• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SAJIAN DAN ANALISIS DATA. dituliskan pada bab sebelumnya, yaitu bagaimana Aktivitas Community Relations

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V SAJIAN DAN ANALISIS DATA. dituliskan pada bab sebelumnya, yaitu bagaimana Aktivitas Community Relations"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

46 BAB V

SAJIAN DAN ANALISIS DATA

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dituliskan pada bab sebelumnya, yaitu bagaimana Aktivitas Community Relations Jatim Park 3 dalam Melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang dilakukan oleh Jatim Park 3 melalui Programnya Kampung Hijau. Pada bab ini peneliti akan memaparkan data hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti di lapangan. Perolehan data berdasarkan wawancara mendalam kepada subjek dan informan penelitian. Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria yang telah ditentukan diantaranya :

1. Karyawan Jatim Park 3 yang menjalankan kegiatan humas Jatim Park 3 dalam program kampung hijau di desa beji, sebanyak 15 orang 2. Karyawan yang masuk dalam tim CSR Jatim Park (Tim Laskar

Foundation) serta bersedia diwawancarai dan membantu proses penelitian, sebanyak 6 orang

Sedangkan penentuan informan penelitian berdasarkan kriteria yang di tentukan peneliti yaitu:

1. Merupakan kepala keluarga kampung hijau desa beji RT 02 RW 06, sebanyak 88 KK

2. Aktif dalam kegiatan sosial di lingkungan RT 02 RW 06, sebanyak 30 orang

3. Menjadi pengemuka pendapat dilingkungan (opinion leaders), sebanyak 5 orang

(2)

47 4. Yang bersedia diwawancarai serta membantu penelitian,

sebanyak 2 orang

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teknik analisis data model interaktif Miles dan Huberman, dimana terdapat empat tahapan analisis yaitu pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Tahap awal dari teknik ini yaitu pengumpulan data. Peneliti telah mengumpulkan data sesuai hasil wawancara yang telah dilakuakan, setelah itu peneliti membuat transkrip data dari hasil wawancara menjadi sajian dan analisis data dalam bentuk kutipan. Setelah tahap pengumpulan data tahap selanjutnya yaitu kondensasi data yang merujuk memilih, menyeleksi atau menyederhanakan transkrip wawancara hasil penelitian. Sebelum penarikan kesimpulan, peneliti menyajikan dan menganalisis data yang telah diperoleh dari hasil kondensasi data.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Aktivitas Community Relations yang dilaksanakan Jatim Park 3 untuk melakukan bentuk tanggung jawab sosialnya.

5.1 Profil Subjek dan Informan Penelitian

No. Nama Usia

Pendidikan Terakhir

Pekerjaan/Jabatan

1. Isa 39 S2

Manajer Legal JTP Group (Tim Laskar

Foundation)

2.

Ir. Suryo Widodo

54 S2

Ditektur Utama Jatim Park 3

(3)

48 3.

Fransiscus Darmawan

44 D3

Manajemen Jatim Park 3 (Tim

Eksternal)

4. Niha Hapsari 32 S1

Tim Laskar Foundation Jatim

Park Group

5.

Harry Cahyono

51 S1

Tim Laskar Foundation Jatim

Park Group

6. Slamet 53 S1

Karyawan jatim park

7.

Odong Burhanudin

65 SMA Dinas sosial batu

8. Irwan 43 SMA Perangkat desa beji

Tabel 5.1

Identitas subjek dan informan penelitian

a. Subjek 1 ( Ibu Isa)

Ibu Isa merupakan karyawan Jatim Park Group yang menduduki jabatan sebagai manajemen legal. Manajemen legal bertugas melindungi kepentingan organisasi melalui cara hukum. Beliau bekerja di Jatim Park dari tahun 2000an dan sekarang ini sudah 15 tahun

(4)

49 mengabdi di Jatim Park. Beliau merupakan salah satu tim dari laskar foundation Jatim Park Group untuk itu bu isa melubakan orang yang terlibat, bertanggung jawab , serta mengawasi program kampung hijau.

b. Subjek 2 (Ir. Suryo Widodo)

Pak suryo widodo selaku direktur utama PT. Maju Batu Bersama Jatim Park 3, Senyum hotel, dan green apartement. Yaitu bertanggung jawab penuh dalam segala kegiatan yang dilakukan Jatim Park 3 salah satunya yaitu kegiatan kampung hijau di desa beji.

c. Subjek 3 (Fransiscus Darmawan)

Bapak Fransiscus Darmawan atau sering dipanggil Pak Wawan merupakan Karyawan Jatim Park 3 yang bertugas sebagai pengecek pembenahan secara fisik bangunan Jatim Park 3 serta bertugas sebagai menjaga hubungan internal dan menyelesaikan permasalahn eksternal.

Beliau merupakan salah satu yang bertanggung jawab dalam program kampung hijau serta yang mengatur keberlangsungan tanggung jawab sosial tersebut.

d. Subjek 4 (Ibu Niha Hapsari)

Ibu nia merupakan karyawan Jatim Park 3 yang bertanggung jawab di wahana Fun Tech. Beliau merupakan tim dari lasakar foundation yang menangani CSR di kampung hijau desa beji batu.

e. Subjek 5 (Pak Harry Cahyono)

Pak harry merupakan ketua yayasan CSR Laskar Foundation Jatim Park Group. Semua kegiatan CSR Jawa Timur Park dibawah tanggung

(5)

50 jawab laskar foundation. Dan pak harry bertanggung jawab penuh dari seua kegiatan yang ada di kampung hijau desa beji.

f. Subjek 6 (Pak Slamet)

Bapak Selamet atau yang sering dikenal pak Bravo merupakan salah satunya karyawan Jatim Park 3 yang bertanggung jawab sebagai humas.Peran humas di Jatim Park 3 ini hanya satu orang namun yang menjalankan kegiatan humas seluruh karyawan Jatim Park 3. Untuk itu Pak Slamet bertugas bertanggung jawab penuh atas pekerjaan public relations di Jatim Park 3.

g. Warga RT 02 RW 06 (Informan 1)

Informan pertama pada penelitian ini yaitu Pak Odong Burhanudin yang merupakan masyarakat sekitar Jatim Park 3 RT 02 RW 06 Desa Beji Krajansae Batu. Odong Burhanudin salah satu pengemuka pendapat di lingkungannya atau sering dipercaya warga menjadi opinion leader.

h. Warga RT 02 RW 06 (Informan 2)

Informan kedua pada penelitian ini yaitu Pak Irwan yang merupakan masyarakat kampung hijau dan salah satunya yang menjadi opinion leader. Beliau bekerja sebagai perangkat desa di desa beji dan penyampai informasi di kampung hijau.

(6)

51 5.2 Penyajian Data

Penyajian data adalah salah satu kegiatan peneliti untuk melaporkan hasil penelitian agar mudah dipahami dan dianalisis sesuai tujuan yang diinginkan. Penyajian data yang akan disajikan yaitu Aktivitas Community Relations Jatim Park 3 dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan untuk masyarakat sekitar yaitu RT 02 RW 06 Desa Beji Krajansae Batu melalui programnya Kampung Hijau. Data akan disajikan dalam bentuk deskripsi.

