LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMA Negeri 1 Tugala Oyo
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Perilaku Sopan Santun Peserta Didik Melalui Layanan Bimbingan Klasikal
Penulis Indra Sinaga,S.Pd
Tanggal 31 Agustus 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah :
Peralihan pembelajaran dari PTM menjadi PJJ dan kembali ke PTM membuat para siswa semakin tidak memahami pentingnya bersikap sopan santun terhadap sesama.Peserta didik terbiasa dengan perilaku yang dilakukan di lingkungan tempat tinggalnya dan terbawa sampai ke lingkungan sekolah. Perilaku ini banyak ditemui pada peserta didik, terkhusus kelas XI. Kelas XI merupakan kelas yang secara psikologis mereka merasa tidak memiliki tuntutan apapun dalam menjalani pendidikan dibandingkan dengan kelas X yang masih beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan Kelas XII yang harus sudah fokus mempersiapkan diri setelah kelulusan. Remaja saat ini masih kurang dalam menjalankan nilai-nilai kesantunan dalam penggunaan bahasa komuniksai, sehigga siswa cenderung menggunakan bahasa yang kasar, tidak ramah, tidak bersahabat, terkesan angkuh atau sombong, memaksa, dan bahkan sampai mengejek. Ketidakpahaman cara bersikap siswa terhadap orang yang lebih dewasa dapat menyebabkan salah berperilaku dihadapan orang yang lebih dewasa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK dari SMK Negeri 1 Idanogawo Siswa bersikap kurang sopan santun dikarenkan siswa tersebut tidak mendapatkan pendidikan yang baik dari keluarga serta terpengaruh teman – teman sebayanya sehingga perbuatan dan perkataannya tidak sesuai dengan aturan. Ada juga siswa yang tidak sopan karena agar menunjukan kehebatan dirinya kepada teman – temannya.
Mengapa Praktik ini penting untuk dibagikan?
Praktik ini penting untuk dibagikan karena menurut saya dengan melakukan layanan bimbingan klasikal menggunakan pendekatan PBL (Problem Based Learning) teknik diskusi dan media pendukung diharapkan nantinya dapat meningkatkan perilaku sopan santun peserta didik dan dapat menjadi referensi bagi guru-guru BK yang memiliki permasalahan yang sama mengenai kurangnya
perilaku sopan santun siswa.
Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?
Peran saya dalam praktik ini adalah sebagai fasilitator dan guru BK bagi peserta didik serta bertanggung jawab dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang pentingnya perilaku sopan santun dalam kehidupan sehari- hari dan memberikan pemahaman bagaimana cara bersikap sopan santun terhadap sesama (teman, guru, orang tua dan lain – lain)
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?
Setelah dilakukan identifikasi masalah dengan metode refleksi diri, maka yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut adalah :
1. Waktu pemberian layanan yang tergolong singkat yaitu 45 menit namun harus mencapai tujuan dari pemberian layanan.
2. Kesulitan Mengontrol kelas agar siswa hanya fokus kepada proses pemberian layanan.
3. Media yang digunakan masih media dari karya inovasi orang lain.
4. Kondisi lingkungan yang tidak memadai untuk dilakukan pemberian layanan dengan metode daring dikarenakan siswa kesulitan mendapatkan jaringan.
5. Tidak semua siswa memiliki gawai/perangkat yang mendukung untuk mengikuti layanan bimbingan klasikal.
6. Pemilihan model pendekatan dan teknik layanan.
Siapa saja yang terlibat?
Dalam pemberian layanan bimbingan klasikal ini orang – orang yang terlibat diantaranya Kepala sekolah, Guru BK, peserta didik kelas XI, Dosen pembimbing dan Guru Pamong serta teman – teman PPG dalam jabatan tahun 2022.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut? Dan Strategi apa yang digunakan?
Tantangan di atas harus segara diselesaikan dengan baik oleh seorang guru profesional, yaitu diantaranya :
1. Berkaitan dengan waktu layanan. Dalam pemberian layanan seorang guru BK harus mampu mencari teknik untuk dapat memanfaatkan waktu yang singkat agar tujuan dari layanan dapat dicapai. Cara yang dapat dilakukan diantaranya yaitu berlatih memaparkan materi, memilah materi yang harus dibahas secara mendalam dan singkat, memilih alternatif lain untuk menyampaikan materi dengan metode lain seperti pemberian foto-foto ilustrasi.
2. Penguasaan kelas daring. Seorang guru BK harus mampu memahami kondisi psikologis siswa dalam
mengikuti layanan seperti jika siswa sudah mulai memberikan tanda-tanda kebosanan maka seorang guru harus mampu memberikan ice breaking yang dapat meningkatkan konsentrasi dan semangat peserta didik.
