• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implikasi Ratifikasi Protokol Kyoto terhadap Politik Internasional dan Domestik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Implikasi Ratifikasi Protokol Kyoto terhadap Politik Internasional dan Domestik Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Im p lika s i Ra tifika s i Pro to ko l Kyo to te rh a d a p

Po litik In te rn a s io n a l d a n D o m e s tik In d o n e s ia

S ylvie ra P ra d ita

Departem en H ubungan Internasion al,

Fakultas Ilm u Sosial dan Ilm u Politik, Universitas Airlan gga Em ail: sylvierapraditaa@yahoo.com

Abstract

Abstract consists from 150 up to 250 w ords in one paragraph. It is w ritten in italic Georgia 10 . Abstract is in English if m ain body w ritten in Bahasa Indonesia and v ice v ersa. Abstract w ritten in Bahasa In don esia, if m ain body usin g En glish or other lan guage. (gaono inggris)

K e y w o r d s :

Abstrak

Skripsi ini m em bahas m en genai dam pak politik in ternasional dan dom estik In don esia ketika In donesia m eratifikasi Protokol Ky oto y ang bertujuan un tuk m en gurangi em isi gas rum ah kaca. Perm asalahan y an g akan dicari dalam skripsi in i adalah dam pak y ang akan didapatkan In don esia setelah m eratifikasi Protokol Ky oto. Dam pak tersebut m eliputi politik in ternasion al In don esia dan dom estik Indonesia itu sen diri.

Teori berpikir y an g digunakan pen ulis adalah teori sistem politik dan teori kebijakan luar n egeri. N antin y a akan m en ghasilkan bagaim ana proses berjalann y a In don esia dalam Protokol Ky oto dan Protokol Ky oto di In donesia. M etode pen ulisan y an g digun akan adalah m etode kualitatif, karena data y ang digunakan didasarkan atas suatu kon disi sosial terten tu, y ang berkaitan dengan kualitas atau sifat, serta perilakun y a dalam kondisi sosial.

Peneliti m enem ukan dalam ran ah In ternasional, In don esia m em berikan im age y ang positif sebagai n egara y ang peduli akan lin gkungan hidup. H al ini karen a In donesia telah m en an datangan i protokol ky oto kem udian m eratifikasi protokol ky oto ke sistem hukum dalam n egeri y aitu m engeluarkan PP N om or 71 Tahun 20 11. Sedang dalam ranah dom estik, ketidakefektifan im plem en tasi protokol Ky oto di In don esia dari sisi kepen tingan n asional m erugikan In don esia dan belum adan y a peraturan perun dang-un dangan m engen ai im plem en tasi Protokol Ky oto di Indonesia. Im plem en tasi Protokol Ky oto di In don esia kurang efektif, karen a kebijakan seperti m itigasi ataupun adaptasi y an g telah diterapkan hasil im plem en tasin y a kurang sign ifikan .

K a t a K u n ci : An alisis M en genai Dam pak Lin gkungan (AM DAL), Clean Dev elopm en t M echan ish (CDM ), Global W arm in g, Protokol Ky oto, Un ited N ation Fram ew ork on Clim ate Change Conven tion (UN FCC)

Pem anasan global m erupakan m asalah yang urgen , sebab sebagai m asalah yang ditim bulkan dari perubahan iklim , berdam pak pada perubahan curah hujan serta naiknya

(2)

daerah kutub. Sehingga sebelum nya diperkirakan pada dasawarsa ketiga abad 21 ini sebagian wilayah beberapa kota pesisir dan pulau kecil akan ten ggelam . Men yadari dari ancam an perubahan iklim bagi negara-negara m aka terbentuklah perjanjian atau kesepatan yang m engatur m asalah ini adalah Protokol Kyoto1.

Nam un kem ajuan ekonom i nasional Indonesia disektor industri digerakkan oleh en ergi fosil tersebut tern yata m em bawa dam pak yang tidak nyam an , yakni m eningkatnya suhu perm ukaan bum i yan g diikuti dengan perubahan iklim secara global. Pem anasan global tersebut terjadi sebagai akibat dari em isi Gas Rum ah Kaca (GRK) seperti m etana, nitrat

oksida, hidrofluorokarbon , perfluorokarbon, dan heksaflurorida.

Belum lagi yang berasal dari pabrik pem ban gkit listrik, ken daran berbahan bakar m inyak dan gas-gas rum ah kaca di atm osfer2. Terbukti In donesia m em iliki

andil dalam em isi gas rum ah kaca sam pai 8 5%. H al ini akibat dari penggundulan hutan dan perusakan lahan gam but3.

Deforestasi ini m en capai puncaknya sesaat setelah tahun 1998 , ketika era Presiden Suharto berakhir, dan proses transform asi dem okratis m ulai dijalankan . Dalam rangka desentralisasi politik m enin gkatkan kekuasaan kepala-kepala daerah yang bersam a-sam a dengan para pem ilik tanah m elihat sum ber uang yang m en guntun gkan dalam bisnis konsesi penebangan hutan legal dan pem balakan liar4. Awal J uni dan akhir

J uni 20 0 4, Indon esia m eratifikasi

1 Gun toro. Saatn ya Men erapkan Pertan ian Tekn

o-Ekologis, J akarta: PT AgroMedia Pustaka, hlm . 3, 20 11.

2 Ibid

3 Carsten & Detlef Sprin z. “Measurin g the effectiven ess of in tern ational en viron m en tal regim es”. J ourn al of Con flict Resolution , 20 0 0 .

4 Ibid

Protokol Kyoto tentang penurunan pem anasan global dan Protokol Kartagena terkait penyelam atan hayati. H al tersebut m en unjukkan sikap Indon esia terhadap pem an asan global dan keaneragaram an hayati5.

