Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG
UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPTEN BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada
Departemen Pendidikan Khusus
oleh
An-Nisaa Pertiwi NIM 1105165
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG
UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK
TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI
PAMEUNGPEUK KABUPATEN BANDUNG
Oleh
An-Nisaa Pertiwi 1105165
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus
©An-Nisaa Pertiwi 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015
LEMBAR PENGESAHAN
ANNISAA PERTIWI
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK
MENGURANGI PERILAKU HIPERKATIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BANDUNG
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Dr. Budi Susetyo, M.Pd NIP. 19580907 1987031001
Pembimbinng II
Dr. H. Dudi Gunawan, M.Pd NIP. 19621121 1984031002
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH
MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI
PAMEUNGPEUK KABUPATEN BANDUNG” ini beserta seluruh isinya sepenuhnya adalah benar-benar karya saya sendiri, tidak ada di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, September 2015
yang membuat pernyataan
An-Nisaa Pertiwi
Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015
KATA PENGANTAR
Allahumma yaasir wa laa tu’assir, Maha suci Allah yang telah memberikan kenikmatan yang melimpah. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada insan pembawa keselamatan yakni Nabi Muhammad saw.
Alhamdulilah, atas izin dan ridho Allah Swt tidak lupa do’a orang tua dan dosen pembimbing. Karya Ilmiah dengan judul “Pengaruh mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku hiperaktif anak tunarungu kelas 1 di SLB BC
YPNI Pameungpeuk Kabupaten Bandung” dapat diselesaikan. Karya ilmiah ini
berisi tentang masalah penanganan anak tunarungu yang berindikasi memiliki
karakteristik perilaku hiperaktif yang berlebihan. Melalui mewarnai gambar binatang yang dijadikan materi intervensi untuk mengalihkan perilaku hiperaktif yang kurang bermakna pada situasi kelas. Dengan hal ini penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku hiperaktif pada anak tunarungu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Hal ini tidak terlepas karena keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki peneliti sendiri. Maka dari itu saran
yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan dalam melengkapi skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Bandung, September 2015
Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015
UCAPAN TERIMA KASIH
Keberhasilan yang diraih bukan dihasilkan oleh diri sendiri tetapi pasti ada orang-orang yang turut mendukung memberikan doa dan semangat agar peneliti
dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Oleh karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Budi Susetyo, M.Pd , selaku Ketua Departemen Pendidikan Khusus dan sekaligus Dosen Pembimbing I. Segala bimbingan dan kemudahan
selama menimba ilmu di Departemen Pendidikan Khusus FIP UPI.
2. Dr. H. Dudi Gunawan, M.Pd sebagai dosen pembimbing II yang telah
mengorbankan waktu untuk membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, mudah-mudahan Allah Swt. membalas segala kebaikan dan jasanya. 3. Seluruh dosen Departemen Pendidikan Khusus yang telah memberikan
ilmu selama perkuliahan.
4. Ibu Lili dan Bapak Eri selaku TU di Departemen Pendidikan Khusus yang telah memabantu dalam membuat surat-surat dan berkas yang menunjang
untuk kelancaran karya ilmiah ini.
5. Kepala Sekolah dan Guru-guru SLB BC YPNI Pameungpeuk Kab.
Bandung yang telah bekerjasama dan memberikan bantuan selama kegiatan penelitian berlangsung.
6. Ibu dan Ayah, The Queen n The King of mylife yang menjadi pemacu bagi
penulis serta orang paling berjasa terutama do’a yang selalu dihaturkan
kepada penulis. Semoga kalian senantiasa di berikan kesehatan, perlindungan, dan kasih sayang oleh Allah Swt.
7. Kakak dan adik tersayang ( Teh Eka dan Mega), yang selalu memberikan
dukungan semangat untuk terus berjuang mendapatkan masa depan yang
Nomor : 13/S1-PKh/Oktober/2015
8. Saudara tercinta Imas Soleah, yang selalu di repotkan untuk memberikan
pengarahan pada penulis agar karya tulis ilmiah ini segera selesai.
9. Sahabat, kakak sekaligus teman yang saat ini paling dekat yaitu Angga P
yang selalu memberikan motivasi saat saya mulai malas, kesal, ngeluh, tapi berkat dorongan kamu akhirnya karya ilmiah ini selesai.
10.Teman-teman sepermainan 2011 Ina Herlina, Masliah, Tyas Rahmawarni, Imas Nurdiani, Yadi dan special for u all guys (Hinyai’s) Anisa Palaah, Riani Nandea, Siti N., Rifka I., Afadiah, Ifanshuda yang telah membantu menyumbangkan pikirannya dalam menyelesaikan skripsi ini, tempat
berbagi dan berkeluh kesah tetapi kalian yang selalu membangkitkan semangat saya. Hatur nuhun ya sis n bro.
11. Seluruh teman-teman PKh 2011 khususnya, selamat atas kekompakan dan solidaritas semoga silahturahim tetap terjaga walaupun akhirnya kita
bakalan berpisah. Terima kasih atas pengalaman selama hampir 4 tahun ini. semoga kita bisa meraih kesuksesan bersama-sama. Amin
Semua orang yang tidak dapat dituliskan satu persatu dalam persembahan ini, rasa terima kasih yang tak terhingga dari sanubari yang
paling dalam semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Amin
Bandung, September 2015
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI
PAMEUNGPEUK KABUPATEN BANDUNG
Annisaa Pertiwi 1105165
Perilaku hiperaktif yang ditunjukan oleh subjek seperti kaki dan tangan bergerak saat duduk (tidak bisa diam), mengganggu orang lain, tidak mengikuti instruksi, meninggalkan tempat duduk, melempar benda atau alat tulis, berbicara berlebihan, meludah, dan tidak sabar menunggu giliran. Perilaku hiperaktif tersebut sangat mengganggu proses belajar mengajar, orang lain, dan diri subjek itu sendiri. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu bentuk pengalihan untuk mengurangi gejala perilaku hiperaktif agar anak dapat mengurangi perilaku hiperaktifnya. Melalui kegiatan mewarnai gambar binatang yang disukai oleh AG, AG dapat melakukan dengan cara menggoreskan pencil warna pada bidang gambar sesuai keinginanya. Mewarnai gambar binatang diyakini dapat mengurangi gejala perilaku hiperaktif karena pendekatan ini termasuk pendekatan seni yang dalam pengaplikasiannya sangat mudah dan disukai oleh Subjek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku hiperaktif anak tunarungu. AG adalah satu anak tunarungu yang berusia 7 tahun yang kini duduk di kelas satu di SLB BC YPNI Pameugpeuk. Hal yang tampak berbeda dari AG yaitu AG menunjukan indikasi perilaku hiperaktif. Untuk penelitian ini maka digunakan metode eksperimen dengan pendekatan Single Subject Research, dengan desain penelitian A-B-A yaitu A-1 (baseline-1), B (intervensi) dan A-2 (baseline-2). Hasil pengukuran dengan menggunakan sistem pencatatan observasi salah satunya pencatatan kejadian. Hasil yang diperoleh dari pengamatan, menunjukan frekuensi perilaku hiperaktif pada baseline-1 sebanyak 91.5% yang dilakukan empat sesi, yang artinya frekuensi perilaku hiperaktif dalam kondisi memburuk atau negatif. Kemudian pada kondisi intervensi yang di lakukan delapan sesi, frekuensi pada subyek mengalami penurunan sebesar 70.75%, yang artinya membaik. Selain itu frekuensi perilaku hiperaktif pada kondisi baseline-2 dengan perolehan hasil data sebanyak 61,75% ini menunjukan bahwa perilaku hiperkatif mengalami penurunan atau positif. Dengan demikian dapat disimpulkan mewarnai gambar binatang memberikan pengaruh pada penurunan setiap aspek perilaku hiperaktif pada AG. Hal ini tampak pada perubahan perilaku AG yang semakin membaik dan sekarang AG mulai bisa mengikuti pembelajaran secara tenang. Bagi guru memberikan pembelajaran yang menarik yang berhubungan dengan motorik halus maupun kasar seperti menggunting, mewarnai, jalan-jalan, berlari, dan melompat akan berdampak baik bagi subjek dalam mengurangi perilaku hiepraktifnya. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menerapkan kegiatan mewarnai gambar binatang yang lebih variatif lagi selain AG bisa mengenal lebih banyak tentang binatang, pembelajaran yang akan diberikan pun menjadi lebih menyenanngkan dan tidak monoton.
