• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KESTABILAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN JAMBU AIR DELI HIJAU (SYZYGIUM SAMARANGENSE (BLUME) MERR. & PERRY) TERHADAP LAMA EKSTRAKSI DAN PH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UJI KESTABILAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN JAMBU AIR DELI HIJAU (SYZYGIUM SAMARANGENSE (BLUME) MERR. & PERRY) TERHADAP LAMA EKSTRAKSI DAN PH."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 23 UJI KESTABILAN ZAT WARNA EKSTRAK DAUN JAMBU AIR DELI HIJAU (SYZYGIUM SAMARANGENSE (BLUME) MERR. & PERRY) TERHADAP LAMA

EKSTRAKSI DAN PH.

STABILITY TEST OF THE COLOR OF THE DELI GREEN WATER JAMBU EXTRACT (SYZYGIUM SAMARANGENSE (BLUME) MERR. & PERRY)

ON THE OLD EXTRACTION AND PH.

Muhammad Akbar Mubarokah

Fakultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

m.akbarmubarokah@gmail.com

Abstract

This research aims at the stability of guava deli green leaf color as natural dyes. The extraction time and pH were used as treatments to leaf dyes. This research is an experimental research. Samples used in this study was Deli Hijau guava leaves (Syzygium samarangense (Blume) Merr. & Perry). The tool used for is Spektronik. The results of this study indicate that the optimal maceration time for Guava leaf Green Deli that is for 12 hours. Then the pH data is obtained where rise when acidic and then drop when normal and rise again when alkaline.

Keywords: Deli Green, Color Stability.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan kestabilan warna daun jambu deli madu hijau sebagai pewarna alami. Lama waktu ekstraksi dan pH digunakan sebagai perlakuan terhadap zat warna daun. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun jambu Deli HIjau (Syzygium samarangense (Blume) Merr. & Perry). Alat yang digunakan untuk adalah Spektronik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa waktu maserasi optimal untuk daun jambu Deli HIjau yaitu selama 12 jam. Kemudian diperoleh data pH dimana naik ketika asam dan kemudian turun ketika normal dan naik lagi ketika basa.

Kata Kunci: Deli Hijau, Kestabilan Warna.

PENDAHULUAN

Jambu air merupakan tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Tanaman ini banyak tumbuh di pemukiman warga sebagai perindang dan dikonsumsi daging buahnya. Terdapat berbagai varietas jambu air di Indonesia, salah satunya yaitu jenis deli hijau (Syzygium samarangense (Blume) Merr. & Perry). Jambu air dapat berbuah setiap tahun , memiliki daging buah berwarna hijau, rasanya manis dan sedikit bercak merah pada bagian kelopak buahnya, memiliki daun bertulang menyirip berwarna hijau, dan pohon yang tumbuh pada dataran rendah - menengah (0 - 500 mdpl).

Daun pada jambu air Deli Hijau (Syzygium samarangense (Blume) Merr. &

Perry mengandung zat warna alami yaitu tanin. Senyawa ini memberikan warna cokelat ketika dilarutkan di dalam air.

Dengan melakukan ekstraksi pada daun

jambu air maka akan diperoleh tanin. Tanin memiliki banyak manfaat untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.

Dalam industri sering digunakan pewarna sintesis agar perusahaan dapat menghasilkan pewarnaan secara cepat dan mudah, tanpa memerhatikan efek dari penggunaannya. Dalam penggunaan pewarna sintesis maka akan dihasilkan limbah yang dapat merusak lingkungan.

Limbah dari pewarna ini bersifat panas, dan dapat merusak ekosistem air serta tumbuhan. Dalam beberapa kasus seperti bagian tubuh kita dapat menjadi gatal ketika memakai pakaian yang menggunakan pewarna sintesis. Hal ini dimungkinkan karena kandungan kimia yang ada dalam pewarna sintesis mengakibatkan ketidaknyamanan pada kulit.