5.2.1 Pengumpulan Fakta (Fact Finding)

Pengumpulan fakta atau fact finding adalah sebuah proses untuk mengenali dan mendefinisikan masalah yang akan dihadapi oleh organisasi sebagai dasar acuan untuk penyusunan langkah sesuai dengan problem yang dihadapi sebuah organisasi atau perusahaan. Dengan fact finding maka organisasi dapat mengetahui secara persis siapa publik yang dihadapi, segmentasi, sikap dan pendapatnya mengenai organisasi.

Dalam Public Relations, metode yang paling ilmiah dan akurat dalam mendefinisikan masalah Public Relations adalah riset digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang segala hal yang bisa mendukung aktivitas dan efektivitas tugas Public Relations. Untuk itu riset dibutuhkan sebelum adanya program Kampung Hijau yang dilaksanakan oleh pihak Jatim Park 3. Maka dalam pencarian data pihak Jatim Park 3 terjun langsung ke lingkungan masyarakat untuk mendapatkan data-data serta informasi yang didapat untuk menggambarakan situasi yang sedang

(7)

52 berlangsung yang sebelum program itu dilaksanakan. Humas melakukan wawancara kepada masyarakat sekitar agar data serta informasi yang diperoleh lebih konkrit atau real sesuai dengan kebenarannya.

Dari riset data dan fakta dapat memperkuat argumentasi Public Relations dalam menyusun dan menyajikan program. Dalam konteks, riset merupakan pengumpulan informasi secara sistematis untuk mendeskripsikan, memahami situasi, memeriksa asumsi publik, serta konsekuensi Public Relations dengan tujuan utama untuk mengurangi ketidakpastian dalam pembuatan keputusan.

Untuk mengurangi ketidak pastian informasi mengenai masyarakat sekitar pihak Jatim Park 3 membentuk tim inteligen guna pencarian data.

Dijelaskan oleh Subjek 5 bahwa pencarian data dilakukan dengan riset informal untuk mendapatkan informasi mengenai masyarakat sekitar agar dapat dideskripsikan serta dapat mebuat keputusan.

Subjek 5 :

“kami melakukan riset secara informal untuk mengumpulkan informasi yang akan didapatkan lewat masyarakat sekitar dengan opini dan sikap yang dirasakan masyarakat terhadap jatim park 3”

(Wawancara Subjek 5 tanggal 1 Juli 2020)

Berdasarkan cara pelaksanaan riset ada dua jenis riset Public Relations yaitu riset formal dan informal (Cutlip, dkk, 2006; Kriyanto, 2010b; Stacks, 2002). Tujuan kedua riset ini adalah mengumpulkan informasi yang akurat dan bermanfaat. Riset yang dilakukan oleh Jatim Park

(8)

53 3 yaitu secara Informal agar masyarakat yang diwawancarai atau yang dimintai data-data terkesan tidak formal dan santai agar mereka mau bercerita apa yang dikeluhkan

Seorang praktisi Public Relations harus mengumpulkan fakta sebanyak-banyaknya terutama menyangkut opini dan sikap dengan cara berpikir yang sifatnya menyeluruh terhadap perusahaan. Penelitian informal umumnya dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal :

1. Anggaran Public Relations yang memadai

2. Mencegah timbulnya keresahan bila perusahaan melakukan pemeriksaan secara formal. Penelitian formal umumnya menimbulkan presepsi bahwa perusahaan berjanji untuk melakukan perubahan. Menurut orang tertentu perusahaan dianggap sebagai ancaman hal itu bisa menjadikan bias dan akurasinya sulit dipercaya. (Kasali, 1994: 89)

Subjek 1,2,3,4,5,dan 6 dalam proses pencarian data dilakukan dengan terjun langsung ke lingkungan masyarakat dengan membentuk tim inteligen guna melakukan riset mencari data-data serta informasi yang dibutuhkan sesuai dengan keadaan yang ada. Serta melakukan pendekatan dengan masyarakat sekitar agar masyarakat lebih terbuka.

Subjek 3 :

“kami mendatangi masyarakat sekitar secara langsung dengan mewawancarai beberapa masyarakat tetapi dengan kesan yang tidak formal agar mereka mau bercerita dan mau terbuka dengan kami”

(9)

54 (Wawancara Subjek 3 tanggal 15 Maret 2020)

Subjek 3 menjelaskan Riset sangat penting digunakan Public Relations untuk kegiatan fact finding, serta untuk memonitor lingkungannya sebelum merancang program kegiatan. Tim riset mampu bersikap merakyat agar masyarakat tidak berfikir bahwa mereka berhadapan dengan orang asing.

Beberapa contoh riset informal yang dapat dilakukan pihak Jatim Park 3 yaitu :

a) Melakukan kontak personal. Dapat dilakukan dengan melakukan kunjungan periodik pada beberapa persoalan. Cara ini memungkinkan praktisi Public Relation dapat menjangkau publik secara langsung.

Melakukan pendekatan interpersonal sangat diutamakan untuk mengetahui beberapa keluhan ataupun saran yang dapat dilontarkan tanpa beban.

b) Informasi kunci. Metode ini adalah modifikasi dari kontak personal dengan melakukan pengerucutan personel ke dalam beberapa informasi kunci. Informasi kunci dipilih berdasarkan pengetahuan tentang isu dan kemampuan mewakili pandangan orang lain.

c) Kelompok fokus dan forum komunitas. Beberapa kelomok komunitas diundang untuk menghadiri suatu acara, kemudian diminta pendapat mengenai permasalahan tertentu. Diskusi merupakan agenda pada kelompok fokus.

Seperti yang dikatakan oleh Subjek 3, pihak Jatim Park 3 melakukan riset informal dengan mendatangi beberapa warga untuk mendengarkan

(10)

55 cerita mereka mengenai Jatim Park 3 menurut pandangan mereka. Untuk itu pihak Jatim Park 3 melakukan pendekatan terhadap warga sekitar.

Subjek 2 :

“untuk proses pencarian data, kita mengadakan pertemuan rutin dengan desa, serta mewawancarai mereka. Namun kita tidak melakukan pendekatan secara personal karena jika pendekatan personal dikira nanti cenderung memilih-milih dan kesannya lebih senssitif. Makanya kami memilih mengadakan pertemuan secara bersama-sama”

(Wawancara Subjek 2 tanggal 10 Maret 2020)

Proses pencarian data menurut Subjek 2 melakukan pendekatan dengan cara pertemuan rutin setiap satu atau dua bulan sekali agar mendapatan data mengenai masyarakat sekitar. Subjek 2 tidak melakakan pendekatan secara personal karena pendekatan secara personal akan terkesan lebih sensitife karena terlihat hanya mementingkan satu individu saja. Untuk itu Subjek 2 melakukan pendekatan dengan cara merata atau bersama-sama akan terlihat lebih adil.

Dalam teknik environmental monitoring programs ini riset digunakan untuk mengkaji kecenderungan opini yang berkembang dan berbagai peristiwa di masyarakat yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Jatim Park 3. Ada dua langkah yang dilakukan :

a) Fase early wearing, mengidentifikasi isu-isu yang berkembang dengan menggunakan analisis isi, untuk menganalisis kelemahan dan kekuatan

(11)

56 perusahaan dengan menemukan ancaman dan tantangan dari luar perusahaan.

