• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mata Kuliah Semester I BAB II puisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Mata Kuliah Semester I BAB II puisi"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata - mata sebuah imitasi. Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya.

Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra adalah: Puisi, Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair, pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi.

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan

menggunakan bahasa yang padat, indah, dan kaya makna. Artinya ia dibentuk oleh kata-kata yang benar-benar terpilih, terseleksi, atau melalui sensor yang ketat. Puisi merupakan hasil ungkapan perasaan penyair yang dituangkan melalui kata-kata/bahasa yang sengaja dipilih penyair untuk mewakili perasaannya. puisi itu menyatakan sesuatu secara tak langsung, yaitu mengatakan sesuatu hal dengan arti yang lain.

Dari pengertian di atas, layaklah kalau pembaca sering mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan sebuah puisi. Sebab puisi adalah dunia kata-kata yang karakternya berbeda dibandingkan dengan karakter kata dalam tulisan-tulisan yang lain.Oleh sebab itu kami menyusun makalah ini yang berjudul “PUISI”,Yang membahas tentang pengertian,jenis,serta unsur-unsur puisi yang disertai dengan contoh-contohnya.

B. Rumusan Masalah

Yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini ialah : 1. Apa pengertian puisi ?

2. Apa saja ragam dan jenis-jenis puisi? 3. Apa saja unsur-unsur dalam puisi?

C. Tujuan

(2)

1. Menjelaskan pengertian puisi. 2. Menjelaskan ragam dan jenis puisi. 3. Menjelaskan unsur-unsur dalam puisi.

(3)

PUISI

A. PENGERTIAN PUISI

Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.

Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:6) mengumpulkan definisi puisi yang pada umumnya dikemukakan oleh para penyair romantik Inggris sebagai berikut.

1) Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.

2) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.

3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.

(4)

5) Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam.

Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran, namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa yang padat, indah, dan kaya makna. Artinya ia dibentuk oleh kata-kata yang benar-benar terpilih, terseleksi, atau melalui sensor yang ketat. Puisi merupakan hasil ungkapan perasaan penyair yang dituangkan melalui kata-kata/bahasa yang sengaja dipilih penyair untuk mewakili perasaannya. Dari pengertian di atas, layaklah kalau pembaca sering mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan sebuah puisi. Sebab puisi adalah dunia kata-kata yang karakternya berbeda dibandingkan dengan karakter kata dalam tulisan-tulisan yang lain.

B. RAGAM DAN JENIS PUISI

Puisi sebagai sebuah karya sastra,Menurut zamannya, secara umum terdiri atas dua macam. Pertama puisi lama, kedua puisi baru atau puisi modern.

1) Puisi lama.

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :

Jumlah kata dalam 1 baris. Jumlah baris dalam 1 bait. Persajakan (rima).

Banyak suku kata tiap baris. Irama.

a. Ciri-ciri puisi lama.

(5)

─ Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya ─ Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan

─ Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

b. Jenis-jenis puisi lama.

Yang termasuk puisi lama adalah : 1) Mantra.

Mantra adalah kata atau ucapan yang mengandung hikmah dan kekuatan gaib. Kekuatan mantra dianggap dapat menyembuhkan atau mendatangkan celaka. Mantra merupakan salah satu jenis puisi yang paling tua.

Keberadaan mantra dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat kepercayaan masyarakat setempat.

Ciri-ciri mantra antara lain :

a. Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde. b. Bersifat lisan, sakti atau magis

c. Adanya perulangan

d. Metafora merupakan unsur penting

e. Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius

f. Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.

2) Pantun.

Pantun merupakan sebuah puisi asli tanah Melayu yang sudah membudaya dan mengakar dalam kehidupan masyarakatnya sehari-hari.Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak,muda-mudi,agama/nasihat,teka-teki,dan jenaka.

Ciri – ciri pantun :

a. Setiap bait terdiri 4 baris b. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran c. Baris 3 dan 4 merupakan isi d. Bersajak a – b – a – b

(6)

f. Berasal dari Melayu (Indonesia) 3) Karmina (pantun kilat)

Karmina merupakan sebuah karya sastra berupa pantun yang sangat kilat. Artinya, puisi lama ini hanya terdiri atas satu bait atau dua baris.

