• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Dokumen ini diunduh dari situs http://putusan.mahkamahagung.go.id dan bukan

merupakan salinan otentik putusan pengadilan.

P U T U S A N No.951 K/Pid/2010.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

N a m a : K A S M I N.

Tempat lahir : Lampung.

Umur / tanggal lahir : 25 tahun/24 Mei 1984. Jenis kelamin : Laki-Laki ;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Desa Huraba II Kec. Siabu Madina Agama : Islam;

Pekerjaan : Tani

Termohon Kasasi/Terdakwa berada di luar tahanan :

Yang diajukan di muka persidangan Pengadilan Negeri Mandailing Natal, karena didakwa :

Bahwa dia Terdakwa KASMIN pada hari Sabtu tanggal 07 Juni 2008 sekitar pukul 04.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan Juni 2008 bertempat di Desa Huraba I Kecamatan Siabu Kabupaten Madina atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Mandailing Natal yang berwenang mengadilinya, telah membeli, menyewa, menerima tukar, menerima gadai, menerima sebagai hadiah, atau karena hendak mendapat untung, menjual, menukarkan, menggadaikan. membawa, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu barang, yang diketahuinya atau yang patut disangkanya diperoleh karena kejahatan yaitu berupa 1 (satu) unit HP merk Nokia 1112 D, Blue, perbuatan mana dilakukan Terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut :

- Bermula ketika Terdakwa memperoleh HP Nokia type 1112 D Blue dari Wahiri (abang Terdakwa/Daftar Pencarian Orang) yang seharusnya patut diduga Terdakwa diperoleh abangnya dari kejahatan, kemudian Terdakwa pergi kerumah Mutiah (kakak Terdakwa) pada saat itu Terdakwa berjumpa dengan saksi Fitri Hermawati Nasution (anak Mutiah) dan berkata :ini ada

Hal. 1 dari 11 hal. Put. No.951 K/Pid/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

HP ku”, jawab saksi Fitri Hermawati Nasution “tengoh dulu” sambil

memperlihatkannya, kemudian saksi Fitria Hermawati Nasution berkata “tulang pinjam dulu Hpnya selama 3 (tiga) hari”, jawab Terdakwa “iya”, kemudian HP Nokia type 1112 tersebut Terdakwa berikan kepada saksi Fitri Hermawati Nasution sedangkan Terdakwa memakai HP milik saksi Fitri Hermawati Nasution, kemudian saksi Fitri Hermawati Nasution pergi berangka kuliah ke Padang Sidempuan, ketika saksi Fitri Hermawati Nasution berada di Padang Sidempuan Marwansyah datang menjumpai saksi Fitria Hermawati Nasution dan mengatakan kepada saksi Fitria Hermawati Nasution bahwa HP Nokia type 1112 D. Blue yang ada pada saksi Fitria Hermawati Nasution adalah milik saksi korban Rosni Nasution (ibu kandung Marwansyah) kemudian Marwansyah mengambil HP Nokia type 1112 D. Blue tersebut dan langsung mencocokkannya dengan Nomor IMEI HP yang ada pada kotak dan buku petunjuk milik saksi korban Rosni Nasution, ternyata Nomor IMEI yang ada pada kotak Rosni Nasution dengan Nomor IMEI yang ada pada HP Nokia type 1112 D. Blue yang ada pada saksi Fitria Hermawati Nasution adalah bersesuaian. Akibat perbuatan Terdakwa saksi korban Rosni Nasution mengalami kerugian sebesar ± Rp.375.000,- (tiga ratus tujuh puluh lima ribu rupiah);

Perbuatan Terdakwa diatur dan diancam Pidana melanggar Pasal 480 ayat (1) KUHP;

Mahkamah Agung tersebut ;

Membaca tuntutan pidana Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Panyabungan tanggal 20 Januari 2010 sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa KASMIN telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana PERTOLONGAN JAHAT sebagaimana dakwaan kami Pasal 480 ayat (1) KUHP;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa KASMIN dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara;

3. Menetapkan barang bukti berupa :

- 1 (satu) unit HP merk Nokia 1112 D Blue ;

- 1 (satu) buah kotak HP merk Nokia 1112 D Blue dengan No. Imei : 351870016999154;

- 1 (satu) buah kota HP merk Nokia 5300 Red dengan No. Imei : 354554019474327;

