• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPTEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPTEN BANDUNG."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG

UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPTEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada

Departemen Pendidikan Khusus

oleh

An-Nisaa Pertiwi NIM 1105165

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG

UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK

TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI

PAMEUNGPEUK KABUPATEN BANDUNG

Oleh

An-Nisaa Pertiwi 1105165

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus

©An-Nisaa Pertiwi 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015

LEMBAR PENGESAHAN

ANNISAA PERTIWI

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK

MENGURANGI PERILAKU HIPERKATIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Budi Susetyo, M.Pd NIP. 19580907 1987031001

Pembimbinng II

Dr. H. Dudi Gunawan, M.Pd NIP. 19621121 1984031002

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH

MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI

PAMEUNGPEUK KABUPATEN BANDUNG” ini beserta seluruh isinya sepenuhnya adalah benar-benar karya saya sendiri, tidak ada di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan

atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, September 2015

yang membuat pernyataan

An-Nisaa Pertiwi

(5)

Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015

KATA PENGANTAR

Allahumma yaasir wa laa tu’assir, Maha suci Allah yang telah memberikan kenikmatan yang melimpah. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada insan pembawa keselamatan yakni Nabi Muhammad saw.

Alhamdulilah, atas izin dan ridho Allah Swt tidak lupa do’a orang tua dan dosen pembimbing. Karya Ilmiah dengan judul “Pengaruh mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku hiperaktif anak tunarungu kelas 1 di SLB BC

YPNI Pameungpeuk Kabupaten Bandung” dapat diselesaikan. Karya ilmiah ini

berisi tentang masalah penanganan anak tunarungu yang berindikasi memiliki

karakteristik perilaku hiperaktif yang berlebihan. Melalui mewarnai gambar binatang yang dijadikan materi intervensi untuk mengalihkan perilaku hiperaktif yang kurang bermakna pada situasi kelas. Dengan hal ini penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku hiperaktif pada anak tunarungu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Hal ini tidak terlepas karena keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki peneliti sendiri. Maka dari itu saran

yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan dalam melengkapi skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, September 2015

(6)

Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015

UCAPAN TERIMA KASIH

Keberhasilan yang diraih bukan dihasilkan oleh diri sendiri tetapi pasti ada orang-orang yang turut mendukung memberikan doa dan semangat agar peneliti

dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Budi Susetyo, M.Pd , selaku Ketua Departemen Pendidikan Khusus dan sekaligus Dosen Pembimbing I. Segala bimbingan dan kemudahan

selama menimba ilmu di Departemen Pendidikan Khusus FIP UPI.

2. Dr. H. Dudi Gunawan, M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah

mengorbankan waktu untuk membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, mudah-mudahan Allah Swt. membalas segala kebaikan dan jasanya. 3. Seluruh dosen Departemen Pendidikan Khusus yang telah memberikan

ilmu selama perkuliahan.

4. Ibu Lili dan Bapak Eri selaku TU di Departemen Pendidikan Khusus yang telah memabantu dalam membuat surat-surat dan berkas yang menunjang

untuk kelancaran karya ilmiah ini.

5. Kepala Sekolah dan Guru-guru SLB BC YPNI Pameungpeuk Kab.

Bandung yang telah bekerjasama dan memberikan bantuan selama kegiatan penelitian berlangsung.

6. Ibu dan Ayah, The Queen n The King of mylife yang menjadi pemacu bagi

penulis serta orang paling berjasa terutama do’a yang selalu dihaturkan

kepada penulis. Semoga kalian senantiasa di berikan kesehatan, perlindungan, dan kasih sayang oleh Allah Swt.

7. Kakak dan adik tersayang ( Teh Eka dan Mega), yang selalu memberikan

dukungan semangat untuk terus berjuang mendapatkan masa depan yang

(7)

Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015

8. Saudara tercinta Imas Soleah, yang selalu di repotkan untuk memberikan

pengarahan pada penulis agar karya tulis ilmiah ini segera selesai.

9. Sahabat, kakak sekaligus teman yang saat ini paling dekat yaitu Angga P

yang selalu memberikan motivasi saat saya mulai malas, kesal, ngeluh, tapi berkat dorongan kamu akhirnya karya ilmiah ini selesai.

10.Teman-teman sepermainan 2011 Ina Herlina, Masliah, Tyas Rahmawarni, Imas Nurdiani, Yadi dan special for u all guys (Hinyai’s) Anisa Palaah, Riani Nandea, Siti N., Rifka I., Afadiah, Ifanshuda yang telah membantu menyumbangkan pikirannya dalam menyelesaikan skripsi ini, tempat

berbagi dan berkeluh kesah tetapi kalian yang selalu membangkitkan semangat saya. Hatur nuhun ya sis n bro.

11. Seluruh teman-teman PKh 2011 khususnya, selamat atas kekompakan dan solidaritas semoga silahturahim tetap terjaga walaupun akhirnya kita

bakalan berpisah. Terima kasih atas pengalaman selama hampir 4 tahun ini. semoga kita bisa meraih kesuksesan bersama-sama. Amin

Semua orang yang tidak dapat dituliskan satu persatu dalam persembahan ini, rasa terima kasih yang tak terhingga dari sanubari yang

paling dalam semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Amin

Bandung, September 2015

(8)
(9)