Pewarna alami dari bahan alam dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang

brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk

provided by Journal Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)

(2)

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 24 muncul akibat digunakannya pewarna

sintesis.Pewarna alami dapat dibuat dengan memanfaatkan tanin yang terdapat pada tumbuhan. Dengan digunakannya bahan- bahan alam sebagai pewarna maka limbah yang dihasilkan tidak akan memiliki efek yang besar pada lingkungan. Bahan tekstil yang menggunakan pewarna alami juga tidak akan memberikan dampak buruk pada kesehatan manusia. Namun pewarna alami memiliki kelemahan pada hasil warna yang di tampilkan.

Warna yang diperoleh dari bahan alam membutuhkan perlakuan tertentu untuk menguji kestabilan warnanya. Apabila tidak dilakukan prosedur yang benar maka warna yang dihasilkan tidak akan maksimal jika digunakan sebagai bahan pewarna. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk menguji seberapa baik kualitas antosianin yang ada pada tumbuhan untuk digunakan sebagai bahan pewarna alami. Lama waktu ekstraksi dan pH merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan pewarna alami. Sehingga diperlukan waktu yang tepat untuk mengekstraksi bahan alam agar menghasilkan hasil ekstraksi yang maksimal. Begitu pula dalam ketahanan pewarna alami dapat diukur daya tahan terhadap kondisi pH dengan berbagai kondisi asam maupun basa.

Dengan demikian peneliti tertarik melakukan pengujian antosianin yang ada dalam daun jambu air deli hijau (Syzygium samarangense (Blume) Merr. & Perry) sebagai pewarna cokelat kehitaman alami.

Adapun judul penelitian ini “Uji kesetabilan zat warna ekstrak daun jambu air deli hijau (Syzygium samarangense (Blume) Merr. &

Perry) terhadap lama ekstraksi dan pH.

Antosianin adalah pigmen yang larut dalam air yang menyebabkan warna merah, ungu, dan biru serta banyak ditemukan pada buah dan bunga. Antosianin ini merupakan zat warna yang bersifat polar dan akan larut dengan baik pada pelarut pelarut polar.

Faktor-fakor yang mempengaruhi kestabilan antosianin non enzimatik adalah pengaruh dari pH, suhu, dan juga cahaya (Salisbury, 1991). Metode ekstraksi antosianin yang

paling sering digunakan adalah dengan menggunakan etanol. Namun, yang paling efektif adalah dengan menggunakan methanol. Pigmen antosianin dapat larut dalam ethanol karena antosianin merupakan senyawa polar dan ethanol merupakan pelarut yang bersifat polar juga (Farida, 2014).

Ekstraksi yang digunakan yaitu dengan maserasi, karena sampel yang digunakan tidak tahan panas dan pengerjaan yang cukup sederhana. Metode maserasi bertujuan untuk mengambil zat atau senyawa aktif yang terdapat pada suatu bahan menggunakan pelarut tertentu. Dalam mengekstrak zat warna diperlukan metode yang sesuai dengan sifat bahan (sumber pigmen), agar dihasilkan rendemen dan stabilitas pigmen yang tinggi. Metode ini (maserasi) digunakan dengan mempertimbangkan sifat senyawa (antosianin) yang relatif rentan terhadap panas sehingga dikhawatirkan akan merusak bahkan menghilangkan senyawa yang sedang dianaliasa.

METODE PENELITIAN Prosedur Kerja

1. Preparasi Sample

a. Daun jambu deli hijau yang telah dipetik dari pohon dikeringkan selama 3 hari.

b. Tulang daun jambu Deli hjaul dihilangkan dari daging buahnya.

c. Daun jambu Deli Hijau yang telah kering dihaluskan dengan cara diblender sampai menjadi serbuk.

2. Uji Kestabilan terhadap Lama Waktu Ekstraksi

a. Menimbang 3 gram serbuk deli hijau.

b. Mencampurkan serbuk deli hijau dengan 30 ml alkohol 96% dalam botol kaca.

b. Melakukan maserasi terhadap campuran pada waktu pendiaman 3 jam, 6 jam, 9 jam, 12 jam dan 15 jam.

c. Mengambil 1 ml sampel dari setiap waktu maserasi kemudian diencerkan dengan 50 ml aquades.