- 1 (satu) unit kabel data HP merk Nokia 5300 Red;

2

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

- 1 (satu) buah casing asli HP Nokia 5300 Red;

- 1 (satu) buah kotak HP merk Nokia 5310 Xpress Music Red dengan No. Imei : 352072026512304;

- 1 (satu) unit kabel data HP merk Nokia 5310 Xpres Music Red; - 1 (satu) unit kabel tempat memory card Nokia 5310 Xpress Music

Red;

Dikembalikan kepada ROSNI Br. NASUTION;

4. Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah);

Membaca putusan Pengadilan Negeri Mandailing Natal No.312/PID.B/ 2009/PN.Mdl tanggal 27 Januari 2010 yang amar lengkapnya sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa KASMIN, tidak terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “PENADAHAN”;

2. Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari dakwaan tersebut;

3. Memulihkan hak-hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya;

4. Menetapkan barang bukti berupa :

- 1 (satu) unit Hand Phone merk Nokia type 1112 D Blue ; - 1 (satu) buah kotak Hand Phone merk Nokia type 1112 D Blue; - 1 (satu) buah kota Hand Phone merk Nokia type 5300 Red - 1 (satu) unit kabel data Hand Phone merk Nokia type 5300 Red; - 1 (satu) buah casing asli Hand Phone Nokia type 5300 Red;

- 1 (satu) buah kotak Hand Phone merk Nokia type 5310 Xpress Music Red ;

- 1 (satu) unit kabel data Hand Phone merk Nokia type 5310 Xpres Music Red;

- 1 (satu) unit kabel tempat memory card Hand Phone Nokia type 5310 Xpress Music Red;

Dikembalikan kepada pemiliknya;

5. Memerintahkan agar Terdakwa segera dibebaskan dari Rumah Tahanan Negara (Rutan);

6. Membebankan biaya perkara ini kepada Negara;

Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi No. 03 /Akta.Pid/2010/PN.Mdl yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri Mandailing Natal yang menerangkan, bahwa pada tanggal 10 Pebruari 2010

Hal. 3 dari 11 hal. Put. No.951 K/Pid/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Jaksa/ Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Panyabungan telah

mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan Negeri tersebut ; Memperhatikan memori kasasi bertanggal 24 Pebruari 2010 dari Jaksa/Penuntut Umum sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Mandailing Natal pada tanggal 24 Pebruari 2010;

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dijatuhkan dengan hadirnya Pemohon Kasasi/Jaksa/ Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Panyabungan pada tanggal 27 Januari 2010 dan Pemohon Kasasi/ Jaksa/Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 10 Pebruari 2010 memori kasasinya telah diterima Kepaniteraan Pengadilan Negeri Mandailing Natal pada tanggal 24 Pebrauri 2010, dengan demikian permohonan kasasi beserta alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara menurut undang-undang ;

Menimbang, bahwa pasal 244 KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) menentukan bahwa terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh Pengadilan lain selain dari pada Mahkamah Agung, Terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan permintaan kasasi kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas ;

Menimbang, bahwa akan tetapi Mahkamah Agung berpendapat bahwa selaku badan Peradilan Tertinggi yang mempunyai tugas untuk membina dan menjaga agar semua hukum dan undang-undang di seluruh wilayah Negara diterapkan secara tepat dan adil, Mahkamah Agung wajib memeriksa apabila ada pihak yang mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan Pengadilan bawahannya yang membebaskan Terdakwa, yaitu guna menentukan sudah tepat dan adilkah putusan Pengadilan bawahannya itu ;

Menimbang, bahwa namun demikian sesuai Yurisprudensi yang sudah ada apabila ternyata putusan Pengadilan yang membebaskan Terdakwa itu merupakan pembebasan yang murni sifatnya, maka sesuai ketentuan Pasal 244 KUHAP ( Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana ) tersebut, permohonan kasasi tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima ;

Menimbang, bahwa sebaliknya apabila pembebasan itu didasarkan pada penafsiran yang keliru terhadap sebutan tindak pidana yang dimuat dalam surat dakwaan dan bukan didasarkan pada tidak terbuktinya suatu unsur perbuatan yang didakwakan, atau apabila pembebasan itu sebenarnya adalah merupakan putusan lepas dari segala tuntutan hukum, atau apabila dalam menjatuhkan putusan itu Pengadilan telah melampaui batas kewenangannya (meskipun hal

