GAMBARAN PENGALAMAN STRESS DAN KOPING ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL
DI SLB/C KARYA BHAKTI PURWOREJO
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan
Diajukan oleh: Ratih Meila Sari
A11200813
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
ii
HALAMAN PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong ini, merupakan hasil karya tulis saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain, telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Gombong, 25 April 2016
iii
v PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Skripsi, April 2016
Ratih Meila Sari1), Arnika Dwi Asti M. Kep2), Ike Mardiati, M. Kep., Sp. Kep. J3) Xiv + 56 halaman + 3 bagan + 6 lampiran
GAMBARAN PENGALAMAN STRESS DAN KOPING ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB/C
KARYA BHAKTI PURWOREJO ABSTRAK
Latar Belakang: Orang tua mempunyai rasa emosional ketika mengetahui anaknya lahir berbeda dengan anak lainnya. Beberapa reaksi emosional tersebut antara lain shock, penyangkalan, merasa tidak percaya, sedih, perasaan terlalu melindungi atau kecemasan, perasaan menolak keadaan, perasaan tidak mampu, malu, perasaan marah, serta perasaan bersalah dan berdosa atas apa yang terjadi pada anaknya. Kadang ada pula orang tua yang tidak ingin anak mereka terlahir secara tidak normal, akan tetapi jika Allah SWT memberikan anugerah anak yang tidak normal, orang tua sebaiknya menerima keadaan anaknya dengan ikhlas. Menurut Disnakertransos Kab. Purworejo (2010), jumlah anak yang menderita retardasi mental di kota Purworejo sebanyak 707 anak.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengalaman stress dan koping orang tua yang memiliki anak dengan retardasi mental di SLB/C Karya Bhakti Purworejo.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan rumusan masalah deskriptif dengan menggunakan instrument pedoman wawancara. Partisipan dalam penelitian berjumlah 8 partisipan yang di ambil secara purposive sampling. Pengumpulan data secara primer (langsung) yaitu: wawancara mendalam (in-depth interview). Selanjutnya data dianalisis dengan transkip data, cuplikan kalimat bermakna, kategori, kata kunci, tema dan sub tema.
Hasil Penelitian: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan 3 tema utama yaitu, kurang pengetahuan, kondisi psikologis orang tua yang memiliki anak dengan retardasi, dan sumber kekuatan.
Kesimpulan: Pada awalnya orang tua timbul perasaan negatif berupa penolakan atas kondisi anaknya, tetapi pada akhirnya orang tua timbul perasaan positif berupa penerimaan atas kondisi anaknya. Strategi koping yang orang tua gunakan untuk mengatasi emosi negatif yang timbul ketika orang tua mengetahui bahwa anaknya mengalami retardasi mental yaitu selalu berusaha bersabar, bersyukur dan melakukan upaya pengobatan baik medis maupun non medis.
vi BACHELOR OF NURSING PROGRAM
MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG
Minithesis, April 2016
Ratih Meila Sari1), Arnika Dwi Asti M. Kep 2)
, Ike Mardiati, M. Kep., Sp. Kep. J 3) xiv + 56 pages + 3 charts + 6 appendices
DESCRIPTION OF STRESS EXPERIENCE AND COPING OF PARENTS WHO HAVE MENTAL RETARDATION CHILDREN AT KARYA BHAKTI EXTRA ORDINARY PRIMARY SCHOOL/C OF PURWOREJO
ASBTRACT
Background: Parents were usually emotional when they know that their children born differently from the others. Some emotional reactions include shock, denial, feelings of distrust, sad, overprotective or anxiety, rejecting state, powerless, shame, anger, and feeling guilty and sin for what happened to their children. According to the Manpower District. Purworejo (2010), the number of children suffering from mental retardation in Purworejo as many as 707 children.
Objective: This study aimed to describe stress experience and coping of parents who have mental retardation children at Karya Bhakti Extra Ordinary Primary School/C of Purworejo.
Methods: The present study used a qualitative research design with descriptive formulation of the problem using instrument of interview guide. The participants consisted of 8 participants taken by purposive sampling technique. Primary data were collected directly by in-depth interview. Then the data in the analysis of the transcript, trailer meaningful sentences, category, keyword, theme and sub theme. Results: Based on the results of research conducted, it was found three main themes, namely, lack of knowledge, the psychological condition of the parents who have children with retardation, and a source of strength.
