• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAHAN KABUPATEN BLITAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAHAN KABUPATEN BLITAR"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

3.1. Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pada Juli 2012, Sekjen PBB membentuk sebuah Panel Tingkat Tinggiuntuk memberi

masukan kerangka kerja agenda pembangunan globalpasca 2015. Panel ini diketuai bersama

oleh Presiden Indonesia, BapakSusilo Bambang Yudhoyono, Presiden Ellen Johnson Sirleaf

dariLiberia, dan Perdana Menteri David Cameron dari Inggris, danberanggotakan 24 orang dari

berbagai negara. Pada Mei 2013, paneltersebut mempublikasikan laporannya kepada Sekretaris

Jenderal PBBberjudul “A New Global Partnership: Eradicate Poverty and TransformEconomies

Through Sustainable Development”. Isinya adalahrekomendasi arahan kebijakan pembangunan

global pasca-2015 yangdirumuskan berdasarkan tantangan pembangunan baru,

sekaliguspelajaran yang diambil dari implementasi MDGs.

Dalam dokumen tersebut, dijabarkan 12 sasaran indikatif pembangunanglobal pasca

2015, sebagai berikut:

a. Mengakhiri kemiskinan

b. Memberdayakan perempuan dan anak serta mencapai kesetaraangender

c. Menyediakan pendidikan yang berkualitas dan pembelajaranseumur hidup

(2)

e. Memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik

f. Mencapai akses universal ke Air Minum dan Sanitasi

g. Menjamin energi yang berkelanjutan

h. Menciptakan lapangan kerja, mata pencaharian berkelanjutan, danpertumbuhan berkeadilan

i. Mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan

j. Memastikan tata kelola yang baik dan kelembagaan yang efektif

k. Memastikan masyarakat yang stabil dan damai

l. Menciptakan sebuah lingkungan pemungkin global dan mendorong

m.Pembiayaan jangka panjang

Dari sasaran indikatif tersebut, Ditjen Cipta karya berkepentingan dalampencapaian

sasaran 6 yaitu mencapai akses universal ke air minum dansanitasi. Adapun target yang

diusulkan dalam pencapaian sasarantersebut adalah:

a. Menyediakan akses universal terhadap air minum yang aman dirumah, dan di sekolah,

puskesmas, dan kamp pengungsi,

b. Mengakhiri buang air besar sembarangan dan memastikan aksesuniversal ke sanitasi di

sekolah dan di tempat kerja, danmeningkatkan akses sanitasi di rumah tangga sebanyak x%,

c. Menyesuaikan kuantitas air baku (freshwater withdrawals) denganpasokan air minum, serta

meningkatkan efisiensi air untukpertanian sebanyak x%, industri sebanyak y% dan

daerah-daerahperkotaan sebanyak z%,

d. Mendaur ulang atau mengolah semua limbah cair dari daerahperkotaan dan dari industri

sebelum dilepaskan.

Selain memperhatikan sasaran dan target indikatif, dokumen laporantersebut juga

menekankan pentingnya kemitraan baik secara globalmaupun lokal antar pemangku

kepentingan pembangunan. Kemitraanyang dimaksud memiliki prinsip inklusif, terbuka, dan

akuntabel dimanaseluruh pihak duduk bersama-sama untuk bekerja bukan tentangbantuan saja,

(3)

Prioritas Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya

Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A

Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional pada Klaster A merupakan kabupaten/ kota yang

merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam

KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK,

MP3EI) yang telah memiliki Perda RTRW dan Perda Bangunan Gedung. Berdasarkan perhitungan

yang telah dilakukan dengan menggunakan kriteria-kriteria di atas, sampai dengan akhir tahun 2013

diidentifikasi sebanyak 94 (sembilan puluh empat) kabupaten/kota di Indonesia yang termasuk pada

Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A, yang dipaparkan pada Tabel 5.1.

Tabel 3.1

Daftar Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A

NO KAB/KOTA

PKN

(PP

26/2008)

PKSN

(PP

26/2008

)

KSN

(PP

26/2008)

KEK

(PP

2/2011)

KPI- MP3EI

(Perpres

32/2011)

PERDA

RTRW

PERDA

BANGUNAN

GEDUNG

1

KOTA BANDA

ACEH   

2 ACEH BARAT   

3 AGAM   

4 BATANG HARI   

5 KOTAPALEMBANG    

6

OGAN

KOMERINGILIR   

7 REJANG LEBONG   

8 TANGGAMUS   

9 LAMPUNGTIMUR   

(4)

NO KAB/KOTA

PKN

(PP

26/2008)

PKSN

(PP

26/2008

)

KSN

(PP

26/2008)

KEK

(PP

2/2011)

KPI- MP3EI

(Perpres

32/2011)

PERDA

RTRW

PERDA

BANGUNAN

GEDUNG

11 KEPULAUAN SERIBU 

   

12 JAKARTA SELATAN 

   

13 JAKARTATIMUR 

   

14 JAKARTABARAT 

   

15 JAKARTAUTARA 

   

16 JAKARTAPUSAT 

   

17 KAB BOGOR     

18 KOTABANDUNG 

  

19 KOTABOGOR

   

20 KABBANDUNG

   

21 KOTA CIREBON 

 

22

KOTA

TASIKMALAYA   

23 KOTA SUKABUMI

  

24 CILACAP 

  

25 KOTA SEMARANG 

(5)

NO KAB/KOTA

PKN

(PP

26/2008)

PKSN

(PP

26/2008

)

KSN

(PP

26/2008)

KEK

(PP

2/2011)

KPI- MP3EI

(Perpres

32/2011)

PERDA

RTRW

PERDA

BANGUNAN

GEDUNG

26 KENDAL 

  

27

KOTA

SURAKARTA   

28 PURWOREJO 

  

29 BOYOLALI

  

30 MAGELANG

  

31 KLATEN

  

32 SUKOHARJO

  

33 PATI   

34 KARANGANYAR   

35 YOGYAKARTA     

36 SLEMAN

  

37 KULON PROGO

  

38 GRESIK

    

39 KOTA MALANG

   

40 LAMONGAN

    

41 BANGKALAN

(6)

NO KAB/KOTA

PKN

(PP

26/2008)

PKSN

(PP

26/2008

)

KSN

(PP

26/2008)

KEK

(PP

2/2011)

KPI- MP3EI

(Perpres

32/2011)

PERDA

RTRW

PERDA

BANGUNAN

GEDUNG

42 JOMBANG

  

43 KOTA BLITAR

  

44 PANDEGLANG

   

45 KOTA SERANG

   

46 LOMBOK TENGAH

   

47 LOMBOK TIMUR

  

48 SUMBAWA BARAT

  

49 KOTAKUPANG

   

50

MANGGARAI

BARAT   

51 ALOR

  

52 BELU

   

53 SUMBATIMUR

  

54 KOTA PONTIANAK

    

55 KOTABARU

   

56

KOTA

(7)

NO KAB/KOTA

PKN

(PP

26/2008)

PKSN

(PP

26/2008

)

KSN

(PP

26/2008)

KEK

(PP

2/2011)