Pihak Jatim Park 3 telah mengidentifikasi isu-isu yang beredar dikalangan masyarakat untuk menemukan ancaman dan tantangan dari pihak luar.

b) Fase monitoring lingkungan yaitu melakukan lacakan opini publik yang menjadi isu utama. Menvakup bentuk longitudinal panel study yaitu responden yang diwawancarai beberapa kali dalam kurun waktu tertentu dan cross sectional opinion poll yaitu sampel disurvei secara acak dan hanya memiliki satu kali kesempatan.

Dari pengumpulan fakta diketahui salah satu masalah yang dirasakan oleh masyarakat sekitar. Masalah secara sederhana dirumuskan sebagai kesenjangan yang diharapkan dengan apa yang dialami. Untuk menyelesaikan diperlukan kemampuan pikiran dan keterampilan secara tepat. Dalam ranah ilmu sosial, masalah sosial didefinisikan oleh Robert K.

Merton (1972), sebagai “ketidaksesuaian yang signifikan dan tidak diinginkan” antara standar kebersamaan dan kondisi nyata. Atau “Sebuah situasi tidak terduga yang tidak sejalan dengan tata nilai yang dianut sekelompok orang yang menyetujuai adanya tindakan untuk mengatasi situasi”. (Mukarom, dkk, 2015: 166)

Berdasarkan hasil wawancara subjek 1 sampai dengan subjek 6 menjelaskan adanya permasalahan yang dikeluhkan masyarakat sekitar yang disebabkan Jatim Park 3. Seperti saat proses pembangunan masyarakat mangalami gangguan akibat aktivitas pembangunan Jatim Park 3 yang

(12)

57 seringkali keluar masuk kendaraan besar yang mengakibatkan jalanan dilingkungan masyarakat rusak serta polusi yang ditimbulkan. Bahkan ada beberapa rumah warga mengalami tembok retak akibat getaran tinggi yang ditimbulkan saat pengeboran pembangunan Jatim Park 3. Serta masyarakat kehilangan udara segar karena sebelum dibangunnya Jatim Park 3 merupakan lahan hijau yang membuat asri lingkungan sekitar.

Subjek 1 :

“tentu saja pernah, pasti ada dampak positif dan negatifnya tempat usaha yang berdiri yang dulunya di situ merupakan area hijau persawahan kemudian sekarang menjadi tempat wisata. Tidak hanya masalah limbah, juga karena polusi suara.permasalahn pertama saat Jatim Park 3 berdiri yaitu pengairan untuk perswaahan dan rumah penduduk. Jadi dari awal Jatim Park 3 membuat saluran air yang dulunya adalah saluran sawah biasa yang seperti irigasi dari tanah.

Akhirnya dibuatkan saluran air yang dapat mengairi. Yang kedua masalah limbah, ada proses AMDAL (analisa mengenai dampak lingkungan) dimana disitu kita diwajibkan memiliki IPAL (alat untuk pengolahan limbah) jadi disitu ada limbah cair dan padat itu disendirikan. Kemudian ada polusi suara itu kami komunikasikan juga akhirnya kami memberikan kompensasi untuk desa tersebut yang terkena polusi suara”

(Wawancara Subjek 1 tanggal 10 Maret 2020)

(13)

58 Subjek 1 menjelaskan bahwa setiap perusahaan yang berdiri di dekat lingkungan masyarakat pasti akan menimbulkan dampak. Baik itu dampak positif maupun dapak negatif, namun dari dampak yang di timbulkan pasti akan ada solusi masing-masing. Dampak negatife yang ditimbulkan Jatim Park 3 masih bisa di tanggulangi, Jatim Park 3 cepat tanggap agar keluhan tersebut tidak menjadi masalah besar nantinya.

Subjek 3 :

“Pernah, tetapi saat pembangunannya masyarakat mengeluh karena jalanan di lingkungan mereka rusak karena beberapa kali alat berat seperti truk lewat dilingkungan mereka. Serta yang kedua masyarakat mengeluhkan hawa panas setelah adanya bangunan tersebut karea sebelumnya adalah lahan hijau”

(Wawancara subjek 3 tanggal 15 Maret 2020) Subjek 2 :

“kalau mengenai keluhan sebetulnya secara nyata ya ada kelompok-kelompok kecil yang merasa tidak terakomodir dan sebagainya itu tetap ada. Meskipun itu dengan sekala yang kecil mayoritas sudah oke tapi pasti ada dimanapun tidak mungkin. Semua pasti ingin bagus namun pasti ada beberapa kelompok yang tersisihkan”

(Wawancara Subjek 2 tanggal 10 Maret 2020)

Dari berbagai keluhan menurut Subjek 1,2,dan 3 rata-rata keluhan tersebut disebabkan karena terletak di dekat lingkungan masyarakat. Serta

(14)

59 sebelum adanya Jatim Park 3, pihak Jatim Park 3 sudah menyelesaikan persyaratan-persayarat yang diberikan pemerintah batu. Bahwasanya sebelum didirikannya Jatim Park 3 harus memenuhi tanda tangan beberapa petani di wilayah tersebut.

Setelah pihak Jatim Park 3 mengetahui permasalahan tersebut maka pihak Jatim Park 3 mencoba memperbaiki kesalah pahaman lingkungan sekitar terhadap penilaian buruk perusahaan. Untuk itu Jatim Park 3 menjawab persoalaan yang dihadapi masyarakat sekitar dengan membuat program agar perusahaan menjaga hubungan baik serta membentuk pendekatan perusahaan dengan masyarakat sekitar.

Informan 1 :

“Ada, soalnya kan RT 02 letaknya yang paling dekat dengan gerbang belakang Jatim Park 3 semisal RT 02 dijadikan kampung wisata, pengunjung Jatim Park 3 bisa main-main ke belakang kampung hijau. Jadi RT 02 ada untungnya kalau kampung ini dikenal”

(Wawancara Informan 1 tanggal 2 April 2020)

Menurut wawancara dari informan sebagai data pendukung atau data tambahan, membenarkan bahwa setelah adanya Jatim Park 3 masyarakat merasa di rugikan. Untuk itu program kegiatan yang dibentuk diharapkan dapat membina hubungan baik dengan lingkungan sekitar sebagai bentuk bina lingkungan. Kegiatan tersebut tentunya mendapatkan manfaat yang lebih banyak dinikmati perusahaan. Dimana letak

(15)

60 kemaslahatan bersama (mutual benefit) sebagai satu hal penting melalui kegiatan public relations.

Subjek 2 :

“awal mula adanya program kampung hijau itu supaya tidak menimbulkan kesenjangan antara para investor dengan penduduk setempat. Karena apapun, daerah sekitar tidak maju atau tidak ikut terkerek atau tidak ikut menikmati pasti akan menjadi dua kubu antara yang sejahtera dan tidak.

Sedangkan prinsip ekonomi Indonesia adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia supaya kesejahteraan atau sosialnya itu adi. Makanya baik pemerintah ada yang namanya CSR, meskipun program-program CSR sulit untuk dilaksanakan dan diterapkan secara real. CSR seperi bagi untung supaya mempedulikan penduduk setempat. Meskipun kita belum mendapatkan keuntungan kita sudah berbagi, tetapi kendala-kendalamnya kita juga cukup banyak”

(Wawancara Subjek 2, tanggal 10 Maret 2020) Subjek 1 :

“kampung hijau merupakan salah satu dari program CSR Jatim Park Group (laskar foundation) dengan Jatim Park 3 dalam pembangunan atau pemeliharaan desa. Supaya masyarakat dan karyawan merasa memiliki kepedulian kota batu. Keitaka ada wisatawan nantinya berkunjung di kota batu, kota batu mendapat image yang positif. Karena awal

(16)

61 mulanya owner jatim park yaitu pak sastro menginginkan desa yang ada di daerah batu juga ikut berkembang serta mendapatkan imbasnya atau dapak dari pembangunan.

