• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS. sesuai sudut pandang, dan kepentingan masing-masing. Hal tersebut diakui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS. sesuai sudut pandang, dan kepentingan masing-masing. Hal tersebut diakui"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Efektivitas

Dalam memaknai efektivitas setiap orang memberi arti yang berbeda, sesuai sudut pandang, dan kepentingan masing-masing. Hal tersebut diakui oleh Chung dan Maginson (1981) “Efektivenes means to different people.”

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1990:219) dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya,pengaruhnya), jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendaptkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan oprasional.

Mengacu pada kedua pendapat yang dikemukakan diatas, maka efektivitas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang tepat sasaran, berdaya guna, berhasil guna untuk mencapai tujuan dalam implementasi satu kegiatan tertentu.

Pringgodigodo (Skripsi Mis Panigoro 2009:7) mengemukakan bahwa efektivitas menunjukan taraf pencapaian tujuan secara ideal, taraf efektivitas dapat dinyatakan dengan ukuran-ukuran yang agak pasti. Pendapat ini mengandung makna bahwa efektifitas adalah satu kemampuan untuk mencapai satu tujuan berdasarkan standar yang telah ada atau ditentukan.

Lebih jelas Siagian efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar diterapkan

(2)

sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa dengan mutu tertentu tepat pada waktunya.

Menurut Handayaningrat (Skripsi Musniati 2006) Efektivitas adalah kemampuan sesorang atau sekolompok orang yang sedang melaksanakan suatu aktifitas kegiatan untuk melahirkan hasil dari pekerjaan itu.

Lipham dan Hoeh dalam Mulyasa 2006:83 meninjau efektivitas suatu kegiatan dari faktor pencapaian tujuan,yang memandang bahwa efektivitas berhubungan dengan pencapaian tujuan bersama bukan pencapaian tujuan pribadi. Suatu organisasi dan lembaga, termasuk sekolah dikatakan efektif jika tujuan bersama dapat dicapai. Sejalan dengan itu Steer (1985) mengungkapkan bahwa efektifitas adalah bagaimana organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya untuk mencapai sasarannya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.

2.2. Pengertian pembinaan

Pembinaan merujuk pada proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota profesi untuk mencapai kriteria yang standar dalam penampilanya sebagai anggota profesi. Dalam lembaga pendidikan, guru sebagai salah satu “key people” keberhasilan pendidikan, oleh karena itu guru harus mendapat perhatian pembinaan secara sunguh-sunguh.

Menurut Poerwadarmita dalam Imron : 1995 pembinaan adalah sala satu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna, berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Lebih jauh Thoha (1989)

(3)

mengemukakan bahwa pembinaan adalah suatu proses, hasil pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembinaan adalah serangkayan proses atau usaha mendaya gunakan, memajukan, meningkatkan, produktivitas kerja untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

2.3. Pembinaan Guru

2.3.1. Konsep pembinaan guru

Pembinaan guru pada hakikatnya diarahkan pada upaya mengembangkan karier guru yang mantap berdasarkan prestasi kerjanya, kemampuan profesional, keahlian dan keterampilan serta sikap mental yang sesuai dengan norma-norma masyarakat, hukum dan agama.

Menurut Atmodiwiro (2000:201) Salah satu bentuk pembinaan guru yang dilakukan dalam istilah pendidikan adalah supervisi yang berupaya melihat dengan jelas masalah-masalah yang muncul dan mempengaruhi situasi belajar dan menstimulir guru ke arah perbaikan.

Pembinaan guru ini dapat dilakukan oleh pejabat atau pemimpin dalam satuan institusi seperti kepala sekolah atau pejabat negara yang ditunjuk untuk melaksanakan fungsinya sebagai pembina, atau bahkan instansi terkait yang memiliki akses langsung dengan profesi keguruan.

Dalam upaya pembinaan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka, hal ini berhubungan dengan upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas pendidikan. Kepala sekolah dan pengawas pendidikan

(4)

berkewajiban untuk melaksanakan pembinaan guru mengingat adanya keinginan dan cita-cita untuk senantiasa meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik siswa maupun guru dalam tataran profesi.

