• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama dalam Peningkatan Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama dalam Peningkatan Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung)."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR

MINUM (PDAM) TIRTA MANGUTAMA DALAM

PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN

(Studi Kasus Kecamatan Kuta Selatan

Kabupaten Badung)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

I KADEK ALIT MANUARTHA NIM : 1121205024

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

EVALUASI PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR

MINUM (PDAM) TIRTA MANGUTAMA DALAM

PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN

(Studi Kasus Kecamatan Kuta Selatan

Kabupaten Badung)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

I KADEK ALIT MANUARTHA NIM : 1121205024

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu

Politik pada Program Studi Administrasi Negara

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : I Kadek Alit Manuartha

NIM : 1121205024

Judul Skripsi : Evaluasi Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama dalam Peningkatan Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung)

Skripsi ini telah diajukan dan mendapat persetujuan pembimbing sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Sarjana (S-1) pada program studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana.

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 24 Maret 2016 Pukul : 10.00 Wita

Tempat : Ruang Sidang FISIP

Pembimbing Utama,

Ni Nyoman Dewi Pascarani, S.S., M.Si NIP. 198204212010122003

Pembimbing Pendamping,

Putu Eka Purnamaningsih, SH.,M.AP

NIP.

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara

(4)

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang diajukan oleh :

Nama Mahasiswa : I Kadek Alit Manuartha NIM : 1121205024

Judul Skripsi : Evaluasi Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama dalam Peningkatan Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung)

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Seminar dan dinyatakan memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 24 Maret 2016 Pukul : 10.00 Wita

Tempat : Ruang Sidang FISIP

Dewan Seminar Skripsi

Pembimbing Utama,

Ni Nyoman Dewi Pascarani, S.S., M.Si NIP. 198204212010122003

Ni Wayan Supriliyani, S.Sos, M.AP NIP. 198104102008122002

Penguji III,

Dr. Piers Andreas Noak, SH., M.Si. NIP. 196302171988031001

Denpasar, 24 Maret 2016 Dekan,

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : I Kadek Alit Manuartha NIM : 1121205021

Program studi : Administrasi Negara

menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi saya yang berjudul Evaluasi Pealayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama dalam Peningkatan Kepuasan Pelnaggan (Studi Kasus Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung) adalah karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil plagiarisme/penjiplakan, maka saya selaku penulis bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut, termasuk pembatalan skripsi dan pencopotan gelar kesarjanaan yang sudah diperoleh.

Denpasar, 24 Maret 2016

Yang Membuat Pernyataan,

(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) karena atas berkatNya tugas akhir yang berupa skripsi yang berjudul Evaluasi Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama dalam Peningkatan Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung) dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Udayana Prof.Dr.dr.Ketut Suastika,Sp.PD-KEMD 2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Dr. Drs.

I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa, M.Si

3. Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, Ni Wayan Supriliyani, S.Sos., M.AP 4. Dosen Pembimbing I yakni Ni Nyoman Dewi Pascarani, SS., M.Si yang

dengan penuh kesabaran membimbing penulis dan banyak memberikan masukan dalam penulisan skripsi tersebut.

5. Dosen Pembimbing II yakni Putu Eka Purnamaningsih, SH., M.AP yang selalu memberikan gambaran – gambaran, mengkoreksi dan memotivasi penulis dalam penulisan skripsi tersebut.

6. Tedi Erviantono, S.IP., M.Si. Ni Wayan Supriliyani, S.Sos., M.AP dan Dr. Piers Andreas Noak, SH., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dan banyak masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(7)

ii

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas pengajaran dan pengetahuan yang diberikan selama perkuliahan. 9. Seluruh pegawai di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Udayana yang telah banyak membantu penulis dalam urusan administrasi selama penulis mengikuti studi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana

10.Bapak I Made Subarga Yasa, SE., M.M sebagai Direktur Utama PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung yang telah mengijinkan dan memberikan berbagai informasi yang penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

11.Kepada seluruh informan baik dari instansi PDAM Tirta Mangutama maupun dari pelanggan di wilayah Kuta Selatan yang tidak dapat disebutkan satu persatu telah membantu memberikan banyak data dan informasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Kedua Orang Tua penulis I Nyoman Mandia dan Ni Made Gandim yang selalu setia memberikan semangat dan dukungan.

13.Kakak Kandung penulis Ni Luh Putu Sukma Dewi, S,E dan Nenek Penulis Ni Wayan Rumping juga seluruh keluarga besar penulis yang selalu setia memberikan semangat.

14.Kepada seluruh teman-teman seperjuangan Administrasi Negara 2011, TBM squad, Jiyumah Brotherhood, pasukAN, Luciders, Incik Boss, The Zeppler, Rose Attack yang selalu menghibur dan membantu dalam banyak hal.

(8)

iii

Atas segala bantuan serta bimbingan tersebut, penulis hanya bisa mengucapkan syukur dan terima kasih semoga Tuhan Yang Maha Esa dapat membalas budi baik Bapak/Ibu/Saudara sekalian. Sebagai akhir kata dengan penuh kerendahan hati diharapkan bimbingan dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan materi skripsi ini, dan akhirnya skripsi ini di persembahkan kepada almamater tercinta FISIP Udayana, semoga bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, 24 Maret 2016

(9)

iv

2.2.1 Teori Administrasi Publik ... 14

2.2.1.1 Pergeseran paradigma pelayanan publik ... 18

2.2.2. Konsep Pelayanan Publik ... 20

2.2.3. Konsep Kualitas Pelayanan ... 22

2.2.4. Konsep Kepuasan Pelanggan ... 27

2.2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan ... 28

2.2.5 Konsep Evaluasi ... 29

(10)

v BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 35

3.2 Sumber Data ... 36

3.3 Unit Analisis ... 37

3.4 Teknik Penentuan Informan ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.6 Teknik Analisis Data ... 40

3.7 Teknik Penyajian Data ... 42

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 43

4.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Kuta Selatan ... 43

4.1.2 Gambaran Umum Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama .. 46

A. Profil Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama ... 48

B. Visi dan Misi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama ... 48

C. Wilayah Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama 49 D. Produksi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama ... 50

E. Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama 53 4.2 Hasil Temuan ... 54

4.2.1 Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama di Kecanatan Kuta Selatan ... 54

4.2.2 Upaya peningkatan pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama di Kecamatan Kuta Selatan ... 59

4.2.3 Bentuk Keluhan Pelanggan PDAM Tirta Mangutama Tahun 2015 ... 63

4.2.3.1 Penyelesaian penanganan keluhan pelanggan PDAM Tirta Mangutama Tahun 2015... 66

4.2.4 Kendala yang dihadapi dalam pelayanan PDAM Tirta Mangutama .... 72

4.3 Analisis Penelitian... 75

4.3.1 Evaluasi Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama dalam Peningkatan Kepuasan Pelanggan (Studi kasus Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung) ... 75

4.3.2 Keterkaitan dengan Konsep New Public Service ... 77

4.3.3 Keterkaitan dengan Konsep Kualitas Pelayanan ... 81

4.3.4 Keterkaitan dengan Konsep Kepuasan Pelanggan... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 90 DAFTAR PUSTAKA

