RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA GURU NAMA SEKOLAH ALAMAT SUREL MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER MATERI POKOK ALOKASI WAKTU
: : : : : : :
Wilda Maulani, M.Pd.
SMAS YWKA BANDUNG wildamaulani@yahoo.com Bahasa Indonesia
X/Genap
Teks Laporan Hasil Observasi 4 JP ( 4 X 45 ‘ )
A. Kompetensi Inti
B. Tujuan Pembelajaran :
Melalui Pengalaman belajar
scientific
peserta didik dapat, Mengidentifikasi laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan lisan dan tulisC. Kompentensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kopetensi
3.1 Mengidentifikasi laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan lisan dan tulis Pertemuan 1
3.1.1. menjelaskan laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan lisan dan tulis 3.1.2 .membandingkan laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan lisan dan tulis 3.1.3. mengidentifikasi laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan lisan dan tulis 4.1 Menginterpretasi isi teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi baik secara lisan
maupun tulis Pertemuan 2
4.1.1.menulis isi teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi baik secara lisan maupun tulis
4.1.2.menyunting isi teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi baik secara lisan maupun tulis
4.1.3.mengabstraksi isi teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi baik secara lisan maupun tulis
4.1.4.mengonversi isi teks laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi baik secara lisan maupun tulis
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Pertemuan 3
Penilaian harian tes tertulis bentuk uraian D. Materi Pembelajaran
1. Materi Reguler dan Materi Remidial ( terlampir )
Fakta Konsep Prosedural Metakognitif
♦ Contoh teks laporan hasil Observasi
♦ video tentang daur ulang sampah
▪ ♦ DefinisiTeks laporan hasil obervasi
▪ ♦ struktur teks laporan hasil observasi
▪ ♦ kaidah teks laporan hasil Onbservasi
♦ Langkah- langkah dalam membuat laporan hasil observasi
♦ Mengaitkan teks laporan hasil Observasi dengan kehidupan sehari - hari
2. Materi Pengayaan
Peserta didik melakukan pengamatan terhadap hal yang sudah di sepakati kemudian dibuatkan teks laporan hasil observasi
E. Metode Pembelajaran : 1. Example non example 2. Discovery Learning F. Media Pembelajaran
- Gambar/ Power point/, film/ Video/ internet G. Sumber Belajarar
- Buku Bahasa Indonesia, Erlangga Tahun 2013 - Internet
H. Kegiatan Pembelajaran :
1. Kegiatan Pendahuluan (20’)
▪ Memberi salam dan berdoa, tes doa selamat.
▪ Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan untuk belajar (lihat sampah).
▪ Menanyakan kehadiran peserta didik.
▪ Tanya jawab materi sebelumnya, yaitu tentang pengertian budaya dan hubungannya dengan materi yang akan dipelajari
▪ Menyampaikan tujuan pembelajaran.
▪ Bertanya dan menagih secara lisan tugas baca mencari informasi tentang unsur-unsur budaya melalui berbagai sumber (buku, internet, atau modul).
▪ Menyampaikan kriteria penilaian selama proses pembelajaran 2. Kegiatan inti ( 100 ‘)(dari langkah model pembelajaran)
1. Mempersiapkan film/ video pembelajar sejati sesuai dengan tujuan pembelajaran 2. Menyaksikan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
3. Memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk memperhatikan/
menganalisis gambar
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisis gambar / video tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai Kesimpulan
3. Kegiatan penutup terdiri atas: (15’ )
1. Pendidik bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/ simpulan pelajaran.
2. Pendidik melakukan penilaian dan/ atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
3. Pendidik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4. Pendidik merencanakan kegiatan tindak lanjut dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
5. Pendidik memberikan tes
6. Pendidik menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.
Pertemuan 2 :
1. Kegiatan Pendahuluan (20’) Menyiapkan
Fisik &
Psikis
Memotivasi Apersepsi Menjelaskan Kegiatan
Belajar
Menyampaikan Manfaat
Belajar - Berdoa, Tes
doa selamat - Mengecek
kehadiran peserta didik, - Menyiapkan
sumber belajar
- Dalam penelitian ada berapa metode yang di gunakan ? - Yang
dimaksud dengan observasi adalah...
-
- Tahukah kamu bila kita mau melakukan penelitian hal apa hal utama yang kita lakukan ? - Mengapa
observasi kita lakukan ?
Melalui pengalaman belajar scientifik peserta didik dapat menguasai :
1) KD 3.1.
2) KD 4.1.
3) IPK
3.1.1,3.4.1
Memahami cara membuat teks laporan hasil observasi.