2.3.2. Teknik-teknik Pembinaan Guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran

Soebagio Atmodiwirio memberikan beberapa teknik yang berhubungan dengan pembinaan guru untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah adalah sebagai berikut :

1) Kunjungan kelas secara berencana dalam rangka memperoleh gambaran tentang proses belajar-mengajar dan kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh guru

2) Pertemuan prinbadi pada waktu-waktu yang telah disepakati antara pembina dengan guru untuk masalah-masalah yang dianggap khusus 3) Rapat rutin antara pembina dengan para guru yang biasanya dilaksanakan

dalam rangka menyampaikan hal-hal yang bersifat umum

4) Kunjungan antar kelas atau antar sekolah, yaitu suatu kegiatan untuk menukar pengalaman serta hal-hal lain yang menyangkut usaha untuk menunjang pelaksanaan interaksi belajar mengajar

5) Kunjungan atau pertemuan kelompok kerja guru (KKG).

Lebih spesifik lagi dengan melaksanakan supervisi yang bertujuan mengembangkan kemampuan guru maka dapat dilakukan beberapa teknik praktis sebagai berikut :

(5)

1. Melihat dengan jelas proses belajar mengajar sebagai suatu sistem 2. Melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan

3. menyusun kegiatan belajar mengajar

4. menerapkan metode mengajar yang lebih baik 5. menggunakan sumber pengalaman belajar 6. menciptakan alat peraga dan penggunaannya

7. menyusun program belajar-mengajar secara bersama-sama 8. menyusun tes prestasi belajar secara bersama

9. belajar mengenal murid

10. membina moral dan kegembiraan kerja

11. membina kode etik jabatan guru dan peningkatan semangat korps keguruan.

Berdasarkan uraian-uraian di atas maka pada dasarnya tugas, dan tanggung jawab guru memerlukan pembinaan-pembinaan yang dilakukan oleh orang tertentu, untuk dapat memaksimalkan penerapan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional.

2.3.3. Pembinaan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Proses Pembelajaran

Menurut Suyanto, kepemimpinan kepala sekolah memiliki peran baru sebagai (1) designer, (2) motivator, (3) fasilitator dan (4) lisison. Beberapa hal yang dilakukan kepala sekolah dalam menerapkan kepemimpinan transformasional yaitu: (1) kepala sekolah harus mengembangkan visi sekolah secara jelas. Seluruh stakeholder dan terutama anggota dewan sekolah harus dilibatkan dalam perumusan visi; (2) kepala sekolah harus mengajak

(6)

stakeholder untuk membangun komitmen dan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan, karena agar semua pihak merasa bertanggung jawab akan keberhasilan pencapaian tujuan dan tidak ada pihak-pihak yang merasa diabaikan; (3) kepala sekolah harus lebih banyak berperan sebagai pimpinan dari pada bos yang didasarkan atas kekuasaan.

Salah satu teknik pembinaan yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah pada guru dan berhubungan langsung dengan peningkatan proses pembelajaran adalah supervisi. Menurut Sahertian (2000:19) supervisi adalah usaha memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran.

Kata kunci dari pelaksanaan supervisi adalah "memberi layanan dan bantuan."Pendapat senada dikemukan Purwanto (2008: 76), supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif.

Purwanto menyatakan bahwa sebagai aktifitas yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya, kegiatan atau usaha- usaha yang dapat dilakukan dalam rangka pelaksanaan supervisi adalah sebagai berikut:

a. Membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai sekolah lainnya dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya.

(7)

b. Berusaha mengadakan dan melengkapai alat-alat perlengkapan termasuk macam-macam media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses belajar mengajar yang baik.

c. Bersama-sama guru mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru dalam proses belajar mengajar yang lebih baik.

d. Membina kerjasama yang baik dan harmonis antara guru, murid dan pegawai sekolah lainnya.

Berdasarkan uraian di atas maka dapatlah disimpulkan salah satu teknik yang dapat dilakukan oleh seorang kepala sekolah sehubungan dengan peningkatan proses belajar mengajar adalah supervisi. Teknik ini dipandang sangat efektif dalam memberikan bantuan dan bimbingan kepada guru yang berhubungan dengan segala hal menyangkut pembelajaran.

