ANALISIS SUMBERDAYA TERUNJUK ANDESIT DENGAN METODE CROSS SECTION DAN KONTUR DI BLOK I
PT. ATOZ NUSANTARA MINING PESISIR SELATAN SUMATERA BARAT
Skripsi
oleh:
MAILEYON PUTRA 1310024427076
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI ( STTIND ) PADANG
2018
ANALISIS SUMBERDAYA TERUNJUK ANDESIT DENGAN METODE CROSS SECTION DAN KONTUR DI BLOK I
PT. ATOZ NUSANTARA MINING PESISIR SELATAN SUMATERA BARAT
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
oleh:
MAILEYON PUTRA 1310024427076
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI ( STTIND ) PADANG
2018
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul : Analisis Sumberdaya Terunjuk Andesit Dengan Metode Cross Section Dan Kontur Di Blok I PT. Atoz Nusantara Mining Pesisir Selatan/Sumatera Barat.
Nama : MAILEYON PUTRA
NPM : 1310024427076
Program Studi : Teknik Pertambangan
Pembimbing I, Pembimbing II,
Ahmad Fauzi Pohan, S.Pd, M.Sc Riam Marlina A, ST, MT
NIDN. 1012019002 NUP. 9910676467
Ketua Jurusan, Ketua STTIND Padang
Dr. Murad MS, MT H. Riko Ervil, MT
NIDN. 007116308 NIDN. 1014057501
Padang, Desember 2018 Menyetujui :
i
ANALISIS SUMBERDAYA TERUNJUK ANDESIT DENGAN METODE CROSS SECTION DAN KONTUR DI BLOK I
PT. ATOZ NUSANTARA MINING PESISIR SELATAN SUMATERA BARAT
Nama : Maileyon Putra
NPM : 1310024427076
Pembimbing I : Ahmad Fauzi Pohan, S.Pd, M.Sc Pembimbing II : Riam Marlina A, S.T, MT
RINGKASAN
Perhitungan sumberdaya berperan penting untuk menentukan besaran cadangan serta menentukan jumlah, kualitas dan kemudahan dalam eksplorasi secara komersial dari suatu endapan. Sebab hasil dari perhitungan sumberdaya dapat dilanjutkan pada perhitungan cadangan yang baik nantinya untuk dapat menentukan investasi yang akan ditanam oleh investor, penentuan sasaran produksi, cara penambangan yang akan dilakukan bahkan dalam memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam melaksanakan usaha penambangannya. Tujuan penelitian ini adalah menentukan besaran sumberdaya terunjuk andesit dengan metode cross section dan kontur di Blok I PT. Atoz Nusantara Mining Pesisir Selatan/Sumatera Barat.
Pengolahan data dikerjakan dengan bantuan sofware tambang dalam pembuatan kontur, sayatan hingga pada perhitungan. Penentuan batas penelitian didasarkan pada keterdapatan singkapan terluar.
Hasil penelitian telah dilakukan dengan metode cross section yaitu membuat garis sayatan yang memotong lapisan tanah penutup, kemudian dihitung luas masing-masing sayatan dan akhirnya dapat ditentukan volume dengan menggunakan jarak antar sayatan mendapatkan besaran sumberdaya terunjuk andesit sebesar 9.079.700 ton dan dengan metode kontur yaitu memanfaatkan tiap kontur untuk menghitung luas dan volume area tiap interval kontur didapatkan besaran sumberdaya terunjuk andesit sebesar sebesar 8.435.602,5 ton dengan dengan total volume OB sebesar 43.650 m³.
Kata Kunci: Sumberdaya terunjuk, cross section, kontur, Andesit.
ii
ANALYSIS OF ANDESITE APPLIED RESOURCE WITH CROSS SECTION AND CONTOURS METHOD IN
BLOCK I PT. ATOZ NUSANTARA MINING PESISIR SELATAN / SUMATERA BARAT
Name : Maileyon Putra
Npm : 1310024427076
Advisor I : Ahmad Fauzi Pohan, S.Pd, M.Sc Supervisor II : Riam Marlina A, S.T, MT
ABSTRACT
Calculation of resources plays an important role in determining the amount of reserves and determining the amount, quality and ease of commercial exploration of a sediment. Because the results of resource calculations can be continued on a good calculation of reserves later to be able to determine the investment that will be planted by investors, determine the target of production, how to mine even in estimating the time needed by the company in carrying out its mining business. The purpose of this study is to determine the amount of andesite indicated by the method of cross section and contour in Block I PT. Atoz Nusantara Mining Pesisir Selatan / West Sumatra.
Data processing is done with the help of mine software in making contours, incisions and calculations. Determination of research boundaries is based on the presence of outermost outcrops.
The results of the research have been carried out with the cross section method, which is making incision lines that cut the overburden, then calculating the area of each incision and finally the volume can be determined using the inter- incision distance and 9,079,700 tons and the contour method namely using each contour to calculate the area and volume of each contour interval, the andesite indicated amounted to 8,435,602.5 tons with a total OB volume of 43,650 m³.
Keywords: Resource, cross section, contour, Andesite.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan rahmat_Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah dimotivasi dan dibantu oleh berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini Penulis mengucapakan terimakasih banyak atas semua bantuan, bimbingan dan saran yang telah penulis terima kepada:
1. Bapak Riko Ervil MT. sebagai ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
2. Bapak Dr. Murad MS, M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
3. Bapak Ahmad Fauzi Pohan S.Pd, M.Sc selaku dosen pembimbing I.
4. Ibuk Riam Marlina A, S.T, M.T selaku dosen pembimbing II.
5. Bapak Rizky selaku Kepala Teknik Tambang PT. Atoz Nusantara Mining.
6. Bapak Hermawan Deputy Project Manager PT. Atoz Nusantara Mining.
7. Seluruh dosen dan karyawan/karyawati Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
8. Seluruh karyawan/karyawati PT. Atoz Nusantara Mining.
9. Teman-teman Mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang, khususnya Mahasiswa/Mahasiswi dari jurusan Teknik Pertambangan.
10. Dan Teristimewa untuk kedua Orang Tua dan keluarga besar yang selalu mengingatkan dikala lupa, dan yang selalu memberi semangat dikala jatuh.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan serta masukan dari berbagai pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat kiranya bagi pembaca dan bagi penulis sendiri.