2. Kegiatan inti ( 100 ‘)
DISCOVERY
Stimulation (pemberian Stimulus) dengan menayangkan video dan teks
Problem Statement (Identifikasi masalah) membandingkan laporan hasil observasi yang dipresentasikan dengan lisan dan tertulis
Data Collectting (mengumpulkan data)
Data Processing (Mengolah Data) diidentifikasi struktur dan kaidah teks Verification (Menguji Hasil) Generalization
(Menyimpulkan) mendemontrasikan hasil diskusi 3. Kegiatan penutup terdiri atas: (15’ )
Kegiatan guru bersama peserta didik Kegiatan guru 1) Membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
2) Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
3) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
1) Melakukan penilaian;
2) Menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya tentang materi teks laporan hasil observasi
1. Kegiatan penutup terdiri atas: (15’ ) Kegiatan guru bersama peserta
didik Kegiatan guru
1. Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran;
2. Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
1. penilaian;
2. Melakukan tindak lanjut Remidial dan Pengayaan.
3. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikut tentang teks eksposisi
I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan : 1. Teknik Penilaian
Sikap :
- nurturant effects - indirect teaching
1. Observasi 2. Jurnal
3. Penilaian Diri
4. Penilaian Teman Sejawat Pengetahuan :
1. Observasi terhadap diskusi dan tanya jawab 2. Tes Tertulis bentuk uraian
Keterampilan : 1. Kinerja 2. Tertulis
a. Instrumen Penilaian
Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen
Pengetahuan Observasi terhadap diskusi dan tanya
jawab Cek list
Tes Tertulis Isian singkat
Keterampilan Kinerja Laporan hasil kinerja
Tertulis Laporan tertulis
Pembelajaran Remedial dan Pengayaan (Terlampir)
Mengetahui Bandung, Juli 2022
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
Dedi Maman, M.Pd. Wilda Maulani, M.Pd
NUP. 9437746649200043
LAMPIRAN PENILAIAN : 2. SIKAP
Buku Observasi dan Jurnal No Tanggal Nama
Peserta Didik Catatan Perilaku Butir Sikap 1
2 3 4 5
3. PENGETAHUAN
a. Soal Penilaian Pengetahuan Indikator
Soal HOTS/LOTS Rumusan Soal
Disajikan satu paragraf, siswa dapat
menentukan struktur Laporan Hasil Observasi dalam paragraf tersebut
LOTS Tentukan bagian struktur dari penggalan teks Laporan
Hasil Observasi berikut ini!
Struktur Teks
...
...
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya
pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis.
Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa. Purwa berasal dari
bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan
nama cempurit yang terdiri dari: tuding dan gapit.
Disajikan satu paragraf, siswa dapat
menunjukan Frasa Verba dan Frasa Nomina pada teks Laporan Hasil Observasi dalam paragraf tersebut
HOTS Carilah Frasa Verba dan Frasa Nomina pada Penggalan
Teks Laporan Hasil Observasi berikut!
Frasa Verba dan Frasa
Nomina Teks
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia.
UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal dari
Indonesia. Wayang merupakan warisan
mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (
Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity
).Disajikan satu paragraf, siswa dapat
menunjukan Kata
Penghubung (Konjungsi) teks Laporan Hasil Observasi
LOTS Lengkapi penggalan teks Laporan Hasil Observasi berikut dengan Kata Sambung (Konjungsi) yang tepat!
D’topeng ... salah satu tempat wisata yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Keberadaan D’topeng tidak dapat
dipisahkan dengan Museum Angkut ... kedua tempat ini berada di satu tempat yang sama. Tempat wisata ini
seringkali disebut pula ... Museum Topeng karena memang berisi topeng dengan berbagai model dan bentuk. ..., D’topeng tidak hanya berisi topeng, ... juga berisi pameran benda-benda berupa barang tradisional dan barang antik.
Topeng, barang tradisional, ... barang antik dalam museum ini dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan bahan pembuatannya, ... berbahan kayu, batu, logam, kain, dan keramik.
Disajikan satu paragraf teks Laporan Hasil Observasi, siswa dapat mengidentifikas i isi dari
paragraf tersebut
HOTS Ceritakan kembali dengan kata-kata sendiri isi paragraf teks laporan hasil observasi berikut!
Benda paling diminati pengunjung untuk diamati dan paling mendominasi tempat ini adalah topeng. Ada beragam jenis topeng di museum ini. Topeng-topeng tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan bahan dasarnya, yaitu yang berbahan dasar kayu dan batu. Topeng berbahan kayu sebagian besar berasal dari daerah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Barat.
Sementara itu, topeng yang berbahan batu berasal dari daerah sekitar Sulawesi dan Maluku.
Disajikan satu paragraf teks Laporan Hasil Observasi, siswa dapat merevisi
HOTS Perbaiki kesalahan-kesalahan penulisan ejaan yang ada pada penggalan teks Laporan Hasil Observasi berikut!
Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah merupakan salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang di kenal disuku
kebahasaan dari paragraf tersebut
banjar adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal disuku Jawa adalah wayang topeng. Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut
dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian.
Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara rituil, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.
Kunci Jawaban Penilaian Pengetahuan No.
Soal Kunci Jawaban
1. Pernyataan Umum/Klasifikasi 2. Frasa Nomina
- Seni pertunjukan - Warisan budaya - Bayangan boneka
- Warisan mahakarya dunia Frasa Verba
- Telah ditetapkan - Tidak ternilai 3. a. adalah
b. karena c. dengan d. Namun e. tetapi f. dan g. yaitu
4. Intinya paragraf tersebut menceritakan tentang “salah satu tempat wisata yang disebut dengan D’topeng yang didalamnya terdapat berbagai jenis topeng 5. a. Wayang wong seharusnya wayang
wong
b. adalah merupakan seharusnya adalah c. di kenal seharusnya dikenal
d. disuku seharusnya di suku e. banjar seharusnya Banjar f. rituil seharusnya ritual
Pedoman Penskoran Penilaian Pengetahuan
No. Soal Kriteria Penilaian Skor
1. Menentukan struktur laporan hasil observasi a. Tepat
b. Kurang tepat c. Tidak tepat d. Tidak menjawab
20 15 10 0 2. Menunjukan frasa verba dan frasa nomina
a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat c. Tidak tepat d. Tidak menjawab
20 15 10 0
No. Soal Kriteria Penilaian Skor 3. Menunjukan kata penghubung (konjungsi)
1. Tepat dan sesuai 2. Kurang tepat 3. Tidak tepat 4. Tidak menjawab
20 15 10 0 4. Mengidentifikasi isi
1. Tepat dan sesuai 2. Kurang tepat 3. Tidak tepat 4. Tidak menjawab
20 15 10 0 5. Merevisi kebahasaan
a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat c. Tidak tepat d. Tidak menjawab
20 15 10 0
LEMBAR PENILAIAN Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Kelompok : X/
Kompetensi :
3.1. Memahami pengetahuan teks laporan dalam kehidupan sehari-hari.
No. Nama
Peserta Didik KD Hasil Penilaian
Harian Rerata
(Pembulatan) 1 2 3 4 ...
1.
2.
….
4. KETERAMPILAN
Penilaian Praktik
No. Butir-butir Soal
1.
2.
Terangkah Struktur Ciri Kebahasaan teks Laporan Hasil Observasi, pada teks “Wayang”!
Susunlah sebuah Teks Laporan Observasi sesuai dengan objek yang diamati!
Pedoman Penskoran Penilaian Keterampilan
No. Soal Kriteria Penilaian Skor
1. Menerangkan struktur dan kebahasaan teks “Wayang”
a. Tepat
b. Kurang tepat c. Tidak tepat d. Tidak menjawab
100 75 50 0 2. Menyusun teks laporan hasil observasi sesuai dengan kaidah struktur
laporan.
a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat c. Tidak tepat
100 75 50
No. Soal Kriteria Penilaian Skor
d. Tidak menjawab 0
LEMBAR KINERJA Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Kelompok : X/
Kompetensi :
1. Menyajikan contoh penerapan pengetahuan dasar pada kehidupan sehari-hari dalam bentuk tulisan.
No Nama
Peserta Didik
Kinerja
Jmlh
Skor Nilai
Tampilan Isi Laporan
Bersih Estetika Keleng-
kapan Kesesu-
aian Kelogi
san Siste matis 1.
2.
3.
1. ...
Keterangan pengisian skor :
5. Sangat tinggi 3. Tinggi 2. Cukup tinggi 1. Kurang NILAI PESERTA DIDIK = ( Ʃ skor X 4 ) : 24 X 100 AKTUALISASI DALAM KEPRAMUKAAN
KD. BAHASA INDONESIA KELAS X
RENCANA KEGIATAN KEPRAMUKAAN
NILAI SIKAP dan KETERAMPILAN 4.1. Menginterpretasi isi teks
laporan hasil observasi berdasarkan interpretasi baik secara lisan maupun tulis.
Gladi Tangguh • Peka
• Tanggap
• Taat Aturan
• Hati-hati
• Citra Diri
• Sadar Bahaya
6. REMEDIAL DAN PENGAYAAN
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK YANG REMEDIAL ATAU PENGAYAAN Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Kelompok : X/
Kompetensi : 3.1. dan 4.1.
No. Nama Peserta Didik
Indikator Pencapaian Dalam
RPP Pencapian IPK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst Sudah Belum 1.
2.
3.
dst.
