• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Perusahaan memiliki alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi tentang situasi keuangan di perusahaan yaitu laporan keuangan.

Menurut Suteja (2018:76) “laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari hasil suatu proses akuntansi selama periode tertentu yang digunakan sebagai alat komunikasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan”. Menurut Kasmir (2017:7) “laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Sedangkan Menurut Murhadi (2019:1) “laporan keuangan merupakan bahasa bisnis”.

Berdasarkan dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan dari suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Keberadaan laporan keuangan dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan khususnya dalam bidang keuangan.

2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan umum laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan sekaligus menggambarkan kondisi pada keuangan perusahaan tersebut. Informasi yang didapatkan dari laporan keuangan digunakan oleh berbagai pihak untuk pengambilan keputusan. Tujuan-tujuan analisis laporan keuangan menurut Kariyoto (2017 :102)

1. Alat screening awal dalam memilih alternative investasi atau merger.

2. Alat forcasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan.

3. Sebagai proses diagnostic terhadap masalah-masalah manajemen,operasi atau masalah lainnya.

4. Alat evaluasi terhadap manajemen.

5. Mengurangi dan mempersempit lingkup ketidakpastian yang tidak bisa dielakan pada setiap proses pengambilan keputusan.

6. Memberikan dasar yang layak dan sistematis

(2)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 mengatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi pemakaian dalam pengambilan keputusan.Berdasarkan beberapa pendapat tentang tujuan laporan keuangan, dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai penyedia informasi yang menyangkut kinerja keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil keputusan dan memberi gambaran terhadap kondisi kinerja keuangan pada perusahaan.

2.1.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut PSAK terdapat 5 jenis laporan keuangan sebagai berikut : 1. Neraca

Neraca atau balancesheet merupakan laporan keuangan yang

menunjukkan seberapa besar aset, kewajiban dan modal suatu perusahaan dalam periode waktu tertentu.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi atau income statement berfungsi untuk menilai kinerja keuangan apakah perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian pada satu periode akuntansi. Laporan laba rugi juga dibuat untuk memberikan informasi tentang pajak perusahaan, bahan evaluasi manajemen dan membantu dalam pengambilan keputusan. Isi laporan laba rugi terdiri dari pendapat beban, harga pokok penjualan, laba atau rugi perusahaan. Bentuk laporan ada 2 yaitu single step dan multiple step.

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang memberikan gambaran mengenai besarnya saldo modal perusahaan pada periode tertentu yang dipengaruhi oleh laba atau rugi bersih operasi.

4. laporan arus kas

laporan arus kas atau cash flow statement merupakan laporan yang memberikan informasi tentang aliran kas perusahaan yang masuk dan keluar. Laporan ini juga berfungsi sebagai indikator untuk memprediksi arus kas diperiode yang akan datang. Laporan arus kas digolongkan kedalam 3(tiga) aktivitas utama yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan penjelasan dari laporan keuangan neraca, laba rugi, perubahan modal, dan arus kas perusahaan serta informasi yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan.

(3)

2.2 Analisis Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan pada suatu perusahaan bermanfaat untuk mengetahui kondisi pada perusahaan agar dapat mengetahui kelemahan dan kekuatan kinerja keuangan perusahaan. Menurut Wiranta Sujarweni (2017:6)

“Analisis laporan keuangan adalah proses dalam rangka membantu menganalisis atau mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan, hasil operasi perusahaan masa lalu dan masa depan”. Menurut Harahap (2018:189) “analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubunganya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara suatu dengan yang lain baik.”

Sedangkan Pengertian Analisis Laporan Keuangan menurut Hutauruk (2017:67) “terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan Laporan Keuangan”. Untuk menjelaskan pengertian kata ini, maka dapat dijelaskan dari arti masing-masing kata. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah neraca, laba rugi, dan arus kas. Jika dua pengertian ini digabungkan, analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos - pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non- kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Analisis laporan keuangan adalah kegiatan menganalisa laporan keuangan menggunakan konsep dan standar akuntansi keuangan. Keakuratan dan pencegahan kesalahan penafsiran terhadap informasi keuangan di dalam analisis laporan keuangan dilakukan dengan menggunakan sifat dan konsep akuntansi keuangan selama proses analisa.

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Secara umum, tujuan dari dilakukannya analisis laporan keuangan adalah : 1. Bisa dipakai sebagai pembanding dengan entitas sejenis lainnya

mengenai hasil yang dapat mereka raih.

