• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Bahasa Indonesia) 3566 6724 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " (Bahasa Indonesia) 3566 6724 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN

DALAM MELENGKAPI CERITA RUMPANG MENGGUNAKAN MEDIA

GAMBAR DAN PAPAN BERGARIS

Ida Nuryamah¹, Dede Tatang Sunarya², Riana Irawati³

1, 2, 3

Program Studi PGSD UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.211, Sumedang ¹Email : Idanuryamah@Yahoo.co.id

²Email : Dedetatangsunarya@gmil.com ³Email : Rianairawati@upi.edu

Abstrak

Masalah yang muncul dalam proses pembelajaran menulis permulaan tulisan tegak bersambung dalam melengkapi cerita rumpang masih rendah terutam dalam penulisan tegak bersambung yang sesuai dengan ukuran dan bentuknya. Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar adalah dengan menerapkan media gambar dalam membantu siswa memahami teks cerita rumpang dan media papan bergaris membantu siswa dalam latihan menulis tegak bersambung yang sesuai dengan ukuran dan bentuknya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan instrumen format observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, wawancara, soal, dan catatan lapangan. Subyek penelitian sebanyak 22 siswa kelas II SDN Palasari. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan dari tiga siklus terjadi peningkatan dalam pencapaian indikator. Dengan demikian, penerapan media gambar dan papan bergaris dapat meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa kelas II SDN Palasari pada materi menulis permulaan tegak bersambung dalam melengkapi cerita rumpang.

Kata Kunci: Media Gambar dan Papan Bergaris, Melengkapi Cerita Rumpang

PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar

umumnya menekankan kepada

kemampuan siswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga guru haruslah sudah paham dan mengerti bahwa pembelajaran bahasa Indonesia itu menggunakan pembelajaran yang menekankan pada pendekatan komunikatif.

Pendekatan komunikatif, artinya dalam implementasinya pembelajaran bahasa

Indonesia harus lebih menekankan pada aspek komunikatif dan fungsional. Hal yang terpenting dan harus diajarkan ialah bahasa sebagai alat komunikasi. Siswa diajak belajar berbahasa secara komunikatif untuk bekal kecakapan hidupnya sehingga bahasa merupakan sesuatu yang fungsional bagi kehidupannya.

(2)

pembelajaran. Hal ini sesuai dengan paradigma pendidikan kita yang harus bergeser dari belajar yang berfokus pada penguasaan pengetahuan belajar holistik realistis yang lebih bermakna.

Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar meliputi empat aspek keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara,

membaca dan menulis yang

pembelajarannya dilakukan dimulai dari kelas I hingga kelas VI. Setiap keterampilan dilaksanakan secara terpisah atau saling berdiri sendiri namun pada kenyataanya antara keterampilan yang satu dengan yang lainnya saling terkait misalnya saja, evaluasi keterampilan menulis bisa berhubungan dengan keterampilan membaca, berbicara dan menyimak.

pembelajaran bahasa Indonesia di kelas rendah meliputi perkembangan bahasa anak, pembelajaran membaca dan menulis permulaan, pembelajaran sastra, pembelajaran terpadu (pendekatan pembelajaran bahasa), evaluasi pembelajaran membaca-menulis kelas rendah.

Menulis permulaan adalah dasar pengajaran pertama kali diajarkan guru kepada anak kelas satu dan dua atau yang berada pada kelas rendah. Sejalan dengan pengertian diatas menulis permulaan

(beginning writing) kegiatan ini disebut dengan Hand Writing, yaitu cara merealisasikan simbol-simbol bunyi dan menulisnya dengan baik. Tingkatan ini terkait dengan strategi atau cara mewujudkan simbol-simbol bunyi bahasa menjadi huruf-huruf yang dapat dikenali

secara konkret. Menurut Resmini, dkk (2010, hlm. 208) Berbicara tentang pengajaran menulis permulaan di Sekolah Dasar, tidak terlepas dari perkembangan tulisan anak-anak sebelum mereke memasuki jenjang kelas satu Sekolah

Dasar .

