• Tidak ada hasil yang ditemukan

JOKER (JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN) Volume 1 No. 2 Agustus 2020 e-issn: X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JOKER (JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN) Volume 1 No. 2 Agustus 2020 e-issn: X"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

JOKER

(JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN)

Volume 1 No. 2 Agustus 2020 e-ISSN: 2723-584X

HUBUNGAN KELENTUKAN SENDI BAHU DENGAN KEMAMPUAN SERVIS ATAS PADA PERMAINAN BOLA VOLI KLUB

LASKAR MUDA DESA MATAIWOI KABUPATEN KONAWE UTARA

Arwan1, Wolter Mongsidi2, Badaruddin3

1

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Ilmu Keolahragaan/Dosen Email: aldokonut@gmail.com

2

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Ilmu Keolahragaan/Dosen Email: wolterfik@gmail.com

3

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Ilmu Keolahragaan/Dosen Email: Uddinbadar234@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the relationship between shoulder joint flexibility and the ability to serve in the volleyball game Laskar Muda Club, Mataiwoi Village, North Konawe Regency.

The population in this study were all members of the volleyball club Laskar Muda, Mataiwoi Village, North Konawe Regency, totaling 22 people. The sampling technique was carried out with a total sampling technique where the entire population of 22 people was used as the research sample. The instrument measures the flexibility of the shoulder joint using the shoulder elevation test, while to measure the ability to serve the top in volleyball games, namely by testing the ability to serve with 6 serves. The data analysis technique used the product moment correlation test. Based on data analysis, in this study, there is a significant relationship between shoulder joint flexibility and the ability to serve at the volleyball game Laskar Muda Club, Mataiwoi Village, North Konawe Regency, where the correlation coefficient (rxy) = 0.55> r table = 0.423, with the coefficient of determination r² = 0.55² = 0.30 or 30%, it means that shoulder joint flexibility contributes to or contributes to the ability to serve volleyball. Meanwhile, 70% is influenced by elements of physical conditions such as power, coordination, balance and accuracy.

Keywords: Flexibility; Shoulder Joints; Upper Service; Volleyball.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelentukan sendi bahu dengan kemampuan servis atas pada permainan bola voli Klub Laskar Muda Desa Mataiwoi Kabupaten Konawe Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota klub bola voli Laskar muda desa mataiwoi Kaupaten Konawe Utara yang berjumlah 22 Orang. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dimana seluruh populasi yang berjumlah 22 orang dijadikan sampel penelitian. Instrumen mengukur kelentukan sendi bahu menggunakan tes elevasi bahu sedangkan untuk mengukur kemampuan servis atas pada permainan bola voli yaitu dengan tes kemampuan servis atas dengan 6 kali servis. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi product moment. Berdasarkan analisis data maka dalam penelitian ini bahwa ada hubungan yang signifikan

(Received: tgl-bln-thn; Reviewed: tgl-bln-thn; Accepted: tgl-bln-thn; Published: tgl-bln-thn)

(2)

antara kelentukan sendi bahu dengan kemampuan servis atas pada permainan bola voli Klub Laskar Muda Desa Mataiwoi Kabupaten Konawe Utara, dimana koefisien korelasi (rxy) = 0,55 > nilai r tabel = 0,423, dengan koefisien determinasi r² = 0,55² = 0,30 atau 30% artinya kelentukan sendi bahu memberikan kontribusi atau sumbangan terhadap kemampuan servis atas permainan bola voli.

Sedangkan 70% dipengaruhi oleh unsur kondisi fisik misalnya power, koordinasi, keseimbangan dan ketepatan.

Kata Kunci: Kelentukan; Sendi Bahu; Servis Atas; Bola Voli.