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI

PAMEUNGPEUK KABUPATEN BANDUNG

Annisaa Pertiwi 1105165

Perilaku hiperaktif yang ditunjukan oleh subjek seperti kaki dan tangan bergerak saat duduk (tidak bisa diam), mengganggu orang lain, tidak mengikuti instruksi, meninggalkan tempat duduk, melempar benda atau alat tulis, berbicara berlebihan, meludah, dan tidak sabar menunggu giliran. Perilaku hiperaktif tersebut sangat mengganggu proses belajar mengajar, orang lain, dan diri subjek itu sendiri. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu bentuk pengalihan untuk mengurangi gejala perilaku hiperaktif agar anak dapat mengurangi perilaku hiperaktifnya. Melalui kegiatan mewarnai gambar binatang yang disukai oleh AG, AG dapat melakukan dengan cara menggoreskan pencil warna pada bidang gambar sesuai keinginanya. Mewarnai gambar binatang diyakini dapat mengurangi gejala perilaku hiperaktif karena pendekatan ini termasuk pendekatan seni yang dalam pengaplikasiannya sangat mudah dan disukai oleh Subjek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku hiperaktif anak tunarungu. AG adalah satu anak tunarungu yang berusia 7 tahun yang kini duduk di kelas satu di SLB BC YPNI Pameugpeuk. Hal yang tampak berbeda dari AG yaitu AG menunjukan indikasi perilaku hiperaktif. Untuk penelitian ini maka digunakan metode eksperimen dengan pendekatan Single Subject Research, dengan desain penelitian A-B-A yaitu A-1 (baseline-1), B (intervensi) dan A-2 (baseline-2). Hasil pengukuran dengan menggunakan sistem pencatatan observasi salah satunya pencatatan kejadian. Hasil yang diperoleh dari pengamatan, menunjukan frekuensi perilaku hiperaktif pada baseline-1 sebanyak 91.5% yang dilakukan empat sesi, yang artinya frekuensi perilaku hiperaktif dalam kondisi memburuk atau negatif. Kemudian pada kondisi intervensi yang di lakukan delapan sesi, frekuensi pada subyek mengalami penurunan sebesar 70.75%, yang artinya membaik. Selain itu frekuensi perilaku hiperaktif pada kondisi baseline-2 dengan perolehan hasil data sebanyak 61,75% ini menunjukan bahwa perilaku hiperkatif mengalami penurunan atau positif. Dengan demikian dapat disimpulkan mewarnai gambar binatang memberikan pengaruh pada penurunan setiap aspek perilaku hiperaktif pada AG. Hal ini tampak pada perubahan perilaku AG yang semakin membaik dan sekarang AG mulai bisa mengikuti pembelajaran secara tenang. Bagi guru memberikan pembelajaran yang menarik yang berhubungan dengan motorik halus maupun kasar seperti menggunting, mewarnai, jalan-jalan, berlari, dan melompat akan berdampak baik bagi subjek dalam mengurangi perilaku hiepraktifnya. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menerapkan kegiatan mewarnai gambar binatang yang lebih variatif lagi selain AG bisa mengenal lebih banyak tentang binatang, pembelajaran yang akan diberikan pun menjadi lebih menyenanngkan dan tidak monoton.

(10)

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

EFFECT OF COLORING PICTURES OF ANIMALS TO REDUCE HYPERACTIVE BEHAVIOR IN CHILDREN WITH HEARING IMPAIRMENT CLASS 1 AT SLB BC YPNI

PAMEUNGPEUK KABUPATEN BANDUNG

Hyperactive behavior shown by subjects such as legs and arms move when sitting (can not bi silent), disturbing others, did not follow instructions, leaving the seat, throw objects or stationery, excessive talking, spitting, and can not wait for their trun. Hyperactive behavior is very disturbing teaching and learning, others, and the subject itself. Therefore, needs tobe a form of diversion to reduce his hyperactive behavior. Through activities like coloring pictures of animals , AG can do by scraping pencil colors in the image plane as you wish subject. The study aims to determine the effect of coloring pictures of animals to reduce hyperactive behavior of children with hearing impairment. AG is one of the seven-years-old deaf child who is now sitting in class one in SLB BC YPNI Pameungpeuk Kab Bandung. It looks at AG, AG is the indication that hyperactive behavior. For this study we used an experimental method with a single subject research, with A-B-A design is A-1 (baseline-1), B (intervention), A-2 (baseline-2). The results of measurements using incident recording system, the result obtained from direct observation that the baseline-1 as much 91,50%, performed four sessions, which means increasedor is said tobe deteriorating (negative). Then the intervention condition (B) the frecuency of hyperactive behavior amounted to 70,75%, which means that there is decline and improved. Besides the frecuency of hyperactive behavior in baseline conditions-2 to obtain the results as much as 61,75%, which means there is good progress on the subjects hyperactive behavior decreases. Thus it can be concluded that the coloring pictures of animals have effect reduces

hyperactive behavior AG. It looks at changes in the subject’s behavior is more better an calm in

following study in classroom. For theachers provide interesting learning associated with fine motor and gross motor skills such as cutting, sticking, coloring, walking, jumping, and running would be good for reduces hyperactive behavior for AG.

(11)

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSEMBAHAN

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

F. Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II MEWARNAI GAMBAR BINATANG MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU A. Ketunarunguan ... 6

1. Konsep Tunarungu ... 6

2. Klasifikasi Tunarungu ... 7

(12)

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Kognitif Anak Tunarungu ... 7

2) Emosi dan Sosial Anak Tunarungu ... 8

3) Karakteristik Perilaku Tunarungu ... 8

B. Perilaku Hiperaktif ... 9

1. Faktor Penyebab Perilaku Hiperaktif ... 11

C. Mengurangi Perilaku Hiperaktif dengan Mewarnai Gambar Binatang ... 13

D. Kerangka Pemikiran ... 17

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

E. Instrumen Penelitian ... 24

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 29

1. Teknik Pengolahan Data ... 29

2. Teknik Analisis Data ... 31

G. Prosedur Penelitian ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

1. Data Hasil Baseline-I (A1) ... 37

2. Data Hasil Intervensi (B) ... 38

3. Data Baseline-II (A2) ... 40

B. Pembahasan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

(13)

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

RIWAYAT PENULIS

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 SK KD Mata Pelajaran Seni Rupa Kelas 1 Semseter 1 SDLB B ... 20

4.1 Perolehan Data Frekuensi Perilaku Hiperaktif Baseline-1 (A-1) ... 38

4.2 Perolehan Data Frekuensi Perilaku Hiperaktif Intervensi (B) ... 40

4.3 Perolehan Data Fekuensi Perilaku Hiperaktif Baseline-2 (A-2) ... 41

4.4 Panjang Kondisi ... 44

4.5 Estimasi Kecenderungan Arah ... 46

4.6 Kecenderungan Stabilitas ... 50

4.7 Jejak Data ... 51

4.8 Level stabilitas dan Rentang ... 51

4.9 Level Perubahan ... 52

4.10 Rangkuman Hasil Analisis Visual dalam Kondisi ... 53

4.11 Jumlah Variabel yang Diubah ... 54

4.12 Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 54

(14)

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.14 Perubahan Level ... 56

4.15 Persentase Overlap ... 58

4.16 Rangkuman Hasil Analisis Visual Antar Kondisi ... 59

DAFTAR GAMBAR

Gambar

(15)

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik

3.1. Prosedur Dasar Desain A-B-A ... 22

4.1. Perolehan Data Baseline-1 (A1) Frekuensi Perilaku Hiperaktiif ... 39

4.2. Perolehan Data Intervensi (B) Frekuensi Perilaku Hiperaktif ... 41

4.3. Perolehan Data Baseline-2 (A2) Frekuensi Perilaku Hiperaktif ... 42

4.4. Perolehan Data Baseline-1 (A1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A2) .. 43

(16)

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.6. Estimasi Kecenderungan Arah Kondisi Intervensi (B) ... 45

