• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KETERKAITAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "POLA KETERKAITAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR – PW 1381

POLA KETERKAITAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA

JUNTIPUL MEXBALL LINNEKER TANGKETASIK NRP 3605 100 061

Dosen Pembimbing

Ir. Putu Rudy Setiawan MSc.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2009

(2)

i   

 

TUGAS AKHIR – PW 1381

POLA KETERKAITAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA

DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA

JUNTIPUL MEXBALL LINNEKER TANGKETASIK 3605 100 061

Dosen Pembimbing

Ir. PUTU RUDY SETIAWAN, MSc

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2009Surabaya 2

(3)

ii   

FINAL PROJECT – PW 1381

ECONOMY CONNECTION PATTERN OF

REGENCY/TOWN IN SOUTH EAST SULAWESI

JUNTIPUL MEXBALL LINNEKER TANGKETASIK 3605 100 061

Advisor

Ir. PUTU RUDY SETIAWAN, MSc

DEPARTMENT OF URBAN AND REGIONAL PLANNING Faculty Of Civil Engineering And Planning

Sepuluh Nopember Institute Of Technology Surabaya 2009Surabaya

(4)

iii

POLA KETERKAITAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota

pada

Program Studi Perencanan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Oleh :

JUNTIPUL MEXBALL LINNEKER TANGKETASIK NRP. 3605 100 061

Disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir :

Ir. Putu Rudy Setiawan MSc.

NIP. 131 842 495

SURABAYA, AGUSTUS 2009

(5)

 

iv   

(6)

   

POLA KETERKAITAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA

Nama Mahasiswa : Juntipul Mexball Linneker Tangketasik

NRP : 3605 100 061

Jurusan : Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP – ITS

Dosen Pembimbing : Ir. Putu Rudy Setiawan MSc.

Abstrak

Konsep pengembangan wilayah memegang peranan penting dalam menentukan perkembangan suatu wilayah termasuk terkait perkembangan ekonomi suatu wilayah. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang baik diperlukan pengembangan potensi yang dimiliki wilayah secara optimal. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan memetakan sektor unggulan wilayah serta menekankan pada adanya hubungan kerjasama kabupaten/kota yang ada di wilayah tersebut. Pendekatan pengembangan ekonomi wilayah di Propinsi Sulawesi Tenggara belum memanfaatkan potensi setiap kabupaten/kota secara optimal sehingga tercipta pembangunan yang tidak merata di wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu diperlukan pendekatan yang baru yang lebih menekankan adanya kerjasama antar kabupaten/kota yang diharapkan akan membawa dampak bahwa pembangunan tidak terkonsentrasi pada kabupaten/kota tertentu saja.

Sebelum merumuskan suatu kerjasama antardaerah diperlukan adanya penentuan potensi dan hubungan ekonomi antardaerah agar dapat dipetakan suatu kerjasama yang optimal. Oleh karena itu diperlukan adanya pemetaan pola keterkaitan ekonomi antar kabupaten/kota sebagai dasar penentuan kerjasama ekonomi.

Pemetaan potensi sektor unggulan yang ada di setiap kabupaten/kota dilakukan dengan metode location quotient dan metode shift-share. Metode LQ dan SS digunakan untuk menentukan sektor unggulan yang ada disetiap kabupaten/kota. Sedangkan untuk memetakan keterkaitan ekonomi antar kabupaten/kota digunakan metode analisa input-output. Keterkaitan ekonomi yang dipetakan dalam penelitian ini adalah keterkaitan sektor-sektor ekonomi yang tergolong sektor unggulan pada masing-masing kabupaten/kota. Data

(7)

 

vi   

pendukung lainnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ketersediaan infrastruktur. Data ketersediaan infrastruktur ini digunakan untuk menilai kelayakan hubungan keterkaitan ekonomi antar kabupaten/kota terkait aspek aksesibilitas.

Keterkaitan ekonomi yang ada di Propinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan bahwa hampir semua kabupaten/kota memiliki keterkaitan ekonomi dengan kabupaten/kota lainnya. Keterkaitan ekonomi yang terbentuk menciptakan suatu pola keterkaitan. Dan pola keterkaitan ekonomi yang terbentuk didasarkan pada pembagian sektor utama (primer-sekunder-tersier). Pola yang terbentuk dapat dikelompokkan menjadi dua pola keterkaitan, yaitu pola keterkaitan berdasarkan sektor primer-sekunder-tersier dan pola sektor sekunder-tersier.

