• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi kawasan pengging sebagai atraksi wisata minat khusus andalan kabupaten Boyolali noor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi kawasan pengging sebagai atraksi wisata minat khusus andalan kabupaten Boyolali noor"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

POTENSI KAWASAN PENGGING SEBAGAI ATRAKSI WISATA

MINAT KHUSUS ANDALAN KABUPATEN BOYOLALI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

NOOR FADLILA MURTI SUJIYONO C 9409039

D III USAHA PERJALANAN WISATA

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv MOTTO

Tetap tersenyumlah, walaupun hakekatnya hatimu sedang.

Senyumanmu adalah semangat hidupku.

Semua kenangan bersamamu tidak akan pernah aku lupakan.

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

Orangtua,, ketiga kakak dan keluarga

besar yang selalu menyayangiku,

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas berkat,

rahmat serta karuniaNya yang telah melindungi dan membimbing sehingga dapat

menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.

Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk

menyelesaikan studi bagi mahasiswa Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis

menyadari tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, Tugas Akhir ini tidak mungkin

dapat terselesaikan dengan lancar dan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terimakasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah membantu, terutama

kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa M.Ed, Ph.D selaku dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Isnaini WW, M. Pd., selaku Ketua Program Diploma III Usaha Perjalanan

Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberi petunjuk dan saran-saran serta pengarahan yang sangat berharga

sehingga selesainya penulisan Tugas Akhir ini.

3. Drs. Suharyana M.Pd selaku sekertaris Program Diploma III Usaha Perjalanan

Pariwisata, yang memberi petuah bijak dan semangat dalam penulisan Tugas

(7)

commit to user

vii

4. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum selaku pembimbing utama yang telah memberi

koreksi, dan masukan, yang sangat berharga bagi penulis. Sehingga bisa

menyelesaikan Tugas Ahkir ini.

5. Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd sebagai dosen penguji kedua terima kasih atas

koreksi dan pengesahan Tugas Ahkir ini.

6. Segenap Dosen Pengajar Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ilmunya.

7. Petugas Tata Usaha dan Lab. Tour Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan

Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Orangtua , kakak dan keluarga besar yang selalu mendukung dan mendoakanku.

9. Siti Marfuah yang menjadi inspirasiku, mendukung, memotivasi dan memberikan

semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10.Nia Fuziah Amini, Rela Rasta Adityana, dan Imam Widyo Saputro yang telah

membantu melakukan penelitian.

11.Teman-teman Prodi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Angkatan 2009 yang

telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

12.Bapak Sri Waliyanto Isprayitno S.Sos,M.SI kepala UPT Pengging dan seluruh

karyawan Kawasan Wisata Pengging yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk meneliti dan mencari data-data guna melengkapi Tugas Akhir ini.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

(8)

commit to user

viii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Tugas Akhir masih

belum sempurna, oleh karena itu semua kekurangan, kritik, dan saran dari pembaca

akan diterima dengan senang hati demi penyempurnaan tulisan ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, Juni 2012

(9)

commit to user

ix ABSTRAK

Noor Fadlila Murti Sujiyono. 2012. C9409039. Potensi Kawasan Pengging Sebagai Atraksi Wisata Minat Khusus Andalan Kabupaten Boyolali. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang kawasan wisata Pengging dengan tujuan penulisan untuk mengetahui bagaimana sejarah Pengging, potensi dan daya tarik yang dimiliki di kawasan obyek wisata Pengging, dan peran masyarakat sekitar obyek wisata Pengging.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara melakukan observasi secara langsung di kawasan wisata Pengging, melakukan wawancara dengan beberapa informan yang dapat memberikan data – data yang akurat serta menggunakan studi dokumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan setelah data dikumpulkan diadakan analisis data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiki kawasan wisata Pengging Kabupaten Boyolali mempunyai pesona wisata alam dengan air melimpah yang berpotensi untuk dijadikan obyek wisata alam dan budaya karena memiliki hubungan yang erat dengan kerajaan Surakarta. Kawasan wisata Pengging memiliki tempat obyek wisata yaitu Umbul Pengging ( Tirto Marto ), Umbul Sungsang, Umbul Sewu, Makam R. Ng. Yosodipuro dan Makam Ki Ageng Kebo Kenanga. Sedangkan atraksi budaya yang dimiliki kawasan wisata Pengging yaitu : Padusan pada menjelang hari Ramadhan, Sebaran Apem Keong Emas dilakukan pada pertengahan bulan Sapar, ritual kungkum pada setiap malam Jumat Pahing, Sanggaran Janur pada setiap malam Jumat Pahing,

Dalam melakukan pengembangan kawasan wisata Pengging setiap pengelola masing – masing obyek wisata telah melakukan promosi lewat media cetak dan elektonik serta memperbaiki fasilitas – fasilitas yang ada disetiap obyek wisata Pengging. Sedangkan peran masyarakat sekitar kawasan wisata Pengging, masyarakat dapat menyediakan jasa atau fasilitas yang belum ada di setiap obyak wisata. Sebagai contoh masyarakat menyediakan jasa angkutan yang berupa kendaraan tradisional yaitu andong dan ojek, membuka warung makan, membuka lahan parkir dan penitipan sepeda motor serta menyediakan penginapan untuk para wisatawan yang akan bermalam.

(10)

commit to user

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBNG ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iii

MOTTO ... iv

G. Sistematika Penulisan Laporan ... 15

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI DAN SEJARAH PENGGING ... 16

A. Letak Geografis Kabupaten Boyolali ... 16

B. Sejarah Pengging ... 22

BAB III KAWASAN WISATA PENGGING ... 32

(11)

commit to user

xi

1. Pemandian Umbul Pengging Tirto Marto ... 32

2. Umbul Sungsang ... 39

3. Umbul Sewu ... 42

B. Obyek Wisata Ziarah ( makam ) di Kawasan Wisata Pengging .... 47

1. Makam Raden Ngabei Yosodipuro ... 47

2. Makam Ki Ageng Kebo Kenongo ... 51

C. Analisis 4 A Kawasan Wisata Pengging ... 54

1. Aksesibilitas ... 54

2. Amenitas ... 55

3. Aktivitas ... 61

a. Aktivitas Wisatawan ... 61

b. Aktivitas Masyarakat ... 62

4. Atraksi Wisata Minat Khusus ... 63

D. Peran Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Wisata Pengging 73 BAB IV PENUTUP ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(12)

commit to user

xii DAFTAR TABEL

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Informan ... 80

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ... 83

Lampiran 3 Data Kunjungan Obyek Wisata Kabupaten Boyolali 2011 – 2012 84 Lampiran 4 Peta Kabupaten Boyolali dan Kawasan Wisata Pengging... 86

Lampiran 5 Struktur Organisasi Umbul Sungsang dan Umbul Sewu... 91

Lampiran 6 Gambar Kawasan Wisata Pengging ... 92

Lampiran 7 Gambar Umbul Pengging Tirto Marto ... 94

Lampiran 8 Gambar Umbul Sungsang ... 97

Lampiran 9 Gambar Umbul Sewu ... 99

Lampiran 10 Gambar Makam Yosodipuro ... 102

Lampiran 11Gambar Makam Kebo Kenanga ... 105

(14)

commit to user

2012. Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta

Laporan Tugas Akhir ini mengkaji tentang kawasan wisata Pengging dengan tujuan penulisan untuk mengetahui bagaimana sejarah Pengging, potensi dan daya tarik yang dimiliki di kawasan obyek wisata Pengging, dan peran masyarakat sekitar obyek wisata Pengging.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan cara melakukan observasi secara langsung di kawasan wisata Pengging, melakukan wawancara dengan beberapa informan yang dapat memberikan data – data yang akurat serta menggunakan studi dokumen untuk mendapatkan data yang dibutuhkan setelah data dikumpulkan diadakan analisis data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi yang dimiki kawasan wisata Pengging Kabupaten Boyolali mempunyai pesona wisata alam dengan air melimpah yang berpotensi untuk dijadikan obyek wisata alam dan budaya karena memiliki hubungan yang erat dengan kerajaan Surakarta. Kawasan wisata Pengging memiliki tempat obyek wisata yaitu Umbul Pengging ( Tirto Marto ), Umbul Sungsang, Umbul Sewu, Makam R. Ng. Yosodipuro dan Makam Ki Ageng Kebo Kenanga. Sedangkan atraksi budaya yang dimiliki kawasan wisata Pengging yaitu : Padusan pada menjelang hari

Pahing, Sanggaran Janur pada setiap malam Jumat Pahing,

Dalam melakukan pengembangan kawasan wisata Pengging setiap pengelola masing – masing obyek wisata telah melakukan promosi lewat media cetak dan elektonik serta memperbaiki fasilitas – fasilitas yang ada disetiap obyek wisata Pengging. Sedangkan peran masyarakat sekitar kawasan wisata Pengging, masyarakat dapat menyediakan jasa atau fasilitas yang belum ada di setiap obyak wisata. Sebagai contoh masyarakat menyediakan jasa angkutan yang berupa kendaraan tradisional yaitu andong dan ojek, membuka warung makan, membuka lahan parkir dan penitipan sepeda motor serta menyediakan penginapan untuk para wisatawan yang akan bermalam.

