commit to user
i
POTENSI KAWASAN PENGGING SEBAGAI ATRAKSI WISATA
MINAT KHUSUS ANDALAN KABUPATEN BOYOLALI
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
NOOR FADLILA MURTI SUJIYONO C 9409039
D III USAHA PERJALANAN WISATA
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
iv MOTTO
Tetap tersenyumlah, walaupun hakekatnya hatimu sedang.
Senyumanmu adalah semangat hidupku.
Semua kenangan bersamamu tidak akan pernah aku lupakan.
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada :
Orangtua,, ketiga kakak dan keluarga
besar yang selalu menyayangiku,
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas berkat,
rahmat serta karuniaNya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat
menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.
Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk
menyelesaikan studi bagi mahasiswa Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis
menyadari tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, Tugas Akhir ini tidak mungkin
dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu, terutama
kepada :
1. Drs. Riyadi Santosa M.Ed, Ph.D selaku dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Isnaini WW, M. Pd., selaku Ketua Program Diploma III Usaha Perjalanan
Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberi petunjuk dan saran-saran serta pengarahan yang sangat berharga
sehingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini.
3. Drs. Suharyana M.Pd selaku sekertaris Program Diploma III Usaha Perjalanan
Pariwisata, yang memberi petuah bijak dan semangat dalam penulisan Tugas
commit to user
vii
4. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberi
koreksi, dan masukan, yang sangat berharga bagi penulis. Sehingga bisa
menyelesaikan Tugas Ahkir ini.
5. Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd sebagai dosen penguji kedua terima kasih atas
koreksi dan pengesahan Tugas Ahkir ini.
6. Segenap Dosen Pengajar Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ilmunya.
7. Petugas Tata Usaha dan Lab. Tour Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan
Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Orangtua , kakak dan keluarga besar yang selalu mendukung dan mendoakanku.
9. Siti Marfuah yang menjadi inspirasiku, mendukung, memotivasi dan memberikan
semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
10.Nia Fuziah Amini, Rela Rasta Adityana, dan Imam Widyo Saputro yang telah
membantu melakukan penelitian.
11.Teman-teman Prodi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Angkatan 2009 yang
telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
12.Bapak Sri Waliyanto Isprayitno S.Sos,M.SI kepala UPT Pengging dan seluruh
karyawan Kawasan Wisata Pengging yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk meneliti dan mencari data-data guna melengkapi Tugas Akhir ini.
13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
commit to user
viii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Tugas Akhir masih
belum sempurna, oleh karena itu semua kekurangan, kritik, dan saran dari pembaca
akan diterima dengan senang hati demi penyempurnaan tulisan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat.
Surakarta, Juni 2012
commit to user
ix ABSTRAK
Noor Fadlila Murti Sujiyono. 2012. C9409039. Potensi Kawasan Pengging Sebagai Atraksi Wisata Minat Khusus Andalan Kabupaten Boyolali. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang kawasan wisata Pengging dengan tujuan penulisan untuk mengetahui bagaimana sejarah Pengging, potensi dan daya tarik yang dimiliki di kawasan obyek wisata Pengging, dan peran masyarakat sekitar obyek wisata Pengging.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara melakukan observasi secara langsung di kawasan wisata Pengging, melakukan wawancara dengan beberapa informan yang dapat memberikan data – data yang akurat serta menggunakan studi dokumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan setelah data dikumpulkan diadakan analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiki kawasan wisata Pengging Kabupaten Boyolali mempunyai pesona wisata alam dengan air melimpah yang berpotensi untuk dijadikan obyek wisata alam dan budaya karena memiliki hubungan yang erat dengan kerajaan Surakarta. Kawasan wisata Pengging memiliki tempat obyek wisata yaitu Umbul Pengging ( Tirto Marto ), Umbul Sungsang, Umbul Sewu, Makam R. Ng. Yosodipuro dan Makam Ki Ageng Kebo Kenanga. Sedangkan atraksi budaya yang dimiliki kawasan wisata Pengging yaitu : Padusan pada menjelang hari Ramadhan, Sebaran Apem Keong Emas dilakukan pada pertengahan bulan Sapar, ritual kungkum pada setiap malam Jumat Pahing, Sanggaran Janur pada setiap malam Jumat Pahing,
Dalam melakukan pengembangan kawasan wisata Pengging setiap pengelola masing – masing obyek wisata telah melakukan promosi lewat media cetak dan elektonik serta memperbaiki fasilitas – fasilitas yang ada disetiap obyek wisata Pengging. Sedangkan peran masyarakat sekitar kawasan wisata Pengging, masyarakat dapat menyediakan jasa atau fasilitas yang belum ada di setiap obyak wisata. Sebagai contoh masyarakat menyediakan jasa angkutan yang berupa kendaraan tradisional yaitu andong dan ojek, membuka warung makan, membuka lahan parkir dan penitipan sepeda motor serta menyediakan penginapan untuk para wisatawan yang akan bermalam.
commit to user
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBNG ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iii
MOTTO ... iv
G. Sistematika Penulisan Laporan ... 15
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI DAN SEJARAH PENGGING ... 16
A. Letak Geografis Kabupaten Boyolali ... 16
B. Sejarah Pengging ... 22
BAB III KAWASAN WISATA PENGGING ... 32
commit to user
xi
1. Pemandian Umbul Pengging Tirto Marto ... 32
2. Umbul Sungsang ... 39
3. Umbul Sewu ... 42
B. Obyek Wisata Ziarah ( makam ) di Kawasan Wisata Pengging .... 47
1. Makam Raden Ngabei Yosodipuro ... 47
2. Makam Ki Ageng Kebo Kenongo ... 51
C. Analisis 4 A Kawasan Wisata Pengging ... 54
1. Aksesibilitas ... 54
2. Amenitas ... 55
3. Aktivitas ... 61
a. Aktivitas Wisatawan ... 61
b. Aktivitas Masyarakat ... 62
4. Atraksi Wisata Minat Khusus ... 63
D. Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Pengging 73 BAB IV PENUTUP ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
commit to user
xii DAFTAR TABEL
commit to user
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Informan ... 80
Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ... 83
Lampiran 3 Data Kunjungan Obyek Wisata Kabupaten Boyolali 2011 – 2012 84 Lampiran 4 Peta Kabupaten Boyolali dan Kawasan Wisata Pengging... 86
Lampiran 5 Struktur Organisasi Umbul Sungsang dan Umbul Sewu... 91
Lampiran 6 Gambar Kawasan Wisata Pengging ... 92
Lampiran 7 Gambar Umbul Pengging Tirto Marto ... 94
Lampiran 8 Gambar Umbul Sungsang ... 97
Lampiran 9 Gambar Umbul Sewu ... 99
Lampiran 10 Gambar Makam Yosodipuro ... 102
Lampiran 11Gambar Makam Kebo Kenanga ... 105
commit to user
2012. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta
Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang kawasan wisata Pengging dengan tujuan penulisan untuk mengetahui bagaimana sejarah Pengging, potensi dan daya tarik yang dimiliki di kawasan obyek wisata Pengging, dan peran masyarakat sekitar obyek wisata Pengging.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara melakukan observasi secara langsung di kawasan wisata Pengging, melakukan wawancara dengan beberapa informan yang dapat memberikan data – data yang akurat serta menggunakan studi dokumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan setelah data dikumpulkan diadakan analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiki kawasan wisata Pengging Kabupaten Boyolali mempunyai pesona wisata alam dengan air melimpah yang berpotensi untuk dijadikan obyek wisata alam dan budaya karena memiliki hubungan yang erat dengan kerajaan Surakarta. Kawasan wisata Pengging memiliki tempat obyek wisata yaitu Umbul Pengging ( Tirto Marto ), Umbul Sungsang, Umbul Sewu, Makam R. Ng. Yosodipuro dan Makam Ki Ageng Kebo Kenanga. Sedangkan atraksi budaya yang dimiliki kawasan wisata Pengging yaitu : Padusan pada menjelang hari
Pahing, Sanggaran Janur pada setiap malam Jumat Pahing,
Dalam melakukan pengembangan kawasan wisata Pengging setiap pengelola masing – masing obyek wisata telah melakukan promosi lewat media cetak dan elektonik serta memperbaiki fasilitas – fasilitas yang ada disetiap obyek wisata Pengging. Sedangkan peran masyarakat sekitar kawasan wisata Pengging, masyarakat dapat menyediakan jasa atau fasilitas yang belum ada di setiap obyak wisata. Sebagai contoh masyarakat menyediakan jasa angkutan yang berupa kendaraan tradisional yaitu andong dan ojek, membuka warung makan, membuka lahan parkir dan penitipan sepeda motor serta menyediakan penginapan untuk para wisatawan yang akan bermalam.
commit to user POTENTIAL AREAS PENGGING AS LEADING
TOURIST ATTRACTIONS SPECIAL the Arts Faculty of the Sebelas Maret SurakartaUniversity
This final report examines about Pengging tourist area with the aim of writing to find out how Pengging history, potential and attraction held in the area attractions Penging, and the role of communities around the attractions Pengging.