Conclusion: At the beginning, the parents had negative feelings such as denial of
children’s condition, but eventually they had positive feelings in the form of acceptance of their condition. The parents’ coping strategies to overcome the negative emotions when they found that their children had mental retardation were trying to always be patient, grateful, and giving all efforts to get both medical and non-medical treatments.
vii MOTTO
Lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang dari
pada rasa pahitnya kebodohan yang akan datang
(NTP)
Pendidikan mempunyai akar yang pahit,
tapi buahnya manis.
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebuah karya dari puncak keberhasilan yang sangat tidak
mudah, butuh banyak waktu dan tenaga serta kesabaran dan
keberanian. Dengan berbanggahati karya ini saya
persembahkan:
Kepada Allah SWT yang selalu memberi kemudahan
dalam setiap kesulitan, Syukur Alhamdulillah atas
rahmat dan karunianya.
Untuk kedua orang tuaku ayah Teguh Santoso dan ibu
Sari Wati, terimakasih atas segala doanya karena tiada
doa yang lebih aku harap selain doa dari kedua orang
tuaku.
Untuk kakakku Rindhi Yulita Sari dan Dadang Eko
Siswanto terimakasih atas waktu dan dukungan yang
diberikan.
Untuk Nova Tri Pamungkas yang selalu membantu dan
memotivasiku, terimakasih untuk semuanya, semoga
cita-cita kita dapat tercapai.
Untuk sahabat-sahabatku titin, sendy, imung, sarah, tyas,
fitri, denai, novi, eliza, punti, isna, nurul dan tegar,
terimakasih atas dukungannya selama ini, kalian semua
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi penelitian. Judul penelitian adalah “Gambaran Pengalaman Stress Dan Koping Orang Tua Yang Memiliki Anak Dengan Retardasi Mental di SLB/C Karya
Bhakti Purworejo”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Madkhan Anis S. Kep. Ns selaku ketua STIKES Muhammadiyah Gombong 2. Isma Yuniar M. Kep selaku ketua Program Studi S1 Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong
3. Arnika Dwi Asti M. Kep selaku Dosen Pembimbing I penyusunan Skripsi STIKES Muhammadiyah Gombong
4. Ike Mardiati, M. Kep., Sp. Kep. J selaku Dosen Pembimbing II penyusunan Skripsi STIKES Muhammadiyah Gombong
5. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong, yang telah memberikan banyak pengetahuan kepada penulis.
6. Kepala Sekolah SLB/C Karya Bhakti Purworejo yang sudah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
7. Ayah ( Teguh Santoso ) dan ibu ( Sari Wati ) yang selalu memberi doa serta dukungannya baik materil maupun moril.
xii
9. Sahabat-sahabat terbaikku (titin, sendy, imung, sarah, tyas, fitri, denai, novi, eliza, punti, isna, nurul dan tegar) yang selalu menemani dan memberikan
semangat.
10.Saudara Nova Tri Pamungkas seseorang yang selalu memberikan motivasi dan yang senantiasa memberikan doa dan dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.
11.Semua pihak yang telah berpartisipasi baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga jasa dan amal baik mendapat pahala dari Allah SWT. Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan masukan sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan di bidang kesehatan pada khususnya, Amin.
