• Tidak ada hasil yang ditemukan

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II SEMARANG LAKIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II SEMARANG LAKIP"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

LAKIP

KELAS II SEMARANG

2020

(2)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TA 2020

Kantor KesehatanPelabuhan Kelas II Semarang ii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan rahmatNya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang tepat pada waktunya.

Penyusunan Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang Tahun 2020 disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Laporan kinerja juga merupakan sarana pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih dan melayani serta sebagai umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya.

Kami menyadari laporan ini masih belum sempurna, oleh sebab itu kami mengharapkan tanggapan, saran maupun kritik sebagai bahan perbaikan pada masa-masa mendatang. Diharapkan laporan ini dapat meningkatkan berbagai kinerja yang dilaksanakan pada institusi kami.

Semarang, 13 Januari 2021

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang

dr. Ariyanti, MM NIP 196906072001122002

(3)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang Tahun 2020 merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta seluruh stakeholder yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan khususnya di bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang telah dapat merealisasikan program dan kegiatan Tahun 2020 untuk mencapai sasaran sebagaimana tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024.

Persentase keberhasilan sebesar 119,25% dari target yang telah ditentukan. Capaian ini lebih rendah bila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 215,43%. Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang ikut menyumbang capaian target dalam Rencana Strategi (renstra) dan Rencana Aksi Direktorat Jenderal P2P khususnya pada target Persentase faktor risiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan sebesar 90%.

Seluruh indikator KKP Kelas II Semarang telah mencapai target yang ditetapkan, dengan rincian sebagai berikut :

1. Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, Barang dan lingkungan tercapai 7.031.469 dari target 6.747.019, dengan capaian kinerja 104,22%.

2. Persentase faktor risiko yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan tercapai 100% dari target 90%, dengan capaian kinerja 111,11%.

3. Indeks Pengendalian Faktor risiko di pintu masuk Negara tercapai 99,48% dari target 81%, dengan capaian kinerja 122,81%.

4. Nilai kinerja anggaran tercapai 84,11 dari target 80, dengan capaian kinerja 105,14%.

5. Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran tercapai 90 dari target 80, dengan capaian kinerja 109,38%.

6. Kinerja implementasi WBK satker tercapai 77,49 dari target 70, dengan capaian kinerja 110,7%.

7. Persentase Peningkatan kapasitas ASN sebanyak 20 JPL tercapai 77,11% dari target 45%, dengan capaian kinerja 171,36%.

Hal ini didukung dengan sumber daya anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang yang bersumber dari Rupiah Murni dan Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp18.655.591.000,-. Dari total anggaran yang disediakan terserap sebanyak 93,83% atau sebesar Rp17.503.928.615,-.

(4)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG iii

Keberhasilan yang telah dicapai tahun 2020 merupakan acuan untuk melanjutkan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dicanangkan pada periode berikutnya dan sekaligus menjadi barometer agar kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan segala kekurangan dan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan diharapkan dapat dicari solusi serta diselesaikan dengan mengedepankan profesionalisme dan kekeluargaan di Lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang.

Demikian Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang, untuk menjadi kajian dan telaahan bersama. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya.

(5)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG iv DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Kata Pengantar ... ii

Ikhtisar Eksekutif ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... v

Daftar Gambar ... vi

Daftar Grafik ... vii

BAB I. Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tugas Pokok dan Fungsi ... 4

C. Struktur Organisasi ... 5

D. Sumber Daya Manusia ... 6

E. Sistematika ... 7

BAB II. Perencanaan Kinerja ... 9

A. Perencanaan Kinerja ... 9

B. Perjanjian Kinerja ... 9

BAB III. Akuntabilitas Kinerja ... 11

A. Capaian Kinerja ... 11

1. Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, Barang dan lingkungan ... 13

2. Persentase faktor risiko yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan ... 17

3. Indeks Pengendalian Faktor risiko dipintu masuk Negara .... 22

4. Nilai kinerja anggaran ... 26

5. Persentase tingkat kepatuhan penyampaian laporan keuangan ... 29

6. Kinerja implementasi WBK satker ... 34

(6)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG v 7. Persentase Peningkatan kapasitas ASN sebanyak 20 JPL . 36 B. Realisasi Anggaran ... 38 C. Efisiensi Sumber Daya... 42 BAB IV. Penutup ... 43

(7)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG vi DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Luas Daerah Perimeter dan Buffer KKP Kelas II Semarang ... 1 Tabel 2.1. Perencanaan Kinerja KKP Kelas II Semarang Tahun 2020-

2024 ... 9 Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja KKP Kelas II Semarang Tahun 2020 ... 10 Tabel 3.1. Capaian Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II

Semarang TA 2020 ... 12 Tabel 3.2. Capaian hasil kepatuhan penyampaian Laporan Keuangan TA

2020 ... 31 Tabel 3.3. Perbandingan capaian kepatuhan laporan keuangan KKP

Semarang TA 2017-2020 ... 31 Tabel 3.4. Rincian Anggaran pendukung indikator TA 2020 ... 39 Tabel 3.5. Rincian volume output pendukung indikator TA 2020 ... 39 Tabel 3.6. Realisasi Anggaran per kegiatan dan output anggaran tahun

2020 ... 40 Tabel 3.7. Realisasi Volume Output kegiatan TA 2020 ... 41

(8)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG vii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Wilayah Kerja KKP Kelas II Semarang ... 2

Gambar 1.2. Bagan Struktur Organisasi KKP Kelas II Semarang ... 5

Gambar 3.1. Pencapaian Kinerja Anggaran TA 2019 ... 27

Gambar 3.2. Pencapaian Kinerja Anggaran TA 2020 ... 27

(9)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG viii DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Kualifikasi Jabatan KKP Semarang Tahun 2018 ... 6 Grafik 1.2. Kualifikasi Golongan Pegawai KKP Semarang Tahun 2018 ... 6 Grafik 1.3. Kualifikasi Pendidikan Pegawai KKP Semarang ... 7 Grafik 3.1. Perbandingan jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang

dan lingkungan TA 2014-2020 ... 13 Grafik 3.2. Kegiatan pemeriksaan dan pengendalian faktor risiko pada

orang, alat angkut, barang dan lingkungan KKP Kelas II

Semarang Tahun 2020 ... 18 Grafik 3.3. Pengendalian Faktor Risiko Lingkungan TA 2019-2020 ... 23 Grafik 3.4. Jumlah Upload dalam aplikasi e Rekon TA 2017-2020 ... 27

(10)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Kesehatan RI yang berada dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2348/Menkes/Per/XI/2011 tanggal 22 November 2011 tentang Perubahan Atas Permenkes Nomor 356/Menkes/Per/2008 tanggal 14 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang yang berkedudukan di Pelabuhan Laut Tanjung Emas Semarang sebagai kantor induk, memiliki 9 wilayah kerja, yaitu :

1. Bandara Ahmad Yani Semarang 2. Bandara Adi Sumarmo Surakarta 3. Pelabuhan Laut Tegal

4. Pelabuhan Laut Pekalongan 5. Pelabuhan Laut Batang 6. Pelabuhan Laut Jepara 7. Pelabuhan Laut Juwana 8. Pelabuhan Laut Rembang 9. Pelabuhan Laut Karimunjawa

Dari seluruh wilayah kerja tersebut di atas, dapat kami sampaikan : 1. Luas daerah perimeter dan buffer area masing-masing sebagai berikut :

