UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH
PENYIMPANGAN SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM
BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII D SMP Negeri 10 Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahauan Sosial
Disusun oleh: Elisania Sriyanti Sugiharto
1001581
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PENYIMPANGAN SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM
BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII D SMP Negeri 10 Bandung)
Oleh:
Elisania Sriyanti Sugiharto 1001581
Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Elisania Sriyanti Sugiharto 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
ELISANIA SRIYANTI SUGIHARTO
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH
PENYIMPANGAN SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM
BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM PEMBELAJARAN IPS
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII D SMP Negeri 10 Bandung)
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd
NIP. 19590714 198601 1 001
Pembimbing II
Muhamad Iqbal, S.Pd., M.Si
NIP. 19801112 200912 1 001
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan IPS
Dr. Nana Supriatna, M.Ed
i
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PENYIMPANGAN SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM
BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM PEMBELAJARAN IPS
Elisania Sriyanti Sugiharto
1001581
ABSTRAK
Penelitian ini bertolak dari asumsi siswa mengenai pembelajaran IPS yang cenderung membosankan karena lebih menitikberatkan pada kemampuan berpikir tingkat rendah yaitu berupa hafalan. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran IPS yang masih bersifat transfer pengetahuan dari guru kesiswa. Terlebih lagi guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga tidak sepenuhnya mendorong keterlibatan siswa untuk belajar aktif. Melihat keadaan tersebut maka perlu dilakukan perbaikan dalam pembelajaran IPS yang mampu meningkatkan keterampilan perpikir tingkat tinggi, salah satunya yaitu keterampilan pemecahan masalah. Meninjau permasalahan yang diteliti berkaitan dengan proses pembelajaran, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian model Kemmis & Taggart (1988) yang terdiri dari : planning (perencanaan), acting & observing (pelaksanaan dan pengamatan), serta reflecting (refleksi). Model pembelajaran yang dianggap tepat untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah adalah model pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI). Pelaksanaan proses pembelajaran melalui model Problem Based Instruction (PBI) dengan menggunakan media LKS berbasis masalah
dalam meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dapat dikatakan berhasil setelah melalui empat siklus, pencapaian tujuan yang diharapkan pada akhirnya tergambar pada peningkatan hasil belajar siswa yang terdiri dari penilaian LKS, penilaian presentasi maupun diskusi, serta penilaian capaian indikator keterampilan pemecahan masalah. Kesimpulannya, penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah penyimpangan sosial dalam pembelajaran IPS.
Kata Kunci : Keterampilan Pemecahan Masalah, Model pemebelajaran Problem
THE WAY OF IMPROVEMENT PROBLEM SOLVING SKILLS OF SOCIAL DIVERGENT THROUGH THE APPLICATION OF PROBLEM
BASED INSTRUCTION MODEL IN TEACHING SOCIAL STUDIES
Elisania Sriyanti Sugiharto
1001581
ABSTRACT
This research is worked from the student assumption about teaching social studies which is tended to be bored because it stressed on lack logic skills which is recitation. This is caused by the learning process in social studies still transferred the knowledge of social studies from the teacher to students. In addition, the teacher used speech method more, so it could not urge the involvment of students be active learning. In this situation, learning process in social studies need improved that be able improved students thinking ability which one was problem solving skills. The problem of the research related to learning process, therefore an action classroom research is selected by the researcher which is the cycle model is expanded by Kemmis & Taggart (1988) consisted of: Planning, Acting & Observing, also Reflecting. The model is considered the best way to develop students problem solving skills was Problem Based Instruction model of learning. On learning process, this modelis carried out with media worksheet based problems which is developed students decision making skills was success. The achievement of objective which is expected after four cycles, finally it defined on the improvement of students results consisted of assessment of students worksheets; assessment of presentation also discussion then assessment indicator of achievement problem solving skills. It can be concluded students problem solving skills can be improved by applying problem based instruction model towards social divergent solving on the social studies learning process.
i
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Pembelajaran ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Belajar dan Pembelajaran IPS 1. Pengertian Belajar Dan Pembelajaran ... 10
2. Keterkaitan Belajar Dengan Pembelajaran ... 14
3. Pengertian Pembelajaran IPS ... 16
4. Tujuan Pembelajaran IPS ... 17
5. Ruang Lingkup IPS ... 19
B. Keterampilan Pemecahan Masalah 1. Pengertian Keterampilan Pemecahan Masalah ... ... 21
2. Tahapan Keterampilan Pemecahan Masalah ... ... 24
C. Tinjauan Penyimpangan Sosial 1. Pengertian Penyimpangan Sosial ... 25
2. Bentuk-Bentuk Penyimpangan Sosial ... 26
3. Penyimpangan Sosial Di Masyarakat ... 28