Makanya mengapa pendekatan Jatim Park lebih banyak ke desa-desa, namun ada suatu kebiasaan masyarakat sulit untuk dirubah atau sulit untuk merubah mindset mereka.

Makanya itu merupakan suatu pantangan dari kita. Dan kampung hijau ini termasuk salah satunya objek yang kita jadikan karena lokaisnya yang sangat dekat dengan Jatim Park 3. Paling tidak harus punya dampak positif berdirinya Jatim Park 3 disitu, baik secara ekonomi maupun sosial. Ide kampung hijau sebenarnya dari apartemen kita yaitu bertemakan green apartement supaya terciptanya suasana yang alami”

(Wawancara Subjek 1, tanggal 10 Maret 2020)

Subjek 1,2,3,4,5,dan 6 hasil dari wawancara subjek bahwa Jatim Park 3 merupakan perusahaan baru yang berada dilingkungan sekitar untuk itu perusahaan harus memiliki hubungan baik agar perusahaan mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar serta masayarakat merasakan bahwa mereka merasa memiliki wilayah tersebut dan diperhatian oleh Jatim Park 3.

Subjek 6 :

“karena kami merupakan perusahaan baru yang ada dilingkungan mereka (Beji) jadi kami ingin memiliki

(17)

62 hubungan baik di lingkungan tersebut agar perusahaan mendapatkan dukungan dan juga suasana kerja yang baik dari masyarakat.. Sehingga dengan adanya program ini mendapatkan feedback baik dari masyarakat”

(Wawancara Subjek 6 tanggal 5 Juli 2020)

Dengan adanya program yang dibentuk Jatim Park 3 dapat menjaga hubungan baik perusahaan dengan lingkungan sekitar. Program yang dibentuk merupakan peluang agar masyarakat sekitar dapat merubah opini buruk tentang perusahaan Jatim Park 3 yang berdiri dilingkungannya. Untuk itu perlunya program bentuk tanggung jawab sosial demi kesejahteraan masyarakat sekitar.

Dibuatnya program tersebut tentunya memiliki hubungan antara kebutuhan masyarakat, untuk itu program tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat tepat sasaran.

Subjek 1 :

“warga sekitar mendapatkan keuntungan dengan dikenalnya Kampung Hijau akan mendapatkan penghasilan tambahan warga RT 02 serta dengan adanya program tersebut masyarakat terpenuhi dengan kebutuhan yang dibutuhkan”

(Wawancara Subjek 1 tanggal 10 Maret 2020)

Subjek 4 :

“program ini dibentuk sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan untuk itu program ini pastinya ada korelasi dengan kebutuhan masyarakat dari banyak aspek”

(18)

63 (Wawancara Subjek 4 tanggal 16 Maret 2020)

Terdapat korelasi antara kebutuhan masyarakat sekitar dengan program kampung hijau, karena Jatim Park 3 telah mempertimbangkan melalui beberapa hal agar program yang telah ditentukan dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Serta melalui program tersebut Jatim Park 3 dapat memberdayakan masyarakat sekitar agar mereka menikmati keuntungan dari hasil kesukesan program Kampung Hijau tersebut.

5.2.2 Perencanaan (Planning) dan Program

Dalam menjalankan tugasnya seorang public relations harus memiliki perancangan matang dalam programnya. Dikarenakan keputusan yang diambil seorang public relations akan berdampak besar bagi perusahaan. Untuk itu sebelum merancang program kegiatan untuk masyarakat sekitar Jatim Park 3 memiliki rencana yang matang agar program kegiatan community reltionsnya dapat berjalan dengan baik.

Seperti yang dijelaskan dalam IPR (1982) yaitu upaya yang disengaja terencana dan berkelanjutan untuk membangun dan memelihara saling pengertian antara (organisasi) Jatim Park 3 dengan (publik) masyarakat sekitar.

Rencana merupakan sebuah perkiraan yang didasarkan pada fakta dan informasi tentang sesuatu yang akan terwujud atau terjadi nanti. Untuk bisa mewujudkan apa yang diandaikan akan terjadi kemudian hari.

Program merupakan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Kegiatan yang sebagai bagian dari program merupakan langkah-langkah yang ditempuh

(19)

64 untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Subjek 1 :

“karena kita ingin menciptkan suatu situasi ketika orang melihat kampung tersebut menjadi rapi jika dilihat dari atas apartemen. Untuk itu kami membuat kampung hijau agar satu tema dengan green apartemen. Akhirnya menciptakan view agar orang dapat menikmati dan masyarakat sekitar mendapatkan dampak. Ada beberapa rumah yang awalnya keberatan kalau dicat warna hijau karena mereka memiliki kesukaan warna senidiri. Tapi pada akhirnya karena itu untuk kebersamaan akirnya beberapa orang tersebut mau menerima”

(Wawancara Subjek 1 tanggal 10 Maret 2020)

Menurut Subjek 1, adanya kampung hijau ini agar ketika seseorang melihat dari atas apertemen Jatim Park 3 merasa indah karena rumah-rumah penduduk di cat dengan warna sama atau bertemakan hijau yang asri, dengan sawah dan pegunungan yang mendukung suasana alami. Dengan ini Jatim Park 3 membentuk CSR yang menguntungkan untuk pihaknya sendiri dan untuk masyarakat.

Setelah perencanaan pengecatan, pihak Jatim Park 3 mencari tahu kelebihan yang ada di lingkungan tersebut. Di desa beji sendiri dikenal dengan produsen tempe terbesar se Batu. Untuk itulah pihak Jatim Park akan mengembangkan potensi tersebut sebagai peluang. Seperti yang

(20)

65 dikatakan Subjek 2 bahwa memfokuskan terlebih dahulu potensi-potensi yang ada di lingkungan tersebut, setelah itu bisa mengembangkan bebrapa produk lain untuk di unggulkan nantinya.

Subjek 2 :

“kita melihat terlebih dahulu potensi-potensi yang ada di daerah tersebut. Jadi kita tidak mencari potensi yang lain dahulu terlebih kita memfokuskan potensi yang ada. Potensi yang lama kita tingkatkan karena kebetulan potensi yang lama adalah tempe makanya kita kea rah tempe terlebih dahulu. Setelah tempe berjalan nantinya kearah yang lainnya. Awalnya masyarakat ragu-ragu untuk menjalankan program tersebut karena takut gagal”

(Wawancara Subjek 2 tanggal 10 Maret 2020) Subjek 5 :

“Awal perencanaan program dibentuk sesuai kebutuhan warga sekitar serta Kampung Hijau ini permintaan dari owner Jatim Park 3 yaitu Pak Sastro. Maka selanjutnya pihak manajemen Jatim Park 3 bermusyawarah bersama perangkat Desa Beji serta perwakilan warga sekitar untuk membicarakan rencana program Kampung Hijau.

