DI DESA MANTRIANOM, KECAMATAN BAWANG,
KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2005
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Saraja (S.Pd.I)
Dalam Ilmu Tarbiyah
O leh:
SIT I SANGADAH NIM : 111 01 035
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
▸ Baca selengkapnya: harapan orang tua menyekolahkan anak di sekolah islam terpadu
(2)N O T A PEM BIM BING
Assalam u’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : SIT I SA N G A D A H
NIM : 111 01 035
Jurusan/program Studi : T arbiyah/P endidikan A gam Islam
Wcbsilc \ \ s \ \ \ sJ.nnsiiliiligii atid B-imiil; .KlmiiiisImsItr/isl.iiii^iInli^i iicuJ
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudari : SM I SANGADAH dengan Nomor Induk Mahasiswa :
111 01 035 yang berjudul : “ PENGARUH KENAIKAN BIAYA
PENDIDIKAN TER H A D A P M INAT ORANG TUA M EN Y EK O LA H K A N A N A K D i DESA M A N TR IA N O M , K ECAM ATAN BAW ANG,
K ABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2005”. Telah dimunaqasahkan
dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga pada hari : Sabtu, 05 A gustus 2006 M yang bertepatan dengan
tanggal 11 Rajab 1427 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
05 Agustus 2006 M S a la tig a ,---11 Rajab 1427 H
Panitia Ujian
Drs. M asvkur M inan. M.A Dra. Nur Hasanah
NIP. 150 182 685 N I P '150 268 213
bimbing
NIP. 150 170 134
ORANG TUA YANG BIJAK ADALAH ORANG TUA YANG
MEMBERIKAN PENDIDIKAN PADA ANAKNYA
ANAK YANG BERBAKTI ADALAH ANAK YANG MAU
BELAJAR UNTUK DIRINYA, ORANG TUANYA,
AGAMANYA, BANGSA DAN NEGARANYA
Skripsi
ini
penndis
pcrsemGaGtjan untutj:
1. Suam i, d a p a ti d a n JGu y a n g
ta ta k memGeri do ro ngan Gai%
m ori t d a n m ateriil!, tid a % a d a
u n g k a p a n tja ta y a n g Gisa
medn^is^an Getapa Gesar ja s a
y a n g m etana Garitkan.
2. A n a^ tjn
tercinta
(A n ra d ita
D a m a r A d tiztia ).
3. Tem an-tem an seperjuangan.
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan kasih sayang dan
kemurahan-N y a, penulis akhirnya dapat menyelesaikan tugas skripsi ini. Hanya
kepada-Nyalah kita memohon, berserah diri dan mengucap syukur. Sholawat dan
salam semoga tetatp tercurah kepada pelita umat, Nabi besar Muhammad SAW
berserta dengan keluarganya, sahabat, dan para pengikutnya.
Dalam menulis skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak
mengalami kesulitan dan kekurangan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dengan rasa hormat dan rendah hati sedalam-dalamnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhorm at:
1. Drs. Imam Sutomo, M. Ag., selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Drs. H. M. Banany selaku pembimbing dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Mislam Ariyanto, selaku Kepala Desa Mantrianom.
4. Segenap staff serta para dosen STAIN Salatiga.
5. Suami, ayah dan bunda yang telah memberi kekuatan do’a serta dorongan
baik lahir maupun batin.
6. Anakku tercinta yang telah memberi dorongan sehingga terselesaikannya studi
ini.
7. Teman-teman PAI angkatan 2001.
membantu kelancaran penulisan skripsi inik mendapatkan balasan yang lebih dari
Allah SWT. Jazakumullah Khairan Katsira. Amin
Akhirnya, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Salatiga, Juli 2006
Penulis,
HALAMAN JU D U L ... i
BAB II LANDASAN TEORI A. Kenaikan Biaya P endidikan... 12
1. Pengertian Kenaikan Biaya Pendidikan ... 12
2. Konsep Biaya Pendidikan / Macam-macam Biaya Pendidikan ... 12
3. Ruang Lingkup Biaya Pendidikan ... 16
4. Tanggung Jawab Pembiayaan Pendidikan ... 19
5. Konsep Biaya Pendidikan... 20
B. Minat Orang Tua Menyekolahkan Anak ... 23
1. Pengertian Minat ... 23
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat ... 24
4. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan A n a k ... 26
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Kondisi O byektif Desa Mantrianom ... 31
1. Keadaan Desa Mantrianom ... 31
2. Situasi dan Kondisi Ekonomi ... 34
3. Sarana Fisik ... 35
4. Jumlah Penduduk Menurut Pemeluk Agama ... 36
5. Keadaan P end u d u k ... 37
6. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa M antrianom ... 38
32
PENDUDUK DESA MANTRIANOM KELOMPOK
UMUR DAN JENIS K E L A M IN ...
MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA
MANTRIANOM ...
SARANA FISIK DESA MANTRIANOM ...
BANYAKNYA PENDUDUK PEMELUK AGAMA DI
DESA MANTRIANOM ...
JUMLAH PENDUDUK DESA MANTRIANOM...
DATA TENTANG KENAIKAN BIAYA PENDIDIKAN
DI DESA M AN TRIA NO M ...
DATA TENTANG MINAT ORANG TUA
MENYEKOLAHKAN ANAK DI DESA MANTRIANOM.
TABEL ANGKET KENAIKAN BIAYA
PEN D ID IK A N ...
FREKUENSI PROSENTASE KENAIKAN BIAYA
PEN D ID IK A N ...
TABEL ANGKET MINAT ORANG TUA
MENYEKOLAHKAN A N A K ...
FREKUENSI PROSENTASE MINAT ORANG TUA
MENYEKOLAHKAN A N A K ...
KOEFISIEN KORELASI ANTARA KENAIKAN BIAYA
PENDIDIKAN TERHADAP MINAT ORANG TUA
MENYEKOLAHKAN ANAK...
A. Latar Belakang M asalah
Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh
pertumbuhan ekonomi suatu negara / bangsa. Hal ini bukan saja karena
pendidikan akan berpengaruh terhadap fertilitas masyarakat. Oleh karena itu,
tidaklah heran apabila negara yang memiliki penduduk dengan tingkat
pendidikan yang tinggi akan mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang
pesat.1 Kenyatannya dapat kita lihat sekarang, bangsa kita sedang dilanda
krisis moneter, semua harga-harga naik, begitu juga dengan barang dan juga
kenaikan di bidang pendidikan sangat dirasakan oleh rakyat kecil pada
umumnya. Di samping itu, pemerintah juga mengupayakan kenaikan anggaran
belanja di bidang pendidikan sebesar 20 persen. Hal ini sangat berpengaruh
terhadap minat orang tua yang akan menyekolahkan anak-anak -mereka.
Apalagi bagi orang tua yang berasal dari keluarga yang kurang mampu,
mereka sangat keberatan dengan dinaikkannya biasa pendidikan. Mereka
ingin sekali menyekolahkan anak-anak mereka, karena menurut mereka anak-
anaknya harus mendapat pendidikan yang layak.
1 Nanang Fattah. E konom i I dan Pembiayaan Pendidikan. PT. Remaia Rosda Karva Bandung, him. 77.
Sementara itu, pendidikan nasional kita selalu dihadapkan pada
masalah kualitas dan kuantitas. Masalah kualitas terdesak oleh pemikiran
kuantitas, terlebih pada masa krisis ekonomi dimana daya dukung ekonomi
keluarga semakin melemah yang mengakibatkan banyak usia sekolah yang
tidak dapat melanjutkan sekolah mereka, meningkatnya putus sekolah,
melemahnya kemampuan menyekolahkan anak sebagai dampak kenaikan
biaya pendidikan. Seperti telah disinggung di atas, dengan turunnya nilai tukar
rupiah US dolar menimbulkan kenaikan harga barang dan jasa, termasuk
bahan-bahan atau alat-alat yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar.
Selain itu, bangsa ini mau tidak mau harus melakukan perbaikan dan
pembaharuan di segala sektor yang berkaitan dengan bidang pendidikan. Jadi,
dengan adanya kenaikan biaya pendidikan sangat mempengaruhi minat orang
tua yang akan menyekolahkan anak-anak mereka.
