• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR SERI PADA Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Gambar Seri Pada Anak Didik Kelompok A Di TK Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun Pela

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN GAMBAR SERI PADA Upaya Meningkatkan Kemandirian Anak Melalui Metode Bercerita Dengan Gambar Seri Pada Anak Didik Kelompok A Di TK Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun Pela"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN PELAJARAN 20012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:

WIDARTINI

NIM. A520091027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SURAKARTA

(2)
(3)

1 metode bercerita dengan gambar seri dapat meningkatkan kemandirian anak di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action ressearch) dengan bentuk penelitian PTK. Subjek penelitian adalah seluruh anak yang berada di TK Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara mendalam observasi partisipan, dokumentasi dan test. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model induktif interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui bahwa 1) Kemandirian anak Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar pada siklus I pertemuan I siswa yang telah dinyatakan tuntas ada 1 anak (5 %), sedangkan pada siklus I pertemuan II menunjukkan bahwa siswa yang tuntas ada 7 anak (35 %). 2) Kemandirian anak anak Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar pada siklus II pertemuan I menunjukkan bahwa siswa yang tuntas ada 15 anak (75 %), sedanhgkan pada siklus II pertemuan II menunjukkan bahwa siswa yang tuntas ada 20 anak (100 %) Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai berikut: Melalui metode bercerita dengan gambar seri dapat melatih serta meningkatkan kemandirian anak sejak dini di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran 2012/ 2013.

Kata Kunci: Meningkatkan,kemandirian Anak, Metode bercerita dengan gambar seri

PENDAHULUAN

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

(4)

lanjut. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu bentuk

pendidikan anak usia dini yang berada pada jalur pendidikan formal, seperti yang

termaktub dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini. Sebagai lembaga

pendidikan formal yang terendah, tugas utama TK adalah mempersiapkan anak

dengan memperkenalkan pengetahuan, sikap/perilaku, dan keterampilan agar anak

dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya di sekolah dasar (Depdiknas,

2009).

Pada lembaga pra sekolah inilah anak-anak dikenalkan proses kemandirian

dan interaksi sosial dengan model permainan. Karena dunia anak adalah dunia

bermain, maka melalui bermain anak memperoleh pelajaran yang mengandung aspek

perkembangan kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik. Melalui kegiatan

bermain dengan berbagai permainan anak dirangsang untuk berkembang secara

umum baik perkembangan berpikir, emosi maupun sosial. Hal ini terjadi karena

bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa

mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,

memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.

Perkembangan anak yang normal, usia pra sekolah merupakan usia yang

mudah menyerap segala informasi yang ada di sekitarnya. Belajar pada masa awal

dalam pendidikan formal bisa didapatkan dari pendidikan Taman Kanak–kanak

adalah tempat anak belajar, anak berkembang lewat permainan. Taman Kanak-Kanak

merupakan suatu usaha pendidikan pra sekolah yang mempunyai tujuan untuk

meletakkan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta

anak didik di dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Di samping itu

pendidikan pra sekolah juga membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki jalur pendidikan

sekolah. Dengan mengikuti pendidikan pra sekolah diharapkan anak memiliki

kemampuan untuk mengenal huruf dan angka yang sangat diperlukan dalam

tingkatan pendidikan dasar selanjutnya.

Salah satu kegiatan bermain yang dapat digunakan untuk membiasakan

kemandirian anak adalah melalui metode bercerita. Melalui metode cerita, anak

(5)

diterapkan saat dewasa kelak. Oleh karena itu, pendidikan bagi siswa TK harus

diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan anak yang ada di sekitar anak. Melalui

bercerita diharapkan anak ditunjukkan dan dikenalkan dengan lingkungan kehidupan

anak. Lingkungan kehidupan anak sebagai pribadi, terutama lingkungan kehidupan

anak dalam kelompok, banyak memberikan pengalaman bagaimana cara melakukan

sesuatu yang terdiri atas serangkaian tingkah laku yang dimaksud. Di dalam

kehidupan kelompok, masing-masing anak belajar untuk dapat mengatur diri sendiri

agar dapat membina persahabatan berperan serta dalam kegiatan kelompok,

memecahkan masalah yang dihadapi kelompok, dan bekerja sama untuk mencapai

tujuan bersama. Agar perkembangan kemandirian pada masa anak-anak tercapai

secara optimal, sarana dalam metode bercerita mempunyai peranan yang sangat

penting dalam perkembangan kemandirian anak-anak.