KPI- MP3EI

(Perpres

32/2011)

PERDA

RTRW

PERDA

BANGUNAN

GEDUNG

57 BANJAR

  

58 BARITOKUALA

  

59

HULUSUNGAI

UTARA   

60 KOTA TARAKAN

  

61

KOTA

GORONTALO    

62 POSO

   

63 TOJOUNA-UNA

   

64 KOTA PALU

  

65

PARIGI

MOUTONG   

66 TOLITOLI

  

67 BARRU

  

68 MAROS

    

69 TANATORAJA

  

70 TORAJAUTARA

  

71 TAKALAR

(8)

NO KAB/KOTA

PKN

(PP

26/2008)

PKSN

(PP

26/2008

)

KSN

(PP

26/2008)

KEK

(PP

2/2011)

KPI- MP3EI

(Perpres

32/2011)

PERDA

RTRW

PERDA

BANGUNAN

GEDUNG

72 WAJO

  

73 KOTAKENDARI

    

74 KOLAKA

   

75 MALUKUTENGAH

  

76 KOTA TERNATE

  

77 MIMIKA

    

78 NABIRE

  

79 KABSORONG

  

80 MEDAN*

   

81 KOTA PADANG*

   

82 PEKANBARU*



83 KOTA BENGKULU*

 

84

BANDAR

LAMPUNG*    

85

KOTA PANGKAL

PINANG* 

86 KOTA DENPASAR*

(9)

NO KAB/KOTA

PKN

(PP

26/2008)

PKSN

(PP

26/2008

)

KSN

(PP

26/2008)

KEK

(PP

2/2011)

KPI- MP3EI

(Perpres

32/2011)

PERDA

RTRW

PERDA

BANGUNAN

GEDUNG

87 KOTA MATARAM*

 

88 BULUNGAN*

 

89 MAMUJU*

 

90 AMBON*

  

91 PACITAN**

 

92 SUMENEP**

 

93 BONDOWOSO** 



94

KOTA

PASURUAN**    

Catatan:

* Mewakili IbukotaProvinsi

** KategoriKhusus

Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster B

Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional pada Klaster B adalah kabupaten/kota yang

merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam

KSN dan kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis lainnya (KEK,

MP3EI) yang memiliki Perda RTRW. Sampai dengan Tahun 2013, diidentifikasi sebanyak 82 (delapan

(10)

Tabel 3.2

Daftar Kabupaten/KotaPrioritasStrategisNasionalKlaster B

NO KAB/KOTA

PKN

(PP

26/2008)

PKSN

(PP

26/2008)

KSN

(PP

26/2008)

KEK

(PP

2/2011)

KPI- MP3EI

(Perpre

32/2011)

PERDA

RTRW

1 SABANG   

2 ACEHTENGGARA  

3 SIMALUNGUN   

4 BINJAI   

5 SOLOK SELATAN  

6 PASAMANBARAT  

7 KERINCI  

8 LUBUKLINGGAU  

9 EMPAT LAWANG  

10 MUARAENIM  

11 NATUNA   

12 KARIMUN  

13 KAB BEKASI   

14 KOTABEKASI   

15 KAB SUKABUMI   

16 CIANJUR  

17 CIREBON  

18 MAJALENGKA  

(11)

NO KAB/KOTA

PKN

(PP

26/2008)

PKSN

(PP

26/2008)

KSN

(PP

26/2008)

KEK

(PP

2/2011)

KPI- MP3EI

(Perpre

32/2011)

PERDA

RTRW

20 CIMAHI  

21 SALATIGA  

22 KAB SEMARANG   

23 GROBOGAN  

24 DEMAK   

25 BREBES  

26 SIDOARJO    

27 KAB PASURUAN   

28 KOTAMOJOKERTO    

29 KAB MALANG  

30 KOTAKEDIRI  

31 KOTABATU  

32 MOJOKERTO  

33 CILEGON   

34 KOTATANGERANG   

35 TANGERANG  

36 TANGERANGSELATAN  

37 KAB SERANG  

38 LEBAK  

(12)

NO KAB/KOTA

PKN

(PP

26/2008)

PKSN

(PP

26/2008)

KSN

(PP

26/2008)

KEK

(PP

2/2011)

KPI- MP3EI

(Perpre

32/2011)

PERDA

RTRW

40 TABANAN   

41 BIMA  

42 LOMBOK UTARA  

43 KOTABIMA  

44 DOMPU  

45 TIMORTENGAHUTARA   

46 NGADA  

47 KABUPATENKUPANG  

48 SUKAMARA  

49 KOTABALIKPAPAN   

50 MALINAU  

51 BITUNG     

52 BOLAANG

MONGONDOW UTARA    

53 POHUWATO  

54 BOALEMO  

55 BANGGAI   

56 DONGGALA   

57 BUOL   

58 SIGI  

59 MOROWALI  

(13)

NO KAB/KOTA

PKN

(PP

26/2008)

PKSN

(PP

26/2008)

KSN

(PP

26/2008)

KEK

(PP

2/2011)

KPI- MP3EI

(Perpre

32/2011)

PERDA

RTRW

61 LUWU   

62 GOWA   

63 MALUKU TENGGARA  

64 KEPULAUAN ARU   

65 MALUKU TENGGARA

BARAT   

66 MALUKU BARAT DAYA   

67 KOTATUAL  

68 HALMAHERATENGAH   

69 PULAU MOROTAI   

70 HALMAHERA SELATAN   

71 HALMAHERA UTARA   

72 HALMAHERA TIMUR   

73 HALMAHERA BARAT   

74 MERAUKE    

75 JAYAPURA  

76 BIAK NUMFOR  

77 YAHUKIMO  

78 PEGUNUNGAN BINTANG  

79 BOVEN DIGOEL   

80 LANNY JAYA  

81 TELUK BINTUNI   

(14)

Kabupaten/Kota Klaster C dalam Rangka Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Klaster C merupakan kabupaten/kota yang menjadi prioritas penanganan dalam rangka

pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Cipta Karya, yaitu kabupaten/kota di luar

Klaster A dan Klaster B. Pemilihan prioritas kabupaten/kota dalam pemenuhan SPM ditentukan

berdasarkan karakteristik masing-masing daerah, antara lain daerah yang rawan bencana alam,

memiliki cakupan air minum/sanitasi rendah, permukiman kumuh, dan daerah kritis atau miskin. Selain

memenuhi karakteristik tersebut, daerah juga harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dan memiliki program yang responsif.

Pemberdayaan Masyarakat (Klaster D)

Klaster D khusus dialokasikan bagi program-program pemberdayaan masyarakat Bidang Cipta

Karya, baik di perkotaan maupun perdesaan. Program pemberdayaan masyarakat ini diperuntukkan

dalam rangka pengentasan kemiskinan, sesuai dengan amanat pembangunan nasional.

Kabupaten/Kota Klaster E bagi Daerah dengan Program dan Inovasi yang Kreatif

Klaster E diperuntukkan untuk kabupaten/kota yang memiliki program yang kreatif dan inovasi baru

bagi pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dan tercantum pada Rencana Terpadu dan

Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya. Pada Klaster E ini

juga difasilitasi daerah yang berprestasi dan memiliki inovasi baru

3.1.2. Arahan Penataan Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang

adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi

sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan

fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang

meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.

Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang

(15)

mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam

dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan

dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan

dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26

Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai

pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjangnasional,

b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengahnasional,

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatanruang di wilayah nasional,

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbanganperkembangan antarwilayah provinsi,

serta keserasianantarsektor,

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,

f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan

g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM

kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Kriteria:

i. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensisebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor

ataupintu gerbang menuju kawasan internasional,

ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensisebagai pusat kegiatan industri dan jasa

skalanasional atau yang melayani beberapa provinsi,dan/atau

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensisebagai simpul utama transportasi skala

(16)

b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Kriteria:

i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensisebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor

yangmendukung PKN,

ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensisebagai pusat kegiatan industri dan jasa

yangmelayani skala provinsi atau beberapa kabupaten,dan/atau

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensisebagai simpul transportasi yang melayani

skalaprovinsi atau beberapa kabupaten.

c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

Kriteria:

i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pospemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga,

ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintugerbang internasional yang menghubungkan

dengannegara tetangga,

iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utamatransportasi yang menghubungkan

wilayahsekitarnya, dan/atau

iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusatpertumbuhan ekonomi yang dapat

mendorongperkembangan kawasan di sekitarnya.

d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Penetapan kawasan strategis nasional dilakukanberdasarkan kepentingan:

i. Pertahanan dan keamanan,

a) Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaankeamanan dan pertahanan negara

berdasarkangeostrategi nasional,

b) Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihanmiliter, daerah pembuangan amunisi

danperalatan pertahanan lainnya, gudang amunisi,daerah uji coba sistem persenjataan,

dan/ataukawasan industri sistem pertahanan, atau

c) Merupakan wilayah kedaulatan negaratermasuk pulau-pulau kecil terluar yangberbatasan

(17)

ii. Pertumbuhan ekonomi,

a) Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

b) memiliki sektor unggulan yang dapatmenggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,

c) memiliki potensi ekspor,

d) didukung jaringan prasarana dan fasilitaspenunjang kegiatan ekonomi,

e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkanteknologi tinggi,

f) berfungsi untuk mempertahankan tingkatproduksi pangan nasional dalam rangkamewujudkan

ketahanan pangan nasional,

g) berfungsi untuk mempertahankan tingkatproduksi sumber energi dalam rangkamewujudkan

ketahanan energi nasional, atau

h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhankawasan tertinggal.

iii. Sosial dan budaya

a) merupakan tempat pelestarian danpengembangan adat istiadat atau budayanasional,

b) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosialdan budaya serta jati diri bangsa,

c) merupakan aset nasional atau internasionalyang harus dilindungi dan dilestarikan,

d) merupakan tempat perlindungan peninggalanbudaya nasional,

e) memberikan perlindungan terhadapkeanekaragaman budaya, atau

f) memiliki potensi kerawanan terhadap konfliksosial skala nasional.

iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atauteknologi tinggi

a) diperuntukkan bagi kepentinganpengembangan ilmu

b) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasisumber daya alam strategis

nasional,pengembangan antariksa, serta tenaga atomdan nuklir

c) memiliki sumber daya alam strategis nasional

d) berfungsi sebagai pusat pengendalian danpengembangan antariksa

e) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenagaatom dan nuklir, atau

f) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologitinggi strategis.

v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

(18)

b) merupakan aset nasional berupa kawasanlindung yang

c) ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, floradan/atau fauna yang hampir punah

ataudiperkirakan akan punah yang harus dilindungidan/atau dilestarikan,

d) memberikan perlindungan keseimbangan tataguna air yang setiap tahun

berpeluangmenimbulkan kerugian negara,

e) memberikan perlindungan terhadapkeseimbangan iklim makro

f) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitaslingkungan hidup

g) rawan bencana alam nasionalah sangat menentukan dalam perubahan ronaalam dan

mempunyai dampak luas terhadapkelangsungan kehidupan.

Tabel 3.3

Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN

NO PROVINSI PKN PKW

(1) (2) (3) (4)

1 Nanggroe Aceh

Darussalam Lhokseumawe Sabang,Banda Aceh,Takengon, Meulaboh

2 Sumatera Utara

KawasanPerkotaan Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro)

Tebingtinggi,

Sidikalang, pematangSiantar, Balige,Rantau Prapat,Kisaran, GunungBalige, Padang Sidempuan,Sibolga

3 Sumatera

Barat Padang

Pariaman, Sawahlunto, Muarasiberut, Bukittinggi,Solok

4 Riau Pekanbaru,Dumai

Bangkinang,Teluk

Kuantan,Bengkalis, BaganSiapiapi, Tembilahan, Rengat,Pangkalan Kerinci,Pasir

Pangarayan,Siak Sri Indrapura

5 Kepulauan

Riau Batam

TanjungPinang,

Terempa,Daik Lingga,Dabo– PulauSingkep, TanjungBalai Karimun

6 Jambi Jambi KualaTungkal,

(19)

NO PROVINSI PKN PKW

(1) (2) (3) (4)

7 Sumatera

Selatan Palembang

MuaraEnim,

Kayuagung, Baturaja, Prabumulih,Lubuk Linggau,Sekayu, Lahat

8 Bengkulu Bengkulu,Manna,

Muko-Muko,Curup

10 Lampung BandarLampung Metro,Kalianda, Liwa,Menggala,

Kotabumi,Kota Agung

11

DKI Jakarta – Jawa Barat- Banten

KawasanPerkotaan Jabodetabek

12 Banten Serang,Cilegon Pandeglang,

RangkasBitung

Cikampek–Cikopo, Pelabuhanratu, Indramayu, Kadipaten, Tasikmalaya, Pangandaran

14 Jawa Tengah

Surakarta,Kawasan PerkotaanSemarang- Kendal-Demak- Ungaran-Purwodadi (Kedungsepur), Cilacap

Boyolali,Klaten, Salatiga,Tegal,

Pekalongan,Kudus, Cepu,Magelang, Wonosobo, Kebumen, Purwokerto

15

Daerah Istimewa Yogyakarta

Yogyakarta Bantul,Sleman

16 JawaTimur

KawasanPerkotaan (Gerbangkertosusila), Malang

Probolinggo,

Tuban,Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember,Blitar, Pamekasan,

Bojonegoro, Pacitan

17 Bali

Semarapura, Negara

(20)

NO PROVINSI PKN PKW

(1) (2) (3) (4)

