• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?

Nora Sukma Dewi

Alamat Korespondensi : Nuryati (MY_NURY@YAHOO.CO.ID), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (022-2037998).

Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas

Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?

Nora Sukma Dewi1

1

Program Studi Magister IKM, Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjdjaran

Abstrak

Penilaian kualitas hidup masyarakat dan pemahaman tentang faktor-faktor yang dapat

mempengaruhinya memiliki implikasi penting bagi intervensi di bidang kesehatan. Hal

tersebut bertujuan untuk memperbaiki outcome kesehatan di masa akan datang. Kualitas

hidup terbukti dipengaruhi oleh karakteristik sosio-demography dan faktor kepemilikan

asuransi kesehatan. Indonesia belum memiliki sistem jaminan sosial secara nasional

(universal coverage) hingga saat ini. Di sisi lain aktivitas pemberdayaan masyarakat

Indonesia di bidang kesehatan sangat aktif, tetapi studi tentang dampak positif dari aktivitas

pemberdayaan masyarakat ini masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan menjelaskan

pengaruh dari aktivitas pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan terhadap kualitas

hidup masyarakat. Tujuan lain dari penelitian ini adalah memaparkan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kualitas hidup masyarakat.

Sebanyak 827 masyarakat di Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung Timur

menjadi subjek dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret dan April 2013

dengan menggunakan WHOQOL-BREF and sosio-demography kuesioner. Analisis data

menggunakan program statistik EZR dengan p-value=0.05 untuk semua uji statistik.

Dari 827 responden yang dipilih secara random dan memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi, 824 responden menjawab kuesioner dengan lengkap. Partisipasi responden ini

mencapai reponse rate sebesar 99.6%. Hasil penelitian menunjukkan kategori umur, penyakit

kronik, tingkat pendidikan, pekerjaan, faktor asuransi kesehatan dan partisipasi dalam

aktivitas pemberdayaan masyarakat (Posyandu Balita, Posyandu Usila dan Desa Siaga)

memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas hidup masyarakat. Kategori umur, tingkat

pendidikan, tipe asuransi kesehatan, pekerjaan, penyakit kronik, partisipasi dalam aktivitas

pemberdayaan masyarakat dibuktikan sebagai faktor yang memiliki pengaruh signifikan

terhadap kualitas hidup masyarakat.

(2)

Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?

Nora Sukma Dewi

Alamat Korespondensi : Nuryati (MY_NURY@YAHOO.CO.ID), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (022-2037998).

Do the Community Empowerment Activities Affect Quality of Life of People in Bangka and East Belitung Districts, Indonesia?

Nora Sukma Dewi1

1

Programmeof Master of Public Health, Faculty of Medicine, University of Padjdjaran

Abstract

The measurement and revealing factors influencing quality of life (QOL) could have

important implication for future interventions intended to improve health outcome. QOL has

been proven affected by socio-demographic characteristics and health insurance. Even

though Indonesia does not have universal social security system, community empowerment

activities supported by local government in health field are very active. However, number of

studies measuring health benefits of community empowerment participation is very limited.

Here we want to clarify the influence of these community empowerment activities on the

people’s QOL and to determine other factors that might relate to the QOL focusing on

community empowerment factor.

Survey wa s conducted in a sample of 827 people from Bangka and East Belitung

Districts in March and April 2013 using two questionnaires: WHOQOL-BREF and

socio-demographic questionnaires. Collected data were analyzed with statistic software (EZR) and

the significant level for all statistical tests was set at 0.05.

From 827 eligible respondents selected randomly, 824 participated and completed

answer questions, reaching 99.6% of response ra te. Results showed that age group, chronic

diseases, education level, occupation, health insurance and community empowerment

participation (under 5 yea r old POSYANDU, elderly POSYANDU dan DESA SIAGA) have

influenced QOL significantly. As expected before, subjects who were participation in

community empowerment activities had higher overall QOL and general health scores.

Age category, educational level, health insurance types, occupation, chronic diseases,

satisfaction of DESA SIAGA participation were found out as factors influencing overall QOL

significantly.

(3)

Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?