4

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

ini tidak diajukan sebagai alasan kasasi), Mahkamah Agung atas dasar

pendapatnya bahwa pembebasan itu bukan merupakan pembebasan yang murni harus menerima permohonan kasasi tersebut ;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi /Jaksa/Penuntut Umum pada pokoknya adalah sebagai berikut :

a. Tidak menerapkan atau menerapkan peraturan hukum tidak sebagaimana mestinya yakni dalam hal kekeliruan menafsirkan sebutan tindak pidana yang dimuat dalam surat dakwaan dan salah menafsirkan unsur-unsur delik yang ada dalam dakwaan yaitu :

- Dalam menafsirkan unsur-unsur dakwaan, Hakim menyatakan tidak terbukti karena Hakim tersebut menafsirkan secara sempit yaitu dalam pengertian formil sehingga salah menafsirkan unsur delik. Padahal unsur-unsur tersebut haruslah ditafsirkan secara luas, baik dalam pengertian formil maupun dalam pengertian materiel. Dari hasil persidangan terungkap bahwa unsur “karena sebagai sekongkol, membeli, menyewa, menerima tukar, menerima gadai, menerima sebagai hadiah, atau karena hendak mendapatkan untung, menjual, menukarkan, menggadaikan, membawa, menyimpan atau menyembunyikan sesuatu barang, yang diketahui atau seatutnya harus diduga bahwa diperoleh dari kejahatan penadahan” dalam pengertian materiel dapat dibuktikan (sebagaimana yang telah diuraikan dalam Surat Tuntutan terlampir);

Sebagaimana Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 9 Juli 1958 No.79/K/Kr/1958 “Dalam perkara ini adanya orang yang kecurian dan adanya barang-barang yang berasal dari pencurian itu terdapat pada penadahnya, sudahlah cukup untuk menuntut yang bersangkutan karena penadahan”

- Berdasarkan keterangan korabn Rosni Br. Nasution dimana antara korban dan Terdakwa adalah tetangga yang berdekatan rumahnya, saat korban kehilangan barang miliknya berupa 3 (tiga) buah Handphone Nokia yaitu type 1112, type 5300 dan type 5310, dimana selang beberapa waktu setelah kejadian tersebut, keponakan Terdakwa bernama Vikta bermain kerumah korban yang memberikan keterangan bahwa handphone tulangnya ada 3 (tiga) dimana ciri-ciri handphone tersebut mirip dengan handphone milik korban yang hilang, dimana juga Vikta menerangkan bahwa salah satu handphone tersebut (Nokia type 1112) ada dibawa oleh

Hal. 5 dari 11 hal. Put. No.951 K/Pid/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

kakaknya (saksi Fitri) ke Padang Sidempuan tempat saksi Fitri

kuliah;

- Bahwa setelah korban Rosni Br Nasution mengetahui bahwa handphone tersebut ada pada saksi Fitri kemudian korban menyuruh anak korban Marwansyah yang satu tempat kuliah dengan saksi Fitri mengambil handphone tersebut dari Fitri saat itu Marwansyah datang, kerumah kostnya saksi Fitri sambil membawa kotak handphone milik korban yang hilang dan langsung mencocokkan No Imei handphone yang ada pada handphone tersebut dengan Nomor Imei yang ada pada kotak dan buku petunjuk handphone yang ada pada Marwansyah dan ternyata nomornya sama;

- Bahwa setelah kejadian tersebut diketahui saksi Fitri memperoleh handphone Nokia type 1112 tersebut dari Terdakwa, dimana berdasarkan keterangan Terdakwa setelah Terdakwa menerima HP tersebut dari Wahiri (abang Terdakwa/DPO) Terdakwa yang datang ke rumah Mutiah (kakak Terdakwa) dan bertemu dengan saksi Fitri Hermawati (anak Mutiah) dimana Terdakwa mengetahui saksi Fitri Hermawati kuliah di Padang Sidempuan, kemudian Terdakwa meminjamkan Handphone tersebut selanjutnya saksi Fitri Hermawati pergi ke Padang Sidempuan;

- Apabila penafsirannya tepat dan benar maka unsur tersebut akan terbukti dan Terdakwa dapat dipidana karena telah terbukti melakukan tindak pidana sesuai unsur delik yang didakwakan;

