• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI MANAJEMEN SENTRALISASI HOTSPOT BERBASIS BRIDGE CONTROL PROTOCOL (BCP) OVER SSTP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DESAIN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI MANAJEMEN SENTRALISASI HOTSPOT BERBASIS BRIDGE CONTROL PROTOCOL (BCP) OVER SSTP"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN DAN IMPLEMENTASI APLIKASI

MANAJEMEN SENTRALISASI HOTSPOT BERBASIS BRIDGE CONTROL PROTOCOL (BCP) OVER SSTP

Hermawan Prajono Universitas Bumigora

Artikel Info ABSTRAK

Kata-kata Kunci MikroTik, Hotspot, Sentralisasi, BCP, SSTP, API

Pada saat ini, manajemen hotspot dapat dilakukan secara terpusat pada suatu jaringan komputer. Manajemen user yang sebelumnya harus dilakukan secara terpisah dapat digabungkan menjadi satu manajemen yang telah disentralisasikan. Manajemen hotspot yang sudah tersentralisasikan dapat meningkatkan efektifitas dalam mengelola jaringan.

Namun manajemen hotspot yang sudah tersentralisasi masih diterapkan secara manual. Dimana manajemen konfigurasi belum maksimal dikarenakan manajemen sentralisasi hotspot yang seharusnya dapat dilakukan secara terpusat ternyata masih membutuhkan konfigurasi yang dilakukan secara terpisah dalam jendela Winbox yang berbeda dimana akan mengurangi efisiensi manajemen sentralisasi hotspot yang sudah ada dikarenakan rentan akan masalah seperti kemungkinan salah memasukkan perintah serta membutuhkan waktu yang lama.

Metode penelitian menggunakan Waterfall untuk pengembangan aplkasi manajemen sentralisasi hotspot BCP over SSTP dimana dari 5 (lima) tahapan yang ada hanya digunakan 3 (tiga) tahapan yaitu requirements analysis and definition, system and software design, dan implementation and unit testing. Hasil yang akan dicapai yaitu dengan mengembangkan aplikasi manajemen sentralisasi hotspot ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam memanajemen hotspot secara terpusat.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Desain dan implementasi aplikasi manajemen sentralisasi hotspot BCP over SSTP telah berhasil dibangun menggunakan web framework Code Igniter 3 dan library RouterOSAPI dengan 7 (tujuh) fitur seperti login ke router, melihat log router, manajemen profil router, manajemen konfigurasi SSTP Server, manajemen konfigurasi SSTP Client, manajemen hotspot, dan manajemen user serta konfigurasi yang dilakukan melalui aplikasi lebih cepat dibandingkan dengan konfigurasi melalui CMD atau Winbox.

Artikel Info ABSTRAC

Keywords

MikroTik, Hotspot, Centralization, BCP, SSTP, API

At this time, hotspot management can be done centrally on a computer network. User management that previously had to be done separately can be combined into one centralized management. Hotspot management that has been centralized can increase the effectiveness in managing the network.

However, hotspot management that has been centralized is still applied manually. Where configuration management has not been maximized because hotspot centralization management which should be able to be done centrally still requires configuration that is done

(2)

separately in a different Winbox window which will reduce the efficiency of existing hotspot centralized management because it is vulnerable to problems such as the possibility of entering incorrect commands and will takes longer time.

The research method uses Waterfall for the development of a centralized management application for hotspot BCP over SSTP where out of the 5 (five) stages, only 3 (three) stages are used, which is requirements analysis and definition, system and software design, and implementation and unit testing. The results to be achieved are by developing a centralized hotspot management application, which is expected to increase efficiency in managing hotspots centrally.

The conclusion of this research is that the design and implementation of the BCP over SSTP hotspot centralized management application has been successfully built using the Code Igniter 3 web framework and the RouterOSAPI library with 7 (seven) features such as logging into the router, viewing router logs, router profile management, SSTP Server configuration management. , SSTP Client configuration management, hotspot management, and user management as well as configuration done through the application is faster than configuration via CMD or Winbox.

1. PENDAHULUAN

Salah satu fitur pemanfaatan jaringan komputer yang sering digunakan pada saat ini adalah Hotspot. Karena pemakaiannya mudah dan tidak memerlukan banyak biaya untuk media atau perangkatnya. Hotspot tidak lagi membutuhkan kabel terlalu banyak untuk dapat sharing data.

Sebab Hotspot mengandalkan media transmisi nirkabel atau tanpa kabel yang menggunakan sinyal(Stmik & Padang, 2013). Pada saat ini, manajemen hotspot dapat dilakukan secara terpusat pada suatu jaringan komputer. Manajemen user yang sebelumnya harus dilakukan secara terpisah dapat digabungkan menjadi satu manajemen yang telah disentralisasikan.