Barat

19 NusaTenggara

Timur Kupang

Soe,Kefamenanu,

Ende,Maumere, Waingapu,Ruteng, LabuanBajo

20 Kalimantan

Barat Pontianak

Mempawah,

Singkawang, Sambas,Ketapang, Putussibau, Entikong,Sanggau, Sintang

21 Kalimantan

Tengah Palangkaraya

KualaKapuas,

PangkalanBun, Buntok, Muarateweh, Sampit

22 Kalimantan

Selatan Banjarmasin

Amuntai,

Martapura, Marabahan, Kotabaru

23 Kalimantan Timur

KawasanPerkotaan Balikpapan- Tenggarong- Samarinda-Bontang, Tarakan

TanjungRedeb, Sangata,Nunukan,

TanjungSelor, Malinau,Tanlumbis, TanahGrogot, Sendawar

24 Gorontalo Gorontalo Isimu,Kuandang, Tilamuta

25 SulawesiUtara KawasanPerkotaan Manado-Bitung

Tomohon,

Tondano, Kotamobagu

26 Sulawesi

Tengah Palu

Poso,Luwuk,Buol,

Kolonedale,Tolitoli, Donggala

27 Sulawesi

Jeneponto,Palopo, Watampone, Bulukumba,Barru, Parepare

28 SulawesiBarat Mamuju,Majene, Pasangkayu

29 Sulawesi

Tenggara Kendari

Unaaha,Lasolo, Bau-Bau,Raha, kolaka

30 Maluku Ambon Masohi,Werinama,

Kairatu,Tual, Namlea,Wahai, Bula,

31 MalukuUtara Ternate Tidore,Tobelo,

Labuha,Sanana

32 PapuaBarat Sorong Fak-Fak,

Manokwari, Ayamaru

(21)

NO PROVINSI PKN PKW

(1) (2) (3) (4)

Muting,Bade, Merauke,Sarmi, Arso,Wamena

Tabel 3.4

PenetapanLokasiPusat KegiatanStrategisNasional(PKSN) BerdasarkanPPNomor

26Tahun2008tentangRTRWN

NO

PUSAT

KEGIATAN STRATEGIS

NASIONAL

STATUS PROVINSI

(1) (2) (3) (4)

1 KotaSabang I/A /2:Pengembangan

Baru(Tahap I)

Nanggroe Aceh Darussalam

4 Ranai(Ibukota Kab.Natuna)

I/A /2:Pengembangan

Baru(Tahap I) Kep.Riau

5 Atambua(Ibukota Kab.Belu)

I/A/1:Pengembangan /PeningkatanFungsi (Tahap I)

Nusa Tenggara Timur

6 Kalabahi(Ibukota Kab.Alor) (Ibukota Kab. Timor Tengah Utara)

I/A /2:Pengembangan Baru(Tahap I)

Nusa Tenggara Timur

8 Paloh-Aruk(Kab. Sambas)

I/A /2:Pengembangan Baru(Tahap I)

Kalimantan Barat

9 JagoiBabang (Kab. Bengkayang)

I/A /2:Pengembangan Baru(Tahap I)

(22)

NO

PUSAT

KEGIATAN STRATEGIS

NASIONAL

STATUS PROVINSI

(1) (2) (3) (4)

10 Nangabadau(Kab. KapuasHulu)

I/A /2:Pengembangan Baru(Tahap I)

Kalimantan Barat

11 Entikong(Kab. Sanggau)

I/A/1:Pengembangan

13 Nunukan (Ibukota Kab.Nunukan)

I/A/1:Pengembangan /PeningkatanFungsi

Kalimantan Timur

14 Simanggaris(Kab. Nunukan)

I/A /2:Pengembangan Baru(Tahap I)

Kalimantan Timur

15 LongMidang(Kab. Nunukan)

I/A /2:Pengembangan Baru(Tahap I)

Kalimantan Timur

16 LongPahangai (kab.KutaiBarat)

II/A/2:Pengembangan Baru(TahapII)

Kalimantan Timur

17 LongNawan(Kab. Malinau)

II/A/2:Pengembangan Baru(TahapII)

Kalimantan Timur

18 Melonguane

(ibukotaKab. Talaud)

I/A /2:Pengembangan Baru(Tahap I)

Sulawesi Utara

19 Tahuna(ibukota Kab.Kep. Sangihe)

I/A /2:Pengembangan Baru(Tahap I)

Sulawesi

I/A /2:Pengembangan

Baru(Tahap I) Maluku

21

Ilwaki(Kab. MalukuBarat Daya)

II/A/2:Pengembangan

Baru(TahapII) Maluku

22 Dobo(Kab.Kep. Aru) II/A/2:Pengembangan

Baru(TahapII) Maluku

21 Daruba(Kab. PulauMorotai)

I/A /2:Pengembangan

Baru(Tahap I) MalukuUtara

22 KotaJayapura I/A/1:Pengembangan

(23)

NO

PUSAT

KEGIATAN STRATEGIS

NASIONAL

24 KotaMerauke

(IbukotaKab. Merauke)

I/A/1:Pengembangan /PeningkatanFungsi (Tahap I)

Papua

Tabel 3.5

PenetapanKawasanStrategisNasional(KSN) BerdasarkanPP Nomor26Tahun2008tentangRTRWN

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA/

KABUPATEN*) PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Kawasan Industri

Lhokseumawe Ekonomi

Kota

Lhokseumawe

Nanggroe Aceh

Darussalam

2

Kawasan

Perdagangan Bebasdan

Pelabuhan Bebas Sabang

Ekonomi KotaSabang

Nanggroe

EkonomiTerpadu BandaAceh

Darussalam

Ekonomi KotaBanda

Aceh

13 Kabupaten

(AcehBarat,

NaganRaya,

AcehBarat Daya,Aceh

Selatan, Aceh Singkil,

Subulussalam, Aceh

Tenggara, GayoLues,

AcehTengah, Bener

Meriah, AcehUtara,

Nanggroe

Aceh

(24)

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA/

KABUPATEN*) PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

AcehTimur, dan Aceh

Tamiang)

Dan Keamanan KotaSabang

Nanggroe

Aceh

Darussalam

pulau kecilterluar (Pulau

Rondodan Berhala) dengan

negara India/ Thailand/

Malaysia

dan Sumatera

Utara

6

Kawasan

Perkotaan Medan

– Binjai–Deli Serdang– Karo (Mebidangro)

Ekonomi

KotaMedan,

Binjai, Deli

Serdang,Karo

Sumatera

Utara

Perpres

No.62 Tahun

2011 tentang

Rencana Tata Ruang

Kawasan Perkotaan

Medan, Binjai, Deli

Serdang, dan

Karo

Kab. Samosir,

Kab. Tapanuli

Utara,Kab. Humbang

Hasundutan,

Kab.Dairi, Kab. Karo,

Kab. Simalungun,

Kab. Toba, Kab.

Pakpak Barat

Sumatera

Utara

8

Kawasan Stasiun

Pengamat Dirgantara

Kototabang

Penggunaan

Sumberdaya

Alamdan Teknologi

Tinggi

Kab. Agam Sumatera

Barat

9 KawasanHutan Lindung Bukit Batabuh

Lingkungan

Hidup

Kab. Kuantan

Singingidan Kab.

