sebagai hasil pemikiran sendiri.

4) Penguraian (elaboration) adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terperinci.

5) Perumusan kembali (redefenition) adalah merupakan kemampuan untuk mengkaji suatu persoalan melalui cara dan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah lazim.

(36)

dari orang yang cerdas yang memiliki kondisi spikologis yang sehat. Kreativitas tidak hanya perbuatan otak saja namun variabel emosi dan kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap lahirnya sebuah karya kreatif, kecerdasan tanpa mental yang sehat sulit sekali dapat menghasilkan karya kreatif.

Sementara itu Munandar (dalam Syamsu Yusuf LN 2009:247) mengemukakan mengenai ciri-ciri kepribadian kreatif, yaitu:

1. Mempunyai daya imajinasi yang kuat 2. Mempunyai inisiatif

3. Mempunyai minat yang luas

4. Bebas dalam berpikir (tidak kaku dan terhambat) 5. Bersifat ingin tahu

6. Selalu ingin mendapat pengalaman-pengalaman baru 7. Percaya pada diri sendiri

8. Penuh semangat

9. Berani mengambil resiko (tidak takut membuat kesalahan)

10.Berani menyatakan pendapat dan keyakinan (tidak ragu-ragu dalam menyatakan pendapat meskipun mendapat kritik dan berani mempertahankan pendapat yang menjadi keyakinannya)

Sedangkan ciri-ciri guru kreatif, secara sederhana dapat diuraikan berdasarkan pandangan Sund menyatakan bahwa guru yang memiliki potensi kreatif dapat diketahui dari:

1. Guru kreatif memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, sehingga mendorong seorang guru untuk mengetahui hal-hal baru yang berkaitan dengan aktivitas dan pekerjaannya sebagai guru.

2. Guru kreatif memiliki sikap yang ekstrovert atau bersikap lebih terbuka dalam menerima hal-hal baru dan selalu ingin mencoba untuk melakukannya, dan dapat menerima masukan dan saran dari siapapun yang berkaitan dengan pekerjaannya, dan menganggap bahwa hal-hal baru tersebut dapat menjadi pengalaman dan pelajaran baru bagi dirinya

(37)

cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit karena akan menimbulkan rasa kepuasan tersendiri setelah mampu menyelesaikan tugas tersebut.

4. Guru kreatif sangat termotivasi untuk menemukan-hal-hal baru baik melalui observasi, pengalaman dan pengamatan langsung dan melalui kegiatan-kegiatan penelitian. Hal ini disebabkan karena guru kreatif cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan secara ilmiah. (http://elearningpendidikan.com/ciri-guru-kreatif.html.04-12-2012) 3. Indikator Guru Kreatif

Melihat dari ciri-ciri guru kreatif diatas maka indikator guru kreatif adalah sebagai berikut:

1. Mampu menyusun dan menggunakan strategi yang tepat dalam pembelajaran.

2. Menyajikan materi dengan tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan

3. Menggunakan metode bervariasi dalam pembelajaran 4. Menunjukan keterbukaan dalam pembelajaran

5. Responsif terhadap siswa baik yang aktif maupun pasif 6. Mampu berhumor secara proporsional di dalam pembelajaran

7. Mampu memberikan aktivitas kepada siswa di dalam maupun di luar kelas

8. Mampu menyimpulkan materi sesuai dengan hasil observasi pengamatan di lapangan

9. Mampertimbangkan berbagai alternatif cara mengkomunikasikan pelajaran kepada siswa

10. Menilai siswa berdasarkan faktor yang memadai

(38)

pengetahuan yang diterima. Guru dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil-hasil berpikir kreatif dengan mewujudkanya dalam bentuk sebuah karya baru.

B. Minat Belajar

1. Pengertian Minat

Jika kita perhatikan kata minat belajar terdiri dari dua kata yaitu minat dan belajar. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2009:469) minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Menurut Abdul Hadis (2006:44) minat secara umum dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukan oleh individu kepada suatu objek baik berupa benda hidup atau benda mati. Sedangkan minat belajar dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukan oleh peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar baik dirumah, sekolah dan masyarakat.

Menurut Djaali (2007:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Menurut Mahmud (2006:97) minat adalah kecenderungan dan gairah anda yang tinggi terhadap sesuatu.

