• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN BASE RUNNING DALAM PERMAINAN BISBOL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN BASE RUNNING DALAM PERMAINAN BISBOL."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN

BASE RUNNING DALAM PERMAINAN BISBOL

(Suatu studi eksperimen pada UKM sofbol-bisbol UPI Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh

UNDANG HERU ANJASMARA

0705294

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

TERHADAP PEMBELAJARAN BASE

RUNNING DALAM PERMAINAN

BISBOL

Oleh

Undang Heru Anjasmara

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Undang Heru Anjasmara 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : UNDANG HERU ANJASMARA

NIM : 0705294

JUDUL : “PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP

HASIL PEMBELAJARAN BASE RUNNING DALAM

PERMAINAN BISBOL”

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001

Pembimbing II

Jajat Darajat KN, S.Pd., M.Kes., AIFO NIP. 197608022005011002

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

ABSTRAK

Undang Heru Anjasmara (0705294). Skripsi ini berjudul : “Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Pembelajaran Base Running Dalam Permainan Bisbol”. Pembimbing 1. Drs.Mudjihartono, M.Pd. 2. Jajat Darajat KN, S.Pd., M.kes., AIFO

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan taktis terhadap hasil belajar base running dalam permainan bisbol. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen, dengan design penelitian menggunakan pretest-posttest control grup design. Sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan sampling jenuh yaitu populasi yang dijadikan sampel dan sampelnya yaitu Mahasiswa UPI Bandung yang mengikuti UKM sofbol-bisbol yang berjumlah 22 orang. Instrument penelitian yang di gunakan adalah lembar observasi base running sebagai pengambilan data penelitian. Sedangkan teknik analis data menggunakan uji kesamaan rata-rata dengan uji-t skor tidak berpasangan.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data Hasil penelitan: 1) Pendekatan Taktis meningkat sebesar 11,06% (36.18±1.94 vs 40.18±1.07) meningkat secara signifikan. 2) Kelompok kontrol meningkat sebesar 3,02% (36.00±2.00 vs 37.09±1.92) akan tetapi tidak diterima karena tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. 3) Perbedaan peningkatan antara Metode pendekatan Taktis dan kelompok Kontrol sebesar 266,97% (4.00± 1.26vs 1.09±1.13) terdapat perbedaan peningkatan antara kelompok pendekatan Taktis dan kelompok Kontrol secara signifikan.

Oleh karena itu penulis menyarankan agar menerapkan pembelajaran menggunakan pendekatan Taktis dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran base running dalam permainan bisbol dalam pelaksanaan program pembelajarannya.

(5)

ABSTRACT

Undang Heru Anjasmara (0705294). This thesis is entitled: “The Influence of Application in Tactical Approach Towards the Learning Outcomes of Base Running in Baseball Game”. Supervisor 1 Drs. Mudjihartono, M.Pd 2. Jajat Darajat KN, S.Pd., M.Kes., AIFO

This study was aimed at analyzing the influence of application in tactical approach towards the learning outcomes of base running in baseball game. This research employed experimental method in the forms of pretest-posttest control group design. The sample of this research used saturated samples which meant that the sample was population. The samples were 22 members of extra curricular softball-baseball in Indonesia University of Education. The instrument used were observation sheet of base running as data acquisition of the research. Meanwhile, the data was analyzed by using mean equality test with independent t-test score.

The findings showed that 1) The tactical approach improved significantly until 11,06% (36.18±1.94 vs 40.18±1.07). 2) The control group was not accepted, because it improved insignificantly until 3,02% (36.00± 2.00 vs 37.09±1.92). 3) The improvement differences between the tactical approach and the control group was significant about 266,97% (4.00±1.26 vs 1.09±1.13).

It is obvious that the tactical approach could improve the learning outcomes of base running in baseball game.

(6)
(7)

vii

5. Penerapan Pembelajaran Pendekatan Taktis Dalam Belajar Base

Running...

6. Permainan Bisbol...

a. Hakikat Permainan Bisbol ...

b. Gerak Dasar Permainan Bisbol ...

c. Pembelajaran Base Running Menggunakan Pendekatan Taktis ...

B. Kerangka Berpikir...

C. Hipotesis ...

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ………...

B. Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel …...

C. Desain Penelitian ………...

D. Alur Penelitian ………...…

E. Alat Pengumpulan Data...…...

F. Langkah-langkah Penelitian ………...

G. Sistematika Pembelajaran...……...

H. Teknik Analisis Data...

1. Uji Kesamaan Kemampuan...

2. Uji Prasarat Analisis...

3. Uji Hipotesis...

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN PEMBAHASAN

(8)

viii

2. Uji Kesamaan Kemampuan….………....………...

3. Uji Prasyarat Analisis...

a. Uji Normalitas...

b. Uji Homogenitas...

4. Uji Hipotesis...

a. Hipotesis 1...

b. Hipotesis 2...

c. Hipotesis 3...

B. Pembahasan...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………...

B. Saran ………...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

50

50

51

51

51

52

53

53

59

59

61

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga telah menjadi gejala sosial yang telah menyebar diseluruh dunia.

Olahraga telah menjadi tontonan, pendidikan, pengembangan prestasi sebagai

identitas suatu negara, kesehatan, kebudayaan dan merupakan suatu sarana yang

sangat digemari oleh kalangan masyarakat luas, dalam meningkatkan derajat

hidup dan kesehatan bagi masyarakat.

Seiring dengan majunya teknologi dan ilmu pengetahuan, setiap warga

harus siap untuk menghadapi tantangan dengan meningkatkan dan memelihara

kebugaran jasmani. Salah satu olahraga yang mulai digemari di Indonesia adalah

olahraga sofbol-bisbol, meskipun olahraga bisbol masih kurang populer bagi

masyarakat. Akan tetapi cabang olahraga ini sudah banyak dipertandingkan

disebagian kota besar di Indonesia, oleh karena itu perlu adanya sosialisasi yang

lebih tentang pengetahuan dan pembelajaran permainan bisbol.

Pada saat ini proses pembelajaran permainan bisbol banyak diminati

dikalangan pelajar dan mahasiswa. Termasuk kedalam UKM sofbol-bisbol yang

diadakan diluar pembelajaran intrakulikuler didalam kelas atau ekstrakulikuler,

yang sebagian besar berada pada klub di kota besar di Indonesia. Maka permainan

bisbol bisa dijadikan olahraga prestasi, karena banyak kejuaraan bisbol, selain itu

permainan bisbol juga dapat dijadikan sebagai olahraga rekreasi dan aktifitas

jasmani, hal ini dikarenakan didalamnya mengandung unsur permainan.