3. Berkaitan dengan media. Guru BK bisa menggunakan media konkret yang ada disekitar sekolah sehingga peserta didik bisa lebih mengenal media yang ada, selain itu penggunaan media pembelajaran bisa dikombinasikan dengan penggunaan TPACK sehingga siswa peserta didik lebih mudah memahami materi ajar yang disampaikan. Kali ini menggunakan media pembelajaran melalui video pembelajaran serta PPT yang menarik.
4. Berkaitan dengan kepemilikan gawai dan susahnya mendapat signal. Guru mengatur waktu agar peserta didik dapat mencari lokasi yang memiliki signal yang kuat agar proses pemberian layanan dapat berjalan dengan lancar dan untuk peserta didik yang tidak memiliki gawai boleh saling berbagi misalnya 1 gawai dapat diisi oleh 2 orang peserta didik.
5. Berkaitan dengan Model pembelajaran. Guru juga diyakini sudah hapal dengan sintak dari model pembelajaran yang akan dipilihnya dari mulai tahap awal sampai ke tahap akhir yang dituangkan dalam kegiatan
pembuka, inti dan penutup. Dalam pembelajaran guru menggunakan model problem based learning yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik
dalam berkomunikasi,
berkolaborasi dan berpikir kritis sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan da penuh tantangan bagi peserta didik dan pembelajaran mengarah pada student centre.
Bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat?
Proses dalam pemberian layanan bimbingan klasikal (daring) yaitu untuk pertama sekali guru BK mempersiapkan materi layanan dalam bentuk PPT, video inspiratif dan link google meet. Berikutnya guru BK membentuk sebuah WAG untuk memudahkan berkomunikasi dengan peserta didik kelas XI, menyepakati waktu pelayanan, memberikan link Google meet kedalam group dan meminta peserta didik untuk bergabung ke dalam room. Namun sebelumnya, guru BK memberikan pelatihan dalam menggunakan google meet kepada peserta didik mengingat mereka belum pernah menggunakannya. Sehingga proses pemberian layanan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dalam pemberian layanan ini yang terlibat diantaranya peserta
didik dan Guru BK.
Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini ialah diantaranya memastikan setiap peserta didik memiliki gawai atau setiap peserta didik sudah mengetahui akan berbagi gawai dengan temannya serta memastikan setiap gawai sudah memiliki paket internet dan gawai berisi baterai penuh untuk menghindari jika terjadi pemadaman listrik serta memastikan peserta didik akan berada ditempat yang memiliki signal yang kuat. Selain hal teknis guru bk juga memerlukan sumber daya lainnya seperti dukungan dari kepala sekolah.sedangkan untuk sumber materi didapat dari berbagai jurnal terakreditasi yang sudah dirangkum oleh guru BK dalam materi layanan yang dituangkan dalam bentuk powepoint serta media pendukung berupa video pembelajaran yang dikutip dari https://youtu.be/uw9psAqdP9U
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa
pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Bagaimana dampak dari aksi Langkah-langkah yang dilakukan?
Dampak dari aksi langkah-langkah yang dilakukan yaitu kegiatan layanan bimbingan klasikal berjalan dengan lancar, fokus siswa semakin terarah kepada pemberian layanan dan peserta didik bersemangat dalam mengikuti layanan.
Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa?
Hasil yang didapat dari pelakasanaan layanan bimbingan klasikal dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sangatlah efektif terlihat para peserta didik sangat antusias dalam mengikuti layanan dan peserta didik merasa puas dengan layanan yang diberikan oleh guru BK. Hal ini dapat terlihat dari hasil lembar evaluasi hasil. Serta peserta didik semakin memahami pentingnya perilaku sopan santun yang terlihat dari lembar kerja peserta didik (LKPD) yang dikerjakan setelah pemberian layanan dan peserta didik berniat untuk melakukan perubahan dalam dirinya untuk mejadi orang yang lebih mengutamakan sopan santun.
Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?
Respon yang diberikan pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah sangat mengapresiasi atas pemberian layanan yang diberikan guru BK kepada siswa untuk memberikan pemahaman dan peningkatan sikap sopan santun melalui daring serta Guru BK meningkatkan kualitas kemampuan siswa dan guru dalam memberikan metode dan media pembelajaran. Yang menjadi faktor keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam hal ini terlihat dari antusias siswa
dalam pembelajaran dan pemahaman siswa atas materi yang disampaikan oleh guru BK.
Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut?
Dengan menggunakan model Problem Based Learning, peserta didik lebih termotivasi daripada menggunakan model pembelajaran konvensional terlihat dari indikator keaktifan peserta didik naik dari sebelum menggunakan model Problem Based Learning (PBL).