• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL MANAJEMEN MEDIA PENYIARAN PADA RATIH TV KEBUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JURNAL MANAJEMEN MEDIA PENYIARAN PADA RATIH TV KEBUMEN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL

MANAJEMEN MEDIA PENYIARAN PADA RATIH TV KEBUMEN

(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Kegiatan Manajemen Media Penyiaran Pada Ratih TV Sebagai Lembaga Penyiaran Publik Lokal di Kabupaten Kebumen

Pada Tahun 2015)

Disusun oleh:

PRISKA ENGGAR KINANTHI D0211079

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

MANAJEMEN MEDIA PENYIARAN PADA RATIH TV KEBUMEN

(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Kegiatan Manajemen Media Penyiaran Pada Ratih TV Sebagai Lembaga Penyiaran Publik Lokal di Kabupaten

Kebumen Pada Tahun 2015)

Priska Enggar Kinanthi Widodo Muktiyo

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Kebumen Regency Government, through the Public relations and Protocol, establishing Local Public Broadcasting Institution named Ratih TV used as one of the communication strategy of local government. However, as a broadcasting organization which has been established since 2003 the development of Ratih TV rated not so rapidly.

Research conducted to see how the broadcast media management activities that take place on the Ratih TV as the Local Public Broadcasting conceptually arranged by the Government management of broadcast media to use as its driving force organization in achieving the objectives of the broadcasting activities (Wahyudi, 1994:31).

Research using qualitative, descriptive methods where researchers want to expose the broadcast media management activities. carried out by the Ratih TV. Information obtained from the Manager and crew Ratih TV, researchers also added data obtained through other sources such as the internet, literature studies, and observations, done in the Office at the same time the studio Ratih TV. The data collected is then reduced, are presented and then conducted the final conclusion.

The results showed that Ratih TV is the media communication strategy that serves as a participant in the activities of the Government. Such participation is realized through the main programs of Ratih TV that functioned as the liaison between the Government and the community, as well as the means of publication and evaluation of government programs.

However, the financing of which is supported by a grant to the amount of the less fit the needs as well as government policy has not been strategically lead the limited quality and quantity on a Manager (the crew) as well as the equipment so that the impact on the less maximum production on Ratih TV, it can be said that as the Local Public Broadcasting Institution operational activities Ratih TV relies on funding and government ordinances.

(3)

Pendahuluan

Berkembangnya dunia pertelevisian Indonesia dimulai dengan lahirnya stasiun televisi pertama yakni Televisi Republik Indonesia (TVRI). Namun seiring berjalannya waktu, dominasi TVRI semakin berkurang. Masyarakat semakin menyadari bahwa TVRI telah memonopoli informasi yang kelak mempunyai implikasi luar biasa terhadap proses demokratisasi ranah penyiaran dan kehidupan pers pada umumnya (Sudibyo, 2004: 98). Masyakat juga menyadari bahwa TVRI digunakan sebagai alat politik dalam pemerintahan kala itu, hal tersebut kemudian menjadi latar belakang munculnya berbagai televisi swasta di Indonesia.Melalui lembaga survei AsiaWaves diketahui bahwa pada tahun 2015 terdapat sekitar 158 televisi lokal di Indonesia (http://www.asiawaves.net/indonesia-tv.htm pada 15 Maret 2015).

Kabupaten Kebumen merupakan satu diantara banyak kabupaten yang memiliki stasiun televisi lokal yang diberi nama Ratih TV yang dirintis pada tanggal 12 Mei 2003 saat penandatanganan kerjasama siaran berjaringan antara Pemerintah Daerah Kebumen dengan SCTV.

Gambar 1.1 Lambang Ratih TV Kebumen

(http://www.kebumenkab.go.id/index.php/public/diseminasi/detail/41 diakses 15 Maret 2015)

Menurut Drs. Drajat Triwibowo (Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Kebumen) pada wawancara pra survei pada tanggal 9 Agustus 2015), saat ini Ratih TV bekerja sama dengan Lembaga Penyiaran Publik Nasional TVRI. Hal ini didasarkan kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran pasal 7 ayat yang ke enam:

Lembaga Penyiaran Publik Lokal dapat bekerja sama hanya dengan RRI untuk Lembaga Penyiaran Publik Lokal radio, dan dengan TVRI untuk Lembaga Penyiaran Publik Lokal televisi. (www.bpkp.go.id/ uu/filedownload/4/60/860.bpkp diakses pada 25 April 2016).

(4)

diluar jam tersebut siaran digunakan untuk relay TVRI Jawa Tengah. RATIH TV merupakan media (channel) yang digunakan sebagai sarana dalam menyampaikan pesan-pesan pemerintah (komunikator) kepada masyarakat Kebumen (komunikan). Pemerintah Kabupaten Kebumen mengharapkan feedback dari masyarakat melalui Ratih TV guna membangun pemerintahan yang baik sesuai dengan azas good local government (mewujudkan tata pemerintahan lokal yang baik).

