• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KUALITATIF PADA CREAM PEMUTIH SIANG MALAM YANG MENGANDUNG MERKURI (Hg) DI LABORATORIUM FORENSIK POLRI CABANG MEDAN TUGAS AKHIR DONA LIDYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UJI KUALITATIF PADA CREAM PEMUTIH SIANG MALAM YANG MENGANDUNG MERKURI (Hg) DI LABORATORIUM FORENSIK POLRI CABANG MEDAN TUGAS AKHIR DONA LIDYA"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

MENGANDUNG MERKURI (Hg) DI LABORATORIUM FORENSIK POLRI CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

DONA LIDYA 142401219

PROGRAM STUDI DIPLOMA (D3) KIMIA DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(2)

UJI KUALITATIF PADA CREAM PEMUTIH SIANG MALAM YANG MENGANDUNG MERKURI (Hg) DI LABORATORIUM FORENSIK POLRI

CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh gelar Ahli Madya

DONA LIDYA 142401219

PROGRAM STUDI DIPLOMA (D3) KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2017

(3)
(4)

PERNYATAAN

UJI KUALITATIF PADA CREAM PEMUTIH SIANG MALAM YANG MENGANDUNG MERKURI (Hg) DI LABORATORIUM FORENSIK POLRI

CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2017

DONA LIDYA NIM 142401219

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan Rahmat dan Berkatnya, sehingga penulis masih diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini. Salawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan kita Nabi Muhammah SAW, beserta keluarga dan para sahabat.

Penyusun tugas akhir ini dilakukan berdasar kan pengamatan penulis melaksanakan PKL di LAB FORENSIK POLDA SUMUT dengan judul UJI KUALITATIF PADA CREAM PEMUTIH SIANG MALAM YANG MENGANDUNG MERKURI (Hg) DI LABORATORIUM FORENSIK POLRI CABANG MEDAN.

Penyusun tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan dalam memenuhi tugas akhir yang nantinya berguna untuk mendapatkan Ijazah Ahli Madya pada Program Studi D3 Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini dengan rendah hati penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besar nya kepada :

1. Bapak Dr. Kerista Sebayang, MS selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Utara.

2. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, S.Si selaku ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumateraa Utara.

3. Bapak Dr. Minto Supeno, MS selaku Ketua Program Studi D3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Sabarmin Perangin-angin, S.Si. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis selama penulisan Tugas Akhir ini.

5. Seluruh dosen dan pegawai Program D3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah banyak berjasa dalam perkuliahan penulis.

6. Untuk kedua Orang tua penulis, Ayahanda Ali Amri dan ibunda Elly Febryna yang senantiasa memberikan doa dan dukungan nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

(6)

7. Untuk Adik, Abang dan kakak penulis Anggya safitri, Lena Veronika, Adinda Maharani, Sherli Maylindha dan Dani Sunanda yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini

8. Untuk para rekan rekan PKL Muhammad Arham,Muhammad Iqbal,Khairina Anwar Ritonga. Serta mahasiswa kimia 2014 yang telah memberikan motivasi bantuan dan doa.

9. Untuk Para sahabat penulis, Swisny, Khilwa Octa, Kasturi Mahara, Yasmin Muntaz dan Marrisa Hanifah yang tidak henti-hentinya memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Untuk Rifki Gunawan yang senantiasa memberikan semangat, doa dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari, dalam menyelesaikan tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini dari pembaca.Semoga hasil dari tugas akhir ini dapat membawa manfaat yang besarbagi penulis dan kita semua.

Amin.

Medan, 2017

penulis

(7)

ABSTRAK

Telah dilakukan uji kualitatif merkuri yang terdapat dalam cream pemutih siang malam. Untuk mementukan adanya kandungan merkuri ini dianalisa dengan cara dilihat dari perubahan warna yang terjadi pada sampel, dimana pada saat menggunakan Metode Refluks pada cream malam terdapat endapan coklat yang lebih banyak dibandingkan dengan endapan coklat yang terdapat pada sampel cream siang. Dari analisa tersebut ternyata cream pemutih siang malam mengandung merkuri yang tidak diizinkan untuk digunakan. Sehingga cream pemutih siang malam tidak memenuhi syarat untuk digunakan oleh konsumen. Sebab dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit.

