• Tidak ada hasil yang ditemukan

(B A L I) SKRIPSI. DIAJUIAK tt N m MELENGKAPI DA5 MMSNIJHI STARAT-SYARAT UNTO MEHCAPAI GELAR SARJAHA H0KUM OIEH I WAYAN TITIP SULAKSANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "(B A L I) SKRIPSI. DIAJUIAK tt N m MELENGKAPI DA5 MMSNIJHI STARAT-SYARAT UNTO MEHCAPAI GELAR SARJAHA H0KUM OIEH I WAYAN TITIP SULAKSANA"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

TOJJAtJAH PELAKSANAAK UNDANG-UKDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DALAM MASALAH PERCERAIAH MENURUT HUKUN ADAT D I KABUPATEN AMLAPURA

(B A L I)

SKRIPSI

DIAJUIAK tT N m MELENGKAPI

DA5 MMSNIJHI STARAT-SYARAT UN TO MEHCAPAI GELAR SARJAHA H0KUM

OIEH

I WATAN T IT IB SULAKSANA N o. POKOK 037610250

FAIOTLTAS EtJKUM TT N IV H tsm S A2RLANGGA SURABAYA

1981

(2)

TEIJAUAN PELAKSANAAH UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DALAM MASALAH PERCERAIAN KERURUT HUKTJK ADAT D I KABUPATEN AWLAPORA

(B A L I)

SKRIPSI

OLEH

I WATAN T IT IB SULAKSANA

PEMBIKBING KEDUA ZDUA /

■\— v f

R .S . HUTABARAT, S .H . LL.M,

PAKULTAS HOKUM UNIVHtSITAS AIRLANGGA SURABATA

1981

(3)

KATA PENGAUTAR

Dengan memanjatkan p u ji syukur kehadirat Ide Sanghiang Widhi Wasa (Tihan Yang Maha Esa) karena wararaigrahaWya, akhimya saya da- pat menyelesaikan penulisan ek ripai in i, yang merupakan salah satu

synrat harus dipenuhi sebelum ntudi d i Fakultas tfukura Univeroitas Airlangga dapat diak h iri*

Tepat kixanya saya mempergunakan kesempatan in i untuk meng- haturkan rasa terima kasih yang sebesar-besamya dan pengbargaan yang setin gg i-tin g g in y a kepadai pertama, semua guru besar, docen be-

oerta asisten Fakultas Hukum U niversitas Airlangga yang telah raembe- k a l i saya ilmu pengetahuan khususnya ilmu hukum; kedua, pegawai per- pustakaan koleksi non eksakta U niversitas Airlangga dan karyavan 7a^

kultas Ifukua U niversitas Airlangga yang telah nemberikan sarana-sa- rana yang diperlukan; k e tig a , bapak Wienoe Goesanto, S.H* dan ibu R.S. Rutabarat, S.H. LL.M. sebagai dosen peinbimbing yang telah me- ngorbankan waktu dan tenaga eerta pikiran untuk neaberi bimbingan dan pengarahan sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi

i n i ; keempat, bapak Ketua Pengadilan Negeri Amlapura yaitu bapak Ide Bagus Hgurah Sonya, S.H. yang telah berkenan memberikan b«?han- bahan berupa keputsan-keputusan Pengadilan Hegeri Amlapura yang her- kaitan dengan penulisan skripsi in i; keliina, bapak Ketua Bimaa Hin­

du Dharma Departeraen Agaaa Kabupaten Amlapura Prop ins i Daerah Ting>- kat I B a li beserta bapak-bapak Penruka Adat Kabupaten Amlapura yang

telah memberikan penjelacan-penjelaaan dan keterangan-keterangnn yang diperlukan dalam penulisan skripsi in i; kcenam ayahnda dan

ibunda yang telah dengan susah payah membiayai studi saya selama i n i. Juga kepada kakanda Ni Wayan Sutrisningsih dengan tulur fkhDas

i i i

(4)

mengijinkan saya menulis masalah yang dialaminya dalam sk ripsi in i*

Serta tidak lupa kepada segenap saudara-saudara saya senantiasa men- dorong semangat demi dapat diselesaikan penulisan sk rip si in i dengan balk*

Saya. menyadari sepenuhnya bahwa skripsi in i mengandung ba- nyak kekurangannya dan tentu jauh dari Bemjwrna. Kiranya hal in i da­

pat dimaklumi mengingat keterbatasan pengetahuan saya, khususnya da>- lam Ilrau hukum* Nanmn d ila in pihak saya tetap berharapan, setnoga e k rip e i in i bermanfaat bagi riunia pendidikan pada khususnya dan ke- pentlngan masyarakat pada mmunnya*

Surabaya, 26 Mei 1981 I Wayan T itib Sulaksana

(5)

DAFTAR IS I

Ralajnan KATA PENGANTAR... . ... ... i i i

DAFTAR I S I ... ... v ... 1

BAB I HtnOJM PERKAVINAN DI BALT... 8 1. A rti p e r k a v i n a n . » . . . * . . . 1 0 2. Bentuk-bentok perkawinan... •••••13 3* Siston perkavinan... ...♦ • 1 7 BAB I I MASALAH PfSCERAlAN DI KABUPATEN AMLACTTRA (B A L l)... 19

1, Sebab-sebab perceraian .. . . .C1

?• Tata cara p e r c e r a ia n ... ... .?7

3* Akibat-akibat p e r c e r a ia n ... ... . ... *••..♦3 0 BAB n i STATUS ISTRI SEmAH P01CHIAIAN DALAM KELUARGA ASAL... 37 BAB IV STATUS ANAK SETCLAn PERCERAIAN DALAM KEIJTARGA ASAL TRU..*47 KESIMPCTLAN DAN SARAN... ...% UMPffiAE...„ ... 57

1. Keputuaan Pengadilan Negeri Amlapura Nomer: 26/Pts. Pdt.

G./1979/P.N. Karangasenu* ... . .57 2. Keputuoan Pengadilan Negeri Amlapura !Totner: 11/Pts. Prtt.

G./1980/P.N. Kaxangaeem... ...,..6 4 3. Keputuean Pengadilan Negeri Amlapura ‘lomert 11 /PN. FAR./

P0T/197Q...

DAFTAR BACAAN... .

V

(6)

PEKDAHTJU7A1T

1 * Permasalahant La tar Belakamr dan Peraauaannya

Porkcihaagan i le a pengetahaan dan teknologl telah ncabcrl po- ngaxoh sedoaikian rttpa. dalaa kehldapan caayarakat terutena dales ta^

ta kehidapua bangaa Indonesia* Sedlklt deal aedikit peraturan*.p03v ataran dalea Haktta Adat yang eadah tidak oeeaai l a g i dengan keadaan dewaoa in i c a l a l dltinggalkaa* Hal In i Jelao te r lih a t dal an kehl­

dapan seh arl-h arl nfisyorek&t deoa* Oontoh yang saya o b i l dalaa pcabahaean ritripsi in i ialah • Adat B a ll* S iatln kc&elaargaannya adiw lah p a t z llln ia l* C trl u t o a d ari perkawinan dal an peroekutuan yang a lf a t ke&eluargaanoQra p a t r i li n ia l adalah dengan JaJnr* Peaberian JnJor oleh pihak keluarga oalon catnl kepada pihak keluarga calon i o t r i adalah sebagai leabang dipaturicaxmya hnbungan i e t r i dongan perecknta&nnya, Setelah pezkavlnaa i s t r i secara ponoh aacok dalea llngkongan keluarga cnaal, begltn p a l* anak-anak yang dilahlxkan dalea perkawinan Ito* Jadi secara kasarnya dapat dlk&takan i s t r i sudah d ib o ll d a ri keluarga aaalaya dengan peabayaran ju ju r tereebat d i atao* Aklbat dari pcabayaran ja j u r in i dapat neniabalkan bebe­

rapa kezangklmtni (1 ) setelah i a t r l nelahlrkan anak le k l- la k l, la akan p n p a iy a l kedndakan kaat dalaa elan muai| ( 2 ) atau seballknyat sacal dapat berbuat aekohendak h a tl terhadap ie t r i* SI B a ll peaba- yaxan ju^ar in i dlaebat "patakan la h N ataa " a j i geaa."*

Dalea p<obanganan dewasa In i peranan vanita senakln aenlngw kat* Hereka senantat adanya peraaaaan hak dengan kara p e ria, dan

aalah satu uaaha yang telah berhaall dlper juangkan adalah neabec*»

tak andang-aadang yang dapat aellndongi h&k-h&k nereka dalaa peiv kawlnan* Tndang-^mdang yang dlaakead adalah UndangHmdang Ho 1 th-

(7)

faun 1974 y a lta Ifndang-tfndang Perkawinan dengan Peraturan Pemerlntah t o . 9 Tahun 197!? eebagai Peraturan Pelakaanaannya. Dndang-undang

i n i dinyatakan berlakn untok eclurah vilayah hukua negara Republlk Indonesia sejak 1 Oktober 1975*

Hennrut Adam Adat B a ll b lla nan* te r ja d i perceraian, apapon alaaannya, pihak wanita pada ueaany a berada dal an p o slsi yang d ira - glk an, balk terhadap harta perkawinan maupon terhadap anak-anak yang dilahirkan. d a ri perkavinan it a * Dengan berlakunya TTndan^-tm- dang Ed 1 fahun 1974» keadaan yang den Ik lan sudah tidak dapat d i- pertahankan l a g i . Sehubungan dengan ita la h saya akan neobahao na- oalah perceraltin yang to r ja d i d i labupaton Anlapnra, akibat dari diperlaknkannyo. i s t r i dengan eevenang-wenang, ataa karena i a t r i t i ­ dak nan dlnadn dan sebagalqya. Dal an ck rip si i n i saya akan menba-

t a e l d l r l dalasi pcsbahaaamya tentang pelaksanaan tfndangwundang Co 1 Tnhun 1974 dal an masalah perceraian eennrut Hokoa Adat d l Xa- labupaten Aalapora (B a ll)*

2* PcnJolacan Judal

Tlnbolnya oaoalah perceraian sudah tenta diaw ali dengan cuata perkavinan yang a ah balk neznrat Undang-undang Bo 1 Tahun 19 74 atan nenurut Bukua Adat setcapat. Hcsasuki snata perkavinan ber^

a r t ! bahva kedna pihak yaitu p rla dan vanita bertujuan nntuk se a b ed tuk snata rvaoh tangga yang bahagia dan kekal. Perkavinan yang d i- cita -clta k a n adalah agar setelah aenlkah eelanjutnya dapat hidup roknn bahagia sebagai suaai i s t r i , saspal suaai menjadi kaki-kakl dan i s t r i nenjadl n in i-n in i yang bercucn c i c i t . inamorata nereka t i ­ dak dapat nevujudkan c ita ^ c ita perkavinan yang diidankan* Karena

(8)

sesuatu hal yang tidak dapat diataoi la g i, sehingga kebahagian eu­

reka sudah tidak: dapat dibina dan berakhir dengan perceraian.