Pada tahun 2014, Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Ratih Kebumen terpilih sebagai LPPL dengan Program TV Lokal terbaik versi

Anugerah Penyiaran KPID 2014

(http://www.jatengprov.go.id/id/newsroom/ratih-tv-peroleh-anugerah-penyiaran-kpid-2014 diakses pada 23 April 2016). Selanjutnya, pada 22 Mei 2015, Ratih TV menjadi LPPL rujukan bagi Panitia Khusus Raperda tentang Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) untuk melihat bagaimana Pemerintah Kabupaten Kebumen mengelola dan mengoperasionalkan Ratih TV, sebagai masukan kepada Pansus LPPL TV Kepri. Dipilihnya Ratih TV mengingat LPPL tersebut telah menjadi LPPL pertama di Provinsi Jawa Tengah yang berdiri sejak 2003 (http: //kpid.kepriprov.go.id/index.php/111-berita/576-pansus-lppl-tpk-konsultasi-ranperda diakses pada 23 April 2016). Melalui hal tersebut, terlihat bahwa Ratih TV merupakan LPPL yang memliki prestasi dalam dunia pertelevisian. Ratih TV juga merupakan sebuah modal dan peluang besar yang dimiliki oleh Kabupaten Kebumen, mengingat tidak semua daerah memiliki stasiun televisi lokal sendiri.

Namun, pada tahun 2015, KPID Jawa Tengah kembali mengadakan malam Anugrah Penyiaran, kali ini Ratih TV gagal mendapatkan penganugrahan seperti pada tahun sebelumnya. Gelar LPPL Terbaik berturut-turut jatuh kepada TATV Surakarta, LPPL Batik TV Pekalongan, TVKU Semarang (http://kpid.jatengprov.go.id/articles/pages/malam-anugerah-penyiaran-jawa-tengah-2015?article_id=131 diakses pada 18 Mei 2016). Selain itu, melalui Fans

(5)

berhasil mendapatkan juara pertama, serta menandakan adanya hal-hal penting pada pertelevisian yang belum dapat dicapai oleh Ratih TV .

Keberadaan dan keadaan Ratih TV penting untuk diperhatikan karena Ratih TV merupakan channel atau saluran komunikasi antara pemeritah daerah kepada masyarakat. Apabila saluran yang digunakan oleh pemerintah kurang efektif maka proses komunikasi akan terhambat dan sulit untuk mencapai mutual understanding antara keduanya.

Kegiatan manajemen penyiaran merupakan kegiatan manajemen yang khas mengingat orgaisasi penyiaran berbeda dengan organisasi pada umumnya, manajemen penyiaran dilakukan agar organisasi penyiaran dapat berkembang secara sehat dan wajar sebagaimana layaknya suatu organisasi penyiaran (Wahyudi, 1994:42). Selanjutnya, kegiatan manajemen program penting dilakukan supaya pesan-pesan pemerintah dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, dan pemerintah mampu mengolah kembali feedback yang diberikan.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kegiatan manajemen penyiaran yang diterapakan dalam mengelola Ratih TV sebagai stasiun televisi lokal milik pemerintah?

2. Bagaimanakah kegiatan manajemen pemrograman yang dilaksanakan oleh Ratih TV dalam mengelola program siarannya?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penilitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menjelaskan kegiatan manajemen penyiaran pada Ratih TV sebagai salah satu Lembaga Penyiaran Publik Lokal di Kabupeten Kebumen. 2. Mengetahui dan menjelaskan kegiatan majanemen pemrograman pada proses

produksi program pada Ratih TV Kebumen.

(6)

Tinjauan Pustaka 1. Komunikasi

Komunikasi dapat mengubah dan memengaruhi orang lain sikap orang lain, komunikasi memungkinkan perpindahan dan penyebaran ide kepada orang lain, atau penemuan ide baru (Darwanto, 2011: 2). Harold Laswell menyatakan bahwa proses komunikasi dapat dijabarkan dengan menjawab pertanyaan ”Who say what, in which channel, to whom and what effect”. Laswell (dalam Darwanto, 2011:4) menekankan adanya lima unsur penting dalam terjadinya proses komunkasi yakni: sumber/ komunikator, isi pesan, media yang dipergunan, sasaran, dan akibat.

Dari pendapat tersebut, jelas bahwa komunikasi tidak semata-mata meyampaikan pesan atau informasi dengan tujuan tertentu, tetapi yang lebih penting yakni tentang ”efek” dari komunikasi itu sendiri (Darwanto, 2007: 05) Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak (Ruslan, 2007:81).

2. Komunikasi Massa

Menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) meyebutkan , “Mass communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to large anonymous, and heterogeneous masses of receivers” (Nurrudin, 2006: 12). Jalaludin Rakhmat bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Jalaludin, 1986:178).