Nora Sukma Dewi

Alamat Korespondensi : Nuryati (MY_NURY@YAHOO.CO.ID), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (022-2037998).

Pendahuluan

Penilaian kualitas hidup masih merupakan bidang penelitian yang menarik di bidang

kedokteran dan kesehatan masyarakat. Kualitas hidup merupakan salah satu indikator health

outcomes. Penilaian kualitas hidup dan pemahaman tentang faktor-faktor yang

mempengaruhinya memiliki implikasi penting bagi intervensi kesehatan dalam rangka

memperbaiki health outcomes.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kualitas hidup terbukti dipengaruhi oleh

karakteristik sosio-demography dan faktor asuransi kesehatan. Hingga saat ini, Indonesia

tidak memiliki jaminan sosial nasional (universa l coverage), tetapi aktivitas pemberdayaan

masyarakat Indonesia di bidang kesehatan sangat aktif. Contohnya: posyandu balita,

posyandu usila dan desa siaga. Aktivitas ini didukung penuh baik oleh pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah.

DESA SIAGA, sebuah program pemberdayaan masyarakat, merupakan aktivitas

pemberdayaan masyarakat yang terintegrasi dan komprehensif yang mendorong masyarakat

untuk peduli dalam memperbaiki kesehatan mereka dan sekitarnya. (sebagai contoh:

memperbaiki kondisi sanitasi lingkungan, merubah perilaku seperti mencuci tangan pakai

sabun, perilaku hidup bersih dan sehat, penyuluhan gizi, kelas ibu hamil dan post partum, dan

dana sehat). Desa siaga ini memiliki organisasi formal dan aktivitas secara rutin. Masyarakat

bisa mengakses aktivitas desa siaga sesuai dengan kebutuhan mereka. Aktivitas kegiatan

pemberdayaan masyarakat ini berpusat di tingkat bidan desa.

Posyandu balita dan posyandu usila juga merupakan aktivitas pemberdayaan

masyarakat. Posyandu merupakan aktivitas pemberdayaan masyarakat yang menyediakan

pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit bagi balita dan usila. Posyandu balita

memberikan pelayanan imunisasi dasar, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita,

promosi kesehatan, dan pemberian kapsul vitamin A. Sedangkan posyandu usila menyediakan

pemantauan status kesehatan usila seperti: pemantauan tekanan darah, gula darah dan Index

Massa Tubuh), aktivitas fisik, dan promosi kesehatan. Meskipun begitu, studi tentang health

benefit dari aktivitas pemberdayaan masyarakat ini masih sangat terbatas.

Tujuan dari study ini untuk menjelaskan pengaruh dari aktivitas pemberdayaan

masyarakat terhadap kualitas hidup masyarakat dan menjelaskan faktor lain yang mungkin

(4)

Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?

Nora Sukma Dewi

Alamat Korespondensi : Nuryati (MY_NURY@YAHOO.CO.ID), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (022-2037998).

Bahan dan Metode

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret dan April 2013.

1. Subjek Penelitian

Target populasi pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga dan kepala keluarga.

Subjek dipilih secara acak dengan metode multistratified sampling. Subjek pada penelitian ini

adalah penduduk dewasa (>17 tahun) atau menikah, memiliki KTP dan bersedia berpartisipasi

pada studi ini. Target populasi usia ≤ 17 dan menikah juga masuk dalam kriteria inklusi.

Berdasarkan ukuran sample untuk penelitian di bidang kesehatan oleh World Health

Organization (WHO), sample size untuk masing-masing kabupaten sebesar 384. Untuk

menjaga jumlah sample dari kemungkinan drop out, sample untuk Kabupaten Bangka 420

dan Kabupaten Belitung Timur 407.

2. Instrument

Penelitian ini menggunakan dua jenis kuesioner yaitu kuesioner WHOQOL-BREF dan

kuesioner sosio-demography.

Kuesioner WHOQOL-BREF terdiri dari 26 pertanyaan, dimana 2 pertanyaan

merefleksikan persepsi induvidu terhadap kualitas hidup dan kesehatan secara umum dan 24

pertanyaan lainnya terbagi menjadi 4 domain kualitas hidup yaitu: domain fisik, domain

psikologi, domain hubungan sosial dan domain lingkungan.