PENDAHULUAN

Permainan bola voli diciptakan pada tahun 1895 oleh William G. Morgan dari Amerika Serikat. Pada mulanya permainan ini bernama Mintonette, mengingat dari permainan ini dimainkan dengan melambungkan bola (memukul–mukul bola) sebelum bola tersebut menyentuh lantai, maka pada tahun 1896 oleh H.T. Halsted mengusulkan nama permainan menjadi “volley ball”. Permainan bola voli di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 1928, dibawa oleh guru-guru Belanda yang mengajar di sekolahsekolah lanjutan. Sejak PON II di Jakarta pada tahun 1951, sampai sekarang bola voli termasuk salah satu cabang olahraga yang resmi dipertandingkan. Permainan bola voli ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai.

Teknik-teknik dalam permainan agar dapat bermain dengan baik, yaitu servis atas, servis bawah, passing atas, dan passing bawah.

Adapula teknik lanjutan yaitu, smash, blocking, dan jumping service. Kemampuan servis atas didukung oleh kelentukan gerak seluruh tubuh yang berkahir dalam bentuk gerak ayunan sehingga menghasilkan kemampuan yang baik.

Dalam melakukan sebagai serangan bola pada daerah lawan yang kosong, lawan akan sulit menjangkau bola. (Dela Saptiani, 2019:43).

Pelaksanaan servis yang baik tentunya juga harus didukung dengan waktu, intensitas dan frekuensi dalam melakukan latihan servis.

Dengan itu semua diharapkan pemain akan paham tentang bagaimana servis yang tepat sasaran dan dapat menyulitkan lawan. Untuk dapat berlatih dengan baik tentunya dibutuhkan

metode latihan yang baik pula yang sesuai dengan gerakan servis. Dengan porsi yang tepat dan seimbang akan dapat menjadikan pemain menjadi lebih baik lagi dalam melakukan servis atas (Markus, 2013:4).

Berdasarkan hasil pengamatan penulis diketahui bahwa dalam pembinaan kemampuan servis atas pada klub bola voli laskar muda desa mataiwoi Kabupaten Konawe Utara cenderung hanya diprioritaskan pada pembinaan teknik dasar saja tanpa diimbangi dengan pembinaan kondisi fisik yang diperlukan dalam pelaksanaan servis atas.Kondisi yang demikian menjadikan keberhasilan dalam pembinan servis atas tidak dapat optimal. Hal tersebut dapat dilihat selama pelaksanaan pertandingan bola voli yang diikuti tim bola voli lascar muda desa mataiwoi jarang sekali servis atas yang dilakukan dapat dijadikan sebagai serangan awal yang dapat melemahkan pertahan lawan ataupun dapat memberikan point. Berdasarkan penjelasan di atas, di mana kemampuan servis atas anggota klub bola voli laskar muda desa mataiwoi dipandang kualitasnya masih rendah, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Hubungan Kelentukan Sendi Bahu dengan Kemampuan Servis Atas pada Permainan Bola Voli Klub Laskar Muda Desa Mataiwoi Kabupaten Konawe Utara.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan kelentukan sendi bahu dengan kemampuan servis atas pada permainan bola voli

anggota klub laskar muda desa mataiwoi kabupaten konawe utara.Adapun skema rancangan penelitian dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

(3)

Keterangan :

X = Kelentukan Sendi Bahu

Y = Kemampuan servis atas bola voli = Hubungan

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu kelentukan sendi bahu dan variabel terikat yaitu kemampuan servis atas bola voli. Definisi secara operasional sebagai berikut:

1) kelentukan Sendi Bahu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan teste untuk mengulurkan atau meregangkan tubuh seluas- luasnya dengan posisi berbaring tengkurap dilantai dengan kedua tangan diluruskan

memegang sebuah tongkat yang diukur dalam satuan centimeter, (Widiastuti, 2015) dan 2) kemampuan servis atas adalah kemampuan teste dalam memukul bola service dengan ayunan lengan yang kuat dari arah belakang atas kepala, dan menghasilkan laju bola yang keras, dan menukik kearah sasaran yang telah ditentukan dengan tepat dan terarah. (Saifu, 2012) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota

klub bola voli Laskar muda desa mataiwoi Kaupaten Konawe Utara yang berjumlah 22 Orang. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dimana seluruh populasi yang berjumlah 22 orang dijadikan sampel penelitian.

