• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII A DAN VII B SMP PANGUDI LUHUR WEDI TAHUN AJARAN 20172018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII A DAN VII B SMP PANGUDI LUHUR WEDI TAHUN AJARAN 20172018"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN

BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS VII A DAN VII B SMP PANGUDI LUHUR

WEDI TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Veronica Juni Astuti 141414055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN

BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

SISWA KELAS VII A DAN VII B SMP PANGUDI LUHUR

WEDI TAHUN AJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Veronica Juni Astuti 141414055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai

kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

~ Matius 6:34 ~

“Pertama, mereka mengabaikan anda. Kemudian, mereka tertawa pada anda. Berikutnya, mereka melawan anda. Lalu, anda menang”

~ Mahatma Gandhi ~

“God doesn’t require us to succeed, He only requires that you try”

~ Mother Teresa ~

Dengan penuh rasa syukur dan kegembiraan, saya persembahkan skripsi ini kepada :

Tuhan Yesus Kristus,

Kedua Orangtuaku yang tersayang, Yohanes Dwi Utomo dan E. Sri Suparmi, Sahabat karibku, M.M. Tyas Passwari,

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Juli 2018 Penulis

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Veronica Juni Astuti

Nomor Mahsiswa : 141414055

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan ke Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII A DAN VII B SMP PANGUDI LUHUR WEDI TAHUN AJARAN 2017/2018”

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan ke Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada saya maupun memberikan royalti pada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarmya.

Yogyakarta, 24 Juli 2018 Yang menyatakan,

(8)

vii ABSTRAK

Veronica Juni Astuti. 2018. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII A dan VII B SMP Pangudi Luhur Wedi Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika, (2) pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar matematika, dan (3) pengaruh antara kebiasaan belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar matematika secara bersama-sama.

Penelitian ini tergolong ke dalam jenis penelitian ex post facto dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII A dan VII B SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 45 siswa. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesinoner berupa angket kebiasaan belajar dan lingkungan belajar serta dokumentasi nilai akhir semester genap untuk mata pelajaran matematika tahun ajaran 2017/2018. Validitas isi dengan melakukan uji pakar sedangkan validitas butir diperoleh dengan uji coba. Hasil butir soal tidak valid dihilangkan. Reliabilitas ditentukan dengan rumus

Cronbach-Alpha. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier

berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kebiasaan belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika (2) lingkungan belajar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika. (3) kebiasaan belajar dan lingkungan belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika secara bersama-sama dan memberikan kontribusi pengaruh sebesar 49,7 , sedangkan 50,3 sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.

(9)

viii ABSTRACT

Veronica Juni Astuti. 2018. The Influence of Learning Habits and Learning Environment towards Student’s Achievement of Learning Mathematics in Class VII A and VII B Pangudi Luhur Wedi Junior High School in Academic Year 2017/2018. Thesis Mathematics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The research aims to determine (1) the influence of learning habits towards mathematics learning achievement (2) the influence of learning environment towards mathematics learning achievement (3) the influence of both learning habits and learning environment towards mathematics learning achievement.

This research type is ex post facto research use quantitative approach. The subjects of this research were 45 students in class VII A and VII B Pangudi Luhur Wedi junior high school academic year 2017/2018. Instrument in this research are questionnaires of learning habits dan learning environment and documentation of the final score of the second semester. Content validity by performing expert judgment while the item validity by using trial. Invalid item grid result is omitted. Reliability is determined by the Cronbach-Alpha formula. Data were analyzed by using multiple linear regression analysis.

The results showed that (1) learning habits significantly influence to mathematics learning achievement (2) learning environment does not have an influence to mathematics learning achievement (3) both learning habits and learning environment significantly influence to mathematics learning achievement and contribute as much 49.7%, while the remaining 50.3% is influenced by other factors.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Berkat bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, penulis dapat menyusun skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Kasih atas segala berkat yang diterima penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini;

2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku dekan Fakultas menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan perhatian;

6. Br. Yustinus Wahyu Bintarto FIC, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Wedi, yang telah memberikan kesempatan dan izin untuk melaksanakan penelitian di SMP Pangudi Luhur Wedi;

7. Ibu Christiana Retno Prasetyaningsih, S.Pd. selaku wakil kepala sekolah bidang kurilukum yang telah memberikan arahan dan dukungannya selama melaksanakan penelitian di SMP Pangudi Luhur Wedi.

(11)

x

9. Siswa-siswi kelas VII A dan VII B SMP Pangudi Luhur Wedi yang telah bekerja sama dalam membantu pelaksanaan penelitian;

10.Para dosen penguji yang telah berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini;

11.Kedua orang tua praktikan yang selalu memberikan doa dan dukungannya baik selama penulis menyusun skripsi ini.

12.Semua pihak yang memberi dukungan, bimbingan, serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang membangun bagi pembaca dan sebagai acuan untuk peneltian selanjutnya.

Yogyakarta, 24 Juli 2018 Penulis,

(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

(13)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 58

3.Uji Multikolinearitas ... 72

4. Uji Heteroskedasitas... 73

D. Analisis Data ... 75

1. Analisis Regresi Linear Berganda ... 75

(14)

xiii

3.Uji t ... 77

4. Koefisien Determinasi ... 79

E. Pembahasan ... 80

F. Keterbatasan Penelitian ... 83

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Populasi Penelitian ... 43

Tabel 3.2 Skor Alternatif Jawaban ... 47

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kebiasaan Belajar ... 48

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Belajar ... ... 48

Tabel 3.5 Rangkuman Hasil Uji Validitas untuk Variabel Kebiasaan Belajar... ... ... 50

Tabel 3.6 Rangkuman Hasil Uji Validitas untuk Variabel Lingkungan Belajar ... 51

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas untuk Variabel Kebiasaan Belajar ... 53

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas untuk Variabel Lingkungan Belajar ... 53

Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskripsi Variabel Kebiasaan Belajar ... 60

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kebiasaan Belajar ... 61

Tabel 4.3 Distribusi Kategori Kecenderungan Variabel Kebiasaan Belajar ... 63

Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskripsi Variabel Lingkungan Belajar ... 65

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Lingkungan Belajar ... 67

Tabel 4.6 Distribusi Kategori Kecenderungan Variabel Lingkungan Belajar ... 68

(16)

xv

Tabel 4.8 Hasil Uji Linearitas antara Variabel Kebiasaan Belajar dengan

Prestasi Belajar ... 71

Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas antara Variabel Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar ... ... 72