Permainan bisbol memliki gerakan yang lengkap, seperti gerakan kaki pada

saat berlari, gerakan tangan pada saat memukul bola, dan pada saat menangkap

bola maupun melempar bola. Permainan bisbol selain akan mengembangkan

kegiatan bermain para siswa, juga didalam permainan itu sendiri terdapat

nilai-nilai untuk mengembangkan pembentukan kepribadian. Oleh karena itu,

permainan bisbol dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan aspek fisik,

(10)

dijelaskan Kadir (1992:103-109) dalam Sucipto, dkk (2010) bahwa, penjas bukan

hanya mengembangkan aspek fisik saja, melainkan akan mengembangkan aspek

kognitif, emosi, mental, sosial, moral dan estetika. Tujuan yang ingin dicapai

bersifat menyeluruh, mencakup domain psikomotor, kognitif, dan afektif. Maka,

dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu proses interaksi

pendidikan antara guru dengan siswa melalui aktifitas jasmani untuk mencapai

tujuan tertentu yang tidak berorientasi pada gerak dan pengetahuan saja, tetapi

juga pada sikap dan nilai-nilai.

Dalam permainan bisbol setiap pemain harus memiliki keterampilan gerak

dasar dan dituntut kerja sama tim dalam bermain. Jika seseorang dapat menguasai

gerak dasar dengan baik, maka akan memudahkan perkembangan gerakan

berikutnya yang lebih variatif. Oleh karena itu, pembelajaran penjas khususnya

dalam pembelajaran permainan bisbol harus dikemas sedemikian rupa agar

memberikan kesenangan kepada mahasiswa, sehingga mahasiswa sangat antusias

dalam mempelajarinya, karena ciri khas dari pendidikan jasmani salah satu

diantaranya ada unsur-unsur kesenangan.

Dalam suatu pembelajaran hendaknya proses pembelajaran permainan bisbol

harus didukung oleh adanya model-model pembelajaran yang dirancang dan

dikondisikan mengarah kepada penguasaan gerak secara menyeluruh. Namun

demikian, untuk mengkondisikan hal tersebut perlu mengkaji berbagai variabel

misalnya karakteristik gerak mahasiswa, jumlah mahasiswa, sarana dan prasarana

yang tersedia, waktu pelajaran yang disediakan, serta model-model pembelajaran

yang sesuai dan mendukung terhadap variabel-variabel tersebut.

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam Sucipto, dkk

(2010:53), hasil belajar pendidikan jasmani harus diwujudkan dalam bentuk

kompetensi siswa. Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap dan

nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi yang

diharapkan tercapai oleh pembelajaran permainan bisbol, secara spesifik

diwujudkan dalam bentuk indikator keberhasilan sebagai berikut:

1. Berlari ke base 1 dengan gerak dasar yang baik setelah mumukul bola

2. Memperhatikan situasi keadaan dalam suatu permainan

(11)

3

4. Melakukan permaianan bisbol dengan peraturan yang dimodifikasi.

Indikator-indikator inilah yang harus menjadi pedoman guru pendidikan

jasmani dan olahraga dalam melaksanakan pembelajaran permainan bisbol.

Indikator keberhasilan belajar tersebut tidak cukup dapat dicapai oleh permaian

bisbol itu sendiri, namun menuntut pula kecerdasan guru dalam menerapkan

berbagai pendekatan, gaya mengajar, metode mengajar yang tepat; termasuk daya

dukung sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai.

Hal ini disampaikan oleh Subroto (2001:6) pendekatan tradisional untuk

mengajarkan permainan menekankan pada penguasaan keterampilan gerak dasar,

penguasaan unsur-unsur dasar secara terpisah baru permainan sesungguhnya. Dari

hasil akhir pengajaran yang bersifat teknis (tradisonal) , diharapkan bisa terjawab

pertanyaan tentang, bagaimana cara melakukan gerak dasar dengan baik.

Misalnya, instruksi dalam pengajaran permainan bisbol dalam mengembangkan

kemampuan mahasiswa dalam hal berlari ke base, mencuri base selanjutnya

(lead), berlari setelah memukul bola, selalu akan terpusat pada pembelajaran yang

berkaitan dengan teknik dasar tertentu.

Meskipun penggunaan pendekatan teknis memang bisa meningkatkan

pengusaan teknik mahasiswa, tetapi kekurangannya adalah bahwa keterampilan

gerak dasar, diajarkan kepada mahasiswa sebelum mampu memahami keterkaitan,

atau relevansi gerak dasar tersebut dengan penerapannya didalam permainan

bisbol yang sebenarnya. Dengan kata lain, mahasiswa memang terampil dalam

melakukan setiap gerak dasar, tetapi kalau sudah bermain, ketrampilan itu tidak

dapat dimanfaatkan atau digunakan dengan sebaik-baiknya. Pada aktivitas belajar

pendidikan jasmani, khususnya permainan bisbol dalam proses pembelajaran

dapat dilakukan melalui aktivitas bermain. Bermain bagi para mahasiswa

merupakan salah satu kegiatan dalam upaya menyalurkan segala potensi yang ada

pada diri masing-masing anak, baik untuk kebutuhan potensi yang ada pada diri

masing-masing para mahasiswa.

Agar proses pembelajaran permainan bisbol memberikan hasil yang positif

(12)

perbaikannya. Salah satu diantaranya melalui pengembangan berbagai pendekatan

dalam proses pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah pengembangan

pendekatan pembelajaran taktis. Pembelajaran melalui pendekatan taktis dapat

mendukung pada keinginan atau minat mahasiswa yang lebih besar dalam

mempelajari permainan bisbol, sehingga dapat menumbuhkan dan meningkatkan

kemampuan dalam bermain. Selain itu juga melalui pendekatan taktis pada

permainan bisbol, bentuk-bentuk pembelajarannya disiasati melalui kegiatan

permainan bisbol secara langsung dan menyeluruh. Artinya siswa belajar gerak

dasar permainan bisbol dilaksanakan memalui bentuk bermain secara langsung

memalui pola-pola permainan yang akhirnya bertumpu kepada pemahaman situasi

permainan yang sesungguhnya. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran

mahasiswa tentang konsep bermain melalui penerapan gerak dasar yang tepat

sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan.

Berdasarkan penjelasan mengenai pendekatan taktis diatas diharapkan

pemahaman permainan bisbol mahasiswa akan bertambah. Untuk itu penulis

tertarik untuk meneliti tentang penyajian materi pembelajaran dengan

menggunakan penerapan pendekatan taktis pada permainan bisbol. Salah satu

gerak dasar yang mempunyai peranan penting ketika saat menyerang dalam

permainan bisbol adalah gerak dasar base running. Base running merupakan salah

satu gerak dasar dalam permainan bisbol, karena semua pemain bisbol harus

mempunyai penguasaan gerak dasar base running yang optimal agar efektif

sehingga dapat menghasilkan run (poin) pada saat lagi menyerang dalam

permainan bisbol. Karena apabila pemain bisbol mempunyai gerak dasar base

running yang baik maka dengan demikian akan dapat mempersulit pemain yang

bertahan dan akan tidak mudah untuk dimatikan ketika sedang menjadi runner

(pelari) diantara base. Oleh karena itu gerak dasar base running perlu diajarkan

dan dikembangkan. Gerak dasar base running terdapat gerakan yang kompleks,

karena di dalam pelaksanaannya memerlukan kecepatan, agilitas, dan kelenturan.