Padang, Desember 2018
Maileyon Putra
v
DAFTAR ISI
RINGKASAN ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Rumusan Masalah ... 3
1.5 Tujuan Penelitian ... 3
1.6 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 5
2.1.1 Tinjauan umum Perusahaan ... 5
2.1.2 Andesit ... 5
2.1.3 Sumberdaya dan Cadangan ... 9
2.1.4 Metode cross section ... 12
2.1.5 Metode Kontur ... 14
2.1.6 Global Mapper ... 16
2.1.7 Autodesk Land Desktop 2004 ... 17
2.1.8 Peta Topografi ... 18
2.2 Kerangka Konseptual ... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 22
3.2 Lokasi Penelitian ... 22
3.3 Variabel Penelitian ... 23
3.4 Jenis Data dan Sumber Data ... 24
3.4.1 Jenis Data... 24
3.4.2 Sumber Data ... 24
3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 24
3.6. Teknik Pengolahan Data ... 25
3.7. Analisa Data ... 26
3.8. Kerangka Metodologi ... 27
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data... 29
4.1.1 Data Primer ... 29
4.2 Pengolahan Data ... 31
BAB V ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Metode Cross Section ... 49
5.2 Analisa Hasil Perhitungan Metode Kontur ... 49
5.3 Perbandingan Metode Cross Section Dan Metode Kontur... 50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 51 6.2 Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA ... 53 LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Hubungan eksplorasi, sumberdaya mineral dan cadangan ... 12
Gambar 2.2. Sketsa perhitungan volume endapan metode Cross Section ... 13
Gambar 2.3 Sketsa perhitungan volume dengan metode kontur... 14
Gambar 2.4. Ilustrasi tanah penutup ... 15
Gambar 2.5. Kerangka Konseptual ... 21
Gambar 3.1. Kesampaian Daerah ... 23
Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian ... 28
Gambar 4.1 Singkapan Andesit ... 29
Gambar 4.2 Sayatan A-A’ ... 32
Gambar 4.3 Sayatan B-B’ ... 33
Gambar 4.4 Sayatan C-C’ ... 33
Gambar 4.5 Sayatan D-D’ ... 34
Gambar 4.6 Sayatan E-E’... 35
Gambar 4.7 Sayatan F-F’ ... 35
Gambar 4.8 Sayatan G-G’ ... 36
Gambar 4.9 Sayatan H-H’ ... 36
Gambar 4.10 Sayatan I-I’ ... 37
Gambar 4.11 Sayatan J-J’ ... 38
Gambar 4.12 Sayatan K-K’ ... 38
Gambar 4.13 Sayatan L-L’... 39
Gambar 4.14 Sayatan M-M’ ... 39
Gambar 4.15 Sayatan N-N’ ... 40
Gambar 4.16 Sayatan O-O’ ... 41
Gambar 4.17 Sayatan P-P’ ... 41
Gambar 4.18 Sayatan Q-Q’ ... 42
Gambar 4.19 Sayatan R-R’ ... 43
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Deskripsi Batu Andesit ... 7
Tabel 4.1 Koordinat Singkapan ... 30
Tabel 4.2 Ketebalan tanahn penutup ... 31
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Luas Sayatan ... 43
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Volume Sayatan ... 44
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Luas Kontur ... 46
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Volume Kontur ... 47
Tabel 5.1 Perbandingan Metode Cross Section Dan Metode Kontur... 50
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Geology Regional Map PT. Atoz Nusantara Mining Lampiran B. Peta Topografi IUP PT. Atoz Nusantara Mining
Lampiran C. Peta Perhitungan Sumberdaya Terunjuk Di Blok I PT. Atoz Nusantara Mining
Lampiran D. Peta Perhitungan Sumberdaya Terunjuk Dengan Metode Cross Section Di Blok I PT. Atoz Nusantara Mining
Lampiran E. Volume Sayatan
Lampiran F. Peta Perhitungan Sumberdaya Terunjuk Dengan Metode Contur Di Blok I PT. Atoz Nusantara Mining
Lampiran G. Volume Kontur
Lampiran H. Dokumentasi Lapangan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, sumberdaya batuan merupakan salah satu modal yang dikembangkan dan dioptimalkan untuk menunjang pengembangan suatu wilayah.
Pemanfaatan sumberdaya batuan ini juga harus memperhatikan konservasi dan juga upaya untuk kelestarian fungsi ekosistemnya (Syahrial, 2016).
Sumberdaya batuan yang banyak tersebar di Indonesia salah satunya sumberdaya andesit. Andesit merupakan salah satu bahan galian industri yang sangat berperan dalam pembangunan negara indonesia saat ini ( Syahrial, 2016).
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki sumberdaya andesit adalah Kabupaten Pesisir Selatan. PT. Atoz Nusantara Mining terletak di Nagari Tambang, kecamatan IV Jurai, kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat yang memiliki luas WIUP 192 Ha.
Dari lapisan tanah penutup terdapat andesit berbentuk oval yang cukup banyak yang akan di tambang dan diolah menjadi batu dan splite. Lapisan ini menutupi lapisan batubara, dimana batubara adalah sumber daya utama pada izin usaha pertambangan PT. Atoz Nusantara Mining. Lapisan tanah penutup yang mengandung andesit ini baru mencapai tahap sumberdaya tereka.
Perhitungan sumberdaya berperan penting untuk menentukan besaran cadangan serta menentukan jumlah, kualitas dan kemudahan dalam eksplorasi secara komersial dari suatu endapan. Sebab hasil dari perhitungan sumberdaya dapat dilanjutkan pada perhitungan cadangan yang baik nantinya untuk dapat
menentukan investasi yang akan ditanam oleh investor, penentuan sasaran produksi, cara penambangan yang akan dilakukan bahkan dalam memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam melaksanakan usaha penambangannya (Mart Wandy, 2015).
Secara teori perhitungan sumberdaya dilakukan dengan beberapa metode seperti metode penampang (cross section), metode poligon (area of influence), metode kontur (isolin), metode segitiga (tringular grouping) dan metode kriging.
Selain metode perhitungan ada juga software tambang yang digunakan sebagai alat bantu dalam melakukan perhitungan sumberdaya seperti global mapper dan autocad land desktop 2004.
Mengingat pemilihan metode yang digunakan dalam perhitungan sumberdaya harus sesuai dengan sisi karakteristk batuan dan keadaan dilapangan maka untuk endapan batu andesit yang diusahakan oleh PT. Atoz Nusantara Mining berlokasi di Nagari Tambang, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat ini yang berbukit-bukit maka metode yang paling cocok perhitungan sumberdaya adalah dengan menggunakan metode cross section dan metode kontur.
Berdasarkan uraian di atas, penulis mengangkat judul penelitian ini dengan judul Analisis Sumberdaya Terunjuk Andesit Dengan Metode Cross Section dan Metode Kontur di Blok I PT. Atoz Nusantara Mining, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
1.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah pada penelitian ini, sebagai berikut:
1. Belum adanya eksplorasi umum terhadap sumberdaya andesit di PT. Atoz Nusantara Mining.
2. Belum diketahui jumlah sumberdaya andesit di PT. Atoz Nusantara Mining.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Data yang digunakan merupakan data tahapan eksplorasi umum.
2. Penelitian hanya dilakukan pada Blok I dengan luas 9,7 Ha.
3. Metode cross section dibagi menjadi 18 sayatan dengan spasi 20 meter.
4. Metode kontur menggunakan interval kontur per 5 meter.
1.4. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Berapakah sumberdaya terunjuk andesit yang ada pada area penelitian dengan menggunakan metode cross section ?
2. Berapakah sumberdaya terunjuk andesit yang ada pada area penelitian dengan menggunakan metode kontur?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui, antara lain:
1. Menentukan besaran sumberdaya terunjuk andesit yang ada pada area penelitian dengan menggunakan metoda cross section.
2. Menentukan besaran sumberdaya terunjuk andesit yang ada pada area penelitian dengan menggunakan metoda kontur.
1.6. Manfaat Penulisan
Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat bagi perusahaan maupun bagi penulis sendiri. Berikut manfaat yang dapat diperoleh : 1. Bagi Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang
Diharapkan dapat di jadikan arsip yang nanti nya akan di jadikan contoh bahan ajaran untuk mahasiswa.
2. Bagi Penulis
Penulis dapat menerapkan ilmu yang didapatkan dibangku perkuliahan sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk nyata.
3. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi Perusahaan untukpenerapan panambangan dan membantu untuk perencanaan penambangan.
5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori
2.1.1 Tinjauan Umum Perusahaan
PT. Atoz Nusantara Mining merupakan badan usaha pertambangan batubara dengan No. IUP-OP: 516/466/KPTS/BPT-PS/2009 dengan luas 192 Ha.