Kuesioner sosio-demography terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan

dengan faktor sosio-demography, penyakit kronik, asuransi kesehatan dan partisipasi dalam

aktivitas pemberdayaan masyarakat.

3. Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisa menggunakan program statistik EZR dengan

p-value <0.05 untuk semua uji statistik.

Hasil dan Pembahasan

Hasil

Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan karakteristik sosio-demography

responden di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur. Proporsi responden yang berjenis

kelamin wanita, responden dengan jumlah anggota keluarga lebih dari 4 orang, responden

(5)

Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?

Nora Sukma Dewi

Alamat Korespondensi : Nuryati (MY_NURY@YAHOO.CO.ID), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (022-2037998).

tinggi lebih besar di Kabupaten Belitung Timur. Kabupaten Bangka memiliki proporsi

responden yang lebih besar pada kelompok responden yang memiliki jaminan kesehatan

daerah dan responden yang memiliki pekerjaan sebagai petani.

Secara umum, responden di Kabupaten Bangka memiliki skor rata-rata QOL dan skor

overall health yang lebih baik dibandingkan dengan responden di Kabupaten Belitung Timur.

Perbedaan skor rata-rata di kedua kabupaten tersebut tidak bermakna secara statistik.

Penelitian ini juga menunjukkan kategori umur, tingkat pendidikan, tipe asuransi

kesehatan, pekerjaan, penyakit kronik dan partisipasi dalam aktivitas desa siaga

mempengaruhi kualitas hidup masyarakat secara signifikan baik di Kabupaten Bangka

maupun Kabupaten Belitung Timur. Sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas hidup, studi

ini menunjukkan semakin tua kelompok umur semakin rendah skor rata-rata QOL.

Studi ini menunjukkan hasil yang sama pada kedua kabupaten, dimana terdapat

pengaruh yang signifikan secara statistik oleh partisipasi dalam aktivitas posyandu balita dan

posyandu usila terhadap kualitas hidup pesertanya. Status pernikahan dan pendapatan

keluarga secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat di Kabupaten Belitung

Timur. Sedangkan jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dan partisipasi dalam

aktivitas desa siaga mempengaruhi kualitas hidup masyarakat kabupaten Bangka. Faktor

sosio-demography gender, jumalah anggota keluarga dan perilaku merokok tidak

mempengaruhi kualitas hidup masyarakat di kedua kabupaten. Responden yang berpartisipasi

dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat (desa siaga) memiliki skor rata-rata QOL dan

semua domain QOL yang lebih tinggi.

Responden yang menikah memiliki skor rata-rata QOL yang lebih baik pada domain

sosial dan lingkungan. Status pernikahan memiliki pengaruh yang signifikan hanya pada

domain sosial baik di Kabupaten Bangka maupun Kabupaten Belitung Timur.

Hasil uji Two-way ANOVA menunjukkan bahwa partisipasi dalam aktivitas desa siaga,

interaksi antara partisipasi di dalam desa siaga dan kabupaten memiliki pengaruh yang

signifikan pada overall QOL, overall health, domain psikologi dan domain lingkungan. Uji

ini juga menunjukkan bahwa partisipasi dalam aktivitas desa siaga memiliki pengaruh yang

signifikan secara statistik pada overall QOL dan semua domain kualitas hidup kecuali overall

health.

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

(6)

Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?

Nora Sukma Dewi

Alamat Korespondensi : Nuryati (MY_NURY@YAHOO.CO.ID), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (022-2037998).

pemberdayaan masyarakat. Pada umumnya penelitian kualitas hidup yang banyak dilakukan

sebelumnya, menilai pengaruh faktor sosio-demography terhadap kualitas hidup. Gender,

umur, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, pendapatan

dan penyakit merupakan faktor-faktor yang sering menjadi fokus dalam penelitian kualitas

hidup. Mengetahui dan menggali faktor lain yang berpotensi mempengaruhi kualitas hidup

dapat menjadi sumber data dan informasi penting dalam penyusunan kebijakan kesehatan.

