25 BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT Java Tectona yang berlokasi di Jalan Argopuro No. 57, Lingkungan Sukowidi, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Jawa Timur 68421. Alasan peneliti memilih perusahaan ini dikarenakan perusahaan memiliki permasalahan dalam hal perencanaan kebutuhan bahan baku yang sering kekurangan bahan baku.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian terapan (applied research). Menurut Sugiyono (2011), penelitian terapan dilakukan dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Masalah praktis yang dimaksudkan adalah masalah yang terjadi di dunia nyata dan memerlukan biaya berupa uang, waktu, pengorbanan, dan lain-lain.
C. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2015), definisi operasional variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun definisi operasional variabel PT.
Java Tectona dalam penelitian ini, antara lain:
1. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) merupakan suatu perencanaan produk jadi dengan mengidentifikasi kuantitas dari
komponen tertentu yang didapatkan dan akan dibuat oleh PT. Java Tectona untuk memperhitungkan kuantitas dan periode waktu yang dibutuhkan.
a. Jumlah: Banyaknya pesanan Meja Ufo pada Bulan Februari, Maret, April 2021.
b. Waktu: Periode adanya pesanan Meja Ufo untuk Bulan Februari, Maret, April 2021
2. Struktur produk, kebutuhan komponen dalam pembuatan produk Meja Ufo yang saling berkaitan dengan digambarkan berdasarkan tingkatan komponen tersebut
Lead time (waktu tunggu), waktu yang diperlukan ketika melakukan
pemesanan dan produksi Meja Ufo. Lead time terbagi menjadi lead time pemesanan dan lead time produksi.
3. Catatan Persediaan (Inventory Record) merupakan suatu catatan berisikan semua item atau komponen-komponen yang terdaftar dalam persediaan yang berkaitan dengan jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode. Catatan persediaan dalam penelitian ini berdasarkan periode sebelumnya yaitu bulan Januari 2021.
4. Netting adalah proses perhitungan menetapkan jumlah kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dan keadaaan persediaan.
5. Lotting adalah proses perhitungan menentukan besarnya pesanan setiap individu berdasarkan hasil netting. Metode yang digunakan dalam
penentuan ukuran lot dengan teknik lot for lot yaitu melakukan pemesanan hanya sesuai dengan kebutuhan produksi.
6. Offsetting adalah proses perhitungan menentukan saat yang tepat dalam melakukan rencana pemesanan untuk memenuhi kebutuhan bersih (netting).
7. Explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat yang lebih bawah, berdasarkan atas rencana produksi.
8. Jumlah
a. Jumlah bahan baku produk Meja Ufo yang dipesan dan jumlah bahan baku produk Meja Ufo yang datang ke PT. Java Tectona.
b. Jumlah komponen produk Meja Ufo yang mulai diproduksi dan jumlah komponen produk Meja Ufo yang selesai diproduksi di PT.
Java Tectona.
9. Jadwal
a. Jadwal bahan baku produk Meja Ufo yang dipesan dan jumlah bahan baku produk Meja Ufo yang datang ke PT. Java Tectona.
b. Jadwal komponen produk Meja Ufo yang mulai diproduksi dan jumlah komponen produk Meja Ufo yang selesai diproduksi di PT.
Java Tectona.
D. Sumber Data
Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam sebuah penelitian, salah satu yang sering menjadi pertimbangan peneliti adalah ketersediaan data.
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Data primer diperoleh peneliti langsung dari sekretaris dan karyawan bagian produksi PT. Java Tectona melalui pengamatan langsung di perusahaan. Data primer yang diperoleh berupa gambaran umum perusahaan, data jumlah karyawan, jam kerja karyawan, aliran proses produksi, dan daftar komponen produk.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, tetapi melihat orang lain atau dengan dokumen (Sugiyono, 2013). Data sekunder diperoleh peneliti dari berbagai sumber yang ada kaitannya dengan perusahaan. Data sekunder yang diperoleh berupa struktur organisasi, tata tertib karyawan, permintaan produk jadi, waktu tunggu (lead time), persediaan bahan baku.
