HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi data
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan diri terhaap hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Data yang didapatkan atas kepercayaan diri dan hasil belajar, kemudian diolah secara kuantitatif dengan metode analisis statistik dan hasilnya akan diuraikan sebagai berikut :
1. Skala kepercayaan diri
Data hasil angket siswa disusun dan disebarkan kepada siswa untuk mengetahui respon siswa tentang kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika. Data yang diperoleh merupakan data variabel bebas (variabel X).
Angket disebarkan kepada 40 siswa kelas VIII-F SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon. Angket tersebut berjumlah 25 item pernytaan. Angket tersebut menggunakan skala likers dengan menggunakan alaternatif lima jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk penskorannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Penskoran pilihan jawaban skala Pernyataan
Jawaban Positif Negatif
Sangat setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Netral / Tidak Tahu (N) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Adapun indikator angket yang digunakan untuk memperoleh data kepercayaan diri siswa pada mata pelajaran matematika diantaranya : memiliki keberanian untuk mengerjakan soal, memliki ketenangan dalam mengerjakan soal, memiliki kemauan untuk belajar, berusaha untuk meningkatkan kualitas belajar, tidak ketergantungan terhadap orang lain, memiliki kesiapan untuk mengikuti pelajaran, pemahaman, sanggup untuk mengerjakan soal, menguasai
56
dan berperan aktif. Indikator yang telah disebutkan merupakan inikator dari dari kepercayaan diri siswa dalam pembelajaran matematika.
Selanjutnya data angket tersebut diolah dan dianalisis untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika di SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan pengambilan sampel tersebut, diperoleh deskripsi statistik data kepercayaan diri siswa sebagai berikut :
Tabel 4.2
Deskripsi Data Kepercayaan Diri
Statistik Nilai
Jumlah Responden 40
Nilai Terendah 69
Nilai Tertinggi 107
Rata-rata 88,850
Standar Deviasi 11, 649
Berdasarkan data pada tabel 4.2, di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata skala kepercayaan diri siswa 88,850 dengan pembulatan ke atas sehingga rata-rata skala kepercayaan diri skala kepercayaan diri siswa menjadi 89. Nilai tertingginya adalah 107 dan nilai terendahnya 69 dengan standar deviasi 11,649 dengan pembulatan ke atas sehingga standar deviasi menjadi 12. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan dari output SPSS 16.0 mengenai statistik deskriptif data hasil belajar matematika siswa dapat dilihat pada lampiran D.7 halaman .
Adapun untuk skor skala kepercayaan diri siswa menurut riduwan dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
Tabel 4.3 Kategorisasi Angket
Interval Skor Interpretasi
0% − 20% Sangat lemah
21% − 40% Lemah
41% − 60% Cukup
61% − 80% Kuat /Baik
81% − 100% Sangat kuat/Sangat baik
Untuk lebih detail, penulis merekap hasil prosentase skor tiap indikator dari kepercayaan diri sebagai berikut:
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap keberanian siswa untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis maupun dalam proses pebelajaran matematika. Dalam indikator ini terdapat dua item, satu item pernyataan positif dan satu item pernyataan negatif. Pernyataan nomor 1 yaitu : “Tanpa diminta oleh guru saya mengajukan diri untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis”.
Pernyataan nomor 2 yaitu : “Saya malu apabila tampil sendirian untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis”. Adapun untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Memiliki Keberanian untuk mengerjakan soal
Berdasarkan tabel 4.4, rata-rata respon siswa terhadap keberanian untuk mengerjakan soal adalah sebesar 71% termasuk dalam kategori
“baik”. Hal ini berarti sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon memiliki keberanian untuk mengerjakan soal matematika yang dimilikinya.
b. Memiliki ketenangan dalam mengerjakan soal.
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap ketenangan siswa pada saat mengerjakan saol matematika di saat sedang ulangan maupun dalam proses pembelajaran. Dalam indikator ini terdapat dua item, satu item pernyataan positif dan satu item pernyataan negatif.
No. Item Skor Frekuensi Skor %
1
SS (5) 9 45 23%
164
S (4) 27 108 68%
R(3) 3 9 8%
TS (2) 1 2 3%
STS (1) 0 0 0%
2
STS (1) 2 2 5%
120
TS (2) 9 18 23%
R (3) 17 51 43%
S (4) 11 44 28%
SS (5) 1 5 3%
Jumlah 80 284 200% 284
Skor Maksimal 400
Rata-rata 71%
Kategori Baik
ketegangan saat mengerjakan soal ulangan matematika.”. Pernyataan nomor 2 yaitu : “Saya mudah cemas setiap kali mengerjakan soal ulangan matematika.”. Adapun untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5
Memiliki ketengan dalam mengerjakan soal matematika.
No. Item Skor Frekuensi Skor %
3
SS (5) 7 35 18%
156
S (4) 22 88 55%
R(3) 11 33 28%
TS (2) 0 0 0%
STS (1) 0 0 0%
4
STS (1) 4 4 10%
116
TS (2) 10 20 25%
R (3) 13 39 33%
S (4) 12 48 30%
SS (5) 1 5 3%
Jumlah 80 272 200% 272
Skor Maksimal 400
Rata-rata 68%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.5, rata-rata respon siswa terhadap ketenangan dalam mengerjakan soal matematika adalah sebesar 68% termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini berarti sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon memiliki ketenangan untuk mengerjakan soal matematika yang dimilikinya.
c. Memiliki kemauan untuk belajar.