Hasil penelitian ini menunjukkan gender tidak mempengaruhi kualitas hidup dan

laki-laki memiliki skor rata-rata QOL lebih baik di Belitung Timur. Hasil ini didukung oleh

penelitian Trompenaars dkk. dan Zielinska dkk. dan sebuah studi di Brazil.

Responden pada kelompok umur usila memiliki skor rata-rata QOL dan semua domain

QOL lebih rendah dibandingkan dengan pra-usila dan dewasa. Sebuah studi sebelumnya

menunjukkan umur lebih dari 60 tahun masuk ke dalam kategori kelompok rawan karena

memiliki skor rata-rata QOL terendah. Pengaruh umur terhadap kualitas hidup tidak konsisten.

Sebuah penelitian kualitas hidup sebelumnya menunjukkan kualitas hidup meningkat sesuai

umur dan sebuah studi lain menyatakan umur memiliki korelasi yang negatif dengan overall

QOL, overall health, domain fisik dan domain sosial. Sebuah studi di Polandia menunjukkan

tidak ada pengaruh signifikan umur terhadap kualitas hidup.

Penelitian di Bangka dan Belitung Timur ini menjelaskan tidak ada perbedaan

signifikan skor rata-rata QOL antara responden dengan jumlah anggota keluarga kurang dari 4

dan lebih dari 4. Hal ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Giannouli dkk. yang menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga tidak mempengaruhi

kualitas hidup secara signifikan.

Responden yang menikah memiliki rata-rata skor overall QOL, overall health dan

semua domain yang lebih baik di Belitung Timur dan skor domain sosial dan lingkungan yang

lebih baik di Bangka. Pengaruh signifikan status pernikahan terhadap kualitas hidup dan

semua domain QOL hanya ditemukan di Belitung Timur. Pada penelitian kualitas hidup

sebelumnya, status finansial juga dibuktikan sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas

hidup. Penelitian di Bangka and Belitung Timur menunjukkan responden dengan pendapatan

keluarga tinggi memiliki skor rata-rata QOL yang baik. Semaikin baik status finansial

semakin baik kualitas hidup juga ditunjukkan oleh penelitian Giannaouli dkk. dan hasil ini

didukung studi Pensri dkk yang menyatakan kecukupan finansial memiliki korelasi positif

(7)

Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?

Nora Sukma Dewi

Alamat Korespondensi : Nuryati (MY_NURY@YAHOO.CO.ID), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (022-2037998).

Penelitian ini menunjukkan pengaruh tingkat pendidikan terhadap kualitas hidup yang

konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini menyatakan semakin

tinggi tingkat pendidikan responden semaikin baik skor rata-rata QOL responden.

Penelitian kualitas hidup sebelumnya menunjukkan bahwa pekerjaan mempengaruhi

kualitas hidup. Studi kualitas hidup di Bangka dan Belitung Timur juga menyatakan hasil

yang sama. Responden yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di

Kabupaten Bangka memiliki skor rata-rata QOL tertinggi dibandingkan responden dengan

klasifikasi pekerjaan lain. Faktor asuransi kesehatan juga memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kualitas hidup. Sebuah penelitian oleh Penson dkk, menunjukkan bahwa pasien

yang terdaftar dalam asuransi HMOs memiliki skor rata-rata QOL yang lebih baik

dibandingkan pasien dengan asuransi yang terbatas dan pasien yang tidak memiliki asuransi.

Dalam penelitian ini, responden yang memiliki asuransi kesehatan PNS (Askes PNS) di

Kabupaten Bangka memiliki skor rata-rata QOL tertinggi dibandingkan responden dengan

asuransi kesehatan lainnya. Hal ini dikarenakan responden yang memiliki askes PNS

memiliki proporsi yang lebih besar pada kelompok responden dengan pendidikan tinggi, usia

dewasa, dan berpartisipasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat.

Penelitian ini menunjukkan hasil yang kontras dengan penelitian sebelumnya.