Pelaksanaan Tes Kelentukan Sendi Bahu: 1) sampel diberikan penjelasan tentang prosedur tes, 2) sampel berbaring tengkurap dilantai dengan kedua tangan diluruskan memegang sebuah tongkat, 3) pada aba-aba ya sampel menaikkan tongkat setinggi mungkin wajah mengikuti gerakan tongkat, 4) ukur jarak naiknya tongkat dari lantai, jarak terpendek adalah ½ inci, 5) ulangi sebanyak 3 kali dan catat jarak terbaik, 6) ukur jarak pangkal lengan hingga jari yang terpanjang.

Gambar 1: Pelaksanaan Tes Elevasi Bahu (Widiastuti, 2015) Pelaksanaan Tes Servis Atas: 1) alat dan

perlengkapan: lapangan bolavoli ukuran normal lengkap dengan tiang dan net, dibuat garis-garis yang membatasi sasaran nilai. Tinggi net 2,30 m, bola voli, pluit, alat tulis, 2) petugas tes petugas terdiri dari 2 orang yang masing-masingbertugas sebagai berikut: Petugas tes I: a) berdiri bebas di

dekat area peserta tes, b) mengawasi pelaksanaan tes. Petugas tes II: a) berdiri tidak jauh dari area sasaran, b) menghitung dan mencatat hasil tes.

Pelaksanaan tes: 1) peserta berdiri di daerah servis dan melakukan servis atas sebanyak 6 kali, 2) peserta dianjurkan untuk mengarahkan bola pada area sasaran nilai tertinggi.

(4)

Gambar 2: Pelaksanaan Tes Servis Atas (Saifu, 2012) Pencatatan hasil; 1) nilai diberikan kepada

pelaksanaan servis atas yang benar, b) besarnya nilai sesuai dengan jatuhnya bola pada sasaran angka 1, 2, 3, 4, dan 5, c) bila bola yang jatuh di garis batas akan diberikan nilai pada sasaran yang lebih tinggi,

misalnya antara angka 2 dan 3, maka dihitung dengan nilai 3. Setelah data terkumpul pada variabel yang dimaksud, maka untuk mencari dan menguji data digunakan rumus uji korelasi product moment sebagai berikut:

Keterangan: a) Rxy = Koefisien korelasi variabel x dan y, b) XY = Jumlah hasil kali nilai x dan y, c) X = Jumlah nilai variabel x, d) Y = Jumlah nilai variabel y, e) X2 = Kuadrat nilai variabel x, f) Y2

= Kuadrat nilai variabel y, g) N = Jumlah sampel (Sudjana, 1992).

Mengetahui tingkat korelasi antara ke dua variabel maka digunakan peta korelasi menurut M. Ali (1985), sebagai berikut: a) 0,0 – 0,20 = korelasi sangat rendah, b) 0,21– 0,40 = korelasi rendah, c) 0,41- 0,60 = korelasi sedang, d) 0,61- 0,80 = korelasi tinggi, e)

0,81- 1,00 = korelasi sempurna

HASIL PENELITIAN Deskripsi Hasil Penelitian

Data penelitian tentang kelentukan kelentukan sendi bahu dengan kemampuan servis atas pada permainan bola voli Klub Laskar Muda Desa Mataiwoi Kabupaten Konawe Utara.

