• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENDIDIKAN TAUHID SAYYID QUTHB DALAM TAFSIRFIZHILALIL QUR’AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI PENDIDIKAN TAUHID SAYYID QUTHB DALAM TAFSIRFIZHILALIL QUR’AN"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

Dlsusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Dalam Ilmu Tarbiyah

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2 0 0 9

SKRIPSI

NIM : 111 05 036

G

ER

(2)

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi mated yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari temyata terdapat mated atau pikran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqasah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, September 2009 Penulis

HERU MULYANTO N IM : 111 05 036

(3)

Lamp : 3 Eksemplar Hal : Naskah skripsi

Sdr. Heru Mulyanto Kepada Yth.

Ketua STAIN Salatiga di SALATIGA

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : Heru Mulyanto NIM : 11105 036

Program Studi: Pendidikan Agama Islam ( P A I)

Judul : STRATEGI PENDIDIKAN TAUHID SAYYID QUTHUB DALAM TAFSIR FI ZHILALIL QUR'AN

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

W assalam u 'alaiku m Wr. W b

Salatiga, 28 Agustus 2009

Pembimbing

(4)

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi saudara HERU M ULYANTO dengan Nomor Induk Mahasiswa 111 05 036 yang berjudul “ STR A TEG I P E N D ID IK A N TAUH ID SA Y Y ID Q U TH B D A L AM T A FSIR F I Z H IL A L IL Q U R ’A N telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 12 September 2009 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I).

Salatiga, 12 September 2009 M 22 Ramadhan 1430 H

Dewan Penguji

NIP. 19710309 200003 1001 NIP. 19741230 200212 1 002

Pembimbing

Dr. H. M tih. S a e r o z i. M .A g NIP. 19660215 199103 1 001

(5)

S ek aran g A tau tid a k Sam a S e k a li

Aku ad alah seg a la n y a , ta p i d ib alik seg a la n y a

m a sih ada Dia p e m iiik seg a la n y a

M elak u k an s e s u a tu h a l y an g k ita an g g ap b e n a r

b u k a n b e ra rti k e b e n a ra n itu m en jad i h u k u m

p e m b e n a r bagi o ran g lain. K arena k e b e n a ra n itu

a d a la h s e s u a tu y an g k ita y akini d a n k ita la k u k a n

sen d iri, b u k a n u n tu k di k ek alk an .

K e sa tu a n a n ta r a dzikir fikir d a n am al sh a le h

m en jad i c e rm in a n seseo ran g u n tu k m em b erik an

ta n d a p a d a d irin y a sendiri

(6)

1. Bapak dan Ibu yang selalu menyayangi dan kusayangi.

Beliau berdua yang telah mengorbankan banyak hal untuk kebutuhan hidupku. Baik perasaan maupun materi. Sampai berakhimya masa study Strataku. Tidak pemah menghaangiku untuk menemukan hal barn yaitu melakukan proses pencarian pengetahuan di luar study sampai mereka kehiiangan jejak prosesku. Namun akan bertemu pada rasa kasih sayang dan perhatian sampai kapanpun.

2. Kakakku Tri Puji Rahayu dan adikku Dhanik Andri Astuti dan kedua jagoan mungilnya: Zulfa dan Zaky.

3. Keluarga besar dan alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Joko Tingkir, Cabang Kota Salatiga dan Koordinator Cabang Jawa Tengah yang selalu menemani proses berpengetahuan dan berelasi untuk memaknai kenyataan.

4. Lembaga intra kampus; Racana Nagasandhi, Mapala Mitapasa, dan LDK Darul Amal yang pemah kusinggahi untuk menyalurkan kehausan minat berorganisasi

5. Sahabat-sahabati setiaku yang tanpa kuperhatikan tetap saja memberikan apa yang dimiliki

6. Semua orang yang pemah aku sakiti dan aku repoti perasaan, tenaga, dan pikiran dalam hal apapun baik disengaja maupun tidak.

7. Khusus teruntuk istriku tercinta RAFID DARAJATI yang berani membuat keputusan untuk beijuang bersamaku dalam kehidupan ini. Yang memberiku kebahagiaan dengan ketulusan dan kasih sayangnya.

8. Untuk buah hatiku Najwa Syaakira Balqis yang menjadi penyemangat hidupku.

(7)

Assalamu'alaikum wr. wb

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kenikmatan yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul "STRATEG1 PENDIDIKAN SAYY1D QUTHB DALAM TAFSIR FIZHILALIL QUR’AN".

Mengingat kemampuan penulis masih belum sempuma, maka di dalam penyusunan skripsi ini mungkin akan ditemui banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima masukan dan saran- saran yang bersifat membangun demi kesempumaan skripsi ini.

Adapun yang menjadi tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam dalam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka bersamaan dengan selesainya skripsi ini perkenankanlah penulis menghanturkan rasa terima kasih terutama kepada yang terhormat:

1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Dr. H. M. Saerozi, M.Ag, selaku Pembantu Ketua Bidang Akademik

3. Drs. Fathurrahman. M.Pd selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam.

4. Dr. H. M. Saerozi, M.Ag, selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran. 5. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya

dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

(8)

8. Kakak dan adikku tercinta

9. Keluarga besar %S(P yang telah membantu menyelesaikan tulisan skripsi saya. Akhimya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya. Amin.

Wassalamu'alaikum wr. wb

Salatiga, September 2009 Penulis

Heru Mulvanto NIM : 111 05 036

vn %

(9)

KALAMAIV JUDUL ...

DAFTAR I S I __________________________ ix BAB I : PENDAHULUAN ... 1

2. Struktur Tafsir dan Ciri-cirinya ... 25

BAB III: AYAT-AYAT STRATEGI PENDIDIKAN TAUHID... 27

A. Pengertian Strategi Pendidikan T a u h id ... 27

B. Ayat-ayat Strategi Pendidikan Tauhid... 32

(10)

B. Relevansi Strategi PendidiKan Tauhid... 54

C. K arakteristik Strategi Pendidikan Tauhid Sayyid Q u th b .... 60

1. Berpedoman Pada A1 Q ur’an dan H a d ist... 60

2. Jelas dan Sederhana... 63

3. Relevan Dengan Z am an ... 65

BAB V : PENUTUP... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran dan Kritik ... 70

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memasuki abad ke-21 ini, umat Islam belum beranjak dari tidur panjangnya. Umat Islam masih menjadi obyek tidak berdaya dari kekuatan global kapitalisme. Umat yang banyak tetapi tidak begitu bermakna dalam dinamika perubahan dunia karena peran sejarah mereka yang kurang diperhitungkan. Sebuah ironi memilukan yang teijadi sejak empat abad silam. Setelah kekuasaan Turki Usmani runtuh pada abad ke-17, Islam dan umatnya benar-benar terpuruk secara sosial, politik, dan militer. Kelumpuhan secara intelektual telah menyebabkan mereka selama waktu yang panjang menjadi tawanan sejarah. Mereka teijajah, hanya satu dua negara muslim saja yang bebas dari penjajahan, itu pun kondisinya sangat terbelakang.1

Kini umat Islam identik dengan kebodohan, kemunduran, keterbelakangan, dan kemiskinan. Kondisi obyektif tidak memungkiri pendapat ini. Mayoritas negara-negara berkembang yang berpenduduk Islam adalah negara-negara miskin dan terbelakang dengan tingkat kesejahteraan dan income per kapita yang di bawah standar. Belum lagi sebagian besar mereka masih dikuasai oleh penguasa-penguasa otoriter setelah *

'Abdurahman Assegaf, Pendidikan Islam D i Indonesia,Suka Press, Yogyakarta, 2007,

him. 12

(12)

terbentuknya negara-negara bangsa (nation state). Lembaga-lembaga intemasional yang diharapkan menjadi wadah kekuatan negara-negara Islam sepsrti Organisasi Konferensi Islam (OKI) masih terlalu lemah untuk menunjukkan taringnya di hadapan dunia Barat. Persaudaraan intern umat menjadi hancur oleh berbagai kepentingan sempit dan permusuhan.

Selain itu, Islam bahkan menjadi ikon dari kekerasan dan terorisme. Fenomena runtuhnya gedung kembar WTC dan penyerangan Amerika ke Afganistan menggambarkan stigma ini. Sayangnya, stigma ini terlanjur diamini oleh banyak kalangan, termasuk dunia Islam sendiri. Dengan demikian, lengkaplah penderitaan sebuah umat yang dilahirkan Muhammad berabad-abad silam.