Dengan adanya kenaikan biaya pendidikan dan dampak yang
ditimbulkan dari kenaikan biaya pendidikan tersebut, maka penulis
mengadakan penelitian dengan judul "Pengaruh Kenaikan Biaya Pendidikan
Terhadap Minat Orang Tua Menyekolahkan Anak di Desa Mantrianom,
Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara Tahun 2005".
B. R um usan M asalah
Sebagai basic question atau pokok permasalahan dalam penelitian ini
1. Bagaimana tingkat kenaikan biaya pendidikan di sekolah ?
2. Bagaimanakah variasi minat orang tua menyekolahkan anak pada
masyarakat Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang, Kabupaten
Banjarnegara ?
3. Adakah pengaruh kenaikan biaya pendidikan terhadap minat orang tua
menyekolahkan anak pada masyarakat Desa Mantrianom, Kecamatan
Bawang, Kabupaten Banjarnegara ?
C. Tujuan Penelitian
Sebagai konsekuensi dari permasalahan pokok, maka tujuan penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut ini :
1. Untuk mengetahui tingkat kenaikan biaya pendidikan di sekolah.
2. Untuk mengetahui variasi minat orang tua menyekolahkan anak pada
masyarakat Desa Mantrianom, Kecamatan Bawang, Kabupaten
Banjarnegara.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kenaikan biaya pendidikan terhadap
minat orang tua menyekolahkan anak pada masyarakat Desa Mantrianom,
Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara.
D. M anfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat. Manfaat tersebut
adalah dengan adanya penelitian ini diharapkan ada kebijakan dari pemerintah
Diharapkan ada sumbangan dana bagi orang tua yang kurang mampu
dalam menyekolahkan anak mereka.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.
Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar, atau
mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika
fakta-fakta membenarkan.2 3
Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis
adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian,
yang mungkin benar atau mungkin salah. Hipotesis ini akan diterima jika
benar dan ditolak jika salah. Maka hipotesis yang dikemukakan adalah :
"Ada pengaruh dari kenaikan biaya pendidikan terhadap minat orang
tua menyekolahkan anak". Dengan kata lain "Semakin naik biaya pendidikan,
semakin sedikit orang tua menyekolahkan anak".
tua yang berasal dari keluarga yang kurang mampu yang ingin
menyekolahkan anak mereka.
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, E disi Revisi,
Rineka Cipta, Jakarta, 1999, him. 67.
F. M etode Penelitian
Agar didapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu ada
metode yang tepat, yaitu :
1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.4 Adapun yang yang
menjadi populasi penelitian adalah seluruh kepala keluarga di Desa
Mantrianon yang berjumlah 1003 kepala keluarga. Sedangkan sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.5 Adapun sampel dalam
penelitian ini adalah keseluruhan jumlah populasi, sehingga jumlah
sampel sebesar 103 kepala keluarga,
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa populasi yang jumlahnya
besar (lebih dari 100) dapat diambil sebesar 10 - 15 % atau 20 - 25 %.
Sedangkan populasi kurang dari 100, besar sampel adalah keseluruhan
populasi.6
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang
berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata judul
4 Suharsimi Arikunto. o p .cit, him. 115.
Sutrisno Hadi, M etodologi Research II, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta, him. 136.
penelitian ini, perlu penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata
yang menjadi variabel penelitian.
Istilah yang perlu penuiis jelaskan adalah sebagaimana berikut
in i:
a. Pengaruh
Yang dimaksud dengan pengaruh adalah yang ada atau yang
timbul dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa atau
yang berkuatan gaib (dsb). Yang dimaksud dengan kata "pengaruh"
disini adalah adanya kekuatan atau daya atau akibat dari kondisi
kenaikan biaya pendidikan terhadap minat orang tua menyekolahkan
anaknya.
b. Kenaikan
Yang dimaksud kenaikan adalah perihal naik (pangkat, gaji,
o
dan sebagainya). Dengan demikian maksud kongkret dari kata ini
adalah perihal naik dalam bidang pendidikan.
c. Biaya Pendidikan
Yang dimaksud biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk
mengadakan (mendirikan, melakukan).9 Dengan demikian maksudnya
adalah uang yang dikeluarkan untuk membiayai dalam bidang
pendidikan.
'W.J.S. Poerwadarminta, K am us Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka. Jakarta. 1992. him. 731.
Minat yaitu kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu,
gairah, keinginan.10
Orang tua Yaitu ayah dan ibu kandung.11 Adapun orang tua
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tidak sebatas ibu kandung
saja, tetapi juga orang tua yang telah mengasuhnya sejak kecil
meskipun bukan ibu kandungnya.
Menyekolahkan berasal dari kata sekolah, yang berarti
menuntut kepandaian (ilmu pengetahuan, pelajaran, pengajaran).12
Berdasarkan pengertian tersebut maka minat orang tua
menyekolahkan anak adalah kecenderungan atau gairah orang tua
berusaha supaya anaknya menjadi orang yang berilmu pengetahuan
melalui pendidikan sekolah formal.
1) Kenaikan Biaya Pendidikan
Untuk mengetahui adanya kenaikan biaya pendidikan,
ditentukan indikator berikut ini :
Meningkatnya uang SPP
Meningkatnya harga peralatan sekolah
- Naiknya biaya transportasi d. Minat orang tua menyekolahkan anak
10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kam us Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993. him. 583.
Untuk mengukur adanya minat orang tua menyekolahkan
anak ditentukan indikator berikut in i:
Memberi dorongan masuk sekolah
Memberi fasilitas belajar / sekolah
Mendampingi belajar
- Menciptakan suasana belajar tenang
Memberi hadiah jika anak-anak berprestasi
Memantau aktivitas anak di sekolah
- Memperhatikan anak jika ada masalah.13
G. M etode Pengum pulan Data
Untuk mengumpulkan data baik kenaikan biaya pendidikan maupun
minat orang tua menyekolahkan anak, maka penulis menggunakan teknik
pengumpulan yang bersifat pokok dan teknik bantu,
a. Teknik Angket
Teknik angket sering disebut dengan interview tak langsung,
karena tidak mengharuskan peneliti berhadapan langsung dengan
responden. Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data
mengenai minat orang tua menyekolahkan anak, dengan responden orang
tua / warga desa Mantrianom Banjarnegara.
2) Minat Orang Tua Menyekolahkan Anak
b. Teknik Observasi
Sebagai teknik ilmiah, observasi sering diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang
diselidiki.14 Teknik observasi ini penulis gunakan untuk mengumpulkan
data tentang kenaikan biaya pendidikan. Teknik observasi ini
menggunakan jenis tidak langsung dengan alat rating scale, yaitu suatu
daftar yang diisi oleh responden / warga yang mewakili desanya. Dengan
demikian diharapkan perolehan datanya akan lebih akurat dan valid.
c. Wawancara
Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara tanya
jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada
tujuan penyelidikan.15 M etode ini digunakan sebagai alat bantu dalam
memperoleh data tentang kenaikan biaya pen dan minat orang tua
menyekolahkan anak.
H. Analisis Data
1. Analisis Pendahuluan
Analisis ini untuk menghitung skor masing-masing variabel secara
terpisah, sehingga diketahui ciri masing-masing variabel penelitian.
Analisis ini menggunakan rumus prosentase sebagai b erik u t: * 13
u Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1987. him. 137.
? = — *100% A'
Keterangan :
P : Prosentase perolehan
F : Frekuensi
N : Jumlah total responden
2. Analisis Lanjutan
Analisis ini untuk mengetahui pengaruh kenaikan biaya
pendidikan terhadap minat orang tua menyekolahkan anak.
Analisis ini menggunakan teknik statistik korelasi product moment
dengan menggunakan rumus :
7VZry-(Zx)(Zy)
9 2 - ( £ r ):2 p z y 2 - (Z y )2} 16
Keterangan :
rXT : Koefisien korelasi antara x dan y
N : Jumlah responden
Z x : Nilai hasil variabel kenaikan biaya pendidikan
Z y : Nilai hasil variabel minat orang tua menyekolahkan anak
Z xy : Jumlah hasil perkalian skor x dan skor y.17
I b id , him. 163.