Dari penjelasan latar belakang diatas jelas bahwa base running merupakan

kunci salah satu dari sebuah penyerangan pada team yang sedang menyerang

(13)

5

kemampuan base running, ketepatan, dan kecepatan gerak merupakan hal yang

utama pada saat menyerang. Segala usaha meliputi gerak dasar dan strategi telah

dipikirkan untuk melakukan base running dengan baik, mulai dengan sikap badan

yang rendah dan tidak kaku pada saat lead (memimpin langkah), gerakan langkah

kaki yang tidak menyilang pada saat melangkah, dan mata tetap fokus pada

pitcher.

Pendekatan pengajaran yang bersifat teknis tidak lagi sesuai untuk diterapkan

dalam pembelajaran base running dalam permainan bisbol. Pendekatan yang

bersifat teknik tersebut, terbukti tidak merangsang keterlibatan para mahasiswa

secara penuh dalam pembelajaran permainan bisbol sehingga pemahaman dalam

permainan bisbol pun masih kurang . Untuk itu penulis mencoba meneliti tentang

pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil pembelajaran base running dalam

permainan bisbol (studi eksperimen pada UKM sofbal-bisbol UPI Bandung).

B. Rumusan Masalah

Sebagai mana telah dijelaskan pada latar belakang masalah, maka penulis

mengidentifikasi permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah pengaruh

pendekatan taktis terhadap hasil pembelajaran gerak dasar base running dalam

permainan bisbol pada UKM UPI bandung.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan permasalahan yang

diajukan adalah:

1. Seberapa besar peningkatan hasil belajar base running pada kelompok

pendekatan taktis dalam permainan bisbol?

2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar base running pada kelompok

kontrol dalam permainan bisbol?

3. Seberapa besar perbedaan peningkatan hasil belajar base running antara

kelompok pendekatan taktis dengan kelompok kontrol dalam permainan

(14)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini dapat

penulis merumuskan bahwa, Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian

yang ada diatas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui :

1. Menganalisis pengaruh peningkatan hasil pembelajaran base running

menggunakan pendekatan taktis dalam permainan bisbol pada UKM

sofbol-bisbol UPI Bandung.

2. Menganalisis penguruh peningkatan hasil pembelajaran base running pada

kelompok kontrol dalam permainan bisbol pada UKM sofbol-bisbol UPI

Bandung.

3. Menganalisis perbedaan pengaruh peningkataan hasil pembelajaran base

running antara kelompok pendekatan taktis dan kelompok kontrol dalam

permainan bisbol pada UKM sofbol-bisbol UPI Bandung

D. Manfaat Penelitian

Apabila dari hasil penelitian ini menunjukan pengaruh positip maka hasil

penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu penelitian yang diharapkan dapat

memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis:

a. Dapat memberikan wawasan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan

terutama pengembangan pendidikan jasmani khususnya pembelajaran

bisbol.

b. Informasi dan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya Fakultas

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dalam kaitannya dengan kurikulum

dan proses belajar mengajar.

c. Bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan

(15)

7

d. Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan dalam pengembangan

Program Pengajaran Pendidikan Jasmani.

2. Manfaat Praktis:

a. Dapat dijadikan bahan informasi kepada sekolah sehingga dapat menjadi

masukan dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan

terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani terutama di

Sekolah yang bersangkutan.

b. Dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti atau mahasiswa dalam

menyusun rencana penelitian yang berkaitan dengan penerepan

pendekatan taktis terhadap hasil pembelajaran base running dalam

permainan bisbol.

c. Sebagai panutan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar permaianan

bisbol disuatu Sekolah.

E. Pembatasan Penelitian

Untuk menghindari timbulnya penafsiran agar tidak menyimpang dari

permasalahan dan tujuan penelitian, maka masalah yang telah penulis uraikan

perlu dibatasi sebagai berikut:

1. Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran gerak dasar base running

dalam permainan bisbol.

2. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran

menggunakan pendekatan taktis.

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman para mahasiswa

terhadap pembelajaran base running dalam permainan bisbol.

4. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UPI Bandung ,

sedangkan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa

yang mengikuti UKM sofbol-bisbol UPI Bandung adalah sejumlah 22

orang.

5. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh, yaitu populasi

(16)

6. Penelitian ini dilakukan dalam Unit Kegiatan Mahasiswa sofbol-bisbol

UPI Bandung.

7. Lokasi penelitian di lapangan sofbol-bisbol UPI Bandung.

8. Metode penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen.

9. Alat pengumpul data dalam penelitian ini yaitu peneliti menggunakan

bentuk instrument penelitian yang berupa lembar observasi mengenai

pemahaman tentang base running dalam permain bisbol.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terdapat kesalahpahaman dan untuk menghindari penafsiran

yang salah dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan mengenai

istilah-istilah yang penting. Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain:

Base running. Yaitu lari antar base setelah pemukul berhasil memukul bola

dan melewati penjaga dan pelari pun menjadi runner yang berada di base untuk

selanjutnya melanjutkan lari menuju base berikutnya sehingga mencapai home

base tanpa dapat di matikan oleh team yang bertahan.

Base running. Translate.google.com (2010) adalah dasar berjalan melewati

base untuk menuju base selanjutnya.

Pembelajaran. menurut Singer (1980:5) adalah pembelajaran digambarkan

atau ditunjukkan oleh suatu perubahan yang relatif permanen dalam penampilan

atau potensi perilaku yang disebabkan latihan atau pengalaman masa lalu dalam

suatu situasi tertentu.

Permainan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka : 1988)

adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain; barang atau sesuatu yang

(17)

9

Bisbol menurut Del Bethel (1987:1) adalah permainan yang cepat dan tepat,

sedangkan menurut penulis Permainan beregu yang menampilkan kemampuan

individu

Prinsip pendekatan pembelajaran taktis adalah menyadarkan siswa

terhadap situasi permainan yang sebenarnya, sehingga dapat memecahkan

berbagai permasalahan yang terjadi pada saat permainan itu berlangsung dengan

menerapkan teknik yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Strategi yang

digunakan dalam pendekatan taktis adalah “drill-game-drill”. Pembelajaran

dimulai dengan permainan yang sesuai dengan kemampuan siswa, kalau sudah

berjalan dengan baik, maka dilanjutkan dengan level/tingkatan yang lebih tinggi.

Seperti yang disampaikan Subroto (2001 :1) pendekatan taktis mendorong siswa

untuk memecahkan masalah taktik dalam permainan. Masalah ini pada

hakekatnya berkenaan dengan penerapan keterampilan teknik dalam situasi

permainan.

Secara singkat jelas bahwa pendekatan taktis merupakan pendekatan yang

menekankan pada aktivitas bermain. Dalam situasi bermain inilah kemampuan

(18)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu

tujuan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan

menyimpulkan hasil penelitian melalui suatu cara yang sesuai dengan prosedur

yang diinginkan.