Kata Kunci : sektor unggulan, pola keterkaitan sektor ekonomi

(8)

   

vii 

ECONOMY CONNECTION PATTERN OF REGENCY/TOWN IN SOUTH EAST SULAWESI

Nama Mahasiswa : Juntipul Mexball Linneker Tangketasik

NRP : 3605 100 061

Department : Urban and Regional Planning

Faculty of Civil Engineering and Planning - ITS Advisor : Ir. Putu Rudy Setiawan MSc.

Abstract

The concept of developing of area holds significant function in determining development of one area included economy development.

To reach a good economy growth, it needs developing of potential that has by the area optimally. One approximation is by mapping superior sector and emphasize in cooperation relationship within regency/town in that area. Approximation of developing economy in South East Sulawesi hasn’t taken advantages in every regency/town optimally so it didn’t create development spread evenly in South East Sulawesi.

Therefore, it needs a new approximation that more emphasize in cooperation within the regency/town which is expected will give impact that development isn’t concentrated in certain area. Before formulate a cooperation inter-area, it needs to determine potential and economy relationship between those areas in order to create potential cooperation. Therefore, it needs mapping pattern of economy connection inter-area as a basic of determining economy cooperation.

Potential mapping of superior connection in every regency/town is done by location quotient method and shift-share method. LQ and SS method is used to determine superior sector in every regency/town. While, input-output analysis method is used to map economy connection within regency/town. Economy connection which is mapped in this research is economy connection sectors that classified as superior sector in each regency/town. Other supported data that used in this research is availableness infrastructure data. This data is used to estimate the value of proper economy connection relationship within regency/town which is connected with accessibility aspect.

Economy connection in South East Sulawesi indicates that almost all of the regency/town has economy connection with others. It creates a connection pattern. And this economy connection pattern is

(9)

 

viii   

based on distribution of main sector (primary-secondary-tertiary). This pattern can be classified in two connections, which are connection pattern based on primary-secondary-tertiary sector and secondary- tertiary sector.

Keywords: superior sector, economy connection pattern of regency/town

(10)

   

ix 

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan kasih, berkat dan anugerah -Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan judul “Pola Keterkaitan Ekonomi Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara” ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan pernah selesai tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Papa dan Mama serta Keluarga Tercinta yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan doa.

2. Bapak Ir. Putu Rudy Setiawan, Msc selaku Dosen Pembimbing yang tidak pernah lelah membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Ir. Sardjito MT, Bapak Dr. Ing. Ir. Haryo Sulistyarso, dan Bapak Ir. Agus Dwi Wicaksono Lic. Rer.

Reg, Bapak Ardy Maulidy Navastara ST. MT dan Bapak Cahyono Susetyo ST, MSc selaku Dosen Pembahas dan Penguji yang telah memberikan banyak masukan dalam sidang preview, sidang pembahasan dan sidang akhir.

4. Bapak Ir. Eko Budi Santoso, Lic. Rer. Reg dan Bapak Putu Gde Ariastita, ST, MT yang memberikan banyak masukan kepada penulis terkait penyelesaian tugas akhir.

5. Bapak/Ibu dosen Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota ITS atas segala ilmu yang telah diajarkan pada penulis.

6. Seluruh mahasiswa PWK ITS, khususnya teman-teman angkatan 2005 atas kebersamaannya selama ini.

7. Keluarga Besar “kontrakan 36” (Achmad Syafi’i, Farry Adistyo, Mahmud Rizal, Waskitho Hendrawan, Ramadhan Adi), sebagai keluarga kecil yang selalu hidup saling menopang (huuahaha)

8. Rie yang selalu memberikan ‘spirit’ dan doa (odoob...hehehe ☺)

(11)

 

x   

9. Rani Marselia yang membantu dalam proses penyelesaian laporan tugas akhir ini (tengkyu2 y ran..hehe)

10. Teman-teman KMST yang selalu memberikan dukungan dan doa.

11. Seluruh karyawan Tata Usaha, terutama Ibu Ika, Pak Dody, Pak Budi, Ibu Erna, Mas Ipul atas dukungannya dalam urusan administrasi (hehehehe...)

12. Serta berbagai pihak yang telah banyak membantu, yang tidak bisa disebutkan satu per satu (tengkyu ya smuanya...)

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih meiliki kekurangan. Oleh karena itu, masukan dan saran sudah sepatutnya diterima oleh penulis atas laporan tugas akhir ini.