The method used in data collection is to observe directly in the tourist area Pengging, conducted interviews with several informants who can provide the data - the data is accurate and uses the study of documents to obtain the required data after the data analysis of data collected are held.
The results showed that the potential dimiki Pengging Boyolali tourist area has the charm of nature with abundant water that has the potential to be a natural and cultural tourism because it has a close relationship with the kingdom of Surakarta. Pengging have tourist areas where tourism is Pengging Bannerman (Tirto Marto), Breech Bannerman, Bannerman Sewu, Tomb R. Ng. Yosodipuro and Ki Ageng Kebo Boxwood Cemetery. While the cultural attractions held Pengging tourist areas namely: Padusan on the day of Ramadan, the Golden Conch Distribution apem conducted in mid-Sapar, kungkum ritual every Friday night at Pahing, Sanggaran Janur Pahing on Friday nights.
commit to user BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata sekarang ini sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman
modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun
ke tahun terus meningkat. itu terjadi tidak saja dihampir setiap negara di dunia ini,
tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang alam dan seni budayanya sangat menarik.
Peningkatan permintaan tersebut dapat dilihat dari angka kunjungan wisata domestik
yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Fenomena tersebut telah menjadi
fenomene global dan telah merasuk hingga ke skala regional .
Peningkatan kebutuhan orang-orang untuk melakukan wisata tersebut
mengakibatkan permintaan terhadap keragaman jenis wisata, kelengkapan fasilitas
dan sarana prasarana wisata, serta kemudahan mengakses atraksi – atraksi wisata
yang diminati. Keragaman jenis wisata bisa jadi merupakan variabel pokok yang
menjadi daya tarik utama bagi calon wisatawan. Betapa tidak, kejenuhan akan
rutinitas hidup sehari-hari, tuntutan waktu yang terbatas, serta pertimbangan efesiensi
ekonomi memuat calon – calon wisatawan tersebut berusaha mencari produk –
produk wisata alternatif yamg mampu memenuhi hasrat akan kepuasan ,
kenyamanan, petualangan, rekreasi, memberi banyak pengalaman baru, dan tentu saja
mudah, murah dan praktis.
Salah satu produk wisata alternatif yang cukup digemari saat ini adalah
atraksi wisata minat khusus. Wisata minat khusus tersebut dapat berupa kegiatan –
commit to user
kegiatan olahraga alam bebas, seperti, arum jeram, panjat tebing, mountain hiking,
dan sebagainya, dapat juga berupa kegiatan bersama di alam bebas (outbound) seperti
berkemah, dan sebagainya.
Akhir-akhir ini banyak wisatawan yang lebih memilih mengunjungi obyek
wisata alam dan budaya. Keanekaragaman budaya juga sangat diminati oleh para
wisatawan, maka tidak heran jika potensi ini menarik untuk dikembangkan (
Disparbud Kabupaten Boyolali : Laporan Akhir Pembuatan Buku Petunjuk Potensi
Pariwisata Boyolali. Boyolali. 2011 ).
Tingginya minat dan keinginan wisatawan akan sebuah obyek dan daya tarik
wisata yang ada didalamnya diharapkan dapat memberikan manfaat dan daya tarik
tersendiri bagi wisatawan atau pengunjung. Oleh karena itu kebutuhan wisatawan
akan sebuah obyek dan daya tarik wisatawan tersebut di atas masih belum bisa
memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan. Kebutuhan akan sebuah obyek dan
daya tarik wisata yang berbeda dalam hal ini menarik dan memberikan kesan tesebut
dapat diwujudkan dengan mengembangkan potensi dan daya tarik wisata yang sudah
ada.
Obyek dan daya wisata adalah suatu bentuk atau aktifitas dan fasilitas yang
berhubungan, yang dapat menarik wisatawan atau pengunjung untuk datang kesuatu
daerah atau tempat tertentu. Daya tarik yang belum dikembangkan semata - mata
merupakan sumber daya potensial. Salah satu pengembangan obyek dan daya tarik
wisata misalnya dengan melestarikan suatu obyek wisata alam dengan potensi budaya
commit to user
Kabupaten Boyolali mempunyai daya tarik obyek pariwisata yang beraneka
ragam, dengan unsur keindahan alam dan budaya yang unik dan menarik. Kabupaten
Boyolali mempunyai peninggalan – peninggalan kebudayaan yang dijadikan sebagai
daya tarik pariwisata yang dapat mendatangkan pariwisata. Kabupaten Boyolali
menyimpan pesona pariwisata alam yaitu obyek wisata Tlatar, Arga Merapi –
Merbabu, dan obyek wisata Selo, sedangkan wisata budaya yaitu kawasan wisata
Pengging, Makam Gunung Tugel, dan Makam Pantaran, serta wisata buatan yaitu
Waduk Cengklik, Waduk Bade dan Wana Wisata Telawa.
Salah satu obyek wisata alam dan budaya yang dimiliki yakni kawasan wisata
Pengging yang berada di Kabupaten Boyolali. Kabupaten Boyolali termasuk dalam
sub daerah tujuan wisata ( sub DTW ) yang ada di Jawa Tengah. Boyolali memiliki
udara yang segar karena terletek diantara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu,
yang berada di Kabupaten Boyolali. Kota Boyolali berjarak 25 kilometer dari kota
Surakarta ( Solo ), dan merupakan bagian kawasan wisata SSB ( Solo – Selo –
Borobudur ). Boyolali dikenal sebagai kota “Susu” dan mempunyai moto Boyolali
Tersenyum ( tertib, elok, rapi, sehat, nyaman, untuk masyarakat ). Pandangan
matapun tak lepas dari patung “Sapi Perah”, karena Kabupaten Boyolali merupakan
sentra produksi minuman susu segar, sehingga dikenal sebagai kota susu.
Tempat wisata yang ada di Kabupaten Boyolali yang merupakan ekowisata
adalah Obyek wisata Pengging. Pengging merupakan sebuah desa yang berada di
Kabupaten Boyolali yang memiliki tempat rekreasi yang berpotensi menjadi atraksi
commit to user
budaya yang terdapat di Pengging perlu digali guna mendukung pariwisata di wilayah
Kabupaten Boyolali. Daerah Pengging merupakan daerah yang memiliki potensi
untuk pengembangan kawasan pariwisata Kabupaten Boyolali, banyak
budaya-budaya dan ritual-ritual yang berpotensi di daerah Pengging,
Pemerintah Kabupaten Boyolali menangkap peluang di atas sebagai sebuah
prospek wisata yang menjanjikan bagi pembangunan wisata di Kabupaten Boyolali.
Selain potensi – potensi wisata yang telah ada sebelumnya Kabupaten Boyolali
memiliki wisata lain yang belum diolah dan dikelola secara optimal, yaitu kawasan
objek wisata Pengging. Tempat ini menyajikan tempat pemandian Umbul Pengging,
Umbul Sunggsang, makam Raden Ngabei Yosodipuro, Makam Ki Ageng Kebo
Kenanga selain itu berdekatan dengan Umbul Sewu yang merupakan wahana baru di
kawasan obyek wisata Pengging.
Atraksi wisata yang berhubungan dengan budaya dan tradisi yang terdapat di
Pengging yaitu ritual kungkum pada malam Jumat Pahing di Umbul Sungsang dan
Umbul Pengging Tirto Marto, Ziarah dan Sanggaran Janur di makam Raden Ngabei
Yosodipuro dan makam Kebo Kenanga, padusan yang dilakukan menjelang bulan
puasa, sebaran apem kukus keong emas pada bulan sapar. Meskipun tradisi ini
bersifat ritual namun di dalam acara ini terdapat hal – hal yang menarik bagi
wisatawan. Bagi yang percaya ritual tersebut dianggap membawa manfaat tertentu.