Taman Kanak-kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat merupakan salah

satu TK yang berada pada pinggiran Kota Kecamatan sebelah barat daya memiliki

kemampuan hampir seragam karena saat masuk memiliki umur yang hampir seragam

yakni antara 4 tahun dan 5 tahun. Namun demikian bila ditinjau dari kemandirian

anak didik, mereka belum sesuai dengan harapan guru maupun orang tua sebagai

user pendidikan berdasarkan hasil observasi dan refleksi diri ada beberapa masalah

yang terjadi di TK Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat, yang belum bisa melakukan

interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan anak yang baru. Bila masalah ini

tidak segera mandapat solusi maka sangatlah sulit bagi anak untuk mencapai hasil

belajar yang memuaskan.

Untuk menciptakan anak Taman Kanak-Kanak yang tangguh maka dalam

Proses Belajar Mengajar (PBM) demi tercapainya tujuan yang efisien dan efektif,

harus bertitik tolak pada pengertian metode, maka yang dimaksud dengan metode

pengajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan

yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan. Karena

metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar

mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu system pengajaran. Salah

satu metode pengajaran atau pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran,

yaitu metode bercerita. Melalui cerita anak-anak mampu mendengarkan dengan

(6)

tidak memahaminya, anak dapat menjawab pertanyaan, anak dapat menceritakan

kembali cerita, memperoleh banyak perbendaharaan kata-kata baru serta dapat

belajar bagaimana menyusun kalimat dengan benar. Dengan cerita guru dapat

merangsang kemampuan bercerita anak. Bercerita dapat diserta alat peraga maupun

tanpa alat peraga. Cerita sebaiknya diberikan secara menarik dan membuka

kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan secara menarik dan membuka

kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan tanggapan setelah cerita

selesai. Cerita akan lebih bermanfaat jika dilaksanakan sesuai dengan minat,

kemampuan dan kebutuhan anak (Depdiknas, 2009).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh

Kebakkramat Karanganyar. Taman Kanak-kanak ini terletak di desa Kaliwuluh

Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar, berada di tengah-tengah dukuh

Teken kelurahan Kaliwuluh. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan

Oktober 2012 sampai dengan bulan Desember 2012. Subyek penelitian adalah Guru

kelas serta siswa di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat

Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Obyek penelitian adalah kemandirian

siswa serta pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita dengan gambar seri

.

Jenis penelitian adalah PTK dengan langkah-langkah

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini adalah

mendata seberapa banyak anak yang mempunyai kemandirian yang kurang, serta

menyiapkan perangkat pengajaran dengan metode bercerita dengan gambar seri .

2. Pelaksanaan

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Anak – anak yang akan ditingkatkan kemandiriannya adalah anak –

anak yang kemandiriannya belum baik saat di sekolah. Adapun langkah yang

dilakukan pada tahapan ini antara lain :

1) Pengumpulan data diri anak yang kemampuan kemandirian yang rendah.

(7)

3) Menentukan program pengajaran yang tepat yakni metode pembelajaran

dengan metode bercerita dengan gambar seri

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

1) Guru menerapkan pembelajaran dengan metode bercerita dengan gambar

seri

2) Anak belajar dalam situasi metode bercerita dengan gambar seri

3) Memantau perkembangan kemandirian yang terjadi pada anak.