Elemen atau unsur dalam komunkasi secara umum juga berlaku pada komunikasi massa, perbedaan antar keduanya terletak pada jumah pean berlipat-lipat yang sampai kepada penerima. Terdapat beberapa elemen dalam komunikasi massa antara lain komunikator, isi, audience, umpan balik, gangguan, gatekeeper, pengatur, filter, dan efek (Nurrudin, 2006: 96). Pentingnya proses gatekeeping digambarkan Hooghe dan Jacobs (2014) dalam penelitiannya berjudul Public Television and Anti-immigrant Sentiments in Europe: A Multilevel Analysis of Patterns in Television Consumption menemukan bahwa stasiun televisi publik

(7)

terus-menerusakan meningkatkan sikap dukungan masyarakat terhadap program-program pemerintah.

Fedler dalam bukunya An Introduce To The Mass Media, terdapat tiga dasar utama untuk menjelaskan hubungan antara media massa dan pemerintah. (Fedler, 1978: 175) :

a. The Media and government are adversaries.

b. The Media and government are partners rather than adversaries (partnership theory).

c. Reporters are “participant” in government.

3. Lembaga Hubungan Masyarakat Dalam Pemerintahan.

W Emerson Reck dalam (Oemi, 2001: 25) pada buku Dasar-Dasar Public Relations mendefiisikan Public Relation sebagai berikut:

“Public Relations is the continued process of keying policies, services and action to the best interest of those individual and groups whose confidence and goodwill an individual or institution policies, services and action to assure complete understanding and appreciation”

Kemudian, pada tahun 1986 menurut Bovee and Arens (Maulana, 2014: 32) memberikan pengertian bahwa setiap perusahaan, organisasi, perkumpulan dan badan-badan pemerintah mempunyai kelompok-kelompok orang yang dipengaruhi oleh tindakan atau ucapan perusahaan. Kelompok-kelompok ini bisa berupa para karyawan, pelanggan, pemegang saham, para pesaing atau hanya sekelompok konsumen. Kelompok ini masing-masing bisa disebut sebagai “organization’s public”. Untuk mengatur hubungan antara organisasi dengan publiknya, proses yang digunakan ini disebut dengan hubungan masyarakat (Humas).

4. Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL)

Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) pada Undang-Undang Penyiaran nomor 32 Tahun 2002 pasal 14 ayat 1 dan 3 menjelaskan bahwa:

“Lembaga Penyiaran Publik Lokal adalah lembaga penyiaran yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. yang bertempat di daerah provinsi, kabupaten, atau kota”.

(8)

5. Manajemen Penyiaran

Pada buku Dasar-dasar Manajemen Penyiaran, J. B Wahyudi mengartikan manajemen penyiaran sebagai kegiatan manajemen yang dingterapkan dalam organisasi penyiaran, yaitu organisasi yang mengelola siaran (Wahyudi, 1994: 39). Manajemen penyiaran digunakan sebagai motor penggerak organisasi penyiaran dalam mencapai tujuan penyelanggaran penyiaran. Morrisan (2013) membagi kegiatan manajemen kedalam beberapa fungsi manajemen yang dilakukan oleh general manager pada lembaga media penyiaran, yakni :

a. Perencanaan

Mencakup kegiatan penentuan tujuan (objectives). Dalam perencanaan harus diputuskan, apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan siapa melakukannya (Morrisan, 2013: 138). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah proses perencanaan adalah penetapan tujuan organisasi yang dinyatakan lewat pencanangan visi dan misi organisasi yang telah ditetapkan. Selain penetapan tujuan, perencanaan sangat terkait dengan anggaran yang disediakan untuk mencapai tujuan atau target tertentu yang ditetapkan pada tahap perencanaan (Morrisan, 2013: 147).

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan sebuah proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya baik sumber daya manusia maupun sumber daya material. (Morrisan, 2013: 150).

c. Pengarahan & Memberikan Pengaruh.

Dalam kegiatan ini Peter Pringle (dalam Morrisan, 2013: 162) menyebutkan bahwa The influencing or directing functions centers on the stimulation of employees to carry out their responsibilities with enthusiasm and effectiveness. Hal tersebut mengandung arti bahwa fungsi mempengaruhi atau mengarahkan terpusat pada stimulasi karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dengan antusiasme dan efektif. Terdapat Empat kegiatan penting dalam kegiatan pengarahan dan memberikan pengaruh yakni pemberian motivasi, komunikasi, kepemimpinan, dan pelatihan.

(9)

Merupakan proses untuk mengetahui seberapa besar tujuan organisasi telah tercapai atau belum (Morrisan 2013: 167). Pengwasan merupakan penilaian pada kegiatan sebelumnya yakni perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, dan pengarahan.

Pencapaian sebuah hasil yang efektif dan efisien tentunya dipengaruhi oleh kegiatan manajemen dalam perumusan tujuan organisasi yang jelas. Pada umumnya, tujuan media penyiaran dapat dibagi menjadi tiga hal yakni ekonomi, pelayanan, dan personal (Morrisan, 2013: 140).

6. Manajemen Strategis Program Siaran

Frey dan Powers (2012) berjudul Designing Design Squad: Developing and Assessing a Children’s Television Program about Engineering menjelaskan

bahwa desain program yang menarik dan sesuai dengan minat audiens yang menjadi sasaran utama akan selalu diikuti oleh masyarakat (pemirsa).

