• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU PETUNJUK TEHNIS LAYANAN INFORMASI PUBLIK DESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUKU PETUNJUK TEHNIS LAYANAN INFORMASI PUBLIK DESA"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU PETUNJUK TEHNIS

LAYANAN INFORMASI PUBLIK DESA

DISUSUN OLEH

PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI

(PPID)

PPID KABUPATEN DEMAK 2022

Sambutan

Sekretaris Daerah Selaku Atasan PPID Kabupaten Demak

Reformasi 1998 menjadi jalan demokratisasi desa. UU 22/1999 membuka partisipasi warga desa melalui Badan Perwakilan Desa (BPD). UU 23/2014 mengubah BPD menjadi Badan Permusyawaratan Desa dan memberikan porsi yang lebih tinggi kepada tokoh agama dan masyarakat desa untuk terlibat dalam pembuatan kebijakan Desa. Puncaknya, 15 Januari 2014, UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa resmi diundangkan.

Undang Undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa menegaskan desentralisasi pemerintahan sampai level paling bawah yakni pemerintahan desa. Karena itu, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di lingkungan pemerintahan desa adalah sebuah keniscayaan.

Reformasi juga melahirkan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang telah menurunkan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2018 tentang Standar Layanan Informasi Publik Desa. Implementasi UU Desa yang bertujuan mewujudkan kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakat harus dikawal dan dikelola dengan baik, salah satunya dengan mendorong keterbukaan atau transparansi dalam pengelolaan pemerintahan desa.

Transparansi dalam pengelolaan pemerintahan akan meningkatkan akuntabilitas atau tanggungjawab pemerintahan serta menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Pemerintah Kabupaten Demak memiliki 243 desa, telah menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 63 Tahun 2019 tentang Standar Layanan Informasi Publik Desa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Demak. Agar mudah dalam mengimplementasikan regulasi Keterbukaan Informasi Publik di Desa perlu dibuatkan pedoman Standar Layanan Informasi Publik (SLIP) Desa sebagai acuan bagi aparat Pemerintahan Desa khususnya dalam pengelolaan dan pelayanan informasi publik, maupun dalam pelaksanaan layanan publik secara umum.

Semoga dengan adanya Petunjuk Tehnis ini akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan Desa yang baik, mencegah terjadinya korupsi dan konflik sosial, serta memaksimalkan seluruh potensi desa demi kesejahteraan masyarakat.

Sekian, terima kasih.

Demak, Februari 2022 Sekretaris Daerah Selaku Atasan PPID Kabupaten Demak

dr. Singgih Setyono, M.Kes

(2)

Sambutan

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Selaku Ketua PPID Kabupaten Demak

Syukur Alhamdulillah, PPID Kabupaten Demak dapat menyusun Petunjuk Tehnis Standar Layanan Informasi Publik untuk Pemerintah Desa ini. Buku pedoman ini merupakan ikhtiar dari Pemerintah Kabupaten Demak guna mendukung implementasi Undang-Undang No.14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), sekaligus mempertegas sinergi dengan Undang Undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa (UU Desa). Sinergi implementasi UU KIP dan UU Desa adalah jalan yang harus dilakukan secara nyata demi mewujudkan tujuan penyusunan dan penetapan kedua Undang-Undang itu. Kedua Undang-Undang itu secara tegas memberi amanat terciptanya pemerintahan yang terbuka (transparan), partisipatif dan bertanggungjawab (akuntabel), mulai dari pemerintah desa. Manfaat keterbukaan informasi publik dan program-program pembangunan di desa mesti dirasakan seluruh masyarakat.

UU Keterbukaan Informasi Publik Nomor 14 Tahun 2008 bertujuan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik, meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik, meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

Tantangannya adalah Pemerintah Desa belum terbiasa memposisikan diri sebagai Badan Publik.

Maka dari itu sangatlah penting adanya PPID di tingkat Desa.

Buku pedoman ini merupakan petunjuk teknis implementasi semua regulasi tentang Keterbukaan Informasi Publik Desa, agar menjadi panduan bagi aparatur desa sekaligus menjadi jawaban kebutuhan akan dukungan teknis pengelolaan dan pelayanan informasi publik di tingkat pemerintahan desa. Sehingga Kepala Desa dan petugas pengelola layanan informasi di tingkat desa tidak ragu, tidak bingung dan tidak takut dalam menghadapi pemohon informasi publik.

Gagasan penulisan buku pedoman ini muncul setelah dilakukan sosialisasi regulasi tentang Keterbukaan Informasi Publik untuk Desa Se-Kabupaten Demak dan masukan dari Pimpinan Daerah Kabupaten Demak agar Kabupaten Demak yang telah mendapatkan kategori sebagai Kabupaten Informatif. Diharapkan Desa Se-Kabupaten Demak juga sebagai Desa Informatif.

Semoga buku Pedoman SLIP Desa ini dapat dipergunakan sebaik- baiknya oleh aparat pemerintah desa Se-Kabupaten Demak.

Demak, Februari 2022 Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika

Selaku Ketua PPID Kabupaten Demak Dra. Endah Cahya Rini, MM.

BAB I PENDAHULUAN

Lahirnya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa) telah memberikan keleluasaan kepada Desa untuk menumbuhkan, memperkuat dan mengembangkan prakarsa lokal, semangat otonomi dan kemandiriannya. Undang-undang itu juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Desa untuk menyelenggarakan pemerintahan, melaksanakan pembangunan, melakukan pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakatnya. Berlakunya UU Desa membuat posisi desa bergeser dari sekadar wilayah administrasi di bawah kabupaten menjadi entitas yang berhak untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan sendiri berdasarkan prakarsa masyarakat setempat.

Pasal 24 Undang-undang Desa secara tegas menyatakan bahwa penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan asas: a.

kepastian hukum; b. tertib penyelenggaraan pemerintahan; c. tertib kepentingan umum; d. keterbukaan; e. proporsionalitas; f.

profesionalitas; g. akuntabilitas; h. efektivitas dan efisiensi; i.

kearifan lokal; j. keberagaman; dan k. partisipatif.

Kemudian dalam penjelasan pasal 24 huruf d UU Desa itu dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan “keterbukaan” adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 127 ayat (2) huruf e Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Pelaksanaan UU Desa juga menyatakan bahwa upaya pemberdayaan masyarakat Desa dilakukan dengan mengembangkan sistem transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembangunan desa.

(3)

Jadi, keterbukaan (transparansi) dalam penyelenggaraan pemerintahan desa itu mutlak diperlukan sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) atas semua keputusan dan kebijakan yang telah diambil dan dilaksanakan. Keterbukaan juga dibutuhkan untuk meningkatkan peran serta (partisipasi) masyarakat dalam pembangunan dengan memberi masukan, dukungan sekaligus kontrol terhadap jalannya pemerintahan desa.

Asas keterbukaan dalam Undang-Undang Desa itu juga selaras dengan amanat Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP). UU KIP memberikan jaminan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk mengetahui dan memperoleh informasi publik dalam rangka mewujudkan peran serta aktif masyarakat dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Undang-undang itu juga memberikan kewajiban kepada badan-badan publik untuk meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi serta membuka akses atas informasi publik bagi masyarakat luas, baik secara aktif (tanpa adanya permohonan) maupun pasif (dengan adanya permohonan).