PROGRAM PEMBELAJARAN REMEDIAL Dilaksanakan setelah Proses Pembelajaran
SMA : SMAS YWKA BANDUNG
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X
Penilaian Tertulis ke : 1
Tanggal Penilaian : Minggu ke 3 Bentuk soal : Pilihan Essai Rencana Remedial : Minggu ke 4 KKM Mata Pelajaran : 60
Materi Penilaian
KD : 3.1.
Indikator : 3.1.1. s/d 3.1.11
NO NAMA PESERTA
DIDIK NU KD / INDIKATOR YANG
BELUM DIKUASAI NO. IPK TES ULANG
HASlL
PROGRAM PEMBELAJARAN PENGAYAAN
SMA : SMAS YWKA BANDUNG
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas : X
Penilaian Tertulis ke : 1
Tanggal Penilaian : Minggu ke 3 Bentuk soal : Pilihan essai Rencana Remedial : Minggu ke 4 KKM Mata Pelajaran : 60
Materi Penilaian
KD : 3.1.
Indikator : 3.1.1. s/d 3.1.11
NO. NAMA PESERTA DIDIK NU BENTUK PENGAYAAN 1.
2.
3.
PROGRAM PEMBELAJARAN REMEDIAL ( TEACHING )
SMA : SMAS YWKA BANDUNG
Mata Pelajaran : BAHASA INDONESIA
Kelas : X
Penilaian Tertulis ke : 1 Tanggal Penilaian :
Bentuk soal : Pilihan essai Rencana Remedial :
KKM Mata Pelajaran : 60 Materi Penilaian
KD : 3.1.
Indikator : 3.1.1. s/d 3.1.11
NO NAMA PESERTA DIDIK NU KD / INDIKATOR YANG
BELUM DIKUASAI NO. SOAL
TES ULANG HASlL
JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT DENGAN SINGKAT DAN JELAS ! 1. Jelaskanlah struktur dan kaidah teks laporan hasil observasi !
2. Bandingkanlah teks laporan hasil observasi dengan jenis teks lain !
Petunjuk Penskoran :
Jawaban Benar diberi skor 5
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Kegiatan Pembelajaran ke-1
Menginterpretasi Teks Laporan Hasil Observasi
Rangkuman Materi
A. Mengidentifikasi Isi Teks Laporan Hasil Observasi
Teks laporan (dalam bahasa Inggris disebut
report
) berisi penjabaran umum mengenai sesuatu yang didasarkan pada basil observasi.Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum/ melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan (observasi). Teks laporan (report
) ini juga disebut teks klasifikasi, karena memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.Teks laporan berbeda dengan teks deskripsi, perbedaannya sebagai berikut.
1. Teks laporan bersifat global dan universal, sedangkan teks deskripsi bersifat unik dan individual.
2. Teks deskripsi menitikberatkan pada uraian bentuk, ciri-ciri, dan keadaan sesuatu yang dideskripsikan untuk tempat dan waktu tertentu, sedangkan teks laporan lebih menekankan pada pengelompokan berbagai hal ke dalam jenis-jenis sesuai dengan ciriciri setiap jenis pada umumnya.
3. Teks deskripsi berkaitan dengan hubungan antara keseluruhan dari bagian-bagiannya, sedangkan teks laporan berkaitan dengan hubungan berjenjang antara sebuah kelas dan sub-subkelas yang ada di dalamnya.
Setelah mengiclentifikasi isi teks, laporan hasil observasi, Anda dapat membuat ringkasan teks tersebut. Ringkasan merupakan pokok-pokok pikiran yang dirangkai menjadi
satu dengan tetap memerhatikan urutan isi dan sudut pandang pengarang. Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk membuat ringkasan sebuah teks adalah rnembaca dan memahami isi teks, kemudian menemukan pokok-pokok isi informasi di dalamnya.
Pokok-pokok isi sebuah teks dapat ditemukan dengan menemukan kalimat utamanya. Kalimat utama adalah kalimat yang di dalamnya memiliki pokok pikiran atau gagasan utama yang menjadi dasar pengembangan sebuah paragraf. Gagasan utama bersifat umum dan dapat melingkupi semua isi yang ada dalam sebuah paragraf.
Gagasan utama pada teks laporan hasil observasi dapat ditemukan dengan cara sebagai berikut.
1. Mendaftar kata-kata kunci pada teks.
2. Memetakan bagian-bagian pada teks laporan hasil observasi.
3. Memetakan paragraf (memilah kalimat utama dan kalimat penjelas).
4. Menentukan kalimat utama (kalimat yang dijelaskan kalimat lain).
5. Merumuskan inti kalimat utama.
Selain mengidentifikasi dan meringkas isi teks laporan hasil observasi, Anda dapat menginterpretasi isi teks. Interpretasi adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu. Dengan demiikian, menginterpretasi makna teks laporan hasil observasi adalah melakukan pemahaman terhadap isi makna teks. Adapun langkah-langkah menginterpretasi teks laporan basil observasi sebagai berikut.