D. Model Problem Based Instruction (PBI) 1. Pengertian Probelm Based Instruction (PBI) ... 30
2. Ciri-ciri Model Problem Based Instruction (PBI) ... 32
3. Langkah Pembelajaran Model Problem Based Instruction (PBI) ... 35
E. Penelitian Terdahulu ... 38
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 39
B. Metode Penelitian ... 39
C. Desain Penelitian ... 40
D. Prosedur Penelitian ... 42
E. Definisi Operasional ... 44
F. Instrumen Penelitian ... 45
G. Teknik Pengumpulan Data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian
1. Deskripsi Profil Sekolah ... 57
2. Deskripsi Profil Guru Mitra ... 59
3. Deskripsi Kelas Penelitian ... 59
B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan 1. Observasi Awal Pembelajaran ... 60
a. Pelaksanaan Observasi Awal Pembelajaran ... 60
b. Refleksi dan Rencana Penerapan Pembelajaran.... 62
c. Rencana Tindakan ... 64
2. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus Pertama ... 65
a. Rencana Tindakan Siklus Pertama ... 65
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus Pertama ... 66
c. Observasi Tindakan Siklus Pertama ... 72
1) Deskripsi Hasil Observasi ... 72
2) Hasil Belajar Siswa Pada Siklus Pertama ... 78
a) Hasil Penilaian LKS Pada Siklus Pertama ... 78
b) Hasil Penilaian Presentasi Pada Siklus Pertama ... 89
c) Hasil Penilaian Capaian Indikator Keterampilan Pemecahan Masalah Pada siklus Pertama ... 93
3) Deskripsi Data Angket Siswa Pada Siklus Pertama ... 101
d. Refleksi Tindakan Siklus Pertama ... 106
3. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus Kedua ... 108
a. Rencana Tindakan Siklus Kedua ... 108
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus Kedua ... 119
c. Observasi Tindakan Siklus Kedua ... 116
1) Deskripsi Hasil Observasi ... 116
2) Hasil Belajar Siswa Pada Siklus Kedua ... 123
a) Hasil Penilaian LKS Pada Siklus Kedua ... 123
b) Hasil Penilaian Presentasi Pada Siklus Kedua ... 133
c) Hasil Penilaian Capaian Indikator Keterampilan Pemecahan Masalah Pada Siklus Kedua ... 137
3) Deskripsi Data Angket Siswa Pada Siklus Kedua ... 146
d. Refleksi Tindakan Siklus Kedua ... 150
4. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus Ketiga ... 151
a. Rencana Tindakan Siklus Ketiga ... 151
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus Ketiga ... 152
c. Observasi Tindakan Siklus tiga ... 161
1) Deskripsi Hasil Observasi ... 161
2) Hasil Belajar Siswa Pada Siklus Ketiga ... 167
iii
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
b) Hasil Penilaian Presentasi Pada
Siklus Ketiga ... 176
c) Hasil Penilaian Capaian Indikator Keterampilan Pemecahan Masalah Pada Siklus Ketiga ... 180
3) Deskripsi Data Angket Siswa Pada Siklus Ketiga ... 188
d. Refleksi Tindakan Siklus Ketiga ... 193
5. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus Keempat ... 193
a. Rencana Tindakan Siklus Keempat ... 193
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus Keempat... 194
c. Observasi Tindakan Siklus Keempat ... 203
1) Deskripsi Hasil Observasi ... 203
2) Hasil Belajar Siswa Pada Siklus Keempat... 209
a) Hasil Penilaian LKS Pada Siklus Keempat ... 209
b) Hasil Penilaian Presentasi Pada Siklus Kempat ... 217
c) Hasil Penilaian Capaian Indikator Keterampilan Pemecahan Masalah Pada Siklus Keempat ... 221
3) Deskripsi Data Angket Siswa Pada Siklus Keempat ... 228
d. Refleksi Tindakan Siklus Keempat ... 233
C. Peningkatan Hasil Penelitian Tindakan Kelas 1. Peningkatan Hasil Pelaksanaan Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI) Siklus Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat ... 236
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat ... 245
3. Peningkatan Hasil Data Angket Siswa Siklus Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat ... 251
D. Pengembangan Keterampilan Pemecahan Masalah Penyimpangan Sosial Melalui Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI) Dalam Pembelajaran IPS .. 264
1. Kegiatan Pembelajaran IPS Yang Dilakukan Guru Dengan Menggunakan Model Problem Based Instruction (PBI) Dalam Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah... 263
2. Iplementasi Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran .. 271
3. Kendala Yang Dihadapi Oleh Guru Pada Saat Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran IPS ... 276
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 282
B. Saran ... 285
DAFTAR PUSTAKA ... 287
v
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkh Langkah Model Pembelajaran Problem Based
Instruction (PBI) ... 37
Tabel 4.1 Daftar Nama Anggota Kelompok Siklus Pertama ... 69 Tabel 4.2 Hasil Observasi Pelaksanaan Pencapaian Model
Problem Based Instruction PBI Siklus Pertama ... 72 Tabel 4.3 Hasil Penilaian Lks Pada Siklus Pertama ... 78 Tabel 4.4 Hasil Penilaian Presentasi Pada Siklus Pertama ... 89 Tabel 4.5 Penilaian Indikator Ketercapaian Keterampilan
Pemecahan Masalah Pada Siklus Pertama ... 93 Tabel 4.6 Rekap Hasil Belajar Siswa Pada Sikus Pertama ... 99 Tabel 4.7 Data Angket Siswa Pada Siklus Pertama
“Mengenali Adanya Masalah” ... 101 Tabel 4.8 Data Angket Siswa Pada Siklus Pertama “Mencari
Alternatif Pendekatan Untuk Memecahkan Masalah” ... 103 Tabel 4.9 Data Angket Siswa Pada Siklus Pertama “Memilih
Dan Menerapkan Pendekatan” ... 104 Tabel 4.10 Data Angket Siswa Pada Siklus Pertama “Mencapai
Kesimpulan Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan” ... 105 Tabel 4.11 Daftar Nama Anggota Kelompok Siklus Kedua ... 112 Tabel 4.12 Hasil Observasi Pelaksanaan Pencapaian Model Problem
Based Instruction (PBI) Siklus Kedua ... 117
Tabel 4.15 Penilaian Indikator Ketercapaian Keterampilan
Pemecahan Masalah Pada Siklus kedua ... 138 Tabel 4.16 Rekap Hasil Belajar Siswa Pada Sikus Kedua ... 144 Tabel 4.17 Data Angket Siswa Pada Siklus Kedua “Mengenali