- Berdasarkan pertimbangan Hakim dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) karangan R. Soesilo menyebutkan bahwa unsur ketiga ini merupakan elemen penting dari unsur Pasal 480 ayat (1) KUHP berdasarkan keterangan penjelasan Pasal tersebut menyebutkan bahwa Terdakwa tidak perlu tahu dengan pasti asal barang tersebut dari kejahatan apa, akan tetapi sudah cukup apabila ia patut dapat menyangkanya bahwa barang tersebut barang “gelap (diperoleh dari hasil kejahatan) bukan yang terang, (diperoleh dari hasil yang sah sesuai menurut peraturan)”;

- Berdasarkan azas Pro parte doleus, pro parte culpoos : rumusan delik separuh sengaja dan separuh culpa pada Pasal 480 KUHP memiliki barang harus merupakan perbuatan sengaja tetapi apakah barang itu berasal dari kejahatan, Terdakwa tidak perlu mengetahui cukup jika ia

6

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

harus mengira;

- Bahwa pada hari Sabtu tanggal 7 Juni 2008 sekira pukul 04.00 Wib telah terjadi tindak pidana Pencurian yang dialami oleh korban berupa 3 (tiga) buah Handphone Nokia yaitu type 1112 type 5300 dan type 5310. Dan pada tanggal 12 Juni 2008 Wahiri (abang, kandung Terdakwa/DPO) memberikan handphone Nokia 1112 kepada Terdakwa, padahal sebelum korban kehilangan handphone miliknya, Terdakwa sering meminta dibelikan handphone kepada Wahiri (abang kandung Terdakwa/DPO). Dimana seharusnya Terdakwa patut dicuriga/mengira setelah sekian lama Terdakwa meminta handphone kepada Wahiri (abang Terdakwa/DPO), kenapa setelah terjadinya tindak pidana pencurian dirumah korban baru abang Terdakwa memberikan handphone yang jenisnya dan No Imei sama dengan handphone milik korban padahal Terdakwa tahu handphone yang dimilikinya sama dengan handphpne milik korban, karena korban dan Terdakwa bertetangga dekat;

- Berdasarkan penjelasan Hukum Pidana Indonesia oleh Drs. P.A.F. Lamintang,SH. dan C. Djisman Samosir,SH. menyebutkan termasuk ke dalam pengertian “menyembunyikan” adalah juga perbuatan membawa serta sebuah benda pergi dari suatu tempat, sehingga benda tersebut terlepas dari penglihatan atau penyelidikan pemiliknya atau polisi;

- Bahwa Hakim tidak mempertimbangkan berdasarkan keterangan Terdakwa setelah Terdakwa menerima HP tersebut dari Wahiri (abang Terdakwa/DPO) Terdakwa yang datang ke rumah Mutiah (kakak Terdakwa) dan bertemu dengan saksi Fitri Hermawati (anak Mutiah) dimana Terdakwa mengetahui saksi Fitri Hermawati kuliah di Padang Sidempuan, kemudian Terdakwa meminjamkan Handphone tersebut selanjutnya saksi Fitri Hermawati pergi ke Padang Sidempuan, dimana seharusnya handphone yang diberikan oleh Wahiri tersebut digunakan untuk komunikasi antara Terdakwa dan Wahiri, namun Terdakwa meminjamkan kepada Fitri yang kuliah diluar kota, sehingga dapat dipastikan handphone tersebut terlepas dari penglihatan atau penyelidikan Rosni Br. Nasution yang merupakan pemiliknya;

- Bahwa dengan melakukan kesalahan penafsiran unsur delik dalam surat dakwaan tersebut berarti juga merupakan kesalahan menafsirkan hukum pembuktian, dengan kata lain terhadap tindak pidana yang didakwakan

Hal. 7 dari 11 hal. Put. No.951 K/Pid/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

tersebut alat buktinya sudah sangat cukup, tetapi Pengadilan Negeri

Mandailing Natal telah berpendapat lain, karena Pengadilan Negeri Mandailing Natal tidak menerapkan hukum pembuktian secara tepat dan benar, karena Pengadilan Negeri Mandailing Natal tidak mem- pertimbangkan/menggunakan alat bukti petunjuk yang terungkap dipersidangan antara lain :

