NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
TUGAS AKHIR
Diajuka
Oleh :
GIGA PRADIKTA NPM. 0634015041
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2010
SIMULASI DYNAMIC ROUTING DENGAN PROTOKOL OPEN
SHORTEST PATH FIRST DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
Disusun Oleh :
GIGA PRADIKTA NPM. 0634015041
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang II Tahun Akademik 2010/2011
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Achmad Junaidi,S.Kom Abdullah Fadil,S.Kom NPT. 279 030 440 197 NPT. 278 060 450 192
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur
ii
Puji syukur yang teramat dalam, penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, atas semua karunia dan petunjuk-Nya sehingga dengan segala keterbatasan
yang dimiliki penulis, akhirnya laporan tugas akhir ini dapat penulis selesaikan.
Penyusunan laporan tugas akhir ini diajukan untuk menyelesaikan dan
memenuhi rangkaian kegiatan perkuliahan, dan merupakan salah satu syarat yang
harus ditempuh oleh setiap mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Fakultas
Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur untuk
menyelesaikan studi Sarjana S1 Teknik Informatika.
Tak lupa, kami ucapkan rasa terima kasih yang teramat dalam kepada pihak
PUSKOM Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim dan pihak UPN
“Veteran” Jatim yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melakukan
kegiatan tugas akhir ini. Serta rasa terima kasih penulis yang teramat dalam kepada
Dosen Pembimbing , Bapak Abdullah Fadil,S.Kom dan Bapak Achmad
Junaidi,S.Kom yang telah membimbing penulis dalam kegiatan tugas akhir ini.
Disadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
namun, kami tetap berharap semoga isi dari laporan ini dapat benar-benar berguna
baik untuk penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya, maka dari itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Surabaya, 1 Oktober 2010
iii
Ucapan terima kasih ini saya persembahkan sebagai perwujudan rasa syukur
atas terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih ini saya tujukan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan berkahNya penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini hingga selesai. Dan ada pula
yang lainnya :
1. Bapak Abdullah Fadil, S.Kom dan Bapak Achmad Junaidi,S.Kom selaku Dosen
Pembimbing Laporan Tugas Akhir dan Bapak Basuki Rahmat,S.Si,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika yang telah meluangkan begitu banyak waktu, tenaga dan pikiran serta dengan sabar membimbing penulis dari awal hingga Laporan
Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
2. Dosen Penguji Seminar maupun lisan yang telah meluangkan waktu dalam masa
sidang, terima kasih atas sanggahan dan masukan yang diberikan kepada penulis.
3. Keluarga tercinta, terutama Bapak Ibuku tersayang dan adik-adik ku, terima kasih
atas semua doa, dukungan serta harapan-harapanya pada saat penulis
menyelesaikan Tugas Akhir dan laporan ini. Yang penulis minta hanya doa
restunya, sehingga penulis bisa membuat sesuatu yang lebih baik dari laporan ini.
4. Kawan-kawan jurusan Informatika Sore dan pagi yang telah memberikan
dorongan dan doa, yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima Kasih
yang tak terhingga untuk kalian semua. Icha, Rendra, Fajar, Rama, Nur alip, erik
iv
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR GAMBAR... vi
DAFTAR TABEL... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.6 Metodologi Penelitian... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mengenal Jaringan Komputer………... 6
2.1.1 LAN (Local Area Network)...…... 6
2.1.2 MAN (Metropolitan Area Network)... 7
2.1.3 WAN (Wide Area Network)…………... 7
2.1.4 Internet………... 8
2.1.5 Intranet... 8
2.2 Komponen Jaringan Komputer... 9
2.2.1 NIC (Network Interface Card)... 9
2.2.2 Hub... 10
2.7 Dynamic Host Configuration Protokol (DHCP)... 26
2.8 Protokol Routing... 27
v
2.10.1 Proses Routing... 30
2.10.2 Konektivitas Antar Router... 31
2.10.3 Media Open Shortest Path First (OSPF)... 32
2.10.4 Proses Kerja Open Shortest Path First (OSPF)... 33
2.10.5 Tipe Paket Open Shortest Path First (OSPF)... 37
2.11 EIGRP... 38
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem... 70
3.2 Perancangan Sistem... 72
3.2.1 Deskripsi Umum Sistem... 73
3.2.2 Kondisi Jaringan UPN Jatim... 75
BAB IV IMPLEMENTASI 4.1 Implementasi OSPF (Open Shortest Path First) Packet Tracer 5.1 ... 82
4.1.1 Installasi Packet Tracer 5.1... 82
4.1.2 Statik Routing Topologi Jaringan UPN Jatim ... 85
4.1.3 OSPF (Open Shortest Path First) Topologi Jaringan UPN Jatim... 93
4.2 Implementasi OSPF (Open Shortest Path First) Quagga... 98
4.2.1 Installasi Quagga... 99
4.2.2 OSPF Quagga Topologi Jaringan UPN Jatim... 102
BAB V UJI COBA DAN EVALUASI 5.1 Uji Coba Statik Routing Dengan Packet Tracer 5.1... 105
5.1.1 Statik Routing Dengan Jalur Yang Terputus... 105
5.2 Uji Coba OSPF (Open Shortest Path First) Packet Tracer 5.1... 109
5.2.1 Uji Coba OSPF (Open Shortest Path First) Jalur Terputus... 110
5.2.2 Uji Coba OSPF Jalur Terpendek Dan Nilai Cost Terkecil... 113
5.2.3 Uji Coba OSPF (Open Shortest Path First) Algoritma Dijkstra... 115
5.3 Uji Coba OSPF (Open Shortest Path First) Dengan Quagga... 118
5.3.1 Uji Coba Quagga Open Shortest Path First Jalur Terputus... 119
5.3.2 Uji Coba OSPF Jalur Terpendek Dan Nilai Cost Terkecil... 121
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan... 123
6.2 Saran... 124
vi
Gambar 2.1 NIC (Network Interface Card)... 9
Gambar 2.2 Hub... 10
Gambar 2.3 Switch... 12
Gambar 2.4 Repeater... 12
Gambar 2.5 Bridge... 13
Gambar 2.6 Router... 14
Gambar 2.7 Access Point... 16
Gambar 2.8 Gambar OSI Model... 16
Gambar 2.9 Topologi bus... 19
Gambar 2.10 Topologi star... 20
Gambar 2.11 Topologi ring... 20
Gambar 2.12 Topologi tree... ... 21
Gambar 2.13 Topologi mesh... 22
Gambar 2.14 Gambar TCP/IP model... 24
Gambar 2.15 Gambar topologi dijkstra... 44
Gambar 2.16 Gambar arsitektur quagga ... 45
Gambar 2.17 Gambar topologi mencari lintasan terpendek... 47
Gambar 2.18 Analisa lintasan terpendek... 49
Gambar 2.19 Gambar topologi pembentukan adjacency, DR dan BDR... 50
Gambar 2.20 Analisa router 0... 51
Gambar 2.21 Analisa router 1... 52
Gambar 2.22 Gambar topologi algoritma link state atau dijkstra... 53
Gambar 2.23 Analisa untuk algoritma dijkstra... 57
Gambar 2.24 Gambar topologi OSPF... 57
Gambar 2.25 Gambar topologi RIP... 58
Gambar 2.26 Analisa untuk OSPF... 61
Gambar 2.27 Analisa untuk RIP... 62
Gambar 2.28 Gambar topologi OSPF normal... 62
Gambar 2.29 Gambar topologi OSPF terputus... 63
Gambar 2.30 Analisa untuk kondisi normal... 65
Gambar 2.31 Analisa untuk kondisi terputus... 66
Gambar 2.32 Gambar topologi statik router... 67
Gambar 3.1 Flowchart algoritma dijkstra... 74
Gambar 3.2 Peta rancangan untuk topologi jaringan OSPF... 75
Gambar 3.3 Peta rancangan simulasi topologi jaringan UPN awal... 76
Gambar 3.4 Peta rancangan simulasi topologi jaringan UPN akhir... 77
Gambar 4.1 Proses installasi packet tracer 5.1... 82