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
EFFECT OF COLORING PICTURES OF ANIMALS TO REDUCE HYPERACTIVE BEHAVIOR IN CHILDREN WITH HEARING IMPAIRMENT CLASS 1 AT SLB BC YPNI
PAMEUNGPEUK KABUPATEN BANDUNG
Hyperactive behavior shown by subjects such as legs and arms move when sitting (can not bi silent), disturbing others, did not follow instructions, leaving the seat, throw objects or stationery, excessive talking, spitting, and can not wait for their trun. Hyperactive behavior is very disturbing teaching and learning, others, and the subject itself. Therefore, needs tobe a form of diversion to reduce his hyperactive behavior. Through activities like coloring pictures of animals , AG can do by scraping pencil colors in the image plane as you wish subject. The study aims to determine the effect of coloring pictures of animals to reduce hyperactive behavior of children with hearing impairment. AG is one of the seven-years-old deaf child who is now sitting in class one in SLB BC YPNI Pameungpeuk Kab Bandung. It looks at AG, AG is the indication that hyperactive behavior. For this study we used an experimental method with a single subject research, with A-B-A design is A-1 (baseline-1), B (intervention), A-2 (baseline-2). The results of measurements using incident recording system, the result obtained from direct observation that the baseline-1 as much 91,50%, performed four sessions, which means increasedor is said tobe deteriorating (negative). Then the intervention condition (B) the frecuency of hyperactive behavior amounted to 70,75%, which means that there is decline and improved. Besides the frecuency of hyperactive behavior in baseline conditions-2 to obtain the results as much as 61,75%, which means there is good progress on the subjects hyperactive behavior decreases. Thus it can be concluded that the coloring pictures of animals have effect reduces
hyperactive behavior AG. It looks at changes in the subject’s behavior is more better an calm in
following study in classroom. For theachers provide interesting learning associated with fine motor and gross motor skills such as cutting, sticking, coloring, walking, jumping, and running would be good for reduces hyperactive behavior for AG.
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSEMBAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR GRAFIK ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
1. Tujuan Umum ... 5
2. Tujuan Khusus ... 5
F. Kegunaan Penelitian ... 5
BAB II MEWARNAI GAMBAR BINATANG MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU A. Ketunarunguan ... 6
1. Konsep Tunarungu ... 6
2. Klasifikasi Tunarungu ... 7
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Kognitif Anak Tunarungu ... 7
2) Emosi dan Sosial Anak Tunarungu ... 8
3) Karakteristik Perilaku Tunarungu ... 8
B. Perilaku Hiperaktif ... 9
1. Faktor Penyebab Perilaku Hiperaktif ... 11
C. Mengurangi Perilaku Hiperaktif dengan Mewarnai Gambar Binatang ... 13
D. Kerangka Pemikiran ... 17
D. Teknik Pengumpulan Data ... 23
E. Instrumen Penelitian ... 24
F. Pengolahan dan Analisis Data ... 29
1. Teknik Pengolahan Data ... 29
2. Teknik Analisis Data ... 31
G. Prosedur Penelitian ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36
1. Data Hasil Baseline-I (A1) ... 37
2. Data Hasil Intervensi (B) ... 38
3. Data Baseline-II (A2) ... 40
B. Pembahasan ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RIWAYAT PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 SK KD Mata Pelajaran Seni Rupa Kelas 1 Semseter 1 SDLB B ... 20
4.1 Perolehan Data Frekuensi Perilaku Hiperaktif Baseline-1 (A-1) ... 38
4.2 Perolehan Data Frekuensi Perilaku Hiperaktif Intervensi (B) ... 40
4.3 Perolehan Data Fekuensi Perilaku Hiperaktif Baseline-2 (A-2) ... 41
4.4 Panjang Kondisi ... 44
4.5 Estimasi Kecenderungan Arah ... 46
4.6 Kecenderungan Stabilitas ... 50
4.7 Jejak Data ... 51
4.8 Level stabilitas dan Rentang ... 51
4.9 Level Perubahan ... 52
4.10 Rangkuman Hasil Analisis Visual dalam Kondisi ... 53
4.11 Jumlah Variabel yang Diubah ... 54
4.12 Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ... 54
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.14 Perubahan Level ... 56
4.15 Persentase Overlap ... 58
4.16 Rangkuman Hasil Analisis Visual Antar Kondisi ... 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
Grafik
3.1. Prosedur Dasar Desain A-B-A ... 22
4.1. Perolehan Data Baseline-1 (A1) Frekuensi Perilaku Hiperaktiif ... 39
4.2. Perolehan Data Intervensi (B) Frekuensi Perilaku Hiperaktif ... 41
4.3. Perolehan Data Baseline-2 (A2) Frekuensi Perilaku Hiperaktif ... 42
4.4. Perolehan Data Baseline-1 (A1), Intervensi (B), dan Baseline-2 (A2) .. 43
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.6. Estimasi Kecenderungan Arah Kondisi Intervensi (B) ... 45
4.7. Estimasi Kecenderungan Arah Kondisi Baseline-2 (A2) ... 45
4.8. Kecenderungan Stabilitas Kondisi Baseline-1 (A1) ... 47
4.9. Kecenderungan Stabilitas Kondisi Intervensi (B) ... 48
4.10. Kecenderungan Stabilitas Kondisi Baseline-2 (A2) ... 48
4.11. Data Overlap Kondisi Baseline-1 (A1) dengan Kondisi Intervensi (B).. 57
4.12. Data Overlap Kondisi Intervensi (B) dengan Kondisi Baseline-2 (A2).. 58
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 66
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Perhitungan Validitas dan Realibilitas ... 68