Amanat Undang-undang Desa dan Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik untuk mewujudkan transparansi, akuntabilitas dan mendorong partisipasi masyarakat itu menghadirkan sebuah tantangan baru, yakni bagaimana pemerintahan desa bisa berjalan dan berfungsi secara maksimal untuk mewujudkan tata kelola desa yang baik demi kemandirian desa dan kesejahteraan warga desa.

Komisi Informasi Pusat telah menyusun Standar Layanan Informasi Publik untuk pemerintah Desa (SLIP Desa) ini dalam Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2018 yang telah ditindaklanjuti Peraturan Bupati Demak Nomor 39 Tahun 2019 Tentang Standar Layanan Informasi Publik Desa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Demak, dengan harapan bisa untuk penyelenggara pemerintahan desa dalam pengelolaan dan pelayanan informasi publik.

Panduan ini disusun berdasarkan amanat UU KIP pasal 26 ayat (1) huruf a dan b sekaligus sebuah bentuk kepedulian Pemerintah Kabupaten Demak dalam mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan desa yang baik dan bersih dalam rangka mewujudkan masyarakat desa yang sejahtera.

(4)

BAB II

PEMERINTAHAN DESA HARUS TERBUKA

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) yang berlaku efektif sejak 30 April 2010 telah memberikan jaminan keterbukaan informasi publik bagi seluruh masyarakat Indonesia. UU KIP memberi jaminan hukum dan kepastian hukum mengenai keterbukaan informasi publik. Undang-Undang itu juga memberikan hak dan kewajiban kepada Badan Publik untuk mengelola dan melayani permohonan Informasi Publik yang dikuasai, agar bisa didokumentasikan dan diakses secara efektif dan efisien.

UU KIP juga menyatakan bahwa yang wajib melakukan pengelolaan dan pelayanan informasi adalah Badan Publik. Badan Publik dalam UU KIP didefinisikan sebagai Lembaga eksekutif, legeslatif, yudikatif dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggara negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi non pemerintah sepanjang Sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN atau APBD, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.

Berdasarkan UU KIP, Pemerintahan Desa disebut badan publik karena telah memenuhi unsur yaitu sebagai lembaga eksekutif yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN dan/atau APBD. Pemerintahan Desa dapat dikategorikan sebagai badan publik karena mengelola dana dari APBN dan APBD, dan menjalankan fungsi-fungsi pelayanan terhadap masyarakat.

Apa Manfaat SLIP Desa?

Standar Layanan Informasi untuk Pemerintah Desa ini berguna untuk :

1. Kepala Desa

SLIP Desa akan menjadi panduan bagi Kepala Desa untuk :

a. Membentuk struktur Pejabat Pengelola Informasi dan dokumentasi (PPID) di kantor desa;

b. Membangun standar layanan informasi publik berdasar UU KIP; dan

c. Menganalisa dan menjawab segala permohonan informasi Publik yang diajukan oleh Pemohon Informasi ke Desa.

2. Sekretaris Desa

SLIP Desa akan menjadi panduan bagi Sekretaris Desa sebagai Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID ) Desa untuk :

a. Melakukan pengumpulan dan pengelompokan (inventarisasi dan klasifikasi) informasi publik yang dikuasai oleh Desa;

b. Melakukan uji konsekuensi melalui Musyawarah Desa (Musdes) terhadap informasi untuk menentukan status terbuka/dirahasiakan berdasar UU;

c. Menjawab permohonan informasi;

d. Melakukan pendokumentasian dan penyimpanan semua informasi publik secara teratur, tertata dan aman.

Apa Manfaat Keterbukaan Informasi di Lingkungan Pemerintahan Desa ?

Keterbukaan informasi bukan hal yang harus ditakuti, karena dengan keterbukaan informasi akan mendorong beberapa hal yang positif dan mendukung pelaksanaan pemerintahan desa yang baik diantaranya :

1. Dibukanya akses masyarakat terhadap informasi publik, akan mendorong peran serta atau partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung pelaksanaan program pembangunan di desa;

2. Keterbukaan informasi pemerintahan desa akan menghilangkan syakwasangka, kecurigaan, atau rumor negatif masyarakat terhadap pelaksana pemerintahan desa;

3. Melindungi hak atas informasi bagi masyarakat dengan cara yang benar (sesuai dengan aturan hukum yang berlaku);

4. Mencegah korupsi dan penyalahgunaan informasi. Potensi

(5)

penyalahgunaan informasi untuk kepentingan pribadi, termasuk penyalahgunaan wewenang dan tindakan korupsi akan terjadi ketika Informasi publik ditutup dan hanya diketahui oleh sejumlah atau sekelompok kecil orang saja;

5. Membangun hubungan baik dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap Pemerintah Desa. Keterbukaan informasi publik bagi masyarakat akan mendatangkan kritik, gagasan serta masukan yang membangun. Adanya keterbukaan dan akses informasi publik juga akan meningkatkan hubungan yang lebih baik antara Pemerintah Desa dengan publik (masyarakat) sekaligus meningkatkan kepercayaan publik (masyarakat) kepada Pemerintah Desa.

Sebagai Badan Publik, apa saja kewajiban Pemerintah Desa menurut UU KIP?

Sesuai Undang-Undang Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP), maka Pemerintah Desa adalah badan publik yang memiliki kewajiban dalam pengelolaan dan pelayanan informasi publik yakni:

1. Menyediakan dan memberikan layanan informasi Publik, secara aktif (tanpa adanya permohonan) maupun secara pasif (dengan adanya permohonan).

2. Menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan

3. Menunjuk dan mengangkat Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID);

4. Menetapkan peraturan mengenai standar prosedur operasional layanan informasi publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

5. Menganggarkan pembiayaan secara memadai bagi layanan informasi publik, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

6. Menyediakan sarana dan prasarana layanan informasi publik, dengan memanfaatkan media elektronik dan non elektronik.

7. Membangun dan mengembangkan system informasi dan dokumentasi untuk mengelola Informasi Publik secara efektif dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah.

8. Memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh Pemohon Informasi Publik yang mengajukan keberatan;

9. Membuat dan mengumumkan laporan tentang Layanan Informasi Publik sesuai dengan PERKI No. 1 Tahun 2021, serta menyampaikan salinan laporan kepada Komisi Informasi Propinsi Jawa Tengah melalui PPID Kabupaten Demak;

(6)

BAB III

INFORMASI PUBLIK DALAM UU KIP

UU KIP menyatakan definisi yang jelas dan tegas tentang perbedaan antara Informasi (dalam makna luas) dan Informasi Publik. Definisi berikut ini juga menegaskan bahwa tidak semua informasi adalah informasi publik.

Adapun perbedaan informasi dengan informasi publik adalah : 1. Informasi

Adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda- tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik.

2. Informasi Publik

Adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan Negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik lainnya yang sesuai dengan Undang- Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.

Bagaimana UU KIP mengatur kelompok Informasi Publik berdasarkan cara perolehannya ?

1. Informasi Publik yang diperoleh tanpa dasar permintaan, yaitu:

a. Informasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala;

b. Informasi Publik yang wajib diumumkan secara serta merta;

2. Informasi Publik yang hanya dapat diperoleh berdasarkan permintaan, yaitu:

Secara umum adalah seluruh Informasi Publik selama bukan merupakan informasi yang dikecualikan; dan termasuk Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat.

Apa saja jenis Informasi Publik menurut UU KIP ?