Indragiri Hulu

Riau

10 KawasanHutan LindungMahato

Lingkungan

Hidup

Kab.Rokan

Hilir Riau

(25)

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA/

KABUPATEN*) PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

PerbatasanLaut

RItermasuk20 pulau

kecilterluar (Pulau Sentut,

TokongMalang Biru,Damar,

Mangkai,Tokong Nanas,

Tokong Belayar,Tokong Boro,

Semiun, Sebetul, Sekatung,

Senua,

SubiKecil, Kepala,

BatuMandi, Iyu Kecil,

Karimun Kecil,Nipa,

Pelampong, Batu Berhanti,

dan Nongsa) dengan

negaraMalaysia/ Vietnam/

Singapura

Sumberdaya

Alamdan Teknologi

Tinggi

Kab.Natuna, Kab.

Kep. Anambas, Kab.

Karimun, KotaBatam Riau

12 Kawasan Batam, Bintan, dan

Karimun Ekonomi

Kab. Bintan,

Kab.Natuna, Kab.

Karimun, KotaBatam

Kepulauan

Riau

Perpres

No.87Tahun

2011 tentang

Rencana TataRuang

Kawasan Batam,

Bintan, dan Karimun

13 Kawasan LingkunganHidup TamanNasional KerinciSeblat

Lingkungan

Hidup

Kab. Kerinci,

KotaPadang,

Kab.Lubuk

Linggau,Kab. Rejang

Lebong

Jambi, Sumatera

Barat, Bengkulu,

dan Sumatera

Selatan

14 KawasanTaman NasionalBerbak

Kab. Indragiri

Hulu,Kab.

IndragiriHilir, Kab.

Tanjung Jabung

Barat, Kab. Tebo

Jambi dan

Riau

16 KawasanTaman NasionalBukit

Lingkungan

Hidup

Kab.

(26)

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA/

KABUPATEN*) PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Duabelas Muaratebo, Kab.

Batanghari

17 Kawasan Selat

Sunda Ekonomi

KotaSerang,

KotaBandar Lampung

Lampung dan

Banten

Perpres

No.86Tahun

2011 tentang

Pengembang an

Kawasan

Strategisdan

Infrastruktur

SelatSunda

18

Kawasan Instalasi

Lingkungandan

Cuaca

Penggunaan

Sumberdaya

Alamdan Teknologi

Tinggi

KotaJakarta

Pusat DKI Jakarta

19 KawasanFasilitas

PengolahanData dan Satelit

Penggunaan

Sumberdaya

Alamdan Teknologi

Tinggi

DKI Jakarta

20

Kawasan

Perkotaan Jabodetabek-

Punjur termasuk Kepulauan

Seribu

Ekonomi

KotaJakarta

(Utara,

Selatan, Barat, Timur,

Pusat), KotaBogor,

Kab. Bogor,

KotaDepok, Kota

Tangerang, Kab.

Tangerang, Kota

Tangerang Selatan,

Kota Bekasi, Kab.

Bekasi, Kab. Cianjur

DKI Jakarta,

Banten, dan

Jawa Barat

Perpres

No.54Tahun

2008 tentang

Penataan Ruang

Kawasan Jakarta,

Bogor, Depok,

Tangerang, Bekasi,

Puncak, Cianjur

21

Kawasan

Perkotaan Cekungan

Bandung

Ekonomi KotaBandung,

Kab. Bandung Jawa Barat

22 Kawasan Fasilitas UjiTerbang Roket Pamengpeuk

Penggunaan

(27)

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA/

KABUPATEN*) PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Alamdan Teknologi

Tinggi

23

Kawasan Stasiun

Pengamat Dirgantara

Pamengpeuk

Penggunaan

Sumberdaya

Alamdan Teknologi

Tinggi

Kab.Garut Jawa Barat

24

Kawasan Stasiun

Pengamat Dirgantara Tanjung

Sari

Penggunaan

Sumberdaya

Alamdan Teknologi

Tinggi

Kab.

Sumedang Jawa Barat

25 Kawasan Stasiun Telecomand

Penggunaan

Sumberdaya

Alamdan Teknologi

Tinggi

Jawa Barat

26 Kawasan Stasiun BumiPenerima SatelitMikro

Penggunaan

Sumberdaya

Alamdan Teknologi

Tinggi

Kabupaten

Pangandaran Jawa Barat

27

Kawasan Pangandaran– Kalipuncang– Segara Anakan– Nusakambangan (Pacangsanak)

Lingkungan

Hidup

Kab. Pangancaran,

Kab.Ciamis,

Kab.Cilacap

Jawa Barat dan

Jawa Tengah

28

Kab. Kendal,

Kab.Demak, Kab.

Semarang,

KotaSalatiga,

Jawa

Tengah

Semarang- Purwodadi

(Kedung Sepur)

Kota Semarang, Kab.

Grobogan

29

Kawasan

Borobudur dan

Sekitarnya

30 KawasanCandi Prambanan

Lingkungan

Hidup

Kab. Klaten,

Kab. Sleman

Jawa

Tengah

31 KawasanTaman NasionalGunung

Lingkungan

Hidup

Kab. Sleman,

Kota Yogyakarta,

Jawa

(28)

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA/

KABUPATEN*) PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Merapi Kab. Klaten, Kab.

Boyolali, Kab.

Magelang – Bangkalan– Mojokerto– Surabaya– Sidoarjo –Lamongan (Gerbangkertosusi la)

Ekonomi

Kab.Gresik,

Kab. Bangkalan, Kota

Mojokerto, Kota

Surabaya, Kab.

Sidoarjo, Kab.

Lamongan

JawaTimur

33

Kawasan Stasiun

Pengamat Dirgantara

Watukosek

Penggunaan

Sumberdaya

Alamdan Teknologi

Tinggi

Kab. Pasuruan JawaTimur

34

Pandeglang Banten

35

Kawasan Perkotaan Denpasar– Badung–Gianyar -Tabanan

(Sarbagita)

Ekonomi

Kota Denpasar, Kab.

Badung, Kab.Gianyar,

Kab. Tabanan

Bali

Perpres

No.45Tahun

2011 tentang

Rencana TataRuang

Kawasan Perkotaan

Denpasar, Badung,

Gianyar,dan Tabanan

36

Kawasan

Pengembangan

EkonomiTerpadu Bima

Ekonomi Kab. Bima,

Kab.Dompu

Nusa

Tenggara

Barat

37 KawasanTaman NasionalKomodo

Lingkungan

Hidup Kab. Manggarai Barat

Nusa Tenggara

Barat

38 KawasanGunung Rinjani

Lingkungan

Hidup

Kab.Lombok

Utara,Kab. Lombok

Tengah,Kab. Lombok

Timur

EkonomiTerpadu Mbay

Ekonomi Kab.Ngada

Nusa

Tenggara

(29)

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA/

KABUPATEN*) PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

40

Kawasan

Perbatasan Darat RIdengan

negara Timor Leste

Pertahanan

dan

Keamanan

Kab. Kupang,

Kab. Timor

TengahUtara, Kab.

Belu

Nusa

Tenggara

Timur

41

Kawasan PerbatasanLaut

RItermasuk5 pulau

kecilterluar (Pulau Alor,

Batek,Dana, Ndana,dan

Mangudu) dengan

negaraTimor Leste/Australia

Pertahanan dan

Keamanan

Kab. Kupang, Kab.

