i 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan
Penelitian direncanakan dilaksanakan di Desa Pusakajaya Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang. Kondisi topografi di wilayah Desa Pusakajaya umumnya dengan ketinggian tempat 10 m - 15 m dpl. Kondisi Iklim secara umum panas dengan suhu berkisar antara 300C - 350C pada siang hari dan suhu pada malam hari berkisar antara 220C - 280C dengan kelembaban udara berkisar antara 40%-60% dan rata-rata curah hujan 1.073,5 mm per tahun.
Penelitian ini mengkaji pertumbuhan dan hasil tanaman sebagai respon dari perlakuan dosis sekam bakar. Berdasarkan tujuan tersebut maka sifat penelitian ini adalah verifikatif dilakukan eksperimen. Penelitian dilaksanakan selama 3 (bulan) bulan, mulai dari bulan Januari sampai Maret 2022. Jadwal percobaan dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.2 Bahan dan Alat Percobaan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih padi varietas Inpari 32 (Deskripsi padi varietas Inpari 32 dapat dilihat pada Lampiran 2), sekam bakar, pupuk nitrogen (Urea), pupuk SP-36 (36% P2O5) dan pupuk K (KCl), Insektisida dan Fungisida. Sedangkan alat percobaan meliput: alat pengolahan tanah, ajir bambu, tambang plastik, meteran, tali rapia, karung goni dan kantong plastik, serta papan nama penelitian.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Rancangan Percobaan
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), 6 perlakuan dosis sekam bakar dan diulang
22
lima kali, sehingga terdapat 30 unit eksperimen. Dengan populasi tanaman 225 batang padi dan di ambil satu batang sampel per petak percobaan. Perlakuan dosis sekam bakar sebagai berikut:
A : 1 ton sekam bakar/ha B : 2 ton sekam bakar/ha C : 3 ton sekam bakar/ha D : 4 ton sekam bakar/ha E : 5 ton sekam bakar/ha F : 6 ton sekam bakar/ha 3.3.2 Rancangan Analisis
Untuk mengetahui pengaruh sekam bakar terhadap pertumbuhan dan hasil padi, digunakan analisis varian melalui uji F dengan model linier Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang dikemukakan oleh Vincent Gaspersz (2011) sebagai berikut :
Yij = + r + t + ij
Keterangan :
Yij = hasil pengamatan perlakuan ke-i r = ulangan
= rata-rata umum
tj = pengaruh perlakuan ke-i
ij = pengaruh galat percobaan
Perhitungan model liner dengan menggunakan alat bantu program Statistical Package for Sosial Science (SPSS). Berdasarkan model linier tersebut di atas disusun dalam daftar sidik ragam sebagaimana Tabel 2 berikut ini.
23 Tabel 2. Daftar Sidik Ragam
Sumber Keragaman DB JK KT Fhitung
Ulangan (r) 4 Xi..2/t – X... 2/rt JKr/DBr KTr/KTg Perlakuan (t) 5 X.jk2/r – X... 2/rt JKt/DBt KTt/KTg Galat (g) 20 JKT – JKr - JKt JKg/DBg
Total (T) 29 Xijk2 – X... 2/rt Sumber : Vincent Gaspersz (2011)
Pada analisis keragaman (Anova) dengan program SPSS memiliki nilai Sig < 0.05. Jika hasil analisis keragaman menunjukkan perbedaan yang nyata, artinya jika nilai Sig < 0.05 maka analisis data dilanjutkan dengan menggunakan Uji lanjut Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf nyata 5 persen.