UU KIP membagi kategori Informasi publik dalam 5 (lima) kelompok yakni :

1. Informasi Yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Secara Berkala (pasal 9 UU KIP) adalah informasi yang wajib disediakan dan diperbarui oleh badan publik secara rutin, dipublikasikan secara luas dan tidak terikat dengan ada atau tidaknya permohonan atau permintaan. Informasi yang wajib disediakan dan dimumkan secara berkala meliputi : a. Informasi Yang Berkaitan Dengan Badan Publik;

b. Informasi Mengenai Kegiatan Dan Kinerja Badan Publik Terkait;

c. Informasi Mengenai Laporan Keuangan; dan/atau

d. Informasi Lain Yang Diatur Dalam Peraturan Perundang- Undangan. Pada1 jenis informasi ini Badan publik wajib memberikan dan menyampaikannya secara berkala melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) paling singkat 6 (enam) bulan sekali melalui media yang mudah dijangkau oleh masyarakat seperti situs resmi Badan Publik . 2. Informasi Yang Wajib Diumumkan Secara Serta Merta (pasal 10 UU KIP) adalah informasi yang wajib disediakan dan diumumkan badan publik secepat mungkin dan tidak terikat dengan ada atau tidaknya permintaan. Termasuk dalam jenis informasi ini adalah informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan kepentingan umum seperti peringatan dini bencana alam atau pemadaman listrik termasuk informasi publik yang wajib diumumkan secara serta merta melalui media yang mudah dijangkau masyarakat seperti televisi dan radio oleh Badan Publik yang menguasai informasi tersebut.

(7)

3. Informasi Yang Wajib Tersedia Setiap Saat (pasal 11 UU KIP) adalah informasi yang wajib disiapkan oleh badan publik agar setiap saat ada permohonan atau permintaan informasi , badan publik bisa memberikan atau memenuhi hak pemohon secara cepat dan tepat waktu. Jenis informasi ini meliputi :

a. daftar seluruh informasi publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan;

b. hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya;

c. seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya;

d. rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran tahunan Badan Publik;

e. perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga;

f. informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam pertemuan yang terbuka untuk umum;

g. prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat; dan/atau

h. laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

4. Informasi yang Dikecualikan (pasal 17 UU KIP). Jenis informasi ini tidak wajib disediakan dan diumumkan kepada public. Informasi ini dikuasai oleh Badan Publik namun dikecualikan untuk dibuka berdasar Uji Konsekuensi. Uji konsekuensi harus dilakukan badan publik sebelum memutuskan apakah suatu informasi akan dinyatakan sebagai informasi terbuka atau informasi tertutup (dikecualikan). Uji konsekuensi dilakukan melalui musyawarah desa yang juga harus dapat menunjukkan bahwa menutup suatu informasi dapat melindungi kepentingan publik yang lebih luas dari pada jika membukanya.

Pengecualian informasi mengacu kepada pasal 17 UU KIP yang menyatakan bahwa suatu informasi dikecualikan jika : a) menghambat proses penegakan hukum; b) mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat; c)

membahayakan pertahanan dan keamanan Negara ; d ) mengungkapkan kekayaan alam Indonesia; e) merugikan ketahanan ekonomi nasional; f) merugikan kepentingan hubungan luar negeri; g) mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat merugikan ketahanan ekonomi nasional; f) merugikan kepentingan hubungan luar negeri; g) mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang; h) mengungkap rahasia pribadi; i) memorandum atau surat- surat antar Badan Publik atau intra Badan Publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi Informasi atau pengadilan; j) informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang.

(8)

BAB IV

PPID WAJIB MENYEDIAKAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN DESA

Undang Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) mewajibkan setiap Badan Publik untuk menunjuk dan mengangkat Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Pasal 13 ayat (1) UU KIP menyatakan bahwa

“Untuk mewujudkan pelayanan cepat, tepat, dan sederhana, setiap badan publik wajib :

a. Menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dokumentasi;

b. Membuat dan mengembangkan system penyediaan pelayanan informasi secara cepat, mudah dan wajar sesuai dengan petunjuk teknis standar layanan informasi yang berlaku secara nasional.

Mandat pembentukan PPID Desa diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 61 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 14 tahun 2008, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 35 tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, Peraturan Komisi Informasi (Perki) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Standar Layanan Informasi Publik Desa serta Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2021 tentang Standar Layanan Informasi Publik.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, PPID bertanggungjawab kepada atasan PPID, yaitu pejabat yang merupakan atasan langsung pejabat yang bersangkutan dan/atau atasan dari atasan langsung pejabat yang bersangkutan.

Di Lingkungan pemerintahan Desa, Kepala Desa adalah Atasan PPID. Sebagai Atasan PPID, Kepala Desa bertugas mengkoordinasikan para anggota PPID/PPID Pelaksana dalam hal menyimpan, mendokumentasikan, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di lingkungan pemerintahan desa. Atasan PPID

merupakan penentu pengambilan kebijakan apabila muncul masalah dalam pengelolaan dan pelaksanaan layanan informasi termasuk dalam menentukan informasi dikecualikan atau tidak.

Sedangkan Sekretaris Desa adalah Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), yang memiliki tugas dan bertanggung jawab melakukan pengelolaan dan pelayanan informasi yang meliputi proses penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan pelayanan informasi. PPID ditunjuk dan diangkat oleh Kepala Desa.

Ketika ada permintaan atau permohonan informasi, PPID bertugas dan bertanggung jawab untuk :

1. Mengkoordinasikan proses pemberian informasi;

2. Melakukan uji konsekuensi dan uji kepentingan publik sebelum mengecualikan informasi dan/atau membuka informasi yang dikecualikan;

3. Menyertakan alasan pengecualian secara jelas, tegas dan tertulis;

4. Menghitamkan atau mengaburkan informasi yang dikecualikan beserta alasannya;

5. Melayani, meneruskan, dan memastikan permohonan keberatan diproses berdasarkan prosedur penyelesaian;

6. Mengembangkan kapasitas petugas informasi dalam rangka peningkatan pengelolaan dan pelayanan informasi.

PPID memiliki wewenang untuk :

1. Memastikan staf PPID di bawah wewenang dan koordinasinya untuk membuat, memelihara, dan/atau memperbaharui daftar informasi publik secara berkala setidak-tidaknya satu bulan sekali;

2. Memutuskan apakah informasi yang dimohonkan dapat diberikan atau tidak karena dikecualikan;

3. Menolak permohonan informasi secara tertulis apabila informasi yang dimohon termasuk kategori dikecualikan dengan disertai alasan serta pemberitahuan tentang hak dan tata cara bagi pemohon untuk mengajukan keberatan atas penolakan tersebut.

(9)

Tugas dan tanggung jawab PPID secara rinci meliputi:

1. Penyimpanan (Arsip)

Penyimpanan informasi publik, dilakukan sesuai dengan Undang- Undang Kearsipan yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugas penyimpanan, PPID berkoordinasi dan dibantu oleh staf PPID dan pejabat pemerintahan desa.

2. Pendokumentasian

Pendokumentasian informasi publik dilakukan dengan mengumpulkan seluruh informasi publik yang ada di pemerintahan desa.

3. Penyediaan Informasi

Penyediaan informasi dilakukan dengan mengoptimalkan sistem informasi yang dimiliki pemerintahan desa/kelurahan, seperti website dan papan pengumuman.

4. Pelayanan informasi

Pelayanan informasi mencakup tugas dan tanggung jawab dalam melayani pemohon informasi dan mengumumkan informasi.