Masyarakat setuju”

(Wawancara Subjek 5, tanggal 1 Juli 2020)

Sesuai hasil penelitian Subjek 1,2,3,4,5 dan 6 bentuk program Kampung Hijau ini dibentuk sesuai dengan keinginan owner Jatim Park

(21)

66 Group yaitu pak Sastro setelah itu rencana program tersebut dilanjutkan oleh pihak manajemen Jatim Park 3 untuk mempertimbnagkan beberapa faktor terkait kebutuhan masyarakat. Setelah itu pihak manajemen Jatim Park 3 menyampaikannya kepada pihak pemerintahan desa Beji dengan dihadiri perwakilan masyarakat RT 02 RW 06 untuk mendengarkan pemaparan rencana prtogram tersebut. Lalu perwakilan masyarakat tersebut menyampaikannya ke semua masyarakat RT 02 RW 06 mengenai rencana program Kampung Hijau tersebut.

Setelah rencana program Kampung Hijau disampaikan oleh perwakilan masyarakat RT 02 RW 06 melalui acara tahlilan dan kegiatan organisasi masyarakat yang lainnya. Masyarakat merasa belum siap dengan adanya program tersebut karena rencana tersebut dinilai hanya memaanfaatkan masyarakat. Setelah dijelaskan hasil rencana-rencana tersebut masyarakat mulai menyetujui adanya program Kampung Hijau dikarenakan masyarakat ingin maju dengan dikenalnya Kapung mereka.

Dengan itu masyarakat harus menyiapkan diri untuk menjalankan program Kampung Hijau tersebut agar nantinya program tersebut sesuai dengan target yang telah direncanakan. Masyarakat menginginkan perencanaan program yang matang agar mereka yakin menjalankan program tersebut dan lebih semangat menjalankannya.

Dalam perencanaan yang berarti menyusun ramgkaian kegiatan untuk mencapai tujuan setidaknya ada dua aspek yang penting yang harus diperhatikan. Pertama, upaya yang berkaitan dengan penyusunan rangkaian kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dengan

(22)

67 mempertimbangkan sumber-sumber data yang tersedia. Kedua, kegiatan untuk sumber-sumber daya yang terbatassecara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan ditetapkan.

Subjek 2 :

“karena disitu ada berbagai latar belakang pendidikan, latar belakang pekerjaan pasti juga tidak semudah itu. Perlu adanya sering mengadakan pertemuan-pertemuan yang sifatnya saling melengkapi. Misalnya dari masyarakat katakana ada 100KK yang menjadi pengrajin tempe cuman 20% dan yang lainnya mau dikemandakan itu pasti terjadi kecemburuan sosial. Yang jelas kita tidak mungkin menyenangkan semua pihak secara bersama-sama itu tidak mungkin. Pasti nantinya aka nada skala prioritas seperti keparin yang RT 04 (RT depan) dan RT yang lainnya ngiri kok tidak ikut di cat itu pasti ada. Makaya kita skala prioritasdulu yang berhimpitan dengan bangunan Jatim Park 3 itu yang kita pedulikan terlebih dahulu”

(Wawancara Subjek 2 tanggal 10 Maret 2020) Subjek 1 :

“masyarakat tidak siap dengan adanya program ini, untuk itu dengan adanya perencanaan yang baik dan matang bisa merubah kesiapan masayarakat”

(Wawancara Subjek 1 tanggal 10 Maret 2020)

(23)

68 Sebuah tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) yang dilakukan oleh perusahaan harus memiliki perencanaan yang jelas dan terarah agar bisa mengukur dan memprediksi pencapaian yang telah dilakukan. Perencanaan merupakan elemen yang penting agar pada saat pelaksanaan program kegiatan tidak melenceng dari apa yang telah ditargetkan. Terlebih lagi tidak semua perusahaan mempertimbankan aspek berkelanjutan (sustainable) dari program yang dilaksanakan kerana aspek tersebut sangat penting serta dapat berimbas langsung ke masyarakat agar masyarakat bisa hidup sejahtera dan mandiri.

Subjek 2 :

“sudah sesuai, meskipun hasilnya belum bias maksimal karena berbagai faktor-faktor lainnya. Dan itu juga yang menjadi masalah, apapun yang kita sudah lakukan bukan berarti selamanya menjadi tanggung jawab kita. Contohnya masyarakat minta PJU (penerangan jalan umum) setelah dibuatkan PJU (penerangan jalan umum) namanya lampu suatu saat akan mati. Untuk itulah harus adanya pemeliharaan. Itu adalah tugas masyarakat yang harus melakukan pemeliharaan, tidak mungkinsemuanya harus dilakukan Jatim Park 3, bagaimana cara mengedukais masyarakat sekitar juga bingung”

(Wawancara Subjek 2 tanggal 10 Maret 2020)

Dari hasil wawancara dengan Subjek 2, menegaskan dalam suatu perencanaan kegiatan pasti ada perencanaan untuk kedepannya setelah

(24)

69 kapung hijau itu berdiri. Untuk itu setelah adanya Jatim Park 3 masyarakat mampu atau bersedia dalam upaya perawatan-perawatan yang telah diberikan pihak Jatim Park 3. Karena semua hal tersebut tidak semerta- merta tanggung jawab pihak Jatim Park 3 melainkan masyarakat sendiri ikut andil dalam perawatan kedepannya.

Program Kampung Hijau sudah sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah agar nantinya program ini berjalan dengan lancar sesuai yang telah ditetapkan atau yang akan dicapai.

Subjek 3 :

“Menurut kami program ini sudah sesuai dengan kebijakan karena kami telah bekerjasama dengan pihak pemerintahan setempat serta menggerakan warganya agar dapat menjalankan program kampung hijau agar sesuai rencana”

(Wawancara Subjek 3 tanggal 15 Maret 2020)

Untuk itu dengan mendapatkan dukungan dari masyarakat dan pihak pemerintahan program ini dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan sesaui sasaran.

(25)

70 Gambar 5.1

Surat Perjanjian antara Pihak Jatim Park 3 dengan Desa Beji

Sebagai perusahaan yang berdiri di lingkungan masyarakat, Jatim Park 3 perlu memberikan tanggung jawab kepada masyarakat sekitar agar masyarakat merasa perusahaan peduli dengan lingkungannya. Untuk itu dengan programnya Kampung Hijau Jatim Park 3 mengambil kesepakatan bersama guna pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan sepenuhnya oleh pihak Jatim Park 3 antara lain :

1. Bentuk pemberdayaan masyarakat meliputi (perekrutan tenaga kerja bagi usia produktif serta pengembangan potensi masyarakat)

(26)

71 2. Pengecatan atap rumah, dinding luar rumah pilar rumah, pagar luar rumah, plengsengan pagar di tepi jalan wilayah RT 02 RW 06 Dusun Krajansae Desa Beji (Merubah RT 02 RW 06 Desa Beji menjadi Kampung hijau dengan pengecatan tembok serta atap warga dominan bewarna hijau)

3. Penutupan jalur irigasi teresier menggunakan block cover sepanjang 200 meter di wilayah RT 02 RW 06 Dusun Krajansae Desa Beji

4. Pembongkaran dan pemindahan pos kamling dari pertigaan RT 02 RW 06 di pindah ke depan balai pertemuan RT 02 RW 06 Dusun Krajansae Desa Beji