Gombong, 25 April 2016
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRAC ... vi
MOTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Tinjauan Teoritis ... 10
2.2.1 Pengalaman ... 10
2.2.2 Stress ... 11
2.2.3 Koping dan Strategi Koping ... 16
2.2.4 Retardasi Mental ... 19
2.2 Kerangka Teori ... 24
xii
3.1 Metodologi Penelitian ... 25
3.2 Situasi Sosial dan Partisipan ... 26
3.3Tempat danWaktu Penelitian ... 27
3.4 InstrumenPenelitian ... 27
3.5 Keabsahan Data ... 28
3.6 Tekhnik Pengumpulan Data ... 30
3.7 Tekhnik Analisis Data ... 31
3.8 JalannyaPenelitian ... 32
3.9 Etika Penelitian ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1 Hasil Penelitian... 35
4.2 Analisa Data ... 36
4.3 Pembahasan ... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53
5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format Catatan Lapangan
Lamoiran 2 Lembar Persetujuan Sebagai Partisipan
Lampiran 3 Pedoman Wawancara
Lampiran 4 Penjelasan Penelitian (Informed Consent)
Lampiran 5 Surat Pengantar Peneliti
Lampiran 6 Tabel Analisis Data
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian SLB/C Karya Bhakti Purworejo
Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian Bappeda Kabupaten Purworejo
Lampiran 9 Jadwal Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak merupakan karunia terbesar yang diberikan sang pencipta kepada manusia. Dalam menciptakan manusia, Allah SWT mempunyai rahasia tersendiri, ada yang dilahirkan secara normal dan ada yang dilahirkan secara tidak normal. Ketika orang tua mengetahui anaknya berbeda di banding anak-anak lainnya, seringkali orang tua menunjukkan reaksi emotional tertentu. Hendaknya orang tua memahami dan menyadari emosi-emosi yang di alaminya, sehingga orang tua dapat
mengelolanya secara efektif. Beberapa reaksi emosional tersebut antara lain shock, penyangkalan, merasa tidak percaya, sedih, perasaan terlalu melindungi atau kecemasan, perasaan menolak keadaan, perasaan tidak mampu, malu, perasaan marah, serta perasaan bersalah dan berdosa atas apa yang terjadi pada anaknya. Kadang ada pula orang tua yang tidak ingin anak mereka terlahir secara tidak normal, akan tetapi jika Allah SWT memberikan anugerah anak yang tidak normal, orangtua sebaiknya menerima keadaan anaknya dengan ikhlas (Safaria & Triantoro, 2005).
2
disorder (perilaku hiperaktif), autism, sindrom down dan tunaganda (memiliki hambatan lebih dari satu), yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda dan memerlukan penanganan dan pelayanan yang berbeda (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
Sejalan dengan pendapat (Shehan dan Semiun, 2006 dalam Mawardah dkk, 2012) mengatakan hubungan anak retardasi mental dengan orang tuanya sangat penting dibandingkan dengan hubungan anak yang intelegensinya normal dengan orang tuanya. Kepribadian termasuk kestabilan atau ketidak stabilan emosional orang tuanya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah (Pusat Data dan Informasi Kemsos, 2012) jumlah penyandang cacat usia 0-17 tahun yang ada berjumlah 1.732 orang. Dari total jumlah tersebut 31,93% atau 553 orang adalah penderita retardasi mental.
Penyandang retardasi mental tersebut tersebar di 10 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan menurut Disnakertransos Kab. Purworejo (2010), jumlah anak yang menderita retardasi mental di kota Purworejo sebanyak 707 anak.
Menurut WHO 2011 tercatat sebanyak 15% dari penduduk dunia atau 785 juta orang mengalami gangguan mental dan fisik. Data Pokok Sekolah Luar Biasa di seluruh Indonesia (BPS, 2010) berdasarkan kelompok usia sekolah, menunjukkan bahwa: jumlah penduduk Indonesia tahun 2009 yang menyandang retardasi mental sebanyak 62.011 orang dengan rincian: 60% anak laki-laki dan 40% anak perempuan. Dari jumlah tersebut anak yang terkena retardasi mental sangat berat sebanyak 2,5%, retardasi mental berat sebanyak 2,8%, retardasi mental cukup berat sebanyak 2,6%, dan anak retardasi mental ringan atau lemah pikiran sebanyak 3,5% dan sisanya anak dungu.
3
anak retardasi mental, seperti orang tua mengucilkan anak atau tidak mengakui anak yang menderita retardasi mental. Anak yang menderita retardasi mental disembunyikan dari masyarakat karena orang tua merasa malu mempunyai anak yang keterbelakangan mental. Di sisi lain, ada pula orang tua yang memberikan perhatian yang lebih pada anak retardasi mental. Orang tua yang menyadari memiliki anak dengan retardasi mental berusaha memberikan yang terbaik pada anaknya dengan meminta bantuan pada ahli yang dapat menangani anak retardasi mental. Orang tua yang memahami dan menyadari akan kelemahan anak retardasi mental merupakan faktor utama untuk membantu perkembangan anak dengan lingkungan (Gunarsa, 2006).