Timor TengahUtara,

Kab. Belu

Nusa Tenggara

Timur

42

Kawasan

Pengembangan

EkonomiTerpadu Khatulistiwa

Ekonomi Kab. Sanggau Kalimantan

Barat

43

Kawasan Stasiun

Pengamat Dirgantara

Pontianak

Penggunaan

Sumberdaya

Alamdan Teknologi

Tinggi

Kab. Kapuas

Hulu

Kalimantan(Heart ofBorneo)

Pertahanan

dan

Keamanan

Kab. Sambas,

Kab. Kapuas

Hulu,Kab. Sanggau,

Kalimantan

Barat, Kalimantan

Timur

46

Kawasan

Pengembangan

EkonomiTerpadu Daerah

Aliran Sungai Kahayan

KapuasdanBarito

Ekonomi

Kota

Palangkaraya, Kab.

Pulang Pisau, Kab.

Kapuas, Kab.

(30)

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA/

KABUPATEN*) PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

48

Kawasan

Pengembangan

EkonomiTerpadu Batulicin

Ekonomi

Kab.

Kotabaru, Kab. Tanah

Bumbu

EkonomiTerpadu Samarinda,

Sanga-Sanga,

Muara Jawa,dan

Balikpapan

Ekonomi

Kota

Samarinda, Kab.

Kutai

RItermasuk18 pulau

kecilterluar (Pulau Sebatik,

GosongMakasar,

Maratua,Sambit,

Lingian,Salando, Dolangan,

Bangkit, Mantewaru,

Makalehi, Kawalusu,Kawio,

Marore,Batu Bawaikang,

Miangas, Marampit, Intata,

dan Kakarutan)

dengannegara

Tolitoli, Kab. Boolang

Mongondow

Utara,Kab. Kep.

Sitaro, Kab. Kep.

Sangihe, Kab.

Sangihe Talaud, Kab.

Kep. Talaud

Kalimantan

Timur, Sulawesi

Tengahdan

Sulawesi Utara)

Malaysiadan

Philipina

51

Kawasan

Pengembangan

EkonomiTerpadu Manado– Bitung

Ekonomi KotaManado,

KotaBitung

Sulawesi

Utara

52

Kawasan

Konservasi dan WisataDaerah

AliranSungai Tondano

Lingkungan

Hidup

Kab.

Minahasa,Kab

.Minahasa Utara,Kota

Tomohon,

KotaManado

Sulawesi

Utara

53 Kawasan

Pengembangan Ekonomi Kab. Banggai

Sulawesi

(31)

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA/

KABUPATEN*) PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

EkonomiTerpadu Batui

54 Kawasan Poso dan

Sekitarnya SosialBudaya Kab. Poso

Sulawesi

Tengah

55

Kawasan Kritis

Lingkungan

56 Kawasan Kritis Lingkungan Buol - Lambunu

Lingkungan

Hidup

Kabupaten Buol,

Kabupaten Donggala,

Kabupaten Parigi

Moutong, Kabupaten

Toli-Toli Makassar– Maros – Sungguminasa– Takalar

Kab. Takalar

Sulawesi

TataRuang Kawasan

Perkotaan Makassar,

Maros, Sungguminas

a,Takalar

58

Kawasan

Pengembangan

EkonomiTerpadu Parepare

Ekonomi KotaPare-

Pare, Kab. Barru

Sulawesi

Selatan

59 KawasanToraja

dan Sekitarnya SosialBudaya

Kab. Tana

Kawasan Stasiun

BumiSumber

AlamParepare

Penggunaan

Sumberdaya

Alamdan Teknologi

Tinggi

KotaPare-

Pare

Sulawesi

Selatan

61 Kawasan Soroako

dan Sekitarnya SosialBudaya Kab.Luwu

Sulawesi

Selatan

62

Kawasan

Pengembangan

EkonomiTerpadu Buton,

Ekonomi

Kab. Buton,

Kab. Kolaka,

KotaKendari

Sulawesi

(32)

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA/

KABUPATEN*) PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kolaka, dan Kendari

63

KawasanTaman

NasionalRawa

Aopa-Watumohai danRawaTinondo

Lingkungan

Hidup

KotaKendari,

Kab. Kolaka, Kab.

Buton,

EkonomiTerpadu Seram

Ekonomi

Pulau Seram

Kab.Maluku

Tengah

Maluku

65 KawasanLaut

Banda SosialBudaya

Kab.Maluku

Tengah Maluku

66

Kawasan

PerbatasanLaut RItermasuk20

pulau kecilterluar (Pulau

Ararkula, Karaweira,

Panambulai, Kultubai Utara,

KultubaiSelatan, Karang,Enu,

Batu Goyang,Larat, Asutubun,

Selaru, Batarkusu,

Masela, Miatimiarang,Leti,

Kisar,Wetar,

Liran,Kolepon,

danLaag) dengan

negaraTimor Leste/Australia

Pertahanan

dan

Keamanan

Prov.Maluku:

Kab.Maluku

tenggara,Kota Tual,

Kab.

Kep. Aru, Kab.

Maluku Tenggara

Barat, Kab. Maluku

Barat Daya,Prov.

Papua: Kab. Merauke

Malukudan

Papua

67

Kawasan PerbatasanLaut

RItermasuk8 pulau kecilterluar

(Pulau Jiew, Budd, Fani,

Miossu, Fanildo, Bras,

Bepondi, danLiki) dengan

negara Palau

Pertahanan dan

Keamanan

Kab. Halmahera,

Kab. Sorong, Kab.

Biak Numfor, Kab.

Jayapura

Maluku Utara,

Papua Barat, dan

Papua

68

Kawasan

Konservasi Keanekaragaman

HayatiRajaAmpat

69 Kawasan Pengembangan

EkonomiTerpadu Biak Ekonomi

Kab. Biak

Numfor Papua

70 Kawasan Stasiun BumiSatelit Cuacadan

Penggunaan

Sumberdaya

Kab. Biak

(33)

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA/

KABUPATEN*) PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Lingkungan Alamdan Teknologi

Tinggi

71

Kawasan Stasiun

Telemetry Tracking and

Command WahanaPeluncur

Satelit

Penggunaan

Sumberdaya

Alamdan Teknologi

Tinggi

Kab. Biak

Numfor Papua

72 KawasanTimika SosialBudaya Kab.Mimika Papua

73 KawasanTaman NasionalLorentz

Lingkungan

Hidup

Kab.Mimika,

Kab. Asmat,

Kab.Nduga, Kab.

Yahukimo, Kab.

Jayawijaya,

Kab.Lanny Jaya,

Kab. Puncak Jaya,

Kab. Puncak, Kab.

Paniai

Papua

74

Kawasan

Konservasi Keanekaragaman

HayatiTeluk Bintuni

Lingkungan

Hidup

Kab. Tel.

Bintuni Papua

75 Kawasan PerbatasanDarat RIdengannegara PapuaNugini

Pertahanan dan

Keamanan

Kota Jayapura, Kab.

Keerom, Kab.