Responden yang masuk dalam kategori Jaminan Kesehatan Masyarakat miskin (Jamkesmas)

memiliki skor rata-rata QOL paling rendah di Belitung Timur. Hal ini dikarenakan peserta

jamkesmas di Indonesia adalah kelompok masyarakat miskin, akan tetapi hasil ini tidak

ditemukan di Kabupaten Bangka. Kelompok masyarakat miskin dikelompokkan dalam

kelompok yang rentan sebagai target dalam penyusunan kebijakan kesehatan. Memiliki

asuransi kesehatan dapat memperbaiki akses terhadap pelayanan kesehatan dan juga

memperbaiki health outcome. Laverack menyatakan salah satu indikator heatlh outcome

adalah kualitas hidup, dengan demikian dapat memiliki asuransi kesehatan dapat

mempengaruhi kualitas hidup.

Studi sebelumnya menunjukkan kelompok yang tidak dijamin oleh asuransi kesehatan

memuliki skor PCS dan MCS yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang

dijamin oleh asuransi kesehatan. Hasil studi tersebut didukung oleh studi Penson dkk. yang

menyatakan masyarakat yang tidak memiliki asuransi kesehatan memiliki skor rata-rata QOL

yang lebih rendah daripada yang memiliki asuransi kesehatan. Pada penelitian di Bangka dan

Belitung Timur, skor rata-rata responden yang tidak memiliki asuransi kesehatan

(8)

Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?

Nora Sukma Dewi

Alamat Korespondensi : Nuryati (MY_NURY@YAHOO.CO.ID), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (022-2037998).

tidak menunjukkan kelompok responden yang tidak memiliki asuransi kesehatan sebagai

kelompok dengan skor rata-rata QOL terendah.

Sebagai gaya hidup, perilaku merokok diprediksi sebagai faktor yang berpotensi

mempengaruhi kualitas hidup. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tannenbaum dkk,

menemukan bahwa faktor gaya hidup merupakan faktor penting dari Health Related Quality

of Life (HRQOL) pada kelompok pra-usila dan usila. Hasil penelitian di Bangka dan Belitung

Timur mendukung hasil penelitian sebelumnya dalam WHOQOL-BREF yang menyatakan

perilaku merokok tidak mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan.

Studi kualitas hidup sebelumnya menjelaskan kondisi medis mempengaruhi kualitas

hidup. Penelitian ini menunjukkan hasil yang sama, dimana responden yang memiliki

penyakit konis memiliki skor rata-rata QOL dan overall health yang lebih rendah

dibandingkan responden yang tidak memiliki penyakit kronis. Hasil penelitian ini didukung

oleh studi di Brazil dan Iran. Penelitian oleh Tannenbaum juga menunjukkan pengaruh yang

signifikan penyakit kronik terhadap HR-QOL.

Penelitian ini fokus pada faktor partisipasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat.

Hasil penelitian ini menunjukkan partisipasi dalam posyandu balita mempengaruhi kualitas

hidup secara signifikan bagi responden yang memiliki anak usia kurang dari 5 tahun.

Responden usila yang tahu keberadaan, berpartisipasi, dan merasa puas dengan aktivitas

posyandu usila memiliki skor rata-rata QOL yang lebih baik dibandingkan dengan responden

usila yang tidak tahu keberadaan posyandu usila dan responden usila yang mengetahui

keberadaan, berpartisipasi tetapi tidak merasa puas dengan aktivitas posyandu usila.

Responden yang mengetahui keberadaan aktivitas pemberdayaan masyarakat dan

berpatisipasi di dalamnya serta merasa puas dengan aktivitas tersebut memiliki skor rata-rata

QOL yang lebih tinggi dibanding responden yang lainnya. Akan tetapi, hasil ini tidak

ditemukan pada responden di Belitung Timur.

Uji Two-wa y ANOVA menganalisa interaksi antara partisipasi dalam aktivitas desa

siaga dengan kabupaten untuk overall QOL and overall health. Hasil uji ini menunjukkan

bahwa partisipasi dalam aktivitas desa siaga itu sendiri mempengaruhi overall QOL and

overall health secara signifikan tetapi kabupaten sendiri tidak memilik pengaruh terhadap

kualitas hidup. Ketika partisipasi dalam desa siaga berinteraksi dengan kabupaten, kedua

faktor ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap overall QOL dan overall health. Faktor

kabupaten akan mempengaruhi overall QOL dan overall health hanya jika faktor tersebut

(9)

Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?