(4)

2. Melakukan penilaian terhadap kinerja manajemen perusahaan.

3. Dapat mengetahui langkah perbaikan di masa yang akan datang berdasarkan hasil analisis terhadap posisi keuangan.

4. Mengetahui berbagai macam kekuatan atau potensi yang dimiliki oleh perusahaan.

5. Mengetahui berbagai macam kelemahan dan kekurangan yang dimiliki oleh perusahaan atau bisnis.

6. Menilai kewajaran dari laporan keuangan yang disajikan.

Berikut manfaat utama analisis laporan keuangan pada perusahaan:

1. Membantu stakeholder internal dan eksternal untuk membuat keputusan yang tepat mengenai investasi berdasarkan pendapatan perusahaan dan profitabilitas masa depan.

2. Memberikan pandangan yang objektif tentang solvabilitas dan kesehatan keuangan perusahaan bagi lembaga keuangan untuk menentukan keputusan pinjaman.

3. Sebagai penggambaran secara akurat mengenai efisiensi operasional dan kemajuan yang dihasilkan perusahaan berdasarkan keputusan yang dibuat di masa lalu oleh para pemangku kepentingan.

Disisi lain, tujuan analisis laporan keuangan menurut Hutaruk (2017:73) adalah sebagai berikut:

1. Dapat menilai prestasi perusahaan.

2. Dapat memproyeksikan keuangan perusahaan.

3. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari askpek waktu tertentu, yaitu posisi keuangan (asset, neraca dan modal), hasil usaha perusahaan (hasil dan biaya), likuiditas, solvabilitas, aktivitas serta rentabilitas atau profitabilitas.

4. Melihat komposisi struktur keuangan (arus dana).

5. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

6. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.

7. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang.

(5)

2.2.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Sebelum melakukan analisis laporan keuangan, diperlukan Langkah - langkah atau prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah untuk dilakukan. Langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan, antara lain:

1. Mengumpulkan data keuangan dan pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode.

2. Melakukan perhitungan dengan rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh sesuai.

3. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat.

4. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.

5. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.

6. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut.

Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti dan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam menganalisis laporan keuangan digunakan beberapa metode dan teknik yang akan dijadikan dasar penganalisisan. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan.

Menurut Sujarweni (2017:47)” Dalam melakukan analisis laporan keuangan, perlu dilakukan metode dan teknik yang tepat. Ini bertujuan agar hasil dari analisis laporan tersebut mendapatkan hasil yang maksimal dan relevan”.

Di dalam pratiknya, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Vertikal (Statis) Analisis ini dilakukan hanya dengan satu periode laporan keuangan saja. Analisis yang dilakukan antara pos dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode keperiode.

2. Analisis Horizontal (Dinamis) Analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode yang lain.

Dalam analisis laporan keuangan terdapat 3 macam teknik yang dapat dibuat

(6)

adalah sebagai berikut :

1. Analisis Perbandingan, Laporan Keuangan Metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, untuk mendapatkan hasil terbaik dalam laporan keuangan.

2. Analisis Trend, Analisis yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam persentase adalah suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui kecenderungan keuangan perusahaan naik atau turun, dengan demikian akan dapat diketahui perubahan mana yang cukup penting untuk dianalisis lebih lanjut.

3. Analisis Common Size, Analisis ini disusun dengan menghitung tiap- tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan atau dari total aktiva. Laporan keuangan dalam persentase per-komponen menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya.

2.3 Current Ratio (CR)

2.3.1 Pengertian Current Ratio (CR)

Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa menghadapi kesulitan. Menurut Sawir (2017:8) Current ratio (CR) merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang. Menurut Kasmir (2018: 134) bahwa “Current Ratio (CR) merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”. Sedangkan menurut Sujarweni, (2017:60) “Current ratio (CR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang pendeknya dengan menggunakan aktiva yang dimiliki”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Current ratio (CR) merupakan salah satu rasio likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang jangka pendek yang jatuh tempo dengan harta lancar yang dimiliki perusahaan.

2.3.2 Tujuan dan Manfaat Current Ratio (CR)

Menurut Kasmir (2018:132) “bahwa tujuan dan manfaat yang dapat dirangkum dari Current ratio (CR) :

(7)

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untukmembayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban yang berumur di bawah satu tahun atau sama dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.

3. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi persediaan dan utang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.

4. Untuk mengukur dan membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

5. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

6. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.

7. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

8. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing- masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

9. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

Manfaat Current ratio (CR) menurut Atmaja (2018:165) “yang menjelaskan bahwa Current ratio (CR) adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengetahui likuiditas suatu perusahaan. Current ratio (CR) memberikan cukup banyak manfaat bagi pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, seperti pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan guna menilai kemampuan mereka sendiri”. Kemudian bagi pihak luar perusahaan juga memiliki kepentingan, seperti kreditor atau penyedia dana bagi perusahaan, pihak distributor atau suplier yang menyalurkan atau menjual barang yang pembayaran angsuran kepada perusahaan. Current ratio (CR) merupakan rasio keuangan yang termasuk kedalam rasio likuiditas yaitu rasio untuk menilai sejauh mana perusahaan menggunakan aktiva lancarnya yang berupa kas maupun uang dipinjam.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat dari mengetahui Current Ratio (CR) perusahaan adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat

(8)

ditagih. Hal tersebut dilakukan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.

2.3.3 Perhitungan Current Ratio (CR)

Menurut Brigham (2016:95) bahwa Current ratio (CR) rumusnya adalah : 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑚𝑐𝑎𝑟

Current ratio (CR) 200 % kadang-kadang sudah memuaskan bagi suatu perusahaan, tetapi jumlah modal kerja dan besarnya rasio tergantung pada beberapa faktor, suatu standar atau ratio yang umum tidak dapat ditentukan untuk seluruh perusahaan. Current ratio (CR) 200% hanya merupakan kebiasaan (rute of thumb) dan akan digunakan sebagai titik tolak untuk mengadakan penelitian atau analisa yang lebih lanjut.

Suatu perusahaan dengan Current ratio (CR) yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over interstment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurangmodal untuk membayar utang. Namun apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin.

2.4 Quick Ratio (QR)

2.4.1 Pengertian Quick Ratio (QR)

Rasio cepat (quict ratio) atau rasio sangat lancar merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aset lancar yang lebih likuid (Liquid Assets). Rasio Cepat (Quick Ratio) adalah sebuah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu

(9)

perusahaan dalam menggunakan aset lancar untuk menutupi liabilitas lancarnya Termasuk ke dalam rasio lancar adalah aset lancar yang dapat dengan cepat diubah dalam bentuk kas, termasuk di dalamnya akun kas, surat-surat berharga, Piutang dagang, beban dibayar di muka, dan pendapatan yang masih harus diterima. Quick ratio memfokuskan komponen aset lancar yang lebih likuid seperti kas, surat-surat berharga dan Piutang dihubungkan dengan liabilitas lancar atau liabilitas jangka pendek.

2.4.2 Perhitungan Quick Ratio (QR)

Menurut Shinta (2018:57) rumus Quick Ratio (QR) adalah sebagai berikut:

𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

2.5 Net Profit Margin (NPM)

2.5.1 Pengertian Net Profit Margin (NPM)

Hasil usaha yang optimal yang dicapai dengan menggunakan modal perusahaan yang diinvestasikan dalam aktiva untuk mendapat keuntungan.

Penghasilan yang tersedia atas pemilik suatu modal yang diinvestasikan suatu perusahaan diukur dengan Net Profit Margin (NPM). Rasio tersebut bertujuan untuk mengetahui serta mengukur seberapa besar tingkat pengembalian modal sendiri dari saham yang diinvestasikan keperusahaan melaui kesarnya pendapatan atau laba yang dihasilkan perusahaan. Net Profit Margin mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham. NPM adalah sebuah rasio yang digunakan perusahaan untuk membandingkan keuntungan dengan total seluruh uang yang dihasilkan perusahaan. Selain itu, NPM ini juga digunakan utnuk menganalisa stabilitas keuangan perusahaan. Dengan mengetahui NPM suatu perusahaan, maka kamu bisa mengukur nilai efektivitas perusahaan tersebut selama beroperasi. Semakin besar rasionya pada laporan maka kinerja perusahaan menjadi lebih produktif. Hal ini tentunya membuat investor menjadi lebih percaya bahwa perusahaan tersebut benar-benar bagus untuk dipilih dan dibeli sahamnya.. Net profit margin bisa diartikan sebagai perhitungan untuk mencari tingkat keuntungan suatu perusahaan dari penjualan

(10)

atau pendapatan yang diperoleh. Menurut Harjito (2018:60) “Net Profit Margin (NPM) merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih setelah pajak dengan penjualan”.