Dalam menggunakan suatu metode tergantung pada penelitian yang hendak

dicapai, atau dengan kata lain penggunaan suatu metode harus melihat

sejauhmana efektif, efisien, dan relevannya. Suatu metode dikatakan efektif

apabila dalam prosesnya terlihat adanya perubahan positif menuju kearah yang

diharapkan. Efektif tidaknya suatu metode dilihat dari penggunaan waktu,

fasilitas, biaya dan tenaga kerja yang digunakan sehemat mungkin tetapi

mencapai hasil yang maksimal. Relevan atau tidaknya suatu metode dapat kita

lihat dari kecocokan, kegunaan, dan tidak banyaknya penyimpangan pada saat

proses penggunaan metode tersebut maka dikatakan relevan atau sesuai.

Sesuai dengan masalah yang akan diteliti yaitu mengenai perbandingan

pengaruh metode bagian dan metode keseluruhan terhadap hasil belajar base

running dalam permainan bisbol didalam Unit Kegiatan Mahasiswa sofbal-bisbol

UPI Bandung, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

eksperimen. Tentang metode penelitan disampaikan oleh Sugiyono (2009:3) yang

menjelaskan, bahwa “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Pengertian metode eksperimen menurut Arikunto (1992:03) menjelaskan

bahwa yang disebut metode ekperimen adalah sebagai berikut: “Ekperimen adalah

suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kasual) antara faktor

yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan

faktor-faktor yang mengganggu”. Selain Arikunto, Nasution (1987:41) juga

menyatakan bahwa: “Suatu ekperimen selalu dilakukan dalam kondisi dimana

(19)

34

mempunyai dua arti. Dengan dimaksud suatu variabel atau lebih bersifat tetap

sedangkan variabel lainya bebas”.

Berdasarkan kedua kutipan diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa

dalam kondisi dimana satu atau beberapa variabel dapat dikontrol dan dicobakan

untuk mengetahui hasil percobaan itu. Dalam penelitian ini variabel yang di

cobakan yaitu metode bagian dan metode keseluruhan kepada kedua kelompok

untuk mengetahui pengaruh dari kedua metode pembelajaran tersebut terhadap

hasil base running dalam permainan bisbol.

B. Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel

Pada penelitian ini untuk memproses pemecahan masalah diperlukan data,

dan data diperoleh dari obyek penelitian atau populasi yang diselidiki. Populasi

dalam suatu penelitian merupakan kumpulan individu atas obyek yang

mempunyai sifat umum. Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang

diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang diteliti. Mengenai pengertian

populasi Arikunto (1987:102) menjelaskan sebagai berikut: “Totalitas semua nilai

yang mungkin hasil menghitung atau pun pengukuran, kuantitatif maupun

kualitatif. Mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang

lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya dinamakan populasi. Adapun

sebagian yang diambil dari populasi tersebut disebut sampel”.

Pada penelitian ini, populasinya terdiri dari seluruh Mahasiswa yang

mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sofbol-bisbol di UPI Bandung yang

tentu banyak jumlahnya sehingga sulit untuk diukur langsung. Untuk mengatasi

hal tersebut penulis mengambil suatu kelompok sampel yang menggambarkan

atau mewakili populasi yang sebenarnya sehingga sampel ini benar-benar

merupakan contoh yang sesungguhnya. Menurut Arikunto (1986:64) bahwa:

“Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”.

Mengenai banyaknya sampel populasi yang akan diteliti adalah para

Mahasiswa yang tergabung dalam UKM sofbol-bisbol di UPI Bandung, sampel

(20)

peneliti mengambil 22 orang dari 22 orang Mahasiswa yang mengikuti UKM

sofbol-bisbol di UPI Bandung dan dibagi kedalam dua kelompok. Yaitu 11 orang

kelompok eksperimen pendekatan Taktis dan 11 orang kelompok kontrol.

Berdasarkan pendapat tersebut diatas maka penulis mengambil sampel

populasi penelitian ini sebanyak 22 orang Mahasiswa dari 22 orang Mahasiswa

yang mengikuti UKM sofbol-bisbol di UPI Bandung.

C. Desain Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan

desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang

ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan

pretest-posttest control group design sebagai desain penelitiannya.

Dalam desain ini sampel diperoleh dari sebagian populasi, desain penelitian

terdiri dari kelompok eksperimen yaitu kelompok yang sengaja diberi

pembelajaran dengan penerapan pendekatan taktis, disamping itu ada juga

kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi pembelajaran lewat

penerapan pendekatan taktis. Kemudian diadakan tes awal atau pre-test.

Kemudian sampel diberikan perlakuan atau treatment sesuai kelompok dan

pendekatannya. Setelah masa perlakuan berakhir yaitu sekitar 16 pertemuan maka

dilakukan tes akhir atau post-test. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul

maka data tersebut disusun, diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan. Sugiyono (2009:112)

menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain Penelitian Pre-test and Post-test Control Group Design.

Keterangan:

R1 adalah kelompok eksperimen (diberikan perlakuan pendekatan taktis).

R1 O1 X1 O2

(21)

36

R2 adalah kelompok kontrol ( tidak diberikan perlakuan pendekatan taktis)

X1 adalah perlakuan yang diberikan pembelajaran permainan bisbol dengan penerapan pendekatan taktis .

O1 dan O3 adalah tes awal atau observasi awal. O2 dan O4 adalah tes akhir atau observasi akhir

D. Alur Penelitian

Prosedur Penelitian

Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian

Skema tersebut dapat penulis jelaskan sebagai berikut: populasi

Test awal

Kelompok (Pendekatan

taktis)

Kelompok (kontrol)

Test Akhir

Hasil penelitian Pengolahan dan analisis data Menggunakan

lembar observasi base running sebagai

pengambilan data penelitian

(22)

1) Menyusun peringkat dari test awal mulai dari sekor tertinggi sampai sekor

terendah, kemudian dua orang subyek yang memiliki sekor yang seteraf

dijodohkan sehingga terdapat dua kelompok subyek yang yang

keterampilan dan kemampuan base runningnya setaraf (kelompok

pendekatan taktis dan kelompok kontrol).

2) Menentukan bentuk pembelajaran kelompok yaitu kelompok pendekatan

taktis dan kelompok komtrol.

3) Setelah masing-masing kelompok menjalani kegiatan eksperimen selama

waktu yang telah ditentukan (16 kali pertemuan), kemudian dilakukan tes

akhir.

4) Berdasarkan data-data yang telah diperoleh maka dilakukan pengolahan

dan analisis data sehingga hasilnya dapat ditafsirkan.