Untak lobih jelaexqra dapatlah dlaabll oontoh sebagai berikut«

eepaeang suani ie t r i Ball telah ccnblna runah tangga yang 8ah eelana eepuluh tahun yaita sejak tahun 1966* Mereka dikarunial tiga orang anak, dua diantaranya lak i-la k l dan seorang pereapuan* Fokerjaan sueal eehari-hariijya sebagai pegaval negeri pada suatu instanoi pe- rlntah di labuputen Aalapora Propinei Bali, Deaikian pula halnya do- ngan ie t r i, is t r i bekorja sebagai guru sekolah dasar di kabupaten

tersebut* Tttapi eejak tahun 1978 perkawinan mereka sudah tidak da­

pat dipertahankaa la g i karena tidak ada pereesuaian pahan antara ke- duanya. 81 suaal neapunyai kebiaoaan berjudl sehingga mengakibatkan

terlantamya anak-anak dan bahkan serlng pula melakukaa tlndakan ko- keraean terhadap istrinya. Keekipun ie t r i telah beruaaha untuk ne-

nyadaxkan cnaai dari keblasaaa jelek tersebut nanun temyata tidak berhaoll* Iklbatnya s i is t r i sudah tidak dapat nenahan penderitaan- nya leblh laaa la g i dan cohon kepada sutni agar d ll jink an pulang kea-

b a li keruaah orang tuanya dengan. aeabava anak uereka yang terkecil (percapuau)* Pomlntaan ie t r i tersebut dikabulkaa. Tfetapi beberapa bulan kesidlaa si sueai kawin la g ! tanpa i j i n is t r i yang sah* Se­

lena berada dirunah orang tuanya, suanipun tidak pernah berusaha untuk nengajaknya pulang, bahkan beaya hidup anakqyapun tidak per­

nah diberikan* Pada akhlrnya lstrlnya ninta ceral* Hemrut Hukon Adat Bali pada uamnnya I s t r i tetap dinyatakan beraalah karona di­

anggap neninggalkan sutal, sebab is t r i nasih terikat pada perkawiiw an yang oah eeheluo ada pernyataan eeral recai dari suaoi.

Dengan berlakunya tfndang-undang So 1 Tahun 1974 dan Peratnrw

(9)

an Peaerintah Bo 9 *ahun 1975 * Hdkna Adat Bali yang dealkian sudah tidak dlpertahaz&an lagi* karena paoal 3 Undang-undang Mo 1 Ihhnn

1974 telah nengator bahva M ( l ) Pada aaasnya dalaa soata perkawinan seorang prla hanya boleh Bcapiuyai seorang istri* Seorang vanita ha- i if* boleh coapunyal seorans steal* ( 2 ) Pengadilan, dapat neaberi lain kepada seorang sucal nntak berlstrl lebih dari seorang apabila dlkehendakl oleh pihak-plhak yang berean^fcutan".

3 * Alaaan Pealllhan Jndnl

Peabahaaan skripsi ini eeeuai dengan aaaalah yang saya aju- kan yaitu aaaalah perceraian dl Kabupaten Anlapura. Dengan berlaku- nya ttndang-undaEg Ho 1 Tbhon 1974 dan Peraturan Peaerintah So 9 Ta«

him 1975 * khaaoa di Ball telah banyak ter jadi peroabakan-peroabakan dalca Rakvn Adat, balk dalca tata cara perkawinan aaapon tata cara porccraian* Bak-hak vanita cola! ncapak akibat diperlakokamya Tftv- dang-nnrtang E 6 1 Bahon 1974 * kfaaroonya oengenai ooal perceraian ter- bakti dengan adonya beborapa keputooan pengadilan yang saya peroleh.

Ihllah alaaan saya aengapa saya ceaberanlkan diri nenyusim skripsi dales naoalah parceralan cemarnt Ffetm Adat Ball khucaanya dl Ka- bapaten Aolapnra* Jndnl deripei ini adalah "Tinjanan Pelaksanaan Undang-TTndang Ho I Tahun 1974 Balaa Raealah Perceraian Hennmt Bn- kra Adat Di Kabapaten Aalapura (Ball)".

4 * toJuan Pcmllaan

Penal loan cfcripei Ini neapunyai tajuan untuk t

a* Hencoba aeabahas nasalab-oaaaloh perceraian akibat-

okibatnya aenuut Hukua Adat Bali di daerah tersebut di atas sa»

(10)

te l Ah pelakiianaaja Undang-undang No 1 Tahun 1974 y a ita 1 (October 19 75.

b . Meaberl sunbangan berupa bahan bacaan bagi nahasiswa Fakol- tas

Bahaa

soal perceraian nenurat Bakun Adat B a li d i Kabupaten An- lapora setelah diandangkanny a nndangMmdang t e r s e s t diataa, se­

hingga dapat nelengfcapl perbendaharaan dalaa bidang Hukon Adat.

c. Kcabanto nasyarakat yang nasih berpendapat bahwa bilaaana i e t r i telah diceralkan oleh eoflal, i s t r i akan kehilangan haknya balk terhadap harta berscna naapon anak-anak 9 hal nana tidaklah te­

pat la g i . Dalaa perkobangtun hutnm sekarang in i sadah mulai terda- pat perubahao-porubahan sesoai dengan tuntutan jaaan* Karena ita penting untak neaberl pengertian kepada naeyarakat yang nasih b e r- pandangan seperti tersebat diatao*

5. Hetodologi

Sesoai dengan judol yang diajokan dan n a te ri yang dibahae, naka penulisan sk rip si d i samping b e r s ifa t t e o r it is adalah juga

b e ro ifa t p ra k tis, artinya selain berdasarkan teo ri juga berdasar^

kan fakta a tan kenyataan yang te rja d i dalam praktek.

a . Soaber data

Dalaa penal is an sk rip si in i eaya aenggnnakan soaber data d ari kn- liah -k n liah M a ra Adat pada tahnn sebeluanya, lit e r a tu r ^ lite r a t o r Hnkca Adat, h a ail wawancara dengan Vetnfr-Ttetaa Adat ataapon dengan Sicas Hindn Huixea pada Doparteaen Agana Kabopaten Aalapora*

b. W tnik pengunpulan data

Karena penal loan sk rip si in i juga berdasazkan fakta a tan kenyataan yang te rja d i dalaa praktek* naka data yang saya peroleh dieanping

5

(11)

nenggonakan atudi perpastakaan juga nelakukan vavancara*

o* Teknik a a a lis a data

Forbandingan antara teo rl dengan fakta atan kenyataan dalaa p r a k t d ,

6* S lstcaatlk a dtan For tan*aan*.1 avabanmya

Keseluruhan sk ripsi in i t e r d ir l dari eapat bab. Sebolm no- Basnkl n a te ri yang akan dibahae dalea bab I I 9 saya akan nenguraikan

terleb ih dahalu Hnkua Perkavinan d i B a ll secara tram dal an bab I . Adanja perceraian didabalul oleh caatn perkavinan yang sah balk no- m t Hotel Adat aotcapat atanpun com rut ttodang-undang Eo1 Tahun

1974, Dalca ball in i akan dinraikant a r t i perkavinan, bentok-bentck perkavinan, sl&tca perkawinan*

Bab XI, dalaa bab in i nc-msukl n a te rl yang dibahao yaitu na- oalah perocralan d l Kabapaten Aaalapara* Hal nana e ra t hubungannya dengan bah I y a ita dari segi kodudukan vanita B a li dalaa perkavin­

an* Bab In i t e r d ir l darls sebab-sebab perceraian, tatacara percerai­

an, dan akibat-akibat perceraian*

Selanjutnya dalaa bab I H dibahao status i a t r l setelah perco- rala n dan keaball kepada orang toanya (keluarga asal-puruea a s a l)*

Fcobahaaan in i adalah oorupakan rangkaian nasal ah perceraian yang dibahao dales bab XI, Setelah keabali kepada orang toanya Berta d l - terina dengan baik , apakah vanita tersebut naelh ceaponyal hak Deva*- r i o terhadap harta peninggalan orang toanya setelah dladakan upaca- r a BOprastlete*

Akibat dari euata pereeraian anatara la in adalah yang paling p on tin g tentang Basal ah anak* Misalnya tentang aaaa depan anak s i*

apa yang berkevajlban o eaelihara, nendidik anak-anak tersebut*

(12)

ttenarut beberapa keputoaan Pengadilan Hegeri Aalapora yang eaya pe- rolcti, bahwa hak dan kewajiban n a e H h a r a , nendidik, dan nobeoaav kan anak berada pada eoe&i l a t r i , Totapi anak tetap aenjadi hak c u t- lak o m l t karena aistea kekeluargaan di B a li adalah p a t r l li n i a l . Anak-anak yang dlacnh dan dlbesaxkan oleh i o t r i dal an keluarga a - calnya (j*u o sa a e a l), apak&k neajmnyai hak waris atas harta peningw g a l an kakcknya (d a r i pihak ib u ). In i akan dibicarakan dalaa bab 17.

