MENELISIK PENDIDIKAN PANCASILA PADA KURIKULUM BARU
Oleh:
Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.I.P., S.H., M.H., M.Si.
(Guru Besar dan Ketua Prodi Magister dan Doktor Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia)
Disampaikan dalam Kegiatan Diskusi Terpumpun yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) dan AP3KnI Jawa Tengah
Jumat, 11 Maret 2022 Catatan:
Bahan Paparan ini pernah disampaikan dalam Kegiatan Diskusi Terpumpun yang
diselenggarakan oleh P2G dan AGPPKnI dan berbagai Forum Diskusi Lainnya.
PKn dari Masa ke Masa
(Ditjen Belmawa Kemenristekdikti, 2016)
• Kewarganegaraan (1957)
• Civics (1962)
• Pendidikan Kewargaan Negara (Kurikulum Sekolah 1968)
• Pendidikan Moral Pancasila (Kurikulum Sekolah 1975)
• Pada tahun 1978 Materi PMP didasarkan pada isi P4 (Ketetapan MPR No.
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)
• Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) (Kurikulum 1994)
• PKn (2006)
• PPKn (2013)
• Pendidikan Kewarganegaraan (UU No. 20 tahun 2003)
• Kewarganegaraan (UU No. 12 Tahun 2012)
Sum ber: Ditjen Belmawa Kemenristekdikti. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Kemristekdikti.
PKn di Berbagai Negara
(Ditjen Belmawa Kemenristekdikti, 2016)
• Pendidikan Kewarganegaraan (Indonesia)
• Civics, Civic Education (USA)
• Citizenship Education (UK)
• Ta’limatul Muwwatanah, Tarbiyatul Watoniyah (Negara Timur Tengah)
• Educacion Civicas (Mexico)
• Sachunterricht (Jerman)
• Civics, Social Studies (Australia)
• Social Studies (USA, New Zealand)
• Life Orientation (Afrika Selatan)
• People and Society (Hongaria)
• Civics and Moral Education (Singapore)
• Obscesvovedinie (Rusia)
• Pendidikan Sivik (Malaysia)
• Fuqarolik Jamiyati (Uzbekistan)
• Grajdanskiy Obrazavanie (Russian-Uzbekistan)
Sum ber: Ditjen Belmawa Kemenristekdikti. (2016). Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Kemristekdikti.
Tujuan dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik dan cerdas (smart and good citizenship) yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan dan posisi yang sangat penting sebagai pilar demokrasi dan nasionalisme di Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan yang penting sebagai pembangunan karakter nasionalisme suatu bangsa.
Branson (1998) berpendapat bahwa PKn memiliki posisi yang sangat sentral dalam membangun pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skill), dan watak kewarganegaraan (civic disposition).
Pendidikan Kewarganegaraan memiliki urgensi yang penting dalam upaya preventif atau pencegahan terhadap sikap, perilaku, dan tindakan warga negara yang mengarah pada radikalisme, terorisme, sikap intoleran, tindakan kriminalitas, perilaku amoral, bullying, dan kasus seksual.
Bahkan Pendidikan Kewarganegaraan menjadi upaya penting guna menginternalisasikan nilai-nilai antikorupsi dan nilai-nilai bela negara.
Sum ber: Branson, M.S. (1998). The Role of Civic Education: A Forthcoming Education Policy Task Force Position Paper From The Communitarian Network. [Online]. Tersedia: http://www.civiced.org/papers/articles_role.html.
Pentingnya PKn di Negara Demokratis
Adanya proteksi konstitusional.
Pengadilan yang bebas dan tidak memihak.
Pemilihan umum yang bebas.
Pendidikan Kewarganegaraan.
Kebebasan
berserikat/berorganisasi dan oposisi.
Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
Sumber: Rozikin Daman. (1993). Hukum Tata Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Dalam Konferensi International Commission of Jurist di Bangkok pada tahun 1965 dirumuskan bahwa ciri-
ciri dari negara demokratis yang berdasarkan Rule of Law, diantaranya:
Pendidikan
Kewarganegaraan 01
Pengabdian Sebagai Prajurit Tentara Nasional Indonesia Secara Sukarela Atau Secara Wajib
03
Pelatihan Dasar Kemiliteran Secara Wajib
02
Pengabdian Sesuai Dengan Profesi
04
PKn sebagai Pilar Bela Negara
(Pasal 6 Ayat (2) UU No. 23 Tahun 2019)
Keikutsertaan Warga Negara dalam usaha Bela Negara diselenggarakan melalui:
PKn Terintegrasi
Pendidikan Moral Pendidikan Nilai Pendidikan Politik Pendidikan Demokrasi Pendidikan Hak Asasi Manusia
Pendidikan Karakter Pendidikan Kebangsaan Pendidikan Bela Negara
Pendidikan Hukum Pendidikan Antikorupsi
PKN
PKn sebagai pendidikan disiplin ilmu dengan identitas bidang kajian eklektik yang dinamakan
“an integrated system of knowledge”, “synthetic discipline”, “multidimensional”, dan “kajian konseptual sistemik” memiliki ontologi yang terdiri atas Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) sebagai landasan pokok, Pancasila sebagai landasan filosofis, UUD 1945 sebagai landasan normatif, dan perilaku warga negara
sebagai landasan psikologis sedangkan landasan material meliputi nusantara, manusia
sebagai pribadi, kekayaan alam dan budaya, kesadaran sebagai manusia, dan jatidiri sebagai
bangsa.
PKn sebagai Disiplin Ilmu Menurut Prof. Sapriya (2007)
Su mber: Sapriya. (2007). Perspektif Pemikiran Pakar Tentang Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pembangunan Karakter Bangsa. Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia.
State of Art Disiplin Ilmu Pendidikan Kewarganegaraan
Civics
Civic
Education Citizenship
Education
Ilmu Kewarganegaraan (Civics) merupakan cabang dari ilmu politik (political science) yang membahas mengenai hak dan kewajiban warga negara. Atau secara
spesifik membahas mengenai demokrasi politik (political democracy).
Tiga Tradisi Social Studies
Menurut Barr, Barth, & Shermis (1977)
IPS sebagai transmisi kewarganegaraan (Social Studies taught as Citizenship Transmission)
IPS sebagai ilmu-ilmu sosial (Social Studies taught as Social Science)
IPS sebagai penelitian mendalam (Social Studies taught as Reflective Inquiry)
Sumber: Barr, R.D., Barth, J.L. & Shermis, S.S. (1977). Defining the Social Studies. Virginia: National Council for The Social Studies.
PKn dalam Arti Luas dan Sempit
Pendidikan Kewarganegaraan
PKn dalam Arti Sempit (Civic Education)
PKn dalam Arti Luas (Citizenship Education)
PKn di Persekolahan
- Civic for Governance:
1. Civic for Government
2. Civic for Civil Society
3. Civic for Private Sector
Model Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan
Model Pendidikan Pancasila dan
Pendidikan Kewarganegaraan
Terintegrasi
Terpisah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pendidikan Pancasila
Pendidikan Kewarganegaraan
Inkonsistensi Regulasi Terkait Eksistensi Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
• Pasal 37
• Ayat (1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat :
• a. pendidikan agama;
• b. pendidikan kewarganegaraan;
• c. bahasa;
• d. matematika;
• e. ilmu pengetahuan alam;
• f. ilmu pengetahuan sosial;
• g. seni dan budaya;
• h. pendidikan jasmani dan olahraga;
• i. keterampilan/kejuruan; dan
• j. muatan lokal.
• Ayat (2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:
• a. pendidikan agama;
• b. pendidikan kewarganegaraan; dan
• c. bahasa.
• Ayat (3) Ketentuan mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
UU No. 12 Tahun 2012 tentang Dikti
• Pasal 35
• Ayat (3) Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah:
• a. agama;
• b. Pancasila;
• c. kewarganegaraan; dan
• d. bahasa Indonesia.
• Ayat (4) Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
• Ayat (5) Mata kuliah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan untuk program sarjana dan program diploma.
• Penjelasan Pasal 35 Ayat (3) huruf b bahwa yang dimaksud dengan “mata kuliah Pancasila” adalah Pendidikan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan kepada Mahasiswa mengenai ideologi bangsa Indonesia.