Manajemen strategis program siaran terdiri dari perencanaan program, produksi dan pembelian program, eksekusi program, serta pengawasan dan evaluasi program (Morrisan, 2013: 273) yang akan dijelakan pada uraian dibawah ini.

a. Perencanaan Program

Pada stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa yang akan diproduksi, pemilihan program yang kan dibeli (akuisisi) dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audien yang tersedia pada waktu tertentu (Morrisan, 2013: 274). Dalam perencanaan program ini, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan program, diantaranya yaitu pengelola atau pemilik stasiun, audiens, pemasang iklan atau sponsor, serta regulator (Morissan 2013: 275). b. Produksi dan Pembelian Program

(10)

production. Pertimbangan untuk outsourcing maupun in house tidak lepas dari kesiapan sumber daya manusia, finansial, dan teknologi yang telah dimiliki oleh masing-masing stasiun televisi (Sugihartono, 2009: 5).

c. Eksekusi Program

Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan (Morrisan, 2013: 342).

d. Pengawasan dan Evaluasi Program

Pengawasan dan evaluasi program merupakan tahapan untuk melihat apakah program yang ditayangkan sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak (Morrisan 2013: 354).

J. B Wahyudi juga menjelaskan bahwa dalam program acara yang memperoleh banyak perhatian khalayak, berarti memiliki rating yang tinggi. Pada saat inilah, pengelola program acara dapat memanfaatkan untuk pencapaian tujuan, baik yang bersifat idiil (non-profit) atau materiil (profit). Hal ini tergantung kepada stasiun penyiaran (Wahyudi: 1994: 98).

Proses pengawasan dan evaluasi ini untuk menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran. Pada tahap ini nantinya akan dievaluasi apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan selama pelaksanaan program.

Puas atau tidaknya khalayak terhadap satu mata acara yang disiarkan dapat dipantau dari hasil penelitian lapangan, atau pendapat mereka yang dipantau secara lisan maupun melalui media massa cetak. Suara ini harus memeproleh perhatian khusus pengelola siaran, sebab jika rasa puas mereka tidak terpenuhi maka akan berubah menjadi antipati (Wahyudi, 1994: 99).

Metodologi Penelitian

(11)

penarikan kesimpulan. Validitas data menggunakan triangulasi data dan sumber.

Sajian dan Analisis Data

1. Aktifitas Manajemen Penyiaran Pada Ratih TV a. Kegiatan Perencanaan pada Ratih TV Kebumen

Secara formal, dasar dan tujuan utama dari Ratih TV tercantum pada Perda Kabupaten Kebumen No. 11/2009 tentang Pembentukan Lembaga Penyiaran Publik Lokal Televisi Kabupaten Kebumen Ratih TV bertugas sebagai perantara antara pemeritah (komunikator) kepada masyarakat (komunikan) yang selanjutnya diharapkan muncul feedback dari masyarakat Kabupaten Kebumen sebagai salah satu bahan masukan untuk pemerintah.

Kegiatan perencanaan juga tidak lepas dari kegiatan pengelolaan anggaran (Morrisan, 2013: 147). Biaya operasional Ratih TV dibebankan kepada APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Kabupaten Kebumen melalui bagian Humas Kabupaten Kebumen sesuai Perda Nomor Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 11 Tahun 2009.

Proses persetujuan anggaran memakan waktu yang tidak sebentar karena birokrasi yang ada. Proses penetapan anggaran mulai dari tingkat manajerial Ratih TV, kemudian hasil penganggaran atau Rencana Anggaran Kerja masuk kedalam rencana anggaran milik Bagian Humas dan Protokol, kemudian masuk kedalam Bagian Administrasi Pembangunan untuk disampaikan ke Bappeda, lalu ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) selanjutnya masuk RAPBD lalu terakhir masuk ke persetujuan DPRD Kabupaten Kebumen.

b. Kegiatan Pengorganisasian Pada Ratih TV Kebumen

(12)

On Job Training (OJT). Namun, terdapat fakta bahwa kualitas dan kuantitas SDM pengelolaan pada Ratih TV terbatas.

c. Kegiatan Pengarahan dan Memberikan Pengaruh Pada Ratih TV Kebumen

Fungsi mempengaruhi atau mengarahkan terpusat pada stimulasi karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dengan antusiasme dan efektif. Terdapat empat kegiatan penting dalam kegiatan ini yakni pemberian motivasi, komunikasi, kepemimpinan, dan pelatihan (Morrisan, 2013: 162).

Dalam struktur ogranisasi Ratih TV secara keseluruhan, peran pengambilan keputusan tertinggi pada Ratih TV ialah dewan direksi, namun pengarahan secara langsung dilakukan oleh direktur umum.