5) Sebagai langkah terakhir aalah membuat kesimpulan yang didasarkan pada

hasil pengolahan dan analisis data

E. Alat Pengumpulan Data

Suatu penelitian sudah pasti memerlukan alat untuk mengumpulkan data.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes, yaitu.

peneliti menggunakan bentuk instrument penelitian yang berupa lembar obsevasi

base running dalam permainan bisbol. Dan berbentuk sebagai berikut :

(23)

38

a. Pada saat pitcher menerima kode dari catcher

b. Pada saat pitcher melakukan touch ( memasukan bola yang di pegang ke dalam glove)

c. Pada saat pitcher melakukan set posision

d. pada saat pitcher melemparkan bola ke catcher 2. Memperhatikan situasi dan kondisi pada saat

menjadi runner

a. Selalu memperhatikan dan melaksanakan instruksi dari pelatih

b. Selalu memperhatikan gerakan awal pitcher dalam persiapan pitching

c. Memperhatikan pelari terdepan

d. Melihat hasil pukulan kawan

e. Selalu mengingat dan memperhatikan situasi count

Teknik penilaian uji coba lembar observasi base running permainan bisbol : a. Tes unjuk kerja

Lakukan gerak dasar base running pada permainan bisbol dengan baik dan benar dengan kriteria terhadap hasil penilaian terhadap kualitas unjuk kerja siswa dengan rentang nilai antara 1 sampai 5 yaitu sebagai berikut :

1. Pada saat keberangkatan menuju base yang selanjutnya yang dituju a. Pada saat picther menerima kode dari catcher

 Nilai 5 (Sangat bagus) apabila :

(24)

siswa memperhatikan kondisi pemain lawan yang berada dekat dengan siswa, siswa memperhatikan kearah base selanjutnya siswa pun memperhatikan pelari yang berada diposisi yang paling depan, jika memang ada pelari yang terdepan.

 Nilai 4 (Baik) apabila :

Siswa ketika berada di base awal memperhatikan gerakan pitcher pada saat akan melakukan lead (memimpin langkah) dari base awal, sementara siswa memperhatikan gerakan pemain lawan yang sedang bertahan apakah berada dekat dengan siswa, akan tetapi siswa tidak memperhatikan kearah base selanjutnya.

 Nilai 3 (Cukup) apabila :

Siswa selalu memperhatikan kearah gerakan pitcher akan tetapi siswa tidak melakukan gerakan memimpin langkah (lead) dan memperhatikan pemain lawan yang dekat dengan base yang awal, akan tetapi tidak memperhatikan kearah base selanjutnya yang akan dituju.

 Nilai 2 (Kurang) apabila :

Siswa hanya memperhatikan gerakan pitcher dan tidak memperhatikan gerakan pemain yang ada disekitarnya.  Nilai 1 (Sangat kurang) apabila :

Siswa tidak memperhatikan sama sekali permainan yang sedang bertahan dan hanya berada di base dan tidak melakukan gerakan apapun.

b. Pada saat pitcher melakukan touch  Nilai 5 (Sangat bagus) apabila :

Siswa melakukan gerakan lead (memimpin langkah) dan memperhatikan pitcher dan keadaan disekitar apakah ada

pemain lawan yang mendekat atau tidak, serta

memprhatikan pandangan kearah base yang akan dituju.  Nilai 4 (Baik) apabila :

Siswa melakukan gerakan lead (memimpin langkah) sambil memperhatikan pitcher dan keadaan disekitar apakah ada pemain lawan yang mendekat atau tidak, akan tetapi tidak memperhatikan kearah base yang akan dituju.

 Nilai 3 (Cukup) apabila :

Siswa melakukan gerakan lead (memimpin langkah) sambil memperhatikan pitcher akan tetapi tidak memperhatikan keadaan disekitarnya apakah ada pemain lawan yang mendekat atau tidak.

 Nilai 2 (Kurang) apabila :

Siswa melakukan lead (memimpin langkah) tetapi tidak memperhatikan gerakan pitcher dan pemain yang ada disekitarnya

(25)

40

Siswa tidak melakukan gerakan apapun dan hanya berada diatas base.

c. Pada saat pitcher set posision

 Nilai 5 (Sangat bagus) apabila :

Siswa melakukan gerakan lead (memimpin langkah) serta memperhatikan gerakan pitcher apakah akan melempar kearah catcher atau kearah base, dan melihat keadaan pemain lawan yang terdekan sebelum berlari kearah base yang akan dituju.

 Nilai 4 (Baik) apabila :

Siswa melakukan gerakan lead (memimpin langkah) serta memperhatikan gerakan pitcher apakah akan melempar kearah catcher atau kearah base, dan melihat kesekitar serta memperhatikan gerakan pemain lawan terdekat tetapi tidak melihat kearah base yang dituju.

 Nilai 3 (Cukup) apabila :

Siswa hanya melakukan gerakan lead (memimpin langkah) serta memperhatikan gerakan pitcher apakah akan melempar kearah catcher atau kearah base, tetapi tidak memperhatikan kearah sekitar apakah ada pemain yang mendekat atau tidak.

 Nilai 2 (Kurang) apabila :

Siswa hanya terdiam di base sambil memperhatikan kearah pitcher dan tidak melakukan apapun.

 Nilai 1 (Sangat kurang) apabila :

Siswa hanya diam saja di base dan tidak memperhatikan kearah permainan, hanya memperhatikan kearah lain. d. Pada saat pitcher melempar bola kearah catcher

 Nilai 5 (Sangat bagus) apabila :

Siswa melakukan gerakan berlari seakan-akan berlari menuju base, sambil memperhatikan kearah base yang dituju, dan memperhatikan kearah permainan setra memperhatikan pemain lawan yang berada dekat dengan base apakah catcher melempar kearah base atau tidak, dan cepat kembali lagi ke base yang awal.

 Nilai 4 (Baik) apabila :

Siswa melakukan gerakan berlari seakan-akan berlari menuju base, sambil memperhatikan kearah base yang dituju dan memperhatikan pemain lawan yang berada dekat dengan base serta juga memperhatikan permainan yang sedang berjalan, tetapi tidak segera kembali ke base awal.  Nilai 3 (Cukup) apabila :

(26)

berada dekat dengan base, akan tetapi tidak memperhatika permainan dan tidak segera kembali ke base awal.

 Nilai 2 (Kurang) apabila :

Siswa hanya melakukan gerakan lead (memimpin langkah) saja, dan tidak melakukan gerakan seakan-akakn mau berlari kearah base yang selanjutnya, dan tidak memperhatikan permainan serta juga tidak memperhatikan pemain lawan yang berada dekat dengan base.

 Nilai 1 (Sangat kurang) apabila :

Siswa langsung berlari menuju base selanjutnya, tanpa memperhatikan permainan yang sedang berjalan.