I. Sistem atika Penulisan Skripsi
Skripsi ini disusun dalam lima bab, yang secara sistematis dapat
dijelaskan sebagai b erik u t:
B a b i Pendahuluan
Pada bab pendahuluan ini berisi tentang Latar Belakang Masalah,
Penegasan Istilah, Pokok Masalah, Anggapan Dasar dan Hipotesis,
Tujuan Penelitian, Metodologi serta Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II Landasan Teori
Pada bab Landasan Teori ini diuraikan berbagai pembahasan teori
yang menjadi landasan teoritik penelitian, khususnya berkaitan
dengan variabel penelitian, yaitu teori-teori mengenai kenaikan
biaya pendidikan dan minat orang tua menyekolahkan anak.
Bab III Laporan Hasil Penelitian
Pada bab ini dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan
dengan variabel penelitian, yaitu data mengenai kenaikan biaya
pendidikan serta minat orang tua menyekolahkan anak, dengan
responden para warga di Desa Mantrianom Banjarnegara.
Disamping laporan mengenai variabel penelitian, juga dilaporkan
beberapa hal mengenai keadaan desa yang dijadikan tempat
penelitian.
Bab IV Analisis Data
Bab V Penutup
Mengakhiri penulisan skripsi, pada bab kelima akan diuraikan
mengenai kesimpulan akhir dari penelitian, saran-saran yang
A . K enaikan Biaya Pendidikan
1. Pengertian Kenaikan Biaya Pendidikan
Kenaikan yaitu perihal naik (pangkat, gaji, dan sebagainya).1 Yang
dimaksud dalam pembahasan ini adalah perihal naik dalam bidang
pendidikan. Biaya yaitu uang yang dikeluarkan untuk mengadakan
(mendirikan, melakukan).2 3 Yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah
uang yang dikeluarkan untuk mengadakan atau membiayai dalam bidang
pendidikan. Pendidikan yaitu perbuatan (hal, cara) mendidik/
Berdasarkan pengrtian di atas maka kanikan biaya pendidikan
adalah naiknya uang yang dikeluarkan untuk mendidik. Maksudnya
adalah seiring berjalannya waktu biaya pendidikan selalu mengalami
kenaikan.
2. Konsep Biaya Pendidikan / M acam-macam Biaya Pendidikan
Pada umumnya, pendidikan diakui sebagai suatu investasi sumber
daya manusia. Pendidikan memberikan sumbangan terhadap
pembangunan sosial ekonomi melalui meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan, kecakapan, sikap dan produktivitas. Namun demikian, untuk
meningkatkan mutu pendidikan diperlukan adanya manusia yang cerdas
1 W.J.S. Poerwadamiinta. K am us Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka. Jakarta, 1992. him. 669.
2 Ib'uL, him. 137. 3 Ib id , him. 206.
dan di samping itu juga diperlukan biaya yang cukup banyak. Tanpa ada
biaya dalam pendidikan, pendidikan tersebut sulit untuk berkembang.
Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan
biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan
kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran sarana belajar,
biaya transportasi, gaji guru yang dikelarkan oleh pemerintah, orang tua
maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa keuntungan
yang hilang (earning forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang
hilang (opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa sebelum belajar.4
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu
sama lain, yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Anggaran penerimaan adalah
pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber
resmi dan diterima secara teratur. Untuk sekolah dasar negeri, umumnya
memiliki sumber-sumber anggaran penerimaan yang terdiri dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat sekitar, orang tua murid
dan sumber lain. Sedangkan anggaran dasar pengeluaran adalah jum lah
uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan
pendidikan dari sekolah. Belanja sekolah sangat ditentukan oleh
komponen-komponen yang jumlah dan proporsinya bervariasi diantara
sekolah yang satu dan daerah yang lainnya, serta dari waktu ke waktu.
Berdasarkan pendekatan unsur biaya (ingredient approach), pengeluaran
sekolah dapat dikategorikan ke dalam beberapa ietm pengeluaran, yaitu :
a. Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran.
b. Pengeluaran untuk tata usaha sekolah.
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.
d. Kesejahteraan pegawai.
e. Administrasi.
f. Pembinaan teknis educative, dan
g. Pendataan.5
Perhitungan biaya dalam pendidikan akan ditentukan oleh unsur-
unsur tersebut yang didasarkan pula pada perhitungan biaya nyata {the real
cost) sesuai dengan kegiatan menurut jenis dan volumenya. Dalam konsep
pembiayaan pendidikan dasar ada dua hal penting yang perlu dikaji atau
dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan {total cost) dan biaya
satuan per siswa {unit cost). Biaya satuan di tingkat sekolah merupakan
aggregate biaya pendidikan tingkat sekolah, baik yang bersumber dari
pemerintah, orang tua dan masyarakat yang dikeluarkan untuk
penyelenggaraan pendidikan dalam satu tahun pelajaran. Biaya satuan per
murid merupakan ukuran yang menggambarkan seberapa besar uang yang
dialokasikan ke sekolah-sekolah secara efektif untuk kepentingan murid
dalam menempuh pendidikan. Oleh karena biaya satuan ini diperoleh
dengan memperhitungkan jumlah murid pada masing-masing sekolah,
maka ukuran biaya satuan dianggap standar dan dapat dibandingkan antara
sekolah satu dengan sekolah lainnya. Analisis mengenai biaya satuan
dalam kaitannya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya dapat
dilakukan dengan menggunakan sekolah sebagai unit analisis. Dengan
menganalisis biaya satuan memungkinkan untuk mengetahui efisien dalam
penggunaan sumber-sumber di sekolah. Keuntungan dari inveastasi
pendidikan, dan pemerataan pengeluaran masyarakat, pemerintah untuk
pendidikan. Di samping itu juga dapat menilai bagaimana alternatif
kebijakan dalam upaya perbaikan atau peningkatan sistem pendidikan.
3. Ruang Lingkup Biaya Pendidikan
Rendahnya anggaran pendidikan yang sebagian besar (92,35 %)
mengandalkan pemerintah mengakibatkan besarnya biaya satuan
pendidikan per siswa (unit cost) menjadi sangat rendah.6 Biaya-biaya
pendidikan yang dibelanjakan oleh murid atau orang tua / keluarga dan
biaya kesempatan pendidikan dalam penelitian ini tidak termasuk dalam
pengertian biaya pendidikan yang sifatnya non bugetain. Pengertian
pembiayaan pendidikan yang bersifat budgetain yaitu biaya pendidikan
yang diperoleh dan dibelanjakan oleh sekolah sebagai suatu lembaga.
Artinya, biaya-biaya pendidikan yang bersifat budgetair dan non
budgedtair termasuk dalam pengertian biaat pendidikan dalam arti yang
luas.
Pendidikan dapat diartikan secara luas, dan merupakan suatu
proses pembelajaran yang dapat dilakukan di mana saja. Pendidikan terdiri
dari pendidikan formal dan non formal. Pendidikan non formal sudah
dilakukan sejak manusia lahir. Pembelajaran sejak lahir juga merupakan
pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,
pendidikan tinggi, dan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah.
Baiay-biaya pendidikan yang bersifat budgedtair dan non
budgedtair adalah diperoleh dan dibelanjakan oleh sekolah sebagai suatu
lembaga. Tetapi dalam hal ini yang ditekankan adalah biaya yang
dikeluarkan oleh orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
Biaya pendidikan dalam hal ini adalah mengikuti kemampuan dari orang
tua bukan ketetapan dari pemerintah. Sekarang kita dapat melihat
kenyataannya bahwa banyak orang tua yang tidak jadi menyekolahkan
anak mereka karena mengingat biayayanya sangat banyak. Pemerintah
juga harus dapat melihat kemampuan para orang tua yang akan
menyekolahkan anak mereka. Dengan demikian perlu adanya kerja sama
dari semua pihak yang berkaitan dengan pembiayaan pendidikan agar
orang tua tetap mampu menyekolahkan anak mereka.