Pada akhirnya akan dikcaakakan in t i oari atau kealnpulan da- r i pada nasal ah perceraian tersebut d i atas dan Juga oaraxt-saran

serta laopiran keputasan Pengadilan Eegeri Aalapora sebagai daaax yu ridio penyeleo&laa caoalah perceraian d i Kabupaten Aalapora (B a-

(13)

gunm PSBKAvmir s i b a h

Bakun Paiiavinan d i B a ll nerupakan salah s&ta bagian d a ri Hoktta Adat B a li* B n k a Adat B a li

yang

barlntlkan adat la tia d a t s e -

texpat dlpengaruhl oleh hnkua agana yaitu. Bnkua Hindu Itausa, £to- ber Bticna Adat B a ll dapat dlgolongkan aenjadi dua golongaa antara la in *

a# S^ab«fr hnknn yang tidak t e rto lie

Soobcr hokua yang tidak ter t o l l s adalah bersunber padas adat la tia d a t aeteapat (Beaa Ifciama), kebiasaan yang berlaku dalaa aato keluarga (Xula Riaxna), keblaeaan yang dilakukan oleh orang^orang

baaar yang d lt e r la a oleh vessx ataa kebiaoaan yang dieebut "acara"*

b* Etobar t e h p yang t e r t o lie

Saabar hotel yang t e rto lie tordapat pada k itab sucl Veda*

Vada adalah i l e a pengetafaaan eaci yang berasal d a ri Sang Eiyang V I- dhi Voca (Tbhan Tang ttaha K sa), yang didengaxfcan oleh naharc&i-aa- hareai dalaa keadaan ccaadi* keradlan oleh □ahareol-oaharooi ila u pengetahoan seel teraabnt d l t a l l s pada lo n ta r-lo n ta r dalaa bahasa Sancdcerta* Itafitaka cuci in i d ibagl aenjadl tapat bagian sehlngga dieebut "Catur Veda", t a r d lr l d a rli Rag Vedat Yayur Veda, Seaa Ve­

da, dan Atharva Veda* K e o p a t kitab Voda tersebut d i ataa sedang d i - ueahakan terjetiahannya oleh Leabaga Pentcrjcmah Kitab 9oci Veda Pn~

riaadha Hindu lliazca pada Separteaen Agaaa di Jakarta* Sedangkan yang codah ada pada eaya adalah kitab Henava lliam agaatra yang cu- dah d lte rjo a h k a n oleh leabaga tersebut d l atao. Kitab Henava Hi&r- na^aatra adalah k itab dharaa yang dlhinpun dalea bentok a ic tin a tlo oleh Begawad Bi'igu, salah seorang pengazzut ajaran Begawan Kano*

BAB I

(14)

Seluruh ajaran dalea k itab in i dianggap neraxat a ja r an Begawad Kami.

Sedan# Begawad Brigu penerina a ja r an tersebut adalah aalah seorang d a ri S&pta Haha R eal, yang berh aoil n e n s ic tin a tia ir a ja r an tersebut*

K itab in i penting untuk diketahui karenas d i dalaa asaha penghayat- an dan pengaaalan A g o a Hindu, m a t Hindu ncaerlukan pengetahnan yang baik dan b e r s ifa t lu as tentang a ja raa -a ja ra n Agaa Hindu yang

diam it. S i saoping itu penterjeaahan in i penting artin y a, karena d i dales rangca peabinaan Hukun tiaoional din ana linkua agaaa yang berlakn bagi uaatnya nennrut kepercayaan mereka, perlu diperhatikan

capaya dapat d ibiu a bentok-bontak htkun yang eeraai dengan kebutuh- an dan kenyataan dihadapi* Setiap undang-undang yang dikeluartcan harua bemafask.an Panoaslla dan Pndang-Undang Dasax 1945* Salaa bm- bungannya dengan pelaksanaan Undang^undang Ho1 TWran 1974» tuwha

tereebat d i atau sudah tercakap d a lia paaal 2 ( l ) Undanguundang Bo1 Tahan 1974 yang o e«gatart "Fetkavlnan adalah sahf ap ab ila d lla ­ kukan cezxorut trukun naaing-aasing agaaa dan kepercayaannya it a "*

Jadi Ariam Perkawinan d i B a ll berm nber pada dua em ber yang cadab oaya uraikan d i atao. S istca kdceluargaan d i B a li adalah pa«

t r i l i n i a l . Hukra Perfcavlnannya nenekankan secara tegas tentang l a - rangan perkawinan y a ita terutm a tentang van ita yang boleh dika- v ln i dan vanita yang tidak boleh d ik avin i. Henurat k itab Kanava Em rna^aatra y a ita pada T r it io ’ dhyayah (Buka K etiga) buku H I , 10 dan 11 nengatnrs

10. Hendaknya la cengawini vanita yang tidak eaeat badon=yat - yang nespunyai nesa yang pantos, yang Jalannya ooperti eo- ekor angsa a tea aec&or gajah , yang bulu badan dan kepalanya euknp o a ja , eeapa^yal g lg l k e c ll dan anggaata badan yang l o bat*

11* Orang bljcksana tidak akan nongawini van ita yang tldAk ccspuspal saodara la k i, vanita yang ayahnya tidak diketahui

(15)

takut janj^an-Jangan vanita Ita adalah anak angkat dalam hal pertama dan dalaa hal yang kedna jangavt-jangan ayahnya n e la - b & a n doaiw

Dealkianlah oeplntas k ila e gaabaran secara

x a m

Bakun Perka­

vinan d l B a ll, yang naolh tetap dlpatnhi dan dipertahankan secara.

tarun-tcaimm. Selanjutnya akan saya uraifcan* a r t l perkawinan, bext- tok~bentok perkavinan dan o lstca perkavinan.

1. A rti Perkavinan

Perkavinan (riT ah a) adalah nerupakan tin^Jcat hidup "grlhaota"

b a g l seorang rang oen jalan l hidup "brahnacharya" y aita t i n ^ a t h i - dap berguru. Perkavinan nerupakan kojadian yang sangat pen tin g bagl naoyarakat B a li pada khueuonya dan nacyarakat Indonesia pada

nya* Karena tttjuan perkavinan nenurut Bukna Perkavinan d i B a ll ada­

la h untok meaperolch Anak* Dengan adanya anak keturunan nenorut Hindu dlanggap sebagai penabua dooa (r in a ) atan perboataxv-perbuat-

an selcaa hidupnya* Helaksanakan perkavinan oaaa dengan menjalahkan dhaxca, Pengertlan dhaxna adalah hnkun yang nengatnr tentang hak dan kevajiban yang harus d iik u ti oleh nanaoia, balk sebagai in d ir l-

dn, aebagal kloopok ooo ial, sebagai status ao sial dales keluarga, oebagoi penguasa ( r a j a ) dan eebagalnQra. Ifaama adalah nerupakan pe- ratoran perundang-undangon (viyahara) yang nerupakan bagian terpen- tin g dari kehldupan nasyarakat. Iham a adalah kode etik yang harus dlhayati dan diaaalkan sehingga nenjadl kebiasaan yang hidup dalea cacyarakat (a c a ra ). Perkavinan harus didasaxkan pada kitab sucl Va-

da dan nerupakan ealah aata dari "s a r lr a Baaskara", yaitu penyucian n e la lu l pexkavinan, Henurut Begavad Mana dalam kitab Huutwa T)ham«v- Vaetra mengenai dhaxoai "Untok aenjadikan ibu naka vanita d ic ip ta - kannya dan p r ia dlciptakaxmya untok dljadikan bapak dan karena itu ,

(16)

▼eda i t a akan dlabadikan oleh dharna yang haras dllakukan oleh wa-i n it a dan p ria sebagai euaal i e t r i " .2

Setiap perkawinan haxao direm ikan dengan coAta sckraaen (peabersihan) ataa sceti±ara. TTpacara perkawinan (rib a h a ) Ita banyak ragannya, tergantung dari nasing^caeing daerah, karena adat is tifr- dat yang W rteda-beda dari sata daerah dengan daerah lainnya d i Ba»

11* ®stapi seouftnya tetap bersendikan pada Vdda. TTntok it a perlu d i- adakan kooatuan ta fs ix y a ita dleatukamiya h a l-h a l yang b e r s ifa t a - E3C3 yang eenjadl ikatan abadi dalaa celaksanakan perkawinan i n i , n i-

oalnyai

( a ) Persakslan atau perwalian*

Pada tomnya tordapat kosaaaan pandangan an tar beberapa peon- 11s Hulnn Hindu. Tang dapat bertindak sebagai eaksl adalaht a p l, keluarga, naayarakat. Apl dianggap sebagai sak si, sebagai pendeta,

sebagai pecrbaetl kekotoran j i v a raga. Keluarga sebagai saksi kare­

na hubungannya dengan pervalian. Sedangkan nasyarakat eebagal o&koi karena setiap upaoara haras dilakakan diarnka imm.

( b ) Dana (nas kawin).