Penyampaian ide dan gagasan serta berbagai masukan demi kemajuan Ratih TV tidak lepas dari aktifitas komunikasi antar tingkatan manajemen. Komunikasi secara formal yang dilakukan antara tingkatan manajemen terlihat saat pelaksanaan meeting yang dilakukan secara terjadwal, dimana terdapat brainstorming guna kemajuan Ratih TV. Kegiatan komunikasi antarindividu yang terdapat diantara karyawan Ratih TV berlangsung akrab dan terbuka, saling tegur sapa, hingga membicarakan hal-hal diluar pekerjaan. Namun, ada kalanya para karyawan juga saling bertukar ide yang berkaitan dengan perkembangan Ratih TV.

Direktur umum dan direktur operasional mengawasi jalannya proses siaran dan menangani secara langsung keluhan dan permasalahan yang ada pada proses produksi. Kerjasama antar tingkatan manajemen dapat berjalan lancar.Ratih TV memberikan program magang kepada karyawan baru selama tiga bulan. Selain itu, Ratih TV juga memfasilitasi karyawannya untuk mengikuti pelatihan, seminar, atau workshop.

d. Kegiatan Pengawasan pada Ratih TV Kebumen

(13)

memperbaiki kualitas Ratih TV sebagai organisasi media penyiaran untuk mencapai tujuan Ratih TV yang telah dirumuskan sebelumnya. Hal ini senada dengan pernyataan Robert J. Mockler bahwa kegiatan pengawasan merupakan suatu usaha sistematk untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengambil tindakan koreksi (Morrisan, 2013: 167)

2. Aktifitas Manajemen Strategis Program Siaran Ratih TV Kebumen Sebagai televisi yang didirikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen, Ratih TV tentu saja banyak memproduksi program acara yang berisi seluk beluk kegiatan, program, dan pesan-pesan yang bersumber dari pemerintah Kabupaten Kebumen.

a. Perencanaan Program pada Ratih TV Kebumen

Pada stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu program apa yang akan diproduksi, pemilihan program yang kan dibeli (akuisisi) dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audien yang tersedia pada waktu tertentu (Morrisan, 2013: 274).

Kegiatan perencanaan program dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan para pengelola program Ratih TV melalui Rapat program yang dikoordinasi oleh kepala Bagian Program dan tim bagian program. Kemudian, hasil yang diperoleh akan diserahkan dengan direktur operasional dan direktur umum. Setelah melalui beberapa pertimbangan, program acara yang belum memenuhi kriteria akan direvisi kembali oleh tim bagian program, sedangkan untuk acara yang sudah memasuki kriteria akan dilanjutkan kepada tim bagian produksi. Terdapat tiga program acara unggulan Ratih TV yakni Selamat Sore Kebumen, Berita Kebumen, dan Pasar Reboan, penentuan tersebut dikarenakan oleh antusiasme masyarakat terhadap program-program tersebut sejak awal berdirinya Ratih TV. Dalam pengelolaan program, bagian program berusaha melakukan penyesuaian-penyesuaian terkait status Ratih TV sebagai televisi yang didirikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kebumen.

b. Produksi Dan Pembelian Program pada Ratih TV Kebumen

(14)

keseimbangan antara jenis tayangan informasi dan hiburan dari analisis yang telah dilakukan oleh penulis, presentase tayangan informasi sebanyak 51,5 % yang terdiri dari straight news sebanyak 15.15% soft news (magazine, talkshow, dokumenter) sebanyak 36.36%. Program acara hiburan memiliki presentase sebanyak 48.48% yang terdiri dari acara musik sebanyak 24.24% serta pertunjukan dengan nilai sama yakni 24.24%. Sedangkan dari segi produksinya, 52 % merupakan in house production (program buatan Ratih TV sendiri), sedangkan 48% lainnya merupakan hasil kerjasama. Selain produksi sendiri, pihak Ratih TV juga menjalin kerjasama dengan production house lain yakni, Antara, PH Bumi Hijau, dan Akindo.

Menyangkut kalkulasi program, seperti yang dijelaskan oleh Pringle, Star, dan MC Cavit (dalam Morrisan, 2013: 335) pada stasiun televisi swasta kalkulasi pembelian program dilakukan sangat rinci, yang berhubungan dengan penghitungan jumlah waktu iklan yang ditawarkan, harga jual rata-rata iklan pada saat program ditayangkan, dan presentase spot iklan yang bisa terjual. Hal yang berbeda terjadi pada Ratih TV, sehubungan dengan status Ratih TV sebagai lembaga penyiaran publik lokal, Ratih TV tidak berorientasi kepada pendapatan iklan, namun kepada penyebaran informasi dari pemerintah kepada masyarakat.

c. Eksekusi & Strategi Penayangan Program pada Ratih TV Kebumen Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan (Morrisan, 2013: 342). Terdapat dua hal penting dalam proses ini yakni pembagian waktu siaran dan strategi penayangan. Secara demografis, sasaran utama Ratih TV adalah dari kalangan dewasa karena sebagian besar acara yang disajikan berisi pengentahuan yang bersifat umum. Meskipun demikian, Ratih TV tetap menyajikan program yang diperuntukkan untuk anak-anak dan remaja.