Peningkatan peran serta masyarakat dunia usaha dalam
penyelenggaraan pendidikan, antara lain dengan mengembangkan
mekanisme kerja sama saling menguntungkan bagi peserta didik, lembaga
pendidikan masyarakat dan dunia usaha. Kelompok masyarakat mampu
membiayai pendidikan. Sementara itu, bagi masyarakat yang tidak
mampu perlu didorong untuk memberi sumbangan yang lebih besar dalam
membaiayai pendidikan. Sementara itu, bagi masyarakat yang tidak
mampu disediakan bantuan, baik langsung maupun tidak langsung demi
pemusatan dan keadilan pendidikan dunia usaha didorong untuk memberi
bantuan beasiswa, tenaga, fasilitas praktik dan penelitian.7
Sementara itu, kalau kita melihat kebutuhan biaya untuk
peningkatan mutu pendidikan, kebutuhannya sangatlah besar. Misalnya
untuk biata penyelenggaraan proses belajar mengajar dijumlah ideal yang
diperlukan baru mencapai rata-rata 22 %, keadaan ini menuntut peran
peserta yang lebih besar dari masyarakat / dunia usaha dalam pembiayaan
pendidikan. Namun demikian, dengan adanya krisis ekonomi dan moneter,
tingkat kesejahteraan masyarakat atas pendapatan perkapita riil turun.
Menurunnya tingkat penghasilan masyarakat tersebut diperparah dengan
meningkatnya jumlah pengangguran. Di lain pihak, keadaan ini
mengakibatkan biaya produksi meningkat dan biaya penyelenggaraan
s pendidikan menjadi semakin mahal.
Turunnya nilai tukar rupiah terhadap US dolar menimbulkan
kenaikan harga barang dan jasa, termasuk bahan-bahan yang diperlukan
untuk kegiatan proses belajar mengajar. Pengadaan sarana pendidikan, jasa
penataran dilaksanakan dengan harga satuan yang tinggi. Kenaikan harga
tersebut telah menyebabkan nilai riil alokasi dana yang diterima dari
APBN dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya. Dengan demikian,
hal tersebut berdampak terhadap mutu pendidikan. Dengan adanya krisis
ekonomi yang mengakibatkan kenaikan biaya pendidikan sehingga banyak
usia sekolah tidak dapat melanjutkan sekolah,, meningkatnya putus
sekolah, melemahnya kemampuan menyekolahkan sebagai dampak krisis
ekonomi yang berkepanjangan.
4. Tanggung Jawab Pembiayaan Pendidikan
Pendidikan di Indonesia berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.
Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat dan pemerintah.
Pelaksanaan program-program pendidikan pada dasarnya dibiayai
dengan anggaran rutin, Dana Penunjang Pendidikan (DPP), dan anggaran
pembangunan. Di samping itu terdapat pula dana lainnya seperti bantuan
antara pinjaman dari luar negeri, bantuan dari pemerintah daerah dan juga
bantuan dari masyarakat.
Tanggung jawab keluarga dalam bidang pendidikan diwujudkan
dalam bentuk Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang disetor ke
kas negara, pengalokasiannya kembali oleh pemerintah ke sekolah atau
lembaga pendidikan melalui Dana Penunjang Pendidikan (DPP). Dana
tersebut merupakan dana penunjang anggaran rutin yang pada dasarnya
diperuntukkan bagi pembiayaan kegiatan penyelenggaraan dan pembinaan
Pada tingkat pendidikan dasar, SPP sudah dihapus dan diganti dengan
subsidi / bantuan. Sekarang, bangsa Indonesia sedang dilanda krisis
moneter sehingga pemerintah harus menaikkan biaya pendidikan atau
uang SPP.
5. Konsep Biaya Pendidikan
Biaya dalam pendidikan meliputi biaya langsung {direct cost) dan
biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung terdiri dari biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan
kegiatan belaajr siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar,
biaya transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang
tua, maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tidak langsung berupa
keuntungan uang hilang (earning fordone) dalam bentuk biaya kesempatan
yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa selama
belajar.9
Biaya-biaya pendidikan yang dibelanjakan oleh murid, atau orang
tua / keluarga dan biaya kesempatan pendidikan dalam penelitian ini tidak
termasuk dalam pengertian biaya pendidikan yang sifatnya non budgetair.
Pengertian pembiayaan pendidikan yang bersifat budgetair yaitu biaya
pendidikan yang diperoleh dan dibelanjakan oleh sekolah sebagai suatu
lembaga. Artinya biaya-biaya pendidikan yang bersifat budgetair dan non
budgetair termasuk dalam pengertian biaya pendidikan dalam arti yang
luas.
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu
sama lain, yaitu sisi anggaran pemerintah dan anggaran pengeluaran untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Anggaran pemerintah adalah
pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber
resmi dan diterima secara teratur. Sedangkan anggaran dasar pengeluaran
adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan
pelaksanaan pendidikan di sekolah. Belanja sekolah sangat ditentukan oleh
komponen-komponen yang jumlah dan proporsinya bervariasi diantara
sekolah yang satu dan daerah yang lainnya, serta dari waktu ke waktu.
Berdasarkan pendekatan unsur biaya {ingredient approach), pengeluaran
sekolah dapat dikategorikan ke dalam beberapa item pengeluaran, yaitu
sebagai berikut :10
a. Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran
b. Pengeluaran untuk tata usaha sekolah
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
d. Kesejahteraan pegawai
e. Administrasi
f. Pembinaan teknis educative, dan
g. Pendataan
Perhitungan biaya dalam pendidikan akan ditentukan oleh unsur-
unsur tersebut yang didasarkan pula pada perhitungan biaya nyata {the real
cost) sesuai dengan kegiatan menurut jenis dan volumenya. Biaya satuan
di tingkat sekolah merupakan aggregate biaya pendidikan tingkat sekolah,
baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua dan masyarakat yang
dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan dalam suatu tahun
pelajaran. Biaya satuan per murid merupakan ukuran yang
menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan ke sekolah-
sekolah secara efektif untuk kepentingan murid dalam memperhitungkan
jumlah murid pada masing-masing sekolah, maka ukuran biaya satuan
dianggap standar dan dapat dibandingkan antara sekolah satu dengan
sekolah lainnya.
Sementara itu, kalau kita melihat kebutuhan biaya untuk
peningkatan mutu pendidikan, kebutuhannya sangatlah besar. Misalnya
untuk biaya penyelenggaraan proses belajar mengajar di jumlah ideal yang
diperlukan baru mencapai rata-rata 20 persen. Keadaan ini menuntut peran
peserta yang lebih besar dari masyarakat atau dunia usaha dalam
pembiayaan pendidikan. Namun demikian, dengan adanya krisis ekonomi
dan moneter, tingkat kesejahteraan masyarakat atas pendapatan perkapita
riil turun. Menurunnya tingkat penghasilan masyarakat tersebut diperparah
dengan jumlah pengangguran.
Di lain pihak, keadaan ini mengakibatkan biaya produksi
meningkat dan biaya penyelenggaraan pendidikan menjadi semakin mahal.
Selain itu, turunnya nilai tukar rupiah terhadap US dolar menimbulkan
kenaikan harga barang dan jasa, termasuk bahan-bahan yang diperlukan
penataran dilaksanakan dengan harga satuan yang tinggi. Kenaikan harga
tersebut telah menyebabkan nilai riil alokasi dana yang diterima dari
APBN menurut dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya. Dengan
demikian, hal tersebut berdampak terhadap mutu pendidikan. Dengan
adanya krisis ekonomi yang mengakibatkan kenaikan biaya pendidikan
sehingga banyak usia sekolah tidak dapat melanjutkan sekolah,
meningkatnya putus sekolah, melemahnya kemampuan menyekolahkan
sebagai dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan dapat kita pahami
karena struktur pengeluaran sebagian besar adalah untuk kehidupan
primer.
B. M inat O rang Tua M enyekolahkan Anak
1. Pengertian Minat
Minat yaitu kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu,
gairah, keinginan. Orang tua yaitu ayah dan ibu kandung. Orang tua
yang dimaksud dalam pembahasan ini tidak sebatas ibu kandung saja,
tetapi juga orang tua yang telah mengasuhnya sejak kecil meskipun bukan
ibu kandungnya. Menyekolahkan berasal dari kata sekolah yang berarti
usaha menuntut kepandaian (ilmu pengetahuan), pelajaran, pengajaran.11 12 13
11 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Jakarta, 1993, lilin. 5S3.