Manajemen hotspot yang sudah tersentralisasikan dapat meningkatkan efektifitas dalam mengelola jaringan.

Terdapat penelitian sebelumnya yang sudah mengangkat topik sentralisasi manajemen hotspot yang mencakup tentang konfigurasi yang digunakan untuk merancang sentralisasi manajemen hotspot. I Putu Hariyadi (2017) telah melakukan penelitian terkait dengan Sentralisasi Manajemen Hotspot dengan menerapkan Transparent Bridge Tunnel EoIP over SSTP pada konfigurasi hotspot sehingga manajemen user hotspot yang aktif dapat dilakukan secara terpusat serta pembuatan titik hotspot baru dapat dilakukan dengan konfigurasi minimal sehingga lebih efektif dan efisien.

Penelitian sebelumnya hanya berfokus mengembangkan sentralisasi hotspot menggunakan metode transparent bridge tunnel EoIP over SSTP yang dikonfigurasi melalui Winbox dimana untuk melakukan konfigurasi harus membuka jendela Winbox yang berbeda. Dimana manajemen konfigurasi belum maksimal dikarenakan manajemen sentralisasi hotspot yang seharusnya dapat dilakukan secara terpusat ternyata masih membutuhkan konfigurasi yang dilakukan secara terpisah dalam jendela Winbox yang berbeda. Hal ini akan menyebabkan munculnya masalah seiring dengan semakin bertambahnya titik hotspot baru, konfigurasi harus diketik manual berulang-ulang yang akan mengurangi efisiensi manajemen sentralisasi hotspot yang sudah ada dikarenakan rentan akan masalah seperti kemungkinan salah memasukkan perintah serta membutuhkan waktu yang lama.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti melihat dari saran yang telah ada. Yaitu mengembangkan aplikasi manajemen dan monitoring sentralisasi hotspot untuk meningkatkan efisiensi dalam melakukan proses manajemen. Peneliti tertarik untuk mengembangkan aplikasi manajemen sentralisasi hotspot dengan menggunakan metode yang berbeda, yaitu BCP over SSTP. Karena untuk sentralisasi hotspot dengan menggunakan BCP over SSTP lebih mudah dibandingkan dengan Transparent Bridge Tunnel EoIP over SSTP dikarenakan jumlah

(3)

konfigurasinya yang lebih sedikit dan keamanan yang terdapat di SSTP sudah cukup aman tanpa harus menggunakan Tunneling EoIP.

Dengan dikembangkannya aplikasi manajemen sentralisasi hotspot berbasis Bridge Control Protocol (BCP) over SSTP ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam memanajemen sentralisasi hotspot dalam manajemen penambahan titik baru dan monitoring user yang terhubung.

2. METODOLOGI

Metodologi penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah Waterfall dimana pada penelitian ini hanya digunakan sampai 3 (tiga) tahapan saja yaitu requirements anaylsis and definition, system and software design, dan implementation and unit testing

Gambar 2.1 Metodologi penelitian 2.1 Analisys

Pada tahap ini penulis telah melakukan pengumpulan dan penganalisaan data berdasarkan jurnal-jurnal yang telah ada.

2.1.1 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang dapat digunakan untuk penelitian ini, penulis menggunakan metode studi literatur yaitu dengan mempelajari beberapa artikel ilmiah yang membahas tentang sentralisasi hotspot, penggunaan BCP sebagai tunneling, dan penggunaan API dalam mikrotik RouterOS. Selain itu penulis juga menggunakan data dan informasi dari berbagai sumber seperti internet, e-book, dan paper. Berdasarkan penelusuran yang diperoleh, terdapat beberapa artikel yang berkaitan dengan sentralisasi hotspot, penggunaan BCP sebagai tunneling, dan penggunaan API dalam mikrotik RouterOS

2.1.2 Analisa Data

Penelitian sebelumnya terkait sentralisasi hotspot sudah pernah dilakukan sebelumnya, namun pada saat penerapan konfigurasi transparent bridge tunnel eoip over sstp masih menggunakan konfigurasi manual, dan untuk penelitian terkait metode BCP yang diimplementasikan pada VLAN tidak memiliki fitur hotspot, dan penelitian yang terkait pembangunan sistem monitoring hotspot menggunakan PHP API hanya dapat memanajemen satu hotspot saja. Oleh karena itu, penelitian ini akan berfokus untuk membangun aplikasi manajemen sentralisasi hotspot berbasis BCP over SSTP untuk dapat melakukan manajemen sentralisasi hotspot melalui web dengan menggunakan PHP API sebagai penghubung antar aplikasi dengan router.