(3)

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 25 d. Menyiapkan blanko dengan aquades

50 ml.

e. Mengukur absorbansi dari pengenceran sampel.

3. Uji Kestabilan terhadap Pengaruh pH a. Menyiapkan larutan buffer pH 3, 5, 7,

8 dan 9.

b. Menyiapkan sampel dari waktu maserasi paling optimal.

c. Mengambil 1 ml sampel kemudian diencerkan dengan 50 ml larutan buffer.

d. Menyiapkan blanko dari larutan buffer.

e. Mengukur absorbansi sampel setelah diencerkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bertahap dimulai dengan penyiapan alat yang akan digunakan, yaitu perlengkapan laboratoriu kimia dan alat analisis yaitu spektronik. Spektronik digunakan untuk mengetahui absorbansi sampel maserasi daun jambu air deli hijau. Daun jambu deli hijau depetik kemudian dibiarkan dalam kondisi terbuka selama 3- 5 hari sebelum dihaluskan. Pemilihan daun yang digunakan tentunya daun yang sudah sejati (tidak terlalu muda).

Selanjutnya daun jambu dibersihkan untuk kemudian dijadikan sampel serbuk. Pelarut yang dipilih adalah etanol 96% dengan tujuan untuk memunculkan warna maksimal yang termaserasi.

Selanjutnya untuk buffer dibuat dalam pH 3,5,7,8, dan 9 untuk penguji zat warna yang terkandung setelah proses maserasi optimal. Hasil sampel yang diolah dengan spektronik 20 menghasilkan panjang gelombang maksimal pada 420 nm. Selanjutnya data sampel diukur dalam rentan lamda 400 - 450 nm sebanyak 11 kali dengan rentan jarak lamda 5 lamda.

Setelah dilakukan pengukuran absorbansi diperoleh data regresi yaitu:

a. Waktu maserasi 3 jam

Dalam penelitian ini sampel dibuat dengan mencampur 3 gram serbuk daun jambu deli hijau dengan 30 ml etanol 96%. kemudian di diamkan dalam botol kaca ukuran 140 ml. Botol ditempatkan di dalam ruangan dengan suhu kamar.

Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan didapatkan hasil regresi waktu maserasi dari panjang gelombang 400 - 450 nm. Grafik regresi waktu maserasi 3 jam terhadap daun jambu Deli Hijau dapat di lihat pada grafik 1.1

Grafik 1.1 Waktu maserasi 3 jam

Berdasarkan Grafik 1.1, maka dapat disimpulkan bahwa sampel terabsorpsi turun kemudian naik sesuai grafik dan pada sekitar 420 memiliki nilai absorbansi tinggi.

Semakin panjang gelombang dinaikkan nilai absorbansi malah semakin turun.

b. Waktu maserasi 6 jam

Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan didapatkan hasil regresi waktu maserasi dari panjang gelombang 400 - 450 nm. Grafik regresi waktu maserasi 6 jam terhadap daun jambu Deli Hijau dapat di lihat

(4)

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 26 pada grafik 1.2

Grafik 1.2 Waktu maserasi 6 jam

Berdasarkan Grafik 1.2, maka dapat disimpulkan bahwa sampel terabsorpsi turun kemudian naik sesuai grafik dan pada sekitar 420 memiliki nilai absorbansi tinggi.

Semakin panjang gelombang dinaikkan nilai absorbansi turun sedikit demi sedikit.

c. Waktu maserasi 9 jam

Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan didapatkan hasil regresi waktu maserasi dari panjang gelombang 400 - 450 nm. Grafik regresi waktu maserasi 9 jam terhadap daun jambu Deli Hijau dapat di lihat pada grafik 1.3

Grafik 1.3 Waktu maserasi 9 jam

Berdasarkan Grafik 1.3, maka dapat disimpulkan bahwa sampel terabsorpsi turun kemudian naik sesuai grafik dan pada sekitar 420 memiliki nilai absorbansi tinggi.