(39)

dekat hubungan tersebut, semakin besar minat”. Sedangkan menurut Abdul Rahman (2004:262-263) minat adalah suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2. Pengertian Belajar

Pengertian “belajar” menurut Suyono (2011:9) belajar adalah suatu

aktivitas atau proses untuk memperoleh suatu pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Menurut Gagne yang dikutip Dahar (dalam Suyono 2011:12) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang mengikuti perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat atau nilai dan perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan untuk melakukan jenis kinerja. Begitu juga Ali (2004:37) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

(40)

tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan definisi-definisi belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang melalui latihan dan pengalaman. Dalam belajar terjadi suatu perubahan dari tidak bisa menjadi bisa dan dari tidak tahu menjadi tahu dalam suatu hal sesuai denan yang telah dipelajari.

Pada definisi belajar dikemukakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku dan hal ini bukan perubahan fisik. Secara jelas Hamalik (2006:49) mengemukakan ciri-ciri belajar sebagai berikut:

a. Belajar berbeda dengan kematangan

Pertumbuhan adalah saingan utama sebagai pengaruh tingkah laku. Bila serangkaian tingkah laku matang melalui secara wajar tanpa adanya pengaruh dari latihan, maka dikatakan bahwa perkembangan itu adalah berkat kematangan bukan karena belajar.

b. Belajar dibedakan dari perubahan fisik dan mental

(41)

c. Ciri belajar yang hasilnya menetap

Hasil belajar dalam bentuk perubahan tingkah laku. Belajar berlangsung dalam bentuk latihan dan pengalaman. Tingkah laku yang dihasilkan bersifat menetap dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

Sedangkan istilah mengajar pada hakikatnya merupakan suatu proses yang komplek, tidak hanya sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa. Banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar lebih baik pada seluruh siswa dan dapat meningkatkan minat belajar pada siswa. Ali (2004:12) mengatakan bahwa mengajar merupakan segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.

Secara tradisional mengajar diartikan sebagai suatu proses penyampaian pengatahuan atau keterampilan yang berkaitan dengan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa. Sebgaimana yang dituntut dalam penguasaan mata pelajaran tersebut (Sumiati. Asra 2009:27). Sedangkan menurut Smith (dalam Sumiati Asra 2009: 24) menyatakan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan.

(42)

Berdasarkan berbagai pendapat tentang pengertian mengajar dapat disimpulkan bahwa tugas guru dalam mengajar adalah memberikan perangsang, sedangkan aktivitas paling tinggi adalah siswa. Jadi yang paling penting dalam mengajar bukan upaya guru menyampaikan bahan pembelajaran, tetapi bagaimana siswa dapat bahan pembelajaran tersebut sesuai tujuan, hal ini berarti upaya guru hanya merupakan serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi siswa belajar sehingga dapat menimbulkan minat belajar siswa.

Selanjutnya istilah proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang mengarah kepada pelaksanaan kegatan antara siwa dan guru untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam kegiatan ini guru dan siswa terlibat langsung dalam proses menguasai tujuan yang telah direncanakan.

Untuk memulai suatu proses belajar mengajar atau pembelajaran terlebih dahulu guru harus mengetahui kemampuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Kemampuan ini menjadi dasar dalam melakukan berbagai kegiatan belajar. Oleh karena itu Herbath (dalam Sumiati. Asra 2009:27) mengajukan lima langkah dalam kegiatan mengajar yaitu:

1. Persiapan, pada langkah persiapan ini guru membawa siswa untuk berusaha mengingat kembali apa yang telah diketahui atau dialami sebelumnyatentang hal-hal yang akan dipelajari.

2. Penyajian, guru menyajikan pelajaran dengan cara menunjukan fakta, gejala atau mendemonstrasikan suatu proses tertentu.

3. Pembandingan, berdasarkan fakta, gejala atau apa yang disajikan dalam demonstrasi, siswa diajak untuk membuat perbandingan, melihat persamaan dan perbedaan, kemudian menghubungkannya dengan pengalaman yang diperoleh pada masa lampau.

(43)

5. Penerapan, konsep dan prinsip yang telah ditemukan dijadikan dasar pemecahan masalah yang berkaitan dengan apa yang dipelajari terutama diambil dari masalah nyata yang muncul dalam situasi kehidupan.