LOKASI PERIMETER BUFFER

Pelabuhan Laut Tanjung Emas Semarang 11,24 Ha 136,36 Ha

Bandara Ahmad Yani Semarang 12,00 Ha 24,00 Ha

Bandara Adi Sumarmo Surakarta 8,50 Ha 12,00 Ha

Pelabuhan Laut Pekalongan 2,50 Ha 8,00 Ha

Pelabuhan Laut Tegal 5,03 Ha 12,00 Ha

Pelabuhan Laut Jepara 4,30 Ha 4,00 Ha

Pelabuhan Laut Juwana 2,50 Ha 3,50 Ha

Pelabuhan Laut Rembang 2,50 Ha 4,50 Ha

Pelabuhan Laut Karimunjawa 2,00 Ha 3,50 Ha

Pelabuhan Laut Batang 2,50 Ha 5,50 Ha

Tabel 1.1. Luas Daerah Perimeter dan Buffer KKP Kelas II Semarang

(11)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 2

Pelabuhan laut Karimunjawa sampai saat ini masih dalam tahap perintisan dan melakukan kegiatan sosialisasi sehingga realisasi kegiatan sesuai TUPOKSI belum sepenuhnya dapat dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh belum memadainya SDM, sarana dan prasarana serta dukungan dana, sehingga pelabuhan laut tersebut masih merupakan wilker binaan.

2. Jarak KKP induk dengan wilayah kerja sebagai berikut : a. Bandara Ahmad Yani Semarang : ± 7 Km b. Bandara Adisumarmo Surakarta : ± 90 Km

c. Pelabuhan Laut Tegal : ± 150 Km

d. Pelabuhan Laut Batang : ± 100 Km e. Pelabuhan Laut Pekalongan : ± 125 Km f. Pelabuhan Laut Jepara : ± 70 Km g. Pelabuhan Laut Juwana : ± 100 Km

h. Pelabuhan Laut Rembang : ± 120 Km

i. Pelabuhan Laut Karimunjawa : ± 140 Km 3. Peta wilayah kerja KKP Kelas II Semarang:

Gambar 1.1. Peta Wilayah Kerja KKP Kelas II Semarang

(12)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 3

Dalam pelaksanaan tugasnya Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang pada Tahun 2020 mengangkat isu strategis antara lain:

1. Kewaspadaan dini terhadap masuknya new emerging diseases dan re-emerging diseases serta masalah-masalah kesehatan lainnya yang dapat mengakibatkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD) seperti Ebola, Zika, H1N1, Hanta virus, Mers-CoV, Yellow Fever, Lassa Fever dan Nipah Virus. Pada Tahun 2020 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang disibukkan dengan aktivitas penanggulangan pandemi COVID-19 yang merebak cepat di Provinsi Jawa Tengah dan dalam waktu singkat beberapa daerah ditetapkan sebagai wilayah terjangkit.

Dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit-penyakit tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang telah melakukan langkah-langkah strategis yaitu dengan melaksanakan surveilans epidemiologi rutin dalam rangka peningkatan sistem kewaspadaan dini terhadap kemungkinan masuk/keluarnya KKMD.

2. Selain itu, dalam melaksanakan protokol penanggulangan pandemi COVID-19, KKP Kelas II Semarang seringkali mengalami benturan-benturan dengan kebijakan daerah.

Salah satunya adalah pada saat KKP Kelas II Semarang melakukan boarding kapal MV.

Viking Sun, dimana menurut hasil pemeriksaan telah dinyatakan aman dan sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan kemudian diizinkan untuk sandar. Akan tetapi, kemudian terdapat instruksi dari pimpinan daerah untuk menolak kedatangan kapal asing. Disinilah benturan terjadi sehingga dilakukan komunikasi yang baik antar pimpinan instansi dan proses berjalan lancar.

3. Adanya pemalsuan dokumen ICV dan pemeriksaan rapid tes pada pengguna jasa transportasi di pintu masuk Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang. Maraknya temuan terkait ICV palsu dan hasil pemeriksaan rapid tes ini maka dilakukan pertemuan dengan para kepala instansi guna menghindari kejadian serupa dan dapat segera tertangani.

4. Benturan persepsi dalam memahami surat edaran satuan tugas COVID-19 dari masyarakat maupun lintas sektor. Salah satu contohnya adalah pelabuhan rintisan dan daerah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia) tidak diwajibkan adanya surat keterangan PCR/rapid antigen. Beberapa tempat seperti Pelabuhan Laut Kendal menganggap wilayahnya masuk dalam kategori pelabuhan rintisan (memisahkan unsur 3Tnya) sehingga penumpang tidak membawa dokumen yang dipersyaratkan. Contoh lain misalnya adanya surat edaran satuan tugas COVID-19 yang menyatakan transportasi laut rutin dalam satu wilayah aglomerasi tidak memerlukan dokumen PCR/Rapid antigen. Beberapa instansi masih belum memahami pengertian wilayah

(13)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 4

aglomerasi. Aglomerasi adalah wilayah dalam satu pengembangan atau percepatan, seperti Semarang Raya, Jabodetabek, Bregas, dan lain sebagainya. Beberapa instansi hanya mengambil poin transportasi rutin, padahal sebenarnya kalau dikaji ulang sebenarnya hanya transportasi rutin dalam wilayah aglomerasi yang tidak membutuhkan dokumen PCR/rapid tes selain itu dokumen PCR/rapid tes tetap diperlukan.

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

1. Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah :

Melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

2. Fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah :

Untuk mengimplementasikan tugas pokok tersebut Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan kekarantinaan

b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan

c. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.

d. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul kembali.

e. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia.

f. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional.

g. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji.

h. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan pelabuhan/bandara dan lintas batas darat.

i. Pelaksanaan pemberian sertifikasi kesehatan Obat, Makanan, Kosmetika dan Alat Kesehatan (OMKA) ekspor dan mengawasi persyaratan dokumen kesehatan OMKA impor.

j. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya

(14)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 5

k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja pelabuhan, bandara dan lintas batas darat.

l. Pelaksanaan jaringan informasi dan teknologi bidang kesehatan pelabuhan / bandara dan lintas batas darat.

m. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan pelabuhan / bandara dan lintas batas darat.

n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans kesehatan pelabuhan.

o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan pelabuhan / bandara dan lintas batas darat.

p. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.

C. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

2348/Menkes/Per/XI/2011 tanggal 22 November 2011 tentang Perubahan Atas Permenkes Nomor 356/Menkes/Per/2008 tanggal 14 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang merupakan kelas II dengan struktur organisasi sbb :

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PERMENKES RI NOMOR: 2348/MENKES/PER/XI/2011

TANGGAL 22 NOPEMBER 2011

Gambar 1.2. Bagan Struktur Organisasi KKP Kelas II Semarang KEPALA

SUB.BAG. TU

SEKSI PENGENDALIAN KARANTINA&SE

SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGAN

SEKSI UPAYA KES. &

LINTAS WILAYAH

BANDARA

A. YANI PLB TEGAL

PLB PEKA LONGAN

PLB TG. EMAS

PLB JEPARA

PLB JUWANA

PLB REMBANG

PLB BATANG

G

KELOMPOK WILAYAH KERJA

INSTALASI

(15)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 6

D. SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk mencapai peningkatan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang didukung oleh Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Anggaran.