Ciri-ciri Karmina, di antaranya sebagai berikut : a. Setiap bait terdiri dari 2 baris

b. Baris pertama merupakan sampiran c. Baris kedua merupakan isi

d. Bersajak a – a

e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata

f. Mengandung dua hal yang bertentangan, yaitu rayuan dan perintah 4) Seloka (pantun berkait)

Seloka adalah karya sastra yang berbentuk sebuah pantun berkait yang tidak akan cukup diungkapkan dengan satu bait saja karena pantun berkait ini merupakan jalinan atas beberapa bait.

Ciri-ciri seloka :

a. Di tulis memakai bentuk pantun atau sya’ir. b. Satu bait seloka terdiri atas 4 baris atau lebih. c. Memiliki lebih dari satu bait.

d. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.

e. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga

f. Dan seterusnya 5) Gurindam

Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris,semuanya merupakan isi dan menunjukan sebab akibat,bersajak a-a-a-a,dan berisi nasihat,Gurindam sebenarnya bukan berasal dari negeri sendiri, melainkan dari negeri India yang dibawa pasukan Tamil yang dahulu pernah singgah dan menetap di salah satu kepulauan Nusantara.

(7)

b. Baris pertama berisikan semacam soal, perjanjian atau masalah c. Baris kedua merupakan jawaban atau akibat dari perjanjian atau

masalah yang dibuat di baris pertama tadi.

d. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.

e. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst. f. Berasal dari Tamil (India)

6) Talibun

Talibun merupakan puisi lama berupa pantun yang memiliki cirri-ciri jumlah barisnya lebih dari empat, namun harus memiliki hitungan yang genap. Misalnya enam baris,delapan baris, dan seterusnya. Jika jumlah barisnya terdiri atas enam baris,maka tiga baris pertama harus berupa sampiran dan tiga baris berikutnya merupakan isi.

Jadi :

Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c. bila terdiri dari delapan baris , sajaknya a – b – c – d – a –b – c – d.

7) Syair

Syair termasuk puisi lama yang bentuknya lebih bebas daripada pantun. Kata syair berasal dari kata Arab syuur yang berarti perasaan.Seperti halnya gurindam,syair merupakan salah satu karya sastra yang bukan berasal dari tanah nusantara asli. Puisi lama ini merupakan sebuah karya sastra yang awalnya dibawa oleh bangsa Arab ke Nusantara saat era perkembangan agama Islam.

Syair dianggap orang Melayu sebagai buah kesastraan nenek moyang dan merupakan milik bangsa sendiri.Isi syair sebenarnya adalah sebuah nasehat atau cerita. oleh karena itu, berdasarkan isinya, syair dibedakan menjadi dongeng, syair kiasan/sindiran, syair hikayat, syair

kejadian/peristiwa, dan syair budi pekerti/agama. Ciri-ciri sya’ir :

a. Setiap bait terdiri dari 4 baris

b. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata c. Bersajak a-a-a-a

(8)

f. Isi sya’ir merupakan kisah atau cerita g. Berasal dari Arab

2) Puisi baru.

Puisi baru disebut juga puisi modern. Bentuk puisi baru lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris,suku kata maupun rima.. M e s k i p u n demikian, hakikat puisi masih tetap dipertahankan. Hakikat-hakikat puisi itu antara lain :

1 . S i f a t s e n i a t a u e s t e t i k a .

S e b u a h p u i s i h a r u s l a h i n d a h . U n s u r- u n s u r k e i n d a h a n d a l a m p u i s i m i s a l n ya r i m a , i r a m a , pilihan kata yang tepat, dan gaya bahasanya.

2. K e p a d a t a n

Puisi sangat padat makna atau pesan. Artinya, penulis hanya

mengemukakan inti masalahnya.Jadi, kata-kata perlu dipilih supaya mampu mengungkapkan gagasan yang sebenarnya.