2.4. Tugas dan tanggung jawab guru 2.4.1.Tugas guru

Ketika berbicara tentang tugas guru, maka berarti akan mengulas guru dalam tataran profesinya. Guru memiliki tugas yang banyak, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas, dalam bentuk pengabdian.

Moh Uzer usman (2001:4) guru memiliki tiga jenis tugas, yaitu : (1) tugas guru dalam bidang profesi (b) tugas kemanusiaan (3) tugas dalam bidang kemasyarakatan.

Pertama, guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan

keahlian khusus sebagai guru. Dan hal ini tidak semua orang dapat melakukannya.

Dalam konteks ini tugas guru meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.

(8)

Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Atau tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik (Djamarah 2005:4). Sedangkan tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak anak didik. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Atau dengan kata lain tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Sehingga secara makro tugas guru adalah menyiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.

Kedua, tugas dalam bidang kemanusiaan. Di sekolah harus dapat

menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati ia menjadi idola para siswanya. Oleh karena itu harus mampu memahami jiwa dan watak anak didik. Maka pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Jika seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik , maka kegagalan pertama adalah tidak dapat menanamkan benih pengajarannya kepada para siswanya. Guru harus menanamkan nilai kemanusiaan kepada anak didik.

Ketiga, tugas di bidang kemasyarakatan. Dalam bidang ini guru

mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral pancasila. Bahkan keberadaan guru merupakan

(9)

faktor condisio sine quanon yang tidak mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, hingga di era kontemporer.

Guru tidak hanya diperlukan oleh para murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Jika dipahami, maka tugas guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 27 ayat (3) dikemukakan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar.

Di samping tugas-tugas yang telah disebutkan di atas guru mempunyai tugas lain yang bersifat pendukung, yakni membimbing dan mengelola administrasi sekolah. Tiga tugas ini mewujudkan tiga layanan yang harus diberikan guru kepada pelajar dan tiga peranan yang harus dijalankannya. Tiga layanan dimaksud adalah: 1) layanan intruksional; 2) layanan bantuan (bimbingan dan konseling); dan 3) layanan administrasi

Sementara itu peranan guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya adalah: 1) sebagai pengajar; 2) sebagai pembimbing dan 3) sebagai administrator kelas

Sebagai pengajar guru, mempunyai tugas menyelenggarakan proses belajar-mengajar. Tugas yang mempunyai porsi terbesar dari profesi keguruan ini pada garis besarnya meliputi empat pokok, yaitu:

a) menguasai bahan pengajaran

b) melaksanakan program belajar-mengajar

c) melaksanakan, memimpin, dan mengelola proses belajar-mengajar d) menilai kegiatan belajar-mengajar

(10)

Sebagai pembimbing, guru mempunyai tugas memberi bimbingan kepada pelajar dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, sebab proses belajar- mengajar berkaitan keras dengan berbagai masalah di luar kelas yang sifatnya non akademis.

Lebih jauh Suparta dan Aly (2003:2) mengemukakan Tugas guru sebagai administrator mencakup ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya seperti mengelola kelas, memanfaatkan prosedur dan mekanisme pengelolaan tersebut untuk melancarkan tugas-tugasnya, serta bertindak sesuai dengan etika jabatan.

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, pasal 27 ayat (3) dikemukakan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar, bahwa (1) Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;

b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;

c. memiliki kualifikasi akademik dan Tatar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;

d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;

e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;

f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;

g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;

(11)

h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan

i. memiliki organisasi profesi yang rnempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

(12)

Meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

Tugas guru

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka untuk lebih rincinya tugas guru dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

Bagan Tugas Guru

Mendidik

Profesi Mengajar

Melatih

Kemanusiaan

Masyarakat

Sumber Data : Muh. Uzer Usman: “Menjadi Guru Profesinal” 2001 h. 8

Melatih

Mengembangkan keterampilan dan penerapannya

Menjadi orang tua kedua

Auto-pengertian:

- homoludens - homopuber

- homosapiens Transpormasi diri

Autoidentifikasi

Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral Pancasila

Mencerdaskan bangsa Indonesia

Kemanusiaan

Kemasyarakatan

(13)

2.4.2.Tanggung jawab guru

Menurut Hamalik (2003:127-133) tanggung jawab guru sebagai berikut : 1. Guru harus menuntut murid-murid belajar

2. Turut serta membina kerikulum sekolah

3. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak, dan jasmaniah)

4. Memberikan bimbingan kepada murid

5. Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar

6. Menyelenggarakan penelitian

7. Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif

8. Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila

9. Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia

10.Turut mensukseskan pembangunan

11.Tanggung jawab meningkatkan peranan profesional guru.