Namun untuk produksi batubara sebesar 1700 ton/bulan PT. Atoz Nusantara Mining belum melakukan produksi lanjutan dikarnakan belum terselesaikanya alat pemisah batubara dengan pengotornya atau washing plan. Saat ini PT. Atoz Nusantara Mining sedang melakukan penyelidikan dan eksplorasi umum batu andesit, memproduksi andesit untuk dijadikan batu pecah dengan menggunakan crusher plant dengan target produksi 25000 ton/bulan. Hasil produksi PT. Atoz Nusantara Mining dipergunakan untuk keperluan lokal.
2.1.2 Andesit
Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi.
Material padat yang disemburkan ketika gunung api meletus disebut dengan material piroklastik. Bahan-bahan piroklastik yang bersifat asam biasanya lebih cepat membeku, sedangkan lava sifatnya basa sehingga lambat membeku. Magma yang meleleh di permukaan bumi atau yang disebut sebagai lava apa bila membeku dapat membentuk tiga macam batuan yang umum diketahui yaitu batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf.
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Salah satu contohnya adalah andesit.
Andesit terbentuk pada temperatur antara 900 dan 1100 derajat celcius. Di dalam andesit terdapat sekitar 52-63% kandungan silika (SiO2). Mineral-mineral penyusun andesit yang utama terdiri dari Plagioclase feldspar dan juga terdapat mineral Pyroxene (cclinopyroxene dan orthopyroxene ) dan hornblende dalam jumlah yang kecil.
Andesit juga merupakan batuan leleran dari diorit, mineralnya berbutir halus, komposisi mineralnya sama dengan diorit. Gunung api di Indonesia umumnya menghasilkan batuan andesit dalam bentuk lava maupun piroklastika.
Batuan andesit yang banyak mengandung hornblende disebut andesit hornblenda, sedangkan yang banyak mengandung piroksin disebut andesit piroksin.
Tufa Lafili – tufa merupakan jenis batuan andesit berwarna abu-abu muda- tua kehijauan, bentuk fragmen menyudut, kemas terbuka-tertutup, terdiri dari fragmen plagioklas, gelas vulkanik, silica dan mineral bijih.
Andesit juga merupakan intrusi pada batuan tufa lafili - tufa, bewarna abu- abu muda, keras, porfilitik afanitik, terdiri dari felspard dan amfibol, massif, ukuran butur halus sedang, masa dasar terdiri dari silica sangat halus. Komposisi terdiri dari mineral plagioklas (57-65%), kuarsa (15-20%), piroksin (5%), hornblende (7-8%), klorit (2%), mineral opak (2-3%), serisit (2-5%), karbonat (1%), sebagian mengalami gejala alterasi/ubahan lemah dengan dijumpai veinlet (urat memanjang) kuarsa dan karbonat (Taufan Agustiar. 2015).
Tabel 2.1 Deskripsi Batu Andesit
1. No. Urut :
2. Warna : Abu-abu
3. Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet 4. Struktur : Massife
5. Tekstur : - Kristalinitas : Holokristalin - Granularitas : Faneritik - Bentuk kristal : Subhedral
- Relasi : Equigranular
6. Komposisi Mineral
: - Plagioklas : 57%-65%
- Kuarsa : 15%-20%
- Piroksin : 5%
- Hornblende : 7%-8%
- Serisit : 2%-5%
- Karbonat : 1%
- Klorit : 2%
- Mineral Opak : 2%-3%
7. Nama Batuan : Andesit 8.
Genesa Batuan
: Batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma yang bersifat cepat.
Andesit merupakan salah satu bahan galian industri yang sangat berperan dalam pembangunan negara Indonesia saat ini. Andesit digunakan sebagai material utama dalam pembangunan (M Romi Syahrial. 2016).
1. Sektor Kontruksi
Batuan andesit banyak digunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti jembatan, jalan raya, irigasi, landasan terbang, pelabuhan, gedung-gedung serta lainya. Biasanya batuan andesit yang digunakan untuk infrastruktur ini sudah berbentuk agregat dari pertambangan. Batuan andesit banyak digunakan karena memiliki daya tahan yang kuat terhadap berbagai cuaca dan tahan lama.
Tidak semua batuan andesit lolos uji sebagai bahan dasar kontruksi karena batuan andesit yang bisa digunakan harus melewati serangkaian tes uji kuat tekan, kuat tarik, kuat geser dan lainya. Hasil tes ini akan memperlihatkan elastisitas batuan dan sifat fisik lainya.
2. Sebagai Dimension Stone
Karena tidak semua batuan andesit dari pertambangan bisa digunakan untuk kontruksi maka batuan andesit dapat dipotong menjadi ukuran tertentu, dipahat, diamplas, kemudian dipoles agar bisa dimanfaatkan untuk keperluan tertentu.
Potongan-potongan ini yang disebut sebagai dimension stone yang umumnya dimanfaatkan untuk keperluan estetika seperti ornamen pada dinding, lantai atau dekorasi lainya.
2.1.3 Sumberdaya Mineral (Mineral Resource) dan Cadangan (Reserve) 1. Sumberdaya Mineral (Mineral Resource)
Sumberdaya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.
2. Cadangan (Reserve)
Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada saat perhitungan dilakukan.
A. Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan
Klasifikasi Sumber Daya Mineral dan Cadangan adalah suatu proses pengumpulan, penyaringan serta pengolahan data dan informasi dari suatu endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenaiendapan itu berdasarkan kriteria : keyakinan geologi dan kelayakan tambang. Kriteria keyakinan geologi didasarkan pada tahap eksplorasi yang meliputi survey tinjau,
prospeksi, eksplorasi umum dan eksplorasi rinci. Kriteria kelayakan tambang didasarkan pada faktor-faktor ekonomi, teknologi, peraturan/perundang- undangan, lingkungan dan sosial.
Klasifikasi cadangan meliputi :
1. Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource)
Sumberdaya Mineral Tereka (Inferred Mineral Resource) adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap prospeksi.
2. Sumberdaya Mineral Terunjuk (Indicated Mineral Resource) adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap eksplorasi umum.
3. Sumberdaya Mineral Terukur (Measured Mineral Resource) adalah sumberdaya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap eksplorasi rinci.
4. Cadangan Terkira (Probable Reserve) adalah sumberdaya mineral terunjuk dan sebagian Sumberdaya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semuafaktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomik.
5. Cadangan Terbukti (Proved Recerve) adalah sumberdaya mineral terukur yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi, sehingga penambangan dapat dilakukan secara ekonomis.
B. Dasar Klafikasi
Klasifikasi Sumberdaya mineral dan cadangan berdasarkan 2 kriteria, yaitu : tingkat keyakinan geologi dan pengkajian layak tambang.
1. Tingkat Keyakinan Geologi
Tingkat keyakinan geologi ditentukan oleh 4 tahap eksplorasi, yaitu : a) Survai tinjau
b) Prospeksi
c) Eksplorasi umum d) Eksplorasi rinci
Kegiatan dari a) ke d) menunjukkan makin rincinya penyelidikan, sehingga tingkat keyakinan geologinya makin tinggi dan tingkat kesalahannya makin rendah.
2. Pengkajian Layak Tambang
a) Pengkajian layak tambang meliputi faktor-faktor ekonomi, penambangan, pemasaran, lingkungan, sosial, dan hukum/ perundang-undangan. Untuk endapan mineral bijih, metalurgi juga merupakan factor pengkajian layak tambang.
b) Pengkajian layak tambang akan menentukan apakah Sumberdaya mineral akan berubah menjadi cadangan atau tetap menjadi sumberdaya.
c) Berdasarkan pengkajian ini, bagian Sumberdaya mineral yang layak tambang berubah statusnya menjadi cadangan sedangkan yang belum layak tambang tetap menjadi Sumberdaya mineral.