Nora Sukma Dewi

Alamat Korespondensi : Nuryati (MY_NURY@YAHOO.CO.ID), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (022-2037998).

Pemberdayaan didefinisikan secara luas sebagai sebuah proses dimana orang-orang

yang tidak memiliki power bekerja sama untuk mengendalikan kejadian-kejadian yang dapat

mempengaruhi hidup dan kesehatan mereka. Pemberdayaan ini bisa berasal dari perorangan

maupun kelompok. Partisipasi dalam aktivitas desa siaga memiliki pengaruh yang positif di

Kabupate Bangka. Hal ini disebabkan oleh responden penelitian yang ada di Kabupaten

Bangka berpartisipasi aktif dalam aktivitas desa siaga meskipun memiliki latar belakang

sosio-demography yang berbeda. Belitung Timur memiliki proporsi yang lebih besar pada

kelompok responden yang tidak berpartisipasi dalam aktivitas desa siaga dibandingkan

dengan Bangka. Penelitian ini menjelaskan bahwa berpartisipasi dalam aktivitas

pemberdayaan masyarakat baik untuk peserta sasarannya maupun bagi masyarakat cenderung

untuk memiliki skor rata-rata QOL yang lebih baik. Partisipasi dalam aktivitas pemberdayaan

masyarakat juga mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan kecuali partisipasi dalam

aktivitas desa siaga di Kabupaten Belitung Timur. Dan kualitas hidup merupakan salah satu

indikator health outcome.

Simpulan

Kategori umur, tingkat pendidikan, tipe asuransi kesehatan dan partisipasi dalam

aktivitas desa siaga dibuktikan sebagai faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap

kualitas hidup. Partisipasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat merupakan faktor yang

potensial dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu

terlaksananya penulisan. Terimakasih kepada supervisor akademik di Universitas Gunma

Jepang dan Universitas Padjadjaran Bandung atas diskusi dalam topik kualitas hidup, Kepala

Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka dan Kepala Dinas Kabupaten Belitung Timur atas ijin

penyelenggaraan penelitian ini, serta Bappenas dan JICA yang telah mendukung

terlaksananya penelitian ini.

Daftar Pustaka

(10)

Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?

Nora Sukma Dewi

Alamat Korespondensi : Nuryati (MY_NURY@YAHOO.CO.ID), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (022-2037998).

Penson DF, Stoddard ML, Pasta DJ, Lubeck DP, Flanders SC, Litwin MS. The association between socioeconomic status, health insurance coverage, and quality of life in men with prostate cancer. Journal of Clinical Epidemiology. 2001;54(4):350-8.

Campos AC, Barbieri M, Torloni MR, Guazzelli CA. Does motherhood affect the quality of life of adolescents? Journal of pediatric and adolescent gynecology. 2012;25(6):380-3.

Brett CE, Gow AJ, Corley J, Pattie A, Starr JM, Deary IJ. Psychosocial factors and health as determinants of quality of life in community-dwelling older adults. Quality of life research : an international journal of quality of life aspects of treatment, care and rehabilitation. 2012;21(3):505-16.

Pensri Rukwong M. Quality of life perceptions of middle-aged women living with a disability in muang district, Khon Kaen, Thailand: Whoqol perspective. J Med Assoc Thai. 2007;90(8):1640-6.

Giannouli P, Zervas I, Armeni E, Koundi K, Spyropoulou A, Alexandrou A, et al. Determinants of quality of life in Greek middle-age women: a population survey. Maturitas. 2012;71(2):154-61.

Zielińska-Więczkowska H, Kędziora-Kornatowska K, Ciemnoczołowski W. Evaluation of quality of life (QoL) of students of the University of Third Age (U3A) on the basis of socio-demographic factors and health status. Archives of Gerontology and Geriatrics. 2011;53(2):e198-e202.