Dalam kondisi inilah, kemudian banyak kalangan gerakan dan intelektual Islam yang mencoba membangun kembali semangat yang pemah hilang. Semangat dan cita-cita untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Semangat ini coba digali lagi dari kekuatan tauhid. Doktrin tauhid yang menjadi ruh kekuatan Islam tidak pemah hilang dari perjalanan sejarah, walaupun aktualisasinya dalam dimensi kehidupan tidak selalu menjadi kenyataan. Dengan kata lain, kepercayaan kepada ke-Esa-an Allah belum tentu terkait dengan perilaku umat dalam kiprah kesejarahannya. Padahal, pada zaman Rasulullah (610 - 632 M) tauhid menjadi senjata yang hebat dalam menancapkan pilar-pilar kesejarahan Islam.2

2 Jaih Mubarok, Sejarah Dan Perkembangan Hukum Islam, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, him. 19

(13)

Pendidikan tauhid harus diberikan mendahului pendidikan disiplin ilmu yang lain. Bahkan, pendidikan tauhid seharusnya mendasari pendidikan ilmu pasti, ilmu sosial dan politik, sains dan teknologi, ilmu ekonomi, biologi, olahraga, dan sebagainya. Pendidikan adalah proses sosialisasi menuju kedewasaan intelektual, sosial, dan moral sesuai kemampuan dan martabat manusia.3

Para peiaku pendidikan semestinya juga bisa menjadikan pendidikan tauhid sebagai dasar untuk menjalankan setiap ragam kurikulum pendidikan. Pendidikan tauhid, haruslah menyentuh unsur kognisi (pengetahuan) anak didik untuk mempercayai tentang kesempumaan dan keesaan Allah SWT. Selain itu, pendidikan tauhid juga seharusnya menyentuh aspek afeksi (sikap), sehingga setiap anak didik bisa melakukan pengabdian kepada Allah SWT.4

Pendidikan tauhid seharusnya juga menyentuh unsur keterampilan. Keterampilan berbasis tauhid menuntun seorang anak didik menjadi bisa berterima kasih kepada orang tuanya, senang melakukan kebaikan, raj in, serta disipiin mendirikan shalat, dan sebagainya. Singkatnya, keterampilan tersebut akan mengarahkan anak didik untuk menjalankan segala kebaikan dan menjauhi segala keburukan. Agar pendidikan tauhid itu beijalan efektif dan tidak menyimpang, sebaiknya dilakukan dengan metode yang benar lagi tepat.

3 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta, 1992, him. 55

4 Mujamil Qomar, Epislemologi Pendidikan Islam, Erlangga, Jakarta, 2005, him. 249

3

Sayyid Quthb (1960-1966) dikenal sebagai kritikus sastra, novelis, penyair, pemikir Islam, aktivis Mesir paling terkenal pada abad ke-20, dan tokoh gerakan Ikhwanul Muslimin. Sebagai tokoh pemikir muslim, ia dapat disejajarkan dengan pemikir Turki, Badi’uzzaman Sa’id Nursi (1873-1960); pemikir Pakistan, Abul A’la Maududi (1903-1979); pemikir Iran, AH Syariati (1933-1977).5 Ia disebut sebagai salah seorang perintis zaman baru Islam dan syuhada kebangkitan Islam.6

Pengaruh Sayyid Quthb menyebar ke seluruh penjuru dunia Islam melalui tulisan-tulisannya, yang banyak mengilhami mantan anggota dan simpatisan Ikhwanul Muslimin. Pengaruh Sayyid Quthb semakin besar ketika dia mati ai

(14)

B. Fokus Penelitiaan

Fokus penelitian ini adalah tentang strategi pendidikan Tauhid dalam

Tafsir F i Zhilalil Q ur’an, yaitu strategi Sayyid Quthb membuat masyarakat muslim sadar bahwa Tauhid adalah fondasi bagi kehidupan umat manusia terutama dalam bidang pendidikan.

C. Rumusan Masalah

Berdasar dari latar belakang di atas, maka dapat di ambil beberapa pokok permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut, antara lain :

1. Bagaimana biografi intelektual dan sosio-kultur Sayyid Quthb ?

2. Bagaimana konsep strategi pendidikan tauhid Sayyid Quthb dalam tafsir

F i Zhilalil Qur ’an ?

3. Bagaimana relevansi konsep strategi pendidikan tauhid tersebut dalam pendidikan Islam ?

D. Tujuan

Dengan mengungkapkan uraian diatas, maka tujuan penulisan skripsi ini a d alah :

1. Mengetahui sosok Sayyid Quthb, mulai dari biografi Intelektual sampai latar belakang sosio-kultumya.

2. Menegetahui konsep strategi pendidikan tauhid Sayyid Quthb dalam tafsir

F i Zhilalil Qur 'an.

3. Mengetahui implementasi konsep strategi pendidikan tauhid dalam pendidikan Islam

(15)

£ . Manfaat Peneiitian

Adapun manfaat yang akan dicapai dari peneiitian ini adalah memberikan sumbangan informasi dan dapat memperkaya cakrawala tentang pemikiran konsep strategi pendidikan tauhid yang relevan demgan derap zaman.

F. Telaah Pustaka

Penulis belum menemukan tulisan yang secara khusus membahas dan mengupas secara komperhensip tentang strategi pendidikan Tauhid menurut Sayyid Quthb. Sejauh yang penulis ketahui, kajian tentang pemikiran Sayyid Quthb sendiri telah di diangkat sebagai disertasi oleh M. Chirzin12 13 tetapi dengan sudut pandang yang lain.

Hal yang perlu dicatat adalah, peneiitian tentang pemikiran Sayyid Quthb yang di paparkan di sini merupakan peneiitian yang hanya difokuskan pada “Konsep strategi pendidikan tauhid Sayyid Quthb Dalam Tafsir Fi Zhilalil Q u r’an

G. Metode Peneiitian

1. Jenis Peneiitian

Jenis peneiitian ini adalah Library Reseach, yaitu peneiitian yang dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber literatur perpustakaan.

12 Jihad Menurut Sayyid Qutb Dalam Tafsir Fi Zhilal, Era Intermedia, Solo, 2001

13 Mestika Zed, M etodologi Peneiitian Kepustakaan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, him. 86

(16)

Obyek penelitian digali lewat beragam informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi, jumal ilmiah, koran, majalah dan dokumen).13

2. Sumber Data

Sumber-sumber yang di pergunakan penulis dalam penelitian ini tidak langsung memakai tulisan asli Sayyid Quthb dengan menggunakan bahasa asli, tetapi mengunakan data berbahasa Indonesia yang diperoleh dari teijemahan pemikiran Sayyid Quthb.

Adapun sampel ayat yang digunakan penulis adalah A l Baqarah ayat 255, sural Ali Imran ayat 6 dan 26, sural A l An 'am ayat 18, 56, 161,

163, 164 dan 165, surat Yunus ayat 32, 104-105, surat An Nahl ayat 51,

surat Taha ayat 28, surat AN-Naml ayat 26, surat Ar-Rum ayat 30, surat

Az Zumar ayat 14, surat Ass-Sahffat ayat 4, Az-Zukhruf ayat 82 dan 84, At-Taqabun ayat 13, surat Al Kafirun ayat 1-6, dan A l Ikhlas ayat 1-4.

Penulis juga mengambil sumber tulisan penunjang yang temanya sama dengan tema yang penulis angkat. Adapun sumber tersebut adalah : a) Sayyid Quthb, Fikih Pergerakan Sayyid Quthb, Aku Wariskan Untuk Kalian !.u

b) K. Salim Bahnasawi, Butir-Butir Pemikiran Sayyid Quthb .’5 13 14 15

13 Mestika Zed, Meiodologi Penelitian Kepustakaan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, him. 86

14 Uswah. Yogyakarta, 2008. 15 Gema Insani, Jakarta, 2003.

(17)

3. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis mengunakan analisis isi, Content Analysis, yaitu analis terhadap makna yang terkandung dalam gagasan Sayyid Quthb, termasuk bagimana ide gagasan itu muncul, dan apa yang melatar belakangi ide itu dimunculkan. Analisis ini juga bertumpu pada metode analisis Deskriptif, yaitu dengan cara menguraikan masalah yang sedang di bahas secara teratur mengenai seluruh konsepsi pandangan tokoh yang bersangkutan.16 17 Metode ini digunakan sebagai pendekatan untuk menguraikan dan melukiskan pandangan tokoh tersebut dan untuk menjelaskan suatu fakta (pandangan), yaitu benar atau salah, Analisis ini bertolak pada Hermenuetika, yaitu bagaimana mecari penjelasan, arti, makna teks (nash) dalam rangka memahami jalan pikiran pengarang atau

1 7

sesuatu yang disebut dalam teks.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam membaca skrpsi ini, maka di susunlah sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar sebagai b erik u t:

BAB I : Bab ini merupakan bab pembuka, atau bab pendahuluan. Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, telaah pustaka, fokus

16Anton Bakker dan Achmad Charis Zubair, M etodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta, Kanisius, 1990, him. 65

17 Mestika Zed, op.cit., him. 86

(18)

BAB n

BAB QI

BAB IV

BABY

penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

: r>alam bab ini membahas tentang riwayat hidup Sayyid Quthb, yang meliputi biografi Sayyid Quthb, setting sosio- kultural, pendidikan Sayyid Quthb dan karir akademik, karya-karya tulisan sehingga memunculkan pendidikan Tauhid.