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pergeseran Paradigma Pelayanan Publik ... 19 Tabel 3.1 Informan Penelitian ... 37 Tabel 4.1 Produksi PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung ... 51 Tabel 4.2 Wilayah Pelayanan PDAM Tirta Mangutama Unit Kuta & Kuta

Selatan ... 56 Diagram 4.1 Laporan Keluhan Pelanggan PDAM Tirta Mangutama Tahun

(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 33

Gambar 3.1 Teknik Analisis Data ... 41

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kecamatan Kuta Selatan... 45

(13)

viii

DAFTAR SINGKATAN

PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum BUMD : Badan Usaha Milik Daerah NPS : New Public Service

OPA : Old Public Administration NPM : New Public Management

PERMENPAN : Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Perda : Peraturan Daerah

UU : Undang-undang

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah PP : Peraturan Pemerintah

SOP : Standar Oprasional Prosedur Dirut : Direktur Utama

Kabag : Kepala Bagian Kasi : Kepala Seksi L/Dt : Liter per detik

PT.TB : Perseroan Terbatas. Tirtaartha Buanamulia SR : Sambungan Rumah

Pddk : Penduduk WM : Water Meter DP : Distribution Pipe

IPA : Instalasi Pengolahan Air

MA : Mata Air

SB : Sumur Bor

(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Lampiran 2. Transkrip Wawancara Lampiran 3. Foto-foto

Lampiran 4. Ijin Penelitian

(15)

x ABSTRAK

PDAM Tirta Mangutama merupakan penyelenggara pelayanan publik yang memiliki peranan dalam pengelolaan air bersih bagi kepentingan masyarakat di wilayah Kabupaten Badung. Salah satu wilayah pelayanan PDAM Tirta Mangutama dalam memberikan pelayanan air bersih, yaitu di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Di wilayah ini sering mengalami permasalahan dalam pelayanan distribusi air bersih kepada pelanggan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan serta mencari faktor-faktor apa saja yang menjadi hambatan dan tantangan dalam peningkatan kualitas pelayanan tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang dimana melakukan pengumpulan data dengan observasi dan wawancara serta mengkaitkan dengan teori dan konsep yang ada. Teori yang digunakan adalah teori administrasi publik yang berfokus pada konsep kualitas pelayanan menurut Levinne (1990) serta kepuasan pelanggan menurut Freddy Rangkuti (2006). Menurut Levinne (1990) dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan terdapat indikator yakni responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas. Sedangkan menurut Freddy Rangkuti (2006) faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah nilai, daya saing, persepsi pelanggan, tahap pelayanan dan momen pelayanan. Indikator tersebut akan dikaitkan dengan pelayanan PDAM Tirta Mangutama kepada pelanggan di wilayah Kuta Selatan. Setelah dilaksanakannya penelitian tersebut maka dapat diperoleh bahwa kualitas pelayanan PDAM Tirta Mangutama di Kuta Selatan masih perlu ditingkatkan lagi dalam hal pelayanan distribusi air bersih kepada pelanggan. Hal ini dikarenakan dalam pelayanannya masih belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal kebutuhan air bersih di wilayah Kuta Selatan secara menyeluruh. Hal tersebut perlu ditingkatkan agar tercipta kualitas pelayanan yang prima kepada pelanggan.

(16)

xi ABSTRACT

PDAM Tirta Mangutama is public service who provides managing water clean for community interest in Badung region. PDAM Tirta Mangutama also provides managing water clean in Kuta Selatan, Badung region, which this area having problems within distributed water clean for community. Because of that problems, it is important for increasing public service quality and looking factors and the challenges that inhibitied the better public service quality. In this research, using qualitative descriptive method which is doing data collect with observation and interview also linked with the theory and concept that have been done before. Theory used in this research including public administration theory and focused on service quality concept by Levinne (1990) also customer satisfaction by Freddy Rangkuti (2006). According to Levinne (1990), responsiveness, responsibility, accountability are used for increasing service quality. While according to Freddy Rangkuti (2006) the factors that implied customer satisfaction are value, competitiveness, customer opinions, service stages, and service moments. This factors will be link with PDAM Tirta Mangutama services to customers in Kuta Selatan. The conclusion from this research will be showing that should increasing service quality from PDAM Tirta Mangutama in Kuta Selatan like services for water clean distribution to customers. This is because the services still doesn’t fullfil the demand from around society in Kuta Selatan, so urgently needing for increase service quality became better to customers.

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur

pemerintah terkait pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar masyarakat

dalam pelaksanaanya masih beum optimal, kinerja dari penyelenggara layanan

publik tersebut belum seperti yang diharapkan oleh publik. Masyarakat sebagai

pengguna layanan publik mengharapkan pelayanan yang prima dan memuaskan,

sehingga instansi pemerintah perlu memperbaiki kinerja organisasi untuk

memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat.

Air sebagai kebutuhan dasar manusia sesuai dengan UU No. 7 Tahun 2004

tentang sumber daya air menyebutkan bahwa pemerintah daerah sebagai penyedia

pelayanan publik menyediakan kebutuhan dasar tersebut melalui Badan Usaha

Milik Daerah (BUMD). Begitupun dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung

menyelenggarakan pelayanan publik tersebut melalui Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Tirta Mangutama.

PDAM Tirta Mangutama merupakan penyelenggara pelayanan publik

yang memiliki peranan dalam pengelolaan air bersih bagi kepentingan masyarakat

di wilayah Kabupaten Badung. Sebagai salah satu BUMD di Kabupaten Badung,

PDAM Tirta Mangutama perlu memberikan pelayanan yang prima dalam upaya

(18)

2

PDAM merupakan instansi pemerintah sebagai operator penyedia layanan yang

secara langsung berhubungan dengan masyarakat (publik).

Upaya PDAM Tirta Mangutama dalam memberikan pelayanan yang prima

kepada masyarakat terus dilaksanakan, namun masih terjadi permasalahan dan

kendala yang dihadapi oleh PDAM Tirta Mangutama dalam memberikan

layananya menyangkut produksi dan distribusi air bersih di Kabupaten Badung.

Hal ini tidak terlepas dari kondisi geografis Kabupaten Badung yang cukup luas

yaitu mencapai 418,52 Km2, serta topografi alam yang berbeda antar wilayah

Badung Utara dangan Badung Selatan sehingga hal tersebut juga mempengaruhi

kualitas pelayanan air yang ada di masing-masing wilayah tersebut.

Untuk kapasitas produksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta

Mangutama saat ini adalah 1.210 liter/detik. Sedangkan tingkat kebutuhan untuk

air bersih setidaknya akan mencapai 1.700 liter/detik. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa Kabupaten Badung akan kekurangan kurang lebih 500

liter air bersih/detik.

Berdasarkan laporan dari PDAM Tirta Mangutama dari beberapa sumber

air baku yang terdapat di Kabupaten Badung, sumber air dengan kontribusi

produksi paling besar adalah sungai sebesar 15.946.600 m3 / tahun. Air dari tanah

sebesar 7.987.482 m3/tahun, serta dari sumber mata air sebesar 2.166.104

m3/tahun.