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas... .... 73

Tabel 4.11 Hasil Uji Heteroskedasitas ... 74

Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi Berganda ... 75

Tabel 4.13 Hasil Uji F ... 76

Tabel 4.14 Hasil Uji t ... 77

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ... 40

Gambar 4.1 Histogram Variabel Kebiasaan Belajar ... 62

Gambar 4.2 Diagram Pie Variabel Kebiasaan Belajar ... 64

Gambar 4.3 Histogram Variabel Lingkungan Belajar ... 67

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 90 Lampiran 2. Lembar Validasi Instrumen ... 91 Lampiran 3. Instrumen Penelitian

3a. Angket Kebiasaan Belajar ... 103 3a. Angket Kebiasaan Belajar ... 106 Lampiran 4. Data Uji Coba Instrumen

4a. Data Uji Coba Angket Kebiasaan Belajar ... ... 109 4b. Data Uji Coba Angket Lingkungan Belajar ... 111 Lampiran 5. Data Validitas Angket

5a. Data Validitas Angket Kebiasaan Belajar ... 113 5b. Data Validitas Angket Lingkungan Belajar... 115 Lampiran 6. Dokumentasi Nilai UAS Semester Genap

6a. Nilai UAS Kelas VII A ... 117 6b. Nilai UAS Kelas VII B ... 118 Lampiran 7. Data Penelitian

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, belajar merupakan bagian yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Keberhasilan proses belajar diukur melalui prestasi belajar, salah satunya adalah prestasi belajar matematika. Prestasi belajar matematika adalah hasil penilaian melalui pengukuran atas aspek kognitif yang dapat dicapai siswa setelah menjalankan proses belajar mata pelajaran matematika dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam angka maupun huruf setelah dievaluasi. Dalam kenyataannya tidaklah mudah bagi siswa untuk memperoleh prestasi belajar matematika yang memuaskan.

(20)

Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses belajar, sebagian hasil belajar dapat dilihat dari segi sikap dan kebiasaan belajar (Djaali, 2012: 127). Kebiasaan belajar bukanlah bakat alamiah atau pembawaan lahir yang dimiliki siswa sejak masih kecil (Djaali 2012:127). Nana Sudjana (2010:173) mengemukakan bahwa “Kebiasaan siswa atau mahasiswa dalam mengikuti pelajaran atau kuliah

banyak tergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur dan

berkesinambungan”. Seorang siswa dikatakan mempunyai kebiasaan

belajar yang baik, jika siswa tersebut memiliki cara-cara belajar yang baik, dengan begitu akan tercapai suasana belajar yang benar-benar mendukung untuk belajar. Suasana belajar yang baik, merupakan suasana yang tepat dalam memahami apa yang sedang dipelajari oleh siswa tersebut, dengan begitu penguasaan terhadap suatu materi pelajaran akan semakin meningkat. Semakin tinggi penguasaan materi pada mata pelajaran matematika yang dimiliki oleh siswa, maka semakin tinggi prestasi belajar matematika yang dicapai oleh siswa itu sendiri.

(21)

sudah diajarkan sebelumnya, siswa cenderung diam dan tidak bisa menjawab. Pada saat proses pembelajaran juga terlihat hanya beberapa siswa yang aktif saja. Berdasarkan hasil wawancara juga didapatkan bahwa masih banyak siswa yang mendapatkan hasil belajar yang kurang maksimal, diperlihatkan dengan banyaknya nilai matematika siswa yang dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu dibawah 75. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa dari kelas yang diteliti, dari 45 siswa hanya ada satu siswa yang mencapai KKM.

Selain faktor internal, prestasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu lingkungan belajar siswa. Menurut Muhibbin Syah (2010: 132), untuk dapat belajar dengan baik maka dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan belajar yang kondusif dalam hal ini berarti lingkungan belajar yang dapat mendukung tercapainya tujuan belajar. Apabila lingkungan belajar kondusif maka siswa akan lebih tertarik untuk belajar sehingga akan belajar dalam jangka waktu yang lama dengan nyaman. Namun demikian tidak semua siswa dapat menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan sesuai dengan keadaan lingkungan siswa. Lingkungan belajar sebagai faktor eksternal siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Lingkungan belajar dapat digolongkan menjadi tiga: yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (Syaiful Bahri, 2011 : 175-180).

(22)

seorang anak untuk berjumpa dan berinteraksi dengan keluarganya. Kondisi yang harmonis dalam keluarga dapat memberi stimulus dan respon yang baik dari anak sehingga perilaku dan prestasinya menjadi baik. Sebaliknya jika keluarga tidak harmonis atau broken home akan berdampak negatif bagi perkembangan siswa, perilaku dan prestasi cenderung terhambat, dan akan muncul masalah-masalah dalam perilaku dan prestasinya.

Lingkungan sekolah merupakan lingkungan yang berpengaruh dan bermakna bagi siswa dalam proses belajar mengajar yang ada di sekolah, baik itu dalam lingkungan sosial maupun lingkungan nonsosial. Lingkungan sekolah meliputi lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar, media belajar dan seterusnya, lingkungan sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan teman-temannya, guru-gurunya serta staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis yaitu suasana dan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, berbagai kegiatan kokurikuler dan lain-lain (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: 164).

(23)

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru diperoleh bahwa kurang adanya perhatian dari orang tua dikarenakan ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan PR serta kurangnya komunikasi terhadap permasalahan belajar siswa dalam keluarga dapat berdampak pada prestasi belajar nantinya. Pengaruh lingkungan belajar di sekolah dapat dilihat dari interaksi baik antara guru dan siswa maupun antar siswa dalam proses pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang ada disekolah tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik seperti perpustakaan. Selain berada di dalam lingkungan keluarga dan sekolah, siswa senantiasa dihadapkan pada lingkungan masyarakat sebagai anggota masyarakat. Dari hasil wawancara diperoleh bahwa lingkungan masyarakat disekitar sekolah kurang kondusif untuk proses pembelajaran ketika ada acara besar yang berdekatan dengan lingkungan sekolah.

Dari permasalahan diatas, maka ada kemungkinan kebiasaan belajar dan lingkungan belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika.