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap kemauan untuk belajar matematika dalam proses pembelajaran di dalam kegiatan sekolah maupun dirumah . Dalam indikator ini terdapat dua item, satu item pernyataan positif dan satu item pernyataan negatif. Pernyataan nomor 1 yaitu : ” Saya yakin kalau belajar dengan giat, maka saya akan mendapat nilai yang bagus.”. Pernyataan nomor 2 yaitu : “Saya malas mengerjakan latihan soal matmatika, lebih memilih melihat jawaban teman yang pintar.”. Adapun untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Memiliki kemauan untuk belajar No. Item Skor Frekuensi Skor %
5
SS (5) 10 50 25%
159
S (4) 19 76 48%
R(3) 11 33 28%
TS (2) 0 0 0%
STS (1) 0 0 0%
6
STS (1) 5 5 13%
116
TS (2) 7 14 18%
R (3) 16 48 40%
S (4) 11 44 28%
SS (5) 1 5 3%
Jumlah 80 275 200% 275
Skor Maksimal 400
Rata-rata 68,7%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.6, rata-rata respon siswa terhadap kemauan untuk belajar matematika adalah sebesar 68,7% termasuk dalam kategori
“baik”. Hal ini berarti sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon memiliki kemauan untuk belajar matematika.
d. Berusaha untuk meningkatkan kualitas belajar.
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap usahanya untuk meningkatkan kualitas belajar dalam pembelajaran matematika. Dalam indikator ini terdapat dua item, satu item pernyataan positif dan satu item pernyataan negatif. Pernyataan nomor 1 yaitu :” jika setiap ulangan matematika mendapatkan nilai bagus ataupun jelek,saya tetap bertekad untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil ulangan berikutnya.”. Pernyataan nomor 2 yaitu : “Saya malas mengerjakan latihan soal matmatika, lebih memilih melihat jawaban teman yang pintar.”.
Adapun untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Beruaha untuk meningkatkan kualitas belajar.
No. Item Skor Frekuensi Skor %
7
SS (5) 9 45 23%
159
S (4) 21 84 53%
R(3) 10 30 25%
TS (2) 0 0 0%
STS (1) 0 0 0%
8
STS (1) 2 2 5%
132
TS (2) 9 18 23%
R (3) 9 27 23%
S (4) 15 60 38%
SS (5) 5 25 13%
Jumlah 80 291 200% 291
Skor Maksimal 400
Rata-rata 72,7%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.7, rata-rata respon siswa terhadap brusaha untuk meningkatkan kualitas belajar matematika adalah sebesar 72,7%
termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini berarti sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon selalu berusa untuk meningkatkan kualitas belajar matematika.
e. Tidak ketergantungan terhadap orang lain.
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap tidak ketergatungan kepada orang lain disaat mengerjakan soal maupun pada saat ulangan matematika. Dalam indikator ini terdapat dua item, satu item pernyataan positif dan satu item pernyataan negatif. Pernyataan nomor 1 yaitu :” Saya mengerjakan soal matematika dengan hasil dan cara sendiri..”. Pernyataan nomor 2 yaitu : “saya lebih baik melihat jawaban teman dari pada hasil sendiri pada saat mengerjakan soal matematika.”.
Adapun untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tidak ketergantungan terhadap orang lain No. Item Skor Frekuensi Skor %
9
SS (5) 4 20 10%
152
S (4) 24 96 60%
R(3) 12 36 30%
TS (2) 0 0 0%
STS (1) 0 0 0%
10
STS (1) 2 2 5%
128
TS (2) 5 10 13%
R (3) 17 51 43%
S (4) 15 60 38%
SS (5) 1 5 3%
Jumlah 80 280 200% 280
Skor Maksimal 400
Rata-rata 70%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.8, rata-rata respon siswa terhadap tidak ketergantungan terhaap orang lain adalah sebesar 70% termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini berarti sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon dalam pembelajaran matematika selalu berusa tidak ketergantungan terhadap orang lain disaat mengerjakan soal matematika.
f. Memiliki kesiapan untuk mengikuti pelajaran.
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap kesiapan untuk mengikuti pelajaran matematika pada saat sebelum jam pelajaran maupun didalam proses pembelajaran matematika. Dalam indikator ini terdapat dua item, satu item pernyataan positif dan satu item pernyataan negatif. Pernyataan nomor 1 yaitu :” Saya selalu mempersiapkan diri lebih dahulu sebelum pelajaran dimulai.”. Pernyataan nomor 2 yaitu : “Saya mudah bosan dan mengantuk setiap kali mengikuti pelajaran matematika.”. Adapun untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Memiliki kesiapan untuk mengikuti pelajaran No. Item Skor Frekuensi Skor %
11
SS (5) 8 40 20%
158
S (4) 23 92 58%
R(3) 8 24 20%
TS (2) 1 2 3%
STS (1) 0 0 0%
12
STS (1) 1 1 3%
129
TS (2) 6 12 15%
R (3) 17 51 43%
S (4) 15 60 38%
SS (5) 1 5 3%
Jumlah 80 287 200% 287
Skor Maksimal 400
Rata-rata 71,7%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.9, rata-rata respon siswa terhadap kesiapan untuk mengikuti pelajaran matematika adalah sebesar 71,7% termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini berarti sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon dalam pembelajaran matematika memiliki kesiapan untuk mengikuti pelajaran di sekolahan.