Reaksi pertama orang tua ketika anaknya dikatakan bermasalah adalah tidak percaya, shock, sedih, kecewa, mersa bersalah, marah dan
menolak. Tidak mudah bagi orang tua yang anaknya menyandang kecacatan untuk mengalami penerimaan. Ada masa orang tua merenung dan tidak mengetahui apa yang harus diperbuat. Tidak sedikit orang tua yang kemudian memilih tidak terbuka mengenai keadaan anaknya kepada teman, tetangga, bahkan keluarga dekat sekalipun, kecuali kepada dokter yang menangani anaknya tersebut (Puspita dalam Sri Rachmawati, 2007).
Pengalaman orang tua tidak hanya cukup memberi makan, minum dan berpakaian saja kepada anak-anaknya, tetapi keseluruhan atau totalitas segala pengamatan, yang disimpan didalam ingatan dan digabungkan dengan suatu pengharapan akan masa depan, sesuai dengan apa yang telah diamati pada masa lampau. Akan tetapi orang tua juga harus memberikan kasih sayang, perhatian, dan dukungan terhadap anak yang terlahir secara tidak normal. Sehingga anak mempunyai semangat untuk masa depannya (Sudarsono, 2008).
4
tua memperoleh kenyataan bahwa anak mereka memiliki keterbatasan, banyak orang tua yang mengalami kecemasan bahkan stress akan masa depan anaknya (Sanders, 2006). Stress sebagai pengalaman emosional negatif disertai perubahan reaksi biokimiawi, fisiologis, kognitif, dan perilaku yang bertujuan untuk mengubah atau menyesuaikan diri terhadap situasi yang menyebabkan stress (Taylor, 2009).
Orang tua yang memiliki anak dengan retardasi mental juga memiliki masalah lain yang harus diperhatikan yaitu masalah keuangan, masalah pernikahan, dan bagaimana membagi waktu dengan anggota keluarga lainnya. Retardasi mental merupakan kelainan yang berlangsung seumur hidup, sehingga yang bisa diharapkan oleh orang tua adalah agar anak dapat hidup mandiri tanpa membebani anggota keluarga yang lain. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan orang tua menjadi stress bahkan
pesimis akan masa depan dari anaknya.
Kondisi yang menimbulkan stress tersebut menyebabkan orang tua berusaha untuk menemukan cara-cara terbaik yang diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan dalam merawat anak retardasi mental. Cara-cara yang dipakai oleh orang tua untuk mengatasi ketidakmampuan dalam mengasuh anak dinamakan strategi koping. Strategi koping adalah cara untuk mengatasi masalah-masalah dan usaha-usaha untuk mengatasi stress. Dengan adanya beban yang dihadapi orang tua akan dapat menimbulkan stress, stress yang terjadi pada orang tua akan berdampak buruk pada anaknya jika tidak menggunakan strategi koping yang tepat. Strategi koping sangat bervariasi, mulai dari positif sampai negatif. Bila orang tua menggunakan yang negatif, seperti avoidance (penyangkalan),
5
Penelitian ini menunjukan bahwa memiliki anak dengan keterbelakangan mental merupakan suatu stressor tersendiri bagi orang tua dan respon yang muncul pada orang tua tersebut harus diimbangi dengan strategi koping yang tepat agar orang tua dapat mengatasi stressor.
SLB/C Karya Bhakti Purworejo adalah salah satu yayasan yang bergerak di bidang pendidikan. SLB/C Karya Bhakti Purworejo adalah sekolah khusus untuk anak-anak penderita yang memiliki gangguan mental. Jumlah siswa yang bersekolah di SLB/C Karya Bhakti Purworejo tahun 2015/2016 sejumlah 111 siswa, yang mayoritas bersekolah di SLB Karya Bhakti Purworejo adalah siswa yang mengalami retardasi mental. SLB/C Karya Bhakti Purworejo beralamatkan di Jl. Yogya Km. 4 Borowetan, Banyuurib, Purworejo, Jawa Tengah 54171. SLB/C Karya
Bhakti Purworejo di dirikan oleh Santo Laurensius pada tahun 1979. SLB/C Karya Bhakti Purworejo memiliki visi, yaitu komunitas pendidikan yang setiap terhadap pencerdasan bangsa dan bercirikan khas cintakasih, professional, transparan, dalam pendampingan anak berkebutuhan khusus seutuhnya. Sedangkan misinya yaitu meningkatkan pelaksanaan karya kerasulan pendidikan yang berorientasi pada pencerdasan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat pembukaan UUD 45.