LSR(;dbG;p) = SSR(;dbG;p) . Sx
r x KTG S
Keterangan :
LSR : Least Significant Ranges
SSR : Studenttized Significant Ranges Sx : Galat baku rata-rata
: Taraf nyata
p : Jarak antar perlakuan dbG : Derajat bebas Galat KTG : Kuadrat Tengah Galat
24 3.4 Pelaksanaan Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap kegiatan, meliputi tahapan sebagai berikut :
1. Persemaian
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada kegiatan persemaian yaitu pembuatan petak persemaian, perendaman benih, dan penebaran benih pada petak persemaian. Petak persemaian dibuat berupa bedengan pada lahan sawah yang dilakukan 5 hari sebelum penebaran benih, perendaman benih dilakukan selama 24 jam kemudian diinkubasi selama 30 jam, dan kegiatan terakhir yaitu penebaran benih pada petak persemaian secara merata.
2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia dan mesin pertanian (hand traktor). Pengolahan tanah berlangsung kurang lebih selama seminggu, tahapan kegiatan yang dilakukan adalah perendaman tanah sampai titik jenuh, pemecahan bongkahan tanah, menggaru sampai tanah berubah menjadi lumpur. Empat hari pasca pengolahan tanah, dilakukan pembuatan petak percobaan sebanyak 30 petak dengan ukuran 3 m x 3 m. Tata letak perlakuan di setiap petak percobaan ditunjukkan Lampiran 3.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan sistem tegel 20 cm x 20 cm dan dilakukan secara manual, menggunakan tenaga manusia. Kegiatan kegiatan yang dilakukan pada proses penanaman meliputi pengambilan benih pada petak persemaian (babut), pembuatan garis tanam dengan caplak tegel dan legowo,
25
dan penanaman benih berdasarkan perlakuan pada petak percobaan yang sudah diacak dan dikelompokkan.
4. Penyulaman dan penyiangan
Penyulaman yaitu penanaman kembali pada lubang tanam yang tanamannya tidak tumbuh dan mati. Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian benih baru jangan sampai lewat 10 hari sesudah tanam. Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat makanan yang dibutuhkan tanaman padi.
5. Pengairan
Pada fase vegetatif awal tanam sampai anakan maksimal dilakukan pengairan berselang 1 : 3 artinya 1 hari diairi dan 3 hari dikeringkan (tergantung cuaca dan tekstur tanah). Pada fase generatif dilakukan pengairan secara digenangi agar keluar malainya serempak. Pada fase pemasakan, yang ditandai dengan menuanya daun dan sudah berisinya gabah, lahan dikeringkan agar perubahan warna gabah serempak dan memudahkan panen.
5. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk percobaan ini, pupuk yang digunakan antara lain :
a. Pupuk organik dari sekam bakar, sebagai pupuk dasar yang diberikan sebelum penanaman dengan dosis sesuai perlakuan
b. Pupuk urea 100 kg/ha diberikan tiga kali, yaitu ⅓ bagian pada saat 1 minggu setelah tanam ⅓ bagian pada umur 2 minggu setelah tanam, dan ⅓ bagian pada umur 4 minggu setelah tanam. Pupuk NPK 15 – 15 – 15
26
diberikan sesuai perlakuan yaitu 200 kg/ha dan diaplikasikan dengan cara sebar.
Adapun kebutuhan pupuk secara keseluruhan tercantum pada Tabel 3.
Tabel 3. Kebutuhan Sekam Bakar, Urea, dan NPK 15 - 15 - 15 No. Jenis Pupuk Dosis per
ha
Keebutuhan per petak
Total Kebutuhan 1. Sekam bakar
a. Perlakuan A 1.000 kg 0,90 kg 4,50 kg b. Perlakuan B 2.000 kg 1,80 kg 9,00 kg c. Perlakuan C 3.000 kg 2,70 kg 13,50 kg d. Perlakuan D 4.000 kg 3,60 kg 18,00 kg e. Perlakuan E 5.000 kg 4,50 kg 22,50 kg f. Perlakuan F 6.000 kg 5,40 kg 27,00 kg
Kebutuhan sekam bakar 94,50 kg
2. Pupuk Urea 100 kg 0,09 kg 2,70 kg
3. Pupuk NPK 15-15-
15 200 kg 0,18 kg 5,40 kg
Total kebutuhan pupuk Urea dan NPK 15-15-15 8,10 kg Keterangan : Ukuran petak percobaan 3 m x 3 m (9 m2) dan Jumlah 30 Petak 7. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dengan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT). Pemeliharaan sanitasi lingkungan disekitar tanaman merupakan cara pengendalian fisik yang dapat menekan serangan hama dan penyakit tanaman. Pengendalian secara kimia dengan menggunakan pestisida yang sesuai dan hal ini merupakan langkah terakhir yang akan dilakukan.