Adanya Masalah” ... 146 Tabel 4.18 Data Angket Siswa Pada Siklus Kedua “Mencari
Alternatif Pendekatan Untuk Memecahkan Masalah” ... 147 Tabel 4.19 Data Angket Siswa Pada Siklus Kedua “Memilih Dan
Menerapkan Pendekatan” ... 148 Tabel 4.20 Data Angket Siswa Pada Siklus Kedua “Mencapai
Kesimpulan Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan” ... 149 Tabel 4.21 Daftar Nama Anggota Kelompok Siklus Ketiga ... 156 Tabel 4.22 Hasil Observasi Pelaksanaan Pencapaian Model Problem
Based Instruction (PBI) Siklus Ketiga ... 162
Tabel 4.23 Hasil Penilaian Lks Pada Siklus Ketiga ... 168 Tabel 4.24 Hasil Penilaian Presentasi Pada Siklus Ketiga ... 177 Tabel 4.25 Penilaian Indikator Ketercapaian Keterampilan
Pemecahan Masalah Pada Siklus ketiga ... 181 Tabel 4.26 Rekap Hasil Belajar Siswa Pada Sikus Ketiga ... 186 Tabel 4.27 Data Angket Siswa Pada Siklus Ketiga “Mengenali
Adanya Masalah” ... 189 Tabel 4.28 Data Angket Siswa Pada Siklus Ketiga “Mencari
Alternatif Pendekatan Untuk Memecahkan Masalah” ... 190 Tabel 4.29 Data Angket Siswa Pada Siklus Ketiga “Memilih Dan
vii
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
Tabel 4.30 Data Angket Siswa Pada Siklus Ketiga “Mencapai
Kesimpulan Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan” ... 192 Tabel 4.31 Daftar Nama Anggota Kelompok Siklus Keempat ... 198 Tabel 4.32 Hasil Observasi Pelaksanaan Pencapaian Model Problem
Based Instruction (PBI) Siklus Keempat ... 204
Tabel 4.33 Hasil Penilaian LKS Pada Siklus Keempat ... 209 Tabel 4.34 Hasil Penilaian Presentasi Pada Siklus Keempat ... 218 Tabel 4.35 Penilaian Indikator Ketercapaian Keterampilan
Pemecahan Masalah Pada Siklus Keempat ... 222 Tabel 4.36 Rekap Hasil Belajar Siswa Pada Sikus Keempat ... 227 Tabel 4.37 Data Angket Siswa Pada Siklus Keempat “Mengenali
Adanya Masalah” ... 229 Tabel 4.38 Data Angket Siswa Pada Siklus Keempat “Mencari
Alternatif Pendekatan Untuk Memecahkan Masalah” ... ... 230 Tabel 4.39 Data Angket Siswa Pada Siklus Keempat “Memilih
Dan Menerapkan Pendekatan” ... ... 231 Tabel 4.40 Data Angket Siswa Pada Siklus Keempat “Mencapai
Kesimpulan Yang Dapat Dipertanggung Jawabkan” ... 232 Tabel 4.41 Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Pelaksanaan
Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI) ... 237 Tabel 4.42 Hasil Observasi Terhadap Siswa Pada Pelaksanaan
Penerapan Model Problem Based Instruction PBI ... 241 Tabel 4.43 Hasil Belajar Siswa ... 246 Tabel 4.44 Hasil Data Angket Siswa Siklus Pertama, Kedua,
Tabel 4.45 Hasil Data Angket Siswa Siklus Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat “Mencari Alternatif Pendekatan
Untuk Memecahkan Masalah” ... 255 Tabel 4.46 Hasil Data Angket Siswa Siklus Pertama, Kedua,
Ketiga dan Keempat “Memilih Dan Menerapkan
Pendekatan” ... 258 Tabel 4.47 Hasil Data Angket Siswa Siklus Pertama, Kedua,
Ketiga dan Keempat “Mencapai Kesimpulan Yang Dapat
ix
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
Gambar 2.1 Keterkaitan Belajar Dan Pembelajaran ... 15 Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis & Taggart ... 41 Grafik 4.1 Nilai Hasil Belajar Siswa ...247 Grafik 4.2 Persentase Pencapaian Keterampilan
Pemecahan Masalah ... 248 Grafik 4.3 Data Hasil Angket Siswa Indikator “Mengenali
Adanya Masalah” ... 253 Grafik 4.4 Data Hasil Angket Siswa Indikator “Mencari Alternatif
Pendekatan Untuk Memecahkan Masalah” ... 256 Grafik 4.5 Data Hasil Angket Siswa Indikator “Memilih
Dan Menerapkan Pendekatan” ... 259 Grafik 4.6 Data Hasil Angket Siswa Indikator “Mencapai
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
SK dan Surat Ijin Penelitian LAMPIRAN II
RPP, LKS, Marking Scheme. Rubrik Penilaian Keterampilan Pemecahan Masalah dan Rubrik Penilaian Kemampuan Presentasi dan Diskusi
LAMPIRAN III
Hasil Wawancara Observasi Awal, Catatan Lapangan, Lembar Observasi Aktivitas Guru, Lembar Presentasi Angket, Jawaban LKS Siswa
39
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisikan pembahasan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang ditemui di kelas VII D SMP Negeri 10 Bandung, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik. Selain itu, pemilihan metode yang tepat akan membantu sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian berjalan dengan lancar dan sesuai harapan.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian yaitu di SMP Negeri 10 Bandung. SMP Negeri 10 Bandung berlokasi di Jalan Raden Dewi Sartika No. 115, Kota Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2014/2015, dengan waktu pelaksanaan pada bulan september hingga akhir bulan oktober, pelaksanaan penelitian ini mengacu pada kalender akademik yang akan menentukan hari efektif yan sangat berpengaruh terhadap kegiatan penelitian. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII D yang berjumlah 35 orang, dengan komposisi perempuan sebanyak 20 orang dan laki-laki 15 orang. Alasan peneliti memilih kelas VII D karena dikelas tersebut ditemukan permasalahan kurangnya keterampilan pemecahan masalah yang ditandai dengan kegiatan belajar yang belum menggunakan kemampuan berfikir tingkat tinggi.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan hal terpenting dalam sebuah penelitian, karena metode penelitian akan menentukan langkah-langkah seperti apa yang harus dilakukan dalam penelitian tersebut dan tentunya metode penelitian akan menentukan tingkat keberhasilan suatu penelitian. Metode penelitian dapat ditentukan dari permasalahan atau subjek yang akan kita teliti dilapangan
40
yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Pada dasarnya penelitian tindakan kelas merupakan poses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Sanjaya, 2009, hlm. 26).