6
waktu, para orang tua mulai bisa menerima dan mencoba memberikan perhatian terbaik untuk anaknya. Hal itu bisa ditunjukkan dari perhatian orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah berkebutuhan khusus. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti lebih
lanjut dengan judul “Gambaran Pengalaman Stress dan Koping Orang Tua Yang Memiliki Anak Dengan Retardasi Mental di SLB/C Karya
Bhakti Purworejo”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran pengalaman stress dan koping orang tua yang memiliki anak dengan retardasi mental?
2. Bagaimana strategi koping yang digunakan oleh orang tua yang memiliki anak dengan retardasi mental dalam menghadapi masalah dan
meminimalkan suatu stressor yang timbul?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui mengenai gambaran pengalaman stress dan koping orang tua yang memiliki anak dengan retardasi mental.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pengalaman stress dan koping orang tua yang memiliki anak dengan retardasi mental.
7
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari melakukan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. SLB/C Karya Bhakti Purworejo
Dapat menjadi bahan evluasi bagi guru SLB untuk mengembangkan program penyuluhan dan motivasi terhadap orang tua yang memiliki anak dengan retardasi mental yang bersifat membangun keyakinan orang tua terhadap kemampuan anaknya .
2. Orang tua
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan dapat memberikan informasi mengenai strategi koping yang dapat digunakan sebagai upaya dalam menghadapi anak dengan retardasi mental.
3. Institusi pendidikan
Dapat sebagai tambahan kepustakaan untuk bahan bacaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Dan dapat sebagai bahan informasi tambahan untuk kegiatan dalam penelitian selanjutnya.
4. Peneliti
Penelitian ini akan memperluas pemahaman, pengembangan diri, pengalaman peneliti di bidang psikologi, dan menambah wawasan, pengetahuan peneliti tentang bagaimana menghadapi dan bagaimana cara untuk meningkatkan kemampuan dalam penelitian selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan gambaran pengalaman orang tua yang memiliki anak dengan retardasi mental.
1.5 Keaslian Penelitian
Menurut sepengetahuan peneliti belum pernah ada yang melakukan
8
RETARDASI MENTAL DI SLB/C KARYA BHAKTI PURWOREJO”. Namun penelitian sejenis pernah dilakukan oleh:
1.5.1 Penelitian yang dilakukan oleh Sukur dkk, yang berjudul Gambaran Konsep Diri Orang Tua yang Memiliki Anak Retardasi Mental di SLB YPPLB Cendrawasih Makasar. Tahun penelitian (2012). Tempat penelitian di SLB/C YPPLB Cendrawasih Makasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran konsep diri orang tua yang memiliki anak retardasi mentaldi SLB/C Yayasan Pembina Pendidikan Luar Biasa. Jenis dan metode penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini meliputi orang tua yang memiliki anak retardasi mental sebanyak 31 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik Total Sampling, didapatkan 29 responden sesuai dengan criteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan alat ukur kuisioner. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan SPSS. Analisis data mencangkup analisis univariat. Persamaan dari penelitian tersebut adalah pada kesamaan tema tentang anak dengan retardasi mental. Adapun perbedaan dengan yang akan peneliti lakukan yaitu dalam desain/ metode penelitian, peneliti menggunakan in-dept interview (wawancara mendalam), serta partisipan dari penelitian ini adalah orang tua.