g. Pemahaman
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pemahan dalam menangkap materi yang disampaikan oleh guru didalam proses pembelajaran matematika. Dalam indikator ini terdapat dua item, satu item pernyataan positif dan satu item pernyataan negatif. Pernyataan nomor 1 yaitu :” saya memahami materi matematika tentang operasi aljabar yang disampaikan oleh guru.”. Pernyataan nomor 2 yaitu : “Saya tidak perlu mengulangi pelajaran yang disampaikan oleh guru karena tidak akan membuat saya mengerti dan memahami materinya.”. Adapun untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Pemahaman
No. Item Skor Frekuensi Skor %
13
SS (5) 8 40 20%
156
S (4) 20 80 50%
R(3) 12 36 30%
TS (2) 0 0 0%
STS (1) 0 0 0%
14
STS (1) 1 1 3%
130
TS (2) 8 16 20%
R (3) 13 39 33%
S (4) 16 64 40%
SS (5) 2 10 5%
Jumlah 80 286 200% 286
Skor Maksimal 400
Rata-rata 71,5%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.10, rata-rata respon siswa terhadap pemahaman adalah sebesar 71,5% termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini berarti sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon memiliki pemahamanterhadap materi yang disampaikan oleh guru dalam pembelajaran matematika yang dimilikinya.
h. Sanggup untuk mengerjakan soal
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap kesanggupan siswa untuk mengerjakan soal dalam pembelajaran matematika. Dalam indikator ini terdapat dua item, satu item pernyataan positif dan satu item pernyataan negatif. Pernyataan nomor 1 yaitu :
“Setiap kali mengikuti pelajaran matematika saya siap ditunjuk oleh guru untuk mengerjakan soal.”. Pernyataan nomor 2 yaitu : “Saya selalu menolak untuk mengerjakan soal matematika pada saat ditunjuk oleh guru.”. Adapun untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Sanggup untuk mengerjakan soal
No. Item Skor Frekuensi Skor %
15
SS (5) 5 25 13%
155
S (4) 25 100 63%
R(3) 10 30 25%
TS (2) 0 0 0%
STS (1) 0 0 0%
16
STS (1) 1 1 3%
126
TS (2) 7 14 18%
R (3) 18 54 45%
S (4) 13 52 33%
SS (5) 1 5 3%
Jumlah 80 281 200% 281
Skor Maksimal 400
Rata-rata 70,2%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.11, rata-rata respon siswa terhadap sanggup untuk mengerjakan soal adalah sebesar 70,2% termasuk dalam kategori
“baik”. Hal ini berarti sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon memiliki rasa sanggup untuk mengerjakan soal dalam pembelajaran matematika yang dimilikinya.
i. Menguasai materi
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa dalam menguasai materi dala m pembelajaran matematika. Dalam indikator ini terdapat dua item, satu item pernyataan positif dan satu item pernyataan negatif. Pernyataan nomor 1 yaitu : “Dengan menguasai materi matematika saya pasti bisa meningkatkan prestasi lebih baik lagi.”.
Pernyataan nomor 2 yaitu : “Walaupun saya menguasai materi matematika, saya tetap tidak berhasrat untuk meningkatkan prestasi lebih baik lagi.”. Adapun untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Menguasai materi
No. Item Skor Frekuensi Skor %
17
SS (5) 9 45 23%
159
S (4) 21 84 53%
R(3) 10 30 25%
TS (2) 0 0 0%
STS (1) 0 0 0%
18
STS (1) 2 2 5%
124
TS (2) 8 16 20%
R (3) 15 45 38%
S (4) 14 56 35%
SS (5) 1 5 3%
Jumlah 80 283 200% 283
Skor Maksimal 400
Rata-rata 70,7%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.12, rata-rata respon siswa dalam menguasai materi adalah sebesar 70,7% termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini berarti sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon mampu menguasai materi pelajaran matematika dengan baik.
j. Memiliki kelebihan
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap kelebihan yang dimiliki siswa pada pelajaran matematika. Dalam indikator ini terdapat dua item, satu item pernyataan positif dan satu item pernyataan negatif. Pernyataan nomor 1 yaitu : “Saya dapat menjelaskan materi pelajaran matematika pada teman yang belum paham.”. Pernyataan nomor 2 yaitu : “Setiap kali teman bertanya materi matematika saya tidak mampu menjelaskannya.”. Adapun untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Memiliki kelebihan
No. Item Skor Frekuensi Skor %
19
SS (5) 6 30 15%
152
S (4) 20 80 50%
R(3) 14 42 35%
TS (2) 0 0 0%
STS (1) 0 0 0%
20
STS (1) 2 2 5%
129
TS (2) 6 12 15%
R (3) 19 57 48%
S (4) 12 48 30%
SS (5) 2 10 5%
Jumlah 81 281 203% 281
Skor Maksimal 400
Rata-rata 70,2%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.13, rata-rata respon siswa terhadap memiliki kelebihan adalah sebesar 70,2% termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini berarti sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon memiliki kelebihan yang baik dalam pembelajaran matematika.
k. Tidak mudah menyerah
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa yang memiliki sifat tidak mudah menyerah dalam mengerjakan soal matematika. Dalam indikator ini terdapat dua item, satu item pernyataan positif dan satu item pernyataan negatif. Pernyataan nomor 1 yaitu : “Jika ada soal matematika dengan berbagai mungkin saya mengerjakannya.”.
Pernyataan nomor 2 yaitu : “Saya mudah putus asa jika mengerjakan soal- soal matematika.”. Adapun untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tidak mudah menyerah No.
Item Skor Frekuensi Skor %
21
SS (5) 5 25 13%
153
S (4) 24 96 60%
R(3) 10 30 25%
TS (2) 1 2 3%
STS (1) 0 0 0%
22
STS (1) 1 1 3%
131
TS (2) 7 14 18%
R (3) 15 45 38%
S (4) 14 56 35%
SS (5) 3 15 8%
Jumlah 80 284 200% 284
Skor Maksimal 400
Rata-rata 71%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.14, rata-rata respon siswa yang memiliki sifat tidak mudah menyerah adalah sebesar 71% termasuk dalam kategori
“baik”. Hal ini berarti sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon memiliki sifat yang tidak mudah menyerah dalam mengerjakan soal dalam pembelajaran matematika.
l. Menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa yang mampu menyelesaikan tugas matematika dengan sungguh-sungguh baik disekolahan maupun tugas rumah (PR). Dalam indikator ini terdapat dua item, satu item pernyataan positif dan satu item pernyataan negatif.