S I B a ll peaberian dana (nas kawin) dianggap sebagai suatu kevajiban yang harua diberikan oleh kelnarga calon neapelal p ria kepada calon nespelai wanita. Peaberian dana tersebut dllakukan

pada oaat dilangcungkannya pexkavinan, Peaberian

Ann*

tersebat da­

pat berupa barangubarang yang disebut " s t r i dana” , niaalnyai p er- hiaean estas, in tan dan barangubarang boxharga lainnya. S tri ^nwn

adalah kekayaan yang nenjadl hak eutlak i s t r i . I s t r i dapat meapexv ganakan sepenuhnya.

( c ) Ylraha hoaa*

(17)

Sebelun dilakukan upacara perkavinan (vlvaha hceaa), terlebih dahnlu upacara *kaxya dana", y a ita pelepaean calon ncapo- l a l vanita tmtol: dibava kertoah calon ©eapelal p ria* Jenls perkavia- ac d i B a li banyjik ragacnya, naka upacara kanya dana in i tidak dapat dilakeanakan sepetmhnya nexmrut nrut-urutaanya. Mexnrut keblasaan yang r u a dilakukan pada saat dllaksanakannya upacara kazya dana

in ila h dana dib*rikan. Setelah seleo al upacara kanya dana* naka ba*- rulah d ie n la i upacara perkavinan (riv h a hceaa) tersebut, Maksud dari upacara In i adalah neolnta persakslan Tang Haha Suci. Upacara per*- kavinan diplopia oleh pedande Qiva (pcndeta), dengan mengucapkan nantcra-nantcra dalea bahasa Saneekerta, eebagai p u ji-p u jia n , doa- doa dan pengfearapan* Setelah n e la lu i ketlga tin^catan upacara i n l y naka aahlah perkavinan toreebut nettorut Hukua Perkavinan d i B a li*

X etlga t in ^ a t a n apacara perkavdnaa teraebut d i ataa d l Xabupatea Jsalapura dioebut "ao v id l vedana", eedan^an di daerah B a li yang 1&- In d l sebut "neaakepan", "eetanjung eeabuk” dan eebagainya*

Dengan deniklan a r t i perkavinan d l B a li dlpandang sebagai sangat pen ting* Perkavinan adalah beraendlkan dhama dan nelaksana- kan dhaxna dlpandang sebagai kevajlban catlak bagi naayarakat B ali*

Sebelua borlakmnya tfodaagHmdang Eo1

W

bui 1974» yaitu Undang-Un- dang Perkawinan, naayarakat B a ll d l d a l n neoyolengarakan perkavliw an eelalu dldafculul dengan berbagal upacara aeperti yang eadoh d ljo - la*±nn d l atao* Hal aana baru d la to r kc-uriian dalen Undang-undang E»1 Bahnn 1974 pada paoal 2 ( 1 ) none tokani "Perkavinan adalah cah b l l a dilakukan ranaru t hukra oaslng-nanlng agssanya dan kepercaya- anaya i t a " * Xaharuoaa untok nendaXtarkan perkavinan pada Departcsan Agcsa y a it a bagian uruaan Agcaa Hindu setelah s e le a a l^ a "bevldl

(18)

vedana", nn«rgak:e]>azir,ff "netanjong eaabak", barn dikenal sejak berla^- kunya UndanfiHandang Bo1 Ifehan 1974 tersebut d i atao. Hal nana d l -

atar dalaa pasal 2 ( 2 ) yang menentukani"?iap-tiap perkawinan d ic a - t a t oenarut peraturan perundan^undangan yang berlakn"* Jadi aebe- lun berlakanya andaag-andang teraebat di atas aasyarakat B a li pada uranaya beltta neagenal carat kawin.

2. Bantak-bcntak Perkawinan

Di B a li slste a kekelaargaanxqra adalah p a t r i l i n i a l , hal mana nenorut K*H.K.?. Soeripto dalaa bukunya Beberapa Bab Tentang Betas

Adat Varie B a li nengatakant

Di B a li ketaranan dari sata pihak y a ita pihak bapak yang pada g.raanya dleebat dengan i s t ila h i tanggal aanggah, tanggal k&- wltan, taxiggal dadia dan sobagalnya. Artinya meapanyai ketang^

g a l an (s a tu ) bapak la lu b a r. Sering dleebat dengan le t ila h ke- tonggalan s i le i la h " . 5

"Xe tanggal an a i l o i l ah" in i dilacak nem zat g a rle bapak dan tidak na*

j a beberapa generaai tetapi sanpai berpuluh-palnh generaai keataa*

Discaplng i t a d i B a ll ada ketentaan bahwa penyelenggar&an upacara keagaaaan (yadacra) terataaa np it r a yadnya", y a ita upacara terhadap

l e l nfatr , haras d l l aleak an oleh. ketarunan-feetaranan garia la k i- la k i oaja (b a ta n j leapeng). Serta adanya siotea perkawinan dengan peaba^

yaran uang j a j a r (patakan lnhv a j i gaoa). Hemeort Ter Haar yaz^r dicaksod dengan j a j a r (feraldsohat) adalaht

Peayorahaa uang dan barang*barang d ari pihak saaai kepada p i*

hak i e t r i dengan nakead aeaaeakkon s i i e t r i kedalan golongan saeoi aedealk lan rap a eehingga anak-anak yang akan la h ir se­

bagai anAkatan sada bagian clan ol caaai onttzk neueruskan c l army a. 4

Dalaa beberapa llt e r a t a r Hckan Adat, bentuk-bentuk perkawln- an dales alatea kekeluargaan p a t r i lln ia l dapat dlbedakan menjadi t ig a golongant

(19)

( a ) Jujur dlbayar o to ira kontan*.

Pada eaat perkawinan dllakcanakaxv, pcnbayaran ju^ur haxu&

dibayar tonal ©l*k pihak keloarga n espolal p r ia kepada koluarga nc=>- p c lo l vanita* Bentok peibayaran Jujur dapat berup&s da& ckor leabn, eebldang tcnbh, k e r lo -k tr ls pas aka dan cobagainya*. Pcnbayaran ju ju r In i d l B a ll diaebut "patokxm luh" ataa "a ^ l gtcsa"*

( b ) JoJur yang dibtpar kezudian h a rl*

Suata b «»to k pexfcavinon dlnana vocal dan i s t r i eudah dapat bldzp borccsa* tetapi pada coat selengcantfcan peikavinan tidak d i - ltfmkan peabaytcren JoJnr* t o o l fcnruo csngabdl le b lh dahulu kepoda kolnarca I e t r i * 0copal Jttfor toroebat dibay a r Tunas. Fwk&vinan do­

l e * ben tak in i d l B a li dleebat "Banggonln", eedang Ib r Saar necyo- batoqr* eebagai "perkawJxon csngabdl* (dienhavolijk) • ^ Pengurtlan Dcr^abdi ndaleh cenanta la k l^ la k l haras csnberlkan Jaoanya kepada koluoraa i o t r i , b e g lta j a l a anak-nnrfr 70ns. la h ir kcaadlaja tetap n a-

c ± keluurga i e t r i * Jcdl dapat dlkatakan bahva d a l o perkawinan 00- ngabdi httfczngan antara ncnanta p r la dengan keluarga i e t r i sebagai teach dan esajlkan*

( e ) Tfdtft ada peabaaram JoJbr*

Suata bentuk pexfcavinan dlnana calon neapelal p r la terleblh dafcalu dlanoket oenjadi anak eendlrl dengan iruatu upacara tertentn*

gfcaeacnya d i B a ll untuk nongangfcat eeeerang anak harus dengan upaca- r a yang dloobat 'taepraetlBto”* Anak p r la tersebut dianggap sebagai vanita dan anak vanita dianggap sebagai p rla* K e n d ia n diadakanlah

perkavlnan tanpa peabayaran JuJur* Ben tak perkawinan ln l d l B a ll cudah joroag dlterokan dan dloebut perkawinan Mnyeburln*f sedang d l B a ll ITtara (Kabupaten Baloleng) disebut "paid bangknng"* Tbr

(20)

Baar nenyebat buntesk perkvlnaa i n i dengan iB tlla h "perkawinan c a b ll

trrk*

(in lijf h m relin k ).^ In tila h "paid bangkong" adalah l e r w a l da­

r i bohanit daerah oetcapat yang coxopekan ejekan bagl la k i- la k i yang cslakekan perkawinan dalea bentok l n l 9 Paid bangknng beraoal d a ri kata paid artlacra tarik* banatamg a r t ii^ a babi betlna* Jadi ocorcnj l f i i l - l o i i yang nelanscnn^an perkavinan dengan seorang vanita hanya eesato-cata karena harta y an j d in ilik vanita toroebat* Barbeda do- ngnn perkavinan "ly oro d ln ", M in r liia & syerodln adalah perkavinan

to rja d l antara ceorcnfr p r ia d ari kaota (golongan) yang le b ih rondah dcnsca coorang vanita d a ri kaota ((p lo n gan ) ynng le b ih tlzsssl* H l- oalnya

co

orang p r ia d a ri kaota "cadxa” kavln. dengan eceroag vanita d a ri kaeta "brahnana"* B lla perkavinan i t a terlaEcoana oocara adat o i vanita akan dlkcnnYan cartel dikolncrkan dari llngoangna koloniv- ganya, oexta dloabat g o la r kebangcawcueaeaya. Sc bab dibeberapa dao- reh B a ll naoih tetap dipertaharican c io tln kaota (golongan) in i* Ia& -

ta a tea kolao dalaa naayarakat dibedakan nenjadi espat varna yang dieebut "eatnr v a m " # y a it a i Brafcnam, E esa tria , V a is la , Sadra*

Bant^-bontak peAavlitnn la in dalcn alotca kekolnargaan pa- t r i l i n i a l cecacmt llte ra ta x t.lite ra ta r Ifak o Adat dapat pala dltltvr Jca d ari bagateana oara celekoanakan perkavinan* Perkavinan dales bentok in i dapat dibedakan nenjadl tig a golongan antara la ln i

( l ) Perkavinan dengan pinangan*

Bentok perkavinan yang

vcrzn

dlkenal d i B a ll oeperti Juga d l - coluruh daorah Indonoola lainnya, utacan calon nexpelel p ria nengtu- Jokan plnangan kepada calon neapelai vanita* B lla pinangan 1pt d l - to rlc a tidak langeung dladakan perkavinan tetapi le b ih dahulu diar- dakan pertonangceu Bales pertnnangan In i kedna belah plhAk sengtw

(21)

dakan perjan jian tia b a l b a llk untuk nenycrlenggarakan perkawinan. . l o i per ja n jia n biaeanya aengator pobayaran perkawinan, peabayaran denda pelanggaran b i l a peTtunancan it a b a ta l. Perjanjian in i baxu nengikat kedua belah pihtk setelah diadakan pemyerahan hadiah peiv

tunangan d ari pihak keluarga calon n eapelal p r la pada neapelai wo­

o l ta . S i B a li tata eara pelaksanaan perkawinan i n i dleebat "nepa- d ik ".