(4)

2.2 Design

2.2.1. Rancangan Topologi Jaringan Uji Coba

Untuk rancangan jaringan virtualisasi menggunakan laptop sebagai host yang menggunakan VMWare Workstation 15 Pro dimana telah terdapat 8 virtual machine yang terdiri dari 6 MikroTik Router dan 2 client lubuntu. Network adapter yang digunakan pada ether1 di router R1 adalah VMNet 8 NAT untuk mendapatkan akses internet, VMNet 1 Host-Only untuk mengakses profil router yang terhubung melalui API dan 7 (tujuh) Lan Segment untuk membagi jalur koneksi antar virtual machine.

Gambar 2.2 Rancangan Topologi Jaringan Uji Coba 2.2.2. Rancangan Pengalamatan IP

Rancangan pengalamatan IP pada topologi jaringan uji coba ini menggunakan network class C 192.168.59.x dengan netmask /30 untuk konfigurasi jaringan antar router, network class C 192.168.159.x dengan netmask /24 untuk jaringan sentralisasi hotspot. Untuk keterangan pengalamatan IP yang digunakan pada jaringan uji coba ini dapat dilihat pada tabel dibawah untuk perangkat koneksi.

Tabel 2.1 Pengalamatan IP pada setiap Router

No Perangkat Alamat IP Netmask Keterangan

1. Router R1

DHCP - ether1/NAT

192.168.59.1 255.255.255.252 ether2

192.168.159.1 255.255.255.0 bridgeHotspot

2. Router R2

192.168.59.2 255.255.255.252 ether1 192.168.59.5 255.255.255.252 ether2 192.168.59.13 255.255.255.252 ether3

3. Router R3

192.168.59.6 255.255.255.252 ether1

192.168.59.9 255.255.255.252 ether2

4. Router R4 192.168.59.10 255.255.255.252 ether1

(5)

5 Router R5

192.168.59.14 255.255.255.252 ether1 192.168.59.17 255.255.255.252 ether2 6. Router R6 192.168.59.18 255.255.255.252 ether1

7. Client 1 DHCP - -

8. Client 2 DHCP - -

Khusus untuk Client1 dan Client2, pengalamatan IP akan didapatkan melalui DHCP yang terdapat di bridgeHotspot.

2.2.3. Rancangan Alur Kerja Sistem

Gambar 2.3 DFD Konteks Aplikasi Manajemen Sentralisasi Hotspot Terlihat dari gambar 2.3 merupakan rancangan data flow diagram untuk aplikasi manajemen sentralisasi hotspot yang akan dibuat dimana terdapat 3 entitas eksternal yaitu Admin, Router Server, dan Router Client yang akan mengirim dan menerima data atau informasi melalui proses yang akan berjalan di aplikasi. Data atau informasi yang akan dialirkan adalah Router Profile, SSTP Server, Hotspot, dan SSTP Client.

Gambar 2.4 DFD Level 1 Aplikasi Manajemen Sentralisasi Hotspot

(6)

Untuk dapat mengetahui alur proses yang berada di aplikasi, terlihat pada gambar 2.4, terdapat 4 proses yang masing-masing memiliki aliran data sesuai dengan kebutuhan. Proses yang terdapat di Routermanager menggambarkan proses manajemen profil router yang akan terhubung dengan database Routerprofile, proses yang terdapat di Viewsstpserver menggambarkan proses manajemen konfigurasi SSTP Server yang berada di router dimana informasi yang dibutuhkan untuk mengakses router diambil dari database Routerprofile, proses yang terdapat di Viewhotspotmanager menggambarkan proses manajemen hotspot yang berada di router dimana informasi yang dibutuhkan untuk mengakses router diambil dari database Routerprofile, dan proses terakhir yang terdapat di aplikasi adalah Viewsstpclient yang menggambarkan proses manajemen SSTP Client yang berada di router dimana informasi yang dibutuhkan untuk mengakses router diambil dari database Routerprofile.

2.2.4. Rancangan Desain Aplikasi

Gambar 2.5 Sitemap Aplikasi Manajemen entralisasi Hotspot

Terlihat pada gambar 2.5, rancangan desain aplikasi digambarkan menggunakan sitemap dimana terdapat 7 (tujuh) halaman yang dapat diakses, yaitu Auth sebagai halaman untuk login, Dashboard sebagai halaman yang menampilkan informasi router, Routermanager sebagai halaman untuk manajemen Router Profile, Viewhotspotmanager sebagai halaman untuk manajemen hotspot, Viewusermanager sebagai halaman untuk manajemen user hotspot, Viewsstpserver sebagai halaman untuk manajemen SSTP Server, dan Viewsstpclient sebagai halaman untuk manajemen SSTP Client.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Konfigurasi

Hasil konfigurasi yang telah dilakukan terdiri dari beberapa konfigurasi dasar di setiap router yang dilakukan secara manual sebelum melakukan skenario ujicoba.