Pernyataan nomor 1 yaitu : “Saya selalu semangat jika guru memberikan PR matematika.”. Pernyataan nomor 2 yaitu : “Saya merasa bosan apabila guru memberikan tugas untuk dikerjakan dan dikumpulkan pada hari itu juga.”. Adapun untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh No. Item Skor Frekuensi Skor %
23
SS (5) 8 40 20%
156
S (4) 20 80 50%
R(3) 12 36 30%
TS (2) 0 0 0%
STS (1) 0 0 0%
24
STS (1) 2 2 5%
134
TS (2) 3 6 8%
R (3) 17 51 43%
S (4) 15 60 38%
SS (5) 3 15 8%
Jumlah 80 290 200% 290
Skor Maksimal 400
Rata-rata 72,5%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.15, rata-rata respon siswa yang menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh adalah sebesar 72,5% termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini berarti sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon menyelesaikan tugas dengan sungguh-sungguh yang diberikan oleh guru baik di sekolahan maupun di rumah pada pelajaran matematika.
m. Berperan aktif
Indikator ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa yang berperan aktif dalam pembelajaran matematika setiap ada pertanyaan dari guru bisa menjawab dan jika materi yang tidak dimengeri siswa tersebut bertanya pada guru. Dalam indikator ini terdapat satu pernyataan positif yaitu : “Saya selalu menjawab setiap pertanyaan guru.”. Adapun untuk perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :
Berperan akatif
No. Item Skor Frekuensi Skor %
25
SS (5) 11 55 28%
161
S (4) 19 76 48%
R(3) 10 30 25%
TS (2) 0 0 0%
STS (1) 0 0 0%
Jumlah 40 161 100% 161
Skor Maksimal 200
Rata-rata 80,5%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.16, rata-rata respon siswa yang berperan aktif adalah sebesar 80,5% termasuk dalam kategori “baik”. Hal ini berarti sebagian besar siswa SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon memiliki peran yang aktif dalam pembelajaran matematika.
Berikut adalah rekapitulasi prosentase hasil angket tentang kapercayaan diri dalam bentuk rata-rata prosentase perindikator. Rekapitulasi tersebut dimaksudkan untuk memperoleh interpretasi respon siswa secara keseluruhan mengenai kepercayaan diri siswa.
Tabel 4.17
Rekapitulasi Hasil Angket
Respon Siswa Terhadap Kepercayaan Diri Indikator Jumlah Item
Pernyataan
Skor Ideal
Maksimal Skor % Kategori
Memiliki Keberanian 2 400 284 71% Baik
Memiliki
Ketenangan 2 400 272 68% Baik
Memiliki Kemauan
untuk balajar 2 400 275 68,7% Baik
Berusaha untuk meningkatkan kualitas belajar
2 400 291 72,7% Baik
Tidak ketergantungan terhadap orang lain
2 400 280 70% Baik
Memiliki kesiapan
untuk belajar 2 400 287 71,7% Baik
Pemahaman 2 400 286 71,5% Baik
Sanggup untuk
mengerjakan soal 2 400 281 70,2% Baik
Menguasai materi 2 400 283 70,7% Baik
Memiliki kelebihan 2 400 281 70,2% Baik
Indikator Jumlah Item
Pernyataan Ideal Maksimal
Skor % Kategori Tidak mudah
menyerah 2 400 284 71% Baik
Menyelesaikan tugas dengan sungguh-
sungguh
2 400 290 72,5% Baik
Berperan aktif 1 200 161 80,5% Baik
Rata-rata 71,4% Baik
Berdasarkan tabel 4.17, di atas diperoleh rata-rata kepercayaan diri siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon berada pada kategori “baik” yaitu sebesar 71,4%. Kepercayaan diri siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang sehingga faktor tersebut membuat kepercayaan diri siswa menjadi baik/tinggi.
2. Hasil Belajar Matematika Siswa
Data ini diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada 40 siswa kelas VIII-F SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon. Tes ini berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal. Nilai untuk jawaban yang benar adalah 1, sedangkan nilai untuk jawaban yang salah adalah 0. Berdasarkan pengambilan sampel tersebut, diperoleh data dari output SPSS 16.0 sebagai berikut:
Tabel 4. 18
Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa
Berdasarkan data pada tabel 4.18 di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes hasil belajar matematika siswa adalah 76, 25. Nili tetingginya 95 dan nilai terendahnya 60 dengan standar deviasi 8,75. Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan dari output SPSS 16.0 mengenai deskriptif data hasil belajar matematika siswa dapat dilihat pada lampiran D.7 halaman 182.
Statistik Nilai
Jumlah Responden 40
Nilai Terendah 60
Nilai Tertinggi 95
Rata-Rata 76,25
Standar Deviasi 8,75
matematika siswa kelas VIII-F SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon , penulis menggunakan kriteria penskoran sebagaimana menurut Suharsimi Arikunto. Untuk penilaian hasil belajar sebagai berikut :
Tabel 4.19
Kriteria Penilaian Hasil Belajar
Nilai Kategori
80-100 Baik Sekali
66-79 Baik
56-65 Cukup
40-55 Kurang
< 40 Kurang Sekali
Untuk lebih detailnya, penulis menguraikan hasil prosentase skor dari tiap indikator hasil belajar matematika siswa sebagai berikut:
a. Indikator menentukan pengertian koefisien bentuk aljabar.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah soal Nomor 1 dan 2.
Hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.20
Indikator menentukan koefisien bentuk aljabar No.
item Jawaban Frekuensi Skor % Frekuensi
1 Salah 7 0 17,50%
Benar 33 33 82,50%
2 Salah 9 0 22,50%
Benar 31 31 77,50%
Jumlah 80 64 200%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 2 = 80
% Skor (64/80) x 100% = 80%
Kategori Baik Sekali
Berdasarkan tabel 4.20 tersebut dapat diketahui pada soal Nomor 1 sebanyak 17,50% siswa yang menjawab dengan tidak benar /salah dan sebanyak 82,50% siswa menjawab dengan benar. Sedangkan pada soal Nomor 2 sebanyak 22,50% siswa yang menjawab tidak dengan tidak benar/salah dan 77,50% siswa menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan untuk menentukan pengertian koefisien bentuk aljabar adalah sebesar 80%
dengan kategori baik sekali.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 3, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.21
Indikator menentukan pengertian peubah bentuk aljabar No. item Jawaban Frekuensi Skor %
3 Salah 10 0 25%
Benar 30 30 75%
Jumlah 40 30 100%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 1 = 40
% Skor (30/40) x 100% = 75%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.21 tersebut dapat diketahui sebanyak 25%
siswa menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak 75% siswa menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memilikikemampuan menentukan pengertian peubah bentuk aljabar adalah sebesar 75% dengan kategori baik.
c. Indikator menentukan pengertian konstanta bentuk aljabar.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 4 dan 5. Hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.22
Indiktor menentukan pengertian konstanta bentuk aljabar No.
item Jawaban Frekuensi Skor % Frekuensi
4 Salah 7 0 17,50%
Benar 33 33 82,50%
5 Salah 8 0 20%
Benar 32 32 80%
Jumlah 80 65 200%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 2 = 80
% Skor (65/80) x 100% = 81,25%
Kategori Baik Sekali
Berdasarkan tabel 4.22 tersebut dapat diketahui pada soal Nomor 4 sebanyak 17,50% siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah dan sebanyak 82,50% siswa yang menjawab dengan benar. Sedangkan pada
benar/salah dan sebanyak 80% siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan menentukan pengertian konstanta bentuk aljabar adalah sebesar 81,25%
dengan kategori baik sekali.
d. Indikator menentukan pengertian suku bentuk aljabar.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 6, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.23
Indikator menentukan pengertian suku bentuk aljabar No. item Jawaban Frekuensi Skor %
6 Salah 13 0 32,50%
Benar 27 27 67,50%
Jumlah 40 27 100%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 1 = 40
% Skor (27/40) x 100% = 67,50%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.23 tersebut dapat diketahui sebanyak 32,50%
siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak 67,50% siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan menentukan pengertian suku bentuk aljabar adalah sebesar 67,50% dengan kategori baik.
e. Indiktor menentukan penjumlahan bentuk aljabar.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 7, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Indikator menentukan penjumlahan bentuk aljabar No. Item Jawaban Frekuensi Skor %
7 Salah 10 0 25%
Benar 30 30 75%
Jumlah 40 30 100%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 1 = 40
% Skor (30/40) x 100% = 75%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.24 tersebut dapat diketahui sebanyak 25%
siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak 75%
siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan menentukan penjumlahan bentuk aljabar adalah sebesar 75% dengan kategori baik.
f. Indikator menentukan pengurangan bentuk aljabar.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 8 dan 9. Hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.25
Indikator menentukan pengurangan bentuk aljabar No.
item Jawaban Frekuensi Skor % Frekuensi
8 Salah 12 0 30%
Benar 28 28 70%
9 Salah 7 0 17,50%
Benar 33 33 82,50%
Jumlah 80 61 200%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 2 = 80
% Skor (61/80) x 100% = 76,25%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.25 tersebut dapat diketahui pada soal Nomor 8 sebanyak 30% siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah dan sebanyak 70% siswa yang menjawab dengan benar. Sedangkan pada Nomor 9 sebanyak 17,50% siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah dan sebanyak 82,50% siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan
kategori baik.
g. Indikator menentukan perkalian bentuk aljabar.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 10, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.26
Indikator menentukan perkalian bentuk aljabar No. Item Jawaban Frekuensi Skor %
10 Salah 8 0 20%
Benar 32 32 80%
Jumlah 40 32 100%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 1 = 40
% Skor (32/40) x 100% = 80%
Kategori Baik Sekali
Berdasarkan tabel 4.26 tersebut dapat diketahui sebanyak 20%
siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak 80%
siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan menentukan perkalian bentuk aljabar adalah sebesar 80% dengan kategori baik sekali.
h. Indikator menentukan pembagian bentuk aljabar.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 11, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.27
Indikator menentukan pembagian bentuk aljabar No. Item Jawaban Frekuensi Skor %
11 Salah 10 0 25%
Benar 30 30 75%
Jumlah 40 30 100%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 1 = 40
% Skor (30/40) x 100 % = 75%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.27 tersebut dapat diketahui sebanyak 25%
siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak 75%
siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
aljabar adalah sebesar 75% dengan kategori baik.
i. Indikator menentukan hasil kuadrat dari bentuk aljabar.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 12, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.28
Indikator menentukan hasil kuadrat dari bentuk aljabar No. Item Jawaban Frekuensi Skor %
12 Salah 7 0 17,50%
Benar 33 33 82,50%
Jumlah 40 33 100%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 1 = 40
% Skor (33/40) x 100% = 82,50%
Kategori Baik Sekali
Berdasarkan tabel 4.28 tersebut dapat diketahui sebanyak 17,50%
siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak 82,50% siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan menentukan hasil kuadrat dari bentuk aljabar adalah sebesar 82,50% dengan kategori baik sekali.