Trompenaars FJ, Masthoff ED, Van Heck GL, Hodiamont PP, De Vries J. Relationships between demographic variables and quality of life in a population of Dutch adult psychiatric outpatients. Social psychiatry and psychiatric epidemiology. 2005;40(7):588-94.

Nooraie H, Tabibian M. Quality of Life in the Decayed Historic Areas of Isfahan (DHI) Using the World Health Organization Quality of Life Instrument (WHOQOL-BREF). Applied Research Quality Life. 2012;7(4):371-90.

Cruz LN, Polanczyk CA, Camey SA, Hoffmann JF, Fleck MP. Quality of life in Brazil: normative values for the WHOQOL-BREF in a southern general population sample. Quality of life research. 2011;20(7):1123-9.

Bharmal M, Thomas J, 3rd. Health insurance coverage and health-related quality of life: analysis of 2000 Medical Expenditure Panel Survey data. Journal of health care for the poor and underserved. 2005;16(4):643-54.

Muhajir A. Revitalisasi Posyandu untuk Menyehatkan Desa/Saling Sepakat agar Warga lebih Sehat. Buletin Access. 2012 August 2012:5-9.

Komisi Nasional Lanjut Usia. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta: Komisi Nasional Lanjut Usia; 2010.

(11)

Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia?

Nora Sukma Dewi

Alamat Korespondensi : Nuryati (MY_NURY@YAHOO.CO.ID), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (022-2037998).

World Health Organization. WHOQOL-BREF: Introduction, administration, scoring and generic version of the assessment. Geneva: World Health Organization; 1996.

O'boyle CA. Measuring the quality of later life. Philosophical Transactions of the Royal Society of London Series B: Biological Sciences. 1997;352(1363):1871-9.

Mercier C, Peladeau N, Tempier R. Age, gender and quality of life. Community mental health journal. 1998;34(5):487-500.

Yousefy AR, Ghassemi GR, Sarrafzadegan N, Mallik S, Baghaei AM, Rabiei K. Psychometric properties of the WHOQOL-BREF in an Iranian adult sample. Community mental health journal. 2010;46(2):139-47.

Penson DF, Litwin MS, Lubeck DP, Flanders S, Pasta DJ, Carroll PR. Transitions in health-related quality of life during the first nine months after diagnosis with prostate cancer. Prostate cancer and prostatic diseases. 1998;1(3):134-43.

Freeman HE, Corey CR. Insurance status and access to health services among poor persons. Health services research. 1993;28(5):531.

Franks P, Clancy CM, Gold MR, Nutting PA. Health insurance and subjective health status: data from the 1987 National Medical Expenditure survey. American journal of public health. 1993;83(9):1295-9.

Tannenbaum C, Ahmed S, Mayo N. What drives older women's perceptions of health-related quality of life? Quality of life research : an international journal of quality of life aspects of treatment, care and rehabilitation. 2007;16(4):593-605.

Wallerstein N. Powerlessness, Empowerment, and Health: Implications for Health Promotion Programs. American Journal of Health Promotion. 1992;6(3):197-205.

Referensi

Dokumen terkait

Pemerintah Desa Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Desa Swarga Bara, Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur,

Dalam Pemberdayaan masyarakat fakir miskin melalui kelompok usaha bersama (KUBE) di Kecamatan Bintan Timur oleh Dinas Sosial Kabupaten Bintan sudah melakukan motivasi dengan

Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis, berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat di Desa Kampung Baru Kecamatan Kota Agung Timur

Perjanjian kinerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2020 meliputi 3 (tiga) sasaran strategis dengan 5 (lima) indikator kinerja,

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, Fungsi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dalam Pembangunan Fisik di Desa Miau Baru Kecamatan Kongbeng Kabupaten Kutai Timur

Faktor Penghambat Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) dalam Pemberdayaan Masyarakat di Desa Benua Baru Kecamatan Muara Bengkal Kabupaten Kutai Timur. 1) Penghambat

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata

Tujuan kegiatan pemberdayaan ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap berkaitan dengan aktivitas fisik dan juga mengenai Keluarga Sadar Gizi KADARZI, agar semua masyarakat di