BAB V

MENYEDIAKAN LAYANAN INFORMASI

UU KIP menyatakan bahwa setiap informasi publik harus dapat diperoleh setiap pemohon informasi public dengan cepat, tepat waktu, biaya ringan dan cara sederhana. Karenanya, PPID pemerintahan desa mesti melakukan beberpa langkah dalam rangka menyediakan layanan informasi publik.

1. Menyusun Daftar Informasi Publik (DIP)

DIP Desa adalah daftar seluruh informasi yang berada di bawah penguasaan Pemerintah Desa, namun tidak termasuk informasi yang dikecualikan. Penyusunan DIP dilakukan dengan cara : a. Pendataan (inventarisasi dan identifikasi) terhadap seluruh

informasi yang dikuasai oleh Pemerintah Desa. Hal yang harus dilakukan pertama kali dalam menyusun DIP adalah, PPID bersama dengan semua bagian yang ada di Pemerintah Desa melakukan pendataan terhadap seluruh informasi yang dikuasai oleh Pemerintah Desa.

b. Pengelompokan (Klasifikasi) Informasi Informasi Publik:

Dari hasil pendataan terhadap informasi yang dikuasai, PPID kemudian melakukan klasifikasi/ penggolongan terhadap masing-masing informasi dengan tujuan untuk memisahkan informasi yang dikecualikan dari dalam DIP yang akan disusun.

Dengan melihat judul dan isi dokumen PPID kemudian menganalisa (dengan menggunakan tabel alat bantu dibawah ini), apakah informasi yang terkandung dalam dokumen tersebut jika dibuka untuk umum akan menimbulkan akibat sebagai berikut :

a. menghambat proses penegakan hukum;

b. mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat;

(10)

c. membahayakan pertahanan dan keamanan Negara;

d. merugikan ketahanan ekonomi nasional;

e. mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang;

f. mengungkapkan kekayaan alam Indonesia;

g. mengungkap rahasia pribadi;

h. memorandum atau surat-surat antar Badan Publik atau intra Badan Publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi Informasi atau pengadilan;

i. informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang.

Daftar Informasi Publik yang dibuat oleh PPID kemudian disampaikan dan ditandatangani oleh Kepala Desa selaku Atasan PPID sekaligus pimpinan Badan Publik.

2. Mengumumkan atau Menyampaikan Informasi Publik Ada beberapa sarana yang dapat digunakan PPID Desa dalam mengumupmkan atau menyampaikan informasi publik yakni:

a. Meja Informasi

Information Desk/Meja Informasi adalah, meja khusus yang ditempati oleh petugas informasi, berfungsi menerima permohonan informasi baik secara langsung (lisan atau tertulis), email (surat elektronik), maupun surat yang dikirim melalui kurir/pos. Petugas di Meja informasi juga memegang salinan dokumen informasi Badan Publik yang wajib tersedia setiap saat, sehingga ketika diminta dapat langsung diberikan kepada Pemohon Informasi Publilk.

Meja Informasi membutuhkan : Meja/ruang khusus, Petugas informasi, Peralatan pendukung pendokumentasian persuratan (komputer, filling cabinet dan lain-lain)

b. Papan Informasi Desa

Papan Informasi Desa adalah papan yang berisi informasi yang wajib disampaikan dan diumumkan secara berkala, dipasang di kantor desa atau lokasi lain yang mudah

dijangkau masyarakat

c. Situs Resmi atau website Desa

Undang undang Desa juga memuat ketentuan tentang Sistem Informasi Desa (SID). SID adalah sarana yang menggunakan Teknologi Informasi yakni website. SID digunakan untuk penyediaan dan pelayanan informasi, seperti rencana, pelaksanaan, pelaporan pembangunan desa, sarana penyampaian aspirasi dan pengaduan, sarana promosi dan peningkatan kualitas layanan publik.

d. Memanfaatkan Sarana Lain

Ada sejumlah sarana lain di desa yang bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan atau mengumumkan informasi publik secara efektif dan efisien. Sarana lain itu diantaranya adalah pertemuan warga, arisan, acara sosial keagamaan, radio/televisi komunitas.

3. Melayani Permohonan Informasi

Setiap Warga Negara Indonesia berhak mengajukan permohonan informasi kepada Badan Publik, untuk kemudian mereka yang mengajukan permohonan informasi Publik disebut sebagai Pemohon Informasi.

Permohonan Informasi Publik dapat diajukan dan harus ditangani dengan cara :

a. Pemohon Langsung datang ke Badan Publik

- Petugas di meja informasi mencatat/membimbing Pemohon Informasi untuk mengisi form permohonan informasi;

- Petugas di Meja Informasi mencatat ke dalam buku permohonan informasi;

- Petugas di Meja Informasi melihat ke dalam DIP, jika informasi tersebut ada dalam DIP maka Petugas di Meja informasi langsung memberikan informasi yang diminta kepada Pemohon Informasi;

- Jika tidak ada dalam DIP maka Petugas di Meja informasi menyerahkan kepada PPID;

(11)

- PPID menjawab permohonan informasi.

b. Permohonan Melalui telepon

- Petugas di Meja Informasi menerima telepon dan mencatat permohonan Pemohon Informasi sesuai dengan form permohonan informasi;

- Petugas di Meja Informasi mencatat ke dalam buku permohonan informasi;

- Petugas di Meja Informasi melihat ke dalam DIP, jika informasi tersebut ada dalam DIP maka Petugas di Meja Informasi langsung memberikan informasi yang diminta kepada Pemohon Informasi dengan cara ; 1. Menawarkan untuk Pemohon Informasi datang langsung mengambil dokumen yang diminta; 2 Mengirim melalui pos/ surat/

email;

- Jika tidak ada dalam DIP maka Petugas di Meja informasi menyerahkan kepada PPID;

- PPID menjawab permohonan c. Permohonan Melalui Surat/e-Mail

- Petugas di Meja Informasi menerima surat/e-mail dan mencatat permohonan Pemohon Informasi;

- Petugas di Meja Informasi mencatat ke dalam buku permohonan informasi;

- Petugas di Meja Informasi melihat ke dalam DIP, jika informasi tersebut ada dalam DIP maka Petugas di Meja Informasi langsung memberikan informasi yang diminta kepada Pemohon Informasi dengan cara ; 1. Menawarkan untuk Pemohon Informasi datang langsung mengambil dokumen yang diminta; 2. Mengirim melalui pos/ surat/

email;

- Jika tidak ada dalam DIP maka Petugas di Meja informasi menyerahkan kepada PPID;

- PPID menjawab permohonan informasi.