Berdasarkan pengertian tersebut maka minat orang tua
menyekolahkan anak adalah kecenderungan atau gairah orang tua
berusaha supaya anaknya menjadi orang yang berilmu pengetahuan
melalui pendidikan sekolah formal.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Proses tumbuhnya minat dimulai sejak seseorang dilahirkan dan
berlangsung terus menerus sampai akhir hayatnya. Perbedaan pengalaman
manusia terbentuk dalam susunan psikis dan susunan psikis yang memberi
kesenangan dan daya guna dan tumbuh menjadi pola dari suatu minat.
Minat apapun yang didapat seseorang selama masa kanak-kanak dan masa
remaja akan dibawa olehnya selama masa hidupnya.
Menurut Dahrm Vir, telah ditemukan fakta bahwa pada orang yang
berbeda tipe, terdapat minat yang tidak sama pula.14
Kesamaan dalam minat manusia lebih banyak dari pada varian
dalam minat manusia tersebut. Adapun faktor yang mempengarui
perbedaan minat antara individu yang satu dengan yang lainnya menurut
Darhm Vir adalah karena manusia melakukan penyesuaian secara berbeda.
Ia mengatakan “minat bersama manusia lainnya ’.15
Adapun faktor dominan yang dapat mempengaruhi minat
seseorang adalah karena kebutuhan seseorang terhadap sesuatu. Tingkat
kebutuhan seseorang sangat mempengaruhi minat yang bersangkutan, baik
kebutuhan-kebutuhan yang bersifat fisik maupun psikis.
14 Dahrm Vir, Psikologi Orang Dewasa dan M etode Pendidikan., Departemen Koperasi, ikarta. 1985. him. 11
Menurut Morgan, kebutuhan manusia antara lain terdiri dari
sebagai b erik u t:
a. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu aktifitas
b. Kebutuhan untuk menyenangkan hati orang lain
c. Kebutuhan mencapai hasil, dan
d. Kebutuhan mengatasi kesulitan.16
Tingkat kebutuhan dan variasi kebutuhan manusia yang
bermacam-macam dengan volume yang berbeda menimbulkan minat-
minat yang bermacam-macam pula.
3. Upaya yang Dilakukan untuk Mendukung Minat Orang Tua
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu
gairah dan keinginan. Proses tumbuhnya minat dimulai sejak seseorang
dilahirkan dan berlangsung terus menerus sampai akhir hayatnya. Dalam
hal ini, berhubungan dengan minat orang tua yang afon menyekolahkan
anak mereka. Minat orang tua menyekolahkan anak adalah kecenderungan
atau gairah orang tua berusaha supaya anaknya menjadi orang yang
berilmu pengetahuan melalui pendidikan formal.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung minat orang tua
adalah sebagai berikut :
a. Setiap orang tua diberi sebuah gambaran akan arti pentingnya
pendidikan bagi anak mereka, agar anak tersebut menjadi anak yang
cerdas dan mempunyai pengetahuan yang luas.
b. Pemerintah memberikan subsidi atau bantuan kepada orang tua yang
kurang mampu untuk menyekolahkan anak mereka berupa beasiswa,
fasilitas dan lain sebagainya.
c. Pemerintah mencanangkan wajib belajar 9 tahun.
d. Pemerintah mengadakan pendidikan gratis, sehingga orang tua tidak
membayar apapun, hanya menyuruh anak mereka untuk sekolah.
e. Adanya suatu motivasi atau dukungan dari masyarakat di lingkungan
sekitar tanpa adanya dukungan dari lingkungan, orang tua memiliki
minat yang kecil untuk menyekolahkan anak.
4. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan Anak
Dimaklumi bahwa setiap anak yang lahir, sebelum ia mengenal
dunia luar, maka orang pertama yang ia kenal adalah orang tuanya.
Disamping itu ikatan darah antara anak dan orang tua membuat jiw a anak
merasa terpaut dengan orang tuanya, begitu sebaliknya. Hubungan anak
dengan orang tua pada tahap-tahap selanjutnya merupakan hubungan yang
membuahkan tanggung jawab dan kewajiban. Orang tua berkewajiban
mengurus kesehatan dan pendidikan anak serta seluruh kebutuhan
hidupnya selama ia belum dewasa. Di sisi lain anak juga mempunyai
kewajiban mengikuti dan patuh terhadap perintah orang tua.
Orang tua adalah manusia pertama yang dikenal anak, maka
kaitannya dengan soal pendidikan, orang tua yang paling bertanggung
jawab dan wajib mengantarkan anak-anaknya ke taraf kedewasaan dengan
landasan moral yang tinggi. Menurut Imam Abu Hasan Ahmad, orang tua
berkewajiban mendidik mereka (anak-anak) supaya bisa dijauhkan dari
kesengsaraan baik di dunia maupun akhirat, dan sekaligus mendatangkan
kebahagiaan.
Seiring dengan dijelaskan, di dalam Al-Qur'an di dalam Tafsir juga
dijelaskan :
(Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka). Yakni ajarlah (didiklah) dirimua, istri-istrimu,
dan anak-anakmua (dalam) kebaikan dan didiklah mereka agar
melakukan yang baik dan menjauhkan yang buruk, dengan
demikian kamu telah menjaga mereka dari api neraka.
Keterkaitan anak dengan orang tua juga didasarkan pada motivasi
cinta kasih yang pada hakekatnya dijiwai oleh ikatan moral. Bagi orang
tua, secara sadar mereka mengemban kewajiban dengan memelihara anak
dan keluarga, sehingga mereka mampu mandiri (dewasa) baik secara fisik,
moral, sosial, maupun ekonomi. Setidaknya orang tua mengupayakan
peletakan dasar-dasar hidup mandiri.
Alasan yang paling mendasar mengapa orang tua merasa terpaut
dengan anaknya antara lain :
a. Dorongan atau motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua
dengan anak. Cinta kasih ini mendorong sikap dan tindakan rela
menerima tanggung jawab dan mengabdikan hidupnya untuk sang
anak.
b. Motivasi kewajiban moral sebagai wujud kedudukan orang tua
terhadap keturunannya. Tanggung jawab moral ini meliputi nilai-nilai
religius spiritual yang dijiwai pengabdian diri pada Allah.
c. Tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara bahkan kemanusiaan. Tanggung jawab ini
merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab kekeluargaan yang
diikuti oleh darah keturunan dan kesatuan keyakinan.
Di sisi lain, dalam upaya membina hubungan perasaan dan
pergaulan dan harmonis antara anak dan orang tua, tidak cukup hanya
dengan memberikan apa yang dibutuhkan anak secara materi, tetapi hal
lain yang menyangkut kebebasan berpendapat, keleluasaan
mengembangkan kreatifitas dan hak-hak asasinya harus diletakkan pada
porsinya, karena jika bisa anak justru mengalami konflik batin dengan
orang tua.
Orang tua seharusnya menyadari peranan dan posisinya secara
benar sehingga ia tidak merasa bahwa anak adalah miliknya yang
dikendalikan sesuka hatinya. Gordon berpendapat; Orang tua dapat
mengubah diri mereka sendiri dengan mengurangi jumlah tingkah laku 18
yang tidak dapat mereka terima.dengan melihat bahwa anak bukanlah
milik, bukan cabang dari mereka, melainkan pribadi yang khas dan
mandiri. Seorang anak mempunyai hak untuk menjadi apa yang mau
dicapainya sendiri menurut kemampuanya, meskipun sangat berbeda
dengan cita-cita Orang tuanya ataupun pola dasar yang telah dirancang
Orang tua untuk anak. Inilah hak anak yang tidak dapat diganggu
gugat.19
Urain di atas mengisyaratkan agar orang tua bisa memerankan
dirinya dalam memenuhi kebutuhan anak dalam segala aspek, baik sebagai
pemimpin, pendidik maupun sebagai pemelihara dan pelindung. Hal
penting yang tetap harus diingat oleh orang tua yaitu anak jangan sampai
dimanjakan justru mudah meretakkan hungan dengan orang tua ketika ia
merasa dikecewakan.