: Bab tiga ini membahas pengertian Strategi Pendidikan, Tauhid dan ayat-ayat A1 Qur’an tentang Strategi pendidikan tauhid dalam Tafsir Fi Zhilal Qur ’an.

: Pada bab ini membahas bagaimana imnlementasi swmikiran Sayyid Quthb dalam strategi pendidikan tauhid, mtuk mengantisipasi budaya jahiliah modem yang ada dalam masyarakat, guna mewujudkan masyarakat yang

tseal menurut Islam

: Bab ini merupakan bab terakhir, yang terdiri dari tssimpulan, saran-saran dan penutup

(19)

BAB n

BIOGRAFI SAYID QUTHB

DAN LATAR BELAKANG SOSIO-KULTURAL PEMIKIRANNYA

A. Biografi

Sayyid Quthb (1906-1966) lahir di Musha,Asyut, Mesir. Putra Ibrahim Husain Sadhili. Bentuk tubuhnya kecil, kulitnya hitam, dan bicaranya lembut. Oleh teman-teman sezamannya ia dikenal sangat sensitif, serius, dan mengutamakan persoalan, tanpa rasa humor. Kesuraman dan kerumitan yang dihadapinya, menjadi faktor yang membuatnya lebih peka terhadap apa yang dialaminya. Ia seorang tokoh yang mempunyai bakat-bakat intuitif. Ia di nilai oleh Charles Tripp sebagai salah seorang penulis kontemporer yang terns terang, apresiasi alqurannya estetis, ramah dengan masyarakat seputamya di mesir, serta mempunyai pengalaman langsung atas kerusakan selama dua tahun tinggal di amerika serikat.1

Sayyid Quthb hidup di Mesir ketika perbedaan pikiran dan debat di lingkungan kerajaan tunduk kepada pemikiran Nasserisme. Ia menyaksikan pergantian gerakan untuk bebas dari kendali Inggris, juga debat dan konflik di kalangan orang Mesir mengenai masa depan negeri mereka sendiri. Pada 1

1 Charles Tripp, Para Perintis Zaman Baru Islam, Penerbit Mizan, Bandung, 1996, him.

(20)

sekitar tahun 1930 dan 1940, ia terlibat dalam debat mengenai upaya perbaikan kondisi masyarakat Mesir. Fokus diskusinya banyak berada di seputar pertanyaan : apa yang sebenamya perlu di ubah untuk mewujudkan perbaikan yang diperlukan? Charles Tripp mengidentifikasikan Quthb sebagai seorang moralis dalam memasuki debat tersebut. Ia mencela kemorosotan moral orang-orang di seputar dirinya dan berusaha memahami penyebab kemerosotan tersebut, serta mendesak agar lebih menyadari norma akhiak yang dikaitkan dengan kehidupan yang baik.2

Pada saat yang sama ia terpengaruh kecenderungan umum untuk mengkaji ulang tema-tema Islam yang pada waktu itu mcrupakan tema-tema di kalangan terpelajar Mesir. Kajiannya atas tamsil yang digunakan dalam Al- Qur’an inenunjukan suatu upaya untuk kembali kepada warisan Islam secara eksplisit. Pada masa tersebut moralisasi Sayyid Quthb berdasar pada akhiak Islam, pada periode 1960-an, ia mengembangkan gagasan tentang perlunya revolusi total. Seperti di nyatakan Sagiv, Sayyid Quthb memulai kariemya sebagai seorang pengarang dan dan jumalis sekuler. Selama 1940-an ia mulai berubah arah dan menulis sejumlah buku tentang penafsiran Al-Qur’an. ’

Pada tahun 1929, ia menempuh kuliah di Dar Al-Ulum dan memperoleh gelar sarjana muda pendidikan pada tahun 1933, lalu bekerja sebagai pengawas sekolah pada Departemen Pendidikan. Sayyid Quthb banyak dipengaruhi pemikiran Abbas Mahmud Al-Aqqad yang cenderung * 1

(21)

pada pendekatan Barat. Ia sangat berminat pada sastra Inggris dan segala sesuatu yang dapat diperolehnya dalam bentuk terjemahan.4

Pada tahun 1949 ia mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat untuk memperdalam pengetahuanya di bidang pendidikan selama 2 tahun, yakni di Wilson’s Teacher’s College di Washington, Grelly College di Colorado dan Stanford University di California. Di sana ia menyaksikan dukungan yang begitu luas pers Amerika untuk Israel. Ini menimbulkan kepahitan pada Sayyid Quthb dan tidak dapat disembunyikan untuk selama-lamanya. Selain mengunjungi beberapa kota besar di Amerika Serikat, ia sempat pula berkunjung ke Inggris, Swiss dan Italia. Pengalaman di Amerika serikat memperluas wawasan pemikirannya mengenai problema-problema sosial kemasyarakatan yang di timbulkan oleh paham materialisme yang gersang dari roh ketuhanan. Quthb semakin yakin bahwa hanya Islam yang sanggup menyelamatkan manusia dari paham materialisme, sehingga terlepas dari cengkeraman materi yang tak pemah terpuaskan.5

Sayyid Quthb kembali dari Amerika Serikat saat berkembang krisis politik di Mesir yang kemudian menyebabkan terjadinya kudeta militer pada Juli 1952. Sayyid Quthb menjadi sangat anti AS dan anti Barat. Ia menjadi salah seorang pendukung pemberontakan Nasser, tetapi akhimya berbalik menentangnya ketika Nasser mulai menyiksa orang-orang ikhwan. Di bawah pengaruh karya-karya pemikir Islam dari pakistan, Al-Maududi, Sayyid Quthb menjadi lebih ekstrem, sampai pada tingkat mengutuk masyarakat secara

4 Ibid., him. 31

(22)

keseluruhan dengan menyebutnya Jahiliah Jadidah atau jahiliah modem. Ia secara terbuka dan jujur menyerukan perlunya perubahan radikal dalam kehidupan Islam. Intisari pemikirannya tercermin dalam bukunya M a’alim fith-Thariq yang kemudian tak ubahnya sumpah setia bagi sejumlah organisasi

Islam militan.6

Pada tahun 1953, Sayyid Quthb mulai bergabung dengan Jama’ah Al- Ikhwan Al-Muslimun, sampai tahun wafatnya di tiang gantungan tahun 1966. Rentang masa itu sangat penting baginya karena itu ia pemah mengatakan bahwa tahun 1951 adalah tahun kelahirannya. Sayyid Quthb bergabung bersama Al-Ikhwan Al-Muslmun, dua tahun selah wafatnya Imam Hassan al- Banna yang merupakan pendiri Al-Ikhwan pada tahun 1949. Mereka tidak pemah bertemu muka, meski dilahirkan di tahun yang sama 1906, dan dididik di tempat yang sama, di Darul Ulum.7

Pada 13 Januari 1954, Revolusi Mesir melarang Al-Ikhwan Al- Muslimun. Para pimpinannya ditangkap karena dituduh sedang kudeta. Tanpa bukti yang jelas, tujuh orang pimpinan tertinggi Al-Ikhwan dijatuhi hukuman mati, termasuk Hasan Hudhaibi, Abdul Qadir Audah dan Syeikh Muhammad Farghali, ketua sukarelawan Mujahidin Ikhwan al-Muslimin di dalam Perang Suez 1948. Tetapi hukuman terhadap Hasan Hudhaibi dirubah menjadi penjara seumur hidup dan Sayyid Quthb dihukum penjara lima belas tahun dengan kerja berat.8

