3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Penelitian kuantitatif adalah "penelitian yang sifatnya dapat dihitung jumlahnya, yaitu dengan menggunakan metode statistik" (Nazir, 1983, p. 45).
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui pendapat karyawan mengenai kepuasan kerja yang dilihat dari segi karakteristik pekerjaan dan karakteristik individu.
3.2 Gambaran Populasi
Objek yang dipakai dalam penelitian ini adalah karyawan tetap Novotel Surabaya Hotel and Suites, khususnya pada departemen Food and Beverage yaitu, Product dan Service. Jumlah karyawan yang ada pada departemen ini berjumlah 59 orang, dengan spesifikasi product berjumlah 27 orang dan service berjumlah 32 orang.
Penelitian dilakukan terhadap seluruh populasi (59 Orang), oleh karena itu penelitian ini dapat disebut penelitian populasi.
3.3 Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data yaitu:
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2003).
Dalam penelitian ini, data primer diperoleh melalui hasil wawancara dan penyebaran kuesioner kepada responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data statistik perusahaan, yaitu Novotel Surabaya Hotel and Suites.
3.4 Metode dan Prosedur Pengumpulan data 1. Teknik kuesioner
Menurut Sugiyono (2006), “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya” (p. 158). Dalam penelitian ini responden diberikan sebuah kuesioner yang berisi pertanyaan atau pernyataan mengenai variabel yang akan diteliti.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert.
Skala ini merupakan metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ketidaksetujuannya terhadap subyek atau kejadian tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999). Skala likert menggunakan lima angka penilaian yaitu: Sangat Tidak Setuju (1), Tidak setuju (2), Cukup (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5).
2. Teknik wawancara
Menurut Umar (2003), “Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang salah satu pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan muka dengan orang yang diwawancarai” (p. 93). Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
3.5 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel 3.5.1 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas (independen variabel) dan variabel terikat (dependen variabel). Variabel bebas dengan notasi X dan variabel terikat dengan notasi Y.
Variabel bebas (X):
X1 = karakteristik pekerjaan X2 = karakterisrik individu Variabel terikat (Y):
Y = kepuasan kerja karyawan
3.5.2 Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan identifikasi variabel di atas maka definisi operasional dirumuskan sebagai berikut :
1. Karakteristik Pekerjaan (X1)
Adapun sub variabel dari karakteristik pekerjaan adalah sebagai berikut:
a. Keragaman keterampilan (X1.1)
Keragaman keterampilan (skill variety) adalah sejauh mana suatu pekerjaan menuntut penggunaan beragam keterampilan dan keahlian.
Dalam sub variabel ini menggunakan indikator , yaitu:
- Pekerjaan karyawan menuntut beragam keterampilan.
- Pekerjaan karyawan menuntut beragam keahlian.
b. Identitas tugas (X1.2)
Sejauh mana pelaksana pekerjaan mampu menyelesaikan bagian tugas yang dapat dikenali. Dalam sub variabel ini menggunakan indikator, yaitu:
- Karyawan dapat memahami tugas-tugas dalam pekerjaan dengan baik.
- Karyawan mampu menyelesaikan tugas-tugas dalam pekerjaan dengan baik.
- Supervisor memberitahu dan mengarahkan karyawan dalam meningkatkan kinerja kerja.
c. Keberartian tugas (X1.3)
Sejauh mana pekerjaan memiliki dampak terhadap kehidupan atau pekerjaan orang lain, baik itu di dalam maupun di luar organisasi. Dalam sub variabel ini menggunakan indikator, yaitu:
- Karyawan mengetahui betapa penting pekerjaan yang dilakukan bagi perusahaan.
- Karyawan mengetahui betapa penting pekerjaan yang dilakukan bagi tamu hotel.
d. Otonomi (X1.4)
Sejauh mana suatu pekerjaan memberikan kepada pelaksanannya ketidaktergantungan dan kebebasan dalam penjadwalan dan perencanaan prosedur kerja. Dalam sub variabel ini menggunakan indikator, yaitu:
- Karyawan memiliki wewenang untuk mengatur jadwal kerja.
- Karyawan memiliki wewenang untuk mengatur prosedur kerja.
e. Umpan balik pekerjaan (X1.5)
Sejauh mana aktivitas pelaksanaan pekerjaan memberikan informasi yang jelas dan langsung mengenai keefektifan kinerja yang telah dicapai. Dalam sub variabel ini menggunakan indikator , yaitu:
- Karyawan memperoleh informasi keefektifan kinerja kerja dari manajer.
- Karyawan memperoleh informasi keefektifan kinerja kerja dari rekan kerja.