LAMPIRAN II 4. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 86
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 88
6. Formulir Pencatatan Data Baseline-1 (A1) ... 94
7. Formulir Pencatatan Data Intervensi (B) ... 95
8. Formulir Pecatatan Data Baseline-2 (A2) ... 96
9. Hasil Pengamatan Perilaku Hiperaktif Kondisi Baseline-I (A1) ... 97
10.Hasil Pengamatan Perilaku Hiperaktif Kondisi Intervensi (B) ... 101
11.Hasil Pengamatan Perilaku Hiperaktif Kondisi Baseline-II (A2) ... 109
12.Hasil Lembar Kerja Subjek Pre tes empat pertemuan ... 110
13.Hasil Karya Subjek Intervensi delapan pertemuan ... 115
14.Hasil Karya Subjek Post Tes empat pertemuan ... 124
15.Dokumentasi ... 125
LAMPIRAN III 16.Hasil Analisis Data Kondisi Baseline-I (A1), Kondisi Intervensi (B), Kondisi Baseline-II (A-2) ... 127
17.Hasil Analisis Visual dalam Kondisi ... 134
18.Hsil Analisis Visual antar Kondisi ... 135
1
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan sebuah wadah untuk memberikan pengembangan pada anak, baik dalam bidang akademik maupun tingkah laku. Kemampuan akademik dan tingkahlaku sangat bergantung pada proses belajar yang didapatkan dalam kegiatan pembelajaran. Proses belajar mengajar yang di terapkan di sekolah-sekolah harus mengacu pada aspek pemahaman
terhadap nilai dan sikap dalam pengembangan potensi dan kepribadian
dirinya. Fatima, E (2006, hlm. 193) mengemukakan bahwa:
Makna keberhasilan seseorang terletak pada sejauh mana yang telah dipelajarinya itu dapat membantu menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan kehidupannya berdasarkan pengalaman yang diperoleh dari sekolah maupun luar sekolah, seorang memiliki sejumlah kecapakan, minat, sikap, cita-cita, dan pandangan hidup. Dengan pengalaman-pengalaman tersebut secara berkesinambungan individu di bentuk menjadi seorang pribadi yang matang dan memiliki tanggung jawab sosial dan moral.
Sekolah melayani anak sesuai dengan kebutuhannya termasuk sekolah
umum maupun sekolah luar biasa, pelayanan pendidikan yang di berikan pada anak pun harus sesuai dengan kebutuhannya, tidak terkecuali pada anak tunarungu.
Kesulitan mendengar pada anak tunarungu menyebabkan pemahaman bahasa menjadi terhambat dan menghasilkan penafsiran yang negatif. Menurut, Somantri (2007, hlm. 98) bahwa :
2
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kekurangan pemahaman bahasa ini sangat berdampak pada aspek
sosial dan emosi/perilaku. Emosi anak tunarungu selalu bergolak di satu pihak karena kemiskinan bahasanya dan di pihak lain yang karena pengaruh
dari luar yang diterimanya. Permasalahan emosi dan sosial yang timbul akibat dari dampak ketunarunguan itu mengakibatkan anak tidak bisa
berinteraksi dengan orang lain, hanya bergantung pada orang lain, perilaku anak tidak mau diam dalam waktu yang lama, memukul, menangis, mengganggu temannya. Perilaku itu cenderung mirip karateristik dari
perilaku hiperaktif karena sulit untuk mengatur diri sendiri dalam suatu lingkungan yang semestinya. Menurut Barkley (1991, hlm. 62)
menyatakan“... lemahnya kemampuan untuk mengatur perilaku untuk tujuan
sekarang dan masa depan, serta sulit beradaptasi sosial dan perilaku dengan
tuntutan lingkungan.”
Pada kenyataanya dari hasil studi pendahuluan di SLB BC YPNI Pameungpeuk, terdapat salah satu anak tunarungu kelas D1 yang indikasi memiliki kecenderungan perilaku hiperaktif yang frekuensinya tidak seperti
anak tunarungu di lingkungan sekitarnya. Perilaku yang ditunjukan seperti; kaki dan tangan bergerak saat duduk (tidak bisa diam), meninggalkan
tempat duduk di kelas, seperti tidak menyimak dan mendengarkan saat diajak bicara langsung, suka mengganggu teman, mendorong, melempar
alat-alat tulis, memukul teman, meludah, dan saat sedang berdo’a memulai pembelajaran, anak tersebut tidak mengikuti dengan baik tetapi menggganggu temannya dan meninggalkan tempat duduk, serta berlari-lari keluar kelas. Begitupun, pada saat pelaksanaan pembelajaran olahraga anak tersebut melakukan hal yang sama dan mengerjakan apa yang dia mau serta tidak mau menunggu giliran dan memberikan kesempatan bagi temannya
terlihat pada saat bermain trampolin di luar kelas.
Hal ini tentunya akan sangat merugikan bagi anak itu sendiri, karena
3
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran sehingga kemampuan akademik anak tersebut tidak bisa berkembang serta akan dijauhi atau tidak disukai oleh teman-temannya. Hal
yang sudah dilakukan oleh guru hanya memarahi anak, namun kadang-kadang hanya membiarkannya. Untuk itu peneliti menggunakan suatu
pendekatan dengan memberikan suatu kegiatan yang menyenangkan dan nyaman. Kegiatan itu adalah mewarnai gambar. Mewarnai dipilih karena
kegiatan ini sangat mudah dilakukan dan sangat di sukai oleh subjek. Selain itu, mewarnai adalah sarana yang baik untuk menyalurkan imajinasi ke dalam goresan garis warna pada bidang kosong.
Menurut Olivia, F. (2013, hlm. 21) bahwa “mewarnai merupakan
suatu bentuk kegiatan kreativitas dimana anak diajak memberikan satu atau
beberapa goresan warna pada suatu bidang atau pola gambar, sehingga
terciptalah suatu kreasi seni.” Terutama, anak-anak pada dasarnya selalu memiliki sifat ingin tahu pada kreativitasnya. Selain itu melalui kegiatan mewarnai gambar, anak-anak dapat mengekspresikan dirinya dengan baik.