Dalam setiap kebijakan atau sistem luar negeri yan g dijalankan pasti ada sejarah dan asal-usul m en gapa kebijakan tersebut harus dibuat. Sam a halnya seperti protokol kyoto ini. Sebuah sistem politik yang berjalan atas dasar lin gkungan hidup. Berdasarkan pada fenom ena alam yang ada saat ini protokol kyoto m encoba un tuk m em bawa isu lingkun gan hidup untuk dijadikan fokus internasional dalam m em bangun dunia. Isu-isu tersebut m isalnya berkaitan den gan Global Warm ing, em isi gas rum ah kaca dan sebagainya. Dalam bab ini akan dibahas sejarah, latar belakang, dan apa saja pertim ban gan yan g dilakukan Indonesia sebelum m eratifikasi Protokol Kyoto.

Sejak di deklarasikan Stockholm 1972 oleh m asyarakat In ternasional di m an a persoalan lin gkun gan hidup m en jadi pusat perhatian m asyarakat Internasion al. Konperensi Stockholm 1972 tersebut ternyata tidak m am pu untuk m en cegah rusaknya lingkungan hidup sehingga rusaknya lingkungan m en jadi sem akin parah. Satu dasawarsa setelah dilaksanakan n ya Konferensi Stockholm 1972, m asyarakat Internasion al berusaha untuk m en gurangi rusaknya lingkungan . Untuk itu Kom isi Sedunia untuk Lingkungan dan Pem bangunan (World Com m ission on Environm en t and Developm en t) m enyelesaikan tugasnya pada tahun 198 7 dan m engum um kan laporann ya, diken al den gan nam a Laporan Brundtlan d, yang berjudul H ari Depan Kita Bersam a (Our Com m on Future). Laporan tersebut bertem akan ten tan g Pem bangunan Berkelan jutan (Sustainable Developm ent).

(3)

Pem ban gun an berkelanjutan tersebut dim aksudkan sebagai pem ban gun an yan g berwawasan jangka panjang yang m eliputi jan gka waktu antar generasi yan g tidak bersifat serakah un tuk kepen tin gan diri sen diri, m elainkan m em perhatikan juga kepen tingan anak cucu dengan berusaha m enin ggalkan sum ber daya yang cukup dan lingkungan yan g sehat serta m en dukung kehidupan um at m an usia

den gan sejahtera6. Konsep

pem ban gun an berkelanjutan dalam hubungannya dengan lingkungan hidup tidaklah m enyebabkan sem akin bertam bah baikn ya kualitas lin gkungan di dunia, sehingga m asyarakat Internasion al m em butuhkan kom itm en baru untuk m en gelola lingkungan den gan lebih baik lagi.

Dalam waktu tidak kurang dari dua puluh tahun setelah dilaksanakannya Konperensi Stockholm 1972, pada tanggal 3 sam pai den gan 14 J uni 1992 di Rio de J aneiro, Brasil, diadakan Konperensi Perserikatan Bangsa-Ban gsa tentang Lingkungan dan

Pem ban gun an (United Nations

Conference on Environm en t and Developm en t), diken al juga dengan nam a KTT Bum i (Konferensi Tingkat Tinggi Bum i) m em bicarakan m asalah keselam atan bum i.

Gagasan dan program untuk m en urunkan em isi GRK secara intern asional telah dilakukan sejak tahun 1979. Program itu m em unculkan sebuah gagasan dalam bentuk perjanjian intern asional, yaitu Kon vensi Perubahan Iklim , yan g diadopsi pada tanggal 14 Mei 1992 dan berlaku sejak tan ggal 21 Maret 1994. Pem erintah Indonesia turut m en andatan gani perjanjian tersebut dan telah m engesahkan nya m elalui Undang-Undang Nom or 6 Tahun 19947.

6 An to Ism u Budian to, H ukum dan Lingkungan

H idup Di In donesia, (J akarta: Perpustakaan

Nasional, 20 0 1), hal. 191

7 An to Ism u Budian to, H ukum dan Lingkungan

H idup Di In donesia, (J akarta: Perpustakaan

Nasional, 20 0 1), hal. 191

7 Un dan g-Un dan g Nom or 17 tahun 20 0 4

ten tan g Pen gesahan Kyoto Protocol To The

Agar Konvensi tersebut dapat dilaksanakan oleh Para Pihak, dipandan g penting adanya kom itm en lan jutan , khususnya untuk negara pada Annex I (n egara in dustri atau negara penghasil GRK) untuk m enurunkan GRK sebagai unsur utam a pen yebab perubahan iklim . Nam un , m en gingat lem ahnya kom itm en Para Pihak dalam Konven si Perubahan Iklim , Conference

of the Perties (COP) III yang

diselen ggarakan di Kyoto pada bulan desem ber tahun 1997 m enghasilkan kesepakatan Protokol Kyoto yang m en gatur dan m engikat Para Pihak negara industri secara hukum untuk m elaksanakan upaya penurun an em isi GRK yan g dapat dilakukan secara individu atau bersam a-sam a.

Protokol Kyoto bertujuan m en jaga konsen trasi GRK di atm osfir agar berada pada tin gkat yan g tidak m em bahayakan sistem iklim bum i. Untuk m en capai tujuan itu, Protokol m en gatur pelaksanaan penurunan em isi oleh Negara industri sebesar 5% di bawah tin gkat em isi tahun 1990 dalam periode 20 0 8 -20 12 m elalui m ekan ism e Im plem entasi Bersam a (J oint Im plem entation), Perdagan gan Em isi (Em ission Tradin g), dan Mekanism e Pem ban gun an Bersih (Clean Developm en t Mechanism )8.