Wiriaatmadja (2007, hlm. 13) mengungkapkan bahwa “penelitian tindakan kelas dilakukan oleh sekelompok guru yang dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu”. Menurut Ebbut (Wiriaatmadja, 2007, hlm 12) „penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut‟.
Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas (class action research) merupakan penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran di kelas demi menghasilkan mutu dan hasil pembelajaran yang lebih baik.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yakni mengacu pada penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart. Model penelitian ini terdiri dari rencana (plan), pelaksanaan tindakan (act), pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Desain penelitian yang digunakan berbentuk spiral (siklus) dan tidak hanya dilakukan satu kali, melainkan beberapa kali hingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan.
41
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
Gambar 3.1
Penelitian Tindakan Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmadja, 2007, hlm. 66)
Secara operasional desain penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Rencana (plan), yaitu kegiatan yang dilakukan dalam menyusun rencana
tindakan yang hendak dilaksanakan. Tahap perencanaan ini dilakukan dengan menyusun perencanaan tindakan berdasarkan identifikasi permasalahan pada saat observasi awal, sebelum penelitian ini dilaksanakan. Pada tahap ini semua perangkat dalam melaksanakan
Rencana
P
elaksa
na
an
Tinda
ka
n
Pengamatan
R
efle
ksi
Rencana yang direvisi
P
elaksa
na
an
Tinda
ka
n
Pengamatan
R
efle
42
penelitian dipersiapkan, mulai dari subjek penelitian, RPP, dan kriteria penilaian (instrumen penelitian).
2. Pelaksanaan tindakan (act), yaitu melaksanakan tindakan pada saat pembelajaran IPS berlangsung sebagai upaya peningkatan atau perbaikan seperti yang diinginkan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan pada saat perencanaan. Pada tahap ini semua rencana yang telah dibuat sebelumnya dilaksanakan.
3. Observasi (observe), yaitu kegiatan mengamati hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini diberengi dengan kegiatan untuk mendokumentasikan (mencatat) proses, hasil, pengaruh, dan masalah baru yang muncul selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
4. Refleksi (reflect), yaitu menganalisis tentang apa saja rencana dan tindakan yang sudah tercapai atau mengkaji mengenai hasil dari tindakan yang telah dilakukan.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan ini dilakukan oleh peneliti yang juga menjadi guru, sehingga pada saat pengajaran dikelas juga dilaksanakan penelitian. Proses pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara bersiklus artinya tidak dilakukan hanya sekali tetapi dilakukan hingga data yang diperoleh mencapai titik jenuh. Untuk lebih rinci maka prosedur penelitian ini di uraikan sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan guru mitra mengenai rencana pelaksanaan tindakan, yaitu :
a. Menentukan jadwal penelitian.
b. Menentukan kelas yang akan digunakan untuk peneliti melakukan tindakan.
c. Melakukan observasi awal sebelum dilakukannya tindakan.
43
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
e. Menentukan materi yang sesuai, tercipta suasana kelas yang kondusif sehingga dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah penyimpangan sosial dalam pembelaajaran IPS.
f. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). g. Membuat format penilaian dan lembar kerja siswa.
h. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini merupakan penerapan dari rencana yang telah dibuat dan dirancang sebelumnya. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menerapkan RPP yang telah dibuat pada saat perencanaan untuk melaksanakan tindakan.
b. Memberikan LKS kepada siswa dalam bentuk kelompok dengan menerapkan model Problem Based Instruction (PBI) untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah penyimpangan sosial.
c. Melakukan penilaian LKS dan pengolahan data yang diperoleh setelah tindakan selasai dilaksanakan.
3. Tahap observasi
Pada tahap ini dilakukan kegiatan observasi saat proses pembelajaran IPS berlangsung sebagai sebuah tindakan. Observasi dilakukan oleh guru mitra dan teman sejawat. Dalam pelaksanaannya yang menjadi fokus observasi adalah siswa dan guru. Pada kegiatan observasi ini kegiatan yang dilakukan adalah :
44
b. Mengamati kemampuan guru dalam menerapkan model Problem
Based Instruction (PBI) dalam pembelajaran IPS.
c. Mengamati pertumbuhan keterampilan pemecahan masalah dengan penerapan model Problem Based Instruction (PBI) dalam pembelajaran IPS.
4. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah tindakan dilakukan. Pada tahap ini peneliti bersama guru mitra melakukan diskusi balikan sebagai evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi ini meliputi :
a. Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra berdasarkan hasil pengamatan berkaitan dengan penerapan model Problem Based
Instruction (PBI) dalam pembelajaran IPS.
b. Menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan guru mitra. c. Melakukan perbaikan dari tindakan yang telah dilakukan sebagai
tindak lanjut dari hasil diskusi.
E. Definisi Istilah
Untuk mempermudah dalam penelitian, maka akan dijelaskan beberapa istilah yang terkait dengan penelitian ini. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan mengenai maksud dan tujuan dari penelitian. istilah-istilah tersebut adalah :
1. Keterampilan pemecahan masalah merupakan keterampilan individu dalam menggunakan proses berfikirnya untuk memecahkan masalah melalui pengumpulan fakta-fakta, analisis informasi, menyusun berbagai alternatif pemecahan, dan memilih pemecahan masalah paling efektif (Preisseisen dalam Yamin, 2010, hlm. 9).