Pertama, tanggungjawab guru dalam menuntut anak-anak belajar yang

terpenting adalah merencanakan dan melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Maka untuk mencapai agar cita-cita ideal tersebut, dan agar pengajarannya berhasil, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru yaitu:

a. Mempelajari setiap murid di kelasnya

b. Merencanakan, menyediakan, dan menilai bahan-bahan belajar yang akan dan/atau telah diberikan

(14)

c. Memilih dan menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, kebutuhan dan kemampuan murid dan dengan bahan-bahan yang akan diberikan

d. Memelihara hubungan pribadi seerat mungkin dengan siswa e. Menyediakan lingkungan belajar yang serasi.

f. Membantu murid-murid dalam memecahkan berbagai masalah g. Mengatur dan menilai kemajuan belajar siswa

h. Membuat catatan-catatan yang berguna dan menyusun laporan pendidikan i. Mengadakan hubungan dengan oran tua murid secara kontinu dan penuh

saling pengertian

j. Berusaha sedapat-dapatnya mencari data melalui serangkaian penelitian terhadap masalah-masalah pendidikan

k. Mengadakan hubungan dengan masyarakt secara aktif dan kreatif guna kepentingan para siswa.

Namun demikian, menjadi catatan bagi guru bahwa tanggung jawab guru tidak hanya menuangkan ilmu pengetahuan ke dalam otak anak didik. Tapi yang terpenting adalah membentuk jiwa dan watak anak didik. Sebab pendidikan dilakukan tidak semata-mata dengan perkataan, tetapi dengan sikap, tingkah laku, dan perbuatan.

Kedua, membina kurikulum sekolah sekolah. Pada posisi ini guru merupakan seorang key person yang paling mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan murid. Oleh karena sewajarnya apabila ia turut aktif dalam pembinaan kurikulum di sekolahnya.

(15)

Dalam hal ini banyak hal-hal yang dapat dilakukan guru, antara lain;

menyarankan ukuran-ukuran yang mungkin dapat digunakan dalam memilih bahan-bahan kurikulum, berusaha menemukan minat, kebutuhan dan kesanggupan murid, berusaha menemukan cara-cara yang tepat agar antara sekolah dan masyarakat terjalin hubungan kerjsama yang seimbang, mempelajari isi dan bahan pelajaran pada setiap kelas dan meninjaunya dalam hubungan dengan praktek sehari-hari (Aly dan Munizer 2000:197).

Ketiga, melakukan pembinaan terhadap diri siswa. Seperti yang telah

dikemukakan sebelumnya bahwa sulitnya mentrasfer ilmu, tidak seberat membina siswa agar menjadi manusia berwatak (berkarakter) sudah pasti bukan pekerjaan yang mudah. Agar aspek-aspek kepribadian ini dapat berkembang maka guru perlu menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk mengalami, menghayati situasi-situasi yang hidup dan nyata. Dalam konteks ini para guru sebaiknya memberi kebebasan kepada peserta didik untuk mengenal dunianya. Kemandirian yang diberikan guru kepada peserta didiknya akan melahirkan siswa yang bertanggungjawab serta memiliki kepribadian yang mantap.

Djamarah (2005:35) mengemukakan bahwa anak didik lebih banyak menilai apa yang guru tampilkan dalam pergaulan di sekolah dan di masyarakat daripda apa yang guru katakan, tapi baik perkataan maupun apa yang guru tampilkan, keduanya menjadi penilaian anak didik. Oleh karena itu apa yang dikatakan guru hendaknya dipraktekan dalam kehidupan sehari. Dan dalam konteks inilah interaksi edukatif akan tercipta. Dimana guru selalu menunjukkan sikap yang dapat diteladani oleh peserta didik.