Gambar 4.2 Proses installasi packet tracer 5.1... 83
Gambar 4.3 Proses installasi packet tracer 5.1... 83
Gambar 4.4 Proses installasi packet tracer 5.1... 84
Gambar 4.5 Proses installasi packet tracer 5.1... 84
Gambar 4.6 Tampilan awal packet tracer 5.1... 85
Gambar 4.7 Rancangan statik routing topologi jaringan UPN Jatim... 85
Gambar 4.8 Rancangan dinamik routing OSPF topologi jaringan UPN Jatim.. 93
vii
Gambar 4.13 Proses installasi quagga... 101
Gambar 4.14 Proses installasi quagga... 101
Gambar 4.15 Simulasi OSPF dengan quagga... 102
Gambar 5.1 Peta rancangan simulasi statik routing... 105
Gambar 5.2 Uji coba klien paska sarjana ke server puskom... 106
Gambar 5.3 Uji coba router paska sarjana ke server puskom... 107
Gambar 5.4 Peta rancangan simulasi statik routing terputus... 107
Gambar 5.5 Uji coba klien statik routing terputus... 108
Gambar 5.6 Uji coba router statik routing terputus... ... 108
Gambar 5.7 Peta rancangan simulasi dinamik routing OSPF... 110
Gambar 5.8 Uji coba dinamik routing klien paska sarjana ke server puskom.... 110
Gambar 5.9 Uji coba dinamik routing router paska sarjana ke server puskom.. 111
Gambar 5.10 Peta rancangan simulasi dinamik routing OSPF jalur terputus.... 111
Gambar 5.11 Uji coba klien OSPF dinamik routing terputus... 112
Gambar 5.12 Uji coba router OSPF dinamik routing terputus... 112
Gambar 5.13 Peta rancangan simulasi dinamik routing OSPF jalur terpendek.. 113
Gambar 5.14 Uji coba klien OSPF dinamik routing jalur terpendek... 114
Gambar 5.15 Uji coba router OSPF dinamik routing jalur terpendek... 114
Gambar 5.16 Peta rancangan simulasi dinamik routing OSPF dijkstra... 115
Gambar 5.17 Uji coba klien OSPF dinamik routing dijkstra... 116
Gambar 5.18 Uji coba router OSPF dinamik routing dijkstra... 116
Gambar 5.19 Simulasi dinamik routing OSPF dengan quagga... 118
Gambar 5.20 Simulasi dinamik routing OSPF quagga jalur terputus... 119
Gambar 5.21 Uji coba dari router puskom menuju router FP 1... 120
Gambar 5.22 Uji coba dari router puskom setelah jalur terputus... 121
Gambar 5.23 Simulasi dengan quagga jalur terpendek dan cost terkecil... 121
Gambar 5.24 Uji coba router puskom penentuan cost terkecil... 122
viii
Tabel 2.1 Tabel luasan wilayah... 9
Tabel 2.2 Tabel perhitungan cost... 35
Tabel 2.3 Tabel perhitungan metrik... 36
Tabel 2.4 Tabel tipe paket OSPF... 37
Tabel 2.5 Tabel perbandingan protokol dynamik routing... 38
Tabel 2.6 Tabel perhitungan dijkstra... 45
Tabel 2.7 Tabel konfigurasi router topologi lintasan terpendek... 48
Tabel 2.8 Tabel konfigurasi topologi lintasan terpendek... 50
Tabel 2.9 Tabel konfigurasi router pembentukan adjacency, DR dan BDR... 51
Tabel 2.10 Tabel konfigurasi pembentukan adjacency, DR dan BDR... 52
Tabel 2.11 Tabel konfigurasi router topologi algoritma linkstate atau dijkstra. 53 Tabel 2.12 Tabel konfigurasi topologi algoritma linkstate atau dijkstra... 56
Tabel 2.13 Tabel perhitungan algoritma linkstate atau dijkstra... 56
Tabel 2.14 Tabel konfigurasi router topologi OSPF... 58
Tabel 2.15 Tabel konfigurasi router topologi RIP... 59
Tabel 2.16 Tabel konfigurasi topologi OSPF dan RIP... 61
Tabel 2.17 Tabel konfigurasi router topologi jalur terputus... 63
Tabel 2.18 Tabel konfigurasi topologi jalur terputus... 65
Tabel 2.19 Tabel konfigurasi router topologi statik router... 67
Tabel 2.20 Tabel konfigurasi topologi statik routing... 69
Tabel 3.1 Tabel router konfigurasi simulasi topologi jaringan UPN awal... 76
Tabel 3.2 Tabel PC / server konfigurasi simulasi jaringan UPN awal... 77
Tabel 3.3 Tabel router konfigurasi simulasi topologi jaringan UPN OSPF... 78
Tabel 3.4 Tabel PC / server konfigurasi simulasi jaringan UPN OSPF... 78
Tabel 3.5 Tabel pembagian bandwidth topologi jaringan UPN... 81
Tabel 4.1 Statik routing konfigurasi... 86
Tabel 4.2 Dinamik routing OSPF konfigurasi... 94
Tabel 4.3 Dinamik routing quagga OSPF konfigurasi... 103
i Pembimbing II : Abdullah Fadil,S.Kom Penyusun : Giga Pradikta
ABSTRAK
Router merupakan alat yang menghubungkan antar dua jaringan atau lebih. Jenis router ada dua macam, yaitu : router statik dan router dinamik. Dari kedua jenis router tersebut yang memilki keunggulan dalam maintenance jaringan dengan skala yang luas adalah router dinamik. Adapun sifat protokol routing pada router dinamik dibagi atas tiga macam, yaitu : distance-vektor, link state, dan hybrid. Dari ketiga protokol routing tesebut yang memiliki kemampuan dalam memelihara jaringan yang berskala luas yaitu link-state. Jenis protokol routing yang memiliki sifat link-state salah satunya adalah OSPF (Open shortest Path First).
Pada Tugas Akhir ini dapat mengetahui pemilihan rute sesuai dengan sifat yang dimiliki OSPF (Open shortest Path First). Simulasi dilakukan untuk mengetahui cara kerja pada protokol routing OSPF (Open shortest Path First). Desain topologi menggunakan jenis router dinamik dengan protokol routing OSPF. Salah satu kemampuan protokol OSPF (Open shortest Path First) adalah mencari rute alternatif jika saat salah satu rute terjadi down. Selain itu, bahwa router OSPF (Open shortest Path First) juga dapat memilih jalur routing yang memiliki nilai cost matrik yang terkecil.
1 1.1Latar Belakang
Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat seiring
dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer.
Pada sistem jaringan komputer, router memiliki kemampuan melewati paket IP dari
suatu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara
keduanya. Router-router yang saling terhubung dalam sistem jaringan turut serta
dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang
dilalui paket IP dari sistem ke sistem lain. Proses routing dilakukan secara hop by
hop. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket IP routing
hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat
ke host tujuan.
Open shortest path first merupakan routing protokol berjenis IGP yang
bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal
adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk mengatur, menggunakan
dan memodifikasinya. Dengan memanfaatkan dynamic routing menggunakan
protokol Open Shortest Path First yang menggunakan algoritma link state yang juga
dikenal dengan algoritma dijkstra dapat diketahui jarak terpendek atau lintasan
Dengan demikian penggunaan dynamic routing menggunakan protokol Open
Shortest Path First akan dapat menunjang dan mempermudah pengelolaan suatu
jaringan yang dikelola administrator jaringan.
1.2Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yang ingin
dipecahkan antara lain :
a. Bagaimana mengetahui cara kerja dynamic routing interior gateway protokol
OSPF (Open Shortest Path First).
b. Bagaimana penerapan, merancang dan mengimplementasikan protokol OSPF
(Open Shortest Path First) di jaringan UPN “veteran Jawa Timur.
c. Bagaimana menutupi kekurangan statik routing dengan menggunakan protokol
OSPF (Open Shortest Path First) di jaringan UPN “veteran Jawa Timur.
d. Bagaimana mengetahui lintasan terpendek dari alamat asal untuk mencapai
alamat tujuan dengan protokol OSPF (Open Shortest Path First).