Protokol kyoto terdiri dari 28 pasal den gan dua lam piran sebagai

m eliputi:9 Definisi, Kebijakan dan

Tindakan, Kom itm en Pem batasan dan Penguran gan Em isi, Pem en uhan Bersam a atas Kom itm en , Isu-isu Metodologi, Pen galihan dan Perolehan Unit Pengurangan Em isi (im plem en tasi bersam a), Kom unikasi Inform asi, Peninjauan Inform asi, Peninjauan Protokol, Kelanjutan un tuk m em percepat im plem entasi kom itm en ,

Un ited Nation s Fram ework Con ven tion On Clim ate Chan ge (Protokol Kyoto atas Kon ven si Keran gka Kerja Perserikatan Ban gsa-Bangsa ten tan g Perubahan Iklim ), Kem en trian Lin gkun gan H idup, 20 0 4, hal. 8 .

8Ibid

(4)

Mekanism e Keuangan, Mekan ism e pem ban gun an bersih, Konferensi Para Pihak yan g m erupakan Pertem uan Para Pihak Protokol, Sekretariat, Badan -badan Pem bantu, Proses Konsultasi Miltilateral, Perdagangan Em isi, Ketidakpatuhan, Pen yelesaian Sen gketa, Am andem en, Adopsi dan Am an dem en Lm piran , H ak Suara, Depositori, Tandatangan dan Ratifikasi, Penerim aan , Persetujuan atau Aksesi, Efektivitas, Reservasi, Pen gun duran Diri, Naskah Asli.

Dari segi kehutanan, hutan Indon esia m erupakan paru-paru dunia yang m ensuplai m ayoritas oksigen di dunia karena wilayah hutan Indonesia m erupakan terbesar kedua setelah Brazil. Kelestarian hutan di In donesia sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup um at m an usia di m uka bum i. Ratifikasi Protokol Kyoto berdam pak pada keikutsertaan In donesia sebagai negara pendukun g program penguran gan polusi lingkungan hidup dan em isi karbon . Salah satu program yang pen tin g dan telah diterapkan oleh Indon esia adalah alih teknologi dan koordinasi dalam pen erapan biofuel untuk m enguran gi em isi karbon. Selain itu, hutan dan sum ber daya alam m ilik Indon esia juga m erupakan lahan investasi, eksplorasi, dan eksploitasi m odal negara-n egara m aju. Indonesia m en dapatkan m anfaat dari solusi-solusi yang ditawarkan oleh PK dengan m eratifikasi Protokol Kyoto. Nam un , pasca pelaksanaann ya tercatat bahwa tingkat kerusakan atau kehilangan hutan In donesia m enjadi 2,8 juta ha/ tahun pada tahun 20 0 6-20 0 7. Selain itu, Indon esia tidak perlu lagi m erusak hutan yang m em an g sudah rusak untuk m em peroleh pendapatan untuk kesejahteraan m asyarakatnya karena akan m endapat kom pen sasi dari negara-negara penghasil em isi karbon10.

10 Ngili, Yohan is. 20 0 9. Peran Pen tin g In don esia dalam Protokol Kyoto. Dalam http:/ / w

ww.ahm adheryawan .com / opin

i-m edia/ lin gkun gan -hidup/ 3230 -peran -pen ting-in don esia-dalam -protokol-kyoto.htm

Indon esia sebagai n egara yan g turut m eratifikasi Protokol Kyoto ten tunya akan m em berikan dam pak bagi Politik internasion al Indon esia itu sendiri. Dam pak yang akan didapatkan Indon esia bergantung pada bagaim an a sikap Indonesia dalam m enanggapi keputusan-keputuan yang ada di Protokol Kyoto. Seperti diketahui sistem politik luar negeri In donesia adalah Politik Bebas Aktif. Indon esia aktif m elaksanakan diplom asi dengan banyak negara. Saalah satunya den gan m eratifikasi Prtokol Kyoto ini. Dim an a tujuan nya adalah un tuk m enanggulangi perm asalahan lingkungan di ranah Internasion al.

Pem anasan global berakibat terhadap In donesia m em beri perhatian pada m anajem en lin gkungan sejak awal tahun 198 0 an . J angkauan dari kerusakan ekologi sosial hingga sekaran g m en jadi stim ulus untuk m en gam bil langkah yang lebig kuat alam m erestorisasi dan m en gelola lingkungan. Walaupun Indon esia tidak m em iliki obligasi untuk m engurangi em isi rum ah kaca (GRK), tetapi m em punyai kepentin gan berdiplom asi dan bern egosiasi aktif dalam upaya global un tuk m engatasi perubahan iklim .

Strategi In donesia untuk m en ghadapi resiko iklim adalah m elalui sektor kelautan , pesisir dan perikanan , Sektor Pertanian , Sum ber Daya Air, Sektor Infrastruktur, Sektor Kesehatan, Sektor Kehutan an dan Biodiversitas. Indon esia telah m em ainkan peranan aktif dan konstruktif dalam n egosiasi iklim intern asional den gan m en jadi tuan rum ah pada konferensi iklim COP-13 tahun 20 0 7, yan g m em bentuk Peta J alan Bali untuk kesepakatan iklim global yan g baru11.