6 Ibid., him. 33

7 K. Salim Bahsanawi, Butir-Butir Pemikiran Sayyid Quthb Menuju Pembaruan Gerakan Islam, Gema Insani, Jakarta, 2003, him. 18-19

(23)

Pada tahun 1964, Sayyid Quthb telah dibebaskan atas permintaan pribadi Abdul Salam Arif, Presiden Iraq. Tapi Pemerintahan Revolusi Mesir belum menerima pembebasan tersebut. Setelah Presiden Abdul Salam A rif meninggal dalam satu musibah pesawat udara, Quthb ditangkap lagi pada tahun berikutnya. Alasannya adalah karena Quthb dituduh kembali merancang kudeta. Selain itu, Mahkamah Revolusi merujuk pada buku-buku Sayyid Quthb terutama Maalim Fi At Thariiq, yang mendasari pemyataan seruan revolusi terhadap seluruh kedaulatan yang tidak berdasarkan Syari’at Allah.9

Pagi hari Senin, 29 Agustus 1966, Sayyid Quthb digantung bersama- sama sahabat sepeijuangannya, Muhamad Yusuf Hawwash dan Abdul Fatah Ismail. Sejak saat itu Sayyid Quthb dikenal sebagai syuhada bagi kebangkitan Islam.10

B. Setting Sosio-Kultnral Pemikirannya

Sejak zaman kuno, 4.000 tahun SM, Mesir telah mempunyai peradaban yang tinggi, sehingga dengan potensi geografis dan budayanya, ketika masuk ke dalam wilayah Islam, Mesir segera menjadi daerah yang mempunyai peranan penting dalam sejarah perkembangan Islam, baik pada zaman pra modem maupun pada zaman modem. Peranan yang dimainkan Mesir dalam sejarah perkembangan Islam tampak dalam berbagai bidang, misalnya bidang

(24)

politik berupa perluasangan daerah Islam, bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, dan kebudayaan.11

Pada masa pemerintahan Dinasti Fathimiyah (909-11710), Kairo telah menjadi pusat intelektual muslim dan kegiatan ilmiah dunia Islam. Di sana berdiri universitas tertua di dunia, Universitas Al-Azhar pada 22 juni 972. Universitas tersebut mempunyai peranan penting dalam sejarah peradaban Islam. Hingga kini universitas trsebut menjadi pusat pendidikan Islam dan pertemuan puluhan ribu mahasiswa muslim yang dating dari seluruh dunia.* 12

Islam masuk ke daerah Mesir pada masa khalifah Umar Bin Khatab, dibawah pimpinan Amr Bin Ash yang menjadi gubemur di sana pada 632-669 M. Pada masa selanjutnya Mesir secara berturut-turut diperintah oleh dinasti Ummayah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Tulun (868-905), Dinasti Ikhsyd (935- 969), Dinasti Fathimiyah (909-1171), Dinasti Ayyubiyah (1174-1250) yang ditandai dengan Perang Salib (1096-1273), dan Dinasti Mamluk (1250-1517). Pada masa sesudahnya Mesir menjadi bagian dari keraiaan Turki Ustmani (1517-1917). 13

Periode modem Mesir, tahun 1800 dan seterusnya merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Mesir jatuh ketangan Barat dibawah pimpinan Napoleon dari Prancis pada tahun 22 juli 1798. Napoleon datang ke Mesir selain membawa tentara, juga membawa 500 kaum sipil dan 500 wanita. Diantara mereka terdapat 167 ahli daiam berbagai cabang ilmu pengetahuan,

1' Muhammad Chirzin, Jihad Merturut Sayyid Quthb Dalam Tafsir Zhilal, Era Intermedia, Solo, 2001, him. 19

(25)

dilengkapi dengan seperangkat alat percetakan. Peristiwa itu menginsafkan dunia Islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi, yang merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan kembali mutu dan kekuatan umat Islam. Pada periode modem inilah timbul ide-ide pembaharuan dalam Islam.14

Gerakan pembaharuan itu dimulai sejak pemerintahan Muhammad Ali Pasya (1765-1849), mantan perwira ketumnan Turki kelahiran Yunani, yang merebut kekuasaan dari kaum Mamluk pada saat kekosongan kekuasan politik sepeninggal Prancis tahun 1801. la mengangkat dirinya sebagai Pasya yang baru pada tahun 1805. Muhammad Ali Pasya mengadakan usaha alih ilmu pengetahuan dan teknologi dari Barat ke Mesir. Untuk itu ia mengirim sejumlah mahasiswa untuk belajar di Prancis. Setelah kembali ke Mesir mereka menjadi guru di berbagai universitas, terutama di Universitas Al- Azhar. Dengan demikian, pada masa-masa selanjutnya menyebarlah ilmu-iimu tersebut keberbagai derah Islam.15

Ia membuka sekolah militer di Mesir pada tahun 1815, sekolah teknik pada tahun 1816, dan sekolah kedokteran pada tahun 1867. Guru-gurunya di datangkan dari Barat. Buku-buku asing diterjemahkan ke dalam bahasa arab untuk keperluan studi. Untuk itu didirikan sekolah peneriemahan pada tahun 1836.16 dari penerjemahan buku-buku eropa itu, orang-orang Mesir mulai mengenal negara-negara Barat. Beberapa tahun kemudian sekolah tersebut di

14 Ibid., him 21 15 Ibid, him 22 16 Ibid., him 21

republik pada 18 juni 1953 dengan Naquib sebagai presiden merangkap perdana menteri sampai november 1954, dan di ganti Nasser. Pada tahun- tahun pertama sesudah revolusi, nasionalisme M esir kian melaju menempuh jalan sekuler. Sesudah tahun 1955, Nasser berusaha menyatukan rakyat Mesir

(26)

Ditulis dalam rentang waktu antara 1952-1965. Sayyid Quthb sempat merevisi ketiga belas juz pertama tafsimya semasa penahanannya yang panjang. Tafsir tersebut membawa Sayyid Quthb menjelajahi berbagai cara agar pesan orisinil Islam yang disampaikan Al-Qur’an dapat menjadi fondasi suatu ideologi sempuma. Al-Qur’an memberi umat manusia sarana untuk menemukan kembali dirinya dalam pola yang dikehendaki Allah melalui Nabi dan oleh Nabi. Tafsimya banyak menekankan perlunya manusia mendekati iman secara intuitif, dengan cara yang tak perlu dirasionalkan atau dijelaskan dengan merujuk kriteria filsafat. Iman itu hams ditetapkan melalui tindakan langsung ke dalam kehidupan individu, sosial dan tatanan politik.27

Penulis menilai bahwa tafsir Sayyyid Quthb yang tiga puluh juz ini merupakan usaha terobosan penafsiran yang sederhana dan jelas.

a. Latar Belakang Penulisannya

Pada kata pengantamya, Sayyid Quthb mengemukakan kesan-kesanya hidup di bawah naungan Al-Qur’an. Hidup di bawah naungan Al-Qur’an adalah nikmat. Nikmat yang tidak diketahui kecuali oleh yang telah merasakanya. Ia merasa dekat dan mendengar serta berbicara dengan Allah melalui Al-Qur’an. Hidup di bawan naungan Al-Qur’an, Sayyid Quthb merasakan keselarasan yang indah antara gerak manusia sebagaimana kehendak Allah dengan gerak-gerik alam ciptaan-Nya. Ia

(27)

mertyaksikan benturan yang keras antara ajaran-ajaran rusak yang dididektekan padanya dengan fitrahnya, yang telah ditetapkan Allah.28

Di bawah naungan Al-Qur’an, Sayyid Quthb melihat wujud alam ini lebih besar dari pada bentuk yang tampak di depan mata. Ia adalah alam nyata dan alam gaib, alam dunia dan akhirat. Kehidupan manusia membentang dalam rentang masa yang panjang itu dan kematian bukanlah akhir peijalanan hidup, melainkan satu fase setengah jalan. Peijalanan panjang fase itu adalah menuju pencipta Yang Esa. Kepada- Nya setiap jiwa mukmin menghadap dalam khusuk.29

Menurut Quthb, syariat Allah bagi manusia merupakan salah satu bagian dari undang-undang Nya yang menyeluruh di alam semesta. Maka, melaksanakan syariat pasti memiliki dampak yang positif di dalam menyerasikan peijalanan hidup manusia dengan peijalanan alam semesta.30

Syariat ini tidak lain adalah buah Iman, ia tidak mungkin beijalan berjalan sendiri tanpa fondasinya yang besar. Syariat di buat untuk dilaksanakan pada masyarakat muslim dan ia juga di buat untuk memberi saliam untuk membangun masyarakat muslim. Dalam akhir ‘pembukaanya’ beliau mengatakan bahwa inilah sebagian dari curahan dalam kehidupan di bawah naungan Al-Qur’a n .31

28 Sayyid Qutb, Tafsir Fi Zhilalil Qur 'an, Terj. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2001, jilid V, him. 76

(28)

b. Struktur Tafsir dan Ciri-Cirinya

Tafsir Sayyid Quthb disusun dengan metode Tahlili. Ia memulai penafsiran suatu surat dengan memberikan gambaran ringkas kandungan surat yang akan dikaji secara rinci. Dalam surat A1 Fatihah misalnya, Sayyid Quthb mengemukakan bahwa dalam surat ini tersimpul prinsip-prinsip akidah Islam, konsep-konsepsi Islam dan pengarah-pengarahanya yang mengidentifikasi hikmah. Dipilihnya surat ini karena sebagai bacaan yang di ulang-ulang dalam setiap rakaat shalat serta tidak sahnya shalat tanpa membacanya. Setelah itu beliau memperinci penafsiran ayat demi ayat. Begitupula ketika beliau menafsirkan surat-surat berikutnya.