Dari segi penggunaan, air di Kabupaten Badung penggunaannya paling

(19)

3

hotel dengan penggunaan 5.618.801 m3/tahun, sektor industri dengan volume

1.510.096 m3/tahun, serta fasilitas publik dengan volume 1.335.624 m3/tahun.

Data dari PDAM Tirta Mangutama memberikan informasi bahwa volume

produksi air bersih PDAM Tirta Mangutama masih lebih besar daripada volume

penggunaan. Tapi hal tersebut tidak menjamin kebutuhan masyarakat sudah

terpenuhi. Karena jumlah penduduk yang terus bertambah, sedangkan sumber air

bersih yang terus berkurang. Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan

ketersediaan air bersih ini menimbulkan banyak permasalahan, khususnya

menyangkut pelayanan distribusi kepada publik yang tidak akan optimal dan

dapat mempengaruhi suplai air bersih untuk seluruh wilayah di Kabupaten

Badung.

Salah satu wilayah pelayanan PDAM Tirta Mangutama dalam

memberikan pelayanan air bersih, yaitu di Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten

Badung. Di wilayah ini sering mengalami permasalahan dalam pelayanan

distribusi air bersih serta pemasangan sambungan baru. Hal ini menyebabkan

masyarakat menjadi kurang puas dengan pelayanan PDAM Tirta Mangutama.

Seperti diwartakan dalam media elektronik sinarpos.com, krisis air bersih di

Badung Selatan, di daerah Sawangan, Kelurahan Benoa menjadi permasalahan

yang hingga bertahun-tahun belum teratasi. Warga di kawasan tersebut harus

membeli air dengan tangki untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dalam jangka

waktu yang cukup lama karena seringnya air mati di daerah tersebut.

Senada dengan hal tersebut warga Pecatu pun juga mengalami

(20)

4

dengan pelayanan PDAM Tirta Mangutama. Seperti yang diwartakan dalam

media balipost.co.id, yang menyatakan bahwa pesatnya pembangunan sektor

pariwisata di kawasan Pecatu, Kuta Selatan ternyata belum sepenuhnya diimbangi

dengan ketersediaan infrastruktur, khususnya layanan air bersih untuk masyarakat

setempat. Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya ratusan Kepala Keluarga di

wilayah tersebut yang belum tersentuh layanan air bersih dari PDAM Tirta

Mangutama.

Infrastruktur pendukung seperti pemasangan sambungan baru pipa ke

warga dan pelayanan pelanggan baru juga menjadi kendala di Kuta Selatan. Salah

satu daerah yang mengalami terdapat di daerah Kutuh. Hal ini dimuat dalam

denpostnews.com yang mewartakan terdapat keluhan dari warga Desa Kutuh

terkait dengan susahnya mengamprah sambungan baru PDAM dan proses

pelayanannya yang cukup lama yang dirasakan oleh masyarakat yang ingin

menjadi pelanggan baru PDAM.

Berdasarkan beberapa uraian permasalahan pada latar belakang diatas

dapat diketahui terdapat problematika dalam pelayanan PDAM Tirta Mangutama

Kabupaten Badung dalam pendistribusian air bersih di Kecamatan Kuta Selatan,

yang menyebabkan masyarakat menjadi kurang puas dengan pelayanan PDAM

Tirta Mangutama. Studi penelitian ini bersifat mendesak karena menyangkut

proses pelayanan PDAM Tirta Mangutama sebagai operator pelayanan publik

yang bergerak dalam bidang penyediaan kebutuhan dasar berupa air bersih kepada

masyarakat di Kabupaten Badung, khususnya di Kecamatan Kuta Selatan.

(21)

5

penelitian: Evaluasi Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta

Mangutama dalam Peningkatan Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Kecamatan

Kuta Selatan, Kabupaten Badung).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana bentuk Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta

Mangutama dalam rangka Peningkatan Kepuasan Pelanggan di Kecamatan Kuta

Selatan, Kabupaten Badung?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti membatasi atau memfokuskan

penelitian ini pada evaluasi pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirta Mangutama dalam peningkatkan kepuasan pelanggan di Kecamatan Kuta

Selatan, Kabupaten Badung. Informan atau narasumber yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah para pegawai PDAM Tirta Mangutama serta

pelanggan di daerah Kuta Selatan yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian

ini diharapkan dapat menjelaskan mengenai pelayanan PDAM Tirta Mangutama

dalam peningkatan kepuasaan pelanggan di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten

Badung. Pemilihan lokasi penelitian serta informan yang digunakan dalam

penelitian ini didasarkan pada keterbatasan waktu dan biaya dalam penelitian ini

namun diharapkan dapat memberikan informasi yang empiris terkait dengan

(22)

6

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai adalah :

Mengetahui Upaya Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Tirta Mangutama dalam Peningkatan Kepuasan Pelanggan di Kecamatan Kuta

Selatan, Kabupaten Badung.

1.5 Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat yakni:

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta pertimbangan

bagi Pemerintah Daerah dalam evaluasi pelayanan perusahaan daerah air

minum.

b. Diharapkan menghasilkan informasi yang dapat menjelaskan kepada

masyarakat mengenai pelaksanaan layanan perusahaan daerah air minum.

c. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan bagi

peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti terkait evaluasi pelayanan

perusahaan daerah air minum dalam peningkatan kepuasan pelanggan air

(23)

7

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Dapat mengetahui bagaimana evaluasi pelayanan perusahaan daerah air

minum dalam peningkatan kepuasan pelanggan air bersih di kecamatan

kuta selatan.

b. Serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi oleh

perusahaan daerah air minum dalam peningkatan kepuasan pelanggan air

bersih.

1.6 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan; pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang

masalah yang mendorong penelitian tentang Evaluasi Pelayanan Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama dalam Peningkatan Kepuasan

Pelanggan di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung yang berisikan latar

belakang pembuatan masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka; pada bab ini berisikan kajian pustaka sebagai

acuan dari studi sebelumnya, teori dan konsep penelitian ini yaitu Teori

Administrasi Publik, Konsep Pelayanan Publik, Konsep Kualitas Pelayanan,

Konsep Kepuasan Pelanggan, Konsep Evaluasi, serta kerangka pemikiran sebagai

acuan yang relevan dalam mengambarkan alur pemikiran berkaitan dengan

(24)

8

Bab III Metodologi Penelitian; pada bab ini berisikan jenis penelitian,

sumber data, unit analisis, teknik penentuan informan, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data, dan teknik penyajian data dari penelitian.

Bab IV Pembahasan; pada bab ini berisikan gambaran umum dari objek

penelitian serta hasil temuan dan analisa penelitian yang mengkaji terkait

pelayanan PDAM Tirta Mangutama kepada pelanggan di Kuta Sealatan.

