Pikiran
Rakyat
o
Senin1
2
3
17
18
19
OJan
OPeb
-o
Selasa (f) Rabu
0 Kam;s 0 Jumat
4
5
6
7
8
9
(g)
11
20 21 22 23 24 25 26
o
Mar OApr
OMe; 8Jun
OJul
0 Ags
o Sabtu 0 M;nggu
12
13
14
15
16
27
28
29
30
31
OSep
OOkt
ONov
'ODes
-- -- --
-J
alur Khusus Masuk pr
Sebenarnya
tal~ Diperlul~an
Karena Ketidakmampuan
Pemerintah
Menanggung
Biaya
f;.
BANDUNG,
(PR).-Jika tingkat kesulitan soal dan alat ukur dalarn ujian jalur khusus perguruan tinggi nege-ri (PTN) dengan seleksi nasio-nal masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) sarna, maka seharusnya tidak perIu ada ja-lur khusus.
"Bukannya yang mereka cari adalah alat seleksi. Jika me-mang alat seleksi antara SN-MPTN danjalur khusus sarna, mengapa harus ada jaIur kedua Galur khusus). Apalagi, setelah dikaji dari tahun ke tahun, ter-nyata tingkat.kesulitan soal ti-dak berbeda," kata Ketua Lem-baga AdvokaSi Pendidikan Dan Santriana di Bandung, Selasa (9/6).
Seperti diberitakan ("PR", 8/6), Manajer Akademik Ga-nesha Operation Rulian me-ngatakan, setelah dikaji dari ta-hun ke tata-hun, tingkat kesulitan soal dalarn jalur khusus PTN di Kota Bandung khususnya, ti-dak berbeda dengan soal da-lam SNMPTN. Seda-lama ini ber-beda SN~PTN de~an jalur
khusus yaitu pada tes potensi akademik (TPA).
Narnun, tahun ini dengan di-masukkannya TPAdalam SN-MPTN, maka alat,ukur SN-MPTN sebenarnya sarna de-ngan ujian jalur khusus PTN. Di ITB ada psikotes yang dini-lai tidak ada di SNMPTN, se-hingga tetap membedakan ja-lur khususnya. Namun, di UPI dan Unpad, tidak ada psikotes untuk semua mahasiswa baru strata satu.
Dia menilai, selama ini transparansi jalur khusus tidak ditunjukkan oleh PTN. Pasal-nya, PTN tidak pernah meng-umumkan kepada publik ten-tang hasil ujian jalur khusus mahasiswa, termasuk persya-ratan finansial yang telah dipe-nuhi calon mahasiswanya.
"Kita tidak tahu mahasiswa seperH apa yang sebenarnya lolos jalur seleksi khusus itu. Berapa skor mahasiswa yang lolos pun, kita tidak pernah ta-hu. Hal itu membuat masyara-kat beranggapan, ada pertim-bangan lain selain akademik
-dalam jalur khusus. Apalagi, jalur khusus memang identik dengan syarat finansial," ujar-nya.
Namun, selama ini katanya, pihak universitas selalu me-nyangkal alasan PTN meng-adakan dan mempertahankan jalur khusus adalah karena
syarat finansialnya. Sebagai dalihnya, ujarnya, mereka sela-lu menonjolkan sisi alat seleksi jalur khusus yang lebih ketat
dan bagus.
"Akan tetapi, di sisi lain se-benarnya mereka menetapkan seleksi ganda. Di Unpad misal-nya, memberlakukan jalur khusus yang dikatakan kompe-tisinya lebih ketat. Mereka juga membuka kelas ekstensi yang seleksinya tidak ketat, tetapi tetap mensyaratkan sejumlah uang, bahkan lebih besar jum-lahnya," ujarnya.
Sulit dihentikan Semen tara itu, Pengamat Pendidikan dari UPI Said Ha-mid Hasan menilai, dari awal jalur khusus memang didesain 2.ntu,k ~endapatkan sejumlah
finansial dari mahasiswa. Oleh karena itu, meski alat ukur se-leksinya sudah sarna dengan SNMPTN, jalur itu sulit dihen-tikan.
Masih adanya jalur khusus pun menurut dia, disebabkan ketidakmampuan pemerintah menanggung biaya pendidikan mahasiswa.
"Biaya kuliahmemang ting-gi, sehingga sumbangan jalur khusus digunakan untuk kom-pensasi bagi mereka yang tidak mampu," katanya.Narnun me-nurut Hamid, jika alat ukur SNMPTN dan jalur khusus ti-dak berbeda, seharusnya PTN melakukan transparansi, ter-utama dari sisi keuangan dan kriteria mahasiswa yang lolos jalur khusus.
"Sebenarnya, transparansi tersebut harus dilakukan oleh perguruan tinggi. Jika perIu, mereka yang mampti secara ekonomi mengetahui benar bahwa sumbangan itu'diguna-kan untuk menyubsidi silang berapa orang yang tidak mam-pu," katanya. (A-t67)***
-Kliping
Humos
Unpod
2009