(15)

akibat faktor geografis seperti tertutupnya wilayah perumahan oleh pegunungan dan perbukitan. Disisi lain, terjangkaunya wilayah kabupaten-kabupaten yang ada disekitar Kebumen, di sisi lain dapat meningkatkan peluang kerjasama antar pemerintah daerah.

d. Pengawasan Dan Evaluasi terhadap program Ratih TV

Pengawasan dan evaluasi program merupakan tahapan untuk melihat apakah program yang ditayangkan sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak (Morrisan 2013: 354).

Sistem evaluasi terhadap program Ratih TV dilaksanakan pada Rapat evaluasi yang diadakan sekitar dua minggu sekali pada hari Senin. Pada kegiatan rapat evaluasi (meeting) dilakukan pembahasan mengenai apa saja yang menjadi kendala pada proses produksi program, kekurangan dan kelebihan program, serta bagaimana kebelangsungan program dimasa yang akan datang yang didasarkan kepada kesanggupan kru, keadaan keuangan serta tanggapan dari masyarakat menyangkut bagaimana program Ratih TV dapat diterima oleh audiens yang menjadi sasarannya.

Programmer pada Ratih TV memperoleh dan menghimpun jumlah tanggapan masyarakat yang masuk melalui pesan singkat (SMS) serta jumlah phone live pada saat program berlangsung, dan menampung aspirasi secara personal dari masyarakat mengenai program acara Ratih TV dan belum pernah melakukan survei secara khusus kepada masyarakat di Kabupaten Kebumen.

Survei terhadap pemirsa menjadi kegiatan yang penting dalam rangka mengembangkan program yang sedang menjadi selera masyarakat dengan harapan mampu memperoleh rating kepemirsaan yang tinggi demi menarik para pemasang iklan. Selain dalam hal program, survei coverage area juga dilakukan oleh lembaga-lembaga televisi guna meng-cover titik-titik area blank spot supaya audiens yang menjadi sasaran mampu terpenuhi. Kritik dan saran dari audiens harus memeproleh perhatian khusus pengelola siaran, sebab jika rasa puas mereka tidak terpenuhi maka akan berubah menjadi antipati (Wahyudi, 1994: 99).

(16)

kegitan manajemen penyiaran pada Ratih TV Dapat digambarkan sebagai berikut:

Input merupakan bahan baku dasar yang akan diolah menjadi acara siaran adalah informasi (Wahyudi, 1994:46).Unsur-unsur penting yang digunakan Ratih TV sebagai landasan operasional, mengacu kepada undang-undang yang telah ditetapkan pemerintah.

Pada kegiatan transformation process, unsur sumber daya manusia, ditinjau dari kegiatan Pengorganisasian sebagian besar pengelola berstatus PNS pada Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Kebumen serta rekruitmen tenaga freelance. Akan tetapi, dalam hal ini, pihak manajemen Ratih TV mengalami kekurangan pegawai.

Gambaran Proses Input-Output Manajemen Penyiaran pada Ratih TV

Output atau produk keluaran Ratih TV sebagai sebuah lembaga penyiaran didominasi oleh program-program informasi Proses feedback/ arus balik pada sebuah lembaga penyiaran telah dilakukan oleh Ratih TV namun masih dengan cara yang konvensional yakni melalui jumlah penerimaan SMS, telepon, dan secara personal serta pertimbangan pihak manajemen.

Kesimpulan

1. Kegiatan Manajemen Penyiaran

(17)

khususnya pada proses penetapan anggaran, dibutuhkan koordinasi dengan Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Kebumen sebagai lembaga yang menanungi Ratih TV dalam struktur pemerintahan di Kabupaten Kebumen. Setiap rencana anggaran yang telah di programkan akan diproses dan dilanjutkan oleh Bagian Humas dan Protokol kepada DPRD Kabupaten Kebumen untuk memperoleh anggaran APBD yang selanjutnya akan dipergunakan sebagai biaya operasional Ratih TV.

Kegiatan perencanaan, khususnya anggaran juga berhubungan langsung dengan kegiatan pengorganisasian yaitu pada bagian pengadaan sumber daya manusia dan sumber daya peralatan yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan operasional dan produksi Ratih TV.

Sumber daya manusia (kru) Ratih TV terdiri dari tenaga tidak tetap dan PNS yang secara strukural dalam kepemerintahan merupakan pegawai negeri sipil yang ada pada Bagian Humas dan Protokol Pemeritah Daerah Kabupaten Kebumen. Ratih TV juga bekerjasama dengan isntansi pendidikan dengan jalan mengadakan program magang dan On The Job Training bagi para pelajar dan mahasiswa. Melalui kegiatan pengorganisasian pada sumber daya manusia, salah satu tujuan Ratih TV sebagai media penyiaran yakni tujuan personal yang menggambarkan adanya usaha selain untuk mendapatkan penghasilan, individu yang bekerja pada Ratih TV juga bertujuan untuk mendapatkan pengalaman, keahlian.