(8)

ABSTRACT

QUALITATIVE TEST ON BLEACH CREAM EVENING NIGHT MERCURY (Hg) IN FORENSIC LABORATORY POLRI BRANCH MEDAN

Qualitative test of mercury has been performed in the daytime bleach cream. To determine the presence of this mercury content is analyzed by looking at the color changes that occur in the sample, which when using the method of reflux in the night cream there are more brown deposits than the brown deposits contained in the afternoon cream samples.

From the analysis it turns out that daylight bleach cream contains mercury that is not allowed to be used. So that daytime bleach cream is not eligible for use by consumers. Because it can cause damage to the skin.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ... i

PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT... vi

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Permasalahan ... 3

1.3. Tujuan ... 3

1.4. Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kosmetik ... 4

2.1.1. Kandungan Kosmetik ... 5

2.1.2. Efek Samping Kosmetik ... 7

2.1.3. Cara Pencegahan Dan Penangglangan ... 8

2.2. Merkuri ... 9

2.2.1. Sifat-Sifat Merkuri ... 10

2.2.2. Keracunan Merkuri ... 10

2.2.3. Penggunaan Dalam Bidang Industri ... 11

2.2.4. Analisa Kualitatif... 11

BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Bahan ... 13

3.2. Alat ... 13

3.3. Prosedur Kerja... 14

BAB IV DATA DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1. Data ... 16

4.2. Pembahasan ... 17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 18

5.2. Saran... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 19

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Di Mesir 3500 tahun sebelum Masehi telah digunakan berbagai bahan alami baik yang berasal dari tumbuh- tumbuhan, hewan maupun bahan alami lain misalnya tanah liat, lumpur, arang, penggunaan susu, akar, daun, kulit pohon, rempah, minyak bumi, madu dan lainya sudah menjadi hal yang biasa dalam kehidupan masyarakat saat itu. Di Indonesia sendiri sejarah tentang kosmetokologi telah dimulai jauh sebelum zaman penjajahan Belanda, namun sayang tidak ada catatan yang jelas mengenai hal tersebut yang dapat dijadikan pegangan. Pengetahuan tentang kosmetik tradisional memang sebagian besar diperoleh secara turun-temurun dari orang tua kegenerasi penerusnya, tidak hanya tejadi dikalangan pusat pemerintah saat itu yakni keraton, tetapi juga dikalangan rakyat biasa yang berkaca pada kecantikan para putri.

Masyarakat penjajah kemudian mulai membawa dan memperkenalkan kosmetika Barat ke Indonesia. Kita mulai mengenal Coty, Elizabeth, Arden, Hazelin Snow, Dr Dralle atau lavender. Pada tahun 1960, Tio Tiong Hoo, seorang dokter kulit, mendirikan Viva, yaitu pabrik kosmetik yang pertama di Indonesia yang sampai saat ini masih beroperasi. Lalu disusul dengan Madame Iki, Marcks, Yanthi dan lainnya. Dua pabrik kosmetik tebesar saat ini yakni Mustika Ratu (Produk Mooryati Soedibjo) dan Sari Ayu (Produk Martha Tilaar) lahir tahun 1970.