Pembelajaran Bahasa Indonesia pada keterampilan menulis yang peneliti lakukan yaitu mengenai melengkapi isi cerita rumpang dengan menulis permulaan pada kelas dua. Peneliti mengadakan observasi dan melakukan tes awal serta melakukan wawancara untuk mendapatkan data yang dilakukan selama bulan Desember 2015 di kelas II SDN Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang masih kurang, dari jumlah 22 orang siswa.

Dilihat dari hasil evaluasi siswa yang hanya ada 3 siswa atau 14% yang berhasil mencapai KKM yaitu 93, 80 dan 80, sedangkan 19 siswa yang lainnya atau 86% tidak berhasil mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 74. Setelah dilakukan analisis dari hasil observasi, catatan lapangan dan wawancara guru, ternyata ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya masalah dari pembelajaran menulis permulaan dalam melengkapi cerita rumpang, yaitu dapat dilihat dari kinerja guru dan aktivitas siswa.

Ternyata kinerja guru pada saat proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Kinerja Guru

(3)

menunjang untuk membantu pemahaman siswa.

2) Proses pembelajaran yang dilakukan kurang menarik bagi siswa karena masih menggu-nakan metode konvensional.

3) Ketika pengerjaan kelompok guru kurang bisa menguasai kelas dikarenakan kondisi siswa yang susah dikendalikan.

b. Aktivitas Siswa

1) Siswa kurang tertarik dengan

pembelajaran menulis karena mereka menganggap pembelajaran menulis itu membosankan dan sulit karena harus menuangkan ide atau pikiran.

2) Siswa dalam pengerjaan Lembar Kerja Siswa tidak kompak dengan hanya satu sampai dua orang dalam kelompok yang mengerjakannya. 3) siswa tidak terlibat aktif dalam

pembelajaran karena kebanyakan

teacher centre.

Dengan melihat kondisi tersebut maka peneliti merasa perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran tersebut sehingga kegiatan siswa dalam pembelajaran akan lebih aktif dan hasil evaluasi siswa dalam melengkapi cerita akan lebih meningkat.

Alternatif peneliti dalam melakukan perbaikan yaitu menggunakan media gambar dan papan bergaris. Media Gambar membantu siswa dalam menegtahui kelengkapan cerita dan media papn bergaris untuk membantu siswa dalam mengetahui keterampilan menulis tegak

bersambung menulis tegak bersambung yang sesuai dengan ukuran dan bentuknya.

Manfaat media dalam pembelajaran secara umum menurut Rahadi (2003, hlm.15)

se ara u u , a faat edia dala

proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif

da efisie . De ga digu aka ya edia

dalam proses pembelajaran guru bisa lebih mudah untuk menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa.

Dengan demikian sebuah media perlu digunakan untuk membantu guru dalam memverbalkan bahasa dalam bentuk secara konkret. Dengan penggunaan media gambar dalam pembelajaran melengkapi cerita ini mampu membantu siswa dalam memahami isi cerita yangbelum lengkap. Seperti yang kita ketahui menurut Sudin, dkk. (2007, hlm.27) menyebutkan bahwa media gambar yaitu media grafis yang digunakan untuk menerangkan suatu rangkaian perkembangan. Sebab setiap seri media gambar bersambung dan selalu

terdiri dari seju lah ga ar.

(4)

Maka secara umum keseluruhan masalah tersebut bisa dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana rencana pembelajaran keterampilan menulis permulaan menggunakan media gambar dan papan bergaris dalam melengkapi cerita rumpang dengan kata yang tepat pada siswa kelas II SDN Palasari Kecamatan Sumedang Selatan?

2. Bagaimana peningkatan aktifitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis permulaan menggunakan media gambar dan papan bergaris dalam melengkapi cerita rumpang dengan kata yang tepat pada siswa kelas II SDN Palasari Kecamatan Sumedang Selatan?