Ketegangan yang kronis sering kali juga terjadi pada hubungan
diantara anak-anak yang dimanjakan dengan orang tuanya. Anak-anak
yang dimanjakan sejak kecil pada umumnya akan banyak melawan orang
tuanya. Jika orang tua tidak menyetujui sikap dan perbuatan si anak itu
sendiri.20
Hubungan orang tua dengan anak yang mengandung konsekuensi
logis dalam aspek perlindungan. Kasih sayang dan pendidikan di atas
berimplikasi pada rasa tanggung jawab yang tinggi untuk mengantarkan
anaknya mecapai derajat kehidupan yang layak dan bahagia. Salah satu
upaya orang tua untuk mengantarkan anak dalam meraih cita-citanya yaitu
dengan menyekolahkan mereka sampai tamat jenjang pendidikan yang
dapat digunakan sebagai modal bermandiri.
Rasa tanggung jawab orang tua dalam menyekolahkan anak dapat
berupa dukungan, bimbingan dan penyediaan fasilitas sekolah secara
memadai. Besarnya semangat orang tua dalam memberikan dukungan dan
fasilitas belajar siswa akan membesarkan hati anak yang pada giliranya
dapat merangsang gairah belajar. Disilah pentingnya minat orang tua
A. K ondisi O b yek tif Desa M antrianom K ecam atan B aw ang K abupaten
Banjarnegara
Sebelum penulis memasuki pokok masalah yaitu, penyajian, penulis
memandang perlu untuk menyajikan keadaan obyektif penelitian. Secara
umum, yiatu untuk mendapatkan gambaran konkrit dan luas tentang obyek
penelitian yang dimaksud, yakni m eliputi:
1. Keadaan Umum Desa
a. Luas wilayah : 282,297 HA
b. Jumlah penduduk : 4031 jiwa
c. Jumlah kepala keluarga : 1003 orang
d. Jumlah dusun : 4
e. Jumlah RT : 32
f. Jumlah RW : 8
Letak geografis Desa Mantrianom adalah sebagai berikut :
a. Batas bagian utara : Desa Bawang / Bandingan
b. Batas bagian timur : Desa Winong / Masaran
c. Batas bagian selatan : Desa Bawang / Binorong
d. Batas bagian barat : Desa Gemuruh / Blambangan
Sedangkan mengenai susunan Aparat Desa Mantrianom yang dapat
dilihat dalam sebuah tabel sebagai b erik u t:
TABEL I
SUSUNAN NAMA APARAT DESA DAN PENDIDIKANNYA
No Status Nama Pendidikan
I Kepala Desa Bp. Mislam A. Riyanto SLTA
2 Sekretaris Desa Bp. Supardi SLTA
3 Kaur Pemerintahan Bp. Sunarso SLTP
4 Kaur Pembangunan Bp. Nurul Huda SLTP
5 Kaur Keuangan Bp. Djaelani SLTP
6 Kaur Kesra Bp. Had i Martono SLTP
7 Kaur Umum Bp. Yasmireja SD
8 Kadus I Ny. Muslimah SLTP
9 Kadus II Bp. Sumaryono SD
10 Kadus III Bp. Mastur SD
11 Kadus IV Bp. Karto Raharjo SD
Dari gambaran dan tabel di atas tersebut diharapkan akan membawa
pemahaman tentang masyarakat setempat. Berdasarkan kelompok umur
TABEL II
PENDUDUK DESA MANTRIANOM KELOMPOK UMUR DAN
JENIS KELAMIN TAHUN 2005
No K elom pok Jenis Kelam in Jum lah U m ur Laki-Laki Perem puan
1 2 3 4 5
1 0 -1 2 bulan 75 67 142
2 1 -5 tahun 130 104 234
3 6 - 1 0 tahun 235 195 430
4 1 1 -1 5 tahun 260 187 447
5 1 6 -2 0 tahun 372 292 664
6 21-25 tahun 210 213 423
7 26-30 tahun 194 203 397
8 31-35 tahun 158 266 424
9 36-40 tahun 230 206 436
10 40 tahun ke atas 211 223 434
Jum lah 2075 1956 4031
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa
Mantrianom yang paling banyak adalah laki-laki, yaitu 2075 orang dari
jumlah keseluruhan 4031 orang, sedangkan wanita sebanyak 1956 orang
yang akan menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh kepala
keluarga yaitu umur 21 tahun sampai 40 tahun ke atas yang berjumlah
2. Situasi dan Kondisi Ekonomi
Jika ditinjau dari letak geografisnya masyarakat desa Mantrianom
menempati daerah yang disekitarnya adalah persawahan, serta jauh dari
perkotaan sehingga dari kehidupan masyarakat baik dalam mata
pencahariannya, pendidikan, social budaya dapat diperoleh suatu
gambaran yang mempengaruhi maju dan tidaknya kehidupan masyarakat.
Penduduk Desa Mantrianom yang jumlahnya 4031 jiw a tersebut
sebagian besar petani, PNS, pedagang, buruh tani, buruh bangunan, sopir
dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya akan disajikan tabel tentang mata
pencaharian bagi penduduk Desa Mantrianom sebagai berikut :
TABEL 111
MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DESA MANTRIANOM
BAGI UMUR 16 TAHUN KE ATAS
No M ata Pencaharian Jum lah
1 Petani 1684
2 PNS 67
3 Pedagang 86
4 Buruh Tani 632
5 Buruh Bangunan 221
6 Sopir 12
7 Dan yang lainnya 129
3. Sarana Fisik
Keadaan sarana fisik yang dimiliki Desa Mantrianom sebagai
berikut:
TABEL IV
SARANA FISIK DESA MANTRIANOM 2005
No Sarana Fisik Jum lah
1 Sarana Pemerintahan Desa
- Balai Desa 1
- Kantor Kepala Desa 1
- Kantor PKK 1
2 Sarana Sosial Budaya
1. Sarana Pendidikan
- SLTP
-- SD 3
- TK 4
2. Sarana Kesehatan
- Polindes 1
3 Sarana Keagamaan
Masjid 6
Mushola 15
Berdasarkan tabel tersebut di atas ternyata sarana-sarana pemerintah
desa di Desa Mantrianom cukup memadai untuk jalannya pemerintahan
desa, untuk sarana social budaya yaitu pada sarana pendidikan sudah
memenuhi kebutuhan penduduk, begitu juga dengan sarana kesehatan,
sedangkan sarana keagamaan kurang memenuhi kebutuhan masyarakat di
Desa Mantrianom
4. Jumlah Penduduk Menurut Pemeluk Agama
Untuk mengetahuigambaran yang lebih jelas tentang banyaknya
penduduk yang memeluk agama di Desa Mantrianom dapat dilihat pada
tabel sebagai b erik u t:
TABEL V
BANYAKNYA PENDUDUK PEMELUK AGAMA
DI DESA MANTRIANOM TAHUN 2005
No Pem eluk Agam a Jum lah
1 Islam 4021 orang
2 Kristen 10 orang
Jum lah 4031 orang
Berdasarkan tabel tersebut di atas, maka dapat dilihat bahwa
mayoritas penduduk Desa Mantrianom adalah memeluk agama Islam,
yaitu sebanyak 4021 orang, sedangkan yang memeluk agama selain Islam
sebanyak 10 orang yaitu memeluk agama Kristen Protestan dan tidak ada
Data-data di atas diperoleh dari datayang terdapat di Desa Mantrianom
yaitu monografi desa yang ada atau berdaarkan Laporan Monografi
Penduduk Desa Mantrianom Tahun 2005.