Aktivitas mewarnai dapat melatih konsentrasi anak untuk tetap fokus pada pekerjaan yang dilakukannya meskipun banyak aktivitas lain yang
terjadi disekelilingnya. Seorang anak yang sedang menyelesaikan tugas mewarnai akan fokus pada lembar gambar yang sedang diwarnainya,
sekalipun pun di sekelilingnya ribut dengan aktivitas anak-anak lain, ia akan tetap fokus menyelesaikan tugas mewarnainya. Dalam mewarnai, anak juga
4
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melatih kemampuan konsentrasi dan koordinasi organ visual serta motorik halus pada anak. Selain itu dapat menyalurkan emosi anak ke hal yang lebih
positif dan dapat mengenalkan macam-macam binatang pada anak. Kemudian dengan mewarnai pola gambar binatang itu diharapkan dapat
mengurangi perilaku hiperaktif pada anak.
Berdasarkan hal diatas, peneliti merasa perlu menganggkat
permasalahan tersebut, pemberian intervensi yang bertujuan agar anak tunarungu dapat mengurangi perilaku hiperaktif dapat berkurang atau menurun, sehingga anak dapat diterima dengan baik di lingkungan ia
berada. Dengan demikian peneliti bermaksud mengkaji secara ilmiah
tentang “PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK
MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF PADA ANAK
TUNARUNGU KELAS 1 DI SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KAB.
BANDUNG.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, peneliti mengindetifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Permainan kreatif atau melibatkan anak dalam aktivitas yang memakai kedua tangan membuat anak mengalihkan perilaku hiperaktifnya.
2. Memperbanyak aktivitas yang menggunakan tangan seperti
menggunting, menempel, mewarnai, melipat, bermain puzzle, atau lego akan mengalihkan perhatian anak sehingga anak tidak menunjukan
perilaku hiperaktifnya.
3. Mengenalkan binatang dengan mengajak bermain subjek di halaman
sekolah dan menirukan gerakan binatang yang dilihatnya.
4. Anak yang terlihat gelisah menyebabkan anak menjadi berperilaku
5
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukan di atas, peneliti
membatasi pada aktivitas mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku hiperaktif anak tunarungu seperti kaki dan tangan bergerak saat
duduk (tidak bisa diam), meninggalkan tempat duduk, melempar alat tulis, tidak sabar menunggu giliran, berbicara berlebihan, meludah, berlarian
bolak-balik keluar kelas, tidak mengikuti instruksi, dan memukul teman.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan diatas, rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :
“Apakah Mewarnai Gambar Binatang Berpengaruh untuk Mengurangi Perilaku Hiperaktif pada Anak Tunarungu Kelas 1 Di SLB
BC YPNI Pameungpeuk Kabupaten Bandung?”
E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui pengaruh mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku
hiperaktif pada anak tunarungu kelas I (satu) di SLB B-C YPNI Pameungpeuk Kab. Bandung.
2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini yaitu subjek penelitian dapat mengurangi dan menurunkan gejala perilaku hiperaktif
yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, sehingga subjek dapat mengembangkan aspek akademik dan diterima di lingkungan ia berada.
6
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai upaya bagi guru dan orangtua untuk mengurangi perilaku hiperaktif pada anak tunarungu kelas I (satu)
di SLB B-C YPNI Pameungpeuk Kab. Bandung.
2. Hasil penelitian ini yang didalamnya terdapat penggunaan mewarnai
gambar binatang bisa menjadi salah satu upaya mengurangi perilaku hiperaktif pada anak tunarungu kelas I (satu) di SLB B-C YPNI
18
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel merupakan istilah dasar dalam penelitian eksperimen termasuk penelitian dengan subyek tunggal. Menurut Hatch dan Farhady,
1981 (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 38) bahwa “secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain”.
Menurut Sunanto, J. dkk (2006, hlm. 12) bahwa “Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri mengenai sesuatu yang dapat berbentuk benda atau
kejadian yang dapat diamati”. Variabel dalam penelitian single subject
variabel bebas atau variabel independen disebut variabel stimulus, prediktor, antecendent. Sedangkan variabel terikat atau disebut variabel dependen
sebagai variabel output, kriteria, dan konsekuen atau disebut juga target behavior.
1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat), dan
yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah mewarnai gambar binatang sebagai perlakuan untuk mengurangi perilaku
hiperaktif.
Mewarnai adalah suatu aktivitas yang menyenangkan dan bisa
dilakukan oleh anak termasuk anak tunarungu yang memiliki gejala perilaku hiperaktif. Anak hiperaktif harus di paparkan pada warna supaya anak lebih tenang dan nyaman. Menurut Zavierra (2009, hlm. 34)
“Sekedar sebagai pendamping, terapi ini menyarankan agar anak
19
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menstimulasi otak anak agar bisa memusatkan perhatian pada suatu pekerjaan atau tugas.
Objek yang diwarnai di dalam penelitian ini yaitu mewarnai gambar binatang dikarenakan gambar binatang lebih menarik karena
variasi gambarnya bisa berbeda-beda dimulai dari objek sederhana yang hanya gambar saja, lalu ditambah objek latar belakang sedikit dan bisa
diberikan latar belakang yang rumit sehingga anak bisa lebih tertarik sehingga hal ini menjadi acuan pada konsentrasi anak agar jauh lebih bagus. Bilamana anak tertarik mewarnai gambar binatang secara terus
menerus hal ini akan berdampak pada perilaku yang positif sehingga hal ini dapat mengurangi perilaku pada anak. Selain itu, tulisan atau gambar
anak bisa mengungkapan emosinya secara bebas seperti yang dinyatakan oleh Zaviera (2009, hlm 29) “biasakan anak mengekspresikan emosinya
dalam bentuk tulisan dan gambar”. Mewarnai gambar binatang pun,
termasuk ke dalam mewarnai bentuk dua dimensi yang seperti halnya ada dalam kurikulum BSNP SDLB Tunarungu (2006, hlm. 145) yang dapat diliihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Seni
Rupa kelas 1 Semester 1 SDLB Tunarungu
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Seni Rupa
1. Mengenal unsur-unsur rupa pada
bentuk-bentuk alam ke dalam karya
seni rupa dua dimensi
1.1 Mengidentifikasi unsur rupa dua dimensi
pada benda di alam sekitar.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (Variabel Dependen) yaitu, variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
20
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hiperaktif Anak Tunarungu”. Perilaku hiperaktif merupakan suatu pola
tingkah laku yang tidak dikehendaki oleh individu yang mengalaminya
maupun orang lain yang merasa terganggu dengan gejala tersebut.