2. Penyimpangan sosial merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang yang tidak sesuai atau tidak
45
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
yang dilakukan secara sadar ataupun tidak (G. Karta Saputra dalam
Fattah dkk. 2008, hlm. 156).
3. Problem Based Insruction (PBI) merupakan pendekatan yang efektif
untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya (Ratumanan dalam Trianto, 2007, hlm. 67).
4. Pembelajaran IPS merupakan suatu sisitem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar IPS yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sisitematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran IPS secara efektif dan efisien (Komalasari, 2011, hlm. 11).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrumen tersebut mencerminkan juga cara pelaksanaannya mak sering disebut juga dengan teknik penelitian (Sanjaya, 2009, hlm 84). Dalam penelitian, instrumen dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tindakan kelas ini yaitu :
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa dan guru selama pelaksanaan pembelajaran IPS berlangsung dengan penerapaan model pemebalajaran
Problem Based Instruction (PBI). Dalam penelitian ini lembar observasi yang
46
FORMAT OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN FOKUS PADA GURU
Hari/Tanggal :
Kelas/semester :
No Aspek yang diamati Penilaian
SB B C K 1. Kegiatan membuka pelajaran
a. Mengucapkan salam
b. Mengecek kehadiran siswa dan memperhatikan kebersihan kelas c. Melakukan apersepsi
2 Proses pembelajaran
Orientasi siswa pada masalah
a. Guru menyajikan suatu permasalahan penyimpangan sosial.
b. Guru membimbing siswa untuk lebih mengetahui permasalahan
penyimpangan sosial yang ada di masyarakat.
c. Guru membimbing siswa dalam memahami permasalahan yang sedang dibahas.
d. Guru mampu memotivasi siswa agar lebih tertarik terhadap materi yang sedang dibahas.
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
e. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok belajar.
f. Guru membimbing siswa untuk bekerjasama dalam kelompoknya g. Guru membimbing siswa untuk
berdiskusi dengan kelompoknya. h. Guru menciptakan kelas yang kondusif
untuk belajar.
Membimbing penyelidikan individu/
Kelompok
i. Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan dan mencari data. j. Guru membimbing siswa untuk
memanfaatkan sumber belajar yang tersedia.
k. Guru memberikan siswa motivasi untuk mengeluarkan ide, dan pendapatnya dalam membuat alternatif pemecahan masalah
l. Guru mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan yang memberikan stimulus kepada siswa untuk berfikir dan mengeluarkan pendapat.
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
m. Guru membimbing siswa untuk membacakan hasil pemecahan masalah yang mereka buat setiap kelompok di depan kelas.
47
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015 Mengevaluasi proses
pemecahan masalah
o. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pemecahan masalah yang sudah mereka buat.
p. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi dari pemecahan masalah yang siswa lakukan
3 Kegiatan Penutup
a. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
b. Guru memberikan komentar mengenai kegiatan belajar yang sudah dilakukan
c. Guru menutup kegiatan belajar dengan mengucapkan salam Sumber : Dokumen Peneliti 2014
FORMAT OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PADA SISWA
Hari/Tanggal : Kelas/Semester :
No Tahap Pembelajaran Aktvitas Siswa Penilaian
SB B C K
1 Kegiatan Awal
a. Siswa bersama-sama menjawab salam guru
b. Siswa terampil berpartisipasi dalam selama proses pembelajaran
2
Orientasi siswa kepada masalah
c. Siswa mampu mengemukakan atau mengomentari permasalahan penyimpangan sosial yang sedang dibahas
d. Siswa terampil mengemukakan kasus yang relefan dengan permasalahan penyimpangan sosial.
e. Siswa terampil mengidentifikasi permasalahan penyimpangan sosial yang sedang dibahas
3
Mengorganisasi kan siswa untuk belajar
f. Siswa terampil bekerjasama dengan kelompoknya
g. Siswa bersemangat bekerja dan berdiskusi dalam kelompoknya. h. Siswa terampil dalam bertanya
mengenai hal yang tidak dimengerti
4 Membimbing
penyelidikan individu maupun kelompok
i. Siswa terampil mencari data dan informasi mengenai permasalahan penyimpangan sosial yang sedang dibahas.
48
k. Siswa berfikir kritis dan kreatif dalam memberikan alternatif solusi pemecahan masalah
5 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
l. Siswa terampil dalam memaparkan pemecahan masalah yang mereka buat didepan kelas
m. Siswa terampil memberikan tanggapan terhadap pendapat teman atau kelompok lain
n. Siswa terampil dalam mempertahankan argumen/pendapatnya
o. Siswa terampil dalam menerima pendapat dari orang lain untuk mengembangkan ide-ide baru terkait pemecahan masalah.
6
Mengevaluasi proses pemecahan masalah
p. Siswa terampil membuat evaluasi dari pemecahan masalah yang telah dibuat q. Siswa terampil membuat kesimpulan
dari berbagai alternatif pemecahan masalah yang telah dibuat
7 Kegiatan Penutup
r. Siswa bertanya mengenai materi yang belum di pahami
Siswa menjawab salam penutup dari guru
Keterangan Skor :
SB = Sangan baik B = Baik
C = Cukup K =Kurang
Sumber : Dokumentasi Peneliti 2014
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan menjadi salah satu alat yang penting dalam penelitian, karena melalui catatan lapangan dapat mengetahui berbagai aspek, seperti suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi siswa dengan siswa dan guru dengan siswa. Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti ataupun guru mitra pada saat melakukan observasi.
3. Lembar Tes
49
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
tersebut terlampir dalam RPP karena menjadi bagian dari media pembelajaran.