Semakin panjang gelombang dinaikkan nilai absorbansi turun sedikit demi sedikit.

d. Waktu maserasi 12 jam

Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan didapatkan hasil regresi waktu maserasi dari panjang gelombang 400 - 450 nm. Grafik regresi waktu maserasi 12 jam terhadap daun jambu Deli Hijau dapat di lihat pada grafik 1.4

Grafik 1.4 Waktu maserasi 12 jam

Berdasarkan Grafik 1.4, maka dapat disimpulkan bahwa sampel terabsorpsi turun kemudian naik sesuai grafik dan pada sekitar 420 memiliki nilai absorbansi tinggi.

Semakin panjang gelombang dinaikkan nilai absorbansi turun secara drastis.

e. Waktu maserasi 15 jam

Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan didapatkan hasil regresi waktu maserasi dari panjang gelombang 400 - 450 nm. Grafik regresi waktu maserasi 12 jam terhadap daun jambu Deli Hijau dapat di lihat pada grafik 1.5

(5)

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 27

Grafik 1.5 Waktu maserasi 12 jam

Berdasarkan Grafik 1.5, maka dapat disimpulkan bahwa sampel terabsorpsi turun kemudian naik sesuai grafik dan pada sekitar 420 memiliki nilai absorbansi tinggi.

Semakin panjang gelombang dinaikkan nilai absorbansi turun sedikit demi sedikit.

f. Pengaruh pH Buffer terhadap zat warna daun deli hijau

Dalam langkah ini sampel dibuat dengan mencampur 1 ml dari sampel waktu maserasi optima dengan buffer pH 3,5, 7, 8, dan 9. sampel diperoleh dari waktu maserasi optimal yaitu pada waktu maserasi 12 jam dengan rata-rata absorbansi 0,664.

Data ini didapatkan dari pengukuran duplo pada sampel. Berdasarkan data hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan didapatkan hasil regresi pH dalam waktu maserasi 12 jam. Grafik regresi pH dalam waktu maserasi 12 jam terhadap daun jambu Deli Hijau dapat di lihat pada grafik 1.6

Grafik 1.6 Regresi pH dalam waktu maserasi 12 jam

Berdasarkan Grafik 4.6, maka dapat disimpulkan bahwa ketika dalam pH 3 absorbansi tinggi kemudian turun pada pH 5 dan pH 7 kemudian naik pada pH 8 terus sampai ph 9. Dalam pH 3 asam masih memiliki nilai absorbansi yang lebih baik daripada pH buffer 5, 7, 8, dan 9.

2. Pembahasan

Pada penelitian ini menggunakan daun jambu air Deli Hijau sebgai sampel.

Lama waktu maserasi dan pH diujikan terhadap kestabilan warna ekstraksi daun jambu di laboratorium kimia FMIPA UNY. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 16 November 2018 dengan langkah awal menentukan daun hingga mengukur nilai absorbansi sampel. Daun jambu dipilih dari pohon yang sudah tua.

Setelah daun dipetik kemudian daun di letakkan di ruang dengan suhu kamar.

Penempatan di bawah terik matahari langsung dikhawatirkan akan merusak zat warna daun. Selanjutnya daun dibersihkan dan di haluskan menjadi serbuk.

Pelarut yang digunakan yaitu etanol 96% digunakan untuk mengeluarkan zatwarna yang terkandung dalam daun jambu Deli Hijau. Menurut teori, dalam tumbuhan terdapat zat warna yaitu antosianin. Pigmen antosianin dapat larut dalam ethanol karena antosianin merupakan senyawa polar dan ethanol merupakan pelarut yang bersifat polar juga (Farida, 2014). Ketika dilakukan maserasi muncullah warna hijau pada sampel. Warna hijau ini menandakan adanya zat warna pada daun jambu Deli Hijau. Waktu maserasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu 3 , 6, 9, 12, dan 15 jam. Selama maserasi sampel diletakkan dalam botol dan pada suhu ruangan. Tidakterlihat perbedaan warna yang signifikan pada masing- masing waktu maserasi. Sampel dengan

(6)

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 28 waktu maserasi 15 jam berwarna lebih

gelap darpiada waktumaserasi lainnya.