3. E k s p r e s i t i d a k l a n g s u n g

Puisi banyak menggunakan kata kiasan. Bahasa kias adalah ucapan yang tidak langsung. Jadi dia harus berpikir untuk memilih kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya

a. Ciri-ciri Puisi Baru

─ Bentuknya rapi, simetris;

─ Mempunyai persajakan akhir (yang teratur);

─ Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain;

─ Sebagian besar puisi empat seuntai;

─ Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)

─ Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

b. Jenis-jenis puisi baru.

(9)

Balada adalah Sajak atau puisi yang berisikan cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau hanya khayalan penyairnya saja.Ciri-ciri balada yaitu terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai referen dalam bait-bait berikutnya.

2. Himne

Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernafaskan ketuhanan.

3. Ode

Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa,bangsa dan Negara,ataupun sesuatu yang di anggap mulia.Karena isinya itulah,ode disebut juga sebagai puji pujian.Ciri-cirinya adalah Persajakan ode tidak beraturan atau bebas. Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.

4. Epigram

Epigram adalah Sajak atau puisi yang berisi tentang ajaran-ajaran moral, nilai-nilai hidup yang baik dan benar, yang dilukiskan dengan ringkas. Terkadang ditulis dengan kata-kata atau kalimat-kalimat sindiran atau

kecaman pahit. Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.

5. Romance

(10)

damai dan tentram, cinta keadilan, cinta terhadap bangsa dan Negara juga cinta kepada Tuhan.

6. Elegi

Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.Sajak ini selalu mengungkapkan sesuatu yang menyayat hati,mendayu-dayu dan mengharu biru, mengungkapkan rasa duka nestapa atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.

7. Satire

Satire berasal dari bahasa latin (satura) yang berarti sindiran,kecaman yang tajam terhadap sesuatu fenomena. Satire merupakan puisi yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar dan tajam suatu kepincangan atau ketidakadilan yang ada dalam masyarakat. Puisi ini mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.

 Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain: 1. Distikon

Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).biasanya bersajak sama.

2. Terzina

Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai). Tarzina bersajak a-a-a; a-b-c; a-b-b;

3. Quatrin

Kuatrain adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).Kuatrin bersajak ab\ab, aa-aa, ab\ab atau aa\bb. Dipelopori di Malaysia oleh Mahsuri S.N.

4. Quint

Kuint adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai). Kuint bersajak a-a-a-a-a

5. Sektet

(11)

bebas menyatakan perasaannya tanpa menghiraukan persajakan atau rima bunyi.

6. Septime

Septime adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai). Sama halnya dengan sektet, persajakan septime tidak berurutan. 7. Oktaf/Stanza

Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai). Persajakan stanza tidak beraturan.

8. Soneta

Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda

diperkenalkan oleh Muhammad Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai ”Pelopor/Bapak Soneta Indonesia”. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris). Soneta adalah bentuk kesusasteraan Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance.

Ciri-ciri sonata : a. Terdiri atas 14 baris

b. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina c. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan

yang disebut octav.

d. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut sextet.

e. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam

f. Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam ocvtav , jadi sifatnya subyektif.

(12)

i. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata

j. Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d C. UNSUR-UNSUR PUISI.

Puisi pada prinsipnya dibangun seperti halnya cerpen, novel, drama dan roman yaitu atas dasar unsur intrinsik dan ekstrinsik. Agar lebih jelas mari kita lihat penjelasan berikut :.

1. Unsur instrinsik puisi.

Unsur intrinsik adalah unsur pembentuk puisi yang berasal dari dalam sastra itu sendiri,yang meliputi :

a. Tema

Tema/makna (sense) yaitu ide atau gagasan dasar atau pokok persoalan yang mendasari dalam sebuah puisi,yang menduduki tempat utama di dalam cerita.

Tema tersirat dalam keseluruhan isi puisi. Hanya ada satu tema dalam satu puisi, walaupun puisinya panjang

Contohnya : bencana alam, keindahan kehidupan, sosial, atau kegagalan hidup b. Rasa

Rasa (feeling), yaitu sikap atau suasana hati penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisi saat menciptakannya. Rasa disebut juga arti emosional. Misalnya : sedih, senang, marah, heran, gembira dll. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya

c. Nada

(13)

saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca,atau hanya bercerita dll.

d. Amanat

Amanat/tujuan/maksud(intention),yaitu pesan/nasehat yang ingin desampaikan pengarang kepada pembaca melalui sebuah puisi. Pesan-pesan tersebut biasanya dihadirkan dalam ungkapan yang tersembunyi.