(sumber : klasifikasi Sumberdaya mineral dan cadangan SNI 13-6011-1999)
Gambar 2.1 Hubungan eksplorasi, Sumberdaya mineral dan cadangan 2.1.4 Metode Cross Section
Metode cross section masih sering dilakukan pada tahap-tahap paling awal dari perhitungan. Hasil perhitungan secara manual ini dapat dipakai sebagai alat pembanding untuk mengecek hasil perhitungan yang lebih canggih menggunakan komputer. Hasil perhitungan secara manual ini tidak dapat digunakan secara langsung dalam perencanaan tambang menggunakan komputer.
Prinsip dari metode penampang (Cross Section) adalah membuat garis sayatan yang memotong lapisan tanah penutup, kemudian dihitung luas masing- masing sayatan dan akhirnya dapat ditentukan volume dengan menggunakan jarak antar sayatan. Dalam perhitungan metode cross-section, pada penelitian ini rumus yang digunakan adalah Rumus luas rata-rata (mean area).
Rumus luas rata-rata (mean area), rumus luas rata-rata dipakai untuk endapan yang mempunyai penampang yang uniform.
Persamaan untuk menentukan volume dengan menggunakan rumus mean area sebagai berikut:
B d A B L
A
V 2
(2.1)
Keterangan :
V(A-B) = volume sayatan A sampai B (m3) L(A+B) = luas sayatan A dan B (m²).
d = jarak sayatan (m)
Rumus untuk mendapatkan volume cadangan (ton) adalah : Bj
Vtot
Vcd (2.2)
Keterangan :
Vcd = volume cadangan terukur ( ton) Vtot = volume total penampang (m3) Bj = berat jenis andesit ( ton/m3 )
(Sumber: Mart Wandy, 2015)
Gambar 2.2. Sketsa Perhitungan Volume Endapan Dengan Metode cross section
S2
S1
L
(Sumber: Mart Wandy, 2016)
(Sumber: M Romi Syahrial, Handoko Teguh Wibowo. 2016)
2.1.5 Metode kontur
Metode kontur sering juga disebut dengan metode kontur dimana prinsipnya memanfaatkan tiap kontur untuk menghitung luas area tiap interval kontur, menghitung volume tiap interval kontur sehingga didapatkan volume cadangan terukur dan selanjutnya menghitung tonase dari suatu cadangan. Metoda ini dipakai untuk endapan bijih dimana ketebalan dan kadar mengecil dari tengah ke tepi endapan (Arno Edwin Gilang Pratama. 2010).
Gambar 2.3 Sketsa perhitungan volume dengan metode kontur
Volume dapat dihitung dengan cara menghitung luas daerah yang terdapat didalam batas kontur, kemudian mempergunakan prosedur-prosedur yang umum dikenal.
(Sumber : Arno Edwin Gilang Pratama, 2010)
S L V S
2 2
1
(2.3)(Sumber : Arno Edwin Gilang Pratama, dkk. 2010)
Keterangan :
S1,S2 = luas area per elevasi L = jarak antar elevasi
Sedangkan untuk menghitung tonase digunakan rumus :
Bj Vtot
Vcd (2.4)
(Sumber : Arno Edwin Gilang Pratama, dkk. 2010).
Dalam menggunakan metode ini, jika endapan bahan galian ditutupi oleh tanah penutup misalnya saja tanah penutup maka perlu perhitungan volume tanah penutup dilakukan dengan rumus :
Rumus volume soil adalah :
Gambar 2.4 Ilustrasi tanah penutup
f t A
Vsoil (2.5)
Keterangan :
A = luas daerah perhitungan (m2) t = tebal rata-rata tanah penutup ( m )
f = persentase wilayah yang tertutup tanah penutup ( % )
Rumus untuk mendapatkan cadangan terukur pada area penelitian adalah : Vsoil
Vtot
Vct (2.6)
Keterangan :
Vct = volume cadangan terukur (m3) Vsoil = volume soil (m3)
2.1.6 Global Mapper
Global Mapper adalah salah satu aplikasi (software) pengolahan data GIS (Geographics Information System) yang digunakan untuk mengolah data berbasis pemetaan berupa data vector, rester, elevation, 3D View, confertion, dan beberapa fitur GIS seperti pengolahan citra satelit, menampilkan data 3D View atau analisa data topografi.
Adapun keunggulan dari Global Mapper adalah : 1. Mengelola dan convert data vector dan rester
2. Pengolahan data penginderaan jauh : Georeferensing, mozaik citra satelit, membuat Gird, dll.
(Sumber: M Romi Syahrial, Handoko Teguh Wibowo. 2016)
(Sumber: M Romi Syahrial, Handoko Teguh Wibowo. 2016)
3. Generator kontur keberbagai interval
4. Melihat DEM keberbagai bentuk tampilan seperti atlas, slope, dll 5. Akurat dalam menghitung jarak dan luas
6. Pengolahan data dan penglacakan GPS yang mudah
Pada penelitian ini software global mapper digunakan untuk pembuatan dan mengolah data berbasis pemetaan berupa data vector yang akan menghasilkan kontur dengan meng-Input data koordinat dan foto satelit (SRTM).
2.1.7 Autodesk Land Desktop 2004
Autodesk Land Desktop 2004 merupakan sebuah program CAD ( Computer Aided Design ) yang sangat terkenal dan familier dewasa ini, karena menawarkan berbagai kemudahan dan keunggulan yang bias mempermudah kerja designer dan drafter dalam memvisualisasikan ide dan gagasannya. Sejak diciptakan pada tahun 1982 oleh Autodesk Corporation hingga keluarnya release yang terbaru, Autodesk Land Desktop 2004 mengalami perkembangan yang sangat berarti serta mempunyai peran yang sangat besar bagi perkembangan industri manufacturing saat ini.
Autodesk Land Desktop 2004 adalah sebuah program aplikasi ( software ) yang digunakan untuk menggambar dan mendisain gambar, seperti gambar arsitektur, mesin, sipil, elektrodan lain-lain, di mana program Autodesk Land Desktop 2004 mempunyai kemudahan dan keunggulan untuk membuat gambar dengan cepat dan akurat serta bisa digunakan untuk memodifikasi gambar dengan cepat pula. Fasilitas yang dimiliki Autodesk Land Desktop 2004 untuk menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi sangat lengkap, sehingga hal ini membawa
Autodesk Land Desktop 2004 menjadi program disain terpopuler dibandingkan dengan program-program yang lain dewasa ini.
Dalam penelitian ini Autodesk Land Desktop 2004 dibutuhkan untuk mempermudah pembuatan batas kontur, memperjelas elevasi dan menjdikan tampilan dalm bentuk peta yang sesungguhnya yang akan mempermudah perhitungan di ke dua metode yang digunakan.
2.1.8 Peta Topografi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan bentuk permukaan bumi melalui garis‐garis ketinggian. Gambaran ini, disamping tinggi‐rendahnya permukaan dari pandangan datar (relief), juga meliputi pola saluran, parit, sungai, lembah, danau, rawa, tepi‐laut dan adakalanya pada beberapa jenis peta, ditunjukkan juga, vegetasi dan obyek hasil aktifitas manusia. Pada petatopografi standard, umumnya dicantumkan juga tanda‐tanda yang menunjukkan geografi setempat.