Bab V Penutup ; pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari

pembahasan dan memberikan saran yang berakitan dengan permasalahan

(25)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

Pelayanan publik dalam sektor pelayanan air bersih seringkali terdapat

berbagai dinamika dalam pengelolaannya tentunya disebabkan oleh berbagai

faktor, baik secara internal maupun eksternal. Sejalan dengan kondisi tersebut

banyak penelitian yang mengkaji pelaksanaan pelayanan publik dalam sektor

pelayanan air bersih. Oleh karena itu penulis mengambil beberapa penelitian yang

mendukung atau menjadi acuan yang terkait dengan penulis kaji mengenai

Evaluasi Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama dalam

Peningkatan Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Kecamatan Kuta Selatan,

Kabupaten Badung) yang belum dikaji sebelumnya. Adapun penelitian

sebelumnya, yaitu :

Penelitian yang dilakukan oleh Eko J, Mardiyono, Nurani dalam jurnal

yang berjudul “Implementasi Kebijakan Paten (Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan) Dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pada

Pelayanan e-KTP Di Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo)”. Berdasarkan hasil

penelitian ini, Implementasi kebijakan PATEN yang telah dianalisis dengan

model implementasi kebijakan Edward III, bahwa secara umum dapat terlaksana

dengan baik yaitu pada komunikasi, disposisi dan sumber daya, namun pada

struktur birokrasi masih terdapat kendala yang menyebabkan proses penerbitan

(26)

10

PATEN pada Pelayanan e-KTP untuk saat ini belum dapat dirasakan oleh

masyarakat.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Eko J, Mardiyono, Nurani

dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama-sama memiliki tujuan

untuk memaparkan upaya meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka

pelayanan publik kepada masyarakat. Yang membedakan kedua penelitian ini

adalah lokasi penelitian ini berbeda dan kajian yang diteliti oleh Eko J,

Mardiyono, Nurani dalam penelitiannya yang meneliti terkait pelayanan publik

dalam implementasi kebijakan PATEN dalam pelayanan e-KTP di Kecamatan

Krian. Sedangkan penulis mengkaji tentang pelayanan PDAM dalam memberikan

layanan kepada pelanggan. Dalam penelitian ini penulis juga mengeksplorasi

kendala-kendala yang dihadapi dari PDAM Tirta Mangutama Kabupaten Badung

dalam memberikan layanan air bersih di Kecamatan Kuta Selatan.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Yuliarmi dan Riyasa dalam jurnal yang

berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

Terhadap Pelayanan PDAM Kota Denpasar”. Hasil penelitian menunjukan bahwa

Tingkat kepuasan pelanggan PDAM Kota Denpasar yang diukur berdasarkan

kontinuitas air berada dalam kategori tingkat kepuasan rendah, pencatatan meter

air berada dalam kategori tingkat kepuasan sedang, lokasi pembayaran berada

dalam kategori tingkat kepuasan tinggi, dan kecepatan penanganan keluhan

berada dalam kategori tingkat kepuasan rendah.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Yuliarmi dan Riyasa dengan

(27)

11

memaparkan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan

PDAM. Yang membedakan kedua penelitian ini adalah lokasi penelitian ini

berbeda dan penelitian yang dilakukan oleh Yuliarmi dan Riyasa ini memaparkan

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan yang diukur

melalui 5 indikator parasuraman yakni bukti langsung (tangibles), keandalan

(reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati

(emphaty). Sedangkan penulis memaparkan terkait pelayanan air bersih oleh

PDAM Tirta Mangutama di Kuta Selatan dengan menggunakan indikator Freddy

Rangkuti yakni Nilai, Daya saing, Persepsi pelanggan, Tahap pelayanan, Momen

pelayanan (Situasi pelayanan).

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Sutrisna S dan Muchlis dalam jurnal

yang berjudul “Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar”. Hasil Penelitian

menunjukan Tingkat signifikansi koefisien korelasi satu sisi dari output (diukur

dari probabilitas) menghasilkan angka 0,001 atau praktis 0. Oleh karena

probabilitas jauh dibawah 0,05, maka korelasi antara Kepuasan pelanggan dengan

Kualitas Pelayanan sangat nyata maka hipotesis 1 yang menyatakan service

quality berpengaruh positif pada kepuasan pelanggan dapat didukung. Dari hasil

yang diperoleh dari hipotesis 2 tidak dapat didukung karena nilai Reliability

adalah -0,069 berarti bahwa bila perusahaan meningkatkan dimensi reliability

justru akan menurunkan kepuasan pelanggan sebesar 6,9%. Secara umum kinerja

penyampaian pelayanan PDAM melalui skala servqual dapat dikatakan cukup

(28)

12

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Sutrisna S dan Muchlis dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sama-sama memiliki tujuan untuk

memaparkan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan kepuasan

masyarakat. Yang membedakan kedua penelitian ini adalah lokasi penelitian ini

berbeda dan metode penelitian yang digunakan oleh Sutrisna S dan Muchlis adalh

metode penelitian kuantitatif dalam penelitiannya sedangkan penulis

menggunakan metode penelitian kualitatif dalam penelitian ini.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Latif dalam jurnal yang berjudul

“Implementasi Pelayanan Jasa Air Minum Di Kantor Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Cabang Sebulu Kabupaten Kutai Kartanegara”. Berdasarkan

penelitian ini, menyatakan bahwa Pada pelayanan pembayaran rekening,masih

banyak pelanggan yang suka membayar rekening pada akhir bulan sehingga

terjadi penumpukan antrian. Sehingga pegawai loket tidak bisa memberikan

pelayanan secara maksimal. Pada pelayanan pemasangan sambungan baru dan

pelayanan gangguan memiliki masalah yang sama yaitu pada stok peralatan ,ada

kalanya dipergudangan kehabisan stok peralatan, sehingga pelayanan menjadi

terganggu. Pada Pelayanan pemasangan sambungan baru,gangguan,dan

pembayaran rekening sudah lumayan berjalan dengan baik walaupun masih ada

banyak kekurangan terutama pada bagian pelayanan pembayaran rekening.

Disetiap bagian pelayanan memiliki fasilitas yang kurang lengkap sehingga

menghambat pelayanan.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Latif dengan penelitian yang

(29)

13

terkait kualitas pelayanan PDAM dalam pemberian jasa air minum kepada

masyarakat. Yang membedakan kedua penelitian ini adalah lokasi penelitian ini

berbeda serta penelitian yang dilakukan oleh Latif menggunakan empat prinsip

pelayanan publik yaitu Prinsip Kesederhanaan, Prinsip Kejelasan, Prinsip

Kepastian waktu, dan Prinsip Kemudahan akses. Sedangkan penulis

menggunakan indikator dari Levinne yaitu Responsiveness, Responsibility, dan

Accountability dalam penelitian ini.