9
dengan 63 responden yang memiliki anak down syndrome. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Dari penelitian diatas yang sudah dilakukan hanya meneliti tentang mekanisme koping orang tua yang memiliki anak down syndrome dan data yang didapatkan juga melalui kuesioner, sedangkan pada penelitian ini meneliti tentang stress dan koping orang tua dengan anak retardasi mental sehingga dapat mengetahui strategi koping untuk mengatasinya dan data yang akan diambil menggunakan in-dept interview (wawancara mendalam).
1.5.3 Penelitian yang dilakukan oleh Maulina dan Sutatminingsih, yang berjudul Stress yang Ditinjau Dari Pada Ibu Yang Memiliki Anak Penyandang Retardasi Mental. Tahun Penelitian (2005). Tujuan dari penelitian ini adalah melihat hubungan antara harga diri dan stress pada ibu yang memiliki anak penyandang retardasi mental. Hipotesis dari
penelitian ini adalah ada hubungan negative antara harga diri dan stress yang artinya semakin ibu memiliki harga diri yang negative maka semakin kuat stress yang dimilikinya. Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan dimana data dikumpulkan dengan menggunakan skala. Adapun subyek penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak dengan retardasi mental sebanyak 40 orang, dimana 28 diantaranya memiliki anak dengan retardasi mental taraf ringan dan 12 orang lainnya memiliki anak retardasi mental taraf menengah. Hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif antara harga diri dan stress pada ibu yang memiliki anak penyandang cacat mental (rxy = 0,601, p<0,05). Persamaan dari penelitian tersebut adalah pada kesamaan tema tentang anak dengan retardasi mental. Adapun perbedaan dengan yang akan peneliti lakukan yaitu dalam desain/ metode penelitian, peneliti menggunakan in-dept
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Bums, N., Grove, S.K. (2009).The Practice of Nursing Research : Appraisal, Synthesis, and Generation of Evidence 6th. Saunders Elsevier
Cresswell, J.W. (2007). Qualitative Inquiry and Research Design: choosing among five approaches. 2th edition.New Delhi : Sage Publication
David, dkk., 2008. Dasar-dasar Pediatri. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Davinson, G. C, Neale, J.M,.&Kring, A.M. (2006).Psikologi Abnormal (Edisike 4). Penerjemah (NoermalasariFajar. Trans).
Davinson, G. C, Neale, J.M,.&Kring, A.M. (2006).Psikologi Abnormal (Edisike 9). Penerjemah (Noermalasari Fajar. Trans).PT Rajawali Pers:Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah Luar Biasa (SLB).Jakarta Bakti:Husada. 2010.
Ghosali, Endang Warsiki. Retardasi Mental. Diakses pada1 Mei 2015 darihttp://portalkalbe.com/
Gunarsa, SinggihD.(2006).Dari Anak Usia Lanjut:Bunga Rampal Psikologi Perkembangan. Gunung Mulia. Jakarta.
Hafid, I. (2011). Pengasuhan Orang Tua pada Anak Retardasi Mental Ringan. Skripsi.Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.
Hendriani, dkk.,(2006). Penerimaan Keluarga Terhadap Individu yang Mengalami Keterbelakangan Mental. Di aksespada 4 Mei 2015 darihttp://Journal.unair.ac.Id/
Heward. (2003).Expectional children, an introduction to special education.New Jersey: Merrill. Prentice Hall.
Ishartiwi.( 2010). Identifikasi bentuk intervensi pembelajaran dan perilaku belajar anak retardasi mental. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan.
Mawardah, dkk., 2012. Relationship Between Active Coping With Parenting Stres In Mother Of Mentally Retarded Child. JurnalPsikologi.
Moleong, I., J., 2007. Metodologi penelitian kualitatif, cetakan ke-29. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasir & Muhith, 2011.Dasar-dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar & teori. Jakarta: SalembaMedika.
Notoatmodjo, 2010. Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Rachmayanti, S & Zulkaida, A. (2007).Penerimaan diri orang tua terhadap anak autism dan peranannya dalam terapi autism. Jurnal Psikologi. No. 1, Volume 1.Jawa Barat: Universitas Gunadarma.
Safaria, Triantoro. 2005. Autisme Pemahaman Baru Untuk Hidup Bermakna Bagi Orang Tua.Yogyakarta: GrahaIlmu.
Sarafino, E.P. & Smith, T.W. (2011).Health Psychology, Biopsychological Interactions.Seventh edition. New York : John Wiley & Sons Inc.