• Penjelasan Pasal 35 Ayat (3) huruf c bahwa yang dimaksud dengan “mata kuliah kewarganegaraan”
adalah pendidikan yang mencakup Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka
Tunggal Ika untuk membentuk Mahasiswa menjadi
warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air.
Pasal 40 PP No. 4 Tahun 2022
• Ayat (2) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan Pancasila;
c. pendidikan kewarganegaraan;
d. bahasa;
e. matematika;
f. ilmu pengetahuanalam;
g. ilmu pengetahuansosial;
h. seni dan budaya;
i. pendidikan jasmani dan olahraga;
j. keterampilan/ kejuruan; dan k. muatan lokal.
• Ayat (3) Muatan bahasa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d meliputi:
a. bahasa Indonesia;
b. bahasa daerah; dan c. bahasa asing.
• Ayat (4) Muatan kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, huruf b, dan huruf c, dan ayat (3) huruf a dituangkan dalam bentuk mata pelajaran wajib:
a. pendidikan agama;
b. pendidikan Pancasila; dan c. bahasa Indonesia.
• Ayat (5) Muatan kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e sampai dengan huruf k dan ayat (3) huruf b dan huruf c dapat dituangkan secara terpisah atau terintegrasi dalam bentuk:
a. mata pelajaran;
b. modul;
c. blok; dan/atau d. tematik.
• Ayat (6) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah:
a. agama;
b. Pancasila;
c. kewarganegaraan; dan d. bahasa Indonesia.
• Ayat (7) Kurikulum pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
• (8) Mata kuliah sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan untuk program sarjana dan program diploma.
• Penjelasan Pasal 40 Ayat (4) huruf b PP No. 4
Tahun 2022 bahwa yang dimaksud dengan
mata pelajaran Pendidikan Pancasila
termasuk di dalamnya muatan Pendidikan
Kewarganegaraan.
Sejumlah Pertanyaan Terkait Perubahan Nomenklatur Mata Pelajaran PPKn dalam PP No. 4 Tahun 2022
• Apakah perubahan tersebut dilakukan setelah dilakukan evaluasi kebijakan kurikulum?
• Apakah terdapat riset ataupun kajian akademik terkait perubahan nomenklatur tersebut?
• Bagaimana muatan materi Pendidikan Pancasila?
• Apa saja perbedaannya dengan Pendidikan
Kewarganegaraan?
Perbedaan Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Pancasila Pendidikan Kewarganegaraan Tujuan Mendidik warga negara yang Pancasilais dan
memberikan pengetahuan, wawasan, dan kesadaran kepada peserta didik sebagai warga negara tentang urgensi ideologi Pancasila.
Membentuk warga negara yang baik dan cerdas (smart and good citizenship) yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Yaitu warga negara yang tahu, paham, dan sadar terhadap hak, kewajiban, dan tanggung jawabnya.
Landasan Filsofis Pancasila sebagai Ideologi Bangsa, Dasar Negara, Pandangan Hidup Bangsa, dan Pemersatu Bangsa.
PKn diperlukan untuk membentuk kompetensi warga negara yakni civic knowledge, civic skill, dan civic disposition atau civic virtue.
PKn sebagai pendidikan moral yakni moral knowing, moral feeling, dan moral action (Lickona, 1992).
Landasan Historis Istilah Pancasila sebagai mata pelajaran sudah muncul sejak kurikulum sekolah tahun 1975 dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang kemudian tahun 1978 materi PMP itu berisi tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).
Secara label mata pelajaran dalam kurikulum
persekolahan, hampir semua memakai label
kewarganegaraan dengan istilah yang berbeda-
beda. Kewarganegaraan (1957), Civics (1962),
Pendidikan Kewargaan Negara (Kurikulum
Sekolah 1968), Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) (Kurikulum 1994),
PKn (2006), dan PPKn (2013).