5. Keadaan Penduduk
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang keadaan pendidikan
formal penduduk Desa Mantrianom dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
TABEL VI
JUMLAH PENDUDUK DESA MANTRIANOM
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TAHUN 2005
No Tingkat Pendidikan Jum lah
1 Perguruan Tinggi 50
2 Tamat SLTA 246
3 Tamat SLTA 549
4 Tamat SD 1654
5 Tidak Tamat SD 869
6 Belum Sekolah 663
Susunan Organisasi Pemerintah Desa Mantrianom Tahun 2005
7. Laporan Hasil Penelitian
a. Populasi dan Sampel
Pada Bab I telah penulis jelaskan bahwa obyek yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kepaala keluarga Desa
yang penulis ambil adalah 10% dari populasi yaitu 100 kepala
keluarga.
b. Pengumpulan Data
Data penulis kumpulkan dari responden dalam rangka
mengumpulkan data tentang “Kenaikan biaya pendidikan dan minat
orang tua menyekolahkan anak”.
Untuk mempermudah pengumpulan data penulis menyediakan
angket terdiri dari 20 item pertanyaan dengan perincian sebagai
b e rik u t:
1) Untuk kenaikan biaya pendidikan, penulis menyediakan 10 item
pertanyaan.
2) Untuk minat orang tua menyekolahkan anak, penulis
menyediakan 10 item pertanyaan.
Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan metode
angket atau wawancara tak langsung. Karena angket mempunyai
kesamaan dengan wawancara. Angket tersebut di samping
memperoleh data tentang kenaikan biaya pendidikan juga diusahakan
untuk memperoleh data tentang minat orang tua menyekolahkan
anak.
Angket yang penulis gunakan mempunyai 3 pilihan jawaban
1) Untuk jawaban A diberi nilai 3
2) Untuk jawaban B diberi nilai 2
3) Untuk jawaban C diberi nilai 1.
B. Penyajian Data
Dalam penyajian data, maka diperlukan langkah-langkah sebagai
b erik u t:
1. Memberi nilai tiap item jawaban dengan penilaian
' TABEL VII
DATA TENTANG KENAIKAN BIAYA PENDIDIKAN
DI DESA MANTRIANOM
No Urut Resp.
K ategori Jawaban K ategori Nilai
Resp.
19 1 2 7 3 4 7 14 C
20 5 - 5 15 - 5 20 B
21 1 5 4 3 10 5 18 C
22 6 3 1 18 6 1 25 A
23 5 4 1 15 8 1 24 A
24 4 5 1 12 10 1 23 B
25 7 2 1 21 4 1 26 A
26 5 5 - 15 10 - 25 A
27 5 5 - 15 10 - 25 A
28 2 6 2 6 12
2
20 B29 3 5 2 9 10 2 21 B
30 6 2 2 18 4 2 24 A
31 4 5 1 12 10 1 23 B
32 6 4 - 18 8 - 26 A
33 3 5 2 9 10 2 21 B
34 8 - 2 24 - 2 26 A
35 6 4 - 18 8 - 26 A
36 8 2 - 24 4 - 28 A
37 6 3 1 18 6 1 25 A
38 3 5 2 9 10 2 21 B
No Urut Resp.
K ategori Jawaban Kat egori Nilai
' No U ru t Resp.
Kategori Jaw aban K ategori Nilai
No U rut Resp.
Kategori Jaw aban Ka( egori Nilai
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 100 responden yang
termasuk nominasi A adalah 62 responden, nominasi B adalah 34 responden
dan nominasi C paling sedikit yaitu 4 responden.
Nominasi A adalah jumlah nilai 24-28,
Nominasi B adalah jumlah nilai 19-23 dan
Nominasi C adalah jumlah nilai 14-18.
■ Untuk nominasi A dapat diambil contoh responden yang pertama yaitu :
Dari 10 item pertanyaan responden yang pertama memilih jawaban A
adalah 7, jawaban B adalah 3 dan jawaban C tidak ada.untuk kategori
nilainya adalah jawaban A yaitu 7 dikalikan 3 adalah 21, jawaban B yaitu
3 dikalikan 2 adalah 6 dan jawaban C tidak ada. Jadi, jumlah
keseluruhannya adalah 27, nilai 27 termasuk nominasi A.
■ Untuk nominasi B dapat diambil contoh responden yang kedua yaitu :
dari 10 item pertanyaan responden yang kedua memilih jawaban A
adalah 2, jawaban B yaitu 5 dan jawaban C yaitu 3. untuk kategori
nilainya adalah jawaban A yaitu 2 dikalikan 3 adalah 6, jawaban B yaitu
5 dikalikan 2 adalah 10 dan jawaban C yaitu 3 dikalikan 1 adalah 3. jadi,
jumlah seluruhnya adalah 19, nilai 19 termasuk nominasi B.
■ Untuk nominasi C dapat diambil contoh responden yang kesembilan
b e la s y a itu ;
Dari 10 item pertanyaan resaponden ini memilih jawaban A yaitu 1,
jawaban B yaitu 2 dan jawaban C yaitu 7. untuk jawaban A yaitu 1
C yaitu 7 dikalikan 1 adalah t. jadi, jumlah seluruhnya adalah 14, nilai 14
termasuk nominasi C.
TABEL VIII
TABEL DATA TENTANG MINAT ORANG TUA MENYEKOLAHKAN
ANAK DI DESA MANTRIANOM
No Urut K ategori Jawaban K ategori Nilai
Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa minta orang tua
menyekolahkan anak dari 10 pertanyaan dapat diperoleh nilai tertinggi 28
dan terendah 14, maka untuk mendapatkan nilai interval digunakan rumus :
(Xx-X2)
+
\
K \
2 8 -1 4 + 1
i =
---3
Jadi untuk minat orang tua menyekolahkan anak dapat dikategorikan
sebagai b e rik u t:
kategori rendah atau nominasi C dalah 4 responden.
Kategori tinggi atau nominasi A adalah jumlah nilai 24-28
Kategori sedang atau nominasi B adalah jumlah nilai 19-23 dan
Kategori kurang atau nominasi C adalah jumlah nilai 14-18.
■ Untuk kategori tinggi atau nominasi A dapat diambil contoh responden
yang pertama yaitu :
Dari 10 item pertanyaan responden yang pertama memilih jawaban A
yaitu 8, jawaban B yaitu 2 dan jawaban C tidak ada. Untuk kategori
2 dikalikan 2 adalah 4 dan jawaban C tidak ada. Jadi, jumlah seluruhnya
adalah 28, nilai 28 termasuk nominasi A.
■ Untuk kategori sedang atau nominasi B dapat diambil contoh responden
yang keempat yaitu :
Dari 10 item pertanyaan responden ini memilih jawaban A yaitu 4,
jawaban B yaitu 4 dan jawaban C yaitu 2. untuk kategori nilainya adalah
jawaban A yaitu 4 dikalikan 3 adalah 12, jawaban B yaitu 4 dikalikan 2
adalah 8 dan jawaban C yaitu 2 dikalikan 1 adalah 2. jadi, jumlah
seluruhnya adalah 22, nilai 22 termasuk nominasi B.
■ Untuk kategori kurang atau nominasi C dapat diambil contoh responden
yang ke 35 yaitu :
Dari 10 item pertanyaan responden ini memilih jawaban A yaitu 1,
jawaban B yaitu 2 dan jawaban C yaitu 7. untuk kategori nilainya adalah
jawaban A yaitu 1 dikalikan 3 adalah 3, jawaban B yaitu 2 dikalikan 2
adalah 4 dan jawaban C yaitu 7 dikalikan 1 adalah 7. Jadi, jumlah
Setelah data terkumpul dengan lengkap, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisa data tersebut, sehingga mengandung arti atau dapat diambil suatu
kesimpulan akhir dari penelitian yang sedang dilakukan.
Dalam analisa ini penulis maksudkan untuk mencari jawaban terhadap
tujuan penelitian yang telah diajukan dan sekaligus menguji hipotesis yang
penulis ajukan pada bab sebelumnya.
Langkah yang penulis tempuh dalam menganalisis data ini adalah sebagai
b e rik u t:
A. A nalisa Pertam a
Pada bagian ini penulis akan menganalisa data dengan menggunakan
teknik analisis prosentase untuk mencari jawaban terhadap tujuan penelitian
nomor satu serta tujuan penelitian nomor dua, yaitu untuk mengetahui variasi
dari masing-masing variabel.
Kemudian dilanjutkan pada interprestasi dari masing-masing item kedua
variabel, yaitu variabel kenaikan biaya pendidikan dan variabel minat orang
orang tua menyekolahkan anak dengan rumus sebagai berikut :
P = — Jri00% N
N : Jumlah subyek atau sample.