Saryono, 2010. Metodologi penelitian kualitatif dalam bidang kesehatan, Yogyakarta: NuhaMedika.
Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 2.Yogyakarta: Kanisius.
Somantri, Sutjiati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama.
Soraya, J., Elfida, D., &Widianingsih, y.(n.d). Strategi Koping dan Stres Pada Ibu Yang Memiliki Anak Yang Menderita Retardasi Mental. Jurnal Psikologi. Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim: Riau.
Stereubert, Helen J dkk.2007.Qualitative Research in Nursing Advancing The Humanistic Imperative. Philandelpia: Lippincott Wiliams and Wilkins.
Sudarsono (2008). Ilmu Filsafat Suatu Pengamatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Sugiyono.2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (mixed method). Alfabeta : Bandung.
Suharmini, T. (2006). Penanganan anak hiperaktif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Wijaya, N. (2007). Penerimaan diri orang tua terhadap anak autisme dan peranannya dalam terapi autism. Jurnal Psikologi. No. 1, Volume 1.Jawa Barat: Universitas Gunadarma.
Wong, Donna, L. BukuAjar Keperawatan Pediatric. Edisi 6. Jakarta: EGC. 2008.
Wood, G., Haber, J. (2010) Nursing Research Methods and Critcal Appraisal for Evidence based Practice. Mosby Elsevier.
PENJELASAN PENELITIAN (Informed Consent)
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Ratih Meila Sari
NIM : A11200813
Alamat : RT 02/03, Desa Bagelen, Kecamatan Bagelen, Kabupaten
Purworejo.
Status : Mahasiswa Progran Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Bermaksud untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Pengalaman Stress dan Koping Orang Tua Yang Memiliki Anak Dengan Retardasi Mental di
SLB/C Karya Bhakti Purworejo. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi. Yaitu dengan wawancara. Oleh karena itu, berikut ini saya
menjelaskan beberapa hal terkait dengan penelitian yang akan saya lakukan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengalaman stress
dan koping orang tua dengan anak retardasi mental di SLB/C Karya Bhakti
Purworejo. Adapun manfaat penelitian ini secara garis besar adalah diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan dapat memberikan informasi mengenai strategi koping
yang dapat digunakan sebagai upaya dalam menghadapi anak dengan retardasi
mental.
Pengambilan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan wawancara
secara mendalam beberapa kali dengan partisipan dan berlangsung selama 60-90
menit untuk setiap partisipan atau sesuai kesepakatan. Selama wawancara
Waktu dan tempat wawancara dilakukan di SLB/C Karya Bhakti Purworejo. Selama
wawancara dilakukan, peneliti akan menggunakan alat bantu penelitian berupa
catatan dan media recorder untuk membantu kelancaran pengumpulan data.
Proses wawancara akan dihentikan jika partisipan mengalami kelelahan,
kesedihan atau ketidaknyamanan dan akan dilanjutkan lagi jika partisipan sudah
merasa tenang pada waktu yang sama atau hari lain. Penelitian ini tidak berdampak
negative pada partisipan. Semua catatan dan data yang berhubungan dengan
penelitian ini akan disimpan dan dijaga kerahasiaannya.
Hasil rekaman akan dihapus segera setelah kegiatan penelitian selesai
dilakukan. Pelaporan hasil penelitian ini nantinya akan menggunakan kode, bukan
nama sebenarnya dari partisipan. Partisipan dalam penelitian ini bersifat sukarela dan
partisipan berhak untuk mengajukan keberatan kepada peneliti jika terdapat hal-hal
yang tidak berkenan dan selanjutnya akan dicari penyelesaian masalahnya
berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan partisipan. Setelah selesai dilakukan
wawancara, peneliti akan memberikan transkip hasil wawancara kepada partisipan
untuk dibaca dan melakukan klarifikasi.