RASIONAL, TUJUAN, KARAKTERISTIK, DAN ELEMEN PENDIDIKAN PANCASILA
BERDASARKAN LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI NOMOR 008/H/KR/2022 TENTANG CAPAIAN PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG
PENDIDIKAN MENENGAH PADA KURIKULUM MERDEKA
Rasional Pendidikan Pancasila
(Lampiran Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek No. 008/H/KR/2022)
• Pendidikan Pancasila memuat nilai-nilai karakter Pancasila yang ditumbuhkembangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk menyiapkan warga negara yang cerdas dan baik. Pendidikan Pancasila berisi elemen: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Dalam upaya meningkatkan keyakinan dan pemahaman filosofi bangsa perlu dilakukan perbaikan secara konten maupun proses pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang di dalamnya terkandung penumbuhkembangan karakter, literasi-numerasi, dan kecakapan abad 21 yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Dengan demikian, Pendidikan Pancasila akan menghasilkan warganegara yang mampu berpikir global (think globally) dengan cara-cara bertindak lokal (act locally) berdasarkan Pancasila sebagai jati diri dan identitas bangsa.
• Mata pelajaran Pendidikan Pancasila mempunyai kedudukan strategis dalam upaya
menanamkan dan mewariskan karakter yang sesuai dengan Pancasila kepada setiap
warga negara, dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai bintang penuntun
untuk mencapai Indonesia emas.
Tujuan Pendidikan Pancasila
(Lampiran Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek No. 008/H/KR/2022) Setelah mempelajari Pendidikan Pancasila, peserta didik mampu:
1. Berakhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui sikap mencintai sesama manusia, mencintai negara dan lingkungannya untuk mewujudkan persatuan dan keadilan sosial;
2. Memahami makna dan nilai-nilai Pancasila, serta proses perumusannya sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa, serta mempraktikkan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
3. Menganalisis konstitusi dan norma yang berlaku, serta menyelaraskan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di tengah- tengah masyarakat global;
4. Memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berbineka, serta mampu bersikap adil dan tidak membeda-bedakan jenis kelamin, SARA (Suku Agama, Ras, Antargolongan), status sosialekonomi, dan penyandang disabilitas;
5. Menganalisis karakteristik bangsa Indonesia dan kearifan lokal masyarakat
sekitarnya, dengan kesadaran dan komitmen untuk menjaga lingkungan,
mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta berperan aktif dalam kancah global.
Karakteristik Pendidikan Pancasila
(Lampiran Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek No. 008/H/KR/2022) 1. Wahana pengembangan pendidikan Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan
dengan untuk mewujudkan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab dalam rangka membangun peradaban bangsa Indonesia;
2. Wahana edukatif dalam pengembangan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Wahana untuk mempraktikkan perilaku gotong royong, kekeluargaan, dan keadilan sosial yang dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika;
4. Berorientasi pada penumbuhkembangan karakter peserta didik untuk menjadi warga negara yang cerdas dan baik serta memiliki wawasan kebangsaan yang menekankan harmonisasi sikap, keterampilan, dan pengetahuan;
5. Berorientasi pada pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik untuk menjadi
pemimpin bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas,
dan bertanggung jawab.
Elemen Pendidikan Pancasila
(Lampiran Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek No. 008/H/KR/2022)
No. Elemen Deskripsi Elemen
1. Pancasila Mengkaji Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa.
Mengkaji nilai-nilai Pancasila, proses perumusan Pancasila, implementasi Pancasila dari masa ke masa, serta reaktualisasi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan keseharian. Penerapan nilai-nilai Pancasila secara kolektif dalam beragam kegiatan kelompok dengan membangun kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Mengembangkan potensi sebagai kualitas personal yang bermanfaat dalam kehidupannya, memberi bantuan yang dianggap penting dan berharga kepada orang-orang yang membutuhkan di masyarakat yang lebih luas dalam konteks Indonesia dan kehidupan global.
2. Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Mengkaji konstitusi dan perwujudan norma yang berlaku mulai dari lingkup terkecil (keluarga, dan masyarakat) sampai pada lingkup negara dan global sehingga dapat mengetahui dan mempraktikkan hak dan kewajibannya baik sebagai manusia, bangsa Indonesia maupun sebagai warga negara Indonesia dan dunia, termasuk menyuarakan secara kritis terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Mempraktikkan sistem musyawarah dari lingkup kelas, sekolah, dan keluarga. Menyadari dan menjadikan musyawarah sebagai pilihan penting dalam mengambil keputusan, menjaga persatuan, dan kehidupan yang demokratis.