4. Jawaban Atas Permohonan Informasi

Atas setiap permohonan informasi yang diajukan oleh Pemohon

Infomasi, Sekretaris Desa selaku PPID wajib memberikan jawaban secara tertulis jawaban tersebut wajib disampaikan dalam jangka waktu maksimal 10 hari kerja sejak diterimanya Permohonan Informasi Publik. Jawaban tertulis atas permohonan informasi dapat diberikan atas :

a. Dikabulkannya Permohonan Informasi Publik

Dikabulkannya informasi publik karena PPID menilai bahwa : 1) informasi yang diminta adalah informasi yang terbuka berdasar UU KIP; 2) informasi yang diminta memang dikuasai oleh Desa.

b. Ditolaknya Permohonan Informasi Publik

Informasi yang diminta merupakan informasi yang dikecualikan berdasar hasil uji konsekuensi yang dilakukan oleh Pemerintah Desa melalui Musyawarah Desa (MUSDES);

c. Tidak Dapat Diberikannya Informasi Yang Diminta Tidak dapat diberikannya permohonan informasi yang diminta disebabkan oleh karena informasi tersebut tidak/belum dikuasai oleh Pemerintah Desa selaku badan publik, sehingga perlu disampaikan juga dalam surat tersebut informasi mengenai siapa yang menguasai informasi yang diminta/ kepada siapa seharusnya pemohon infomasi mengajukan permohonan informasinya.

d. Permohonan Perpanjangan Waktu

PPID berhak mengajukan permohonan perpanjangan waktu untuk menyediakan informasi yang dimohonkan oleh Pemohon Informasi, permohonan perpanjangan waktu yang dimaksud diajukan secara tertulis sebagai jawaban atas permohonan infomasi dengan tambahan waktu maksimal 7 (tujuh) hari kerja.

5. Jawaban Atas Permohonan Keberatan Kepada Atasan PPID

Pemohon informasi berhak mengajukan keberatan atas jawaban dari PPID Badan Publik selaku termohon. Keberatan ini tidak lagi diajukan kepada PPID melainkan kepada Kepala Desa

(12)

selaku atasan PPID. Kalau keberatan tetap diajukan kepada PPID maka PPID wajib menyampaikan keberatan tersebut langsung kepada Kepala Desa selaku atasan PPID.

Jawaban atas keberatan dibuat secara tertulis, disampaikan kepada Pemohon paling lambat 30 hari kerja sejak diterimanya permohonan keberatan, jawaban tersebut bisa berupa :

1. Membenarkan keputusan yang dibuat oleh PPID yang tertuang dalam jawaban yang diberikan oleh PPID kepada Pemohon Informasi;

2. Memberikan jawaban baru yang berbeda dengan jawaban yang diberikan oleh PPID.

6. Proses Serah Terima Informasi

Jika informasi diputuskan terbuka dan dapat diserahkan kepada pemohon informasi publik maka proses serah terima informasi dapat dilakukan dengan cara :

a. Jika informasi yang diminta ada dalam DIP dan merupakan salah satu informasi yang wajib tersedia setiap saat, maka proses serah terima informasi yang diminta dapat dilakukan langsung oleh Petugas di Meja Informasi;

b. Jika informasi tidak ada dalam DIP atau tidak dalam penguasaan Petugas di Meja Informasi, maka proses serah terima informasi dilakukan oleh PPID bersamaan dengan jawaban tertulis atas permohonan informasi;

c. Jika informasi diputuskan terbuka pada tahap keberatan di Atasan PPID, maka serah terima informasi bersamaan dengan jawaban atas keberatan tyang diberikan oleh Atasan PPID.

Proses serah terima informasi dapat dilakukan dalam wujud hardcopy atau softcopy dengan di sertai tanda terima dokumen.

Beban penggandaan dan pengiriman informasi menjadi tanggungan Pemohon Informasi Publik.

7. Sengketa Informasi

Permintaan informasi sebagaimana digambarkan pada Bagian 3, ada kemungkinan tidak dilayani oleh PPID sebagaimana

mestinya. Kemungkinan inilah yang kemudian akan memunculkan terjadinya sengketa informasi. UU KIP mengatur bagaimana menyelesaikan kemungkinan sengketa yang terjadi.

Sengketa informasi adalah persengketaan yang terjadi antara pemohon informasi dengan Badan Publik. Pemohon informasi dapat mengajukan sengketa jika terjadi hal-hal sebagai berikut:

a. permintaan informasi ditolak berdasarkan alasan pengecualian;

b. tidak disediakannya informasi berkala sebagaimana diatur dalam UU KIP;

c. tidak ditanggapinya permintaan informasi;

d. permintaan informasi ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta;

e. tidak dipenuhinya permintaan informasi baik sebagian atau keseluruhan;

f. pengenaan biaya yang tidak wajar; dan/atau

g. penyampaian informasi yang melebihi waktu yang diatur dalam UU KIP.

Jika menghadapi satu atau beberapa kondisi tersebut di atas, maka pemohon informasi dapat mengajukan sengketa informasi ke Komisi Informasi Propinsi Jawa Tengah.

BAB VI PENUTUP

Banyak sekali kebijakan Badan Publik (terutama Pemerintah Desa) yang kurang disosialisasikan dengan baik.

Padahal kebijakan-kebijakan tersebut kebanyakan sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat sehari-hari. Dengan UU

(13)

Keterbukaan Informasi Publik (KIP) ini Pemerintah tidak bisa berkelit lagi untuk menutup-nutupi informasi.

Tetapi yang lebih penting lagi, masyarakat juga mesti aktif melakukan control terhadap kebijakan Pemerintah Desa walaupun sudah ada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) melalui permohonan informasi. Tidak perlu ragu ataupun takut, karena apa yang kita lakukan itu telah dijamin oleh UU yaitu UU KIP dan Perbup No. 63 Tahun 2019 Tentang Standar Layanan Informasi Publik Desa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Demak.

Petunjuk Tehnis ini diharapkan dapat dipahami oleh Pemerintahan Desa dan Masyarakat Desa maupun Organisasi Kemasyarakatan yang lain, sehingga tidak ada kesalahpahaman yang bisa berakibat terjadinya sengketa informasi.

LAMPIRAN

1. Peraturan Bupati Demak Nomor 63 Tahun 2019 Tentang Standar Layanan Informasi Publik Desa Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Demak

2. Contoh Daftar Informasi Publik (DIP) Desa

3. Contoh Peraturan Desa tentang Pembentukan PPID Desa 4. Contoh SK Kades tentang Daftar Informasi Publik (DIP) 5. Contoh SK Kades tentang Daftar Informasi yang Dikecualikan 6. Standar Operasional Prosedur (SOP) :

a. Penyusunan Daftar Informasi Publik (DIP) b. Tata Cara Permohonan Informasi

c. Pengajuan Keberatan d. Uji Konsekuensi

e. Pengajuan Sengketa Informasi 7. Formulir Permohonan Informasi

8. Contoh Cara Melakukan Uji Konsekuensi 9. Form Hasil Uji Konsekuensi

(14)

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 63 TAHUN 2019

TENTANG

STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DESA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI DEMAK,

Menimbang : a. bahwa keterbukaan informasi publik

diselenggarakan dalam rangka mewujudkan informasi publik yang partisipasi dan

akuntabilitas sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

b. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan untuk menjamin pemenuhan hak masyarakat desa dalam memperoleh akses Informasi Publik Desa yang partisipasi dan akuntabilitas, perlu dilakukan Pengelolaan Layanan Informasi Publik Desa;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Layanan Informasi Publik Desa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Demak;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42);

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

3. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071);

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari

SALINAN

(15)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);

7. Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 272, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1);

8. Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pengklasifikasian Informasi Publik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 429, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 15);

9. Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Standar Layanan Informasi Publik Desa:

10. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Demak Tahun 2015 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Demak Nomor 4);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Demak Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Demak Nomor 5) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2015 tentang Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Demak Tahun 2017 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Demak Nomor 2);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Demak Tahun 2016 – 2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Demak Tahun 2016 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Demak Nomor 6);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Demak Tahun 2017 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Demak Nomor 1);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa;

15. Peraturan Bupati Demak Nomor 59 Tahun 2015 tentang Pedoman pengelolaan Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah Desa;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DESA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK.

