• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA CARA PEMOTONGAN PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK ATAS BUNGA DEPOSITO STUDI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SEMARANG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TATA CARA PEMOTONGAN PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK ATAS BUNGA DEPOSITO STUDI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK SEMARANG SELATAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TATA CARA PEMOTONGAN PENYETORAN

DAN PELAPORAN PAJAK ATAS BUNGA DEPOSITO

STUDI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK

SEMARANG SELATAN

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi D-III perpajakan

UNIKA Soegijapranata Semarang

Disusun oleh :

Nama : Sri Rahayu NIM : 00.31.0003

PROGRAM STUDI D-III PERPAJAKAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

(2)

ABSTRAKSI

Dalam rangka meningkatkan penerimaan dalam negeri khususnya dari sektor perpajakan erat kaitannya dengan upaya peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan khususnya pajak atas bunga deposito. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, maka dana yang dihimpun oleh bank melalui pengerahan dana dalam bentuk deposito, tabungan dan sertifikat Bank Indonesia juga semakin berkembang, sehingga dalam hal ini pengenaan pajak atas deposito perlu diamankan dan disesuaikan misalnya terhadap deposito dan tabungan kecil tetap perlu dikecualikan penggunaannya guna melindungi para penabung kecil yang pada umumnya berpenghasilan rendah.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak atas bunga deposito dan bagaimana penerapan tarif pajak yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran yang jelas mengenai tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak atas bunga deposito dan untuk mengetahui bagaimana penerapan tarif pajak yang berlaku.

Tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan pajak atas bunga deposito adalah bank wajib memotong dan menyetorkan pajak penghasilan yang telah dipotong ke kantor Pos dan Giro atau bank persepsi dengan menggunakan surat setoran pajak, setelah pajak dipotong dan disetorkan maka wajib dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak paling lambat tanggal 20 bulan takwim berikutnya setelah dilakukannya pemotongan pajak kepada penerima penghasilan diberikan bukti pemotongan pajak penghasilan atas bunga deposito sedangkan besarnya tarif pemotongan pajak penghasilan atas bunga deposito adalah sebesar 20% dari jumlah bruto dan bersifat final.

(3)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

ABSTRAKSI ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 2

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1. Pengertian Pajak ... 6

2.2. Dasar Hukum ... 8

2.3. Subyek dan Obyek Pemotongan Pajak Deposito ... 11

(4)

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ... 17

3.1. Sejarah Berdirinya KPP Semarang Selatan ... 17

3.2. Wilayah Kerja dan Lokasi KPP Semarang Selatan ... 20

3.3. Struktur Organisasi ... 22

3.4. Job Discription ... 23

3.5. Metode Penelitian ... 31

3.6. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1. Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Atas Bunga Deposito ... 35

4.2. Penerapan Tarif Pajak dan Sifat Pemotongan Pajak Deposito .... 46

4.3. Perlakuan PPh Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi yang Berpenghasilan Rendah ... 46

4.4. Dikecualikan Dari Pemotongan Pajak Penghasilan ... 47

4.5. Ketentuan dan Penghitungan Pajak Bunga Deposito Berjangka 50 BAB V PENUTUP ... 53

5.1. Kesimpulan ... 53

5.2. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(5)

1 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang,

maka pembangunan menjadi kegiatan utama pemerintah. Dalam rangka

mencapai cita-cita bangsa dan negara Indonesia yaitu mewujudkan

masyarakat adil dan makmur secara merata baik material maupun spiritual

yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945, maka salah satunya dengan

menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak.

Pembangunan bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja

melainkan juga tanggung jawab masyarakat. Salah satu kunci keberhasilan

untuk melaksanakan pembangunan adalah lancarnya sektor keuangan yang

mutlak harus dipatuhi guna kelancaran proses pembangunan.

Penerimaan negara dari sektor pajak merupakan salah satu sektor

penerimaan yang paling besar dari pada sumber penerimaan negara yang

lain, seperti penerimaan dari migas, eksport dan lain-lain. Pajak dipungut

melalui iuran rakyat sebagai kas negara yang pemungutannya dapat

dipaksakan tanpa mendapat imbalan jasa yang langsung dapat dirasakan

hasilnya dan digunakan untuk kepentingan umum (Mardiasmo, 2000).

Upaya peningkatan penerimaan dalam negeri khususnya dari sektor

perpajakan erat kaitannya dengan upaya peningkatan kepatuhan wajib pajak

dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan sesuai

(6)

diberikan kepercayaan untuk menghitung dan melaporkan pajak yang

dibayarkan sendiri (self assesment system), khususnya pajak atas bunga

deposito. Dalam rangka pembiayaan negara guna pelaksanaan pembangunan

yang semakin meningkat, peran serta seluruh lapisan masyarakat dalam ikut

memikul pembiayaan pembangunan perlu terus ditingkatkan melalui

pelaksanaan Undang-undang perpajakan yang makin mantap. Dengan

meningkatnya pendapatan masyarakat, maka dana yang dihimpun oleh bank

melalui pengerahan dana dalam bentuk deposito, tabungan dan Sertifikat

Bank Indonesia juga semakin berkembang, sehingga dalam hal ini

pengenaan pajak atas bunga deposito perlu diamankan dan disesuaikan,

misalnya terhadap deposito dan tabungan kecil tetap perlu dikecualikan

penggunaannya guna melindungi para penabung kecil yang pada umumnya

masih berpenghasilan rendah.