3. Tahapan Observasi

Tindakan guru memonitor dan membantu anak jika menemui kesulitan

selama pengajaran dengan metode bercerita dengan gambar seri . Dalam tahapan

ini dilakasanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan metode

bercerita dengan gambar seri . Guru sebagai observer melakukan pengamatan

berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan sebelumnya oleh

pengamatan. Hasil observasi merupakan bahan perenungan untuk melakukan

langkah selannjutnya (refleksi)

4. Tahapan Refleksi

Dalam tahapan ini peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan

persiapan untuk melaksanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dengan

metode bercerita dengan gambar seri dan observasi terhadap proses pembelajaran

oleh guru dan aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaran

Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I dibuat siklus II yang

meliputi :

a. Tahap Perencanaan Tindakan

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

c. Tahap Observasi

d. Tahap Refleksi.

Demikian juga untuk siklus II dan siklus III, selanjutnya anak mampu terlatih

kemandiriannya.

Sumber data dapat ditemukan melalui pengamatan keseharian yang dilakukan

anak, dimana anak sebelumnya masih belum mandiri dalam melakukan kegiatan dan

(8)

tumbuh keberaniannya, hilang rasa takutnya dan anak menjadi lebih aktif dan

mampu mandiri dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Dalam pengumpulan data yang dipergunakan peneliti ada 3 teknik. Teknik

tersebut adalah Teknik Wawancara; Teknik Observasi; Metode Dokumentasi. Keberhasilan kegiatan penelitian ini akan tercermin dengan adanya penigkatan yang

signifikan terhadap kemampuan kognitif anak meliputi aspek kemandirian. Adapun

prosentase keberhasilan penelitian tiap siklus dapat dilihat pada sebuh tabel.

Tabel 3.5

Rata – rata Prosentase Keberhasilan Tiap Siklus

Keberhasilan

penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II

Rata – rata prosentase kemandirian anak dalam 1 kelas

40 % 65 % 80 %

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang melalui metode bercerita dengan gambar seri dilakukan

dalam 3 siklus mulai dari siklus I, siklus II. Pada siklus II pertemuan kedua hasil

penelitian menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan berhsil mneingkatkan

kemandirian siswa Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat

Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Secara keseluruhan dapat dilihat pada table

berikut:

Tabel 4.2

Tabulasi Kemandirian Anak Setelah Pembelajaran dengan Metode Bercerita Siklus I Pertemuan I

No Skor Kemandirian

Nilai dalam

Skala 100 Frekuensi Prosentase

(9)

Dari tabel di atas dapat dibuat histogram sebagai berikut:

Gambar 4.2.

Histogram Hasil Post Test Kemandirian Anak Setelah Siklus I Pertemuan I

Dari tabel dan histogram di atas dapat diketahui siswa yang telah

dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas menunjukkan kemandirian memadai

atau memiliki nilai 70 dalam skala 100) ada 1 anak dari 20 anak (5 %),

sedangkan yang belum tuntas ada 19 anak dari 20 anak (95 %)

Tabel 4.3

Tabulasi Kemandirian Anak Setelah Pembelajaran dengan Metode Bercerita Siklus I

Pertemuan II

No Skor Kemandirian

Nilai dalam

Skala 100 Frekuensi Prosentase

1 16 57 2 10 %

2 17 61 3 15 %

3 18 64 3 15 %

4 19 68 5 25 %

5 20 71 3 15 %

6 21 75 2 10 %

7 22 79 1 5 %

8 23 82 1 5 %

Jumlah 20 100 %

(10)

Gambar 4.3.

Histogram Hasil Post Test Kemandirian Anak Setelah Siklus I Pertemuan II

Dari tabel dan histogram di atas dapat diketahui siswa yang telah dinyatakan

tuntas (memiliki aktifitas menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai 70

dalam skala 100) ada 7 anak dari 20 anak (35 %), sedangkan yang belum tuntas ada

13 anak dari 20 anak (65 %)

Tabel 4.4

Tabulasi Kemandirian Anak Setelah Pembelajaran dengan Metode Bercerita Siklus II Pertemuan I

No Skor Kemandirian

Nilai dalam

Skala 100 Frekuensi Prosentase

1 17 61 1 5 %

2 18 64 2 10 %

3 19 68 2 10 %

4 20 71 3 15 %

5 21 75 4 20 %

6 22 79 3 15 %

7 23 82 4 20 %

8 24 86 1 5 %

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dibuat histogram sebagai berikut:

Gambar 4.4.