B. Identifikasi Masalah

(24)

2. Pada waktu dirumah siswa tidak mengulang materi yang sudah diajarkan di sekolah.

3. Banyak siswa masih memperoleh prestasi belajar yang belum memenuhi standar ketuntasan (KKM).

4. Kurangnya perhatian dari orangtua terhadap permasalahan yang dihadapi siswa dalam belajar dikarenakan ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan PR .

5. Siswa belum memanfaatkan secara maksimal sarana dan prasanara yang ada sebagai pendukung pembelajaran seperti perpustakaan.

C. Batasan Masalah

(25)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2017/2018?

2. Bagaimana pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2017/2018? 3. Bagaimana pengaruh kebiasaan belajar dan lingkungan belajar secara

bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2017/2018?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian memuat apa yang akan dicapai dalam sebuah penelitian. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2017/2018.

2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2017/2018.

(26)

F. Batasan Istilah 1. Kebiasaan belajar

Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya.

2. Lingkungan belajar

Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai tempat terjadinya proses pembelajaran. Lingkungan belajar dibagi menjadi tiga, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

3. Prestasi belajar matematika

Prestasi belajar matematika adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam proses belajar matematika pada aspek kognitif. Nilai prestasi belajar matematika didapatkan dari dokumentasi nilai ujian akhir semester (UAS) yang dilakukan di sekolah.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis

(27)

guru maupun dunia pendidikan agar lebih baik lagi, dan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah dan Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada sekolah dan guru untuk meningkatkan kebiasaan belajar yang baik dan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya prestasi belajar matematika.

b. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada siswa terkait dengan kebiasaan belajar yang baik serta lingkungan belajar yang kondusif sehingga prestasi belajar matematika siswa dapat optimal.

c. Bagi Peneliti

(28)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Hal-hal yang akan dibahas dalam kajian teori ini yaitu: (1) Belajar; (2) Prestasi Belajar Matematika; (3) Kebiasaan Belajar; dan (4) Lingkungan Belajar. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut.

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas mengenai pengertian belajar. Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk ahli psikologi pendidikan.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

“Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan atau kecakapan” (Ngalim Purwanto, 2007: 102). Menurut Muhibbin Syah

(2011: 68), “belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku

(29)

Dalyono (2009: 49), belajar merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan didalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

Menurut Sardiman (2011: 21), “belajar itu sebagian rangkaian

kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Slameto (2010: 2) menjelaskan, “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

(30)

b. Jenis-jenis Belajar

Belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Seseorang memiliki potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar yang berbeda, sehingga terdapat kegiatan yang berbeda pula. Oleh karena itu banyak jenis-jenis belajar yang dilakukan oleh seseorang. Syaiful Bahri (2011: 27) menguraikan 9 jenis-jenis belajar sebagai berikut :

1) Belajar arti kata-kata. Penguasaan arti akta-kata menjadi penting dalam belajar karena, apabila seseorang tidak mengerti arti kata maka ide-ide atau maksud yang terkandung dalam suatu kata tersebut tidak dapat dipahami.

2) Belajar kognitif. Dalam belajar kognitif, seseorang tidak dapat menghadirkan objek-objek yang diamati, tetapi objek tersebut disampaikan melalui tanggapan atau gagasan.

3) Belajar mengahafal. Mengahafal adalah kegiatan menanamkan materi di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diingat kembali. 4) Belajar teoritis. Bentuk belajar teoretis bertujuan untuk memberikan pengetahuan secara rinci, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan masalah.

5) Belajar konsep. Belajar konsep merupakan salah satu cara belajar dengan pemahaman.

(31)

7) Belajar berpikir. Belajar berpikir adalah belajar dengan kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian pengetahuan. Ketika berpikir maka akan terjadi suatu proses.

8) Belajar keterampilan motorik. Sebagai contoh, seorang anak kecil harus menguasai keterampilan motorik seperti mengenakan pakaiannya sendiri, menggunakan alat-alat makan, sehingga dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain.

9) Belajar estetis. Bentuk belajar estetis bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang kesenian.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal). Hal ini dapat diuraikan sebagaimana disebutkan oleh Djaali (2012: 99), sebagai berikut.

Faktor dari dalam diri yang meliputi kesehatan, intelegensi, minat, dan motivasi, serta cara belajar.

(32)

2) Intelegensi, faktor intelegensi dan bakat sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegensi dan bakat yang tinggi dapat memberikan pengaruh terhadap hidupnya;

3) Minat dan motivasi, minat yang besar terhadap sesuatu merupakan dasar untuk mencapai tujuan. Sedangkan motivasi merupakan dorongan dari dalam maupun luar diri seseorang, umumnya motivasi itu timbul karena adanya keinginan yang besar untuk mencapai sesuatu;

4) Cara belajar, teknik atau cara yang dilakukan seseorang dalam melakukan kegiatan belajar. Cara belajar meliputi bagaimana bentuk catatan yang dipelajari dan pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar lainnya. Cara belajar yang baik akan tercipta kebiasaan yang baik dan dapat meningkatkan hasil belajar yang baik pula.

Faktor dari luar diri meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

(33)

2) Sekolah, tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangakat instrument pendidikan, lingkungan sekolah, dan rasio guru dan murid per kelas, mempengaruhi kegiatan belajar siswa;

3) Masyarakat. Apabila disekitar tempat tinggal keadaan masyarakat terdiri atas orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar;

4) Lingkungan sekitar, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, dan iklim dapat mempengaruhi pencapaian tujuan belajar, sebaliknya tempat-tempat dengan iklim yang sejuk, dapat menunjang proses belajar.

(34)

bersifat mengganggu proses belajar dan prestasi-prestasi belajar (baik dalam konsentrasi atau perhatian).

Faktor kedua, yaitu berasal dari dalam diri (internal) meliputi faktor fisiologis seperti keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan fungsi fisiologis, dan faktor psikologis seperti perhatian, pengamatan, tanggapan fantasi, ingatan, berpikir dan motif.

2. Prestasi Belajar Matematika

a. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Pengertian prestasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Depdiknas, 2008: 1101) adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan. “Prestasi adalah tingkat keberhasilan

siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”

(Muhibbin Syah, 2011: 141). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil yang dicapai siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Nana Syaodih (2009: 102) “hasil belajar atau

achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari

(35)

adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Sumadi Suryabrata (2006: 297) berpendapat “prestasi belajar

sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan prestasi belajar siswa selama waktu tertentu”. Prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa (Depdiknas, 2008: 1101), diartikan sebagai hasil penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru.