4. Lembar Wawancara
Lembar wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pendapat dari guru dan siswa mengenai pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan pertanyaan yang sebelumnya telah dibuat oleh peneliti.
5. Angket
Penggunaan angket sebagai alat pada penelitian ini dimaksudkan untuk melihat dan mengetahui kepuasan siswa selama pembelajaran IPS berlangsung dengan mengunakan model Problem Based Instruction (PBI) serta mengetahui terjadinya peningkatan atau tidak. Angkat diberikan kepada kepada siswa pada akhir pembelajaran setiap siklusnya yang berisikan pertanyaan-pertanyaan dengan kriteria penilaian, sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju.
UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH PENYIMPANGAN SOSIAL MELALUI PENERAPAN
MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM PEMBELAJARAN IPS
ANGKET SISWA Nama :
Kelas : Hari/tanggal :
Berilah tanda check list (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi yang
kalian rasakan pada pilihan (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (KS) Kurang Setuju, (TS)
Ttidak setuju
No Pernyataan Jawaban
SS S KS TS
1 Saya memahami permasalahan penyimpangan sosial yang diajukan oleh guru.
50
permasalahan penyimpangan sosial.
3 Model Problem Based Instruction (PBI) membuat saya ingin lebih mengetahui permasalahan penyimpangan sosial yang berkembang dimasyarakat.
4 Model Problem Based Instruction (PBI) membuat saya terampil dalam mengidentifikasi permasalahan penyimpangan sosial. 5 Model Problem Based Instruction (PBI) membuat saya terampil
dalam mencari penyebab permasalahan penyimpangan sosial. 6 Model Problem Based Instruction (PBI) membuat saya terampil
dalam bekerjasama dan berdiskusi dengan kelompok 7 Model Problem Based Instruction (PBI) membuat saya lebih
bersemangat bekerja dalam kelompok
8 Saya merasa antusias saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran IPS berlangsung.
9 Tugas-tugas yang diberikan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Problem Based Instruction (PBI) membuat saya berusaha dan mampu untuk memecahkan masalah.
10 Model Problem Based Instruction (PBI) membuat saya terampil dalam mencari data daninformasi mengenai permasalahan penyimpangan sosial.
11 Saya bekerjasama dengan kelompok dalam mengumpulkan data dan informasi mengenai permasalahan penyimpangan sosial 12 Saya berusaha mencari informasi melalui internet dalam
mengumpulkan data untuk melengkapi jawaban pemecahan masalah.
13 Saya berusaha mencari informasi tambahan melalui buku dalam mengumpulkan data untuk melengkapi jawaban.pemecahan masalah
14 Saya memanfaatkan sumber belajar yang telah tersedia untuk membuat alternatif pemecahan masalah
15 Model problem based instraction (PBI) lebih mendorong saya untuk menambah pengetahuan.
16 Saya terampil dalammempergunakan pengetahuan saya sehingga menjadi sebuah soluasi untuk memecahkan masalah
penyimpangan sosial.
17 Saya terampil berpikir lebih kritis dalam memecahkan masalah penyimpangan sosial.
18 Saya terampil dalam membuat lebih dari satu solusi dari masalah penyimpangan soisal
19 Saya terampil dalam menerima pendapat teman untuk
mengembangkan pemecahan masalah yang telah dibuat. 20 Saya terampil dalam menjelaskan pemecahan masalah yang
sudah dibuat didepan kelas
21 Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) membuat saya lebih aktif dalam mengemukakan pendapat
22 Saya terampil dalam mempertahankan pendapat yang telah saya kemukakan
23 Model Problem Based Instruction (PBI) membuat saya lebih menghargai pendapat teman
24 Saya terampil dalam menerima pendapat teman untuk
51
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
26 Media pembelajaran yang digunakan oleh guru mempermudah saya dalam memahami dan memecahkan masalah penyimpangan sosial.
27 Model Problem Based Instruction (PBI) membuat saya lebih memahami materi pembelajaran peran lembaga sosial dimasyarakat.
28 Model Problem Based Instruction (PBI) lebih memperkaya pengetahuan saya mengenai manfaat pembelajaran IPS dalam kehidupan sehari-hari.
29 Model Problem Based Instruction (PBI) membuat pembelajaran IPS lebih menantang dan menarik
30 Pembelajaran IPS dengan menggunakan model Problem Based
Instruction (PBI) membuat saya lebih aktif berpartisipasi dalam
proses kegiatan belajar.
31 Model Problem Based Instruction (PBI) menjadikan saya terampil dalam membuat kesimpulan dari pemecahan masalah.
Sumber : Dokumen Peneliti 2014
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumentasi. Kesemua teknik ini diharapkan dapat melengkapi dalam memperoleh data yang diperlukan.
1. Observasi
Kunandar (2008, hlm.143) berpendapat bahwa observasi adalah:
Kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan partisipatif dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilaksanakan dengan pedoman pengamatan.
Maka dari itu observasi dalam penelitian ini merupakan upaya/usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk merekam atau melihat segala kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung.
2. Wawancara
Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2007, hlm. 117) „wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari
sudut pandang orang lain‟. Selanjutnya menurut Denzin (dalam
52
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada saat penelitian awal kepada guru dan siswa untuk mengetahui kondisi saat melakukan observasi awal agar peneliti mengetahui permasalahan apa saja yang terdapat dalam kegiatan proses pembelajaran IPS.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini berfungsi sebagai alat perekam kegiatan saat pembelajaran IPS berlangsung dengan menggunakan model
Problem Based Instruction (PBI) yang dapat menggambarkan apa yang
terjadi dikelas. Dokumentasi disini lebih ke pengambilan gambar atau foto agar penleiti dapat memonitor aktifitas siswa, sehingga dapat mengetahui aktifitas siswa yang sebenarnya tidak diperlukan didalam kelas dan yang diperlukan didalam kelas, hal ini akan membantu peneliti dalam memperbaiki kegiatan belajar mengajar pada saat dilakukannya tindakan.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan (field notes) menurut Wiriaatmadja (2007, hlm. 125) merupakan :
Sumber informasi yang sangat penting dalam suatu penelitian yang dibuat oleh peneliti/mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi. Format catatan lapangan ini berupa berbagai aspek saat pembelajaran di kelas seperti suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa lain serta komentar dari mitra saat melakukan pengamatan.