Dalam proses belajar mengajar masih ada hal lain yang mempengaruhi dan mendukung proses belajar mengajar yang disebut dengan istilah komponen proses belajar mengajar. Mengenai komponen proses belajar mengajar, Sudjana (2003:30) mengemukakan komponen proses belajar mengajar yaitu tujuan, bahan, metode, alat dan penilaian.

1. Tujuan

Dalam setiap kegiatan termasuk proses belajar mengajar tidak terlepas dari tujuan. Tujuan dapat mengarahkan pelaksanaan pembelajaran sebab kegiatan pembelajaran pada dasarnya untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Untuk itu sebelum melaksanakan proese belajar mengajar aspek pertama yang harus dirumuskan adalah tujuan, tanpa perumusan tujuan pelaksanaan proses belajar mengajar tidak akan berjalan lancar. Adapun tujuan yang harus dirumuskan adalah tujuan pembelajaran khusus yang dikembangkan dari tujuan umum.

2. Bahan

(44)

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tujuan yang dirumuskan mencerminkan pencapaian bahan yang disajikan.

3. Metode Dan Alat

Metode dan alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar dipilih atas dasar tujuan dan bahan yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode dan alat turut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar sebab pelaksanaannya diarahkan oleh metode dan alat. Dalam hal ini penggunaan metode dan alat tercermin dalam langkah-langkah pelaksanaan. Adapun metode yang dimaksud disini adalah metode seperti metode tanya jawab, metode diskusi, metode ceramah, metode pemberian tugas, metode bermain peran dan metode lain yang mendukung terhadap materi yang akan disampaikan. Sedangkan alat yaitu media yang dapat membantu pelaksanaan pembelajaran.

4. Penilaian

Tercapai tidaknya tujuan yang dirumuskan akan diketahui setelah dilakukan penilaian. Komponen ini berfungsi untuk mengukur keberhasilan dan pencapaian tujuan yang akan dicapai, berhasil tidaknya proses belajar mengajar diketahui dengan melaksanakan penilaian.

(45)

dan penilai siswanya serta sebagai peserta didik, seorang guru juga harus mengetahui langkah-langkah dan juga komponen-komponen penting dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran. Untuk itu dalam menjalankan langkah-langkah dan komponen-komponen pembelajaran tersebut diperlukan kreativitas seorang guru sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut Abdul Rahman (2004:263) faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua yaitu: pertama yang bersumber dari dalam diri individu yang bersangkutan, misalnya bobot, umur, jenis kelamin, pengalaman, perasaan mampu, kepribadian). Yang kedua yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Sedangkan Crow and Crow (dalam Abdul Rahman 2004:264) berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu:

a. Dorongan dari dalam individu, misal dorongan rasa ingin tahu. Dorongan rasa ingin tahu akan membangkitkan minat belajar, membaca, menuntut ilmu dan sebagainya.

(46)

c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan erat dengan emosi, bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan menimbulkan perasaan senang dan hal tersebut akan memperkuat minat terhadap aktivitas tersebut, sebaliknya suatu kegagalan akan menghilangkan minat terhadap hal tersebut.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi minat sesorang terhadap mata pelajaran tertentu, Secara keseluruhan faktor tersebut digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu :

1. Faktor Internal (Faktor Dari Dalam Diri Siswa)

Factor internal merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami, misalnya diakibatkan karena kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi dan sifat pribadi.

2. Faktor Eksternal (Faktor Yang Berasal Dari Luar Diri Siswa). a. Keluarga

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan yang paling utama, karena sebagian besar kehidupan siswa berada dalam lingkungan keluarga.

b. Teman Pergaulan

Teman pergaulan baik itu disekolah maupun dilingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi minat belajar siswa.

c. Faktor Guru

Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh.

d. Faktor Metode Mengajar

Mengajar atau mentransfer ilmu dari guru kepada siswa memerlukan suatu teknik atau metode tertentu. setiap guru harus memilih metode mengajar yang manakah yang paling tepat untuk mata pelajaran atau pokok bahasan yang akan diajarkannya.