5. Lahan kosong di samping Hotel Singhasari ± 3 x 100 m² dijadikan taman bermain yang bisa di nikmati oleh anak-anak 6. Pemindahan satu tiang listrik yang berlokasi di depan rumah Bpk Odong Burhanudin dan penambahan satu tiang di tempatkan di pojok timur utara lahan Bpk Jupri

7. Pengadaan air bersih yang berlokasi di RT 02 RW 06 (terkait menyusutnya debit air di sumur warga)

8. Pembuatan joglo pintu masuk wilayah RT 02 RW 06 berbahan besi stanlees

9. Renovasi tempat penyimpanan alat kematian

Dari beberapa poin tersebut yang merupakan kesembilan rencana aktivitas community relations yang dilakukan oleh pihak Jatim

(27)

72 Park 3 dengan hasil musyawarah bersama masyarakat sesuai dengan kebutuhan warga RT 02 RW 06.

Dari beberapa point tersebut masih terdapat beberapa kegiatan yang masih dicanangkan. Salah satunya pihak Jatim Park 3 dengan pemerintahan Kota Batu akan bekerja sama untuk menjadikan Desa Beji menjadi salah satu produsen tempe terbesar serta dikenal di Kota Batu, dalam rencana tersebut akan meningkatkan harga jual tempe dengan menginovasi olahan tempe agar nantinya terlihat lebih menarik.

Serta perencanaan selanjtnya yaitu pemerintahan Kota Batu akan ikut mengembangkan kampung hijau Desa Beji agar lebih dikenal masyarakat luas dengan beberapa rencana kegiatan-kegiatan untuk pengembangan potensi masyarakat.

5.2.3 Aksi dan Komunikasi (Action and Communication)

Aksi sebagai implementasi program yang sudah direncanakan, pada dasarnya sama saja dengan implementasi program apapun dan tentu saja didalamnya juga ada komunikasi yang menjelaskan mengapa program ini dijalankan, juga masalah tanggung jawab sosial perusahaan pada komunitasnya sehingga memilih untuk menjalankan program kegiatan tersebut.

Strategi aksi atau strategi tindakan public relations mencakup beberapa hal termasuk perubahan pada kebijakan, prosedur, jasa, dan tingkah laku perusahaan. Substansinya, hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan.

(28)

73 Strategi komunikasi harus didukung dengan teori Harlod D.

Lasswell bahwa cara yang terbaik untuk menerapkan kegiatan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Who Says What Which Channel To Whom With What Effect?”.

Media yang digunakan dalam melakukan kegiatan community relations yaitu pertemuan dengan pengemuka pendapat melalui musyawarah yang merupakan salah satu media penyampai rencana program ke masyarakat sekitar.

Subjek 3 :

“kami terjun langsung kepada masyarakat dan mengadakan diskusi dengan perwakilan masyarakat (dengan pengemuka pendapat di lingkungan tersebut) setelah itu pengemuka pendapat menyampaikannya melalui kegiatan masyarakat seperti thalilan dan menjelaskana bagaimana rencana program tersebut”

(Wawancara Subjek 3 tanggal 15 Maret 2020)

Karena di Desa ini medianya sangat terbatas maka pihak Jatim Park 3 menyampaikan pesannya melalui pengemuka pendapat disekitar lingkungan tersebut lalu pengemuka pendapat tersebut akan menyampaikannya ke seluruh masyarakat RT 02 RW 06 terkait informasi- informasi apasaja yang disampaikan oleh Jatim Park 3.

Jika dikaitkan dengan proses Tommy Suprapto (2009:9) ada lima komponen komunikasi yaitu :

(29)

74 1) Komunikastor, disini yang menjadi penyampaian pesan atau ide yaitu pihak Jatim Park 3 yang menyampaikan mengenai program yang telah dibentuk sehingga pihak Jatim Park menjadi penyampai tujuan.

2) Pesan yang disampaikan yaitu tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang akan dilakukan di desa beji lingkungan masyarakat RT 02 RW 06 yang letaknya berdekatan dengan Jatim Park 3

3) Media atau saluran yang digunakan untuk pendekatan dengan masyarakat sekitar yaitu dengan mengadakan pertemuan rutin 4) Komunikan disini yaitu masyarakat desa RT 02 RW 06 yang

menjadi sasaran tanggung jawab sosial perusahaan

5) Pengaruh yang diberikan antara Jatim Park 3 dengan masyarakat RT 02 RW 06 yaitu mendapatkan feedback dengan rencannaya program tersebut

Sedangkan aksi yang dilakukan yaitu dengan mengimplementasikan program yang telah direncanakan sebelumnya. Terdapat perjanjian khusus sesuai dengan beberapa poin yang telah ditetapkan yaitu salah satunya memperbaiki sarana dan prasarana yang telah dilakukan.

Beberapa bentuk aktivitas tersebut sudah berjalan dengan baik, Jatim Park 3 bekerjasama dengan produsen cat malang raya yaitu PT.

Intidaya Guna Aneka Warna (PT. INDANA) bersama-sama menyulap kampung RT 02 RW 06 dengan tema kampung hijau yang dicat dominasi warna hijau.

(30)

75 Namun masih ada beberapa dari point yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat RT 02 RW 06 masih belum dilaksanakan. Dalam implementasian program ada kemungkinan muncul kejadian yang tidak sesuai seperti halnya tersbut.

Berikut merupakan aksi yang telah dilakukan oleh Pihak Jatim Park 3 untuk masyarakat kampung hijau desa beji sesuai dengan proses perencanaan yang telah direncanakan sebelumnya.

Subjek 1 :

“dengan melakukan program kampung hijau ini, menjadikan bentuk kepedulian perusahaan dengan masyarakat sekitar.

Umtuk itu mengapa pendekatan kita terlebih ke desa-desa karena mayoritas warga desa akan terlihat antusiasnya akan menjadikan desa tersebut maju. Dengan hal tersebut dapat memperbaik citra perusahaan”

(Wawancara Subjek 1, tanggal 10 Maret 2020)

(31)

76 Gambar 5.2

Tim lakar foundation saat menanam tanaman di desa Beji Sumber : Malangtimes.com

(32)

77 Gambar 5.3

Proses penutupan jalur irigasi tersier dengan block cover

Gambar 5.4

Proses pengecatan Kampung Hijau Desa Beji

(33)

78 Gambar 5.5

Proses perbaikan di Desa Beji

Gambar 5.6

Pelatihan SDM masayarakat Kampung Hijau

(34)

79 Untuk menghadapi kejadian yang tidak terduga atau yang tidak diharapkan maka Jatim Park 3 harus:

1. Cepat tanggap

2. Menunjukkan tanggung jawab secara tepat 3. Meminta bantuan dan pemahaman

4. Memberitahukan secepatnya kepada masyarakat 5. Menunjukkan kepedulian

6. Terbuka pada saran dari pihak lain

7. Mengulang kembali semua pernyataan dan pesan 8. Memberi penjelasan secepatnya pada komunitas

9. Menyampaikan pesan yang sederhana langsung dan positif Media yang digunakan dalam komunikasi community relations yaitu dengan gelangga terbuka dimana merupakan cara yang efektif untuk memberikan informasi kepada komunitas atau dengan pertemuan dengan pengemuka pendapat (opinion leadres) hal ini tentu lebih mudah mempengaruhi dalam meningkatkan komunitas dalam organisasi.