Menurut Zaviera (2009, hlm. 45) dikatakan bahwa “Ciri-ciri dari
hiperaktivitas adalah terus-menerus bergerak, memainkan jari atau kaki saat duduk, sulit duduk diam dalam waktu yang lama, berlarian atau
memanjat secara berlebihan yang tidak sesuai dengan situasi, atau
berbicara berlebihan.” Selain itu gejala-gejala impulisvitas dan perilaku
hiperaktif menurut MIF. Baihaqi dan M. Sugiarmin (2008, hlm. 3)
meliputi : Emosi gelisah, mengalami kesulitan bermain dengan tenang, mengganggu anak lain dan selalu bergerak.
Dengan demikian dapat disimpulkan perilaku hiperaktif itu pola perilaku negatif seperti; tidak mau duduk diam, menggeliatkan badan, menangis dengan keras, memotong pembicaraan/menyela, berbicara berlebihan/ecolalia, mengganggu teman, melempar benda semaunya, tidak mengikuti instruksi, memanjat, naik meja, meludah, dan tidak sabar menunggu giliran. hal-hal tersebut sangat merugikan diri individu
sendiri maupun orang lain. Untuk menanganinya perlu modifikasi perilaku untuk mengubah perilaku yang tidak dikehendaki menjadi
perilaku yang terarah. Perilaku hiperaktif yang terdapat pada subjek yang bernama AG seorang anak yang memiliki hambatan dalam
pendengaran (tunarungu). Gejala yang timbul pada AG yaitu dikarenakan oleh faktor di dalam dirinya dan faktor eksternal yaitu kondisi subjek dilingkungan ia berada. ketidaktahuan subjek bergaul di dalam lingkungannnya menyebabkan timbulnya perilaku hiperaktif selain itu, faktor keluarga yang sering meninggalkan subjek, kurangnya perhatian karena ditinggalkan oleh orang tua yang pekerja. hal-hal ini
berdampak pada emosi dan perilaku subjek sekarang. Target behavior yang akan di ubah pada AG yaitu kaki dan tangan bergerak saat duduk
21
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menyimak dan mendengarkan saat diajak bicara langsung, suka mengganggu teman, mendorong, melempar alat-alat tulis, memukul
teman, meludah, meninggalkan tempat duduk, serta berlari-lari keluar kelas.
B. Desain Penelitian
Sebuah penelitian membutuhkan cara untuk memecahkan
permasalahan yang sedang di hadapi oleh peneliti. Pemecahan tersebut
dilakukan secara ilmiah, sistematis, dan logis. Keberhasilan suatu penelitian tergantung pada metode yang digunakan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subyek penelitian tunggal (Single Subject Reserch). Metode ini digunakan karena ingin meneliti suatu
peristiwa perubahan yang muncul secermat mungkin, sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat munculnya gejala tersebut.
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Arikunto (2010, hlm. 36 ) bahwa :
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antar dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangu atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan melihat akibat dari suatu perlakuan.
Metode eksperimen menurut Sunanto (1995, hlm. 115) adalah :
“penelitian memanipulasi variabel independent (suatu stimulasi, treatment,
atau kondisi ekperimental) kemudian mengobservasi pengaruh dari perubahan
yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan”. Mengacu pada eksperimen dengan subyek tunggal, penelitian ini menggunakan disain
A-B-A.
22
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan disain A-B. Disain A-B-A memilik tiga fase yaitu A-1 (baseline 1) B (intervensi) dan A-2 ( baseline). Disain A-B-A bertujuan untuk mengetahui
pengaruh dari perlakuan yang diberikan terhadap variabel yang diberikan kepada individu. Selain itu di dalam penelitan SSR dengan disain A-B-A
bertujuan untuk memperoleh data sebelum subyek mendapatkan perlakuan atau intervensi, saat mendapatkan intevensi, dan sesudah mendapatkan
perlakuan lalu, dilihat adakah perubahan setelah adanya pengaruh yang diberikan kepada subjek. Struktur desain A-B-A adalah seperti grafik berikut :
Grafik 3.1 Prosedur Dasar Disain A-B-A
C. Subyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan satu subyek yaitu, siswa kelas D1 di SLB
BC YPNI Pameungpeuk. Adapun pertimbangan memilih subyek tersebut karena kemampuan untuk mengikuti pembelajaran di kelas belum begitu baik selain itu, yang paling menarik perhatian peneliti yaitu perilaku anak yang
23
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jenis Kelamin : Laki-laki (L)
Berdasarkan hasil observasi yang terlebih di lakukan peneliti mendapatkan gambaran karakteristik-karakteristik subyek sebagai berikut :
1. AG tidak bisa mengikuti pembelajaran di kelas. 2. AG sering mengganggu teman sebangkunya.
3. AG sering menggerak- gerakan tangan dan kaki sewaktu menulis. 4. AG sering keluar masuk kelas, tidak bisa diam sesuai kondisinya. 5. AG sering tidak mau diberitahu/ bertindak semaunya.
6. AG sering berlari-larian tidak terkendali. 7. AG suka meludah pada orang lain
8. AG suka membuat keributan di dalam kelas.
9. AG suka tidak fokus bila diajak bicara langsung 10.AG suka berbicara sendiri.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung. Menurut Sunanto, J. dkk (2006, hlm. 19), “prosedur pencatatan ini merupakan kegiatan observasi secara langsung yang dilakukan untuk mencatat data variabel terikat atau perilaku sasaran pada saat perilaku
sedang terjadi”. Pencatatan semacam ini merupakan dasar utama pengukuran
dalam penelitian dengan kasus tunggal di bidang modifikasi perilaku.
modifikasi perilaku berkaitan dengan perilaku yang akan di ubah, di kurangi dan diminimalisir. Jenis ukuran yang digunakan untuk mngukur
24
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“frekuensi menunjukan berapa kali suatu peristiwa terjadi pada suatu periode waktu tertentu.” Dalam pencatatan kejadian atau frekuensi menggunakan cara
memberikan tanda (dengan memberi tally) pada kertas yang telah disediakan setiap kejadian atau perilaku terjadi sampai periode waktu observasi yang
telah ditentukan. Target behavior perilaku hiperaktif siswa seperti tidak mau diam, suka mengganggu temannya, dan suka berlari-larian keluar kelas,
melorotkan badan ke bawah meja dan menggoyang-goyangkan kepala. Teknik observasi yang akan di lakukan meliputi :
1) Cara mendapatkan data yang menjadi baseline-1, peneliti sebelumnya
melalukan pengamatan secara langsung pada situasi yang natural dengan kondisi subyek mengikuti pembelajaran di dalam kelas dengan melihat
anak dalam hal menulis permulaan yaitu menebalkan garis dan angka. 2) Setelah memperoleh data baseline-1 yang dilaksakan selama 5 sesi dan
diteruskan pada fase intervensi-1, yang dilaksanakan selama 8 sesi langkah selanjutnya adalah melakukan baseline-2 selama 5 sesi yaitu sebaga evaluasi dan intervensi-1.