Dari latar belakang di atas maka judul yang diambil untuk laporan Tugas
Akhir adalah “Potensi Kawasan Pengging Sebagai Atraksi Wisata Minat Khusus
commit to user B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Bagaimana latar belakang Pengging yang menjadi daya tarik wisata minat
khusus?
2. Potensi apa saja yang menjadi daya tarik wisata minat khusus kawasan Pengging?
3. Bagaimana peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Pengging
tersebut ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui latar belakang Pengging menjadi daya tarik wisata minat
khusus.
2. Mengetahui potensi wisata minat khusus kawasan wisata Pengging.
3. Mengetahui peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Pengging.
D. Manfaat Penelitian
Dengan pelaksanaan penelitian ini maka penulis berharap semoga dari
commit to user 1. Manfaat Praktis
a. Memberikan gambaran kepada masyarakat dan pembaca mengenai obyek
wisata Pengging sebagai obyek wisata minat khusus.
b. Memberikan wawasan mengenai sejarah dan budaya Pengging.
c. Agar masyarakat mengetahui potensi yang menjadi daya tarik obyek wisata
Pengging.
d. Agar masyarakat mempunyai rasa memiliki dan dapat berperan serta dalam
menjaga serta melestarikan obyek wisata Pengging.
e. Menambah motivasi masyarakat untuk melakukan kegiatan wisata.
2. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia
pariwisata
b. Memberiakn pengetahuan tentang potensi , keunggulan dan daya tarik objek
wisata Pengging
c. Mengembangkan dan mempromosikan obyek wisata Pengging sebagai obyak
wisata minat khusus.
3. Manfaat akademik
a. Menambah ilmu pengetahuan tentang dunia periwisata dalam rangka
pengembangan diri untuk mencapai puncak sukses.
b. Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis dan kepada pembaca yang
commit to user E. Kajian Pustaka
1. Pariwisata
Pengertian pariwisata adalah perjalanan untuk bersenag – senang.
Sedangkan definisi pariwisata di dalam “Ensiklopedia Nasional Indonesia”
dikatakan bahwa periwisata atau tuorism merupakan kegiatan perjalanan
seseorang atau serombongan orang dari tempat tinggal asal ke suatu tempat di
kota lain atau suatu negara.
Secara umum pariwisata adalah semua kegiatan dan urusan yang ada
kaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, baik pihak pemerintah,
swasta, maupun masyarakat. Sedangkan secara khusus kepariwisataan adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata yang termasuk pengusaha obyek
dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata. Secara teknis periwisata merupakan rangkain
kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok
di dalam wilayah negara sendiri.
Sedikitnya ada empat kriteria suatu perjalanan dapat disebut sebagai
perjalanan pariwisata, yaitu :
a. Perjalanan itu tujuannya semata – mata untuk bersenang – senang.
b. Perjalanan itu harus dilakukan dari suatu tempat ( di mana orang itu tinggal
berdiam ) ke tempat lain ( yang bukan kota atau negara di mana ia biasanya
tinggal ).
commit to user
d. Perjalanan tidak dikaitkan dengan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi
dan orang melakukan perjalanan itu semata – mata sebagai konsuman di
tempat yang dikunjunggi ( H Oka A. Yoeti, 2001 : 9 ).
2. Wisata Minat Khusus.
Pariwisata minat khusus mempunyai kaitan dengan adventure atau
petualangan. Dalam pariwisata petualangan, wisatawan secara fisik mengeluarkan
dan menguras tenaga dan ada unsur tantangan yang harus dilakukan.
Kadang-kadang bahkan ada bahaya yang harus dihadapi. Bentuk adventuring tourism ini,
antara lain safari di daerah terpencil, trekking, hiking, pendakian gunung, rafting
di sungai, penelusuran gua (caving) dan berperahu. Berburu dan memancing di
laut dapat dikategorikan sebagai bentuk pariwisata minat khusus dan pariwisata
petualangan.
Wisata minat khusus dan wisata petualangan tidak memerlukan fasilitas
yang mahal dan pengembangan infrastruktur dalam skala besar. Oleh banyak
penulis, wisata minat khusus diberikan banyak istilah seperti perjalanan aktif dan
memberi pengalaman baru, perjalanan ke pedalaman untuk bertemu masyarakat
terasing atau wisata sosial, wisata pendidikan, berwisata yang berbasis alam atau
wisata yang bertujuan untuk pelestarian.
Wisatawan minat khusus (special interest) merupakan wisatawan yang
memiliki pemilihan atau permintaan khusus diluar minat wisatawan umum
commit to user
a. Wisata minat khusus yang dimiliki seharusnya diminati hanya berkaitan
dengan latar pekerjaan , hobi dan intelektualitas wisatawan dan sumber –
sumber yang masih ada diwilayah wisata.
b. Minat khusus populer di Indonesia termasuk pengembangan industri,
perkebunan dan geologi di Bandung, pertanian dan botani di Bogor, kesenian
dan sejarah di Yogyakarta, kebudayaan di Tana Toraja dan daerah – daerah
lainnya, flora dan fauna di Taman Nasional, kerajinan tangan di berbagai
Propinsi.
c. Minat khusus ini mengalami perubahan – perubahan dari waktu ke waktu
yang dipengaruhi oleh trend yang saat ini sedang terjadi.
d. Penyelenggaraan wisata minat khusus membutuhkan perencanaan khusus
yang melibatkan pemandu wisata yag terlatih dan memiliki pemahaman yang
mendalam mengenai obyek dan daya tarik wisata minat khusus yang hendak
dituju.
e. Biaya perjalanan untuk wisata minat khusus ini cenderung mahal dan
memakan waktu lama untuk menetap di daerah tujuan wisata ( Happy
Marpaung, 2002 : 52 ).
3. Potensi
Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan berdasar kekuatan, kemampuan, kesanggupan daya ( Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1995 : 784 ). Potensi di daerah tujuan wisata dipengaruhi
commit to user a. Atraksi
Atraksi merupakan daya tarik wisata yang dapat dinikmati oleh
wisatawan di tempat tujuan yang merupakan sasaran para wisatawan yang
datang berkunjung.
b. Aksesibilitas ( Kemudahan )
Aksesibilitas merupakan sarana yang memberikan kemudahan
mencapai daerah tujuan wisata, tempat tersebut mudah dijangkau, sarana yang
diperlukan wisatawan mudah ditemukan.
c. Amenitas
Tersedianya fasilitas pendukung seperti : penginapan, restauran,
hiburan, transportasi lokal, alat komunikasi, fasilitas perbankan, fasilitas
kesehatan, dan lain sebagainya.
d. Aktivitas
Aktivitas adalah kegiatan yang dapat di lakukan oleh wisatawan selama
di daerah tujuan wisata.
4. Wisata Budaya
Wisata budaya adalah suatu gerakan atau kegiatan yang dirasakan oleh
adanya obyek – obyek wisata dalam wujud hasil seni budaya, seperti adat istiadat,
upacara agama, tata hidup masyarakat, peninggalan sejarah, hasil seni, kerajinan –
kerajinan rakyat ( Darmaji, 1989 : 28 ).
Wisata budaya biasanya dilakukan karena keingin tahuan para wisatawan
commit to user
suatu daerah atau suatu negara. Pengertian wisatawan budaya adalah orang yang
melakukan perjalanan karena adanya motivasi atau adanya daya tarik seni dan
budaya pada suatu tempat atau daerah tertentu ( Oka A. Yoeti, 1989 : 144 ).
5. Hubungan Pariwisata dengan Kebudayaan.
Kebudayaan bangsa salah satu kebudayaan yang timbul sebagai buah
usaha budi daya masyarakat Indonesia , kebudayaan lama dan asli yang terdapat
pada bangsa ini serta usaha kebudayaan yang harus menuju arah kemajuan,
budaya, persatuan, dengan tidak menolak bahan – bahan baru yang dapat
memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta dapat
mempertinggi derajad bangsa Indonesia ( Musanef, 1996 : 19 ).
Obyek wisata yang luas di Indonesia merupakan salah satu potensi yang
harus dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai penunjang peningkatan
pembangunan dan kesejahteraan rakyat, pemanfaatan obyek wisata budaya
haruslah tetap memperhatikan upaya perlindungan dan pelestarian. Sesungguhnya
kebudayaan sebagai milik masyarakat suatu negara adalah merupakan menifestasi
dan pengucapan karya kreasi yang spiritual dan artistik manusia yang membentuk
masyarakat negeri ini menjadi sasaran utama, sehinngga menimbulkan perasaan
seseorang ingin mengetahui akan negeri tersebut. Setelah kita menyikapi
pengertian di atas hendaknya hubungan antara kebudayaan dan pariwisata tidak
saja ditinjau dari segi hubungan antara wisatawan dengan benda – benda
commit to user
kebudayaan yang sedang hidup dan berkembang dalam masyarakat ( Nyoman S.