1. Membaca Teks Laporan Hasil Observasi
Pada tahap ini diminta untuk membaca teks laporan hasil observasi secara keseluruhan dengan cermat. Apabila menemukan kata/istilah khusus langsung mencari artinya di kamus. Dengan demikian, dapat memaknai seluruh teks dengan benar dan tepat.
2. Menuliskan Fakta-Fakta dalam Teks Laporan Hasil Observasi
Setelah membaca seluruh teks dengan baik dan dapat memaknainya, kemudian menuliskan fakta-fakta yang ada di dalam teks. Di dalam teks laporan hasil observasi pasti terdapat fakta-fakta berkaitan dengan klasifikasi dan penjabarannya. Fakta-fakta tersebut ditulis secara runtut dan jelas.
3. Menarik Simpulan Isi Teks Laporan Hasil Observasi
Tahap terakhir dalam menginterpretasi makna teks laporan hasil observasi adalah menarik simpulan isi teks dengan bahasa sendiri berkaitan dengan fakta-fakta yang ditemukan. Maksudnya adalah fakta-fakta tersebut disimpulkan secara urut menggunakan bahasa sendiri.
B. Merevisi Teks Laporan Hasil Observasi
Setiap teks pasti memiliki struktur dan unsur pembangun. Struktur teks merupakan gambaran cara teks tersebut dibangun. Teks laporan hasil observasi disusun dengan struktur teks sebagai beriktit.
1. Pernyataan Umum atau Klasifikasi
Pernyataan umum berisi pembuka atau pengantar hal yang akan disampaikan.
Bagian ini berisi hal umum tentang objek yang akan dikaji, menjelaskan secara garis besar pemahaman tentang hal tersebut.
2. Deskripsi Bagian
Pada deskripsi bagian berisi penjelasan detail mengenai objek atau bagian-bagiannya.
3. Deskripsi Manfaat
Pada bagian deskripsi mianfaat menunjukkan bahwa setiap objek yang diamati memiliki manfaat atau fungsi dalam kehidupan.
Dalam membaca teks laporan hasil observasi sering ditemukan ketidaklengkapan struktur dan isi teksnya, bahkan banyak terdapat kesalahan berbahasa. Sebuah teks laporan hasil observasi harus memiliki minimal terdiri atas pernyataan umum (tentang hal atau objek yang dilaporkan), deskripsi bagian-bagian dari objek yang dilaporkan, dan penjelasan atau deskripsi manfaat dari objek tersebut.
Saat membaca sebuah teks laporan hasil observasi, Anda mungkin saja menemukan bagian-bagian informasi yang tidak lengkap. Anda dapat mengetahuinya dengan cara menganalisis struktur dan isi teksnya.
Latihan Afektif
Kerjakan tugas berikut secara berkelompok!
Bacalah teks laporan hasil observasi berikut dengan saksama! Diskusikanlah bersama kelompok Anda mengenai strukturnya! Uraikanlah bagian mana yang termasuk pernyataan umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat! Apakah teks tersebut sudah memenuhi struktur teks laporan hasil observasi? Revisilah teks tersebut jika masih terdapat kekurangan atau kesalahan!
Pohon Seribu Manfaat
Pohon seribu manfaat adalah pohon kelapa, karena pohon kelapa mempunyai banyak manfaat mulai dari akar, batang, daun, bunga, dan buahnya. Mungkin karena pohon kelapa mempunyai banyak manfaat pohon kelapa dijadikan sebagai logo "PRAMUKA" di Indonesia Dalam klasifikasi tumbuhan, pohon kelapa termasuk dalam genus
Cocos
danSpecies Nucifera
. Pohon kelapa dapat disebut juga pohon nyiur yang biasa tumbuh di daerah atau kawasan tepi pantai.Bagian-bagian pohon, yaitu buah kelapa yang terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa, dan lembaga. Kulit luar merupakan lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai permukaan licin dengan warna yang bervariasi dari hijau, kuning, sampai jingga tergantung pada kematangan buah. Jika tidak ada goresan dan robek kulit luar kedap air. Manfaat sabut kelapa untuk membuat sapu, tempurungnya untuk kayu bakar, dagingnya untuk dibuat makanan dan airnya dapat diminum.
Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35% dari berat keseluruhan buah. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75% dari sabut) dan gabus 175 gram (25% dari sabut). Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, selulosa, metoksil, dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Air kelapa mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak, dan beberapa mineral. Air kelapa dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba, misal
Acetobacter Xylinum
untuk produksi nata de coco.Pohon kelapa banyak manfaatnya seperti batang kelapa tua dapat dijadikan bahan bangunan, mebel, jembatan darurat, kerangka perahu, dan kayu bakar. Batang yang benar- benar tua dan kering sangat tahan lama terhadap sengatan rayap. Kayu dari pohon kelapa yang dijadikan mebel dapat diserut sampai permukaanya licin dengan tekstur yang menarik. Daun kelapa sering digunakan hiasan, barang anyaman atau ketupat dan juga atap rumah. Tulang daun dijadikan sapu lidi dan tusuk daging (sate).