Penelitian terkait dilakukan oleh Rezha, Rochmah, Siswidiyanto dalam

jurnal yang berjudul “Analisis pengaruh kualitas pelayanan publik terhadap

kepuasan masyarakat (Studi tentang pelayanan perekaman Kartu Tanda Penduduk

Elektronik (e-KTP) di Kota Depok)”. Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas

pelayanan memiliki pengaruh positif dalam kepuasan masyarakat 0,758 dengan

tingkat signifikan 95%. Itu berarti bahwa 75,8% kepuasan masyarakat yang

menerima pelayanan perekaman data e-KTP di Depok dapat dipengaruhi oleh

beberapa subvariabel seperti bukti fisik, reliabilitas, daya tanggap, jaminan, dan

empati dan sisanya 24,2% adalah dipengaruhi oleh variabel independen lain yang

belum ditunjukkan dalam penelitian ini. Yang paling berpengaruh dalam

memuaskan masyarakat yang menerima layanan perekaman data e-KTP adalah

reliabilitas, merupakan subvariabel kualitas pelayanan yang dominan

mempengaruhi kualitas masyarakat yang mendapatkan pelayanan perekaman

e-KTP di Kota Depok dengan koefisien regresi sebesar 0.867.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Rezha, Rochmah, Siswidiyanto

(30)

14

untuk memaparkan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan kepuasan

masyarakat. Yang membedakan kedua penelitian ini adalah lokasi penelitian ini

berbeda serta metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan

oleh Fahmi Rezha, Siti Rochmah dan Siswidiyanto adalah metode penelitian

kuantitatif dalam menganalis kepuasan pelanggan. Sedangkan penulis

menggunakan metode penelitian kualitatif dalam menganalisa pelayanan serta

kepuasan pelanggan.

Dari beberapa penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa penelitian tentang

Evaluasi pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama

dalam Peningkatan Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Kecamatan Kuta Selatan

Kabupaten Badung) ini belum pernah diteliti sebelumnya, namun konsep dari

penelitian terdahulu yang juga menganalisis tentang pelaksanaan sistem pelayanan

serta mekanisme kerja dalam pelayanan publik sektor pelayanan air bersih

diharapkan mampu menjadi acuan penulis dalam menyelesaikan penelitian

mengenai Evaluasi Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta

Mangutama dalam Peningkatan Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Kecamatan

Kuta Selatan Kabupaten Badung). Agar nantinya penulis mampu untuk melihat

hasil dari sudut pandang yang berbeda.

2.2 Kerangka Konseptual 2.2.1 Teori Administrasi Publik

Teori administrasi menjelaskan upaya-upaya untuk mendefinisikan fungsi

(31)

15

kepemimpinan yang baik. Penyumbang utama Teori Administrasi adalah seorang

industrial Prancis bernama Henry Fayol. Setiap pemikiran tentang administrasi

dan manajemen selalu diawali dari pemikiran Henry Fayol (1841-1925), dan

Frederick Winslow Taylor (1856-1916). Henry Fayol disebut sebagai bapak

administrasi (father of modern operational management theory), sedangkan

Frederick Winslow Taylor disebut sebagai bapak manajemen ilmiah (father of

scientific management).

Henry Fayol menggunakan pendekatan berdasarkan atas administrative

management (management administrasi) yang berarti suatu pendekatan dari

pimpinan atas sampai pada tingkat pimpinan yang terbawah. Sedangkan Frederick

Winslow Taylor karena pengalamannya berdasarkan analisa atas operative

management (manajemen operatif) yang artinya pendekatan dari bawah ke atas.

Titik beratnya ialah efisiensi dan produktivitas para pelaksananya yang terdapat

pada tingkat bawah.

Henry Fayol memberikan tiga sumbangan besar bagi pemikiran

administrasi dan manajemen, yaitu Aktivitas Organisasi, Fungsi atau Tugas

Pimpinan, dan Prinsip-Prinsip Administrasi atau Manajemen. Selain memberikan

tiga sumbangan besar bagi pemikiran administrasi Henry Fayol juga merumuskan

fungsi administrasi atau fungsi manajemen di antaranya Planning, Organizing,

Commanding, Coordinating, dan Controling. Sedangkan Frederick Winslow

Taylor merumuskan prinsip administrasi dan manajemen, yaitu Planning,

(32)

16

Sejalan dengan perkembangan administrasi publik, pada tahun 1992

kemudian muncul paradigma yang sangat terkenal karena bersifat reformatif yaitu

“Reiventing Government” yang dicetuskan oleh David Osborne dan T. Gaebler

(1992). Reiventing Government juga dikenal sebagai New Public Management

(NPM)yang berkembang di awal tahun 1990-an mentransformasi kinerja pasar ke

dalam sektor publik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintah.

NPM pada dasarnya berprinsip bahwa menjalankan administrasi publik layaknya

sebagaimana menggerakkan sektor bisnis, yang berbasis pada ideology

liberalisme (run government like a business atau market as solution to the ills in

public sector). Dengan tujuan agar birokrasi model lama yang lamban, kaku dan

banyak masalah, siap menjawab tantangan zaman yang masalahnya semakin

berkembang dan kompleks. Karena model birokrasi yang hirarkis-formalistis

menjadi tidak lagi relevan untuk menjawab problem publik di era global.

Dalam pandangan NPM, organisasi pemerintah diibaratkan sebagai

sebuah kapal. Peran pemerintah di atas kapal tersebut hanya sebagai nahkoda

yang mengarahkan laju kapal, bukan mengayuh kapal tersebut. Urusan

kayuh-mengayuh diserahkan pada organisasi di luar pemerintah, yaitu organisasi privat

dan organisasi masyarakat sipil sehingga mereduksi fungsi domestikasi

pemerintah. Tugas pemerintah yang hanya sebagai pengarah memberikan

pemerintah energi ekstra untuk mengurus persoalan domestik dan internasional

yang lebih strategis, misalnya persoalan peningkatan pertumbuhan ekonomi dan

(33)

17

Selanjutnya pada tahun 2003 Janet V. Denhart dan Robert B. Dernhart

memberikan model alternatif yang disebut dengan New Public Service (NPS).

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang demokratis New Public

Service (NPS) menjanjikan perubahan nyata kepada kondisi birokrasi

pemerintahan sebelumnya. Di dalam paradigma ini semua ikut terlibat dan tidak

ada lagi yang hanya menjadi penonton. Pelayanan publik menegaskan bahwa

pemerintah seharusnya tidak dijalankan seperti layaknya sebuah perusahaan tetapi

melayani masyarakat secara demokratis, adil, merata, tidak diskriminatif, jujur,

dan akuntabel. Disini pemerintah harus menjamin hak-hak warga masyarakat, dan

memenuhi tanggungjawab kepada masyarakat dengan mengutamakan

kepentingan warga masyarakat.

New Public Service dianggap sebagai usaha kritikan terhadap paradigma

Old Public Administration dan New Public Management yang dirasa belum

memberikan dampak kesejahteraan dan malah menyebarkan ketidak-adilan dalam

pemberian pelayanan kepada masyarakat. Masyarakat harusnya dianggap sebagai

warga negara dan bukannya client atau pemilih seperti dalam paradigma Old

Public Administration atau customer yang diusung oleh paradigma New Public

Management. Prinsip-prinsip atau asumsi dasar dari Pelayanan Publik Baru (New

Public Service) adalah sebagai berikut :

1. Melayani Warga Negara Bukan Pelanggan (Serves Citizens, Not

Costumer); melalui pajak yang mereka bayarkan maka warga negara

(34)

18

2. Mengutamakan Kepentingan Publik (Seeks the Public Interest);

kepentingan publik seringkali berbeda dan kompleks, tetapi negara

berkewajiban untuk memenuhinya. Negara tidak boleh melempar

tanggung-jawabnya kepada pihak lain dalam memenuhi kepentingan

publik.