Pendit, 1986 : 25 ).
6. Atraksi Wisata
Atraksi adalah daya tarik wisatawan liburan. Atraksi yang diidentifikasi
yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya, yang perlu dikembangkan
untuk menjadi atraksi wisata. Tanpa atraksi wisata, tidak aka nada peristiwa,
bagian utama lain tidak akan diperlukan ( Kusudianto Hadinoto, 1996 :34 ).
7. Wisata Ziarah
Wisata ziarah ( wisata pilgrim ) adalah jenis wisata yang dikaikan dengan
agama, kepercayaan ataupun adat istiadat dalam masyarakat. Wisata ziarah
dilakukan baik perseorangan atau rombongan dengan berkunjung ke tempat –
tempat suci, makam – makam orang suci atau orang terkenal dan pimpinan yang
diagungkan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan restu, berkah, kebahagiaan
dan ketentraman ( A. Hari Karyoto, 1997:19 ).
F. Metode Penelitian
1. Lokasi penelitian
Kawasan Wisata Pengging yang terletak di Kecamatan Banyudono,
commit to user 2. Obyek yang diteliti
Potensi kawasan Pengging sebagai atraksi wisata minat khusus andalan
Kabupaten Boyolali.
3. Teknik pengumpulan data.
a. Observasi.
Observasi adalah termasuk cara mengupulkan data yang utama dalam
penelitian. Observasi biasanya menyangkut situasi sosial suatu sosial tersebut
berlangsung, manusia – manusia pelaku (actor) yang menduduki status atau
posisi tertentu, kegiatan atau aktifitas para pelaku pada lokasi atau tempat
berlangsunya situasi sosial tersebut. (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000 :
153)
Dalam penelitian observasi yang di lakukan secara langsung mengenai
obyek wisata Pengging, untuk memperoleh data mengenai sejarah Pengging,
obyek wisata yang ada di kawasan pengging, potensi wisata minat khusus
kawasan wisata Pengging serta peran serta masyarakat dalam pengelolaan
kawasan wisata Pengging.
b. Wawancara.
Wawancara personal merupakan cara yang jauh lebih fleksibel
daripada survey surat maupun survey telepon karena pewawancara dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan responden. Metode wawancara personal
dapat disebut sebagai cara terbaik untuk mengontrol sample dibandingkan
commit to user
Dalam penelitian ini wawancara dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada setiap pengelola obyek wisata Pengging, wisatawan di
kawasan wisata Pengging serta wawancara kepada pegawai Dinas Periwisata
dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali.
c. Studi Pustaka.
Studi pustaka di gunakan untuk memperoleh data yang lebih akurat
melalui buku – buku yang berhubungan dengan laporan ini. Pengumpulan
data, info dan referensi dilakukan di perpustakaan ( Laboratorium Tour D3
Usaha Perjalanan Wisata ) Universitas sebelas Maret Surakarta, Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali.
d. Studi Dokumen dan Arsip.
Studi dokumen dan arsip adalah metode mengumpulkan data yang
ditujukan untuk memperoleh data secara langsung dari tempat penelitian
meliputi laporan – laporan yang relevan, foto – foto, dan data yang relevan
untuk penelitian seperti data pengunjung obyek wisata di Kabupaten Boyolali
4. Analisis Data
Menganalisis data – data yang telah dikumpulkan sehingga data
terangkum jelas dan dimanfaatkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
pada rumusan masalah. Analisis yang digunakan adalah analisa deskriptif
kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha
mendiskriptifkan atau menggambarkan atau melukiskan fenomena atau hubungan
commit to user
– fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Kusmayadi
dan Endar Sugiarto,2000:29).
Pengumpulan data yang di dapat dari hasil penelitin dengan memberikan
gambaran menurut apa adanya sesuai dengan kenyataan pada waktu penelitian,
dengan berusaha merekam dan mendeskripsikan kembali serta menganalisis
kondisi yang berkaitan dengan kawasan wisata Pengging.
G. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika ini merupakan garis besar dari masalah yang akan dibahas lebih
lanjut, kemudian disusun secara urut dan sederhana. Adapun sistematika penulisan
Tugas Akhir ini adalah :
BAB I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II menjelaskan tentang gambaran umum Kabupaten Boyolali, dan sejarah
Pengging.
BAB III menguraikan tentang hasil penelitian mencangkup obyek – obyek wisata
yang tedapat di kawasan wisata Pengging, potensi kawasan wisata Pengging dilihat
dari konsep 4 – A , makna mitos tradisi dan ritual di kawasan wisata Pengging, serta
peran masyarakat dalam mengelola kawasan wisata Pengging.
BAAB IV merupakan bab penutup dari laporan yang disusun berisi kesimpulan dan
commit to user BAB II
GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI
DAN SEJARAH PENGGING
A. Letak Geografis Kabupaten Boyolali.
Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah kurang lebih 101.510,20 Ha, atau
kurang 4,5 % dari luas Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Boyolali terletak antara 110°
22’ BT - 110° 50’ BT dan 7° 36’ LS - 7° 71’ LS . Jarak bentang wilayah dari Barat ke
Timur 48 km dan dari Utara ke Selatan sejauh 54 km, sebelah Timur dan Selatan
merupakan daerah rendah, sedangkan sebelah Utara dan Barat merupakan daerah
pegunungan. Adapun batas – batas administrasi Kabupaten Boyolali sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang
b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen dan Kabupaten
Sukoharjo.
c. Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa
Yogyakarta.
d. Sebelah Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu Kabupaten dari 35 Kabupaten atau
Kota di Propinsi Jawa Tengah. Secara administrasi Kabupaten Boyolali terdiri dari 19
Kecamatan yang terbagi menjadi 261 desa dan 6 Kalurahan ( Disparbud Kabupaten
Boyolali : Laporan Akhir Pembuatan Buku Petunjuk Potensi Pariwisata Boyolali.
2011 ).
commit to user Tabel 1
Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Boyolali
No Kecamatan Luas (km²) Presentase
1 Selo 56.078 5,52
commit to user
Dari seluruh Desa dan Kalurahan yang ada, 267 Desa atau Kalurahan
merupakan Desa yang berada di dataran rendah atau sekitar 83 % dari seluruh Desa
atau Kalurahan dan selebihnya merupakan Desa di dataran tinggi. Kabupaten
Boyolali yang memiliki luas wilayah sebesar 101.510,20 Ha, dimana luas terbesar
adalah Kecamatan Kemusu dan luas terkecil adalah Kecamatan Sawit. Kawasan
wisata Pengging berada di Kecamatan Banyudono dengan luas wilayah 25.379 km².
Luas di wilayah Kabupaten Boyolali terdiri atas :
1. Tanah sawah : 23.287,4945 Ha ( 23,0 % )
2. Taah kering : 56.186,0830 Ha ( 55,3 % )
3. Tanah lain : 22.036,5190 Ha ( 21,7 % )
Melihat keadaan alam Kabupaten Boyolali yang sebagian besar merupakan
daerah yang bergelombang, maka sebagian besar daerah Kabupaten Boyolali
merupakan derah pertanian lahan kering yang potensial. Berdasarkan topografi dapat
ditunjukkan pada ketinggian suatu wilayah dari permukaan laut ( DPL ), secara
topografi Kabupaten Boyolali terletak pada ketinggian 75 m di atas permukaan air
laut, dan daerah perbukitan terletak pada ketinggian 1500 m di atas permukaan air
laut. Lebih jelasnya pembagian topografi di Kabupaten Boyolali sebagai berikut:
1. 75 – 400 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Teras, Banyudono,
Sawit, Mojosongo, Ngemplak, Simo, Kemusu,
Karanggede, dan Boyolali.
2. 400 – 700 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Musuk, Ampel, dan
commit to user
3. 700 – 1000 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Musuk, Ampel, dan
Cepogo.
4. 1000 – 1300 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Selo, Ampel, dan
Cepogo.
5. 1300 – 1500 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Selo.
Struktur tanah wilayah Kabupaten Boyolali terdiri atas :
1. Bagian Timur Laut (Kecamatan Karanggede dan Simo) pada umumnya terdiri
dari tanah lempung.