3. Bagaimana peningkatan kinerja guru

pada pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis permulaan menggunakan media gambar dan papan bergaris dalam melengkapi cerita rumpang dengan kata yang tepat pada siswa kelas II SDN Palasari Kecamatan Sumedang Selatan?

4. Bagaimana peningkatan keteram-pilan menulis permulaan menggu-nakan media gambar dan papan bergaris dalam melengkapi cerita rumpang dengan kata yang tepat pada siswa kelas II SDN Palasari Kecamatan Sumedang Selatan?

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka perlu sebuah alternatif pemecahan

masalah untuk membuat materi

pembelajaran yang lebih mudah diserap oleh siswa. Maka dari itu penelitian yang di

laksanakan mengambil alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan media gambar dan papan bergaris. Media gambar ini digunakan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melengkapi cerita rumpang menjadi cerita yang padu sesuai dengan kata-kata yang tepat. Sedangkan untk media papan bergaris ini untuk membantu siswa dalam melatih keterampilan menulis permulaan dalam menuliskan tulisan tegak bersambung yang sesuai dengan ukuran dan bentuknya.

Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran sangat dianjurkan, mengapa demikian karena pembelajaran dengan menggunakan media lebih terlihat konkret, efektif dan efisien. Sejalan dengan hal tersebut (dalam Sudin, dkk. 2007, hlm.2)

e gataka edia pe elajara adalah

sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran secara efektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan

udah . Media ya g digu aka dala

penelitian meliputi media gambar dan media papan bergaris. Media gambar pada pelaksanaannya mampu membuat siswa lebih aktif dan lebih mudah dalam pemahaman materi melengkapi cerita yang rumpang menjadi kesatuan cerita yang utuh.

Penggunaan gambar di sini setidaknya

dapat membantu siswa dalam

(5)

tulisan tegak bersambung. Tulisan tegak bersambung ini dimaksudkan untuk dijadikan sebuah latihan menulis tulisan tegak bersambung siswa agar lebih baik lagi dan sesuai dengan bentuk dan ukurannya. sehingga dalam meningkatkan keterampilan anak menulis tulisan tegak bersambung digunakan media papan bergaris yang didalamnya terdapat huruf-huruf lepas tegak bersambung yang berupa titik-titik. Dengan demikian anak mampu lebih bisa berlatih dengan baik dalam penulisan tulisan tegak bersambung yang sesuai dengan bentuk dan ukurannya. Dalam kelas rendah antara kelas 1 dan 2 pembelajaran menulis yang dilakukan yaitu pembelajaran menulis permulaan dengan menggunakan tulisan tegak bersambung.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Penelitian ini mengacu pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan hasil tes belajar siswa pada materi menulis permulaan dalam melengkapi cerita rumpang.

Adapun alasan pengambilan metode ini karena masalah hasil tes belajar siswa di kelas II SD Negeri Palasari pada materi menulis permulaan dalam melengkapi cerita rumpang masih sangat rendah dan banyak yang belum mencapai KKM. Hal ini sangat sesuai dengan yang telah dipaparkan dalam tujuan dari PTK ini yaitu untuk mengetahui perencanaan, proses, kinerja guru, aktivitas siswa, dan upaya meningkatkan keterampilan menulis permulaan dalam melengkapi cerita

rumpang menggunakan media gambar dan papan bergaris di kelas II SDN Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. PTK juga sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas, (dalam Kasihani, Kasholan, 1998, hlm. 36-40)

se ara u u a faat Pe elitia Ti daka

Kelas dilihat dari segi akademik dan dari segi praktis yaitu: pelaksanan inovasi yaitu,bagi inovasi pembelajaran, bagi pengembangan kurikulum di tingkat sekolah/kelas, bagi pengembangan profesi

guru . Diharapkan setelah diadakannya PTK maka akan memberikan perbaikan dan meningkatkan proses belajar mengajar serta hasil belajar siswa di dalam kelas pada materi menyimpulkan isi cerita anak.