4.7. Estimasi Kecenderungan Arah Kondisi Baseline-2 (A2) ... 45

4.8. Kecenderungan Stabilitas Kondisi Baseline-1 (A1) ... 47

4.9. Kecenderungan Stabilitas Kondisi Intervensi (B) ... 48

4.10. Kecenderungan Stabilitas Kondisi Baseline-2 (A2) ... 48

4.11. Data Overlap Kondisi Baseline-1 (A1) dengan Kondisi Intervensi (B).. 57

4.12. Data Overlap Kondisi Intervensi (B) dengan Kondisi Baseline-2 (A2).. 58

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 66

(17)

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Perhitungan Validitas dan Realibilitas ... 68

LAMPIRAN II 4. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 86

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 88

6. Formulir Pencatatan Data Baseline-1 (A1) ... 94

7. Formulir Pencatatan Data Intervensi (B) ... 95

8. Formulir Pecatatan Data Baseline-2 (A2) ... 96

9. Hasil Pengamatan Perilaku Hiperaktif Kondisi Baseline-I (A1) ... 97

10.Hasil Pengamatan Perilaku Hiperaktif Kondisi Intervensi (B) ... 101

11.Hasil Pengamatan Perilaku Hiperaktif Kondisi Baseline-II (A2) ... 109

12.Hasil Lembar Kerja Subjek Pre tes empat pertemuan ... 110

13.Hasil Karya Subjek Intervensi delapan pertemuan ... 115

14.Hasil Karya Subjek Post Tes empat pertemuan ... 124

15.Dokumentasi ... 125

LAMPIRAN III 16.Hasil Analisis Data Kondisi Baseline-I (A1), Kondisi Intervensi (B), Kondisi Baseline-II (A-2) ... 127

17.Hasil Analisis Visual dalam Kondisi ... 134

18.Hsil Analisis Visual antar Kondisi ... 135

(18)

1

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan sebuah wadah untuk memberikan pengembangan pada anak, baik dalam bidang akademik maupun tingkah laku. Kemampuan akademik dan tingkahlaku sangat bergantung pada proses belajar yang didapatkan dalam kegiatan pembelajaran. Proses belajar mengajar yang di terapkan di sekolah-sekolah harus mengacu pada aspek pemahaman

terhadap nilai dan sikap dalam pengembangan potensi dan kepribadian

dirinya. Fatima, E (2006, hlm. 193) mengemukakan bahwa:

Makna keberhasilan seseorang terletak pada sejauh mana yang telah dipelajarinya itu dapat membantu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan kehidupannya berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari sekolah maupun luar sekolah, seorang memiliki sejumlah kecapakan, minat, sikap, cita-cita, dan pandangan hidup. Dengan pengalaman-pengalaman tersebut secara berkesinambungan individu di bentuk menjadi seorang pribadi yang matang dan memiliki tanggung jawab sosial dan moral.

Sekolah melayani anak sesuai dengan kebutuhannya termasuk sekolah

umum maupun sekolah luar biasa, pelayanan pendidikan yang di berikan pada anak pun harus sesuai dengan kebutuhannya, tidak terkecuali pada anak tunarungu.

Kesulitan mendengar pada anak tunarungu menyebabkan pemahaman bahasa menjadi terhambat dan menghasilkan penafsiran yang negatif. Menurut, Somantri (2007, hlm. 98) bahwa :

(19)

2

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kekurangan pemahaman bahasa ini sangat berdampak pada aspek

sosial dan emosi/perilaku. Emosi anak tunarungu selalu bergolak di satu pihak karena kemiskinan bahasanya dan di pihak lain yang karena pengaruh

dari luar yang diterimanya. Permasalahan emosi dan sosial yang timbul akibat dari dampak ketunarunguan itu mengakibatkan anak tidak bisa

berinteraksi dengan orang lain, hanya bergantung pada orang lain, perilaku anak tidak mau diam dalam waktu yang lama, memukul, menangis, mengganggu temannya. Perilaku itu cenderung mirip karateristik dari

perilaku hiperaktif karena sulit untuk mengatur diri sendiri dalam suatu lingkungan yang semestinya. Menurut Barkley (1991, hlm. 62)

menyatakan“... lemahnya kemampuan untuk mengatur perilaku untuk tujuan

sekarang dan masa depan, serta sulit beradaptasi sosial dan perilaku dengan

tuntutan lingkungan.”

Pada kenyataanya dari hasil studi pendahuluan di SLB BC YPNI Pameungpeuk, terdapat salah satu anak tunarungu kelas D1 yang indikasi memiliki kecenderungan perilaku hiperaktif yang frekuensinya tidak seperti

anak tunarungu di lingkungan sekitarnya. Perilaku yang ditunjukan seperti; kaki dan tangan bergerak saat duduk (tidak bisa diam), meninggalkan

tempat duduk di kelas, seperti tidak menyimak dan mendengarkan saat diajak bicara langsung, suka mengganggu teman, mendorong, melempar

alat-alat tulis, memukul teman, meludah, dan saat sedang berdo’a memulai pembelajaran, anak tersebut tidak mengikuti dengan baik tetapi menggganggu temannya dan meninggalkan tempat duduk, serta berlari-lari keluar kelas. Begitupun, pada saat pelaksanaan pembelajaran olahraga anak tersebut melakukan hal yang sama dan mengerjakan apa yang dia mau serta tidak mau menunggu giliran dan memberikan kesempatan bagi temannya

terlihat pada saat bermain trampolin di luar kelas.

Hal ini tentunya akan sangat merugikan bagi anak itu sendiri, karena

(20)

3

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran sehingga kemampuan akademik anak tersebut tidak bisa berkembang serta akan dijauhi atau tidak disukai oleh teman-temannya. Hal

yang sudah dilakukan oleh guru hanya memarahi anak, namun kadang-kadang hanya membiarkannya. Untuk itu peneliti menggunakan suatu

pendekatan dengan memberikan suatu kegiatan yang menyenangkan dan nyaman. Kegiatan itu adalah mewarnai gambar. Mewarnai dipilih karena

kegiatan ini sangat mudah dilakukan dan sangat di sukai oleh subjek. Selain itu, mewarnai adalah sarana yang baik untuk menyalurkan imajinasi ke dalam goresan garis warna pada bidang kosong.

Menurut Olivia, F. (2013, hlm. 21) bahwa “mewarnai merupakan

suatu bentuk kegiatan kreativitas dimana anak diajak memberikan satu atau

beberapa goresan warna pada suatu bidang atau pola gambar, sehingga

terciptalah suatu kreasi seni.” Terutama, anak-anak pada dasarnya selalu memiliki sifat ingin tahu pada kreativitasnya. Selain itu melalui kegiatan mewarnai gambar, anak-anak dapat mengekspresikan dirinya dengan baik.