1.3Batasan Masalah
Adapun batasan permasalahan dalam tugas akhir ini adalah :
a. Ruang lingkup pengambilan data dan survei dilakukan di PUSKOM UPN
”veteran” Jawa Timur.
b. Sistem OSPF (Open Shortest Path First) menangani pengalamatan IPv 4.
d. Pengerjaan sistem sebatas perancangan dan pembangunan topologi jaringan di
UPN Jatim agar dapat mendukung kinerja dari protokol OSPF (Open Shortest
Path First) dan tidak diimplementasikan secara real.
e. Pembahasan sistem OSPF (Open Shortest Path First) tidak mencakup peralatan
wireless.
f. Perbandingan protokol routing yang digunakan dalam pembahasan tugas akhir ini
hanya membandingkan antara statik routing, RIP dan OSPF.
g. Kemampuan sistem OSPF (Open Shortest Path First) sebatas bagaimana memilih
jalur alternatif bila ada jalur yang terputus dan mencari jalur dengan nilai cost
yang paling kecil sesuai algoritma dijkstra.
h. Pengerjaan sistem dilakukan dengan aplikasi simulasi jaringan packet tracer dan
virtual linux (ubuntu 9.10) dengan aplikasi quagga.
i. Sistem tidak mencakup atau menangani multiprotokol.
1.4Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari hasil tugas akhir adalah :
a. Mengetahui kelemahan dari statik routing pada jaringan di UPN “veteran” Jatim
dan menutupi kelemahan statik routing dengan merancang topologi jaringan di
UPN “veteran” Jatim dengan menggunakan protokol OSPF.
b. Menerapkan protokol OSPF (Open Shortest Path First) pada jaringan di UPN
“veteran” Jatim untuk menstabilkan kondisi jaringan dengan kemapuan OSPF
untuk memilih jalur alternatif serta menentukan jalur terpendek dengan cost
c. Mengetahui jalur terpendek ke alamat tujuan menggunakan protokol OSPF
dengan algoritma link-state atau dijkstra.
1.5Manfaat
Adapun manfaat yang bisa diambil dari tugas akhir ini adalah :
a. Dengan mengimplementasikan protokol OSPF (Open Shortest Path First) pada
jaringan di UPN “veteran” Jatim, router dapat memilih jalur alternatif jika ada
jalur yang terputus dan dapat memilih jalur terpendek ke alamat tujuan dengan
nilai cost terkecil, sehingga dapat menstabilkan kondisi jaringan di UPN
“veteran” Jatim.
b. Dapat mengetahui perbedaan kondisi awal jaringan di UPN “veteran” Jatim
dengan statik routing dengan kondisi yang dirancang dengan
mengimplementasikan protokol OSPF (Open Shortest Path First).
c. Dapat memudahkan admin jaringan untuk mengetahui perubahan jaringan yang
dikelolanya
1.6Metodologi Penelitian
Langkah –langkah yang ditempuh untuk menyelesaikan tugas akhir ini antara
lain adalah :
a. Studi Literatur
Tahapan untuk memperdalam teori dan mencari referensi-referensi yang berkaitan
jurnal, skripsi, thesis,dan buku. Tahapan ini sangat penting karena digunakan
untuk menunjang tahapan-tahapan berikutnya dalam penyusunan tugas akhir.
b. Analisa Kebutuhan
Tahapan ini untuk menganalisa apa saja kebutuhan untuk penelitian tugas akhir.
Seperti pengumpulan data, analisa data, dan analisa kebutuhan hardware dan
software. Tahapan ini sangat penting untuk menunjang pada tahapan perancangan
sistem.
c. Perancangan Sistem
Pada tahap ini, dimulainya pembuatan rancangan sistem. Mulai dari desain
topologi jaringan, konfigurasi tiap-tiap router dan perancangan sistem agar dapat
mencapai tujuan sesuai dengan topik pembahasan. Hasil pada tahapan ini akan
dilanjutkan pada tahapan implementasi sistem.
d. Pembuatan Sistem
Pada tahap ini, dilakukan pengimplementasian rancangan yang telah disusun pada
tahap sebelumnya sesuai konsep yang telah dibuat. Sistem dapat mengalami
perubahan konsep dari rancangan sebelumnya maka pada tahapan ini akan
dilakukan perubahan pembuatan sistem sampai mencapai hasil yang diharapkan.
e. Uji Coba Sistem
Pada tahapan ini dilakukan pengecekan apakah sistem memiliki kemampuan
seperti yang diharapkan.
f. Pembuatan Kesimpulan
Tahapan ini merupakan tahap akhir setelah sistem telah berjalan seperti yang
6 2.1 Mengenal Jaringan Komputer
Seiring dengan perkembangan IPTEK, teknologi komputer pun meningkat
pesat. Pada saat ini, dikenal adanya sistem jaringan komputer atau hubungan antar
komputer dengan perangkat lain untuk tujuan yang sama. Yang dimaksud dengan
jaringan komputer (computer networks) adalah suatu himpunan interkoneksi sejumlah
komputer autonomous. Dalam bahasa yang sederhana dapat dijelaskan bahwa
jaringan komputer adalah kumpulan dari beberapa komputer dan perangkat lain yang
saling terhubung satu dengan yang lainnya melalui suatu media perantara. Media
perantara dapat berupa media kabel atau tanpa kabel (nirkabel). Informasi berupa
data akan disampaikan dari satu komputer ke komputer lain, sehingga masing-masing
komputer dapat saling bertukar data dan melakukan komunikasi data.(Priyo
Utomo:2006)
2.1.1 LAN (Local Area Network)
Local area network merupakan jaringan komputer meliputi daerah relatif kecil
misalnya rumah, perkantoran, dan sekolah. LAN didasarkan pada teknologi Ethernet
dan wi-fi dari 10 hingga 10000 Mbit/s karena komputer yang akan dihubungkan
untuk membuat sebuah LAN dilengkapi dengan Ethernet card atau wireless card.
LAN dibangun untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut :
b. Memberi akses ke pengguna dengan bandwidth yang tinggi.
c. Menyajikan konektivitas full-time untuk servis-servis local.
d. Melakukan koneksi secara fisik antar device yang berdekatan.
e. Menyajikan kendali control secara otomatis di bawah kendali administrator local.
(Sofana Iwan:2008).
2.1.2 MAN (Metropolitan Area Network)
Metropolitan area network pada dasarnya merupakan versi LAN yang
berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi hampir sama seperti LAN.
MAN mencakup kantor perusahaan yang berdekatan atau sebuah kota dan dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pribadi , swasta , atau umum. MAN mampu
menunjang data dan suara, dan bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi
kabel. MAN hanya memiliki sebuah atau dua buah kabel dan tidak memiliki elemen
switching, yang berfungsi untuk mengatur paket melalui beberapa kabel output.
Adanya elemen switching membuat rancangan menjadi lebih sederhana. (Sofana
Iwan:2008).
2.1.3 WAN (Wide Area Network)
Wide area network merupakan jaringan komputer yang mencakup area lokasi
yang lebih luas, melibatkan kesatuan komputer yang lebih banyak dan komplek.
WAN tidak dibatasi dengan ruangan ataupun bangunan namun cakupannya bisa
antarbenua. WAN dibangun untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut :
b. Mengizinkan akses melalui interface serial dengan kecepatan medium.
c. Menyajikan konektivitas full-time atau part-time.
d. Mengoneksikan device-device yang terpisahkan dalam area global.(Sofana
Iwan:2008).
2.1.4 Internet
Internet merupakan interkoneksi jaringan-jaringan komputer yang ada di
dunia yang berbeda sistem operasi ataupun aplikasinya berbeda pula, dimana
hubungan tersebut memanfaatkan kemajuan media komunikasi yang menggunakan
protokol standar dalam berkomunikasi yaitu protokol TCP/IP yang berisi informasi
dan sebagai sarana komunikasi data yang berupa suara, gambar, video dan teks.
(Sofana Iwan:2008).