(15)

commit to user POTENTIAL AREAS PENGGING AS LEADING

TOURIST ATTRACTIONS SPECIAL the Arts Faculty of the Sebelas Maret SurakartaUniversity

This final report examines about Pengging tourist area with the aim of writing to find out how Pengging history, potential and attraction held in the area attractions Penging, and the role of communities around the attractions Pengging.

The method used in data collection is to observe directly in the tourist area Pengging, conducted interviews with several informants who can provide the data - the data is accurate and uses the study of documents to obtain the required data after the data analysis of data collected are held.

The results showed that the potential dimiki Pengging Boyolali tourist area has the charm of nature with abundant water that has the potential to be a natural and cultural tourism because it has a close relationship with the kingdom of Surakarta. Pengging have tourist areas where tourism is Pengging Bannerman (Tirto Marto), Breech Bannerman, Bannerman Sewu, Tomb R. Ng. Yosodipuro and Ki Ageng Kebo Boxwood Cemetery. While the cultural attractions held Pengging tourist areas namely: Padusan on the day of Ramadan, the Golden Conch Distribution apem conducted in mid-Sapar, kungkum ritual every Friday night at Pahing, Sanggaran Janur Pahing on Friday nights.

(16)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata sekarang ini sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman

modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun

ke tahun terus meningkat. itu terjadi tidak saja dihampir setiap negara di dunia ini,

tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang alam dan seni budayanya sangat menarik.

Peningkatan permintaan tersebut dapat dilihat dari angka kunjungan wisata domestik

yang semakin bertambah dari tahun ke tahun. Fenomena tersebut telah menjadi

fenomene global dan telah merasuk hingga ke skala regional .

Peningkatan kebutuhan orang-orang untuk melakukan wisata tersebut

mengakibatkan permintaan terhadap keragaman jenis wisata, kelengkapan fasilitas

dan sarana prasarana wisata, serta kemudahan mengakses atraksi – atraksi wisata

yang diminati. Keragaman jenis wisata bisa jadi merupakan variabel pokok yang

menjadi daya tarik utama bagi calon wisatawan. Betapa tidak, kejenuhan akan

rutinitas hidup sehari-hari, tuntutan waktu yang terbatas, serta pertimbangan efesiensi

ekonomi memuat calon – calon wisatawan tersebut berusaha mencari produk –

produk wisata alternatif yamg mampu memenuhi hasrat akan kepuasan ,

kenyamanan, petualangan, rekreasi, memberi banyak pengalaman baru, dan tentu saja

mudah, murah dan praktis.

Salah satu produk wisata alternatif yang cukup digemari saat ini adalah

atraksi wisata minat khusus. Wisata minat khusus tersebut dapat berupa kegiatan –

(17)

commit to user

kegiatan olahraga alam bebas, seperti, arum jeram, panjat tebing, mountain hiking,

dan sebagainya, dapat juga berupa kegiatan bersama di alam bebas (outbound) seperti

berkemah, dan sebagainya.

Akhir-akhir ini banyak wisatawan yang lebih memilih mengunjungi obyek

wisata alam dan budaya. Keanekaragaman budaya juga sangat diminati oleh para

wisatawan, maka tidak heran jika potensi ini menarik untuk dikembangkan (

Disparbud Kabupaten Boyolali : Laporan Akhir Pembuatan Buku Petunjuk Potensi

Pariwisata Boyolali. Boyolali. 2011 ).

Tingginya minat dan keinginan wisatawan akan sebuah obyek dan daya tarik

wisata yang ada didalamnya diharapkan dapat memberikan manfaat dan daya tarik

tersendiri bagi wisatawan atau pengunjung. Oleh karena itu kebutuhan wisatawan

akan sebuah obyek dan daya tarik wisatawan tersebut di atas masih belum bisa

memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan. Kebutuhan akan sebuah obyek dan

daya tarik wisata yang berbeda dalam hal ini menarik dan memberikan kesan tesebut

dapat diwujudkan dengan mengembangkan potensi dan daya tarik wisata yang sudah

ada.

Obyek dan daya wisata adalah suatu bentuk atau aktifitas dan fasilitas yang

berhubungan, yang dapat menarik wisatawan atau pengunjung untuk datang kesuatu

daerah atau tempat tertentu. Daya tarik yang belum dikembangkan semata - mata

merupakan sumber daya potensial. Salah satu pengembangan obyek dan daya tarik

wisata misalnya dengan melestarikan suatu obyek wisata alam dengan potensi budaya

(18)

commit to user

Kabupaten Boyolali mempunyai daya tarik obyek pariwisata yang beraneka

ragam, dengan unsur keindahan alam dan budaya yang unik dan menarik. Kabupaten

Boyolali mempunyai peninggalan – peninggalan kebudayaan yang dijadikan sebagai

daya tarik pariwisata yang dapat mendatangkan pariwisata. Kabupaten Boyolali

menyimpan pesona pariwisata alam yaitu obyek wisata Tlatar, Arga Merapi –

Merbabu, dan obyek wisata Selo, sedangkan wisata budaya yaitu kawasan wisata

Pengging, Makam Gunung Tugel, dan Makam Pantaran, serta wisata buatan yaitu

Waduk Cengklik, Waduk Bade dan Wana Wisata Telawa.

Salah satu obyek wisata alam dan budaya yang dimiliki yakni kawasan wisata

Pengging yang berada di Kabupaten Boyolali. Kabupaten Boyolali termasuk dalam

sub daerah tujuan wisata ( sub DTW ) yang ada di Jawa Tengah. Boyolali memiliki

udara yang segar karena terletek diantara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu,

yang berada di Kabupaten Boyolali. Kota Boyolali berjarak 25 kilometer dari kota

Surakarta ( Solo ), dan merupakan bagian kawasan wisata SSB ( Solo – Selo –

Borobudur ). Boyolali dikenal sebagai kota “Susu” dan mempunyai moto Boyolali

Tersenyum ( tertib, elok, rapi, sehat, nyaman, untuk masyarakat ). Pandangan

matapun tak lepas dari patung “Sapi Perah”, karena Kabupaten Boyolali merupakan

sentra produksi minuman susu segar, sehingga dikenal sebagai kota susu.

Tempat wisata yang ada di Kabupaten Boyolali yang merupakan ekowisata

adalah Obyek wisata Pengging. Pengging merupakan sebuah desa yang berada di

Kabupaten Boyolali yang memiliki tempat rekreasi yang berpotensi menjadi atraksi

(19)

commit to user

budaya yang terdapat di Pengging perlu digali guna mendukung pariwisata di wilayah

Kabupaten Boyolali. Daerah Pengging merupakan daerah yang memiliki potensi

untuk pengembangan kawasan pariwisata Kabupaten Boyolali, banyak

budaya-budaya dan ritual-ritual yang berpotensi di daerah Pengging,

Pemerintah Kabupaten Boyolali menangkap peluang di atas sebagai sebuah

prospek wisata yang menjanjikan bagi pembangunan wisata di Kabupaten Boyolali.

Selain potensi – potensi wisata yang telah ada sebelumnya Kabupaten Boyolali

memiliki wisata lain yang belum diolah dan dikelola secara optimal, yaitu kawasan

objek wisata Pengging. Tempat ini menyajikan tempat pemandian Umbul Pengging,

Umbul Sunggsang, makam Raden Ngabei Yosodipuro, Makam Ki Ageng Kebo

Kenanga selain itu berdekatan dengan Umbul Sewu yang merupakan wahana baru di

kawasan obyek wisata Pengging.

Atraksi wisata yang berhubungan dengan budaya dan tradisi yang terdapat di

Pengging yaitu ritual kungkum pada malam Jumat Pahing di Umbul Sungsang dan

Umbul Pengging Tirto Marto, Ziarah dan Sanggaran Janur di makam Raden Ngabei

Yosodipuro dan makam Kebo Kenanga, padusan yang dilakukan menjelang bulan

puasa, sebaran apem kukus keong emas pada bulan sapar. Meskipun tradisi ini

bersifat ritual namun di dalam acara ini terdapat hal – hal yang menarik bagi

wisatawan. Bagi yang percaya ritual tersebut dianggap membawa manfaat tertentu.

Dari latar belakang di atas maka judul yang diambil untuk laporan Tugas

Akhir adalah “Potensi Kawasan Pengging Sebagai Atraksi Wisata Minat Khusus

(20)

commit to user B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang Pengging yang menjadi daya tarik wisata minat

khusus?