2. Memperhatikan situasi dan kondisi pada saat menjadi runner a. Memperhatikan dan melaksanakan instruksi dari pelatih

 Nilai 5 (Sangat bagus) apabila :

Siswa pada saat berada diatas base selalu memperhatikan istruksi dari pelatih mulai dari awal sampai akhir, apa yang diinstruksikan oleh pelatihnya dan mengingatnya serta melakukan apa yang harus dilakukannya dengan baik dan benar, serta memperhatikan kearah permainan dan juga memperhatikan pemain yang berada dekat dengan base.  Nilai 4 (Bagus) apabila :

Siswa pada saat berada diatas base selalu memperhatikan apa yang diinstruksikan oleh pelatih dari awal sampai dengan akhir akan tetapi tidak meningat apa yang diinstrusikan oleh pelatih sehingga salah melakukan gerakan dari apa yang seharusnya dilakukan, sambil memperhatikan kearah permainan.

 Nilai 3 (Cukup) apabila :

Siswa memperhatikan apa yang diinstruksikan oleh pelatih mulai dari awal sampai dengan akhir akan tetapi siswa tidak dapat melakukan apa yang harus dilakukan dan hanya diam saja.

 Nilai 2 (Kurang) apabila :

Siswa memperhatikan instruksi dari pelatih tetapi tidak sampai akhir hanya sebagian yang diperhatikannya.

 Nilai 1 (Kurang) apabila :

Siswa tidak memperhatika instruksi yang diberikan oleh pelatih, dan hanya memperhatikan pandangannya kearah lain.

b. Memperhatikan gerakan pitcher  Nilai 5 (Sangat bagus) apabila :

(27)

42

berlari, dan melakukan lead yang agak jauh sambil memperhatikan permainan juga memperhatikan gerakan pemain yang dekat dengan base apakah mendekat atau tidak.

 Nilai 4 (Bagus) apabila :

Siswa melihat terus dan memperhatikan gerakan pitcher pada saat akan melakukan lead (memimpin langkah) sambil memperhatikan permainan yang sedang berjalan tetapi tidak memperhatikan gerakan pemain lawan yang ada dekat dengan base.

 Nilai 3 (Cukup) apabila :

Siswa memperhatikan gerakan pithcer sambil melakukan

gerakan lead (memimpin langkah) tetapi tidak

memperhatikan permainan dan tidak memperhatikan pemain lawan yang terdekat dengan base.

 Nilai 2 (kurang) apabila :

Siswa hanya melakukan gerakan lead (memimpin langkah) saja tidak memperhatikan gerakan pitcher serta tidak memperhatikan permainan dan juga tidak memperhatikan pemain lawan yang terdekat.

 Nilai 1 (Sangat kurang) apabila :

Siswa hanya diam saja diatas base sambil memperhatikan kearah lain dan tidak memperhatikan permainan.

c. Memperhatikan pelari terdepan  Nilai 5 (Sangat bagus) apabila :

Siswa pada saat akan berlari menuju base selanjutnya, ketika pitcher melemparkan bola kearah catcher dan terjadi eror atau bola tidak tertangkap atau pun bola dipukul oleh teman kita dan hasilnya pukulannya hit, siswa pada saat

berlari menuju kearah base selanjutnya sambil

memperhatikan pelari terdepan apakah terus berlari atau berhenti serta memperhatikan permainan yang sedang berjalan juga memperhatikan pemain lawan terdekat.

 Nilai 4 (Bagus) apabila :

siswa pada saat berada di base dan pada saat akan berlari menuju base selanjutnya, ketika pitcher melemparkan bola kearah catcher dan terjadi eror atau bola tidak tertangkap atau pun bola dipukul oleh teman kita dan hasil pukulannya hit, siswa yang akan berlari menuju base selanjutnya, siswa selalu memperhatikan pelari terdepan dan memperhatikan kearah permainan tetapi tidak memperhatikan gerakan pemain lawan yang terekat.

 Nilai 3 (Cukup) apabila :

(28)

atau pun bola dipukul oleh teman kita dan hasil pukulannya hit, siswa yang berlari menuju kearah base selanjutnya dengan memperhatikan pemain terdepan akan tetapi tidak memperhatikan permainan dan tidak memperhatikan pemain lawan yang terdekat.

 Nilai 2 (Kurang) apabila

Siswa pada saat berada dibase dan pada saat akan berlari menuju base selanjutnya, ketika pitcher melemparkan bola kearah catcher dan terjadi eror atau bola tidak tertangkap atau pun bola dipukul oleh teman kita serta hasil pukulannya hit, siswa berlari kearah base selanjutnya yang akan dituju tanpa memperhatikan pelari terdepan dan terus berlari.

 Nilai 1 (Sangat kurang) apabila :

Siswa pada saat berada di base dan pada saat akan berlari menuju base selanjutnya ketika pitcher melemparkan bola kearah catcher dan terjadi eror atau bola tidak tertangkap atau pun bola dipukul oleh teman kita serta hasil pukulannya hit, siswa tidak memperhatikan pelari terdepan tetapi memperhatikan kearah yang lain dan hanya terdiam tidak langsung berlari.

d. Melihat hasil pukulan teman  Nilai 5 (Sangat baik) apabila :

Siswa sebelum berlari menuju base selanjutnya yang akan dituju selalu memperhatikan hasil dari pukulan teman pada saat akan berlari menuju base selanjutnya apakah hasil pukulanya melampung keatas maka star base atau lurus kebawah maka terus berlari ke base selanjutnya sambil memperhatikan permainan

 Nilai 4 (Baik) apabila :

Siswa sebelum berlari kearah base yang akan dituju selalu memperhatikan hasil dari pukulan teman pada saat akan berlari menuju base selanjutnya apakah hasil pukulanya melampung keatas maka siswa berlari stengah dari base atau lurus kebawah maka terus berlari ke base selanjutnya.  Nilai 3 (Cukup) apabila

Siswa selalu memperhatikan hasil dari pukulan teman pada saat akan berlari menuju base selanjutnya apakah hasil pukulanya melambung keatas atau lurus kebawah akan tetapi siswa hanya diem sajah tidak melakukan gerakan berlari ataupun star base, hanya diem sajah melihat bola.  Nilai 2 (Kurang) apabila :

(29)

44

kebawah tetapi berlari dan balik lagi ketika bola ditangkap langsung sebelum menyentuh ketanah (flay).

 Nilai 1 (Sangat kurang) apabila :

Siswa terus berlari tanpa memperhatikan hasil pukulan dari temannya apakah hasilnya keatas atau kebawah.

e. Selalu mengingat dan memperhatikan situasi count  Nilai 5 (Sangat bagus) apabila :

Siswa selalu memperhatikan situasi permainan dari mulai gerakan pitcher dan gerakan pelari terdepan dan memperhatikan caunt mulai dari berapa mati sampai berapa count striike dan ball terus mengingatnya pada saaat permainan berlangsung.

 Nilai 4 (Baik) apabila :

Siswa memperhatikan situasi permainan, dan meperhatikan situasi count strike ball dan berapa mati tetapi tidak mengingatnya.

 Nilai 3 (Cukup) apabila :

Siswa hanya memperhatikan keadaan dari situasi permainan dan mengingat count berapa mati , akan tetapi tidak mengingat count berapa strike dan ball.