Nira adalah cairan yang diperoleh dari tumbuhan yang mengandung gula pada konsentrasi 7,5% sampai 20,0%. Nira kelapa diperoleh dengan memotong bunga betina yang belum matang, dari ujung bekas potongan akan menetes cairan nira yang mengandung gula.
Nira dapat dipanaskan untuk menguapkan airnya sehingga konsentrasi gula meningkat dan menjadi kental. Bila didinginkan, cairan ini akan mengeras hingga akan menjadi gula. Nira juga dapat dikemas sebagai minunan ringan buah.
Banyak dari bagian buah merupakan bahan yang bermanfaat, sabut kelapa yang telah dibuang gabusnya merupakan serat alami yang berharga mahal untuk pelapisan jok dan kursi, serta untuk pembuatan tali. Tempurung kelapa dapat dibakar langsung sebagai kayu bakar, atau diolah menjadi arang. Arang batok kelapa dapat diolah menjadi arang aktif yang diperlukan oleh berbagai industri pengolahan. Daging kelapa yang cukup tua dapat diolah menjadi kelapa parut, santan, dan minyak goreng. Sedangkan daging kelapa muda dapat dijadikan campuran minuman cocktail dan dijadikan selai. Air kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kecap dan sebagai media pada fermentasi nata de coco.
Akar kelapa dapat bermanfaat untuk kehidupan. Akar ini dapat dijadikan zat pewarna pada perabotan rumah tangga. Bisa juga dimanfatkan untuk obat-obatan (dalam ukuran atau takaran tertentu). Pohon kelapa, banyak ditemui di pesisir pantai yang berguna untuk pencegahan erosi dan menahan endapan lumpur yang dibawa oleh air sungai dari pegunungan juga akan mendapatkan hasil yang baik. Akar pohon kelapa juga dapat dijadikan kayu bakar.
Selain mempunyai banyak manfaat, ternyata pohon kelapa juga dapat meningkatkan perekonomian manusia. Pohon kelapa yang memiliki banyak manfaat untuk manusia, bisa kita manfaatkan untuk meningkatkan ekonomi negara, yaitu melalui budidaya pohon kelapa. Kita bisa membuat barang-barang yang, berkualitas dari bagian-bagian pohon kelapa, kemudian menjualnya ke luar Indonesia. Budidaya pohon kelapa cocok untuk negara kita yang memiliki iklim tropis. Iklim yang cocok untuk pertumbuhan pohon kelapa.
Pohon kelapa juga mempunyai manfaat bagi tubuh kita. Meningkatkan sistem imun pada tubuh dengan mengonsumsi buah kelapa akan berdampak besar dengan meningkatnya sistem imun atau kekebalan tubuh yang kita miliki. Sehingga tubuh tidak mudah terjangkit oleh berbagai jenis penyakit. Ini karena buah kelapa bersifat antivirus, anti bakteri, serta anti jamur Tulang akan lebih kuat. Buah kelapa mengandung sumber kalsium dan magnesium untuk kesehatan tulang kita. Untuk mencegah pengeroposan tulang (
osteoporosis
) yang menyerang kalangan remaja dan dewasa. jantung yang lebih sehat, kandungan lemak jenuh dalam minyak kelapa dapat mengurangi potensi penumpukan lemak di bagian arteri pada organ jantung kita.Sumber: http://didi-pekiringan.blogspot.co.id/2014/09/pohon-1000-manfaat.html
Kegiatan Pembelajaran ke-2
Menganalisis Aspek Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Rangkuman Materi
C. Aspek Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Laporan ditulis menggunakan bahasa Baku. Selain itu, laporan hendaknya ditulis dengan bahasa yang runtut dan jelas, dan memenuhi kaidah kebahasaan. Berikut beberapa kaidah kebahasaan berkaitan dengan penggunaan kata, frasa, dan kalimat.
1. Frasa
Frasa merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat. Frasa, adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frasa tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Itu yang membedakan frasa dari klausa dan kalimat.
Frasa dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut.
a. Frasa eksosentris.
Frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai UP.
Contoh: Sejumlah mahasiswa di teras.
b. Frasa endosentris
Frasa endosentris, yaitu frasa yang kedudukannya dalam fungsi tertentu dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu yang disebut unsur pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur ptsat.