2.1.5 Intranet
Intranet merupakan sebuah jaringan privat (private network) yang
menggunakan protokol-protokol internet yaitu TCP/IP. Intranet bisa tersusun antar
LAN dan menggunakan standar komunikasi dan fasilitas internet. Umumnya intranet
terkoneksi ke internet sehingga memungkinkan pertukaran informasi dan data dengan
jaringan internet lainnya melalui backbone internet. Tabel luasan wilayah dapat
Tabel 2.1 Tabel luasan wilayah
Jarak (meter) Contoh Jenis
10 s/d 100 Ruangan LAN
100 s/d 1.000 Gedung LAN
1.000 s/d 10.000 Kampus LAN
10.000 s/d 100.000 Kota MAN
100.000 s/d 1.000.000 Negara WAN
1.000.000 s/d 10.000.000 Benua WAN
>10.000.000 Planet Internet
2.2 Komponen Jaringan Komputer
2.2.1 NIC (Network Interface Card)
Network interface card merupakan peralatan yang berhubungan langsung
dengan komputer dan didesain agar komputer-komputer dalam jaringan dapat saling
berkomunikasi . NIC juga menyediakan akses ke media fisik jaringan. Bagaimana
bit-bit data (seperti tegangan listrik, arus, gelombang elektromagnetik, dan besaran fisik
lainnya) dibentuk akan ditentukan oleh NIC. NIC merupakan contoh perangkat yang
bekerja pada layer pertama OSI atau layer physical. Bentuk NIC dapat dilihat pada
gambar 2.1. (Sofana Iwan:2008).
2.2.2 Hub
Secara singkat hub merupakan peralatan yang dapat manggandakan frame
data yang berasal dari salah satu komputer ke semua port yang ada pada hub.
Sehingga semua komputer yang terhubung dengan port hub akan menerima data juga.
Hub umumnya digunakan pada jaringan star. Ada beberapa kategori hub, yaitu :
a. Passive Hub atau Concentrator
Hub yang hanya meneruskan sinyal ke seluruh node. Passive hub tidak akan
memperkuat sinyal, sehingga tidak dapat digunakan untuk menjangkau area yang
lebih besar
b. Active Hub atau Multiport Repeater
Berfungsi sama dengan passive hub namun dapat memperkuat sinyal yang
datang, sehingga dapat digunakan untuk menjangkau area yang lebih besar.
c. Intelligent Hub
Umumnya hub dapat digabungkan atau ditumpuk, selain itu hub jenis ini dapat
melakukan seleksi alamat paket data tujuan, sehingga hanya node tertentu saja
yang dapat menerima data. Bentuk Hub dapat dilihat pada gambar 2.2 .(Sofana
Iwan:2008).
Gambar 2.2 Hub
2.2.3 Switch
Switch merupakan device yang berfungsi menghubungkan multiple computer
pada layer protokol layer jaringan level dasar. Switch beroperasi pada layer dua (data
link layer) dalam OSI model. Pada umumnya switch lebih cerdas, memiliki performa
yang lebih tinggi, dan kelebihan lain sebagai berikut :
1. Mampu menginspeksi paket-paket data yang diterima.
2. Mampu menentukan sumber dan tujuan paket-paket data yang diterima.
3. Mampu mentransmisikan paket-paket data ke tujuan dengan tepat.
Ada empat jenis forwarding method yang dimiliki switch :
1. Store and forward
Semua paket data berupa frame dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian
dilakukan checksum (pengecekan). Setelah itu paket data diteruskan ke network
segment tujuan.
2. Fragment free
Melakukan pengecekan hanya pada 64 bytes awal dari setiap frame.
3. Cut through
Hanya melakukan pengecekan pada saat frame hardware address sampai.
4. Adaptive switching
Pengecekan frame menggunakan salah satu dari metode store and forward,
fragment free, dan cut through dipilih secara otomatis. Bentuk switch dapat
Gambar 2.3 Switch
(http://dzainart.co.cc/konsep-osi-dan-tcpip-layer.html)
2.2.4 Repeater
Repeater merupakan salah satu contoh active hub. Repeater merupakan
peralatan yang dapat menerima sinyal, kemudian memperkuat dan mengirim kembali
sinyal tersebut ke tempat lain. Sehingga sinyal dapat menjangkau area yang lebih
luas. Karena repeater bekerja pada besaran fisis seperti tegangan listrik, arus listrik,
atau gelombang elektromagnetik, dan repeater bekerja pada layer physical. Bentuk
repeater dapat dilihat pada gambar 2.4. (Sofana Iwan:2008).
Gambar 2.4 Repeater
2.2.5 Bridge
Bridge merupakan alat yang dapat menghubungkan beberapa segmen dalam
sebuah jaringan. Bridge berbeda dengan hub, bridge dapat mempelajari MAC address
tujuan sehingga ketika sebuah komputer mengirim data untuk komputer tertentu
bridge akan mengirim data melalui port yang terhubung dengan komputer tujuan
saja. Bentuk Bridge dapat dilihat pada gambar 2.5. Karakteristik bridge sebagai
berikut :
a. Bridge lebih cerdas dibandingkan hub karena mampu menganalisis incoming
frames dan meneruskanya berdasarkan informasi address.
b. Bridge dapat menyimpan dan menggelola MAC address table pada memorinya.
Secara umum kategori bridge ada 3, yaitu :
1. Local bridge
Menghubungkan beberapa LAN.
2. Remote bridge
Menghubungkan LAN dengan WAN.
3. Wireless bridge
Menghubungkan LAN dengan remote node. (Sofana Iwan:2008).
Gambar 2.5 Bridge
2.2.6 Router
Router merupakan peralatan jaringan yang dapat menghubungkan satu jaringan
dengan jaringan yang lain. Sepintas router mirip dengan bridge, namun router lebih
cerdas dibandingkan dengan bridge. Router bekerja menggunakan routing table yang
disimpan di memorinya untuk membuat keputusan tentang ke mana dan bagaimana
paket akan dikirimkan. Router juga dapat memutuskan rute terbaik yang akan dilalui
oleh paket data. Protokol routing dapat mengantisipasi berbagai kondisi yang tidak
dimiliki oleh peralatan bridge. Router bekerja di layer network. Bentuk router dapat
dilihat pada gambar 2.6 .(Sofana Iwan:2008).
Gambar 2.6 Router
(
http://buy.id.ebay.com/buying/id/display/290405915568_Cisco-2801-Router-CISCO2801SRSTK9)
2.2.7 Gateway
Gateway kadang disebut sebagai converter, dengan gateway sebuah aplikasi
yang berjalan pada suatu sistem dapat berkomunikasi dengan aplikasi yang berjalan
pada sistem lain yang menggunakan arsitektur network berbeda. Gateway bekerja dan
bertugas melewatkan paket antar jaringan dengan menggunakan protokol yang
gateway juga disebut sebagai IP router. Gateway bekerja pada layer application.
(Sofana Iwan:2008).
2.2.8 Access Point
Access point bias dianalogikan dengan hub dan repeater (pada wired LAN).
Access point dapat menerima dan meneruskan sinyal dari atau ke berbagai peralatan
Wi-Fi. Access point juga dapat menggabungkan jaringan wireless dengan wired dan
dapat memperbesar jangkauan WLAN.
Pada umumnya access point dibuat dengan kemampuan tambahan, seperti :
a. DHCP server
b. Firewall
c. NAT
d. ADSL atau dial-up modem
e. Wireless Bridge
Jika dilihat dari luar semua access point tampak sama. Padahal fitur yang
disertakan boleh jadi berbeda-beda. Access point yang memiliki fitur
bermacam-macam disebut juga router atau gateway. Sebuah router atau gateway memiliki
fungsi lebih luas seperti sharing internet, alokasi IP address secara dinamis, routing,
firewall, dan sebagainya. Bentuk access point dapat dilihat pada gambar 2.7. (Sofana
Gambar 2.7 Access Point
(http://yudhim.blogspot.com/2008/08/cara-setting-accesspoint-linksys.html)
2.3 OSI Layer
Gambar 2.8 Gambar OSI model
Model OSI (Open System Interconnection) membagi-bagi tahapan proses
internetworking, menjadi layer atau sekumpulan lapisan. Urutan layer dimulai dari
layer terbawah hingga layer teratas. Model OSI dapat dilihat pada gambar 2.8. Urutan
dan penjelasan untuk model OSI sebagai berikut :
a. Application Layer, merupakan lapisan yang paling banyak di lihat atau digunakan
oleh pengguna jaringan. Pada lapisan ini interaksi dengan manusia dilakukan.