(5)

Indon esia berperan aktif m elakukan diplom asi dan n egosisi m elalui m eja perundingan agar pem anasan global dapat diturunkan . Pem anasan global disepakati para ahli karena pen ingkatan em isi gas rum ah kaca (GRK). Em isi GRK yang tinggi akan m enin gkatkan pem anasan global (global warm in g). Pem anasan global inilah berin dikasi terjadinya perubahan iklim dunia.In don esia peduli akan dam pak perubahan iklim m elalui m eja perundingan agar dapat tercapai m ufakat tentan g isu perubahan iklim dunia. Diplom asi In donesia berupaya m en ghasilkan kesepakatan antar negara-n egara agar m em perhatikan

ten tan g perubahan iklim dunia.

Kerangka kerja internasional yang m em bahas tentan g lin gkungan, khususnya tentang em isi yang beredar dan telah m erusak stabilitas iklim dunia. Pertem uan ini juga dibahas tentang cara penan gan an m asalah, serta pertem uan ini juga m em utuskan pihak-pihak yang harus bertanggung jawab terhadap hal tersebut. Kondisi ini m em buka m ata negara-n egara akan dam pak industrialisasi yang telah m erusak stabilitas alam . J epan g m en gusulkan untuk m elakukan perubahan pada sistem produksi pada industri-industri yang ada yakni dengan cara m enin ggalkan proses produksi pada industri yang m en ggun akan bahan bakar fosil dan digantikan den gan teknologi canggih yan g lebih ram ah lingkungan. Sehingga tin gkat em isi yan g beredar dapat berkuran g12.

Perun dingan yang in tensif ini m em buahkan hasil adanya Protocol Kyoto. Protocol Kyoto ini m erupakan produk hukum In ternasional yan g harus dipatuhi negara-n egara yang m en andatan ganinya term asuk Indon esia. Indon esia tidak hanya

m en andatan gani Protocol Kyoto tetapi juga m elaksanakan m ekanism e yan g ada

12 Status Ratification of the Conven tion . dikutip dari

<http:/ / www.un fccc.in t/ kyoto_ protocol/ status_ of_ ratification/ item s/ 2613.php> diakses 22 Agustus 20 16

pada Protocol Kyoto. Mekanism e dalam protocol ini adalah J I (J oin Invesm ent), ET (Em isi Tradin g dan Clean Developm en t Mechanism ).

Penan datan ganan Protokol Kyoto m em bawa kon sekuensi hukum . Indon esia harus tunduk terhadap produk hukum in ternasional ini. Pem buatan dan pengesahan atau ratifikasi perjan jian internasional an tara Pem erintah Indon esia dengan pem erintah negara-n egara lain , organisasi intern asional dan subjek hukum internasional m erupakan suatu perbuatan hukum yan g sangat penting karena m en gikat negara den gan subjek hukum in ternasional lainn ya. Oleh karena itu pem buatan dan pengesahan suatu perjan jian intern asional dilakukan berdasarkan undang-un dang13.

Kelebihan Indon esia dalam berdiplom asi dengan negara n egara lain terutam a n egara anggota Annex -1 ( G8 ) adalah In donesia m em punyai sum ber daya alam yang besar, m em iliki hutan yang luas sebagai paru paru dunia ,m em iliki cadan gan en ergi yang besar yang belum tereksploitasi dan eksplorasi secara optim al un tuk pem bangunan nasional.

Pem ban gun an Indonesia m em erlukan dana yang besar oleh karena itu pem erintah m en cari dan a ban tuan dari luar n egeri m elalui m eja perundingan den gan diplom asi dan negoisasi. Dana pem ban gun an ini an tara lain digunakan un tuk pem bukaan lahan baru un tuk industri dan pertam ban gan, pengolahan hasil bum i antara lain m igas dan pem an faatan hasil hutan . H al ini bertujuan m enin gkatkan Indnesia ke negara-n egara m aju (G8 ).

Nam un kelem ahan posisi Indon esia adalah terutam a ketersediaan dana yan g m erupakan m odal bagi peningkatan ekonom i. Keterbatasan ten aga profesional teutam a ahli dalam

13 Syahm in AK, An alisis Tran sform asi Perjan jian In tern asion al Men jadi H ukum Nasion al

(6)

perubahan iklim dan lingkun gn hidup untuk berdiplom asi dan n egosiasi di m eja perundin gan internasional. Indon esia m elaksanakan m ekanism e Protocol Kyoto yaitu CDM bertujuan untuk m endapat dana untuk pelestarian Lingkungan hidup juga, alih tekn ologi dan pendidikan tenaga profesional dibidan glin gkungan hidup perubahan iklim . Kelem ahan diplom asi di m eja perundingan adalah keterbatasan pengetahuan tetang lingkungan hidup dan keterbatasan sum ber daya m anusia yang profesional dan ketidaksinkronya pendapat peserta diplom asi karen a adan ya perbedaan kepentingan antar instansi terkait.

Menurut Abetn ego bahwa pengaturan soal m oratorium lahan gam but dan hutan prim er, pem bentukan Dewan Nasional Perubahan Iklim , dan soal Pen urun an Em isi Melalui Deforestasi dan Degradasi Lahan (REDD+), Rencana Aksi Nasional Penurunan Em isi Gas Rum ah Kaca, sem uan ya m asih berbentuk instruksi presiden, keputusan presiden , dan peraturan presiden dan belum ada yang berbentuk un dan g-undan g, tak ada kebijakan politik dom estik yang terkait perubahan iklim . Isu perubahan iklim tak pernah m en jadi pem bicaraan politik dan tak pernah m endapatkan anggaran khusus, sedangkan di perundin gan intern asional In donesia hanya fokus berbicara tentang hibah dan bantuan dana ,kondisi ini m en gakibatkan tak ada perdebatan di tataran global14.