Dalam rangka pengadaan dana pembangunan ini, sebagai lembaga

intermediary memainkan peranan yang sangat penting yaitu dengan

menghimpun dana masyarakat lewat tabungan dan memberikan kredit

kepada masyarakat yang membutuhkan. Salah satu alternatif penghimpunan

yang dilakukan oleh bank melalui deposito berjangka yaitu simpanan dana

bank, yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan memberikan

kontraprestasi berupa bunga yang dapat diambil dalam jangka waktu

tertentu sesuai dangan perjanjian yang dibuat antara bank dengan deposan.

Simpanan berjangka yang populer dangan sebutan deposito

berjangka telah banyak menarik perhatian masyarakat. Melalui deposito

(7)

3 3

berjangka ini masyarakat dapat menyimpan uang yang tidak dikonsumsinya

dengan aman dan tanpa rasa kekhawatiran akan resiko kerugian dan

kehilangan. Selain itu nasabah atau deposan akan mendapatkan bunga

dengan tarif yang lebih tinggi dari simpanan atau tabungan biasa. Dewasa

ini, bank-bank saling bersaing untuk menarik nasabah dan salah satu cara

yang dilakukan bank untuk menarik perhatian masyarakat yaitu dengan

menaikkan bunga deposito dan di samping tetap memberikan pelayanan

yang baik kepada masyarakat. Penerimaan atas bunga deposito akan

dikenakan pajak yang bersifat final, dalam arti pajak hanya dipungut sekali

dan tidak dapat dikreditkan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini mengambil judul Tata

Cara Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan Atas Bunga Deposito, Studi

Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Semarang Selatan.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahannya yaitu bagaimana tata cara pemotongan, penyetoran

dan pelaporan atas bunga deposito dan bagaimana penerapan tarif pajak

yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku saat ini.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran yang jelas mengenai tata

cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan atas bunga deposito.

(8)

1.4 Manfaat penelitian

a. Bagi penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang perpajakan

khususnya mengenai tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan

atas bunga deposito.

b. Bagi Kantor Pelayanan Pajak

Sebagai masukan untuk dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada

wajib pajak dalam hal penerimaan pajak.

c. Bagi Pembaca

Sebagai bahan referensi dan tambahan informasi bagi pembaca dan

semua pihak yang berkepentingan dan mempunyai kewajiban dalam

membayar pajak atas bunga deposito.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terbagi menjadi lima bab yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisi tentang kajian teori yang merupakan teori

dasar hukum khususnya pemotongan, penyetoran dan pelaporan

atas bunga deposito, obyek pemotongan, pengertian dan tujuan.

(9)

5 5

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini berisi tentang gambaran obyek penelitian meliputi

pemilihan lokasi dan struktur organisasi serta metode analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang analisis penelitian yang dalam hal ini adalah

tentang pelaksanaan pemotongan, penyetoran dan pelaporan atas

bunga deposito serta sejauh mana wajib pajak dalam memenuhi

kewajiban perpajakan dalam hal membayar pajak deposito.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis dan saran yang

Referensi

Dokumen terkait

Volume Bola  Siswa membahas menentukan rumus volume bola dengan melakukan kegiatan siswa seperti pada halaman 86, dengan bimbingan guru.  Siswa membahas soal

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik.. Debitur

Berdasarkan permasalahan diatas, untuk mengetahui lebih jauh mengenai kepuasan penghuni perumahan terutama pada sarana dan prasarana yang disediakan /yang ada pada perumahan Puri

Pada umumnya konsumen menginginkan barang yang dapat sampai padanya secepat-cepatnya, dan dengan biaya serendah- rendahnya (apabila ongkos angkut menjadi tanggungan pembeli).

Laporan keuangan adalah tolak ukur dalam menilai kesehatan perusahaan.IAI (2009:2) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi

Tingkat kenyamanan termal pada bangunan perpustakaan Universitas Bandar Lampung dapat disimpulkan nyaman. Berdasarkan hasil pengukuran suhu, kelembaban, dan kecepatan

Taman kota tidak hanya harus tersedia dalam jumlah yang memadai yang sebanding dengan kebutuhannya, tetapi juga dirancang sesuai dengan peruntukan dan fungsinya dan

Hasil perhitungan statistik pada hipotesa ketigaselanjutnya menunjukkan bahwa ada interaksi antara metode latihan dan jenis kelamin terhadap keseimbangan.Hal