(11)

Dari tabel dan histogram di atas dapat diketahui siswa yang telah

dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas menunjukkan kemandirian memadai

atau memiliki nilai 70 dalam skala 100) ada 15 anak dari 20 anak (75 %),

sedangkan yang belum tuntas ada 5 anak dari 20 anak (25 %)

Tabel 4.5

Tabulasi Kemandirian Anak Setelah Pembelajaran dengan Metode Bercerita

Siklus II Pertemuan II

No Skor Kemandirian

Nilai dalam

Skala 100 Frekuensi Prosentase

1 21 75 1 5 %

2 22 79 3 15 %

3 23 82 3 15 %

4 24 86 3 15 %

5 25 89 4 20 %

6 26 93 3 15 %

7 27 96 3 15 %

Jumlah 20 100 %

Dari tabel di atas dapat dibuat histogram sebagai berikut:

Gambar 4.5.

(12)

Dari tabel dan histogram di atas dapat diketahui siswa yang telah

dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas menunjukkan kemandirian memadai

atau memiliki nilai 70 dalam skala 100) ada 20 anak dari 20 anak (100 %),

sedangkan yang belum tuntas ada 0 anak dari 20 anak (0 %)

Dari deskripsi data diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara

sebelum Siklus, Siklus I pertemuan I, pertemuan I, Siklus II pertemuan I dan

pertemuan II tabel sebagai:

Tabel 4.7:

Perbandingan Hasil Post Test kemandirian anak anak Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar

(13)

18 27 0 siswa 0 siswa 0 siswa 0 Siswa 3 Siswa 19 Siswa yang

tuntas

0 siswa 1 siswa 7 siswa 15 siswa 20 siswa

20 Prsn Siswa Tuntas

0 % 5 % 35 % 75% 100 %

21 Siswa Tak Tuntas 20 siswa 19 siswa 13 siswa 5 siswa 0 siswa 22 Prsn Siswa Tak

Tuntas

100 % 95 % 65 % 25 % 0 %

Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa skor kemandirian siswa yang

jumlahnya 10, 11, 12 pada siklus I pertemuan I dan pertemuan II, Siklus II

pertemuan I dan pertemuan II jumlah siswanya 0 karena setelah perlakukan

pembelajaran dengan metode proyek skor kemandirian yang dimiliki anak

mengalami kenaikan atau anak semakin mandiri. Dari table 4.7 apabila dibuat

diagram sebagai berikut :

Gambar 4.7.

Histogram Perbandingan Hasil Post Test Kemandirian Anak TK pada Sebelum Siklus, Siklus I pertemuan I dan pertemuan II; Siklus II pertemuan I dan pertemuan II

SIMPULAN

Kemandirian anak merupakan tujuan yang ingin dicapai orang tua dalam

mendidik anak-anaknya. Sikap mandiri sudah dapat dibiasakan sejak anak masih

kecil, melalui hubungan kasih sayang dan kedekatan dengan kedua orang tua.

(14)

tidak mendapatkan kasih sayang akan terlibat mendapatkan berbagai macam

gangguan dalam penyesuaian sosial pada saat ia bertambah besar.

Salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

membiasakan kemandirian anak adalah melalui metode bercerita dengan gambar

seri. Melalui metode bercerita dengan gambar seri, anak TK akan memperoleh hasil

belajar dengan mendapatkan contoh-contoh tertentu sesuai dengan tujuannya,

terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan.

Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan

mengambil tema tanaman. Penelitian ini menggunakan tiga siklus, yang

masing-masing siklus anak dikenalkan mengenai bagian tanaman, macam-macam tanaman

dan manfaat tanaman.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa : 1) Kemandirian anak

Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar pada siklus I

pertemuan I menunjukkan bahwa siswa yang telah dinyatakan tuntas ada 1 anak (5

%) dari 20 anak, sedangkan yang belum tuntas ada 19 anak (95 %) dari 20 anak,

sedangkan pada siklus I pertemuan II menunjukkan bahwa siswa yang telah

dinyatakan tuntas ada 7 anak (35 %) dari 20 anak, sedangkan yang belum tuntas ada

13 anak (65 %) dari 20 anak. 2) Kemandirian anak anak Taman Kanak-Kanak

Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar pada siklus II pertemuan I

menunjukkan bahwa siswa yang telah dinyatakan tuntas (memiliki aktifitas

menunjukkan kemandirian memadai atau memiliki nilai ≥ 70 dalam skala 100) ada

15 anak (75 %) dari 20 anak, sedangkan yang belum tuntas ada 5 anak (25 %) dari

20 anak, sedanhgkan pada siklus II pertemuan II menunjukkan bahwa siswa yang

telah dinyatakan tuntas ada 20 anak (100 %) dari 20 anak, sedangkan yang belum

tuntas ada 0 anak (0 %) dari 20 anak

Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan sebagai

berikut: Melalui metode proyek dapat melatih serta meningkatkan kemandirian anak

sejak dini di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Kaliwuluh Kebakkramat Karanganyar

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke 11, Jakarta: Rineka Cipta.

Dinkes. 2009. Pedoman Pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Depkes RI.

Depdiknas, 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta

Departemen Pendidikan Agama, 2005. Kurikulum 2004 TK dan Raudhatul Athfal.

Departemen Pendidikan Agama Dirjen Pendidikan. Dhieni N et al. 2005. Metode Pengembangan Bahasa. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Enung Fatimah. 2006. Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik,

Bandung: Pustaka Setia

Hamzah B. Uno. 2008. Profesi Kependidikan Problema, Solusi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendra Surya. 2003. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo, Masmedia Buana Pustaka

Hurlock, E. 1995. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT.Grasindo

Jasni Herlani, 2008. Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Seni Lukis Anak di TK Bumi Limas. Skripsi PGTK UPI Bandung.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.

Moeslichatoen, R. 2007. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kank. Jakarta: Rineka Cipta.

Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, 2002. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Nasrulloh, 2011. Pemanduan Anak Berbakat, Rajawali, Jakarta

Notoatmodjo, S. (2002). Metode Penelitian Kesehatan, edisi Revisi cetakan kedua. Rineka Cipta: Jakarta

(16)

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Soegiyono, 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

_________, 2011. Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D . Bandung: Alfabeta.

Tabrani P, 2005. Metode Bercerita Dengan Gambar. Bandung: Kelir.

Gambar

Tabel 4.2 Tabulasi Kemandirian Anak Setelah Pembelajaran dengan Metode Bercerita  Siklus I
Gambar 4.2.
Gambar 4.3.
Tabel 4.5 Tabulasi Kemandirian Anak Setelah Pembelajaran dengan Metode Bercerita
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada kelompok I, setelah pemberian preanestesi kombinasi atropin sulfat- xylazin HCl, induksi anestesi dengan kombinasi ketamin HCl-propofol, dan pemeliharaan anestesi

Productivity of Kalung Crickets ( Gryllus bimaculatus ) Cultivation (Case Study in Central and East Java).. Y.P. Cyrilla

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemandirian belajar untuk siswa. Kemandirian belajar erat kaitannya dengan kesiapan individu yang mau dan mampu untuk

ekologi, pekarangan merupakan lahan dengan sistem yang terintegrasi dan fl mempunyai hubungan yang kuat antara manusia sebagai pemilik d"n fl penghuninya dengan

Metode pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan pendidik atau guru untuk mencapai tujuan dalam proses belajar mengajar yang diterapkan kepada siswa sebagai

Dalam penelitian ini di jelaskan cara penyisipan metode Steganografi Least Significant Bit (LSB) dan Metode Bit-Plane Complexity Segmentation (BPCS) serta

ANALISIS CITY BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KOTA BATAM SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN MANCANEGARA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penguasaan kosakata pada siswa XI bahasa SMAN 1 Cicalengka tahun ajaran 2013/2014 setelah pemberian treatment dapat diketahui dari hasil perhitungan rata-rata skor hasil