j. Indikator menentukan perpangkatan bentuk aljabar.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 13, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.29
Indikator menentukan perpangkatan bentuk aljabar No. Item Jawaban Frekuensi Skor %
13 Salah 8 0 20%
Benar 32 32 80%
Jumlah 40 32 100%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 1 = 40
% Skor (32/40) x 100% = 80%
Kategori Baik
siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak 80%
siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan menentukan perpangkatan bentuk aljabar adalah sebesar 80% dengan kategori baik sekali.
k. Indikator menentukan pemfaktoran dengan sifat distributif.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 14, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.30
Indikator menentukan pemfaktoran dengan sifat distributif No. Item Jawaban Frekuensi Skor %
14 Salah 11 0 27,50%
Benar 29 29 72,50%
Jumlah 40 29 100%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 1 = 40
% Skor (29/40) x 100% = 72,50%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.30 tersebut dapat diketahui sebanyak 27,50%
siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak 72,50% siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan menentukan pemfaktoran dengan sifat distribusi dalam bentuk aljabar adalah sebesar 72,50% dengan kategori baik.
l. Indikator menentukan selisih dua kuadrat.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 15, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Indikator menentukan selisih dua kuadrat bentuk aljabar No. item Jawaban Frekuensi Skor %
15 Salah 9 0 22,50%
Benar 31 31 77,50%
Jumlah 40 31 100%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 1 = 40
% Skor (31/40) x 100% = 77,50%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.31 tersebut dapat diketahui sebanyak 22,50%
siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak 77,50% siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan menentukan selisih dua kuadrat dalam bentuk aljabar adalah sebesar 77,50% dengan kategori baik.
m. Indikator menentukan pemfaktoran bentuk kuadrat.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 16, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.32
Indikator menentukan pemfaktoran bentuk aljabar
Berdasarkan tabel 4.32 tersebut dapat diketahui sebanyak 27,50%
siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak 72,50% siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan menentukan pemfaktoran bentuk aljabar adalah sebesar 72,50% dengan kategori baik.
No. Item Jawaban Frekuensi Skor %
16 Salah 11 0 27,50%
Benar 29 29 72,50%
Jumlah 40 29 100%
Skor Tertinggi 1x 40 x 1 = 40
% Skor (29/40) x 100% = 72,50%
Kategori Baik
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 17, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.33
Indikator menentukan operasi penjumlahan pada pecahan bentuk aljabar
No. item Jawaban Frekuensi Skor %
17 Salah 7 0 17,50%
Benar 33 33 82,50%
Jumlah 40 33 100%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 1 = 40
% Skor (33/40) x 100% = 82,50%
Kategori Baik Sekali
Berdasarkan tabel 4.33 tersebut dapat diketahui sebanyak 17,50%
siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak 82,50% siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan menentukan operasi penjumlahan pecahan bentuk aljabar adalah sebesar 82,50% dengan kategori baik sekali.
o. Indikator menentukan operasi pengurangan pecahan bentuk aljabar.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 18, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.34
Indikator menentukan operasi pengurangan pecahan bentuk aljabar No. item Jawaban Frekuensi Skor %
18 Salah 11 0 27,50%
Benar 29 29 72,50%
Jumlah 40 29 100%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 1 = 40
% Skor (29/40) x 100% = 72,50%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.34 tersebut dapat diketahui sebanyak 27,50%
siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak
disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan menentukan operasi pengurangan pecahan bentuk aljabar adalah sebesar 72,50% dengan kategori baik.
p. Indikator menentukan operasi pembagian pecahan bentuk aljabar.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 19, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.35
Indikator menentukan operasi pembagian pecahan bentuk aljabar No. Item Jawaban Frekuensi Skor %
19 Salah 12 0 30%
Benar 28 28 70%
Jumlah 40 28 100%
Skor Tertinggi 1x40x1 = 40
% Skor (28/40)x100% = 70%
Kategori Baik
Berdasarkan tabel 4.35 tersebut dapat diketahui sebanyak 30%
siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak 70%
siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan menentukan operasi pengurangan pecahan bentuk aljabar adalah sebesar 70% dengan kategori baik.
q. Menentukan perpangkatan pecahan dalam bentuk aljabar.
Item soal yang mencakup indikator ini adalah item soal nomor 20, dan hasilnya dari 40 siswa akan disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.36
Indikator menentukan perpangkatan pecahan bentuk aljabar No. item Jawaban Frekuensi Skor %
20 Salah 13 0 32,50%
Benar 27 27 67,50%
Jumlah 40 27 100%
Skor Tertinggi 1 x 40 x 1 = 40
% Skor (27/40) x 100% = 67,50%
Kategori Baik
siswa yang menjawab dengan tidak benar/salah sedangkan sebanyak 67,50% siswa yang menjawab dengan benar. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan menentukan operasi pengurangan pecahan bentuk aljabar adalah sebesar 67,50% dengan kategori baik.
Berikut adalah rekapitulasi prosentase hasil tes tentang hasil belajar matematika siswa dalam bentuk rata-rata prosentase perindikator. Rekapitulasi tersebut dimaksudkan untuk memperoleh interpretasi hasil tes siswa secara keseluruhan mengenai hasil belajar matematika siswa.