(6)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Upaya meningkatkan keterampilan menulis permulaan dalam melengkapi cerita rumpang menggunakan media gambar dan papan bergaris di kelas II SDN Palasari Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Berdasarkan perencanaan dari penerapan media gambar dan papan bergaris, pada siklus I, II, dan III tidak terdapat banyak perubahan. Perubahan yang terjadi diantaranya hanya perubahan RPP dalam langkah-langkah pembelajaran, LKS siklus I, II, dan III yang memiliki perbedaan pada teks cerita anak dengan tingkat kesulitan yang sama, soal tes individu setiap siklus yang berbeda teks cerita anak dengan tingkat kesulitan yang sama, serta pembuatan media yang mampu lebih dan lebih membantu siswa dalam pembelajaran.

Perubahan yang terjadi pada setiap siklusnya tidak terlalu banyak, pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah direncanakan. Di awal pembelajaran guru membuka pembelajaran seperti mengucapkan salam, berdoa dan mengecek kehadiran siswa. Guru menyiapkan media pembelajaran dan tidak lupa melakukan apersepsi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diikuti dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Guru melakukan penjelasan materi tentang menulis permulaan tulisan tegak bersambung yang sesuai dengan ukuran dan bentuknya. Di sini guru membawa sebuah media yaitu berupa papan bergaris yang terdapat abjad dari A-Z berupa titik-titik disana media tersebut bisa dipakai untuk latihan siswa menulis tulisan tegak bersambung yang sesuai dengan ukuran

dan bentuknya. Pertama-tama guru memberikan pertanyaan kepada siswa apakah ada yang tahu bentuk huruf A atau B baik yang huruf besarnya maupun huruf kecilnya, guru mempersilahkan tiap anak menulis di bor depan.

Pada pembelajaran siklus I ini dilaksanakan dengan cara berdiskusi dengan siswa dibagi dalam 4 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Setiap kelompok dibagikan satu buah LKS yang harus dikerjakan secara berkelompok. Dalam pelaksanaannya kurang kondusif karena masih banyak siswa yang ribut dan pada pengerjaan kelompok yang dikerjakan oleh satu atau dua orang saja. Terdapat anak yang hanya bermain saja dan malah menjaili temannya sehingga terjadi keributan karena ada anak yang menangis. Begitupun pada saat kegiatan evaluasi dilakukan masih banyak siswa bingung dalam mengerjakan soal evaluasi karena pada saat pembelajaran kurang memperhatikan penjelasan yang dilakukan oleh guru.

(7)

sebuah media yaitu berupa papan bergaris yang terdapat abjad dari A-Z berupa titik-titik disana media tersebut bisa dipakai untuk latihan siswa menulis tulisan tegak bersambung yang sesuai dengan ukuran dan bentuknya. Pertama-tama guru memberikan pertanyaan kepada siswa apakah ada yang tahu bentuk huruf A atau B baik yang huruf besarnya maupun huruf kecilnya, guru mempersilahkan tiap anak menulis di bor depan.

Pada pelaksanaan pengerjaan LKS yang pada siklus I dilakukan secara berkelompok dirubah menjadi soal penugasan, yaitu dengan cara LKS dibagikan kepada setiap siswa hal tersebut dilakukan karena pada dasarnya setiap anak harus bisa mencoba kegiatan menulis ini bukan hanya dilakukan oleh satu dua orang saja. Namun, pelaksanaannya pun pada siklus II ini kurang kondusif karena siswa berkumpul di salah satu anak yang cepat pengerjaannya untuk meniru jawaban. Pada saat evaluasi sudah lebih kondusif meski masih ada yang ribut-ribut dalam pengerjaannya.