Adapun hasil statistik deskriptif variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Deskripsi Statistik Kelentukan Sendi Bahu (X), dengan Kemampuan Servis Atas pada Permainan Bola Voli (Y) Variabel Rata-rata Standar

Deviasi Nilai Maximum Nilai Minimum

X 41,00 6,23 50 22

Y 16,59 3,36 32 10

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada tabel 1 dapat diketahui: a) rata-rata dari kelentukan sendi bahu (X) adalah 41,00 dengan standar deviasi 6,23, b) rata-rata dari kemampuan servis atas pada permainan bola voli (Y) adalah 16,59 dengan standar deviasi 3,26, c) Skor

kemampuan maximal dari kelentukan sendi bahu adalah 50 sedangkan kemampuan minimalnya adalah 22, d) skor maximal kemampuan servis atas pada permainan bola voli adalah 32, sedangkan kemampuan minimalnya adalah 10.

Distribusi Frekuensi Kelentukan Sendi Bahu (X) dengan Kemampuan Servis Atas pada Permainan Bola Voli (Y)

(5)

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kelentukan Sendi Bahu (X)

Kelas Interval Frekuensi Presentase %

32 - 35 4 18%

36 - 39 7 32%

40 - 43 2 9%

44 - 47 5 23%

48 - 50 4 18%

Jumlah 22 100%

Jika kelentukan sendi bahu dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam distribusi frekuensi kelas interval, frekuensi dan presentase maka diperoleh data sebagai berikut: a) sebanyak 4 siswa (18%) memiliki kelentukan sendi bahu dalam skor interval 32 – 35, b) sebanyak 7 siswa (32%) memiliki kelentukan sendi bahu dalam skor interval 36 – 39, c) sebanyak 2 siswa (9%) memiliki kelentukan sendi bahu dalam skor

interval 40 – 43, d) sebanyak 5 siswa (23%) memiliki kelentukan sendi bahu dalam skor interval 44 – 47, e) sebanyak 4 siswa (18%) memiliki kelentukan sendi bahu dalam skor interval 48 - 50. Apabila ditampilkan dalam bentuk histogram dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3: Histogram Kelentukan Sendi Bahu (X) Tabel 3

Distribusi Frekuensi Kemampuan Servis Atas pada Permainan Bola Voli (Y)

Kelas Interval Frekuensi Presentase %

10 - 12,20 3 14%

12,21 - 14,41 2 9%

14,42 - 16,62 6 27%

16,63 - 18,83 4 18%

18,84 - 21,04 5 23%

21,05 - 22 2 9%

Jumlah 22 100%

Jika kemampuan servis atas permainan bola voli adalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam distribusi frekuensi kelas interval, frekuensi dan presentase maka diperoleh data

sebagai berikut: a) sebanyak 3 siswa (14%) memiliki kemampuan servis atas permainan bola voli dalam skor interval 10 - 12,20, b) sebanyak 2 siswa (9%) memiliki kemampuan servis atas

(6)

permainan bola voli dalam skor interval 12,21 - 14,41, c) sebanyak 6 siswa (27%) memiliki kemampuan servis atas permainan bola voli dalam skor interval 14,42 - 16,62, d) sebanyak 4 siswa (18%) memiliki kemampuan servis atas permainan bola voli dalam skor interval 16,63 - 18,83, e) sebanyak 5 siswa (23%) memiliki

kemampuan servis atas permainan bola voli dalam skor interval 18,84 - 21,04, f) sebanyak 2 siswa (9%) memiliki kemampuan servis atas permainan bola voli dalam skor interval 21,05 - 22. Apabila ditampilkan dalam bentuk histogram dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 4.2 Histogram Kemampuan Servis Atas pada Permainan Bola Voli (Y)

Uji Korelasi Product Moment

Data diuji dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil uji korelasi product moment dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4

Hasil Uji Korelasi Kelentukan Sendi Bahu(X) dengan Kemampuan Servis Atas pada Permainan Bola Voli (Y)

Korelasi Variabel Koefisien Korelasi (r)

Koefisien Determinasi (r²)

r tabel (0,05:22)