(http://sholahuddin.edublogs.org/2012/04/27/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-minat-belajar)

(47)

siswa itu sendiri yaitu yang muncul secara alami tanpa ada yang memaksa dan factor dari luar diri siswa yaitu:

pertama factor keluarga. Keadaan keluarga serta keadaan rumah juga mempengaruhi minat seorang siswa. Suasana rumah yang tenang, damai, tentram dan menyenangkan akan mendukung minat siswa dalam belajar. Kedua factor teman pergaulan. Jika teman pergaulan memiliki minat belajar dan motivasi yang tinggi dalam belajar, maka minat teman yang lainya juga dapat mempengaruhinya. Ketiga factor guru. Selain berperan sebagai fasilitator, guru juga harus dapat berperan sebagai motivator. Dalam hal ini, seorang guru harus mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif dan dapat merangsang minat siswa dalam belajar. Keempat factor metode mengajar. Guru yang mampu menggunakan berbagai metode pengajaran dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan minat belajar siswa.

Menurut Wina Sanjaya (2008:30) ada beberapa cara untuk membangkitkan minat belajar siswa yaitu:

1. Hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh apabila ia dapat menangkap bahwa materi pelajaran itu berguna untuk kehidupannya. Dengan demikian guru perlu menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.

(48)

atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa akan tidak diminati siswa, materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan dapat diikuti dengan baik, yang dapat menimbulkan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal dan kegagalan itu akan dapat membunuh minat siswa untuk belajar. Biasanya minat siswa akan tumbuh kalau ia mendapatkan kesuksesan dalam belajar.

3. Gunakan berbagai model dan strategi pembelajaran secara bervariasi, misalnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi atau metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan.

Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat mingkatkan prestasi belajar.

(49)

yang intensif terhadap sesuatu yang disukai (materi yang disukai) memungkinkan siswa belajar lebih giat dan berprestasi pada bidang tersebut. 4. Indikator Minat Belajar

Menurut Muhammad Surya (1982) menyatakan bahwa indikator minat belajar siswa adalah:

a. Semangat belajar adalah apabila seorang siswa memilki minat belajar yang tinggi maka siswa pun akan merasa semangat dalam kegiatan belajar dikelas.

b. Cara belajar yaitu seorang siswa memilki minat balajar yang tinggi maka cara belajarnya baik baik disekolah maupun di rumah.

c. Disiplin dalam belajar yaitu apabila seorang siswa memilki minat belajar yang tinggi maka siswa akan berprilaku disiplin baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

d. Konsentrasi belajar yaitu apabila seorang siswa memilki minat belajar yang tinggi siswa akan konsentrasi dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru.

(http://aniendriani.blogspot.com/2011/03/indikator-minat belajar.htm)

Minat biasanya berkaitan dengan konsentrasi. Konsentrasi biasanya sering ditimbulkan oleh adanya minat terhadap suatu materi pelajaran yang dipelajari. Minat pada dasarnya merupakan perhatian yang besifat khusus sedangkan konsentrasi muncul akibat adanya pehatian.

Agar dapat berkonsentrasi perlu adanya perhatian terhadap materi pelajaran yang dipelajari, perhatian ini muncul jika ada minat. Oleh karena itu untuk menimbulkan minat belajar, seorang siswa harus menyenangi dan menganggap bahwa materi pelajaran yang dipelajari sebagai sesuatu yang menarik dan disukainya.

(50)

memberi bimbingan, arahan maupun dorongan guru yang berpijak pada asas ini semua upaya yang dilakukannya dalam mengajar terfokus pada bagaimana membangkitkan minat belajar siswa. Tentu saja upaya ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan tujuan itu sendiri menjadi acuan dan penentu bagi jenis materi pembelajaran yang dipelajari.

Dengan mengaitkan setiap materi pembelajaran dengan situasi kehidupan yang bersifat praktis, dapat memunculkan arti materi pembelajaran tersebut bagi diri siswa sendiri. Dengan merasakan bahwa materi pembelajaran itu berarti atau bermakna, muncul rasa ingin mengetahui atau ingin memiliki, munculnya keinginan itu dapat meningkatkan minat siswa untuk mempelajarinya.

C. Hubungan Kreativitas Guru dalam Proses Pembelajaran Dengan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih

(51)

muslim yang selalu bertambah keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. (Departemen Agama RI, 2004:2).