2. Karakteristik Individu (X2)
Karakteristik individu adalah keinginan, sikap dan kebutuhan seseorang yang dibawa ke dalam situasi kerja. Adapun sub variabel dari karakteristik individu adalah sebagai berikut:
a. Umur (X2.1)
Dalam sub variabel ini menggunakan indikator yaitu:
- Usia membuat karyawan menjadi bertanggung jawab terhadap pekerjaan.
b. Status kawin (X2.2)
Dalam sub variabel ini menggunakan indikator yaitu:
- Status karyawan tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.
c. Jenis kelamin (X2.3)
Dalam sub variabel ini menggunakan indikator yaitu:
- Jenis Kelamin karyawan cocok dengan pekerjaan ini.
d. Masa kerja (X2.4)
Dalam sub variabel ini menggunakan indikator yaitu:
- Masa kerja mempengaruhi kinerja karyawan.
3. Kepuasan kerja (Y)
Kepuasan kerja merupakan perasaan senang atau tidak senang pekerja terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja pada penelitian ini menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Pekerjaan itu sendiri
- Pekerjaan sesuai dengan keterampilan karyawan.
- Pekerjaan menimbulkan minat untuk maju.
2. Pembayaran
- Gaji sesuai dengan beban kerja karyawan.
- Gaji sesuai dengan tanggung jawab karyawan.
- Gaji sesuai dengan tingkat kesulitan karyawan.
- Gaji sesuai dengan resiko pekerjaan karyawan.
3. Kondisi kerja
- Cahaya penerangan yang baik.
- Suasana kerja yang tenang.
- Fasilitas dan sarana kerja yang memadai.
4. Pengawasan
- Atasan memberikan bantuan kepada karyawan.
- Karyawan dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
- Atasan mampu mengatasi konflik karyawan.
5. Rekan kerja
- Hubungan yang baik dengan karyawan.
- Kerjasama yang baik antar rekan kerja.
- Sesama rekan kerja saling melindungi
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas
Penggunaan validitas dan reliabilitas diperlukan untuk menentukan dan mengetahui kuesioner yang diambil sudah valid dan reliable. Tujuan dari analisa validitas dan reliabilitas adalah untuk menguji butir-butir pertanyaan tersebut telah sah (valid) dan andal (reliable). Jika isi dari butir-buir pertanyaan telah valid dan reliable, berarti butir-butir tersebut dapat digunakan untuk mengukur faktornya. Langkah yang berikutnya adalah menguji apakah faktor-faktor telah valid untuk mengukur hubungan yang ada. Apabila sebuah pertanyaan ditemukan tidak valid, maka pertanyaan tersebut harus dibuang dan pertanyaan-pertanyaan yang telah valid baru secara bersama-sama diukur reliabilitasnya.
Reliabilitas adalah “konsistensi yang dimiliki oleh sebuah kuesioner, artinya apabila kuesioner tersebut dinyatakan beberapa kali hasilnya tetap akan sama”
(Umar, 2003, p. 125). Rumus untuk menghitung reliabilitas adalah:
⎟⎟
⎠
⎞
⎜⎜
⎝
⎛ Σ
− −
= 2
2
1 1 σ
σ i k
r k (3.1)
Keterangan :
r = Koefisien reliabilitas yang dicari k = Jumlah butir pertanyaan
i2
σ = Varians butir-butir pertanyaan σ = Varians skor tes
Yang dimaksud validitas adalah test yang digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibagi telah mengukur apa yang seharusnya diukur (Malhotra, 1996, p. 306). Penelitian ini menggunakan uji validitas konstruk, yaitu mempertanyakan apakah butir-butir pernyataan dalam kuesioner itu telah sesuai dengan konsep ilmu yang bersangkutan (Malhotra, 1996). Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan dalam kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang dapat diukur oleh kuesioner tersebut. Langkah pengujian validitas yaitu dengan menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi pearson product moment, dengan rumus sebagai berikut (Umar, 2003):
( )( )
( ( ) ) ( ( ) )
(
N X2N XYX 2 NX Y2Y Y 2)
rxy
Σ
− Σ Σ
− Σ
Σ Σ
−
= Σ (3.2)
Keterangan:
r xy
X = Skor item Y = Total skor
N = jumlah responden
Nilai koefisien korelasi r berkisar antara -1 sampai +1, yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut:
a. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang positif, yaitu semakin besar nilai variabel X (independen) maka semakin besar pula nilai variabel Y (dependen). Atau sebaliknya, semakin kecil variabel X, maka semakin kecil pula variabel Y.
b. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang negatif, yaitu semakin kecil nilai variabel X (independen), maka semakin besar nilai variabel Y.
Atau sebaliknya, semakin besar nilai variabel X, maka semakin kecil pula nilai variabel Y.
c. Jika, r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (independen) dan variabel Y (dependen).