Pegunungan Bintang,

Kab. BovenDigoel,

Kab.Merauke

Papua

76

Kawasan

Perbatasan

Negara termasuk

19pulau kecil terluar (Pulau

Simeulucut, Salaut Besar,

Raya,

Rusa, Benggala,

Simuk,Wunga, Sibarubaru,

Sinyaunyau, Enggano,Mega,

BatuKecil, Deli, Manuk,Nusa

Kambangan, Barung,Sekel,

Pertahanan

dan

Keamanan

Prov.NAD:

Kab. Simelue, Kab.

Aceh Barat, Kab.

AcehBesar, Prov

Sumut: Kab.Nias,

Prov Sumbar: Kab.

Kep. Mentawai, Prov.

Bengkulu:

Kab. Bengkulu

Utara,Prov.

Lampung:

Nanggroe

Aceh Darussalam,

Sumatera Utara,

Sumatera Barat,

Bengkulu,

Lampung, Banten,

Jawa Barat, Jawa

Tengah,

JawaTimur,

danNusa Tenggara

(34)

NO KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA/

KABUPATEN*) PROVINSI STATUS HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Panehan,dan Sophialouisa)

yangberhadapan

denganlautlepas

Kab.

Tanggamus,

Prov.Banten: Kab.

Pandeglang, Prov.

Jabar: Kab.

Tasikmalaya, Prov.

Jateng: Kab.Cilacap,

Prov. Jatim: Kab.

Jember, Kab.

Trenggalek,

Prov.NTB:

Kab.Lombok Barat

3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM Cipta

Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.

b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:

i. Ekonomi

ii. Lingkungan Hidup

iii. Sosial Budaya

iv. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi

v. Pertahanan dan Keamanan

c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana

(35)

iii. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya

untuk bidang Cipta Karya.

Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut:

a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,

Bekasi, Puncak, Cianjur;

b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung,

Gianyar, dan Tabanan;

c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros,

Sungguminasa, Takalar;

d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli

Serdang, dan Karo;

e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat

Sunda;

f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.

3.3 Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN.

Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota

adalah:

a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan

kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya

seperti pengembangan RTH.

b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang

dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta

Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase,

(36)

Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:

a) Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;

b) Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;

c) Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;

d) Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.

3.4 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi,

dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM

Kabupaten/Kota adalah:

a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana

sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase

b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta

Karya.

Hingga saat ini, RTRW Provinsi yang telah memiliki Perda adalah sebagai berikut:

a Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali;

b Perda No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten;

c Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu;

d Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta;

e Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta;

f Perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo;

(37)

h Perda No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah;

i Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur;

j Perda No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung;

k Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat;

l Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur;

m Perda No. 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan;

n Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat.

3.5 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota

Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW

Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai

berikut:

a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut kepentingan:

i. Pertahanan keamanan

ii. Ekonomi

iii. Lingkungan hidup

iv. Sosial budaya

v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:

i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana

sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang harus

diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan

(38)

d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk

bidang Cipta Karya.

3.6. Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten perlu dipriotaskan, karena berisikan arahan

yang memiliki nilai strategis nasional, provinsi maupun kabupaten.

Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasar pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya.Pada pembangunan infrastruktur skala kawasan, pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan

pembangunan dapat terwujud.Tabel 7.1 memaparkan identifikasi arahan RTRW Kabupaten/Kota

untuk Bidang Cipta Karya, Tabel 7.2 memaparkan identifikasi Kawasan Strategis

Kabupaten/Kota (KSK), serta Tabel 7.3 memaparkan identifikasi indikasi program khusus untuk

Bidang Cipta Karya.

Kawasan Strategis Agropolitan Blitar

Wilayah Kabupaten Blitar memiliki beberapa kawasan strategis daerah, terdiri dari : kawasan

strategis ekonomi, kawasan strategis sosial budaya dan kawasan strategis penyelamatan lingkungan

hidup.

A. Kawasan Strategis Ekonomi

(39)

Pengembangan kawasan strategis ekonomi yang ada di wilayah Kabupaten Blitar,

meliputi :

1. Pengembangan Kawasan Industri Peternakan (KINAK) di Desa Kebonsari Kecamatan

Kademangan, Desa Jugo Kecamatan Kesamben, Desa Karangrejo Kecamatan Garum, dan

Desa Poluhan Kecamatan Srengat.

2. Pengembangan pelabuhan di Pantai Serang, Kecamatan Panggungrejo dan Pangkalan

Pendaratan Ikan (PPI) di Pantai Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto.

3. Pengembangan kawasan Agribisnis di Desa Sidorejo Kecamatan Ponggok.

4. Pengembangan kawasan Agropolitan di seluruh Kecamatan Kanigoro

5. Pengembangan kawasan pariwisata di Gunung Kelud dan Candi Penataran

B. Kawasan Strategis Sosial-Kultural

Kawasan strategis sosial budaya yang terdapat di wilayah Kabupaten Blitar, meliputi :

1. Kawasan Candi Penataran, Candi Simping, Candi Pertapaan;

2. Pengembangan wisata ritual larung sesaji di Pantai Tambakrejo dan ritual memandikan gong

Mbah Pradah di Kecamatan Sutojayan

C. Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup

Sedangkan kawasan strategis penyelamatan lingkungan hidup yang ada di wilayah Kabupaten

Blitar terdiri dari :

1.Kawasan pesisir di sepanjang Pantai Selatan Kabupaten Blitar sebagai penyangga kawasan

lindung.

Panjang wilayah pantai Kabupaten Blitar  114,87 Km, yang terdiri dari pantai dengan tebing

yang curam dan terjal serta pantai yang landai. Daerah pesisir wilayah Kabupaten Blitar

berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia, sehingga secara tidak langsung memiliki

arus yang cukup besar. Wilayah Kabupaten Blitar yang berada di daerah pesisir meliputi :  Wilayah Kecamatan Bakung dengan desa pantai yang terdiri dari Desa Bululawang, Desa

(40)

 Wilayah Kecamatan Wonotirto dengan desa pantai yang terdiri dari Desa Kalirenjeng, Desa Tambakrejo, Desa Gununggede dan Desa Ngadipuro.

 Kecamatan Panggungrejo dengan desa pantai yang terdiri dari Desa Serang dan Desa Sumbersih.

 Kecamatan Wates dengan desa pantai yang terdiri dari Desa Tulungrejo, Desa Ringinrejo dan Desa Tugurejo.