Tabel 4.37
Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siswa Indikator Jumlah
Soal
Skor Ideal
Maksimal Skor Prosentase Kategori Menentukan
pengertian koefisien bentuk aljabar
2 80 64 80% Baik
Sekali Menentukan
pengertian peubah bentuk aljabar
1 40 30 75% Baik
Menentukan pengertian konstanta
bentuk aljabar
2 80 65 81,25% Baik
Sekali Menentukan
pengertian suku bentuk aljabar
1 40 27 67,50% Baik
Menentukan penjumlahan bentuk
aljabar
1 40 30 75% Baik
Menentukan pengurangan bentuk
aljabar
2 80 61 76,25% Baik
Menentukan perkalian
bentuk aljabar 1 40 32 80% Baik
Sekali Menentukan
pembagian bentuk aljabar
1 40 30 75% Baik
Menentukan hasil kuadrat dari bentuk
aljabar
1 40 33 82,50% Baik
Sekali Menentukan
perpangkatan bentuk aljabar
1 40 32 80% Baik
Sekali
B e
r
dasarkan tabel 4.37 di atas dapat disimpulkan bahwa dari 20 item soal yang mewakili 17 indikator diperoleh hasil tes siswa tentang hasil belajar berkategori “baik” dengan rata-rata prosentase tes sebesar 75,73%.
4.2 Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penyebaran angket kepercayaan diri dan tes hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan operasi aljabar . Dari data tersebut dapat diketahui Descriptive Staatistics dengan menggunakan SPSS 16.0, diperoleh sebagai berikut:
Indikator Jumlah Skor
Skor Ideal
Maksimal Skor Prosentase Kategori Menentukan
pemfaktoran dengan sifat distributif
1 40 29 72,50% Baik
Menentukan selisih
dua kuadrat 1 40 31 77,50% Baik
Menentukan pemfaktoran bentuk
aljabar
1 40 29 72,50% Baik
Menentukan operasi penjumlahan pada
pecahan bentuk aljabar
1 40 33 82,50% Baik
Sekali Menentukan operasi
pengurangan pada pecahan bentuk
aljabar
1 40 29 72,50% Baik
Menentukan operasi pembagian pada
pecahan bentuk aljabar
1 40 28 70% Baik
Menentukan perpangkatan pecahan
dalam bentuk aljabar
1 40 27 67,50% Baik
Rata-rata (%) 75,73% Baik
Statistics Hasil Belajar
Kepercayaan Diri
N Valid 40 40
Missing 0 0
Mean 76.2500 88.8500
Median 75.0000 92.0000
Std. Deviation 8.75229 11.64991
Minimum 60.00 69.00
Maximum 95.00 107.00
Dari tabel 4.38, dapat diperoleh hasil penyebaran angket kepercayaan diri siswa memiliki skor minimum 69,00 dan skor maksimum 107,00 dengan rata-rata 88,85 dan standar deviasi 11,64991. Sedangkan hasil belajar matematika diperoleh nilai minimum 60,00 dan nilai maksimum 95,00 dengan rata-rata 76,25 dan standar deviasi 8,75229.
4.2.1 Uji Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Residual
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah data hasil penelitian yang diperolah berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Jika data yang diperoleh dikatakan normal maka data tersebut akan dilanjutkan dengan statistik parametik, jika data yang diperoleh dikatakan tidk normal maka data tersebut akan dilanjutkan dengan statistik non parametik, dengan ketentuan 𝞪 = 0,05.
Adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai beikut:
a. Jika signifikan yang diperoleh > 𝞪, maka sampel berasal dari distribusi yang normal.
b. Jika signifikan yang diperoleh < 𝞪, maka sampel bukan berasal dari distribusi yang normal.
Penelitian ini untuk menghitung uji normalitas residual menggunakan rumus Shapiro-Wilk. Dalam perhitungannya peneliti menggunakan bantuan SPSS 16.0 dengan hasilnya sebagai berikut:
Uji Normalitas Residual Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Unstandardized
Residual .983 40 .805
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Dari hasil perhitungan uji normalitas pada tebel 4.39 di atas dipeoleh hasil output SPSS 16.0, nilai signifikansinya pada kolom Shapiro-Wilk, untuk hasil belajar sebesar 0,805. Karena nilai signifikansi untuk hasil belajar adalah 0,805 > 0,05 dengan demikian, data berasal dari populasi yang berdisribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari populasi mempunyai varians yang sama atau tidak. Uji statistik yang digunakan adalah uji Levena. Adapun hipotesis untuk uji homogenitas ini adalah sebagai berikut, dengan ketentuan 𝞪 = 0,05.
Ha = Varians pada tiap kelompok sama (homogen)
Ho = Varians pada tiap klompok tidak sama (tidak homogen) Adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) Jika signifikan yang diperoleh > 𝞪, maka varians pada tiap kelompok sama (homogen)
b) Jika signifikan yang diperoleh < 𝞪, maka varians pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen)
Pada perhitungan uji homogenitas ini menggunakan bantuan SPSS 16.0. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances Unstandardized Residual
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1.868a 11 17 .120
a. Groups with only one case are ignored in computing the test of homogeneity of variance for Unstandardized Residual.
Berdasarkan tabel 4.40 di atas hasil uji homogenitas varians, dapat diketahui bahwa taraf signifikansi yang diperoleh adalah 0,120.
Nilai signifikansi yang diperoleh 0,120 > 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, jadi data tersebut berasal dari populasi yang bervariansi sama (homogen).
3. Estimasi Model Regresi
Uji regresi bertujuan untuk mengetahui hubungan pengarauh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau variabel independen. Pada penelitian ini, uji regresi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel dependen (kepercayaan diri) terhadap variabel independen (hasil belajar siswa). Untuk uji regresi ini menggunakan uji regresi sederhana karena regresi yang memiliki satu variabel dependen dan satau variabel independen.