X dengan Y 0,55 0,30 0,423

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa koefisien korelasi antara kelentukan sendi bahu dengan kemampuan servis atas permainan bola voli (rxy) adalah sebesar 0,55, untuk mengetahui kebermaknaan hubungan kelentukan sendi bahu dengan kemampuan servis atas permainan bola voli maka harga rxy yang diperoleh dibandingkan dengan nilai tabel korelasi product moment pada taraf signifikan α 0,05 dengan jumlah sampel 22 diperoleh rtabel = 0,423, Nilai rxy (0,55 > nilai rtabel (0,423), maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan

antara kelentukan sendi bahu dengan kemampuan servis atas permainan bola voli, jika dimasukkan dalam peta korelasi termasuk dalam kategori korelasi sedang. Koefisien determinasi antara kedua variabel (r²) sebesar 0,30 dengan kata lain 30% kemampuan servis atas permainan bola voli ditentukan oleh kelentukan sendi bahu. Sedangkan 70% dipengaruhi oleh unsur kondisi fisik misalnya power, koordinasi, keseimbangan dan ketepatan.

PEMBAHASAN

Menurut Sukadiyanto (2005: 128) kelentukan mengandung pengertian, yaitu luas

gerak satu persendian atau beberapa persendian.

Lebih lanjut Sukadiyanto (2005: 128) menyatakan ada dua macam kelentukan, yaitu (1) kelentukan statis, dan kelentukan dinamis. Pada kelentukan statis ditentukan oleh ukuran dari luas gerak (range of motion) satu persendian atau beberapa persendian.sedangkan kelentukan dinamis adalah kemampuan seseorang dalam bergerak dengan kecepatan yang tinggi.

(7)

Dari kutipan di atas di jelaskan bahwa kelentukan merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan gerak yang luas munkin sehingga dapat menghindari terjadinya cedera.

seseorang yang lentuk dapat melakukan gerak yang luas. Kelentukan sebagai salah satu komponen kesegaran jasmani merupakan kemampuan menggerakkan tubuh atau bagian tubuh seluas mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cedera otot. Bompa (2004), mengungkapkan bahwa kelentukan adalah kapasitas untuk melakukan gerakan melalui suatu rintangan luas. Dengan demikian kelentukan merupakan salah satu unsur yang sangat diperlukan untuk menguasai servis atas dalam olahraga voli. Tingkat kelentukan seseorang menentukan terhadap penguasaan suatu akurasi olahraga, apalagi akurasi itu tergolong kepada penguasaan teknik servis dalam melakukan servis atas dalam permainan voli.

Servis atas pelaksanaan membutuhkan keterampilan untuk pengaturan atau pengolahan bola, baik arah atau tujuan serta sasaran, laju pendeknya pergerakan laju bola, ini diperlukan kelentukan sendi bahu yang bergerak dalam proses pelaksanaan pukulan servis atas bola voli.

Perhitungan hubungan kelentukan sendi bahu (X) dengan kemampuan servis atas pada permainan bola voli (Y) menggunakan rumus korelasi product moment. Dari hasil perhitungan nilai tabel korelasi product moment pada taraf signifikan α 0,05 dengan jumlah sampel 22 diperoleh rtabel = 0,423, Nilai rxy (0,55 > nilai rtabel

(0,423), maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelentukan sendi bahu dengan kemampuan servis atas permainan bola voli. dengan demikian baik kelentukan sendi bahu yang dimiliki pemain maka semakin baik pula hasil servis atas yang diperoleh. Apabila kelentukan sendi bahu tidak baik, maka servis yang dilakukan tidak akan memiliki hasil yang baik, sehingga bola yang akan kita servis tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan. Dari penjelasan di atas jelas bahwa kelentukan sendi bahu sangat berpengaruh terhadap hasil servis atas seseorang.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kelentukan sendi

bahu dengan kemampuan servis atas pada permainan bola voli Klub Laskar Muda Desa Mataiwoi Kabupaten Konawe Utara,

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai hubungan kelentukan sendi bahu dengan kemampuan servis atas permainan bola voli, maka penulis mengajukan saran- saran sebagai berikut: 1) pemain diharapkan agar melakukan latihan yang berguna untuk menjaga kondisi fisik, 2) bagi pelatih, agar mengevaluasi program latihan untuk kondisi fisik sehingga kondisi fisik pemain bisa berkategori sangat baik.