Pada siklus III guru memotivasi siswa untuk membangkitkan semangat belajar siswa dengan cara melakukan tepuk tangan semangat. Di awal pembelajaran guru

membuka pembelajaran seperti

mengucapkan salam, berdoa dan mengecek kehadiran siswa. Guru menyiapkan media pembelajaran dan tidak lupa melakukan apersepsi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diikuti dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Guru melakukan penjelasan materi tentang menulis permulaan tulisan tegak bersambung yang sesuai dengan ukuran

dan bentuknya. Disini guru membawa sebuah media yaitu berupa papan bergaris yang terdapat abjad dari A-Z berupa titik-titik disana media tersebut bisa dipakai untuk latihan siswa menulis tulisan tegak bersambung yang sesuai dengan ukuran dan bentuknya. Pertama-tama guru memberikan pertanyaan kepada siswa apakah ada yang tahu bentuk huruf A atau B baik yang huruf besarnya maupun huruf kecilnya, guru mempersilahkan tiap anak menulis di bor depan.

Sesuai dengan analisis dan refleksi siklus II pada siklus III ini penegrjaan LKS kembali pada berkelompok namun dengan membagikan LKS setiap siswa mendapatkan satu tidak satu kelompok satu dan pengerjaannya pun lebih kondusif. Untuk pada saat latihan menulis tegak bersambung lebih kondusif karena untuk yang bisa menulis di papan tulis adalah mereka yang bisa menjawab pertanyaan dari guru, semua itu menghindari kecemburuan sosial diantara siswa. Pada saat pengerjaan evaluasi pun lebih kondusif.

(8)

dan dengan demikian target pelaksanaan telah tercapai.

Aktivitas siswa dalam kerjasama, kedisiplinan, dan tanggung jawab sudah baik secara keseluruhan. Dengan setiap siklus mengalami peningkatan untuk siklus I mencapai 22,72% cukup, 31,81% baik, dan 45,45% baik sekali. Pada siklus II sebesar 9,09%cukup, 45,45% baik, dan 45,45% baik sekali. Dan pada siklus III sebesar 0%cukup, 18,18% baik, dan 81,81% baik sekali.

Hasil tes belajar siswa dalam proses pembelajaran menulis tegak bersambung dalam melengkapi cerita rumpang mengalami peningkatan dalam pencapaian rata-rata . Pada siklus I nilai rata-rata yang dicapai sebesar 59,68, siklus II sebesar 75,68 dan siklus III sebesar 83,45. Selain itu juga jumlah siswa yang mencapai batas lulus pada siklus I berjumlah 3 orang atau 14%, siklus II berjumlah 10 orang atau 45%, dan siklus III berjumlah 20 orang atau 91% .

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan temuan-temuan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan:

Perencanaan pembelajaran penerapan media gambar dan papan bergaris dapat meningkatkan kemampuan menulis permulaan dalam melengkapi teks cerita rumpang kelas II SDN Palasari. Mempersiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan penerapan media gambar dan papan bergaris pada setiap siklusnya. Mempersiapkan materi, sumber belajar, dan media pembelajaran. Mempersiapkan

LKS, penilaian proses dan tes akhir untuk mengukur kemampuan siswa, dan pedoman observasi untuk kinerja guru dan aktivitas siswa. Menetapkan indikator dan target keberhasilan yang ingin dicapai pada aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil yang harus dicapai.

Pelaksanaan pembelajaran penerapan media gambar dan papan bergaris akan maksimal pelaksanaannya jika guru melakukan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebagai berikut.

1. Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi

siswauntuk mengetahui dan

memahami tujuan pembelajaran.

2. Menyimak penyampaian materi yang disampaikan oleh guru tentang materi pembelajaran.

3. Mengelompokkan siswa secara heterogen kedalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok belajar (setiap kelompok lima orang siswa). Siswa melakukan diskusi dalam mengisi teks cerita rumpang menjadi teks yang utuh.

4. Membimbing siswa dalam kelompok-kelompok belajar pada saat melakukan diskusi.

(9)

6. Evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari.Guru melakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran, melakukan penilaian proses, dan melakukan tes akhir untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam menulis tulisan tegak bersambung.

Evaluasi yang dilaksanakan dalam penerapan media gambar dan papan bergaris yaitu melalui evaluasi proses dan hasil pembelajaran penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menulis tulisan tegak bersambung dengan memberikan tes akhir pada setiap siklus. Indikator yang dicapai dalam menulis tegak bersambung adalah tulisan tegak bersambung sesuai dengan bentuk dan ukuran pada setiap hurufnya.