Waktu yang diperlukan untuk memperoleh data per-sesi selama 3 x 30
menit atau selama pembelajaran di mulai dari jam 8.00 sampai 9.30 WIB.
E. Instrumen Penelitian
Penyusunan instrumen harus berpedoman pada pendekatan yang
digunakan agar data yang dikumpulkan dapat dijadikan dasar untuk menguji hipotesis.
Menurut Arikunto (2010, hlm. 203) mengatakan bahwa:
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Sebelum membuat instrumen dibutuhkan adanya „kisi-kisi‟. Menurut
25
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menunjukan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan
hal-hal yang disebutkan dalam kolom”. Adapun kisi-kisi instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Perilaku Hiperaktif
26
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah membuat kisi-kisi instrumen beserta penialiannya kemudian membuat alat atau instrumen. Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam peneitian ini adalah alat berupa pedoman observasi yang dirancang dari target behavior (terlampir) yang isinya merupakan butir-butir perilaku hiperaktif
yang dijadikan indikator dalam penelitian. Instrumen penelitian dapat digunakan apabila instrumen itu dinyatakan valid. Menurut Arikunto (2010,
hlm. 211) “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau keshahihan suatu instumen”. Suatu instrumen yang baik dapat
mengukur variabel yang akan diteliti secara tepat. Maka dari itu instrumen
yang valid akan ditentukan oleh hasil pendapat dari para ahli (expert judgement). “para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu, mungkin para ahli akan memberikan keputusan: instrumen dapat
digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan dan mungkin dirombak total”
27
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. N.W Dosen Pendidikan
Perhitungan kecocokan terhadap validitas isi dengan menggunakan rumus (Susetyo, 2011, hlm. 92) :
Hasil Validitas Penilaian 5 Ahli
28
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu cocok
a. 100 %, butir 1 dinyatakan valid
b. 80 %, butir 2 dinyatakan valid
c. 100 %, butir 3 dinyatakan valid
d. 80 %, butir 4 dinyatakan valid
e. 100 %, butir 5 dinyatakan valid
f. 100 %, butir 6 dinyatakan valid
g. 100 %, butir 7 dinyatakan valid
h. 100 %, butir 8 dinyatakan valid
i. 100 %, butir 9 dinyatakan valid
j. 100 %, butir 10 dinyatakan valid
k. 100 %, butir 11 dinyatakan valid
l. 100 %, butir 12 dinyatakan valid
m. 100 %, butir 13 dinyatakan valid
n. 100 %, butir 14 dinyatakan valid
o. 100 %, butir 15 dinyatakan valid
Setelah melakukan validitas dengan menggunakan penilaian ahli dan keseluruhan butir instrumen dinyatakan valid, selanjutnya melakukan
uji coba instrumen. Uji coba instrumen dilakukan oleh dua orang pengamat dengan melihat format perilaku sasaran yaitu perilaku hiperaktif
29
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
reliabel atau belum perlu menghitung persentase kesepakatan. Menurut Sunanto, dkk. (2006, hlm. 24) bahwa
“Pengukuran data yang reliabel merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam penelitian. Realibilitas data penelitian sangat menentukan kualitas penelitian. Agar hasil penelitian dapat dipercaya salahsatunya data harus reliabel. Realibilitas menunjukan sejauh mana pengukuran data dapat diukur secara ajeg.”
Sama halnya pengertian reliabel menurut Darmadi (2013, hlm. 109)
bahwa “... instrumen yang reliabel ialah instrumen yang apabila digunakan
terhadap subjek yang sama, akan menunjukan hasil yang sama, walaupun dilaksakan dalam kondisi dan wkatu yang berbeda”. Selain itu, suatu
perangkat ukur yang dapat dipercaya adalah alat ukur yang hasilnya tidak berubah atau hasilnya relatif sama jika dilakukan pengetesan secara berulang-ulang dan alat ukur yang demikian dinamakan dengan reliabel
(Susetyo, 2011, hlm. 105). Adapun beberapa cara dalam melakukan penilaian realibilitas perangkat ukur salah satunya dengan kecocokan
penilai dan pengamat. Teknik kecocokan semacam ini merupakan realibilitas yang sejenis dengan realibilitas ekuivalen dan lebih tepat
digunakan responden yang tidak terlalu banyak. Hasil penilaian pada aspek perilaku hiperaktif dengan subjek tunarungu di sajikan dalam tabel sebagai
berikut;
Tabel 3.4
Sekor Hasil Pengamatan pada Perilaku Hiperaktif Subjek
30
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7 4 3
Dari hasil peniali kedua pengamat diolah dengan menggunakan
korelasi product moment dengan rumus (Susetyo, 2011. hlm 135) :
√
Hasil Koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,935 tergolong sangat tinggi, oleh karena itu disimpulkan terdapat kecocokan penilaiaan diantara dua pengamat berarti perangkat ukur yang dibuat reliabel.
F. Pengolahan dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah penelitian dilakukan dan diperoleh suatu data, kemudian data tersebut diolah dan dianalisis. Menurut Tawney dan Gast (1987, hlm. 188) menyatakan bahwa “Pada penelitian SSR analisis data
dilakukan dengan subjek per subjek”. Data diolah dan disajikan
menggunakan tabel dan grafik/diagram. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas suatu gambaran dari hasil eksperimen. Mengenai analisis
dengan grafik ini Sunanto, (2006, hlm. 29) menyatakan, bahwa “dengan
menyampaikan grafik, peneliti akan lebih mudah untuk menjelaskan
31
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempermudah mengkomunikasikan kepada pembaca mengenai urutan kondisi eksperimen, waktu yang diperlukan setiap kondisi, desian yang
digunakan.
Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data dari
instrumen penelitian adalah sebagi berikut:
a. Menskor hasil pengukuran pada baseline-1 dari subjek dari setiap
treatment, dan fase baseline-2.
f. Membandingkan hasil skor-skor pada fase baseline-1 dengan skor-skor pada fase treatment, dan fase baseline-2 dari subjek pada setiap
sesinya.
g. Membuat analisis dalam bentuk grafik batang sehingga dapat
diketahui dengan jelas setiap peningkatan kemampuan berbicara subjek dalam setiap faseya secara keseluruhan.