8. Panen dan Pascapanen
Proses panen merupakan tahapan yang paling penting dalam rangkaian budidaya tanaman padi. Panen harus dilakukan tepat umur dan tepat waktu sesuai varietas padi dipanen sekitar umur 101 HST (sesuai deskripsi varietas)
27
sedangkan waktu pemotongan padi yang baik dilakukan setelah embun mulai hilang pada tanaman padi yaitu mulai sekitar jam 9 pagi. Merontokkan padi dapat menggunakan tenaga manual atau dibantu dengan mesin perontok setelah itu hasil panen dimasukkan kedalam karung.
3.5 Pengamatan
Variabel respon terdiri dari pengamatan penunjang dan pengamatan utama.
Pengamatan penunjang adalah pengamatan yang datanya digunakan untuk mendukung pengamatan utama, yang meliputi : Intensitas curah hujan (cuaca pada waktu percobaan), Analisis tanah, gulma dan serangan hama dan penyakit, serta umur berbunga dan umur panen.
Pengamatan utama adalah pengamatan yang datanya digunakan untuk menjawab hipotesis, yang meliputi :
1. Komponen Pertumbuhan
a. Tinggi tanaman setiap sampel tanaman diukur dari atas permukaan tanah sampai ujung daun terpanjang pada umur 30, 45 dan 60 hst. Pengukuran dilakukan dengan alat ukur panjang (penggaris) dalam satuan sentimeter (cm).
b. Jumlah anakan per rumpun setiap sampel tanaman diamati dengan cara menghitung jumlah anakan per rumpun pada umur 30, 45 dan 60 hst.
c. Jumlah anakan produktif per rumpun setiap sampel tanaman diamati dengan cara menghitung jumlah anakan produktif per rumpun pada umur 75 hst. Sampel yang diamati 6 tanaman per petak
2. Komponen Hasil dan Hasil Tanaman Padi Ketan
28
a. Jumlah malai per Rumpun setiap sampel tanaman diamati dengan cara menghitung jumlah malai per rumpun. Sampel yang diamati 6 tanaman per petak. Pengamatan jumlah malai per rumpun menjelang panen (75 hst) b. Panjang malai merupakan rata-rata panjang malai dari tanaman contoh tiap
petak percobaan. Panjang malai diukur dari ujung malai sampai ujung malai padi. Pengamatan dilakukan setelah tanaman padi dipanen.
c. Jumlah gabah bernas per malai merupakan rata-rata jumlah butir gabah bernas per malai dari tanaman contoh tiap petak percobaan. Diamati dengan menghitung jumlah butir gabah bernas per malai. Pengamatan dilakukan setelah tanaman padi dipanen.
d. Bobot 1.000 butir gabah dengan menimbang 1.000 butir gabah sebanyak 3 kali penimbangan, kemudian dihitung rata-ratanya. Kadar air gabah 14%.
e. Hasil gabah kering panen per rumpun merupakan rata-rata hasil gabah kering panen (GKP)dan Gabah Kering Giling (GKG) per rumpun setelah gabah bernas dipisahkan dari gabah hampa dari tiap petak percobaan.
Pengamatan dilakukan setelah padi dipanen.
f. Hasil gabah kering panen per petak merupakan rata-rata hasil gabah kering panen (GKP)dan Gabah Kering Giling (GKG) per petak setelah gabah bernas dipisahkan dari gabah hampa dari tiap petak percobaan.
Pengamatan dilakukan setelah padi dipanen.