Ruang lingkup Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah Swt dan hubungan manusia dengan sesama manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi :

a. Aspek Fikih Ibadah melipuiti : ketentuan dan tatacara thaharah, shalat fardlu, shalat sunnah, dan shalat dalam keadaan dlorurat, sujud, adzan dan iqomah, berdzikir dan berdo‟a setelah shalat, puasa, zakat, haji dan umrah, qurban dan aqiqah, makanan, perawatan jenazah dan ziarah kubur)

b. Aspek Fikih Muamalah melipuiti : ketentuan dan hukum jual beli, qiradh, riba, pinjam meminjam, utang piutang, gadai dan borg serta upah.

Dalam dunia pendidikan yang semakin maju dan berkembang dengan pesat maka dibutuhkan pula guru-guru yang mempunyai kreativitas yang tinggi dalam mengelola dan menyampaikan metode-metode pembelajaran dan bisa memberikan gagasan-gagasan terbaru sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dan sesuai dengan visi dan misi serta tujuan pembelajaran.

(52)

keluwesan (fleksibelity), elaborasi (elaboration), dan pemahaman kembali. Oleh karena itu seorang guru wajib mempunyai ciri-ciri yang telah disebutkan diatas, sehingga dapat mengelola dan menyampaikan metode-metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan ciri-ciri diatas maka jelaslah bahwa dalam menjalankan proses pembelajaran, seorang guru harus mempunyai kreativitas yang tinggi dalam mengelola dan menyampaikan metode-metode pembelajaran sehingga menimbulkan pengaruh yang positif dalam minat belajar siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Menurut Djaali (2008:120) berpendapat bahwa minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa dalam belajar, minat berfungsi sebagai motivator atau pendorong seseorang untuk lebih giat dan rajin dalam melakukan tugas-tugas pembelajarannya. Orang yang sangat berperan dalam menumbuhkan minat belajar siswa adalah pendidik/guru, karena seorang pendidik/guru bertanggung jawab terhadap pengetahuan yang dimiliki siswa sebagai modal dalam kehidupannya kelak.

(53)
(54)

BAB III

KONDISI OBYEKTIF MADRASAH TSANAWIYAH

MAMBA’UL’ULUM SILEBU KECAMATAN PANCALANG

KABUPATEN KUNINGAN

D. Letak Geografis dan Sejarah Madrasah Tsanawiyah Manba’ul’ulum 1. Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah Manbaul‟ulum

Madrasah Tasanawiyah Manba‟ul‟ulum terletak diketinggian dari

permukaan air laut sekitar 30 m dpl dengan luas bangunan 3.462 m² berdiri pada sebidang tanah seluas 8.355 m². Secara geografis keadaannya yaitu

bebatasan dengan:

a) Sebelah Utara berbatasan dengan SMA Manba‟ul‟ulum b) Sebelah Timur berbatasan dengan mesjid desa Silebu c) Sebelah Selatan berbatasan dengan Yayasan Manba‟ul‟ulum d) Sebelah Barat berbatasan dengan SDN Silebu

Bila dilihat dari segi geografis tersebut Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum terletak jauh dari pusat kota termasuk dalam kategori

terpencil sesuai dengan kriteria yang ada seperti: a. Akses ke kabupaten cukup jauh ± 46 KM b. Daerah pesawahan

c. Dataran rendah atau landai

Melihat dari kondisi Madrasah Tsanawiyah tersebut, sangat menguntungkan karena letaknya terdapat pada daerah yang jauh dari keramaian kota sehingga sangat efektif untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar.

(55)

2. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum

Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum pada awal rintisannya

adalah Madrasah Tsanawiyah yang berdiri sejak tahun 1980 yang didirikan oleh K.H. Alimuddin Mansyur, beliau adalah pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Manba‟ul‟ulum Silebu Kecamatan Pancalang

Kabupaten Kuningan. Latar belakang pendirian Madrasah Manba‟ul‟ulum ini dikarenakan pada waktu itu beliau menginginkan agar para santrinya tidak hanya mempelajari ilmu agama saja tetapi ilmu umum pun harus dipelajari salah satu cara agar santri bisa belajar ilmu umum adalah dengan bersekolah.