- Bahwa Hakim tidak secara jeli dalam mempertimbangkan hasil pemeriksaan dipersidangan, dimana saat Terdakwa memperoleh handphpne Nokia 1112 yang diberikan oleh Wahiri (abang kandung Terdakwa/DPO) dimana pada saat memberikan handphone tersebut kepada Terdakwa tidak disertai dengan kotak handphonenya dimana kotak handphone tersebut berada pada korban;

- Bahwa Hakim tidak mempertimbangkan berdasarkan keterangan Terdakwa bahwa abangnya memberikan handphone tersebut kepada Terdakwa untuk mempermudah komunikasi dengan diri Terdakwa namun sesuai dengan hasil pemeriksaan dipersidangan yang dapat dijadikan petunjuk dimana setelah Terdakwa menerima handphone tersebut Terdakwa tidak pernah menggunakannya padahal handphone tersebut dipergunakan untuk komunikasi, malah sebaliknya Terdakwa meminjamkan handphone tersebut kepada Fitri yang kuliah diluar kota (Padang Sidempuan);

- Bahwa sebelum korban kehilangan handphone miliknya Terdakwa sering meminta dibelikan handphone kepada Wahiri (abang kandung Terdakwa/DPO) namun ketika korban kehilangan handphone Nokia type 1112/miliknya pada hari Sabtu tanggal 7 Juni 2008 sekira pukul 04.00 Wib, dimana korban adalah tetangga Terdakwa, dan pada tanggal 12 Juni 2008 Wahiri memberikan handphone Nokia 1112 kepada Terdakwa, dimana seharusnya Terdakwa patut curiga setelah sekian lama Terdakwa meminta handphone kepada Wahiri pada waktu yang bersamaan dengan hilangnya handphone milik korban Wahiri memberikan handphone yang sama jenisnya pada Terdakwa;

- Bahwa Hakim tidak mempertimbangkan adanya petunjuk dimana saat kejadian hilangnya handphone milik korban Rosni Br. Nasution yang terjadi sekitar bulan Juni tahun 2008, namun setelah kejadian tersebut Terdakwa menghilang/meninggalkan tempat tinggalnya

8

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

(sempat menjadi DPO) dan baru dapat ditangkap oleh petugas

Kepolisian Polres Madina pada tanggal 5 Oktober 2009 dirumah Terdakwa;

- Bahwa Hakim tidak mempertimbangkan adanya petunjuk dimana ketika ditanyakan kepada Terdakwa dimana Wahiri berada sekarang Terdakwa tidak mengetahuinya dan tidak dapat/pernah berhubungan dengan Wahiri lagi, ini menjadi tanda tanya mengapa setelah kejadian tersebut Terdakwa tidak dapat menghubungi Wahiri kembali;

- Bahwa Hakim lebih banyak mempergunakan keterangan Terdakwa sendiri (dengan alibi-alibinya) sebagai dasar dalam setiap pertimbangan untuk mengadili perkara ini, yang seharusnya keterangan Terdakwalah yang harus diabaikan. Berdasarkan Pasal 184 ayat (4) KUHAP bahwa “keterangan Terdakwa saja tidak cukup dijadikan pembuktian oleh Hakim bahwa Terdakwa tidak bersalah”, karena alat bukti berupa keterangan para saksi dan petunjuk serta barang bukti yang dihadirkan dipersidangan berupa handphone telah cukup membuktikan bahwa Terdakwa bersalah; - Bahwa Hakim tidak mempertimbangkan barang bukti sebuah kotak HP

merk Nokia 1112 D Blue dengan No.Imei : 351870016999154 yang ada pada sakti korban Rosni Br. Nasution, sebagai bukti petunjuk bahwa Terdakwa dapat menyangka bahwa barang itu barang gelap bukan barang yang terang, karena saat Terdakwa menerima handphone tersebut tidak disertai dengan kotak handphonenya dimana seharusnya apabila handphone tersebut bila benar dibeli oleh Wahiri seharusnya Terdakwa mendapatkannya beserta dengan kotak serta peralatan handphone tersebut, disini seharusnya Terdakwa dapat menyangka bahwa barang itu barang gelap bukan barang yang terang;

Menimbang, bahwa alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat sebagai berikut :

