KORELASI KECERDASAN EMOSIONAL (EMOTIONAL QUATION) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA YANG DITINJAU
DARI METODE YANG DIGUNAKAN GURU DI KELAS X SMA SE-KOTA MEDAN
T.P 2011/2012
Oleh: Sri Juita M.Sitopu
NIM 408121094
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Sri Juita M. Sitopu lahir di Tebing Tinggi pada tanggal 31 Desember 1989. Ayah bernama B. Sitopu dan ibu bernama B. Naibaho dan merupakan anak ke enam dari enam bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri No. 095237 Pondok Hombing Kec. Silau Kahean Kab. Simalungun dan lulus pada tahun 2002. Kemudian pada tahun yang sama, penulis melanjutkan sekolah di SMP Sw. Katolik Budi Murni 1 Medan, lulus tahun 2005.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Sw.Katolik Budi Murni 1 Medan dan lulus tahun 2008. Kemudian pada tahun 2008, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan lulus pada tanggal 13 Agustus 2012.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat dan kesehatan kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi berjudul “Korelasi Kecerdasan Emosional (Emotional Quation) Terhadap Hasil Belajar Yang Ditinjau dari Metode yang digunakan Guru di Kelas X SMA Se-Kota Medan T.A 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi, mulai dari pengajuan judul proposal penelitian sampai penyusunan skripsi, antara lain Bapak Drs. Nurdin Siregar, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis. Kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si, Bapak Drs. Khairul Amdani, M.Si, Ibu Rita Juliani, M.Si, selaku pembanding I, II dan III yang telah banyak memberikan saran dan masukan selama penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Makmur Sirait, M.Si, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan, dan juga kepada Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya di jurusan fisika selama penulis mengikuti perkuliahan. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada kepala sekolah beserta guru-guru di sekolah yang menjadi tempat penelitian penulis, karena telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan bersedia bekerjasama selama penelitian dilakukan.
Rasa terima kasih juga saya tujukan kepada:
Yang terkasih : Joni Antonius Tarigan yang selalu setia membantu,
mendoakan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. “we have been through many laughs, tears, happiness and
sadness while creating this thesis. Thankyu for all of you have done
to me”.
Sahabatku Eryca Manalu yang memberikan semangat, mendukung
dan mendoakan dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih sudah menjadi sahabatku sejak SMP.
Teman- teman penulis Natalia Hutahaean, Agus Ridhoi, Fajrul
Ginting, Lia Kartika Sibarani, Erta Sri Wahyu, Evi Elisabeth Purba serta teman-teman seperjuangan DIK B 2008 yang selalu memberikan semangat dan dukungan hingga selesainya skripsi ini. Rasa terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman NHKBP Rogate yang telah memberikan semangat serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, Agustus 2012
Penulis,
Sri Juita M.Sitopu
NIM. 408121094
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Grafik x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Identifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1.Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Pengertian Kecerdasan 8
2.1.2 Kecerdasan Emosional 9
2.1.2.1 Pengertian Emosi 9
2.1.2.2 Pengertian Kecerdasan Emosional 10
2.1.3 Faktor Kecerdasan Emosional 13
2.1.4. EQ Versus IQ 14
2.1.5 Keterkaitan antara Kecerdasan Emosional dengan hasil
Belajar pada siswa SMU 15
2.1.6 Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Hasil Belajar Fisika 17
2.2. Metode Pembelajaran 17
2.3. Pengertian Belajar 20
2.4. Hasil Belajar 21
2.5. Kerangka Konseptual 21
2.6. Hipotesis 22
BAB III METODE PENELITIAN 23
3.1. Tempat dan Waktu penelitian 23
3.1.1 Tempat Penelitian 23
3.1.2 Waktu Penelitian 23
vii
3.2.1 Populasi Penelitian 23
3.2.2 Sampel Penelitian 23
3.3. Variabel Penelitian 24
3.4. Alat Pengumpulan Data 24
3.4.1 Angket(Quetionary) 24
3.4.2 Hasil Belajar Siswa 25
3.5. Jenis dan Desain Penelitian 25
3.5.1 Jenis Penelitian 25
3.5.2 Desain Penelitian 26
3.6 . Prosedur Penelitian 26
3.6.1 Persiapan 26
3.6.2 Pengumpulan Data 26
3.7. Teknik Analisis Data 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 31
4.1. Hasil Penelitian 31