Selanjutnya untuk memudahkan jalannya analisa pada bagian ini. penulis
akan menganalisanya dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Analisa prosentase frekuensi melalui penyajian tabel frekuensi pada
variabel kenaikan biaya pendidikan yang meliputi 10 item pertanyaan
sebagaimana terlihat pada tabel berikut i n i :
TABEL IX
TABEL ANGKET KENAIKAN BIAYA PENDIDIKAN
No Item Pertanyaan Jaw aban Jumlah Prosentase j
1 2 3 4 5
1 Orang tua merasa keberaatan dengan a 38 38°/o
adanya kenaikan biaya SPP b 42 42%
c 20 20%
42%
J
2 Memberikan tambahan uang saku a 42
pada anak. b 48 48%
c 10 10%
3 Naiknya harga peralatan sekolah a 66 66%
sangat mempengaruhi terhadap b 24
t 24%
ekonomi keluarga. c 20 20%
j
4 Cara yang digunakan orang tua untuk a 82 82%
No Item Pertanyaan Jawaban Jum lah Prosentase
1 2 3 4 5
c 12 12%
5 Kenaikan biaya pendidikan tidak a 52 52%
membuat orang tua tidak b 44 44%
menyekolahkan anak-anak mereka. c 4 4%
6 Menyiapkan secara khusus biaya a 76 76%
pendidikan untuk anak. b 20 20%
c 4 4%
7 Cara yang digunakan orang tua a 28 28%
dalam menyiapkan biaya pendidikan b 62 62%
anak. c 10 10%
8 Sekolah yang dipilih adalah yang a 66 66%
sesuai dengan prestasi anak. b 4 4%
c 30 30%
9 Membayarkan uang SPP setiap awal a 70 70%
bulan. b 28 28%
c 2 2%
10 Menambah peralatan sekolah sesuai a 42 42%
dengan kemampuan. b 54 54%
TABEL X
FREKUENSI PROSENTASE KENAIKAN BIAYA PENDIDIKAN DI
DESA MANTRI AN OM
Pengaruh kenaikan B iaya Pendidikan Frekuensi Prosentase
Tinggi/Baik 62 62%
Sedang 34 34%
Kurang 4 4%
Jum lah 100 100%
Melihat dari hasil tabel di atas, maka jelas bahwa kenaikan biaya
pendidikan rata-rata pada kagori tertinggi, yaitu dari 100 kepala keluarga
yang diteliti terdapat 62 kepala keluarga atau mencapai 62% yang memiliki
tingkat kenaikan biaya pendidikan, yang menyatakan sedang sebanyak 34
kepala keluarga atau mencapai 34%, dan yang menyatakan kurang terdapat 4
kepala keluarga atau mencapai 4
2. Interprestasi dari masing-masing item pada variabel kenaikan biaya
pendidikan, yaitu meliputi 10 pertanyaan sebagai berikut :
a. Orang tua merasa keberatan dengan adanya kenaikan biaya SPP. Yang
menjawab A sebanyak 38 orang atau mencapai 38%, yang menjawab
B sebanyak 42 orang atau mencapai 42%, dan yang menjawab C
sebanyak20 orang atau mencapai 20%.
b. Memberikan tambahan uang saku pada anak. Yang menjawab A
c. Naiknya harga peralatan sekolah sangat mempengaruhi terhadap
ekonomi keluarga. Yang menjawab A sebanyak 66 orang atau
mencapai 66%, yang menjawab B sebanyak 24 orang atau mencapai
24%, yang menjawab C sebanyak 10 orang atau mencapai 10%.
d. Cara yang digunakan orang tua untuk mengantisipasi kenaikan biaya
SPP, yang menjawab A sebanyak 82 orang atau mencapai 82%, yang
menjawab B sebanyak 6 orang atau mencapai 6%, yang menjawab C
sebanyak 12 orang atau mencapai 12%.
e. Orang tua akan tetap menyekolahkan anak mereka. Yang menjawab
Asebanyak 52 orang atau mencapai 52%, yang menjawab B sebanyak
44 orang atau mencapai 44%,yang menjawab C sebanyak 4 orang atau
mencapai 4%.
f. Menyiapkan secara khusus biaya pendidikan anak. Yang menjawab A
sebanyak 76 orang atau mencapai 76%, yang menjawab B sebanyak 20
orang atau mencapai 20%, yang menjawab C sebanyak 4 orang atau
mencapai 4%.
g. Cara yang digunakan orang tua dalam menyiapkan biaya pendidikan.
Yang menjawab A sebanyak 8 orang atau mencapai 8%, yang
menjawab B sebanyak 62 orang atau 62%, yang menjawab C sebanyak
10 orang atau mencapai 10%.
orang atau mencapai 48%, yang menjawab Csebanyak 10 orang atau
h. Sekolah yang dipilih adalah yang sesuai dengan prestasi. Yang
menjawab A sebanyak 66 orang atau mencapai 66%, yang menjawab
B sebanyak 4 orang atau mencapai 4%, yang menjawab C sebanyak 30
orang atau sebanyak 30%.
i. Membayar uang SPP setiap awal bulan. Yang menjawab A sebanyak
60 orang atau mencapai 60%, yang menjawab B sebanyak 28 orang
atau mencapai 28%, yang menjawab C sebanyak 2 orang atau
mencapai 2%.
j. Menamah peralatan sekolah sesuai dengan keperluan. Yang menjawab
A sebanyak 42 orang ataumencapai 42%, yang menjawab B sebanyak
54 orang atau mencapai 54%, yang menjawab C sebanyak 4 orang atau
mencapai 4%.
Selanjutnya berdasarkan hasil interprestasi di atas dapat diketahui
ada beberapa item yang dominan antara lain :
a. Pada kategori tinggi yang dominan terdapat pada item nomor 4 tentang
cara yang digunakan dalam mengantisipasi kenaikan biaya SPP,yaitu
mencapai 82%. Singkatnya para orang tua sudah mempersiapkan diri
dengan adanya kenaikan biaya pendidikan.
b. Pada kategori sedang yang dominan terdapat pada item nomor 7
tentang cara orang tua dalam menyiapkan biaya pendidikan, yaitu
62%. Singkanya orang tua menyiapkan biaya pendidikan begitu anak
c. Pada kategori kurang yang dominan terdapat pada item nomor 8
tentang sekolah yang dipilih adalah yang sesuai dengan prestasi dan
kemampuan keuangan mencapai 30%. Singkatnya, kebanyakan
prestasi anak baik, tetapi keuangan orang tua sangat kurang.
3. Analisa prosesntase frekuensi melalui penyajian tabel frekuensi pada
variabel minat orang tua menyekolahkan anak meliputi 10 item
pertanyaan.
TABEL XI
TABEL HASIL ANGKET MINAT ORANG TUA
MENYEKOLAHKAN ANAK
No Item Pertanyaan Jaw aban Jum lah Prosentase
1 2 3 4 5
1 Mengarahkan anak dalam memilih a 66 66%
sekolah. b 34 34%
c
-2 Orang tua tidak pernah menyuruh a 66 66%
anaknya bila sedang belajar. b 30 30%
c 4 4%
3 Menyediakan ruang khusus untuk a 68 68%
belajar. b 32 32%
c
-4 Menyertakan anak ke bimbingan a 24 24%
No Item Pertanyaan Jaw aban Jum lah Prosentase
1 2 3 4 5
c 64 64%
5 Membiasakan mendampingi anak a 62 62%
bila sedang belajar. b 36 36%
c 2 2%
6 Membiasakan menasehati anak bila a 76 76%
anak malas belajar. b 24 24%
c
-7 Orang tua memberikan nasehat agar a 90 90%
anak berminat untuk sekolah b 8 8%
c 2 2%
8 Membiasakan bertanya pada anak a 78 78%
mengenai prestasinya di sekolah. b 22 22%
c
-9 Memberikan hadiah bila anak a 48 48%
mendapat rangking. b 26 26%
c 26 26%
10 Membantu anak dalam a 24 24%
menyelesaikan masalah. b 76 76%