Aktivitas mewarnai dapat melatih konsentrasi anak untuk tetap fokus pada pekerjaan yang dilakukannya meskipun banyak aktivitas lain yang

terjadi disekelilingnya. Seorang anak yang sedang menyelesaikan tugas mewarnai akan fokus pada lembar gambar yang sedang diwarnainya,

sekalipun pun di sekelilingnya ribut dengan aktivitas anak-anak lain, ia akan tetap fokus menyelesaikan tugas mewarnainya. Dalam mewarnai, anak juga

(21)

4

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melatih kemampuan konsentrasi dan koordinasi organ visual serta motorik halus pada anak. Selain itu dapat menyalurkan emosi anak ke hal yang lebih

positif dan dapat mengenalkan macam-macam binatang pada anak. Kemudian dengan mewarnai pola gambar binatang itu diharapkan dapat

mengurangi perilaku hiperaktif pada anak.

Berdasarkan hal diatas, peneliti merasa perlu menganggkat

permasalahan tersebut, pemberian intervensi yang bertujuan agar anak tunarungu dapat mengurangi perilaku hiperaktif dapat berkurang atau menurun, sehingga anak dapat diterima dengan baik di lingkungan ia

berada. Dengan demikian peneliti bermaksud mengkaji secara ilmiah

tentang “PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK

MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF PADA ANAK

TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KAB.

BANDUNG.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, peneliti mengindetifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Permainan kreatif atau melibatkan anak dalam aktivitas yang memakai kedua tangan membuat anak mengalihkan perilaku hiperaktifnya.

2. Memperbanyak aktivitas yang menggunakan tangan seperti

menggunting, menempel, mewarnai, melipat, bermain puzzle, atau lego akan mengalihkan perhatian anak sehingga anak tidak menunjukan

perilaku hiperaktifnya.

3. Mengenalkan binatang dengan mengajak bermain subjek di halaman

sekolah dan menirukan gerakan binatang yang dilihatnya.

4. Anak yang terlihat gelisah menyebabkan anak menjadi berperilaku

(22)

5

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukan di atas, peneliti

membatasi pada aktivitas mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku hiperaktif anak tunarungu seperti kaki dan tangan bergerak saat

duduk (tidak bisa diam), meninggalkan tempat duduk, melempar alat tulis, tidak sabar menunggu giliran, berbicara berlebihan, meludah, berlarian

bolak-balik keluar kelas, tidak mengikuti instruksi, dan memukul teman.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan diatas, rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :

“Apakah Mewarnai Gambar Binatang Berpengaruh untuk Mengurangi Perilaku Hiperaktif pada Anak Tunarungu Kelas 1 Di SLB

BC YPNI Pameungpeuk Kabupaten Bandung?”

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui pengaruh mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku

hiperaktif pada anak tunarungu kelas I (satu) di SLB B-C YPNI Pameungpeuk Kab. Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu subjek penelitian dapat mengurangi dan menurunkan gejala perilaku hiperaktif

yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, sehingga subjek dapat mengembangkan aspek akademik dan diterima di lingkungan ia berada.

(23)

6

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai upaya bagi guru dan orangtua untuk mengurangi perilaku hiperaktif pada anak tunarungu kelas I (satu)

di SLB B-C YPNI Pameungpeuk Kab. Bandung.

2. Hasil penelitian ini yang didalamnya terdapat penggunaan mewarnai

gambar binatang bisa menjadi salah satu upaya mengurangi perilaku hiperaktif pada anak tunarungu kelas I (satu) di SLB B-C YPNI

(24)

18

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk penelitian dengan subyek tunggal. Menurut Hatch dan Farhady,

1981 (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 38) bahwa “secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain”.

Menurut Sunanto, J. dkk (2006, hlm. 12) bahwa “Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang dapat berbentuk benda atau

kejadian yang dapat diamati”. Variabel dalam penelitian single subject

variabel bebas atau variabel independen disebut variabel stimulus, prediktor, antecendent. Sedangkan variabel terikat atau disebut variabel dependen

sebagai variabel output, kriteria, dan konsekuen atau disebut juga target behavior.

1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat), dan

yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah mewarnai gambar binatang sebagai perlakuan untuk mengurangi perilaku

hiperaktif.

Mewarnai adalah suatu aktivitas yang menyenangkan dan bisa

dilakukan oleh anak termasuk anak tunarungu yang memiliki gejala perilaku hiperaktif. Anak hiperaktif harus di paparkan pada warna supaya anak lebih tenang dan nyaman. Menurut Zavierra (2009, hlm. 34)

“Sekedar sebagai pendamping, terapi ini menyarankan agar anak

(25)

19

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menstimulasi otak anak agar bisa memusatkan perhatian pada suatu pekerjaan atau tugas.

Objek yang diwarnai di dalam penelitian ini yaitu mewarnai gambar binatang dikarenakan gambar binatang lebih menarik karena

variasi gambarnya bisa berbeda-beda dimulai dari objek sederhana yang hanya gambar saja, lalu ditambah objek latar belakang sedikit dan bisa

diberikan latar belakang yang rumit sehingga anak bisa lebih tertarik sehingga hal ini menjadi acuan pada konsentrasi anak agar jauh lebih bagus. Bilamana anak tertarik mewarnai gambar binatang secara terus

menerus hal ini akan berdampak pada perilaku yang positif sehingga hal ini dapat mengurangi perilaku pada anak. Selain itu, tulisan atau gambar

anak bisa mengungkapan emosinya secara bebas seperti yang dinyatakan oleh Zaviera (2009, hlm 29) “biasakan anak mengekspresikan emosinya

dalam bentuk tulisan dan gambar”. Mewarnai gambar binatang pun,

termasuk ke dalam mewarnai bentuk dua dimensi yang seperti halnya ada dalam kurikulum BSNP SDLB Tunarungu (2006, hlm. 145) yang dapat diliihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Seni

Rupa kelas 1 Semester 1 SDLB Tunarungu

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Seni Rupa

1. Mengenal unsur-unsur rupa pada

bentuk-bentuk alam ke dalam karya

seni rupa dua dimensi

1.1 Mengidentifikasi unsur rupa dua dimensi

pada benda di alam sekitar.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat (Variabel Dependen) yaitu, variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

(26)

20

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hiperaktif Anak Tunarungu”. Perilaku hiperaktif merupakan suatu pola

tingkah laku yang tidak dikehendaki oleh individu yang mengalaminya

maupun orang lain yang merasa terganggu dengan gejala tersebut.

Menurut Zaviera (2009, hlm. 45) dikatakan bahwa “Ciri-ciri dari

hiperaktivitas adalah terus-menerus bergerak, memainkan jari atau kaki saat duduk, sulit duduk diam dalam waktu yang lama, berlarian atau

memanjat secara berlebihan yang tidak sesuai dengan situasi, atau

berbicara berlebihan.” Selain itu gejala-gejala impulisvitas dan perilaku

hiperaktif menurut MIF. Baihaqi dan M. Sugiarmin (2008, hlm. 3)

meliputi : Emosi gelisah, mengalami kesulitan bermain dengan tenang, mengganggu anak lain dan selalu bergerak.