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2016), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Observasi
Menurut Sanusi (2011), observasi merupakan cara pengumpulan data melalui proses pencatatan perilaku subjek (orang), objek (benda),
atau kejadian sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Observasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data komponen bahan baku yang dibutuhkan melalui pengamatan secara langsung terhadap aktivitas perusahaan furniture di PT Java Tectona. Adapun data yang diperoleh berupa
gambaran umum perusahaan, data karyawan, jam kerja karyawan, aliran proses produksi, dan daftar komponen produk.
2. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013), Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang. Dokumentasi dilakukan dengan mengambil foto seputar aktivitas kegiatan produksi yang terjadi di PT.
Java Tectona sebagai penunjang dalam penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh berupa struktur organisasi, tata tertib karyawan, permintaan produk jadi, waktu tunggu (lead time), dan persediaan bahan baku.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP) pada perusahaan PT. Java Tectona..
Menurut Suparno (2017), tahapan analisis data dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Menyusun Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule) yang merupakan jumlah rencana rincian produk Meja Ufo yang berdasarkan
atas data hasil permintaan pesanan produk Meja Ufo pada bulan Februari sampai April 2021.
Tabel 3.1. Jadwal Induk Produksi Periode Minggu
Barang X 1 2 3 4 5
Jumlah Pesanan
Sumber: Stevenson & Chuong (2014)
2. Menyusun ringkasan struktur produk pada semua komponen yang digunakan untuk memproduksi Meja Ufo.
Level 0
Level 1
Level 2
Gambar 3.1. Struktur Produk Sumber: Stevenson & Chuong (2014)
Menyusun lead time waktu yang diperlukan saat pesanan bahan
baku dilakukan sampai saat item bahan baku diterima dan siap diolah hingga selesai produksi. Lead time terbagi menjadi lead time pemesanan dan lead time produksi.
Tabel 3.2. Lead Time Bahan Baku No. Bahan Baku Lead Time
1. Rempelas 0
2. Kayu Jati 1 hari
Sumber: Winarko et al (2014)
A B
D E
C
F G
Tabel 3.3. Lead Time Proses Produksi No. Bahan Baku Lead Time 1. Pembentukan rangka
mentah
4 hari 2. Penghalusan rangka 1 hari 3. Memplitur rangka 3 hari Sumber: Winarko et al (2014)
3. Menentukan catatan persediaan yang berisikan bahan baku Meja Ufo dan item-item komponen Meja Ufo yang sudah ada di gudang maupun yang dipesan pada bulan lalu.
Tabel 3.4. Catatan Persediaan
No. Bahan Baku Jumlah Persediaan
1. Kayu Jati 1 buah
2. Paku 0,1 kg
Sumber: Winarko et al (2014)
4. Perencanaan kebutuhan bahan baku dilakukan dengan menggunakan metode MRP. Untuk melakukan perhitungan dengan cara:
a. Netting, yaitu perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dan keadaan persediaan.
b. Lotting, yaitu perhitungan untuk menentukan besarnya pesanan setiap individu berdasarkan hasil perhitungan netting. Penentuan ukuran lot menggunakan metode lot for lot. Metode ini yaitu perusahaan melakukan pemesanan bahan baku sesuai dengan jumlah persediaan yang dibutuhkan dan seminimal mungkin.
c. Offsetting, yaitu perhitungan untuk menentukan saat yang tepat dalam melakukan rencana pemesanan untuk memenuhi kebutuhan bersih (netting), dimana rencana pemesanan diperoleh dengan
mengurangkan saat awal tersedianya kebutuhan bersih yang diinginkan dengan Lead Time.
d. Explosion, yaitu perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat yang lebih bawah, berdasarkan atas rencana produksi.
Berdasarkan hasil perhitungan Material Requirement Planning tersebut dapat diperoleh jumlah bahan baku yang dipesan hingga datang di perusahaan dan jumlah komponen yang mulai diproduksi hingga selesai diproduksi. Selain itu, dari hasil perhitungan dapat diperoleh jadwal kapan bahan baku harus dipesan hingga harus datang di perusahaan dan jadwal komponen mulai diproduksi hingga selesai diproduksi.