Contoh amanat :

Mengharapkan pembaca marah. Benci

Menyenangi sesuatu Berontak pada sesuatu. e. Diksi

Diksi ( pilihan kata ) yaitu pemilihan kata untuk menyampaikan gagasan secara tepat,yang dapat menentukan nuansa makna,kekuatan daya sugesti, pengimajinasian atau ekspresi yang yang diungkapkan penyair.Kemampuan memilih dan menyusun kata amat penting bagi penyair. Sebab, pilihan dan susunan kaa yang tepat dapat menghasikan rangkaian bunyi yang merdu, makna yang dapat menimbulkan rasa estesis (keindahan), dan kepadatan bayangan yang dapat menimbulkan kesan mendalam. Misalnya,pemilihan dan

penyusunan kata seperti gelombang melambung tinggi,atau roda pedati berderak-derak,atau hilang terbang,atau meradang menerjang,atau hilang rasa,dsb.

Memilih kata yang tepat memang tidak mudah. Oleh karena itu, menulis puisi kadang-kadang tidak sekali jadi. Puisi yang sudah jadi pun kadang-kadang masih mengalami bongkar pasang kata sampai dirasakan pas oleh penyairnya

f. Tipografi

Tipografi (tata wajah) yaitu penataan letak letak kata-kata, baris-baris, serta bait-bait dalam sebuah puisi,hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf capital dan diakhiri dengan tanda titik.Sehingga menimbulkan aspek kekuatan makna dan ekspresi penyair. Tipografi dipandang penting agar tidak menggeser makna dari kata-kata dalam puisi

(14)

Citraan/daya bayang (Imajeri) ialah :suatu kata atau kelompok kata yang digunakan untuk menggunakan kembali kesan-kesan panca indera dalam jiwa kita.

Citraan merupakan gambaran angan yang muncul di benak pembaca puisi. Lebih lengkapnya,citraan adalah gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya.Wujud gambaran dalam angan itu adalah “sesuatu” yang dapat dilihat, dicium, diraba, dikecap, dan didengar (panca indera). Akan tetapi, “sesuatu” yang dapat dilihat, dicium, diraba, dikecap, dan didengarkan itu tidak benar-benar ada, hanya dalam angan-angan pembaca atau pendengar saja.

h. Kata-kata konkret

Kata-kata konkret adalah : kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi

pemakainya.Kata kongkret merupakan kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju” melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll, sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.

i. Gaya bahasa

Gaya bahasa, yaitu bahasa berkias yang dapat

menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.Gaya bahasa menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna.Gaya bahasa disebut juga majas. Adapun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi,

sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.

j. Ritme

Ritme atau irama adalah meninggi atau merendahnya nada mengeras-melembutnya tekanan, mempercepat atau melambatnya tempo.Ritme atau irama diartikan sebagai alunan yang terjadi karena pengulangan dan pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendek bunyi.

k. Rima

(15)

b a r i s , t e t a p i j u g a u n t u k k e s e l u r u h a n b a r i s , b a h k a n j u g a b a i t . P e r s a m a a n b u n yi ya n g dimaksudkan di sini adalah persamaan (pengulangan) bunyi yang memberikan kesan merdu, indah, dan dapat mendorong suasana yang dikehendaki oleh penyair dalam puisi.

R i m a b i s a b e r u p a :

a. p e n g u l a n g a n b u n yi - b u n yi k o n s o n a n d a r i k a t a - k a t a b e r u r u t a n (aliterasi),

b. persamaan bunyi vocal dalam deretan kata (asonansi), c. persamaan bunyi yang terdapat setiap akhir baris.