Peserta didik dapat menganalisis konstitusi, hubungan antarregulasi yang berlaku
sehingga segala peraturan perundang-undangan dapat diterapkan secara
kontekstual dan aktual.
Elemen Pendidikan Pancasila
(Lampiran Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek No. 008/H/KR/2022)
No. Elemen Deskripsi Elemen
3. Bhinneka Tunggal Ika
Mengenali dan menunjukkan rasa bangga terhadap jati dirinya sebagai anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila, sikap hormat kepada bangsa yang beragam, serta memahami dirinya menjadi bagian dari warga negara dunia. Peserta didik dapat menanggapi secara memadai terhadap kondisi dan keadaan yang ada di lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan kondisi dan keadaan yang lebih baik. Peserta didik juga menerima adanya kebinekaan bangsa Indonesia, baik dari segi suku, ras, bahasa, agama dan kelompok sosial. Terhadap kebinekaan tersebut, peserta didik dapat bersikap adil dan menyadari bahwa dirinya setara yang lain, sehingga ia tidak membeda-bedakan jenis kelamin dan SARA. Terhadap kebinekaan itu, peserta didik juga dapat memiliki sikap tenggang rasa, penghargaan, toleransi dan cinta damai sebagai bagian dari jati diri bangsa yang perlu dilestarikan. Peserta didik secara aktif mempromosikan kebinekaan, mempertautkan kearifan lokal dengan budaya global, serta mendahulukan produk dalam negeri.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Mengkaji karakteristik bangsa, kearifan lokal, mengenali bahwa dirinya adalah bagian dari
lingkungan sekitarnya, sehingga muncul kesadaran untuk menjaga lingkungan sekitarnya
agar tetap nyaman dihuni. Bermula dari kepedulian untuk mempertahankan lingkungan
sekitarnya yang nyaman tersebut, peserta didik dapat mengembangkan ke dalam skala
yang lebih besar, yaitu negara, sehingga dapat berperan dalam mempertahankan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menumbuh kembangkan
jiwa kebangsaan akan hak dan kewajiban bela negara sebagai suatu kehormatan dan
kebanggaan.Peserta didik dapat mengkaji secara nalar dan kritis sebagai bagian dari
sistem keamanan dan pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta berperan
aktif dalam kancah global.
RUANG LINGKUP MATERI DI BERBAGAI JENJANG
PERSEKOLAHAN
BERDASARKAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2022 TENTANG STANDAR ISI PADA
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR,
DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
Klasifikasi Materi
Materi Pendidikan
Pancasila
Materi Pendidikan Kewarganegaraan Materi
Irisan
Ruang Lingkup Materi Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan di SD/MI/SDLB/Paket A/Bentuk Lain yang Sederajat
Pendidikan Pancasila
• Pancasila sebagai dasar negara dan Garuda Pancasila sebagai
Lambang Negara, sila-sila, dan nilai-nilai yang terkandung dari setiap sila Pancasila dan
pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Kewarganegaraan
• Norma dan aturan yang berlaku di keluarga, sekolah, dan masyarakat yang diwujudkan dan dijalankan dalam kehidupan sehari-hari serta hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat.
• Ciri-ciri lingkungan di keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Materi Irisan
• Penghargaan terhadap keragaman, sikap toleran, hidup rukun, dan gotong royong di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat terdekat dengan prinsip saling menghargai dan menghormati sebagai bentuk Bhinneka Tunggal Ika.
• Identitas diri, keragaman identitas, dan hak orang lain dalam bingkai persatuan nasional.
• Musyawarah dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mencapai mufakat disertai bentuk-bentuk penyampaian pendapat yang berbeda.