Keberhasilan Indon esia dalam m en angani pencem aran lingkungan hidup dan pen urunan em isi GRK terlihat dari respon n egara-negara m aju dalam m enjalin kerjasam a bilateral dalam pem bangunan industri dan pertam bangan yang tetap m en anggulangi efek pencem aran lingkungan hidup salah satu n egara m aju yaitu Negara J epang. J epang yan g m erupakan negara yang m en gim por

14 An to Ism u Budian to, H ukum dan Lin gkun gan

H idup Di In don esia, (J akarta: Perpustakaan Nasional, 20 0 1), hal. 191

bahan m igas terbesar dari Indonesia. J epang telah m enguran gi jum lah im por tersebut, karena J epan g saat ini telah m en coba m en cari energi alternatif pengganti bahan bakar fosil dengan cara m en ciptakan teknologi canggih dan ram ah lin gkungan. Ketika In donesia dan J epang telah m eratifikasi Protokol Kyoto, m aka kedua negara sepakat untuk bersam a-sam a m en gim plem en tasikan nya m elalui program J CM. J epan g m enyediakan m odal proyek berupa fasilitas, teknologi, infrastruktur dan transportasi yang canggih dan m em adai untuk dapat di terapkan di Indon esia. J epang sebagai negara An n ex -1 dapat m en yelesaikan tanggun gjawabnya m elalui program ini dan Indonesia m endapatkan keuntungan dari proyek tersebut. H al ini m en jadikan Indon esia m en dapat im age yang positif dari n egara-negara yang m en andatan gani Protokol Kyoto15.

Im plikasi yan g diperoleh Indon esisa dalam m eratifikasi Protokol Kyoto tidak hanya didapatkan oleh politik internasional In donesianya saja m elaikan politik dom estik Indonesia pun akan m endapatkan dam paknya. Penerapan Protokol Kyoto secara lan gsun g dilakukan di Indonesia. Mulai

dari pem buatan Un dang-undan gnya

hingga pen erapan langsung ke lapangan atau ke daerah-daerah. Dalam bab ini akan dibahas lebih lanjut bagaim an a m ekanism e kerja Protokol Kyoto di Indon esia. Apa saja yang terjadi di daerah-daerah ketika Indon esia telah m eratifikasi Protokol Kyoto.

Pem ban gun an di daerah berhubungan pem bukaan lahan, penggun aan lahan akan m enim bulkan perm asalahan lingkungan hidup terutam a kawasan hutan. H al tersebut terjadi karen a adanya konflik kepen tingan an tara kepentingan lingkungan, kepentingan pem ilik m odal dan kepentingan m asyarakat beserta hak-hakn ya. Pen gelolaan lingkungan hidup m engem ban suatu m isi ke m asa yang akan datan g, yaitu kehidupan

(7)

m an usia beserta kehidupan lingkungan itu sendiri.

Kenyataan n ya lin gkungan hutan m en galam i kerusakan yan g justru bersum ber kebijakan ekonom i yang cenderung m en targetkan angka angka dalam m en gukur keberhasilan pem ban gun an. Kebijaksan aan lingkungan hidup di salah satu bidang

jan gan sam pai m enyebabkan kerusakan lingkungan pada bidan g lainnya. Pengelolaan lingkungan hidup yang terkait pem anfaatan lahan yang luas m utlak harus ada kerjasam a berbagai pihak terkait. Perbedaan kepentingan berbagai pihak tidak m enjadi alasan untuk tidak m elakukan kerjasam a yang saling m endukun g satu den gan lain nya. Perbedaan kepen tingan dipadu m enjadi kebersam aan dalam m elaksanakan tanggun g jawab terhadap pengelolaan lingkungan hidup, sehingga lingkungan yang baik dan sehat terwujud16.

Protokol Kyoto dirancang untuk

m en gim plem en tasikan Konven si Perubahan Iklim yang bertujuan untuk

m en stabilkan konsentrasi GRK agar tidak m engganggu sistem iklim Bum i.Indon esia sebagai salah satu negara yang m eratifikasi protokol m elakukan harm onisasi sebagai wujud im plem en tasi isi protokol m elalui UU No.32 Tahun 20 0 9 ten tang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan H idup.

Agen da adaptasi dalam strategi pem ban gun an yang direncanakan antara lain program pengurangan risiko bencana terkait iklim m elalui program penghutan an kem bali, penghijauan terutam a di kawasan hutan/ lahan yang kritis. Penyebarluasan inform asi perubahan iklim dan inform asi adaptasi.

Peningkatan kapasitas m en gintegrasikan perubahan iklim

kedalam peren can aan, peran cangan infrastruktur, pengelolaan dan

16 Eckersley, Robyn , “Green Theory”, in ; Tim Dun n e, Milja Kurki & Steve Sm ith (eds.) In tern ation al Relation s Theories, Oxford Un iversity Press, 20 0 7.

pem bagian kawasan air tanah untuk institusi pengelolaan air. Pen garuh utam a adaptasi perubahan iklim kedalam kebijakan dan program dengan fokus pada pen gelolaan ben cana, sum berdaya air, pertanian, kesehatan dan in dustri dan kelim a pengem ban gan isu perubahan iklim ke dalam kurikulum sekolah m enen gah dan perguruan tinggi Kebijakan Indon esia m eratifikasi Protokol Kyoto m em beri peluan g Indon esia secara ekonom i sebagai negara non -Annex 1 m elalui pen erapan proyek CDM (Clean Developm en t