Dengan demikian dapat disimpulkan perilaku hiperaktif itu pola perilaku negatif seperti; tidak mau duduk diam, menggeliatkan badan, menangis dengan keras, memotong pembicaraan/menyela, berbicara berlebihan/ecolalia, mengganggu teman, melempar benda semaunya, tidak mengikuti instruksi, memanjat, naik meja, meludah, dan tidak sabar menunggu giliran. hal-hal tersebut sangat merugikan diri individu

sendiri maupun orang lain. Untuk menanganinya perlu modifikasi perilaku untuk mengubah perilaku yang tidak dikehendaki menjadi

perilaku yang terarah. Perilaku hiperaktif yang terdapat pada subjek yang bernama AG seorang anak yang memiliki hambatan dalam

pendengaran (tunarungu). Gejala yang timbul pada AG yaitu dikarenakan oleh faktor di dalam dirinya dan faktor eksternal yaitu kondisi subjek dilingkungan ia berada. ketidaktahuan subjek bergaul di dalam lingkungannnya menyebabkan timbulnya perilaku hiperaktif selain itu, faktor keluarga yang sering meninggalkan subjek, kurangnya perhatian karena ditinggalkan oleh orang tua yang pekerja. hal-hal ini

berdampak pada emosi dan perilaku subjek sekarang. Target behavior yang akan di ubah pada AG yaitu kaki dan tangan bergerak saat duduk

(27)

21

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyimak dan mendengarkan saat diajak bicara langsung, suka mengganggu teman, mendorong, melempar alat-alat tulis, memukul

teman, meludah, meninggalkan tempat duduk, serta berlari-lari keluar kelas.

B. Desain Penelitian

Sebuah penelitian membutuhkan cara untuk memecahkan

permasalahan yang sedang di hadapi oleh peneliti. Pemecahan tersebut

dilakukan secara ilmiah, sistematis, dan logis. Keberhasilan suatu penelitian tergantung pada metode yang digunakan. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subyek penelitian tunggal (Single Subject Reserch). Metode ini digunakan karena ingin meneliti suatu

peristiwa perubahan yang muncul secermat mungkin, sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat munculnya gejala tersebut.

Seperti halnya yang dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm. 36 ) bahwa :

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antar dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangu atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan melihat akibat dari suatu perlakuan.

Metode eksperimen menurut Sunanto (1995, hlm. 115) adalah :

“penelitian memanipulasi variabel independent (suatu stimulasi, treatment,

atau kondisi ekperimental) kemudian mengobservasi pengaruh dari perubahan

yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan”. Mengacu pada eksperimen dengan subyek tunggal, penelitian ini menggunakan disain

A-B-A.

(28)

22

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan disain A-B. Disain A-B-A memilik tiga fase yaitu A-1 (baseline 1) B (intervensi) dan A-2 ( baseline). Disain A-B-A bertujuan untuk mengetahui

pengaruh dari perlakuan yang diberikan terhadap variabel yang diberikan kepada individu. Selain itu di dalam penelitan SSR dengan disain A-B-A

bertujuan untuk memperoleh data sebelum subyek mendapatkan perlakuan atau intervensi, saat mendapatkan intevensi, dan sesudah mendapatkan

perlakuan lalu, dilihat adakah perubahan setelah adanya pengaruh yang diberikan kepada subjek. Struktur desain A-B-A adalah seperti grafik berikut :

Grafik 3.1 Prosedur Dasar Disain A-B-A

C. Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan satu subyek yaitu, siswa kelas D1 di SLB

BC YPNI Pameungpeuk. Adapun pertimbangan memilih subyek tersebut karena kemampuan untuk mengikuti pembelajaran di kelas belum begitu baik selain itu, yang paling menarik perhatian peneliti yaitu perilaku anak yang

(29)

23

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jenis Kelamin : Laki-laki (L)

Berdasarkan hasil observasi yang terlebih di lakukan peneliti mendapatkan gambaran karakteristik-karakteristik subyek sebagai berikut :

1. AG tidak bisa mengikuti pembelajaran di kelas. 2. AG sering mengganggu teman sebangkunya.

3. AG sering menggerak- gerakan tangan dan kaki sewaktu menulis. 4. AG sering keluar masuk kelas, tidak bisa diam sesuai kondisinya. 5. AG sering tidak mau diberitahu/ bertindak semaunya.

6. AG sering berlari-larian tidak terkendali. 7. AG suka meludah pada orang lain

8. AG suka membuat keributan di dalam kelas.

9. AG suka tidak fokus bila diajak bicara langsung 10.AG suka berbicara sendiri.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung. Menurut Sunanto, J. dkk (2006, hlm. 19), “prosedur pencatatan ini merupakan kegiatan observasi secara langsung yang dilakukan untuk mencatat data variabel terikat atau perilaku sasaran pada saat perilaku

sedang terjadi”. Pencatatan semacam ini merupakan dasar utama pengukuran

dalam penelitian dengan kasus tunggal di bidang modifikasi perilaku.

modifikasi perilaku berkaitan dengan perilaku yang akan di ubah, di kurangi dan diminimalisir. Jenis ukuran yang digunakan untuk mngukur

(30)

24

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“frekuensi menunjukan berapa kali suatu peristiwa terjadi pada suatu periode waktu tertentu.” Dalam pencatatan kejadian atau frekuensi menggunakan cara

memberikan tanda (dengan memberi tally) pada kertas yang telah disediakan setiap kejadian atau perilaku terjadi sampai periode waktu observasi yang

telah ditentukan. Target behavior perilaku hiperaktif siswa seperti tidak mau diam, suka mengganggu temannya, dan suka berlari-larian keluar kelas,

melorotkan badan ke bawah meja dan menggoyang-goyangkan kepala. Teknik observasi yang akan di lakukan meliputi :

1) Cara mendapatkan data yang menjadi baseline-1, peneliti sebelumnya

melalukan pengamatan secara langsung pada situasi yang natural dengan kondisi subyek mengikuti pembelajaran di dalam kelas dengan melihat

anak dalam hal menulis permulaan yaitu menebalkan garis dan angka. 2) Setelah memperoleh data baseline-1 yang dilaksakan selama 5 sesi dan

diteruskan pada fase intervensi-1, yang dilaksanakan selama 8 sesi langkah selanjutnya adalah melakukan baseline-2 selama 5 sesi yaitu sebaga evaluasi dan intervensi-1.

Waktu yang diperlukan untuk memperoleh data per-sesi selama 3 x 30

menit atau selama pembelajaran di mulai dari jam 8.00 sampai 9.30 WIB.

E. Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen harus berpedoman pada pendekatan yang

digunakan agar data yang dikumpulkan dapat dijadikan dasar untuk menguji hipotesis.