2. Potensi apa saja yang menjadi daya tarik wisata minat khusus kawasan Pengging?

3. Bagaimana peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Pengging

tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui latar belakang Pengging menjadi daya tarik wisata minat

khusus.

2. Mengetahui potensi wisata minat khusus kawasan wisata Pengging.

3. Mengetahui peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata Pengging.

D. Manfaat Penelitian

Dengan pelaksanaan penelitian ini maka penulis berharap semoga dari

(21)

commit to user 1. Manfaat Praktis

a. Memberikan gambaran kepada masyarakat dan pembaca mengenai obyek

wisata Pengging sebagai obyek wisata minat khusus.

b. Memberikan wawasan mengenai sejarah dan budaya Pengging.

c. Agar masyarakat mengetahui potensi yang menjadi daya tarik obyek wisata

Pengging.

d. Agar masyarakat mempunyai rasa memiliki dan dapat berperan serta dalam

menjaga serta melestarikan obyek wisata Pengging.

e. Menambah motivasi masyarakat untuk melakukan kegiatan wisata.

2. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan dunia

pariwisata

b. Memberiakn pengetahuan tentang potensi , keunggulan dan daya tarik objek

wisata Pengging

c. Mengembangkan dan mempromosikan obyek wisata Pengging sebagai obyak

wisata minat khusus.

3. Manfaat akademik

a. Menambah ilmu pengetahuan tentang dunia periwisata dalam rangka

pengembangan diri untuk mencapai puncak sukses.

b. Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis dan kepada pembaca yang

(22)

commit to user E. Kajian Pustaka

1. Pariwisata

Pengertian pariwisata adalah perjalanan untuk bersenag – senang.

Sedangkan definisi pariwisata di dalam “Ensiklopedia Nasional Indonesia

dikatakan bahwa periwisata atau tuorism merupakan kegiatan perjalanan

seseorang atau serombongan orang dari tempat tinggal asal ke suatu tempat di

kota lain atau suatu negara.

Secara umum pariwisata adalah semua kegiatan dan urusan yang ada

kaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, baik pihak pemerintah,

swasta, maupun masyarakat. Sedangkan secara khusus kepariwisataan adalah

segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata yang termasuk pengusaha obyek

dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata. Secara teknis periwisata merupakan rangkain

kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok

di dalam wilayah negara sendiri.

Sedikitnya ada empat kriteria suatu perjalanan dapat disebut sebagai

perjalanan pariwisata, yaitu :

a. Perjalanan itu tujuannya semata – mata untuk bersenang – senang.

b. Perjalanan itu harus dilakukan dari suatu tempat ( di mana orang itu tinggal

berdiam ) ke tempat lain ( yang bukan kota atau negara di mana ia biasanya

tinggal ).

(23)

commit to user

d. Perjalanan tidak dikaitkan dengan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi

dan orang melakukan perjalanan itu semata – mata sebagai konsuman di

tempat yang dikunjunggi ( H Oka A. Yoeti, 2001 : 9 ).

2. Wisata Minat Khusus.

Pariwisata minat khusus mempunyai kaitan dengan adventure atau

petualangan. Dalam pariwisata petualangan, wisatawan secara fisik mengeluarkan

dan menguras tenaga dan ada unsur tantangan yang harus dilakukan.

Kadang-kadang bahkan ada bahaya yang harus dihadapi. Bentuk adventuring tourism ini,

antara lain safari di daerah terpencil, trekking, hiking, pendakian gunung, rafting

di sungai, penelusuran gua (caving) dan berperahu. Berburu dan memancing di

laut dapat dikategorikan sebagai bentuk pariwisata minat khusus dan pariwisata

petualangan.

Wisata minat khusus dan wisata petualangan tidak memerlukan fasilitas

yang mahal dan pengembangan infrastruktur dalam skala besar. Oleh banyak

penulis, wisata minat khusus diberikan banyak istilah seperti perjalanan aktif dan

memberi pengalaman baru, perjalanan ke pedalaman untuk bertemu masyarakat

terasing atau wisata sosial, wisata pendidikan, berwisata yang berbasis alam atau

wisata yang bertujuan untuk pelestarian.

Wisatawan minat khusus (special interest) merupakan wisatawan yang

memiliki pemilihan atau permintaan khusus diluar minat wisatawan umum

(24)

commit to user

a. Wisata minat khusus yang dimiliki seharusnya diminati hanya berkaitan

dengan latar pekerjaan , hobi dan intelektualitas wisatawan dan sumber –

sumber yang masih ada diwilayah wisata.

b. Minat khusus populer di Indonesia termasuk pengembangan industri,

perkebunan dan geologi di Bandung, pertanian dan botani di Bogor, kesenian

dan sejarah di Yogyakarta, kebudayaan di Tana Toraja dan daerah – daerah

lainnya, flora dan fauna di Taman Nasional, kerajinan tangan di berbagai

Propinsi.

c. Minat khusus ini mengalami perubahan – perubahan dari waktu ke waktu

yang dipengaruhi oleh trend yang saat ini sedang terjadi.

d. Penyelenggaraan wisata minat khusus membutuhkan perencanaan khusus

yang melibatkan pemandu wisata yag terlatih dan memiliki pemahaman yang

mendalam mengenai obyek dan daya tarik wisata minat khusus yang hendak

dituju.

e. Biaya perjalanan untuk wisata minat khusus ini cenderung mahal dan

memakan waktu lama untuk menetap di daerah tujuan wisata ( Happy

Marpaung, 2002 : 52 ).

3. Potensi

Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk

dikembangkan berdasar kekuatan, kemampuan, kesanggupan daya ( Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 1995 : 784 ). Potensi di daerah tujuan wisata dipengaruhi

(25)

commit to user a. Atraksi

Atraksi merupakan daya tarik wisata yang dapat dinikmati oleh

wisatawan di tempat tujuan yang merupakan sasaran para wisatawan yang

datang berkunjung.

b. Aksesibilitas ( Kemudahan )

Aksesibilitas merupakan sarana yang memberikan kemudahan

mencapai daerah tujuan wisata, tempat tersebut mudah dijangkau, sarana yang

diperlukan wisatawan mudah ditemukan.

c. Amenitas

Tersedianya fasilitas pendukung seperti : penginapan, restauran,

hiburan, transportasi lokal, alat komunikasi, fasilitas perbankan, fasilitas

kesehatan, dan lain sebagainya.

d. Aktivitas

Aktivitas adalah kegiatan yang dapat di lakukan oleh wisatawan selama

di daerah tujuan wisata.

4. Wisata Budaya

Wisata budaya adalah suatu gerakan atau kegiatan yang dirasakan oleh

adanya obyek – obyek wisata dalam wujud hasil seni budaya, seperti adat istiadat,

upacara agama, tata hidup masyarakat, peninggalan sejarah, hasil seni, kerajinan –

kerajinan rakyat ( Darmaji, 1989 : 28 ).

Wisata budaya biasanya dilakukan karena keingin tahuan para wisatawan

(26)

commit to user

suatu daerah atau suatu negara. Pengertian wisatawan budaya adalah orang yang

melakukan perjalanan karena adanya motivasi atau adanya daya tarik seni dan

budaya pada suatu tempat atau daerah tertentu ( Oka A. Yoeti, 1989 : 144 ).

5. Hubungan Pariwisata dengan Kebudayaan.

Kebudayaan bangsa salah satu kebudayaan yang timbul sebagai buah

usaha budi daya masyarakat Indonesia , kebudayaan lama dan asli yang terdapat

pada bangsa ini serta usaha kebudayaan yang harus menuju arah kemajuan,

budaya, persatuan, dengan tidak menolak bahan – bahan baru yang dapat

memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta dapat

mempertinggi derajad bangsa Indonesia ( Musanef, 1996 : 19 ).

Obyek wisata yang luas di Indonesia merupakan salah satu potensi yang

harus dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai penunjang peningkatan

pembangunan dan kesejahteraan rakyat, pemanfaatan obyek wisata budaya

haruslah tetap memperhatikan upaya perlindungan dan pelestarian. Sesungguhnya

kebudayaan sebagai milik masyarakat suatu negara adalah merupakan menifestasi

dan pengucapan karya kreasi yang spiritual dan artistik manusia yang membentuk

masyarakat negeri ini menjadi sasaran utama, sehinngga menimbulkan perasaan

seseorang ingin mengetahui akan negeri tersebut. Setelah kita menyikapi

pengertian di atas hendaknya hubungan antara kebudayaan dan pariwisata tidak

saja ditinjau dari segi hubungan antara wisatawan dengan benda – benda

(27)

commit to user

kebudayaan yang sedang hidup dan berkembang dalam masyarakat ( Nyoman S.