Pengambilan keputusan terbesar dalam Ratih TV berada tangan para dewan dewan direksi, sedangkan tanggungjawab terbesar dalam kegiatan pemberian pengarahan dan pengaruh secara fungsional dijabat oleh direktur umum yang merupakan pejabat struktural Bagian Humas dan Protokol. Walau demikian, komunikasi dan relasi yang terjalin antara kru Ratih TV berlangsung akrab dan terbuka baik dalam situasi formal maupun informal. Selanjutnya kegiatan manajemen penyiaran yang dijalankan pada Ratih TV diakhiri dengan kegiatan evaluasi bersama jajaran pengelola Ratih TV Kebumen yang meliputi kendala teknis, siaran, dan pemasaran.

2. Kegiatan Manajemen Pemrograman

(18)

tercantum pada Perda Nomor 11 Tahun 2009 pasal 4 yakni untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan, media komunikasi timbal balik antara Pemerintah dan masyarakat, media informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat bagi masyarakat, dan pelestarian budaya daerah.

Kempat tujuan Ratih TV sebagai sebuah lembaga penyiaran secara khusus diimplementasikan kedalam 3 program unggulan Ratih TV yakni Selamat Sore Kebumen, Berita Kebumen, dan Pasar Reboan. Melalui ketiga acara tersebut, Ratih TV berperan sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat dengan jalan Ratih TV melaporkan kegiatan pemerintah kepada masyarakat untuk mendapatkan dan mempelajari tanggapan/feedback untuk mewujudkan tata pemerintahan lokal yang baik (good local government). Tema-tema pemberitaan dan acara pada Ratih TV akan berganti seiring isu-isu dan permasalahan yang menjadi prioritas dalam pemerintahan atau masyarakat telah diselesaikan.

Secara keseluruhan, terdapat 33 program siaran pada Ratih TV Kebumen yang terdiri dari 18 program acara merupakan program produksi sendiri, dan 15 lainnya merupkan program kerjasama dengan production house diluar Ratih TV. Kerjasama didasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2009 pasal ke 39 tentang Isi Siaran. Produksi program Ratih TV tidak berorientasi kepada keuntungan iklan (komersil), namun kepada penyebaran informasi dari pemerintah kepada masyarakat. Dalam hal ini terlihat bahwa Ratih TV lebih mengedepankan tujuan pelayanan yang menyangkut peranan Ratih TV ditengah-tengah masyarakat dari pada tujuan ekonomi yang lebih mengedepankan pendapatan iklan dan rating.

Program yang telah direncanakan dan diproduksi kemudian ditayangkan pada waktu yang telah ditentukan menurut ketersediaan audiens. Sejak peratama kali mengudara di tahun 2003, Ratih TV telah mengalami beberapa kali perubahan jam siar, hal tersebut merupakan strategi dari pihak manajemen Ratih TV supaya waktu siaran yang hanya tujuh jam dalam dapat lebih efektif dan efisien.

(19)

memproduksi program. Evaluasi didasarkan kepada jumlah penerimaan SMS dan phone live, serta pendapat-pendapat yang disampaikan secara personal kepada pihak pengelola, Ratih TV.

Temuan lain dalam penelitian ini yakni dalam hal penetapan biaya anggaran, proses penetapan anggaran harus melalui waktu dan proses birokrasi yang panjang dengan persetujuan pemerintah melalui DPRD, mengingat Ratih TV adalah televisi milik pemerintah daerah yang pembiayaannya ditopang melalui APBD Kabupaten Kebumen. Jumlah penetapan angaran yang kurang sesuai dengan kebutuhan inilah yang menjadi salah satu penyebab terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber daya, baik sumber daya manusia maupun peralatan dan perlengkapan, yang selanjutnya berdampak pada kurang maksimalnya pengelolaan Ratih TV terutama pada kegiatan produksi. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perkembangan Ratih TV sebagai LPPL bergantung pada kebijakan pemerintah.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang dilakukan oleh penulis, maka penulis memberikan saran-saran sebagai bahan masukan bagi Ratih TV. Pertama, diperlukan adanya penambahan jumlah perlengkapan dan peralatan serta penambahan karyawan Ratih TV (baik PNS maupun freelance) dengan kualifikasi yang sesuai pada bidang penyiaran.

Kedua, mengadakan peninjauan bersama anggota dewan mengenai tujuan dan kebutuhan Ratih TV sebagai LPPL di Kabupaten Kebumen sehingga apa yang dibutuhkan oleh Ratih TV dapat tercover dengan baik. Pemerintah juga dapat megadakan kerjasama dengan beberapa kabupaten di sekitar Kabupaten Kebumen yang dapat menangkap siaran Ratih TV guna pengembangan siaran Ratih TV.

(20)

dalam mengelola Ratih TV. Hal ini dapat ditempuh dengan mengadakan kegiatan Focus Grup Discussion atau penggunaan angket.