3.7 Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar. Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu:
1. Tidak boleh ada autokorelasi.
2. Tidak boleh ada multikolinieritas.
3. Tidak boleh ada heteroskedastisitas.
3.7.1 Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “Korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross-sectional)” (Gujarati, 1995, p. 201). Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi.
3.7.2 Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah “variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol” (Ghozali, 2001, p. 57).
Menurut Santoso (2002), model regresi bebas dari Multikolinieritas bila:
a. VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari 10.
b. Mempunyai angka tolerance mendekati 1.
3.7.3 Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Sedangkan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. (Ghozali, 2001).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya Heteroskedastisitas adalah dengan cara menggunakan uji Rank Spearman yaitu dengan membandingkan antara residual dengan seluruh variabel bebas.
Menurut Santoso (2002), deteksi adanya Heteroskedastisitas adalah:
1. Nilai probabilitas > 0,05, berarti bebas dari Heteroskedastisitas.
2. Nilai probabilitas < 0,05, berarti terkena Heteroskedastisitas.
3.8 Analisa Regresi Linier Berganda
Analisa ini berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas karakteristik pekerjaan (X1) dan karakteristik individu (X2) terhadap kepuasan kerja (Y) sebagai variabel terikat karyawan Novotel Surabaya Hotel and Suites pada departemen Food and Beverage. Umar (2003) menuliskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = C + b1X1 + b2X2 (3.3)
Dimana:
Y = variabel tidak bebas (kepuasan kerja karyawan di departemen Food and Beverage Novotel Surabaya Hotel and Suites).
C = bilangan konstanta X1 = karakteristik pekerjaan X2 = karakteristik individu
bi = koefisien regresi dari variabel Xi dimana i = 1, 2
Karena variabel X1, X2 maupun Y sendiri diwakili oleh beberapa pertanyaan yang jumlahnya tidak sama, maka dalam menentukan nilai variabel-variabel tersebut digunakan nilai mean dari hasil keseluruhan pertanyaan yang mewakili variabel-variabel tersebut.
3.9 Prosedur Pengujian Hipotesis
Sebagai langkah untuk melakukan pengujian signifikansi, maka data akan diproses dengan menggunakan uji-F dan uji-t.
3.9.1 Uji F
Untuk menguji signifikansi atau tidaknya pengaruh respon secara serempak (simultan) variable bebas (X) dan variabel terikat (Y) dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis statistik
H0 : b1, b2 = 0, berarti respon tidak berpengaruh secara simultan
individu terhadap kepuasan kerja.
H1 : b1, b2 ≠ 0, berarti respon berpengaruh secara simultan antara
karakteristik pekerjaan dan karakteristik individu terhadap kepuasan kerja.
b. Menentukan nilai kritis (Ftabel)
1. Menentukan besarnya level of significant = 0,05 (5%) 2. Menentukan degree of freedom pembilang (df1) = k 3. Menentukan degree of freedom pembagi (df2) = n-k-1 4. Maka Ftabel = (α, k/n-k-1)
c. Menghitung nilai statistik F (Fhitung) Rumus yang digunakan sebagai berikut :
( 1 2) / ( / 1 )
2
−
−
= −
k n R
k
F
hitungR
(3.4)Keterangan :
F
hitung = nilaiF
hitungR 2 = koefisien regresi berganda k = jumlah variabel bebas n = jumlah sampel
d. Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis H0 ditolak atau H1 diterima apabila Fhitung > Ftabel H0 diterima atau H1 ditolak apabila
F
hitung≤ F
tabel3.9.2 Uji t
Untuk menguji signifikansi atau tidaknya pengaruh respon secara parsial variable bebas (X) dan variabel terikat (Y) dengan menggunakan prosedur sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis statistik
H0 : b1, b2 = 0, berarti respon tidak berpengaruh secara parsial antara
karakteristik pekerjaan dan karakteristik individu terhadap kepuasan kerja.
H1 : b1, b2 ≠ 0, berarti respon berpengaruh secara parsial antara karakteristik pekerjaan dan karakteristik individu terhadap kepuasan kerja.
b. Menentukan nilai kritis (ttabel)
1. Menentukan besarnya level of significant = 0,05 2. Menentukan degree of freedom pembagi (df2) = n-k-1 3. Maka ttabel = t (α/2, n-k-1)
c. Menghitung nilai statistik t (thitung) Rumus yang digunakan sebagai berikut :
( )
it
hitungSe
β
β
1=
(3.5)Keterangan :
t
hitung = Nilait
hitungβ
1 = Koefisien regresi
Se ( )
β i = Standar error d. Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesisH0 ditolak atau H1 diterima apabila thitung > ttabel H0diterima atau H1 ditolak apabila thitung < ttabel