2. Unsur ekstrinsik puisi

Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membentuk karya sastra yang berasal dari luar karya sastra itu sendiri. Unsur ini meliputi unsur agama, ekonomi, budaya, politik, dan biografi penyair.

D. PUISI DAN PENGARANGNYA.

Ngarai Sianok (Karya : Rifai Ali)

Berat himpitan gunung Singgalang Atas daratan di bawahnya

Hinggah rengkah tak alang-alang Ngrai lebar dengan dalangnya

Bumi runtuh-runtuh juga

(16)

Debunya hirap dalam angkasa Derumnya lenyap di sawah luas

Dua penduduk dalam ngarai Mencangkul di ladang satu-satu Menyabit di sawah bersorak-sorak Ramai kerja sejak dahulu

Bumu runtuh-runtuh jua Mereka hidup bergiat terus Seperti si Anok dengan rumahnya Diam-diam mengalit terus

***

Bukan Beta Bijak Berperi (Karya : Rustam Efendi)

Bukan beta bijak berperi

Pandai menggubah madahan syair, Bukan beta budak negeri

Mesti menurut undangan mair

Saraf-saraf saya mungkiri Untai rangkaian seloka lama Beta buang beta singkiri Sebab laguku menurut sukma

Susah sungguh saya sampaikan Degup-degupan di dalam kalbu Lemah daun lagu dengungan Matnya digamat rasain waktu

Sering saya susah sesaat

Sebab mudahan tidak nak datang Sering saya sulit menekat

Sebab terkurung lukisan mamang

Bukan beta bijak berperi

Dapat melemah bingkaian pantun Bukan beta berbuat baru

(17)

Menyesal

(Karya : Ali Hasjmi.)

Pagiku hilang sudah melayang Hari mudaku sudah pergi Kini petang datang membayang Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi Beta lengah di masa muda Kini hidup meracun hati Miskin ilmu, miskin harta

Ah, apa guna kuselalkan Menyesal tua tia berguna Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan Atur barisan di pagi hari Menuju arah padang bakti

***

Indonesia Tumpah Darahku (Karya : Muhammad Yamin)

Duduk di pantai tanah yang permai Tempat gelombang pecah berderai Berbuih putih di pasir terderai Tampaklah pulau di lautan hijau Gunung gemunung bagus rupanya Ditimpah air mulia tampaknya Tumpah darahku Indonesia namanya

(18)

AKU

(Karya : Chairil Anwar)

Kalau sampai waktuku

Ku mau tak seorang kan merayu Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari

Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli Aku mau hidup seribu tahun lagi

***

MENUJU KE LAUT

( Karya : Sutan Takdir Alisyahbana)

Kami telah meninggalkan engkau, tasik yang tenang, tiada beriak, diteduhi gunung yang rimbun dari angin dan topan.

Sebab sekali kami terbangun dari mimpi yang nikmat

"Ombak ria berkejar-kejaran di gelanggang biru bertepi langit. Pasir rata berluang dikecup, tebing curam ditantang diserang, dalam bergurau bersama angin, dalam berlomba bersama mega".

Sejak itu jiwa gelisah, Selalu berjuang, tiada reda, Ketenangan lama rasa beku, gunung pelindung rasa pengalang Berontak hati hendak bebas,

(19)

Gemuruh berderu kami jatuh,

terhempas berderai mutiara bercahaya, Gegap gempita suara mengerang, dahsyat bahna suara menang. Keluh dan gelak silih berganti

pekik dan tempik sambut menyambut.

Tetapi betapa sukarnya jalan,

badan terhernpas, kepala tertumbuk, hati hancur, pikiran kusut,

namun kembali tiadalah ingin, keterangan lama tiada diratap.

Kami telah meninggalkan engkau, tasik yang tenang tiada beriak, diteduhi gunung yang rimbun dari angin dan topan.

Sebab sekali kami terbangun dari mimpi yang nikmat.

***

PUISI CINTA KAHLIL GIBRAN (Karya: Kahlil Gibran)

Cinta yang agung

Adalah ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya...

Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia... Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata "Aku turut berbahagia untukmu"

Apabila cinta tidak berhasil… bebaskan dirimu…

Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas lagi ...