Tidak dapat diragukan bahwa kebutuhan akan kosmetik dewasa ini sudah demikian primer bagi hamper setiap wanita, sebagian pria, dan anak-anak. Lihat saja penggunaan wewangian di badan, ruangan rumah, kantor, dan tempat santai atau penggunaan sabun atau

(11)

bedak yang tidak terpisahkan lagi dari kehidupan manusia dan kultur bangsa. Lihat pula besar kuat nya industry kosmetik yang tidak kalah kuatnya dengan industry-industri lain. Lihat pula perangkat layanan (salon) dan penjualan yang telah mendesa. Semua itu menunjukan peranan kosmetik yang sangat penting dewasa ini. (Wasitaatmadja,1997)

Selain kosmetik untuk kecantikan, juga diproduksi kosmetika pelindung yang dikenal sebagai barrier cream. Kosmetika pelindung digunakan terhadap sinar UV bagi orang-orang yang banyak terkena sinar matahari. Kosmetika pelindung juga banyak digunakan oleh para pekerja industry kimia untuk melindungi kulit terhadap pengaruh bahan kimia. Sediaan kosmetika pada umumnya terdiri dari 95% bahan dasar dan 5% bahan aktif. Bahkan, terdapat juga yang sama sekali tidak mengandung bahan aktif. Dengan demikian ,sifat dan efek sediaan kosmetika (khususnya sediaan kosmetika untuk kulit), terutama ditentukan oleh bahan dasarnya. Sediaan untuk kulit diharapkan bekerja local tidak menembus atau terabsorpsi melalui kulit yang dapat mengakibatkan terjadinya efek sistematik yang merugikan. Akan tetapi ,karena dibuat dari bahan-bahan kimia, terutama bagi kulit orang – orang tertentu, dapat menyebabkan timbul reaksi yang tidak dikehendaki seperti reaksi alergi, iritasi, dan fotosensasi, selain yang disebab kan oleh kesalahan dalam penggunaannya.

Berdasarkan latar belakang diatas oleh (Sartono,2001)

Kosmetik adalah alat yang sering digunakan didalam kehidupan. Kualitas kosmetik juga menunjukan baik buruknya kosmetik tersebut, yang biasanya dapat menimbulkan efek samping pada kandungan kosmetik,misalnya kandungan merkuri (Hg) pada kosmetik tersebut yang membahayakan bagi kesehatan. Oleh karena itu dilakukan uji kualitatif pada merkuri (Hg), maka dalam hal ini penulis tertarik untuk memilih judul “Uji Kualitatif Pada Cream Pemutih Siang Malam yang Mengandung Merkuri (Hg) di Laboratorium Forensik Polri Cabang Medan”karena akan kebutuhan kosmetik sangat besar terutama pada kaum wanita dan mengambil salah satu indikator kualitas kosmetik.

(12)

1.2. Permasalahan

Permasalahan dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah : - Apakah terdapat Merkuri dalam krim pemutih night cream

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

- Untuk mengetahui apakah merkuri terdapat didalam krim pemutih night cream

1.4. Manfaat

- Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis untuk menginformasikan kepada para pembaca tentang kandungan merkuri yang terdapat pada krim pemutih night cream.

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Kosmetika

Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan digosokkan, dituangkan, atau disemprotkan, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan , memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat.

Definisi tersebut jelas menunjukkan bahwa kosmetika bukan satu obat yang dipakai untuk diagnosis, pengobatan maupun pencegahan penyakit. Obat bekerja lebih kuat dan dalam, sehingga dapat mempengaruhi struktur danfaal tubuh.

Ilmu yang mempelajari kosmetika disebut “kosmetokologi“, Yaitui lmu yang berhubungan dengan pembuatan, penyimpanan, aplikasi penggunaan, efek samping kosmetika. Dalam kosmetologi berperan berbagai disiplin ilmu terkait yaitu : teknik kimia, farmakologi, farmasi, biokimia, mikrobiologi, ahli kecantikan, dan dermatologi. Dalam disiplin ilmu dermatologi yang menangani khusus peranan kosmetika disebut“

dermatologikosmetik”(cosmetic dermatology).

Namun ternyata tidak mudah membedakan antara kosmetika dan obat yang pemakaiannya atipocal pada kulit semacam salep, krim, bedak, pasta atau losion. Meskipun tidak begitu jelas diutarakan oleh pembuat dan pengguna jasa kosmetika, kosmetika juga diharapkan untuk menghasilkan suatu perubahan baik dalam struktur maupun faal sel kulit, sekecil apapun. Misalnya, perubahan susunan sel kulit yang tua kearah yang lebih muda, atau perubahan produksi kelenjar keringat yang membentuk minyak kulit.