Peta topografi mutlak dipakai, terutama didalam perencanaan pengembangan wilayah, sehubungan dengan pemulihan lokasi atau didalam pekerjaan konstruksi. Didalam kegiatan geologi, petatopografi terpakai sebagai peta dasar untuk pemetaan, baik yang bersifat regional ataupun detail, disamping foto udara atau jenis citra yang lain. Peta topografi juga dipelajari sebagai tahap awal dari kegiatan lapangan untuk membahas tentang kemungkinan proses geologi muda yang dapat terjadi, misalnya proses erosi, gerak tanah/bahaya longsor dan sebagainya. Selain itu, keadaan bentang alam (morfologi) yang dapat dibaca pada petatopografi sedikit banyak merupakan pencerminan dari keadaan
geologinya, terutama distribusi batuan yang membawahi daerah itu dan struktur geologinya.
1. Garis kontur dan karakteristiknya
Pada topografi menunjukkan bentuk dan ketinggian permukaan melalui garis-garis ketinggian (gariskontur). Garis kontur pada prinsipnya adalah garis perpotongan bentuk muka bumi dengan bidang horizontal pada suatu ketinggian yang tetap. Garis kontur mempunyai sifat‐sifat berikut :
a. Setiap garis kontur mempunyai ketinggian (elevasi) yang sama.
b. Jarak antar garis kontur yang berdekatan disebut interval.
c. Interval setiap kontur pastilah sama.
d. Garis‐garis kontur tidak mungkin berpotongan satu dengan yang lain, atau diluar peta.
e. Setiap garis kontur yang ber‐spasi seragam (uniformly spaced contour) menunjukkan suatu lereng yang seragam.
f. Garis‐garis kontur yang rapat menunjukkan suatu lereng curam.
g. Garis‐garis kontur yang renggang menunjukkan suatu lereng landai.
h. Garis kontur yang bergigi menunjukkan suatu depresi (daerah yang rendah), yang tanda giginya menunjukkan kearah depresi tersebut.
i. Garis kontur membelok kearah hulu suatu lembah, tetapi memotong tegak lurus permukaan sungai.
j. Garis‐garis kontur umumnya membulat pada punggung bukit atau gunung tetapi membentuk lengkung yang tajam pada alur‐alur lembah sungai.
k. Nilai garis kontur terbesar suatu punggung bukit dan nilai terkecil pada suatu lembah selalu terdapat berpasangan, yang berarti bahwa tidak terdapat nilai satu kontur yang maksimum atau minimum.
Pada peta topografi yang standar, disamping titik ketinggian hasil pengukuran topografi, umumnya dicantumkan tanda‐tanda menunjukkan sifat fisik permukaan, misalnya sifat sungai, garis pantai dan juga obyek hasil aktifitas manusia.
2. Skala Peta
Skala yang dipakai dalam topografi bisa bermacam‐macam misalnya, skala verbal contoh one inch to the smile atau sering kali dipakai Skala grafis berupa pita garis yang dicantumkan pada peta.Skala ini seringkali dipakai sebagai pelengkap dari skala perbandingan angka yang sudah dicantumkan. Di Indonesia, dikenal berbagai ukuran skala perbandingan skala‐skala seperti 1 : 250.000, 1 : 500.000, 1 : 1.000.000 dikenal sebagai skalaiktisar. Skala 1 :25.000, 1 : 50.000, 1 : 100.000 merupakan skala standard. Skala1 : 1.000, 1 : 5.000 atau lebih umumnya disebut skala.
2.2 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini terdiri atas :
Input Proses Output
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual
Gambar 2.5 Kerangka Konseptual Pengolahan data :
1. Perhitungan sumberdaya terunjuk andesit
menggunakan metode cross section pada blok I dengan software global Mapper
2. Perhitungan sumberdaya terunjuk andesit dengan menggunakan metode kontur pada blok I dengan software Global Mapper
1. Sumberdaya terunjuk andesit dengan
menggunakan metode cross section
2. Sumberdaya terunjuk andesit dengan
menggunakan metode kontur Data primer
1. Koordinat singkapan andesit
2. Ketebalan OB andesit
Data sekunder 1. petaSRTM
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat terapan (applied research), yaitu penelitian yang hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan digunakan dengan segera untuk keperluan tertentu (Sedarmayanti, 2002).
3.2 Lokasi Penelitian
PT. Atoz Nusantara Mining berlokasi di Nagari Tambang, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Lokasi wilayah IUP PT. Atoz Nusantara Mining dapat ditempuh dengan tahap sebagai berikut:
1. Dari Kota Padang menuju kota Painan, dengan menggunakan jalur darat ditempuh degan jarak tempuh ± 72 Km (2 jam).
2. Dari Kota Painan menuju Nagari Tambang dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dengan jarak tempuh ± 5 Km (45 menit).
3. Dari Nagari Tambang menuju ke lokasi tambang dapat ditempuh menyusuri jalan sejauh 1 Km (5 menit).
Gambar 3.1. Kesampaian Daerah 3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan sebab dan akibat yang melatar belakangi penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebelum dilakukan produksi sangat penting menghitung besaran sumberdaya disuatu daerah rencana produksi agar layak atau tidaknya produksi kedepanya dapat tergambarkan. Maka variabel penelitian ini meliputi tentang andesit, sumberdaya, suberdaya terunjuk dan
proses perhitungan sumberdaya terunjuk batuandesit dengan menggunakan metode cross section dan metode kontur di Blok I PT. Atos Nusantara Mining, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
3.4 Jenis Data dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data
a. Data primer
1. Koordinat Singkapan 2. Ketebalan OB
b. Data sekunder 1. Peta SRTM 3.4.2 Sumber Data
Adapun sumber data didapat dan diambil dari lapangan dengan melakukan kegiatan mapping atau kunjungan lapangan dan data lainya dari arsip-arsip perusahaan dan mencatat semua hal-hal yang dapat mendukung penelitian yaitu pada PT. Atoz Nusantara Minng.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulkan data primer dengan melakukan kegiatan Mapping atau kunjungan lapangan. Pada saat menemukan singkapan andesit dilapangan saat itu langsung dilakukan penandaian titik pada GPS serta mencatatan koordinat.
Hingga pada akhir kunjungan lapangan didapatkan sebanyak 18 titik koordinat singkapan andesit. Selanjutnya 18 data koordinat (lampiran A) di-Input ke software mapsource, di software mapsource 18 titik-titik koordinat dihubungkan dari paling atas dengan titik-titik koordinat paling kanan, kiri dan bawah di
software mapsource, sehingga akan membentuk persegi. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan dalam perhitungan. Selanjutnya saveAs dengan type GesExchange agar bisa dibaca di software global mapper. Buka file tersebut di software global mapper dan olah dengan menambahkan data SRTM hingga kontur terbentuk. Selanjutnya ekspor ke file bertype DXF agar dapat dibaca di software Auto Land Desktop 2004. Buka file tadi di software Auto Land Desktop 2004 untuk dibuat cross section dengan jarak antar penampang 20 m. Hal ini dilakukan karena penampang dengan mudah dapat diatur dan dihitungan lebih akurat. Selanjutnya saveAs dalam type DWG dan open di software global mapper. Di software global mapper barulah cross section dibuat dan selanjutnya mengubah semua cross section menjadi grafik agar mudah dilakukan perhitungan.
3.6 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan peneliti mengacu kepada perhitungan sumberdaya terunjuk dengan menggunakan metode cross section dan metode kontur.