Subjek 1 :

“selalu mengadakan pertemuan rutin setiap 1 atau 2 bulan sekali untuk membahas kelanjutan program-program dan agar kai merasa dekat dengan pihak desa”

(Wawancara Subjek 1, tanggal 10 Maret 2020)

Dari hasil wawancara subjek 1,2,3,4,5,dan 6. Media komunikasi yang digunakan untuk menjaga hubungan antara Jatim Park 3 dengan

(35)

80 masyarakat sekitar yaitu dengan mengadakan pertemuan rutin setiap bulannya dengan pengemuka pendapat RT 02 RW 06 agar nantinya pihak Jatim Park 3 tetap mengetahui perkembangannya.

5.2.4 Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi merupakan keharusan pada setiap akhir program atau kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi program. Berdasarkan hasil evaluasi itu bisa diketahui apakah program bisa dilanjutkan, dihentikan atau dilanjutkan dengan melakukan beberapa perbaikan dan penyempuranaan.

Arti evaluasi dalam public relations merupakan salah satu fungsi manajemen yang menurut Steele (dalam Djudju 1992:191) adalah “proses penilaian secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas atau ketepatan sesuatu berdasarkan kriteria dan tujuan yang sudah dietapkan sebelumnya”.

Yang berarti dalam evaluasi memeberi makna tujuan, efektivitas atau kesesuaian program/kegiatan dengan acuan pada dua hal yaitu standar atau kriteria, dan tujuan yang sudah ditetapkan. Standar adalah hasil yang diinginkan atau peristiwa yang diharapkan sebagai dasar utama membandingkan dengan hasil atau kegiatan yang aktual (McLaughlin, 1990:126) (Iriantara, 2004: 147)

Subjek 2 :

”jika masyarakat sudah mau merubah kebiasaan mereka dan mau maju bersama-sama. Sehingga akan mendapatkan untung dan sama-sama untung. Namun sejauh ini kegiatan

(36)

81 masih dilakukan dengan baik namun masih belum terlihat hasilnya. Mungkin perlahan akan terlihat hasilnya nanti”

(Wawancara Subjek 2, tanggal 10 Maret 2020)

Menurut hasil wawancara subjek 1,2,3,4,5,dan 6. Program ini sudah dilakukan sesuai dengan perencanaan meskipun hasil yang didapatkan belum sesuai dengan yang diharapkan. Program ini belum terlihat hasilnya karena masyarakat masih belum terbiasa dengan lingkungan mereka yang baru.

Keberhasilan yang dilakukan Jatim Park 3 tercermin pada sikap dan perilaku komunitas terhadap prgram yang telah diberikan, setelah semua tahapan kegiatan community relations dilakukan

Menurut Scott, evaluasi dapat dikelompokkan pada tiga tahapan yaitu (1) evaluasi tahap persiapan, (2) evaluasi tahap pelaksanaan, (3) evaluasi tahap efek.

a) Evaluasi tahap persiapan program public relations mencakup penilaian yang bersifat subjektif dan objektif seperti kecakupan dalam pengumpulan latar belakang masalah pengaturan dan isi materi program dan pengemasan secara presntasi materi program yang tekah dibuat.

b) Evaluasi tahap pelaksanaan yaitu menilai berbagai kegiatan yang telah dilakukan, seberapa efektif pelaksanaan suatu program kehumasan, serta seberapa efek pesan yang disebarkan kepada khalayak sasaran.

c) Evaluasi tahap efek, yaitu memberikan penilaian atas efek yang dihasilkan dari suatu program kehumasan yang telah dilaksanakan.

(37)

82 Dari sisi pendekatan, Djudju (1992:240-246) membagi evaluasi menjadi 6 kategori, yaitu:

1) Evaluasi untuk pengambilan keputusan merupakan evaluasi yang diarahkan untuk pengumpulan informasi

2) Evaluasi bagian program

3) Evaluasi jenis data dan efektivitas 4) Evaluasi atas proses evaluasi 5) Evaluasi pencapaian tujuan 6) Evaluasi atas hasil dan dampak

Untuk mengetahui berhasil tidaknya program terebut, Pihak Jatim Park 3 mengukur dari perubahan yang dialami masyarakat sekitar. Seperti masyarakat mampu merubah kebiasaan buruknya yang dulunya dikenal kumuh sekarang menjadi bersih agar nantinya kampung mereka di kenal oleh masyarakat luas.

Subjek 6 :

“Dengan melihat program tersebut berjalan dengan baik atau dapat terealisasikan, serta bagaimana perubahan masyarakat setelah berjalannya kampung hijau”

(Wawancara Subjek 6, tanggal 5 Juli 2020)

Subjek 4 :

“cara mengukur berhasil tidaknya program ini dengan melihat apakah program yang dibuat sudah tepat sesuai sasaran serta apakah masyarakatnya mampu merubah

(38)

83 kebiasaan buruk mereka dengan menggantikan dengan hal- hal yang dapat memajukan kampungnya”

(Wawancara Subjek 4 tanggal 10 Maret 2020)

Evaluasi dalam setiap kegiatan yang telah dilakukan adalah hal yang penting. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang tidak sesuai serta mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan yang telah dilakukan. Jika terjadi kegagalan dalam program tersebut maka Pihak Jatim Park 3 akan mempertimbanghkan beberapa cara lain untuk menanggulangi kegagalan dalam program tersebut.

Subjek 4 :

“kami akan membuat Plan B dengan mengadakan diskusi atau musyawarah kembali kepada masyarakat apa yang kurang dan apa yang masih bisa di perbaiki lagi”

(Wawancara Subjek 4 tanggal 10 Maret 2020)

Dari hasil wawancara jika program yang telah dilaksanakan tidak berhasil maka pihak Jatim Park 3 harus mengevaluasi terlebih dahulu kegiatan apa yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan nantinya akan dilakukan pembaruan program agar nantinya tidak timbul permasalahan baru.

(39)

84 5.3 Pembahasan

5.3.1 Aktivitas Community Relations Jatim Park 3 dalam Melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Berdasarkan sajian data yang dijabarkan oleh peneliti, hasil penelitian menunjukkan bahwa Aktivitas Community Relations yang dilakukan pihak Jatim Park 3 dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan empat tahapan kegiatan Public Relations menurut cutlip dan center yaitu: (1) Pengumpulan Fakta (2) Perencanaan dan pemrograman (3) Aksi dan Komunikasi (4) Evaluasi hal ini dilihat dari program Kampung Hijau yang telah dilaksanakan pihak Jatim Park 3.