Dari definisi di atas maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar Matematika siswa adalah kemampuan siswa yang berupa penguasaan pengetahuan, sikap, keterampilan dan merupakan taraf keberhasilan siswa yang diukur dengan hasil evaluasi suatu proses belajar atau pembelajaran yang diambil melalui tes hasil belajar seperti nilai harian, mid semester dan ujian akhir semeter biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif atau angka, yang khusus dipersiapkan untuk proses evaluasi.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Matematika

(36)

1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, terdiri dari :

a) Faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. b) Faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motif, kematangan, kesiapan.

c) Faktor kelelahan yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. 2) Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, terdiri dari: a) Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.

c) Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

3. Kebiasaan Belajar

a. Pengertian Kebiasaan Belajar

(37)

118) mengatakan bahwa kebiasaan timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan simulasi yang berulang-ulang. Dapat disimpulkan bahwa kebiasaan merupakan semua kegiatan, tingkah laku yang biasa dilakukan dan dilakukan secara berulangulang.

Slameto (2010: 82) mengemukakan bahwa kebisaan belajar merupakan cara yang dipakai atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, sikap,

kecakapan dan ketrampilan. Cara-cara belajar merupakan suatu cara yang

ditempuh secara berulang-ulang yang dilakukan siswa dalam belajar

untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Menurut Aunurrahman (2010: 185), “kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya”.

Djaali (2012: 128) mengemukakan “kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan”. Pada umumnya,

(38)

Nana Sudjana (2010: 173) menyatakan “keberhasilan siswa atau mahasiswa dalam mengikuti pelajaran atau kuliah banyak bergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan”.

b. Aspek-aspek Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar tentunya ada kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar yang baik akan memperoleh hasil yang maksimal. Slameto (2010: 82-91) menjelaskan kebiasaan belajar yang dapat memengaruhi prestasi belajar yaitu :

(39)

2) Membaca dan membuat catatan. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca karena membaca adalah alat belajar. Kebiasaan-kebiasaan membaca yang baik adalah sebagai berikut: memerhatikan kesehatan mata, memiliki jadwal belajar, membuat tanda-tanda atau catatan-catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh semua buku-buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya, dan membaca dengan konsentrasi penuh. Setiap siswa yang ingin meningkatkan prestasi belajar, ia harus teratur membaca buku pelajaran setiap harinya. Belajar tidak hanya berpedoman pada satu sumber saja, siswa perlu membaca sumber belajar lain untuk memperluas pengetahuan mereka. Tidak hanya buku pelajaran, buku lain yang berkaitan dengan materi pelajaran juga penting agar pengetahuan siswa bertambah. Semakin banyak membaca buku, maka semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh.

(40)

mata pelajaran yang telah dipelajari. Catatan yang dibuat dengan rapi dan ditulis dengan jelas akan membuat siswa mudah untuk mempelajari semua materi secara umum dalam belajar sehingga dapat meraih prestasi belajar yang diharapkan.

3) Mengulangi bahan pelajaran. Mengulangi bahan pelajaran penting karena dengan adanya pengulangan (review), bahan pelajaran yang belum dikuasai akan tetap tertanam dalam otak seseorang. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi lebih penting adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Caranya adalah dengan membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan itu. Agar dapat mengulang dengan baik, maka perlu menyediakan waktu untuk mengulang dan menggunakan waktu itu sebaik-baiknya untuk menghafal dengan bermakna dan memahami bahan yang diulang dengan sungguh-sungguh. Metode menghafal bermacam-macam, yaitu dapat dengan cara diam tetapi otak berusaha untuk mengingat-ingat, dapat dengan membaca keras atau mendengarkan, dan dapat juga dengan cara menulisnya.

(41)

dalam belajar. Siswa harus memiliki kebiasaan untuk memusatkan pikiran dalam belajar karena konsentrasi merupakan kunci untuk berhasil dalam belajar. Agar dapat berkonsentrasi dengan baik, siswa harus memiliki minat dan motivasi yang tinggi, tempat untuk belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya kebosanan, menjaga kesehatan dan memerhatikan kelelahan, menyelesaikan masalah yang mengganggu belajar dan bertekad untuk mencapai tujuan dan hasil terbaik dalam setiap belajar. 5) Mengerjakan tugas. Mengerjakan tugas dengan baik akan

membuat siswa berhasil dalam belajarnya karena dapat melatih kemampuan siswa terhadap materi pelajaran. Tugas itu mencakup mengerjakan tes/ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik, akan mengerjakan semua tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Hal itu karena siswa memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Menunda mengerjakan tugas merupakan hal yang tidak baik dalam membentuk kebiasaan belajar yang baik.

(42)

kebiasaan tidak baik dalam belajar yang sering dijumpai pada sejumlah siswa, yaitu: (1) belajar tidak teratur, (2) daya tahan belajar rendah (belajar secara tergesa-gesa), (3) belajar bilamana menjelang ulangan atau ujian, (4) tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap, (5) tidak terbiasa membuat ringkasan, (6) tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran, (7) senang menjiplak pekerjaan teman, termasuk kurang percaya diri di dalam menyelesaikan tugas, (8) sering datang terlambat, dan (9) melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk (misalnya merokok).

c. Pembentukan Kebiasaan Belajar yang Baik

(43)

istirahat yang teratur; (6) carilah kalimat-kalimat topik atau inti pengertian dari tiap paragraf; (7) selama belajar gunakan metode pengulangan dalam hati (silent recitation); (8) lakukan metode keseluruhan (whole method); (9) usahakan agar dapat membaca cepat tetapi cermat; (10) buatlah catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun rapi; (11) adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut; (12) susunlah dan membuat pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan mencoba untuk menemukan jawabannya; (13) pusatkan perhatian dengan sungguh-sungguh pada waktu belajar; (14) pelajari dengan teliti tabel-tabel, grafik-grafik, dan bahan ilustrasi lainnya; (15) biasakan membuat rangkuman dan kesimpulan; (16) buat kepastian untuk melengkapi tugas-tugas belajar; (17) pelajari baik-baik pernyataan yang dikemukakan oleh pengarang, dan meneliti pendapat beberapa pengarang; (18) belajarlah menggunakan kamus dengan sebaik-baiknya; dan (19) analisislah kebiasaan belajar yang dilakukan, dan cobalah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