Selain itu beberapa daerah pantai di wilayah Kabupaten Blitar merupakan teluk-teluk yang

cukup terlindung, seperti Teluk Ngantren, Teluk Pangi, Teluk Gayasan, Teluk Tambakrejo,

Teluk Bantengmati, Teluk Pudak, Teluk Serang, Teluk Wedannambo, Teluk Jolosutro, Teluk

Gufitmas, Teluk Ngorah dan Teluk Mondangan

2. Kawasan lindung di sekitar Gunung Kelud dan Gunung Kawi.

Analisis Tata Ruang Kawasan Partisipatif

Analisis tata ruang kawasan partisipatif selain memerlukan input data komoditas-komoditas

primer unggulan, juga memerlukan input dari :

1. RRA (Rapid Rural Appraisal), PRA (Participatory Rural Appraisal), dan FGD (Focus Group

Discussion);

2. Data PODES BPS;

3. Peta RTRW Kabupaten

Berdasarkan hasil dari analisis skalogram yang dilakukan pada desa/kelurahan se-Kecamatan

Kanigoro, tingkat perkembangan desa/kelurahan Kecamatan Kanigoro dikelompokkan ke dalam tiga

hierarki wilayah, yaitu:

a. Hierarki I, merupakan wilayah dengan tingkat perkembangan maju. Wilayah ini dicirikan oleh

indeks perkembangan desa/kelurahan paling tinggi dan ditentukan oleh jumlah ketersediaan

sarana dan prasarana yang cukup memadai, terutama sarana pendidikan (bangunan sekolah TK,

SD, SLTP, SLTA), sarana kesehatan (jumlah rumah sakit, puskesmas dan sebagainya), sarana

komunikasi, serta infrastruktur-infrastruktur yang tersedia di masing-masing wilayah. Hanya ada

(41)

desa/kelurahan yang termasuk dalam Hierarki I selain memiliki sarana dan prasarana yang lebih

lengkap daripada Hierarki II dan III, juga mempunyai lokasi daerah di pusat kota dan sekitarnya

dengan pemukiman yang lebih teratur, tingkat kesejahteraan masyarakat lebih tinggi, dan

aksesibilitas ke pusat kota sangat baik.

b. Hierarki II, termasuk wilayah dengan tingkat perkembangan sedang. Pada Hierarki II ditunjukkan

oleh tingkat sarana dan prasarana yang tersedia di wilayah tersebut lebih sedikit dari Hierarki I.

Desa/kelurahan yang termasuk Hierarki II pada umumnya berlokasi agak di pinggir kota dengan

tingkat kehidupan relatif kurang maju dibandingkan dengan desa/kelurahan yang ada pada

Hierarki I. Jumlah desa/kelurahan se-Kecamatan Kanigoro yang masuk Hieraki II sebanyak 6

desa, yaitu Desa Satreyan, Desa Tlogo, Desa Gaprang, Desa Jatinom, Desa Kuningan dan Desa

Papungan.

c. Hierarki III, termasuk wilayah dengan tingkat perkembangan rendah. Pada Hierarki III ditunjukkan

oleh tingkat sarana dan prasarana yang tersedia di wilayah tersebu relatif sangat kurang.

Desa/kelurahan yang termasuk Hierarki III pada umumnya berlokasi di pinggir kota dengan tingkat

kehidupan relatif kurang maju dibandingkan dengan desa/kelurahan yang ada pada Hierarki I dan

II. Jumlah desa/kelurahan se-Kecamatan Kanigoro yang masuk Hierarki III sebanyak 5 desa,

yaitu: Desa Minggirsari, Desa Gogodeso, Desa Karangsono, Desa Banggle dan Desa Sawentar.

Berikut ini nilai indeks perkembangan wilayah (Indeks Perkembangan Desa/IPD) dapat

dilihat pada tabel

Tabel 3.6 Nilai IPD dan Hierarki Desa di Kecamatan Kanigoro

Desa/Kelurahan Indeks Perkembangan

Desa (IPD) Hierarki

Kanigoro 42,201 Hierarki I

Gaprang 23,170 Hierarki II

Papungan 20,168 Hierarki II

Kuningan 19,606 Hierarki II

Satreyan 18,794 Hierarki II

Tlogo 18,790 Hierarki II

Jatinom 17,476 Hierarki II

Karangsono 14,430 Hierarki III

(42)

Minggirsari 13,197 Hierarki III

Banggle 12,328 Hierarki III

Sawentar 11,787 Hierarki III

Sumber : Data diolah, 2013

Analisis Dukungan Ketersediaan Infrastruktur

A. Prasarana Jalan

Dalam Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Transportasi Darat pada Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Blitar 2012 telah diuraikan tentang Rencana Sistem Jaringan Jalan

yang meliputi : rencana jaringan jalan nasional, rencana jaringan jalan provinsi dan rencana jaringan

jalan kabupaten. Dalam rencana jaringan jalan kabupaten, jalan lokal primer meliputi :

a. Jalan penghubung antar ibukota kecamatan di Kabupaten Blitar;

b. Jalan menuju wisata Gunung Kelud melalui Garum, Nglegok, Gandusari;

c. Pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan antara Wlingi – Krisik arah Selorejo

(Kabupaten Malang) ;

d. Pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan antara Kesamben – Binangun – Wates

arah Pantai Jolosutro dan arah ke Kecamatan Donomulyo (Kabupaten Malang) ;

e. Pengembangan jalan strategis Kabupaten yang menghubungkan : Ruas Jalan Kanigoro -

Selopuro - Kesamben ; Ruas Jalan Kawedusan - Ponggok - Sidorejo - Bts. Kabupaten Kediri ;

Ruas Jalan Kademangan - Suruhwadang - Gawang / Wonotirto - Pantai Tambakrejo; Batas Kota Blitar - Kanigoro – Sutojayan – Panggungrejo - Pantai Serang;

f. Peningkatan jaringan jalan lingkar berupa pelebaran jalan meliputi:

1). Jalan lingkar Kanigoro Utara meliputi ruas Tlogo – Banggle, Ruas Banggle - Sawentar, Ruas Sawentar – Sombong;

2). Jalan lingkar Kanigoro Selatan meliputi ruas Sombong – Santrean, Ruas Santrean – Karangsono, Ruas Karangsono – Gogodesa, Ruas Gogodesa – Jatinom, Ruas Jatinom – Minggirsari;

Gambar

Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini akan dibandingkan aplikasi dari metode Lagrange dan Constriction Factor Particle Swarm Optimization (CFPSO) untuk mendapatkan biaya pembangkitan yang

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang nyata antara variabel jarak tempat tinggal penyuluh dengan tempat bertugas, pengalaman, pendapatan,

Sebaliknya penggunaan strain U318 sebagai kultur tunggal dalam produksi urutan memperlihatkan pertumbuhan BAL yang lebih baik dengan kondisi BAL yang lebih stabil dibandingkan

Ratu di Sukabumi Terpopuler Pantai Selong Belanak Lombok, Wisata Bahari Penuh Kedamaian Pada tabel diatas ditunjukkan terdapat banyak artikel tidak relevan yang berada

Berdasarkan pada tabel 2 dapat diketahui setidaknya ada 9 bagian dari kultur madrasah yang dijadikan sarana dalam pengembangan nilai-nilai keberagaman, antara lain

Evaluasi Kontaminasi Logam Di Sedimen Dari Waduk Saguling Dengan Menggunakan Konsep Triad: Sebuah Pendekatan Dalam Pengelolaan Waduk.. Dibimbing oleh ETTY RIANI dan

Pada penelitian sebelumnya telah dibuat sistem penyiraman otomatis dengan menggunakan algoritma fuzzy dan prakiraan cuaca dengan menggunakan Weather Service Provider (WSP),

Berdasarkan efek fototermal, fotoablasi dan produksi plasma dari paparan laser Nd:YAG Q-Switch yang dikaji pada penelitian ini, dan untuk pengembangan lanjutan ke depan diharapkan