(2 ) Perkawinan dengan cars, l a r i bersana.

Perkawinan in i te rja d i bileaana calon nenpelai p r la dan va­

n ita aopakat berotssw-oeia nelarikan d i r i untuk nelakokan perkawinan d l teapat la in . Bilanana perkawinan in i dapat terwajudkan, t o r ja d l- lah peabayaran JuJur. Hak mid diadakan perkawinan in i adalah karena oalah aata ataa kedaa belah pihak orang toa tidak aenyetajui. B i8t=>- ping It o cengjiladaxfcen peabayaran ju ju r yang tin ggi (b e s a r ). Dl Ba^

1 1 bentuk perkawinan in i dllakukan, dalaa bahaaa daerahnya d i - oebut "ngororod", "nerangkat% "o e la ria n ".

( 3 ) Perkawinan bava la r i *

Bentuk perkawinan in i te rja d i b ilfo a n a seorang p r la eecara kc&oraoao, csaaksa seorang vanita dibawa l a r i untuk aelangsongcaa perkawinan d l suatu t«npat* B ila usaha p ria tersebut berhaeil naka diadakan peabayaran JuJur yang tin g g i. Vstapi b l l a gagal y a ita pada oaat nelakokan perbuatanaya diketahui pihak keluarga wanita teroe- bat, naka e i p ria tidak Jarang b is a dibinah. Di B a li perkawinan in i dlaebat dengan ia t ila h ’teelegandang*.

Deaikianlah bentok-bentuk perkawinan. d i B a ll eecara

xssxn

yaag dapat penalia ttraikan berdafiarkan lit e r a t m v lit e r a t u r Hukun Adat yang ada.. Dalea kenyataan aeh ari-h arl aaBih tetap dipertahan-

(22)

kan*

3* Siatea Perkavinan

Pada trcxmnya d l Indonesia nengenal tig a zaao&a elates perfca^

vinan* le t lg a siotca perkavinan it a adalaht ( a ) S is tea perkavinan indogaal*

IndiTidu

sebagai anggaata keluarga Baku tertentn, hanya b*>- lc h celangsongkun perkavinan dengan anggaata keluarga ffoku t c r s ^ b a t, tUsalnya anggaata keluarga uuku z hanya boleh nelaknkan perka*- vlnan dengan anggaata keluarga soke z teroebnt.

( b ) Slotea perkavinan ezogani*

Siatea perkavinan exogeni adalah suata eisten

perkavinan

dlnana

indiTido-indiTi<tei

eebagai anggaata

keluarga

enku tartenta hanya belch nelokakan perkavinan dengan anggaata

keluarga d ilu a r

caka tersebat* Hi sa liv a indlvldn d ari coku z

tidak

boleh nelakukan

perkavinan

dengan indiridu d ari

Baku,

z pula, d ia harus kavln dengan indlvidn d ilu a r snktt z .

( c ) Siotea perkavinan oleutherogcnl*

Dales alatea perkavinan in i tidak nengenal larangaiwlarangan dan fcohaxuaan-kehaanoan aeperti pada daa siatea perkavinan tersebut d l 4tao» Larangattqra adalah apablla dladakan perkavinan dal an gar is lu m a keataa dan kebavah,

Berta

garia lurua keaanplng.

Dari k etlga aletca perkavinan i n i , d i B a ll dikenal slates perkavinan ©leuthorogani. Bdkoa Perkavinan di B a li dengan tegae nelarang perkavinan yang dilakakan oleh orang-orang tertentn. Mi-

oalqrai

( 1 ) Melarong perkavinan yang dilakakan oleh nereka yang berada da- len sata "gotra" ( f e a i l i ) .

(23)

(

2

) Melarang raelakukan perkawinan bagi mereka yang merasa mempu- nyai hubujagan "pravara"* Pravara adalah ketorunan yang ber- aaal d a ri sata klonpok ikatan kepercayaan, a lira n kepercaya- an menganggap d i r i mereka satu keturunan dengan yang dipuja*

(3 ) Tidak boleh kavln dengan saudara "sepinda". Sepinda adalah keturunan memirut garUs bapak atau gar is ibu. Misalnya* dua ga ris lurus ke atas dan ke bawah. Jadi menurut ga ris bapak, anak tidak boleh kawin dengan saudara la k i- la k i bapak, cuou bapak tidak boleh kawin dengan cucu saudara bapak. Begita pula dengan g a ris keturunan ibu* B lla in i dilanggar, diang- gap melakukan suatu perbuatan dosa (maha petaka)* Akibat hu- kumnya, menurut Hukum Adat B a li adalah diasingkan d a ri keluar­

ga dan masyarakat*

G. Pudja dan Tjokorda Rai Sudharta, Kanawa Dharmacastra (Mary Dharmacastra) atan Weda Snrtl Compendium Hokum Hindu* c e t 1977/

1976, Junasco* tanpa kota, h* 134*

2Gede Pudja, Soalologi Hindu Iharna. cet I , 1 9 Jaj asan Pea- bangunan Pura P ita , Jakarta, h* 49*

^KJl*M.H. Soeripto, Beberapa Bab Tentang Hukum Adat Varis B a li.

Fakultas Hukun (U n lversltas Negeri Jember), 1973. h. 23.

Tar Haar, A sag-As as Dan Sugunan Hukum Adat. cet I I I , te r- jeoahan Soebekti Poesponoto, Pradnya Pramita, Jakarta, 1976, h . 195*

(24)

6Ib ld .

(25)

BAB n

MASALAH m CfiUXAS B I KABUPATKff AMLAHIRA (BALI)

Perkawinan d i B a li d i pandang sebagai suata perbaatan untci nenyuclkan d i r i nenuju tlngkat kehidapan "grih asta" yaita tlngkat hidup berunah tangga, d ari tlngkat kehidapan "brahaacharya" yaita tlngkat hidup berguru. ~Peralihan d ari tlngk&t hidup brataaoharya kepada tingkat hidup grih asta dllakukan dengan berbagal upacara.

Upacara yang dealkian team dllakukan oleh nasyarakat Indonesia h *- nyn sa ja dengan nana-ntma dan tata eara yang borboda* Di dalea 11-

t era tor C t e Adat upacara in i dleebat " r it e s de passage”. Tang 7

dlnakcud dengan rlto o de paeeago adalah upacara-upacara peralihan atau perubehan status d a ri hidnp torplsah setelah n e la lu i upacara- upaoara yasg dlnaksud nenjadl hidap bersatu d&lsa kehidapan bersa­

na eebagai euxai i s t r i . li t o e de passage dibagi dales tig a tingkat- an yaltn i

1* Hites de separation (upacara perplsahan d ari status se sa la ) 2

.

Rltoo de cargo (upacara perjalanan ke statne yang baru) 3* Rltoo d ’ aggregatlon (upacara penerioaan dal an status rang

barn).®

Dl scaping Ita tajuan perkawinan d l B a ll yang tern tana ada­

lah untok noaperoleh keturunan (an ak ). Dengan borlangsungnya eatu porkawlnan, dapat neapeocer a t hubongan sata keluarga dengan keluaiv ga la in . Anak keturunan d a ri has 11 perkawinan, dapat nelanjutfcan clamxya, mdronya, keluargarxya torus-aenexus, sehingga nencegah pu- nahngra suata clan, suku, keluarga, tersebut d i atas.

Pelaksanaan perkawinan dllakukan dengan berbagai upacara

(26)

yang beraneka ragan dleetrualkan dengan adat daerah nasin^-naslng*

Pelaksanaan upacara d l B a ll yang disebut "nevidi wedana" (khusruo d i Kabupaten Anlapura) eedang d l daerah B a ll yang disebut "nesakep- an ", "neperagat” dan eebagainya* ?ttjuan yang la in agar casyarakat nengetahul bahwa perkawinan nereka cudah disahkan balk mennrut ke-

tentaan adat aaupun nenurut' ketentuan ag*aa. Di soaping it a agar kedua belah pihak (su aai i s t r i ) dapat nelaksanakan dhaxna, karena dhaxna adalah sendi daoar kehidupan b a g a fljto d ttt d i B ali*

Para kerabat kedua belah pihak * cenglngihkan agar perkavin- an nereka dapat bertohan untok eelcaa^lcaanya* Tetapi pada cuatu saat tinbul keadaaa-koadaaa, d i Dana kepentingan kerabat nenghtt*- daki patunnya perkawinan ittu Di.oenplng alaaan tersebut* ada juga alaoan perceraian yang le b ih b e r s ifa t pribadi* Misalnyat tidak ada anak, tinah das. sebagainya.