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang pada Tahun 2020 sebanyak 83 pegawai, sebagaimana ditampilkan dalam grafik berikut :

Grafik 1.1. Kualifikasi Jabatan KKP Semarang Tahun 2020

Berdasarkan grafik diatas diperoleh informasi bahwa komposisi jabatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang terdiri dari 5,88% Struktural; 48,24%

Jabatan Fungsional Tertentu dan Jabatan Fungsional Umum yaitu sebanyak 45,88%.

Grafik 1.2. Kualifikasi Golongan Pegawai KKP Semarang Tahun 2020

5,88%

48,24%

45,88%

Persentase Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan

Struktural JFT JFU

(16)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 7

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa komposisi pegawai di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang di dominasi oleh golongan III yaitu sebesar 81,18%.

Grafik 1.3. Kualifikasi Pendidikan Pegawai KKP Semarang Tahun 2020 Dilihat dari jenjang pendidikan diatas maka tingkat pendidikan pegawai di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang hanya terpaut sedikit antara S1 (36,14%) dan S2 (34,94%).

E. SISTEMATIKA

Pada dasarnya laporan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang tahun 2020 ini menjelaskan pencapaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang Tahun 2020. Capaian kinerja tersebut dibandingkan juga dengan kinerja tahun sebelumnya sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah kinerja bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Dengan kerangka pikir seperti itu, sistematika penyajian laporan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang adalah sebagai berikut :

Bab I (Pendahuluan), berisi penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

Bab II (Perencanaan Kinerja), menjelaskan tentang ringkasan / ikhtisar perjanjian kinerja tahun 2020.

1,20% 0% 1,20%

24%

2,40%

36,14%

34,94%

Persentase Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan

SD SLTP SLTA DIII DIV S1 S2

(17)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 8

Bab III (Akuntabilitas Kinerja), menjelaskan tentang pengukuran kinerja, capaian kinerja tahun 2020, analisis akuntabilitas kinerja dan realisasi anggaran serta sumberdaya manusia yang digunakan dalam rangka pencapaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang selama Tahun 2020.

 Bab IV (Penutup), berisi kesimpulan atas laporan kinerja tahun 2020 serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

(18)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 9

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis. Perencanaan kinerja memuat indikator kinerja kegiatan. Untuk mencapai sasaran kegiatan diperlukan berbagai upaya kegiatan yang dilakukan sebagaimana tertera dalam Perjanjian kinerja Tahun 2020 dan sesuai Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2020-2024 yang mengacu pada Rencana Aksi Program PP dan PL di Pintu Masuk Negara serta Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2020-2024.

Adapun perencanaan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut :

No SASARAN NO INDIKATOR

TARGET

2020 2021 2022 2023 2024

1. Terselenggaranya pengendalian faktor risiko dipintu masuk negara

1.

Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, Barang dan lingkungan

6.747.019 8.461.136 8.747.741 9.034.346 9.320.952

2.

Persentase faktor risiko yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan

90% 90% 90% 90% 90%

2. Terwujudnya pengendalian faktor risiko di Pintu masuk negara

3.

Indeks Pengendalian Faktor risiko di pintu masuk Negara

81% 81% 81% 81% 81%

3. Meningkatnya tata kelola manajemen KKP

4. Nilai kinerja anggaran 80 81 82 83 85

5. Nilai Indikator Kinerja

Pelaksanaan Anggaran 80 81 82 83 85

6. Kinerja implementasi

WBK satker 70 71 72 73 75

7.

Persentase Peningkatan kapasitas ASN sebanyak 20 JPL

45% 50% 55% 60% 65%

Tabel 2.1. Perencanaan Kinerja KKP Kelas II Semarang Tahun 2020-2024

(19)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 10

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Adapun perjanjian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang tahun 2020 adalah sebagai berikut :

No SASARAN NO INDIKATOR TARGET 2020

1. Terselenggaranya pengendalian faktor risiko dipintu masuk negara

1. Jumlah pemeriksaan orang, alat

angkut, Barang dan lingkungan 6.747.019

2.

Persentase faktor risiko yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan

90%

2. Terwujudnya

pengendalian faktor risiko di Pintu masuk negara

3. Indeks Pengendalian Faktor risiko di

pintu masuk Negara 81%

3. Meningkatnya tata kelola manajemen KKP

4. Nilai kinerja anggaran 80

5. Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan

Anggaran 80

6. Kinerja implementasi WBK satker 70

7. Persentase Peningkatan kapasitas

ASN sebanyak 20 JPL 45%

Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja KKP Kelas II Semarang Tahun 2020

(20)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 11

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA

Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target melalui indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang dalam kurun waktu Januari – Desember 2020.

Tahun 2020 merupakan tahun pertama pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah membandingkan realisasi dengan target capaian indikator sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak- pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra dan Penetapan Kinerja.

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator Kantor Kesehatan Pelabuhan yang telah ditetapkan. Sasaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang dan indikatornya adalah sebagai berikut :

(21)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 12

A. Terselenggaranya pengendalian faktor risiko dipintu masuk negara 1. Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, Barang dan lingkungan

2. Persentase faktor risiko yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan

B. Terwujudnya pengendalian faktor risiko di Pintu masuk negara 1. Indeks Pengendalian Faktor risiko di pintu masuk Negara

C. Meningkatnya tata kelola manajemen KKP penyakit menular langsung 1. Nilai kinerja anggaran

2. Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran 3. Kinerja implementasi WBK satker

4. Persentase Peningkatan kapasitas ASN sebanyak 20 JPL

Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang Tahun 2020 dapat dilihat pada tabel berikut :

No SASARAN NO INDIKATOR TARGET

2020

REALISASI

2020 PERSENTASE 1. Terselenggaranya

pengendalian faktor risiko dipintu masuk negara

1.

Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, Barang dan lingkungan

6.747.019 7.031.469 104,22%

2.

Persentase faktor risiko yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan

lingkungan

90% 100% 111,11%

2. Terwujudnya

pengendalian faktor risiko di Pintu masuk negara

3. Indeks Pengendalian Faktor

risiko di pintu masuk Negara 81% 99,48% 122,81%

3. Meningkatnya tata kelola manajemen KKP

4. Nilai kinerja anggaran 80 84,11 105,14%

5. Persentase tingkat kepatuhan

penyampaian laporan keuangan 80 87,5 109,38%

6. Kinerja implementasi WBK

satker 70 77,49 110,7%

7.

Persentase Peningkatan kapasitas ASN sebanyak 20 JPL

45% 77,11% 171,36%

Total realisasi 119,25%

Tabel 3.1. Capaian Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang TA 2020

(22)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 13

1. JUMLAH PEMERIKSAAN ORANG, ALAT ANGKUT, BARANG DAN LINGKUNGAN a. Pengertian

Seluruh kegiatan pemeriksaan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit di pintu masuk negara.

b. Definisi Operasional

Jumlah pemeriksaan penapisan orang, alat angkut, barang dan lingkungan yang dilakukan dalam waktu satu tahun.

c. Rumus/Cara Perhitungan

Akumulasi jumlah pemeriksaan penapisan orang, pemeriksaan alat angkut sesuai standar karantina, pemeriksaan barang dan pemeriksaan lingkungan (TTU, TPM, air dan udara).

d. Capaian Indikator

Capaian indikator jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan ditargetkan sebanyak 6.747.019 dokumen dan tercapai 7.031.469 dokumen (104,22%). Pencapaian target ini lebih rendah bila dibandingkan dengan sesama KKP Kelas II lainnya yaitu KKP Mataram (543,41%) dan KKP Cilacap (201,05%).