3. Kewarganegaraan Lebih Berharga atau Bernilai dari Pada Kewirausahaan

(Value Citizenship over Entrepreneurship); kewirausahaan itu penting,

tetapi warga negara berada di atas segala-galanya.

4. Berpikir Strategis dan Bertindak Demokratis (Think Strategically, Act

Democratically); pemerintah harus mampu bertindak cepat dan

menggunakan pendekatan dialog dalam menyelesaikan persoalan publik.

5. Menyadari bahwa Akuntabilitas Tidaklah Mudah (Recognize that

Accountability Isn’t Simple); pertanggungjawaban merupakan proses yang

sulit dan terukur sehingga harus dilakukan dengan metode yang tepat.

6. Melayani dari pada Mengarahkan (Serve Rather than Steer); fungsi utama

pemerintah adalah melayani warga negara bukan mengarahkan.

7. Menghargai Manusia tidah hanya sekedar Produktivitas (Value People,

Not just Productivity); kepentingan masyarakat harus menjadi prioritas

meskipun bertentangan dengan nilai-nilai produktivitas.

2.2.1.1 Pergeseran paradigma pelayanan publik

Pergeseran atau perubahan penyelenggaraan pemerintahan dari

(35)

19

(Kepemerintahan yang baik), New Public Management (Manajemen Publik Baru)

ke New Public Service (Pelayanan Publik Baru), merupakan pergeseran jati diri

pemerintahan modern untuk memenuhi tuntutan keinginan dan kebutuhan publik

menjadi murah, tepat waktu, puas, dan bahagia lahir batin. Salah satu aspek yang

penting untuk diatur dalam penyelenggaraan pelayanan publik adalah standar

pelayanan. Dengan adanya standar pelayanan, akan sangat menjamin akses yang

sama dari setiap warga negara untuk mendapatkan pelayanan dari penyelenggara

negara.

(36)

20

Dalam model new public service, pelayanan publik berlandaskan pada

teori demokrasi yang mengajarkan adanya persamaan hak di antara warga

negara. Kepentingan publik dirumuskan sebagai hasil dialog yang emansipatoris

dan partipatoris dari berbagai nilai dan aspirasi yang berkembang di

masyarakat. Kepentingan publik bukan dibakukan oleh elite politik seperti yang

tertuang dalam aturan-aturan. Birokrasi yang memberikan pelayanan publik

harus berorientasi dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Peranan

pemerintah adalah melakukan negosiasi dan menggali berbagai kepentingan dari

warga negara dan berbagai kelompok komunitas yang ada. Dalam model ini,

birokrasi publik bukan sekadar harus akuntabel pada berbagai aturan hukum,

tetapi juga harus akuntabel pada nilai-nilai yang ada dalam masyarakat, norma

politik yang berlaku, standar profesional, dan kepentingan warga negara. Itulah

serangkaian konsep pelayanan publik yang ideal di era demokrasi.

2.2.2 Konsep Pelayanan Publik

Pelayanan publik tidak terlepas dari kepentingan umum, yang menjadi

(37)

21

setiap manusia, dapat juga dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan

dengan kehidupan manusia. Pelayanan merupakan suatu pemecahan permasalahan

antara manusia sebagai konsumen dan perusahaan sebagai pemberi atau

penyelenggara pelayanan. Maka Gronroos mendefinisikan pelayanan sebagai

suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak

dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen

dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi

pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan permasalahan pelanggan.

Berdasarkan pendapat diatas jelas disebutkan bahwa ciri pokok

pelayanan adalah tidak kasat mata (tidak dapat diraba) dan melibatkan upaya

manusia (karyawan) atau peralatan lain yang disediakan oleh perusahaan

penyelenggara pelayanan. Jadi, pelayanan merupakan serangkaian aktivitas yang

tidak dapat diraba dan terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara pemberi

pelayanan dan yang diberi pelayanan.

Selain definisi pelayanan di atas Kotler pun ikut mendefinisikan

pelayanan pelayanan sebagai kegiatan yang menguntungkan dalam suatu

kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak

terikat pada suatu produk secara fisik (Kotler dalam Lukman, 2000:8). Definisi

pelayanan menurut Kotler jelas bahwa pelayanan adalah suatu kumpulan atau

kesatuan yang melakukan kegiatan menguntungkan dan menawarkan suatu

kepuasan meskipun hasilnya secara fisik tidak terikat kepada produk.

Sedangkan publik dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996) berarti

(38)

22

diartikan sebagai sekelompok orang yang dihadapkan pada suatu permasalahan,

berbagi pendapat mengenai cara pemecahan persoalan tersebut, dan terlibat dalam

diskusi mengenai persoalan itu.

Pelayanan publik menurut Kurniawan (2005:4) adalah sebagai pemberian

layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada organisasi itu sebagai aturan pokok dan tata cara yang telah

ditetapkan. Selanjutnya menurut Kepmenpan No.63/KEP/M.PAN/7/2003,

pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerimaan

pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.

Berdasarkan definisi dari para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa

pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi

langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

menyediakan kepuasan pelanggan.

2.2.3Konsep Kualitas Pelayanan

Kualitas Pelayanan atau bisa disebut juga kualitas jasa berpusat pada

upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan

penyampaiannya untuk dapat mengimbangi harapan para pelanggan atau

konsumen. Kata “kualitas” mengandung banyak pengertian menurut Kamus

Bahasa Indonesia, kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat atau taraf

(kepandaian, kecakapan, dsb), atau mutu. Konsep kualitas pelayanan dapat

(39)

23

yang dimainkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, dan

mengevaluasi suatu produk maupun pelayanan yang diharapkan dapat memuaskan

kebutuhan mereka. Menurut Ibrahim (2008:22), kualitas pelayanan publik

merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses dan lingkungan dimana penilaian kualitasnya di tentukan pada

saat terjadinya pemberian pelayanan publik tersebut.

Organisasi pelayanan publik mempunyai ciri public accountability,

dimana setiap warga negara mempunyai hak untuk mengevaluasi kualitas

pelayanan yang mereka terima. Adalah sangat sulit untuk menilai kualitas suatu

pelayanan tanpa mempertimbangkan peran masyarakat sebagai penerima

pelayanan dan aparat pelaksana pelayanan itu. Evaluasi yang berasal dari

pengguana pelayanan, merupakan elemen pertama dalam analisis kualitas

pelayanan publik. Elemen kedua dalam analisis adalah kemudahan suatu

pelayanan dikenali baik sebelum dalam proses atau setelah pelayanan itu

diberikan.