3.2. Hasil Konfigurasi Dasar

Konfigurasi dasar telah dilakukan pada 6 (enam) router MikroTik yang terdiri dari 5 (lima) bagian kecuali router R1 yang memiliki 7 (tujuh) bagian meliputi konfigurasi hostname sebagai identitas dari router, pengalamatan IP pada interface, konfigurasi firewall NAT khusus untuk router R1 untuk mendapatkan akses internet melalui ether1

(7)

dengan metode action=masquarade, konfigurasi Domain Name System (DNS) untuk menghubungkan router ke internet melalui DNS Server, konfigurasi routing OSPF untuk mendistribusikan default route pada setiap router OSPF, dan konfigurasi NTP Client untuk mengsinkronisasi waktu dengan NTP Server. Untuk router R1 ditambahkan konfigurasi firewall NAT Applicaton Programing Interface (API) untuk membuka jalur API yang akan digunakan untuk mengakses router SSTP Client melalui aplikasi.

3.3. HasilUji Coba

Hasil uji coba terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu verifikasi konfigurasi dasar dan skenario uji coba

3.3.1. Verifikasi konfigurasi dasar

Verifikasi konfigurasi yang dilakukan pada setiap router adalah verifikasi pengalamatan IP, verifikasi koneksi internet, dan verifikasi koneksi API ke router client.

Gambar 3.1 Verifikasi pengalamatan IP melalui router R1

Terlihat pada gambar 3.1, setiap router telah terhubung dengan router R1 dengan melihat hasil ping dengan latecy 0ms-4ms.

Gambar 3.2 Verifikasi koneksi internet melalui router R1

Terlihat pada gambar 3.2, router R1 telah terhubung ke internet melalui ether1 dengan ping ke DNS Google 8.8.8.8 yang memiliki latecy 36-57ms.

(8)

Gambar 3.3 Verifikasi koneksi API melalui router R1

Terlihat pada gambar 3.3, router R1 telah terhubung ke router klien melalui port 8730 dengan notifikasi “Success Login to: 192.168.14.1:8730” yang menyatakan bahwa komputer admin dapat mengakses router klien secara langsung tanpa harus terhubung secara langsung.

3.3.2. Skenario Uji Coba

Terdapat 5 (lima) skenario uji coba yang akan diterapkan, yaitu uji coba pembuatan sentralisasi hotspot melalui aplikasi, uji coba pembuatan user hotspot melalui aplikasi, uji coba koneksi user hotspot, uji coba penambahan titik hotspot baru melalui aplikasi, dan uji coba koneksi user hotspot pada titik hotspot baru.

3.3.2.1. Pembuatan Sentralisasi hotspot melalui aplikasi

Pembuatan sentralisasi hotspot melalui aplikasi terdiri dari 4 (empat) bagian, terdiri dari konfigurasi yang dilakukan di halaman Routermanager, Viewsstpserver, ViewHotspotmanager, dan Viewsstpclient.

Gambar 3.4 Hasil konfigurasi di Routermanager

Terlihat pada gambar 3.4, data yang telah dimasukkan ke tabel Routerprofile akan ditampilkan ke tabel Router Profile List. Data yang ditampilkan dari tabel Routerprofile mulai dari Router name, Router IP Address, Router Hostname, Router Username, Router Password, dan Router Assign.

(9)

Gambar 3.5 Hasil konfigurasi di Viewsstpserver

Gambar 3.6 Lanjutan hasil konfigurasi di Viewhostspotmanager Terlihat pada gambar 3.5 dan 3.6, data yang telah dimasukkan akan ditampilkan ke tabel SSTP Server List, Server Certificate List, atau PPP Secret List sesuai dengan bagian mana yang digunakan.

Gambar 3.7 Hasil konfigurasi di Viewhostspotmanager

(10)

Gambar 3.8 Lanjutan ke-2 hasil konfigurasi di Viewhostspotmanager

Gambar 3.9 Lanjutan ke-3 hasil konfigurasi di Viewhostspotmanager Terlihat pada gambar 3.7 sampai 3.9, data yang telah dimasukkan akan ditampilkan ke tabel Hotspot Server List, Hotspot Profile, Bridge List, Address Pool List, DHCP Server List, atau DHCP Network List sesuai dengan bagian mana yang digunakan.