(16)

Keempat, memberikan bimbingan kepada murid. Patut diingat bahwa

bimbingan diberikan kepada anak didik tujuannya agar mampu mengenal dirinya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan memiliki stamina emosional yang baik. Bimbingan ini sebenarnya tidak mesti menjadi tanggungjawab guru BP saja, seperti yang terjadi pada sekolah umumnya, akan tetapi penulis berpendapat bahwa semua guru terlibat langsung dalam memberikan bimbingan, yang menjadikan profesi guru sebagai manusia yang selalu menjadi tualadan terhadap anak didiknya.

Kelima, melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan

mengadakan penilaian atas kemajuan belajar. Tanggung jawab guru dalam hal ini menyesuaikan semua setuasi belajar dengan minat, latar belakang dan kematangan siswa. Juga mempunyai tangung jawab mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar dan kemajuan belajar serta melakukan diagnosis dengan cermat terhadap kesulitan dan kebutuhan siswa.

Keenam, menyelenggarakan penelitian. Guru dalam versi ini dituntut

tidak hanya sekedar melaksanakan tugas rutin. Tetapi juga para guru hendaknya melakukan berbagai penelitian. Bagi guru keahlian dalam melakukan penelitian adalah tugas profesional

Ketuju, mengenal masyarakat dan ikut serta aktif. Pelaksanaan tugas

guru akan secara maksimal jika ia mengenal masyarakat seutuhnyadan secara lengkap. Harus dipahami dengan baik tentang pola kehidupan, kebudayaan, minat dan kebutuhan masyarakat, karena peerkembangan sikap, minat, aspirasi anak sangat dipengaruhi oleh masyarakt sekitarnya. Ini berarti, bahwa dengan

(17)

mengenal masyarakat, guru dapat mengenal siswa dan menyesuaikan pelajarannya secara efektif. Lingkungan yang baik akan menarik anak-anak berakhlak baik.

Dan lingkungan yang jahat akan pula mencoraki watak dan pribadi anak. Oleh sebab itu haruslah pendidik memperhatikan lingkungan yang berhubungan dengan anak-anak di luar rumah tangga. Begitu juga harus diperhatikan anak-anak sejawatnya, karena sesungguhnya pada mereka terdapat pengaruh yang besar terhadap anak-anak didik. Guru sebaiknya turut aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada dalam masyarakat. Dalam posisi ini guru akan berpeluang menjelaskan eksistensi sekolah dan anak didiknya di tengah-tengah masyarakat, sehingga akan tercipta kerjasama antara lembaga pendidikan dan masyarakt dalam menyelesaikan problem-problem sekolah dan anak didik.

Kedelapan, menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila.

Penanaman nilai-nilia Pancasila bagi anak didik barangkali merupakan hal yang penting. Namun penulis berpendapat bagi guru, disamping menananmkan nilai- nilai Pancasila, yang terpenting adalah nilai-nilai keagamaan sebaiknya dijadikan sebagai skala prioritas. Pada tataran ini pendidik lebih banyak dituntut memberikan keteladanan dalam hal pengamalan ajaran agama dan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kesembilan, menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa. Tanggung

jawab guru adalah mempersiapkan siswa agar mereka menjadi warga negara yang baik. Penanaman cinta tanah air, mengenal budaya dan adat-istiadat memang bukan pekerjaan yang mudah. Oleh sebab itu diperlukan usaha yang mesti

(18)

ditempuh oleh guru. Disamping harus disediakan sumber-sumber yang relevan, harus juga mengadakan tour dan kunjungan serta sikap tingkah laku guru sendiri.

Kesepuluh, harus mensukseskan pembangunan. Guru pada posisi ini

harus mampu mengantarkan anak didiknya menjadi masyarakat yang membangun. Bagi anak penanaman sikap ini sangat urgen, demi pengabdian untuk kepentingan masyarakat yang diberikan oleh pribadi guru.

Kesebelas, tanggung jawab meningkatkan peranan profesional guru.

Tuntutan kurikulum berbasis kompotensi di satu sisi akan menuntut guru agar senantiasa meningkatkan profesionalismenya. Sebab tanpa kecakapan guru akan mengalami kesulitan dalam mengemban dan melaksanakan tugasnya. Sebab guru adalah profesi. Dalam kamus bahasa Indonesia profesi diartikan, sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan lain- lain).