Contoh: Sejumlah mahasiswa(S) di teras(P).
c. Frasa nominal
Nominal disebut juga kata benda. Kata benda mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertiannya. Dengan demikian, kata seperti
guru, kucing, meja
, dankebangsaan
termasuk kata benda (nomina). Pada frasa nominal, nomina berfungsi sebagai inti atau poros frasa. Sebagai inti frasa, nomina menduduki bagian utama, sedangkan pewatasnya berada di depan atau di belakangnya. Jika pewatas frasa nominal benda di depan, pewatas ini berupa numeralia atau kata tugas.d. Frasa verbal
Frasa verbal, yaitu frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai adanya afiks verba.
Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi) kata 'sedang' untuk verba aktif, dan kata 'sudah' untuk verba keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata 'sangat', dan biasanya menduduki fungsi predikat. Contoh:
1) bekerja keras 2) sedang berlari
Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata 'sedang' yang menunjukkan verba aktif.
2. Afiksasi
Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan mengimbuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Misalnya mengimbuhkan
ber-
pada bentuk dasarkomunikasi
menjadiberkomunikasi
,buat
menjadiberbuat
,tanggung jawab
menjadibertanggung jawab
,bekas
menjadiberbekas
. Pengimbuhan,meN-
pada bentuk dasarcoba
menjadimencoba
,adu
menjadimengadu
,pertanggungjawabkan
menjadimempertanggungjawabka
n.Afiks secara umum terdiri atas awalan (
prefiks
), sisipan (infiks
), akhiran (sufiks
), awalan dan akhiran (konfiks
).a. Prefiks (awalan)
Proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks atau bentuk dasarnya atau juga proses pernbentukan kata-kata yang dilakukan dengan cara membubuhkan atau menambahkan atau menempelkan afiks di, depan bentuk dasarnya. Contoh prefiks atau awalan, yaitu
di-, ter-, ke-, se-, meN-, peN-, pra-, per-, ber-,
dan sebagainya.b. Infiks (sisipan)
Proses pembetukan kata dengan menambah afiks atau imbuhan di tengah bentuk dasarnya. Afiks-afiks yang ditambahkan tersebut disebut infiks atau sisipan. Proses pembentukan kata telunjuk, gemetar, dan gerigi, dilakukan dengan menambahkan infiks di tengah bentuk dasarnya. Contoh infiks, yaitu
-el, -em, -er, -in,
dan sebagainya.c. Sufiks (akhiran)
Proses pembentukan kata yang dilakukan dengan cara menambahkan atau menempelkan afiks di akhir bentuk dasarnya; maka afiks tersebut disebut sufiks atau akhiran. Sufiks asli dalam bahasa Indonesia sangat terbatas. Masih banyak akhiran-akhiran asing lain yang dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu -
isasi, -er, -is,
dan sebagainya. Contoh sufiks yang lain, yaitu-an, -kan, -man/ - wati.
d. Awalan dan akhiran (konfiks)
Konfiks ialah afiks gabungan yang terbentuk atas prefiks dan sufiks yang berfungsi mendukung makna tertentu. Konfiks disebut juga simulfiks karena konfiks itu merupakan merupakan gabungan afiks yang secara simultan mendukung makna tertentu. Contoh konfiks, yaitu
ber-an, ke-an, per-an
, dan se- nya.3. Kalimat Definisi dan Kalimat Deskripsi a. Kalimat definisi
Kalimat definisi adalah suatu kalimat yang memberikan penjelasan umum tentang suatu benda, hal, aktivitas, dan lain-lain. Kalimat definisi sering digunakan dalam teks laporan dan merujuk pada sebuah istilah teknis atau ilmiah tertentu.
Kalimat definisi ini membantu pembacanya untuk mengetahui atau memahami istilah-istilah yang sering muncul dalam sebuah tulisan.
Contoh: Mamalia adalah hewan yang menyusui.
b. Kalimat deskripsi
Kalimat deskripsi adalah kalimat yang menggambarkan sifat-sifat atau ciri- ciri khusus dari suatu benda. Sifat-sifat tersebut biasanya merujuk pada hal khusus yang bisa ditangkap oleh panca indera, misalnya berupa ukuran, seperti besar kecil, tinggi rendah. Warna, seperti merah, kuning, biru. Rasa, seperti manis, pahit, getir, halus, kasar, dan sebagainya.
Kalimat deskripsi membantu pembaca membayangkan apa yang sedang dibicarakan seolah-olah seperti melihat, merasakan, atau mengalaminya sendiri.
Contoh: ikan paus memiliki tubuh yang sangat besar.