Kualitas sering kali diartikan sebagai segala sesuatu yang memuaskan

pelanggan atau sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan. Menurut Instruksi

Presiden Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu

Pelayanan, dinyatakan bahwa hakekat pelayanan umum adalah:

1. Meningkatkan mutu produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi

(40)

24

2. Mendorong upaya mengefektifkan sistem tata laksana pelayanan, sehingga

pelayanan umum dapat diselenggarakan secara berdaya guna dan berhasil

guna.

3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa, dan peran serta masyarakat

dalam pembangunan serta dengan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

luas.

Oleh karena itu dalam pelayanan publik harus mengandung unsur-unsur

dasar sebagai berikut:

1. Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun pelayanan umum harus jelas dan

diketahui secara pasti oleh masing-masing pihak.

2. Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus disesuaikan dengan

kondisi kebutuhan dan kemampuan masyarakat untuk membayar

berdasarkan ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku dengan tetap

berpegang teguh pada efisiensi dan efektivitas.

3. Kualitas, proses dan hasil pelayanan umum harus diupayakan agar dapat

memberi keamanan, kenyamanan, kepastian hukum yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Keberhasilan sebuah perusahaan dalam memberikan pelayanan yang

berkualitas dapat ditentukan dengan pendekatan service quality yang telah

dikembangkan oleh Parasuraman, Berry dan Zeithalm (dalam Lupiyoadi,

2010:135). Kualitas pelayanan dikelompokkan kedalam lima dimensi oleh

(41)

25

1. Bukti Langsung (Tangible) yaitu sebagai fasilitas yang yang dapat dilihat

dan digunakan perusahaan dalam upaya memenuhi kepuasan pelangan,

seperti: gedung kantor, peralatan kantor, penampilan karyawan dan

lain-lain.

2. Keandalan (Reliability) yaitu kemampuan memberikan pelayanan kepada

pelanggan sesuai dengan yang diharapkan, seperti: kemampuan dalam

menempati janji, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan

untuk meminimunkan kesalahan.

3. Daya Tanggap (Responsiveness) yaitu sebagai sikap tanggap, mau

mendengarkan dan merespon pelanggan dalam upaya memuaskan

pelangan, misalnya mampu memberikan informasi secara benar dan tepat,

tidak menunjukkan sikap sibuk dan mampu memberikan pertolongan

dengan segera.

4. Jaminan (Assurance) yaitu kemampuan karyawan dalam menimbulkan

kepercayaan dan keyakinan pelanggan melalui pengetahuan, kesopanan,

serta menghargai perasaan pelanggan.

5. Kepedulian/Empati (Emphaty) yaitu kemampuan atau kesediaan karyawan

memberikan perhatian yang bersifat pribadi, seperti bersikap ramah,

memahami kebutuhan dan peduli kepada pelanggannya.

Sementara itu menurut Lenvine (1990), dalam rangka meningkatkan

kualitas pelayanan, ada tiga dimensi dan indikator yang harus diperhatikan antara

(42)

26

1. Responsiveness (responsivitas), indikator ini mengukur daya tanggap

providers terhadap harapan, keinginan dan aspirasi serta tuntutan

pelanggan (customers).

2. Responsibility (responsibilitas), indikator ini menunjukkan seberapa jauh

proses pemberian pelayanan publik itu dilakukan dengan tidak melanggar

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

3. Accountability (akuntabilitas), indikator ini menunjukkan seberapa besar

tingkat kesesuaian antara penyelenggaraan pelayanan dengan

ukuran-ukuran eksternal yang ada di masyarakat dan dimiliki oleh stakeholders,

seperti nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

Indikator dan dimensi yang dikemukakan diatas mengenai kualitas

pelayanan dapat disimpulkan bahwa, penyedia pelayanan sangat berperan penting

dalam hal ini pemberi kepuasan bagi pelanggan atau masyarakat penerima

layanan. Karena kinerja dan kesopanan dari pemberi pelayanan, seperti

penyampaian yang baik untuk memberikan kepuasan pelayanan bagi pelanggan

sangat dibutuhkan karena dapat dinilai langsung oleh para pelanggan dalam

menerima pelayanan yang akan diberikan.

Kualitas Pelayanan merupakan suatu senjata ampuh dalam keunggulan

bagi perusahaan ataupun organisasi, terutama dalam bidang pelayanan. Oleh

karena itu keberasilan suatu perusahaan atau organisasi pelayanan sangat

dipengaruhi oleh bagaimana perusahaan tersebut memberikan kepuasan kepada

pelanggan, baik internal maupun eksternal. Artinya perusahaan ataupun organisasi

(43)

27

sebagai konsumen jasa (eksternal), agar dapat lebih efektif dan efisien untuk

menjalankan kegiatan pemberian dan menyediakan jasa maupun produk yang

berkualitas sesuai dengan harapan pelanggan. Dilain pihak, organisasi sebagai

suatu sistem juga harus memberikan kesejahteraan kepada pelanggan internal

dalam hal ini karyawan sebagai produsen jasa.

2.2.4 Konsep Kepuasan Pelanggan.

Kepuasan ialah perasaan puas, senang ataupun kecewa seseorang yang

berasal dari perbandingan antara pandangannya terhadap kinerja pelayanan atau

hasil suatu produk dan juga harapan-harapannya. Jika kinerja berada dibawah

harapan pelanggan akan merasa tidak puas, jika kinerja memenuhi harapan

pelanggan akan puas, dan apabila kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan

merasa amat puas dan juga senang.

Kepuasan menurut Kamus Besar Indonesia adalah puas, merasa senang,

perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Definisi

Kepuasan pelanggan dikemukakan menurut Kottler (1997:24) bahwa “Kepuasan

Pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah

membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu

produk dan harapan-harapannya”.

Pendapat Kotler tersebut dapat disimpulkan bahwa pelanggan akan

merasa puas jika harapan mereka dapat terpengaruh dan merasa amat gembira

kalau harapan mereka bisa terpenuhi. Harapan manusia adalah

(44)

28

handi Irawan (2003:174) mendefinisikan mengenai kepuasan pelanggan

disebutkan bahwa Kepuasan Pelanggan ialah hasil yang dicapai ketika

keistimewaan produk merespon kebutuhan pelanggan. Adanya kekurangan dari

penyampaian jasa dapat menyebabkan pelanggan merasa tidak puas sehingga

menimbulkan reaksi, seperti complain kepada pemberi pelayanan. Pada dasarnya

pengertian Kepuasan pelanggan mencangkup perbedaan antara tingkat

kepentingan dan kinerja yang dirasakan. Engel dan Pawitra (1993:15) dalam

Freddy Rangkuti menjelaskan bahwa pengertian tersebut dapat diterapkan dalam

penilaian kepuasan atau ketidakpuasan terhadap satu perusahaan atau jasa tertentu

karena keduanya berkaitan erat dalam konsep kepuasan pelanggan.