(14)

Kadang-kadang kosmetika dicampur dengan bahan-bahan yang berasal dari obat tropical yang dapat mempengaruhi struktur dan faal sel kulit. Bahan-bahan tersebut, misalnya anti jerawat (sulfur,resorsin), antijasadrenik (heksaklorofen), anti pengeluaran keringat (aluminiumklorida), plasenta, atau hormon (estrogen). Bahan-bahan ini lah yang kemudian dikenal sebagai kosmedik atau kosmeto-medik (Wasitaatmadja,S.M,1997).

2.1.1 KandunganKosmetika

Kosmetika dapat berisihanya satu bahan yang menjadi dasar sekaligus bahan aktif sebagai komponen rangkap tanpa stabilizer atau tambahan atau warna sehingga menjadi kosmetika yang paling simple,misalnya :

Bedaktabur...talcum venetum 50 g

Dari komposisi yang sederhana tersebut dapat ditambahkan bahan-bahan lain sebagai pelengkap:

Face powder kaolin 10%...absorber Zinc srearat 5%...perekat

Briliant lake red 0,02%...pewarna Parfum 0,5%...pewangi

Magnesium Karbonat2%...pembawa parfum

Pada pembuatan kosmetika, pencampuran bahan-bahan tersebut harus memenuhi kaidah pembuatan kosmetika termasuk farmakologi, biokimia, farmasi, kimia teknik dan lainnya.

(15)

Berlawanan dangan hal diatas kosmetika juga dapat dibuat dari seluruh unsur isi kosmetika tersebut diatas, bahan dasar, bahan aktif, stabilisator, pewangi dan pewarna, bahkan dari setiap unsur tersebut memiliki lebih dari satu macam bahan, sehingga secara keseluruhan kosmetika tersebut diramu sampai lebi dari 20 macam bahan. Aerosol foam tabir surya, sebagai bahan dasar :

Air 70%... sebagai bahan dasar Lanolin 10%... sebagai bahan dasar

Asam stearat 10%... sebagai bahan dasar Lauril sulfat TEA 2%...sebagai emuglator

PABA atau lainnya 1-5%... sebagai bahan aktif Benzefenon 1%... sebagai bahan aktifnva Metil paraben 0,2%... sebagai pengawet

Parfum 0,1%... sebagai pewangi

Kloro fluoro karbon 100%... sebagai propilan ( Wasitaatmadja,1997 ).

Untuk bahan kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang penggunaan merkuri meskipun dengan konsentrasi kecil. Beberapa catatan diketahui bahwa kadar merkuri dalam jaringan sebesar 0,1-1 ppm sudah dapat menyebabkan gangguan fungsi tubuh sedangkan menurut IPCS (International Programme on Chemical Safety) paparan merkuri pada tubuh manusia mencapai 200 s/d 500 (Wurdiyanto,2007).

(16)

2.1.2 Efek Samping Kosmetika

Beberapa dampak yang terjadi akibat pemakaian kosmetika yang dikenakan pada kulit dapat berupa:

a. Dermatitis, kontak alergi atau iritan, akibat kontak kulit dengan bahan kosmetika yang bersifat alergi atau iritan, misal: PPAD (paraphenyldiamine) pada cat rambut, natrium laurel sulfat atau heksaklorofen pada sabun, merkuri pada pemutih kulit.

b. Aknekosmetika, akibat kontak kulit dengan bahan kosmetika yang bersifat aknegenik, misalnya lanolin pada bedak padat atau masker penipis (peeling mask), petrolatum pada minyak rambut atau mascara, asam oleat pada pelembut janggut (beard softener), alcohol laurat pada pelembab. Secara klinis tampak komedo tertutup atau papul di daerah muka.