(16)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Demak.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

4. Bupati adalah Bupati Demak.

5. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Utama yang untuk selanjutnya disebut PPID Utama adalah PPID Utama Kabupaten Demak;

6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa yang dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

8. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan

kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

10. Perangkat Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam penyusunan kebijakan dan koordinasi yang diwadahi dalam Sekretariat Desa, dan unsur pendukung tugas Kepala Desa dalam pelaksanaan kebijakan yang diwadahi dalam bentuk pelaksana teknis dan unsur kewilayahan.

11. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat.

12. Unsur Masyarakat Desa yang selanjutnya disebut dengan unsur masyarakat adalah tokoh- tokoh masyarakat yang meliputi tokoh adat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda, dan tokoh lainnya.

13. Badan Publik Desa adalah Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Badan Usaha Milik Desa dan Badan Kerjasama Antar Desa.

14. Badan Usaha Milik Desa yang selanjutnya disebut BUMDesa adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan,

(17)

dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

15. Badan Kerjasama Antar Desa yang selanjutnya disebut BKAD adalah badan yang dibentuk atas dasar kesepakatan antar-Desa untuk membantu kepala Desa dalam melaksanakan kerjasama antar-Desa.

16. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik.

17. Informasi Publik Desa adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh Pemerintah Desa yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

18. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Desa yang selanjutnya disebut PPID Desa adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan Informasi Publik Desa.

19. Informasi Publik Desa yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Secara Berkala adalah informasi publik Desa yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala oleh PPID Desa melalui media informasi yang dimiliki Desa tanpa adanya permohonan Informasi.

20. Informasi Publik Desa yang Wajib Diumumkan Secara Serta Merta adalah informasi publik Desa yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum yang wajib diumumkan secara luas kepada masyarakat Desa melalui media informasi yang dimiliki Desa.

21. Informasi Publik Desa Tersedia Setiap Saat adalah informasi publik Desa yang wajib disedikan Pemerintahan Desa dan diberikan melalui pengajuan permohonan informasi publik Desa.

22. Informasi yang dikecualikan adalah informasi yang dikecualikan dengan keputusan PPID Desa sebagaimana dimaksud pada ketentuan dalam Pasal 17 UndangUndang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

23. Meja Informasi adalah tempat pelayanan informasi publik serta berbagai sarana atau fasilitas penyelenggaraan pelayanan informasi lainnya yang bertujuan memudahkan perolehan informasi publik.

24. Daftar Informasi Publik Desa adalah catatan yang berisi keterangan secara sistematis tentang seluruh Informasi Publik yang berada di bawah penguasaan Badan Publik Desa tidak termasuk informasi yang dikecualikan.

25. Sistem Informasi Desa adalah sekumpulan perangkat keras, perangkat lunak, sumber daya manusia, prosedur, dan/atau aturan terorganisasi secara sistematis dan terintegrasi untuk mengumpulkan, mengolah, mengumumkan, dan menyajikan Informasi Publik Desa.

26. Pemohon Informasi Publik Desa adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permohonan Informasi Publik

(18)

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

27. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

28. Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Bagian Kesatu Asas

Pasal 2

(1) Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik.

(2) Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.

(3) Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat, terbatas dan rahasia sesuai dengan Undang-Undang, kepatutan, dan kepentingan umum didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu

informasi diberikan kepada masyarakat serta setelah dipertimbangkan dengan saksama bahwa menutup Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya.

Bagian Kedua Tujuan

Pasal 3

Peraturan Bupati ini bertujuan untuk:

a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik;

b. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;

c. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik;

d. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;

e. mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruh i hajat hidup orang banyak;

f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau g. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan

informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

h.

(19)

BAB III

INFORMASI PUBLIK DESA

YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN

Bagian Kesatu

Informasi Publik Desa yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Secara Berkala

Pasal 4

(1) Setiap Pemerintah Desa wajib mengumumkan secara berkala Informasi Publik Desa yang paling sedikit terdiri atas:

a. Profil Badan Publik Desa yang meliputi alamat, visi, misi, tugas dan fungsi, struktur organisasi, dan profil singkat pejabat;

b. matriks program atau kegiatan yang sedang dijalankan yang meliputi; nama program/kegiatan, jadwal waktu pelaksanaan, penanggungjawab sumber dan besaran anggaran;

c. matriks program masuk Desa yang meliputi program dari Pemerintah Pusat, Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten/Kota, dan pihak ke 3 (tiga) serta data penerima bantuan program;

d. dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, Rencana Kerja Pemerintah Desa dan Daftar Usulan Rencana Kerja Pemerintah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

e. peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa tahun berjalan;

f. Laporan Kinerja Pemerintah Desa yang meliputi paling sedikit:

1. laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa akhir tahun anggaran; dan/atau 2. laporan penyelenggaraan Pemerintahan

Desa akhir masa jabatan;

g. Laporan Keuangan Pemerintah Desa yang paling sedikit terdiri atas:

1. laporan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

2. laporan realisasi kegiatan;

3. kegiatan yang belum selesai dan/atau tidak terlaksana;

4. sisa anggaran; dan 5. alamat pengaduan.

h. daftar peraturan dan rancangan peraturan Pemerintah Desa; dan

i. informasi tentang hak dan tata cara mendapatkan Informasi Publik Desa.

(2) Pengumuman secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat 1 (satu) kali dalam setahun.

Bagian Kedua

Informasi Publik Desa yang Wajib Diumumkan Secara Serta Merta

Pasal 5

(1) Setiap Pemerintah Desa wajib mengumumkan informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum paling sedikit:

a. informasi tentang bencana alam seperti kekeringan, kebakaran hutan karena faktor alam, hama penyakit tanaman, epidemik, wabah, dan kejadian luar biasa;

(20)

b. informasi tentang keadaan bencana non- alam seperti pencemaran lingkungan;

c. bencana sosial seperti kerusuhan sosial, konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror;

d. informasi tentang jenis, persebaran dan daerah yang menjadi sumber penyakit yang berpotensi menular;

e. informasi tentang racun pada bahan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat;

dan/atau

f. informasi tentang rencana gangguan terhadap utilitas publik.

(2) Standar pengumuman informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi:

a. potensi bahaya dan/atau besaran dampak yang dapat ditimbulkan;

b. pihak yang berpotensi terkena dampak bagi masyarakat umum;

c. prosedur dan tempat evakuasi apabila keadaan darurat terjadi;

d. cara menghindari bahaya dan/atau dampak yang ditimbulkan;

e. cara mendapatkan bantuan dari pihak yang berwenang;

f. pihak yang wajib mengumumkan informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum;

g. tata cara pengumuman informasi apabila keadaan darurat terjadi; dan

h. upaya yang dilakukan oleh Badan Publik dan/atau pihak yang berwenang dalam menanggulangi bahaya dan/atau dampak yang ditimbulkan.

(3) Informasi Publik Desa yang Wajib Diumumkan Secara Serta Merta diumumkan paling sedikit pada papan pengumuman Desa dan/atau media lain yang lazim digunakan dan dijangkau dengan mudah oleh masyarakat.