Maka dari itu catatan lapangan merupakan kegiatan untuk mencatat semua peristiwa yang terjadi didalam kelas pada saat tindakan dilakukan. Catatan lapangan dalam penelitian ini apat brfungsi sebagai pemantau perkembangan siswa pada saat dilaksanakan tindakan didalam kelas dan melihat sejauh keberhasilan tindakan yang dilakukan.
5. Angket
Teknik pengumpulan data selanjutnya adalah angket. Dalam penelitian ini angket dipergunakan untuk mengetahui kepuasan kepuasan siswa selama pembelajaran IPS berlangsung dengan mengunakan model Problem Based
53
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
peningkatan keterampilan pemecahan masalah dilihat dari sudut pandang siswa.
H. Analisis Data
Sanjaya (2009, hlm. 106) mengungkapkan bahwa analisis data merupakan proses mengolah dan menginterpretasikan data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga memiliki maksa dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2010, hlm. 89) analisis data adalah :
Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, observasi dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri dan orang lain.
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitaif yang masing akan di analisis dengan penjabaran sebagai berikut:
1. Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini akan dianalisis melalui empat aktifitas yaitu, reduksi data, display (penyajian data), verifikasi (menarik kesimpulan) dan validasi data yang akann dijelaskan dibawah ini :
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses analisis data yang telah didapatkan dari lapangan. Kemudian data tersebut di rangkum dan di klasifikasikan sesuai dengan masalah yang diteliti agar terfokuskan pada aspek-aspek yang ingin dicapai untuk hasil terbaik. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data dari hasil catatan lapangan. b. Display (penyajian data)
54
terperinci lebih memudahkan dalam memahami gambaran terhadap aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini penyajian data banyak dituangkan dalam bentuk uraian sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh. c. Menarik Kesimpulan (Verifikasi)
Langkah ketiga yaitu menarik kesimpulan hal ini dimaksudkan untuk mencari makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data yang dikumpulkan dengan mencari hal-hal yang penting. Agar memperoleh kesimpulan yang tepat maka kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi selama penelitian berlangsung
d. Validasi data
Hopkins dalam Wiriaatmadja (2007, hlm. 168) memberikan beberapa cara untuk melakukan validasi data dalam penelitian tindakan kelas yaitu:
1) Member check, yaitu memeriksa kembali keterangan keterangan
atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber, siapa pun juga. Apakah keterangan, atau informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya.
2) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk,
atau analisis yang dilakukan oleh peneliti dengan membandingkan dengan guru dan siswa. Tujuan dari triangulasi ini yaitu untuk melihat kesamaan hasil dari data yang telah diperoleh, agar data tersebut dapat diketahui tingkat kebenarannya.
3) Audit trail, yaitu digunakan dalam memeriksa kesalahan dalam
hasil penelitian, metode pengumpulan data dan prosedur yang digunakan dengan cara meninjau ulang data yang telah didapatkan dan mengecek kebenarannya.
4) Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap
55
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
Agar data dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini yang menjadi pakar profesional adalah dosen pembimbing. Pada tahap akhir ini dilakukan modifikasi dan penghalusan berdasarkan arahan atau pendapat dari dosen pembimbing.
2. Analisis Data Kuantitatif
Kegiatan analisis data kuantitatif disini hanyalah berupa analisis sederhana yaitu memperesentasikan perkembangan keterampilan pemecahan masalah dari siklus pertama hingga siklus keempat. Adapun cara penghitungannya yaitu :
Setelah dihitung, kemudian hasilnya diklasifkasikan sesuai dengan kriteria sebaai berikut :
Interval Nilai Predikat Konversi Rata-Rata Presentase 3,10 – 4,00 Sangat Baik 76% - 100%
2,10 – 3,00 Baik 51% - 75%
1,10 – 2,00 Cukup 26% - 50%
<1,00 Kurang 1% - 25%
Semua data yang telah didapatkan dari alat penelitian kemudian dilakukan kategorisasi dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel/sejenisnya. Adapun untuk penilaian angket peneliti menggunakan penilaian skala dengan pengskoran Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS) dan Tidak Setuju (TS). Menurut Sudjana (2001, hlm. 19) untuk mengukur data angket digunakan rumus :
Presentase pencapaian tingkat keterampilan pemecahan masalah
56
Setelah menjadi presentase dalam sebuah tabel kemudian peneliti mendeskripsikannya dalam bentuk deskripsi. Hal ini dilakukan agar mempermudah tabel tersebut untuk dipahami.
3. Interpretasi Data
Dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas, Sanjaya (2009, hlm. 106) mengemukakan bahwa tujuan dari menginterpretasi data adalah “untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian”. Pada tahap ini bertujuan untuk memberikan makna pada data-data yang diperoleh. Tahapan ini membuat masalah dalam penelitian dapat dipecahkan atau dijawab. Tahap interpretasi data juga dilakukan untuk mengartikan semua temuan pada saat penelitian.
Data yang diperoleh peneliti selama melakukan tindakan penelitian untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah penyimpangan sosial melalui penerapan model Problem Based Instruction (PBI), baik dari hasil observasi siswa ataupun guru, LKS yang dikerjakan oleh siswa, catatan lapangan, dan dokumentasi siswa saat sedang berlangsungnya tindakan dalam pembelajaran IPS akan diinterpretasikan secara menyeluruh. Sehingga tidak ada data yang tidak bermakana.