Mechanism )17. Proyek CDM di

Indon esia dilaksanakan dengan m elakukan aforestasi dan reforestasi. Kebijakan Indon esia terkait adanya Protokol Kyoto untuk kepentingan nasional khususnya di bidang politik. Kebijakan ini bertujuan untuk m em aksim alkan ben efit dan m em inim alkan cost dari adanya kebijakan m eratifikasi Protokol Kyoto. Partisipasi negara berkem ban g sebagai pihak yan g sangat ren tan den gan perubahan iklim , n egara berkem ban g sangat berkepentingan untuk m elakukan m itigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim . Tentu saja bukan n egara-negara berkem bang ini yang m en anggun g biayanya karena m em an g bukan m ereka penyebabnya. Partisipasi negara berkem bang dalam m itigasi dan adaptasi terhadap dam pak negatif perubahan iklim m em iliki im plikasi finansial yan g harus di atur secara adil. Ketergantungan tekn ologi m em un gkin kan negara berkem ban g m en gam bil jalan pintas. Proses pengem ban gan dan alih-teknologi yang ram ah lin gkun gan juga m em iliki im plikasi biaya yang dirancan g secara transparan sehin gga Global Environm en tal Facilities (GEF) beserta entitas finansialn ya m em iliki wawasan yang baik m en genai kebutuhan n egara berkem bang18.

Clean Developm en t Mechanism (CDM) kehutan an ada karena tun tutan

17Ibid

(8)

terhadap fungsi dan peran hutan tropis yang tersisa dianggap sebagai "paru-paru dunia", m aka negara-n egara pem ilik hutan ini harus diberikan kom pensasi untuk sum ban gann ya dalam m en yediakan paru-paru dunia tersebut. CDM m erupakan bentuk kom pensasi dari negara m aju kepada negara berkem bang, sehingga CDM m erupakan peluang m em peroleh dana luar n egeri untuk m en dukun g program -program prioritas, penciptaan lapangan kerja dengan adanya investasi baru. Adapun m anfaat tidak langsun g yang dapat dipetik Indon esia dapat berupa technology transfer, capacity building, peningkatan kualitas Iingkungan, serta peningkatan daya saing. Bentuk lain dari kom itm en antara negara-negara pengikut Protokol Kyoto ini adalah jual-beli em isi itu dalam bentuk sertifikat, yaitu jum lah em isi para pelaku perdagan gan akan diferivikasi oleh sebuah badan intern asional atau badan lain yang diakreditasi oleh badan tersebut nam un sam pai saat ini belum terbentuk.

Pem balakan liar atau penebangan liar yang dikenal den gan istilah asin g (illegal logging) adalah kegiatan pen ebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yan g tidak sah atau tidak m em iliki izin dari otoritas setem pat. Sebuah studi kerjasam a antara Britania Raya dengan Indon esia pada 1998 m engin dikasikan bahwa sekitar 40 % dari seluruh kegiatan penebangan adalah liar, dengan nilai m en capai 365 juta dolar AS.Studi yang lebih baru m em bandin gkan pen ebangan sah dengan konsum si dom estik ditam bah den gan ekspor m en gindikasikan bahwa 8 8 % dari seluruh kegiatan pen ebangan adalah m erupakan peneban gan liar. Malaysia m erupakan tem pat transit utam a dari produk kayu ilegal dari Indonesia19.

19 Riva Fauziah, “Pen eban gan Liar Sebuah

Ben cana Bagi Dun ia Kehutanan ”, dalam htpp:/ / www.eartsum m it.com , diakses Pada 15 Oktober 20 16

Terdapat dua peraturan perundan gan yang m enyebut illegal logging sebagai pen ebangan kayu Ilegal yaitu Inpres Nom or 5 tahun 20 0 1 Ten tan g Pem berantasan penebangan kayu illegal (illegal logging). Pem balakan liar atau penebangan liar (illegal logging) adalah kegiatan penebangan , pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak m em iliki izin dari otoritas setem pat. Rusaknya hutan akibat illegal loging m em berikan dam pak buruk bagi lingkungan hidup m anusia khususn ya di indonesia. Dam pakn ya kurangnya persediaan air tanah, terjadinya tanah longsor dan banjir, pun ahnya beberapa hewan , dan terjadi pendangkalan sungai. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya dalam m em ulihkan hutan kritis sehingga bencana tersebut dapat dihindarkan . Dam pak kongkrit yan g dapat dirasakan oleh Indon esia dan m asyarakat dunia adalah global warm in g yang m uncul akibat efek rum ah kaca yang sem akin terasa akibat dari sem akin gun duln ya hutan-hutan yang dapat m en angkis efek rum ah20

Bagian utam a rencana pelaksan aan REDD dalah m en genai Deforestasi dan Degradasi. Deforestasi adalah perubahan secara perm an en dari areal berhutan m enjadi tidak berhutan yang diakibatkan oleh kegiatan m an usia. Degradasi hutan adalah penurunan kuan titas tutupan hutan dan stok karbon selam a periode tertentu yang diakibatkan oleh kegiatan m anusia.

Degradasi m encerm inkan adan ya pen urun an stok karbon yang sifatnya terukur dan lestari sebagai akibat dari adanya pengaruh m anusia dan m enyisakan tutupan hutan yang dapat diukur di atas am bang batas m inim um dari yan g dipersyaratkan dalam definisi hutan .Proses degradasi sum ber daya hutan m enim bulkan

20 Fadli Moh.Noh,”Perm asalahan Penegakan

H ukum Kejahatan Kehutan an di

(9)

dam pak yang luas, yang m en yentuh aspek lingkungan, ekon om i, kelem bagaan, dan juga sosial-politik. Kerusakan terjadi disem ua kawasan hutan sebagai akibat dari lem ahnya penegakan hukum , pem bukaan hutan untuk keperluan pem bangunan lain (pertam ban gan, dan industri), peram bahan, kebakaran hutan , lem ahnya kesadaran dan perhatian terhadap kelestarian ekosistem DAS, serta kuran gnya upaya reboisasi yang dilakukan oleh pem erintah dan penggun a hutan lainnya.Degradasi kualitas sum berdaya alam dan lingkungan hidup (ecological losses) secara em piris juga berarti: (1) Menghilangkan sebagian sum ber-sum ber kehidupan dan m ata pencaharian m asyarakat (econ om ic resources losses); (2) Mengerosi kearifan lokal m elalui perusakan sistem pengetahuan, teknologi, institusi, religi, dan tradisi m asyarakat lokal (social an d cultural losses); dan (3) Mengabaikan hak-hak m asyarakat dan kem ajem ukan hukum dalam m asyarakat (the political of legal pluralism ignorance)21.