Jika daerah penelitian merupakan daerah yang ditutupi oleh tanah penutup maka perlu dilakukan perhitungan tanah penutup terlebih dahulu. Dalam perhitunganya volume tanah penutup dihitung dengan rumus seperti persamaan 2.5.
1. Perhitungan sumberdaya terunjuk andesit dengan metode cross section dengan sofware global mapper
a. Perhitungan luas masing-masing sayatan dengan rumus blok
b. Melakukan perhitungan volume sayatan dengan rumus persamaan 2.1
c. Menjumlahkan volume dari semua sayatan dan mengurangi dengan volume tanah penutup dengan rumus pada persaamaan 2.6
d. Melakukan perhitungan tonase batuandesit dengan persamaan rumus 2.2
2. Perhitungan sumberdaya terunjuk andesit dengan metode kontur dengan software global mapper
a. File bertype DWG tadi diopen pada software global mapper
b. Dengan menu create new area feature perhitungan luas setiap kontur dilakukan
c. Pada bawah tampilan software global mapper terdapat kalimat enclose area dengan satuanya sq. km yang merupakan luasan kontur dalam satuan km².
d. Lakukan hal yang sama pada setiap kontur dimulai dari batas elevasi bawah.
e. Menjumlahkan volume dari semua kontur dan mengurangi dengan volume tanah penutup dengan rumus pada persaamaan 2.6.
f. Melakukan perhitungan tonase batuandesit dengan persamaan rumus 2.7
3.7 Analisa Data
Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data maka dilakukan perhitungan kembali dari pengolahan data yang didapat. Tujuanya
meminimalisir serta memperbaiki kesalahan dalam pengolahan data sehingga hasil perhitungan dapat dipercaya.
3.8 Kerangka Metodologi
Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian seperti bagan penelitian di bawah ini.
Pengumpulan Data : Identifikasi masalah
1. Belum adanya eksplorasi umum terhadap sumberdaya andesit di PT. Atoz Nusantara Mining.
2. Belum diketahui jumlah sumberdaya andesit di PT. Atoz Nusantara Mining.
Analisis sumberdaya terunjuk andesit dengan metode cross section dan metode kontur di blok I PT. Atoz Nusantara Mining
Di Nagari Tambang, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat
Data primer
1. Koordinat Singkapan 2. Ketebalan OB
Data sekunder 1. Peta SRTM
Tujuan Penelitian
1. Untuk menghitung besaran sumberdaya terunjuk andesit yang ada pada area penelitian dengan menggunakan metoda cross section.
2. Untuk menghitung besaran sumberdaya terunjuk andesit yang ada pada area penelitian dengan menggunakan metoda kontur.
A
Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian Pengolahan Data
1. Perhitungan sumberdaya terunjuk andesit dengan metode crosssection dengan bantuan software global mapper
2. Perhitungan sumberdaya terunjuk andesit dengan metode kontur dengan bantuan software global mapper
Sumberdaya Terunjuk
A
29 BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data
Dari hasil kegiatan penghimpunan data, maka data-data yang didapatkan berupa:
4.1.1 Data Primer
Data primer pada penelitian ini meliputi:
1. Lokasi pengamatan singkapan andesit daerah penelitian.
Data lokasi singkapan digunakan untuk membuktikan kebenaran akan keberadaan andesit pada area penelitian.
Gambar 4.1. Singkapan Andesit
2. Koordinat singkapan andesit daerah penelitian
Data ini diambil bertujuan untuk membatasi batas atas dan batas bawah perhitungan sumberdaya andesit. Dari Batas atas perhitugan pada elevasi 220 mdpl dengan koordinat 47 M 676336 9855430 dan batas bawah perhitungan pada elevasi 145 mdpl dengan koordinat 47 M 676621 9855156 didapatkan 18 titik singkapan (Lampiran C).
Tabel 4.1 Koordinat Singkapan
No Titik Koordinat
X Y
1 BN41 676574 9855312
2 BN42 676563 9855313
3 BN43 676399 9855309
4 BN44 676391 9855301
5 BN45 676366 9855397
6 BN46 676336 9855430
7 BN47 676390 9855224
8 BN48 676389 9855201
9 BN49 676455 9855196
10 BN50 676479 9855192
11 BN51 676510 9855200
12 BN52 676554 9855183
13 BN53 676599 9855156
14 BN54 676511 9855243
15 BN55 676545 9855376
16 BN56 676593 9855417
17 BN57 676600 9855475
18 BN58 676621 9855498
3. Pengukuran ketebalan tanah penutup
Data ini digunakan untuk menghitung volume lapisan tanah penutup pada daerah penelitan. Pengukuran dilakukan pada dua titik, seperti terlihat pada tabel :
Tabel 4.2 Ketebalan Tanah Penutup
No Titik Tebal
Koordinat
X Y
Titik 1 47 M 7 676336 9855430
Titik 2 47 M 3 676621 9855156
4.2. Pengolahan Data
Jika endapan bahan galian ditutupi oleh tanah penutup maka perlu melakukan perhitungan volume tanah penutup dengan rumus pada persamaan 2.5.
Kondisi daerah penelitian:
A = 9,7 Ha = 9700 t = 5 m
f = 90 %
maka perhitungannya:
1. Perhitungan sumberdaya terunjuk andesit dengan metode cross section.
Perhitungan sumberdaya terunjuk andesit dilakukan dengan metode cross section. Perhitungan ini dibantu dengan software tambang Global Mapper dan Autodesk Land Desktop 2004. Meng-input koordinat di software MapSource dan pembuatan kontur dan sayatan dilakukan pada software Global Mapper dengan membagi daerah penelitian kedalam 18 sayatan yang dibuat di software
Autodesk Land Desktop 2004 dengan interval 20 meter, batas bawah elevasi perhitungan adalah 145 mdpl (Lampiran D) .