Bahwa judex facti tidak salah menerapkan hukum, Terdakwa telah menanyakan kepada abangnya yang memberi hadiah HP barang bukti, yang dikatakan abangnya bahwa HP tersebut telah dibelinya;

Bahwa unsur patut diketahui bahwa HP tersebut dari hasil kejahatan tidak terpenuhi;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat bahwa ternyata Pemohon Kasasi tidak dapat membuktikan bahwa

Hal. 9 dari 11 hal. Put. No.951 K/Pid/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan tersebut adalah merupakan pembebasan yang tidak murni, karena

Pemohon Kasasi tidak dapat mengajukan alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar pertimbangan mengenai dimana letak sifat tidak murni dari putusan bebas tersebut ;

Menimbang, bahwa disamping itu Mahkamah Agung berdasarkan wewenang pengawasannya juga tidak dapat melihat bahwa putusan tersebut dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri dengan telah melampaui batas wewenangnya, oleh karena itu permohonan kasasi Jaksa/Penuntut Umum/ Pemohon Kasasi berdasarkan Pasal 244 Undang-Undang No.8 tahun 1981 (KUHAP) harus dinyatakan tidak dapat diterima ;

Menimbang, bahwa karena permohonan kasasi Jaksa/Penuntut Umum dinyatakan tidak dapat diterima dan Terdakwa tetap dibebaskan, maka biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dibebankan kepada Negara ;

Memperhatikan Undang-Undang No.48 tahun 2009, Undang-Undang No.8 tahun 1981 dan Undang-Undang No.14 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.5 tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No.3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;

M E N G A D I L I :

Menyatakan tidak dapat diterima permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : JAKSA/PENUNTUT UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI DI PANYABUNGAN tersebut;

Membebankan biaya perkara dalam semua tingkat peradilan kepada Negara;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Jumat tanggal 18 Juni 2010 oleh Dr. Harifin A. Tumpa,SH.MH. Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Prof. Dr. H. Muchsin,SH. dan I Made Tara,SH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari : Rabu tanggal 23 Juni 2010 oleh Ketua Sidang tersebut, dengan dihadiri oleh H. Dirwoto,SH. dan I Made Tara,SH. Hakim-Hakim Anggota, dan dibantu oleh Yusticia Roza Puteri, SH. MH. Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon

Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum dan Termohon Kasasi/ Terdakwa.

10

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hakim-Hakim Anggota : K e t u a :

Ttd/Prof. Dr. H. Muchsin,SH. ttd/ Dr. Harifin A. Tumpa,SH.MH. Ttd/ I Made Tara,SH.

Panitera Pengganti :

Ttd/ Yusticia Roza Puteri,SH.MH.

UNTUK SALINAN MAHKAMAH AGUNG R.I. a.n. Panitera

Panitera Muda Pidana Umum,

MACHMUD RACHIMI,SH.MH. NIP : 040.018.310.

Hal. 11 dari 11 hal. Put. No.951 K/Pid/2010

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id

Referensi

Dokumen terkait

mediasi penal ini akan mempunyai implikasi bersifat positif dimana secara filosofis dicapainya penyelesaian perkara secara cepat, sederhana, dan biaya ringan, karena

Pelaksanaan penerapan pembayaran pajak penghasilan yang diperoleh dari pengalihan hak atas tanah yang belum bersertifikat melalui akta pengoperan hak yang dibuat

Berangkat dari perkembangan arsitektur Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir ini mengalami kemajuan dan diikuti dengan diadakannya sebuah pameran-pameran arsitektur

Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perpaduan metode Inquiry dan Reciprocal Teaching dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sikap

Pada penelitian ini dilakukan standardisasi terhadap ekstrak kulit kayu nangka ( Artocarpus heterophylla Lamk.) yang berasal dari tiga daerah yang berbeda yaitu Gondang,

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara nilai AgNOR sebagai biomarker sensitifitas sel tumor terhadap radiasi sebelum menjalani kemoradioterapi dengan, sub

Metode pembuatan rangka meja melalui tahapan antara lain pengukuran dengan menggunakan mistar gulung, pemotongan bahan benda kerja besi profil siku sama sisi ukuran 38,5

bahwa metalanau sebagai litologi yang mengandung uranium di Sektor Lemajung mempunyai nilai rock mass rating (RMR) sebesar 56 atau kelas massa batuan III: fair rock pada kedalaman