Akan tetapi, secara volume jumlah nilai capaian KKP Semarang jauh lebih tinggi 10 kali lipat (7.031.469) dibanding KKP Mataram (696.651) dan 100 kali lipat dibanding KKP Cilacap (80.419). Alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp2.930.632.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp2.883.578.649,- atau sekitar 98,39%. Apabila dibandingkan capaian tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 3.1. Perbandingan Jumlah Pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan TA 2014-2020

16660 17520 17720 17908 19411 12000 6.747.019

20821 18471 19504 18675 17608 16545 7.031.469

124,98 105,43 110,07 104,28 90,71 137,88 104,22

2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0

PERBANDINGAN JUMLAH PEMERIKSAAN ORANG, ALAT ANGKUT, BARANG DAN

LINGKUNGAN TA 2014-2020

Target Capaian Persentase

(23)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 14

Berdasarkan grafik diatas, diperoleh informasi bahwa capaian jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan mulai tahun 2014 sampai dengan tahun 2020, terjadi peningkatan tajam pada tahun 2020. Hal ini dikarenakan pada tahun 2020 terjadi pandemi COVID-19 dimana kegiatan penapisan orang, alat angkut, barang dan lingkungan semakin diperketat. Hal ini di dukung dengan adanya kebijakan dan regulasi yang diberlakukan kepada setiap pelaku perjalanan.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

1) Adanya payung hukum yang jelas tentang kegiatan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

2) Adanya kerjasama yang baik dengan lintas program dan lintas sektor sehingga upaya pengendalian faktor risiko yang ditemukan dapat berjalan efektif dan efisien

3) Adanya petugas relawan yang ikut diperbantukan menjadi salah satu faktor pendukung maksimalnya pelayanan dan kegiatan penemuan faktor risiko beserta pengendaliannya

4) Adanya aplikasi e-HAC sehingga memudahkan dalam melakukan kegiatan penapisan orang di pintu masuk

f. Kebijakan dan Upaya yang Dilakukan

1) Upaya yang dilakukan untuk pengendalian faktor risiko pada pemeriksaan orang meliputi :

a. Skrining kesehatan lanjutan bila ditemukan kasus yang mengarah pada faktor risiko penyakit / KKMD (ditemukan suhu tinggi)

b. Melakukan kegiatan rujukan

c. Melakukan penegakan diagnosis (RDT ulang) terhadap hasil yang meragukan

d. Melakukan skrining pemeriksaan suhu, pemeriksaan eHAC/HAC manual, validasi surat keterangan bebas Covid-19 terhadap crew, penumpang kapal dan pesawat pada pengendalian Covid-19

e. Melakukan skrining HIV terhadap kelompok risiko tinggi pada masyarakat pelabuhan

f. Melakukan skrining TB terhadap masyarakat dalam rangka penemuan kasus baru

g. Melakukan skrining malaria terhadap kedatangan penumpang kapal langsung dari daerah endemis tinggi (Papua)

2) Upaya yang dilakukan untuk pengendalian faktor risiko pada pemeriksaan alat angkut meliputi :

(24)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 15

a. Pemeriksaan klinik dan kelengkapan obat di alat angkut b. Pemeriksaan terhadap dokumen kesehatan alat angkut c. Pemeriksaan sanitasi alat angkut

3) Upaya yang dilakukan untuk pengendalian faktor risiko pada pemeriksaan barang meliputi :

a. Pemeriksaan dokumen dan kelengkapan P3K

b. Pemeriksaan barang eksport/import dan barang bawaan penumpang 4) Upaya yang dilakukan untuk pengendalian faktor risiko pada pemeriksaan

lingkungan yaitu :

Melakukan pemeriksaan sanitasi dan upaya / tindakan sanitasi (desinfeksi, spraying atau fogging) pada tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan

g. Masalah yang Dihadapi

1) Keterbatasan petugas medis/paramedis

2) Klinik RDT di pelabuhan terbatas jam pelayanan dan tidak berada di lingkup terminal penumpang

3) Perubahan pemberlakuan peraturan dokumen perjalanan sangat cepat 4) Peraturan pelaksanaan tidak serta merta diikuti dengan penerbitan petunjuk

teknis secara detil

5) Oknum sopir langsung keluar dari kapal bersama kendaraan yang ditumpanginya tanpa melalui alur pemeriksaan suhu tubuh dan pengecekan eHAC/HAC manual oleh petugas KKP

6) Beberapa crew kapal tidak kooperatif terhadap pemeriksaan suhu tubuh dan pengecekan eHAC olehh petugas KKP

7) Crew kapal ada yang terkendala dengan penggunaan aplikasi eHAC karena tidak mempunyai HP android

8) Penumpang pesawat/kapal belum memahami cara pengaplikasian eHAC 9) Ada pemalsuan surat keterangan bebas Covid-19 oleh penumpang

10) Masyarakat enggan melakukan pemeriksaan HIV karena malu atau takut apabila hasilnya reaktif

11) Pada skrining TB, responden ada yang belum memahami cara berdahak yang benar dalam pengambilan sampel dahak

12) Kelengkapan sarpras alat angkut yang bervariasi

13) KKP belum memiliki sarana transportasi laut untuk pemeriksaan di zona karantina, dan belum ada pihak swasta yang bisa menyewakan transportasi laut yang memadai

(25)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 16

14) Kelengkapan KLM sangat minim

15) Belum semua eksportir/importir melaporkan lalu lintas OMKABA ke KKP 16) Terdapat double kewenangan pemeriksaan/penerbitan health certificate

makanan dengan instansi lain

17) Di masa pandemi Covid 19, banyak tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makananan yang tidak melakukan aktifitas (tutup) sehingga hanya sebagian kecil yang bisa dilakukan pemeriksaan

h. Usul Pemecahan Masalah

1) Merekrut tambahan relawan paramedis

2) Rolling dan penjadwalan petugas medis/paramedis secara merata 3) Melakukan RDT oleh petugas KKP

4) Mendorong satgas dan stakeholder untuk memberikan pelayanan RDT di lingkup pelabuhan

5) Melakukan sosialisasi kepada stakeholder dan calon penumpang

6) Memberikan teguran kepada agen/maskapai pelayaran untuk menertibkan sopir maupun crew agar mengikuti prosedur pemeriksaan penumpang/crew oleh petugas KKP dengan benar.

7) Memberikan pengarahan kepada crew yang tidak mempunyai HP android bahwa pengisian eHAC beberapa orang bisa dilakukan dalam 1 HP, serta memberikan tutorial cara pengaplikasian eHAC.

8) Melaporkan pemalsuan surat keterangan bebas Covid-19 kepada Satgas Covid-19 di pelabuhan/bandara.

9) Memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa tidak perlu malu melakukan tes HIV.

10) Melibatkan kader kesehatan dalam pengambilan sampel dahak terhadap responden skrining TB.

11) Koordinasi dengan otoritas pelabuhan serta operator kapal dalam pemeriksaan kedatangan kapal dalam karantina.