HTTP, FTP, dan SMTP adalah contoh protokol di lapisan aplikasi.
b. Presentation Layer, merupakan lapisan yang berurusan dengan presentasi data,
sebelum data mencapai lapisan aplikasi. Pekerjaan dilapisan ini dapat berupa
MIME encoding, kompresi data, pengecekan format, dan pengurutan.
c. Session Layer, merupakan lapisan yang berperan membangun, mengelolah dan
mengakhiri sesi-sesi di antara dua host yang sedang bekomunikasi. Session layer
memberikan layanan-layanannya ke presentation layer, juga menyeragamkan
percakapan di antara dua host dan mengatur pertukaran data. Layer ini juga
menyediakan aturan-aturan untuk efisiensi transfer data, kelas layanan dan
pengecualian pelaporan atas permasalahan-permasalahan session layer,
presentation layer dan application layer.
d. Transport Layer, merupakan lapisan yang melakukan segmentasi data dari host
pengirim dan membangun ulang data ke sebuah data stream pada host penerima.
Beberapa protokol yang bekerja pada lapisan ini adalah TCP dan UDP.
e. Network layer, merupakan lapisan dimana proses routing terjadi. Paket akan
Router manjalankan fungsi ini, IP (Internet Protokol) merupakan protokol yang
sering digunakan pada lapisan ini.
f. Data Link Layer, merupakan lapisan yang memberikan jaminan transmit data
melalui physical link. Komunikasi pada lapisan ini semua terjadi secara lokal,
karena semua node yang tersambung pada lapisan ini berkomunikasi satu sama
lain secara langsung. Contoh protokol data link adalah ethernet, token ring, dan
protokol jaringan wireless (802.11ab/g).
g. Physical Layer, merupankan lapisan yang berfungsi untuk mendefinisikan media
transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan
(ethernet atau token ring), topologi jaringan, dan pengabelan. Physical layer
berkaitan langsung dengan besaran fisis seperti listrik, magnet, gelombang. Data
biner dikodekan berbentuk sinyal yang dapat ditransmisi melalui media jaringan.
(Sofana Iwan:2008).
2.4 Topologi Jaringan
Topologi adalah suatu aturan atau rules bagaimana menghubungkan komputer
(node) satu sama lain secara fisik dan pola hubungan antara komponen-komponen
yang berkomunikasi melalui media atau peralatan jaringan. Ada dua jenis topologi,
Physical topology (topologi fisik) sebagai berikut :
a. Bus
Gambar 2.9 Topologi Bus
(http://adityarama.blogspot.com/2009/02/dasar-dasar-jaringan-komputer.html)
Gambar topologi bus dapat dilihat pada gambar 2.9. Topologi bus sering juga
disebut daisy chain topologies. Karena pada topologi bus digunakan perangkat
jaringan atau network interface card (NIC) bernama Ethernet. Jaringan yang
menggunakan topologi bus dapat dikenali dari penggunaan sebuah kabel
backbone (kabel utama) yang menghubungkan semua peralatan jaringan
(device).karena kabel backbone menjadi satu-satunya jalan bagi lalu lintas data
maka apabila kabel backbone rusak atau terputus akan menyebabkan jaringan
mati total. Menggunakan metode CSMA/CD,ciri-ciri dari metode ini yaitu
b. Star
Gambar 2.10 Topologi Star
(http://adityarama.blogspot.com/2009/02/dasar-dasar-jaringan-komputer.html)
Gambar topologi star dapat dilihat pada gambar 2.10. Topologi star dikenali
dengan keberadaan sebuah sentral berupa hub yang menghubungkan semua node.
Setiap node menggunakan sebuah kabel UTP atau STP yang dihubungkan dari
ehternet card ke hub. Metode pengiriman data sama seperti topologi bus
menggunakan metode CSMA/CD. Untuk mengatasi kendala padatnya lalu lintas
saat komputer mengirim data digunakan perangkat pengganti hub yaitu switch.
c. Ring
Gambar 2.11 Topologi Ring
Gambar topologi ring dapat dilihat pada gambar 2.11. Topologi ring sangat
berbeda dengan topologi bus. Sesuai dengan namanya, jaringan yang
menggunakan topologi ini dapat dikenali dari kabel backbone yang membentuk
cincin, setiap komputer terhubung dengan kabel backbone, setelah sampai pada
komputer terakhir maka ujung kabel akan kembali dihubungkan dengan komputer
pertama.
d. Tree
Gambar 2.12 Topologi Tree
(http://pcguru.okihelfiska.net/2008/07/topologi-jaringan/)
Gambar topologi tree dapat dilihat pada gambar 2.12. Topologi tree disebut juga
topologi star-bus yang merupakan gabungan beberapa topologi star yang
dihubungkan dengan topologi bus. Topologi tree digunakan untuk
menghubungkan beberapa LAN dengan LAN lain. Hubungan antar-LAN
dilakukan via hub, masing-masing hub dapat dianggap sebagai akar (root) dari
masing-masing pohon (tree). Topologi tree dapat digunakan untuk mengatasi
kekurangan topologi bus yang disebabkan persoalan broadcast traffic, dan
e. Mesh
Gambar 2.13 Topologi Mesh
(http://pcguru.okihelfiska.net/2008/07/topologi-jaringan/)
Gambar topologi mesh dapat dilihat pada gambar 2.13. Topologi mesh dapat
dikenali dengan hubungan point to point ke setiap komputer. Setiap komputer
terhubung ke komputer lain melalui kabel. Topologi mesh sangat jarang
diimplementasikan selain rumit juga boros kabel. Topologi mesh melibatkan
teknik pengiriman data yang lazim diterapkan pada router. Jika data dikirim pada
jaringan mesh maka komputer akan menentukan route mana yang akan ditempuh,
hanya salah satu rute saja yang akan digunakan walau tersedia kabel atau rute
yang lain.
Logical topology (topologi logika) merupakan rules communication yang
dipakai setiap node untuk berkomunikasi dalam jaringan, sebagai berikut :
Pada topologi shared media, semua node atau network device yang terhubung ke
jaringan dapat mengakses layout (media jaringan) kapan saja saat diperlukan.
Akses ke media jaringan dapat dilakukan setiap saat dan tidak dibatasi. Ini
merupakan keuntungan dari topologi ini tapi juga merupakan kelemahan, karena
setiap peralatan dapat mengakses media jaringan kapan pun maka kemungkinan
terjadi tabrakan data (collision) akan cukup besar. Apabila suatu node akan
mengirim data, maka node tersebut harus mengecek apakah jaringan sedang
kosong, jika jaringan kosong paket data segera dikirim menggunakan alamat
broadcast. Jika terjadi tabrakan data maka sinyal jam dikirim ke semua komputer
dan data akan dihancurkan. Bila ini terjadi semua node dan jaringan
menghentikan pengiriman paket data. Setelah berhenti masing-masing node akan
diberi waktu secara random, kemudian mengirimkan kembali paket data yang
collision.
b. Token Based topology
Topologi token-based menggunakan sebuah frame data bernama token yang
mengalir mengelilingi jaringan. Token merupakan kendaraan setiap paket data
yang hendak dikirim. Data mengalir pada media jaringan, melewati setiap
komputer satu persatu, hanya satu arah saja. Akses setiap node ke media fisik
jaringan diatur oleh token. Karena pengiriman data dilakukan secara bergantian
dan setiap node harus menunggu giliran, maka tidak akan terjadi collision.
Namun waktu tunggu atau delay dapat terjadi apabila banyak node yang ingin
2.5 TCP / IP
Gambar 2.14 Gambar TCP/IP model (
http://2.bp.blogspot.com/_MC65cGH-vlU/S8MxdzKdfxI/AAAAAAAAAAw/TmwMJzezWsY/s1600/tcp-ip-headers.jpg)
Protokol dari TCP/IP digambarkan dengan empat layer TCP/IP, gambar
TCP/IP dapat dilihat pada gambar 2.14. Keempat lapisan tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Network Interface Layer
b. Internet Layer
c. Transport Layer
d. Application Layer
Penjelasan dari masing-masing lapisan diatas sebagai berikut :
a. Network Interface Layer, bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan
Protokol ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang
dapat dimengerti oleh komputer, berasal dari peralatan sejenis.
b. Internet Layer, bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang
tepat. Pada layer ini terdapat 3 macam protokol yaitu IP, ARP dan ICMP.
1. IP (Internet Protokol) berfungsi untuk menyampaikan paket data ke alamat
yang tepat.
2. ARP (Address Resolution Protokol) berfungsi untuk menemukan alamat
hardware dari host atau computer yang terletak pada network yang sama.