Indon esia m elaksanakan berbagai im plem entasi Protokol Kyoto

berupa adanya upaya m itigasi dan adaptasi. Kedua im plem etasi tersebut m erupakan cara yang dian jurkan oleh Protokol Kyoto setelah diratifikasi. Nam un pelaksanaan m itigasi m aupun adaptasi belum m am pu m eyelesaikan perm asalahan iklim .H al ini karen a m asih ban yaknya kebakaran hutan ,

degradasi huatan , illegal logging,

dim an a sem uanya telah dicanan gkan dalam upaya adaptasi ataupun m itigasi. Im plem entasi Protokol Kyoto di Indon esia kuran g efektif, karena kebijakan seperti m itigasi ataupun adaptasi yang telah diterapkan hasil im plem en tasinya kuran g signifikan22.

21 Un tun g Widyan to, “Skem a Palsu Dari Bisn is

Karbon di H utan ”, dalam

www.bappen as.go.id/ pelun curan -in donesia-clim ate-chan ge-sectoral-roadm ap-iccsr,diakses Pada 5 Oktober 20 16

22Ibid

Indon esia dalam m enanggapi perkem bangannya isu lingkungan hidup baik di tingkat nasional m aupun intern asional m erasa ikut bertanggung jawab untuk turut serta m elestarikan kawasan lingkungan hidup yang baik dan sehat.Untuk pencapaiannya diperlukan suatu tin dakan n yata sebagai perwujudan dari pen gelolahan lingkungan hidup, sebab m erupakan tanggun g jawab bersam a, baik pem erintah pusat atau daerah sebagai suatu organisasi m aupun m asyarakat sebagaikelom pok dan juga sebagai individu pribadi.

Negara sebagai organisasi kekuasaan m elalui aparatnya diberi kuasa oleh m asyarakat untuk m engatur pengelolahan lingkungan hidup. Masyarakat m em pun yai hak untuk m em peroleh perlindungan atas hak-haknya dalam proses pengelolahan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh n egara. Perlin dun gan n egara atas hak-hak m asyarakat bila proses pengelolahan lingkungan hidup m erugikan kepentin gan m asyarakat secara lan gsung23.

Keikutsertaan n egara dalam pengelolahan lingkungan hidup m en ghadapi ken dala yang cukup besar. Berbagai kepentingan salin g berbenturan satu sam a lain nya, baik kepen tingan ekonom i, kepentingan m asyarakat m aupun kepen tingan lingkungan hidup itu sendiri24.

Protokol Kyoto dirancang untuk

m en gim plem en tasikan Konven si Perubahan Iklim yang bertujuan untuk

m en stabilkan konsentrasi GRK agar tidak m en gganggu sistem iklim Bum i. Indon esia m eratifikasi protokol m elakukan harm onisasi sebagai wujud im plem en tasi isi protokol m elalui UU No.32 Tahun 20 0 9 ten tang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan H idup. Protokol Kyoto m en dorong Indonesia m erum uskan

23Ibid

(10)

kebijakan lingkungan dengan m elakukan agenda m itigasi dan adaptasi. Nam un dalam pelaksan aanya m itigasi dan adaptasi belum m am pu m eyelesaikan perm asalahan perubahan iklim . kebakaran hutan, degradasi huatan, illegal loggin g. Im plem entasi Protokol Kyoto di In donesia cenderung tidak efektif, karena kebijakan seperti m itigasi ataupun adaptasi hasilnya kuran g signifikan.

Im plikasi protokol kyoto terhadap politik intern asional indonesia dalam hal m em perkuat posisi indonesia di dunia internasional dengan m elakukan diplom asi dan negosiasi di lingkungan intern asional m em berikan hasil im age yan g positif sebagai n egara yang peduli akan lingkungan hidup. H al ini karena Indonesia telah m en andatan gani protokol kyoto kem udian m eratifikasi protokol kyoto ke sistem hukum dalam negeri yaitu m en geluarka PP Nom or 71 Tahun 20 11. Indon esia m elaksanakan m ekanism e protokol kyoto yaitu CDM. Pem erintah m elakukan RAN-GRK yang bertujuan m en urunkan em isi karbon seren tak di setiap provinsi. Adanya badan yang m en gawasi pem bangun an yang berdam pak kepada perubahan lingkungan hidup yaitu Badan Lingkungan H idup dan persyaratan ijin pem bukaan lahan m elalui pen gajuan AMDAL. Nam un dalam perundingan intern asional m asih terjadi perbedaan kepen tingan di kubu delegasi Indon esia, sehingga hal ini m en jadi titik lem ah diplom asi Indon esia di forum intern asional.