 Nilai 2 (Kurang) apabila :

Siswa hanya memperhatikan situasi permainan sajah dan tidak memperhatikan dan mengingat count dari berapa mati dan berapa strike ballnya.

 Nilai 1 (Sangat kurang) apabila :

Siswa tidak memperhatikan sama sekalih situasi permainan dan situasi dari count berapa mati dan berapa strike dan ballnya, akan tetapi siswa memperhatikan kearah lain dari permainan.

Seperti diketahui bahwa setiap tes haruslah obyektif, reliabel, dan valid.

Obyektif artinya apabila terdapat keseragaman hasil pengetesan yang dilakukan

dua orang atau lebih. Reliabel artinya keseragaman hasil dari beberapa kali

pengetesan terhadap obyek dan subyek yang sama. Valid artinya cocok dan tepat

untuk mengukur unsur-unsur yang ingin diukur, atau bisa dikatakan tes tersebut

valid apabila cocok dan mampu mengukur apa yang ingin diukur.

Dalam melakukan proses pengumpulan data, peneliti menggunakan bentuk

uji coba instrument penelitian yang berupa lembar obsevasi base running dalam

permainan bisbol. Dalam hal ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid

dan reliable yaitu : Hasil uji coba lembar observasi base running yaitu validitas

(30)

Setelah didapat dari hasil data yang valid dan reliable memenuhi standar

maka lembar observasi base running bisa dijadikan alat ukur dalam penelitian

untuk mengetahui hasil dari pembelajaran base running dalam permainan bisbol.

F. Langkah-langkah proses penelitian

Dalam proses penelitian terdapat langkah-langkah yang harus dilaksanakan

yaitu :

1. Tes awal. Sebelum melakukan pengetesan terlebih dahulu penulis

mempersiapkan peralatan yang akan digunakan agar pengetesan

berjalan dengan lancar. Tes awal dilaksanakan pada hari rabu 11

september 2013, mulai pukul 15.00-18.00 bertempat dilapangan

sofbol-bisbol Bumi Siliwangi Upi Bandung. Sebelum tes awal

dimulai penulis memberikan penjelasan singkat tentang pelaksanaan

tes base running ini serta diakhiri dengan demonstrasi pelaksanaan

tes ini.

2. Pelaksanaan eksperimen, atau perlakuan ini berlangsung 16 kali

pertemuan, setiap hari senin, rabu, jumat sore hari mulai pukul

15.00-18.00 WIB, dengan alokasi waktu 150 menit (15 menit

pemanasan, 120 menit inti, 10 menit colling down, 5 menit evaluasi)

bertempat dilapang sofbol-bisbol Bumi Siliwangi UPI Bandung.

Pelaksanaan eksperimen ini dimulai dari tanggal 11 september

sampai tanggal 19 oktober 2013.

3. Tes akhir. Setelah berakhirnya masa eksperimen maka dilakukan

pengambilan data melalui tes akhir. Setelah data terkumpul, maka

selanjutnya dilakukan pengolahan dan analisis data untuk penafsiran

yang tepat sehubungan dengan masalah penelitian. Pelaksanaan tes

akhir ekseprimen dilaksanakan pada tanggal 19 oktober 2013 pada

pukul 15.00-18.00 WIB yang bertempat dilapang softbal-bisbol

(31)

46

G. Sistematika Pembelajaran

Sistematika dalam pembelajaran atau pertemuan dibagi menjadi tiga

urutan pembelajaran yaitu sebagai berikut :

1. Pemanasan. Tujuan pemanasan adalah untuk mempersiapkan bagian organ

tubuh agar dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, untuk memperluas persendian,

menyesuiakan suhu tubuh, menghindari terjadinya cedera pada waktu

penbelajaran dan untuk meningkatkan kontraksi otot pada waktu pembelajaran.

2. Pembelajaran inti. Pada pembelajaran inti sampel dibagi menjadi dua kelompok

yaitu kelompok pendekatan taktis melakukan pembelajaran yang di awali dengan

sebuah permainan yang dapat dimodofikasi menyerupai permainan bisbos yang

sebenarnya sehingga siswa akan berperan aktif dalam setiap pembelajaran dan

pada saat terjadi suatu gerakan yang tidak dimengerti maka siswa dikasih

pengarahan sampai siswa memahaminya, diantaranya seperti shuttle run,

kelincahan ke arah kanan maupun kiri, dan diakhiri dengan lari sprint sesuai

dengan pembelajaran base running melalui pendekatan taktis. Sedangkan untuk

kelompok kontrol melakukan lari antar base mulai dari home ke base 1, home ke

base 2, home ke base 3, dan terakhir home run dengan gerakan langsung yang

sebenarnya dibagi dalam beberapa set pada setiap basenya.

3. Colling down dan Evaluasi. Pendinginan dilakukan untuk merelaksasikan

otot-otot yang sudah lelah supaya tidak menjadi kaku pada keesokan harinya dan

melakukan evaluasi terhadap gerakan yang dilakukan oleh para siswa.

H. Teknik Analisis Data

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya

adalah mengolah dan menganalisis data penelitian yang diproses dengan

menggunakan program SPSS V. 20 for windows dengan taraf signifikansi p

0,05; langkah-langkahnya sebagai berikut :

(32)

Untuk mengetahui hasil Uji kesamaan kemampuan menggunakan Uji-t

tidak berpasangan, yang bertujuan untuk menganalisis kesamaan kemampuan

base running antara kelompok pendekatan taktis dan kelompok kontrol dengan

p-value 0,05.

2). Uji Prasarat Analisis

Uji prasarat analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

data tersebut mempunyai disrtibusi normal atau tidak dan apakah data tersebut

mempunyai variansi yang homogen atau heterogen. Jika hasil penghitungan tidak

normal atau tidak homogen maka dengan demikian uji analisis hipotesis akan

dilanjutkan dengan uji analisis statistika non parametrik.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov – Smirnov

dengan p-value ≥0,05 hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran data

apakah data berdistribusi normal atau tidak normal. Hasil uji normalitas ini

untuk menentukan analisis berikutnya yaitu analisis parametrik bila data

berdistribusi normal atau analisis non parametrik bila data tidak

berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas antar kelompok dengan menggunakan Levene’s test Statistic (p-value ≥0.05) untuk mengetahui apakah varians antar

kelompok homogen atau tidak. Hasil uji ini untuk menentukan apakah

analisis data menggunakan statistik parametrik atau non parametrik

3). Uji Hipotesis

a. Uji hipotesis pertama dilakukan uji-t berpasangan (p-value 0.05) untuk

mengetahui besar peningkatan antara pre-test dan post-test pada kelompok

pendekatan taktis.

b. Uji hipotesis kedua dilakukan uji-t berpasangan (p-value 0.05) untuk

mengetahui besar peningkatan antara pre-test dan post-test pada kelompok

(33)

48

c. Uji hipotesis ketiga dilakukan uji-t tidak berpasangan (p-value 0.05)

untuk mengetahui besar perbedaan peningkatan antara kelompok pendekatan

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada pembahasan bab

sebelumnya. Maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa dari hasil pre test

dan post test dari penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pendekatan

taktis terhadap hasil pembelajaran base running bisbol, maka dapat diambil

kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Pada Unit Kegiatan Mahasiswa yang mengikuti permainan bisbol terbukti

bahwa terdapat peningkatan hasil pembelajaran base running secara

signifikan melalui pendekatan Taktis yaitu sebesar 11,06%.