4.1.1 Skor Angket Kecerdasan Emosional Siswa 31
4.1.2 Nilai Hasil Belajar Fisika Siswa 39
4.1.3 Korelasi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar 47 4.1.4 Korelasi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar
Siswa Kelas X SMA Se- Kota Medan 50
4.2.Pembahasan Hasil Penelitian 51
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 53
5.1. Hasil Penelitian 53
5.2. Saran 53
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.4.1.1 Kisi-kisi Angket 25
Tabel 3.4.1.2 Jawaban Angket 25
Tabel 3.7.1. Interpretasi Nilai 29
Tabel 3.7.2 Analisis Varians Untuk Uji Kelinearan dan Keberartian Regresi 30
Tabel 4.1. 1.1 Bobot Nilai Angket Kecerdasan Emosional Siswa Kelas X SMA N 4 Medan 31
Tabel 4.1.1.2 Bobot Nilai Angket Kecerdasan Emosional Siswa Kelas X SMA N 12 Medan 32
Tabel 4.1.1.3 Bobot Nilai Angket Kecerdasan Emosional Siswa Kelas X SMA N 17 Medan 34
Tabel 4.1.1.4 Bobot Nilai Angket Kecerdasan Emosional Siswa Kelas X SMA Sw. Budi Murni 1 Medan 35
Tabel 4.1.1.5 Bobot Nilai Angket Kecerdasan Emosional Siswa Kelas X SMA Sw. Harapan Baru Medan 36
Tabel 4.1.1.6 Bobot Nilai Angket Kecerdasan Emosional Siswa Kelas X SMA Sw. Kartika I-2 Medan 38
Tabel 4.1.2.1 Nilai Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 4 Medan 39
Tabel 4.1.2.2 Nilai Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 12 Medan 40
Tabel 4.1.2.3 Nilai Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 17 Medan 42
Tabel 4.1.2.4 Nilai Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Sw. Budi Murni 1 Medan 43
Tabel 4.1.2.5 Nilai Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Sw. Harapan Baru Medan 44
Tabel 4.1.2.6 Nilai Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Sw. Kartika I-2 Medan 45
Tabel 4.1.3.1 Korelasi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 4 Medan 47
Tabel 4.1.3.2 Korelasi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 12 Medan 47
Tabel 4.1.3.3 Korelasi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 17 Medan 48
Tabel 4.1.3.4 Korelasi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Sw.Budi Murni 1 Medan 48 Tabel 4.1.3.5 . Korelasi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Sw.Harapan Baru Medan 49 Tabel 4.1.3.6 Korelasi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Sw.Kartika I-2 Medan 49
Tabel 4.1.4.1 Rata-rata Emosional Quation dan Hasil Belajar FisikaSiswa Kelas X SMA Se-Kota Medan 50
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Angket Kecerdasan Emosional 56
Lampiran 2. Angket Guru 59
Lampiran 3. Data Korelasi Kecerdasan Emosional dan
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 4 Medan 61 Lampiran 4. Data Korelasi Kecerdasan Emosional dan
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 12 Medan 63 Lampiran 5. Data Korelasi Kecerdasan Emosional dan
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA N 17 Medan 65 Lampiran 6. Data Korelasi Kecerdasan Emosional dan Hasil Belajar
Fisika Siswa Kelas X SMA Sw. Budi Murni 1 Medan 67 Lampiran 7. Data Korelasi Kecerdasan Emosional dan Hasil Belajar
Fisika Siswa Kelas X SMA Sw.Kartika I-2 Medan 69 Lampiran 8. Data Korelasi Kecerdasan Emosional dan Hasil Belajar
Fisika Siswa Kelas X SMA Sw.Harapan Baru Medan 71 Lampiran 9. Deskriptif Statistik Data Penelitian 72
Lampiran 10. Uji Normalitas 73
Lampiran 11. Persamaan Regresi Data Penelitian 75
Lampiran 12. Uji Kelinearan dan Uji Keberartian Regresi 77
Lampiran 13. Uji Hipotesis Data Penelitian 78
Lampiran 14. Tabulasi Angket Kecerdasan Emosional 80
Lampiran 15. Dokumentasi 92
Lampiran 16. Tabel Distribusi F 98
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses perbuatan, dan cara mendidik. Dengan memperoleh pendidikan, anak didik diharapkan dapat dilatih untuk memecahkan masalah. Untuk itu, masalah intelligensi merupakan salah satu masalah pokok, sehingga tidak heran jika masalah tersebut banyak dibahas orang. Peranan intelligensi dalam proses pendidikan dianggap demikian penting sehingga dapat dipandang menentukan keberhasilan seseorang dalam belajar, tetapi ada juga yang menganggap intelligensi tidak begitu berpengaruh terhadap hal tersebut. Tetapi pada umumnya orang berpendapat, bahwa intelligensi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam belajar, terlebih pada waktu anak tersebut masih sangat muda, maka intelligensi sangat besar pengaruhnya (Suryabrata, 2004:v).