12) Kru diminta melengkapi sarpras standar pada alat angkut

13) Koordinasi dengan otoritas pelabuhan serta operator kapal dalam pemeriksaan kedatangan kapal dalam karantina.

14) Agen diminta melengkapi sarana prasarana sesuai standar minimal pada alat angkut

15) Koordinasi dan konsultasi ke Kemenkes dan stake holder

16) Melakukan pemeriksaan dan upaya / tindakan sanitasi pada tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang melakukan aktivitas

(26)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 17

i. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Perhitungan efisiensi indikator ini menggunakan rumus sebagai berikut :

PAKi = Rp2.930.632.000,- RAKi = Rp2.883.578.649,- CKi = 1,01

(2.930.632.000 x 1,01) – 2.883.578.649 E = ---x 100%

(2.930.632.000 x 1,01) E = 2,58%

2. PERSENTASE FAKTOR RISIKO YANG DIKENDALIKAN PADA ORANG, ALAT ANGKUT, BARANG DAN LINGKUNGAN

a. Pengertian

Persentase faktor risiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan adalah upaya yang dilakukan dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit/faktor risiko potensial yang dapat menimbulkan kejadian kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia di pintu masuk.

b. Definisi Operasional

Faktor risiko yang dikendalikan berdasarkan temuan pada pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan dalam satu tahun (pada indikator nomor 1).

c. Rumus/Cara Perhitungan

Jumlah faktor risiko yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan dibagi dengan jumlah faktor risiko yang ditemukan pada pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan dikali 100%

d. Capaian Indikator

Capaian indikator persentase faktor risiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang adalah

(27)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 18

sebesar 100%. Realisasi ini telah melebihi target yang telah ditentukan. Target indikator ini adalah 90% dan telah tercapai 100% sehingga capaiannya adalah sebesar 111,11%. Capaian ini sebanding dengan capaian kinerja KKP Cilacap (111,11%) dan lebih tinggi dibanding capaian KKP Mataram (100%).

Jumlah pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan di KKP Kelas II Semarang adalah sebanyak 7.031.469. Dari kegiatan tersebut ditemukan beberapa hal yang dimungkinkan menjadi faktor risiko masuk dan keluarnya penyakit di pintu masuk yang harus segera dikendalikan yaitu sebanyak 9.727 yang keseluruhannya telah dilakukan kegiatan pengendalian (100%). Alokasi anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp2.930.632.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp2.883.578.649,- atau sekitar 98,39%.

Adapun capaian kegiatan ini dapat digambarkan dalam grafik berikut :

Keterangan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Okotber November Desember

Jumlah Pemeriksaan 1.493.271 2.904.315 3.933.148 4.168.782 4.208.273 4.385.234 4.687.794 5.105.571 5.483.438 5.933.167 6.487.806 7.031.469

Faktor Risiko Ditemukan 293 267 299 264 361 1.037 1.324 350 462 353 2.838 2.124

Faktor Risiko Dikendalikan 293 267 299 264 361 1.037 1.324 350 462 353 2.838 2.124

Grafik3.2. Kegiatan pemeriksaan dan pengendalian faktor risiko pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan KKP Kelas II Semarang tahun 2020

Berdasarkan grafik diatas, diketahui bahwa seluruh faktor risiko yang ditemukan, seluruhnya telah dilakukan kegiatan pengendalian (100%).

(28)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 19

Apabila melihat posisi capaian saat ini dan menilik target jangka menengah Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang, yaitu sebesar 90% maka capaian tahun ini masih diatas target jangka menengah yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Aksi Kegiatan KKP Kelas II Semarang tahun 2020-2024.

Capaian Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang masih diatas target nasional, yang telah tertuang dalam Rencana Aksi Program Ditjen P2P tahun 2020 yaitu persentase faktor risiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan sebesar 86%.

Apabila di bandingkan dengan capaian tahun 2019, terdapat 2 faktor risiko yang dilakukan pengendalian. Sedangkan pada tahun 2020 terdapat 9.727 faktor risiko yang dilakukan pengendalian. Capaian ini melonjak drastis apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan, pada tahun 2020 terjadi pandemi COVID-19 sehingga kegiatan deteksi dini faktor risiko pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan semakin diperketat untuk menghindari masuk dan keluarnya penyakit di pintu masuk.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

Keberhasilan pencapaian kegiatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1) Adanya payung hukum yang jelas tentang kegiatan kekarantinaan kesehatan di pintu masuk

2) Adanya kerjasama yang baik dengan lintas program dan lintas sektor sehingga upaya pengendalian faktor risiko yang ditemukan dapat berjalan efektif dan efisien

3) Adanya petugas relawan yang ikut diperbantukan menjadi salah satu faktor pendukung maksimalnya pelayanan dan kegiatan penemuan faktor risiko beserta pengendaliannya

4) Adanya aplikasi e-HAC sehingga memudahkan dalam melakukan kegiatan penapisan orang di pintu masuk

f. Kebijakan dan Upaya yang Dilakukan

1) Skrining kesehatan lanjutan bila ditemukan kasus yang mengarah pada faktor risiko penyakit / KKMD (ditemukan suhu tinggi)

2) Melakukan kegiatan rujukan

3) Melakukan penegakan diagnosis (RDT ulang) terhadap hasil yang meragukan 4) Pemeriksaan sanitasi alat angkut

(29)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 20

5) Pemeriksaan dokumen dan kelengkapan P3K serta barang bawaan penumpang

6) Melakukan pemeriksaan sanitasi dan upaya / tindakan sanitasi (desinfeksi, spraying atau fogging) pada tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan

g. Masalah yang Dihadapi

1) Keterbatasan petugas medis/paramedis

2) Klinik RDT di pelabuhan terbatas jam pelayanan dan tidak berada di lingkup terminal penumpang

3) Perubahan pemberlakuan peraturan dokumen perjalanan sangat cepat

4) Peraturan pelaksanaan tidak serta merta diikuti dengan penerbitan petunjuk teknis secara detil

5) Oknum sopir langsung keluar dari kapal bersama kendaraan yang ditumpanginya tanpa melalui alur pemeriksaan suhu tubuh dan pengecekan eHAC/HAC manual oleh petugas KKP

6) Beberapa crew kapal tidak kooperatif terhadap pemeriksaan suhu tubuh dan pengecekan eHAC olehh petugas KKP

7) Crew kapal ada yang terkendala dengan penggunaan aplikasi eHAC karena tidak mempunyai HP android

8) Penumpang pesawat/kapal belum memahami cara pengaplikasian eHAC 9) Ada pemalsuan surat keterangan bebas Covid-19 oleh penumpang

10) Masyarakat enggan melakukan pemeriksaan HIV karena malu atau takut apabila hasilnya reaktif

11) Pada skrining TB, responden ada yang belum memahami cara berdahak yang benar dalam pengambilan sampel dahak

12) Kelengkapan sarpras alat angkut yang bervariasi

13) KKP belum memiliki sarana transportasi laut untuk pemeriksaan di zona karantina, dan belum ada pihak swasta yang bisa menyewakan transportasi laut yang memadai

14) Kelengkapan KLM sangat minim

15) Belum semua eksportir/importir melaporkan lalu lintas OMKABA ke KKP 16) Terdapat double kewenangan pemeriksaan/penerbitan health certificate

makanan dengan instansi lain.