P = F x 100% N
Keterangan :
P = Jumlah presentase yang dicari
282
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisikan kesimpulan atas hasil penelitian yang terdiri dari hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada siklus pertama, kedua, ketiga dan keempat pada pembelajaran IPS di kelas VII D SMP Negeri 10
Bandung mengenai “Upaya Peningkatan Ketrampilan Pemecahan Masalah
Penyimpangan Sosial Melalui Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI)”. Selain itu, pada bab ini pula dipaparkan mengenai saran yang diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tahapan kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan model
Problem Based Instruction (PBI) dalam pembelajaran IPS mulai dari
283
2. Implementasi model Problem Based Instruction (PBI) dalam upaya meningkatkan keterampilan pemecahan masalah di kelas VII D SMP Negeri 10 Bandung dinilai sudah baik. Pada dasarnya pelaksanaan model
Problem Based Instruction (PBI) yang diterapkan pada setiap siklusnya
selalu mengalami peningkatan sehingga keterampilan pemecahan masalah yang menjadi tujuan peneliti sudah tercapai dengan sangat baik, hal ini dapat terlihat dari hasil belajar siswa secara keseluruhan yang selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Demikian pula dengan indikator keterampilan pemecahan masalah seperti pertama, mengenali adanya masalah, kedua mencari alternatif pendekatan untuk memecahkan masalah, ketiga memilih dan menerapkan pendekatan,
keempat mencapai kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.
284
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
3. Secara umum penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dikelas VII D SMP Negeri 10 Bandung berjalan sesuai dengan perencanaan akan tetapi tentunya tidak akan terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi, sehingga peneliti senantiasa melakukan refleksi dan perbaikan. Adapun kendala-kendala dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah diantaranya peneliti mengalami kendala dalam menentukan kasus permasalahan yang akan dikaitkan dengan materi, sulitnya menentukan media karena sarana dan prasarana yang ada disekolah tidak begitu memadai, siswa masih bergantung pada guru dalam proses pengisian LKS, kurangnya alokasi waktu pembelajaran IPS, masih banyaknya siswa yang belum memahami ataupun belum terbiasa mengikuti tahapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dan belum memahami langkah-langkah pemecahkan masalah. Adapun upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu :
a. Dalam menentukan kasus permasalahan yang akan dikembangkan pada LKS, peneliti melakukan diskusi dengan guru mitra, dosen dan teman sejawat
b. Guru lebih membimbing siswa dalam berbagai kegiatan sehingga siswa menjadi terbiasa dan mampu untuk mengikuti kegiatan dengan baik
c. Guru lebih memberikan bimbingan dan arahan agar siswa mampu mengerjakan LKS dalam kelompoknya sehingga mereka mampu memecahkan masalah dengan baik.
d. Penilaian dalam mengukur indikator keterampilan pemecahan masalah, diatasi dengan cara lebih mengkaji setiap pekerjaan LKS siswa, angket yang telah diisi oleh siswa dan lebih berusaha melakukan pengamatan disetiap kegiatannya selama pembelajaran IPS dengan menggunakan model Problem Based
285
4. Efektifitas model Problem Based Instruction (PBI) untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada pembelajaran IPS dengan media LKS berbasis masalah sebagai media yang dipegunakan pada penelitian ini untuk mencapai tujuan pembelajaran, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa model Problem Based Instruction (PBI) efektif untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah dengan kategori sangat baik. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan dalam setiap siklusnya dari hasil belajar siswa yang terdiri dari, hasil penilaian LKS, hasil presentasi dan diskusi, serta penilaian capaian indikator keterampilan pemecahan masalah. Pada siklus pertama hasil belajar siswa mencapai 34% atau menunjukan predikat cukup, pada siklus kedua hasil belajar siswa mencapai 49,5% atau menunjukan predikat cukup dan naik dari siklus pertama sebesar 10,8%. Pada siklus keketiga capaian hasil belajar siswa sebesar 79% atau menunjukan predikat sangat baik dan naik dari siklus kedua sebesar 29,2%. Pada siklus keempat capaian hasil belajar siswa sebesar 89,77% atau menunjukan predikat sangat baik dan naik dari siklus ketiga sebesar 10,77%.
B. Saran
Berdasarkan hasil temuan peneliti selama melaksanakan proses penelitian tindakan kelas di kelas VII D SMP Negeri 10 Bandung, terdapat beberapa saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini yang diajukan untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi Pihak Sekolah
Penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model
Problem Based Instruction (PBI) terbukti telah meningkatkan
286
Elisania Sriyanti Sugiharto, 2015
2. Bagi guru
Model Problem Based Instruction (PBI) merupakan salah satu alternatif solusi bagi pembelajaran IPS di kelas. Guru diharapkan senantiasa membimbing dan memfasilitasi siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus memperjelas tahapan-tahapan dari model Problem Based Instruction (PBI) agar siswa lebih paham saat melakukan tehapan-tahapan model tersebut. Terlebih lagi, peneliti sangat berharap agar guru-guru khususnya bagi guru IPS agar dapat mempergunakan model ataupun metode pembelajaran yang lebih bervasiasi dan lebih menarik agar pemeblajaran IPS menjadi lebih bermakna.
3. Bagi Siswa
Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman baru mengenai cara memecahkan masalah yang baik, sehingga dalam kehidupan sehari-hari saat mengalami dan memukan masalah, siswa mampu memecahkannya berdasarkan langkah-langkah yang telah dipelajari.
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan tindak lanjut pada penelitian ini dengan penerapan model Problem Based
Instruction (PBI) untuk meningkatkan keterampilan berfikir lainnya dan
dengan menggunakan media yang lainnya.