Selain melihat para santri beliau juga melihat masyarakat desa Silebu banyak anak-anaknya yang keluar Sekolah Dasar tidak melanjutkan ke Sekolah Tingkat Pertama dikarenakan faktor ekonomi masyarakat Silebu yang relatif rendah dan juga jauhnya jarak Sekolah Tingkat Pertama tersebut dari desa sehingga mereka tidak mampu untuk membiayai anak-anaknya untuk melanjutkan ke Sekolah Tingkat Pertama.

Melihat keadaan tersebut munculah inisiatif K.H Alimuddin untuk mendirikan Madrasah Tsanawiyah yang berada dibawah naungan Pondok Pesantren Manba‟ul‟ulum. Selain melihat faktor ekonomi masyarakat hal

lain yang menjadi latar belakang didirikannya Madrasah Tsanawiyah Manaba‟ul‟ulum adalah keinginan untuk mengajarkan ilmu-ilmu agama

(56)

madrasah yang pernah menjabat di Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum

Silebu adalah:

Bapak. K.H. Akyas pada tahun 1981 – 1991

Bapak. Sudiman, BA pada tahun 1992 - 1995

Bapak. Drs.H. Dadang Iskandar 1995 - 2010 Bapak. Drs. Eyus Yunus, MA. 2010 – sekarang 3. Perkembangan Madrsah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum Silebu

Hasil wawancara dengan wakasek urusan kurikulum, menjelaskan bahwa MTs Manba‟ul‟ulum Silebu dalam perkembangannya semakin membaik dan meningkat. Bisa dilihat dari bangunan kelas yang bertambah walau dengan jumlah siswa yang naik turun tiap ajaran baru, kemudian adanya prestasi siswa, baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Namun, walaupun demikian MTs Manba‟ul‟ulum Silebu akan terus selalu meningkatkan perkembangannya demi perbaikan mutu dan kualitas MTs Manba‟ul‟ulum Silebu.

Perbaikan mutu dan kualitas MTs Manba‟ul‟ulum Silebu adalah tugas semua pihak yang terkait, baik itu kepala madrasah, dewan guru, karyawan dan para siswa bahkan pihak yayasan pun mempunyai kewajiban dalam memperbaiki mutu dan kualitas MTs Manba‟ul‟ulum.

(57)

Tsanawiyah Manba‟ul‟ulun Silebu kearah yang lebih baik dimasa yang

akan datang.

4. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum

Visi Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum yaitu mewujudkan Madrasah

yang Agamis, Indah dan Raih prestasi.

Misi Madrasah Tsawiyah Manba‟ul‟ulum adalah sebagai berikut:

 Bekerjasama secara menyeluruh

 Antusias terhadap kemajuan global (IPTEK)

 Rencanakan segala kegiatan secara matang

 Obrolan senantiasa membawa kemaslahatan

 Kokoh dalam pendirian

 Amalkan ilmu mulai dari kecil

 Hidup dimanapun senantiasa ingat Allah

5. Profil Madrsah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum Silebu

Nama Madrasah : MTs. MANBA‟UL‟ULUM SILEBU

NomorStatistik Madrasah : 121232080027 Akreditasi Madrasah : “ B “

Alamat Lengkap Madrasah : Jalan Parenca No. 02 Desa Kelurahan Silebu Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat

NPWP : 035531336438000

(58)

No. Telp. HP : 085 353 551 586

NamaYayasan : PontrenManba‟ul „Ulum Silebu Alamat Yayasan : Jalan Parenca No. 02 Desa Silebu

Telp. Yayasan : -

No. Akte Pendirian Yayasan : 66 / 23 – 06 – 2008 Kepemilikan Tanah : Yayasan

Status Tanah : Yayasan

Luas Tanah : 8.355 m²

Status Bangunan : Yayasan Luas Bangunan : 3.462 m²

Jarak :

Ke Desa : ± 100 M

Ke Kecamatan : ± 10 KM Ke Kabupaten : ± 50 KM Ke Provinsi : ± 380 KM Ke Ibu Kota : ± 390 KM

E. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa MTs Manba’ul’ulum 1. Keadaan Guru/Pendidik

(59)

Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum terdapat 32 guru yang

terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Honorer, yaitu terdiri dari 24 guru laki-laki dan 8 guru perempuan. Data lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1

Data Guru MTs Manba’ul’ulum

No. Nama Guru L/P Pendidikan

terakhir Jabatan Status 1 Drs. Eyus Yusup, MA L S2 IAIN KEPSEK PNS

(60)