Henurut Surejo Vlgnjodlpurot 11 Perceraian nenarut adat adalah nerupakan p e riitiw a pen tin g yang lu a r bl&ea, nerupakan p r o b l a a eo-

e la l dan y u rid ls yang penting dalea kebauyakan daerah"*^

nenurut DJojodigocno cengenai perceraian adalah sebagai bo- r ik u t i

Perceraian in i dikalangan orang Java adalah suatu hal rang t i­

dak dienkai* C ita -c ita orang Java berjodoh sekali untok gem ar hidup, b i l a cungkin soxpal kakea-kakea ninen-ninen, artinva

eeapai nenjadi kaki (kakek) dan l a t r i Q onjodl.nlnl (nenek;

yaitu orang tua-tua yang sudah bercuou^ciclt*

Soya nonyetujul pendapat Djojodlgoeno d i atas* Sebab bakaa hanya orang Jawa oaja yang berpandangan denikian, tetapi sudah nexw ja d i pandangan r a m caoyarakat Indonesia* Khueae^ya naayarakat Ba - 11* Perceraian tudak dapat dibenazkan balk oleh ngm a d an pun oleh adat* Sopertl yang ter can tm dalea kitab Kanawa Hiamapastra

(27)

y a ita pada Atha Sawano9dhayayah (Bain Xoscobilan) Boko IX, 101 dan 102* 101 n©ngatur$"Dendaknya estpoya hubungan setia borlangcung « t >

p a l n a t l" sin£:atnya, i n i harua dianggap oebagai faaknn yang tertln e*

gi

bagi aufiiid i a t r i " * Sedang 102 nengatars "Hendaknya la k l- la k i dan pcrenpoan yang te rik a t dales Ikatan perkawinan, nengaaahakan dongen tidak je=a-Jc=an»ya enpaya nabetka tidak bercerai dan jangan hendetapa nelangjjar keaetlaoa antara aatu dengan yang la i n " * 1^

Jadi perkawinan yang palin g baik adalah perkawinan yang da- pat berlangcrung ocicmx hldnp, yang te rja d i karena aalln g se tia dan kopatahan untnk n n o a h l kotentaaa-kotentaan tentang togaa sum ! i s ­

t r i nenurut ketentuan agcaa dan adat* Pada prinalpnya Hukun Perk&- winan d i B a li nongazmt aaas nonognni*

Untuk aelanjntnora aqr* *kan nengcsnkakan sebak-aebab perco- r a la a , tata cara perceraian dan akibat-akibat perceraian d i Kabupa-

ten 4alapara»

1* Sobah-B#ba.b -perceraian

.Kabapaten Anlapura adalah aalah sata kabapaten d a ri delapan kabapaten yang ada pada Daerah Tlngkat Sata Propinui B a ll* Daerah Kabapaten Aalapora caslh berpegang teguh pada adat ifitiadat B a li yang berlaku turun-tcmrun* Hal i n i dapat d illh a t dart eooeana ke- hidupan Behari-hari* Hisalnya kegiatan gotong royong yang dilakn- kan d i ban jor-ban jar, tata cara aelakukan berbagal upacara adat

oeperti upacara perkawinan, upacara piodalan d i pura-para, upacara paabakaran nayat (ngaben) dan aebagainya*

Sepertl juga d i kabupatea-kabupaten yang la in , d l Kabapaten Jblapnra naaalah perceraian oerupakan nasal ah yang aenonjol, dl amp ing oaoalah perdata lainnya* Sebab-aebab perceraian ununnya

(28)

nenurut beberapa sarjana Hukun Adat antara lain *

a* Henurut I Gedo Pudja, bahwa perceraian dapat te rja d i karena se- bab-sebab sebagai berikuti

(1 ) I s t r i tidak dapat mcapnnyai

(2 ) Suaai meninggalkan l a t r l lebih d ari dua tahun

(? ) Cacat I s t r i yang baru diketahul setelah kawin* Klsalnya berpo- nyokit nenular* Sebaliknya pihak la k i- la k i juga meaponyai cacat badan aeperti tidak dapat nelekukan kew&Jiban sebagai suaai*

( 4 ) Perceraian dapat te rja d i dan wanita dapat kawin l a g i kalau yang l a k i- la k i temqr&ta neninggalkan nenjadi pertapa atau c a s a flr atau n atl*

( 5 ) Kautilya neabenarkon kalau perceraian i t a dikeluarkan kalau cu~

m l neapanyc.i tab ia t buruk atan karena berbahaya bag! Jiwa i s - trinya atau nenghianati r a j a (p ea e rin tah ),1^

b » nenurut R.ran DiJk, sebab-sebab perceraian bagi suaai atan po~

rcnpuan antara la in f "Penganiayaan o i pereapuan oleh suaai, pende- raan yangtidak putao-pntucnya dan tidak nungkin d l perbaiki l a g l f

cacat badan dan penyaklt yang tidak kunjung balk , raoa benol an to - r a l * l « k l - i B t c i " . 15

c* Hemxrut Suro.Jd Vignjodlpuro, sebab-sebab perceraian yang dlbo- narkan oleh Huktin Adat adalaht

( 1 ) I s t r i alnah

Perceraian yang disebabkan karena i s t r i berzlnah sudah barang tentu neabawa akibat-akibat yang aerugikan i s t r i * Apablla la tertangfcap basah dan d i bunnh, naka suaslnya tidak usah n o bayar "uang bangun”. Apablla la tidak dlbunahr naka ia atan keluar ganya w ajib neabayar uang delik yang kadang-kadang s e - besar JnJnr dan haruu nengeabalikan JuJur dan dlsanping itu

la Juga kehilangtm haknya atas bagian harta guna-gini*

(2 ) leaandulan i s t r i

(29)

I e t r i tidak meotpunyai anak, sedang salah satu tujuan perkaviifc- an adalah untuk meaperoleh anak*

( ? ) Sapotensi euiml

Sueai tidak dapat neaenuhi kehldupan bersana sebagai sueai i s * t r i t sehingga keturunan tidak diperoleh dari perkawinan terse- but.

( 4 ) Suaal menlnggalkan i s t r i sangat lcoa ataupun i s t r i berkelakuan tidak ciopan* leduanya disebabkan karena rasa sal ing nencintai eodah lenyap .antara suami i s t r i *

(5 ) Adanya kelnginan borsaaa d ari kedua belah pihak, adanya peroe- tujuan antara suani i s t r i , untuk bercerai. In i jarang te rja d i sebab kohendak bersana yang deoikian tidak dapat dibenarkan, kecoall ada alasaxwalasan tertentu seperti d i a t o a * ^

Sejak puaerlntah Republik Indonesia nenetapkan berlakunya Undang-undang B61 Thhnn 1974 yaitu Undang^Vndang Perkawinan dan Per­

aturan Peaerint4ih No9 tahun 1975 sebagai peraturan pelaksanaanzqra, naka seluruh wilayah hukuo Hegara Republik Indonesia berlakn satu keseragaman dalam bnkra perkawinan. S i dalaa undang-undang tersebut dia tn r secara togas alasax*-alasan yang meaperbolehkan perceraian.

Yaitu dalaa pasal 37 Undang-wi&ng Ro1 Tahun 1974 juncto pasal 19 Peraturan Peaerintah Ko9 Tahun 1975* Pasal 37 Undangwundang No1 Tfc~

htttt 1974 monetukani "Perkawinan putus karena1 a* Icaatian ,

b . Perceraian dan

e . Atao keputusan Pengadilan"*

Pasal 19 Peraturan Peaerintah N09 Tahun 1975 aenentukani "Percerai­

an dapat te rja d i karena alasazwalaeans

(30)

a* Salah sata pihak berbuat zlnah atau nenjadl pemabuk, peaadat, penjudi dan la in eebagainya yang sukar dipenohi.

b. Salah sata pihak meninggalkan yang la in selama (dua) tahun b e r- turut-turut tanpa iz in pihak la in tanpa alasan yang sah atau l a ­ in d ilu a r keaampuannya.

c. Salah satu pihak mendapat.hukuaan penjara 5 ( l l u a ) tahun atau l o - bih berat setelah perkawinan berlangming*

d. Salah satu pihak aelakukan keikejaaan atau penganiayaan yang riea- b ah ay akan pihak la in *

e . Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan aki­

bat tidak dapat nenjalankan kewajiban sebagai s u a o i/ is tri.

f • Antara s u a a i/ is tri terus nenerus te rja d i p ersellsih an dan tidak ada harapan untuk rukun la g i .

Menurut heaat aaya» dari k etiga pendapat sarjana Bakun Adat oerta ketentuan yang ada dalaa TJndan^-undang No1 Tahun 1974 eerta Peraturan Peaarintah Bo9 Tahun 1973 tersebut d i atas, tidak ada per- bedaan p r in o ip iil tentang sebab-sebab perceraian nenurut Hukua A- adt dan undangMondang* Tang ada hanya perbedaan cara nenguraikan o a ja . Dengan dituangkannya sebab-sebab perceraian yang sebagai an te rja d i dalea nasyarakat k e d a lo undang-»undang dan peraturan pea*- rintah tersebut di ataa, oudah nerxjwnyai landasan hukun yang knat, Sehingga tidak ada a lasan stual i s t r i b erceral tanpa ada alasan yang pokok*

Khusufl d i daerah labapaten Anlapura, nenurut penjelasan t o - p a la Binas Hindu Dhaxna pada Departeaen Agaaa Kabupaton Anlapura,

ceteb-eobab peroeraian d i kabspaten in i antara la in *

( l ) S ifa t bur tut suaai sepertit ber ju d i, peaabuk dan suka kawin*

(31)

Berjudi adalah kebiasaan jelek dalam pandangan masyarakat Indonesia pada ustmnya khueusnya aasyarakat B a li. Bentuk-bentok per- judlan d i daerah In i pada unnmnya adalah "sabungan ay am" dalam ba- hasa daerah la z in disebut "metajen", orang yang suka nelakokan pesv nalnan in i dleebat "bebotoh". Pemabuk y a ita kebiasaan. mimm minuaan kerae, Soka kawin y a ita kebiasaan b e r is t r i lebih dari aato, baik d i*

lakukan eecara terang- terangan atanpun secara sembunyi-eembonyi, i n i dleebat "n e a itre ".