Pendit, 1986 : 25 ).

6. Atraksi Wisata

Atraksi adalah daya tarik wisatawan liburan. Atraksi yang diidentifikasi

yaitu sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya, yang perlu dikembangkan

untuk menjadi atraksi wisata. Tanpa atraksi wisata, tidak aka nada peristiwa,

bagian utama lain tidak akan diperlukan ( Kusudianto Hadinoto, 1996 :34 ).

7. Wisata Ziarah

Wisata ziarah ( wisata pilgrim ) adalah jenis wisata yang dikaikan dengan

agama, kepercayaan ataupun adat istiadat dalam masyarakat. Wisata ziarah

dilakukan baik perseorangan atau rombongan dengan berkunjung ke tempat –

tempat suci, makam – makam orang suci atau orang terkenal dan pimpinan yang

diagungkan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan restu, berkah, kebahagiaan

dan ketentraman ( A. Hari Karyoto, 1997:19 ).

F. Metode Penelitian

1. Lokasi penelitian

Kawasan Wisata Pengging yang terletak di Kecamatan Banyudono,

(28)

commit to user 2. Obyek yang diteliti

Potensi kawasan Pengging sebagai atraksi wisata minat khusus andalan

Kabupaten Boyolali.

3. Teknik pengumpulan data.

a. Observasi.

Observasi adalah termasuk cara mengupulkan data yang utama dalam

penelitian. Observasi biasanya menyangkut situasi sosial suatu sosial tersebut

berlangsung, manusia – manusia pelaku (actor) yang menduduki status atau

posisi tertentu, kegiatan atau aktifitas para pelaku pada lokasi atau tempat

berlangsunya situasi sosial tersebut. (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000 :

153)

Dalam penelitian observasi yang di lakukan secara langsung mengenai

obyek wisata Pengging, untuk memperoleh data mengenai sejarah Pengging,

obyek wisata yang ada di kawasan pengging, potensi wisata minat khusus

kawasan wisata Pengging serta peran serta masyarakat dalam pengelolaan

kawasan wisata Pengging.

b. Wawancara.

Wawancara personal merupakan cara yang jauh lebih fleksibel

daripada survey surat maupun survey telepon karena pewawancara dapat

menyesuaikan diri dengan keadaan responden. Metode wawancara personal

dapat disebut sebagai cara terbaik untuk mengontrol sample dibandingkan

(29)

commit to user

Dalam penelitian ini wawancara dengan mengajukan beberapa

pertanyaan kepada setiap pengelola obyek wisata Pengging, wisatawan di

kawasan wisata Pengging serta wawancara kepada pegawai Dinas Periwisata

dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali.

c. Studi Pustaka.

Studi pustaka di gunakan untuk memperoleh data yang lebih akurat

melalui buku – buku yang berhubungan dengan laporan ini. Pengumpulan

data, info dan referensi dilakukan di perpustakaan ( Laboratorium Tour D3

Usaha Perjalanan Wisata ) Universitas sebelas Maret Surakarta, Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali.

d. Studi Dokumen dan Arsip.

Studi dokumen dan arsip adalah metode mengumpulkan data yang

ditujukan untuk memperoleh data secara langsung dari tempat penelitian

meliputi laporan – laporan yang relevan, foto – foto, dan data yang relevan

untuk penelitian seperti data pengunjung obyek wisata di Kabupaten Boyolali

4. Analisis Data

Menganalisis data – data yang telah dikumpulkan sehingga data

terangkum jelas dan dimanfaatkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan

pada rumusan masalah. Analisis yang digunakan adalah analisa deskriptif

kualitatif. Analisa deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha

mendiskriptifkan atau menggambarkan atau melukiskan fenomena atau hubungan

(30)

commit to user

– fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Kusmayadi

dan Endar Sugiarto,2000:29).

Pengumpulan data yang di dapat dari hasil penelitin dengan memberikan

gambaran menurut apa adanya sesuai dengan kenyataan pada waktu penelitian,

dengan berusaha merekam dan mendeskripsikan kembali serta menganalisis

kondisi yang berkaitan dengan kawasan wisata Pengging.

G. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika ini merupakan garis besar dari masalah yang akan dibahas lebih

lanjut, kemudian disusun secara urut dan sederhana. Adapun sistematika penulisan

Tugas Akhir ini adalah :

BAB I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode

penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II menjelaskan tentang gambaran umum Kabupaten Boyolali, dan sejarah

Pengging.

BAB III menguraikan tentang hasil penelitian mencangkup obyek – obyek wisata

yang tedapat di kawasan wisata Pengging, potensi kawasan wisata Pengging dilihat

dari konsep 4 – A , makna mitos tradisi dan ritual di kawasan wisata Pengging, serta

peran masyarakat dalam mengelola kawasan wisata Pengging.

BAAB IV merupakan bab penutup dari laporan yang disusun berisi kesimpulan dan

(31)

commit to user BAB II

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI

DAN SEJARAH PENGGING

A. Letak Geografis Kabupaten Boyolali.

Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah kurang lebih 101.510,20 Ha, atau

kurang 4,5 % dari luas Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Boyolali terletak antara 110°

22’ BT - 110° 50’ BT dan 7° 36’ LS - 7° 71’ LS . Jarak bentang wilayah dari Barat ke

Timur 48 km dan dari Utara ke Selatan sejauh 54 km, sebelah Timur dan Selatan

merupakan daerah rendah, sedangkan sebelah Utara dan Barat merupakan daerah

pegunungan. Adapun batas – batas administrasi Kabupaten Boyolali sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang

b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen dan Kabupaten

Sukoharjo.

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa

Yogyakarta.

d. Sebelah Barat : Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu Kabupaten dari 35 Kabupaten atau

Kota di Propinsi Jawa Tengah. Secara administrasi Kabupaten Boyolali terdiri dari 19

Kecamatan yang terbagi menjadi 261 desa dan 6 Kalurahan ( Disparbud Kabupaten

Boyolali : Laporan Akhir Pembuatan Buku Petunjuk Potensi Pariwisata Boyolali.

2011 ).

(32)

commit to user Tabel 1

Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Boyolali

No Kecamatan Luas (km²) Presentase

1 Selo 56.078 5,52

(33)

commit to user

Dari seluruh Desa dan Kalurahan yang ada, 267 Desa atau Kalurahan

merupakan Desa yang berada di dataran rendah atau sekitar 83 % dari seluruh Desa

atau Kalurahan dan selebihnya merupakan Desa di dataran tinggi. Kabupaten

Boyolali yang memiliki luas wilayah sebesar 101.510,20 Ha, dimana luas terbesar

adalah Kecamatan Kemusu dan luas terkecil adalah Kecamatan Sawit. Kawasan

wisata Pengging berada di Kecamatan Banyudono dengan luas wilayah 25.379 km².

Luas di wilayah Kabupaten Boyolali terdiri atas :

1. Tanah sawah : 23.287,4945 Ha ( 23,0 % )

2. Taah kering : 56.186,0830 Ha ( 55,3 % )

3. Tanah lain : 22.036,5190 Ha ( 21,7 % )

Melihat keadaan alam Kabupaten Boyolali yang sebagian besar merupakan

daerah yang bergelombang, maka sebagian besar daerah Kabupaten Boyolali

merupakan derah pertanian lahan kering yang potensial. Berdasarkan topografi dapat

ditunjukkan pada ketinggian suatu wilayah dari permukaan laut ( DPL ), secara

topografi Kabupaten Boyolali terletak pada ketinggian 75 m di atas permukaan air

laut, dan daerah perbukitan terletak pada ketinggian 1500 m di atas permukaan air

laut. Lebih jelasnya pembagian topografi di Kabupaten Boyolali sebagai berikut:

1. 75 – 400 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Teras, Banyudono,

Sawit, Mojosongo, Ngemplak, Simo, Kemusu,

Karanggede, dan Boyolali.

2. 400 – 700 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Musuk, Ampel, dan

(34)

commit to user

3. 700 – 1000 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Musuk, Ampel, dan

Cepogo.

4. 1000 – 1300 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Selo, Ampel, dan

Cepogo.

5. 1300 – 1500 m DPL : Meliputi wilayah Kecamatan Selo.

Struktur tanah wilayah Kabupaten Boyolali terdiri atas :

1. Bagian Timur Laut (Kecamatan Karanggede dan Simo) pada umumnya terdiri

dari tanah lempung.

2. Bagian Tenggara (Kecamatan Sawit dan Banyudono) struktur tanahnya adalah

tanah galian.

3. Bagian Barat Laut (Kecanatan Musuk dan Cepogo) struktur tanahnya berpasir.

4. Bagian Utara sepanjang perbatasan Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten

Grobogan struktur tanahnya berupa tanah kapur.