Bagian Ketiga

Informasi Publik Desa yang Wajib Tersedia Setiap Saat

Pasal 6

(1) Setiap Pemerintah Desa wajib menyediakan Informasi Publik Desa yang Wajib Tersedia Setiap Saat yang paling sedikit terdiri atas:

a. Daftar Informasi Publik Desa yang paling sedikit berisi ringkasan isi informasi, pejabat/unit yang menguasai informasi, penanggungjawab pembuatan/penerbitan informasi, waktu dan tempat pembuatan informasi, format informasi yang tersedia, jangka waktu penyimpanan atau masa retensi arsip;

b. informasi tentang Peraturan Desa, Peraturan Bersama Kepala Desa, Peraturan Kepala Desa, Keputusan Badan Permusyawaratan Desa yang paling sedikit terdiri atas:

1. dokumen pendukung kajian atau pertimbangan yang mendasari terbitnya peraturan dan/atau keputusan tersebut;

2. peraturan dan/atau keputusan dari berbagai pihak;

3. risalah rapat dari proses pembentukan peraturan dan/atau keputusan tersebut;

(21)

4. rancangan peraturan dan/atau keputusan tersebut;

5. tahap perumusan peraturan dan/atau keputusan tersebut; dan

6. peraturan dan/atau keputusan yang telah diterbitkan.

c. seluruh dokumen Informasi Publik Desa Berkala wajib disediakan;

d. profil lengkap Kepala Desa dan Perangkat Desa;

e. profil Desa;

f. surat perjanjian dengan pihak ketiga berikut dokumen pendukungnya;

g. surat menyurat pimpinan atau pejabat Pemerintah Desa dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya;

h. data perbendaharaan atau inventaris;

i. informasi mengenai proses dan penetapan pemilihan kepala Desa;

j. berita acara hasil musyawarah Badan Permusyawaratan Desa, Musyawarah Desa dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa;

k. informasi mengenai kegiatan pelayanan Informasi Publik yang dilaksanakan, sarana dan prasarana layanan Informasi Publik yang dimiliki beserta kondisinya, sumber daya manusia yang menangani layanan Informasi Publik beserta kualifikasinya, anggaran layanan Informasi Publik serta laporan penggunaannya;

l. Informasi Publik Desa lainnya yang telah dinyatakan terbuka bagi masyarakat berdasarkan mekanisme keberatan

dan/atau penyelesaian sengketa di Komisi Informasi dan proses hukum lainnya;

m. Berita Acara Pembentukan, Penggabungan dan/atau Pembubaran BUMDesa;

n. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUMDesa; dan Standar Operasional Prosedur Pengelolaan BUMDesa.

Bagian Keempat Informasi yang Dikecualikan

Pasal 7

Pemerintah Desa wajib membuka akses Informasi Publik Desa bagi setiap Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Pasal 8

(1) Pengecualian Informasi Publik Desa didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan serta setelah dipertimbangkan dengan saksama bahwa menutup Informasi Publik Desa dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya.

(2) Pengeculian Informasi Publik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibahas dalam musyawarah Desa.

(22)

BAB IV

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DESA

Bagian Kesatu

Kewajiban Pemerintah Desa dalam Pelayanan Informasi

Publik Desa

Pasal 9 Pemerintah Desa wajib:

a. menetapkan Peraturan Desa mengenai Keterbukaan Informasi Publik;

b. mengikuti Alur Pelayanan Informasi Publik Desa yang tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan ini;

c. menganggarkan pembiayaan secara memadai bagi layanan Informasi Publik Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;

d. menyediakan sarana dan prasarana layanan Informasi Publik Desa, termasuk papan pengumuman dan meja informasi di setiap kantor Badan Publik Desa;

e. menetapkan dan memutakhirkan secara berkala Daftar Informasi Publik Desa atas seluruh Informasi Publik Desa yang dikelola;

dan

f. menyediakan dan memberikan Informasi Publik Desa berdasarkan Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2018.

Bagian Kedua

Penunjukkan dan Penetapan PPID Desa

Pasal 10

(1) Dalam melaksanakan tugas Pelayanan Informasi Publik Desa perlu ditetapkan PPID Desa.

(2) Kepala Desa merupakan atasan PPID Desa.

(3) Kepala Desa dapat menunjuk dan menetapkan Sekretaris Desa sebagai PPID Desa.

(4) Dalam hal Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhalangan Kepala Desa dapat menunjuk dan menetapkan Perangkat Desa lain.

Bagian Ketiga

Tanggung Jawab dan Wewenang PPID Desa

Pasal 11

PPID Desa bertanggung jawab di bidang layanan Informasi Publik Desa yang meliputi proses

penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan dan pelayanan Informasi Publik Desa.

Pasal 12

(1) PPID Desa bertanggung jawab mengkoordinasikan penyimpanan dan pendokumentasian seluruh Informasi Publik Desa yang berada di Badan Publik Desa.

(2) PPID Desa dapat berkoordinasi dengan PPID Utama dalam hal pengelolaan seluruh Informasi Publik Desa.

(3) Dalam rangka tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPID bertugas mengkoordinasikan pengumpulan seluruh Informasi Publik Desa secara fisik dari setiap Badan Publik Desa yang meliputi:

(23)

a. Informasi Publik Desa yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Secara Berkala;

b. Informasi Publik Desa yang Wajib Tersedia Setiap Saat; dan

c. informasi terbuka lainnya yang diminta Pemohon Informasi Publik.

(4) Dalam rangka tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPID bertugas mengkoordinasikan pendataan Informasi Publik Desa yang dikuasai oleh setiap Badan Publik Desa untuk pembuatan dan pemutakhiran Daftar Informasi Publik Desa setelah dimutakhirkan oleh pimpinan masing-masing Badan Publik Desa paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan.

(5) Penyimpanan Informasi Publik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kearsipan.

Pasal 13

(1) PPID Desa bertanggung jawab mengkoordinasikan penyediaan dan pelayanan seluruh Informasi Publik Desa di bawah penguasaan Badan Publik Desa yang dapat diakses oleh publik.

(2) Dalam rangka tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PPID Desa bertugas mengkoordinasikan penyediaan dan pelayanan Informasi Publik Desa melalui pengumuman dan/atau permohonan.

(3) Dalam hal kewajiban mengumumkan Informasi Publik, PPID Desa bertugas untuk mengkoordinasikan:

a. pengumuman Informasi Publik Desa melalui media yang secara efektif dapat menjangkau seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat; dan

b. penyampaian Informasi Publik Desa dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, mudah dipahami serta mempertimbangkan penggunaan bahasa dan cara yang digunakan oleh penduduk setempat.

(4) Dalam hal adanya permohonan Informasi Publik Desa, PPID Desa bertugas:

a. memberikan Informasi Publik Desa yang dapat diakses oleh publik setelah berkoordinasi dengan Badan Publik Desa;

b. melakukan pengujian tentang konsekuensi yang timbul sebagaimana diatur dalam Pasal 19 Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik sebelum menyatakan Informasi Publik tertentu dikecualikan;

c. menyertakan alasan tertulis pengecualian Informasi Publik secara jelas dan tegas, dalam hal permohonan Informasi Publik ditolak; dan

d. menghitamkan atau mengaburkan Informasi Publik yang dikecualikan beserta alasannya.

(5) Dalam hal terdapat keberatan atas penyediaan dan pelayanan Informasi Publik Desa PPID Desa melakukan koordinasi dengan Atasan PPID Desa.

(6) Dalam hal menyusun Laporan dan evaluasi layanan informasi publik Desa PPID Desa

(24)

melakukan rekapitulasi jumlah permohonan informasi publik, jumlah permohonan informasi yang dikabulkan dan ditolak, jumlah keberatan, dan jumlah sengketa informasi.