Suparta dan Aly (2003:5) mengemukakan dalam profesi dituntut adanya keahlian dan etika khusus serta baku (standar) layanan. Pengertian ini mengandung implikasi bahwa profesi hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang secara khusus dipersiapkan untuk itu. Dengan kata lain profesi bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain. Oleh sebab itu atas profesi inilah maka meningkatkan kecakapan hidup dan profesionalisme bagi guru menjadi sebuah keharusan dan keniscayaan.

Kemampuan harus selalu dipupuk dalam diri guru sejak ia mengikuti pendidikan sampai ia bekerja.

(19)

2.5. Proses Belajar Mengajar

Edy Suardi dalam Djamarah dan Zain, 2006:40-41 mengemukakan beberapa ciri proses belajar mengajar sebagai berikut:

1) Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu.

2) Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3) Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan suatu penggarapan materi yang khusus

4) Ditandai dengan aktivitas anak didik sebagai sebuah konsekuensi bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

5) Dalam kegiatan belajar mengajar guru berperan sebagai pembimbing 6) Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan disiplin, yang

diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh pihak guru maupun anak didik dengan sadar.

7) Ada batas waktu, untuk mencapai sebuah tujuan, memiliki sistem berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan

8) Evaluasi, adalah bagian yang terpenting dan tidak bisa diabaikan setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Proses belajar mengajar atau pembelajaran menurut Uzer Usman (2001:4) diartikan sebagai “proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”.

(20)

Belajar itu adalah proses, maka yang paling berharga dalam belajar adalah

“Bagaimana Cara Belajar”. Dalam pembelajaran paradigma baru kegiatan belajar pada minggu pertama, kegiatan menekankan pada upaya menciptakan susasana belajar aman dan penuh kepercayaan di antara siswa. Dengan cara demikian memungkinkan siswa belajar lebih efektif dan menyerap serta mengingat materi pelajaran. “Belajar untuk menambah informasi maka saya tahu, menyimpan informasi maka saya hafal, memperoleh informasi saya bisa menjawab semua pertanyaan, memahami informasi dan lain sebagainya.

Dengan demikian maka pembelajaran yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah proses perbuatan guru dan siswa yang terjadi secara interaktif dan diselenggarakan dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Maka proses pembelajaran tidak dapat dikatakan sebagai sebuah pembelajaran apabila tidak terjadi interaksi antara siswa dengan guru.

Pembelajaran yang menimbulkan interaksi belajar mengajar antara guru- siswa mendorong perilaku belajar. Siswa merupakan kunci terjadinya perilaku belajar dan ketercapaian sasaran belajar. Dengan demikian bagi siswa perilaku belajar merupakan aktifitas belajar tentang bahan belajar dan sumber belajar dilingkungannya.

Menurut Shaleh (2006:156) Proses belajar mengajar pada prinsipnya merupakan proses mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran dapat pula dimaknai sebagai proses interaksi antara guru dan murid yang merupakan

(21)

perpaduan dari aktivitas pengajaran dalam makna yang lebih luas, Sehingganya pembelajaran tidak terlepas dari adanya interaksi guru dan siswa dalam satuan materi pelajaran tertentu.

Referensi

Dokumen terkait

Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus

Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI;.. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan

Kehadiran IPB University khususnya PKSPL dan FPIK menjadi partner utama pada aspek pengembangan seafood industry menjadi signifikan dan mampu berperan penting dalam

Berdasar hasil penelitian tentang Penerapan Metode Proyek Untuk Meningkatkan Ketrampilan Sosial Anak Dalam Bekerjasama Pada Anak Kelompok B2 Di TK Kreatif Zaid

DVR atau Digital Video Recorder merupakan peralatan mutlak dari perkembangan CCTV sekarang, karena fungsinya sebagai spliter (pembagi gambar) di monitor, perekaman,

Suatu resin penukar kation adalah sebagai suatu polimer berbobot molekul tinggi, yang terangkai-silang yang mengandung gugus- gugus sulfonat, karboksilat, fenolat, dan

Dengan demikian, cerita II Samuel 5:1-5 yang mengatakan bahwa ada semacam perjanjian atau kesepakatan antara Daud dan suku-suku di Israel- yang ditulis oleh

Penju Penjualan alan prod produk uk koper koperasi asi secara tunai tidak dicatat di buku harian ini dan karena penjualan secara kredit tidak akan secara tunai tidak dicatat di