Penggunaan analisis grafik ini diharapkan dapat melihat gambaran secara jelas pelaksanaan eksperimen sebelum subjek menerima perlakuan pada kondisi baseline dan setelah subjek memperoleh perlakuan (treatment) selama beberapa kurun waktu.
Dalam penelitian ini grafik yang digunakan adalah grafik
32
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Absis: Garis Horizontal (X) yang memberikan keterangan waktu (sesi, hari, dan tanggal)
b. Ordinal: Garis Vertikal (Y) sebagai variabel terikat (persentase, frekuensi, dan durasi)
c. Titik Awal: Merupakan pertemuan antara sumbu X dan sumbu Y sebagai suatu titik awal satuan variabel bebas dan terikat
d. Skala: Garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukan ukuran
e. Label Kondisi: keterangan yang menggambarkan kondisi
eksperimen, misalnya kondisi satu ke kondisi lainnya.
f. Garis Perubahan Kondisi: yaitu garis vertikal yang menunjukan
adanya perubahan kondisi ke kondisi lainnya.
g. Judul Grafik: judul yang menunjukan hubungan antara variabel bebas dan terikat.
Sunanto (2006, hlm. 33) menyatakan “bahwa grafik garis
biasanya digunakan untuk menampilkan data yang ditampilkan secara
kontinu”. Kelebihan dari Grafik garis adalah dikenal pembaca, sehingga
sangat mudah dibaca, dan dipahami.
2. Teknik Analisis Data
Setelah pengumpulan data maka dilakukan analisis pada data
tersebut. Perhitungan ini dilakukan dengan menganalisis data dalam kondisi dan antar kondisi..
Analisis dalam kondisi memiliki beberapa komponen yang meliputi :
a. Panjang Kondisi
Menurut Sunanto, dkk. (2006, hlm. 96) “panjangnya kondisi dilihat
dari banyaknya data point atau skor setiap kondisi.” Panjang kondisi
ini menggambarkan banyaknya sesi pada setiap kondisi.
33
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas
dan di bawah garis sama banyak.
c. Tingkat Stabilitas
Menurut Sunanto, dkk. (2006, hlm. 68) “tingkat stabilitas menunjukan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi.” Tingkat stabilitas ini
berdasarkan jumlah data point yang berada dalam rentang diantara batas atas, mean dan batas bawah.
d. Jejak Data
Menurut Sunanto,dkk. (2006, hlm. 70) “jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi.” Terddapat
tiga kemungkinan dalam jejak data ini yaitu menarik, menurun, dan mendatar. Menentukan kecenderungan jejak data sama dengan menentukan estimasi kecenderungan arah.
e. Rentang
Menurut Sunanto, dkk. (2006, hlm. 70) rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antar data pertama dengan
data terakhir.” f. Tingkat Perubahan
Tingkat perubahan menunjukan besarnya perubahan data antara dua data. Tingkat perubahan merupakan selisih antara data pertama dengan data terakhir.
Sedangkan Analisis Data antar Kondisi meliputi komponen sebagai
berikut:
34
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis data antar kondisi sebaiknya difokuskan pada satu variabel terikat dan ditekankan pada efek intervensi terhadap perilaku
sasaran.
b. Perubahan kecenderungan arah
Merupakan perubahan kecenderungan arah grafik antara kondisi baseline dan intervensi.
c. Perubahan stabilitas dan efeknya
Menurut Sunanto, dkk. (2006, hlm. 73) “ stabilitas data menunjukan tingkat kestabilan perubahan dari serentetan data.” Perubahan
stabilitas dapat dibentukan dengan cara mengambil data kecenderungan stabilitas pada analisis visual dalam kondisi.
d. Perubahan level data
Menurut Sunanto, dkk. (2006, hlm.73) “perubahan level data menunjukan seberapa besar data berubah.” Perubahan level data ini
ditunjukkan dengan selisih antara data point terakhir dalam kondisi baseline dengan data point pertama dalam kondisi intervensi.
e. Data yang tumpang tindih (overlap data)
Studi pendahuluan lapangan yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui subjek dan memperoleh informasi tentang
permasalahan.
2. Pengurusan surat izin
35
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Permohonan surat keputusan Dekan FIP mengenai pengangkatan dosen pembimbing dan surat pengantar izin penelitian untuk ke
direktorat melalui Direktorat Akademik;
c. Mengurus surat pengantar izin penelitian mealalui Direktorat
Akademik untuk ke Badan Kesatuan Bangsa (KESBANG);
d. Membuat surat izin penelitian di KESBANG berdasarkan surat
pengantar dari Direktorat Akademik;
e. Menyerahkan surat izin penelitian kepada Kepala Sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu SLB BC YPNI
Pameungpeuk Kabupaten Bandung.
f. Menyusun instrumen penelitian mengenai kriteria-kriteria target
perilaku yang akan diteliti. Instrumen penelitian ini meliputi kisi-kisi instrumen, pembuatan instrumen tes, dan pembuatan instrumen berupa pedoman observasi.
g. Melakukan uji coba instrumen penelitian, uji coba instrumen ini meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan meminta penilaian para ahli (Expert Judgement).
h. Melakukan pengukuran instrumen (realibilitas) dengan menguji coba pada dua orang penilai yaitu satu orang wali kelas dan satu
orang guru kelas lain yang ruang kelasnya itu berdekatan serta dalam ruang kelas yang sama. Hal ini dilakukan agar realibilitas
benar benar data murni sesuai yang diharapkan.
i. Setelah mendapatkan hasil realibilitas dan instrumen itu dapat dipergunakan, selanjutnya melakukan penelitian dengan waktu sampai data dapat terpenuhi dan sesuai prosedur penelitian yang telah direncanakan.
3. Pelaksanaan penelitian
36
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Tahapan Persiapan
1) Menyiapkan instrumen tes berupa mewarnai gambar atau pola
gambar yang akan diwarnai serta perlengkapan mewarnainya. 2) Mengkondisikan subjek pada situasi yang nyaman dan kondusif
antara peneliti dengan subjek sehingga proses terapi dapat berlangsung sesuai rencana yang telah diharapkan.
3) Memposisikan tempat duduk subjek dekat dengan peneliti. 4) Peneliti mengajak subjek bermain terlebih dahulu dengan
mengadakan permainan sederhana yaitu “tebak benda dan mencocokan” bersama peserta didik lainnya, sehingga hal ini
tidak tampak seperi subjek sedang diberikan intervensi berbeda
dengan yang lainnya. b. Tahap Pelaksanaan
1) Peneliti mulai memberikan lembar mewarnai gambar binatang pada subjek.
2) Durasi dalam pengerjaan lembar tes yang diberikan oleh peneliti yaitu maksimal 30 menit.