17) Di masa pandemi Covid 19, banyak tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makananan yang tidak melakukan aktifitas (tutup) sehingga hanya sebagian kecil yang bisa dilakukan pemeriksaan

(30)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 21

h. Usul Pemecahan Masalah

1) Merekrut tambahan relawan paramedis

2) Rolling dan penjadwalan petugas medis/paramedis secara merata 3) Melakukan RDT oleh petugas KKP

4) Mendorong satgas dan stakeholder untuk memberikan pelayanan RDT di lingkup pelabuhan

5) Melakukan sosialisasi kepada stakeholder dan calon penumpang

6) Memberikan teguran kepada agen/maskapai pelayaran untuk menertibkan sopir maupun crew agar mengikuti prosedur pemeriksaan penumpang/crew oleh petugas KKP dengan benar.

7) Memberikan pengarahan kepada crew yang tidak mempunyai HP android bahwa pengisian eHAC beberapa orang bisa dilakukan dalam 1 HP, serta memberikan tutorial cara pengaplikasian eHAC.

8) Melaporkan pemalsuan surat keterangan bebas Covid-19 kepada Satgas Covid-19 di pelabuhan/bandara.

9) Memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa tidak perlu malu melakukan tes HIV.

10) Melibatkan kader kesehatan dalam pengambilan sampel dahak terhadap responden skrining TB.

11) Koordinasi dengan otoritas pelabuhan serta operator kapal dalam pemeriksaan kedatangan kapal dalam karantina.

12) Kru diminta melengkapi sarpras standar pada alat angkut

13) Koordinasi dengan otoritas pelabuhan serta operator kapal dalam pemeriksaan kedatangan kapal dalam karantina.

14) Agen diminta melengkapi sarana prasarana sesuai standar minimal pada alat angkut

15) Koordinasi dan konsultasi ke Kemenkes dan stake holder

16) Melakukan pemeriksaan dan upaya / tindakan sanitasi pada tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang melakukan aktivitas

(31)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 22

i. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Perhitungan efisiensi indikator ini menggunakan rumus sebagai berikut :

PAKi = Rp2.930.632.000,- RAKi = Rp2.883.578.649,- CKi = 1,01

(2.930.632.000 x 1,01) – 2.883.578.649 E = ---x 100%

(2.930.632.000 x 1,01) E = 2,58%

3. INDEKS PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO DI PINTU MASUK NEGARA a. Pengertian

Indeks pengendalian faktor risiko di pintu masuk negara adalah nilai yang menunjukkan besaran risiko penyakit di pintu masuk negara.

b. Definisi Operasional

Status faktor risiko di pintu masuk negara berdasarkan penilaian surveilans, karantina dan risiko lingkungan dalam satu tahun. Indeks pengendalian faktor risiko di pintu masuk negara dibagi dalam kategori sebagai berikut :

< 50 : risiko tinggi 50-80 : risiko sedang

>80 : risiko rendah c. Rumus/Cara Perhitungan

Cara memperoleh indeks pengendalian faktor risiko di pintu masuk negara adalah rata-rata capaian dari beberapa perhitungan kegiatan sebagai berikut :

1) Kelengkapan data surveilans

2) Jumlah sinyal KLB yang di respon kurang dari 24 jam 3) Penyusunan rencana kontigensi

(32)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 23

4) Indeks pinjal ≤ 1 5) HI perimeter = 0

6) Tidak ditemukan larva anopheles 7) Kepadatan kecoa rendah

8) kepadatan lalat < 2 9) TTU memenuhi syarat 10) TPM laik hygiene

11) Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan d. Capaian Indikator

Capaian indikator indeks pengendalian faktor risiko di pintu masuk adalah sebesar 112,32% dari target 81% tercapai 99,48%. Apabila dibandingkan dengan KKP Mataram (113,13%), capaian KKP Semarang masih lebih rendah (112,32%) tetapi lebih tinggi bila dibanding capaian KKP Cilacap (102,26%).

Alokasi anggaran kegiatan ini sebesar Rp237.401.000,- dan terealisasi sebesar Rp232.723.813,- atau sebesar 98,03% dari pagu anggaran. Apabila di bandingkan dengan capaian tahun lalu, dapat dilihat pada gafik berikut :

Grafik 3.3. Pengendalian Faktor Risiko Lingkungan TA 2019-2020

Berdasarkan grafik diatas, diketahui bahwa kegiatan pengendalian faktor risiko lingkungan paling banyak dilakukan adalah kegiatan pembinaan dan pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM). Hal ini dikarenakan, jumlah sasaran tempat pengelolaan makanan yang ada di wilayah kerja KKP Semarang sangat banyak dan bervariatif, sehingga kegiatan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan mencakup seluruh sasaran.

566

427 453

92 426

373

316

126

0 100 200 300 400 500 600

TPM TTU Air Bersih Pengendalian Vektor

Pengendalian Faktor Risiko Lingkungan TA 2019-2020

2019 2020

(33)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 24

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

1) Adanya jejaring serta komunikasi yang baik antara KKP, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, rumah sakit rujukan, serta lintas sektor di lingkungan pelabuhan/bandara dalam pelaksanaan respon KLB kurang dari 24 jam.

2) Adanya Komitmen perencanaan dan pencapaian Perjanjian Kinerja tiap tahun merupakan faktor utama dalam pelaksanaan sosialisasi dan atau penyusunan dokumen Renkon di wilayah KKP Semarang

3) Melaksanakan surveilans aktif di 9 wilayah kerja KKP Semarang berdasarkan data sarana kesehatan untuk mengetahui trend/kecenderungan jenis penyakit yang ada di masing-masing wilayah kerja baik perimeter dan buffer area 4) Melaksanakan pemeriksaan sampel air dan makanan pelabuhan/bandara ke

laboratorium rujukan

5) Kerjasama dengan instansi pengelola pelabuhan dan bandar udara dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi kesehatan lingkungan

6) Adanya sarana dan prasarana kegiatan pengendalian vektor yang berfungsi dan terpelihara dengan baik.

7) Adanya peran serta dan partisipasi aktif kader kesehatan pelabuhan dalam upaya pengendalian vektor khususnya di wilayah buffer pelabuhan/bandara.

f. Kebijakan dan Upaya yang Dilakukan

1) Refreshing TGC petugas KKP di Lingkungan Bandara/pelabuhan 2) Penyelidikan dan investigasi kasus potensial KLB

3) Review Dokumen Renkon Bandara Internasional Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

4) Pembinaan pelabuhan dan bandara sehat

5) Penyusunan rencana kerja dibidang Penyehatan Lingkungan

6) Melaksanakan peningkatan jejaring kerja dalam rangka program penyehatan lingkungan

7) Pengambilan sampel makanan dan air bersih secara rutin di area Pelabuhan 8) Pengiriman sampel ke laboratorium rujukan

9) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan 10) Pemetaan wilayah di Pelabuhan/Bandara 11) Melakukan metode success trap

12) Melakukan identifikasi vektor dan binatang pengganggu yang tertangkap 13) Pemeriksaan kehidupan vektor dan binatang pengganggu di Kapal 14) Pengendalian vektor dan binatang pengganggu

(34)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 25

15) Pemberantasan vektor dan binatang pengganggu

16) Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan pengendalian vektor dan penyakit zoonotic ke wilayah kerja