3. ICMP (Internet Control Message Protocol) berfungsi untuk mengirimkan
pesan dan melaporkan pengiriman data.
c. Transport Layer, berisi protokol yang bertanggung jawab untuk mengadakan
komunikasi antar dua host atau computer. Kedua protokol tersebut adalah TCP
(Transmission Control Protokol) dan UDP (User Datagram Protokol).
d. Application Layer, terletak pada semua aplikasi yang menggunakan protokol
TCP/IP ini. (Wijaya Hendra:2002)
2.6 Domain Name System (DNS)
Setiap host yang terhubung dengan jaringan TCP/IP akan memiliki pengenal
atau alamat berupa IP address. IP address ini, baik versi 4 atau 6, adalah sekumpulan
bilangan desimal atau heksa desimal yang relatif sukar diingat. Kondisi ini dapat
menimbulkan masalah bagi pengguna, maka diperlukan cara untuk memetakan
nomor IP address ke nama host komputer atau sebaliknya, sistem ini disebut dengan
Dengan sistem DNS ini maka sebuah komputer selain memiliki nomor IP
address (missal : 192.168.2.2) juga memiliki host name (misal: kampus.ac.id) yang
dapat diingat dengan mudah, antara nomor IP dengan host name tersebut adalah
sama. Ketika mengetikan nama kampus.ac.id, maka sama dengan mengakses
komputer dengan alamat IP 192.168.2.2. Agar hal tersebut dapat berjalan dengan
baik, maka diperlukan suatu routing paket dalam suatu jaringan sehingga komputer
dapat menerjemahkan host name yang telah dimasukkan user menjadi alamat-alamat
IP komputer yang dituju. Secara ringkas sistem DNS dapat membuat komputer
memiliki kemampuan menerjemahkan atau translasi nama host komputer ke nomor
IP komputer. (Priyo Utomo:2006)
2.7 Dynamic Host Configuration Protokol (DHCP)
Ketika jumlah komputer dalam jaringan bertambah banyak, maka akan
semakin kesulitan untuk mengingat satu per satu nomor IP pada masing-masing
komputer. Maka protokol TCP/IP mempunyai fitur untuk mengatur konfigurasi
nomor IP secara otomatis, yaitu dengan DHCP server. DHCP (Dynamic Host
Configuration Protokol) digunakan untuk menyimpan track-track IP dan memberikan
nomor IP address secara otomatis.
Pada saat booting awal, komputer mengirim panggilan untuk mencari DHCP
server untuk memperoleh sebuah nomor IP address. Nomor IP yang diberikan
bersifat dinamis maksudnya tidak permanent atau hanya berlaku dalam jangka waktu
tertentu saja. Ketika sebuah komputer dalam jaringan melakukan koneksi dengan
berlaku maka nomor IP tetap terus digunakan tetapi jika tidak berlaku maka nomor IP
tersebut tidak bisa digunakan kembali dan harus menggunakan nomor IP baru. (Priyo
Utomo:2006)
2.8 Protokol Routing
Informasi table routing dapat saja di entrykan oleh administrator secara
manual.inilah yang disebut routing statis. Routing statis cocok digunakan pada router
jaringan local atau LAN yang hanya memiliki satu rute menuju network lain.kita
tidak memerlukan protocol routing dinamis apabila tidak ada pilihan rute lain.
Routing dalam internetwork sebaiknya menggunakan metode routing dinamis
dan hanya menggunakan routing statis pada kondisi yang tidak memungkinkan
penggunaan routing dinamis.keuntungan routing dinamis antara lain :
1. lebih mudah dikelola,karena tidak banyak memerlukan campur tangan manusia.
2. dapat beradaptasi terhadap perubahan kondisi internetwork (penambahan jaringan
baru, putusnya jaringan, dan sebagainya).
3. route ditentukan berdasarkan informasi dari router lain. (Priyo Utomo:2006)
2.8.1 IGP (Interior Gateway Protokol)
IGP (Interior Gateway Protokol) atau Interior Routing Protokol, protokol IGP
dikembangkan untuk menghubungkan router-router yang ada di bawah kendali
administrator jaringan.contoh protokol yang termasuk IGP adalah
a. RIP (Routing Information Protokol)
c. EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protokol). (Sofana Iwan:2008)
2.8.2 EGP (Exterior Gateway Protokol)
EGP (Exterior Gateway Protokol) atau Exterior Routing Protokol, EGP
digunakan untuk menghubungkan router-router yang termasuk dalam kelompok
IGRP.oleh sebab itu, EGP tidak berada di bawah kendali administrator jaringan
tertentu. Contoh protokol yang termasuk dalam kategori ini adalah Border Gateway
Protokol (BGP). BGP digunakan pada jaringan berskala besar dan menghubungkan
beberapa IGP.(Sofana Iwan:2008)
2.9 RIP
Routing Information Protokol (RIP) mengirim routing table yang lengkap ke
semua interface yang aktif setiap 30 detik. RIP hanya menggunakan jumlah hop
untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote, tetapi RIP secara default
memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yang diizinkan, yaitu 15, berarti nilai 16
tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja baik pada jaringan kecil, tetapi RIP tidak
efisien pada jaringan besar dengan link WAN atau jaringan yang menggunakan
banyak router. Karakteristik RIP sebagai berikut :
a. Routing protokol distance vector.
b. Metric berdasarkan pada jumlah lompatan (hop count) untuk pemilihan jalur.
c. Jika hop count lebih dari 15, maka paket dibuang.
RIP v1 menggunakan clasfull routing, yang berarti semua alat di jaringan
harus menggunakan subnet mask yang sama. Ini karena RIP v1 tidak mengirim
update dengan informasi subnet mask di dalamnya. RIP v2 menyediakan sesuatu
yang disebut prefix routing, dan bisa mengirim informasi subnet mask bersama
dengan update-update dari route, ini disebut classless routing. Berikut uraian
mengenai RIP versi 1 dan RIP versi 2 :
1. RIP versi 1 :
a. Routing vektor jarak yang dimodifikasi dengan triggered update dan split
horizon dengan poisonous reverse untuk meningkatkan kinerjanya.
b. Diperlukan supaya host dan router dapat bertukar informasi untuk
menghitung rute dalam jaringan TCP/IP.
c. Informasi yang dipertukarkan RIP berupa host, network, subnet, dan rute
default.
2. RIP versi 2 :
a. Enhancement dari RIP versi 1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru.
b. Algoritma routing sama dengan RIP versi 1.
c. Perbedaan terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim.
d. Kemampuan baru RIP versi 2 antara lain tag untuk rute eksternal, subnet
2.10 OSPF
Open Shortest Path First (OSPF) merupakan sebuah protokol standar terbuka
yang telah diimplementasikan oleh sejumlah vendor jaringan. Jika memiliki banyak
router dan tidak semua adalah cisco, maka tidak dapat menggunakan EIGRP, jadi
pilihan tinggal RIP atau OSPF. Jika jaringan besar, maka pilihan satu-satunya hanya
OSPF atau sesuatu yang disebut route redistribution sebuah layanan penerjemah
antar routing protokol.
OSPF bekerja dengan sebuah algorima yang disebut algoritma dijkstra atau
link state. Pertama sebuah pohon jalur terpendek (shortest path tree) akan dibangun,
dan kemudian routing table akan diisi dengan jalur-jalur terbaik yang dihasilkan dari
pohon tersebut, OSPF hanya mendukung routing IP saja. (Hendradi Purwono:2008)
2.10.1 Proses Routing
Definisi dari proses routing adalah pemilihan rute yang tepat untuk
pengiriman paket data dari komputer asal ke komputer tujuan. Proses routing ini
memiliki beberapa protokol (tata cara), algoritma, dan skema yang berbeda satu
dengan lainnya. Dalam pembahasan ini protokol yang dibahas merupakan
protokol-protokol yang merupakan bagian dari Interior Gateway Protokol (IGP) yang bekerja
di jaringan internal suatu organisasi atau perusahaan. Proses routing didasarkan pada
suatu table perutean, yaitu basis data pada router yang menyimpan informasi
mengenai topologi jaringan, serta nantinya akan dipakai untuk proses penerusan paket
2.10.2 Konektivitas Antar Router
Dalam menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang dilakukan
oleh OSPF adalah membentuk sebuah mekanisme komunikasi antar router. Router
lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam suatu jaringan dengan
router OSPF disebut dengan router tetangga (neighbor router).
Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah
membentuk hubungan dengan router tetangga. Router OSPF mempunyai sebuah
mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka
hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah protokol hello. Dalam
membentuk hubungan dengan router tetangga, router OSPF akan mengirimkan
sebuah paket berukuran kecil secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah
perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut adalah paket
hello, pada kondisi standar paket hello dikirim secara berkala setiap 10 detik sekali
dalam media point to point.
Paket hello berisi informasi seputar data-data yang ada pada router pengirim.
Paket hello umumnya dikirim dengan menggunakan alamat multicast untuk menuju
ke semua router yang menjalankan OSPF (224.0.0.5 IP multicast). Semua router
yang menjalankan OSPF pasti akan mendengar protokol hello ini dan juga akan
mengirimkan paket hellonya secara berkala. Cara kerja dari protokol hello dan
pembentukan router tetangga terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari jenis media
2.10.3 Media Open Shortest Path First (OSPF)
Untuk membentuk sebuah hubungan dengan router tetangga, OSPF
mengandalkan protokol hello. Uniknya cara kerja protokol hello pada OSPF
berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada beberapa jenis media yang dapat meneruskan
informasi OSPF, dan masing-masing memiliki karakteristik tersendiri, sehingga
OSPF bekarja mengikuti karakteristik mereka. Media-media tersebut yaitu :
1. Broadcast Multiaccess
Media jenis ini merupakan media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau
LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media
seperti ini OSPF akan mengirimkan paket-paket multicast dalam pencarian
router-router tetangganya. Akan tetapi ada sesuatu yang unik dalam proses pada
media ini yaitu akan terpilihnya dua buah router yang berfungsi sebagai
Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR).
2. Point to Point
Point to point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang
terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router lainnya. Kondisi point to
point ini, router OSPF tidak perlu menentukan atau membuat designated router
dan backupnya dikarenakan hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai
neighbour. Proses pencarian neighbour router OSPF akan mengirimkan paket
hello dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast.
3. Point to Multipoint
Media jenis ini memiliki satu interface yang menghubungkan dengan banyak
serangkaian jaringan point to point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat
utamanya. Seluruh pesan routing protokol OSPF akan direplikasikan ke seluruh
jaringan point to point tersebut. Traffic OSPF pada media ini dikirim melalui
alamat IP multicast. Dan yang membedakan dengan media broadcast multiaccess
yaitu tidak adanya pemilihan designated router dan backup designated router.
4. Non broadcast Multiaccess (NBMA)
OSPF melihat jenis ini sebagai media broadcast multiaccess. Namun pada kenyataannya media ini tidak bias meneruskan broadcast ke titik-titik yang ada di dalamnya. Maka dari itu penerapan OSPF dalam media ini, dibutuhkan konfigurasi designated router (DR) dan backup designated router (BDR) yang dilakukan secara manual. Setelah DR dan BDR dibuat atau ditentukan router DR akan mengenerate link state advertisements (LSA) untuk seluruh jaringan. Dalam media ini DR dan BDR merupakan router yang memiliki koneksi langsung ke
seluruh router tetangganya. Semua traffic yang dikirimkan dari router-router neighbour akan direplikasikan oleh DR dan BDR untuk masing-masing router
dan dikirim dengan alamat unicast atau seperti proses OSPF pada media Point to Point. (Hendradi Purwono:2008)
2.10.4 Proses Kerja Open Shortest Path First (OSPF)
Proses routing protokol Open Shortest Path First (OSPF) untuk dapat saling
bertukar informasi melalui beberapa langkah. Berikut langkah-langkah dalam proses
untuk saling bertukar informasi :
1. Membentuk adjacency router
Proses membentuk adjacency router merupakan proses pertama dari router OSPF,
proses ini bertujuan untuk menghubungkan diri dan saling berkomunikasi dengan
protokol akan mengirimkan hello packet, hello packet berisikan sebuah field yang
berisi id router atau neighbor id. Untuk pembentukan adjacency pada proses
OSPF ini akan berbeda-beda tergantung media yang digunakan.
2. Memilih DR dan BDR
Proses memilih Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR)
pada proses OSPF diperlukan dalam media jaringan broadcast multi-access.
Karena media broadcast akan meneruskan paket-paket hello ke seluruh router
yang ada dalam jaringan, maka adjacency router tidak hanya satu. Proses
pembentukan adjacency akan terus berulang sampai semua router yang ada di
dalam jaringan menjadi adjacency router. Kondisi ini akan meramaikan jaringan
dan memerlukan bandwidth yang besar, untuk itu pemilihan Designated Router
(DR) dan Backup Designated Router (BDR) sangat diperlukan pada media
broadcast multi-access. Fungsi dari Designated Router (DR) yaitu sebagai wakil
atau juru bicara untuk router-router lainnya sedangkan untuk Backup Designated
Router (BDR) berfungsi untuk backup atau sebagai pengganti dari Designated
Router (DR) apabila terjadi kegagalan ataupun kerusakan.
3. Mengumpulkan state-state dalam jaringan
Setelah terbentuk hubungan antara router-router OSPF, maka proses selanjutnya
yaitu bertukar informasi mengenai state-state dan jalur-jalur yang ada di dalam
jaringan. Pada media jaringan broadcast multi-access, Designated Router (DR)
yang akan mengirimkan informasi untuk setiap router yang ingin bertukar
informasi OSPF dengannya dan Designated Router yang memulai terlebih dahulu
memiliki router ID tertinggi dari salah satu router. Kemudian kedua router akan
saling mengirimkan Database Description Paket yang berisi ringkasan status
untuk seluruh media yang ada dalam jaringan, namun database state tidak bisa
digunakan untuk proses forwarding data maka router memasuki langkah
selanjutnya yaitu memilih rute-rute terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada
dalam database state tersebut.
4. memilih rute terbaik untuk digunakan
Setelah informasi seluruh jaringan berada dalam database, maka proses
selanjutnya adalah memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing
table. Jika sebuah rute telah masuk ke dalam routing table, maka rute tersebut
akan terus digunakan. Untuk memilih rute terbaik parameter yang digunakan oleh
OSPF adalah Cost. Metric Cost akan menggambarkan seberapa dekat dan
cepatnya sebuah rute. Tabel perhitungan cost dapat dilihat pada tabel 2.2.
Sedangkan nilai Cost didapat dari perhitungan dengan rumus :
Tabel 2.2 Tabel perhitungan cost
Interface type 108 /bps = Cost
Fast Ethernet and faster 108 / 100.000.000 bps = 1
Ethernet 108 / 10.000.000 bps = 10
E1 108 / 2.048.000 bps = 48
T1 108 / 1.544.000 bps = 64
128 kbps 108 / 128.000 bps = 781
64 kbps 108 / 64.000 bps = 1562
56 kbps 108 / 56.000 bps = 1785
Tabel 2.3 Tabel perbandingan metric
Protokol Jenis metrics
RIP Hop
OSPF Bandwidth (interface cost)
EIGRP Delay, bandwidth
BGP Complex (attributes)
Tabel perhitungan metric dapat dilihat pada tabel 2.3. Router OSPF akan
menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan algoritma Shortest Path
First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai maka rute tersebut langsung
dimasukkan dalam routing table dan siap digunakan untuk forwarding data.
5. Menjaga informasi routing tetap uptodate
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus
merawat state databasenya. Ini bertujuan jika ada sebuah rute yang sudah tidak
valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi menggunakannya. Ketika ada
perubahan link state dalam jaringan, OSPF akan melakukan flooding terhadap
perubahan ini. Tujuannya agar seluruh router dalam jaringan mengetahui
perubahan tersebut. Semua proses OSPF akan terus berulang dan mekanisme
seperti ini membuat informasi rute-rute yang ada dalam jaringan terdistribusi
2.10.5 Tipe Paket Open Shortest Path First (OSPF) Tabel 2.4 Tabel tipe paket OSPF
Type Paket Name Description
1 Hello Discovers neighbors and builds adjacencies between them
2 Database Description (DBD)
Chekcks for database synchronization between routers
3 Link State Request (LSR)
Requests specific link state records from router to router
4 Link State Update (LSU)
Sends specifically requested link state records
5 Link State
Acknowledgement (LSAck)
Acknowledges the other packet types
Tabel tipe paket OSPF dapat dilihat pada tabel 2.4, penjelasan mengenai tabel
di atas sebagai berikut :
1. Hello, paket hello digunakan untuk membangun dan memelihara adjacency
dengan router OSPF lainnya.