3) Keseluruhan treatmen yang akan dijalani yaitu 30 menit dengan melihat kondisi subjek.
4) Proses intervensi : apabila subjek dalam aktivitas mewarnai gambar melakukan perilaku yang tidak dikehendaki, peneliti
akan memberikan peringatan satu, dua, dan tiga. Peringatan
satu yaitu mengucapkan “tidak boleh,...”, “jangan melakukan
itu,..”. apabila subjek masih tidak bisa kembali ke aktivitasnya
peneliti akan memberikan peringatan yang sedikit tegas
dengan mengucapkan “duduk !”, “kalau tidak mau duduk, kamu pulang!”. Apabila peringatan satu dan dua masih tidak
dihiraukan oleh subjek peneliti akan memberikan peringatan yang sangat tegas yaitu dengan memberikan hukuman berupa
37
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
duduk dan memberikan coretan ditangan berupa simbol silang yang artinya tidak baik, salah, dan nakal.
5) Selama memberikan intervensi, peneliti selalu didampingi oleh guru kelas agar membantu dalam proses pengamatan
pada subjek penelitian.
6) Proses Intervensi dilakukan selama delapan sesi atau delapan
pertemuan sampai level intervensi dirasakan stabil.
61
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan seluruh hasil analisis data yang diperoleh dilapangan, baik data pada kondisi baseline-1 (A1), intervensi (B), maupun setelah
intervensi yaitu baseline-2, mengenai pengaruh mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku hiperaktif anak tunarungu kelas I di SLB BC YPNI Pameungpeuk Kab Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
Kegiatan mewarnai gambar binatang yaitu pola gambar ayam,
anjing, sapi, ikan, kuda, dan kucing memberikan pengaruh positif terhadap penurunan frekuensi perilaku hiperaktif pada subjek yang diteliti. Bentuk perilakunya yaitu kaki dan tangan tidak mau diam saat duduk, mengganggu teman, melempar alat tulis, tidak mengikuti instruksi, meludah, dan tidak sabar menunggu giliran dilihat pada data baseline-1. Perilaku hiperaktif pada subjek menunjukan kondisi baseline-1 (A1) persentase sebesar 91.5%, yang
artinya frekuensi perilaku hiperaktif subjek memburuk atau negatif, dan kondisi intervensi (B) sebesar 70,75 % pada kondisi ini mengakami
penurunan yang artinya membaiik atau positif, dan kondisi baseline-2 (A2) sebesar 61,75% artinya, penurunan perilaku hiperaktifnya semakin baik
mengalami penurunan. Dengan demikian, mewarnai gambar binatang memberikan pengaruh untuk mengurangi perilaku hiperaktif pada subjek yang di teliti yaitu AG.
62
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seperti kaki dan tangan bergerak saat duduk, meninggalkan tempat duduk, melempar alat tulis, memukul, tidak sabar menunggu giliran, meludah, dan
tidak mengikuti instruksi yang ditunjukan oleh subjek masih belum mengalami penurunan frekuensi secara signifikan. Dikarenakan masih dalam
keterbatasan baik dari segi waktu maupun dari subjek itu sendiri. Sehingga perlu adanya perbaikan pada setiap kondisi intervensi yang akan diberikan
pada penelitian berikutnya apabila ada yang berkenan melanjutkan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian terhadap perilaku hiperaktif pada salah satu peserta didik tunarungu kelas I SLB BC YPNI Pameungpeuk Kab.
Bandung maka peneliti menyarankan kepada : 1. Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian, khususnya yang berkaitan dengan penurunan perilaku hiperaktif, selain dengan pendekatan yang peneliti lakukan yaitu mewarnai gambar binatang untuk mengurangi perilaku hiperaktif, adapun saran lain khususnya untuk pihak sekolah agar
menyiapkan lingkungan kelas yang kondusif dan memodifikasi sedemikian rupa ruang kelas agar subjek yaitu AG yang mengalami
hambatan perilaku hiperaktif dapat belajar secara tenang dan nyaman. Hal itu bisa dilakukan dengan men-cat dinding kelas warna yang halus
pada dinding temboknya, karena menurut penelitian disebutkan bahwa pengaruh warna yang lembut bisa merangsang otak subyek yang memiliki perilaku hiperaktif menjadi lebih tenang.
2. Guru
Bagi Guru kelas selain bisa memberikan kegiatan yang
63
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bisa dilakukan agar pemberian pembelajaran tidak monoton, karena apabila hal-hal yang sama dilakukan dapat membuat subjek menjadi
jenuh dan bosan. Menghindari hal itu cara lain yang bisa dilakukan yaitu mengajak subjek untuk melakukan aktivitas motorik kasar seperti
melompat, berjalan memutari lapangan sekolah, berlari dan lain-lain. Dengan mengkombinasikan pembelajaran yang melakukan kegiatan
fisik terutama pada anak yang memiliki perilaku hiperaktif hal ini bisa meminimalisir perilaku yang tidak semestinya dilakukan oleh subjek. Sehingga pembelajaran yang akan dilakukan oleh subjek akan bervariasi
dan bermakna. Selanjutnya bisa melakukan aktivtas mewarnai gambar binatang lainnya yang sebelumnya tidak diberikan oleh peneliti.
3. Orang Tua
Kepada orangtua hendaknya upaya penanggulangan perilaku hiperaktif yang sudah dilakukan di sekolah salah satunya melanjutkan aktivitas mewarnai gambar binatang yang telah diberikan oleh peneliti, sebisa mungkin bisa diterapkan di lingkungan subjek berada agar
perilaku hiperaktif subjek bisa lebih tersalurkan pada hal-hal yang positif dan bermakna, sehingga frekuensi perilaku hiperaktif tersebut bisa
semakin menurun. Selain itu orangtua pun dapat memberikan objek gambar lain untuk diwarnai, supaya subjek tidak merasa bosan dengan
mewarnai gambar binatang saja.
4. Peneliti Selanjutnya
Apabila ingin melanjutkan penelitian maka diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat menyempurnakan kekurangan pada lembar aktivitas mewarnai baik kertas, alat mewarnainya dan pola
64
An-Nisa Pertiwi , 2015
PENGARUH MEWARNAI GAMBAR BINATANG UNTUK MENGURANGI PERILAKU HIPERAKTIF ANAK TUNARUNGU KELAS 1 D I SLB BC YPNI PAMEUNGPEUK KABUPATEN BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perlakuan yang akan diberikan bisa diminati oleh subjek dan subjek lebih tertarik lagi untuk melakukan aktivitas mewarnai gambar tersebut. Selain
itu pola gambarnya lebih baik membuat sendiri agar lebih optimal dan tidak monoton. Kenudian pada peneliti selanjutnya dapat mencoba