(2 ) Helakakan tlndakan kekerasan pada I s t r i

Hennrut kebiasaan yang te rja d i d l daerah I n i , suaal serlng nelakokan tlndakan kekerasan kepada s i t r l sebagai pelamplasan a -, k ib a t kebiasaan yang sudah dljelaskan d l atas*

( 5 ) Tidak ada kehaxaooisan dalam keluarga

Tidak ada kehaxnonlean dalam keloarga in i adalah sebagai rangkaian aklbat d ari tidak adanya sal ing pengertian dalam keluaav ga, atau tidak adanya konunikasl antara auaal i s t r i . Mlsalnya kare­

na kesulltan ekonoml, traaml sibok beglto pula i s t r i pada pekerjaaiv nya aasln^-aasing, yang nengakibatitan rumah tangga te r la n t a r .1^

Untok le b ih jelasnya, saya Beasaobil eontoh y a ita kasus yang te rja d i d a lra keluarga saya aen d irl. Karas in i senyatanya te rja d i sebag&i berikut 1

Sepasang soaal i s t r i B a li telah ncabina ryoah tangga yang oah selama sepaloh tahnn yaitu sejak tahun 1968. Mereka dikaruniai tig a orang anak, dua diantaranya la k i-la k l dan yang seorang peren- poan. Pekerjaan sueai sehari-harinya sebagai pegawai s ip il (n e g e ri) di Kabupaten Aolapura. Begitu pula istrin y a , yang bekerja sebagai guru sekolah datax negeri pada kabupaten yang sama* Tetapi sejak tahun 1978 perkawinan mereka sudah tidak dapat dipertaharikan la g i

(32)

karena tidak ada persecuaian paham antara kefloanya* SI suaai menpu- rxyai kebiae&an bwrjudi aehlngga mengakibatkan terlantam ya anak- acafr dan bahkan Bering pula aelakukan tlndakan kekeraean terhadap is trin y a . Mcaklpun i s t r i berusaha. untuk nenyadarkan suaainya d ari keblasaan je le k tersebut xuoun tem yata tidak b e rh a e il. Akibatnya oi l a t r l sudah tidak dapat nfcnahan penderitaannya lebih laaa la g i nohon sueai agar d l l jink an pulang k eabali kepada orang tuanya de­

ngan neabava anak yang terkeoil (perempuan). Permintaan l e t r l A i- kabulkan tetapi beberapa bulan keaudian suaai kavln la g i tanpa se-

l j i n i s t r i yang sah* Selama l e t r l berada d l rumah orang tuanya, cu- aai tidak pernah berusaha nengunjungl istrin y a ataa mengajek pulang, bahkan beaya untok analooya pun tidak pernah dlberlkan* Pada akhiiv nya i s t r i minta c e ra l, y aitu dengan cara mengajukan gugatan perce­

ra ia n kepada Pengadilan Hegerl fol&pura berdasarkan tfndang-undang Ho1 Tahun 1974- Pengadilan Negeri Anlapura nengabulkan gugatan per­

ceraian tersebut, yaitu berdasorkan paeal 19 ( f ) Peraturan Penerin- tah 5o9 ^Rahun

1975*

antara la in nengaturs "Antara s u a a l/ is trl yang teruo aeneruo te rja d i perselisihan dan tidak ada harapan untuk h i­

dup rukun l a g i dalaa ruaah tangga" •

Henurut Hukua Perkavinan d l B a ll, i s t r i dlnyatakan tetap b e r- ealah karena nenlnggalkan eumi* Sebab l a t r l maslh terikat pada per­

kavinan yang sah dan tidak adanya pemyataan cerai reani dari su*- ninya atau keluarga sucal*

Henurut penjelasan bapak Ngakan Putu Kuderana, Kalau I s t r i pulang keruaah orang toanya sampai didatangi tig a k a li berturut-

turut ternyata tidak man polang, dengan deniklan suami dapat meng- gugat I s t r i d i Pengadilan Negeri, disebut "aaandel senggama"* Jlka

(33)

perkawinan Mereka dahulu telah diadakan dengan. upacara lengkap yang disebut "nekalah-kalahan", "netanjung sanbok" naka untuk kesalahan i a t r l tersebu t,■ s e la in dlhukum, i s t r i Juga didenda*1^ Saya aendlri tidak aependapat dengan bapak Hgakan Putu Muderana tersebut d i atas*

Karena apakah Jeainannya 'bahva *suaoi akan merubah kelakukan baruk*

nya terhadap ia trin y a , valmipun suaal tolah berusaha nendatangi i s - t r i tig a k a li bertu ru t-tu ru t. Sedang keputusan Pengadilan Negeri yang disebut "amandel senggaaa", nenarut heaat saya tidak memenohi rasa keadilan khususnya bagi i s t r i dan keluarganya, Karena hak In unsur kejlvaan i s t r i selama berlangsungnya perkawinan nengalami to - kanaiwtekanan d ari pihak sueai* Dengan adanya perkembangan lie u po- ngetahuan dan teknologi yang juga nenpengaruhl tata kehldup&n nasya- rakat B a ll khususnya, adat yang dealkian sudah a u la i ditinggalkan.

Torlebih l a g i dengan berlakunya Undang-undang Kc1 Tahun 1974 yaitu Undang-TJndang Perkawinan dan Peraturan Peaerintah No9 Tahun 1975

sebagai Peraturan Pelakoanaannya sejak 1 Ok to her 1975.

2. fa ta cara perceraicn

Sejek berlakunyn Undang-undang Eo14 tahun 1970 yaltu TTndang*- Undang Sbntang Ketentuan Pokoi Kctkuaoaan Kehakinan, sebagai r e a l i -

oaol pencabutan Undang-undang Ho19 ?nhun 1964 yaitu Undang-Undang Tentang Ketontuan Pokok KeSnuwaan Kehakinan, maka d l Indonesia ha- nya ada capat Jenis pengadilan. Hal tersebut diatur dal an pasal

10 (1 ) Undang-undang No14 Tahun 1970 Hengatur antara la in *

Kekuaaaan Kehakinan dllakukan oleh Pengadilan dal an lingkung- B0fiQ|

a* Pengadilan thann;

b . Pcngadllca Agtaa;

o» Pengadilan H ilite x ;

d* Pcnqndilan fe ta Tfoaha Heaara*

(34)

Dengan deniklan semua badan peradilan d ilu a r ketentuan yang diatur dalaa pasal 10 ( 1 ) tersebut d l atan secara yu ridie dinyata- kaa tidak berlakti la g i , Sehlngga setiap nasal ah perceraian adat ha­

rus dlajukan kepengadilan yang vilayah hnkuanya melingkupl perkara tersebut* Lebih ditegaskan la g i dal an pasal 14 ( l ) Undang-undang Ho14 Tahun 1970 bahvat "Pengadilan tidak boleh aenolak untok neno- rik sa dan nengudill sesuatu perkara yang dlajukan dengan dalih bah­

va hokum atan tidak kurang je la s , aelalnkan v a jib untuk aemeriksa dan nengadilinya". In i b e ra rti bahva Pengadilan Negeri tidak boleh aenolak perkara yang diajukan dengan alasan tidak ada hnkuanya* Bi­

l a tidak ada hokuanya hakia v a jib aenciptakan hukuanya aendiri yang dlraaa a d il.

Menurut penjelasan bapak I Deve Cede Gunakaa, seaasa maslh berlakunya Pengadilan Adat Desa, aeaua permasalahannya yang terja d i dalaa llngkungan desa harus diajukan kepada Pengadilan Adat Desa*

Susucan hakinnya t e r d i r l d a ri K ellan Banjar dan Kellan Adat, disak s Ik an oleh masyarakat tersebut* 17 Setelah berlakunya Undang^undang

No1 bhun 1951» yaitu Tentang Tldakaxv-Tlndakan Sementara Untuk He**

nyelenggarakan Keaatuan Suoonan, Kekuasaan Dan A cara Pengadllan- Pengadilan S lp i l, pasal 1 ( 2) aengaturi

( 2 )Pada aaat yang berangsur^angcur akan dltentukan oleh W t»- to ri Kehaklaan, dihapuckant

a* Segala Pengadilan Svapraja (zelfbestourrechtpraak) d^- le a Negara Soaatora T t a r dahulu keresldenan Xallnantaa Barat dahulu dan Indonesia Timur dahulu, kecuall pera^

d lla n Agaaa jlk a peradilan Itu nem rut hnkum yang hidup nerupakan satu bagian tersen dlrl dari peradilan Svapra~

j a .

b* Segala Peradilan Adat (inheease rechtspraak in recht- etreeks be0tuurdgebied) , kecuall peradilan Agaaa jik a peradilan itu aenurut hukua yang hidup nerupakan aatu bagian teroendiri d ari peradilan Adat*

(35)