Pengaturan soal m oratorium lahan gam but dan hutan prim er, pem ben tukan Dewan Nasional Perubahan Iklim , dan soal Penurunan Em isi Melalui Deforestasi dan Degradasi Lahan (REDD+), Rencana Aksi Nasional Penurunan Em isi Gas Rum ah Kaca, sem uan ya m asih berbentuk instruksi presiden, keputusan presiden , dan peraturan presiden dan belum ada yang berbentuk undang-un dan g, Pada perundingan internasional Indonesia hanya fokus berbicara tentan g hibah dan

ban tuan dana ,kondisi ini m en gakibatkan tak ada perdebatan di tataran global.

. Kelem ahan diplom asi

pada perun dingan adalah keterbatasan pengetahuan tetang lingkungan hidup dan keterbatasan sum ber daya m anusia yang profesional dan ketidaksinkronnya pendapat peserta diplom asi karen a adan ya perbedaan kepentingan antar instansi terkait. Indon esia m asih dalam keadaan darurat Protokol Kyoto. Perseteruan berbagai kepentingan m asih terjadi antar institusi dengan pem erintahan Kem enterian kehutanan sebagai lem baga pem erin tah yang m em iliki otoritas resm i untuk m engelola hutan di Indon esia. Kebijakan Kem en terian kehutanan sangat bertolak belakang terhadap peraturan perundan g-undangan yang m engatur kehutanan di Indon esia. Peraturan yang m en gatur kehutanan , pada kenyataanya hanyalah peraturan bersifat um um yang dibuat oleh perm en hut dan tidak diindikasikan untuk im plem etasi Protokol Kyoto.

(11)

lingkungan dan adan ya desen tralisasi yang m en jadi pen gham bat pengim plem entasian protokol kyoto di daerah. Kejadian kasus pencem aran lingkungan m en yebabkan m asyarakat m erasa en ggan m elaporkan ten tang kejadian pencem aran yang terjadi di sekitarnya.

Ketidakefektifan Im plem entasi protokol Kyoto di Indonesia dari sisi

kepen tingan nasional m erugikan Indon esia dan belum adanya peraturan

perundan g-undangan m engenai im plem en tasi Protokol Kyoto di Indon esia. Im plem entasi Protokol Kyoto di Indon esia kurang efektif, karen a kebijakan seperti m itigasi ataupun adaptasi yang telah diterapkan hasil im plem en tasinya kuran g signifikan ..

D a fta r Pu s ta ka

Buku:

[1]Anto, Ismu Budi, “Hukum dan Lingkungan

Hidup Di Indonesia”, Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2001.

[2]Eckersley, Robyn, “Green Theory”, in; Tim

Dunne, Milja Kurki & Steve Smith (eds.) International Relations Theories, Oxford University Press, 2007.

[3]Fadli Moh.Noh ,”Permasalahan Penegakan

Hukum Kejahatan Kehutanan di Kaltim”, Penegakan Hukum dan Kehutanan, Berita Resmi Statistik No.14 VII./, Jakarta, 2004.

[4]Guntoro. Saatnya Menerapkan Pertanian

Tekno-Ekologis, Jakarta: PT AgroMedia Pustaka, hlm. 3, 2011.

[5]Helm, Carsten & Detlef Sprinz. “Measuring the effectiveness of international

environmental regimes”. Journal of Conflict Resolution, 2000.

[6]Murdiyarso, Daniel. “Protokol Kyoto:

Implikasinya Bagi Negara Berkembang”, Penerbit buku Kompas, Jakarta, 2003.

[7]Syahmin AK, “Analisis Transformasi

Perjanjian Internasional Menjadi Hukum Nasional Indonesia”, 2010.

[8]Written, Tony dan Kaban, “Hidup Harmonis

Dengan Alam”, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006.

Internet:

[9]Ngili, Yohanis, “Peran Penting Indonesia dalam Protokol Kyoto”, 2009 Dalam http://www.ahmadheryawan.com/opinimedia/ lingkungan hidup/3230peran - penting-indonesia-dalam-protokol-kyoto.htm (diakses pada 20 Juni 2016).

[10]

Pesonageografi.com/2011/01/22/pemanasan-global-global-warming

[11]Status Ratification of the Convention. dikutip dari

<http://www.unfccc.int/kyoto_protocol/statu s_of_ratification/items/2613.php> (diakses 22 Desember 2015)

[12]Riva Fauziah, “Penebangan Liar Sebuah

Bencana Bagi Dunia Kehutanan”, dalam htpp://www.eartsummit.com, (diakses pada 15 Januari 2017)

[13]Untung Widyanto, “Skema Palsu Dari Bisnis

Karbon di Hutan”, dalam

Referensi

Dokumen terkait

activities in using organizations’ in- ternet access during working hours to open the sites that are not related to work and to check personal e-mail by the employees (lim,

menimba ilmu agama Islam bagi para pelajar atau santri.

[r]

The policy shock generates a decrease both in output gap, which effectively corresponds to output, because the natural level of output is not affected by monetary policy shock, and

Hasil daripada lawatan pasukan penandaarasan AKMAL ke CBCTI Korea Customs Service mendapati terdapat Amalan Baik (terutama penggunaan teknologi dalam proses

Sehubungan dengan pelelangan Paket Pekerjaan Pengadaan Bahan Habis Pakai Bank Darah (BHP), dan berdasarkan ketentuan Dokumen Pengadaan Nomor : 05.a/PAN-RSUD/VI/2012 tanggal 04 Juni

Instruksi Kepada Peserta (IKP) pasal 27 yaitu apabila peserta yang memasukan penawaran kurang dari 3 ( tiga ) penawaran maka dilakukan Klarifikasi Teknis, Negosiasi Harga dan

Computer recycling refers to the practice of salvaging useable components from obsolete electronic devices or safely disposing off electronic devices.. It is a practice that each one