Boyolali mempunyai curah hujan 1.500 – 2000 mm/ th ( bio iklim lembab )

dengan bulan kering 3 – 4 bulan meliputi Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, dan

Musuk. Sementara curah hujan lebih dari 2000 mm/th ( bio iklim sangat lembab )

dengan bulan kering 2 – 4 bulan, meliputi Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Sambi,

Ngemplak, Nogosari, Simo, Karanggede, Klego, Andong, Kemusu, Wonosegoro, dan

Kecamatan Juwangi.

Secara umum wilayah Kabupaten Boyolali terbagi menjadi empat relief daratan,yaitu:

1. Lereng Gunung Merbabu.

Membentang ke arah Timur, meliputi sebagian besar Kecamatan Ampel.

(35)

commit to user

Membentang ke arah Timur, meliputi sebagian besar Kecamatan Selo, Kecamatan

Musuk dan Kecamatan Cepogo.

3. Dataran rendah.

Merupakan daerah terendah di Kabupaten Boyolali meliputi, Kecamatan

Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sawit, Sambi, Nogosari, dan

Kecamatan Ngemplak.

4. Daerah Berbukit.

Daerah sekitar Pegunungan Kendeng, meliputi Kecamatan Simo, Wonosegoro,

Klego, Andong, Kemusu, dan Juwangi.

Sungai – sungai besar yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan

keperluan penduduk adalah sebagai berikut :

1. Sungai serang mengalir dari Gunung Merbabu ke arah Timur melalui Kecamatan

Karanggede, Wonosegoro, dan Kemusu.

2. Sungai Cemoro mengalir dari Gunung Merbabu melalui Kecamatan Simo dan

Nogosari.

3. Sungai Pape mengalir dari Gunung Merbabu melalui Kecamatan Mojosongo,

Teras, Banyudono, serta Ngemplak.

4. Sungai Gandul mengalir dari Gunung Merbabu melaliu kecamatan Musuk,

Boyolali, Teras dan Sawit.

Di samping sungai – sungai tersebut mempunyai beberapa waduk yaitu,

waduk Cengklik di Kecamatan Ngemplak, waduk Bade di Kecamatan Klego dan

(36)

commit to user

Kecamatan Boyolali, Nepen di Kecamatan Teras dan Pengging di Kecamatan

Banyudono.

Kabupaten Boyolali ( bahasa Jawa : Boyolali, arti harafiah : “lupa dari

marabahaya” ). Boyolali dikenal sebagai kota susu dan mempunyai moto

pembangunan “BOYOLALI TERSENYUM” ( Tertip, Elok, Rapiu, Sehat, Nyaman,

Untuk, Masyarakat ) adalah salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Tengah yang

terletak di kaki Gunung Merapi dan Gunung Merbabu sehingga memiliki

pemandangan yang indah dan suasan khas pegunungan yang sejuk. Hal tersebut

sangat mendukung potensi wisata yang di miliki Kabupaten Boyolali. Selain daerah

tujuan wisata yang menarik dan beragam Boyolali juga memiliki produk andalan

yaitu susu sapi segar. Hal ini berkaitan dengan hewan yang menjadi icont Kabupaten

Boyolali yaitu sapi perah.

Boyolali menatap masa depan dengan penuh optimisme, karena banyak sektor

yang berpotensi diantaranya sektor pariwisata. Sektor pariwisata ini merupakan salah

satu strategi andalan pembangunan perekonomian di Kabupaten Boyolali. Dengan “

Tembung Manis dan Ulet Pandang “, Boyolali mengemas obyek wisata dalam satu

paket wisata.

Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Boyolali cenderung mengalami

peningkatan pada dua tahun terakhir. Meskipun peningkatan sektor periwisata belum

sesuai dengan target, Dinas Periwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali.

Kenaikan tersebut sekitar 4,75%. Hal tersebut terlihat dari jumlah kunjungan

(37)

commit to user

348.731 wisatawan pada tahun 2009 ( Data Kunjungan Wisatawan Nusantara di

Obyek Wisata Jawa Tengah Tahun 2011).

Dalam hal ini, kawasan wisata Pengging turut menyumbang 80.167

wisatawan yang berkunjung selama tahun 2011. Hal tersebut semakin menegaskan

bahwa kawasan wisata Pengging mempunyai potensi yang besar untuk dijadikan

obyek wisata andalan Kabupaten Boyolali ( Disparbud Kabupaten Boyolali :Laporan

Akhir Pembuatan Buku Petunjuk Potensi Pariwisata Boyolali. 2011).

B. Sejarah Pengging

1. Asal Mula Pengging.

Menurut buku Pustaka Raja, hasil karya pujangga besar Ranggawarsito III

yang hidup pada tahun 1802 – 1875 dalam buku menyebutkan adanya suatu yang

bernama Pengging, dan didirikan oleh Prabu Kusumo Wicitro pada awal tahun

Surya 902/1026 Masehi. Negara tersebut bernama Negara Witaraga. Karena

cerita-cerita dalam buku ini (buku Pustaka Raja) belum dikenal masyarakat luas

pada waktu itu.

Dalam cerita rakyat terdapat pula nama Pengging, misalnya cerita tentang

Candi Prambanan, yang menceritakan candi tersebut ciptaan seorang anak Raja

Pengging yang bernama Bandung Bondowoso. Meskipun cerita ini hanya

merupakan dongeng sebelum bobok atau tidur anak – anak kecil, tetapi cerita ini

(38)

commit to user

Pengging mulai tercantum dalam sejarah baru semenjak negara Majapahit

mengalami kemunduran dan akhirnya tenggelam sama sekali. Kemunduran ini

akibat masuknya Islam pada waktu itu, yang dibawa oleh kaum pedagang. Dan

Islam masuk Majapahit begitu pesat dan penyebarannya mulai dari pedesaan

sampai ke kota raja.

Pada waktu itu Pengging termasuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit

yang dikepalai oleh seorang Adipati. Daerah Kabupaten kurang lebih hanya

seluas karesidenan di Jawa sekarang sedang wewenang seorang Adipati jauh lebih

luas dari pada seorang Gubernur sekarang ini. Adipati Pengging pada waktu itu

adalah Hadayaningrat ke VIII, isteri beliau putra Prabu Brawijaya V Raja

Majapahit yang bernama Ratu Pembayun.

Dalam masa jayanya Adipati Hadayaningrat ke VIII, bersama Adipati

Ponorogo Batara Katong mengadakan musyawarah untuk mengatasi keadaan

tentang datangnya tamu-tamu asing yang mengganggu ketentraman masyarakat

dan untuk menyerang Demak dengan maksud mendahuluinya, sebelum

menyerang Majapahit.

Perlu diketahui Bahwa Adipati Demak dan Adipati Ponorogo Batara

Katong masih bersaudara kakak dan adik adalah putra Prabu Brawijaya V

Majapahit.

Rencana penyerangan ini ternyata diketahui oleh Prabu Brawijaya V dan

mengutus kedua prajurit untuk datang ke Pengging dengan membawa surat yang

bermaksud agar rencana penyerangan ke Demak dibatalkan. Setelah membaca

(39)

commit to user

Ponorogo batara katong kembali ke Ponorogo, sedang situasi masih dalam

keadaan yang pergolakan Adipati Handayaningrat VIII wafat dan jenazahnya

dimakamkan di Dukuh Malangan, Kalurahan Dukuh Kecamatan Banyudono

sekarang. Dan merupkan seorang Adipati Pengging yang pertama kali memeluk

agama Islam, sedang para adipati sebelumnya memeluk agama Hindu, maka

dukuh Malangan merupakan satu-satunya makam Adipati Pengging yang beraga

Islam.

Adipati Handayaningrat mempunyai dua putra yaitu Raden Kebokenongo

dan Kebokanigo. Raden Kebokenongo inilah yang menggantikan Adipati

Handayaningrat ke VIII, dan gelarnya Handayaningrat ke XI, tetapi ia terkenal

dengan sebutan Kyai Kebokenongo.

Setelah kerajaan Majapahit jatuh, kedaulatan dipegang oleh Adipati Demak

(Raden Patah) yang kemudian bergelar dengan sebutan Sultan Syah Akbar. Tetapi

Adipati Pengging tidak mau mengakui berdirinya Kasultanan Demak Bintoro.

Menurut riwayat dan cerita yang ada Kyai Kebokenongo atau Handayaningrat XI,

diminta meninggalkan Pengging dan dilaporkan kepada Sultan Demak Bintoro,

bahwa Kyai Kebokenongo telah meninggal, sedangkan makamnya berada di

Dukuh Gedong yang sekarang termasuk wilayah Kalurahan Jembungan

Kecamatan Banyudono.