Dengan disalklaa b e ra rti pemerintah dengan tegaa aenghapus Pengadilan Adat dan Pengadilan Svapraja* Lebih dittgaakan la g i pa- aal 39 Undang-undang No 14 Tahun 1970 menyatakans "Penghajusan Pen#- adilan adat dan swapraja dllakukan oleh penerintah". Keainpulannya bahva peranan tetua-tetaa adat dan k elia n desa (b a n ja r) dal an a eny*- leaalkan aetiap aengjceta khtasaiinya aengktta perceraian texjad i d i daerah vilayahnya eudah dihapuskazu

Sejak berlakunya Undang^-undang No1 Ibhun 1974 y aita Undangw Undang Perkawinan dengan Peraturan Peaerintah Bo9 Tahun 1975 seb&- ga i Peraturan Pelaksanaanoya, y a ita >ada tanggal 1 Cktober 1975, di Indonesia sudah t«rbentuk k o dlfik ael hukum perkawinan* Jadi hu- kua perkawinan yang selana in i beraneka ragam diaeragamkan dal an

oatu k o diflk aai dal am bentuk undang-undang. Khasusnya d i Kabupaten Aolapura, perubahan dapat d ilih a t dalam oenyeleaaikan masalah per*

ceraion, y a ita merarut penjolaaan bapak Kepala Bimaa Hindu Dopartesen Agana Kabupaton Anlapura sebagal berikuti

(1 ) Socnl l s t r l hendak bercerai ninta nasohat terlebih dahulu ke- pada Binas Hindu Biam a ten tang nasalah yang dlhadapt. Khomis*

nya masalah perpecahan yang te rja d i dal an runah tazigganya. B ia - eanya nereka datang oeoara perorangan.

(2 ) Setelah dlasahakan nencari penyeleoaiannya ternyata tldak berw h a s il, diearankan untuk nengajukan gaga tan perceraian ke Pengtu-

d ila n Hegri Anlajwra stsuai dengan uxtdangfundang yang berlaku*

yang nengatur nasal ah in i,18

Porabahan in i ■•coal dengan pasal 39 ( 1 ) Undang-undang Ko1 Thhun 1974 jun.cto pasal 20 Peraturan Peaerintah No9 Tahun 1975*

Pasal 39 ( 1 ) ffndangwundang Ro1 Tbfann 1974 oenentakaa* "Perceraian

(36)

hanja dapat dilakukan d i depan Sidang Pentad 11 an setolah Pengadilan yang bersangjcutau berusaha dan tidak berhgeil nendaaaikan kedna bo - lah pihak". Paaal 20 Peraturan Penerintah Nb9 Tahun 1975 nengatur antara I a im "Gugatan perceraian diajukan oleh sraaai l e t r l atan kn- asanya kepada Pengadilan yang daerah hnkconya n e lip u tl teapat kftt diaaan ter-gagat*.

leBinpulan bahva tata cara perceralan a tad tata cara pcnyo- lo saian nasal ah perceralan d l Kabupaten imlapttraf oudah diselarafr*

kan dan dlaestudkaa dengan ketentuarwketentoan yang d ia tp r dal an undangh-tmdang tereebut. Sedang penyelesaian d ilu a r ketentuan tmdan&- nndang tersebat boleh dlkatakan radah ditinggalkan*

3 * Aklbat-akibat perceralan

Tttjn an perkavinan aeperti yang ditagaakan dal am Htfam Peiv kawlnan d l B a ll aeperti oadah dikcsnxkakan dal am bab I v pertana uzw

tak neaperoleh ketanmatt, dengan adanya ketanman dianggap sebagai peneba# dosa (r i n a ). Kedua sebagai penyucian bad an n e la ln i perka­

vlnan. Serta fcersaafr-sana nelaksanakarr dhama sebagai suata kevfe- jib a n yang utaaa dalta kehldupan keluarga dan oasyarakat*

Para kcirabat kedna belah pihak dan naeyarakat, mengingirikan agar perkavinan nereka dapat bertahan eelatt-lamanya, Tetapi karena sesuata dan la in hal timbullah perceralan yang aembava akibat b e r*- khlrnqra nebuah ran ah tangga* Perceralan neninbalkan akibat-akibat sebagai berlkati

1) Peabaglan harta keluarga

Harta keluarga adalah harta yang b e ra ifa t keduniavlan, gone menunjang kelangsungan hidap keluarga (su aai l e t r l dan anak-anak).

Harta keluarga disebat dengan berbogoi ls iila h t "harta perkavlnan",

(37)

"benda perkawinan", "harta k eluarga", "harta benda keluarga”, .

■Henurut Hukua Adat B a li, harta keluarga di B a li dibagi da- ls a eerpat Jenis y aitu i

a . Harta babaktan, tatadan a tan bebekel.

Harta babaktan, tatadan atau bebekel yaitu harta kekayaan yang diperoleh suaml atau i s t r i sebeltra perkawinan, baik karena w&- rlsa n atau penghibahan keluarga* Harta kekayaan tereebut dibawa na-

suk kedalaa perkawinan*

b . Harta guna kaya

Harta guna kaya yaita harta kekayaan yang diperoleh suaai/

i s t r i sebelum perkawinan a tan sesudah perkawinan. Cara memperoleh harta kekayaan in i adalah dengan usaha sen d iri. Jadi perolehannya

bukan k arena wariean a tan pen^iibahan.

c. Harta druwe gabro

Harta druwe gabro y a ita harta kekayaan yang diperoleh suaai/

i s t r i selaaa atau seoasa perkawinan sebagai m ilik bersama.

d. Harta jiw a clana

Harta jiw a dana adalah harta peaberian orang tua (pewaris) kepada anak kandnng la k i- la k i, perempuan, i s t r i , anak angkat, ae- waktu orang tua maaih hidup. Peaberian mana b e ra ifa t nutlak, tak

dapat diganggu gugat.

B ila te rja d i perceraian keeapat je n ls harta keluarga tei«- sebut dibagi sebagai berikuti

( l ) Harta babaktan, tatadan atau bebekel

Pada prinsipnya harta tatadan, babaktan atau bebekel tetap nenjadi hak s u c a i/ is tri. Dal am hal cerai mati, harta in i akan tetap nenjadl hak masing^aasing suami/istri yang masih hidup, jik a per-

(38)

kavinan berlangsung selana 12 tahmu Dal an hal cerai hidup harta in i tetap aenjadi n ilik su a ai/ lstri*

(2 ) Harta

gan&

fcaya

Harta guna kaya in i pada prinaipnya setelah tig a atan lin a foh-jiw b er 1 angstmgny a perkavinan, berubah statusnya menjadi "harta drove gahroH. B ila te rja d i fcerai hidup, nenuiut Hukun Adat B a li, harta tereebut d ibagl dua antara mzani i s t r i sebagai berikuti su-

ani aendapat dua bagian sedangkan i s t r i nendapat satu bagiazu Azas penbagian in i dlsebut "aarcnbat aaeruhnn". Azas peabaglan i n i sudah ditinggalkan, bagian oueal adalah saaa besar dengan bagian i s t r i yaitu Basing-eaaing sata bagian* Baer hukuxwya adalah satu Kaputa*-

an Pengadilan Aalapura yang sudah meapunyai kekuatan hukus yang to- tap9 yaitu leptituean Pengadilan Hegeri Anlapura Rq. 10/KT. Kar/PDT/

1978 tanggal 21 Juni 1978* I s i keputuoan antara la in I

Kenyatakan hulram barang-barang sengketa adalah harta gu­

na kaya patat d ib a g l dua dan setelah diperhltangfcran be- rupa kekayaan 686, 662,50 (enaa ratus delapan puluh r ib a enea rata s enan puluh dua ll a a puluh sen; sedang berapa hntang sebanyak 901. 207*30 (a e a b ilan ratas delapan puluh aatu ribu dua ratus tujuh rupiah lin a pu­

luh e e n )»-— --- ■■ ■■

(3 ) Harta drove gabro

Peabaglan harta drove gabro b l l a te rja d l perceralan hidup nem rut Hukto Adat B a li yaitu dibagl antara s u a a l/ is tri sebagai b » - rik u t suaai aendapat dua bagian sedangkan i s t r i mendapat satu bagi­

an* Sepertl sudah dijelaakan d i atas azas peabaglan disebut He&- rembat samdmn", Atan peabaglan sarenbat eaeuhun tidak dapat d lte * rapkan dal an peabaglan harta druve gabro, k arena bagalaana -pun la - t r l torut serta dal an peabentukan harta tereebut* Karenanya harus d ibagl dua seaa besar* Basar hukmanya adalah suatu keputusan Penga**

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari distribusi fisik adalah memindahkan produk dalam jumlah tepat, pada waktu yang tepat, dan pada tempat yang tepat pula dan

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Dengan diberikan teks tentang manusia melawan perintah Allah yang mengandung ungkapan, siswa dapat membaca atau mengucapkan ungkapan yang terdapat pada teks

Variabel rasio derajat desentralisasi, rasio ketergantungan keuangan daerah, dan rasio tingkat pembiayaan SiLPA memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap alokasi belanja

Informasi terkait adanya penambahan informasi terbuka pada Daftar Informasi Publik (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Maret

Dalam membina hubungan baik antar perusahaan dan konsumen, salah satunya adalah melalui layanan, sehingga penting untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap layanan yang

Keempat garis singgung pada tiap-tiap titik potong garis tengah sekawan dengan ellips membentuk suatu jajaran genjang sehingga disebut jajaran genjang padadua garis tengah

(1) Pimpinan DPRD disediakan rumah Negara dan perlengkapannya serta kendaraan dinas jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf a dan huruf b