Praktek pendidikan di Indonesia cenderung lebih berorientasi pada pendidikan berbasis hard skill (keterampilan teknis) yang lebih bersifat mengembangkan Intelligence Quation (IQ), namun kurang mengembangkan kemampuan soft skill yang tertuang dalam Emotional Intelligence (EQ), dan spritual intelligence (SQ). Pembelajaran diberbagai sekolah bahkan perguruan tinggi lebih menekankan pada perolehan nilai hasil ulangan atau ujian. Banyak guru yang memiliki persepsi bahwa peserta didik yang memiliki kompetensi yang baik adalah yang nilai hasil ulangan atau ujiannya tinggi (Aqib, Zainal, 2011:6)
2
kehilangan kepercayaan pada institusi yang menggagalkan anak tersebut atau kehilangan kepercayaan pada pihak yang telah memberikan diagnosa IQ nya (Azwar, 2004:5).
Konsep salah kaprah yang lain adalah bahwa pemecahan masalah lebih banyak berhubungan dengan perkembangan intelektual (IQ) daripada dengan keterampilan emosional dan sosial (EQ). Psikolog terkemuka dalam perkembangan anak Jean Piaget mengandaikan bahwa logika, mula-mula konkret dan kemudian abstrak, adalah unsur penting dalam pemecahan masalah, karena secara langsung menghubungkannya dengan usia dan bakat intelektual seorang anak. Tetapi makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa pengalaman sosial dan keakraban dengan masalah mungkin merupakan faktor yang lebih penting(Shapiro, 1997:141).
Ujian Nasional (UN) sebagai salah satu program pemerintah dalam bidang pendidikan menempatkan intelligensi sebagai unsur kognitif menjadi jaminan kesuksesan dalam belajar. Sehingga anak yang tidak lulus UN dianggap telah gagal dalam belajar. Sekarang ini memang penilaian sekolah bukan hanya terpacu pada kemampuan kognitif saja. Masih ada kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik. Tapi pada kenyataannya, ujian nasional (UN) hanya menilai kemampuan kognitifnya saja seolah-olah kemampuan afektif dan psikomotorik tidaklah begitu penting untuk menentukan hasil belajar.
Sejalan dengan itu, ada anggapan bahwa hasil tes IQ yang rendah merupakan vonis akhir bahwa individu bersangkutan tidak mungkin dapat mencapai prestasi yang baik. Hal ini tidak saja merendahkan self-estrem (harga diri) seseorang akan tetapi dapat membuat motivasi untuk belajar menurun yang justru akan menjadi awal dari kegagalan yang seharusnya tidak terjadi (AZWAR, 2004:5).
kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda. Yang dimaksud dengan kecerdasan adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkembangkan (Gardener, Howard. 1983). Oleh sebab itu, setiap anak memiliki kesukaan dan cara belajar yang berbeda pula.
Gardner (Uno, Hamzah B, 2011:243-246), merumuskan teori multiple intelligence yang terdiri dari 8 kecerdasan yang bersifat universal yaitu: kecerdasan linguistik (kemampuan anak dalam mengolah bahasa, membuat suatu kalimat dan mudah memahami kata-kata), kecerdasan logis-mathematis (kemampuan anak dalam pemecahan masalah-masalah yang berkaitan dengan angka-angka, dan pemikiran yang logis), kecerdasan spasial (kemampuan anak dalam memahami perspektif ruang dan dimensi), kecerdasan musikal (kemampuan anak dalam menyusun lagu,menyanyi,memainkan alat musik dengan sangat baik), kecerdasan badani kenestetik (kemampuan anak di dalam aktivitas olahraga,atletik, menari dan kegiatan-kegiatan yang membutuhkan kelincahan tubuh), kecerdasan interpersonal (kemampuan anak dalam berhubungan dengan orang lain), kecerdasan itrapersonal (kemampuan anak dalam memahami siri sendiri), kecerdasan naturalis (kemampuan anak dalam memahami gejala-gejala alam, memperlihatkan kesadaran ekologis dan menunjukkan kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam).
Teori Gardner ini selanjutnya dikembangkan dan dilengkapi oleh para ahli lain. Diantaranya adalah Daniel Goleman (2009) melalui bukunya, Emotional
Intelligence atau Kecerdasan Emosional. Dari kedelapan spektrum kecerdasan
4
Goleman juga mengemukaan bahwa 80% keberhasilan seseorang di masyarakat dipengaruhi oleh kecerdasan emosi dan hanya 20% ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya akan mengalami kesulitan belajar, bergaul, dan tidak dapat mengontrol emosinya (Asmani, Jamal, 2011:45)
Berdasarkan hasil wawancara si penulis dengan guru Fisika di SMA Budi Murni 1 Medan, sekolah ini pernah beberapa kali mengadakan tes Potensial dan Bakat. Dan didapat fakta menunjukkan bahwa siswa yang memiliki tingkat IQ tinggi bukanlah orang yang memegang pringkat 1 disekolah, namun siswa yang memiliki tingkat IQ yang sedang menjadi siswa peringkat 1. Bahkan mengejutkan pada tahun 2009, pernah siswa yang memiliki IQ rata-rata menjadi peringkat 1 disekolah. Dari sini didapat fakta bahwa Intelligensi bukanlah faktor utama untuk menentukan hasil belajar.