2. DBD, Database Description berisi daftar-daftar dari database link state router
pengirim dan digunakan oleh router penerima untuk memeriksa dan
dibandingkan dengan database link state local.
3. LSR, Receiving Router kemudian bisa meminta informasi lebih lanjut tentang isi
di dalam DBD dengan mengirim Link State Request (LSR).
4. LSU, Link State Update paket digunakan untuk mereply ke LSRs serta
mengumumkan informasi baru. LSUs berisi tujuh jenis Link State Advertisements
5. LSAck, ketika sebuah LSU diterima, router mengirim sebuah Link State
Acknowledgement (LSAck) sebagai konfirmasi penerimaan LSU.
Tabel perbandingan protokol dynamic router dapat dilihat pada tabel 2.5.
(Tanenbaum,Andrew S: 1997).
Tabel 2.5 Tabel perbandingan protokol dynamic router
Feature RIP v1 RIP v2 EIGRP OSPF
Classless No Yes Yes Yes
Supports VLSM No Yes Yes Yes
Sends mask in update No Yes Yes Yes
Distance vector Yes Yes No1 No
Link state No No No1 Yes
Supports autosummarization No Yes Yes No Supports manual summarization No Yes Yes Yes
Proprietary No No Yes No
Routing updates sent to a multicast IP address
No Yes Yes Yes
Support authentication No Yes Yes Yes
Convergence Slow Slow Very Fast Fast
2.11 EIGRP
Enhanched Interior Gateway Protokol (EIGRP) merupakan routing protokol
milik cisco (cisco proprietary), dimana EIGRP ini akan bekerja maksimal atau
dengan kata lain hanya bisa digunakan sesame router cisco. Konvergensi EIGRP
lebih cepat dibandingkan dengan protokol distance vector, hal ini disebabkan tidak
diperlukannya fitur loopavoidance yang menyebabkan protokol distance vector
lambat. EIGRP menggunakan bandwidth dan delay untuk menghitung metric yang
sesuai dengan suatu rute. EIGRP melakukan konvergensi secara tepat ketika
menghindari loop dan tidak melakukan perhitungan-perhitungan rute seperti yang
ekstra sehingga hanya memerlukan lebih sedikit memori dan proses dibandingkan
dengan protokol link state.
Kelemahan utama EIGRP yaitu merupakan protokol cisco proprietary
sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang
disebut route redistribution, fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router
di antara protokol link state (OSPF dan EIGRP). EIGRP disebut juga hybrid distance
vector routing protokol, karena di dalam EIGRP terdapat dua tipe routing protokol
yang diterapkan yaitu distance vector dan link state dan dalam perhitungan untuk
menentukan jalur terdekat atau terpendek digunakan sebuah algoritma Diffusing
Update Algorithm (DUAL) untuk menentukannya. (Tanenbaum,Andrew S:1997).
2.11.1 Table EIGRP
Enhanched Interior Gateway Protokol (EIGRP) menggunakan 3 jenis tabel.
Table neighbor untuk mendaftar semua router neighbor, table topologi untuk
mendaftar semua entri route untuk setiap network destination yang didapatkan dari
setiap neighbor, dan table routing berisi jalur (rute) terbaik untuk mencapai ke setiap
destination. Berikut penjelasan dari 3 tabel :
1. Tabel Neighbor
Ketika router beradjacency dengan neighbor baru maka router akan menyimpan
address router neighbor berserta interface yang dapat menghubungkan dengan
neighbor tersebut sebagai satu entri dalam table neighbor. Table neighbor EIGRP
dapat diperbandingkan dengan database adjacency yang digunakan oleh protokol
melakukan komunikasi 2 arah dengan setiap neighbor yang terhubung langsung.
Ketika neighbor mengirim paket hello, ia akan menyertakan informasi hold time,
yaitu total waktu sebuah router dianggap sebagai neighbor yang dapat dijangkau
dan operasional. Jika paket hello tidak diterima sampai hold time berakhir,
algoritma DUAL akan menginformasikan terjadinya perubahan topologi.
2. Tabel Topologi
Ketika router menemukan neighbor baru maka router akan mengirimkan sebuah
update mengenai semua route yang diketahui kepada neighbor baru tersebut dan
sebaliknya menerima informasi yang sama dari neighbor, update ini yang akan
membangun tabel topologi. Tabel topologi berisi informasi semua network
destination yang di advertise oleh router neighbor. Jika neighbor mengadvertise
route ke suatu network destination maka neighbor tersebut harus menggunakan
route tersebut untuk memforward paket. Tabel topologi di update setiap kali ada
perubahan pada network yang terhubung langsung dari router neighbor.
3. Tabel Routing
Tabel routing ini berisi jalur atau rute terbaik untuk mencapai ke setiap
destination. Router akan membandingkan semua feasible distance (FD) untuk
mencapai network tertentu dan memilih jalur dengan feasible distance paling
rendah dan meletakkannya pada tabel routing. Feasible distance untuk jalur yang
terpilih akan menjadi metric EIGRP untuk mencapai network yang dituju dan
disertakan dalam tabel routing. Feasible distance (FD) menggambarkan seberapa
2.11.2 EIGRP Packet Type
Enhanched Interior Gateway Protokol (EIGRP) berkomunikasi dengan
adjacency neighbor secara multicast dan menggunakan 5 jenis paket atau message
dalam berhubungan dengan neighbornya, 5 jenis pesan tersebut antara lain yaitu
1. Hello : Router-router menggunakan paket hello untuk menjalin hubungan
neighbor. Paket-paket dikirim secara multicast.
2. Update : Untuk mengirimkan update informasi routing, tidak seperti RIP yang
selalu mengirimkan keseluruhan tabel routing dalam pesan update, EIGRP
menggunakan triggered update yang hanya mengirimkan update jika terjadi
perubahan pada network, misalkan terjadi network yang down. Peket update berisi
informasi perubahan jalur atau rute dan update-update ini dapat berupa unicast
untuk router tertentu atau juga multicast untuk beberapa router yang terhubung.
3. Query : Untuk menanyakan suatu route kepada tetangga, biasa digunakan saat
terjadi kegagalan pada salah satu route network, dan tidak terdapat feasible
successor untuk route tersebut. Router akan mengirimkan pesan query untuk
memperoleh informasi route alternatif untuk mencapai network tersebut, biasa
dalam bentuk multicast tapi bisa juga dalam bentuk unicast untuk beberapa studi
kasus tertentu.
4. Reply : Respon atau balasan dari pesan query.
5. Ack (Acknowledgment) : Untuk memberikan acknowledgement atau sebuah
2.12 Distance Vektor
Algoritma routing distance vektor secara periodik menyalin tabel routing dari
router ke router. Perubahan tabel routing ini di update antar router yang saling
berhubungan saat terjadi perubahan topologi. Setiap router menerima tabel routing
dari router tetangga yang terhubung secara langsung. Proses routing ini disebut
dengan routing Bellman Ford atau Ford Fulkerson. Routing vektor jarak beroperasi
dengan membiarkan setiap router menjaga tabel (sebuah vektor) memberikan jarak
terbaik yang dapat diketahui ke setiap tujuan dan saluran yang dipakai menuju tujuan
tersebut, tabel-tabel ini di update dengan cara saling bertukar informasi dengan router
tetangga. Routing distance vektor bertujuan untuk menentukan arah atau vektor dan
jarak ke link-link lain di suatu internetwork. Sedangakan link state bertujuan untuk
menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork.
Misal, router A menerima tabel informasi estimasi dari router B dimana
terdapat Bi yang menyatakan estimasi waktu yang dibutuhkan oleh B untuk sampai
ke router i. Bila A mengetahui delay ke B sama dengan m milidetik, A juga
mengetahui bahwa A dapat mencapai router i dalam Bi + m milidetik. Struktur data
tabel distance vektor :
a. Setiap node atau router memilikinya
b. Baris digunakan menunjukkan tujuan yang mungkin
c. Kolom digunakan menunjukkan untuk setiap node tetangga secara langsung