Program community relations yang dilakukan pihak Jatim Park 3 sesuai dengan surat perjanjian yang tertulis dengan musyawarah masyarakat RT 02 RW 06 pada Jum’at 7 September 2018 yaitu :

a) Mempekerjakan tenaga lokal (Masyarakat sekitar)

Pemberdayaan masyarakat sekitar berupa perekrutan tenaga kerja usia produktif. Dimana perekrutan tenaga kerja ini sudah dilakukan oleh pihak Jatim Park 3 sesuai dengan SDM masyarakat sekitar, namun kurangnya keterampilan tenaga kerja lokal menyebabkan beberapa pekerjaan yang membutuhkan keterampilan teknis diambil dari orang luar desa beji hal tersebut merupakan tindakan perusahaan yang tak bisa dipahami atau diterima komunitas sekitar RT 02 RW 06. Terdapat 40% masyarakat RT 02 RW 06 bekerja di Jatim Park 3 sebagai karyawan, juru parkir, penjaga stand, dan lain sebagainya. Karena pada dasarnya tingkat

(40)

85 pendidikan masyarakat yang kurang sehingga Jatim Park 3 mengambil rata-rata masyarakat RT 02 RW 06 sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

b) Pengembangan potensi masyarakat

Pengembangan masyarakat (community development) merupakan pemberdayaan masyarakat melalui kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat sekitar. Kegiatan kampung hijau merupakan bentuk pengembangan masyarakat desa beji RT 02 RW 06 melalui beberapa kegiatan yang masih dicanangkan pihak Jatim Park 3 dengan pemerintahan kota batu diantaranya, akan menjadikan desa beji menjadi sentral produsen tempe terbesar di Kota Batu seperti tempe sanan yang sudah terkenal di Kota Malang serta akan meningkatkan harga jual tempe dengan melakukan kreasi olahan tempe yang berbeda pada umumnya.

Selain itu pihak Jatim Park 3 akan mengembangkan kegiatan bank sampah yang sudah ada di lingkungan tersebut sehingga meningkatkan keratifitasan dan juga adanya pelatihan- pelatihan untuk masyarakat RT 02 RW 06 guna pengebangan potensi masyarakat.

c) Perbaikan sarana dan pra-sarana dilingkungan masyarakat Perbaikan sarana dan pra-sarana di lingkungan RT 02 RW 06 meliputi pengecatan rumah-rumah RT 02 RW 06 dominasi berwarna hijau, penutupan jalur irigasi, pembuatan pos kamling baru, peningkatan debit air, pembuatan joglo pintu masuk RT 02 RW

(41)

86 06 serta pembaruan alat kematian. Perbaikan tersebut sesuai dengan permintaan masyarakat RT 02 RW 06 yang tertulis dalam surat perjanjian. Kegiatan ini merupakan tanggung jawab pihak Jatim Park 3 untuk pemeliharan lingkungan sekitar.

Hubungan komunitas atau komunikasi eksternal yang dilakukan pihak Jatim Park 3 merupakan upaya perusahaan untuk membangun komunikasi dua arah untuk memahami apa yang menjadi keluh kesah yang dialami masyarakat sekitar RT 02 RW 06 atau komunitas. Untuk itulah kegiatan community relations dilakukan sebagai penjebatan antara hubungan perusahaan dengan masyarakat agar nantinya hubungan berjalan dengan baik dan masyarakat tidak lagi merasa dirugikan.

Dalam proses pengumpulan fakta pihak Jatim Park 3 menggunakan riset untuk memperdalam informasi yang telah didapat agar informasi tersebut benar adanya. Serta dalam pengumpulan fakta ini terdapat fakta yang menarik sehingga pihak Jatim Park 3 mengetahui permaslahan atau beberapa keluhan-keluhan yang dirasakan oleh masyarakat sekitar RT 02 RW 06 setelah adanya bangunan Jatim Park 3, untuk itulah riset sangatlah penting digunakan dalam ranah public relations. Serta dalam pengumpulan fakta ini nantinya akan tau cara penanganan permasalahan tersebut melalui program yang tekah ditentukan public relations sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dari hasil riset ditemukan, adanya keluhan masyarakat seperti rumah-rumah masyarakat retak akibat pembangunan, jalanan rusak, limbah,

(42)

87 polusi, serta kebisingan. Untuk itu diperlukan penanganan untuk menjawab permasalahan tersebut.

Perencanaan dan pemrograman, dalam tahap ini planning digunakan untuk merencanakan strategi-strategi guna menjawab semua persoalan yang dirasakan oleh mayarakat sekitar. Untuk itu Jatim Park 3 merencanakan bagaimana cara untuk mengatasi perosalan yang merugikan masyarakat sekitar. Pihak Jatim Park 3 telah mempertimbangkan beberapa hal untuk di matangkan sesuai program yang dijalankan akankah program tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Program kampung hijau merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan berupa kegiatan-kegiatan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini terdapat perbaikan sarana dan prasarana serta bantuan-bantuan lain.

Aksi dan komunikasi merupakan salah satu bentuk implementasi program. Ditahap ini beberpa hal yang telah dicanangkan oleh pihak Jatim Park 3 telah dilaksanakan oleh masyarakat RT 02 RW 06. Hal ini dapat diketahi akankan prgram tersebut dapat berjalan dengan lancar. Sedangkan komunikasi merupakan media yang digunakan untuk menghubungkan antara pesan masyarakat sekitar dengan pihak Jatim Park 3 untuk itu komunikasi sangat dibutuhkan agar hubungan yang terjalin antara perushaaan dengan masyarakat dapat berjalan dengan baik.

Tahap evaluasi, dalam program ini masih belum dilaksanakan secara maksimal. Karena efek yang ditimbulkan belum terlihat serta kurangnya kesadaran masyarakat sekitar untuk merubah kebiasaan buruk mereka.

Untuk itulah perlu adanya pengembangan perencanaan agar program tetap

(43)

88 dilaksanakan dan dapat memberikan dampak yang baik untuk masyarakat sekitar.

Sehingga dalam melakukan aktivitas community relations, Jatim Park 3 harus melakukan komunikasi dengan masyarakat disekitar sehingga program atau aktivitas yang dicanangkan akan bermanfaat bagi masyarakat.

Komunikasi ini dimulai dari pemberian informasi dengan sejelas-jelasnya sehingga meminimalisir kesalahan dalam pemahaman yang akan dilakukan masyarakat. Pemahaman ini tentu digunakan untuk menginterpretasikan dan menggolongkan informasi sesuai dengan ransangan yang mereka terima. Sehingga timbulah penilaian dan penghakiman yang berbeda-beda disetiap individunya.

(44)

89

(45)

90

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan: 1 terdapat perubahan jenis pekerjaan masyarakat sesudah adanya Desa Wisata; sebelum ada desa wisata masyarakat yang menganggur sebanyak 28% dan

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan, dan hasil penelitian tentang hubungan antara status gizi dan aktivitas fisik dengan tingkat kebugaran jasmani siswa Sekolah Dasar

Menurut Situngkir dalam dokumennya pada tahun 1994, salah satu karya dari Liberty Manik yang berjudul Desaku Yang Ku Cinta merupakan sebuah lagu kenangan yang diciptakan

Pemecahan masalah kasus penyakit dalam pencegahan dan pengobatan kanker (Prevention- Treatment and Recovery) Bentuk nontes: - Tulisan makalah - Persentasi - Tanya

Sistem ini dilengkapi berbagai komponen dan memiliki fungsi yang berbeda-beda, LCD untuk menampilkan program yang sedang berlangsung hingga menampilkan hasil keluaran

Koran Tempo juga menyajikan berita : Dua calon Presiden, yaitu Joko Widodo, dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan , dan Prabowo Subianto, yang diusung Partai4. Gerakan

Hasil analisis Panel PV20 menggunakan ketiga model modulus geser menunjukkan perilaku tegangan geser-regangan geser dengan kecenderungan yang hampir sama dengan

Dalam penelitian ini menambahkan variabel Ukuran Pemerintah Daerah yang juga menjadi salah satu aspek yang dapat mempengaruhi transparansi informasi keuangan