a. Perhitungan luas
Perhitungan luas sayatan pada software Global Mapper dilakukan dengan menggunakan rumus bangun ruang :
1) Sayatan A-A’
Perhitungan luas sayatan A-A’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.2 dibawah ini :
Gambar 4.2. Sayatan A-A’
I II
2) Sayatan B-B’
Perhitungan luas sayatan B-B’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.3 dibawah ini :
Gambar 4.3. Sayatan B-B’
3) Sayatan C-C’
Perhitungan luas sayatan C-C’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.4 dibawah ini :
Gambar 4.4. Sayatan C-C’
II
I
II
I
4) Sayatan D-D’
Perhitungan luas sayatan D-D’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.5 dibawah ini :
Gambar 4.5. Sayatan D-D’
5) Sayatan E-E’
Perhitungan luas sayatan E-E’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.6 dibawah ini :
II
I
Gambar 4.6. Sayatan E-E’
6) Sayatan F-F’
Perhitungan luas sayatan F-F’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.7 dibawah ini :
Gambar 4.7. Sayatan F-F’
II
I
II
I
7) Sayatan G-G’
Perhitungan luas sayatan G-G’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.8 dibawah ini :
Gambar 4.8. Sayatan G-G’
8) Sayatan H-H’
Perhitungan luas sayatan H-H’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.9 dibawah ini :
Gambar 4.9. Sayatan H-H’
II
I
II I
9) Sayatan I-I’
Perhitungan luas sayatan I-I’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.10 dibawah ini :
Gambar 4.10. Sayatan I-I’
10) Sayatan J-J’
Perhitungan luas sayatan J-J’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.11. dibawah ini :
II
Gambar 4.11. Sayatan J-J’
11) Sayatan K-K’
Perhitungan luas sayatan K-K’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.12. dibawah ini :
Gambar 4.12. Sayatan K-K’
II
II
12) Sayatan L-L’
Perhitungan luas sayatan L-L’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.13. dibawah ini :
Gambar 4.13. Sayatan L-L’
13) Sayatan M-M’
Perhitungan luas sayatan M-M’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.14. dibawah ini :
II
II
Gambar 4.14. Sayatan M-M’
14) Sayatan N-N’
Perhitungan luas sayatan N-N’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.15. dibawah ini :
Gambar 4.15. Sayatan N-N’
15) Sayatan O-O’
Perhitungan luas sayatan O-O’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.16. dibawah ini :
II
Gambar 4.16. Sayatan O-O’
16) Sayatan P-P’
Perhitungan luas sayatan P-P’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.17. dibawah ini :
Gambar 4.17. Sayatan P-P’
II
II
17) Sayatan Q-Q’
Perhitungan luas sayatan Q-Q’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.18. dibawah ini :
Gambar 4.18. Sayatan Q-Q’
18) Sayatan R-R’
Perhitungan luas sayatan R-R’ pada software Global Mapper dilakukan dengan membagi menjadi 2 bidang dengan menggunakan rumus persegi panjang dan rumus segitiga seperti terlihat pada gambar 4.19. dibawah ini :
II
Gambar 4.19. Sayatan R-R’
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Luas Sayatan
No Sayatan Luas (m²)
1 A-A 11360
2 B-B 11786
3 C-C 12780
4 D-D 13206
5 E-E 13490
6 F-F 13064
7 G-G 12922
8 H-H 12780
9 I-I 12354
10 J-J 11786
11 K-K 10650
12 L-L 9656
13 M-M 9230
14 N-N 8236
15 O-O 7810
16 P-P 7100
17 Q-Q 6532
18 R-R 5964
Total 190706
II
b. Perhitungan volume
Interval dari 2 sayatan penampang akan membentuk suatu blok interval perhitungan. Adapun gambar sketsa perhitungan volume endapan dengan menggunakan metode cross section dapat dilihat seperti gambar 2.3 pada pembahasan sebelumnya.
Dari hasil 18 sayatan penampang, pada akhirnya akan terbentuk 17 blok interval perhitungan ( Tabel 4.3 ). Blok ini akan dihitung volumenya dengan rumus seperti persamaan 2.1 dengan luas sayatan merujuk pada perhitungan luas dengan menggunakan software Global Mapper sebelumnya dan jarak antara penampang 20 meter (Lampiran E).
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Volume Sayatan
No Sayatan Luas (m²) jarak Sayatan volume
(m³)
1 A-A 11360
20 231460
B-B' 11786
2 B-B 11786
20 245660
C-C' 12780
3 C-C 12780
20 259860
D-D' 13206
4 D-D 13206
20 266960
E-E' 13490
5 E-E 13490
20 265540
F-F' 13064
6 F-F 13064
20 259860
G-G' 12922
7 G-G 12922
20 257020
H-H' 12780
8 H-H 12780
20 251340
I-I' 12354
9 I-I 12354
20 241400
J-J' 11786
10 J-J 11786
20 224360
K-K' 10650
No Sayatan Luas (m²) jarak Sayatan volume (m³)
11 K-K 10650
20 203060
L-L' 9656
12 L-L 9656
20 188860
M-M' 9230
13 M-M 9230
20 174660
N-N' 8236
14 N-N 8236
20 160460
O-O' 7810
15 O-O 7810
20 149100
P-P' 7100
16 P-P 7100
20 136320
Q-Q' 6532
17 Q-Q 6532
20 124960
R-R' 5964
TOTAL 3640880
c. Perhitungan Volume batu andesit dari hasil perhitungan volume metode cross section dihitung dengan rumus persamaan 2.6
d. Tonase hasil perhitungan menggunakan metode cross section dengan rumus persamaan 2.2.
2. Perhitungan sumberdaya terunjuk andesit dilakukan dengan metode kontur.
Perhitungan ini dibantu dengan software tambang Global Mapper dan Autodesk Land Desktop 2004. Perhitungan volume kontur ini dengan cara membuat kontur daerah penelitian di software global mapper. File bertype DWG tadi diopen pada software global mapper dengan menu create new area feature perhitungan luas setiap kontur dilakukan, pada bawah tampilan software global mapper terdapat kalimat enclose area dengan satuanya sq. km yang merupakan luasan kontur dalam satuan km². Hasil yang akan didapat adalah peta rencana kontur daerah peneli tian ( Lampiran F).
a. Perhitungan luas kontur
Setelah kontur dibuat pada software Global Mapper dengan interval kontur 5 m dengan tinggi maximum 220 m dan tinggi minimum 145 m selanjutnya menghitung luas kontur. Perhitungan luas kontur sepenuhnya dilakukan di software Global Mapper. Perhitungan dilakukan perelevasi kontur pada daerah penelitian yang dimulai dari elevasi 145 m sebagai elevasi terendah pada daerah penelitian.
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Luas Kontur No Elevasi (m) Luas (m²)
1 145 97700
2 150 97000
3 155 90900
4 160 82900
5 165 73100
6 170 62600
7 175 54200
8 180 45290
9 185 36690
10 190 29030
No Elevasi (m) Luas (m²)
11 195 21900
12 200 15940
13 205 10580
14 210 5830
15 215 1814
16 220 48.4
Total 725,522.4
b. Perhitungan volume metode kontur
Dari hasil elevasi 145 m – 220 m akan terbentuk 15 blok interval perhitungan ( Tabel 4.4 ). Blok ini akan dihitung volumenya dengan rumus seperti persamaan 2.3 dengan luas kontur merujuk pada perhitungan luas dengan menggunakan software Global Mapper sebelumnya dengan interval kontur 5 meter (Lampiran G).
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Volume Kontur
No Elevasi
(m) Luas (m²) Interval kontur Volume (m³)
1 145 97700
5 486750
150 97000
2 150 97000
5 469750
155 90900
3 155 90900
5 434500
160 82900
4 160 82900
5 390000
165 73100
5 165 73100
5 339250
170 62600
6 170 62600
5 292000
175 54200
7 175 54200
5 248725
180 45290
8 180 45290
5 204950
185 36690
No Elevasi
(m) Luas (m²) Interval kontur Volume (m³)
9 185 36690
5 164300
190 29030
10 190 29030
5 127325
195 21900
11 195 21900
5 94600
200 15940
12 200 15940
5 66300
205 10580
13 205 10580
5 41025
210 5830
14 210 5830
5 19110
215 1814
15 215 1814
5 4656
220 48.4
Total 3383241
c. Volume batuandesit dari hasil perhitungan volume metode kontur dihitung dengan rumus persamaan 2.6
d. Tonase hasil perhitungan menggunakan metode kontur dengan rumus persamaan 2.4
49
BAB V
ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA
5.1. Analisa Hasil Perhitungan Metode Cross Section
Dari hasil perhitungan dengan metode cross section pada daerah batasan perhitungan sumberdaya seluas 9,7 Ha, maka didapatkan sumberdaya terunjuk andesit sejumlah 9.079.700 t (ρ = 2,5 ton/m³). Sumberdaya ini ditutupi oleh tanah penutup dengan volume 43.650 .
Pada metode cross section jarak antar sayatan sangat mempengaruhi hasil dari perhitungan volumenya, semakin rapat jarak antar sayatan maka semakin akurat data yang dihasilkan (Arno, dkk. 2010). Dalam penelitian ini melakukan perhitungan sumberdaya terunjuk andesit dengan jarak antar penampang 20 meter. Berdasarkan hasil analisa dari beberapa aspek seperti kondisi daerah perhitungan dan metode perhitungan yang dilakukan didapatkan sumberdaya terunjuk 9.079.700 ton dikarenakan bentuk dari daerah perhitungan yang merupakan perbukitan dengan elevasi bawah 145 Mdpl dan elevasi atas 220 Mdpl.
5.2. Analisa Hasil Perhitungan Metode Kontur
Dari hasil perhitungan dengan metode kontur pada daerah batasan perhitungan sumberdaya seluas 9,7 Ha, maka didapatkan sumberdaya terunjuk andesit sejumlah 8.435.602,5 (ρ = 2,5 ton/m³). Sumberdaya ini ditutupi oleh tanah penutup dengan volume 43.650 .
Pada metode kontur interval kontur juga mempengaruhi hasil dari perhitungan volumenya, semakin rapat interval kontur maka semakin akurat data
yang dihasilkan (Arno, dkk. 2010). Dalam penelitian ini melakukan perhitungan sumberdaya terunjuk andesit dengan interval kontur 5 meter. Berdasarkan hasil analisa dari beberapa aspek seperti kondisi daerah perhitungan dan metode perhitungan yang dilakukan memungkinkan didapatkan sumberdaya terunjuk 8.435.602,5 ton dikarenakan bentuk dari daerah perhitungan yang merupakan perbukitan dengan elevasi bawah 145 mdpl dan elevasi atas 220 mdpl.
5.3 Perbandingan Metode Cross Section Dan Metode Kontur
Hasil perhitungan dengan metode cross section pada daerah batasan perhitungan sumberdaya seluas 9,7 Ha, dengan luas total 190.706 m² dan volume total 3.640.880 m² didapatkan sumberdaya terunjuk andesit sebesar 9.079.700 t .
Dan hasil perhitungan dengan metode kontur pada daerah batasan perhitungan sumberdaya seluas 9,7 Ha, dengan luas total 725.522,4 m² dan volume total 3.383.241 m² didapatkan didapatkan sumberdaya terunjuk andesit sejumlah 8.435.602,5
Tabel 5.1 Perbandingan Metode Cross Section Dan Metode Kontur Metode
Analisis Sumberdaya
Terunjuk
Luas (m²) volume (m³) Tonase Cross
Section Spasi 20 m 190.706 3.640.880 9.079.700 ton Kontur Interval 5 m 725.522.4 3.383.241 8.435.602,5 ton
51 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Sumberdaya terunjuk batuandesit pada Blok I PT. Atoz Nusantara Mining berlokasi di Nagari Tambang, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat dengan luas daerah perhitungan 9,7 Ha sebanyak 9.079.700 ton (ρ = 2,5 ton/m³). Perhitungan ini menggunakan metode cross section dengan elevasi bawah 145 Mdpl dan elevasi atas 220 Mpdl.
2. Sumberdaya terunjuk batuandesit pada Blok I PT. Atoz Nusantara Mining berlokasi di Nagari Tambang, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat dengan luas daerah perhitungan 9,7 Ha sebanyak 8.435.602,5 ton (ρ = 2,5 ton/m³). Perhitungan ini menggunakan metode kontur dengan elevasi bawah 145 Mdpl dan elevasi atas 220 Mpdl.
6.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah diuraikan, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi oleh pihak PT. Atoz Nusantara Mining.
2. Kelebihan dari metode cross section berada pada perhitungan areanya, semakin kecil jarak spasi maka akan lebih detail perhitungan luasan area,
sedangkan metode kontur berdasarkan pada tingkat elevasi kontur, jadi dengan elevasi yang semakin rapat maka perhitungan area akan semakin detail. Kekurangan dari metode cross section adalah tidak memperhitungkan perubahan topografi yang berada diantara penampang yang satu dengan penampang yang lain, sedangkan kekurangan metode kontur adalah metode ini tidak memperhitungkan perubahan topografi yang berada diantara interval kontur. Sehingga dari dua metode perhitungan sumberdaya tersebut penulis mengajukan metode cross section yang paling tepat sebagai bahan evaluasi perhitungan sumberdaya terunjuk oleh pihak PT. Atoz Nusantara Mining.
53
DAFTAR PUSTAKA
Arno Edwin Gilang Pratama, dkk. “Estimasi Cadangan Batukapur Dengan Metode Cross Section Dibandingkan Dengan Metode Kontur”.TeknikPertambangan, Universitas Hasanudin. (2010).
B, Waterman Sulistyana. “Metoda Perhitungan Cadangan”. ( 1998 ).
Dimas Imam Faizal, Dkk “Geologi dan perhitungan potensi bahan galian golongan c (SIRTU)) daerah kaliwadasdan sekitarnya kecamatan bumiayu kabupaten brebes provinsi jawa tengah”. Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. (2014).
M Romi Syahrial, Handoko Teguh Wibowo.“Perhitungan Cadangan Batu Andesit PT. Duta Alam Bahagia desa Maguan kecamatan Sambit kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur”.Jurusan Teknik Geologi, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya. (2016).
Mart Wandy, dkk. “Perhitungan Cadangan Batubara dan Perancangan pit PT.
Anugrah Karya Raya, desa Penain, kec. Teweh Tengah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah”. Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas lambung Mangkurat. (2015).
Narendra Saputra, dkk. “Estimasi Cadangan Batubara Dengan Menggunakan Metode Cross Section Pada Daerah Rencana Penambangan pit f, Blok III, Site Air Kotok di PT. Ratu Samban Mining, kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu “. Teknik pertambangan upn veteran yogyakarta. (2015).
Saepulloh, dkk ”Inventarisasi Potensi Bahan Tambang Di Wilayah Kecamatan Dukupuntang Dan Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat”. Prodi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung. (2016).
Sedarmayanti, Hidayat Syarifudin. “Metodologi Penelitian”. Mandar Maju, Bandung. (2002).
Tamara Ismiqha Deyana, dkk. “Sebaran Dan Perhitungan Cadangan Batubara Pada PT. Haswi Kencana Indah Tambang Semambu, kecamatan Sumay, kabupaten Tebo, Provinsi Jambi”. FakultasTeknik Geologi, Universitas Padjadjaran.
Taufan Agustiar, dkk.”Analisis Kinerja Alat CrushingPlant Pada Tambang Andesit Untuk Meningkatkan Produksi 125.000 Ton/bulan Di PT.Mandiri Sejahtera Sentra, Desa Sukamulya, kecamatan Tegal Waru, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat”. Teknik Pertambangan, Universitas Islam Bandung. (2015).
Willy Apryanto, Dkk “Geologi Dan Potensi Sumberdaya Andesit Daerah Sarimukti Dan Sekitarnya Kecamatan CipeundeuyKabupaten BandungProvinsi Jawa Barat”.Program Studi TeknikGeologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. (2013).
LAMPIRAN
LAMPIRAN E VOLUME SAYATAN
Volume 1
m³ Volume 2
m³ Volume 3
m³ Volume 4
266960 m³ Volume 5
265540 m³ Volume 6
259860 m³ Volume 7
257020 m³ Volume 8
251340 m³ Volume 9
241400 m³ Volume 10
224360 m³ Volume 11
220360 m³ Volume 12
188860 m³ Volume 13
174660 m³
Volume 14
160460 m³ Volume15
149100 m³ Volume 16
136320 m³ Volume17
124960 m³