Keempat, pengelola Ratih TV dapat melibatkan lebih banyak komunitas-komunitas yang dapat dilibatkan secara sukarela (tanpa honor) dari berbagai unsur masyarakat Kabupaten Kebumen dalam proses produksi sebuah acara guna menekan biaya produksi.

Daftar Pustaka

AsiaWaves. (30 Juli 2015). National Television Networks in Indonesia. Diakses melalui http://www.asiawaves.net/indonesia-tv.htm pada 15 Maret 2015.

Darwanto. 2011. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fedler, Fred. 1978. An Introduce To The Mass Media. USA: Harcourt Brace Jovanovich.

Frey, Daniel David and Powers, Benjamin.2012. Designing Design Squad: Developing and Assessing a Children’s Television Program about Engineering,"Journal of Pre-College Engineering Education Research (J-PEER):Vol.2:Iss.1, Article2. (Diakses melalui http: //dx.doi.org/ 10.5703/ 1288284314651 pada 10 Januari 2016).

Jacobs, Laura & Hooghe, Marc. 2014. Public Television and Anti-immigrant Sentiments in Europe: A Multilevel Analysis of Patterns in Television Consumption. At European Societies’ Conference , Brussels, 23 May 2014. (Diakses melalui https://lirias.kuleuven.be/bitstream/ 123456789/454574/1Public+TV+and+AntiImmigrant+Sentiments_Mig rationConference_23052014.pdf pada pada 10 Januari 2016).

Jatengprov.go.id. (10 Juni 2014). Ratih TV Peroleh Anugerah Penyiaran KPID 2014. Diakses melalui http : //www.jatengprov.go.id/id/ newsroom/ratih-tv-peroleh-anugerah-penyiaran-kpid-2014 pada 15 Maret 2015.

KPID Provinsi Jawa Tengah. (4 August 2015 ). Malam Anugerah Penyiaran Jawa Tengah 2015. Diakses melalui http:

//kpid.jatengprov.go.id/ articles/pages/ malam-anugerah-penyiaran-jawa-tengah-2015?article_id=131 pada 18 Mei 2016.

Maulana, Ilham Fariq. 2014. Kegiatan Public Relations Pada Departemen Komunikasi Bank Indonesia Jakarta. Laporan Kuliah Kerja Komunikasi. Surakarta. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Morrisan, 2013. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi. Cetakan keempat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Nielsen. (22 Mei 2015). Nielsen: Konsumsi Media Lebih Tinggi Di Luar

Jawa. Press Room. Diakses melalui

(21)

Nurrudin. 2006. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Oemi, Abdurachman. 2001. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Perspektif Baru. (30 Juni 2014). Jimmy Silalahi: TV Lokal Harapan Masa Depan. Diakses melalui http://www.perspektifbaru.com/rss.xml pada 15 Maret 2015

Pringle dkk, Peter. 1991. Electronic Media Management. Fourth Edition. Boston-London: Focal Press.

Ruslan, Roesady. 2007. Manajemen Public Relation Dan Media Komunikasi; Konsepsi Dan Aplikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sinar Batam. (22 Mei 2015). Pansus LPPL TV Kepri Lihat Ratih TV.

Diakses melalui http://www.sinarbatam.com/pansus-lppl-tv-kepri-lihat-ratih-tv/feed/ pada 20 Mei 2015.

Sudibyo, Agus. 2004. Ekonomi Politik Media Penyiaran. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara.

Sugihartono, Ranang Agung. 2009. Televisi Lokal sebagai Medium Pencitraan Lokalitas Daerah. Surakarta: Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI.

Wahyudi, J.B. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Batang pisang besar dan media tanam arang sekam memberikan pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi.

BUKU KE­EMPAT BIDANG KESEDJAHTERAAN, PEMERINTAHAN DAN KEAMANAN/PERTAHANAN DJILID XII: POLA PENDJELASAN BIDANG PEMERINTAHAN DAN KEAMANAN/PERTAHANAN

Hasil yang berbeda dengan pernyataan 22, ada sebanyak 86% responden akan bertanya pada petugas apotek bila tidak jelas cara penggunaan obat tetes telinga dan bila dilihat

Permukiman nelayan adalah merupakan lingkungan tempat tinggal dengan sarana dan prasarana dasar yang sebagian besar penduduknya merupakan masyarakat yang memiliki pekerjaan

Dengan melihat Gambar 4.8, suhu tertinggi terjadi di Bulan Agustus yaitu sebesar 31,88°C pada bulan ini sedang terjadi musim timur, suhu menurun sampai menjelang

Rencanakan jumlah dan penempatan baut mutu tinggi pada sistem sambungan di atas agar hasilnya optimum dari sisi penggunaan bahan material, untuk itu kerjakan hal-hal berikut :..

Kecepatan pembakaran etanol yang dikayakan dengan LPG berada diantara kecepatan pembakaran LPG dan etanol, kecuali pada komposisi E95 dan E90 yang mempunyai kecepatan

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan akumulasi rugi fiskal yang belum digunakan, sepanjang besar