c. Fotosensitivitas, akibat adanya zat yang bersifat foto alergi dalam kosmetika, misal: PPAD dalam pewarna rambut,beta-karoten, sinamat atau sinok satpa data birsurya, minyak bergamot,sitrun, lavender, lime atau sandal wood pada parfum, terbatu bara pada sampo, biru metilen eosin, merah netral, fluoresein, akrifin pada zat warna(dyes).

d. pigmented cosmetic dermatitis, merupakan kelainan mirip melanosis Riehl yang kadang-kadang terasa gatal, timbul akibat pewarna jenister batu bara terutama brilliant lake red dan turunan fenilazonaftol.

e. Bentuk reaksi kulit lain dapat terjadi meskipun sangat jarang atau bahkan baru diperkirakan akan terjadi, misal: dermatitis folikular akibat unsure nikel,kobal, dan lainya : erythema multiforme like eruption akibat tropical woods; urtikaria kontak akibat amil alkohol; granulamo akibat garam zikronium dalam deodoran, merkuri dalam pemutih dan metal dalam tato.(Wasitaatmadja.S.M,1997)

(17)

Keracunan yang tidak disengaja juga dapat terjadi karena penggunaan kosmetik seperti cologne, lipstik,parfum, krimdan lotion kecantikan, pelembab kulit, after save lotion, dan depilatory. Hal ini tidak berhubungan langsung dengan efek

samping yang tidak dikehendaki, tapi dipengaruhi oleh perhitungan indeks risiko, yaitu jumlah unit kosmetika yang menyebabkan timbulnya suatu efek samping.

Sebagai contoh sediaan kosmetik perias mata, meskipun mempunyai indentifikasi efek samping yang tinggi, tapi tingkat kemungkinan terjadi keracunan sedang.

Sedangkan sediaan kosmetika depilatori,meskipun insidensi efek sampingnya rendah, tingkat kemungkinan terjadi keracunan tinggi.

Toksisitas Sediaan Kosmetika:

- Toksisitastinggi, Penetral permanent wave, penghapus cat kuku,dan depilatori.

- Toksisitas sedang, Cat kuku, zat warna rambut metal, lotion permanent wave,bath oil, shaving lotion,tonik rambut yang mengandung alkohol, cologne, dan toiletries.

- Toksisitas rendah, parfum, deodoran, dan bathsalt.

- Relatif tidak toksi, Hand lotion dan krim, cleansing cream, zat warna rambut dari tumbuh-tumbuhan, pengatur rambut yang tidak mengandung alkohol, dan lipstik.

(Sartono,2001)

2.1.3. Cara Pecegahan dan penangulaangan Tindakan pencegahan pada umumnya :

1. Menghindari pemakaian kosmetik terus menerus dengan merk tertentu yang menimbulkan alergi sebelumnya.

2. Melakukan skin test terlebih dahulu sebelum menggunakan kosmetik jenis dan merk tertentu.

(18)

3. Sebaiknya diusahakan untuk membaca terlebih dahulu komposisi bahan yang terdapat pada kosmetik.

4. Sebaiknya adanya peraturan bahan kimia yang boleh dan tidak boleh digunakan pada kosmetik.

Tindakan penanggulangan :

Diperlakukan sesuai dengan bahan kimia yang digunakan sebagai bahan dasar atau bahan aktif dalam pembuatannya. (Sartono,2001)

2.2.Merkuri

Merkuri adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu biasa, dan mempunyai rapatan 13,534g ml¯¹ PADA 25°C.Merkuri tak dipengaruhi asam klorida atau asam sulfat encer (2M), tetapi mudah bereaksi dengan asam nitrat. Asam nitrat yang dingin dan sedang pekatnya (8M), dengan merkuri yang berlebihan menghasilkan ion merkuri (I) (Vogel,1979).

Logam merkuri atau air raksa, mempunyai nama kimia hydragyrum yang berarti perak cair. Logam merkuri dilambang kan dengan Hg. Pada table periodik unsur kimia menempati urutan (NA) 80 dan mempunyai bobot atom (BA 200,59). Merkuri telah dikenal manusia sejak mengenal peradaban. Logam ini dihasilkan dari bijih sinabar, HgS, yang mengandung unsure merkuri antara 0,1%,4%. (Palar,2008).

Dalam keseharian, pemakaian bahan merkuri telah berkembang sangat luas. Merkuri digunakan dalam bermacam-macam perindustrian, untuk peralatan-peralatan elektris, digunakan untuk alat-alat ukur,dalam dunia pertanian, bahan kosmetik dan keperluan lainnya. Demikian luasnya pemakaian merkuri, mengakibatkan semakin mudah pula organisme mengalami keracunan merkuri (Palar, 2008).

Merkuri merupakan elemen dari kerak bumi. Manusia tidak dapat membuat atau memusnahkan merkuri. Merkuri murni adalah logam cair, kadang-kadang disebut sebagai

(19)

raksa yang mudah menguap. Secara tradisional telah digunakan untuk membuat produk seperti termometer dan beberapa bola lampu. Sumber utama merkuri (Hg) di atmosfer adalah peguapan Hg dari tanah dan air, disamping itu pembakaran fosil terutama batu bara. Kadar Hg diudara naik dapat disebabkan oleh pembuangan sampah padat seperti termometer Hg, baterai, pemakaian cat yang mengandung Hg, anti jamur dan pestisida serta pembakaran limbah minyak (Anonimous,2011).

2.2.1. Sifat-sifat Merkuri

Secara umum merkuri memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1. Berwujud cair pada suhu kamar (25°C) dengan titik beku paling rendah sekitar -39°C

2. Masih berwujud cair pada suhu kamar 396°C. Pada temperature 396°C ini telah terjadi pemuaian secara menyeluruh.

3. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logam-logam yang lain.

4. Tahan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkan merkuri sebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik.

5. Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk alloy yang disebut juga dengan amalgam.

6. Merupakan unsure yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik itu dalam bentuk unsure tunggal (logam) atau pun dalam bentuk persenyawaan (Palar, 2008).

2.2.2.Keracunan Merkuri

(20)

Peristiwa keracunan logam merkuri telah dikenal cukup lama dalam era tahun 1960- an, tercatat beberapa peristiwa keracunan merkuri diseluruh dunia.

Keracunan yang disebabkan oleh merkuri ini, umumnya berawal dari kebiasaan memakan makanan darilaut, tersebut sekaliikan, udang dan tiram yang telah terkontaminasi oleh merkuri. Awal peristiwa merkuri terhadap biota laut adalah masuknya buangan industry yang mengandung merkuri kedalam badan perairan teluk. (Palar,2008)

2.2.3.Penggunaan Dalam Bidang Industri

Berbagai produk yang mengandung merkuri, diantaranya adalah bola lampu, penambal gigi, dan thermometer. Merkuri digunakan dalam kegiatan penambangan emas, produksi gas klordan soda kaustik, serta industry pulp, kertas, dan baterai. Merkuri dengan klor, belerang, atau oksigen akan membentuk garam yang digunakan dalam pembuatan krim pemutih dan krim antiseptik (Wahyu.W.2008).

Penggunaan merkuri yang terbesar adalah dalam industri klor-alkali, dimana produksi klorin (Cl2) dan kaustik soda (NaOH) dengan cara elektrolisis garam NaCl. Kedua bahan ini sangat banyak gunanya sehingga diproduksi dalam jumlah tinggi setiap tahun. Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai katoda dari sel elektrolisis (Kristanto, 2002).

2.2.4 Analisa Kualitatif

Merkurium adalah logam cair yang putih keperakan pada suhu biasa, dan mempunyai rapatan 13, 534 g mlˉ1 pada 25ºC. Ia tak dipengaruhi asam klorida atau asam sulfat encer (2M), tetapi mudah bereaksi dengan asam nitrat. Asam nitrat yang dingin dan pekatnya (8M).

Merkurium(I) dan merkurium(II), bersifat sangat berbeda terhadap reagensia-reagensia yang dipakai dalam analisis kualitatif, dan karenanya masuk dalam dua golongan kation pertama,

(21)

maka reaksi-reaksinya akan dibahas disini. Di lain pihak, ion-ion merkurium(II) berada dalam golongan kation ke dua; maka reaksi-reaksinya akan dibahas kelak, bersama-sama dengan anggota-anggota lain dari golongan itu. Merkurium(II) amidoklorida merupakan endapan putih, tetapi merkurium yang berbutir-butir halus itu membuatnya nampak hitam mengkilap. Ciri khas dari endapan merkurium klorida, yang aslinya adalah putih.

Merkurium(I) klorida larut dalam air raja (aqua regia), membentuk merkurium(II) klorida yang tak berdisosiasi tetapi larut:

3Hg2Cl2 ↓ + 2HNO3 + 6HCl → 3HgCl2 + 2NO ↑ + 4H2O (Vogel, 1979).

(22)

BAB III

BAHAN DAN METODE

1.1 Bahan

- Cream malam - Cream siang - Aquadest (aq) - KI 2,075g (s) - HNO3 (p) 1.2 Alat

- Tabung Reaksi - Pipet tetes - Spatula - Pinset

- Plastik - Labu takar - Neraca analitik - Labu ukur

- Labu alas - Selang - Kondensor - Hot plate - Gelas beaker - Pipet volume - Rak tabung

(23)

- Kaca arloji - pisau - Bola karet - Stirer

- Kertas saring whatmann no.41 - Corong kaca

- Statif dan klem - Bunsen

- Penjepit tabung - Mancis

1.3 Prosedur kerja Metode Refluks

Pembuatan larutan KI 0,5 N

- Timbang Kristal KI 2,075gr menggunakan neraca analitis - Masukkan kedalam labu ukur

- Tambahkan aquadest

- Diaddkan sampai garis batas

Preparasi sampel

- Timbang sampel cream malam sebanyak 2gr menggunakan neraca analitis - Masukkan kedalam labu alas

- Ambil HNO3 (p) sebanyak 5ml - Ambil aquadest (I) sebanyak 25ml

- Dimasukkan secara bersamaan kedalam labu alas

(24)

- Homogenkan

- Masukkan secara bersamaan kedalam labu alas - Rangkai alat refluks

- Refluks sanpel selama 30 menit pada suhu 100°C dengan kecepatan 3 rpm sampai larutan menjadi jernih

- Saring

- Masukkan filtrat kedalam tabung reaksi - Tambahkan KI 0,5N

- Panaskan - Dimati hasil

- Dilakukan perlakuan yang sama pada cream siang dan cream malam.

(25)

BAB IV

DATA DAN HASIL PEMBAHASAN

VI. 1 Data hasil pemeriksaan metode Refluks

Keterangan :

(-) : tidak ada merkuri (+) : sangat sedikit merkuri (+ +) : sedikit merkuri

(+ + +) : banyak merkuri VI.2 Perhitungan

- Pembuatan larutan KI 0,5 dari Kristal KI

N =

X

X e 0,5 =

X

X 1

0,5 =

gr =

gr = 2,075

NO Nama Sampel Hasil

1. Cream Malam Berwarna Putih

Merkuri berwarna putih perak (+ + +)

2. Cream Siang Berwarna Kuning

Merkuri berwarna putih Perak ( + )

(26)

VI.2 Pembahasan

Telah dilakukan penelitian di Laboratorium Forensik Polri cabang Medan, dengan menggunakan metode refluks pada sampel cream malam dan cream siang terdapat kandungan merkuri (Hg) dengan kadar yang berbeda, hal ini dapat diketahui dari perubahan yang terjadi pada sampel cream malam dan cream siang yang telah di refluks ketika sampel tersebut di tambahkan dengan larutan KI 0,5N dengan pemanasan, dimana hasil yang diperoleh pada larutan cream malam terdapat endapan coklat yang lebih banyak dibandingkan endapan coklat pada larutan cream siang, dapat disimpulkan bahwa cream malam mengandung merkuri (Hg) yang berlebih dari pada cream siang. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut

Hg

2(ag)

2+

+ 2KI

(ag)

→ Hg

2

I

2(s)

+ 2K

+(ag)

Pada pengujian dengan menggunakan larutan KI terbentuk larutan berwarna kuning kecoklatan dan jika didiamkan akan berbentuk 2 lapisan. Bagian atas berwarna kuning dan bagian bawah berupa endapan berwarna kuning gelap (hampir kecoklatan). Hal ini membuktikan bahwa sampel mengandung kation Hg22+

.

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari kedua sampel cream malam dan cream siang dengan penambahan HNO3(P) pada sampel bertujuan untuk melarutkan logam merkuri karena sifat logam merkuri yang mudah bereaksi dengan HNO3(P) (Vogel,1979). Dari hasil uji secara kualitatif diperoleh pada sampel cream malam mengandung kadar merkuri (Hg) sangat banyak, hal tersebut dapat di ketahui dari perubahan pada larutan cream malam yang telah di refluks dan ditambahkan larutan KI 0,5 N dengan pemanasan, dimana larutan tersebut membentuk endapan berwarna putih perak yang banyak, banyaknya endapan tersebut menjadi tanda ada banyaknya kandungan merkuri yang terdapat di dalam cream malam.

V.2 Saran

Dalam kesempatan ini penulis menyarankan agar terus dilakukan pengawasan dan ketelitian terhadap proses produksi. Agar produk akhir yang akan disalurkan kepada konsumen dapat terjamin untuk digunakan. Hal ini dilakukan agar produksi akhir yang dihasilkan sesuai dengan standart mutu yang ditetapkan.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Palar.H,.2004. Pencemaran Dan Toksikologi Logam Berat. Cetakan kedua.

PT RINEKA CIPTA: Jakarta

Sartono,2001. Racun dan keracunan. Cetakan pertama. Pustaka Nasional:

Jakarta

Vogel,A.I,1979. Text Book Of Macro And Semimicro Qualitative Inorganic Analysis, fifth edition. Longman Group Limited: London

Wasitaatmadja, M.S,. 1997 . Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. UI-Press: Jakarta Wahyu,W,. 2008. Efek Toksiko Logam,edisi Pertama. ANDI: Yogyakarta Wurdiyanto,G,.2007.Merkuri Bahayanya Dan Pengukurannya, Buletin Alara,

Volume 9,Nomor 1 dan 2 : Jakarta

Anonimous,2011. Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja. Jakarta Kristanto, P.2002. Ekologi Industri. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menganalisis suatu sistem dari diagram P-h biasanya kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis refrigeran yang digunakan pada sistem tersebut.. Karena

Kompetensi inti (KI) meliputi: 1) Memahami pengetahuan (faktual, Konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

Pada uji F didapatkan hasil F hitung sebesar 88,671 dengan taraf signifikasi 0.000 (sig ἀ< 0,05), dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, artinya ada pengaruh secara

Sikap komunikasi terapeutik perawat, didapatkan bahwa persentase tertinggi dari semua pernyataan adalah perawat berbicara dengan nada suara yang ha- lus yang artinya perawat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) ada atau tidak adanya miskonsepsi dan identifikasi keterangan lain yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi (2) kualitas

Prestasi belajar selalu menjadi aspek utama yang menjadi indikator keberhasilan mahasiswa selama melakukan studinya di perguruan tinggi. Untuk mendapatkan hasil belajar

Dalam penelitian ini dilakukan perbaikan tata letak fasilitas pada pabrik di PT XYZ dengan menggunakan algoritma CRAFT, dimana algoritma CRAFT dapat digunakan

(2) Siswa sanguinis memahami masalah dengan membaca dan melihat soal kemudian membuat gambar, memahami yang diketahui dengan mengubah informasi ke bentuk