17) Melakukan koordinasi ke lintas program dan lintas program 18) Mengikuti pelatihan entomologi guna peningkatan SDM g. Masalah yang Dihadapi

1) Kurangnya kesadaran pengunjung/penumpang kapal/pesawat dalam menjaga kebersihan dan sanitasi masih lingkungan

2) Perilaku pemilik/penjamah TPM di pelabuhan dalam mengelola makanan/minuman perlu waktu untuk merubah. KKP Semarang tidak memiliki kewenangan untuk memberikan punishment terhadap pengelola TPM di Pelabuhan/Bandara yang tidak menghiraukan sanitasi karena sifatnya hanya sebagai pembinaan

3) Kurangnya pengetahuan kader kesehatan pelabuhan tentang pengaruh kondisi sanitasi lingkungan terhadap kesehatan

4) Rumah sasaran kegiatan yang dalam keadaan tertutup sehingga kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pengendalian vektor

5) Vektor dan Binatang pengganggu yang akan diidentifikasi mati sebelum diambil akibat perlakuan dari masyarakat

6) Sarana prasarana (mesin fogging) kurang memadai jumlah dan kondisinya h. Usul Pemecahan Masalah

1) Memaksimalkan advokasi lintas sector dan pemilik TPM yang ada di pelabuhan/bandara

2) Membuat himbauan dan aturan tegas untuk penjamah makanan dalam rangka perubahan perilaku pengelolaan TPM

3) Mengadakan pelatihan hygiene sanitasi bagi penjamah makanan yang belum pernah mengikuti pelatihan hygiene sanitasi

4) Penyuluhan pada masyarakat tentang kesehatan lingkungan perumahan 5) Sosialisasi kepada kader kesehatan pelabuhan agar disampaikan pada

Masyarakat

6) Kerjasama yang lebih baik dengan kader kesehatan pelabuhan setempat dan lintas sektor tekait mengenai program dan kegiatan yang akan dilakukan 7) Perlu pengadaan mesin fogging baru dan pemeliharaan rutin terhadap mesin

fogging yang ada.

(35)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 26

i. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Perhitungan efisiensi indikator ini menggunakan rumus sebagai berikut :

PAKi = Rp237.401.000,- RAKi = Rp232.723.813,- CKi = 1,03

(237.401.000 x 1,03) – 232.723.813 E = ---x 100%

(237.401.000 x 1,03) E = 4,83%

4. NILAI KINERJA ANGGARAN a. Pengertian

1) Evaluasi Kinerja Anggaran adalah proses untuk melakukan pengukuran, penilaian,dan analisis atas Kinerja Anggaran tahun anggaran berjalan dan tahun anggaran sebelumnya untuk menyusun rekomendasi dalam rangka peningkatan Kinerja Anggaran.

2) Kinerja Anggaran adalah capaian Kinerja atas penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga yang tertuang dalam dokumen anggaran

3) Kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dari kegiatan atau program,dan hasil dari program dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.

b. Definisi Operasional

Capaian keluaran kegiatan diukur dari realisasi Volume Keluaran (RVK) dan realisasi volume keluaran kegiatan (RIKK) dengan menggunakan formula rata geometrik

c. Rumus/cara perhitungan

Realisasi volume kegiatan / target volume kegiatan x realisasi indikator kegiatan / target indikator kegiatan

(36)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 27

d. Capaian indikator

Nilai kinerja anggaran sebagaimana tertuang dalam kinerja SMART pada aplikasi e Monev DJA adalah sebesar 84,11, nilai ini telah melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80, sehingga total capaian kinerja pada indikator ini adalah 105,14%. Capaian ini lebih rendah dari KKP Kelas II Mataram (115,34%) dan KKP Kelas II Cilacap (108,08%).

Anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan indikator nilai kinerja anggaran ini sebesar Rp320.389.000,- yang terealisasi sebesar Rp277.286.118 (86,55%) dari pagu anggaran. Perbandingan capaian kinerja pada indikator ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.1. Pencapaian Kinerja Anggaran TA 2019

Gambar 3.2. Pencapaian Kinerja Anggaran TA 2020

Berdasarkan gambar diatas dapat diperoleh informasi bahwa capaian kinerja anggaran tahun 2019 (89,41) lebih tinggi apabila dibandingkan tahun 2020 (84,11).

(37)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 28

Hal ini dikarenakan pada tahun 2020 merupakan tahun dimana terjadi pandemi COVID-19 sehingga struktur penganggaran mengalami banyak penyesuaian sesuai dengan arahan Presiden yaitu prioritas untuk penanggulangan pandemi COVID-19. Selama tahun 2020, tercatat bahwa Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang telah melaksanakan proses revisi anggaran sebanyak 7 kali.

e. Analisis Pencapaian Keberhasilan

Perencanaan, persiapan sarana dan prasarana merupakan kunci keberhasilan kegiatan. Perencanaan anggaran yang diperlukan bahkan dimulai prosesnya dalam rentang waktu satu tahun sebelumnya. Sarana dan prasarana baik fisik maupun non fisik (seperti kerjasama lintas sektor) di tahun berikutnya harus lebih baik lagi pelaksanaannya. Analisa kegiatan tahun sebelumnya dapat dijadikan prediksi dalam pengelolaan perencanaan.

Keberhasilan pencapaian indikator nilai kinerja anggaran tak lepas dari pentingnya pengawasan pimpinan. Kedisiplinan tim dalam menyelesaikan laporan kinerja yang efektif dan efisien serta monitoring atas setiap keluaran dan tindak lanjut atas segala permasalahan menjadi faktor yang tidak dapat dipisahkan.

f. Kebijakan dan Upaya yang dilaksanakan

1) Melaksanakan apa yang telah tertuang dalam dokumen perencanaan dan anggaran serta Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang dengan penuh tanggung jawab

2) Melakukan monitoring dan evaluasi atas penyerapan anggaran 3) Melakukan monitoring dan evaluasi atas capaian keluaran

4) Melakukan monitoring dan evaluasi atasa setiap permasalahan dan tindak lanjut atas rekomendasi

g. Masalah yang dihadapi

1) Adanya perubahan struktur anggaran tahun 2020 sehubungan dengan adanya pandemi COVID-19. Hal ini dikarenakan adanya instruksi presiden untuk melaksanakan refocusing/efisiensi dengan prioritas kegiatan pada penanggulangan pandemi COVID-19.

2) Adanya arahan dari Bagian Pusat dan Informasi Ditjen P2P, untuk mempercepat proses sebaiknya revisi anggaran di laksanakan di level Kanwil Ditjen Perbendaharaan sehingga revisi anggaran hanya dilakukan revisi POK dan tidak diperkenankan melaksanakan revisi output.

3) Adanya alokasi anggaran yang menggunakan standar biaya keluaran untuk KKP sehingga sangat berpengaruh pada penentuan volume keluaran.

(38)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 29

h. Usul Pemecahan masalah

1) Melaksanakan efisiensi anggaran senilai Rp626.961.000,- yang semula diperuntukkan pengadaan konsultan perencana untuk pembangunan gedung wilayah kerja Bandara Adi Sumarmo.

2) Melaksanakan revisi anggaran melalui mekanisme revisi POK untuk penanggulangan COVID-19 sebanyak 7kali.