Gambar 3.10 Hasil konfigurasi di Viewsstpclient

Terlihat pada gambar 3.10, data yang telah dimasukkan akan ditampilkan ke tabel SSTP Client List sesuai dengan data yang sudah dimasukkan.

(11)

Gambar 3.11 Hasil uji coba koneksi hotspot Client1 ke router R1 Terlihat pada gambar 3.11, setelah konfigurasi sentralisasi dilakukan Client1 dapat mengakses hotspot yang telah terpusat di router R1 melalui metode BCP over SSTP.

3.3.2.2. Pembuatan user hotspot baru

Pembuatan user hotspot dilakukan melalui halaman Viewusermanager dimana admin dapat menambahkan user hotspot yang akan digunakan langsung oleh klien.

Gambar 3.12 Hasil konfigurasi di Viewusermanager

Terlihat pada gambar 3.12, hasil penambahan user dapat dilihat di tabel Users List dimana terdapat 3 (tiga) user baru yang telah ditambahkan sebelumnya.

(12)

3.3.2.3. Uji Coba Koneksi User

Pengujian koneksi user hotspot dilakukan untuk menguji apakah user yang telah dibuat dapat digunakan untuk login ke hotspot yang telah dibuat.

Gambar 3.13 Hasil koneksi user admin1 dari Client1

Gambar 3.14 Hasil koneksi user admin2 dari Client1

Gambar 3.15 Hasil koneksi user admin3 dari Client1

Terlihat pada gambar 3.13 sampai 3.15, setiap user yang telah dibuat berhasil login ke hotspot yang telah terpusat.

3.3.2.4. Penambahan titik hotspot baru

Penambahan titik hotspot baru melalui aplikasi terdiri dari 2 (dua) bagian, teridiri dari konfigurasi yang dilakukan di halaman Viewsstpserver dan Viewsstpclient.

Gambar 3.16 Hasil konfigurasi di Viewsstpserver

Terlihat dari gambar 3.16, untuk menambah titik baru hotspot dibuatkan PPP Secret baru untuk router client baru dapat terverifikasi oleh SSTP Server sebagai SSTP Client baru.

(13)

Gambar 3.17 Hasil konfigurasi di Viewsstpclient

Terlihat dari gambar 3.17, data yang telah dimasukkan akan ditampilkan ke tabel SSTP Client List sesuai dengan data yang sudah dimasukkan.

Gambar 3.18 Tampilan dashboard titik hotspot baru dibuat Terlihat dari gambar 3.18, log router di tabel SSTP Log akan menampilkan setiap SSTP Client yang telah berhasil terhubung ke SSTP Server akan menampilkan message “Connected”.

3.3.2.5. Uji Coba Koneksi User di Titik Hotspot Baru

Pengujian koneksi user hotspot dilakukan untuk menguji apakah user yang telah dibuat dapat digunakan untuk login ke titik hotspot baru yang telah dibuat.

Gambar 3.19 Hasil koneksi user admin1 dari Client2

(14)

Gambar 3.20 Hasil koneksi user admin2 dari Client2

Gambar 3.21 Hasil koneksi user admin3 dari Client2

Terlihat pada gambar 3.19 sampai 3.21, setiap user yang telah dibuat berhasil login melalui titik hotspot baru.

3.4. Analisa hasil Uji Coba

1. Pengukuran jumlah step dan waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan setiap konfigurasi yang dilakukan mulai dari konfigurasi secara manual di CMD, konfigurasi di Winbox, dan konfigurasi yang dilakukan di aplikasi.

Tabel 3.1 Jumlah Konfigurasi SSTP Server di Router R1

No. Konfugrasi SSTP Server di Router R1 Jumlah Step

1 Konfigurasi melalui CMD 13

2 Konfigurasi melalui Winbox 13

3 Konfigurasi melalui aplikasi 15

Terlihat pada tabel 3.1, bahwa jumlah step pada konfigurasi SSTP Server melalui aplikasi lebih banyak yaitu 15 (lima belas) step dibandingkan konfigurasi CMD dan konfigurasi Winbox yang memiliki jumlah step yang sama yaitu 13 (tiga belas).