Dalam menafsirkan surat yang panjang, Sayyid Quthb mengelompokkan sejumlah ayat sebagai kesatuan, sesuai dengan pesan yang terkandung di dalam ayat-ayat tersebut. Dalam menafsirkan surat A1 Baqarah misalnya, beliau menetapkan ayat pertama sampai ayat 29 sebagai bagian pertama pembahasan. Selanjutnya beliau menafsirkan ayat 30 - 39, ayat 40 - 74, ayat 75 - 103, dst. Dibandingkan dengan pengelompokan oleh Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha dalam Tafsir A1 Manar, pengelompokan Sayid Quthb relatif lebih besar. Dalam menafsirkan ayat, ia menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai Penjelas.

(29)

tanpa menyertakan rangkaian sanadnya secara lengkap. Terkadang hanya dengan menyebutkan rawi terakhimya. Misalnya, hadist tentang keharusan membaca surat At Fatihah yang di riwayatkan Bukhari dan Muslim.

Kemudian melengkapi Tafsimya dengan perkataan sahabat, misalnya perkataan Umar tentang permohonan suaka penduduk Iraq, terkait surat A l Baqarah.lOO tentang menepati janji. Juga mengutip pendapat-pendapat ulama terdahulu. Seperti mengutip Tafsir Ibn Katsir mengenai peristiwa Bai’ah Aqabah. Kemudian dari A l Bidayah Wan Nihayah tentang lamanya Nabi tinggal di Makkah selama 10 tahun.

Sayyid Quthb menekankan analisis munasabah, keseimbangan, dan keserasian dalam surat. Misalnya, uraian tentang Nabi Musa diikuti dengan uraian tentang bani IsraiL, persesuaian antar pembukaan surat dengan penutupnya sseperti tampak dalam surat A l Baqarah, yang mengutarakan sifat-sif'at orang beriman dan karakteristik orang beriman.

Pesan utama yang ditekankan Quthb di dalam tulisan-tulisannya adalah konsep al-Tauhid dari sudut al-Uluhiyyah. Menurutnya inti dari Tauhid

Uluhiyyah adaiah hak Allah dari sudut al-Hakimiyyah dan al-Tasyri’

(pembuatan peraturan). Dan karenanya, menurut Quthb ikrar Lailaha ilalLah

adalah pemyataan revolusi terhadap seluruh kedaulatan yang berkuasa di atas 32 muka bumi Nya. Maka seluruhnya itu mesti dikembalikan kepada hakNya.

32

(30)

BAB III

AYAT-AYAT STRATEGIPENDIDIKAN TAUHID

DALAM TAFSIR F IZ H IL A L IL Q U R 'A N

A. Pengertian Strategi Pendidikan Tauhid

Strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah "kemenangan". Menurut Oxford Leaner’s Pocket Dictionary, Strategi ialah

plan intended to achive a particular purpose yaitu rencana yang dimaksudkan untuk memperoleh tujuan tertentu (khusus).1 Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan".1 2 Strategi pada awalnya dipergimakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi, dan pendidikan.

(31)

Dalam ensiklopedi pendidikan, strategi ialah the art o f bringing forces to the battle fie ld in favourable position. Dalam pengertian ini strategi adalah suatu seni, yaitu seni membawa pasukan kedalam medan tempur dalam posisi yang paling meyakinkan/ Sementara menurut Wina Sanjaya strategi diartikan sebagai a plan, method, or series o f activities designed to achieves a particular educational goal. Dalam pengertian ini strategi adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.3 4

Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang beijalan seumur hidup. Dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung di dalam kelas, tetapi berlangsung pula di luar kelas. Pendidikan bukan bersifat formal saja, tetapi mencakup pula yang non formal.5

Secara umum pendidikan dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk menbiana kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau berlangsimg suatu proses pendidikan. Oleh karena itu sering dinyatakan pendidikan telali ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya. Pendidikan diartikan juga sebagai proses timbal balik

3 Ibid., him. 2

4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Kencana, Jakarta, 2007, him. 124

(32)

dari tiap pribadi manusia daiam menyesuaikan dirinya dengan alam, dengan teman, dan dengan alam semesta.

Daiam proses pendidikan diperlukan suatu perhitungan tentang kondisi dan situasi dimana proses tersebut berlangsung daiam jangka panjang. Dengan perhitungan tersebut, maka proses akan lebih terarah kepada tujuan yang hendak dicapai, karena segala sesuatunya telah direncanakan dengan matang. Itulah sebabnya pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut masalah bagaimana melaksanakan proses pendidikan terhadap sasaran pendidikan dengan melihat situasi dan kondisi yang ada, dan juga bagaimana agar daiam proses tersebut tidak terdapat hambatan serta gangguan baik internal maupun ekstemal yang menyangkut kelembagaan atau lingkungan sekitamya.6

Secara etimologik tauhid berarti pengakuan terhadap keesaan Allah, secara teologik pengakuan tersebut mengandung kesempumaan kepercayaan kepadanya. Formulasi tauhid yang paling singkat tapi tegas ialah kalimat

thayyibah : “La ilaha ila lla h ”, yang berarti “Tidak ada Tuhan Selain Allah”. Kalimat thayyibah tersebut merupakan kalimat penegas dan pembebas bagi manusia dari segala pengkultusan dan penyembahan, penindasan dan

(33)

perbudakan sesama makhluk dan menyadarkan manusia bahwa dia mempunyai derajat yang sama dengan manusia lain.7

Makna tauhid adalah mengesakan Allah dalam Kerububiyahannya ,

keuluhiyahannya, dalam nama-nama dan sifat-sifatnya beserta hukum-hukum di dalamnya, dari dua segi yaitu rububiyah dan uluhiyah. Tauhid rububiyah ialah pengakuan terhadap keesaan Allah sebagai Zat Yang Mahapencipta, Pemelihara, dan memiliki semua sifat kesempumaan. Sedangkan tauhid uluhiyah ialah komitmenmanusia kepada Allah sebagai satu-satunya Zat ynag dipuja dan disembah dan satu-satunya sumber nilai. Komitmen kepada Allah itu diwujudkan dalam sikap pasrah, tunduk dan patuh sepenuh hati, sehingga seluruh amal perbuatan bahkan hidup dan mati seseorang yang benar-benar bertauhid semata-mata hanya untuk Allah.

Jadi dengan demikian Strategi pendidikan tauhid dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tauhid.

Saiful Bahri Djamarah menulis ada empat komponen dasar dalam strategi pendidikan yang meliputi hal-hal sebagai b erik u t:

Op.cit., Achmadi, him. 5

(34)

1) Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2) Memilih sistem pendekatan pendidikan berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.

3) Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik dalam pendidikan yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.

4) Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriieria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan pendidikan yang selanjutnya akan dijadikan umpanbalik buat penyempumaan system

o instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

Dari uraian diatas tergambar ada empat komponen pokok yang sangat penting yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan agar berhasil sesuai yang diharapkan. 8

(35)

B. Tafsir Ayat - Ayat Pilihan tentang Strategi Pendidikan Tauhid

1. Ayat - ayat yang masuk komponen menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku.

a. Al-Baqarah: 255

O'

j l

LUI

(j L*

->

a

J

f j j

^ J l

j A

<J]

4i)l

i ■S * ' A>. ^ jJl li ^ j V l J

G. * »

Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terns menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.9

Sayyid Quthb menulis bahwa Keesaan yang pasti dan jelas ini adalah kaidah tempat bertumpunya tashawwur islami, tempat bersumbemya manhaj

islami bagi semua kehidupan. Dari manhaj itu, timbullah arahan menuju Allah Yang Maha Esa saja dalam berubudiah dan beribadah. Seseorang tidak menjadi ’aAd kecuali bagi Allah, tidak mengarahkan ibadahnya kecuali kepada Allah, tidak melaksanakan suatu ketaatan kecuali ketaatan kepada Allah. Dari

(36)

tashawwur ini lahirlah kaidah, yaitu kedaulatan itu adalah milik Allah saja. Allah sajalah yang membuat syariat bagi manusia, dan perundang-undangan yang dibuat manusia haruslah mengacu pada syariat Allah. Dari tashawwur ini lahir pula kaidah bahwa semua tata nilai haruslah dari Allah. Tidak ada satu pun nilai kehidupan yang tidak diterima dalam timbangan Allah; dan tidak boleh ada peraturan, tradisi, atau tatanan yang bertentangan dengan peraturan Allah.10 11

b. Surat Ali Imron : 6

Artinya : Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yangM aha Perkasa lagi M aha Bijaksana.11

Sayyid Quthb menulis, bahwa Allah “membentuk kamu”, membuat rupa dan bentukmu menurut kehendak-Nya, memberi kekhususan dan keistimewaan dengan bentuk dan rupamu, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia." Maka, tidak ada sekutu bagi- Nya dalam uluhiyah, keberhakkan untuk disembah'. "Yang Mahaperkasa", yang bersifat dengan hidup, yang hakiki dan mutlak tanpa terikat oleh apa pun. Maka, tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya dalam sifatNya. "Yang Maha bijaksana", yang dengan-Nya kehidupan dapat berlangsung.Maka, tidak

10 Sayyid Quthb, TafsirFi Zhilalil Qur ’an, Teij. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid I, him. 337

(37)

ada kehidupan dan wujud sesuatu di alam semesta ini melainkan karena Diayang Mahasuci.12

c. Surat Al- An’am, ayat 56

*

rf

,t

£

> *1

^ 1 2 O j'5 (j*

i

Sl L*j lijcJi^s) ai ^

Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya Aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah Aku jik a berbuat demikian dan tidaklah (pula) Aku termasuk orang-orangyang mendapat petunjuk".13

Sayyid Quthb menulis, bahwa Hakikat uluhiyyah itu juga tampak dalam kelembutan sikap Allah dalam memperlakukan para pendusta agama-Nya. Juga dengan tidak memenuhi permintaan mereka untuk menurunkan bukti material-supranatural kepada mereka. Sehingga, Allah tidak menyegerakan adzab-Nya ketika mereka masih mendustakan-Nya, setelah mereka ditunjakkan bukti material itu, sesuai dengan ketentuan Allah dalam masalah ini, seperti yang teijadi pada umat-umat sebelumnya. Sementara itu, Dia Maha Berkuasa untuk melakukan semua itu. Seandainya Rasulullah memiliki apa yang mereka pinta untuk dipercepat itu, niscaya Nabi tidak menolak permintaan mereka itu. Juga menjadi

sem-12 Sayyid Quthb, TafsirFi Zhilalil Qur ’an, Terj. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid II, him. 36

(38)

pitlah sisi kemanusiaan beliau dengan sikap dan pendustaan mereka. Dengan tidak diturutinya permintaan mereka itu, merupakan suatu perwujudan dari kelembutan dan kasih sayang Allah. Dalam hal itu juga tercermin uluhiyyah A llah.14

d. Surat Luqman, ayat 13-15

J j j 4db i

t

k

)

l

i

{J jZ

UjhJ

jAj»\

(yL^yi

LL^

j j

jbja£- JeijaJ

o

J

3 1$5

3j

J

O' O

S4^- <4

& p c ^ i u j - J £ a . ^ i i o f J * - £ i i

3

] ^

V1^' tlr* J * —

^

73. Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

14. Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. 15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, M aka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, M aka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.

(39)

Ayat-ayat diatas masuk didalam komponen spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dikarenakan ayat ini dengan jelas menerangkan tentang tauhid yaitu menjadikan Allah sebagai satu- satunya sesembahan yang menjadi sumber tata nilai masyarakat, seperti

yang ada dalam surat A l Baqarah ayat 255 dalam kalimat

<0)1, Surat A li Imron ayat 6 dalam kalimat ja

aJI Surat A l An ’am ayat 56 dalam kalimat dan Surat

Luqman ayat 13 dalam kalimat <d)t> . Sebagaimana yang telah

dijelaskan oleh Sayid Quthb dalam tafsir diatas yaitu menjadikan Allah sebagai satu-satunya sumber nilai-nilai kehidupan, hal tersebut menjadi acuan untuk menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang berkenaan dengan pendidikan tauhid.

2. Ayat - ayat yang masuk komponen memilih cara pendekatan pendidikan yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran.

(40)

Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya Aku Telah ditunjuki oleh Tuhcmku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik".

b. Surat A l- An 'am, ayat 163

Artinya : Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)

c. Surat Al- An ’am, ayat 164

Artinya : Katakanlah: "Apakah Aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya /cembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan." . 15

(41)

Sayyid Quthb menulis, bahwa ini adalah penyerahan diri secara total kepada Allah, dengan segenap detak di hati dan segenap gerak dalam kehidupan. Yang di implementasikan dengan melaksanakan shalat dan I ’tikaf. Ini adalah tasbih "tauhid" mutlak dan penghambaan yang sempuma, yang menyatukan shalat i'tikaf, kehidupan dan kematian, untuk kemudian memberikannya semata kepada Allah. Kepada Allah

Rabb semesta alam, yang menopang kehidupan ini, yang mendominasinya, yang bertindak, yang memelihara, yang mengarahkan dan yang me- nguasai alam semesta. Dalam "Islam" yang sempuma, tidak ada yang tersisa dalam jiwa juga dalam kehidupan sesuatu yang tidak menyembah Allah, tidak menyimpan kepada sesuatu selain-Nya, dalam hati dan realitas. "Seperti itulah aku diperintahkan" dan aku dengarkan serta aku taati dan aku menjadi muslim yang pertama.16

Ayat - ayat di atas masuk di dalam komponen cara pendekatan pendidikan yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran dikarenakan ayat-ayat tersebut memuat tentang cara mendekatkan diri kepada Allah dengan mengikuti jalan yang lurus (agama yang benar) yang terdapat dalam kalimat

(42)

yang kemudian diperjelas dengan kalimat 1*^3 llo ,

menyerahkan diri kepada Allah yang terdapat dalam kalimat

«•»

, dan kalimat J J. Sebagaimana diterangkan dalam tafsir

Quthb bahwa penyerahan diri kepada Allah adalah cara yang tepat dan efektif untuk pendekatan dalam mencapai sasaran pendidikan tauhid.

3. Ayat - ayat yang masuk komponen memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif.

a. Surat Yunus, Ayat 32

JlL; ISUi j£ l JSoj &! Jjb'ji

v i ' i u i

Artinya : M aka (Zat yang demikian) Itulah Allah Tuhan kam uyang Sebenamya; M aka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. M aka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?17

Sayyid Quthb menulis, bahwa telah diterangkan di muka bahwa orang-orang musyrik Arab itu tidak mengingkari adanya Allah, dan tidak mengingkari bahwa Dia itu Maha Pencipta, Maha Pemberi rezeki, dan

17

(43)

Maha Pengatur. Hanya saja mereka membuat sekutu-sekutu untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah, atau, mereka mempunyai kepercayaan bahwa sekutu-sekutu itu memiliki kekuasaan di samping kekuasaan Allah. Maka, di sinilah Allah menghukum mereka disebabkan kepercayaan mereka itu, untuk membetulkan (dengan jalan menggugah kesadaran dan logika fitri mereka) bahwa yang demikian itu salah dan sesat.18

b. Surat Yunus, Ayat 104-105

Artinya : Katakanlah: "Hai manusia, jik a kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, M aka (ketahuilah) Aku tidak menyembah yang kamu sembah selain Allah, tetapi Aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu dan Aku Telah diperintah supaya termasuk orang-orang yang beriman", Dan (aku Telah diperintah): "Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik.19

Sayyid Quthb menulis, bahwa Inilah surah yang memuat perjalanan keliling seputar masalah akidah dengan persoalan-persoalan

18 Sayyid Quthb, TafsirFi ZhilalilQur’an, Teij. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid IV, him. 117

(44)

asasinya yang besar, yaitu Tauhidur Rubuubiyyah qawaamah wal-baakimiyah, meniadakan sekutu-sekutu dan pemberi-pemberi syafaat mengembalikan semua urusan kepada Allah dan sunnah yang telah ditetapkan-Nya yang tidak ada seorang pun dapat mengubah dan menggantinya. Masalah wahyu dan kebenarannya, dan masalah kebenaran yang mumi yang dibawanya. Masalah kebangkitan kembah dari kubur, masalah hari akhir dan keadilan dalam pemberian balasan. Kaidah-kaidah asasi dalam akidah inilah yang menjadi pokok persoalan ayat ini secara keseluruhan, dipaparkannya kisah-kisah untuk men- jelaskannya, dan dibuatnya bermacam-macam percontohan untuk menerangkannya.20

c. Surat An Nahl, Ayat 51

O j& fi

V 'jU j> d j

£ $ CM

Jj

V

*

Artinya : Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; Sesungguhnya dialah Tuhan yang M aha Esa, M aka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut".