Hal ini disebabkan zat warna yang terekstrak sudah maksimal. Ketika dilakukan pengukuran absorbansi, pada panjang gelombang 400 – 450 nm diperoleh bahwa lamda maksimal pada 420 nm. Waktu maserasi 12 jam menunjukkan waktu maserasi paling optimal dengan absorbansi rerata maksimal pada lamda 420 nm yaitu 0,664. Hasil absorbansi ini yang menjadikan waktumaserasi paling optimal dibandingkan dengan waktu maserasi lainnya.

Faktor-fakor yang mempengaruhi kestabilan antosianin non enzimatik adalah pengaruh dari pH, suhu, dan juga cahaya (Salisbury, 1991). Dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada suasana pH 3 absorbansi yang diserap tinggi kemudian turun pada pH 5 dan 7, kemudian naik lagi pada pH 8 dan pH 9.

Berdasarkan teori tersebut perubahan pH buffer mempengaruhi kondisi absorbansi zat warna pada ekstrak daun Deli Hijau.

Namun data ini belum bisa dikatakan bahwa pH mempengaruhi kesetabilan warna pada ekstrak daun Deli Hijau.

Warna yang keluar dari hasil ekstraksi berwarna hijau, sedangkan warna yang peneliti harapkan dari antosianin berwarna kecoklatan. Setelah dilakukan studi lebih lanjut ternyata hasil yang terekstrak yaitu kebanyakan klorofil daun yang berwarna hijau. Sehingga rentan panjang gelombang yang dipilih juga kurang sesuai untuk mengukur antosianin yang ternyata terukur adalah klorofil. Rentan panjang gelombang yang seharusnya digunakan yaitu pada lamda 495 - 570 nm warna hijau.

Berdasarkan analisis hasil penelitian ini menunjukkan adanya ketidak sesuaian antara zat yang diukur dengan metode pemilihan panjang gelombang pengukuran absorbansinya.

Sehingga peneliti menemukan waktu maserasi yang optimal untuk waktu maserasi daun jambu selama 12 jam,

namun untuk perlakuan penambahan pH Buffer tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan dalam kestabilan warna daun Deli Hijau ketika diberi perlakuan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ada dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Lama waktu ekstraki dengan teknik maserasi tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kestabilan warna ekstrak daun jambu air Deli Hijau.

2. Variasi pH buffer tidak memberikan pengaruh terhadap kestabilan warna ekstrak daun jambu air Deli Hijau.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang diajukan sebagai berikut:

1. Pemilihan metode ekstraksi akan

menentukan kedalaman analisis zat yang diamati, sebaiknya penelitian lanjutan memilih metode yang sesuai dengan zat yang akan di amati pengaruhnya.

2. Perlu dikembangkan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan uji kesetabilan zat warna dari bahan- bahan alami guna meminimalisir penggunaan pewarna sistesis.

DAFTAR PUSTAKA

Fajar, Ahmad Khamid. 2016. Uji potensi antikanker pada ekstrak air daun jambu air (Syzygium Samarangense) (BL.) Merrill & Perry Varietas Deli hijau dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Undergraduate (S1) thesis, UIN Walisongo.

Fatimatuz Zuhro, Hasni Ummul Hasanah, Sugeng Winarso, Siti Habibah. 2018.

Efektivitas Pupuk Organik Diperkaya Pada Pertumbuhan Vegetatif Tabulampot Jambu Air Madu Deli Hijau (Syzygium Samarangense (Blume) Merr. & L.M. Perry). Jurnal

(7)

Jurnal Science Tech Vol. 5, No. 1, Februari 2019 29 Ilmu-Ilmu Pertanian (Journal of

Agricultural Science) Vol. 16 (2).