Menurut Arikunto (2010, hlm. 203) mengatakan bahwa:

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Sebelum membuat instrumen dibutuhkan adanya „kisi-kisi‟. Menurut

(31)

25

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjukan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan

hal-hal yang disebutkan dalam kolom”. Adapun kisi-kisi instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Hiperaktif

(32)

26

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah membuat kisi-kisi instrumen beserta penialiannya kemudian membuat alat atau instrumen. Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam peneitian ini adalah alat berupa pedoman observasi yang dirancang dari target behavior (terlampir) yang isinya merupakan butir-butir perilaku hiperaktif

yang dijadikan indikator dalam penelitian. Instrumen penelitian dapat digunakan apabila instrumen itu dinyatakan valid. Menurut Arikunto (2010,

hlm. 211) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau keshahihan suatu instumen”. Suatu instrumen yang baik dapat

mengukur variabel yang akan diteliti secara tepat. Maka dari itu instrumen

yang valid akan ditentukan oleh hasil pendapat dari para ahli (expert judgement). “para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu, mungkin para ahli akan memberikan keputusan: instrumen dapat

digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin dirombak total”

(33)

27

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. N.W Dosen Pendidikan

Perhitungan kecocokan terhadap validitas isi dengan menggunakan rumus (Susetyo, 2011, hlm. 92) :

Hasil Validitas Penilaian 5 Ahli

(34)

28

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu cocok

a. 100 %, butir 1 dinyatakan valid

b. 80 %, butir 2 dinyatakan valid

c. 100 %, butir 3 dinyatakan valid

d. 80 %, butir 4 dinyatakan valid

e. 100 %, butir 5 dinyatakan valid

f. 100 %, butir 6 dinyatakan valid

g. 100 %, butir 7 dinyatakan valid

h. 100 %, butir 8 dinyatakan valid

i. 100 %, butir 9 dinyatakan valid

j. 100 %, butir 10 dinyatakan valid

k. 100 %, butir 11 dinyatakan valid

l. 100 %, butir 12 dinyatakan valid

m. 100 %, butir 13 dinyatakan valid

n. 100 %, butir 14 dinyatakan valid

o. 100 %, butir 15 dinyatakan valid

Setelah melakukan validitas dengan menggunakan penilaian ahli dan keseluruhan butir instrumen dinyatakan valid, selanjutnya melakukan

uji coba instrumen. Uji coba instrumen dilakukan oleh dua orang pengamat dengan melihat format perilaku sasaran yaitu perilaku hiperaktif

(35)

29

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reliabel atau belum perlu menghitung persentase kesepakatan. Menurut Sunanto, dkk. (2006, hlm. 24) bahwa

“Pengukuran data yang reliabel merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam penelitian. Realibilitas data penelitian sangat menentukan kualitas penelitian. Agar hasil penelitian dapat dipercaya salahsatunya data harus reliabel. Realibilitas menunjukan sejauh mana pengukuran data dapat diukur secara ajeg.”

Sama halnya pengertian reliabel menurut Darmadi (2013, hlm. 109)

bahwa “... instrumen yang reliabel ialah instrumen yang apabila digunakan

terhadap subjek yang sama, akan menunjukan hasil yang sama, walaupun dilaksakan dalam kondisi dan wkatu yang berbeda”. Selain itu, suatu

perangkat ukur yang dapat dipercaya adalah alat ukur yang hasilnya tidak berubah atau hasilnya relatif sama jika dilakukan pengetesan secara berulang-ulang dan alat ukur yang demikian dinamakan dengan reliabel

(Susetyo, 2011, hlm. 105). Adapun beberapa cara dalam melakukan penilaian realibilitas perangkat ukur salah satunya dengan kecocokan

penilai dan pengamat. Teknik kecocokan semacam ini merupakan realibilitas yang sejenis dengan realibilitas ekuivalen dan lebih tepat

digunakan responden yang tidak terlalu banyak. Hasil penilaian pada aspek perilaku hiperaktif dengan subjek tunarungu di sajikan dalam tabel sebagai

berikut;

Tabel 3.4

Sekor Hasil Pengamatan pada Perilaku Hiperaktif Subjek

(36)

30

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 4 3

Dari hasil peniali kedua pengamat diolah dengan menggunakan

korelasi product moment dengan rumus (Susetyo, 2011. hlm 135) :

Hasil Koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,935 tergolong sangat tinggi, oleh karena itu disimpulkan terdapat kecocokan penilaiaan diantara dua pengamat berarti perangkat ukur yang dibuat reliabel.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Setelah penelitian dilakukan dan diperoleh suatu data, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis. Menurut Tawney dan Gast (1987, hlm. 188) menyatakan bahwa “Pada penelitian SSR analisis data

dilakukan dengan subjek per subjek”. Data diolah dan disajikan

menggunakan tabel dan grafik/diagram. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas suatu gambaran dari hasil eksperimen. Mengenai analisis

dengan grafik ini Sunanto, (2006, hlm. 29) menyatakan, bahwa “dengan

menyampaikan grafik, peneliti akan lebih mudah untuk menjelaskan

(37)

31

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempermudah mengkomunikasikan kepada pembaca mengenai urutan kondisi eksperimen, waktu yang diperlukan setiap kondisi, desian yang

digunakan.

Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data dari

instrumen penelitian adalah sebagi berikut:

a. Menskor hasil pengukuran pada baseline-1 dari subjek dari setiap

treatment, dan fase baseline-2.

f. Membandingkan hasil skor-skor pada fase baseline-1 dengan skor-skor pada fase treatment, dan fase baseline-2 dari subjek pada setiap

sesinya.

g. Membuat analisis dalam bentuk grafik batang sehingga dapat

diketahui dengan jelas setiap peningkatan kemampuan berbicara subjek dalam setiap faseya secara keseluruhan.

Penggunaan analisis grafik ini diharapkan dapat melihat gambaran secara jelas pelaksanaan eksperimen sebelum subjek menerima perlakuan pada kondisi baseline dan setelah subjek memperoleh perlakuan (treatment) selama beberapa kurun waktu.

Dalam penelitian ini grafik yang digunakan adalah grafik

(38)

32

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Absis: Garis Horizontal (X) yang memberikan keterangan waktu (sesi, hari, dan tanggal)

b. Ordinal: Garis Vertikal (Y) sebagai variabel terikat (persentase, frekuensi, dan durasi)

c. Titik Awal: Merupakan pertemuan antara sumbu X dan sumbu Y sebagai suatu titik awal satuan variabel bebas dan terikat

d. Skala: Garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukan ukuran

e. Label Kondisi: keterangan yang menggambarkan kondisi

eksperimen, misalnya kondisi satu ke kondisi lainnya.

f. Garis Perubahan Kondisi: yaitu garis vertikal yang menunjukan

adanya perubahan kondisi ke kondisi lainnya.

g. Judul Grafik: judul yang menunjukan hubungan antara variabel bebas dan terikat.