Gombong, 25 April 2016
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Jl. Yos Sudarso No. 461 Telp./Fax. (0287) 472433, 473750, GOMBONG 54412
Website: www.stikesmuhgombong.ac.id. Email:
stikesmuhgombong@yahoo.com prodis1keperawatan@gmail.com SURAT PENGANTAR PENELITI
Kepada Yth:
Bapak/ibu calon partisipan peneliti
Di tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ratih Meila Sari
NIM : A11200813
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya penelitian sebagi rangkaian studi di STIKES
Muhammadiyah Gombong tentang “Gambaran Pengalaman Stress dan Koping Orang Tua Yang Memiliki Anak Dengan Retardasi Mental di SLB/C Karya Bhakti Purworejo”. Untuk ini saya mohon kesediaan Bapak/ibu untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini.
Atas bantuan dan kerjasama Bapak/ibu, Saya ucapkan terima kasih.
Purworejo, 2016
Peneliti
GAMBARAN PENGALAMAN STRESS DAN KOPING ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL DI SLB/C KARYA BHAKTI
PURWOREJO
PEDOMAN WAWANCARA
A. Data Diri
No. Urut Partisipan :
Inisial :
Alamat :
B. Pedoman Wawancara
1. Sejak kapan anda mengetahui bahwa anak anda mengalami retardasi mental?
2. Mohon jelaskan bagaimana perasaan anda saat mengetahui bahwa anak anda mengalami retardasi mental?
3. Apa yang anda lakukan ketika anda mengetahui bahwa anak anda mengalami retardasi mental?
4. Bagaimana pengalaman anda yang memiliki anak dengan retardasi mental?
5. Mohon jelaskan permasalahan apa saja yang anda hadapi ketika mengetahui anak anda menderita retardasi mental?
Tema Sub
Tema Kategori Kata Kunci
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
Kurang Pengetahuan
Tidak paham Saya juga belum terlalu paham dengan retardasi
mental itu apa…
√ √ √ √
Tidak tahu Saya kurang tahu…
√ √ √
Sebagai orang tua sangat merasa sedih...
√ √ √ √ √ √
Rasa malu Ada rasa malu… √ √
Rasa putus
asa Merasa putus asa…
√ √
Penyesalan Menyesal itu ada… √ √
Stress Dulu saya sempat stress… √ √
Rasa minder Minder, kenapa saya diberi anak yang seperti
itu… √ √ √
Memutuskan tidak merawat anak saya √
Kecemasan akan masa depan anak
Mengenai masa depan anak saya itu mau jadi apa
dan mau bagaimana… √
Ya kadang-kadang kepikiran, kalau besok saya sudah tidak ada, ini anak mau sama siapa mau bagaimana…
√
Emosi positif
Tetap
bersyukur Saya harus tetap bersyukur ya mbak, karena anak itukan amanat dari Allah SWT…
√ √ √ √ √ √
Tetap
bersabar Berusaha bersabar…
√ √ √ √
Penerimaan
Seiring berjalannya waktu saya dapat menerima
keadaan anak saya… √ √
Dikatakan apa saja dimanapun juga saya tetap sabar dan menerima…
√
Kalau saya dan dari keluarga ya Alhamdulillah
bisa nerima… √
Kepasrahan Ya tapi mau bagaimana lagi, itukan titipan
Kalau saya biasa aja, udah di kasihnya seperti itu gimana lagi. Yang lebih parah aja banyak kok,
saya ya harusnya bersyukur…
Suami, bapak sama ibu saya yang suka menasehati dan memotivasi saya supaya saya harus tetap
bersyukur…
Saya selalu berusaha bersabar dan bersyukur… √ √ √ √ √
Periksakan ke medis dan melakukan
terapi-terapi… √ √ √ √ √ √ √ √
Memeriksakan ke orang pintar… √ √
Harapan
Agar anak saya itu bisa normal atau setidaknya
mendekati normal seperti anak lainnya… √ √ √
Bisa mandiri… √ √ √ √ √ √ √
Minimal sekarang anak saya itu bisa membaca dan
menulis… √ √
Bisa jaga diri… √
Biar ada perubahan lebih baik lagi… √
JADWAL PENELITIAN
No. Keterangan Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar April 1. Pengajuan Judul
2. Study Pendahuluan
3. Penyusunan Proposal
4. Ujian Proposal 5. Revisi
6. Uji Validitas 7. Izin Penelitian
8. Pengumpulan Data
9. Pengolahan Data