2. Pada Unit Kegiatan Mahasiswa yang mengikuti permainan bisbol bahwa

tidak terdapat peningkatan hasil pembelajaran base running pada

kelompok control, dikarenakan peningkatan hanya sebesar 3,02%.

3. Pada Unit Kegiatan Mahasiswa dalam permainan bisbol terbukti bahwa

terdapat perbedaan peningkatan hasil pembelajaran base running antara

pendekatan Taktis dengan kelompok Kontrol secara signifikan, besar

perbedaan peningkatan yaitu sebesar 266,97%.

B.Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan mengenai pengaruh pendekatan taktis

terhadap hasil pembelajaran base running bisbol, maka penulis memberikan saran,

antara lain :

1. Pendekatan taktis dapat digunakan oleh guru atau pelatih dalam

memberikan pembelajaran base running bisbol.

2. Kepada segenap guru ekstrakulikuler Sofbol-Bisbol supaya mencoba dan

menerapkan pendektan taktis sehingga pada akhirnya bisa menerapkan

(35)

60

3. Kepada para peserta didik atau Mahasiswa yang mengikuti unit kegiatan

mahasiswa Sofbol-Bisbol UPI Bandung agar lebih ditingkatkan lagi

pembelajaran base running melalui pendekatan Taktis.

4. Kegiatan ekstrakulikuler pada Sekolah atau Unit Kegiatan Mahasiswa di

Universitas, permainan bisbol sebaiknya dibina secara berkesinambungan,

dengan harapan dapat memberikan manfaat yang nyata bagi peningkatan

pembelajaan base running pada permainan bisbol.

5. Dalam pembelajaran sofbol-bisbol dalam Unit Kegiatan Mahasiswa harus

lebih memperhatikan dan mementingkan agar kegiatan Mahasiswa lebih

bermanfaat dan menunjang terhadap kemampuan perkembangan

kebugaran jasmani para Mahasiswa.

6. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, penulis sarankan

supaya diadakan penelitian lebih lanjut dengan sarana dan prasarana yang

lebih lengkap dan jumlah sampel yang lebih banyak, serta kajian yang

lebih mendalam, dengan melibatkan variabel yang dapat mempengaruhi

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arti Kata. Tersedia: http://www.artikata.com/translate.php. (April 2012)

Bethel Dell . (1993). Petunjuk Lengkap Softball dan Baseball. Semarang: Dahara Prize.

Giriwijoyo, H.Y.S. Santosa. (2007). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Griffin, L, Mitchell, S dan Oslin, J (1997). Mengajar Konsep Olahraga dan

Keterampilan: Pendekatan Penerapan Taktis, Kinetika Manusia,

Champaigen, Illinois.

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. CV

Tambak Kusuma.

Hoedaya, D. 2001. Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Imandani, M. (2011). Pengaruh pendekatan bermain terhadap pemahaman

bermain olahraga softball siswa dan siswi Di SMA Negeri 22 Bandung:

Skripsi FPOK UPI.

Isnandar, E. (2000). Perbandingan Pengaruh Metode Pembelajaran Motorik

Dengan Metode Pembelajarn Nir Motorik+motorik Terhadap Hasil Belajar

Pitching Baseball: Skripsi FPOK UPI.

J, Drost (1999). pengertian-pembelajaran. (Online). Tersedia:

http://blog.tp.ac.id/pengertian-pembelajaran.

Juliantine, T., Yudiana, Y. dan Subarjah, H. (2007) Teori Latihan. Bandung :

(37)

62

Ma’mun, Amung dan M.Saputra , Yudha. (2000). Perkembangan Gerak dan

Belajar Gerak. Depdiknas.

Mahendra, Agus. (2007). Modul Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung :

Fpok UPI.

Metzler. (2000) Intractional Models for Physical Education. USA: Allyn an

Bacon.

Murray, Steven., dan Udermann, Brian. (2003) Massed Versus Distributed

Practice: Which is Better?. Dalam Cahverd Jurnal [Online],Vol 28 (1), 4

halaman.Tersedia:http://www.mesastate.edu/shared/facprofiles/documents/

MassedversusDistributedPracticeWhichisBetter.pdf [2 april 2012].

Nurhasan, Hasanudin D dan Hidayah N. (2008) Modul Mata Kuliah Statistika.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan, Hasanudin D. (2007) Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Parno. (1991-1992) Olahraga Pilihan Softball. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan

Tenaga Kependidikan.

Slameto (2003). pengertian-pembelajaran. (Online). Tersedia: http://blog.tp.ac.id /pengertian-pembelajaran.

Stephani, M. (2010). Pengaruh model pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan tradisional terhadap hasil belajar dan motivasi belajar permainan bolabasket Di SMA Negeri 3 Kota Bandung. Bandung: Skripsi FPOK UPI.

(38)

Sucipto, dkk. 2010. Permainan Bola Basket. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sudarwan (1995).pengertian-pembelajaran.(Online).Tersedia: http://blog.tp.ac.id/ pengertian-pembelajaran.

Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV

Alfabeta.

Suparlan, Ajang, dkk.(2008) Modul Pembelajaran Softball. Bandung: FPOK UPI.

Surya (2004). pengertian-pembelajaran. (Online). Tersedia: http://blog.tp.ac.id/ pengertian-pembelajaran.

__________. (2012) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

__________, (2012). (Online) Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1988).

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Wikipedia. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/sofbol. (15 April 2012)

http://ezinearticles.com/?Recovery-from-Strenuous-Sports (3 Maret 2012)

Gambar

Gambar 3.1  Langkah-langkah penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya media sosial ini diharapkan bagi para da’i lebih berfikir cerdas agar media ini tidak dimanfaatkan pada hal yang negatif, namun dapat menjadi sebuah

[r]

Penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Sektor Industri Kecil Keripik di Kota Binjai” ini bertujuan guna mengetahui faktor internal yang terdiri dari kekuatan

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Pemerintah Kota Sukabumi.. Universitas

Pembuatan perangkat keras DC chopper dengan konfigurasi tipe buck, boost, buck dan boost, cuk, dan sepic dibuat secara modular, dimana komponen tidak terpasang langsung

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

DI DUSUN JURUG / TEMUWUH / DLINGO / ANDA AKAN MENEMUKAN SENTRA PENGEMBANGAN KERAJINAN BUNGA KERING YANG KINI. JUMLAHNYA

Metode ini juga digunakan dalam penelitian yang melibatkan pengguna implan koklea atau alat bantu pendengaran pada individu yang menderita gangguan pendengaran (Wang,