Sayyid Quthb menulis, bahwa Sungguh Allah telah memerintahkan agar manusia tidak membikin dua sesembahan. Hanya Dialah Tuhan Yang Mahatunggal, tak ada duanya. Dalam mengungkapkan

(45)

masalah larangan menyembah dua tuhan ini, Allah memakai uslub (susunan kata) berulang, yaitu menyatakan kata ilaahain'dua tuhan' lalu diikuti dengan kata itsnain 'dua'. Ungkapan larangan ini disusul dengan

qashr 'pengkhususan', "Hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa." Dan diikuti lagi larangan dan qashr itu, dengan qashr yang lain, "Maka hanya kepada- Kulah kamu harus takut", bukan kepada selainKu, karena tak ada yang menandingi-Ku dan menyerupai-Ku.21

d. Surat Az-Zukruf, Ayat 82-84

A rtin ya: M aha Suci Tuhan yang Empunya langit dan bumi, Tuhan yang Empunya ’Arsy, dari apa yang mereka sifatkan itu.

Artinya : M aka Biarlah mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka.

Artinya : Dan dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi dan Dia lah yang M aha Bijaksana lagi M aha Mengetahui. 22

Sayyid Quthb menulis, bahwa Ini merapakan penegasan tentang Uluhiah Yang Esa di langit dan bumi, tanpa ada yang menyekutukan- Nya dalam masalah ini. Disertai dengan hikmah dalam apa yang Dia

21 Sayyid Quthb, TafsirFi Zhilalil Qur ’an, Teij. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid VII, him. 187

(46)

perbuat, serta ilmu-Nya yang mutlak tentang kerajaan-Nya yang mahalnas ini. Setelah menyucikan dan mengagungkan Allah dalam lafal "tabaraka

"yang artinya "Mahasuci Allah dan Maha Agung" dari apa yang mereka klaim dan mereka sifati itu. Dia adalah "Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; serta apa yang ada di antara keduanya. "Dia sajalah yang mengetahui ilmu tentang hari kiamat dan kepada-Nyalah semua makhluk dikembalikan 23

e. Surat At-Taqabun, Ayat 13

Artinya : (Dia-lah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja.

Dalam ayat ini Sayyid Quthb menulis, bahwa hakikat tauhid merupakan asas dan dasar dari segala pandangan iman. Dan hal ini menentukan bahwa segala bentuk tawakal harus ditujukan hanya kepada diri-Nya semata-mata. Inilah salah satu pengaruh dari pandangan iman yang ada dalam hati.24

Ayat-ayat diatas menerangkan tentang metode-metode dan teknik dalam melakukan pendekatan pendidikan tauhid, yaitu dengan tidak

23 Sayyid Quthb, TafsirFi Zhilalil Qur’an, Teij. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid X, him. 263

(47)

menduakan Allah, hanya takut kepada Allah, dan tawakkal kepada Allah.

f. Surat Ali-lm ron, Ayat 26

f & c A

? -liU t

y i j < j£ } \ ^ d i b ’ id J iL .i $ f \ J

Artinya: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa at as segala sesuatu.25

Sayyid Quthb menulis, bahwa sesungguhnya, ini adalah hakikat yang tumbuh dari hakikat uluhiyyah waahidah, Tuhan Yang Maha Esa, satu- satunya Raja Diraja. Dialah "Pemilik segala kerajaan" tanpa ada sekutu bagi- Nya. Kemudian di samping itu, Dia memberikan kerajaan (kekuasaan) kepada siapa yang dikehendaki-Nya akan apa yang dikehendaid-Nya. Dia memberikan kepadanya kekuasaan sebagai pinjaman yang akan ditarik- Nya kembali sewaktu-waktu bila Dia menghendaki.

Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang menolak kekuasaan mutlak yang dia dapat berbuat sekehendak hawa nafsunya dengannya. Kekuasaan itu hanyalah pinjaman dengan syarat-syarat tertentu sesuai dengan ketentuan Pemilik kekuasaan yang mutlak dan hams memenuhi

(48)

ajaran-ajaran-Nya. Apabila si peminjam itu dalam menggunakan kekuasaan tersebut bertentangan dengan syarat yang ditetapkan Pemiliknya, maka apa yang dilakukannya itu adalah batil. Dan, orang-orang mukmin diwajibkan mengembalikannya di dunia, sedangkan di akhirat nanti dia akan dihisab sesuai dengan kebatilannya dan penentangannya terhadap syarat yang ditetapkan oleh Pemilik yang sah. 26

g. Surat Al-An ’am, ayat 18

j-Aj

tS'

t

Jij

3

jA

LflJ I

jyAj

Artinya : Dan dialah yang berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. dan dialah yangM aha Bijaksana lagi M aha M engetahui27

Sayyid Quthb menulis, bahwa ini adalah penelusuran terhadap bahasa jiwa dan apa yang terbetik dalam hati manusia. Yakni, menelusuri apa yang diingini hati manusia dan apa yang ditakutinya serta dugaan-dugaannya dengan cahaya akidah, penjelas keimanan, kejelasan tashawwur, dan ketepatan pengetahuan terhadap hakikat uluhiyyah. Hal itu karena pentingnya masalah yang dibahas oleh redaksional Al-Qur'an di tempat ini, dan dalam keseluruhan Al-Qur'an28

26 Sayyid Quthb, TafsirFi Zhilalil Qur ’an, Terj. As’ad Yasin dkk, Gema Insani Press, Jakarta, 2000, jilid II, him. 36

27 Ibid, him. 130

(49)

Dan paparan ayat - ayal di atas dapat diambil pemyataan yang mengungkapkan tentang komponen memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang tepat dan efektif yang disebutkan dalam kalimat

jSLj , , * 1 j *j j dan, ^ lilt

kalimat - kalimat tersebut menerangkan tentang prosedur, teknik serta metode yang dipandang tepat dan efektif dalam belajar mengajar pendidikan tauhid, y a itu :

1) Menyembah Allah secara benar sesuai dengan ketentuan-Nya. 2) Tulus dan ikhlas dalam melaksanakan perintah Allah.

3) Takut hanya kepada Allah dengan menjauhi larangan-Nya. 4) Bertawakkal kepada Allah dalam kehidupan.

5) Yakin bahwa Allah akan memulyakan hamba-hamba-Nya yang bertakwa.

6) Percaya akan kekuasaan Allah didunia dan akhirat.

4. Ayat - ayat yang masuk komponen menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan.

(50)

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,

2. Aku tidak akan menyembah apaycmg kamu sembah. 3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.

4. Dan Aku tidak pem ah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, 5. Dan kamu tidak pem ah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku

sembah.

6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Dalam Surat ini Sayyid Quthb menulis, bahwa tauhid adalah sebuah manhaj 'sistem', dan syirik adalah sebuah manhaj yang lain. Keduanya tidak akan dapat bertemu. Tauhid adalah sebuah manhaj

(51)

Begitulah kehidupan hams beijalan. Pemisahan secara jelas dan tegas ini merupakan sesuatu yang vital bagi juru dakwah.29

b. Surat Al-Ikhlas, Ayat 1-4

1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang M ahaEsa.

2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,

4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan D ia."