Tabel 3.2 Perbandingan Waktu Konfigurasi SSTP Server di Router R1

No. Konfigurasi SSTP Server di Router

R1

Waktu

Menit (m) Detik (d)

1. Konfigurasi melalui CMD

Percobaan I 10 45

Percobaan II 11 2

Percobaan III 10 21

(15)

Total Waktu 32 08

Rata-rata 10 43

2. Konfigurasi melalui Winbox

Percobaan I 07 11

Percobaan II 08 1

Percobaan III 07 21

Total Waktu 22 33

Rata-rata 07 31

3. Konfigurasi melalui aplikasi

Percobaan I 06 35

Percobaan II 07 11

Percobaan III 06 12

Total Waktu 19 58

Rata-rata 06 39

Terlihat pada tabel 3.2, Selisih antara konfigurasi melalui CMD dengan aplikasi adalah 4 menit 3 detik sedangkan konfigurasi melalui Winbox dengan aplikasi adalah 52 detik

Tabel 3.3 Jumlah Konfigurasi SSTP Client di Router R4

No. Konfugrasi SSTP Client di Router R4 Jumlah Step

1 Konfigurasi melalui CMD 7

2 Konfigurasi melalui Winbox 7

3 Konfigurasi melalui aplikasi 3

Terlihat pada tabel 3.3, bahwa jumlah step pada konfigurasi SSTP Client melalui aplikasi lebih sedikit yaitu 3 (tiga) step dibandingkan konfigurasi CMD dan konfigurasi Winbox yang memiliki jumlah step yang sama yaitu 7 (tujuh).

(16)

Tabel 3.4 Perbandingan Waktu Konfigurasi SSTP Client di Router R4

No. Konfigurasi SSTP Client di Router

R4

Waktu

Menit (m) Detik (d)

1. Konfigurasi melalui CMD

Percobaan I 9 15

Percobaan II 9 1

Percobaan III 9 4

Total Waktu 27 20

Rata-rata 9 7

2. Konfigurasi melalui Winbox

Percobaan I 6 30

Percobaan II 7 1

Percobaan III 6 24

Total Waktu 19 55

Rata-rata 6 38

3. Konfigurasi melalui aplikasi

Percobaan I 1 52

Percobaan II 1 43

Percobaan III 1 44

Total Waktu 5 19

Rata-rata 1 46

Terlihat pada tabel 3.4, Selisih antara konfigurasi melalui CMD dengan aplikasi adalah 7 menit 20 detik sedangkan konfigurasi melalui Winbox dengan aplikasi adalah 4 menit 52 detik. Berdasarkan perbandingan selisih antara ketiga metode diatas, konfigurasi melalui aplikasi terlihat lebih cepat dibandingkan dengan 2 (dua) metode lainnya dikarenakan tampilannya yang simpel dan parameter yang berada di setiap halaman disesuaikan dengan kebutuhan sentralisasi hotspot

(17)

2. Untuk melihat perbandingan pembuatan user yang dilakukan, dibuatkan user sejumlah 3 (tiga) kali dengan nama admin1, admin2, dan admin3.

Tabel 3.5 Perbandingan Waktu Penambahan User di Router R1

No. Penambahan user Hotspot di

Router R1

Waktu

Menit (m) Detik (d)

1. Konfigurasi melalui CMD

user admin1

0 13

user admin2

0 12

user admin3

0 13

Total Waktu 0 38

Rata-rata 0 13

2. Konfigurasi melalui Winbox

user admin1

0 11

user admin2

0 12

user admin3

0 11

Total Waktu 0 34

Rata-rata 0 11

3. Konfigurasi melalui aplikasi

user admin1

0 6

user admin2

0 7

user admin3

0 5

Total Waktu 0 18

Rata-rata 0 6

Terlihat pada tabel 3.5, Selisih antara konfigurasi melalui CMD dengan aplikasi adalah 7 detik sedangkan konfigurasi melalui Winbox dengan aplikasi adalah 5 detik.

(18)

3. Hasil dari pembuatan user hotspot akan diujikan di Client1 dengan mencoba login pada masing-masing user sebanyak 3 (tiga) kali percobaan.

Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Koneksi User Hotspot di Client1

No. Ujicoba Koneksi Login di

Client1 Waktu Status

1. user admin1

Percobaan I 2 detik Berhasil login

Percobaan II 1 detik Berhasil login

Percobaan III 1 detik Berhasil login

2. user admin2

Percobaan I 1 detik Berhasil login

Percobaan II 1 detik Berhasil login

Percobaan III 2 detik Berhasil login

3. user admin3

Percobaan I 1 detik Berhasil login

Percobaan II 1 detik Berhasil login

Percobaan III 1 detik Berhasil login

4. Pengukuran jumlah step dan waktu yang dibutuhkan untuk menjalankan setiap konfigurasi yang dilakukan mulai dari konfigurasi secara manual di CMD, konfigurasi di Winbox, dan konfigurasi yang dilakukan di aplikasi.