Sunanto (2006, hlm. 33) menyatakan “bahwa grafik garis

biasanya digunakan untuk menampilkan data yang ditampilkan secara

kontinu”. Kelebihan dari Grafik garis adalah dikenal pembaca, sehingga

sangat mudah dibaca, dan dipahami.

2. Teknik Analisis Data

Setelah pengumpulan data maka dilakukan analisis pada data

tersebut. Perhitungan ini dilakukan dengan menganalisis data dalam kondisi dan antar kondisi..

Analisis dalam kondisi memiliki beberapa komponen yang meliputi :

a. Panjang Kondisi

Menurut Sunanto, dkk. (2006, hlm. 96) “panjangnya kondisi dilihat

dari banyaknya data point atau skor setiap kondisi.” Panjang kondisi

ini menggambarkan banyaknya sesi pada setiap kondisi.

(39)

33

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas

dan di bawah garis sama banyak.

c. Tingkat Stabilitas

Menurut Sunanto, dkk. (2006, hlm. 68) “tingkat stabilitas menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi.” Tingkat stabilitas ini

berdasarkan jumlah data point yang berada dalam rentang diantara batas atas, mean dan batas bawah.

d. Jejak Data

Menurut Sunanto,dkk. (2006, hlm. 70) “jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi.” Terddapat

tiga kemungkinan dalam jejak data ini yaitu menarik, menurun, dan mendatar. Menentukan kecenderungan jejak data sama dengan menentukan estimasi kecenderungan arah.

e. Rentang

Menurut Sunanto, dkk. (2006, hlm. 70) rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antar data pertama dengan

data terakhir.” f. Tingkat Perubahan

Tingkat perubahan menunjukan besarnya perubahan data antara dua data. Tingkat perubahan merupakan selisih antara data pertama dengan data terakhir.

Sedangkan Analisis Data antar Kondisi meliputi komponen sebagai

berikut:

(40)

34

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data antar kondisi sebaiknya difokuskan pada satu variabel terikat dan ditekankan pada efek intervensi terhadap perilaku

sasaran.

b. Perubahan kecenderungan arah

Merupakan perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi.

c. Perubahan stabilitas dan efeknya

Menurut Sunanto, dkk. (2006, hlm. 73) “ stabilitas data menunjukan tingkat kestabilan perubahan dari serentetan data.” Perubahan

stabilitas dapat dibentukan dengan cara mengambil data kecenderungan stabilitas pada analisis visual dalam kondisi.

d. Perubahan level data

Menurut Sunanto, dkk. (2006, hlm.73) “perubahan level data menunjukan seberapa besar data berubah.” Perubahan level data ini

ditunjukkan dengan selisih antara data point terakhir dalam kondisi baseline dengan data point pertama dalam kondisi intervensi.

e. Data yang tumpang tindih (overlap data)

Studi pendahuluan lapangan yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui subjek dan memperoleh informasi tentang

permasalahan.

2. Pengurusan surat izin

(41)

35

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Permohonan surat keputusan Dekan FIP mengenai pengangkatan dosen pembimbing dan surat pengantar izin penelitian untuk ke

direktorat melalui Direktorat Akademik;

c. Mengurus surat pengantar izin penelitian mealalui Direktorat

Akademik untuk ke Badan Kesatuan Bangsa (KESBANG);

d. Membuat surat izin penelitian di KESBANG berdasarkan surat

pengantar dari Direktorat Akademik;

e. Menyerahkan surat izin penelitian kepada Kepala Sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu SLB BC YPNI

Pameungpeuk Kabupaten Bandung.

f. Menyusun instrumen penelitian mengenai kriteria-kriteria target

perilaku yang akan diteliti. Instrumen penelitian ini meliputi kisi-kisi instrumen, pembuatan instrumen tes, dan pembuatan instrumen berupa pedoman observasi.

g. Melakukan uji coba instrumen penelitian, uji coba instrumen ini meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan meminta penilaian para ahli (Expert Judgement).

h. Melakukan pengukuran instrumen (realibilitas) dengan menguji coba pada dua orang penilai yaitu satu orang wali kelas dan satu

orang guru kelas lain yang ruang kelasnya itu berdekatan serta dalam ruang kelas yang sama. Hal ini dilakukan agar realibilitas

benar benar data murni sesuai yang diharapkan.

i. Setelah mendapatkan hasil realibilitas dan instrumen itu dapat dipergunakan, selanjutnya melakukan penelitian dengan waktu sampai data dapat terpenuhi dan sesuai prosedur penelitian yang telah direncanakan.

3. Pelaksanaan penelitian

(42)

36

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Tahapan Persiapan

1) Menyiapkan instrumen tes berupa mewarnai gambar atau pola

gambar yang akan diwarnai serta perlengkapan mewarnainya. 2) Mengkondisikan subjek pada situasi yang nyaman dan kondusif

antara peneliti dengan subjek sehingga proses terapi dapat berlangsung sesuai rencana yang telah diharapkan.

3) Memposisikan tempat duduk subjek dekat dengan peneliti. 4) Peneliti mengajak subjek bermain terlebih dahulu dengan

mengadakan permainan sederhana yaitu “tebak benda dan mencocokan” bersama peserta didik lainnya, sehingga hal ini

tidak tampak seperi subjek sedang diberikan intervensi berbeda

dengan yang lainnya. b. Tahap Pelaksanaan

1) Peneliti mulai memberikan lembar mewarnai gambar binatang pada subjek.

2) Durasi dalam pengerjaan lembar tes yang diberikan oleh peneliti yaitu maksimal 30 menit.

3) Keseluruhan treatmen yang akan dijalani yaitu 30 menit dengan melihat kondisi subjek.

4) Proses intervensi : apabila subjek dalam aktivitas mewarnai gambar melakukan perilaku yang tidak dikehendaki, peneliti

akan memberikan peringatan satu, dua, dan tiga. Peringatan

satu yaitu mengucapkan “tidak boleh,...”, “jangan melakukan

itu,..”. apabila subjek masih tidak bisa kembali ke aktivitasnya

peneliti akan memberikan peringatan yang sedikit tegas

dengan mengucapkan “duduk !”, “kalau tidak mau duduk, kamu pulang!”. Apabila peringatan satu dan dua masih tidak

dihiraukan oleh subjek peneliti akan memberikan peringatan yang sangat tegas yaitu dengan memberikan hukuman berupa

(43)

37

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

duduk dan memberikan coretan ditangan berupa simbol silang yang artinya tidak baik, salah, dan nakal.

5) Selama memberikan intervensi, peneliti selalu didampingi oleh guru kelas agar membantu dalam proses pengamatan

pada subjek penelitian.