Untuk proses perencanaan dan pelaksanaan yang termasuk pada kinerja guru dalam setiap siklusnya selalu mengalami kemajuan karena terdapat perbaikan-perbaikan sehingga mencapai target 100%. Untuk perencanaan pembelajaran kinerja guru dengan siklus I mencapai 80 % dengan kriteria baik, untuk siklus II mencapai 93% dengan kriteria baik sekali dan siklus III mencapai 100% dengan kriteria baik sekali dan dengan demikian target dalam perencanaan telah tercapai. Sedangkan untuk penilaian pelaksanaan kinerja guru pada siklus I mencapai 83,3% dengan kriteria baik, untuk siklus II mencapai 97,2% dengan kriteria baik sekali dan siklus III mencapai 100% dengan kriteria baik sekali dan dengan demikian target pelaksanaan telah tercapai.

Aktivitas siswa dalam kerjasama, kedisiplinan, dan tanggung jawab sudah baik secara keseluruhan. Dengan setiap siklus mengalami peningkatan untuk siklus I mencapai 22,72% cukup, 31,81% baik, dan 45,45% baik sekali. Pada siklus II sebesar 9,09%cukup, 45,45% baik, dan 45,45% baik sekali. Dan pada siklus III sebesar 0%cukup, 18,18% baik, dan 81,81% baik sekali.

Hasil tes belajar siswa dalam proses pembelajaran menulis tegak bersambung dalam melengkapi cerita rumpang mengalami peningkatan dalam pencapaian rata-rata . Pada siklus I nilai rata-rata yang dicapai sebesar 59,68, siklus II sebesar 75,68 dan siklus III sebesar 83,45. Selain itu juga jumlah siswa yang mencapai batas lulus pada siklus I berjumlah 3 orang atau 14%, siklus II berjumlah 10 orang atau 45%, dan siklus III berjumlah 20 orang atau 91% .

Dari hasil tes belajar diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan dari setiap siklusnya. Ada anak yang mengalami peningkatan secara signifikan ada pula yang turun namun secara keseluruhan peningkatan yang terjadi telah memenuhi target yang telah ditentukan. Peningkatan yang didapat yaitu sebesar 12,01 % dari keseluruhan siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Sudin, dkk. (2007). Media Pembelajaran. Bandung: PT.Pustaka Rosdakarya

(10)

Resmini, N. dkk. (2010b). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra. Bandung: UPI Press.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ini diuraikan variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, model penelitian dan penjelasan variable

Hal ini sesuai dengan penelitian Aprilianty (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Berarti minat berwirausaha akan

tentang suksesi sistem informasi yang berkaitan dengan situasi organisasi itu). menyebabkan tidak terdapat cara yang mungkin digambarkan

Pada tahapan ini juga dikembangkan aplikasi mobile berbasis Android sebagai aplikasi client yang digunakan untuk mencari rute lokasi dan menyumbangkan konten

Boyolali, Deli Serdang, Kediri, Lombok Timur dan Kota Sorong Gowa, Kulon Progo, Tabanan, Kota Balikpapan dan Kota Tual. Pertemuan sosialisasi bagi PoI DPM-1 Paparan Logo

Pada Gambar 7, terlihat bahwa konduktivitas stabil pada dosis 0 kGy sampai dengan 30 kGy pada daerah frekuensi kedua, sedangkan pada dosis 0 kGy hingga 30 kGy konduktivitas naik

Bahwa pada tahun anggaran 2008 tersebut, Sekretariat Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan antara lain menerima 202 berkas Proposal Kegiatan yang diajukan oleh sejumlah

UUD 1945. BP MPR yang dibentuk setelah Sidang Umum MPR 1999 menetapkan mekanisme pembahasan untuk perubahan UUD 1945 melalui tahapan Pembahasan Pertama di PAH III SU MPR