Surabaya, Agustus 2009

Penulis

(12)

   

xi  DAFTAR ISI

Judul... i

Lembar Pengesahan... iii

Abstrak... v

Kata Pengantar... ix

Daftar Isi... xi

Daftar Tabel... xiii

Daftar Gambar... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan dan Sasaran... 7

1.4 Lingkup Penelitian... 8

1.4.1 Lingkup Wilayah... 8

1.4.2 Lingkup Materi... 11

1.4.3 Lingkup Substansi... 11

1.5 Manfaat Penelitian... 11

1.6 Kerangka Pemikiran... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 15

2.1 Pengertian Wilayah... 15

2.2 Faktor-Faktor Penyebab Ketimpangan Wilayah... 16

2.3 Pengembangan Wilayah... 19

2.3.1 Pendekatan dalam Pengembangan Wilayah... 19

2.3.2 Konsep Dasar Pengembangan Wilayah... 21

2.3.3 Konsep Penataan Ruang dalam Pengembangan Wilayah... 25

2.3.4 Petumbuhan Wilayah... 28

2.3.5 Pola Keterkaitan Spasial dalam Pengembangan Wilayah... 29

   2.3.6  Peran Infrastruktur dalam Pengembangan Wilayah... 32

(13)

 

xii   

   2.3.7 Infrastruktur dan Sumber Daya Alam sebagai Potensi

Wilayah... 33

2.4 Sintesa Tinjauan Pustaka... . 34

BAB III METODE PENELITIAN... 39

3.1 Pendekatan Penelitian... . 39

3.2 Jenis Penelitian... . 39

3.3 Variabel Penelitian... 40

3.4 Tahapan Penelitian... 41

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 45

3.6 Teknik Analisis Data... 45

3.6.1 Analisis Sektor Unggulan... 46

3.6.2 Analisis Keterkaitan Sektor Ekonomi Wilayah... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 57

4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian... 57

4.1.1 Demografi dan Sosial... 57

4.1.2 Ekonomi Wilayah... 60

4.1.3 Pergerakan Barang (Kegiatan) Antar Kabupaten/Kota... 63

4.1.4 Infrastruktur Transportasi... 64

4.2 Pembahasan... 73

4.2.1 Analisis Sektor Unggulan... 73

4.2.2 Analisis Keterkaitan Sektor Ekonomi Wilayah... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 153

5.1 Kesimpulan... 153

5.2 Rekomendasi... 155

Daftar Pustaka... 159

Lampiran A... 163

Lampiran B... 167

Lampiran C... 173

Biodata Penulis... 191

(14)

   

xiii 

DAFTAR TABEL  

Tabel 1.1 Perbandingan PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di

Propinsi Sulawesi Tenggara... 5

Tabel 2.1 Penjelasan Konsep Regional Network... 27

Tabel 2.2 Keterkaitan Utama dalam Pembangunan Ruang... 31

Tabel 3.1 Jenis Variabel dan Devinisi Variabel Penelitian... 41

Tabel 3.2 Urutan Analisa dalam Penelitian... 45

Tabel 3.3 Model Tabel I-O Sederhana... 51

Tabel 4.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Per Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara Per Kabupaten/Kota Tahun 2005-2007... 58

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk yang Bekerja Menurut Sektor Lapangan Usaha di Propinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2007... 59

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk dan Angkatan Kerja, Angkatan Kerja yang Bekerja serta Angkatan Kerja yang Mencari Pekerjaan di Propinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2005-2007... 60

Tabel 4.4 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah) Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2003-2007... 61

Tabel 4.5 PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Rupiah)Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2004-2007... 62

Tabel 4.6 Jumlah Bandar Udara, Tujuan, Status dan Fungsi di Propinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2007... 65

Tabel 4.7 Jumlah dan Klasifikasi Pelabuhan Laut di Propinsi Sulawesi Tenggara... 66

Tabel 4.8 Aktivitas Pelayaran dan Penyeberangan Antar Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 67

Tabel 4.9 Perkiraan Waktu Tempuh (jam) Perjalanan Antar Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 69

(15)

 

xiv   

Tabel 4.10 Sektor Unggulan Berdasarkan Analisa LQ Masing-Masing Kabupaten/Kota Pada Tahun 2004-

2007... 79

Tabel 4.11 Sektor Unggulan Berdasarkan Analisa Shift- Share Masing-Masing Kabupaten/Kota Tahun 2007 (Tahun awal 2003 & Tahun akhir 2007)... 84

Tabel 4.12 Pengelompokkan Sektor Berdasarkan Hasil Analisa LQ dan SS Masing-Masing Kabupaten/Kota Tahun 2007... 85