Kyai Ageng Kebokenongo hanya meninggalkan seorang putra yang masih

kecil bernama Mas Karebet. Satu-satunya orang yang berhak menggantikan

sebagai Adipati Pengging ialah Kyai Kebokenongo, tetapi beliau sudah dahulu

(40)

commit to user

mempunyai Adipati. Sepeninggalnya Kyai ageng Kebokenongo, Mas Karebet

diasuh oleh Nyai Ageng Hadipurwo di desa Tingkir. Setelah dewasa, ia berguru

kepada Syech Abdurrachman di Sala. Setelah merasa cukup ilmunya ia pergi ke

Demak melamar pekerjaan menjadi seorang prajurit, yang akhirnya diangkat

menjadi Senopati ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Selayang Pandang Boyolali.

1997 ).

2. Nama Pengging Dilupakan Oleh Masyarakat

Semenjak ibu kota Kadipaten Pengging pindah ke Pajang meskipun

resminya masih derah Pengging. Pada umumnya orang menyebut daerah Pajang,

sehinnga nama Pengging sudah Lazim , sehingga nama Pengging sudah lazim

apabila dilupakan orang dan disebut – sebut lagi dalam percaturan hanya sebagai

daerah biasa atau daerah perdikan. Dengan tenggelamnya nama Pengging dari

percaturan masyarakat luas, mengakibatkan banyak orang hanya mengakui

adanya hanya Kasultanan Pajang di bawah pemerintah Sukltan Hadiwijaya

setelah dirinya dapat mengalahkan Arya Penangsang dan menghapus Kasultanan

Bintara. Kemudian Pajang dinyatakan menjadi Kasultanan.

Semua pusaka yang ada di Bintara yang berasal dari Majapahit sewaktu

kalah perang dengan Demak Bimtara. Sementara Demak Bintara sendiri

dikembalikan menjadi daerah Kadipaten Prawata. Selama dalam kancah perang

saudara ini nama Pengging benar – benar ditelan keadaan.

Ketika Sultan Pajang mengalahkan Adipati Jipang Arya Penegsang

(41)

commit to user

Danar atau Raden Sutawijaya. Untuk membalas jasanya, Kyai Ageng Pamanahan

diangkat menjadi Adipati Mataram, sedangkan Bagus Danar atau Raden

Sutawijaya sendiri diangkat menjadi panglima merangkap perdana mentri atau

Patih, karena waktu itu rumah Patih terletak di sebelah utara pasar dan memang

sudah manjadi tradisi sampai sekarang, maka Mas Ngabei Sutawijaya terkenal

dengan nama mas Ngabei Loring Pasar. Tak lama kemudian Kyai Ageng

Pamanahan menyerahkan kekuasaannya kepada anaknya Raden Sutawijaya,

setelah menjabat Adipati menggantikan ayahnya dan terkenal dengan sebutan

Panembahan Senopati Ing Ngalaga.

Sejak Panembahan Senopati Menjabat sebagai Adipati Mataram,

berkeinginan memisahkan diri dari Kasultanan Pajang. Secara perlahan – lahan

mengadakan penyerangan dengan cara halus, sehingga tindakannya tidak terlalu

menyolok di mata Sultan Hadiwijaya, tetapi maksud ini diketahui oleh Sultan

Pajang ketika Panembahan Senopati menggagalkan hukuman patian Senopati.

Melihat kejadian ini Sultan Pajang mengambil tindakn tegas terhadap

Panembahan Senopati, ternyata tentara Mantaram lebih kuat dari pada tentara

Pajang. Masih dalam pergolakan Sultan Hadiwijaya wafat, kedudukan digantikan

oleh puteranya yang bernama Pangeran Benawa yang merasa sudah tidak sanggup

mempertahankan kedudukannya, menyerah kedaulatan kepada Panembahan

Senopati.

Penyeraha benda – benda upacara dan pusaka diterima, tetapi Pangeran

Benawa diminta tetap menjadi Sultan Pajang. Langkah berikutnya yahg diambil

(42)

commit to user

Demak Bintarapun dapat dikalahkan. Dengan kemenangan tersebut nama

Mataram dan Panembahan Senopati semakin terkenal, sekaligus merubah

kasultana Pajang dikembalikan menjadi daerah Kadipaten. Semasa jayanya

Panembahan senopati manambah patalnya nama Pengging atau kadipaten

Pengging dalam percaturan raja dan masyarakan luas.

Panembahan Senopati semasa jayanya secara terus – menerusn malakuan

atau berperang melawan Adipati yang dulu tunduk kepada Pajang , kebanyakan

masih keturunan Sultan Trenggana, sehingga mereka tidak mau begitu saja

tunduk kepada Panembahan Senopati yang bukan keturunan Sultan Demak.

Namun demikian tentara Mataram setiap berperang selalu mendapat kemenangan,

hal bbelum selesai. Oleh karena itu beliau belum pernah menyatakan sebagai raja

besar atau sebagai Sultan, baru setelah sampai pada cucu beliau yang bernama

Raden Masrangsang menggunakan nama yang bergelar Sultan Agung

Anyokrokusumo.

Kasultana Pajang dihapus dan dikembaliakan kedudukanya sebagai

Kadipaten, dan dalam waktu yang singkat berangsur – angsur Kadipaten Pajang

dihapus oleh Mataram. Dengan terhapusnya Pajang dari percaturan raja (

Kerajaan ), nama Pengging mulai dikenal lagi ( Disparbud Kab. Boyolali :

Selayang Pandang Boyolali. 1997 ).

3. Nama Pengging di Kenal Lagi oleh Masyarakat Sekitar.

Pengging dikenal lagi pada awal abad ke XVIII ( 18 ), lewat kepndaian

(43)

commit to user

pemindahan ibu kota Mataram ke Kartosuro, sedangkan di Penging telah berdiri

Pondok Pesantren yang diasuh oleh Kyai Kalifah Syarif dari Begelen. Di pondok

tersebut terdapat santri dari Palembang bernama Zainal Abidin. Berkat ketekunan

dalam beribadat dan kesabarannya dalam melakukan sesuatu yang sangat penting

demi kepentingan orang banyak, melihat kepribadiannya Kyai Syarif sangat

tertarik dan akhirnya dikawinkan dengan puterinya yang bernama Siti Maryam.

Pada suatu ketika pemerintah kraton Kartosuro menerima pengaduan soal

perdata, semua hakim kraton tidak dapat member keputusan, terpaksa kraton

mengadakan sayembara untuk mendapatkan hakim yang dapat menyelesaikan

atau member keputusan soal perdata yang ada. Dari sekian banyak peserta yang

mengikuti salah seorang adalah Zainal Abidin dan ternyata dapat menyelesaikan

dengan baik. Sebagai hadiahnya Zainal Abidin dijadikan pegawai Kraton

Kartosuro ( Disparbud Kabupaten Boyolali : Selayang Pandang Boyolali. 1997 ).

Lama kelamaan latar belakang Zainal Abidin diketahui oleh pihak kraton ,

bahwa sesungguhnya Kyai Zainal Abidin adalah Bupati Pekalongan bernama

Tumenggung Padmonegoro yang telah lama hilang dalam peperangan. Oleh

karena iti Kyai Zainal Abidin diagkat menjadi Bupati Jaksa di Kartosuro bernama

Tumenggung Padmonegoro yang berdarah keturunan Sultan Hadiwijaya, dan juga

keturunan Susuhuna Mangkurat di Mataram yang di makamkan di Tegal Arum.

Maka dari itu setelah wafat Kyai ZainalAbidin atau Tumenggung Padmonegoro

dimakamkan di desa Gedong berdekatan dengan makam Kyai Kebokenongo.

Almarhum Tumenggung Padmonegoro mempunyai dua orang putera yaitu

(44)

commit to user

menjadi Raden Tumenggung Padmonegoro II. Kakak adik ini adalah sarjana

dalam bidang kesusasteraan Jawa, dan telah berjasa menyusun buku – buku

berbahasa Jawa dengan sajak atau tembang yang tersusun indah dalam bahas

Jawa. Karena penyusunnya dalam waktu yang besamaan, gaya bahasanya sama,

sehingga sangat sulit untuk membedakan buku ciptaan Raden Ngabei Yosodipuro

I dan Yosodipuron II. Selain menulis peristiwa – peristiwa yang sedang terjadi

sebagai dokumentasi seperti dalam bukunya yang diberi judul : Babad Giyanti,

Babad Prayut, Babad Pakepung dan masih banyak lagi hasil karyannya, mereka

juga berhasil menterjemahkan buku – buku berbahas Melayu misalnya : Hikayat

Amir Hamsyah, Kitab Mahkota Raja. Kita wajib berterima kasih atas jasa –

jasanya, dan dapat mengetahui maksud dan isi dari buku – buku tersebut. Tetapi

yang lebih penting kita dapat menambah pengetahuan mengenal keindahan

bahasa yang ada.