2. Bagian Tenggara (Kecamatan Sawit dan Banyudono) struktur tanahnya adalah
tanah galian.
3. Bagian Barat Laut (Kecanatan Musuk dan Cepogo) struktur tanahnya berpasir.
4. Bagian Utara sepanjang perbatasan Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten
Grobogan struktur tanahnya berupa tanah kapur.
Boyolali mempunyai curah hujan 1.500 – 2000 mm/ th ( bio iklim lembab )
dengan bulan kering 3 – 4 bulan meliputi Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, dan
Musuk. Sementara curah hujan lebih dari 2000 mm/th ( bio iklim sangat lembab )
dengan bulan kering 2 – 4 bulan, meliputi Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Sambi,
Ngemplak, Nogosari, Simo, Karanggede, Klego, Andong, Kemusu, Wonosegoro, dan
Kecamatan Juwangi.
Secara umum wilayah Kabupaten Boyolali terbagi menjadi empat relief daratan,yaitu:
1. Lereng Gunung Merbabu.
Membentang ke arah Timur, meliputi sebagian besar Kecamatan Ampel.
commit to user
Membentang ke arah Timur, meliputi sebagian besar Kecamatan Selo, Kecamatan
Musuk dan Kecamatan Cepogo.
3. Dataran rendah.
Merupakan daerah terendah di Kabupaten Boyolali meliputi, Kecamatan
Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sawit, Sambi, Nogosari, dan
Kecamatan Ngemplak.
4. Daerah Berbukit.
Daerah sekitar Pegunungan Kendeng, meliputi Kecamatan Simo, Wonosegoro,
Klego, Andong, Kemusu, dan Juwangi.
Sungai – sungai besar yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan
keperluan penduduk adalah sebagai berikut :
1. Sungai serang mengalir dari Gunung Merbabu ke arah Timur melalui Kecamatan
Karanggede, Wonosegoro, dan Kemusu.
2. Sungai Cemoro mengalir dari Gunung Merbabu melalui Kecamatan Simo dan
Nogosari.
3. Sungai Pape mengalir dari Gunung Merbabu melalui Kecamatan Mojosongo,
Teras, Banyudono, serta Ngemplak.
4. Sungai Gandul mengalir dari Gunung Merbabu melaliu kecamatan Musuk,
Boyolali, Teras dan Sawit.
Di samping sungai – sungai tersebut mempunyai beberapa waduk yaitu,
waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, waduk Bade di Kecamatan Klego dan
commit to user
Kecamatan Boyolali, Nepen di Kecamatan Teras dan Pengging di Kecamatan
Banyudono.
Kabupaten Boyolali ( bahasa Jawa : Boyolali, arti harafiah : “lupa dari
marabahaya” ). Boyolali dikenal sebagai kota susu dan mempunyai moto
pembangunan “BOYOLALI TERSENYUM” ( Tertip, Elok, Rapiu, Sehat, Nyaman,
Untuk, Masyarakat ) adalah salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Tengah yang
terletak di kaki Gunung Merapi dan Gunung Merbabu sehingga memiliki
pemandangan yang indah dan suasan khas pegunungan yang sejuk. Hal tersebut
sangat mendukung potensi wisata yang di miliki Kabupaten Boyolali. Selain daerah
tujuan wisata yang menarik dan beragam Boyolali juga memiliki produk andalan
yaitu susu sapi segar. Hal ini berkaitan dengan hewan yang menjadi icont Kabupaten
Boyolali yaitu sapi perah.
Boyolali menatap masa depan dengan penuh optimisme, karena banyak sektor
yang berpotensi diantaranya sektor pariwisata. Sektor pariwisata ini merupakan salah
satu strategi andalan pembangunan perekonomian di Kabupaten Boyolali. Dengan “
Tembung Manis dan Ulet Pandang “, Boyolali mengemas obyek wisata dalam satu
paket wisata.
Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Boyolali cenderung mengalami
peningkatan pada dua tahun terakhir. Meskipun peningkatan sektor periwisata belum
sesuai dengan target, Dinas Periwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali.
Kenaikan tersebut sekitar 4,75%. Hal tersebut terlihat dari jumlah kunjungan
commit to user
348.731 wisatawan pada tahun 2009 ( Data Kunjungan Wisatawan Nusantara di
Obyek Wisata Jawa Tengah Tahun 2011).
Dalam hal ini, kawasan wisata Pengging turut menyumbang 80.167
wisatawan yang berkunjung selama tahun 2011. Hal tersebut semakin menegaskan
bahwa kawasan wisata Pengging mempunyai potensi yang besar untuk dijadikan
obyek wisata andalan Kabupaten Boyolali ( Disparbud Kabupaten Boyolali :Laporan
Akhir Pembuatan Buku Petunjuk Potensi Pariwisata Boyolali. 2011).
B. Sejarah Pengging
1. Asal Mula Pengging.
Menurut buku Pustaka Raja, hasil karya pujangga besar Ranggawarsito III
yang hidup pada tahun 1802 – 1875 dalam buku menyebutkan adanya suatu yang
bernama Pengging, dan didirikan oleh Prabu Kusumo Wicitro pada awal tahun
Surya 902/1026 Masehi. Negara tersebut bernama Negara Witaraga. Karena
cerita-cerita dalam buku ini (buku Pustaka Raja) belum dikenal masyarakat luas
pada waktu itu.
Dalam cerita rakyat terdapat pula nama Pengging, misalnya cerita tentang
Candi Prambanan, yang menceritakan candi tersebut ciptaan seorang anak Raja
Pengging yang bernama Bandung Bondowoso. Meskipun cerita ini hanya
merupakan dongeng sebelum bobok atau tidur anak – anak kecil, tetapi cerita ini
commit to user
Pengging mulai tercantum dalam sejarah baru semenjak negara Majapahit
mengalami kemunduran dan akhirnya tenggelam sama sekali. Kemunduran ini
akibat masuknya Islam pada waktu itu, yang dibawa oleh kaum pedagang. Dan
Islam masuk Majapahit begitu pesat dan penyebarannya mulai dari pedesaan
sampai ke kota raja.
Pada waktu itu Pengging termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit
yang dikepalai oleh seorang Adipati. Daerah Kabupaten kurang lebih hanya
seluas karesidenan di Jawa sekarang sedang wewenang seorang Adipati jauh lebih
luas dari pada seorang Gubernur sekarang ini. Adipati Pengging pada waktu itu
adalah Hadayaningrat ke VIII, isteri beliau putra Prabu Brawijaya V Raja
Majapahit yang bernama Ratu Pembayun.
Dalam masa jayanya Adipati Hadayaningrat ke VIII, bersama Adipati
Ponorogo Batara Katong mengadakan musyawarah untuk mengatasi keadaan
tentang datangnya tamu-tamu asing yang mengganggu ketentraman masyarakat
dan untuk menyerang Demak dengan maksud mendahuluinya, sebelum
menyerang Majapahit.
Perlu diketahui Bahwa Adipati Demak dan Adipati Ponorogo Batara
Katong masih bersaudara kakak dan adik adalah putra Prabu Brawijaya V
Majapahit.
Rencana penyerangan ini ternyata diketahui oleh Prabu Brawijaya V dan
mengutus kedua prajurit untuk datang ke Pengging dengan membawa surat yang
bermaksud agar rencana penyerangan ke Demak dibatalkan. Setelah membaca
commit to user
Ponorogo batara katong kembali ke Ponorogo, sedang situasi masih dalam
keadaan yang pergolakan Adipati Handayaningrat VIII wafat dan jenazahnya
dimakamkan di Dukuh Malangan, Kalurahan Dukuh Kecamatan Banyudono
sekarang. Dan merupkan seorang Adipati Pengging yang pertama kali memeluk
agama Islam, sedang para adipati sebelumnya memeluk agama Hindu, maka
dukuh Malangan merupakan satu-satunya makam Adipati Pengging yang beraga
Islam.
Adipati Handayaningrat mempunyai dua putra yaitu Raden Kebokenongo
dan Kebokanigo. Raden Kebokenongo inilah yang menggantikan Adipati
Handayaningrat ke VIII, dan gelarnya Handayaningrat ke XI, tetapi ia terkenal
dengan sebutan Kyai Kebokenongo.