Tabel 3.7 Jumlah Konfigurasi SSTP Client di Router R6

No. Konfugrasi SSTP Client di Router R6 Jumlah Step

1 Konfigurasi melalui CMD 7

2 Konfigurasi melalui Winbox 7

3 Konfigurasi melalui aplikasi 3

Terlihat pada tabel 3.7, bahwa jumlah step pada konfigurasi SSTP Client melalui aplikasi lebih sedikit yaitu 3 (tiga) step dibandingkan konfigurasi CMD dan konfigurasi Winbox yang memiliki jumlah step yang sama yaitu 7 (tujuh).

(19)

Tabel 3.8 Perbandingan Waktu Konfigurasi SSTP Client di Router R6

No. Konfigurasi SSTP Client di Router

R6

Waktu

Menit (m) Detik (d)

1. Konfigurasi melalui CMD

Percobaan I 9 12

Percobaan II 8 54

Percobaan III 8 43

Total Waktu 26 49

Rata-rata 8 56

2. Konfigurasi melalui Winbox

Percobaan I 5 58

Percobaan II 6 9

Percobaan III 5 43

Total Waktu 17 50

Rata-rata 5 57

3. Konfigurasi melalui aplikasi

Percobaan I 1 21

Percobaan II 1 35

Percobaan III 1 28

Total Waktu 4 24

Rata-rata 1 28

Terlihat pada tabel 3.8, Selisih antara konfigurasi melalui CMD dengan aplikasi adalah 7 menit 28 detik sedangkan konfigurasi melalui Winbox dengan aplikasi adalah 4 menit 29 detik. Berdasarkan perbandingan selisih antara ketiga metode diatas, konfigurasi melalui aplikasi terlihat lebih cepat dibandingkan dengan 2 (dua) metode lainnya dikarenakan konfigurasinya dapat dilakukan secara terpusat dengan

(20)

menggunakan Router Profile yang memiliki Assign sebegai SSTP Client sebagai jalur akses router client tanpa harus terhubung secara langsung.

5. Pengujian login user melalui titik hotspot baru akan diujikan di Client2 dengan mencoba login masing-masing user sebanyak 3 (tiga) kali percobaan.

Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Koneksi User Hotspot di Client2

No. Ujicoba Koneksi Login di

Client2 Waktu Status

1. user admin1

Percobaan I 1 detik Berhasil login

Percobaan II 1 detik Berhasil login

Percobaan III 1 detik Berhasil login

2. user admin2

Percobaan I 1 detik Berhasil login

Percobaan II 1 detik Berhasil login

Percobaan III 1 detik Berhasil login

3. user admin3

Percobaan I 1 detik Berhasil login

Percobaan II 1 detik Berhasil login

Percobaan III 1 detik Berhasil login

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Desain dan implementasi aplikasi manajemen sentralisasi hotspot BCP over SSTP telah berhasil dibangun menggunakan web framework Code Igniter3 dan library RouterOSAPI dengan 7 (tujuh) controller yang memiliki fitur untuk login ke router, melihat log router, manajemen profil router, manajemen konfigurasi SSTP Server, manajemen konfigurasi SSTP Client, manajemen hotspot, dan manajemen user.

2. Konfigurasi yang dilakukan melalui aplikasi terbukti lebih cepat dibandingkan dengan konfigurasi melalui CMD maupun konfigurasi melalui Winbox dimana rata-rata waktu konfigurasi SSTP Server di router R1 adalah 6 menit 39 detik, rata-rata waktu konfigurasi SSTP Client di router R4 adalah 1 menit 46 detik, rata-rata waktu konfigurasi SSTP Client di router R6 adalah 1 menit 28 detik , dan rata-rata waktu pembuatan user hotspot di router R1 adalah 6 detik.

(21)

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.Dalam kesempatanini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Anthony Anggrawan, MT., Ph.D. selaku Rektor Universitas Bumigora.

2. Ibu Ni Gusti Ayu Dasriani, M.Kom, selaku Wakil Rektor I Universitas Bumigora.

3. Bapak Ahmat Adil, S.Kom., M.Sc, selaku Dekan Fakultas Teknik dan Desain.

4. Ibu Lilik Widyawati, M.Kom, selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer.

5. Bapak I Putu Hariyadi, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing dalam mengerjakan skripsi ini yang telah memberikan motivasi sebesar-besarnya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua Orang Tua dan saudara yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

7. Teman-teman seperjuangan, yang telah memberikan bantuan dan memberikan semangat dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

REFERENSI

Azhar, R. (2017). Analisa Qos Pada Jaringan Site To Site Vpn. Analisa Qos Pada Jaringan Site To Site Vpn Menggunakan Protocol Sstp, 52–60.