Pelatih harus dapat menyeimbangkan porsi latihan fisik, taktik dan teknik sehingga prestasi maksimal akan tercapai, 3) bagi peneliti berikutnya, penelitian ini hanya membahas tentang kelentukan sendi bahu dengan kemampuan servis atas pada permainan bola voli, peneliti berikutnya bisa menambahkan variabel yang bisa membahas hal- hal yang mempengaruhi kondisi fisik pemain.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Wolter Mongsidi, M.Kes selaku pembimbing I dan Badaruddin, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II. Ucapan terimakasih kepada Ayahandaku Maru dan Ibundaku Sarpian tercinta yang selalu mendoakan keberhasilan penulis, memberikan semangat dan nasihat, dorongan moral, maupun materi semoga semua kerja keras, tetesan keringat dalam mendidik dan membesarkanku mendapatkan balasan yang baik disisi Allah Swt, amin.

DAFTAR PUSTAKA Contoh Rujukan Buku

Bompa, 1994, O.T., 1983, Theory and Methodology of Training, Dubuque, IOWA: Kendal/Hunt Publishing Company.

Saifu. 2012. Tes dan Pengukuran Olahraga. FKIP Universitas Halu Oleo. Kendari.

Sudjana, 1992. Metode Statistika, Bandung Tarsito.

Widiastuti, 2015. Tes dan Pengukuran Olahraga.

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Contoh rujukan skripsi/tesis/disertasi

(8)

Markus Wahyu Purwocahyono, 2013. Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Punggung, Kekuatan Otot Tungkai Dan Koordinasi Matatangan Dengan Kemampuan Servis Atas Bolavoli Siswa Putra SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Contoh Rujukan Jurnal

Dela Saptiani, dkk. Hubungan Kekuatan Otot Lengan dan Koordinasi Mata Tangan

Terhadap Akurasi Servis Atas Bola Voli pada Peserta Ekstrakurikuler Putri di SMAN 2 Seluma. KINESTETIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani, 3 (1) 2019.

ISSN:2477-331X.

Contoh Rujukan Online Sukadiyanto, 2005.

http://kebugarandanjasmani.blogspot.com/

2015/12/pengertian-fleksibilitas-

definisi.html (diakses tanggal 7 November 2020)

Referensi

Dokumen terkait

Terjadinya perzinahan Ketika dua insan yang sudah menjalin cinta serta dimabuk asmara, sehingga menjadikan hawa nafsu menjadi tuhan mereka, hal ini akan

Memperlakukan rambut yang kurang tepat seperti tidak melakukan perawatan dengan rutin dapat menyebabkan rambut menjadi tidak sehat serta menimbulkan kerusakan

Dalam permainan bolavoli, ketepatan servis atas merupakan salah satu komponen yang sangat penting. Untuk bisa melakukan servis dengan tepat, seorang pemain harus memiliki

Namun hal ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dinyatakan oleh Suslistini (2013), dimana semakin lama pasien menjalani hemodialisis, maka pasien akan lebih

Lebih jauh lagi hubungan antara tokoh Islam dengan tokoh wayang di mata orang Jawa dianggap bahwa peristiwa yang dialami oleh tokoh Islam juga pernah terjadi pada tokoh

Dengan membuat layanan website dan aplikasi pengaduan akan menjadi ‘jembatan penghubung’ antara masing- masing organisasi perangkat daerah dengan pimpinan daerah maupun

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kualitas pelayanan yang diberikan oleh kantin GKU terhadap kepuasan mahasiswa

Untuk merancang sistem inventory barang yang sesuai dengan permasalahan pada kegiatan persediaan barang pada Kantor Desa Wargasaluyu agar mempermudah admin gudang dalam