2.5.2 Perhitungan Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemengang saham. Angka tersebut menunjukkan seberapa baik manajemen invetasi para pemegang saham. NPM diukur dalam satuan persen. Tingkat NPM memiliki hubungan yang positif dengan harga saham sehingga semakin besar NPM semakin besar pula harga pasaran, karena besarnya NPM memberikan indikasi bahwa pengembalian yang akan diterima investor akan tinggi sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham tersebut, dan hal ini menyebabkan harga pasar saham cenderung naik. Net Profit Margin dapat dihitung menggunakan rumus :

𝑁𝑃𝑀 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 x 100%

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa NPM adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh oleh pengelolaan penjualan yang diinvestasikan oeh pemilik perusahaan. NPM dikur dengan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan.

2.6 Return On Invsetment (ROI)

2.6.1 Pengertian Return On Invsetment (ROI)

Dalam sebuah bisnis ataupun usaha perlu mengetahui cara menghitung return on investment yang berguna menghitung tingkat efisiensi perputaran uang yang dipakai untuk membeli aset yang menjadi laba bersih. Return On Investment (ROI) menjadi sebuah tolak ukur akan untung yang bisa didapat dari dalam sebuah bisnis.

Hal ini pun bisa dapat dihitung dari dalam rumus ROI. Dengan kita mengetahui ROI pada sebuah perusahaan, kegiatan perjalanan operasional yang berjalan bisa dibenahi untuk menambah kesempatan mendapatkan pengembalian investasi. Seringkali pada sebuah perusahaan terlalu fokus akan margin keuntungan tanpa mengkalkulasi ROI dengan benar. Padahal ROI sendiri akan

(11)

membantu untuk memperkirakan terhadap perkembangan serta kemampuan pada perusahaan secara menyeluruh. Ada seorang pakar bisnis yang menilai ROI merupakan sebuah uang maupun aset yang mengarah pada pembelian aset, aktiva, modal, dan biaya investasi. Menurut Kasmir (2016:128) mendefinisikan rumus ROI sebagai rasio pengembalian atau hasil (return) atas aktiva yang digunakan suatu pihak dalam perusahaan. Di samping itu, ROI adalah skala pengukur efektivitas manajemen suatu transaksi investasi.

Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Return On Investmentt (ROI) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahan dengan seluruh efektivitas yang tersedia di perusahaan. Sehingga kita perlu mengetahui uang yang harus diinvestasikan untuk bisa meraih target pada penjualan serta margin keuntungannya.

2.6.2 Perhitungan Return On Investment (ROI)

Menurut Rahmat Aditya (2021:121) ”rasio ini mengukur laba setelah pajak dengan total aktiva. ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas menajemen dalam mengelola investasinya”. Didefinisikan sebagai berikut:

𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 (𝑅𝑂𝐼) =Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aktiva x100%

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa ROI merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan. ROA menunjukkan keefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya untuk memperoleh pendapatan. ROI dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi aktivanya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjajakan awal dan dari wawancara singkat dengan guru matematika kelas X Sekolah Menengah Atas (SMA) PGRI 7 Banjarmasin, maka diketahui bahwa dalam ruang

Artikel ini mendeskripsikan hasil investigasi pengaruh variasi PbO terhadap karakteristik optis kaca tellurite Er:TZPBN berupa indeks bias, serapan optis, dan energi band gap

Perusahaan dalam hal ini bank BJB (Bank Jawa Barat dan Banten) harus melakukan cara untuk memenangkan persaingan. Perusahaan harus mampu memberikan kepuasan

Salah satu komponen yang penting dari siklus waktu order adalah waktu pengiriman atau waktu yang dibutuhkan untuk mengirim barang dari tempat penyimpanan stok sampai ke

Karena benteng bisa memakan benteng lain yang berada di lajur atau baris yang sama, maka dalam setiap baris atau lajur maksimal ada satu

Berdasarkan hasil survei GPS sejak Juni 1997 sampai dengan Juni 2009 diperoleh besar deformasi di Gunung Guntur berkisar antara 0,7 – 7,7 cm arah horisontal,

Sektor Jasa-Jasa di Dalam Lingkup Perekonomian Regional Wilayah Tapal Kuda – Provinsi Jawa Timur,Pada Periode Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Otonomi Daerah ...100 5.1

角膜パーツ移植 榛村, 重人Shinmura, Shigeto 坪田, 一男Tsubota, Kazuo 慶應医学会 2005 慶應医学 Journal of the Keio Medical Society... K:Transplantation