• Arti penting menjaga kebersamaan sebagai modal dalam menegakkan persatuan dan kesatuan serta bentuk sikap dan perilaku menjaga persatuan dan kesatuan di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Sum ber: Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah
Ruang Lingkup Materi Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan di SMP/MTs/SMPLB/Paket B/Bentuk Lain yang Sederajat
Pendidikan Pancasila
•Kronologis lahirnya Pancasila, fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa,
implementasi Pancasila dalam kehidupan bernegara dari masa ke masa, hubungan Pancasila dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pentingny a pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
•Kontribusi Pancasila sebagai pandangan hidup dalam meny elesaikan persoalan lokal dan global dengan menggunakan sudut pandang Pancasila.
Pendidikan Kewarganegaraan
•Diagram keterkaitan tata urutan perundang-undangan y ang berlaku di Indonesia, pentingnya mematuhi norma dan aturan, meny eimbangkan hak dan kewajiban.
•Wilay ah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan utuh dan wawasan nusantara dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.
•Bentuk negara, bentuk pemerintahan, dan sistem pemerintahan serta sistem
pemerintahan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Materi Irisan
•Keragaman budaya dalam kehidupan bermasyarakat, urgensi pelestarian nilai tradisi, kearifan lokal dan budaya untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dan berperan aktif dalam menjaga dan
melestarikan praktik nilai tradisi, kearifan lokal dan buday a dalam masyarakat global.
•Kronologi perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar tertulis, sekaligus sebagai konstitusi negara Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
merupakan sumber hukum tertinggi, yang sudah barang tentu berkaitan dengan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum y ang mendasari produk peraturan perundang-undangan dan tata urutan perundangan y ang berlaku di Indonesia dalam sistem hukum nasional di Indonesia.
•Perwujudan demokrasi yang didasari oleh nilai-nilai Pancasila dalam sistem
pemerintahan Indonesia, termasuk pengaturan tentang kedudukan, tugas, wewenang, dan hubungan antarlembaga- lembaga negara, hubungan negara dengan warga negara baik di bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya maupun pertahanan dan keamanan serta praktik kemerdekaan berpendapat warga negara dalam era keterbukaan informasi.
Sum ber: Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah
Ruang Lingkup Materi Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan di SMA/MA/SMALB/Paket C/Bentuk Lain yang Sederajat
Pendidikan Pancasila
•Kedudukan Pancasila sebagai ideologi terbuka, cara pandang para pendiri bangsa tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara, pentingnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, serta peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan global.
•Urgensi gotong royong dalam praktik hidup sehari-hari untuk membangun masyarakat sekitar dan masy arakat Indonesia
berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Pendidikan Kewarganegaraan
•Contoh perilaku sebagai bentuk kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara di lingkungan sekolah dan sekitarnya.
•Konsep kewarganegaraan Republik Indonesia.
•Sistem pertahanan dan keamanan nasional, ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan y ang dihadapi Indonesia sebagai negara kesatuan.
•Peran Indonesia dalam hubungan antarbangsa dan negara, bersikap dan berperilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan praktik baik sikap dan perilaku y ang dilakukan oleh orang/kelompok dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Materi Irisan
•Fungsi Pancasila dalam memperkuat identitas nasional bangsa di tengah-tengah pengaruh keanggotaan kelompok lokal, nasional, dan global, potensi
konflik/masalah di tengah keragaman dalam masy arakat, pentingnya mengenali dan menggunakan produk negeri sekaligus mempromosikan budaya lokal dan nasional, serta pentingnya keaktifan mempromosikan kebinekaan.
•Hak dan kewajiban warga negara y ang diatur dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi Indonesia, praktik kemerdekaan berpendapat warga negara dalam era keterbukaan informasi sesuai dengan nilai- nilai Pancasila, kasus pelanggaran hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan perumusan solusi secara kreatif, kritis, dan inovasi untuk memecahkan kasus pelanggaran hak dan kewajiban, ketidaksesuaian
antarproduk perundang-undangan, dan menganalisis salah satu produk perundang- undangan.
•Perumusan solusi secara kreatif, kritis, dan inov asi untuk memecahkan permasalahan kemerdekaan berpendapat warga negara dalam era keterbukaan informasi sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Sum ber: Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah