• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OP APPENDIKTOMI DI KOTA METRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OP APPENDIKTOMI DI KOTA METRO"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN : 2807-3649

Pramono, Pengaruh Penerapan Terapi… 452

PENGARUH PENERAPAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OP APPENDIKTOMI DI KOTA METRO

THE EFFECT OF THE IMPLEMENTATION OF MUROTTAL THERAPY ON PAIN REDUCTION IN POST OP APPENDICTOMIC PATIENTS IN METRO CITY

Agung Pramono1, Anik Inayati2, Tri Kesumadewi3

1,2,3

Akper Dharma Wacana Metro Email : agungpramono44031@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Apendisitis merupakan penyakit yang sering memerlukan tindakan bedah kedaruratan. Apabila tidak di tangani dengan benar, penyakit ini hampir selalu berakibat fatal atau kematian. Maka perlu di lakukan tindakan pembedahan yang di sebut Appendictomi. Pembahasan: Pada pasien post operasi appendiktomi rata- rata pasien mengalami masalah nyeri, salah satu tindakan keperawatan non farmakologis untuk meredakan nyeri adalah dengan teknik distraksi, yaitu dengan mengalihkan perhatian, yang salah satunya adalah dengan terapi murottal, (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an) mendengarkan murottal dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam upaya mengurangi nyeri pasca operasi klien. Tujuan penerapan untuk mengetahui karakteristik subyek dan pengaruh penerapan terapi murotal terhadap penurunan nyeri pasien post op Appendiktomi. Desain dalam karya tulis menggunakan study kasus, dengan 1 subyek penerapan. Analisa data di peroleh melalui observasi yang terdiri dari 1 (satu) komponen, pemeriksaan fisik pada subyek. Dari kuesioner tersebut, kemudian didapatkan perolehan data berupa skor yang disesuaikan berdasarkan rentang skala nyeri numerik menurut Bourbanis (NRS). Hasil penerapan menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi murtottal untuk menurunkan nyeri pada pasien post op appendiktomi. Kesimpulan: terapi murottal mampu membantu menurunkan nyeri pada pasien appendiktomi. Terapi murottal dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi nyeri pada pasien appendikotimi.

Kata kunci : appendisitis, nyeri, terapi murottal

ABSTRACT

Background: Appendicitis is a disease that often requires emergency surgery. If not handled properly, this disease is almost always fatal or fatal. Then it is necessary to perform a surgery called an appendictomy.

Discussion: In postoperative appendectomy patients, the average patient experiences pain problems, one of the non-pharmacological nursing actions to relieve pain is by distraction techniques, namely by distraction, one of which is murottal therapy, (listening to the recitation of the holy verses of Al -Qur'an) listening to murottal can provide very effective results in efforts to reduce client postoperative pain. The aim of the application was to determine the characteristics of the subject and the effect of the application of murotal therapy on the reduction of pain in post op appendectomy patients. The design in the paper uses a case study, with 1 application subject.

Data analysis was obtained through observation which consisted of 1 (one) component, physical examination on the subject. From the questionnaire, data were obtained in the form of an adjusted score based on the Bourbanis numerical pain scale range (NRS). The results of the application show that there is an effect of murtottal therapy to reduce pain in post-op appendectomy patients. Conclusion: Murottal therapy can help reduce pain in appendectomy patients. Murottal therapy can be an alternative in dealing with pain in

Key words: appendicitis, pain, murottal therapy

(2)

Pramono, Pengaruh Penerapan Terapi… 453 PEMBAHASAN

Apendisitis merupakan penyakit yang sering memerlukan tindakan bedah kedaruratan.

Apendisitis dapat terjadi pada segala usia dan mengenai laki-laki serta perempuan sama banyak. Akan tetapi, pada usia antara pubertas dan 25 tahun, prevalensi apendisitis lebih tinggi pada laki-laki. Apabila tidak di tangani dengan benar, penyakit ini hampir selalu berakibat fatal atau kematian. Maka perlu di lakukan tindakan pembedahan yang di sebut Appendictomi (Kowalak, et al, 2016).

World Health Organization (WHO) menyatakan angka kematian akibat apendisitis di dunia adalah 0,2-0,8%. Rata-rata 300.000 orang menjalani apendektomi di Amerika Serikat per tahun, dengan perkiraan LifetimeIncidence berkisar dari 7-14%

berdasarkan jenis kelamin, harapan hidup dan ketepatan konfirmasi diagnosis. Insiden pada umur 20-30 tahun, lebih tinggi pada laki-laki, sedangkan perforasi lebih sering pada bayi dan pasien lanjut usia (Thomas, Lahunduitan &

Tangkilisan, 2016).

Pada pasien post operasi appendiktomi rata- rata pasien mengalami masalah nyeri karena setiap prosedur pembedahan akan mengakibatkan terputusnya jaringan (luka).

Dengan adanya luka tersebut akan merangsang nyeri (Solehati & Kosasih, 2015).

Salah satu tindakan keperawatan non farmakologis untuk meredakan nyeri adalah dengan teknik distraksi, yaitu dengan mengalihkan perhatian, melakukan nafas dalam, imajinasi terbimbing, serta distraksi pendengaran yang salah satunya adalah dengan terapi murottal, (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an) mendengarkan murottal dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam upaya mengurangi nyeri pasca operasi klien (Siswanti & Kulsum, 2017).

Penelitian menurut Rilla, Ropi & Sriati (2014) menjelaskan bahwa rerata penurunan nyeri

pada kelompok terapi murottal lebih besar dibandingkan dengan penurunan nyeri dengan pada kelompok terapi musik. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan perbedaan penurunan nyeri antara terapi murottal dan terapi musik (p Value = 0,000) dengan sample responden berusia antara 20 hingga 40 tahun (52,8%), laki-laki (55,6%) serta perempuan (44,4%).

Terapi murottal lebih baik dalam menurunkan tingkat nyeri dibandingkan dengan terapi musik.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis perlu untuk melakukan penerapan terapi murottal untuk menurunkan gangguan nyaman nyeri pada pasien pasca operasi Appendisitis di Kota Metro.

METODELOGI

Desain penerapan munggunakan study kasus, subyek yang digunakan bejumlah 1 pasien dengan kriteria mampu berkomunikasi dengan baik, beragama islam, skala nyeri 4 – 6 (nyeri sedang), bersedia menjadi responden dan melakukan tindakan intervensi, jenis kelamin laki – laki atau perempuan dan fungsi pendengaran responden baik. Penerapan dilakukan di Kelurahan Mulyojati, Metro Barat, Kota Metro pada tanggal 30 Juni – 2 Juli 2020.

Pengumpulan data dengan cara meminta permohonan izin untuk melakukan penerapan setelah uji proposal dari institusi Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro, memperkenalkan diri dan menjalin bina hubungan saling percaya (BHSP) serta menjelaskan tentang penerapan yang di lakukan terhadap responden, memberikan informasi tentang penerapan dan meminta kesediaan responden terlibat dalam penerapan, memberikan lembar Informed Consent sebagai bentuk persetujuan kepada responden, membuat janji atau kontrak waktu untuk melakukan penerapan terapi murotal, melakukan kesepakatan pemilihan surat, sebelum penerapan berlangsung, penulis mengkaji skala nyeri, melakukan terapi

(3)

Pramono, Pengaruh Penerapan Terapi… 454 murotal, penerapan dilakukan setiap pasien mengalami nyeri dan mengevaluasi kembali hasil penerapan terapi murotal selama 3 hari.

Analisa data di peroleh melalui observasi yang terdiri dari 1 (satu) komponen, pemeriksaan fisik pada subyek. Dari kuesioner tersebut, kemudian didapatkan perolehan data berupa skor yang disesuaikan berdasarkan rentang skala nyeri numerik menurut Bourbanis (NRS). Evaluasi dari yang dilakukan setelah penerapan terapi Murottal di peroleh melalui lembar observasi yang didalam nya terdiri dari skala nyeri (NRS).

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subyek

Nama : Tn. M

Usia : 21 Tahun

Agama : Islam

Kondisi Pasien Saat Ini

: Klien mengatakan nyeri pada perut dan merasa tidak nyaman.

Terdapat luka post operasi apendiktomi hari ke-0 di daerah perut kanan bawah kuadaran 4, dengan skala nyeri 6 dan tampak gelisah dengan wajah klien tampak menahan sakit.

TD : 120/70 mmHg, RR : 26, N : 102 x/menit, S : 37,4 o C.

Diagnosa Keperawatan

: Nyeri akut

Implementasi : Terapi Murotal

B. Hasil Penerapan

Tabel 1 Karakteristik nyeri sebelum dan sesudah terapi murotal pada Tn.

M di wilayah Kelurahan Mulyojati, Kota Metro

Karakt eristik Nyeri

Hari

Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Pre Post Pre Post Pre Post Skala

Nyeri 6 6 6 4 3 2

Pada tabel di atas dapat di paparkan bahwa intensitas nyeri sebelum diberikan terapi murotal pada subyek yaitu pada skala 6 dengan kategori nyeri sedang. Sedangkan setelah dilakukan terapi murotal, intensitas nyeri pada subyek belum berkurang yaitu pada skala 6, namun optimal pada penerapan hari ke 3 yaitu pada skala nyeri 2 dengan keluhan nyeri ringan. Dari uraian tersebut menunjukan adanya penurunan intensitas nyeri pada Tn. M setelah dilakukan penerapan terapi murotal dengan penyakit post operasi Apendiktomi.

C. Karakteristik Subyek 1. Usia

Usia pasien dalam penerapan ini yaitu (Tn. M) berusia 21 tahun.

Mubarak, Indrawati, & Susanto (2015) mengungkapkan bahwa usia dan tahap perkembangan seseorang menjadi salah satu variabel penting yang akan mempengaruhi reaksi nyeri.

2. Jenis Kelamin

Pasien dalam penerapan memiliki jenis kelamin laki-laki. Mubarak (2015) mengungkapkan bahwa beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin, misalnya menganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis, sedangkan anak perempuan boleh

(4)

Pramono, Pengaruh Penerapan Terapi… 455 menangis dalam situasi yang sama. Namun secara umum antara laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh dalam merespon nyeri.

3. Pengalaman Nyeri Sebelumnya Subyek dalam penerapan ini belum pernah di rawat di Rumah Sakit ataupun mengalami penyakit dan pengalaman nyeri sama seperti saat ini. Menurut Mubarak (2015) individu yang pernah mengalami nyeri atau menyaksikan penderitaan orang terdekatnya saat mengalami nyeri cenderung merasa terancam dengan peristiwa nyeri yang akan terjadi dibandingkan individu lain

yang belum pernah

mengalaminya.

4. Pekerjaan

Pekerjaan adalah segala sesuatu yang dikerjakan oleh manusia dengan berbagai tujuan. Subyek dalam penerapan ini memilik pekerjaan sehari-hari sebagai mahasiswa. Kebiasan mahasiswa cenderung tidak memperhatikan pola makannya.

5. Pendidikan

Subyek dalam penerapan ini memiliki pendidikan terakhir SMA. Menurut Prasetro et. al., (2017) salah satu faktor yang mempengaruhi appendiktomi adalah pendidikan, pengetahuan yang kurang terkait asupan makanan yang salah dapat menyebabkan meningkatnya resiko terjadinya appendisitis.

Cara yang dapat membantu untuk munurunkan nyeri yaitu, menonton televisi, berbincang-bincang dengan orang lain, mendengarkan musik, melakukan nafas dalam, melepaskan otot – otot ekstermitas, mengulangi hal-hal di atas dengan konsentrasi,

hingga mencapai keadaan yang tenang dan rileks, masase pada daerah nyeri, menggosok punggung, kompres hangat dan dingin (Hidayat & Uliyah, 2014). Salah satu cara yang diajarkan pada subyek adalah terapi murotall.

Terapi murottal dapat menurunkan nyeri dikarenakan terapi murotal dapat menurunkan ketegangan dan stres, sehingga perubahan energi listrik dan otot-otot pada organ tubuh, peredaran darah, dan detak jantung mengalami perubahan (Kartika, 2015).

KESIMPULAN

1. Berdasarkan gambaran subyek penerapan pada Tn. M berusia 21 tahun dengan jenis kelamin laki-laki serta memiliki keluhan nyeri pada perut dengan skala nyeri 6.

2. Karakteristik nyeri pada subyek sebelum penerapan tentang terapi murotal pada penyakit Post Operasi Apendiktomi menunjukkan hasil skala nyeri Tn. M yaitu 6 dalam kategori nyeri sedang.

3. Karakteristik nyeri pada subyek setelah penerapan tentang terapi murotal pada penyakit Post Operasi Apendiktomi menunjukkan hasil skala nyeri Tn. M yaitu 2 yang masuk ke dalam kategori nyeri ringan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifuddin, A., Salmawati, L., & Prasetyo, A.

(2017). Faktor Risiko Kejadian Apendisitis di Bagian Rawat Inap Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Preventif: Jurnal Kesehatan Masyarakat. 8(1).

Hidayat, A. Azis., & Uliyah, M. (2014).

Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

(5)

Pramono, Pengaruh Penerapan Terapi… 456 Jennifer P. Kowalak, William Welsh, Brenna

Mayer. (2016). Buku ajar Patofisiologi. Professional Guide To Phatopysiologi. Alih Bahasa : Hartono. Jakarta : EGC

Kartika, I., Rahmayunia. (2015). ‘Pengaruh Mendengar Murottal Al-Qur’an terhadap Penurunan Intensitas Nyeri

Pasien Pasca Operasi

Apendisitis’. Accessed on 21 Maret,

2020. Dalam situs

https://repository.unri.ac.id/bitstream /handle/123456789/7471/Artikel%20 Imelda%20R.pdf?sequence=1&isAll owed=y

Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J.

(2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta : Salemba Medika Rilla, E. V., Ropi, H., & Sriati, A. (2014).

Terapi Murottal Efektif Menurunkan Tingkat Nyeri Dibanding Terapi

Musik pada Pasien

Pascabedah. Jurnal Keperawatan Indonesia, 17 (2), 74-80.

Siswanti H. & Kulsum U. (2017). ‘Pengaruh Terapi Murotal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di RSI Sunan Kudus Kabupaten Kudus 2016’. Program Studi Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus.

URECOL – 2017. Di akses dalam situs

http://journal.ummgl.ac.id/index.php/u recol/article/view/1194

Solehati, T., & Kosasih, C. E. (2015).

Konsep dan aplikasi relaksasi dalam keperawatan maternitas. Bandung : Refika Aditama.

Thomas A. Gloria, Lahunduitan, I., &

Tangkilisan A. (2016). ‘Angka Kejadian Appendisitis Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2012 – 2015. Jurnal e-Clic

(eCl). Vol. 4. Nomor 1. Januari-juni 2016.

Gambar

Tabel 1 Karakteristik  nyeri  sebelum  dan  sesudah  terapi  murotal  pada  Tn.

Referensi

Dokumen terkait

Adalah salah satu jenis sensor suhu yang mempunyai koefisien temperatur yang tinggi, dimana komponen ini dapat mengubah nilai resistansi karena adanya perubahan

Welding robot manipulator merupakan robot yang diprogram untuk melakukan pengelasan secara otomatis, yang diharapkan dapat membantu manusia dalam mengerjakan

BUM Desa dibentuk oleh Pemerintah Desa untuk mendayagunakan segala potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia dalam

dilakukan dengan bentang bervariasi pada struktur Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa yang merupakan struktur jembatan pile slab yang berada di atas air laut..

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan menghasilkan perangkat pembelajaran yang baik dengan menggunakan model Snowball Throwing Berbasis Tugas Terstruktur pada mata kuliah Struktur

Hasil simulasi model sediaan yang dilakukan menunjukkan bahwa pada tingkat upaya tangkap optimum sebesar 43587 trip kapal, sediaan maksimum lestari Xmsy sumberdaya ikan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis juvenil udang di perairan Morosari; mengetahui kelimpahan juvenil udang, mengetahui keterkaitan antara kelimpahan dengan

Dengan berbagai macam permasalahan yang timbul dari pajak parkir di Kota Malang seperti parkir ilegal, sistem tender yang tidak mengikuti peraturan–peraturan daerah, pajak