Selain itu guru banyak menggunakan metode-metode dalam pembelajaran guna mencapai indikator materi yang harus dipenuhi. Untuk melatih kecerdasan emosional siswa, alangkah lebih baik jika kita sering melakukan aktifitas belajar yang banyak berinteraksi dengan siswa. Jadi jika dalam suatu pembelajaran Fisika, guru melibatkan kecerdasan emosional siswa dalam penggunaan metode-metode yang tepat sasaran maka pembelajaran akan menyenangkan dan hasilnya diharapkan akan lebih baik. Karena siswa dilatih untuk mengendalikan emosinya pada saat berdiskusi dengan teman, merespon guru dan yang paling penting adalah siswa mampu memecahkan masalah tidak begitu tergantung kepada kecerdasan siswa tetapi lebih kepada pengalaman pada saat belajar.
belajar Matematika menunjukkan adanya hubungan antara kecerdasan ini dengan hasil belajar sebesar (rxy = 0,35 ) hanya saja arah korelasi bernilai negatif dan Eva Indrayani Sembiring (2010) yaitu hubungan kecerdasan emosional dengan hasil belajar Biologi sebesar (rxy= 0.835).
Dari hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti tentang kecerdasan emosional dengan judul : Korelasi Kecerdasan Emosional (Emotional Quation) Terhadap Hasil Belajar Fisika Yang Ditinjau Dari Metode Yang Digunakan Guru di Kelas X SMA Se-Kota Medan T.P 2011/2012.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Intelligensi dipandang sebagai penentu berhasil atau tidaknya seseorang dalam hal belajar.
2. Ujian Nasional (UN) hanya menempatkan kemampuan kognitif sebagai penentu keberhasilan belajar tanpa memperhatikan kemampuan afektif dan psikomotorik anak.
3. Sistem pendidikan yang masih menekankan pendidikan berbasis hard skill sebagai penentu berhasilnya pembelajaran dan kurang mengembangkan soft skill siswa yaitu kecerdasan emosionalnya.
1.3 Batasan Masalah
6
Sedangkan hasil belajar siswa dibatasi pada nilai ulangan fisika semester II siswa. Sekolah yang menjadi tempat penelitian ini dibatasi pada SMA Se-Kota Medan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang teridentifikasi diatas masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat Kecerdasan Emosional siswa kelas X SMA Se-Kota Medan?
2. Bagaimana hasil belajar Fisika siswa kelas X SMA Se-Kota Medan pada semester II?
3. Adakah korelasi yang positif dan signifikan Kecerdasan Emosional yang ditinjau dari Metode yang digunakan Guru terhadap hasil belajar Fisika siswa kelas X SMA Se-Kota Medan pada semester II?
4. Berapa persen kontribusi Kecerdasan Emosional yang ditinjau dari Metode yang digunakan Guru terhadap hasil belajar Fisika siswa kelas X SMA Se-Kota Medan pada semester II?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang ada dalam penelitian, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat Kecerdasan Emosional siswa kelas X SMA Se-Kota Medan pada semester II.
2. Untuk mengetahui hasil belajar Fisika siswa kelas X SMA Se-Kota Medan pada semester II.
3. Untuk mengetahui Korelasi Kecerdasan Emosional yang ditinjau dari Metode yang digunakan Guru terhadap hasil belajar Fisika siswa kelas X SMA Se-Kota Medan pada semester II.
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian adalah :
1. Bagi peneliti dapat menjadi bahan masukan dan ilmu pengetahuan dalam mengajarkan fisika pada masa yang akan datang.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru-guru fisika dalam mengembangkan Kecerdasan Emosional dengan menggunakan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar.
3. Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk mengembangkan Kecerdasan Emosional siswa.
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisa yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kecerdasan Emosional (Emotional Quation) rata-rata siswa-siswi kelas X SMA Se-Kota Medan adalah sebesar 69,33.
2. Hasil Belajar fisika rata-rata siswa kelas X SMA Se- Kota Medan adalah sebesar 71,33.
3. Ada korelasi yang positif dan signifikan antara Kecerdasan Emosional terhadap hasil belajar fisika yang ditinjau dari metode yang digunakan guru
4. Besar Korelasi Kecerdasan Emosional (Emotional Quation) terhadap Hasil Belajar fisika yang ditinjau dari Metode Guru siswa kelas X SMA Se-Kota Medan adalah rxy = 0,902 dengan persen kontribusi adalah 90,2 %. Bila dikonsultasikan dengan tabel interpretasi rxy maka terdapat hubungan yang sangat tinggi.