4. Verba
Verba atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi dua, yaitu kata kerja transitif yang membutuhkan pelengkap atau objek, seperti
memukul
(bola), serta kata kerja intransittf yang tidak membutuhkan pelengkap,sepertilari
.Verba dibedakan menjadi dua jenis, yaitu verba iransitif dan verba taktransitif,
a. Verba transitif, yaitu verba yang memerlukan nomina sebagai objek dalam kalimat aktif, dan objek tersebut juga berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.
b. Verba taktransitif, yaitu verba yang tidak memiliki nomina di belakangnya yang dapat berfungsi sebagai subjek dalam kalimat pasif.
5. Kalimat
Kalimat merupakan satuan bahasaberupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud, lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang- kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebilah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat.
Berdasarkan kompleksitasnya, kalimat dibedakan menjadi kalimat simpleks dan kalimat kompleks.
a. Kalimat simpleks
Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu struktur dengan satu verba utama.
Contoh:
1) Semua jenis hewan tergolong ke dalam makhluk hidup.
2) Semua jenis hewan (yang dipelihara di kebun binatang itu) tergolong ke dalam makhluk hidup.
b. Kalimat kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua struktur atau lebih dengan dua verba atau lebih.
Contoh:
1) Yang pertama sering disebut makhluk hidup dan yang kedua disebut makhluk mati.
2) Tanaman tembakau itu akan tumbuh subur apabila petaninya rajin menyiramnya.
TEKS 1
Wayang
Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal dari Indonesia.
Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga.
Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan wayang.
Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit kerbau, sapi, atau kambing.
Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan oleh orang. Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket dan wayang motekar.
Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri dari: tuding dan gapit.
Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar adalah
wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng. Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut pertama kali dikenalkan di Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen.
Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket.
Jenis wayang ini disebut suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang
dibentuk menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa.
Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastik berwarna.
Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit.
Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayang-bayangnya bisa tampil dengan warna-warni penuh.
Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus. Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan.
Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini, wayang juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti Keluarga Berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya.Yang terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.
(Sumber: http://istiqomahalmaky.blogspot.co.id)
TEKS 2
D’topeng Museum Angkut
D’topeng adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur.
Keberadaan D’topeng tidak dapat dipisahkan dengan Museum Angkut karena kedua tempat ini berada di satu tempat yang sama. Tempat wisata ini seringkali disebut pula sebagai Museum Topeng karena memang berisi topeng dengan berbagai model dan bentuk. Namun, D’topeng tidak hanya berisi topeng, tetapi juga berisi pameran benda-benda berupa barang tradisional dan barang antik. Topeng, barang tradisional, dan barang antik dalam museum ini dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu berbahan kayu, batu, logam, kain, dan keramik.
Benda paling diminati pengunjung untuk diamati dan paling mendominasi tempat ini adalah topeng. Ada beragam jenis topeng di museum ini. Topeng-topeng tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan bahan dasarnya, yaitu yang berbahan dasar kayu dan batu. Topeng berbahan kayu sebagian besar berasal dari daerah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Barat. Sementara itu, topeng yang berbahan batu berasal dari daerah sekitar Sulawesi dan Maluku.
Selain topeng, barang-barang tradisional juga dipamerkan di D’topeng. Barang-barang tradisional yang mengisi etalase-etalase museum ini adalah senjata tradisional, perhiasan wanita zaman dahulu yang berbahan dasar logam, batik-batik motif lama, dan hiasan rumah kuno. Berdasarkan bahan dasarnya, barang-barang tersebut juga dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu berbahan dasar kayu seperti hiasan rumah berupa kepala kerbau asal Toraja, berbahan dasar batu seperti alat penusuk jeruk asal Batak, berbahan dasar logam seperti pisau sunat dan perhiasan logam asal Sumba, dan yang berbahan dasar kain seperti batik berbagai motif asal Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Benda terakhir yang mengisi museum ini adalah barang kuno yang sampai saat ini masih dianggap bernilai seni tinggi atau biasa disebut barang antik. Barang-barang antik seperti guci tua, kursi antik, bantal arwah, mata uang zaman kerajaan-kerajaan, dan benda-benda lain dapat dijumpai di dalam museum D’topeng. Barang-barang tersebut dapat pula digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu keramik dan logam. Barang antik berbahan dasar keramik di museum ini adalah guci-guci tua peninggalan salah satu dinasti di China dan bantal yang digunakan untuk bangsawan Dinasti Yuan (China) yang sudah
meninggal.
Sementara itu, barang antik yang berbahan dasar logam adalah jinggaran koin
(Kerajaan Gowa), mata uang kerajaan Majapatih, koin VOC, dan kursi antik asal Jawa Tengah.
Selain untuk dipamerkan, benda-benda di D’topeng ini juga dimanfaatkan sebagai media pelestarian budaya. Selanjutnya, D’topeng berfungsi pula sebagai museum, yaitu sebagai konservasi benda-benda langka agar terhindar dari perdagangan illegal. (