Setelah wafat kedua – duanya dimakamkan di Ngaliyan sekarang

termasuk wilayah kalurahan Bendan, Kecamatan Banyudono. Hingga sekarang

ini makm tersebut selalu ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah,

terutama pada malam Jumat Pahing. Sebab hari tersebut adalah hari kelahiran

almarhum Raden Ngabei Yosodipuro I ( Disparbud Kabupaten Boyolali :

Selayang Pandang Boyolali. 1997).

Sil – silah Kyai Yosodipiro

1. Kyai Kholifan Syarif.

2. Siti Maryam kawin dengan Zaenal Abidin ( Pradata Kartosuro ).

(45)

commit to user

4. R.T. Sastronegoro ( R. Ng. Yosodipiro II ) Pujangga Surakarta.

5. R. Ng. Atmowarsito.

6. Bagus Burhan ( R. Ng. Ronggowarsito ) Pujagga Surakarta. ( Disparbud Kab.

Boyolali : Sejarah Pengging. 2001 ).

4. Pembangunan Kembali Pesanggrahan Pengging oleh Sri Pakubuwana ke IX.

Pada abad ke XIX, Sri Pakubuwana ke IX sering berkunjung ke Pengging.

Kedatangan beliau ke Pengging untuk berziarah dan beristirahat. Selama di

Pengging beliau bermalam di rumah orang Belanda yang bernama Van Zaaten,

seorang pimpinan perusahaan perkebunan yang berkedudukan di Pengging.

Hal sermacam itu diraskan merepotkan tuan rumah, maka Sri Pakubuwana

IX mambangun pasangrahan yang diberi nama “Pesanggrahan Ngeksi Purna”,

letaknya di sebelah selatan masjid. Untuk melengkapi Pengging sebagai tempat

rekreasi dan peristirahatan oleh Sri Pakubuwana IX dibagun pula masjid

Karangduwet, menurut cerita didirika oleh almarhum Raden Tumenggung

Padmonegoro pada waktu masih bernama Kyai Zainal Abidin. Pembangunan

masjid ini baru dapat diselesaikan pada tahun 1908 dan diberi nama masjid

Ciptomulyo. Pada waktu peresmiannya Sri Pakubuwana IX berkenan menghadiri

dan mengikuti sholat Jumat tujuh kali berturut – turut.

Makam Ngaliyan yang terletak di belakang masjid Ciptomulyo adalah

makamnya Raden Ngabei Yosodipuro , Raden Tumenggung Hamongprojo dan

pejabat maupun para bengsawan. Tempat makam tersebut juga dibangun dan

(46)

commit to user

diberi nama Nambaul Ulum, sekarang telah diurusi Dinas Pendidikan Agama

dirubah menjadi Madrassh Ibtidaiyah.

Pasar Pengging yang terletak di Desa Taman, kemudian dipindahkan di

muka pesanggrahan sebelah selatan Madrasah. Di sebelah selatan pesanggrahan

dibangun kolam atau pemandian. Satu kolam untuk keluarga Sri Pakubuwana dan

yang lainnya untuk pemandian umum. Disekitar kolam dibangun taman yang

sangat indah dan diberi beberapa binatang yang dipelihara oleh pengikut Sri

Pakubuwana pada waktu itu.

Demikianlah usaha – usaha yang dirintis Sri Pakubuwana ke IX pada awal

abad ke XX di Pengging yang sekarang dilanjutkan pembangunannya oleh Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali . Tempat – tempat pemandian

yang ada dipugar kembali menjadi lebih bagus ( Disparbud Kabupaten Boyolali :

(47)

commit to user BAB III

KAWASAN WISATA PENGGING

A. Obyek Wisata Pemandian ( Umbul ) di Kawasan Wisata Pengging

1. Pemandian Umbul Pengging ( Tirto Marto ).

Tirto marto berasal dari bahasa Jawa, Tirto yang artinya air atau umbul

dan Marto yang berarti jernih, jadi Tirto Marto beratri air jernih. Obyek wisata

umbul Pengging terletak di desa Dukuh, Kecamatan Banyudono. Kabupaten

Boyolali, 12 km dari kota Boyolali dan 17 km dari kota Surakarta, dengan luas

1.5 Ha, yang merupakan milik PEMDA Boyolali. Sejak abad ke 20 Pemandian

Umbul Pengging dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Boyolali, tetapi mulai awal bulan Januari 2012 pengelolaan Umbul Pengging

diserahkan kepada pihak ke 3 yaitu di bawah pengelolaan CV. Win – Win yang

mengontrak Umbul Pengging selama 3 tahun masa percobaan, berkisar Rp.

272.000.000 per tahun.

Pemerintah Kabupaten Boyolali menyerahka kepada pihak ke 3, karena

dengan hal itu akan menguntungkan pemerintah Kabupaten Boyolali yang setiap

tahunnya mendapat pendapatan sebesar Rp. 272.000.000. Pendapatan tersebut

dapat digunakan untuk memperbaiki perekonomian Kabupaten Boyolali. Harga

retribusi di Umbul Pengging yang menentukan juga pemerintah Kabupaten

Boyolali walaupun pengelolaannya sudah diserahkan kepada pihak ke 3. (

Wawancara dengan bapak Agus Purwanto Disparbud 7 Mei 2012 ).

(48)

commit to user

Di kawasan Pengging terdapat beberapa pemandian yaitu Umbul

Pengging, Umbul Sungsang, dan pemandian buatan Umbul Sewu. Pemandian ini

pada zaman dahulu hanya dipergunakan raja – raja dan keluarganya dari

Kasunanan Surakarta yang dilengkapi tempat beristirahat didekatnya. Umbul

Pengging ini masih dipergunakan untuk keluarga Keraton Kasunanan Surakarta

hingga sekarang. Apabila keluarga kraton mau berkunjung biasanya menghubungi

pihak pengelola Umbul Pengging untuk dibukakan pintu masuk Umbul Pengging,

biasanya pada pukul 04.00 pagi. Keluarga keraton Kasunanan Surakarta biasanya

menggunakan Pemandian Umbul Ngabean.

Umbul Pengging ( Tirto Marto ) buka setiap hari dari jam 5.30 pagi

hingga jam 5 sore. Pada hari Jumat Pahing dibuka sampai tengah malam setelah

ritual kungkum selesai. Retribusi masuk umbul Pengging Rp. 3.000 per orang.

Setiap hari Sabtu dan Minggu banyak wisatawan yang berkunjung. Pada malam

Jumat Pahing banyak wisatawan yang melakukan ritual kungkum, baik dari

dalam kota maupun luar kota Boyolali. Kunjungan yang paling ramai hingga

mencapai puluhan ribu pengunjung jatuh pada hari padusan menjelang bulan

puasa atau bulan Ramadhan yaitu pada tanggal 29 dan 30 Ruwah.

Padusan berasal dari kata “ adus “ ( mandi ) merupakan sebuah upacara

tradisional penduduk daerah Surakarta dan sekitarnya, untuk mandi guna

mensucikan diri sebelum melakukan ibadah puasa. Upacara ini cukup banyak

mandapatkan perhatian yang besar dari penggunjung yang berasal dari luar daerah

Boyolali antara lain dari Kartosuro, Surakarta, Klaten, Sukoharjo dan sekitarnya (

(49)

commit to user

a. Fasilitas Obyek Wisata Pemandian Umbul Pengging.

Kawasan objek wisata Umbul Pengging terdapat beberapa fasilitas

yang dimanfaatkan dan di nikmati oleh para pengunjung antara lain :

1) Tiga buah kolam pemandian dengan air alami (berasal dari umbul)

meliputi :

a) Umbul Penganten.

Umbul ini adalah suatu kolam pemandian yang berpagar

tembok dengan ukuran 24 m, panjang 1,40 m dan 1,80 m, yang di

lengkapi dengan bangunan-bangunan ruang tunggu, ruang ganti

pakaian, WC dan kamar mandi. Umbul Penganten mempunyai

kedalaman 2 meter, tetapi disekeliling tepi hanya berkedalaman 1,5

meter dengan di lengkapi pengaman berupa pegangan. Umbul ini pada

dasar berupa kerikil – kerikil sehingga kealamian dari Umbul ini

masih terjaga. Di umbul ini terdapat 1 sumber mata air. Di bagian

sudut sebelah Timur di buat agak dangkal selebar 3 meter × 5 meter

untuk di pergunakan anak – anak yang belum dapat berenang.

Adapun nama Umbul Penganten menurut sejarahnya adalah

sebagai berikut : Pada jaman dahulu pemandian ini terdapat 2 buah

umbul yang pada saat kunjungan Sri Paduka Susuhunan Paku Buwono

X di “Sabda” atau di cipta menjadi satu dan ternyata benar-benar

menjadi satu. Karena dua umbul menjadi satu, maka dapat di ibaratkan

sebagai sepasang mempelai yang hidup rukun menjadi satu. Sehingga

(50)

commit to user

Umbul Penganten. Retribusi masuk Umbul Penganten Rp. 1000.-,

pemungut retribusi dari Umbul ini adalah masyarakat setempat.