(44)

belajar yang diperoleh tidak optimal. Belajar dalam tempo dan kadar belajar yang berat menjelang ujian, kurang membantu dalam keberhasilan belajar. Kebiasaan belajar harus dimulai sejak dini kepada siswa dengan membiasakan diri dan mendisiplinkan diri dalam belajar. Hal ini dimaksudkan agar siswa merasa terbiasa melakukan kegiatan belajar dalam kesehariannya.

d. Indikator Kebiasaan Belajar

Menurut Sumadi Suryabrata (2006: 85-86) ada cara-cara dalam

belajar yang dapat dijadikan sebagai indikator Kebiasaan Belajar yang

baik yaitu: (1) penyusunan jadwal belajar yang baik; (2) kontinuitas

dalam belajar; (3) belajar mandiri di luar jam pelajaran di sekolah; (4)

mengalokasikan waktu belajar secara adil; (5) menyediakan waktu

belajar untuk mempersiapkan perlengkapan dan materi belajar; (6)

Menyediakan waktu untuk mengulangi materi yang telah didapat

disekolah.

Cara-cara di atas harus dimulai oleh diri sendiri dengan

membiasakan dan mendisiplinkan diri dalam belajar. Hindari belajar

dalam tempo dan kadar yang berat saat ujian sebab kurang mebantu

keberhasilan belajar. Belajar akan lebih bermanfaat apabila itu terpola

dalam perbuatan individu yang sedang belajat. Belajar bukan merupakan

suatu proses yang langsung baik, sehingga pembentukan Kebiasaan

(45)

Kebiasaan belajar yang baik harus dilaksanakan oleh siswa. Keberhasilan belajar tergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur. Nana Sudjana (2010: 165-173) menjelaskan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses belajar, yaitu :

1) Cara mengikuti pelajaran. Cara mengikuti pelajaran di sekolah merupakan proses belajar yang penting. Menyiapkan perlengkapan belajar dan datang ke sekolah tepat waktu merupakan awal yang baik sebelum mengikuti pelajaran. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, siswa memiliki kewajiban untuk mendengarkan dan memerhatikan dengan baik dan penuh konsentrasi, mencatat hal-hal yang tidak jelas untuk ditanyakan kepada guru, kemudian merangkum pokok-pokok materi yang disampaikan oleh guru. Siswa juga aktif menyampaikan pendapat, menjawab setiap pertanyaan yang diajukan guru, dan mencocokkan atau menyamakan materi pelajaran dengan teman yang lain agar tidak terjadi kesalahan penafsiran. Cara mengikuti pelajaran di sekolah tersebut dapat berpengaruh terhadap pembentukan kebiasaan belajar yang baik.

(46)

terbatas. Selain itu, mempelajari kembali catatan hasil pelajaran di sekolah, membuat rangkuman, dan merumuskan pertanyaan sendiri dari catatan yang dibuat lalu menjawabnya, dan mengerjakan tugas.

3) Cara belajar kelompok. Belajar kelompok akan memudahkan dalam memecahkan persoalan terkait materi pelajaran secara bersama. Setiap orang memberikan sumbangan pikiran dalam memecahkan persoalan. Belajar kelompok yaitu mengajak teman berdiskusi, memiliki jadwal belajar bersama teman, menentukan permasalahan materi yang akan dibahas, membahas materi satu per satu hingga tuntas, bertanya kepada guru saat menemui kesulitan, kesimpulan hasil diskusi dicatat untuk dipelajari.

(47)

pelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.

5) Menghadapi ujian. Sebagian besar siswa memiliki kebiasaan belajar pada saat menjelang ujian. Hal tersebut menandakan dalam diri siswa belum tertanam kebiasaan belajar yang baik. Belajar pada saat menjelang ujian akan memberikan hasil yang tidak optimal karena siswa akan ragu-ragu dan tidak memiliki kepercayaan diri dalam menjawab soal ujian. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kebiasaan belajar yang teratur dan menghindari belajar saat menjelang ujian agar memperoleh hasil yang optimal. Selain itu, memperkuat kepercayaan diri dengan tidak menyontek jawaban teman, membaca setiap pertanyaan dengan teliti sambil mengingat jawabannya, mendahulukan menjawab pertanyaan yang lebih mudah, dan memeriksa kembali jawaban sebelum diserahkan.

Dimensi dan indikator kebiasaan belajar terbagi menjadi 2 bagian (Djaali, 2012: 128), yaitu :

1) Delay Avoidan (DA) merupakan kebiasaan belajar seseorang yang

(48)

kebiasaan belajar DA atau kesigapan dalam belajar meliputi konsentrasi dan penyelesaian tugas.

2) Work Methods (WM) merupakan kebiasaan perilaku seseorang

yang menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif dan efisien dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam indikator kebiasaan belajar WM atau metode kerja dalam belajar adalah cara mengikuti kegiatan pembelajaran, cara belajar kelompok, cara belajar individu, sarana belajar, waktu belajar, dan bagaimana pembuatan jadwal serta pelaksanaannya.

Indikator kebiasaan belajar yang dipakai dalam penelitian ini

adalah cara mengikuti kegiatan pembelajaran, cara belajar mandiri, cara

belajar kelompok, penyusunan jadwal belajar, persiapan belajar dan

menghadapi ujian.

4. Lingkungan Belajar

a. Pengertian Lingkungan Belajar

(49)

tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau proses kehidupan kita kecuali gen-gen dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan lingkungan merupakan semua kondisi-kondisi dalam dunia yang bersifat fisiologis, psikologis maupun bersifat sosio-kultural yang dapat mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, perkembangan atau proses kehidupan kita.

Menurut Wiji Suwarno (2006:39) “lingkungan belajar adalah lingkungan yang melingkupi terjadinya proses pendidikan”. Menurut

B. Suryosubroto (1990:30) Istilah lingkungan dalam arti yang umum adalah sekitar kita. Dalam hubungannya dengan kegiatan pendidikan, lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak dalam alam semesta ini. Dalam lapangan pendidikan, lingkungan yaitu segala sesuatu yang berada di luar diri anak, dalam alam semesta ini. Sedangkan lingkungan belajar adalah lingkungan tempat anak mendapatkan pendidikan.