Analisis regresi sederhanan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
Variabel Independen : Y = Kepercayaan Diri Variabel Dependen : X = Hasil Belajar
Uji signifikansi Model Regresi Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 43.559 9.520 4.576 .000
Kepercayaan Diri .368 .106 .490 3.463 .001
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Pada tabe 4.41, di atas, maka didapatkan model regresi Y = 43,559 + 0,368X koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara kepercayaan diri dengan hasil belajar siswa. Semakin meningkat kepercayaan diri siswa maka hasil belajar siswa cenderung semakin meningkat juga.
4. Uji Signifikan Model Regresi
Untuk mengetahui suatu regresi signifikansi atau tidak, maka dilakukan dengan uji signifikansi model regresi satu variabel independen. Hasil uji signifikansi model regresi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.42 Uji Kelinieran Regresi
ANOVAb
Model Sum of Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 716.547 1 716.547 11.990 .001a
Residual 2270.953 38 59.762
Total 2987.500 39
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan Diri b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Berdasarkan tabel 4.42, di atas doperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001 karena nilau signifikansi 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Maka keputusan yang diambil adalah Ha diterima maka model regresi linier yang diperoleh signifikan.
Tabel 4.43 Analisis Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 43.559 9.520 4.576 .000
Kepercayaan Diri .368 .106 .490 3.463 .001
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Berdasarkan tabel.4.43, di atas menunjukkan regresi yang dicari nilai signifikansi dari konstanta sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai variabel X nya sebesar 0,001 < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa koefisien regresi tidak sama dengan nol (signifikan) 6. Koefisien determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Dimana besarnya nilai tersebut lebih besar dari nol dan lebih kecil dari satu (0 ≤ 𝑟2 ≤ 1). Dalam hal ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 16.0. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.44
Uji koefisien determinasi Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .490a .240 .220 7.73058
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan Diri b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Koefisien determinasi dengan rumus = r2 x 100%
= 0,4902 x 100%
= 24%
Pada tabel 4.44, di atas dapat diketahui bahwa nilai R = 0,490 dan nilai RSquare sebesar 0,240 dari koefisien korelasi (0,490) R-Square
matematika siswa. Artinya, bahwa pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar matematika siswa sebesar 24% di SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon, sisanya 76% terbentuk kepercayaan diri terhadap hasil belajar matematika siswa tersebut disebabkan oleh variabe atau faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
7. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya hubungan antara variabel tersebut. Untuk menguji hipotesis ini menggunakan dengan uji statistik t sebagai kriteria penolakan atau penerimaan hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengarauh kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
Ha : Terdapat pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
Kriteria nilai pengujiannya yaitu:
a) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterma b) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak
Dengan menggunakan SPSS 16.0 data yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.47 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 43.559 9.520 4.576 .000
Kepercayaan Diri .368 .106 .490 3.463 .001
a. Dependent Variable:
Hasil Belajar
Berdasarkan pada tabel 4.42 di atas diperoleh nilai thitung sebesar 3,463 serta signifikansi (0,001 < 0,05). Maka H0 ditolak, artinya bahwa ada pengaruh secara signifikan dalam pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika (studi kasus pada kelas VIII SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon).
Setelah penulis melakukan penelitian mengenai pengaruh kepercayaan diri terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon didapat data kepercayaan diri dan hasil belajar siswa yang diperoleh dari kelas VIII-F yang dijadikan sebagai kelas sampel. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0.
Pada penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perolehan skor rata-rata hasil angket kepercayaan diri sebesar 71,4 % yang artinya rata-rata siswa memandang positif terhadap kemampuan yang dimilikinya. Oleh karena itu, hal ini berdampak pula pada hasil belajar matematika siswa dengan skor rata-rata hasil belajar sebesar 75,73%.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa korelasi antara kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon termasuk dalam kategori kuat dengan harga r sebesar 0,490. Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepercayaan diri terhadap hasil belajar matematika siswa itu berkorelasi positif, yang artinya apabila skor kepercayaan diri siswa mengalami peningkatan maka hasil belajar matematika siswa pun cenderung mengalami peningkatan pula. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh koefisien determinasi yang relatif sedang yaitu hanya sebesar 24% yang artinya masih ada 76% faktor-faktor lain yang lebih mempengaruhi hasil belajar dari pada kepercayaan diri siswa.
Hal ini mengisyaratkan bila kepercayaan diri siswa tinggi, maka akan terjadi keyakinan dan pendirian yang teguh sehingga akan meningkatkan hasil belajar matematika. Dalam proses pembelajaran, kepercayaan diri siswa yang tinggi dipertahankan dan kepercayaan diri yang rendah perlu ditingkatkan. Dalam hal ini diperlukan usaha peningkatannya, terutama kemauan dan keikhlasan dari berbagai pihak antara lain orang tua, guru dan lembaga lain.
Kepercayaan diri merupakan bentuk tertinggi dari motivasi manusia, kepercayaan diri akan menghasilkan sesuatu yang terbaik dalam diri manusia, akan tetapi dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk melatih orang sehingga kecakapan diri mereka dapat meningkatkan kepercayaan diri tersebut. Namun bukan berarti siswa tidak berperan serta, mereka harus menyadari ada tugas dan tanggung jawab
mewujudkan dan mengembangkan potensi diri. Karena kepercayaan diri adalah keyakinan yang dibutuhkan untuk mengakibatkan hasil yang diharapkan.
Kepercayaan diri juga perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik.
Seorang siswa yang memiliki kepercayaan diri akan lebih termotivasi dalam belajar. Dengan adanya motivasi belajar yang kuat, maka siswa dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Dari beberapa penjelasan di atas, dari dua variabel tersebut, baik dari teori yang ada maupun dari data hasil penelitian yang dilakukan, maka hipotesis penelitian dapat diterima dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa “terdapat pengaruh yang signifikan antara kepercayaan diri dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Plered Kabupaten Cirebon”.