Tabel 4.13 Matriks Kebalikan (I-A)-1 Atas Dasar Harga Produsen Tahun 2006... 91

Tabel 4.14Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Tahun 2006... 93

Tabel 4.15Keterkaitan Sektor Ekonomi Wilayah... 101

Tabel 4.16Tinjauan Aksesibilitas Antar Kabupaten/Kota... 105

Tabel 4.17Hubungan Kerjasama Antarkabupaten/kota... 113  

(16)

   

xv 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Lokasi Propinsi Sulawesi Tenggara... 9 Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Penelitian... 13 Gambar 2.1 Keterkaitan Kota-Desa... 26 Gambar 2.2 Urutan Prioritas Pengembangan Infrastruktur.. 33 Gambar 2.3 Konseptualisasi Teoritik Pola Keterkaitan

Ekonomi Wilayah... 37 Gambar 3.1 Tahapan-Tahapan dalam Penelitian... 44 Gambar 4.1 Diagram Prosentase Jumlah Penduduk

Berdasarkan Mata Pencaharian... 59 Gambar 4.2 Peta Persebaran Infrastruktur Transportasi di

Propinsi Sulawesi Tenggara (Jaringan Jalan, Pelabuhan Laut dan Bandar Udara)... 71 Gambar 4.3 Persentase Keterkaitan Antar Sektor

Ekonomi... 103 Gambar 4.4 Peta Potensi Kabupaten/Kota di Propinsi

Sulawesi Tenggara... 107 Gambar 4.5 Peta Keterkaitan Ekonomi Setiap

Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 109

Gambar 4.6 Peta Pola Keterkaitan Ekonomi

Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 111 Gambar 4.7 Peta Pola Keterkaitan Ekonomi (Sektor

Pertanian) Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 127 Gambar 4.7 Peta Pola Keterkaitan Ekonomi (Sektor

Pertanian) Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 127 Gambar 4.8 Peta Pola Keterkaitan Ekonomi (Sektor

Pertambangan dan Penggalian) Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 129 Gambar 4.9 Peta Pola Keterkaitan Ekonomi (Sektor

Industri Pengolahan) Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 131

(17)

 

xvi   

Gambar 4.10 Peta Pola Keterkaitan Ekonomi (Sektor Listrik, Gas dan Air) Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 133 Gambar 4.11 Peta Pola Keterkaitan Ekonomi (Sektor

Konstruksi) Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 135 Gambar 4.12 Peta Pola Keterkaitan Ekonomi (Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran) Kabupaten/Kota di

Propinsi Sulawesi Tenggara... 137 Gambar 4.13 Peta Pola Keterkaitan Ekonomi (Sektor

Angkutan dan Komunikasi) Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 139 Gambar 4.14 Peta Pola Keterkaitan Ekonomi (Sektor

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan) Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 141 Gambar 4.15 Peta Pola Keterkaitan Ekonomi (Sektor Jasa-

Jasa) Kabupaten/Kota di Propinsi Sulawesi Tenggara... 143 Gambar 4.16 Peta Pola Keterkaitan Ekonomi Berdasarkan

Kelompok Sektor Setiap Kabupaten/Kota di Propinsi

Sulawesi Tenggara... 149

Referensi

Dokumen terkait

Iklan merupakan salah satu bentuk penyampaian informasi mengenai barang dan atau jasa dari pelaku usaha kepada konsumennya, maka dari itu iklan tersebut sangat penting

kandungan unsur hara yang diterima tanaman akan semakin tinggi pula, tetapi pemberian dosis pupuk yang berlebihan mengakibatkan tanaman akan layu dan

Tahapan prilaku bayi dalam melaksanakan Inisiasi Menyusu dini Jika bayi baru lahir segera dikeringkan dan diletakkan diperut ibu dengan kontak kulit ke kulit dan

Hasil penelitian: Faktor yang menyebabkan anak menjadi korban eksploitasi ekonomi sebagai pengemis oleh orang tua adalah kemiskinan, pendididkan, lingkungan sosial serta

Sehubungan dengan hal tersebut, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bali sebagai instansi Pemerintah dalam menyusun LAKIP sebagaimana diamanatkan dalam

Kendala yang dialami oleh SMK RSBI antara lain: (a) belum diperolehnya akreditasi dari sekolah mitra yang bertaraf internasional; (b) sekolah belum mampu membangun

 Mengambil permohonan Kerja Praktek - menunjukkan Kartu Mahasiswa Aktif  Memberitahukan kepada Dosen Pembimbing KP dengan permohonan KP  Memberitahukan lokasi KP

Kolom jenis kontaminasi menjelaskan mengenai apabila perusahaan tidak memenuhi persyaratan pada elemen CPPB- IRT yang diperiksa dan ada resiko kontaminasi kecil