(50)

alami dan lingkungan sosial. Lingkungan alami merupakan lingkungan hidup tempat tinggal peserta didik, hidup dan berusaha di dalamnya. Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya baik lingkungan rumah maupun lingkungan sekolah.

Lingkungan sosial budaya merupakan lingkungan dimana peserta didik sebagai makhluk sosial melakukan interaksi terhadap sesama. Sebagai makhluk sosial manusia selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. Dalam kehidupan sosial manusia terdapat budaya yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Setiap kondisi sosial budaya yang ada pada suatu daerah memiliki pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap kemampuan dan prestasi belajar siswa.

b. Fungsi Lingkungan Belajar

Suatu lingkungan pendidikan mempunyai fungsi yang berbeda untuk menunjang proses belajar siswa. menurut Oemar Hamalik (2004: 196) suatu lingkungan belajar mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

1) Fungsi psikologis

(51)

2) Fungsi pedagogis

Lingkungan memberikan pengaruh-pengaruh yang bersifat mendidik, khususnya lingkungan yang sengaja disiapkan sebagai suatu lembaga pendidikan, misalnya: keluarga, sekolah, lembaga pelatihan, lembaga-lembaga sosial.

3) Fungsi instruksional

Program instruksional merupakan suatu lingkungan pengajaran/ pembelajaran yang dirancang secara khusus. Guru yang mengajar, materi pelajaran, dan kondisi lingkungan kelas (fisik) merupakan lingkungan yang sengaja dikembangkan untuk mengembangkan tingkah laku siswa.

c. Indikator Lingkungan Belajar

Menurut Syaiful Bahri (2011:176), faktor ekstern yang berpengaruh terhadap hasil belajar dikelompokan menjadi tiga lingkungan pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

1) Lingkungan Keluarga

(52)

perilaku dan prestasinya menjadi baik. Sebaliknya jika keluarga tidak harmonis atau broken home akan berdampak negatif bagi perkembangan siswa, perilaku dan prestasi cenderung terhambat, dan akan muncul masalah-masalah dalam perilaku dan prestasinya.

2) Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswa. Lingkungan sekolah yang mempengaruhi hasil belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, metode belajar dan tugas rumah.

3) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat di sekitar siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyarakat. Lingkungan masyrakat yang berpengaruh mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

(53)

terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis dan lain sebagainya. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Menurut Rukmana dan Suryana (2006: 29), mengatakan bahwa lingkungan fisik tempat belajar memberikan pengaruh terhadap hasil belajar anak. Guru harus dapat menciptakan lingkungan yang membantu perkembangan pendidikan peserta didik. Lingkungan fisik meliputi ruang tempat berlangsungnya pembelajaran, ruang kelas, ruang laboratorium, ruang serbaguna/aula.

Indikator yang dipakai pada penelitian ini adalah indikator lingkungan keluarga yang meliputi keadaan di dalam rumah dan ruang belajar, suasana rumah, dan hubungan antar anggota keluarga. Indikator lingkungan sekolah meliputi keadaan lingkungan sekolah, suasana pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar, dan relasi antara warga sekolah. Sedangkan untuk lingkungan masyarakat meliputi kegiatan didalam masyarakat, mass media dan teman bergaul.

B. Penelitian yang Relevan

(54)

1. Diyantri Tri Kartika

Jurnal yang ditulis oleh Diyantri Tri Kartika ini berjudul “Pengaruh

Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 1 Jombang”. Hasil

penelitian dalam jurnal ini diketahui bahwa terdapat pengaruh faktor kebiasaan belajar dan lingkungan belajar sebesar 75,5 % yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.

2. Agrinanda Hanum Oktavina Damayanti (2014)

Skripsi yang ditulis oleh Agrinanda Hanum Oktavina Damayanti ini berjudul “Pengaruh Minat Belajar, Kebiasaan Belajar, Disiplin

Belajar, Lingkungan Belajar, dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK YAPEMDA 1 Sleman Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasil penelitian dalam

(55)

= 0,314; dan = 4,535 lebih besar dari sebesar 2,014. Hal ini berarti semakin tinggi Lingkungan Belajar, maka Prestasi Belajar Akuntansi yang dicapai semakin tinggi.

3. Ismi Kamaliyah (2016)

Skripsi yang ditulis oleh Ismi Kamaliyah ini berjudul “Pengaruh

Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal”. Hasil penelitian dalam skripsi ini diketahui bahwa

terdapat terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Dabin II Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal ditandai dengan Fhitung˃Ftabel (44,809 > 3,047) dan signifikansi 0,000 (0,000<0,05).

Berdasarkan hasil penelitian, kebiasaan belajar dan lingkungan sekolah tergolong dalam kategori sedang dengan R sebesar 0,583, sedangkan kontribusi variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y sebesar 34%.

C. Kerangka Berpikir

(56)

1. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika

Kebiasaan Belajar merupakan faktor internal dan bukan merupakan bakat yang dimiliki siswa sejak lahir. Kebiasaan Belajar dapat dibentuk oleh siswa melalui kegiatan belajar yang dilakukan berulang-ulang, teratur dan berkesinambungan dengan melalui latihan rutin dan terjadwal sehingga akan membentuk perubahan tingkah laku atas hasil pengalaman. Keberhasilan siswa dalam menguasai materi banyak ditentukan oleh kebiasaan belajar siswa yang baik yang dilakukan secara teratur dan berkesinambungan. Sedangkan siswa yang tidak memiliki Kebiasaan belajar yang baik maka akan mengalami kesulitan dalam belajar yang mengakibatkan kurang optimalnya prestasi belajar matematika.

(57)

lingkungan sosial maupun nonsial sehingga akan tercipta proses belajar yang baik. Lingkungan Belajar siswa yang baik akan mengakibatkan proses belajar matematika siswa yang berjalan dengan baik sehingga prestasi belajar matematika siswa yang dicapai optimal.

3. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Belajar Secara Bersama-sama Terhadap Prestasi Belajar Matematika

Kebiasaan belajar menentukan berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar. Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar yang baik akan lebih menguasai materi sehingga mendapatkan prestasi belajar matematika yang optimal. Sebaliknya, siswa yang tidak memiliki kebiasaan belajar yang baik maka akan mengalami kesulitan dalam belajar yang mengakibatkan kurang optimalnya prestasi belajar matematika. Lingkungan Belajar dapat memberikan pengaruh yang mendidik bagi siswa. Karena lingkungan belajar yang baik akan mengakibatkan proses belajar matematika siswa yang berjalan dengan baik sehingga siswa akan mencapai prestasi belajar matematika yang optimal.