6) Proses Intervensi dilakukan selama delapan sesi atau delapan

pertemuan sampai level intervensi dirasakan stabil.

(44)

61

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan seluruh hasil analisis data yang diperoleh dilapangan, baik data pada kondisi baseline-1 (A1), intervensi (B), maupun setelah

intervensi yaitu baseline-2, mengenai pengaruh mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku hiperaktif anak tunarungu kelas I di SLB BC YPNI Pameungpeuk Kab Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

Kegiatan mewarnai gambar binatang yaitu pola gambar ayam,

anjing, sapi, ikan, kuda, dan kucing memberikan pengaruh positif terhadap penurunan frekuensi perilaku hiperaktif pada subjek yang diteliti. Bentuk perilakunya yaitu kaki dan tangan tidak mau diam saat duduk, mengganggu teman, melempar alat tulis, tidak mengikuti instruksi, meludah, dan tidak sabar menunggu giliran dilihat pada data baseline-1. Perilaku hiperaktif pada subjek menunjukan kondisi baseline-1 (A1) persentase sebesar 91.5%, yang

artinya frekuensi perilaku hiperaktif subjek memburuk atau negatif, dan kondisi intervensi (B) sebesar 70,75 % pada kondisi ini mengakami

penurunan yang artinya membaiik atau positif, dan kondisi baseline-2 (A2) sebesar 61,75% artinya, penurunan perilaku hiperaktifnya semakin baik

mengalami penurunan. Dengan demikian, mewarnai gambar binatang memberikan pengaruh untuk mengurangi perilaku hiperaktif pada subjek yang di teliti yaitu AG.

(45)

62

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seperti kaki dan tangan bergerak saat duduk, meninggalkan tempat duduk, melempar alat tulis, memukul, tidak sabar menunggu giliran, meludah, dan

tidak mengikuti instruksi yang ditunjukan oleh subjek masih belum mengalami penurunan frekuensi secara signifikan. Dikarenakan masih dalam

keterbatasan baik dari segi waktu maupun dari subjek itu sendiri. Sehingga perlu adanya perbaikan pada setiap kondisi intervensi yang akan diberikan

pada penelitian berikutnya apabila ada yang berkenan melanjutkan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian terhadap perilaku hiperaktif pada salah satu peserta didik tunarungu kelas I SLB BC YPNI Pameungpeuk Kab.

Bandung maka peneliti menyarankan kepada : 1. Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian, khususnya yang berkaitan dengan penurunan perilaku hiperaktif, selain dengan pendekatan yang peneliti lakukan yaitu mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku hiperaktif, adapun saran lain khususnya untuk pihak sekolah agar

menyiapkan lingkungan kelas yang kondusif dan memodifikasi sedemikian rupa ruang kelas agar subjek yaitu AG yang mengalami

hambatan perilaku hiperaktif dapat belajar secara tenang dan nyaman. Hal itu bisa dilakukan dengan men-cat dinding kelas warna yang halus

pada dinding temboknya, karena menurut penelitian disebutkan bahwa pengaruh warna yang lembut bisa merangsang otak subyek yang memiliki perilaku hiperaktif menjadi lebih tenang.

2. Guru

Bagi Guru kelas selain bisa memberikan kegiatan yang

(46)

63

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bisa dilakukan agar pemberian pembelajaran tidak monoton, karena apabila hal-hal yang sama dilakukan dapat membuat subjek menjadi

jenuh dan bosan. Menghindari hal itu cara lain yang bisa dilakukan yaitu mengajak subjek untuk melakukan aktivitas motorik kasar seperti

melompat, berjalan memutari lapangan sekolah, berlari dan lain-lain. Dengan mengkombinasikan pembelajaran yang melakukan kegiatan

fisik terutama pada anak yang memiliki perilaku hiperaktif hal ini bisa meminimalisir perilaku yang tidak semestinya dilakukan oleh subjek. Sehingga pembelajaran yang akan dilakukan oleh subjek akan bervariasi

dan bermakna. Selanjutnya bisa melakukan aktivtas mewarnai gambar binatang lainnya yang sebelumnya tidak diberikan oleh peneliti.

3. Orang Tua

Kepada orangtua hendaknya upaya penanggulangan perilaku hiperaktif yang sudah dilakukan di sekolah salah satunya melanjutkan aktivitas mewarnai gambar binatang yang telah diberikan oleh peneliti, sebisa mungkin bisa diterapkan di lingkungan subjek berada agar

perilaku hiperaktif subjek bisa lebih tersalurkan pada hal-hal yang positif dan bermakna, sehingga frekuensi perilaku hiperaktif tersebut bisa

semakin menurun. Selain itu orangtua pun dapat memberikan objek gambar lain untuk diwarnai, supaya subjek tidak merasa bosan dengan

mewarnai gambar binatang saja.

4. Peneliti Selanjutnya

Apabila ingin melanjutkan penelitian maka diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat menyempurnakan kekurangan pada lembar aktivitas mewarnai baik kertas, alat mewarnainya dan pola

(47)

64

An-Nisa Pertiwi , 2015

PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perlakuan yang akan diberikan bisa diminati oleh subjek dan subjek lebih tertarik lagi untuk melakukan aktivitas mewarnai gambar tersebut. Selain

itu pola gambarnya lebih baik membuat sendiri agar lebih optimal dan tidak monoton. Kenudian pada peneliti selanjutnya dapat mencoba

Gambar

Tabel 3.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Seni
Grafik 3.1 Prosedur Dasar Disain A-B-A
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+3

Referensi

Dokumen terkait

Analisis ini digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara semua variabel bebas ( aspek dokumen kontrak, aspek metode pelaksanaan, aspek sistem organisasi,

Hubungan obesitas dengan citra diri dan harga diri pada remaja putri di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang.. JurnalUniversitas Muhammadiyah

TERHADAP LINGKUNGAN / DIJALANKANLAH TUGAS- TUGAS TERSEBUT / DENGAN HATI YANG LAPANG // INDAHNYA PEMANDANGAN ALAM / SEAKAN-AKAN MENJADI OBAT PENGHIBUR / DI DALAM BEKERJA //

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh permasalahan aspek manajemen pelaksanaan terhadap keterlambatan proyek, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :..

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian limbah sayur fermentasi dengan menggunakan EM4 (Effective Mikroorganisme 4) tidak berpengaruh nyata

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (Strata - 1) pada Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian limbah sayur fermentasi dengan menggunakan EM4 (Effective Mikroorganisme 4) tidak berpengaruh nyata

Penambahan aditif berupa bahan kimia asam fosfat menyebabkan terjadinya suatu reaksi kimia didalam tanah yang dapat menghilangkan kandungan kelebihan air, tetapi reaksi kimia