Dari sini lahirlah manhaj kehidupan yang sempuma, yang ditegakkan di atas penafsiran itu dengan segala pengaruh yang ditimbulkannya di dalam jiwa yang berupa tashawwur, perasaan, dan arahan-arahan. M anhaj kehidupan itu meliputi manhaj-manhaj sebagai berikut:

1. M anhaj untuk beribadah kepada Allah saja, yang tidak ada hakikat bagi suatu wujud kecuali wujudNya, tidak ada hakikat bagi keefektifan sesuatu kecuali keefektifan-Nya, dan tidak ada pengaruh bagi suatu kehendak kecuali kehendak-Nya.

2. M anhaj untuk m engarah dan menuju kepada Allah saja di dalam berharap dan takut, kesenangan dan kesulitan, kebahagiaan dan penderitaan.

(52)

3. M anhaj untuk menerima sesuatu dari Allah saja. Yaitu, menerima akidah, tashawwur'pandangan hidup', tata nilai, norma-norma, syariat, undangundang, peraturan, adab, dan tradisi.

4. M anhaj untuk bergerak dan beramal karena Allah semata-mata. Yaitu, untuk m endekat kepada hakikat yang sebenamya, dan untuk melepaskan diri dari tabir-tabir yang menghalangi dan noda-noda yang menyesatkan, baik di dalam lubuk jiwa sendiri maupun pada segala sesuatu di sekitamya.

5. Di samping itu adalah sebagai manhaj yang menghubungkan antara hati manusia dengan segala yang maujud dengan hubungan cinta, kasih sayang, lembut lembut, dan saling merespons.30

Ayat-ayat di atas menetapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan yaitu ketika manusia sudah menyadari bahwa tauhid adalah sebuah sistem yang menjadi prinsip kehidupan dan menyadari tauhid sebagai manhaj

kehidupan.

Seperti halnya konsep dalam ilmu tasawuf tentang tiga komponen tahapan menuju m a ’rifatullah: takhalli(mengosongfan diri), tahalli(mengisi jiwa dengan akhlak terpuji), ta/a///(terangkatnya derajat manusia)31 bahwa apabila peserta didik ingin mencapai kriteria-kriteria keberhasilan dalam pendidikan tauhid haruslah menerapkan tahapan - tahapan seperti yang telah

30 Ibid., him. 377

(53)
(54)

BAB IV

ANALISIS STRATEGIPENDIDIKAN TAUHID

A. Strategi Pendidikan Tauhid dalam Perspektif Pendidikan Islam

Srategi pendidikan tauhid dalam perspektif pendidikan Islam, merupakan sarana untuk membantu peserta didik dalam upaya mengangkat, mengembangkan dan mengarahkan potensi pasif yang dimilikinya menjadi potensi aktif yang dapat teraktualisasi dalam kehidupan secara maksimal. Dimensi ini memberikan pengertian bahwa pendidkan bukan sarana yang berfungsi sebagai indoktrinasi pembentukan corak dan wama kepribadian peserta didik, sebagaimana yang diinginkan oleh pendidik atau sistem pendidikan yang ada. Akan tetapi, pendidikan berfungsi sebagai fasilitator berkembangnya potensi peserta didik secara aktif sesuai dengan potensi masing-masing dan utuh, baik itu potensi flsik maupun psikis.1

Pendidikan tauhid merupakan bagian dari pendidikan Islam, yang dari semula telah mengarah manusia untuk berupaya meningkatkan kualitas hidupnya yang dimulai dari penyadaran diri untuk menyembah kepada Allah. Titik tolaknya adalah pendidikan yang akan mempersiapkan manusia itu menjadi makhluk individual yang bertanggung jawab dan makhluk sosial yang mempunyai rasa kebersamaan dalam mewujudkan kehidupan yang damai, tentram, tertib, dan maju, dimana moral kebaikan (kebenaran, keadilan, dan kasih

(55)

sayang) dapat ditegakkan dengan prinsip-prinsip dan tata nilai yang bersumber dari Allah semata.

Pembentukan pribadi atau karakter tentu menuntut kematangan individu. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan strategi untuk menggapainya. Karena strategi merupakan altem atif dasar yang dipilih dalam upaya meraih tujuan berdasarkan pertimbangan bahwa altematif terpilih itu diperkirakan paling optimal.2

Strategi adalah jantung dari tiap keputusan yang diambil kini dan menyangkut masa depan. Tiap strategi selalu dikaitkan dengan upaya mencapai sesuatu tujuan di masa depan, yang dekat maupun yang jauh. Tanpa tujuan yang ingin diraih, tidak perlu disusun strategi. Selanjutnya, suatu strategi hanya dapat disusun jika terdapat minimal dua pilihan. Tanpa itu, orang cukup menempuh satu-satunya altem atif yang ada dan dapat digali.3

Islam menumt Sayyid Quthb, menjadikan akidah tauhid sebagai kaidah tempat bertumpunya pendidikan yang membentuk masyarakat pergerakan Islam, yang diatas landasan ini ditegakkan eksistensi umat muslim, maka jalan inilah yang membedakan manusia dengan makhluk- mahluk lainnya.4Mengesakan Allah dan memumikan tuhid dan ketaatan kepada-Nya bukan sekedar pemyataan yang di ucapkan lisan. Tetapi

2 Ahmad S. Adnanputra, Strategi Pengembangcm SDM Menumt Konsep Islami,

Mimbar Bmiah Universitas Islam Djakarta, Jakarta, 1994, Him. 7 3 Ibid., him. 8

(56)

merupakan sistem kehidupan yang sempuma, yang dimulai dari konsepsi dan keyakinan dalam hati, dan berakhir dengan keteraturan yang meliputi kehidupan individu dan kelompok.5

Strategi Pendidikan Tauhid menurut Sayyid Quthb adalah pendidikan yang menekankan pada akidah dan tauhid yaitu yang menekankan pada iman kepada Allah SWT beserta seluruh sifat-sifatnya. Iman yang tidak hanya dalam satu aspek saja saja tetapi menyangkut semua aspek kehidupan, Sayyid Quthb dalam Tafsir F i Zhilalil Quran terutama pada surat Al-Baqarah mengatakan bahwa umat islam hams belajar pada umat- umat terdahulu dan tidak mengikuti jejak umat yang salah. Di sana di gambarkan bagaimana umat yahudi dan nasrani melakukan pengingkaran terhadap nabi yang di utus kepada mereka bukan hanya mengingkari nabi dan ajaran yang dibawa tetapi mereka juga mengingkari Allah SWT dengan menyembah berhala.

Dalam surat Al-Baqarah di tunjukan kisah bagaimana sikap kaum Yahudi dan Nasrani untuk dijadikan pelajaran agar kaum muslim tidak mengikuti langkah-langkah mereka, sesuai dengan keadaan zaman sekarang dimana pendidikan Indonesia selalu berkiblat ke Barat dan terbuai dengan mimpi dan angan-angan kosong, dimanjakan oleh budaya materialisme dan hidup hanya untuk mengejar dunia saja. Melupakan pedoman dan petunjuk yang sudah pasti kebenarannya yaitu A1 Qur’an.

Referensi

Dokumen terkait

Bandung Raya di Provinsi Jawa Barat yang melarang penjualan minuman beralkohol, kecuali pada lokasi-lokasi yang mewah, memiliki jumlah kematian akibat oplosan 5 kali lebih

Publikasi “Kecamatan Sukasari Dalam Angka Tahun 2015” mencoba menjawab kebutuhan akan data di tingkat wilayah yang lebih kecil, atau lebih dikenal dengan Small

Jika pembentukkan kunci rahasia pada buku yang berjudul Cryptography and Network Security Principles and Practices 4th Edition oleh William Stallings (2005) menggunakan

Mencari dan menemukan material yang cocok untuk dijadikan shelter yang dapat dibongkar pasang, tahan terhadap cuaca, memiliki insulasi yang baik, dan memiliki

Hasil perhitungan prediksi laju erosi dengan metode RUSLE menunjukkan laju erosi yang paling rendah terjadi pada satuan lahan D2-I-ST yaitu sebesar 4,51 ton/ha/tahun

Tingkat pendidikan responden di Desa Modelomo Kecamatan Kabila Bone berada pada kategori rendah yakni sebanyak 261 (99,6%) orang, Hal ini juga sangat mempengaruhi

Tingkat kelangsungan hidup dari penelitian yang dilakukan memiliki nilai SR yang berbeda pada perlakuan A Kontrol negatif (udang sehat), B Kontrol positif tanpa penambahan ekstrak

Padahal kita ketahui bahwa sektor pertanian adalah penghasil bahan baku untuk sektor industri, sehingga seharusnya pemerintah harus melakukan kebijakan kenaikkan