(58)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut :

1. : Kebiasaan belajar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2017/2018.

: Kebiasaan belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2017/2018.

2. : Lingkungan belajar tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2017/2018.

: Lingkungan belajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2017/2018.

𝑋

(Variabel : Kebiasaan Belajar)

𝑋

(Variabel : Lingkungan Belajar)

𝑌

(59)

3. : Kebiasaan belajar dan lingkungan belajar secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2017/2018.

(60)

42 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ex post facto

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Istilah „ex post facto‟ terdiri dari tiga kata, ex diartikan dengan observasi atau pengamatan, post artinya sesudah, dan facto adalah fakta atau kejadian (Suharsimi Arikunto, 2013: 17). Arti keseluruhannya adalah pengamatan yang dilakukan setelah kejadian itu terjadi. Penelitian ini dilakukan dengan merunut kebelakang dan melihat faktor-faktor penyebab yang berpengaruh pada suatu fenomena atau kejadian. Sugiyono (dalam Riduwan, 2013: 50) menyatakan bahwa “penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan kejadian tersebut”.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian : SMP Pangudi Luhur Wedi

Alamat : Desa Karangrejo, Pandes, Wedi, Klaten Waktu Penelitian : Maret – Juli 2018

(61)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2013: 173). Populasi dapat berupa kumpulan atau kelompok yang anggotanya orang, kejadian, atau benda. Populasi bukan sekedar jumlah, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang sedang dipelajari dan karakteristik yang dialami anggotanya adalah sama. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas VII A dan VII B SMP Pangudi Luhur Wedi Tahun Ajaran 2017/2018. Populasi ini dipilih karena siswa kelas VII A dan VII B dibimbing oleh guru matematika yang sama sehingga tidak ada perbedaan dari cara mengajar dan situasi selama pembelajarannya. Tabel 3.1 Distribusi Populasi Penelitian

Kelas Jumlah

A 22

B 23

Total 45

2. Sampel

(62)

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Nonprobability Sampling yaitu sampel jenuh atau disebut juga total

sampling. Sampel jenuh adalah teknik pengambilan dengan cara

mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2013: 124).

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2013: 64). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua macam, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah kebiasaan belajar (X1) dan lingkungan

(63)

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika (Y).

F. Bentuk Data

Sebelum melakukan kegiatan pengumpulan data, perlu diperhatikan bentuk atau jenis datanya terlebih dahulu. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (skoring). Penelitian ini menggunakan data kuantitatif karena data yang diperoleh dinyatakan dalam bentuk angka, yang dapat dihitung menggunakan teknik statistik.

G. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data

Sugiyono (2013: 308) menyatakan bahwa “teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan”.

(64)

a. Angket atau Kuesioner

Sugiyono (2013: 193) menyatakan “angket atau kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dimana pertanyaan dan jawaban telah disediakan sehingga responden hanya memilih jawaban yang telah disediakan. Angket akan diberikan kepada siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Wedi untuk mengetahui kebiasaan belajar siswa dan lingkungan belajar.

b. Dokumentasi

(65)

2. Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013: 148), “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Sedangkan Nana Sudjana dan Ibrahim (2012: 97), menyatakan bahwa instrumen merupakan suatu alat pengumpulan data, dimana pengumpulan data harus dirancang dengan benar, sehingga akan menghasilkan data yang valid. Instrumen dalam penelitian ini yaitu angket tentang kebiasaan belajar dan angket lingkungan belajar siswa serta dokumentasi hasil belajar matematika (Hasil nilai UAS). Sebelum angket disusun, terlebih dahulu menentukan indikator yang dirumuskan dalam kisi-kisi angket uji coba tentang kebiasaan belajar dan lingkungan belajar. Kisi-kisi instrumen ini disusun dalam bentuk pernyataan positif/ negatif dan setiap pernyataan diberikan nilai atau skor berdasarkan skala Likert yang dimodifikasi dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor untuk Pernyataan Postif Negatif

Sangat Setuju/ Selalu 4 1

Setuju/ Sering 3 2

Tidak Setuju/ Jarang 2 3

Sangat Tidak Setuju/ Tidak Pernah 1 4

Kisi-kisi Instrumen

(66)

a. Kebiasaan Belajar

Berisi 40 item dengan perincian yang tercantum dalam tabel: Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Kebiasaan Belajar

Variabel Indikator No. Butir Jumlah

Kebiasaan

*) : Butir pernyataan negatif

b. Lingkungan Belajar

Berisi 35 item dengan perincian yang tercantum dalam tabel: Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Lingkungan Belajar

(67)

dan mengajar

*) : Butir pernyataan negatif

Uji Coba Instrumen

Uji coba yang diterapkan pada instrumen ini adalah uji coba terpakai yaitu pelaksanaan uji coba yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian yang sesungguhnya dan hasil dari coba tersebut langsung digunakan untuk analisis selanjutnya. Uji coba terpakai ini diterapkan karena mengingat jumlah responden yang hanya berjumlah 45 orang saja. Dari hasil uji coba yang dilakukan yaitu uji validitas dan uji reliabilitas, item pernyataan yang dinyatakan valid dan reliabel itulah yang akan digunakan sebagai analisis selanjutnya.

a. Uji Validitas

(68)

∑ ∑ ∑

Jika r hitung r tabelpada taraf signifikan 5%, maka butir pernyataan tersebut dinyatakan valid. Namun, jika sebaliknya yaitu r hitung r tabelmaka butir pernyataan dinyatakan tidak valid.