2.2.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan

Menurut Freddy Rangkuti, 2006 ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kepuasan pelanggan, antara lain Nilai, Daya saing, Persepsi pelanggan, Tahap

pelayanan, dan Momen pelayanan (Situasi pelayanan).

a. Nilai adalah manfaat dari suatu produk atau jasa, yang didasarkan pada

persepsi pelanggan atas apa yang telah diterima oleh pelanggan dan yang

telah diberikan oleh produk atau jasa tersebut. Semakin bernilai suatu produk,

semakin bertambah pula kebutuhan pelanggan yang dapat dipenuhi oleh

produk itu.

b. Daya saing, Suatu produk mempunyai daya saing bila keunikan dan kualitas

pelayanan disesuaikan dengan manfaat serta pelayanan yang dibutuhkan oleh

(45)

29

c. Persepsi pelanggan, Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana individu

memilih mengorganisasikan, serta mengartikan stimulus yang diterima

melalui alat inderanya menjadi suatu makna. Presepsi dengan pelanggan

terhadap produk/jasa berpengaruh terhadap tingkat kepentingan pelanggan,

kepuasan pelanggan dan nilai.

d. Tahap pelayanan, Ketidakpuasan yang diperoleh pada tahap awal pelayanan

menimbulkan persepsi berupa kualitas pelayanan yang buruk untuk tahap

pelayanan secara keseluruhan.

e. Momen pelayanan (Situasi pelayanan), Persepsi pelanggan terhadap suatu

pelayanan ditentukan oleh pelayanan proses pelayanan lingkungan fisik

dimana pelayanan diberikan.

2.2.5 Konsep Evaluasi

Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,

organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak

akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan,

pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa

Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu

evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000 :

220). Sedangkan menurut pengertian istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang

terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan

instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh

(46)

30

Pemahaman mengenai pengertian evaluasi dapat berbeda-beda sesuai

dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Menurut

Stufflebeam dalam Lababa (2008), evaluasi adalah “the process of delineating,

obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives,"

Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan

menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif

keputusan. Masih dalam Lababa (2008), Worthen dan Sanders mendefenisikan

“evaluasi sebagai usaha mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang

berharga tersebut dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta

alternatif prosedur tertentu”.

Evaluasi meliputi mengukur dan menilai yang digunakan dalam rangka

pengambilan keputusan. Hubungan antara pengukuran dan penilaian saling

berkaitan. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan

atau atas dasar ukuran atau kriteria tertentu (meter, kilogram, takaran dan

sebagainya), pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian berarti menilai sesuatu.

Sedangkan menilai itu mengandung arti, mengambil keputusan terhadap sesuatu

yang berdasarkan pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau

bodoh dan sebagainya. Dan penilaian bersifat kualitatif. Hal ini sejalan dengan

apa yang dikemukakan oleh Arikunto (2009:3) bahwa mengukur adalah

membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (bersifat kuantitatif), menilai adalah

mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (bersifat

(47)

31

Menurut Djaali dan Pudji (2008 : 1), evaluasi dapat juga diartikan sebagai

“proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan

yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang

dievaluasi”. Sedangkan Ahmad (2007 : 133), mengatakan bahwa “evaluasi

diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan,

kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, obyek, dll.) berdasarkan kriteria

tertentu melalui penilaian”.

Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan

kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria namun dapat

pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru

membandingkannya dengan kriteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu

melalui proses mengukur baru melakukan proses menilai tetapi dapat pula

evaluasi langsung melalui penilaian saja. Hal ini sejalan dengan apa yang

dikemukakan Crawford (2000:13), mengartikan penilaian sebagai suatu proses

untuk mengetahui/menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu

program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan.

Dari pengertian-pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan

beberapa ahli di atas, dapat ditarik benang merah tentang evaluasi yakni evaluasi

merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh

mana keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat

dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut. Karenanya, dalam

(48)

32

efisiensi. “Efektifitas merupakan perbandingan antara output dan inputnya

sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan output

(49)

33

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

NEW PUBLIC SERVICES

KEBUTUHAN AIR BERSIH DI WILAYAH KECAMATAN KUTA

SELATAN

PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM)

TIRTA MANGUTAMA

INDIKATOR KUALITAS PELAYANAN

1. Responsiveness (Responsivitas)

2. Responsibility (Responsibilitas)

3. Accountability (Akuntabilitas)

Lenvinne (1990)

KEPUASAN PELANGGAN PDAM TIRTA MANGUTAMA KECAMATAN KUTA SELATAN

1. Nilai. 2. Daya Saing. 3. Persepsi Pelanggan.

4. Tahap Pelayanan dan Momen Pelayanan

(50)

34

Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Mangutama Kabupaten

Badung di wilayah Kecamatan Kuta Selatan memang sering mengalami

gangguan. Hal ini menyebabkan pelayanan air bersih di wilayah tersebut tidak

sesuai dengan harapan masyarakat sebagai pengguna PDAM. Masyarakat

mengeluhkan lambatnya pelayanan menyebabkan masyarkat menjadi kurang puas

terhadap kinerja pelayanan PDAM Tirta Mangutama itu sendiri. Oleh karena itu

diharapkan penyelenggaran pelayanan publik dalam hal ini PDAM Tirta

Mangutama dalam penyedian Air bersih diharapkan mampu memberikan

pelayanan yang optimal agar masyarakat dapat menikmati pelayanan yang baik.

Terlebih lagi kepuasan pelanggan merupakan salah satu komponen dari standar

pelayanan publik.

Berdasarkan kondisi inilah maka perlu suatu kajian guna mengetahui

pelayanan PDAM Tirta Mangutama tersebut. Untuk menganalisa kualitas

pelayanan tersebut, penulis menggunakan teori administrasi publik dalam hal ini

pada New Public Services dengan menekankan pada konsep Kualitas Pelayanan

yang meliputi Responsiveness, Responsibility dan Accountability sebagai aspek

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Ada tiga tahapan dalam memberikan informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga yaitu yang pertama melakukan asessmen/ identifikasi tentang kebutuhan edukasi yang akan dilakukan,

4) Bab IV ngadeskripsikeun hasil tina panalungtikan, diantarana waé pembahasan ngeunaan kondisi sosial budaya Désa Tanjungwangi, déskripsi kapamalian di wilayah

Beberapa kelebihan yang diperoleh petani dengan pola kemitraan antara lain : petani mendapatkan pembinaan yang intensif mulai dari pembibitan sampai dengan pasca panen dari

• Sasaran Strategis: Pengembangan Pendidikan Tinggi Vokasi Industri Berbasis Kompetensi Menuju Dual System, dengan indikator Kinerja Utama yaitu Prosentase

Kolam 3 merupakan kolam lanjutan dari kolam 1 dan 2 yang berfungsi sebagai sediment pond atau pengendap awal sehingga partikel padatan yang masuk ke kolam 3 kecil karena

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pranata et all, (2012) menyebutkan bahwa, Komite Audit memiliki pengaruh yang positif terhadap penghindaran pajak, sedangkan menurut

Banyaknya stasiun televisi di Indonesia mau tidak mau menyebab- kan persaingan sengit antarmedia televisi, stasiun televisi manakah yang akan memenangkan persaingan merebut

10 Jumlah perjalanan wisatawan nusantara (juta perjalanan) 11 Jumlah pengeluaran wisatawan nusantara (Triliun Rupiah) 12 Jumlah tenaga kerja di sektor pariwisata yang