2. Keadaan Karyawan

Berikut adalah daftar nama karyawan Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum Silebu tahun 2011/2012:

Tabel 2

Data Karyawan MTs Manba’ul’ulum

No Nama Pendidikan

terakhir

Jabatan

1 Nani Suryani D1 IMKI Staf TU 2 Ubay Sabarudin SMA Pustakawan

3 Giriharja SMA Staf TU

4 Yeni Nuryeni SMA Staf TU

5 Ade Hardiansyah SMA Satpam

Sumber data dari Dokumentasi Tata Usaha MTs Manba’ul’ulum

3. Keadaan Siswa/ Peserta Didik

Peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum rata-rata

berasal dari keluarga ekonomi sedang dengan mata pencaharian utama orang tua mereka adalah petani dan wiraswasta. Peserta didik yang bersekolah di Madrasah Tsanawiyah Manba‟ul‟ulum tidak hanya berasal

dari desa silebu, tetapi ada juga dari mereka yang berasal dari luar desa Silebu. Jarak dari rumah peserta didik ke sekolah tersebut bervariasi. Siswa yang rumahnya dekat dengan sekolah cukup dengan berjalan kaki untuk berangkat kesekolah, tetapi yang rumahnya jauh harus diantar oleh keluarga atau naik ojek karena wilayah Silebu tidak dilalui oleh angkutan umum.

Berikut adalah data siswa MTs Manba‟ul‟ulum Silebu selama 3

(61)

Tabel 3

Data Siswa MTs Manba’ul’ulum Silebu 3 Tahun Terakhir

Tahun

Sumber data dari Dokumentasi Tata Usaha MTs Manba’ul’ulum

Kalau kita perhatikan di atas bahwa jumlah siswa tiap tahun mengalami naik turun. Namun, walau demikian hasil wawancara dengan wakasek kurikulum MTs Manba‟ul‟ulum bahwa sekolah tetap akan melakukan pembangunan untuk menambah kelas sehingga dalam satu kelas tersebut tidak terlalu banyak siswa. Hal ini dilakukan agar pembelajaran bisa dilaksanakan sekondusif mungkin.

F. Sarana dan Prasarana

Pasilitas sekolah penting untuk menunjang pelaksanaan kegiatan belajar siswa demi tercapainya tujuan yang diharapkan. MTs Manba‟ul‟ulum secara bertahap menyediakan dan terus berusaha melengkapi fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Adapun fasilitas-fasilitas tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4

Data Sarana dan Prasarana MTs Manba’ul’ulum Silebu

Gambar

Tabel 5
Tabel 6
Tabel 8 Guru fiqih memberi kesempatan
Tabel 9
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini digunakan untuk menentukan pengaturan faktor gurdi yang tepat untuk meminimalkan variabel respon gaya tekan, torsi, keausan tepi pahat dan kekasaran

Luwuk,Luwuk Selatan, Luwuk Utara,Luwuk Timur,Masama,Lam ala,Balantak,Balant ak Utara,Balantak Selatan,Mantoh,Bu alemo,Pagimana,Lo bu,Simpang Raya,Bunta,Nuhon, Nambo,Kintom,Batu

Abstract : Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa tinggi usaha yang dilakukan orang tua dalam menanamkan nilai karakter pada anak di SMP Negeri 2

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mitra penasun tidak tetap yang siap melakukan pemeriksaan ke klinik VCT sebanyak 60.3% lebih besar dari pada mitra tetap penasun yang siap

Keterkaitan Sistem Informasi Geografis ( SIG ) dan Penginderaan Jauh Howard (1996) menyatakan keterkaitan SIG dan penginderaan jauh adalah sebagai berikut, informasi yang

17.1 Semua peserta yang lulus pembuktian kualifikasi dimasukkan oleh Pokja ULP ke dalam Daftar Pendek (short list), untuk Seleksi Umum paling kurang 5 (lima) dan

Berdasarkan atas kajian yang telah dilakukan terlihat bahwa tidak ada perbedaan mengenai nilai ruang pada rumah susun Pekunden, baik bagi unit rumah yang berada dekat dengan

Sebelum pegulat menguasai teknik-teknik bantingan, pegulat mutlak diharuskan menguasai teknik-teknik dasar. Penguasaan teknik dasar merupakan modal utama untuk meraih