Dari hasil uji validitas dengan menggunakan SPSS 21 didapat bahwa untuk variabel kebiasaan belajar, dari 40 butir pernyataan diperoleh 34 butir pernyataan valid dan 6 butir pernyataan tidak valid. Sedangkan untuk variabel lingkungan belajar, dari 35 butir pernyataan diperoleh 27 butir pernyataan valid dan 8 butir pernyataan tidak valid. Rangkuman dari hasil uji validitas adalah sebagai berikut :

(69)

Cara belajar kelompok 4, 12, 19*, 26, 32 - Penyusunan jadwal belajar

dan pelaksanaannya 5, 13, 27, 33 20* Persiapan belajar 6, 14, 21, 34* - Menghadapi ujian 7*, 22, 28, 40 15, 35* Sumber : Data primer yang diolah

Untuk data uji validitas kebiasaan belajar dapat dilihat pada

Sumber : Data primer yang diolah

(70)

b. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas digunakan untuk memperoleh instrumen yang reliabel dalam penelitian. Rumus yang digunakan dalam menguji reliabilitas instrumen adalah rumus

Alpha Cronbach, sebagai berikut :

( ) ( ∑ )

Keterangan:

: Reliabilitas Instrumen

: Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal ∑ : Jumlah varian butir

: Jumlah varian total

Instrumen dikatakan reliabel jika r hitung r tabel. Namun sebaliknya jika r hitung r tabel maka instrumen dikatakan tidak reliabel atau nilai r hitungdikonsultasikan dengan tabel interpretasi r dengan ketentuan dikatakan reliabel jika r hitung 0,600.

(71)

dapat digunakan sebagai alat ukur untuk variabel kebiasaan belajar dan lingkungan belajar. Rangkuman hasil uji reliabailitas adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas untuk Variabel Kebiasaan Belajar

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas untuk Variabel Lingkungan Belajar

H. Teknik Analisis Data

Dalam proses analisis data diperlukan suatu teknik atau metode untuk memperoleh kesimpulan yang tepat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Uraian selengkapnya tentang teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Uji Persyaratan Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data analisis berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistibusi normal maka uji normalitas menggunakan pengujian parametric-test dan bila

tidak berdistribusi normal maka pengujian menggunakan

(72)

parametric test. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada

output Test of Normality nilai signifikansi (sig.) ketiga data pada kolom Kolmogorov-Smirnov. Dasar pengambilan keputusannya yaitu apabila nilai signifikansinya lebih dari 0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linear dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel dalam penelitian ini mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan Test for Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian dapat dilihat pada output ANOVA Table kolom Sig. baris

Linearity. Dasar pengambilan keputusannya yaitu dua variabel

dikatakan linier apabila hasil perhitungan mempunyai nilai signifikansi kurang dari 0,05.

c. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi. Prasyarat untuk memenuhi model regresi adalah tidak ada multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada

output Correlations baris Pearson Correlation. Dasar pengambilan

(73)

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya ketidaksamaan varian dari residual dalam model regresi. Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Park. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada output Coefficients kolom Sig. Dasar pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi korelasi lebih dari 0,05 maka model regresi tidak terjadi heteroskedatisitas.

2. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan atau memprediksi nilai variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) minimal dua atau lebih (Riduwan 2013: 155). Regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependennya. Persamaan regresi ganda menurut (Priyatno 2010: 61) dirumuskan :

Keterangan :

: Variabel dependen (nilai yang diprediksi) : Variabel independen

: Konstanta (nilai apabila )

(74)

1) Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusannya adalah :

a) Dikatakan bahwa kebiasaan belajar dan lingkungan belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika apabila diperoleh .

b) Sebaliknya, Dikatakan bahwa kebiasaan belajar dan lingkungan belajar secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika apabila diperoleh

.

2) Uji t atau Uji Parsial t

Uji t atau yang biasa dikenal dengan uji signifikansi terhadap masing-masing koefisien regresi untuk mengetahui signifikansi atau setidaknya pengaruh dari masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Dasar pengambilan keputusannya adalah :

a) Dikatakan bahwa kebiasaan belajar dan lingkungan belajar masing-masing berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika apabila diperoleh .

(75)

terhadap prestasi belajar matematika apabila diperoleh

.

3) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel (X) mempunyai kontribusi atau ikut menentukan variabel (Y) (Riduwan, 2013: 224). Derajat koefisien determinasi dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

(76)

58 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DATA

Peneliti melakukan penelitian setelah instrumen penelitian dinyatakan layak digunakan setelah melakukan validasi instrumen oleh Ahli. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas VII A dan VII B di SMP Pangudi Luhur Wedi, Klaten. Data yang diperoleh berupa data variabel kebiasaan belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa yang diperoleh dari instrumen berupa angket, dengan model jawaban berskala Likert.

Instrumen yang digunakan adalah angket kebiasaan belajar sebanyak 40 butir pernyataan dan angket lingkungan belajar sebanyak 35 butir pernyataan yang diberikan kepada 45 siswa yang menjadi anggota sampel penelitian. Sedangkan untuk variabel prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil nilai matematika siswa kelas VII A dan VII B pada ujian akhir semester atau semester genap. Penyebaran angket dilakukan dengan responden berjumlah 45 siswa yang terbagi di dua kelas yaitu kelas VII A berjumlah 22 siswa dan kelas VII B berjumlah 23 siswa.

Gambar

Tabel 4.9  Hasil Uji Linearitas antara Variabel Lingkungan Belajar dengan
Gambar 2.1  Bagan Kerangka Berpikir ......................................................
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir
Tabel 3.1 Distribusi Populasi Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

-Air Laut Sementara nilai efisiensi penurunan logam Pb yang tertinggi didapatkan pada variasi debit aliran 80 ml/menit dengan tinggi unggun 80 cm, nilai efisiensinya yaitu

Variabel penempatan dana di SBIS mem- punyai hubungan yang negatif dan tidak signi- fikan yang artinya variabel penempatan dana di SBIS tidak mempunyai pengaruh terhadap

Pelepah daun tanaman merupakan faktor pertumbuhan vegetatif yang berpengaruh terhadap proses fotosintesis dalam menghasilkan fotosintat tanaman.. Pertumbuhan daun pada

Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang / Jasa Untuk Pelaksanaan Kegiatan Tahun Anggaran 2015, seperti tersebut di bawah ini

Untuk itu dibutuhkan beberapa parameter gelombang yaitu data batimetri, tinggi gelombang laut dalam, periode gelombang, koefisien pendangkalan, koefisien refraksi, dan sudut

Dalam publikasi terbaru disebutkan bahwa orangutan betina di Kawasan Hutan Batang Toru memiliki keunikan secara genetik, yaitu lebih dekat kekerabatannya dengan

Sesuai dengan paparan di atas maka kebijakan kriminalisasi terhadap kasus tindak pidana dalam hukum pertanahan adalah sesuai dengan ajaran hukum pidana yang menganut

Pada aplikasinya sebagai pelat bipolar, grafit mampu memberikan konduktivitas listrik yang baik dan juga meningkatkan sifat mekanis dari komposit tersebut. Selain