Ingatlah…

bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya... tapi...

(20)

kamu tidak perlu mati bersamanya…

Orang terkuat

bukan mereka yang selalu menang...

melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh

***

Untuk Penjual Koran

(Sherly Malinton, Bunga Anggrek untuk Mama, Balai Pustaka, 1981)

Sahabat, apalah kau tak pernah lelah Seharian berdiri di jalan-jalan Dalam hujan dan debu

Dan asap-asap kendaraan? Suaramu menggugah

Orang yang serbaingin tahu “Ada berita apa hari ini?”

Seorang pengemis mati tertabrak! Mayatnya tergeletak

Di tengah keramaian lalu lintas kendaraan Berkat kau juga

Kegembiraan para petani Dalam memetik hasil panen

Terima kasih, sahabat, terima kasih

***

Senja di Pelabuhan Kecil (Karya Chairil Anwar)

Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan

(21)

sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

***

KANGEN

(Karya : W. S. Rendra)

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku menghadapi kemerdekaan tanpa cinta

kau tak akan mengerti segala lukaku kerna luka telah sembunyikan pisaunya. Membayangkan wajahmu adalah siksa.

Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan. Engkau telah menjadi racun bagi darahku. Apabila aku dalam kangen dan sepi

itulah berarti

aku tungku tanpa api. ***

KENANGAN DAN KESEPIAN (Karya : W. S. Rendra)

Rumah tua dan pagar batu. Langit di desa sawah dan bambu.

Berkenalan dengan sepi

pada kejemuan disandarkan dirinya. Jalanan berdebu tak berhati

lewat nasib menatapnya.

Cinta yang datang burung tak tergenggam. Batang baja waktu lengang dari belakang menikam.

(22)

Kenangan lama dan sepi yang syahdu

***

DOA SEORANG SERDADU SEBELUM BERPERANG (Karya : W.S. Rendra)

Tuhanku,

WajahMu membayang di kota terbakar dan firmanMu terguris di atas ribuan kuburan yang dangkal

Anak menangis kehilangan bapa Tanah sepi kehilangan lelakinya

Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia Apabila malam turun nanti

sempurnalah sudah warna dosa dan mesiu kembali lagi bicara Waktu itu, Tuhanku,

perkenankan aku membunuh

perkenankan aku menusukkan sangkurku Malam dan wajahku

adalah satu warna Dosa dan nafasku adalah satu udara. Tak ada lagi pilihan kecuali menyadari

-biarpun bersama penyesalan-Apa yang bisa diucapkan oleh bibirku yang terjajah ?

Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai mendekap bumi yang mengkhianatiMu Tuhanku

Erat-erat kugenggam senapanku Perkenankan aku membunuh

Perkenankan aku menusukkan sangkurku ***

GERILYA

(Karya : W.S. Rendra)

Tubuh biru

(23)

lelaki berguling di jalan Angin tergantung

terkecap pahitnya tembakau bendungan keluh dan bencana Tubuh biru

tatapan mata biru lelaki berguling dijalan Dengan tujuh lubang pelor diketuk gerbang langit dan menyala mentari muda melepas kesumatnya

Gadis berjalan di subuh merah dengan sayur-mayur di punggung melihatnya pertama

Ia beri jeritan manis dan duka daun wortel Tubuh biru

tatapan mata biru lelaki berguling dijalan

Orang-orang kampung mengenalnya anak janda berambut ombak

ditimba air bergantang-gantang disiram atas tubuhnya

Tubuh biru tatapan mata biru lelaki berguling dijalan

Lewat gardu Belanda dengan berani berlindung warna malam

sendiri masuk kota ingin ikut ngubur ibunya SEPISAUPI

(Karya : Sutardji Calzoum Bachri)

sepisau luka sepisau duri sepikul dosa sepukau sepi sepisau duka serisau diri sepisau sepi sepisau nyanyi

(24)

sepisaupa sepisaupi sepisaupa sepisaupi sepisaupa sepisaupi

sampai pisauNya kedalam nyanyi ***

CINTAKU JAUH DI PULAU (Karya : Chairil Anwar)