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, PPID Desa berwenang:

a. mengkoordinasikan setiap Badan Publik Desa dalam melaksanakan pelayanan Informasi Publik;

b. memutuskan suatu Informasi Publik dapat diakses publik atau tidak berdasarkan pengujian tentang konsekuensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8;

c. menolak permohonan Informasi Publik secara tertulis apabila Informasi Publik yang dimohon termasuk informasi yang dikecualikan/rahasia dengan disertai alasan serta pemberitahuan tentang hak dan tata cara bagi pemohon untuk mengajukan keberatan atas penolakan tersebut;

dan

d. menugaskan pejabat fungsional dan/atau petugas informasi di bawah wewenang dan koordinasinya untuk membuat, memelihara, dan/atau memutakhirkan Daftar Informasi Publik secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam sebulan dalam hal Badan Publik memiliki pejabat fungsional dan/atau petugas informasi.

Bagian Keempat Badan Publik Desa

Pasal 15 Badan Publik Desa terdiri dari:

a. Pemerintah Desa;

b. Badan Permusyawaratan Desa;

c. Badan Usaha Milik Desa, dan d. Badan Kerjasama Antar Desa.

BAB V

PERMOHONAN, KEBERATAN DAN PENYELESAIAN

SENGKETA INFORMASI PUBLIK DESA

Bagian Kesatu

Permohonan Informasi Publik Desa

Pasal 16

(1) Setiap Pemohon Informasi Publik Desa dapat mengajukan permintaan untuk memperoleh Informasi Publik Desa kepada PPID Desa secara tertulis atau tidak tertulis.

(2) PPID Desa wajib mencatat nama dan alamat Pemohon Informasi Publik Desa, subjek dan format informasi serta cara penyampaian informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi Publik Desa.

(3) PPID Desa wajib mencatat permintaan Informasi Publik Desa yang diajukan secara tidak tertulis.

(4) PPID Desa wajib memberikan tanda bukti penerimaan permintaan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(25)

(3) berupa nomor pendaftaran pada saat permintaan diterima.

(5) Dalam hal permintaan disampaikan secara langsung atau melalui surat elektronik, nomor pendaftaran diberikan saat penerimaan permintaan.

(6) Dalam hal permintaan disampaikan melalui surat, pengiriman nomor pendaftaran dapat diberikan bersamaan dengan pengiriman informasi.

(7) PPID Desa wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permintaan, yang berisikan:

a. informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya ataupun tidak;

b. PPID Desa wajib memberitahukan Badan Publik Desa yang menguasai informasi yang diminta apabila informasi yang diminta tidak berada di bawah penguasaannya;

c. penerimaan atau penolakan permintaan dengan alasan yang tercantum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6;

d. dalam hal permintaan diterima seluruhnya atau sebagian dicantumkan materi informasi yang akan diberikan;

e. dalam hal suatu dokumen mengandung materi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, maka informasi yang dikecualikan tersebut dapat dihitamkan dengan disertai alasan dan materinya;

f. alat penyampai dan format informasi yang akan diberikan; dan/atau

g. biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh informasi yang diminta.

(8) Badan Publik yang bersangkutan dapat memperpanjang waktu untuk mengirimkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (7), paling lambat 7 (tujuh) hari kerja berikutnya dengan memberikan alasan secara tertulis.

Bagian Kedua

Keberatan atas Informasi Publik Desa

Pasal 17

(1) Setiap Pemohon Informasi Publik Desa dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada atasan PPID Desa berdasarkan alasan berikut:

a. penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7;

b. tidak disediakannya Informasi Publik Desa Berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Peraturan ini;

c. tidak ditanggapinya permintaan informasi;

d. permintaan informasi ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta;

e. tidak dipenuhinya permintaan informasi;

dan/atau

f. pengenaan biaya yang tidak wajar.

g. Penyampaian informasi yang melebihi waktu yang diatur dalam Peraturan ini.

(2) Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sampai dengan huruf g dapat diselesaikan secara musyawarah oleh kedua belah pihak.

(26)

Pasal 18

(1) Keberatan diajukan oleh Pemohon Informasi Publik Desa paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah ditemukannya alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1).

(2) Atasan PPID Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh Pemohon Informasi Publik paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya keberatan secara tertulis.

(3) Alasan tertulis disertakan bersama tanggapan apabila atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) menguatkan putusan yang ditetapkan oleh bawahannya.

(4) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Atasan PPID dapat melakukan upaya musyawarah dalam menanggapi keberatan Pemohon Informasi Publik Desa.

Bagian Ketiga

Penyelesaian Sengketa Informasi di Komisi Informasi

Pasal 19

(1) Pemohon Informasi Publik Desa yang mengajukan keberatan atau pihak yang menerima kuasa yang tidak puas dengan keputusan atasan PPID Desa berhak mengajukan permohonan penyelesaian sengketa Informasi Publik paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak di terimanya keputusan atasan PPID Desa.

(2) Penyelesaian sengketa Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Komisi Informasi Kabupaten.

(3) Dalam hal belum terbentuknya Komisi Informasi Kabupaten penyelesaian Sengketa Informasi Publik disampaikan kepada Komisi Informasi Provinsi.

Pasal 20

Penyelesian sengketa Informasi Publik dilakukan melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi.

BAB VI

KOORDINASI DAN FASILITASI

Pasal 21

(1) Dalam pengelolaan dan pelayanan Informasi Publik Desa, Pemerintah Desa berkoordinasi dengan PPID Utama.

(2) Dalam rangka peningkatan kualitas layanan informasi publik Desa PPID Desa berhak mendapatkan pengembangkan kapasitas pejabat fungsional dan/atau petugas informasi dari Pemerintah Daerah.

Pasal 22

(1) Dalam rangka layanan Informasi Publik Desa, Pemerintah Desa dapat membangun Sistem Informasi Desa.

(2) Pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib difasilitasi oleh Pemerintah

Referensi

Dokumen terkait

• Dapat diketahui pada kecepatan putaran mesin memiliki temperatur dan nilai laju aliran yang berbeda pada saat melepaskan panas yang terdapat pada fluida

Perencanaan anggaran pembangunan sarana dan prasarana pendidikan dasar di Distrito Dili secara umum terintegrasi dalam proses perencanaan dan penganggaran

Murid menunjuk cara bersikap rajin sesama jiran dalam sesuatu situasi dengan bimbingan. Murid mendemonstrasikan cara bersikap rajin sesama jiran dalam

Keabsahan Data siswa kelas V SD Negeri Soneyan 03 mengenai motivasi belajar sangat rendah dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan triangulasi sumber dari peneliti yaitu

Hal tersebut terjadi karena nilai toleransi dari resistor dan kapasitor yang digunakan sehingga berdasarkan persamaan 1 akan berpengaruh pada frekuensi sinyal

Berdasarkan pada Peraturan Komisi Informasi pusat nomor 1 tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik terutama pada pasal 4 yaitu kewajiban badan publik

pada Peraturan Komisi Informasi pusat nomor 1 tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik terutama pada pasal 4 yaitu kewajiban badan publik dalam

Oleh karena itu, penanaman padi secara serempak pada skala luas dapat menekan populasi dan mencegah konsentrasi serangan tikus pada pertanaman padi terutama tanaman yang bunting