Umbul Temanten setiap hari Jumat di bersihkan dari pecahan kaca dan

lumut – lumut dan dikuras agar bersih.

b) Umbul Ngabean.

Umbul ini adalah suatu kolam pemandian berpagar tembok

kedalaman 1,50 m, di lengkapi dengan aula, panggung, ruang ganti

pakaian serta WC dan kamar mandi. Kolam ini pada jaman Sri Paduka

Susuhunan Paku Buwono X khusus hanya dipergunakan mandi para

keluarga Raja Kasunanan Surakarta. Untuk menjaga ketertiban dan

keamanan serta kebersihan juga keindahan oleh Raja ditugaskan

seorang berpangkat atau berkedudukan Ngabehi sebagai penjaganya.

Yang akhirnya, umbul tersebut sampai sekarang disebut dengan

Umbul Ngabean. Retribusi masuk Rp.2.000. Setiap hari Selasa Umbul

Ngaben di bersihkan agar terjaga kebersihannya.

c) Umbul Dudo.

Umbul ini adalah suatu kolam pemandian yang berpagar

tembok dengan ukuran lebar 8 m, panjang 12 m, dengan kedalaman

0,7 m yang di dalamnya terdapat sebuah batu yoni yang terbalik.

Adapun Umbul dudo ini menurut cerita sejarah adalah sebagai berikut

(51)

commit to user

(bulus bahasa Jawa) yang cukup besar dengan jenis kelamin jantan.

Oleh karena itu maka atas di ketemukan hanya seekor kura-kura jantan

di umbul tersebut sampai sekarang disebut Umbul Dudo. Pada masa

masih dikelola Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali

di Umbul Dudo tidak di tarik retribusi masuk, tetapi setelah pengelola

diserahkan kepada pihak ke 3 di pungut retribusi sebesar Rp. 1.000

per orang. Umbul Dudo apabila di sekitar kolam terlihat kotor maka

pihak pengelola akan segera membersihkannya.

2) Pemancingan dan Lesehan Win.- Win.

Pemancingan dan lesehan win – win yang menyediakan berbagai

ikan air tawar seperti lele, kakap, gurame, nila, bawal. Dinamakan Win -

Win karena merupakan salah satu nama pemilik dari tempat ini. Di

pemancingan dan lesehan win – win terdapat beberapa gazebo yang dapat

dimanfaatkan bagi para pengunjung untuk beristirahat, memancing dan

memesan beranaka macam menu yang disediakan di Win – Win .

3) Dua buah kolam ikan yang di manfaatkan sebagai arena

pemancingan untuk umum.

Kolam ikan kecil berukuran lebar 14 m, panjang 35 m, dengan

kedalaman air 0,08 m. Sedangkan kolam ikan besar berukuran lebar 45 m,

panjang 65 m, dengan kedalaman 2 m, yang sumber airnya dari aliran

(52)

commit to user

Kolam ini di sediakan untuk umum dan sebagai tempat rekreasi

pemancingan dan ternyata setiap harinya cukup ramai lebih-lebih pada

hari Minggu. Tempat memancing ini berada di dalam Lesehan Win – Win.

4) Panggung kesenian terbuka ( Ampitheater ).

Panggung ini berukuran 7 x 7 m, terletak. dan dekat mushola. Di

objek wisata ini pada hari-hari tertentu di sajikan atraksi kesenian daerah

berupa Orkes Melayu, Band, pentas seni kesenian tradisional, dangdut

dan lain sebagainya bermaksud untuk dapat selalu memberikan hiburan

kepada para pengunjung yaitu pada menjelang bulan Ramadhan pada

acara Padusan.

5) Area bermain anak-anak.

Di kawasan Umbul Pengging ini disediakan area bermain anak,

yang luasnya 100 m. Di area bermain anak ini terdapat berbagai

permainan yang dapat di manfaatkan untuk anak – anak yaitu seluncuran,

ayunan dan bola lingkar. Letaknya dekat umbul Ngabean.

6) Tempat parkir kendaraan bermotor roda 2 dan 4.

Di Umbul Tirto Marto terdapat beberapa area tempat parkir. Yang

pertama berada didekat Umbul Temanten yang dapat menampung motor

dan mobil yang merupakan tempat parkir utama setelah jalan masuk

(53)

commit to user

karena di tempat parkir ini banyak pepohonan yang besar. Tarif untuk

sepeda motor Rp. 1.000, Mobil Rp. 2.000, dan mini bus Rp.5.000.

Yang kedua berada didekat Pemancingan dan lesehan Win – win

juga dapat menampung sepeda motor dan mobil tetapi area ini tidak terlalu

luas. Yang ketiga berada didekat Umbul Ngabean hanya dapat

menampung sepeda motor saja. Keamanan kendaraan pengunjung juga

dijamin dengan pengawasan dari petugas parkir yang dikelola oleh

masyarakat sekitar.

7) Warung makan.

Di dalam lokasi Umbul Pengging tersedia beberapa warung makan

yang menyediakan masakan khas setempat seperti pecel lele dan belut

goreng. Diantaranya warung makan mbak Rani dengan harga sewa Rp.

50.000 perbulan, Bu Ranto Rp. 22.000 perbulan, Bu Codiwiryo Rp.

22.000 perbulan, Mbak Inten Rp. 22.000 perbulan.

8) Mushola dan tempat peristirahatan .

Lokasi umbul Pengging menyediakan fasilitas Mushola bagi umat

muslim dan tempat untuk beristirahat setelah lelah malakukan aktivitas di

Umbul Pengging. Laknya di dekat Umbul Penganten dan panggung

(54)

commit to user 9) Kolam renang anak.

Di sebelah Timur warung makan mbak Rani terdapat kolam

renang anak-anak dengan tarif Rp. 3.000 per anak. Dangan luas 13 × 6

meter, dengan kedalaman kolam 0,80 meter kolam renang anak di

bersihkan 2 kali sehari, karena kolam ini merupakan kolam buatan.

b) Pengelola Umbul Pengging Tirto Marto.

Umbul Pengging ( Tirto Marto ) sejak awal tahun 2012 dikelola oleh

CV. Win – win dengan masa percobaan kontrak selama 3 tahun senilai Rp.

272.000.000 per tahun. Tanah Umbul Pengging ( Tirto Marto ) merupakan

milik pemerintah Boyolali yang dahulu dikelola oleh Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Boyolali dan sekarang telah di serahkan kepada pihak ke 3 di

bawah pengelolaan swasta yaitu CV. Win – win. Direktur CV. Win – Win

adalah bapak Bagyo yang merupakan pemilik radio Bima Sakti di Boyolali.

Pengawas pemandian Umbul Pengging yaitu bapak Wardoyo dan dibantu

beberapa staf pemungut retribusi.

2. Umbul Sungsang.

Umbul Sunggsang berada di luar kawasan pemandian Umbul Pengging.

±100 meter sebelah Utara Umbul Pengging. Terletak di desa Bendan, Kecamatan

Banyudono, biasanya tempat ini untuk ritual kungkum yaitu berendam dalam air

Gambar

Tabel 1 Luas wilayah Kecamatan di Kabupaten Boyolali ...............................
Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

kawasan wisata Karangkamulyan mCl11punyai peluang yang besar untuk dikembangkan. Begitu

Obyek wisata kawasan cetho ini merupakan salah satu obyek yang dikelola dan dikembangkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar. Kegiatan mengelola dan

Laporan Tugas akhir mengkaji tentang Potensi Gereja Blenduk Sebagai Obyek Wisata Religi dan Wisata Budaya di Kawasan Kota Lama Semarang yang merupakan salah satu obyek

Tujuan penelitian ini untuk ( 1 ) mengetahui potensi kawasan obyek wisata Kecamatan Ngargoyoso serta untuk ( 2 ) mengetahui arah pengembangan potensi wisata di Kecamatan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada pengunjung Umbul Pengging di Boyolali mengenai pengaruh Kualitas Pelayanan, Produk Wisata, dan Harga terhadap Minat

Penelitian ini bertujuan menganalisis kesiapan promosi kawasan karst Bantimurung-Bulusaraung sebagai destinasi andalan wisata alam Kabupaten Maros dan menganalisis faktor-faktor

Mengenai tarif masuk Obyek Wisata Umbul Tirto Marto Pengging sudah ditentukan dari pihak swasta yang diatur dalam surat perjanjian kontrak sewa tentang Pengelolaan Umbul

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan terkait penelitian yang telah dilakukan mengenai Potensi Pengembangan Atraksi Budaya Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kawasan Embung