3) Perlu mengkaji ulang mengenai pemanfaatan alokasi anggaran SBK di tahun 2021 agar tidak membebani anggaran dan pencapaian keluaran.

i. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Perhitungan efisiensi indikator ini menggunakan rumus sebagai berikut :

PAKi = Rp320.389.000,- RAKi = Rp277.286.118,- CKi = 1

(320.389.000 x 1) – 277.268.118

E = ---x 100%

(320.389.000 x 1) E = 13,46%

5. PERSENTASE TINGKAT KEPATUHAN PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN a. Pengertian

1) Kepatuhan penyampaian laporan keuangan adalah proses penyampaian laporan keuangan sesuai dengan batas waktu pelaporan yang ditentukan dengan tetap menjaga kualitas laporannya dengan memperhatikan factor ketepatan waktu dengan memperhatikan status rekonsiliasi, kesesuaian hasil rekonsiliasi, kesesuaian hasil rekonsiliasi internal atara SAK dan SIMAK- BMN, serta keefektifan dalam pengiriman laporan ditandai dengan jumlah data upload kedalam sistem.

(39)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 30

2) Laporan Keuangan adalah laporan pertanggung-jawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang terdiri dari Laporan realisasi anggaran, Neraca, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah yang disusun sesuai periode akuntansi

3) Rekonsiliasi adalah proses perbandingan data atau transaksi antara dua system aplikasi guna menjaga dan mendapatkan data yang sama. Proses rekonsiliasi menggunakan sarana aplikasi e-rekon secara daring.

b. Definisi Operasional

Kepatuhan satker dalam menyampaikan laporan keuangan dengan parameter jumlah dan ketepatan waktu upload dan rekonsiliasi

c. Rumus/cara perhitungan

Penilaian Persentase Tingkat Kepatuhan Penyampaian Laporan Keuangan di hitung berdasarkan jumlah total skor pada tiap parameter yang di nilai dibagi dengan jumlah parameternya dikalikan dengan persentase maksimal 100%.

d. Capaian indikator

Pada tahun 2020 tingkat kepatuhan penyampaian Laporan Keuangan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang adalah sebesar 87.50, dari target kinerja sebesar 80. Capaian kinerja pada indikator ini adalah 109,38%. Apabila dibandingkan dengan capaian sesama KKP Kelas II Lainnya, Capaian KKP Semarang lebih rendah dibanding KKP Mataram (125%) dan lebih tinggi dibanding KKP Cilacap (108,41%).

Sesuai dengan surat Kementerian Keuangan Nomor No. S-537/PB/2020 Tentang Pelaksanaan Rekonsiliasi Eksternal Tingkat UAKPA dan KPPN Tahun 2020, proses rekonsiliasi baru dilakukan setelah bulan Mei 2020, sehingga data yang digunakan hanya dari bulan Mei s/d Desember 2020.

(40)

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN SEMARANG 31

Table capaian hasil tingkat kepatuhan penyampaian Laporan Keuangan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang Tahun anggaran 2020

Tabel 3.2. Capaian hasil kepatuhan penyampaian Laporan Keuangan TA 2020

Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan jumlah periode pelaporan yang sama, terdapat kenaikan setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan adanya upaya perbaikan dalam kepatuhan penyampaian Laporan Keuangan khususnya kebenaran data yang diupload. Pada tahun 2020 dan 2019 sepertinya tidak ada perbedaan signifikan tetapi apabila dicermati dalam detil penilaian terdapat peningkatan dalam hal Jumlah data upload dalam E-rekon.

Perbandingan Capaian target tahun 2017 s/d 2020

Tabel 3.3. Perbandingan capaian kepatuhan laporan keuangan KKP Semarang TA 2017-2020

Pada tahun pada tahun 2019 masih terdapat jumlah upload dokumen sebanyak 5 kali meski sudah lebih baik dibanding tahun 2018 jumlahnya 10 kali dan 2017 membutuhkan 22 kali upload.

Pada point inilah yang sangat berfluktuatif disetiap tahunnya sebagaimana grafik dibawah ini :

setatus Sistem closed e-

rekon Realisasi rekon Nilai status Nilai status Nilai status Nilai Jumlah Nilai

Januari Februari Maret April

Mei tidak terlambat 01/07/20 26/06/20 100 BAR SIAP

Download 100 Sama 100 BMN belum

upload 0 1 100 80 10

Juni tidak terlambat 29/07/20 11/07/20 100 BAR SIAP

Download 100 Sama 100

Upload Data SIMAK BMN Berhasil

100 2 100 100 22,5

Juli tidak terlambat 01/09/20 24/08/20 100 BAR SIAP

Download 100 Sama 100 BMN belum

upload 0 1 100 80 32,5

Agustus tidak terlambat 30/09/20 08/09/20 100 BAR SIAP

Download 100 sama 100 BMN belum

upload 0 1 100 80 42,5

September tidak terlambat 13/10/20 08/10/20 100 BAR SIAP

Download 100 sama 100

Upload Data SIMAK BMN Berhasil

100 2 100 100 55

Oktober tidak terlambat 30/11/20 13/11/20 100 BAR SIAP

Download 100 Sama 100

Upload Data SIMAK BMN Gagal (ADK Tidak Ada)

0 1 100 80 65

November tidak telambar 15/12/20 10/12/20 100 BAR SIAP

Download 100 sama 100

Upload Data SIMAK BMN Gagal (ADK Tidak Ada)

0 1 100 80 75

Desember tidak telambar 25/1/21 14/1/21 100 BAR SIAP

Download 100 sama 100

Upload Data SIMAK BMN Berhasil

100 2 100 100 87,5

Bulan Total skor Capaian

Target

adanya surat Kemenkeu No. S-537/PB/2020 Tentang Pelaksanaan Rekonsiliasi Eksternal Tingkat UAKPA dan KPPN Tahun 2020.

Ketepatan Waktu Upload Status Rekonsiliasi Hasil Rekonsiliasi Rekonsiliasi SAK >< SIMAK

BMN Jumlah Upload Dalam E-Rekon Parameter Penilaian

Tahun Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Capaian

2020 80 100 80 80 100 80 80 100 87,5

2019 80 100 80 80 100 80 80 100 87,5

2018 80 100 70 80 90 70 70 100 82,5

2017 60 80 70 80 70 70 70 60 70

Referensi

Dokumen terkait

Bulan merupakan benda langit yang mengitari bumi. Karena bumi mengitari matahari, maka bulan juga mengitari matahari bersamaan dengan bumi. Selain itu, bulan juga

Dilema yang ditimbulkan oleh pembuatan bahan bakar dari kelapa sawit adalah bahwa bahan bakar tersebut dapat mengurangi polusi udara, sedangkan lahan yang dibutuhkan sangat besar,

Oleh karena p= 0,113 (p&gt;0,05) maka dapat disimpulkan bahwa status gizi siswa SMP fullday school yang mendapat makan siang dari sekolah/ sekolah fullday dengan Penyelenggaraan

Dalam perkembangannya karena keinginan dari para orang tua siswa dari TK Raudhatul Athfal yang ingin melanjutkan pendidikan anaknya di Pondok Pesantren Mamba’ul

Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar ini secara garis besar berisikan informasi rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah

Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Denpasar ini secara garis besar berisikan informasi rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Palembang sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian

Kerangka kelembagaan disusun dalam bentuk desain organisasi berdasarkan regulasi pemerintah, perkembangan dan tantangan lingkungan strategis di bidang pembangunan