Setelah kerajaan Majapahit jatuh, kedaulatan dipegang oleh Adipati Demak
(Raden Patah) yang kemudian bergelar dengan sebutan Sultan Syah Akbar. Tetapi
Adipati Pengging tidak mau mengakui berdirinya Kasultanan Demak Bintoro.
Menurut riwayat dan cerita yang ada Kyai Kebokenongo atau Handayaningrat XI,
diminta meninggalkan Pengging dan dilaporkan kepada Sultan Demak Bintoro,
bahwa Kyai Kebokenongo telah meninggal, sedangkan makamnya berada di
Dukuh Gedong yang sekarang termasuk wilayah Kalurahan Jembungan
Kecamatan Banyudono.
Kyai Ageng Kebokenongo hanya meninggalkan seorang putra yang masih
kecil bernama Mas Karebet. Satu-satunya orang yang berhak menggantikan
sebagai Adipati Pengging ialah Kyai Kebokenongo, tetapi beliau sudah dahulu
commit to user
mempunyai Adipati. Sepeninggalnya Kyai ageng Kebokenongo, Mas Karebet
diasuh oleh Nyai Ageng Hadipurwo di desa Tingkir. Setelah dewasa, ia berguru
kepada Syech Abdurrachman di Sala. Setelah merasa cukup ilmunya ia pergi ke
Demak melamar pekerjaan menjadi seorang prajurit, yang akhirnya diangkat
menjadi Senopati ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Selayang Pandang Boyolali.
1997 ).
2. Nama Pengging Dilupakan Oleh Masyarakat
Semenjak ibu kota Kadipaten Pengging pindah ke Pajang meskipun
resminya masih derah Pengging. Pada umumnya orang menyebut daerah Pajang,
sehinnga nama Pengging sudah Lazim , sehingga nama Pengging sudah lazim
apabila dilupakan orang dan disebut – sebut lagi dalam percaturan hanya sebagai
daerah biasa atau daerah perdikan. Dengan tenggelamnya nama Pengging dari
percaturan masyarakat luas, mengakibatkan banyak orang hanya mengakui
adanya hanya Kasultanan Pajang di bawah pemerintah Sukltan Hadiwijaya
setelah dirinya dapat mengalahkan Arya Penangsang dan menghapus Kasultanan
Bintara. Kemudian Pajang dinyatakan menjadi Kasultanan.
Semua pusaka yang ada di Bintara yang berasal dari Majapahit sewaktu
kalah perang dengan Demak Bimtara. Sementara Demak Bintara sendiri
dikembalikan menjadi daerah Kadipaten Prawata. Selama dalam kancah perang
saudara ini nama Pengging benar – benar ditelan keadaan.
Ketika Sultan Pajang mengalahkan Adipati Jipang Arya Penegsang
commit to user
Danar atau Raden Sutawijaya. Untuk membalas jasanya, Kyai Ageng Pamanahan
diangkat menjadi Adipati Mataram, sedangkan Bagus Danar atau Raden
Sutawijaya sendiri diangkat menjadi panglima merangkap perdana mentri atau
Patih, karena waktu itu rumah Patih terletak di sebelah utara pasar dan memang
sudah manjadi tradisi sampai sekarang, maka Mas Ngabei Sutawijaya terkenal
dengan nama mas Ngabei Loring Pasar. Tak lama kemudian Kyai Ageng
Pamanahan menyerahkan kekuasaannya kepada anaknya Raden Sutawijaya,
setelah menjabat Adipati menggantikan ayahnya dan terkenal dengan sebutan
Panembahan Senopati Ing Ngalaga.
Sejak Panembahan Senopati Menjabat sebagai Adipati Mataram,
berkeinginan memisahkan diri dari Kasultanan Pajang. Secara perlahan – lahan
mengadakan penyerangan dengan cara halus, sehingga tindakannya tidak terlalu
menyolok di mata Sultan Hadiwijaya, tetapi maksud ini diketahui oleh Sultan
Pajang ketika Panembahan Senopati menggagalkan hukuman patian Senopati.
Melihat kejadian ini Sultan Pajang mengambil tindakn tegas terhadap
Panembahan Senopati, ternyata tentara Mantaram lebih kuat dari pada tentara
Pajang. Masih dalam pergolakan Sultan Hadiwijaya wafat, kedudukan digantikan
oleh puteranya yang bernama Pangeran Benawa yang merasa sudah tidak sanggup
mempertahankan kedudukannya, menyerah kedaulatan kepada Panembahan
Senopati.
Penyeraha benda – benda upacara dan pusaka diterima, tetapi Pangeran
Benawa diminta tetap menjadi Sultan Pajang. Langkah berikutnya yahg diambil
commit to user
Demak Bintarapun dapat dikalahkan. Dengan kemenangan tersebut nama
Mataram dan Panembahan Senopati semakin terkenal, sekaligus merubah
kasultana Pajang dikembalikan menjadi daerah Kadipaten. Semasa jayanya
Panembahan senopati manambah patalnya nama Pengging atau kadipaten
Pengging dalam percaturan raja dan masyarakan luas.
Panembahan Senopati semasa jayanya secara terus – menerusn malakuan
atau berperang melawan Adipati yang dulu tunduk kepada Pajang , kebanyakan
masih keturunan Sultan Trenggana, sehingga mereka tidak mau begitu saja
tunduk kepada Panembahan Senopati yang bukan keturunan Sultan Demak.
Namun demikian tentara Mataram setiap berperang selalu mendapat kemenangan,
hal bbelum selesai. Oleh karena itu beliau belum pernah menyatakan sebagai raja
besar atau sebagai Sultan, baru setelah sampai pada cucu beliau yang bernama
Raden Masrangsang menggunakan nama yang bergelar Sultan Agung
Anyokrokusumo.
Kasultana Pajang dihapus dan dikembaliakan kedudukanya sebagai
Kadipaten, dan dalam waktu yang singkat berangsur – angsur Kadipaten Pajang
dihapus oleh Mataram. Dengan terhapusnya Pajang dari percaturan raja (
Kerajaan ), nama Pengging mulai dikenal lagi ( Disparbud Kab. Boyolali :
Selayang Pandang Boyolali. 1997 ).
3. Nama Pengging di Kenal Lagi oleh Masyarakat Sekitar.
Pengging dikenal lagi pada awal abad ke XVIII ( 18 ), lewat kepndaian
commit to user
pemindahan ibu kota Mataram ke Kartosuro, sedangkan di Penging telah berdiri
Pondok Pesantren yang diasuh oleh Kyai Kalifah Syarif dari Begelen. Di pondok
tersebut terdapat santri dari Palembang bernama Zainal Abidin. Berkat ketekunan
dalam beribadat dan kesabarannya dalam melakukan sesuatu yang sangat penting
demi kepentingan orang banyak, melihat kepribadiannya Kyai Syarif sangat
tertarik dan akhirnya dikawinkan dengan puterinya yang bernama Siti Maryam.
Pada suatu ketika pemerintah kraton Kartosuro menerima pengaduan soal
perdata, semua hakim kraton tidak dapat member keputusan, terpaksa kraton
mengadakan sayembara untuk mendapatkan hakim yang dapat menyelesaikan
atau member keputusan soal perdata yang ada. Dari sekian banyak peserta yang
mengikuti salah seorang adalah Zainal Abidin dan ternyata dapat menyelesaikan
dengan baik. Sebagai hadiahnya Zainal Abidin dijadikan pegawai Kraton
Kartosuro ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Selayang Pandang Boyolali. 1997 ).
Lama kelamaan latar belakang Zainal Abidin diketahui oleh pihak kraton ,
bahwa sesungguhnya Kyai Zainal Abidin adalah Bupati Pekalongan bernama
Tumenggung Padmonegoro yang telah lama hilang dalam peperangan. Oleh
karena iti Kyai Zainal Abidin diagkat menjadi Bupati Jaksa di Kartosuro bernama
Tumenggung Padmonegoro yang berdarah keturunan Sultan Hadiwijaya, dan juga
keturunan Susuhuna Mangkurat di Mataram yang di makamkan di Tegal Arum.
Maka dari itu setelah wafat Kyai ZainalAbidin atau Tumenggung Padmonegoro
dimakamkan di desa Gedong berdekatan dengan makam Kyai Kebokenongo.