Cintaku jauh di pulau,

gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar Angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak ‘kan sampai padanya

Di air yang terang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertahta, sambil berkata :

“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”

Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama ‘kan merapuh! Mengapa ajal memanggil dulu

sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau

kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri ***

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan

menggunakan bahasa yang padat, indah, dan kaya makna. Artinya ia dibentuk oleh kata-kata yang benar-benar terpilih, terseleksi, atau melalui sensor yang ketat. Puisi merupakan hasil ungkapan perasaan penyair yang dituangkan melalui

kata-kata/bahasa yang sengaja dipilih penyair untuk mewakili perasaannya.

(25)

Puisi lama antara lain : mantra, pantun, karmina, seloka, gurindam, talibun, dan syair. Sedangkan puisi baru menurut isinya antara lain : Balada, Himne, Ode, Epigram, Romance, Elegi, serta satire. Dan menurut bentuknya seperti : Distikon, terzina, Quatrin, Quin, sektet, septime, Oktaf/stanza, juga soneta.

Puisi pada prinsipnya dibangun seperti halnya cerpen, novel, drama dan roman yaitu atas dasar unsur intrinsik dan ekstrinsik.

B. Saran

Walaupun kita bukan penyair profesional, sebenarnya hampir setiap orang dari kita pernah menciptakan puisi. Pada saat-saat tertentu, misalnya ketika sedang bahagia, sedih atau pada saat-saat jatuh cinta, banyak dari kita yang tiba-tiba menjadi penyair. Pada saat-saat seperti itu kita akan merekam dan mengekspresikan perasaan dan pengalaman kita dalam sebuah puisi. Dengan demikian, setiap orang dapat dikatakan memiliki potensi untuk menjadi penulis puisi.

Makalah ini telah membahas masalah yang berkaitan dengan puisi yang akan membantu Anda dalam belajar mengenal puisi. Setelah mempelajari dan memahami makalah ini, Anda diharapkan memiliki keterampilan untuk membaca/menulis puisi serta memahami makna/pesan yang terkandung dalam puisi. Penguasaan materi

tentang pengertian,jenis, dan unsur-unsur puisi berkaitan erat dalam menganalisis puisi, maka semakin dalam Anda menguasai materi itu semakin anda mengerti apa makna dan pesan-pesan yang ingin di sampaikan para penyair melalui karyanya.

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1984. Sari Kesusastraan Indonesia 1 dan 2. Bandung;Pustaka prima. Ambary,Abdullah.dkk.1998. Penuntun Trampil Berbahasa Indonesia 2. Bandung;

Trigenda Karya.

Supadi. 2004. Bahasa Indonesia (untuk SMU). Surakarta ; Surya Badra.

http://putralagoma.blogspot.com. Diunduh Tanggal 16 Desember 2011 15:31:40

http://s6.scribdassets.com. Diunduh Tanggal 16 Desember 2011 15:34:04

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mendaftar kata, kini kamu memiliki banyak kata indah yang dapat kamu rangkai menjadi sebuah puisi?. Rangkailah kata- kata tersebut dengan baik sehingga membentuk

Menulis puisi sama dengan menulis cerita prosa, perbedaan yang paling prinsip adalah adanya kemampuan memilih diksi atau kata-kata yang padat mampu mewadahi makna

Kebudayaan yang dimiliki suatu masyarakat dapat diungkapkan melalui karya sastra, dengan menginterpretasikan makna yang terkandung di dalam karya sastra tersebut. Karya sastra

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata, irama dan rima sebagai media penyampaian untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran penyair,

Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah makna dan pesan utama puisi-puisi kepariwisataan Indonesia yang ditulis oleh 30 penyair sastra Indonesia

5) Penyimpangan sintaksis. Kata-kata dalam puisi tidak membangun kalimat, tetapi membangun larik atau baris. Larik-larik puisi tidak harus berupa kalimat karena makna yang dikemukakan

Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih..

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra. Bentuk karya sastra lainnya adalah prosa dan drama. Puisi tercipta dengan menggunakan kata-kata yang indah dan penuh makna, begitu juga