Gurning, Buana Hijrah M. 2016).

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Serangga Pada Buah dan Daun Tanaman Jambu Air Deli Hijau (Syzygium samarangense) Di Desa Kwala Begumit Stabat. Undergraduate Thesis, UNIMED.

Hidayat, Naufal. 2018. Perlindungan Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual Terhadap Varietas Tanaman (Studi Kasus Varietas Tanaman Jambu Madu Hijau Kabupaten Langkat. Repositori Universitas Sumatera Utara.

Karo-Karo, Frans Julianta. 2016. Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Air Madu Deli Hijau (Sygiziumsamarangense).Repositori.

Universitas Sumatera Utara.

Manullang, Debora R.M. 2018. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Air Daun Pugun Tanoh (Picria fel-terrae Lour.) Terhadap Candida Albican.

Repositori Universitas Sumatera Utara.

Rangkuti, T. N., Kadir, I. A., and Indra.

2016. Prospek Pengembangan Budidaya Jambu Madu Deli Hijau Di Kelurahan Sumber Karya Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai (Studi Kasus Pada Usaha Rizki Jambu Madu).

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah. Vol. 1 (1).

Rangkuti, T. N., Kadir, I. A., and Indra.

2016. Prospek Pengembangan Budidaya Jambu Madu Deli Hijau di Kelurahan Sumber Karya Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai (Studi Kasus pada Usaha Rizki Jambu Madu).

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah. Vol. 1 (1).

Sinaga, Vervi F., Setipu, Ferry Ezra., Meiriani. (2015). Pertumbuhan Setek Jambu Air Deli Hijau (Syzygium samarangense (Blume) Merr. & Perry) Dengan Bahan Tanam Dan Konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

yang Berbeda. Jurnal

Agroekoteknologi. Vol.4. Desember 2015. (582):1872-1880.

Tim Peneliti. 2012. Usulan Pendaftaran Varietas. Jambu Air Varietas Madu Deli (Asal Kota Binjai). UPT Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih IV Dinas Pertanian, Provinsi Sumatera Utara. Medan.

Gambar

Grafik 1.1 Waktu maserasi 3 jam
Grafik 1.2 Waktu maserasi 6 jam
Grafik 1.5 Waktu maserasi 12 jam

Referensi

Dokumen terkait

juga menunjukkan bobot kering akar setek jambu air deli hijau cenderung lebih besar diperoleh pada penggunaan bahan tanam setek tanpa pucuk (T2) yaitu 0,87 g yang

Hasil penelitian menunjukkan serangga yang tertangkap pada lahan jambu biji terdapat dari 11 ordo dan 41 famili, nilai Kerapatan relatif tertinggi sebesar 11.43%, yang

The best interaction of cuttings plant material and IBA concentrate was combination of branches without shoot and 100 ppm IBA concentration (T2K2) on

Perbanyakan secara vegetatif dengan menggunakan setek batang atau cabang memiliki kelemahan diantaranya akar yang terbentuk pada setek ini jumlahnya sedikit dan

Pengaruh Konsentrasi Indole Butyric Acid (IBA) dan Lama Perendaman Terhadap Pertumbuhan Setek Pucuk Jambu Air (Syzygium samarangense Burn.. Auksin : Zat Pengatur

Peneliti : Arnold Simatupang, Sangkot Situmorang, Rumontam, Hotman Silalahi, Sugeng Prasetyo, M. Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih IV Dinas Pertanian Provinsi

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan data Yield tertinggi yang dihasilkan dari ekstraksi daun pacar kuku adalah 17,96% pada pH 1 dengan waktu ekstraksi 10

Hasil penelitian menunjukkan serangga yang tertangkap pada lahan jambu biji terdapat dari 11 ordo dan 41 famili, nilai Kerapatan relatif tertinggi sebesar 11.43%, yang