Farly, K. A., Najoan, X. B. N., & Lumenta, A. S. M. (2017). Perancangan Dan Implementasi Vpn Server Dengan Menggunakan Protokol Sstp (Secure Socket Tunneling Protocol) Studi Kasus Kampus Universitas Sam Ratulangi. Jurnal Teknik Informatika, 11(1).

https://doi.org/10.35793/jti.11.1.2017.16745

Gunawan, J., & Agung, H. (2019). IMPLEMENTATION OF PPTP AND BCP WITH INTER- VLAN ON THE TOPOLOGY THAT USES 2 ISP AS INTER-DIVISION CONNECTORS (Case Study: PT Kenari Djaja Prima). Jurnal Algoritma, Logika Dan Komputasi, 2(1), 138–150. https://doi.org/10.30813/j-alu.v2i1.1574

I Kadek Juni Arta, & Nyoman Bagus Suweta Nugraha. (2020). Implementasi Aplikasi User Management Hotspot Mikrotik Berbasis Php Dengan Application Programing Interface (Api) Dan Framework Bootstrap. Jurnal RESISTOR (Rekayasa Sistem Komputer), 3(1), 66–71. https://doi.org/10.31598/jurnalresistor.v3i1.466

Nurmiati, E. (2012). Analisis dan Perancangan Web Server Pada Handphone. Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi, 5(2), 1–17.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=2481&val=329&title=ANALISIS DAN PERANCANGAN WEB SERVER PADA HANDPHONE

Ontoseno, R. D. H., Haqqi, M. N., & Hatta, M. (2017). Limitasi Pengguna Akses Internet Berdasarkan Kuota Waktu Dan Data Menggunakan Pc Router Os Mikrotik. Teknika : Engineering and Sains Journal, 1(2), 125–130. https://doi.org/10.5281/zenodo.1116499 Septiardi, D., & Prihanto, A. (2017). Membangun Jaringan Intranet Dengan Melewatkan

VLAN Di Atas VPN Menggunakan Metode PPTP BCP. Jurnal Manajemen Informasi, 7, 109–116. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-manajemen-

informatika/article/view/21740/19930

Setiawansyah, S., Sulistiani, H., & Saputra, V. H. (2020). Penerapan Codeigniter Dalam

(22)

Pengembangan Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan Di SMK 7 Bandar Lampung.

Jurnal CoreIT: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi, 6(2), 89–95. http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/coreit/article/view/10679

Stmik, D., & Padang, I. (2013). PERANCANGAN JARINGAN HOTSPOT BERBASIS MIKROTIK ROUTER OS 3.3.0 Oleh: Ilham Eka Putra *). In Jurnal TEKNOIF (Vol. 1, Issue 1).

Sukaridhoto, S. (2014). Pengantar jaringan Komputer.pdf.

Zamalia, W. O., Aksara, L. M. F., & Yamin, M. (2018). Analisis Perbandingan Performa Qos, Pptp, L2Tp, Sstp Dan Ipsec Pada Jaringan Vpn Menggunakan Mikrotik.

SemanTIK, 4(2), 29–36.

Referensi

Dokumen terkait

Pola asuh yang di berikan orang tua kepada anak menjadi salah satu faktor.. terpenting dan akan menanamkan kepribadian yang akan melekat

Berdasarkan strukturnya, teks negosiasi di atas memiliki struktur yang lengkap mulai dari pembukaan, pengajuan, penawaran, kesepakatan, dan penutup. Tuliskan tahap pengajuan

Penelitian dengan menggunakan metode bercerita (storytelling) ini melatih daya pikir anak usia dini untuk terlatih memahami proses cerita, melatih anak untuk

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu meneliti tentang angka kejadian DBD dan hanya pada karakteristik individu pasien DBD, sedangkan pada penelitian

iatan penyantunan anak yatim dan penyambutan bulan Ramadhan. Wali Kota Tebing Tinggi Umar Z Hasibuan, dalam pesannya kepada yatim dan piatu, berharap agar keadaan yatim dan

Perangkat lunak merupakan kumpulan dari program, prosedur, dan dokumen data lain yang saling berhubungan yang merepresentasikan masalah di dunia nyata yang

Untuk perhitungan perbandingan gaya geser statik dan dinamik struktur dilakukan dengan mengambil hasil output nilai base reaction dari program SAP 2000

rubrik berita utama surat kabar Lombok post edisi April dan September 2014 ialah kata dasar dan kata turunan. Bentuk kata dasar yang ditemukan yaitu kata dasar