Almarhum Tumenggung Padmonegoro mempunyai dua orang putera yaitu
commit to user
menjadi Raden Tumenggung Padmonegoro II. Kakak adik ini adalah sarjana
dalam bidang kesusasteraan Jawa, dan telah berjasa menyusun buku – buku
berbahasa Jawa dengan sajak atau tembang yang tersusun indah dalam bahas
Jawa. Karena penyusunnya dalam waktu yang besamaan, gaya bahasanya sama,
sehingga sangat sulit untuk membedakan buku ciptaan Raden Ngabei Yosodipuro
I dan Yosodipuron II. Selain menulis peristiwa – peristiwa yang sedang terjadi
sebagai dokumentasi seperti dalam bukunya yang diberi judul : Babad Giyanti,
Babad Prayut, Babad Pakepung dan masih banyak lagi hasil karyannya, mereka
juga berhasil menterjemahkan buku – buku berbahas Melayu misalnya : Hikayat
Amir Hamsyah, Kitab Mahkota Raja. Kita wajib berterima kasih atas jasa –
jasanya, dan dapat mengetahui maksud dan isi dari buku – buku tersebut. Tetapi
yang lebih penting kita dapat menambah pengetahuan mengenal keindahan
bahasa yang ada.
Setelah wafat kedua – duanya dimakamkan di Ngaliyan sekarang
termasuk wilayah kalurahan Bendan, Kecamatan Banyudono. Hingga sekarang
ini makm tersebut selalu ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah,
terutama pada malam Jumat Pahing. Sebab hari tersebut adalah hari kelahiran
almarhum Raden Ngabei Yosodipuro I ( Disparbud Kabupaten Boyolali :
Selayang Pandang Boyolali. 1997).
Sil – silah Kyai Yosodipiro
1. Kyai Kholifan Syarif.
2. Siti Maryam kawin dengan Zaenal Abidin ( Pradata Kartosuro ).
commit to user
4. R.T. Sastronegoro ( R. Ng. Yosodipiro II ) Pujangga Surakarta.
5. R. Ng. Atmowarsito.
6. Bagus Burhan ( R. Ng. Ronggowarsito ) Pujagga Surakarta. ( Disparbud Kab.
Boyolali : Sejarah Pengging. 2001 ).
4. Pembangunan Kembali Pesanggrahan Pengging oleh Sri Pakubuwana ke IX.
Pada abad ke XIX, Sri Pakubuwana ke IX sering berkunjung ke Pengging.
Kedatangan beliau ke Pengging untuk berziarah dan beristirahat. Selama di
Pengging beliau bermalam di rumah orang Belanda yang bernama Van Zaaten,
seorang pimpinan perusahaan perkebunan yang berkedudukan di Pengging.
Hal sermacam itu diraskan merepotkan tuan rumah, maka Sri Pakubuwana
IX mambangun pasangrahan yang diberi nama “Pesanggrahan Ngeksi Purna”,
letaknya di sebelah selatan masjid. Untuk melengkapi Pengging sebagai tempat
rekreasi dan peristirahatan oleh Sri Pakubuwana IX dibagun pula masjid
Karangduwet, menurut cerita didirika oleh almarhum Raden Tumenggung
Padmonegoro pada waktu masih bernama Kyai Zainal Abidin. Pembangunan
masjid ini baru dapat diselesaikan pada tahun 1908 dan diberi nama masjid
Ciptomulyo. Pada waktu peresmiannya Sri Pakubuwana IX berkenan menghadiri
dan mengikuti sholat Jumat tujuh kali berturut – turut.
Makam Ngaliyan yang terletak di belakang masjid Ciptomulyo adalah
makamnya Raden Ngabei Yosodipuro , Raden Tumenggung Hamongprojo dan
pejabat maupun para bengsawan. Tempat makam tersebut juga dibangun dan
commit to user
diberi nama Nambaul Ulum, sekarang telah diurusi Dinas Pendidikan Agama
dirubah menjadi Madrassh Ibtidaiyah.
Pasar Pengging yang terletak di Desa Taman, kemudian dipindahkan di
muka pesanggrahan sebelah selatan Madrasah. Di sebelah selatan pesanggrahan
dibangun kolam atau pemandian. Satu kolam untuk keluarga Sri Pakubuwana dan
yang lainnya untuk pemandian umum. Disekitar kolam dibangun taman yang
sangat indah dan diberi beberapa binatang yang dipelihara oleh pengikut Sri
Pakubuwana pada waktu itu.
Demikianlah usaha – usaha yang dirintis Sri Pakubuwana ke IX pada awal
abad ke XX di Pengging yang sekarang dilanjutkan pembangunannya oleh Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali . Tempat – tempat pemandian
yang ada dipugar kembali menjadi lebih bagus ( Disparbud Kabupaten Boyolali :
commit to user BAB III
KAWASAN WISATA PENGGING
A. Obyek Wisata Pemandian ( Umbul ) di Kawasan Wisata Pengging
1. Pemandian Umbul Pengging ( Tirto Marto ).
Tirto marto berasal dari bahasa Jawa, Tirto yang artinya air atau umbul
dan Marto yang berarti jernih, jadi Tirto Marto beratri air jernih. Obyek wisata
umbul Pengging terletak di desa Dukuh, Kecamatan Banyudono. Kabupaten
Boyolali, 12 km dari kota Boyolali dan 17 km dari kota Surakarta, dengan luas
1.5 Ha, yang merupakan milik PEMDA Boyolali. Sejak abad ke 20 Pemandian
Umbul Pengging dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Boyolali, tetapi mulai awal bulan Januari 2012 pengelolaan Umbul Pengging
diserahkan kepada pihak ke 3 yaitu di bawah pengelolaan CV. Win – Win yang
mengontrak Umbul Pengging selama 3 tahun masa percobaan, berkisar Rp.
272.000.000 per tahun.
Pemerintah Kabupaten Boyolali menyerahka kepada pihak ke 3, karena
dengan hal itu akan menguntungkan pemerintah Kabupaten Boyolali yang setiap
tahunnya mendapat pendapatan sebesar Rp. 272.000.000. Pendapatan tersebut
dapat digunakan untuk memperbaiki perekonomian Kabupaten Boyolali. Harga
retribusi di Umbul Pengging yang menentukan juga pemerintah Kabupaten
Boyolali walaupun pengelolaannya sudah diserahkan kepada pihak ke 3. (
Wawancara dengan bapak Agus Purwanto Disparbud 7 Mei 2012 ).
commit to user
Di kawasan Pengging terdapat beberapa pemandian yaitu Umbul
Pengging, Umbul Sungsang, dan pemandian buatan Umbul Sewu. Pemandian ini
pada zaman dahulu hanya dipergunakan raja – raja dan keluarganya dari
Kasunanan Surakarta yang dilengkapi tempat beristirahat didekatnya. Umbul
Pengging ini masih dipergunakan untuk keluarga Keraton Kasunanan Surakarta
hingga sekarang. Apabila keluarga kraton mau berkunjung biasanya menghubungi
pihak pengelola Umbul Pengging untuk dibukakan pintu masuk Umbul Pengging,
biasanya pada pukul 04.00 pagi. Keluarga keraton Kasunanan Surakarta biasanya
menggunakan Pemandian Umbul Ngabean.
Umbul Pengging ( Tirto Marto ) buka setiap hari dari jam 5.30 pagi
hingga jam 5 sore. Pada hari Jumat Pahing dibuka sampai tengah malam setelah
ritual kungkum selesai. Retribusi masuk umbul Pengging Rp. 3.000 per orang.
Setiap hari Sabtu dan Minggu banyak wisatawan yang berkunjung. Pada malam
Jumat Pahing banyak wisatawan yang melakukan ritual kungkum, baik dari
dalam kota maupun luar kota Boyolali. Kunjungan yang paling ramai hingga
mencapai puluhan ribu pengunjung jatuh pada hari padusan menjelang bulan
puasa atau bulan Ramadhan yaitu pada tanggal 29 dan 30 Ruwah.
Padusan berasal dari kata “ adus “ ( mandi ) merupakan sebuah upacara
tradisional penduduk daerah Surakarta dan sekitarnya, untuk mandi guna
mensucikan diri sebelum melakukan ibadah puasa. Upacara ini cukup banyak
mandapatkan perhatian yang besar dari penggunjung yang berasal dari luar daerah
Boyolali antara lain dari Kartosuro, Surakarta, Klaten, Sukoharjo dan sekitarnya (
commit to user
a. Fasilitas Obyek Wisata Pemandian Umbul Pengging.
Kawasan objek wisata Umbul Pengging terdapat beberapa fasilitas
yang dimanfaatkan dan di nikmati oleh para pengunjung antara lain :
1) Tiga buah kolam pemandian dengan air alami (berasal dari umbul)
meliputi :
a) Umbul Penganten.
Umbul ini adalah suatu kolam pemandian yang berpagar
tembok dengan ukuran 24 m, panjang 1,40 m dan 1,80 m, yang di
lengkapi dengan bangunan-bangunan ruang tunggu, ruang ganti
pakaian, WC dan kamar mandi. Umbul Penganten mempunyai
kedalaman 2 meter, tetapi disekeliling tepi hanya berkedalaman 1,5
meter dengan di lengkapi pengaman berupa pegangan. Umbul ini pada
dasar berupa kerikil – kerikil sehingga kealamian dari Umbul ini
masih terjaga. Di umbul ini terdapat 1 sumber mata air. Di bagian
sudut sebelah Timur di buat agak dangkal selebar 3 meter × 5 meter
untuk di pergunakan anak – anak yang belum dapat berenang.
Adapun nama Umbul Penganten menurut sejarahnya adalah
sebagai berikut : Pada jaman dahulu pemandian ini terdapat 2 buah
umbul yang pada saat kunjungan Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono
X di “Sabda” atau di cipta menjadi satu dan ternyata benar-benar
menjadi satu. Karena dua umbul menjadi satu, maka dapat di ibaratkan
sebagai sepasang mempelai yang hidup rukun menjadi satu. Sehingga
commit to user
Umbul Penganten. Retribusi masuk Umbul Penganten Rp. 1000.-,
pemungut retribusi dari Umbul ini adalah masyarakat setempat.
Umbul Temanten setiap hari Jumat di bersihkan dari pecahan kaca dan
lumut – lumut dan dikuras agar bersih.
b) Umbul Ngabean.
Umbul ini adalah suatu kolam pemandian berpagar tembok
kedalaman 1,50 m, di lengkapi dengan aula, panggung, ruang ganti
pakaian serta WC dan kamar mandi. Kolam ini pada jaman Sri Paduka
Susuhunan Paku Buwono X khusus hanya dipergunakan mandi para
keluarga Raja Kasunanan Surakarta. Untuk menjaga ketertiban dan
keamanan serta kebersihan juga keindahan oleh Raja ditugaskan
seorang berpangkat atau berkedudukan Ngabehi sebagai penjaganya.
Yang akhirnya, umbul tersebut sampai sekarang disebut dengan
Umbul Ngabean. Retribusi masuk Rp.2.000. Setiap hari Selasa Umbul
Ngaben di bersihkan agar terjaga kebersihannya.
c) Umbul Dudo.
Umbul ini adalah suatu kolam pemandian yang berpagar
tembok dengan ukuran lebar 8 m, panjang 12 m, dengan kedalaman
0,7 m yang di dalamnya terdapat sebuah batu yoni yang terbalik.
Adapun Umbul dudo ini menurut cerita sejarah adalah sebagai berikut
commit to user
(bulus bahasa Jawa) yang cukup besar dengan jenis kelamin jantan.
Oleh karena itu maka atas di ketemukan hanya seekor kura-kura jantan
di umbul tersebut sampai sekarang disebut Umbul Dudo. Pada masa
masih dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali
di Umbul Dudo tidak di tarik retribusi masuk, tetapi setelah pengelola
diserahkan kepada pihak ke 3 di pungut retribusi sebesar Rp. 1.000
per orang. Umbul Dudo apabila di sekitar kolam terlihat kotor maka
pihak pengelola akan segera membersihkannya.
2) Pemancingan dan Lesehan Win.- Win.
Pemancingan dan lesehan win – win yang menyediakan berbagai
ikan air tawar seperti lele, kakap, gurame, nila, bawal. Dinamakan Win -
Win karena merupakan salah satu nama pemilik dari tempat ini. Di
pemancingan dan lesehan win – win terdapat beberapa gazebo yang dapat
dimanfaatkan bagi para pengunjung untuk beristirahat, memancing dan
memesan beranaka macam menu yang disediakan di Win – Win .
3) Dua buah kolam ikan yang di manfaatkan sebagai arena
pemancingan untuk umum.
Kolam ikan kecil berukuran lebar 14 m, panjang 35 m, dengan
kedalaman air 0,08 m. Sedangkan kolam ikan besar berukuran lebar 45 m,
panjang 65 m, dengan kedalaman 2 m, yang sumber airnya dari aliran
commit to user
Kolam ini di sediakan untuk umum dan sebagai tempat rekreasi
pemancingan dan ternyata setiap harinya cukup ramai lebih-lebih pada
hari Minggu. Tempat memancing ini berada di dalam Lesehan Win – Win.
4) Panggung kesenian terbuka ( Ampitheater ).
Panggung ini berukuran 7 x 7 m, terletak. dan dekat mushola. Di
objek wisata ini pada hari-hari tertentu di sajikan atraksi kesenian daerah
berupa Orkes Melayu, Band, pentas seni kesenian tradisional, dangdut
dan lain sebagainya bermaksud untuk dapat selalu memberikan hiburan
kepada para pengunjung yaitu pada menjelang bulan Ramadhan pada
acara Padusan.
5) Area bermain anak-anak.
Di kawasan Umbul Pengging ini disediakan area bermain anak,
yang luasnya 100 m. Di area bermain anak ini terdapat berbagai
permainan yang dapat di manfaatkan untuk anak – anak yaitu seluncuran,
ayunan dan bola lingkar. Letaknya dekat umbul Ngabean.
6) Tempat parkir kendaraan bermotor roda 2 dan 4.
Di Umbul Tirto Marto terdapat beberapa area tempat parkir. Yang
pertama berada didekat Umbul Temanten yang dapat menampung motor
dan mobil yang merupakan tempat parkir utama setelah jalan masuk
commit to user
karena di tempat parkir ini banyak pepohonan yang besar. Tarif untuk
sepeda motor Rp. 1.000, Mobil Rp. 2.000, dan mini bus Rp.5.000.
Yang kedua berada didekat Pemancingan dan lesehan Win – win
juga dapat menampung sepeda motor dan mobil tetapi area ini tidak terlalu
luas. Yang ketiga berada didekat Umbul Ngabean hanya dapat
menampung sepeda motor saja. Keamanan kendaraan pengunjung juga
dijamin dengan pengawasan dari petugas parkir yang dikelola oleh
masyarakat sekitar.
7) Warung makan.
Di dalam lokasi Umbul Pengging tersedia beberapa warung makan
yang menyediakan masakan khas setempat seperti pecel lele dan belut
goreng. Diantaranya warung makan mbak Rani dengan harga sewa Rp.
50.000 perbulan, Bu Ranto Rp. 22.000 perbulan, Bu Codiwiryo Rp.
22.000 perbulan, Mbak Inten Rp. 22.000 perbulan.
8) Mushola dan tempat peristirahatan .
Lokasi umbul Pengging menyediakan fasilitas Mushola bagi umat
muslim dan tempat untuk beristirahat setelah lelah malakukan aktivitas di
Umbul Pengging. Laknya di dekat Umbul Penganten dan panggung
commit to user 9) Kolam renang anak.
Di sebelah Timur warung makan mbak Rani terdapat kolam
renang anak-anak dengan tarif Rp. 3.000 per anak. Dangan luas 13 × 6
meter, dengan kedalaman kolam 0,80 meter kolam renang anak di
bersihkan 2 kali sehari, karena kolam ini merupakan kolam buatan.
b) Pengelola Umbul Pengging Tirto Marto.
Umbul Pengging ( Tirto Marto ) sejak awal tahun 2012 dikelola oleh
CV. Win – win dengan masa percobaan kontrak selama 3 tahun senilai Rp.
272.000.000 per tahun. Tanah Umbul Pengging ( Tirto Marto ) merupakan
milik pemerintah Boyolali yang dahulu dikelola oleh Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Boyolali dan sekarang telah di serahkan kepada pihak ke 3 di
bawah pengelolaan swasta yaitu CV. Win – win. Direktur CV. Win – Win
adalah bapak Bagyo yang merupakan pemilik radio Bima Sakti di Boyolali.
Pengawas pemandian Umbul Pengging yaitu bapak Wardoyo dan dibantu
beberapa staf pemungut retribusi.
2. Umbul Sungsang.
Umbul Sunggsang berada di luar kawasan pemandian Umbul Pengging.
±100 meter sebelah Utara Umbul Pengging. Terletak di desa Bendan, Kecamatan
Banyudono, biasanya tempat ini untuk ritual kungkum yaitu berendam dalam air